Ikhtisar Eksekutif - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/BPBAP...

75
1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Ikhtisar Eksekutif Laporan Kinerja BPBAP Takalar Tahun 2017 disusun sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJ) yang menegaskan bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi instansi pemerintah terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Laporan Kinerja BPBAP Takalar Tahun 2017 melaporkan capaian kinerja (performance result) selama tahun 2017 yang dikaitkan dengan rencana kerja (performance plan) Tahun 2017 yang sepenuhnya mengacu kepada Renstra BPBAP Takalar Tahun 2015 – 2019. Pencapaian pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017 menunjukkan kemajuan dalam upaya pencapaian target akhir di tahun Renstra 2015-2019. Secara umum, pencapaian sasaran strategis Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan dan on track. Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan sebanyak 25, yang dibagi dalam 4 perspective yaitu Stakeholder perspective terdiri atas 1 (satu) SS dengan 3 (tiga) IKU, Costumer perspective terdiri atas 1 (satu ) SS dengan 4 (empat) IKU, Internal Process Perspective terdiri dari 1 (satu) SS dengan 10 (sepuluh) IKU dan Learn and Growth Perspective terdiri dari 4 (empat) SS dengan 8 (delapan) IKU. Dari jumlah tersebut, sebanyak 16 IKU yang berstatus sangat baik dan 9 IKU berstatus baik. Pada Tahun 2017, capaian nilai per sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar 92,90 %. Sedangkan capaian nilai persasaran Strategi Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar adalah sebesar 104,21 % yang artinya secara garis besar seluruh sasaran yang dibebankan pada BPBAP Takalar dapat tercapai dengan sangat baik. Adapun rincian pencapaian indikator kinerja utama (IKU) adalah sebagai berikut: 1. Dari 25 IKU yang telah ditetapkan, 16 (enam belas) yag berstatus sangat baik dan 9 (Sembilan) berstatus baik atau mencapai target ; 2. IKU yang capaiannya telah mencapai target yang telah ditentukan, yaitu : a) Rata – rata pendpatan pembudidaya sebesar 108,16%. b) Jumlah produksi benih BPBPAP Takalar 104,46% c) Jumlah produksi calon induk unggul sebesar 100,47%

Transcript of Ikhtisar Eksekutif - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/BPBAP...

1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja BPBAP Takalar Tahun 2017 disusun sebagai tindak lanjut dari

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LKJ) yang menegaskan bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi instansi pemerintah

terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut,

Laporan Kinerja BPBAP Takalar Tahun 2017 melaporkan capaian kinerja (performance

result) selama tahun 2017 yang dikaitkan dengan rencana kerja (performance plan) Tahun

2017 yang sepenuhnya mengacu kepada Renstra BPBAP Takalar Tahun 2015 – 2019.

Pencapaian pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017 menunjukkan kemajuan

dalam upaya pencapaian target akhir di tahun Renstra 2015-2019. Secara umum,

pencapaian sasaran strategis Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar menunjukkan

hasil yang cukup menggembirakan dan on track. Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan

sebanyak 25, yang dibagi dalam 4 perspective yaitu Stakeholder perspective terdiri atas 1

(satu) SS dengan 3 (tiga) IKU, Costumer perspective terdiri atas 1 (satu ) SS dengan 4

(empat) IKU, Internal Process Perspective terdiri dari 1 (satu) SS dengan 10 (sepuluh) IKU

dan Learn and Growth Perspective terdiri dari 4 (empat) SS dengan 8 (delapan) IKU. Dari

jumlah tersebut, sebanyak 16 IKU yang berstatus sangat baik dan 9 IKU berstatus baik.

Pada Tahun 2017, capaian nilai per sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya

adalah sebesar 92,90 %. Sedangkan capaian nilai persasaran Strategi Balai Perikanan

Budidaya Air Payau Takalar adalah sebesar 104,21 % yang artinya secara garis besar

seluruh sasaran yang dibebankan pada BPBAP Takalar dapat tercapai dengan sangat

baik. Adapun rincian pencapaian indikator kinerja utama (IKU) adalah sebagai berikut:

1. Dari 25 IKU yang telah ditetapkan, 16 (enam belas) yag berstatus sangat baik dan 9

(Sembilan) berstatus baik atau mencapai target ;

2. IKU yang capaiannya telah mencapai target yang telah ditentukan, yaitu :

a) Rata – rata pendpatan pembudidaya sebesar 108,16%.

b) Jumlah produksi benih BPBPAP Takalar 104,46%

c) Jumlah produksi calon induk unggul sebesar 100,47%

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

2 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

d) Nilai PNBP BPBAP Takalar sebesar 101,71%.

e) Kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendlikan melalui

surveilen sebesar 100%.

f) Jumlah Laboratorium HPI dan residu yang memenuhi standar teknis sebesar

100%.

g) Jumlah bantuan/retocking benih sebesar 121,23 %.

h) Jumlah inovasi teknologi budidaya hasil perkeyasaan bidang budidaya air payau

sebesar 120 %.

i) Jumlah unit pembenihan yang menerapkan iso 9001:2008 sebesar 100%.

j) Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB sebesar

122 %.

k) Jumlah kelompok pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB sebesar 110 %.

l) Jumlah tenaga teknis binaan sebesar 170,4 %.

m) Jumlah lokasi restocking sebesar 155,55 %.

n) Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya

sebesar 100%.

o) Jumlah layanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan sebesar 162,68 %.

p) Indeks kompetensi dan integritas lingkup ditjen perikanan budidaya sebear 117,36

%.

q) Nilai kinerja reformasi birokrasi DJPB sebesar 114,84%.

r) Nilai maturitas SPIP sebesar 138%.

s) Nilai AKIP DJPB sebesar 103,75%.

t) Nilai kinerja anggaran BPBAP Takalar sebesar 101,58%.

u) Persentase kepahan terhadap sap lingkup DJPB sebesar 100%

3. IKU yang capaiannya tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu ;

a) Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) sebesar 96,67 %.

b) Pertumbuhan PDB perikanan sebesar 84,38%.

c) Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang

terstandar (%) sebesar 79,35%.

d) Persentase tindak lanjut direktif pimpinan sebesar 80%.

Peningkatan kinerja terhadap pencapaian terhadap beberapa IKU yang masih di

bawah target yang ditetapkan perlu senantiasa dilakukan melalui kerja keras pada

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

3 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

beberapa kegiatan pendukung IKU dimaksud serta melakukan penyempurnaan

terhadap kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran

strategis. Dengan demikian, diharapkan di masa yang akan datang dapat terjadi

peningkatan capaian kinerja yang lebih optimal melalui kegiatan-kegiatan pendukung

yang dilakukan secara efektif dan efisien

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

4 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun 2015 –

2019, telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya

secara berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan

budidaya mampu memberi kontribusi pada 9 (sembilan) agenda pembangunan nasional

pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk

pembudidaya ikan), dan memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui

peningkatan produksi budidaya yang berdaya saing, serta peningkatan pendapatan dan

kesejahteraan pembudidaya.

Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 – 2019 adalah mengembangkan

program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah

kebijakan pembangunan perikanan budidaya adalah; (i) Meningkatkan kemandirian dalam

pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi

ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Meningkatkan kelestarian dan

keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Di Samping arah

kebijakan dan pelaksanaan strategi diatas, pada periode 2015 – 2019 Direktorat Perikanan

Budidaya juga diberikan mandat untuk melaksanakan quickwins dan program lanjutan.

Quickwins merupakan langkah inisiatif yang mudah dan cepat dapat dijadikan contoh

acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang dijalankan, sekaligus untuk

meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat. Adapun rancangan program quickwins

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2015 – 2019 difokuskan untuk membangun

Gerakan Kemandirian Pembudidaya Ikan melalui : (i) Penerapan Cara Budidaya Ikan yang

Baik (CBIB) untuk 20.000 pembudidaya sampai tahun 2019; (ii) Penjaminan mutu benih di

Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan

sampai tahun 2019; (iii) Pengembangan 100 kebun bibit rumput laut dan Kultur Jaringan ;

(iv) Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi sampai tahun 2019.

