ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

download ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

of 31

Transcript of ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    1/31

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    ILEUS OBSTRUKTIF

    I.1 Definisi

    Ileus obstruktif adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus di mana merupakan

    penyumbatan yang sama sekali menutup atau menganggu jalannya isi usus, yaitu oleh

    karena kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan.

    Hambatan pada jalan isi usus akan menyebabkan isi usus terhalang dan tertimbun di

    bagian proksimal dari sumbatan, sehingga pada daerah proksimal tersebut akan

    terjadi distensi atau dilatasi usus. Dapat terjadi pada usus halus maupun usus besar.1

    Pada ileus obstruksi dapat dibedakan lagi menjadi obstruksi sederhana dan

    obstruksi strangulasi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi yang tidak disertai

    terjepitnya pembuluh darah. Pada strangulasi ada pembuluh darah terjepit sehingga

    terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau gangren yang ditandai

    dengan gejala umum berat yang disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren. Jadi

    strangulasi memperlihatkan kombinasi gejala obstruksi dan gejala sistemik akibat

    adanya toksin dan sepsis. Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi,

    adhesi, dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh

    tumor atau askaris adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.1

    I.2 Anatomi Usus

    Usus halus merupakan tabung yang kompleks, berlipat-lipat yang

    membentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus

    halus sekitar 12 kaki (22 kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian

    tengah dan bawah abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm,

    tetapi semakin ke bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi

    sekitar 2,5 cm.6

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    2/31

    2

    Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum, dan ileum. Pembagian ini

    agak tidak tepat dan didasarkan pada sedikit perubahan struktur, dan yang relatif

    lebih penting berdasarkan perbedaan fungsi. Duodenum panjangnya sekitar 25 cm,

    mulai dari pilorus sampai kepada jejenum. Pemisahan duodenum dan jejenum

    ditandai oleh ligamentum treitz, suatu pita muskulofibrosa yang berorigo pada krus

    dekstra diafragma dekat hiatus esofagus dan berinsersio pada perbatasan duodenum

    dan jejenum. Ligamentum ini berperan sebagai ligamentum suspensorium

    (penggantung). Kira-kira duaperlima dari sisa usus halus adalah jejenum, dan tiga

    perlima terminalnya adalah ileum. Jejenum terletak di regio abdominalis media

    sebelah kiri, sedangkan ileum cenderung terletak di region abdominalis bawah kanan.

    Jejunum mulai pada juncture denojejunalis dan ileum berakhir pada junctura

    ileocaecalis.6,7

    Lekukan-lekukan jejenum dan ileum melekat pada dinding posterior abdomen

    dengan perantaraan lipatan peritoneum yang berbentuk kipas yang dikenal sebagai

    messenterium usus halus. Pangkal lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai

    peritoneum parietal pada dinding posterior abdomen sepanjang garis berjalan ke

    bawah dan ke kanan dari kiri vertebra lumbalis kedua ke daerah articulatio sacroiliaca

    kanan. Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-cabang arteri

    vena mesenterica superior antara kedua lapisan peritoneum yang membentuk

    messenterium.6,8

    Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang sekitar 5

    kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter usus

    besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5

    cm), tetapi makin dekat anus semakin kecil.7,8

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    3/31

    3

    Gambar 1. Sistem saluran pencernaan manusia.9

    Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum. Pada sekum terdapat

    katup ileocaecaal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati

    dekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileocaecaal mengontrol

    aliran kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens,

    transversum, desendens dan sigmoid. Kolon ascendens berjalan ke atas dari sekum ke

    permukaan inferior lobus kanan hati, menduduki regio iliaca dan lumbalis kanan.

    Setelah mencapai hati, kolon ascendens membelok ke kiri membentuk fleksura koli

    dekstra (fleksura hepatik). Kolon transversum menyilang abdomen pada regio

    umbilikalis dari fleksura koli dekstra sampai fleksura koli sinistra.

    Kolon transversum, waktu mencapai daerah limpa, membengkok ke bawah,

    membentuk fleksura kolisinistra (fleksura lienalis) untuk kemudian menjadi kolon

    descendens. Kolon sigmoid mulai pada pintu atas panggul. Kolon sigmoid merupakan

    lanjutan kolon descendens. Ia tergantung kebawah dalam rongga pelvis dalam bentuk

    lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum di depan sakrum. Rektum

    menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rektum ke atas dilanjutkan oleh kolon

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    4/31

    4

    sigmoid dan berjalan turun di depan sekum, meninggalkan pelvis dengan menembus

    dasar pelvis. Disisni rektum melanjutkan diri sebagai anus dalam perineum.6,7,8

    I.3 Fisiologi Usus

    Usus halus mempunyai dua fungsi utama : pencernaan dan absorpsi bahan-

    bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja

    ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk. Proses dilanjutkan di

    dalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis

    karbohidrat, lemak, dan protein menjad izat-zat yang lebih sederhana. Adanya

    bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH

    optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses

    pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan lebih

    luas bagi kerja lipase pankreas. Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah

    enzim dalam getah usus (sukus enterikus). Banyak di antara enzim-enzim ini terdapat

    pada brush border vili dan mencernakan zat-zat makanan sambil diabsorpsi. Isi usus

    digerakkan oleh peristalsis yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan

    peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon. Pergerakan segmental

    usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar,

    dan sekresi usus,dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung keujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu

    isi lambung.6

    Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan

    proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air

    dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid

    berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi

    sampai defekasi berlangsung.6,9

    Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek

    serta mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga

    keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah dehidrasi. Menerima 900-1500

