BTS II (Mentimun)

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayur yang cukup populer di hampir semua negara. Mentimun berasal dari dataran tinggi Himalaya dan pada saat ini budidayanya sudah meluas ke seluruh wilayah tropis dan subtropis. Di Indonesia mentimun banyak ditanam di Jawa dan Sumatra (Elsya, 2003). Buah mentimun mengandung mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, dan besi, serta vitamin A, B, dan C. Kemajuan di bidang teknologi kecantikan mengungkap bahwa mentimun dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetika untuk perawatan kecantikan dengan diolah menggunakan teknologi modern. Dari sudut pandang ekonomi, mentimun memiliki prospek yang cukup baik, karena diminati di banyak negara. 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah Mengetahui respon pertumbuhan mentimun pada beberapa varietas mentimun dan jenis pupuk organik yang berbeda 1

Transcript of BTS II (Mentimun)

Page 1: BTS II (Mentimun)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayur yang cukup populer di

hampir semua negara. Mentimun berasal dari dataran tinggi Himalaya dan pada saat ini

budidayanya sudah meluas ke seluruh wilayah tropis dan subtropis. Di Indonesia mentimun

banyak ditanam di Jawa dan Sumatra (Elsya, 2003). Buah mentimun mengandung mineral

seperti kalsium, fosfor, kalium, dan besi, serta vitamin A, B, dan C. Kemajuan di bidang

teknologi kecantikan mengungkap bahwa mentimun dapat dimanfaatkan sebagai bahan

kosmetika untuk perawatan kecantikan dengan diolah menggunakan teknologi modern. Dari

sudut pandang ekonomi, mentimun memiliki prospek yang cukup baik, karena diminati di

banyak negara.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah Mengetahui respon pertumbuhan mentimun pada beberapa

varietas mentimun dan jenis pupuk organik yang berbeda

1

Page 2: BTS II (Mentimun)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mentimun

Mentimun adalah salah satu jenis sayur-sayuran yang dikenal di hampir setiap Negara.

Tanaman ini berasal dari Himalaya, Asia Utara, dan meluas ke seluruh daratan baik tropis atau

subtropis. Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau merambat

dengan perantaraan alat pemegang seperti ajir atau tali plastik.

Nama lain dari mentimun (Cucumis sativus L.) dalam bahasa inggris Cucumber, Jepang:

kyuuri, Jawa: Timun, Sunda: bonteng. Diwilayah Indonesia, mentimun memiliki sebutan yang

berlainan di tiap-tiap daerah.

Di Indonesia tanaman mentimun umumnya diusahakan di dataran rendah, dengan

berbagai nama, seperti timun (Jawa), bonteng (Jawa Barat), temon atau antemon (Madura),

ketimu atau antimun (Bali), hantimun (Lampung) dan Timon (Aceh). Budidaya mentimun di

Indonesia berkembang hampir di setiap propinsi. Pada tahun 2004 luas panen mentimun secara

nasional mencapai 50.352 ha dengan produksi 447.716 ton.

Buah mentimun dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun olahan, seperti acar,

asinan, dll. Seringkali buah mentimun dimanfaatkan untuk perawatan kecantikan dan pengobatan

tradisional, misalnya memperlancar buang air kecil dan menurunkan darah tinggi. Untuk

keperluan konsumsi buah mentimun dipanen muda. Ditinjau dari komposisi kimianya, nilai gizi

mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber vitamin dan mineral seperti

kalsium, fosfor, kalium dan besi di samping vitamin A, B, dan C. Kandungan gizi buah

mentimun tiap 100 gr bahan mentah (segar).

2.1.1 Klasifikasi Tanaman Mentimun

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Spermatohhyta

2

Page 3: BTS II (Mentimun)

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Violales

Famili : Cucubitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.

2.1.2 Botani Tanaman Mentimun

Akar

Tanaman mentimun mempunyai perakaran Tunggang, putih kotor.

