Ileus Obstruktif
-
Upload
amay-ramadhani -
Category
Documents
-
view
119 -
download
0
description
Transcript of Ileus Obstruktif
I. KASUS
No. RekamMedik : 674329
NamaPasien : Tn. H
Umur : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : KAMP WAGHETE I Paniai
Tanggal lahir : 1 Januari 1981
Agama : Islam
Kebangsaan : Indonesia
Tanggal Pemeriksaan : 6 Agustus 2014
Perawatan Bagian : Lontara 2 Atas Depan ( Bedah Digestive) Kamar 11
Bed 3 RS. Wahidin Sudirohusodo
A. Anamnesis :
- Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah
- Anamnesis terpimpin :
Dialami sejak +2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan
bersifat hilang timbul. Awalnya pasien merasakan nyeri di bagian ulu hati
kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Pasien juga merasakanperutnya
kembung, buang air besar dan buang gas terakhir sejak 1 hari yang lalu.
Riwayat demam ada, mual ada, dan muntah ada sejak dua hari yang
lalu. Riwayat BABseperti kotoran kambingdan BAB bercampur darah
disangkal.
1
- Riwayat penyakit sebelumnya:
- Tidak pernah dirawat sebelumnya
- Ada riwayat maag
- Tidak ada riwayat hipertensi
- Tidak ada riwayat Diabetes Melitus
- Tidak ada riwayat penyakit jantung
- Riwayat pengobatan : Tidak mengkonsumsi obat-obatan
- Riwayat keluarga : Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
disangkal.
B. Pemeriksaan Fisis
Keadaan umum : Sakitsedang
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi :Gizi baik
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 37oC
Pemeriksaan Fisis
Regio Abdomen
- I : Tampak distended, darm contour (+), Darm steifung (-)
- P : Tidak ada nyeri tekan
- P : Hipertimpani
2
- A : Peristaltik kesan menurun
Rectal Touche r
- Spinchter mencekik
- Ampulla collaps
- Mukosa licin
C. Laboratorium
Laboratorium (05-08-2014)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Unit
Darah Rutin WBC 9,7 4.00 – 10.0 103/uL
RBC 4,86 4.50 – 6.50 106/uL
HGB 15,4 14.0 – 18.0 g/dL
HCT 43,6 40.0 – 54.0 %
PLT 249 150 – 400 103/uL
Ginjal
Hipertensi
Ureum 62 10-50 mg/dl
Kreatinin 1,10 <1,3 mg/dl
Kimia Hati SGOT 17 <38 u/L
SGPT 34 <41 u/L
Elektrolit Natrium 134 136 – 145 mmol/L
Kalium 3,8 3,5 – 5,1 mmol/L
Clorida 97 97 – 111 mmol/L
3
D. Pemeriksaan Radiologi
Foto Abdomen 3 posisi (06-08-2014)
- Udara usus tidak terdistribusi sampai ke distal
- Tampak gambaran dilatasi loop-loop usus, gambaran herring bone dan air
fluid level yang bertingkat-tingkat memberikan gambaran “step ladder”
- Tidak tampak gambaran udara bebas subdiafragma
4
- Kedua psoas line tidak tervisualisasi
- Kedua preperitoneal fat line intak
- Tulang-tulang intak
Kesan: Ileus Obstruktif
USG Abdomen Atas+Bawah (Whole Abdomen) (05-08-2014)
- Hepar ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tampak dilatasi
vaskuler. Tidak tampak dilatasi bile duct intra/ekstrahepatik. Tidak tampak
echo mass/cyst
5
- GB: dinding tidak menebal. Tidak tampak echo batu didalamnya
- Pankreas: ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak
dilatasi ductus pankreatikus. Tidak tampak echo mass/cyst
- Lien: ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak tampak echo
mass/cyst
- Kedua ginjal: ukuran dan echo parenkim dalam batas normal. Tidak
tampak dilatasi PCS. Tidak tampak echo batu/mass/cyst
- VU: mukosa reguler, dan tidak menebal. Tidak tampak echo mass/cyst
- Loop-loop usus tampak dilatasi dengan peristaltik (+) karena meningkat
- Tidak tampak jelas tanda-tanda peradangan maupun target sign pada area
mc burney
- Tidak tampak echo cairan bebas pada cavum peritoneum
Kesan: - Tidak tampak jelas tanda-tanda peradangan maupun target sign pada
area mc burney (APP belum dapat disingkirkan) konfirmasi lab?