Sedangkan rancana program lanjutan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang

dimandatkan pada periode 2015 – 2019 adalah Pengembangan Budidaya di Keramba

Jaring Apung (KJA), pengembangan Pakan Mandiri, pengembangan sarana prasarana

perikanan budidaya.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

5 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Oleh karena itu guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang

lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel, maka Balai Perikanan Budidaya Air Payau

Takalar sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

memfokuskan kegiatan peningkatan produksi dan peningkatan kualitas terhadap

komoditas penting dan bernilai ekonomis. Beberapa jenis komoditas yang dikembangkan

di BPBAP Takalar antara lain pembenihan udang windu (Penaeus monodon fabs),

rajungan (P. pelagicus), Kepiting Bakau (Scylla sirata), Bandeng (Chanos-chanos),

Kerapu macan (E. fuscoguttatus), Kakap putih (Lates calclifer) serta penyediaan bibit

Rumput Laut (E. cottoni, Gracillaria sp) dan Lawi-lawi (Caulerpa sp). Untuk kegiatan

pembesaran antara lain pembesaran Udang Vaname (Litopenaeus vannamei), Kerapu

Cantang (Ephynepelus), dan Bandeng (Chanos-chanos). Selain itu terdapat kegiatan

yang bersifat dukungan terhadap kegiatan produksi yaitu produksi pakan alami

(Fitoplankton dan Zooplantonkton), produksi pakan buatan serta pengelolaan Laboratorium

Uji yang meliputi pengendalian hama penyakit ikan dan pemantauan kualitas air.

Mengacu pada Instruksi Presiden (INPRES) No 7 tahun 1999 tentang

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Balai Perikanan Budidaya Air Payau

berkewajiban menyusun Laporan Kinerja. Dokumen Laporan Kinerja merupakan salah

satu bentuk pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam pelaksanaan program dan

kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan renstra maupun rencana kerja

tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya. Laporan Kinerja juga merupakan sarana untuk

menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya. Secara garis besar Laporan Kinerja bertujuan untuk; a).

Mengetahui kegiatan yang telah dilaksanakan; b). Mengetahui perkembangan kegiatan

yang telah dilaksanakan berikut hasil pengolahan dan evaluasi; c). Sebagai dasar untuk

pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya; d). Tertibnya pengadministrasian hasil

kegiatan; e). Sebagai bukti laporan program dan hasil kegiatan kepada publik.

LKJ Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar tahun 2017 mendeskripsikan

input, output, outcome, dan benefit dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan untuk

menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur sejauh mana

pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada dalam kurun waktu tahun 2017

secara terstruktur.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

6 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

1.2. Maksud dan Tujuan

Laporan Kinerja (LKj) Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar

tahun 2017 merupakan salah satu bentuk media informasi atas pelaksanaan

program/kegiatan dan pengelolaan anggaran Ditjen Perikanan Budidaya. Adapun tujuan

penyusunan LKj Balai Perikanan Budidaya Air Payau Tahun 2017 adalah untuk menilai

dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran Balai Perikanan Budidaya Air Payau

Takalar selama Tahu 2017. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian

dirumuskan suatu kesimpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan

referensi dalam menetapkan kebijakan pembangunan perikanan budidaya ke depan.

1.3. Tugas Dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : 6 /PERMEN-

KP/2014, Tanggal 3 Februari 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Budidaya

Air Payau, Balai Budidaya Air Payau yang selanjutnya disebut BPBAP adalah unit

Pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan dibidang budidaya air payau

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan

Budidaya. Mempunyai tugas melaksanakan penerapan teknik perbenihan dan

pembudidayaan ikan air payau serta pelestarian sumberdaya induk, benih ikan dan

lingkungan.

Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan

Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, maka

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar mempunyai tugas melaksanakan uji terap

teknik dan kerja sama, produksi, pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan,

serta bimbingan teknis perikanan budidaya air payau.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut :

a. Penyusunan rencana kegiatan teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta

laporan;

b. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya air payau;

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

7 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

c. Pelaksanaan penyiapan bahan standardisasi perikanan budidaya air payau;

d. Pelaksanaan sertifikasi sistem perikanan budidaya air payau;

e. Pelaksanaan kerja sama teknis perikanan budidaya air payau;

f. Pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, dan publikasi perikanan budidaya air

payau;

g. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan

budidaya air payau;

h. Pelaksanaan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya air payau;

i. Pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi perikanan

budidaya air payau;

j. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya air payau; dan

k. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Adapun susunan organisasi Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar,

terdiri dari:

a. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama;

Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan

melaksanakan teknik dan penyiapan bahan standarisasi, sertifikasi, kerjasama teknis,

serta pengelolaan dan pelayanan system informasi perikanan budidaya air payau.

b. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis;

Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis mempunyai tugas melaksanakan

kegiatan monitoring kawasan budidaya penyakit ikan, penting dapat dikendalikan

melalui surveilen, jumlah laboratorium dan residu yang memenuhi standar teknis,

jumlah layanan pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, jumlah

produksi calon induk, jumlah benih dan mutu terjamin, jumlah produksi budidaya

pembesaran, jumlah kawasan kebun bibit, jumlah produksi rumput laut, jumlah tenaga

teknis binaan, jumlah produksi pakan mandiri, produksi pakan alami, pemeliharaan,

perbaikan genset dan instalasi listrik, pemeliharaan, perbaikan pompa air laut dan air

tawar serta instalasi air laut dan air tawar, perbaikan dan pemeliharaan blower dan

instalasi blower.

c. Subbagian Tata Usaha;

Subbagian Tata Usaha mempunyai melakukan penyiapan bahan

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

8 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaporan keuangan, kegiatan

teknis, anggaran, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, barang milik negara, rumah

tangga, dan ketatausahaan.

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Balai Perikanan Budidaya Air

Payau Takalar mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penerapan teknik dan

pengujian perikanan budidaya air payau, serta kegiatan lain sesuai dengan tugas

masing-masing jabatan fungsional dan peraturan perundang-undangan.

Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Balai Perikanan Budidaya Air

Payau Takalar terdiri dari Perekayasa, Litkayasa, Pengawas Perikanan, Pengendalian

Hama dan Penyakit Ikan dan pranata humas, yang diatur berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

9 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Balai Perikanan Budidaya Air Payau

Takalar didukung oleh SDM sebanyak 98 orang (sampai dengan Desember 2017),

dengan rincian sebagai berikut :

1. Jumlah pegawai menurut pendidikan: S3 sebanyak (2 orang), S2 sebanyak (10 orang),

S1 sebanyak (30 orang), D4 sebanyak (4 orang), SM/D3 sebanyak (9 orang), SLTA

sebanyak (41 orang) dan SLTP sebanyak (3 orang).

KOORDINATOR JABATAN FUNGSIONAL

FUNGSIONAL PEREKAYASA

FUNGSIONAL LITKAYASA

FUNGSIONAL PHPI

FUNGSIONAL PENGAWAS

KEPALA BALAI

BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR

KASUBBAG TATAUSAHA

KEPALA SEKSI UJI TERAP TEKNIK DAN

KERJASAMA

DAN INFORMASI

KEPALA SEKSI PENGUJIAN DAN

DUKUNGAN TEKNIS

FUNGSIONAL HUMAS

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

10 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Gambar 2. Jumlah Pegawai Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Menurut Tingkat Pendidikan

Dari diagram di atas digambarkan bahwa pegawai dengan tingkat pendidikan SLTA

memiliki jumlah yang terbesar yaitu 43% atau 41 orang dan pegawai dengan tingkat

pendidikan SLTP hanya 3 orang. Dari komposisi demikian untuk meningkatkan kinerja

diperlukan peningkatan kualitas pegawai melalui pelatihan atau diklat serta pendidikan

gelar maupun non gelar.