Batang

Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, lunak dan berbulu

dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m.

Daun

Daunnya berbentuk bulat lebar dengan bagaian ujung yang meruncing berbentuk

jantung, kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan

daun diatasnya

Bunga

Bunga mentimun berumah satu, karena bunga jantan dan betina letaknya terpisah

tetapi masih dalam satu pohon yang sama. Bentuk bunganya mirip terompet dengan

mahkota berwarna kuning cerah.

3

Page 4: BTS II (Mentimun)

Buah

Bulat memanjang, panjang 10-30 cm, banyak mengandung cairan, masih muda

hijau berlilin putih setelah tua kuning kotor.

2.1.3 Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun

Iklim

Untuk pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup (tidak

ternaungi) dengan temperatur optimal antara 21⁰C – 27ºC. Lamanya penyinaran, intensitas sinar

dan suhu udara merupakan faktor yang penting karena berpengaruh terhadap munculnya bunga

betina. Pada kondisi penyinaran lebih dari 12 jam/hari, dengan intensitas penyinaran dan suhu

udara yang tinggi, tanaman mentimun lebih banyak membentuk bunga jantan, sebaliknya jika

penyinaran kurang dari 12 jam dengan intensitas penyinaran dan suhu rendah, tanaman

mentimun lebih banyak memebentuk bunga betina.

Tanaman mentimun kurang baik ditanam di musim hujan karena bunganya dapat berguguran

sehingga akan mengurangi terbentuknya buah. Mentimun dapat tumbuh dengan baik pada

ketinggian 1 – 1.000 m dpl, dan biasanya merupakan tanaman yang diikutkan dalam pola

pergiliran tanaman. Sebaliknya, mentimun hibrida introduksi umumnya ditanam di dataran tinggi

pada ketinggian antara 1.000 – 1.200 m dpl. Kelembapan udara (RH) yang dikehendaki oleh

tanaman mentimun agar hidup dengan baik adalah antara 80-85%. Curah hujan optimal untuk

budidaya mentimun adalah 100-200 mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk

pertumbuhan apalagi pada saat berbunga karena akan mengakibatkan menggugurkan bunga.

Media Tanam

Hampir semua jenis tanah cocok untuk ditanami mentimun. Untuk tujuan komersil,

sebaiknya lahan yang dipilih adalah lahan yang subur, gembur, banyak mengandung humus, tata

air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah antara 6 – 7. apabila tanah bersifat asam, perlu

diberi kapur dolomite yang dosisnya ditentukan oleh tingkat keasaman tanah.

4

Page 5: BTS II (Mentimun)

2.1.4 Teknis Budidaya Tanaman Mentimun

1) Persemaian

Persemaian dilakukan sebelum penanaman langsung di lapangan, benih diperam

pada kertas merang lembab selama 24 jam di tempat yang hangat. Setelah muncul

radikula baru, kecambah dipindah ke polibag ukuran 4 x 7 cm. Media polibag terdiri dari

campuran tanah/pasir : pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 1 : 1 atau 2 : 1. dan

ditambah TSP secukupnya.

Setelah pindah semai, media ditambah Petrofur secukupnya. Selama dalam

persemaian, bibit disiram air 1 – 2 kali sehari, serta disemprot dengan fungisida atau

insektisida untuk mencegah serangan hama atau penyakit dengan dosis rendah. Pindah

tanam dilakukan setelah bibit berumur 10 – 15 hari, atau setelah memiliki 2 – 3 daun

sempurna.

2) Pengolahan Lahan

Lahan yang tersedia dibajak dan digaru untuk menciptakan kondisi tanah yang

berstruktur gembur kemudian dibuat bedengan ukuran 6 x 1 m, dengan jarak antar

bedeng 1 m.