-Dilatasi Loop-loop usus
Usul: BNO 3 posisi
E. Diagnosis
- Ileus Obstruksi
F. Terapi
- IVFD RL 24 tpm
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam/ iv
- Ranitidine 1 amp/8jam/iv
6
G.Resume Klinis
Dialami sejak +2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan
bersifat hilang timbul. Awalnya pasien merasakan nyeri di bagian ulu hati
kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Pasien juga merasakanperutnya
kembung, buang air besar dan buang gas terakhir sejak 1 hari yang lalu.
Riwayat demam ada, mual ada, dan muntah ada sejak dua hari yang
lalu. Riwayat BABseperti kotoran kambingdan BAB bercampur darah
disangkal, tidak pernah dirawat sebelumnya, ada riwayat maag, tidak ada
riwayat hipertensi, tidak ada riwayat Diabetes Melitus, tidak ada riwayat
penyakit jantung, tidak mengkonsumsi obat-obatan, riwayat penyakit yang
sama dalam keluarg adisangkal.. Pada hasil pemeriksaan foto BNO 3
posisi ditemukangambaran ileus obstruktif (small bowel obstruction).
II. DISKUSI
2.1 Pendahuluan
7
Obstruksi intestinal akut didefinisikan sebagai hambatan terhadap progresi
isi usus akibat masalah mekanik. Keadaan ini menyebabkan 20% pasien menjalani
operasi untuk kondisi abdominal akut, dengan obstruksi usus halus sekitar 75%
dari obstruksi dan 25% obstruksi usus besar.1
Foto polos abdomen adalah modalitas pencitraan klasik yang dipakai
untuk mengkonfirmasi diagnosis dari obstruksi usus; namun, sekitar 1/3 dari
pasien yang diperkirakan mempunyai obstruksi mekanik pada penemuan klinis,
foto polos abdomen tidak ditemukan obstruksi.Sebaliknya, sekitar 20 % pasien
tersangka pseudobstruksi colon mempunyai obstruksi usus mekanik1.
2.1.1 Defenisi
Obsruksi usus adalah gangguan (apapun penyebabnya) aliran normal isi
usus sepanjang saluran usus, yang dapat bersifat akut, maupun kronis, parsial
maupun total. Sebagian besar obstruksi mengenai usus halus. Terdapat dua jenis
obstruksi usus yaitu ) mekanis (Ileus obstruktif) dan non-mekanis (mis. Ileus
paralitik atau ileus adinamik.8
Ileus obstruktif atau mekanis adalah keadaan dimana terjadi obstruksi
didalam lumen usus yang disebabkan oleh tekanan ekstrinsik. Obstruksi mekanis
selanjutnya digilongkan sebagai obstruksi mekanis simpleks (hanya terdapat satu
tempat obstruksi) dan obstruksi lengkung-tertutup (sedikitnya terdapat 2 tempat
obstruksi). Obstruksi lengkung tertutup tidak dapat didekompresi , sehingga
8
tekanaan intralumen meningkat cepat dan mengakibatkan terjadinya penekanan
pembuluh darah , iskemia, dan infark (strangulasi).8
Ileus paralitik adalah keadaan dimana usus gagal/tidak mampu melakukan
kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isiya. Ileus paralitik ini bukan suatu
penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer , tindakan
(operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, tokssin dan obat-obatan yang
dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus.9
2.1.2 Anatomi
Usus halus merupakan tabung yang kompleks, berlipat-lipat yang
membentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup
panjang usus halus sekitar 12 kaki. Usus ini mengisi bagian tengah dan
bawah abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm,
tetapi semakin kebawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai
menjadi sekitar 2,5 cm.2
Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum dan ileum.
Pembagian ini agak kurang tepat karena didasarkan pada sedikit perubahan
dalam struktur, padahal seharusnya didasarkan pada perbedaan fungsi.