1.4. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar pada dasarnya

adalah untuk menginformasikan pencapaian kinerja selama tahun 2017. Capaian kinerja

tahun 2017 tersebut dibandingkan dengan kinerja tahun 2016, sebagai tolak ukur

keberhasilan tahunan organisasi. Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai

berikut :

Ikhtisar Eksekutif, pada bagian ini disajikan tujuan, sasaran, capain kinerja,

permasalahan yang dihadapi dalam pencapain kinerja dan upaya untuk mengatasi

permasalahan tersebut, serta antisipasi untuk menanggulangi permasalahan yang

mungkin terjadi pada tahun mendatang.

Bab I pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Balai Perikanan

Budidaya Air Payau Takalar serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi Balai

Perikanan Budidaya Air Payau Takalar.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

11 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis,

gambaran singkat mengenai sasaran dan kebijakan dan program Balai Perikanan

Budidaya Air Payau Takalar pada tahun 2010-2017 serta sasaran dan rencana kerja tahun

2017.

Bab III Akuntabilitas, pada bab ini disajikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan

analisis akutabilitas kinerja termasuk didalamnya keberhasilan dan kegagalan serta

permasalahan yang dihadapi dan upaya tindak lanjut penyelesaian masalah. Dalam bab ini

juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran

termasuk pula penjelasan tentang efisiensi.

Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan,

kegagalan dan permasalahan serta upaya tindak lanjut untuk perbaikan tahun

mendatang.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

12 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

2.1. Rencana Strategi BPBAP Takalar

Pengembangan teknologi perikanan budidaya melalui kegiatan perekayasaan,

diseminasi, pelayanan masyarakat dan produksi yang telah dilaksanakan BPBAP Takalar

selama ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan, khususnya pengembangan

teknologi budidaya air payau di kawasan timur Indonesia (KTI). Namun demikian,

perubahan arah kebijakan serta pengembangan perikanan budidaya yang selama ini

hanya berorientasi untuk tujuan peningkatan produksi melalui pemanfaatan potensi lahan

serta keaneragaman plasma nutfah, namun dewasa ini juga dituntut untuk pengembangan

perikanan budidaya yang ramah lingkungan (environmental friendly) serta melaksanakan

tata cara budidaya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan (responsible and

suistainable aquaculture) dalam rangka menyesuaikan dan memenuhi tantangan

lingkungan strategis perikanan budidaya air payau.

2.1.1. Visi BPBAP Takalar

Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana instansi

pemerintah harus dibawa dan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis,

antusias, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan

masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Atau

dengan kata lain visi merupakan suatu kondisi atau harapan yang harus diwujudkan pada

masa yang akan datang. Berkenaan dengan hal tersebut, maka langkah awal dalam

penyusunan perencanaan strategi adalah berhubungan dengan penetapan visi organisasi.

Perumusan visi dilakukan dengan memperhatikan keselarasan dan kesesuaian antara visi

yang hendak diwujudkan dengan tupoksi yang diemban oleh BPBAP Takalar. Selain itu

juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan rencana pemerintah untuk

mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang

bersih (clean gonernment) dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,

khususnya dalam bidang kelautan dan perikanan.

Sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya, maka dalam perumusan visi BPBAP Takalar tidak terlepas dari

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

13 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

idealisme dan cita-cita Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebagai induk organisasi

dan Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan secara umum. Dasar pemikiran

penyusunan rencana strategis BPBAP Takalar tidak terlepas dari paradigma baru

dalam pengembangan budidaya di Indonesia. Misi yang akan di laksanakan oleh

BPBAP Takalar sejalan dengan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

dalam mewujudkan visi di atas adalah sebagai berikut :

a. Mewujudkan kemandirian perikanan pembudidaya melalui pemanfaatan sumberdaya

berbasis pemberdayaan masyarakat.

b. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui peningkatan

teknologi inovatif.

c. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan

Maka Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar yang berada pada wilayah

kerja di Kawasan Timur Indonesia, menerapkan visi yang searah dengan KKP yang

mengacu pada kondisi potensi keragaan, peluang dan tantangan yang dihadapi saat ini

dan masa akan datang yang diarahkan guna pencapaian tujuan organisasi pemerintahan.

Dari uraian di atas, dirumuskan Visi BPBAP Takalar adalah :

“ Terwujudnya BPBAP Takalar sebagai Pusat Pelayanan Masyarakat dan Penyedia

Teknologi terapan dalam Pengembangan Budidaya Air Payau di Kawasan Timur

Indonesia ”

2.1.2. Misi BPBAP Takalar

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi

pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi

diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui

dan mengenal keberadaan dan peran institusi dalam penyelenggaraan pemerintahan

negara. Oleh karena itu misi merupakan penggambaran langkah-langkah nyata yang perlu

dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi BPBAP Takalar serta diarahkan untuk

mewujudkan misi yang telah dirumuskan.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

14 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Misi yang telah ditetapkan oleh BPBAP Takalar adalah sebagai berikut:

1. Penyediaan paket teknologi terapan yang efisien.

2. Pengembangan komoditas unggulan air payau bernilai ekonomis penting pada

masyarakat dan pembudidaya berbasis kawasan.

3. Peningkatan layanan masyarakat, akses informasi teknologi dan pengawasan

budidaya secara kontinyu dan konsisten.

4. Peningkatan kualitas perekayasaan teknologi, pengendalian kesehatan ikan,

lingkungan budidaya dan potensi sumber daya perikanan berbasis kawasan.

5. Peningkatan kemampuan SDM dan sistem kelembagaan.

6. Peningkatan jumlah kawasan yang menjadi binaan sukses.

2.1.3. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam dan

ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta menunjukkan suatu

kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang dengan mengarahkan perumusan sasaran,

kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Tujuan dari BPBAP Takalar yang merupakan penjabaran dari misi yang telah

ditetapkan berdasarkan upaya-upaya organisasi yang akan dilakukan di masa mendatang

di adalah :

1. Melakukan perekayasaan dan pengembangan teknologi pada usaha perbenihan dan

budidaya,

2. Melakukan penerapan teknologi budidaya air payau pada masyarakat dan

pembudidaya khususnya,

3. Menerapkan sistem usaha budidaya ramah lingkungan dan berkelanjutan,

4. Meningkatkan upaya pencegahan terhadap penurunan potensi sumberdaya perikanan,

5. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sarana dan prasarana budidaya air payau

6. Meningkatkan jasa pelayanan dan sertifikasi

7. Mengembangkan sistem informasi perikanan budidaya

Sedangkan sasaran yang ditetapkan oleh BPBAP Takalar adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidaya ikan.

2. Pengembangan sistem perbenihan.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

15 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

3. Pengembangan sistem produksi pembudidayaan ikan

4. Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan teknis lainnya.

5. Pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya.

Perwujudan sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata dalam

rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Di

mana sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan

sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.

2.1.4. Kebijakan Strategis

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar menetapkan beberapa kebijakan

yang dijadikan pedoman untuk pencapaian target kegiatan, yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan para pihak/pembudidaya dan kawasan dalam kegiatan

budidaya air payau untuk mendukung program budidaya yang berkelanjutan

2. Penciptaan dan peningkatan jumlah paket teknologi budidaya yang berkualitas dan

berbasis aquabisnis.

3. Peningkatan kualitas perekayasaan dan produksi.

4. Mengembangan kualitas SDM melalui penguasaan IPTEK dan peningkatan

profesionalisme aparatur.