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    5/31

    5

    ml/hari, semua, kecuali 100-200 ml diabsorpsi, paling banyak di proksimal. Kapasitas

    sekitar 5 l/hari.6

    Gerakan retrograd dari kolon memper lambat transit materi dari kolon kanan,

    meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang paling umum,

    mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksi ini menurun oleh antikolinergik,

    meningkat oleh makanan, kolinergik. Gerakan massa merupakan pola yang kurang

    umum, pendorong antegrad melibatkan segmen panjang 0,5-1,0 cm/detik, 20-30 detik

    panjang, tekanan 100-200 mmHg, tiga sampai empat.6,7

    I.4 Epidemiologi

    Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai

    oleh dokter bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus terbanyak. Sekitar 44%

    dari obstruksi mekanik usus disebabkan oleh hernia eksterna yang mengalami

    strangulasi.Penyebab tersering obstruksi usus di Indonesia, adalah hernia, baik

    sebagai penyebab obstruksi sederhana (51%) maupun obstruksi usus strangulasi

    (63%).7,8

    Adhesi pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan jaringan,

    sebagai akibat insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma lainnya. Dari

    laporan terakhir pasien yang telah menjalani sedikitnya sekali operasi intra abdomen,akan berkembang adhesi satu hingga lebih dari sepuluh kali. Obstruksi usus

    merupakan salah satu konsekuensi klinik yang penting. Di negara maju, adhesi

    intraabdomen merupakan penyebab terbanyak terjadinya obstruksi usus. Pada pasien

    digestif yang memerlukan tindakan reoperasi, 30-41% disebabkan obstruksi usus

    akibat adhesi. Untuk obstruksi usus halus, proporsi ini meningkat hingga 65-75%.7,8

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    6/31

    6

    I.5 Etiologi Ileus Obstruktif

    Tabel 1. Etiologi Ileus Obstruktif

    Ekstraluminal Intramural IntraluminerAdhesi Hematoma intramural Batu empedu

    Hernia inkarserata Penyakit Crohn Bolus ascaris

    Obs. duodenum Kongenital (atresia doudenal) Stibala

    Abses, hematoma Neoplasma Benda asing

    Volvulus mesenterial

    Invaginasi

    Ileus obstruktif dapat disebabkan oleh:1

    1. Adhesi (perlekatan usus halus) merupakan penyebab tersering ileus obstruktif,

    sekitar 50-70% dari semua kasus. Adhesi bisa disebabkan oleh riwayat operasi

    intraabdominal sebelumnya atau proses inflamasi intraabdominal. Obstruksi yang

    disebabkan oleh adhesi berkembang sekitar 5% dari pasien yang mengalami

    operasi abdomen dalam hidupnya. Perlengketan kongenital juga dapat

    menimbulkan ileus obstruktif di dalam masa anak-anak.

    2. Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau

    parastomal) merupakan yang terbanyak kedua sebagai penyebab ileus obstruktif,

    dan merupakan penyebab tersering pada pasien yang tidak mempunyai riwayat

    operasi abdomen. Hernia interna (paraduodenal, kecacatan mesentericus, dan

    hernia foramen Winslow) juga bisa menyebabkan hernia.

    3. Neoplasma. Tumor primer usus halus dapat menyebabkan obstruksi intralumen,

    sedangkan tumor metastase atau tumor intraabdominal dapat menyebabkan

    obstruksi melalui kompresi eksternal.

    4.

    Penekanan eksternal oleh tumor, abses, hematoma, intususepsi, atau penumpukan

    cairan.

    5. Penyakit Crohn dapat menyebabkan obstruksi sekunder sampai inflamasi akut

    selama masa infeksi atau karena striktur yang kronik.

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    7/31

    7

    6. Volvulus sering disebabkan oleh adhesi atau kelainan kongenital, seperti

    malrotasi usus. Volvulus lebih sering sebagai penyebab obstruksi usus besar.

    7. Divertikulum Meckel yang bisa menyebabkan volvulus, intususepsi, atau hernia

    Littre.

    8. Batu empedu yang masuk ke ileus. Inflamasi yang berat dari kantong empedu

    menyebabkan fistul dari saluran empedu ke duodenum atau usus halus yang

    menyebabkan batu empedu masuk ke traktus gastrointestinal. Batu empedu yang

    besar dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau

    katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi.

    9. Striktur yang sekunder yang berhubungan dengan iskhemia, inflamasi, terapi

    radiasi, atau trauma operasi.

    Hernia Oklusi mesentrial Volvulus

    Adhesi Tumor Invaginasi

    Gambar 2. Etiologi obstruksi usus

    1.6 Patofisiologi

    Penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya daya mekanik yang

    bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyempitan atau

    penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu.