Dalam bedengan tersebut ditambah pupuk kandang (25.000 kg/ha), ZA (1200

kg/ha), TSP (250 kg), dan KCl (300 kg/ha). Dosis tersebut merupakan dosis total

kebutuhan tanaman. Selanjutnya, bedengan dicangkul untuk meratakan campuran pupuk

yang ada. Selanjutnya adalah memasang mulsa plastik hitam perak yang dilakukan pada

siang hari.

3) Pindah Tanam (Transplanting)

Satu hari sebelum transplanting, lahan perlu diairi untuk menambah kelembaban

tanah. Transplanting dilakukan sore hari untuk memperpendek masa stress tanaman

akibat pindah tanam. Plastik disobek hati-hati untuk mencegah pecahnya bola tanah.

Bibit ditanam dengan leher akar sejajar dengan permukaan tanah. Daerah tanah kemudian

5

Page 6: BTS II (Mentimun)

ditekan untuk memadatkan tanah. Setelah transplanting, tanaman perlu dikocor dengan

Agrimicin/Agrep dengan konsentrasi 1 gr/lt air. Sedangkan jarak tanam adalah 60 x 50

cm.

4) Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi pemupukan, pengairan, pemasangan lanjaran,

wiwil dan ikat, serta pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman tersebut.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan 3 kali dengan dosis 10 gr per tanaman atau 1 sendok teh

untuk aplikasi pertama pada umur 12 hst. Sedangkan aplikasi kedua dan ketiga dengan

dosis 20 gr pertanaman atau 1 sendok makan pada umur 25 dan 45 hst. Pupuk diletakkan

pada jarak 10 – 20 cm dari tanaman (dibawah mulsa).

Pengairan

Pengairan diberikan setiap selesai pemupukan. Sedangkan pengairan rutin

diberikan dengan melihat kondisi tanah di bawah mulsa. Pada musim hujan, yang harus

diperhatikan adalah drainase yang harus terbuka untuk membuang air dari dalam areal

tanaman.

Pemasangan Lanjaran

Pemasangan lanjaran bisa dilakukan atau dipasang tanaman belum transplanting

atau dipasang setelah selesai tanam. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada akar

tanaman.

6

Page 7: BTS II (Mentimun)

Perwiwilan dan pengikatan

Wiwil adalah pekerjaan membuang tunas-tunas yang tumbuh di ruas ke 3 atau 4.

Dampak positif dari wiwil ini adalah mempercepat pertumbuahan tanaman ke atas

disamping untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru,

Sedangkan fungsi ikat adalah agar tanaman dapat menjalar ke atas, sehingga

tanaman dapat tumbuh tegak. Dengan ikat akan mempermudah pelaksanaan

pemeliharaan dan panen.

Hama dan Penyakit

Hama Yang menyerang Tanaman Mentimun

Hama-hama yang biasa menyerang tanaman mentimun adalah thrips, oteng-oteng, lalat

buah dan kutu daun.

1. Thrips

Ciri-ciri tanaman yang terserang thrips adalah daun keriting ke atas, pertumbuhan

kerdil, serta daun menguning.

Hama ini dapat dikendalikan dengan pestisida Winder.

2. Oteng-oteng (Aulocaphora sp)

Merupakan kumbang dengan ukuran tubuh 1 cm dengan sayap kuning polos.

Menyerang dengan merusak dan memakan daun hingga tinggal tulang daun.

Hama ini dikendalikan dengan Lannate dan Sevin 85 s.

3. Lalat Buah (Dacus sp)

Lalat menyerang buah dengan bertelur. Larva lalat merusak buah dari dalam.

7

Page 8: BTS II (Mentimun)

Hama ini dikendalikan dengan memasang perangkap lalat yang telah diberi larutan

Petrogenol, serta dengan semprot insektisida yang berbau menyengat seperti

Malathion.

4. Kutu Daun (Aphids sp)

Kutu berukuran 1 – 2 mm, kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai

hitam. Gejala serangan adalah daun menjadi keriput, keriting dan menggulung ke

bawah.

Hama ini dapat dikendalikan dengan Perfectin 40 EC.