Panjang duodemnum adalah sekitar 25cm, mulai dari pylorus sampai
jejenum. Pemisahan duodenum dan jejenum ditandai dengan adanya
ligamentum treitz, yaitu suatu pita muskulo fibrosa yang berorigo pada
krus dekstra diafragma dekat hiatus esophagus dan berinsersio pada
perbatasan antara duodenum dan jejenum. Ligamentum ini perperan
9
sebagai ligamentum suspensrium atau penggantung, sekitar 2/5 dari sisa
usus halus adalah jejeunum, dan 3/5 bagian akhirnya adalah ileum.
Jejeunum terletak diregio midabdominalis sinistra, sedangkan ileum
cenderung terletak diregio abdominlais dekstra sebelah bawah. Masuknya
kimus kedalam usus halus diatur oleh spingter pylorus, sedangkan
pengeluaran zat yang telah tercerna kedalam usus besar diatur oleh katup
ileosekal, katup ileosekal juga mencegah terjadinya refluks isis usus besar
kedalam usus halus.
Appendiks fermiformis berbetuk tabung buntu berukuran sebesar
jari kelingking yang terletak pada daerah ileosekal, yaitu pada apeks
sekum. Radangan atau rupture struktur ini merupakan penyebab penting
kematian pada orang muda, walaupun frekuensinya kini menyebabkan
kematian dibandingkan dengan masa sebelum ditemukannya antibiotic.
Dinding usus halus terdiri atas 4 lapisan dasar yang paling luar
(lapisan serosa) dibentuk oleh peritoneum. Peritoneum mempunyai lapisan
visceral dan parietal, dan ruang yang terletak diantara lapiasan-lapisan ini
disebut sebagai rongga peritoneum. Peritoneum melipat dan meliputi
seluruh visceral abdomen
10
Gambar 1. Sistem saluran pencernaan
2.1.3 Etiologi
11
Penyebab obstruksi mekanis/ileus obstruktif berkaitan dengan kelompok
usia yang terserang dan letak obstruksi. Seitar 50% obstruksi terjadi pada kelopok
usia pertengahan dan tua dan terjadi akibat perlekatan yang disebabkan oleh
pembedahan sebelumnya. Tumor ganas dan volvulus merupakan penyebab
tersering obstruksi usus besar pada usia pertengahan dan orang tua. Kanker kolon
merupakan penyebab 90% obsruksi yang terjadi.Volvulus adalah usus yang
terpelintir , paling sering terjadi pada pria usia tua dan biasanya mengenai kolon
sigmoid. Inkarserasi lengkung usus pada hernia inguinalis atau femoralis sangat
sering menyebabkan obstruksi usus halus. Intususepsi adalah invaginasi salah satu
bagian usus kedalam bagian berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang
hampir selalu ditemukan pada bayi dan balita yang sering mengenai ileum
terminalis yang masuk kedalam sekum. Benda asing dan kelainan kongenital
merupakan penyebab lain obstruksi yang terjadi pada anak dan bayi.8
12
2.1.4 Patogenesis
Terdapat kemiripan proses patofisiologis yng terjadi setelah obsruksi usus,
tanpa memandang penyebab obstruksi yang disebabkan oleh mekanis atau
fungsional, Perbedaan utamanya adalah pada obstruksi paralitik, peristaltik
dihambat sejak awal, sedangkan pada obstruksi mekanis/ileus obtruktif ,
awalnyanya peristaltik diperkuat, kemudian timbul intermiten, dan akhirnya
menghilang. Dinding usus yang terletak di sebelah proksimal dari segmen yang
tersumbat secara progresif akan teregang oleh penimbunan cairan dan gas (70%
dari udara yang tertelan) dalam lumen. Distensi berat pada usus akan mengurangi
13
Tabel 1.Penyebabobstruksipadausus halus1
pengaliran air dan natrium dari lumen usus kedarah. Sekitar 8 liter cairan disekresi
kedalam saluran cerna setiap hari, sehingga tidak adanya absorbsi dapat
mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan
usus setelah dimulainya pengobatan merupakan penyebab utama kehilangan
cairan dan elektrolit. Pengaruh kehilangan ini adalah pengerutan ruang cairan
ekstrasel yang mengakibatkan syok hipotensi, berkurangnya curah jantung,
berkurangnya perfusi jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang
terjadi secara terus menerus mengakibatkan timbulnya penurunan absorbsi cairan
dan peningkatan sekresi cairan kedalam usus. Efek lokal peregangan usus adalah
iskemia akibat peregangan dan peningkatan permebilitas yang disebabkan oleh
nekrosis, disertai dengan absorbsi toksin bakterikedalam rongga peritoneum dan
sirkulasi sistemik. 8
2.1.5 Gejala Klinik
Gejala kardinal obtruksi usus halus adalah peregangan abdomen, nyeri,
muntah, dan konstipasi absolut. Nyeri biasanya menyerupai kejang dan
dipertengahan dan dipertengahan abdomen (terutama didaerah paraumbilikalis)
dan memberat bila letak obstruksi makin tinggi. Abdomen dapat terasa nyeri.