    Sehingga terjadi pengumpulan isi lumen usus yang berupa gas dan cairan pada bagian

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    8/31

    8

    proksimal tempat penyumbatan yang menyebabkan pelebaran dinding usus (distensi).

    Sumbatan usus dan distensi usus menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan

    intraluminal sehingga terjadi hipersekresi kelenjar pencernaan. Dengan demikian

    akumulasi cairan dan gas semakin bertambah sehingga menyebabkan distensi usus

    sebelah proksimal sumbatan. Selain hipersekresi meningkat, kemampuan absorbsi

    usus pun menurun, sehingga terjadi kehilangan volume sistemik yang besar dan

    progresif. Hal ini dapat menyebabkan tejadinya syok hipovolemik.6,7

    Awalnya, peristaltik pada bagian proksimal usus meningkat sebagai

    kompensasi adanya sumbatan atau hambatan. Bila obstruksi terus berlanjut dan

    terjadi peningkatan tekanan intraluminal, maka bagian proksimal dari usus tidak akan

    berkontraksi dengan baik dan bising usus menjadi tidak teratur dan hilang.

    Peningkatan tekanan intraluminal dan adanya distensi menyebabkan gangguan

    vaskuler terutama stasis vena. Dinding usus menjadi udem dan terjadi translokasi

    bakteri ke pembuluh darah. Produksi toksin yang disebabkan oleh adanya translokasi

    bakteri menyebabkan timbulnya gejala sistemik. Efek lokal peregangan usus adalah

    iskemik akibat nekrosis disertai absorbsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga

    peritoneum dan sirkulasi sistemik. Hal ini biasanya terjadi pada obstruksi usus

    dengan strangulasi. Bahaya umum dari keadaan ini adalah sepsis.

    6,7

    Pada obstruksi mekanik sederhana, hambatan pasase muncul tanpa disertai

    gangguan vaskuler dan neurologik. Makanan dan cairan yang tertelan, sekresi usus

    dan udara akan berkumpul dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit.

    Bagian proksimal dari usus mengalami distensi dan bagian distalnya kolaps. Fungsi

    sekresi dan absorbsi membran mukosa usus menurun dan dinding usus menjadi

    edema dan kongesti. Distensi intestinal yang berat dengan sendirinya secara terus

    menerus dan progresif akan mengacaukan peristaltik dan fungsi sekresi mukosa serta

    meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi, iskemik, nekrosis, perforasi, peritonitis dan

    kematian.6,7

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    9/31

    9

    Obstruksi Usus

    Akumulasi gas dan cairan intralumen disebelah proximal dari letak obstruksi

    DistensiKehilangan H2O dan

    Elektrolit

    Tekanan Intralumen

    dipertahankan

    Volume ECF

    Syok Hipovolemik

    Iskemia dinding usus

    Kehilangan cairan menuju

    ruang peritoneum

    Pelepasan bakteri dan toksindari usus yang nekrotik ke

    dalam peritoneum dan

    sirkulasi sistemik

    Peritonitis Septikemia

    Proliferasi Bakteri yang

    berlangsung cepat

    Bagan 1. Patofisiologi Obstruksi Usus.

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    10/31

    10

    I.7 Klasifikasi

    Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik dibedakan

    menjadi,antara lain7,8,9

    :

    1)

    Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster

    sampai ileum terminal).

    2) Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum

    terminal sampai rektum).

    Selain itu, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya,

    antara lain :

    1) Obstruksi sebagian (partial obstruction): obstruksi terjadi sebagian sehingga

    makanan masih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.

    2) Obst ruksi sederhana (simple obstruction): obstruksi/sumbatan yang tidak

    disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran darah).

    3) Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction): obstruksi disertai dengan

    terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir

    dengan nekrosis atau gangren.

    I.8 Manifestasi Klinik

    1) Obstruksi sederhana

    Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya

    disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    11/31

    11

    usus bagian oral dari obstruksi,maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan

    usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus

    halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi

    muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan

    menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di

    perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan

    semakin fekulen.9,10

    Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan

    dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal

    sampai demam. Distensi abdomendapat dapat minimal atau tidak ada pada

    obstruksi proksimal dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising

    usus yang meningkat dan metallic sound dapat didengar sesuai dengan

    timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.9,10

    2) Obstruksi disertai proses strangulasi

    Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan

    nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi

    atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik

    dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan

    tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya nekrosis usus.9,10

    3) Obstruksi mekanis di kolon

    Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat

    sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus

    menunjukkan adanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan

    timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum

    obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar.

    Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu

    mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus,

    akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah feka lakan terjadi kemudian.

    Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan

    sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    12/31

    12

    dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan

    distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang

    kurus, dan akan terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang

    terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanya strangulasi.1,9,10

    Gambar 3. Distensi abdomen pada pasien dengan Ileus Obstruksi.1

    I.9 Diagnosis

    I.9.1 Anamnesis

    Gejala utama dari ileus obstruksi antara lain nyeri kolik abdomen, mual,

    muntah, perut distensi dan tidak bisa buang airbesar (obstipasi). Mual muntah

    umumnya terjadi pada obstruksi letak tinggi. Bila lokasi obstruksi di bagian distal

    makagejala yang dominan adalah nyeri abdomen. Distensi abdomen terjadi bila

    obstruksi terus berlanjut dan bagian proksimalusus menjadi sangat dilatasi.1,9

    Obstruksi pada usus halus menimbulkan gejala seperti nyeri perut sekitar

    umbilikus atau bagian epigastrium. Pasien dengan obstruksi partial bisa mengalami

    diare. Kadang-kadang dilatasi dari usus dapat diraba. Obstruksi pada kolon biasanya

    mempunyai gejala klinis yang lebih ringan dibanding obstruksi pada usus halus.

    Umumnya gejala berupa konstipasi yang berakhir pada obstipasi dan distensi

    abdomen. Muntah jarang terjadi. Pada obstruksi bagian proksimal usus halus

    biasanya muncul gejala muntah. Nyeri perut bervariasi dan bersifat intermittent atau

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    13/31

    13

    kolik dengan pola naik turun. Jika obstruksi terletak di bagian tengah atau letak tinggi

    dari usus halus (jejenum dan ileum bagian proksimal ) maka nyeri bersifat

    konstan/menetap. Pada tahap awal, tanda vital normal. Seiring dengan kehilangan

    cairan dan elektrolit,maka akan terjadi dehidrasi dengan manifestasi klinis takikardi

    dan hipotensi postural. Suhu tubuh biasanya normal tetapi kadang-kadang dapat

    meningkat.

    I.9.2 Pemeriksaan fisik

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya demam, takikardi, hipotensi dan

    gejala dehidrasi yang berat. Demam menunjukkan adanya obstruksi strangulate. Pada

    pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak distensi, terdapat darm contour

    (gambaran usus), dan darm steifung (gambaran gerakan usus), pada auskultasi

    terdapat hiperperistaltik berlanjut dengan Borborygmus (bunyi usus mengaum)

    menjadi bunyi metalik (klinken) / metallic sound . Pada tahap lanjut dimana obstruksi

    terus berlanjut, peristaltik akan melemah dan hilang. Pada ileus paralitik, keadaan

    umum pasien tampak lemah hingga dehidrasi, tidak dapat flatus maupun defekasi.

    Dapat disertai muntah dan perut terasa kembung. Pada pemeriksaan abdomen

    didapatkan meteorismus, suara usus (-), peristaltik menghilang. Pada palpasi tidak

    terdapat nyeri tekan, defans muscular (-), kecuali jika ada peritonitis. Perkusi timpanidiseluruh lapang abdomen.

    I.9.3 Pemeriksaan Penunjang

    1) Laboratorium

    Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan diagnosis,

    tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan membantu

    dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal.

    Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai

    elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase sering didapatkan.

    Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya

    terjadi pada 38%-50% obstruksi strangulasi (dibandingkan 27%-44% pada

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    14/31

    14

    obstruksi non strangulata). Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada

    dehidrasi. Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit.

    Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila

    muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda-tanda shock, dehidrasi

    dan ketosis.1,10

    2) Radiologi

    Pada foto polos pasien dengan obstruksi yang komplit akan tampak terjadi

    dilatasi dari usus bagian proksimal sampai ke tempat obstruksi dalam 35 jam

    Usus yang diameternya lebih dari 3 cm sering dikaitkan dengan obstruksi.

    Usus bagian proksimal yang terdistensi oleh gas dan cairan, akan

    tampak berdilatasi oleh timbunan udara intraluminer. Sebaliknya, pada usus

    bagian distal dari obstruksi tidak tampak bayangan gas, atau bila sumbatannya

    terjadi belum lama maka tampak bayangan gas yang sangat sedikit di bagian

    distal obstruksi. Pada daerah rektum tidak tampak bayangan gas atau udara.1

    Pada foto posisi tegak akan tampak bayangan air fluid level yang

    banyak dibeberapa tempat (multiple fluid levels) yang tampak terdistribusi

    dalam susunan tangga (step ladder appearance), sedangkan usus sebelah

    distal dari obstruksi akan tampak kosong. Jumlah loop dari usus halus yang

    berdilatasi secara umum menunjukkan tingkat obstruksi. Bila jumlah loop

    sedikit berarti obstruksi usus halus letaknya tinggi, sedangkan bila jumlah

    loop lebih banyak maka obstruksi usus halus letaknya rendah. Semakin distal

    letak obstruksi, jumlah air fluid level akan semakin banyak, dengan tinggi

    yang berbeda-beda sehingga berbentukstep ladder appearane.1

    Jarak valvula conniventes satu sama lain yang normal adalah 14 mm.

    Jarak ini akan melebar pada keadaan distensi usus halus. Akibat distensi usus

    halus, maka valvula conniventes agak teregang dan bersama-sama dengan

    valvula conniventes dari loop yang bertetangga, akan tampak di foto sebagai

    gambaran sirip ikan yang disebut herringbone appearance.