Penyakit yang menyerang Tanaman Mentimun

Sedangkan penyakit yang biasa menyerang adalah Rebah bibit, Downy mildew,

powdery mildew, layu fusarium dan antraknosa.

1. Rebah Bibit (Dumping off)

Disebabkan oleh jamur Phytium spp., dengan gejala busuk basah pada

batang bibit dekat dengan permukaan tanah.

Dapat dikendalikan dengan Kocide.

2. Downy mildew (Pseudoperonospora cubensis)

Gejala serangan adalah pada daun terdapat bercak kuning dan berjamur.

Pada stadia lanjutan, daun akan menjadi coklat dan busuk.

Penyakit ini dapat dikendalikan dengan Fungisida seperti Victory, Saromyl

.

8

Page 9: BTS II (Mentimun)

3. Powdery mildew (Erisiphe cichotacearium)

Berkembang jika di tanah kering dimusim kemarau tingkat

kelembabannya tinggi. Gejala serangan adalah permukaan batang dan daun

tertutupi tepung putih, sehingga daun menguning dan mengering.

Penyakit ini dapat dikendalikan dengan fungisida berbahan aktif tembaga

hidroksida metalaksil, maneb dan zineb.

4. Layu Fusarium (Fusarium oxysporium)

Gejala serangan adalah adanya bercak memanjang pada bagian batang

dekat permukaan tanah, berwarna kuning dan coklat tua. Jika batang tersebut

dipotong, akan tampak lingkaran cincing coklat pada berkas pembuluh.

Penyakit ini dapat dikendalikan dengan kocor dengan menggunakan Kocide.

5. Antraknose

Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.

Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-

sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai

dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna

merah jambu.

Pengendalian: Pemberiaan Natural GLIO sebelum tanam

Panen dan Pasca Panen

Ciri dan Umur Panen

Buah mentimun muda lokal untuk sayuran, asinan atau acar umumnya dipetik 2-3

bulan setelah tanam, mentimun hibrida dipanen 42 hari setelah tanam Mentimun Suri

dipanen setelah matang.

9

Page 10: BTS II (Mentimun)

Buah mentimun untuk benih. panen dilakukan setelah buah tampak menguning,

dengan ciri permukaan kulit mengeluarkan net/garis seperti jaring. Biasanya tampak pada

umur 60 hst. Setelah buah dipanen, buah-buah tersebut dicuring untuk mendapatkan

benih yang lebih berisi. Hal ini dilakukan selama 3-5 hari.Setelah curing, buah kemudian

dibelah untuk kermudian dikeluarkan isinya dan ditampung dalam wadah besar, untuk

diperam lagi selama satu malam. Keesokan harinya baru dilakukan pencucian untuk

memisahkan benih dengan kotoran lainnya.

Benih-benih yang telah bersih kemudian direndam dalam kaporit selama 5 menit,

kemudian ditiris di tempat yang teduh selama 2 jam, kemudian dijemur selama 3 hari

sampai kering. Penjemuran dilakukan mulai jam 8 pagi sampai jam 11 siang. Penjemuran

diulangi lagi mulai jam 13.00 sampai sore. Hal ini dilakukan agar daya tumbuh benih

tetap tinggi.

2.2 Varietas Mentimun

Berdasarkan permukaan kulit buahnya, mentimun dapat dikelompokkan menjadi 2

golongan, yakni golongan mentimun dengan permukaan kulit buah yang berbintil

menyerupai jerawat terutama di bagian pangkal buahnya dan mentimu krai yang permukaan

kulit buahnya halus. Golongan mentimun dengan kulit buah yang berbintil dibedakan

menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Mentimun biasa yang memiliki kulit tipis dan lunak. Buah mudanya berwarna hijau

keputihan dan setelah tua berubah menjadi cokelat.

2. Mentimun watang yang dicirikan dengan kulit buahnya yang tebal dan agak keras.

Buah mudanya berwarna hijau keputihan dan setelah tua menjadi kuning tua.