Frekuensi muntah bervariasi bergantung pada letak obstruksi. Konstipasi absolut
sering terjadi dini pada usus besar, tetapi flatus dan feses mungkin dapat
dikeluarkan pada permulaan obstruksi usus halus.8
14
Pada obstruksi mekanik tipikal, nyeri abdomen bermanifestasi seperti
kram dan intensitasnya meningkat secara bertahap. Seiring waktu meningkatnya
distensi usus menghambat motilitas dan nyeri menjadi mereda. Selanjutnya, pada
pasien dengan pasien obstruksi usus disebabkan oleh kanker, Pasien biasanya
orang tua dan mempunyai gejala yang berhubungan dengan lokasi tumor, dengan
gejala akut yang lebih kurang dari obstruksi usus halus. Nyeri abdomen
bermanifestasi seperti kram dapat muncul dengan penyebab lain dari akut
abdomen seperti kolik renal. Muntah atau konstipasi tidak spesifik untuk obstruksi
mekanik.1
Pemeriksaan radiografi abdomen sangat penting dalam menegakan
diagnosis obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh adanya
udara dalam usus halus, tetapi tidak terdapat dalam kolon. Sedangkan obstruksi
kolon ditandai dengan adanya gas diseluruh kolon tetapi sedikit atau tidak ada gas
dalam usus halus. Bila foto polos tidak memberikn kepastian diagnosis akhir
maka dilakukan pemeriksaan radiografi denga barium untuk mengetahui letak
obstruksi.8
2.2 Radiologi
2.2.1 Obstruksi Usus Halus
Foto polos abdomen menjadi pemeriksaan utama pada pasien
suspek obstruksi. Diagnosa dengan adanya distensi usus halus sampai
tingkat terjadinya obstruksi, dengan fluid level dan tidak ada gas di
15
distal. Namun, butuh beberapa jam untuk terjadinya dilatasi dan waktu
yang sama untuk gas pada bagian distal diabsorbsi kembali.Masalah
muncul ketika hanya sebagian kecil dari loop yang berdilatasi pada
obstruksi letak tinggi (disertai dengan muntah) atau jika loop usus terisi
penuh oleh cairan (menghasilkan “grey” abdomen yang sulit dibedakan
dengan asites). Residu gas yang sedikit mungkin terperangkap antara
valvula yang berdekatan: string of bead sign. Tingkat obstruksi
biasanya sulit ditentukan: sebaiknya dipikirkan bahwa jejunum yang
berdilatasi mungkin mencapai sisi kanan dari fossa iliaka dan bagian
ileum distal yang berdilatasi mungkin mencapai kuadran kiri-atas. Biasa
juga sulit dibedakan antara usus halus yang berdistensi dengan colon.
Usus halus terletak lebih sentral dan valvula konniventes lebih tipis dari
haustra colon3.
