Ilmu BTS

3
PROSEDUR SWAP NOKIA FLEXI BTS Nokia Siemens Network merupakan salah satu provider terbesar yang bergerak di bidang telekomunikasi.Salah satu produknya berupa perangkat yang disebut dengan 2G Flexi Nokia Edge dimana perangkat ini diklaim memiliki ketangguhan baik di indoor maupun outdoor serta modulnya yang bersifat flexibel.Proses swap BTS biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan kapasitas pengguna jaringan telekomunikasi.Proses ini secara umum dibagi menjadi empat bagian yaitu Transmission shifting , Flexi BTS installation , Flexi BTS Commissioning , dan Cross-Connections antara BTS dan BSC. Yang termasuk ke dalam Transmission shifting yaitu diawali dengan penggantian radio transmisi PDH lama dengan yang baru lalu dilakukan koneksi kembali untuk seluruh transmisi PDH yang baru (Cross-Patching Radios) dilanjutkan dengan pemesangan kabel interfaces lalu dilakukan loop-testing untuk pengecekan kembali transmisinya.Diakhiri dengan pengalokasian traffic E1. Sedangkan untuk proses instalasi BTS flexi diawali dengan koneksi DTRX dengan DDU (ERGA duplexer untuk GSM dan ERDA duplexer untuk DCS) lalu koneksi ESMA (berlaku seperti prosesor) dengan DDU.Jika ada penambahan TRX maka bisa menggunakan ESEA.Kemudia dilanjutkan dengan koneksi kabel power ke DDU , DTRX , dan ESMA.Langkah selanjutnya yaitu mengukur VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) dari kable feeder untuk mengecek adanya DTF (Distance to Fault) , lalu koneksi

Transcript of Ilmu BTS

Page 1: Ilmu BTS

PROSEDUR SWAP NOKIA FLEXI BTS

Nokia Siemens Network merupakan salah satu provider terbesar yang bergerak di bidang

telekomunikasi.Salah satu produknya berupa perangkat yang disebut dengan 2G Flexi Nokia

Edge dimana perangkat ini diklaim memiliki ketangguhan baik di indoor maupun outdoor

serta modulnya yang bersifat flexibel.Proses swap BTS biasanya dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan dan kapasitas pengguna jaringan telekomunikasi.Proses ini secara umum dibagi

menjadi empat bagian yaitu Transmission shifting , Flexi BTS installation , Flexi BTS

Commissioning , dan Cross-Connections antara BTS dan BSC.

Yang termasuk ke dalam Transmission shifting yaitu diawali dengan penggantian radio

transmisi PDH lama dengan yang baru lalu dilakukan koneksi kembali untuk seluruh

transmisi PDH yang baru (Cross-Patching Radios) dilanjutkan dengan pemesangan kabel

interfaces lalu dilakukan loop-testing untuk pengecekan kembali transmisinya.Diakhiri

dengan pengalokasian traffic E1.

Sedangkan untuk proses instalasi BTS flexi diawali dengan koneksi DTRX dengan DDU

(ERGA duplexer untuk GSM dan ERDA duplexer untuk DCS) lalu koneksi ESMA (berlaku

seperti prosesor) dengan DDU.Jika ada penambahan TRX maka bisa menggunakan

ESEA.Kemudia dilanjutkan dengan koneksi kabel power ke DDU , DTRX , dan

ESMA.Langkah selanjutnya yaitu mengukur VSWR (Voltage Standing Wave Ratio) dari

kable feeder untuk mengecek adanya DTF (Distance to Fault) , lalu koneksi kabel feeder ke

BTS Flexi melalui jumper , dan diakhiri dengan labeling alarm.

Berikutnya untuk proses Commissioning BTS Flexi diawali dengan koneksi BTS Flexi

dengan perangkat laptop , lalu melakukan konfigurasi tiap TRX dan sector melalui software

Flexi BTS , kemudian konfigurasi Abis Plan , Cross-Coonnection antara Flexi BTS dengan

transmisi PDH , dilanjutkan dengan Cross connection untuk merubah BSC lama ke BSC baru

, dan diakhiri dengan loop-testing untuk melakukan pengecekan transmisi baru dengan BSC

Nokia.