3. Mentimun wuku yang dicirikan dengan kulit buahnya yang agak tebal. Buah

mudanya berwarna agak cokelat.

10

Page 11: BTS II (Mentimun)

Golongan mentimun dengan kulit buah halus, dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

1. Mentimun Krai besar, memiliki buah dengan ukuran besar dan rasa sama dengan timun

biasa

2. Mentimun Suri, memiliki buah yang berukuran lebih besar disbanding mentimun Krai

besar dan berbentuk lonjong oval.

Beberapa varietas mentimun hibrida yang komersial dan banyak diusahakan oleh petani

adalah Asian star 22, Farmer 368, Hercules 56, Spring swallow, Pretty swallow, Susu S251,

Merry Swallow, Shout Swallow. Sedangkan beberapa varietas mentimun OP antara lain

Saturnus, Mars, Pluto, Venus dan varietas lokal. Jenis mentimun yang berkembang di daerah

adalah kultivar lokal seperti Dawuan, Kasokandel, Brebes, Kairo, Haji Kairo, Madura I, Madura

II dan mentimun suri.

1. Varietas Venus

Ciri-ciri :

Buah sedang dan langsing

Rasa manis dan segar

Cocok untuk lalab

Toleran rebah batang dan Antraknosa

Awal panen 32 HSS

Potensi hasil 50 ton/ha

Untuk dataran rendah

2. Varietas Sabana F1

11

Page 12: BTS II (Mentimun)

2.3 Perlakuan

Perlakuan yang diberikan

12

Page 13: BTS II (Mentimun)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu

Percobaan ini dilakukan di kebun depan kantor pusat Pemerintahan Propinsi Banten

(KP3B) Serang-Banten.

3.1.2 Tempat

Waktu percobaan ini dilakukan pada tanggal 03 April 2010 sampai 01 Juni 2010.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Cangkul 6. Handsprayer 12. Alat tulis

2. Meteran 7. Paku 13. Bambu (ajir)

3. Emrat/ Gembor 8. Palu 14. Benang

4. Tali Rafia 9. Spidol 15. Ember

5. Mistar 10. Kertas

6. Papan kayu 11. Gunting

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:

1. Benih Mentimun 2 Varietas (var.Venus dan var. Sabana v1)

13

Page 14: BTS II (Mentimun)

2. Pupuk

Pupuk Kandang 20 ton/ha

Pupuk Kompos 25 ton/ha

NPK 150 Kg/ha

Pupuk cair NAP (Nutri Agro Plus) 2 ml/liter (1 ember 5 tutup botol)

3. Furadan 3G

4. Air

5. Pestisida

3.3 Metode

3.4 Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2. Pembersihan rumput dan sisa-sisa tanaman lain

3. Olah tanah dengan membalikan lahan terlebih dahulu dengan menggunakan cangkul sekaligus

dengan membuat bedengan dengan ukuran bedengan 3,5 m dan lebar 50 cm, setiap kelompok

memiliki 1 bedengan percobaan dimana tiap bedeng terdapat 3 petak percobaan dengan ukuran

100 cm dan lebar 50 cm. Cangkul dan gemburkan serta ratakan.

4. Buat lubang tanam (jarak dari depan kelubang tanam 25 cm, jarak antar lubang 50 cm maka

setiap petak percobaan terdapat 2 lubang tanam.

5. Penanaman

Perlakuan P4V1 (Pupuk kandang dan varietas venus)

Campurkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 kebutuhan pupuk

kandang perpetak percobaan yaitu 1 Kg/petak. Jarak dari depan 25 cm dan jarak dalam

barisan 50 cm maka diperoleh 2 lubang tanam dan masukan benih mentimun varietas

14

Page 15: BTS II (Mentimun)

venus kedalam lubang tanam sebanyak 2 biji/lubang.Tutup halus dan setelah itu beri

furadan 3G disekitar tanaman.