Pencitraan radiologis pada foto polos 3 posisi (Supine, tegak, atau
lateral dekubitus untuk obstruksi usus halus4:
- Dilatasi usus halus bagian proksimal dengan air-fluid levels dan
kolaps usus bagian distal
- Pada posisi supine: distensi usus halus (> 3 cm) dengan sejumlah
valvula koniventes memberikan gambaran “stack of coins” atau
herring bone appearance
- Pada posisi tegak/lateral decubitus:multiple air-fluid levels dengan
ketinggian berbeda pada loop usus yang sama memberikan
gambaran “step ladder”; jejeran gelembung udara kecil yang
16
terperangkap di bawah valvula konventes memberikan gambaran
“string of pearls”.
Obstruksi usus halus menyebabkan dilatasi usus halus dan
akumulasi dari udara dan cairan pada bagian proksimal dari titik
terjadinya obstruksi. Sedangkan bagian distal dari titik terjadinya
obstruksi tidak mengalami dilatasi/kolaps. Perubahan foto radiografi
polos biasanya mulai muncul tiga sampai lima jam dari onset
terjadinya obstruksi total. Pada obstruksi yang belum total, kelainan
radiologik baru dapat muncul beberapa jam hingga beberapa hari . Loop
– loop usus halus yang dilatasi (diameter maksimal dari usus halus <3
cm) mengandung cairan dan/atau udara yang dapat dilihat pada foto
polos abdomen posisi supine. Pada foto posisi erect dapat dilihat air-
fluid level yang multipel yang bersifat tidak spesifik yang dapat
dijumpai pada ileus paralitik, gastroenteritis, divertikulosis jejunal, dll
dapat dilihat pada gambar 15.
17
Gambaran herring bone muncul pada obstruksi usus halus karena
adanya struktur valvula konniventes pada usus halus (duodenum, jejunum,
dan ileum). Pada saat terjadi dilatasi usus halus (> 3 cm) struktur ini akan
terlihat memberikan gambaran seperti herring bone appearance.
Gambaran air-fluid level menunjukkan adanya tingkat udara yang
berdensitas lusen diatas cairan yang berdensitas intermediat. Adanya
obstruksi menunjukkan udara usus tidak sampai ke distal.
Gambaran “string of beads” menunjukkan rantai linear dari
gelembung-gelembung udara kecil yang terperangkap di antara valvula
konniventes ketika loop-loop dari usus halus yang berisi cairan berdilatasi
dan merupakan tanda diagnostik untuk obstruksi usus halus dapat dilihat
pada gambar 25.
18
Gambar 2. Foto Polos Abdomen posisi erect menunjukkan tanda “string of beads” yang merupakan tanda diagnostik obstruksi usus halus5.
Gambar 1. Foto Polos Abdomen Posisi Erect menunjukkan air-fluid levels
yang multipel di dalam loop-loop usus halus yang dilatasi5
19
Gambar 4.FotoPolos Abdomen. Tampakjelasdilatasiloopusushalus yang memberikangambaranair-fluid levelpadaposisitegak (a) danherring bone sebagaipetanda ileus obstruktifpadaposisi supine (b)4.
Gambar 3.Fotopolos abdomen menunjukkanair-fluid levelmultipel (panah), beberapadenganlebarlebihdari 2,5 cm. padakondisiini, adaperbedaantinggivertikallebihdari 2 cm antaraair-fluid leveldalam loop usus yang sama (area dilingkari). Ada jugadistensidari diameter usushaluslebihdari 2,5 cm danrasiousushalus –ususbesarlebihdari 0,56.
2.2.2. Obstruksi Usus Besar
Penyebab tersering dari obstruksi usus besar (large bowel
obstruction) adalah karsinoma, kurang lebih 60 % terjadi pada colon
sigmoid. Frekuensi penyakit diverticular sebagai penyebab obstruksi
sudah menurun sejak diterapkannya diet tinggi serat. Volvulus dari
colon terhitung 10 % dari kasus obstruksi usus besar, tapi pada
20
Gambar 5.Foto polos abdomen menunjukkan dilatasi loop jejunum pada pasien ini dengan obstruksi sekunder karena hernia internal (catatan kontras residu pada appendix dari barium enema sebelumnya3.