    Bayangan udara di dalam kolon biasanya terletak lebih ke perifer dan

    biasanya berbentuk huruf U terbalik. Obstruksi kolon ditandai dengan

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    15/31

    15

    dilatasi proksimal kolon sampai ke tempat obstruksi, dengan dekompresi dari

    kolon bagian distal. Kolon bagian proksimal sampai letak obstruksi akan lebih

    banyak berisi cairan daripada feses. Usus halus bagian proksimal mungkin

    berdilatasi, mungkin juga tidak.

    Gambar 4. Gambaran radiografi ileus obstruksi.1

    Untuk mengetahui ada tidaknya strangulasi usus, beberapa gambaran

    klinik dapat membantu yaitu rasa nyeri abdomen yang hebat, bersifat

    menetap, makin lama makin hebat, pada pemeriksaan abdomen didapatkan

    ascites, terdapatnya abdominal tenderness, adanya tanda-tanda yang bersifat

    umum, demam, dehidrasi berat, takikardia, hipotensi atau shock.11

    Namun dari semua gejala klinik di atas, kita mempunyai pedoman

    Essential of Diagnosis yaitu:

    1. Complete Proximal Obstruction:

    Vomiting

    Abdominal discomfort

    Abnormal oral contrast x-rays

    2. Complete Mid or Distal Obstruction:

    Nyeri kolik abdomen

    Vomiting

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    16/31

    16

    Abdominal distention

    Constipation-obstipation

    Peristaltic rushes

    Usus yang berdilatasi pada pemeriksaan rontgen.8,9

    I.10 Diagnosis Banding

    Ileus obstruktif dapat dikacaukan dengan gangguan saluran cerna lain dengan

    gambaran klinis yang serupa seperti pseudo-obstruksi (Sindroma Ogilvie) dan ileus

    paralitik. Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus,

    dan terjadi distensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak

    terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut,

    akan ada tanda dan gejala dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut,apendisitis akut, dan pankreatitis akut juga dapat menyerupai obstruksi usus

    sederhana.1,11

    Tabel 2. Diagnosis Banding Ileus Obstruksi.11

    Obstruksi Mekanis

    Sederhana (Ileus

    Obstruktif)

    Ileus Paralitik Pseudo-obstruksi

    Keluhan Nyeri keram

    abdominal,

    konstipasi,

    obstipasi, mual,

    muntah, dan

    anoreksia

    Nyeri abdominal

    ringan, perut

    kembung, mual,

    muntah, obstipasi,

    dan konstipasi

    Nyeri keram

    abdominal, konstipasi,

    obstipasi, mual,

    muntah, dan anoreksia

    Hasil

    Pemeriksaan

    Fisik

    Borborygmi, bunyi

    peristaltic

    meningkat dengan

    bising usus nada

    tinggi, distensi,

    Bising usus

    senyap, distensi,

    dan timpani

    Borborygmi, timpani,

    terdapat gelombang

    peristaltik dengan

    bising usus hipo atau

    hiperaktif, distensi dan

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    17/31

    17

    nyeri terlokalisir nyeri terlokalisir

    Gambaran Foto

    Polos BOF

    Bow-shaped loops

    in ladder patern,

    terdapat gambaran

    gas kolon yang

    terperangkap di

    bagian distal dari

    lesi

    Dilatasi usus kecil

    dan usus besar

    dengan

    peningkatan

    diafragma

    Dilatasi usus besar

    terisolasi dengan

    peningkatan

    diafragma

    I.11 Penatalaksanaan

    Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan

    cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasiperitonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki

    kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.1,12

    1) Resusitasi

    Beberapa tindakan yang dilakukan pada pasien dengan ileus obstruksi adalah:

    Dekompressi usus dengan suction, menggunakan NGT yang dimasukkan

    dalam perut atau usus

    Pemasangan kateter untuk mengukur urine output

    Koreksi elektrolit dan keseimbangan asam basa

    Atasi dehidrasi

    Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda-tanda

    vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami

    dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan

    intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan

    memonitor tanda - tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain pemberian

    cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT

    digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila

    muntah dan mengurangi distensi abdomen.

    2) Farmakologis

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    18/31

    18

    Pemberian obat-obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis.

    Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.

    3) Operatif

    Tindakan operatif untuk membebaskan obstruksi dibutuhkan bila dekompresi

    dengan NGT tidak memberikan perbaikan atau diduga adanya kematian jaringan.

    Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan pada

    obstruksi ileus:

    1. Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah

    sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia

    incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus

    ringan.

    2. Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati"

    bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn

    disease, dan sebagainya.

    3. Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,

    misalnya pada Ca stadium lanjut.

    4. Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-

    ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada

    carcinomacolon, invaginasi, strangulata, dan sebagainya. Pada beberapa

    obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif bertahap, baik

    oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan penderitanya,

    misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan kolostomi saja,

    kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis.