Perlakuan P2V2 (Pupuk kompos dan Varietas Sabana V1)

Campurkan tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 1:1 kebutuhan pupuk

Kompos perpetak percobaan yaitu 1,25 Kg/petak. Jarak dari depan 25 cm dan jarak

dalam barisan 50 cm maka diperoleh 2 lubang tanam dan masukan benih mentimun

varietas Sabana V1 kedalam lubang tanam sebanyak 2 biji/lubang. Tutup halus dan

setelah itu beri furadan 3G disekitar tanaman.

Perlakuan P1V1 (Pupuk NPK dan Varietas Venus)

Jarak dari depan 25 cm dan jarak dalam barisan 50 cm maka diperoleh 2 lubang tanam

dan masukan benih mentimun varietas Venus kedalam lubang tanam sebanyak 2

biji/lubang setelah itu masukan pupuk NPK dengan membuat lubang tanam diantara

tanaman, dengan dosis perpetak percobaan yaitu 7,5 gram/petak. Tutup halus dan setelah

itu beri furadan 3G disekitar tanaman.

6. Pada umur tanaman 1 minggu setelah tanam (1 MST) dilakukan penjarangan dengan cara

membiarkan satu tanaman tumbuh dan memotong tanaman lainnya.

7. Pemberian ajir dan pemberian papan nama, ajir ditancapkan ketanah dekat tanaman diletakkan

menyilang pada tanaman 1 lubang tanam diberi 1-2 ajir. Dan beri papan nama sesuai dengan

petak perlakuan.

8. Pemeliharaan

Penyiraman, penyiraman dilakuakan 2 kali sehari pada pagi dan sore. Penyiraman

hendaknya memperhatikan cuaca dan kapasitas lapang

15

Page 16: BTS II (Mentimun)

Penjarangan, merupakan kegiatan penyeleksian tanaman yang akan ditumbuhkan dan

yang tidak terpilih dibuang dengan cara dipotong menggunakan gunting dan jangan

dicabut. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST.

Penyiangan, yaitu membuang tanaman liar atau gulma yang hidup diantara tanaman

pokok yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pokok karena perebutan unsur

haranya. Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali dan penyiangan dilakukan secara

manual.

Pembumbunan, yaitu menggemburkan tanah disekitar tanaman agar memperbaiki

struktur tanah disekitar tanaman.

Pemasangan Ajir

Ajir ditancapkan ke tanah dekat tanaman diletakkan menyilang pada tanaman. 1 lubang

tanam diberi ajir 2 buah.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang menyerang tanaman mentimun di lapangan adalah:

1. Trips

Ciri-ciri tanaman yang terserang thrips adalah daun keriting ke atas, pertumbuhan

kerdil, serta daun menguning.

Hama ini dapat dikendalikan dengan pestisida Winder.

2. Oteng-oteng (Aulocaphora sp)

Merupakan kumbang dengan ukuran tubuh 1 cm dengan sayap kuning polos.

Menyerang dengan merusak dan memakan daun hingga tinggal tulang daun.

Hama ini dikendalikan dengan Lannate dan Sevin 85 s.

Penyakit yang menyerang tamanan mentimun di lapangan adalah:

1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporium)

16

Page 17: BTS II (Mentimun)

Gejala serangan adalah adanya bercak memanjang pada bagian batang dekat

permukaan tanah, berwarna kuning dan coklat tua. Jika batang tersebut dipotong,

akan tampak lingkaran cincing coklat pada berkas pembuluh.

Penyakit ini dapat dikendalikan dengan kocor dengan menggunakan Kocide.

Panen

Panen dilakukan setelah buah tampak menguning, dengan ciri permukaan kulit

mengeluarkan net/garis seperti jaring. Biasanya tampak pada umur 60 hst. Pemanenan

yang dilakukan yaitu dengan mengambil seluruh bagian tanaman untuk mengetahui bobot

basah dan kering brangkasan.