5. Peningkatan kelembagaan institusi dan standarisasi teknologi.

2.1.5. Program Pembangunan Perikanan Budidaya

Pencapaian pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya di BPBAP Takalar

ditempuh melalui Program peningkatan produksi perikanan budidaya. Dalam

melaksanakan program tersebut, dilaksanakan melalui lima kegiatan prioritas yaitu

sebagai berikut:

1. Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan,

dengan sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah Terpenuhinya Kawasan

Perikanan Budidaya yang Sehat Serta Produk Perikanan yang Aman Dikonsumsi.

2. Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan, dengan sasaran yang ingin dicapai pada

kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi dan pasar dengan

mutu terjamin.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

16 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

3. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan, dengan sasaran yang ingin

dicapai pada kegiatan ini adalah terpenuhinya jumlah pembudidaya yang menerapkan

teknologi anjuran perikanan budidaya.

4. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan tugas teknis lainnya ditjen

perikanan Budidaya, dengan sasaran yang ingin dicapai pada kegiatan ini adalah

terlaksananya kegiatan kehumasan, organisasi dan tata laksanana serta hukum dan

perundangan , perencanaan, pengendalian dan pelaporan terintegrasi, akuntabel dan

tepat waktu di lingkungan BPBAP Takalar, layanan perkantoran dan pengelolaan

keuangan.

5. Pengawalan dan Penerapan Teknologi Adaptif Perikanan Budidaya, dengan

sasaran yang ingin dicapai adalah terlaksanannya Pengembangan teknologi Terapan,

pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka pengembangan kawasan

perikanan budidaya.

Berdasarkan Revisi Peta Strategi tersebut, maka sasaran strategis pembangunan

perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam 4 (empat)

perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut :

Stakeholder Perspective

1. Terwujudnya kesejahteraan masyakarat Perikanan Budidaya, dengan Indikator

Kinerja

a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi);

b. Pertumbuhan PDB perikanan;

c. Rata-rata pendapatan pembudidaya.

Customer Perspective,

2. Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif,

bertanggungjawab dan berkelanjutan

a) Jumlah produksi benih BPBAT Takalar (ekor)

b) Jumlah produksi calon induk dan atau calon induk unggul (ekor).

c) Nilai PNBP BPBAT Takalar (Rp).

d) Jumlah lokasi budidaya yang dilakukan survailan dan/atau monitoring penyakit

ikannya (kab/kota; non kumulatif).

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

17 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Internal Process Perspective

3. Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan

yang berkeadilan, berdaya saing dan berkelanjutan

a) Laboratorium yang memenuhi standar teknis (unit)

b) Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor)

c) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang budidaya air payau (paket)

d) Jumlah Unit Pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2008 (Unit)

e) Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB (unit)

f) Jumlah unit pemudidayaan ikan yang siap disertifikasi CBIB (unit)

g) Jumlah Tenaga Teknis Binaan (orang)

h) Jumlah bantuan restocking (lokasi)

i) Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya

(kawasan)

j) Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan

dan lingkungan (sampel)

Learning & Growth Perspective

4. Terwujudnya ASN DJPB yang kompeten, profesional dan

a) . Indeks kompetensi dan integritas lingkup Ditjen Perikanan Budidaya

5. Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses

a) Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang

terstandar (%)

6. Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

a). Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi

b). Nilai Maturasi SPIP (Level)

c). Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan

d). Nilai AKIP DJPB

7. Terkelolanya Anggaran Pembangunan DJPB Secara Efisien dan Ekuntabel

a). Nilai Kinerja Anggaran BPBAP Takalar

b). Persentase Kepatuhan Terhadap SAP Lingkup DJPB

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

18 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

2.2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2017

2.2.1. Indikator Kinerja

Pembangunan Perikanan Budidaya di BPBAP Takalar pada tahun 2017

difokuskan kepada program yang diarahkan kepada pencapaian indikator kinerja utama

yaitu:

Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBAP Takalar Tahun 2017

NO SASARAN STRATEGIS IKU UNIT KERJA TARGET

2017

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Budidaya

1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 102.5

2 Pertumbuhan PDB Perikanan 8.00

3 Rata-rata pendapatan pembudidaya (Rp) 3.050.000

CUSTOMER PERSPECTIVE

2 Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan

4 Jumlah produksi benih BPBAT Takalar (ekor) 36.000.000

5 Jumlah Produksi calon induk dan atau calon induk unggul (ekor)

15.500

6 Nilai PNBP BPBAT Takalar (Rp) 1.568.500.000

7 Jumlah lokasi budidaya yang dilakukan survailan dan/atau

monitoring penyakit ikannya (kab/kota; non kumulatif) 6

4 Jumlah produksi benih BPBAT Takalar (ekor) 36.000.000

INTERNAL PROSES PERSPECTIVE

3 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkeadilan, berdaya saing dan berkelanjutan

8 Laboratorium yang memenuhi standar teknis (unit) 1

9 Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor) 13.000.000

10 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang budidaya air payau (paket)

5

11 Jumlah Unit Pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2008 (Unit)

1

12 Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB (unit)

9

13 Jumlah unit pemudidayaan ikan yang siap disertifikasi CBIB (unit)

10

14 Jumlah Tenaga Teknis Binaan (orang) 750

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

19 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

NO SASARAN STRATEGIS IKU UNIT KERJA TARGET

2017

15 Jumlah bantuan restocking (lokasi) 9.00

16 Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya (kawasan)

1.00

17 Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel)

10.00

LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE

4 Terwujudnya ASN DJPB yang kompeten, profesional dan berintegritas

18 Indeks kompetensi dan integritas lingkup Ditjen Perikanan Budidaya

80

5. Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses

19 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

65

6. Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

20 Nilai kinerja Reformasi Birokrasi DJPB A (80)

21 Tingkat Maturitas SPIP (level) 2

22 Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) 100

23 Nilai AKIP DJPB

85

7. Terkelolanya anggaran pembangunan DJPB secara efisien dan akuntabel

24 Nilai Kinerja Anggaran Lingkup BPBAP Takalar (%) 85

25 Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) 100

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

20 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

No Kegiatan Anggaran

(Rp)

1. Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan 21.318.000

2. Pengelolaan Perbenihan Ikan 2.763.842.000

3. Pengelolaan Kawasan dan Kesehatan Ikan 1.456.464.000

4. Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan 812.466.000

5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya

16.128.821.000

6. Pengelolaan Pakan dan Obat Ikan 105.000.000

Jakarta, April 2017

Pihak Pertama

Kepala Balai Perikanan Budidaya Air

Payau Takalar

Nono Hartanto

Pihak Kedua

Direktu r Jenderal Perikanan Budidaya

Slamet Soebjakto

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

21 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

2.2.2. Anggaran

Guna mendukung pencapaian indikator diatas, maka diperlukan anggaran dari

pemerintah (APBN). Alokasi anggaran kegiatan pembangunan perikanan budidaya Tahun

2017 yang dilaksanakan di BPBAP Takalar dialokasikan anggaran yang berjumlah Rp.

24.127.851.000,- Pada triwulan II Awal bulan Mei (revisi 2) adanya penghematan

anggaran sehingga sisa anggaran yang ada sebesar Rp. 21.287.911.000,- Pada triwulan

III tepatnya bulan agustus tanggal 15 (revisi 3) terjadi penambahan anggaran Belanja

Modal sebesar Rp. 6.950.000.000 sehingga total anggaran sebesar Rp.28.937.911.000.