    4) Pasca Bedah

    Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan

    elektrolit.Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan

    kalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam

    keadaan paralitik.1,11

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    19/31

    19

    I.12 Komplikasi

    Komplikasi dari ileus antara lain terjadinya:12,13

    Nekrosis usus, perforasi usus,

    Sepsis,

    Syok-dehidrasi,

    Abses Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi,

    Pneumonia aspirasi dari proses muntah,

    Gangguan elektrolit,

    Meninggal

    Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang berakhir

    dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga perut dengan akibat

    peritonitis umum.1,11

    I.13 Prognosis

    Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat

    segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi

    strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar

    35% atau 40%.3

    Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan

    cepat.1

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    20/31

    20

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    II.1. Identitas Pasien

    Nama : Sdr. HS

    Umur : 19 tahun

    Tanggal Lahir : 20 Juni 1995

    Jenis Kelamin : Pria

    Agama : Islam

    Alamat : Ngesal 01/06 Delik Kab. Semarang

    Pekerjaan : Pelajar

    Status Pernikahan : Belum menikah

    Tanggal Masuk : 9 April 2014

    No. CM : 056275-2

    Nama orangtua : Ny.R

    II.2. Anamnesa

    Alloanamnesa dilakukan di Bangsal Melati RSUD Ambarawa pada hari Rabu, 9

    April 2014.

    Keluhan Utama :

    Nyeri pada perut

    Keluhan Tambahan :

    Perut kembung dan tidak bisa BAB dan buang gas selama 5 hari.

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien datang ke IGD RSUD Ambarawa mengeluh nyeri pada seluruh perut

    dan perut terasa kembung. Keluhan dirasakan kurang lebih selama 2 minggu

    SMRS dan bertambah buruk. Pasien juga mengeluh tidak bisa BAB dan tidak

    bisa buang gas selama 5 hari. Pasien juga mengeluh mual dan muntah.

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    21/31

    21

    Muntah dikatakan lebih dari 5 kali dalam sehari berisi cairan dan tidak disertai

    darah. Nafsu makan berkurang. Demam disangkal oleh pasien. Adanya

    benjolan di paha atau bawah perut juga disangkal oleh pasien.

    Riwayat Pengobatan:

    Sebelumnya penderita dirawat di RS Fatmawati Jakarta dan mendapat

    pengobatan untuk mengurangi mual dan muntah, yaitu injeksi pantoprazole

    dan ondancentron.

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumya, riwayat

    operasi sebelumnya (+)

    appendiktomi 2 tahun yang lalu, DM (-),hipertensi (-), alergi (-), riwayat kelainan darah (-) & riwayat penyakit

    jantung, dan gangguan fungsi hati (-).

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.

    Riwayat DM (-), hipertensi (-), alergi (-), riwayat kelainan darah (-) & riwayat

    penyakit jantung, dan gangguan fungsi hati (-).

    II.3. Pemeriksaan Fisik

    1. Status generalisata

    a. KU : tampak sakit sedang

    b. Kesadaran : Compos Mentis, GCS : E4V5M6

    c. Tanda Vital

    - Tekanan Darah : 100/70 mmHg

    - Nadi : 80x/menit

    - Respirasi : 18x/menit

    - Suhu : 36,8o

    C

    d. Kepala : Normocephal, rambut hitam, pendek, lurus, tidak

    mudah dicabut, hematom (-), jejas (-)

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    22/31

    22

    e. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil

    isokor, reflek cahaya (+/+), reflek kornea (+/+)

    f. Hidung : Sekret (-), mimisan (-), nafas cuping hidung (-)

    g.

    Mulut : Stomatitis (-), sianosis (-), lidah kotor (-), pembesaran

    tonsil (-)

    h. Telinga : Discharge (-), luka (-)

    i. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-), JVP tidak

    meningkat

    j. Thorak :

    - Pulmo : I : normochest, dinding dada simetris, jejas (-)

    P : fremitus taktil kanan= kiri, ekspansi dinding

    dada simetris

    P : Sonor dikedua lapang paru

    A: vesikuler diseluruh lap. paru, suara tambahan

    (-)

    - Cor : I: tidak tampak iktus kordis

    P :iktus kordis teraba

    P : batas atas: ICS 2 midclavicula kiri, batas

    bawah : ICS 5 midclavicula kiri, batas kanan

    ICS 4 parasternal kanan, batas kiri : ICS 5

    axilaris anterior

    A: Konfigurasi kesan dalam batas normal, SI>II

    k. Abdomen : Ditensi (+), Darm contour, steifung (-), Bising usus

    (+) menurun, Metalik sound (-)

    l. Ekstremitas

    Hangat - - , edema - -

    + + - -

    2. Status Lokalis

    Regio Abdomen :

    I : Ditensi (+), Dam contour (-), Darm Steifung (-), jejas (-)

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    23/31

    23

    A : Bising usus (+) menurun, metalic sound (-)

    P : Defans muskular (-), nyeri tekan (+) di seluruh regio

    abdomen, finger test tidak teraba masa, hepar dan lien tidak

    teraba, ginjal tidak teraba.