Gambar 6. (a) Air-fluid leveldenganketinggianberbedadalam loop usus yang sama- step ladder signdan (b) posisitegak-string of pearls sign(panah)4.
beberapa negara berkembang terhitung 85 % dari keseluruhan kasus.
Kunci dari pencitraan radiologis dari obstruksi usus besar tergantung
dari kondisi valvula ileocaecal. Pada tipe IA pencitraan radiologis
yakni colon berdilatasi dengan distensi caecum berdinding tipis tapi
tidak ada distensi dari usus halus (Gambar ). Saat tipe tersebut
berprogresi, distensi usus halus muncul (tipe IB), mungkin disebabkan
oleh penutupan dari valvula ileocaecal. Kedua tipe obstruksi tipe I
dapat menyebabkan distensi caecum masif, yang beresiko terjadinya
perforasi sekunder dan iskemik. Diameter transversal dari caecum
yang bernilai 9 cm merupakan batas kritis dapat munculnya perforasi.
Pada obstruksi tipe II valvula ileocaecal inkompeten serta caecum dan
colon ascendent tidak berdistensi, namun tekanan dari colon diteruskan
ke usus halus dan ada beberapa loop dari usus halus yang berdilatasi
yang dapat memperlihatkan obstuksi usus halus3.
Gambaran radiologis pada foto polos BNO 3 posisi
memperlihatkan distensi usus besar (> 5 cm) pada daerah perifer
abdomen (gambaran “picture frame”). Dilatasi usus halus tampak pada
inkompeten katup ileosekal. Distensi caecal> 8 cm meningkatkan
kemungkinan perforasi caecal. Jika perforasi: perlu foto toraks atau
lateral dekubitus. Dengan kontras enema: kontras terputus pada titik
obstruksi memberikan beberapa gambaran sesuai penyebabnya yakni
filling defect intraluminal4.
21
Modalitas yang digunakan secara luas untuk pasien-pasien nyeri
abdomen darurat adalah foto polos abdomen. Sensitivitas 96% dan
spesifitas 93%. Kontras oral atau rektal sertaCT scan dipakai untuk
mendeteksi letak obstruksi.
B
2.3.Diagnosis Banding
22
Gambar 8.Obstruksiususbesartipe IA (valvulaileocaecalkompeten).Fotosupine.Adanyadistensi gas padaususbesardaribelakang sigmoid, termasuk colon ascendentdan caecum.Caecum yang berdilatasiterletak di pelvis.Tidakterlihatdistensidariusushalus. (Karsinomapada sigmoid)3
Gambar 7.kontras enema padapasien yang samamenggambarkanlesi obstruksi4.
2.3.1 Ileus Paralitik
Ileus paralitik adalah keadaan dimana usus gagal/tidak mampu melakukan
kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isiya. Ileus paralitik ini bukan suatu
penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer , tindakan
(operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, tokssin dan obat-obatan yang
dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus.9
Kausa Ileus Paralitik :
- Neurogenik. Pasca operasi, kerusakn medulla spinalis, keracunan timbal,
kolik ureter, irirtasi persarafan splankikus, pangkreatitis
- Metabolic. Dengan keseimbangan elektrolit (terutama hipokalimia),
uremia, komplikasi DM, penyakit sistemik sperti SLE, sclerosis multiple.
- Obat-obatan. Narjotik, anti kolinergik, katekolamin, venotiazin, anti
histamine
- Infeksi. Pneumoni, emfisema, urosepsis, peritonitis, infeksi sistemik berat
lainnya
- Iskemia usus9
Manifestasi Klinis :
Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembuh (obdominal
distension) anoreksia, mual, dan opstipasi. Muntah mungkin ada, ungkin pula tdak
ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan
keluhan perut kembung pada ileus obstruksi. Pasien ileus paralitk mempunyai
keluhan perut kembung, tidka disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal.9
23
Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya distensi abdomen, perkusi
tympani dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat tidak terdengar
sama sekali. Pada papalsi, pasien hanya menyatakan perasaan tidak enak pada
perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri tekan dan nyeri lepas
negative). Apabila penyakit primernya peritonitis, manifestasi klins yang
ditemuka adalah gambatan peritonitis.9
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan laboratorium mungkin dapat membantu mencari kausa penyakit.