Pada triwulan IV tanggal 23 November terjadi perubahan (revisi 4) yaitu penyesuaian

Rencana Penarikan Dana (RPD) pada Dipa halaman 3. Di bulan yang sama penambahan

anggaran (revisi 5) pada Belanja Pegawai sebesar Rp. 1.152.379.000 sehingga anggaran

sampai denga revisi 5 sebesar Rp. 30.090,290.000. Hingga tutup tahun anggaran 2017

terukur total realisasi penyerapan anggaran sebesar Rp. 29.041.069.093,- sebesar

96,51%. Realisasi anggaran tersebut lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar >

95%. Total anggaran tersebut dialokasikan untuk 6 program kerja utama yaitu (1)

Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan (2343),

dengan realisasi anggaran Rp. 17.005.250 (79,77%) dari pagu anggaran

Rp.21.318.000, (2) Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan (2344) dengan realisasi

anggaran Rp 2.721.789.588 (98,48%) dari pagu anggaran Rp.2.763.842.000, (3)

Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan (2345) dengan

realisasi anggaran Rp 7.548.049.773 (99,23%) dari pagu anggaran Rp.7.606.464.000

(4) Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan (2346), dengan realisasi

anggaran Rp.786.989.200, (96,86 %) dari pagu anggaran Rp. 812.466.000, (5)

Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen

Perikanan Budidaya (2348) dengan realisasi anggaran Rp. 16.529.618.455 (95.65%) dari

pagu anggaran Rp.17.281.200.000, (6) Pengelolaan pakan (5747), dengan realisasi

anggaran Rp.1.475.065.600 (91,90) dari pagu anggaran Rp. 1.605.000.000.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

22 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA

Pencapaian Visi dan Misi Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar dilakukan

melalui penetapan 7 sasaran strategis terdiri dari 25 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang

diukur atas dasar penilaian indikator kinerja utama (IKU) yang merupakan kontrak kinerja

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Tahun 2017. Sejalan dengan penerapan

metode Balanced Scorecard sebagai alat manajemen kinerja, maka sasaran strategis

tersebut terbagi dalam empat (4) perspektif sebagaimana telah ditetapkan dalam peta

strategis Budidaya Air Payau Takalar 2017, yaitu (i) stakeholder perspective; (ii) customer

perspective; (iii) internal process perspective dan (iv) learn and growth perspective.

Capaian Indikator Kinerja Utama dari keempat prespective diatas adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) BPBAP Takalar Tahun 2017

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TRIWULAN IV

STATUS

TARGET

TAHUN 2017

REALISASI

TAHUN 2017

CAPAIA

N (%)

STAKEHOLDER PERSPEKTIVE

1 Terwujudnya

kesejahteraan masyarakat

Perikanan Budidaya

1. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

102,25 99,09 96,67 Baik

2. Pertumbuhan PDB Perikanan

8 6,75 84,38 Baik

3. Rata – rata pendapatan Pembudidaya (Rp)

3.050.000 3.298.751 108,16 Sangat Baik

COSTUMER PERSPEKTIVE

2 Terwujudnya pengelolaan

sumber perikanan

budidaya yang partisipatif,

bertanggungjawab, dan

berkelanjutan

4. Jumlah produksi Benih BPBAP Takalar ( ekor )

36.000.000 37.606.300 104,46 Sangat Baik

5 Jumlah Produksi Calon Induk Unggul (ekor)

15.500 15..573 100,47 Sangat Baik

6. Nilai PNBP BPBAP Takalar (Rp)

1.568.500.000 1.595.329.986 101,71 Sangat Baik

7

Kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveilance (kawasan)

6,00 6,00 100 Baik

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

23 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TRIWULAN IV

STATUS

TARGET

TAHUN 2017

REALISASI

TAHUN 2017

CAPAIA

N (%)

INTERNAL PROCESS PERSPEKTIVE

3. Terselenggaranya tata

kelola pemanfaatan

sumber daya kelautan dan

perikanan yang adil,

berdaya saing dan

berkelanjutan

8.

Jumlah laboratorium HPI, dan Residu yang memenuhi standar teknis (unit)

1 1 100

Baik

9.

Jumlah bantuan / restocking benih ( ekor ) 13.690.000 15.760.500 121,23

Sangat Baik

10.

Jumlah inovasi teknologi budidaya hasil perekayasaan bidang budidaya air payau ( Judul )

5,00 6,00 120 Sangat Baik

11.

Jumlah unit pembenihan yang menerapkan ISO 9001:2008 ( unit )

1,00 1,00 100 Baik

12.

Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB

9,00 11,00 122 Sangat Baik

13.

Jumlah kelompok pembudidaya yang siap di sertifikasi CBIB ( kelompok )

10,00

11,00

110

Sangat Baik

14. Jumlah tenaga teknis binaan ( orang )

750 1.278 170,4 Sangat Baik

15. Jumlah lokasi restocking (lokasi)

9,0 14 155,55 Sangat Baik

16.

Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya ( kawasan )

9,00 9 100 Baik

17.

Jumlah layanan

laboratorium kesehatan

ikan dan lingkungan

3.500 5.206 162,68 Sangat Baik

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

24 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TRIWULAN IV

STATUS

TARGET

TAHUN 2017

REALISASI

TAHUN 2017

CAPAIA

N (%)

(sampel)

LEARNING AND GROWTH PERSPEKTIVE

4 Terwujudnya ASN DJPB

yang kompeten,

professional dan

berintegritas

18

Indeks Kompenti dan

Integritas Lingkup Ditjen

Perikanan Budidaya

80 93,89 117,36 Sangat Baik

5 Tersedianya manajemen

pengetahuan DJPB yang

handal dan mudah diakses 19

Persentase Unit Kerja Yang Menerapkan Sistem Manejemen Pengetahuan Yang Terstandar (%)

65

51,58

79,35

Baik

6 Terwujudnya birokrasi

yang efektif, efisien dan

berorientasi pada layanan

prima

20. Nilai Kinerja Reformasi

Birokrasi DJPB A (80)

A (91,87) 114,84 Sangat Baik

21. Nilai Maturitas SPIP

(Leve) 2

2,76 138,00 Sangat Baik

22. Persentase Tindak Lajut

Direktif Pimpinan 100% 80 80%

Baik

23. Nilai AKIP DJPB 85 88,19 103,75 Sangat Baik

7 Terkelolanya anggaran

pembangunan DJPB

secara efisien dan

ekuntabel

24 Nilai Kinerja Anggaran

BPBAP Takalar > 95 96,51 101,58 Sangat Baik

25

Persentase Kepatuan

Terhadap SAP Lingkup

DJPB (%)

100 100 100 Baik

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

25 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

3.1. Pencapaian Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Budidaya

3.1.1. IKU 1 : Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

Berdasarkan hasil pemantauan harga di 33 provinsi di Indonesia oleh BPS, rata-

rata NTPi dari bulan Januari – Desember 2017 sebesar 99,08 atau telah tercapai

96,67% dari target tahunan serta 96,20% dari target akhir RPJMN sebesar 103. Selama

tahun 2017 ini, NTPi mengalami tren kenaikan dan mencapai nilai tertingginya pada

bulan Desember 2017 sebesar 99,65. Tren naiknya NTPi disebabkan naiknya indeks

pendapatan pembudidaya.

Sampai dengan bulan Desember 2016, sebanyak 9 (sembilan) provinsi yang

memiliki rata-rata NTPi di atas 100, antara lain: Sumatera Barat (109,16), Kepulauan

Riau (106,51), Riau (106,02), Maluku Utara (104,20), Maluku (102,63), Jawa Timur

(102,20), Kalimantan Selatan (102,15), DI Yogyakarta (100,80) dan Jawa Barat

(100,62) seperti tergambar pada peta di bawah ini.