    P : Timpani (+) di seluruh kuadran abdomen, Nyeri ketok (+)

    Pemeriksaan khusus :

    Pemeriksaan Rectal Touche (colok dubur) :

    - mucosa anus licin

    - Tonus m. Spinchter ani kuat

    - Ampula recti tidak kollaps

    - tidak teraba massa, feses (+), darah (-), lendir (-)

    II.4. Diagnosis Banding

    - Ileus Obstruktif

    - Peritonitis

    - Ileus Paralitik

    II.5. Pemeriksaan Penunjang

    1. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 10 April 2014

    Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

    Hematologi

    darah rutin :

    Hemoglobin 14 13,517,5 g/dl

    Leukosit 13,6 511 ribu

    Eritrosit 4,60 56 juta

    Hematokrit 45,7 3745 %

    Trombosit 244 150400 ribu

    MCV 79,8 7791 mikro m3

    MCH 25,7 2430 pg

    MCHC 32,2 3236 g/dl

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    24/31

    24

    RDW 10,7 1016 %

    MPV 6,9 711 mikro m3

    Limfosit 1,3 1,56,5 10 /mikroL

    Monosit 1,2 0,20,6 10 /mikroL

    Granulosit 8 2,57 10 /mikroL

    Limfosit % 25 2535 %

    Monosit % 4,1 46 %

    Granulosit % 79,8 5080 %

    PCT 0,244 0,20,5 %

    PDW 12,0 1018 %

    Golongan Darah O

    Clotting Time 4 : 00 3-5 (menit:detik)

    Bleeding Time 1 : 00 1-3 (menit:detik)

    Kimia Klinik

    SGOT 31 < 47 IU/L

    SGPT 27 < 39 IU/L

    Serologi

    HBsAg Non Reaktif NON REAKTIF

    2. Foto polos abdomen

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    25/31

    25

    II.6. Diagnosa Kerja

    - Ileus Obstruktif

    II.7. Penatalaksanaan

    1. Non Farmakologi

    Pasien dipuasakan

    Dekompresi usus dengan memasang nasogastric tube (NGT)

    keluar banyak cairan berwarna kuning jernih. Pasang DCuntuk mengontrol urin output (obs. dehidrasi)

    2. Farmakologi

    Infus RL 24 tpm

    Inj Ranitidin 2x1

    Inj Cefotaksim 2x1

    Inj Ketorolac 3x1

    3. Operatif

    Laparotomi

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    26/31

    26

    II.8. Follow Up (9 April13 April 2014)

    Subjective

    SOAP 09-04-14 10-04-14 11-04-14 12-04-14 13-04-14

    Nyeri di

    Perut

    +++ ++ + + -

    Perut

    Kembung

    +++ - - - -

    Mual

    Muntah

    +++ - - - -

    BAB &

    buang gas

    - - + + +

    Objective

    SOAP 09-04-14 10-04-14 11-04-14 12-04-14 13-04-14

    KU Tampak sakit sedang

    TTV

    TD 162 / 92 135/96 152/91 143/89 142/87

    N 60 x/m 55 x/m 69 x/m 53 x/m 63 x/m

    RR 20 x/m 15 x/m 25 x/m 15 x/m 20 x/m

    S 36,2 C 35,6 C 36,2C 35,6 C 35,2 C

    Status Lokalis

    Abdomen

    I Distensi

    (++)

    Distensi (+) Distensi (-) Distensi (-) Distensi (-)

    A BU

    (menurun)

    BU

    (menurun)

    BU (+)

    normal

    BU (+)

    normal

    BU (+)

    normal

    P NT (+)

    seluruh

    abd

    NT (+)

    seluruh abd

    NT (+)

    seluruh abd

    NT (+) daerah

    op

    NT (+)

    daerah op

    P Timpani Timpani Timpani (+) Timpani (+) Timpani

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    27/31

    27

    (+++)

    Nyeri

    ketok (+)

    (++)

    Nyeri ketok

    (+)

    Nyeri ketok

    (+)

    Nyeri ketok (-

    )

    (+)

    Nyeri ketok

    (-)

    II.9. Prognosis

    Dubia ad bonam

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    28/31

    28

    BAB III

    ANALISA KASUS

    Analisa Kasus berdasarkan SOAP

    Diagnosis ileus obstruktif dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,

    pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Berikut adalah perbandingan antara

    teori dan temuan-temuan klinis yang dijumpai pada pasien yang mendukung diagnosa

    ileus obstruksi pada pasien serta penanganannya.

    III.1. S (Subjective)

    Pasien laki-laki umur 19 tahun,datang ke IGD RSUD Ambarawa mengeluhnyeri pada seluruh perut dan perut terasa kembung. Keluhan dirasakan kurang lebih

    selama 2 minggu SMRS dan bertambah buruk. Pasien juga mengeluh tidak bisa BAB

    dan tidak bisa buang gas selama 5 hari. Pasien juga mengeluh mual dan muntah.

    Muntah dikatakan lebih dari 5 kali dalam sehari berisi cairan dan tidak disertai darah.

    Nafsu makan berkurang. Demam disangkal oleh pasien. Adanya benjolan di paha

    atau bawah perut juga disangkal oleh pasien.

    Nyeri perut kolik yang muncul pada pasien ini dapat menjadi petunjuk bahwa

    asal kelainan adalah dari organ yang berongga atau mempunyai saluran. Kita dapat

    memikirkan usus dan ureter sebagai penyebab nyeri perut kolik terbanyak. Adanya

    keluhan tambahan muntah dan keluhan gangguan saluran cerna yaitu berupa tidak

    bisa buang air besar dan buang angin mengindikasikan terjadinya gangguan pada

    pasase usus atau disebut juga ileus.