Pemeriksaan yang pentig untuk dimintakan yanitu leukosit darah, kadar elektrolit,
ureum, glukosa darah, dan amylase. 9
Ileus Paralitik
- Gangguan aktivitas motorikusus sehingga udara dan cairan berkumpul
dalam usus sehingga mengakibatkan distensi abdomen
- Dilatasi usus (usus halus > 3 cm, usus besar > 8 cm) tanpa titik transisi,
terlihat air-fluid level
- Akut, kronik, atau intermiten
- Etiologi: gangguan neural, humoral, metabolik, trauma, pendarahan
retroperitoneal, dan fraktur spinal atau pelvis4
Gambaran radiologis:
Radiologi konvensional4
24
- Dilatasi usus halus dan usus besar sampai rektum disertai retensi udara
dan cairan yang banyak
- Air-fluid level yang panjang-panjang dan cenderung tidak bertingkat
- Tidak tampak herring-bone appearance+4
Prognosis :
Ileus paralitik baik apabila penyakit primernya dapat diatasi9
25
Gambar 9.Ileus paralitik.Foto supine.Ada dilatasigeneralisatapadausushalusdanususbesar.Wanita 84 tahundengan peritonitis generalisatadanperforasikarenaulkus gaster3.
Gambar 11.Foto BNO posisi Tampakdilatasiloop-loop
2.3.2. Appendisitis
Apendidsitis merupakan penyakit bedah mayor yang paling sering terjadi.
Walupun appendicitis dapat terjadi pada setiap usia, namun paling sering terjadi
pada remaja dan dewasa muda. Angka mortalitas penyakit ini tinggi sebelum era
antibiotic.8
Patogenesis :
Appendisitis adalah peradangan appendiks yang mengenai semua
lapisan dindiang organ tersebut. Adanya obstruksi lumen, yang iasanya
disebabkan oleh Fekalik (feses keras yang terutama disebabkan oleh serat).
Penyumbatan pengeluaran secret mucus mengakibatkan terjadinya pembekakang,
infeksi dan ulserasi.peningkatan tekana intraluminal dapat meyebabkan terjadinya
oklusi arteria terminalis (end arteri) appendikularis. Bila keadaan ini dibiarkan
berlangsung terus, biasanya mengakibatkan nekrosis, gangreng, dan perforasi. 8
Gejala Klinis :
Gejala awal adalah nyeri atau rasa tidak enak disekitar umbilicus
lebih dari satu atau dua hari. Bergeser ke kuadran kanan bawah dengan disertai
oleh anoreksia, mual dan untah. Dapat juga terjadi nyeri tekan disekitar titik
McBurney. Kemudian, dapat timbul spasme usus dan nyeri tekan lepas biasanya
ditemukan demam ringan dan leucositosis sedang. Apabila terjadi rupture
appendiks, tanda perforasi dapat berupa nyeri, nyeri tekan, dan spasme8
26
Gambar 11.Foto BNO posisi Tampakdilatasiloop-loop
Pengobatan :
Setelah diagnosis appendicitis ditegakkan, maka pasien
dipersiapkan untuk menjalani pembedahan, dan appendiks segera dibuang setiap
saat, siang maupun malam. Pemberian antibiotic biasanya diindikasikan. 8
2.4 Penatalaksanaan
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi kesemimbangan
elektrolit dan cairan, menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan
intubasi dan dekompresi, memperbaiki peritonitis dan syok (bila ada), dan
menghilangkan obstruksi untuk memulihkan kontinuitas dan fungsi usus kembali
normal. 8
Banyak kasus ileus adibamik yang dapat sembuh hanya denga
komresi intubasi saja. Obtrusksi ususu halus jauh lebih bernahaya dan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan obstruksi colon. Mortalitatas obstruksi tanpa
strangulasi adalah 5 – 8 % asalakan dapat segera dilakukan operasi.
Keterlambatan pembedahan ata timbulnya strangulasi atau penyulit lain akan
meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 45%.8
- Penyebab tersering nyeri perut akut.
- Merupakan keadaan kedaruratan yang harus cepat ditangani.