Gambar 3. Sebaran NTPI Per Provinsi s.d Desember 2017 (Sumber: BPS

Indonesia)

Sementara itu jika kita lihat dari Nilai Tukar Usaha Budidaya Ikan (NTUPi) yang

merupakan rasio indeks yang diterima pembudidaya dibagi indeks biaya produksi,

maka pembudidaya sudah mengalami surplus karena menurut data dari BPS rata rata

NTUPi dari bulan Januari – Desember 2017 mencapai 110,23.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

26 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Tabel 3. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPI)

Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Perikanan Budidaya

IKU-1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)

Realisasi

2016

2017 Kenaikan 2016-2017

(% /Tahun)

2019

Target Realisasi % Capaian Target % Capaian

2017-2019

9,96 102,5 99,09 96,67 0,12 102,50 96,67

Selama tahun 2017 pertumbuhan NTPi sebesar 0,12 dengan nilai NTPi tertinggi

pada bulan Desember 2017 dan terendah pada bulan Januari. Hal ini semakin

menegaskan bahwa NTPi terus naik dengan perubahan dari Januari s.d Desember 1,29

poin. Kenaikan harga komoditas ikan hasil budidaya air tawar dan komoditas ikan hasil

budidaya air payau sebagai penyumbang kenaikan indek yang diterima pembudidaya. Hal

ini menunjukkan bahwa kebijakan bantuan pemerintah sektor perikanan budidaya yang

lebih menekankan pada budidaya tawar dan payau tepat sehingga NTPi terus mengalami

kenaikan.

Sementara itu jika kita lihat dari Nilai Tukar Usaha Budidaya Ikan (NTUPi) yang

merupakan rasio indeks yang diterima pembudidaya dibagi indeks biaya produksi, maka

pembudidaya sudah mengalami surplus karena menurut data dari BPS rata rata NTUPi

dari bulan Januari – Desember 2017 mencapai 110,23. Nilai Tukar Usaha Budidaya Ikan

yang berada di atas 100 menunjukkan bahwa usaha budidaya memiliki margin keuntungan

yang bagus bagi pelaku pembudidaya ikan.

Tren naiknya NTPi dan NTUPi ini disebabkan kebijakan bantuan Ditjen Perikanan

Budidaya diantaranya bantuan pakan mandiri, bioflok lele, bantuan minapadi, bantuan

sarana produksi perikanan budidaya (Bansarpras), bantuan prasarana dan kebijakan

lainnya yang meningkatkan harga jual ikan budidaya dan menekan biaya produksi

perikanan budidaya.

Sampai dengan bulan Desember tahun 2017 nilai NTUPi setiap provinsi berada di

atas 100 kecuali provinsi Sulawesi Tengah dengan rata-rata NTUPi selama tahun 2017

sebesar 96,05 dan Kalimantan Utara yang belum dilakukan perhitungan, berada di bawah

100 seperti tergambar pada peta berikut ini:

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

27 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Gambar 4. Sebaran NTUPI Per Provinsi Tahun 2017 (Sumber: BPS Indonesia)

NTPi dan NTUPi selama Januari – Desember tahun 2017 mengalami kenaikan

sebagaimana pada gambar. Tidak tercapainya NTPi kemungkinan dikarenakan biaya

konsumsi rumahtangga yang masih tinggi sehingga menyebabkan NTPi dibawah 100.

Sementara biaya konsumsi merupakan variabel yang tidak bisa dikontrol oleh Ditjen

Perikanan Budidaya.

Gambar 5. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPI) dan Nilai Tukar Usaha Budidaya Ikan (NTUPI) Tahun 2017 (Sumber BPS Indonesia)

Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah perhitungan NTPi belum

mengakomodir nilai usaha dari pembudidaya ikan hias, benih dan tambak udang dan

sampel yang diambil untuk penyusunan NTPi belum menjangkau seluruh kabupaten/kota.

Faktor eksternal yang juga mempengaruhi adalah naiknya harga kebutuhan pokok sebagai

memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu

diperlukan upaya untuk peningkatan upaya penyediaan pakan murah dan terjangkau serta

NTUPi < 100 NTUPi >= 100

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

28 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan

teknologi.

Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah : (i) pengembangan

pakan mandiri melalui penyediaan bahan baku, uji laboratorium, penyediaan mesin pellet,

pengembangan laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya dan

memperbanyak percontohan untuk budidaya pakan mandiri seperti cacing darah, cacing

sutra dan azolla yang diharapkan dapat mengurangi biaya penggunaan pakan; (ii)

pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna

meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; (iii) pengembangan

mariculture untuk peningkatan/pengalihan ke budidaya rumput laut yang rendah input

produksi, diantaranya melalui pengembangan sentra kebun bibit; dan (iv) melakukan

koordinasi dengan BPS untuk memperluas wilayah survei agar semua kegiatan usaha

budidaya bisa terwakili.

3.1.2. IKU 2 : Pertumbuhan PDB Perikanan (persen)

Target pertumbuhan PDB perikanan tahun 2017 sebesar 8%. Pencapaian

pertumbuhan PDB Perikanan tahun 2017 adalah 6,75% atau baru tercapai 84,38% dari

target sebesar 8% (tabel 3). Capaian ini mengalami kenaikan sebesar 19,59% apabila

dibandingkan dengan pertumbuhan PDB tahun 2016 yang besarnya 5,64%. Namun,

pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan

pertumbuhan kelompok pertanian secara keseluruhan yang hanya mencapai hanya

mencapai 2,92%, dan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi

Indonesia secara keseluruhan yang hanya mencapai 5,06%.

Masih lebih tingginya pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan dibandingkan

dengan subsector pertanian lainnya memperlihatkan bahwa sub sektor perikanan masih

merupakan sub sektor unggulan dalam sektor pertanian. Pertumbuhan ekonomi sub sektor

perikanan ini didukung oleh produksi perikanan budidaya dan produksi perikanan tangkap.

Dengan demikian, hal ini membuktikan bahwa usaha di bidang perikanan baik tangkap

maupun perikanan budidaya merupakan usaha yang memiliki share yang cukup tinggi

dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi nasional.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

29 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Tabel 4. Pertumbuhan PDB Perikanan

Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Perikanan Budidaya

IKU-2 Pertumbuhan PDB Perikanan

Realisasi

2016

2017 Kenaikan

2016-2017 (%

/Tahun)

2019

Target Realisasi % Capaian Target % Capaian

2017-2019

5,15 8 6,75 84,38 31,1 12 56,25

*angka masih Triwulan III, BPS mengeluarkan data PDB Tahun 2017 di bulan Februari

Dalam tiga tahun terakhir PDB sub sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata

nasional dan dalam 4 tahun terakhir memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor

pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor perikanan memegang

peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian, maupun

nasional. PDB sub sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata nasional dan memiliki rata-

rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan

bahwa subsektor perikanan memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan

pada PDB kelompok pertanian, maupun nasional.

3.1.3. IKU 3 : Rata – Rata Pendapaatan Pembudidaya

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh para anggota masyarakat

untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka

sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional, pendapatan atau income

adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa

bunga, dan laba termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun,

sementara itu terkait dengan pendapatan pembudidaya adalah uang yang diterima oleh

pembudidaya yang merupakan hasil dari kegiatan membudidayakan ikan, sehingga bisa

diukur seberapa jauh kegiatan pembudidayaan ikan dapat memberikan kehidupan yang

layak bagi pembudidaya.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

30 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Tabel 5. Rata-Rata Pendapatan Pembudidaya Sasaran

Strategis 1

Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Perikanan Budidaya

IKU-3 Rata-rata pendapatan pembudidaya

Realisasi

2016

2017 Kenaikan 2016-

2017 (% /Tahun)

2019

Target Realisasi % Capaian Target % Capaian

2017-2019

3.021.490 3.050.000. 3.298.751 108,16 9,22 3.200.000 103,13

Peningkatan pendapatan pembudidaya merupakan cerminan dari keberhasilan

pembangunan perikanan budidaya oleh karena itu rencana aksi yang dilakukan dalam

setiap pencapaian IKU secara tidak langsung juga merupakan rencana aksi dalam rangka

meningkatkan pendapatan pembudidaya.

Pendapatan pembudidaya ikan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga ikan,

sedangkan harga ikan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan permintaan semakin

banyak ketersediaan ikan akan membuat harga ikan turun, demikian juga jika tidak ada

permintaan, oleh karena itu harga ikan merupakan indikator yang perlu mendapat

perhatian khusus dari pemerintah, dengan memperhatikan harga ikan akan bisa diketahui

kapan satu jenis komoditas ikan tersedia melimpah di pasaran atau langka dipasaran oleh

karena itu pemerintah perlu untuk mengintervensi dan mengatur ketersediaan ikan di

pasaran.