    Gejala pada pasien ini mengacu pada gejala obstruksi sederhana yang biasa

    terjadi pada usus halus. Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna

    tinggi, artinya disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam

    lumen usus bagian oral dari obstruksi,maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus

    meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus

    proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    29/31

    29

    walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen

    sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas.

    III.2. O (Objective)

    Dari pemeriksaan fisik ditemukan distensi abdomen, nyeri tekan abdomen,

    bising usus menurun dan timpani pada seluruh lapang abdomen. Hal ini sesuai

    dengan teori dimana pada pemeriksaan fisik ileus obstruktif ditemukan distensi

    abdomen, hipertimpani pada perkusi, nyeri tekan pada palpasi, dan pada auskultasi

    terdapat hiperperistaltik berlanjut dengan Borborygmus (bunyi usus mengaum)

    menjadi bunyi metalik (klinken) / metallic sound . Pada tahap lanjut dimana obstruksi

    terus berlanjut, peristaltik akan melemah dan hilang.

    Dari pemeriksaan penunjang, nilai laboratorium pada pasien ini menunjukkan

    adanya leukositosis yaitu nilai leukosit 13,6 103/L (Normal: 511 rb), terdapat pula

    hematokrit yang meningkat sebesar 45,7%. Hematokrit yang meningkat dapat

    timbul pada dehidrasi.

    Dari foto polos abdomen tampak adanya dilatasi usus. Onset keluhan yang

    berlangsung cepat dapat dicurigai sebagai ileus letak tinggi dan onset yang lambat

    dapat menjurus kepada ileus letak rendah. Namun lokasi dan penyebab sumbatan,

    dapat diketahui secara pasti melalui laparotomi.Diagnosis banding pada pasien ini adalah ileus paralitik. Pada ileus paralitik

    nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan terjadi distensi abdomen.

    Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak terjadi ketegangan dinding perut.

    Pada ileus paralitik e.c. peritonitis dapat diketahui riwayat nyeri perut kanan bawah

    yang menetap.

    III.3. A (Assesment) & P (Planning)

    Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan

    cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi

    peritonitis dan syok bila ada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki

    kelangsungan dan fungsi usus kembali normal. Dalam resusitasi yang perlu

    diperhatikan adalah mengawasi tanda-tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    30/31

    30

    mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbangan ektrolit

    sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Terapi cairan

    dibutuhkan pada pasien dengan ileus obstruktif karena tubuh tidak dapat

    memasukkan air, elektrolit serta zat-zat makanan ke dalam tubuh secara oral. Dengan

    terapi cairan kebutuhan akan air dan elektrolit akan terpenuhi. Respon terhadap terapi

    dapat dilihat dengan memonitor tanda-tanda vital dan jumlah urin yang keluar. Selain

    pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT).

    NGT digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila

    muntah dan mengurangi distensi abdomen. Pada kasus ini dilakukan operasi

    laparotomi yang akan dilakukan setelah kondisi optimum pasien tercapai. Selama

    follow up preoperasi, pasien telah diberi tindakan rehidrasi pemberian loading IVFD

    RL dan pemasangan NGT hingga tercapai balance cairan. Pemberian obat-obat

    antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis. Operasi dilakukan

    setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik, untuk mencegah sepsis sekunder.

    Setelah dilakukan laparotomi, penyebab baru bisa diketahui. Pada pasien ini

    terdapat adhesi yang diduga akibat pasca operasi appendiktomi 2 tahun lalu. Adhesi

    pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan jaringan, sebagai akibat

    insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma lainnya. Di negara maju, adhesi

    intraabdomen merupakan penyebab terbanyak terjadinya obstruksi usus.

  • 7/21/2019 ILEUS OBSTRUKTIF Lapsus -Heri Susanto

    31/31

    BAB V

    RINGKASAN

    Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna

    tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang

    disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan

    atau kelainan vaskularisasi pada suatusegmen usus yang menyebabkan nekrosis

    segmen usus tersebut. Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh adhesi, hernia

    inkarserata, neoplasma, intususepsi, volvulus, benda asing, kumpulan cacing askaris,

    sedangkan obstruksi usus besar penyebabnya adalah karsinoma, volvulus,

    divertikulum Meckel, penyakit Hirschsprung, inflamasi, tumor jinak, dan impaksi

    fekal.

    Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung.

    Bising usus yang meningkat dan metallic sound dapat didengar sesuai dengan

    timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal. Gejala umum dapat berupa syok,

    oliguri dan gangguan elektrolit. Kolik dapat terlihat pada inspeksi perut sebagai

    gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik,

    hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Usus di bagian distal

    kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang berdilatasi menyebabkan

    penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh menyebabkan pembuluhdarah

    tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi.

    Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan multiple air fluid

    level, distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon pada obstruksi usus

    halus. Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami

    obstruksi untuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya diperlukan.