- Bila tidak ditangani biasanya terjadi perforasi dengan komplikasi.
27
- Gejala klinis seperti mual, muntah, dan neyri kanan bawah hanya pada
50% kasus.
- Pada anak, gejalanya tidak khas. Penyebabnya adalah obstruksi lumen
appendiks akibat hyperplasia lymphoid dan infeksi (dewasa muda), Fecel
statis, fecolith (lansia), dan parasite.
- Paling sering pada umur 10 – 17 thn (25 : 10.000 per tahun)
- Appendiktomy masih satu-satunya penanganan untuk appendicitis4
Gambaran Radiologi
Foto polos abdomen
- Massa/perselubungan kuandran kanan bawah appedikolith, 5 – 10%
- Tanda-tanda ileus local/sentinel loop.
- Kabut atau hilangnya preperitoneal fat line kanan bawah.
- Dilatasi saekumdan edema pada dindingnya.
- Air fluid level pada daerah kanan bawah.
- Deformitas udara pada saecum akibat massa inflamasi.
- Skoliosus lumbal
- Hilangnya psoas line kanan.4
2.5 Komplikasi
28
Strangulasi dapat muncul kurang lebih pada 10 % dari kasus
obstruksi usus halus. Hal itu menunjukkan faktor utama morbiditas dan mortalitas,
dengan tingkat mortalitas di atas 10%. Strangulasi berkarakteristik
ketidakseimbangan sirkulasi vaskular ke usus yang mengalami obstruksi.
Mekanisme terjadinya strangulasi adalah:
1. Hal pertama yang terjadi adalah closed-loop atau obstruksi usus
inkarserata yang diakibatkan oleh adhesi atau hernia. Terjadi obstruksi
mekanik pada proksimal dari segmen usus yang terlibat. Panjang dari
closed-loop bervariasi dari satu atau beberapa loop usus. Jika panjang
dari closed loop mencukupi, loop tersebut mungkin terputar dan dapat
terjadi volvulus. Jika panjang dari closed-loop pendek, proksimal dari
usus ke sumbatan mungkin dapat terputar. Volvulus biasa dapat terjadi
tapi bukan komplikasi variasi dari loop inkarserata. Volvulus
cenderung muncul pada pasien dengan obstruksi derajat tinggi, tetapi
ketika muncul, volvulus biasa memperburuk proses dari obstruksi
mekanik dan berkontribusi pada munculnya iskemik mesenterikus.
2. Hal kedua yang terjadi adalah strangulasi, yang didefinisikan sebagai
obstruksi dari closed loop yang dihubungkan dengan iskemik usus.
Beratnya dan durasi dari proses obstruksi usus dan mesenterikus
menentukan beratnya proses iskemik. Pada awalnya, aliran balik vena
dari segmen usus yang terlibat masih dapat dikompensasi, dengan
perubahan kongestif yang berpengaruh pada dinding usus dan
mesenterikus, sementara aliran masuk dari arteri masih berlanjut.
29
Iskemik dapat diatasi dengan terapi bedah emergensi pada
penyebabnya. Ketika terjadi insufisiensi arteri, memicu anoxia
jaringan dan berkontribusi pada terjadinya gangren dan perforasi usus.
Diagnosis klinis dari strangulasi sulit. Pasien dicurigai strangulasi
usus ketika nyeri kram yang intermiten menjadi kontinu, intensitasnya
meningkat, dan dapat ditemukan takikardi, demam, iritasi peritoneal, dan
leukositosis; namun, penemuan klinis tersebut tidak dapat dipercaya untuk
membedakan antara obstruksi simpel dari obstruksi strangulasi, yang
berarti sebelum dilakukan pemeriksaan CT-scan, strangulasi tidak
didiagnosis sebelum operasi pada 75 % pasien dengan strangulasi yang
dibuktikan sesudah pembedahan.
Pada obstruksi usus besar iskemik mungkin muncul pada volvulus
yang terjadi pada caecum atau pada sigmoid dengan mekanisme yang
sama pada strangulasi usus halus atau mungkin muncul pada proksimal
dari sumbatan1.
30