Pendapatan pembudidaya ikan secara garis besar dibagi menjadi tiga sektor

pendapatan pendapatan pembudidaya laut termasuk ikan hias air laut, pendapatan

pembudidaya ikan air payau dan pendapatan pembudidaya ikan di air tawar termasuk

budidaya ikan hias dan pembenihan ikan air tawar.

Pada triwulan empat tahun 2017 ini pendapatan pembudidaya secara agregat

mengalami peningkatan dibandingkan dengan pendapatan pada triwulan tiga, pendapatan

paling tinggi berasal dari sektor budidaya ikan air payau terutama untuk budidaya udang

baik windu maupun vaname yang pada triwulan 4 mengalami kenaikan harga yang cukup

signifikan pada beberapa daerah, usaha budidaya ikan hias seperti budidaya ikan koi

masih memiliki rata-rata pendapatan perbulannya nya bisa mencapai diatas 6 juta rupiah,

sedangkan untuk usaha budidaya ikan air tawar pendapatannya rata-rata masih dibawah

dua juta rupiah perbulan terutama lele, patin dan nila, yang jika dilihat dari penyebarannya

jenis budidaya kedua ikan ini merupakan budidaya yang paling memasyarakat karena cara

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

31 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

budidayanya relatif mudah dan tidak membutuhkan ruang yang luas, untuk

memaksimalkan margin maka harus lebih digiatkan penggunaan pakan mandiri sebagai

pengganti pakan pabrikan sehingga keuntungan yang diterima pembudidaya menjadi lebih

besar. Memasyarakatkan budidaya ikan hias juga bisa berdampak langsung pada

peningkatan pendapatan pembudidaya ikan mengingat harga ikan hias yang relative tinggi

dan masa pemeliharaanya yang tidak terlalu lama juga pangsa pasarnya masih terbuka.

Pendapatan pembudidaya dihitung berdasarkan pada data hasil survey strukutur

ongkos yang dilakukan oleh BPS, dari hasil survey BPS diketahui persentase usaha

pembudidayaan ikan untuk setiap hektarnya pada tahun 2013, untuk menghitung

pendapatan diperlukan harga ikan pada tingkat produsen yang terkini, harga produsen

terkini didapatkan dari database harga dari aplikasi satu data, kemudian data struktur

ongkos digunakan untuk memisahkan perkiraan biaya produksi dari total pendapatan kotor

pembudidaya, total pendapatan kotor pembudidaya didapat dari total nilai produksi dibagi

dengan jumlah rumah tangga menurut jenis komoditas, pendapatan bersih pembudidaya

ikan didapatkan dari hasil pengurangan antara pendapatan kotor dikurangi dengan struktur

ongkos pembudidayaan ikan.

CUSTOMER PERSPECTIVE

3.2. Terwujudnya Pengelolaan Sumber Perikanan Budidaya yang Partisipatif, Bertanggungjawab dan Berkelanjutan

Dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan masyakarat kelautan dan

perikanan dalam ketahanan pangan (food security) nasional, maka ketersediaan produk

kelautan dan perikanan menjadi bagian penting yang harus dipenuhi. Ketersediaan ini

tentunya tidak hanya mempertimbangkan dari sisi volume produksi saja, namun juga perlu

ada jaminan terhadap mutu/kualitas produk dan keamanan pangan (food safety), sehingga

secara langsung akan memberikan nilai tambah dan daya saing bagi produk perikanan

yang dihasilkan. Dalam mencapai sasaran strategis ini maka di laksanakan melalui IKU

Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton), yang mana SS dan IKU ini merupakan

SS dan IKU adopsi langsung sehingga perhitungan capaian realisasi IKU juga dilakukan

adopsi langsung.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

32 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

3.2.1. IKU 4 : Jumlah Produksi Benih BPBAP Takalar (ekor)

Kegiatan produksi benih dengan mutu terjamin pada tahun 2017, pencapaian target

menunjukkan progres yang lebih baik dibanding dengan kegiatan pada di tahun 2016

dalam hal kuantitas (jumlah capaian), hal ini disebabkan oleh adanya perencanaan yang

terukur secara teknis maupun nonteknis dan ditunjang oleh adanya peningkatan perbaikan

sarana dan prasarana yang lebih baik pada kegiatan pemeliharaan.

Tabel 6. Realisasi Produksi Benih Bermutu BPBAP Takalar

1. Jumlah benih dengan Mutu terjamin (ekor)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Ekor 31.650.000 36.000.000

Realisasi Ekor 28.096.769 37.606.300

Persentase % 88,77 104,46

Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa capaian jumlah benih bermutu sampai

dengan akhir tahun 2017 sebesar 37.606.300 ekor atau sebesar 104,46% dari target

tahunan sebesar 36.000.000 ekor. Jika dibandingkan dengan capaian produksi pada tahun

sebelumnya dalam rentang waktu yang sama hasil produksi jauh melebihi di tahun 2016.

Produksi benih yang telah ada yaitu benih udang windu, benur udang vannamei, nener

bandeng, benih ikan laut, rajungan, dan benih nila salin. Sedangkan benih komoditas

lainnya masih dalam tahap proses produksi, kegiatan sementara berjalan. Adapun data

produksi benih bermutu Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Tahun 2017 dapat

dilihat pada lampiran 1.

Langkah strategis yang akan ditempuh pada tahun 2018 adalah mengoptimalkan

kapasitas produksi, dengan perbaikan sarana dan prasarana unit pembenihan yang ada di

BPBAP Takalar diantaranya kegiatan pembenihan yang bernilai ekonomis misalnya

pembenihan udang dengan 2 (dua) spesies yaitu udang windu dan udang vaname,

bandeng ikan laut, kepiting dan rajungan serta pembenihan ikan nila salin yang masih

menjadi primadona di wilayah Sulawesi Selatan.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

33 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

3.2.2. IKU 5 : Jumlah Produksi Calon Induk (ekor)

Tabel 7. Realisasi jumlah produksi calon induk unggul.

Jumlah Produksi calon induk unggul (ekor)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target ekor 30.000 15.500

Realisasi ekor 80.450 15.573

Persentase % 183,33 100,47

Indikator capaian untuk kegiatan calon induk pengukurannya sedikit agak berbeda

dengan indikator lainnya yang merupakan kumulatif dari kegiatan sebelumnya. Untuk

indikator ini nilai target dan persentase akan terus menurun dikarenakan adanya seleksi

pemilihan induk yang dilakukan. Produksi calon induk unggul pada tahun 2017 capain

kinerja IKU ini mencapai 100,47% atau sebanyak 15.573 ekor calon induk yang terdiri dari

calon induk Vannamei sebanyak 11.173 ekor dan calon induk Nila Salin sebanyak 4.400

ekor. Jika dibanding dengan tahun 2016 capaian IKU ini lebih rendah di karenakan jumlah

target tahun 2016 lebih besar.

Indikator ini sudah ada capaian dan sudah terdistribusi di beberapa kota pada unit

kegiatan perbenihan (Hatchery) dan juga di gunakan oleh kegiatan internal Balai. Sampai

dengan akhir bulan Desember progres dari kegiatan ini masih tetap berjalan dan masih

menyisakan calon induk (stok) udang vannamei sebanyak 500 ekor yang siap

didistribusikan begitu juga calon induk nila realisasi sampai saat ini 4.500 ekor.

Langkah strategis dalam pencapaian induk unggul yang berkualitas dengan mengikuti

SOP untuk calon induk dengan baik dan cermat, meningkatkan kualitas media

pemeliharaan secara optimal.