3.5 Parameter Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi / respon tanaman tentang:

Tinggi tanaman dan Jumlah daun

Tinggi tanaman dihitung pada tanaman sampel dari permukaan tanah sampai pucuk

tanaman dilakukan setiap minggu dimulai pada 2 MST sampai menjelang panen.

Sedangkan jumlah daun dihitung kemudian dicatat pada setiap 7 hari sekali dimulai dari

2 MST.

Selasa, 20 April 2010

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun

PIV1 Ke-1 3,5 3

P1V1 Ke-2 4 4

P1V2 Ke-1 2 2

P1V2 Ke-2 2 2

P4V1 Ke-1 4,5 2

P4V1 Ke-2 4 3

17

Page 18: BTS II (Mentimun)

Selasa, 27 April 2010

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun

PIV1 Ke-1 3,7 3

P1V1 Ke-2 4 3

P1V2 Ke-1 5 4

P1V2 Ke-2 3 3

P4V1 Ke-1 5 3

P4V1 Ke-2 5 3

Selasa, 12 Mei 2010

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Jumlah Bunga

PIV1 Ke-1 16,2 7 4

P1V1 Ke-2 - - -

P1V2 Ke-1 31 12 3

P1V2 Ke-2 8,3 5 -

P4V1 Ke-1 23,3 8 2

P4V1 Ke-2 7,2 5 -

Selasa, 18 Mei 2010

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Jumlah Bunga

PIV1 Ke-1 16,5 9 2

P1V1 Ke-2 - - -

P1V2 Ke-1 45 13 1

P1V2 Ke-2 11 7 -

P4V1 Ke-1 29 11 2

P4V1 Ke-2 12 6 2

18

Page 19: BTS II (Mentimun)

Selasa, 25 Mei 2010

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Jumlah Bunga

PIV1 Ke-1 13 6 1

P1V1 Ke-2 - - -

P1V2 Ke-1 60 14 1

P1V2 Ke-2 23 9 -

P4V1 Ke-1 42 13 5

P4V1 Ke-2 16 6 -

Panjang akar

Perlakuan Panjang akar (cm)

P1V1 Ke-1 8

P1V1 Ke-2 -

P1V2 Ke-1 36

P1V2 Ke-2 14

P4V1 Ke-1 15

P4V1 Ke-2 9,5

Bobot basah tanaman dan Bobot kering tanaman

Berat seluruh tanaman dalam keadaan basah, tanah yang ada diakar dibersihkan dengan

cara disiram kemudian ditimbang dan dicatat.

Perlakuan Bobot Basah

(gr)

P1V1 Ke-1 7

P1V1 Ke-2 -

P1V2 Ke-1 69

P1V2 Ke-2 27

P4V1 Ke-1 32

19

Page 20: BTS II (Mentimun)

P4V1 Ke-2 10

Sedangkan bobot kering tanaman diamati dengan cara mengeringkan seluruh bagian

tanaman dengan menggunakan oven pada suhu 105 º C selama 2 x 24 jam kemudian

dilakukan penimbangan.

Perlakuan Bobot kering

(gr)

P1V1 Ke-1 0,8

P1V1 Ke-2 -

P1V2 Ke-1 7,42

P1V2 Ke-2 2,64

P4V1 Ke-1 3,65

P4V1 Ke-2 0,79

Bobot Buah dan jumlah buah

Bobot buah dihitung berdasarkan jumlah buah yang dihasilkan tiap petak percobaan.

Jumlah buah dihitung pada saat panen yang didapat dari tiap petak percobaan.

Perlakuan

Komponen Hasil

Bobot Buah Jumlah buah

P1V1 Ke-1 - -

P1V1 Ke-2 - -

P1V2 Ke-1 2 gr dan 3 gr 2 buah

P1V2 Ke-2 - -

P4V1 Ke-1 11 gr 1 buah

P4V1 Ke-2 - -

20

Page 21: BTS II (Mentimun)

21