Prosedur yang disampaikan ini merupakan prosedur secara umun untuk melakukan swap

BTS.Masih banyak lagi hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjamin keberhasilan dalam

proses swap dan langkah-langkah apa yang harus diambil jika mengalami kegagalan dalam

proses ini.

Sumber: http://id.shvoong.com/products/telecom/2019877-prosedur-swap-nokia-flexi-bts/

#ixzz2JTKZ2WM1

Page 2: Ilmu BTS

ciri-ciri BTS Telkomsel, Indosat, XL,   TV Pernahkah anda memperhatikan dengan seksama rata-rata di daerah anda ada berapa tower BTS

berdiri? Saya yakin kebanyakan minimal ada 3 tower BTS yang saling berdekatan, dan ketiga tower

BTS itu pastinya milik Telkomsel, Indosat dan XL. Kalaupun baru ada satu BTS, kemungkinan besar

milik Telkomsel, kalau ada 2 BTS maka kemungkinan besar adalah milik Telkomsel dan Indosat.

Seperti telah kita ketahui, bahwa Telkomsel memang yang pertama kali mengklaim di setiap

kecamatan di Indonesia ini sudah ada BTS punya dia (Telkomsel).

Tetapi sekarang ini kalau dilihat secara kasat mata, bisa dikatakan bahwa ketiga besar operator GSM

(Telkomsel, Indosat dan XL) kalau di pulau Jawa ini keberadaannya sudah merata, alias ketiga-

tiganya ada semua. Kalaupun di suatu tempat ada BTS lebih dari tiga buah, itu bisa jadi adalah milik

operator 3 (mau), atau milik flexi, atau milik esia, atau milik smart, atau milik Fren, atau milik ceria.

Lalu bagaimana cara mengenali antara BTS satu dengan yang lainnya, itu miliknya operator apa.

Secara fisik hanya XL yang paling gampang dikenali, setahu saya BTS XL memakai besi tower

berbentuk bulat (tubular) dan tiang besinya yang keatas hanya ada 3 buah. Sedangkan BTS

Telkomsel dan Indosat secara fisik bentuknya mirip, yaitu dibuat dengan besi L dan selalu 4 tiang,

yang membedakannya menurut saya adalah bentuk BTS telkomsel agak lebih kecil atau ramping,

dan lebih tinggi (tapi tidak juga selalu seperti itu). Memang sulit menjelaskannya tetapi kalau saya

pribadi rasanya tidak susah mengidentifikasi mana BTS Indosat, mana yang Telkomsel. BTS 3(mau)

juga agak gampang dikenali, yaitu mirip BTS XL dengan besi bundar dan hanya tiga tiang keatas,

tetapi bentuknya biasanya kecil dan tidak terlalu tinggi, juga bentuknya dari bawah keatas lebarnya

tetap, maksud saya jika BTS XL itu dari bawah jarak antar tiang itu lebar, lalu makin keatas makin

mengecil, jika 3(mau) jarak antar tiangnya konstan dari bawah sampai atas.

Terus kalau tower antena TELEVISI itu seperti apa? Kalau anda tinggal di kota Jogja, paling mudah

adalah melihat antena TVRI yang di Jalan Magelang, atau Antena RB TV di komplek radio Reco

Buntung. Perbedaan yang paling mencolok adalah letak antenanya, kalau BTS pasti disamping BTS

dan kebanyakan 3 arah warnanya putih. Kalau antena TV pasti ada di puncak antena, biasanya ada

kelihatan ada beberapa lapisan berwarna merah dan putih. Antenna TV bentuknya pasti besar dan

menjulang tinggi, paling tidak 100 meteran (kalau di Jogja). Kalau di Jakarta (daerah Joglo dan Kebon

Jeruk) atau di Surabaya daerah (Darmo) tinggi antena TV bisa sampai 200-250 meter.