3.2.3. IKU 6 : Persentase Peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Perikanan Budidaya

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan

pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan. Berdasarkan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang pedoman

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

34 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

umum PNBP Peraturan Pemerintah (PP) no 75 tahun 2015 tentang tarif atas jenis

penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerain Kelautan dan

Perikanan. Adapun sumber PNBP lingkup Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebagai

berikut :

a. Pemanfaatan sumberdaya alam (SDA)

PNBP SDA yakni PNBP yang berasal dari Pungutan Perikanan. Pungutan perikanan

adalah pungutan negara atas hak pengusahaan dan/atau pemanfaatan sumberdaya

ikan yang harus dibayar kepada pemerintah oleh perusahaan perikanan Indonesia yang

melakukan usaha perikanan atau oleh perusahaan perikanan asing yang

melakukan usaha budidaya Perikanan.

b. PNBP Non SDA

PNBP Non SDA yakni PNBP yang berasal dari Penjualan hasil usaha budidaya dan

Imbalan jasa UPT lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. PNBP ini terdiri

dari :

1. Penjualan hasilPerikanan Budidaya

2. Imbal Jasa Teknologi

3. Jasa Desiminasi

4. Jasa Penggunaan Laboratorium

5. Jasa Penggunaan fasilitas

6. Jasa Fasilitas Lainnya

7. Jasa Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Capaian Realisasi PNBP tahun 2017 bila dibandingkan dengan capaian Tahun

2016 dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini :

Tabel 8. Penerimaan PNBP BPBAP Takalar

Nilai Penerimaan PNBP BPBAP Takalar 2016 2017

Target Rp 1.607.125.000 1.568.500.000

Realisasi Rp 947.892.728

1.595.329.986

Persentase % 58.98

101,71

Capaian PNBP BPBAP Takalar pada tabel di atas melampaui target yang

ditetapkan. Dari target sebesaar Rp. 1.568.500.000,- tercapai Rp. 1.595.329.986,- atau

101,71% dari target, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun 2016 terjadi

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

35 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

peningkatan yaitu sebesar 42,76%, dimana target tahun 2016 sebesar Rp.

1.607.825.000,- dan tercapai sebesar Rp. 947.892.728,- atau sebesar 58,95%. Hal ini

terjadi karena serapan pasar terhadap produksi hasil perikanan yang dilaksanakan pada

tahun 2017 ini cukup tinggi, dibandingkan periode yang sama di tahun 2016. Adapun

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) setiap bulan selama tahun 2017 dapat dilihat

pada lampiran 2.

3.2.4. IKU 7 : Jumlah lokasi budidaya yang dilakukan survailan dan/atau monitoring penyakit ikannya (kab/kota; non kumulatif)

Tabel 9. Capaian IKU “Tabel 5. Realisasi Lokasi budidaya melalui surveilen”

Kawasan budidaya yang terserang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan

melalui surveilen (kawasan)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Kawasan 6 6

Realisasi Kawasan 13 6

Persentase % 216 100

Untuk Kawasan yang penyakit ikan penting dapat dikendalikan melalui surveilen

sesuai yang tertera pada tabel di atas memberikan gambaran bahwa pada tahun 2017

capain kinerja IKU ini sebanyak 6 kawasan lebih rendah dibanding dengan tahun 2016

sebanyak 13 kawasan sedikit tidak menunjukkan adanya progres yang meningkat hal ini

dikarenakan adanya cara pengukuran capaian yang berbeda. Pada tahun 2016

pengukuran capaian dilihat dari jumlah perjalanan sedangkan di tahun 2017 dilihat dari

jumlah kawasan/kabupaten. Adapun hasil monitoring yang dilakukan selama tahun 2017

dapat dilihat pada lampiran 3.

Kawasan pelaksanaan Monitoring HPI (Hama Penyakit Ikan) tahun 2017 dapat dilihat

dibawah ini :

a. Kabupaten Maros

b. Kabupaten Pinrang

c. Kabupaten Bone

d. Kabupaten Bulukumba

e. Kabupaten Sinjai

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

36 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

f. Kabupaten Pinrang

INTERNAL PROSES PERSPECTIVE

3.3. Pencapaian Sasaran Strategis 3 “Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkeadilan, berdaya saing dan berkelanjutan

3.3.1. IKU 8 : Laboratorium yang memenuhi standar teknis (unit)

Jumlah Laboratorium HPI dan residu yang memenuhi standart teknis, progres di

tahun 2017 sama dengan ditahun 2016, sesuai target yang direncanakan dari tahun ke

tahun.

Tabel 10. Realisasi jumlah Laboratorium yang memenuhi standar teknis

Jumlah Laboratorium HPI, dan Residu yang memenuhi Standar Teknis (unit)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Uni 1 1

Realisasi Unit 1 1

Persentase % 100 100

Indikator ini telah dicapai dengan baik yaitu 1 unit 100%, dimana Laboratorium Uji

Kesehatan Ikan dan Lingkungan BPBAP Takalar telah memenuhi standar teknis yaitu

melalui penerapan ISO 17021:2015.

3.3.2. IKU 9 : Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor)

Tabel 11. Capaian IKU “ Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor) 2016 - 2017

Jumlah Bantuan/Restocking Benih ( ekor)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Ekor 9.450.000 13.000.000

Realisasi Ekor 6.686.260 15.760.500

Persentase % 70,75 121,23

Bantuan/restocking benih untuk tahun 2017 telah dilakukan di Kabupaten

Jeneponto, Kabupaten Barru, Wajo, Takalar Pangkep, Barru, Pinrang, Jeneponto, Polman,

Makassar, Maros dan Bulukumba terdiri dari benih udang windu, bandeng, kakap dan nila

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

37 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

salin. Jumlah bantuan dan restocking yang telah tersalurkan sebanyak 15.760.500 atau

sekitar 121,23 % dari yang telah ditargetkan . Pada tahun 2017 pencapaian IKU ini sudah

melebihi dari yang di targetkan, dari total target 13.000.000 ekor. Bila di bandingkan

dengan tahun 2016 sudah mengalami kenaikan dari jumlah bantuan benih yang di

serahkan, sebesar 50,48 % hal ini menunjukkan kinerja yang sangat baik. Adapun

kelompok yang telah mendapatkan bantuan benih ikan brmutu dapat dilihat pada lampiran

4.

3.3.3. IKU 10 : Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang budidaya air payau (paket)

Tabel 12. Capaian IKU “ Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang budidaya

air payau (paket) Tahun 2016 – 2017

Jumlah inovasi teknologi budidaya hasil perekayasaan bidang air payau (judul)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Paket 9 5

Realisasi Paket 9 6

Persentase % 100 120

Progres kegiatan perekayasaan BPBAP Takalar sampai dengan akhir tahun 2017

sebesar 120 % dari 5 WBS yang ditargetkan sedangkan yang terealisasi sebanyak 6

WBS . Bila di bandingkan dengan tahun 2016 sudah mengalami kenaikan capaian

realisasi sebesar 20%, hal ini menunjukkan kinerja yang sangat baik. Namun jumlah

target di tahun 2016 lebih banyak, karena penyesuaian jumlah anggaran pada kegiatan

perekayasaan.

Tabel 13. Progres Kegiatan Kerekayasaan Bulan Desember 2017

No Work Breakdown Structure

Progres Kegiatan Prosentase Kegiatan Proposal Pelaksanaan

Kegiatan Pelaporan

1 Kerekayasaan Teknologi Peningkatan Produksi Kepiting Bakau (Scylla serrata)

33 33 34 100

2 Kerekayasaan teknologi Peningkatan Produksi Rumput Laut

33 33 34 100

3 Kerekayasaan Teknologi Terapan Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan

33 33 34 100

4 Kerekayasaan Teknologi Peningkatan Produksi 33 33 34 100

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

38 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Cacing Laut (Nereis sp)

5 Kerekayasaan Teknologi Peningkatan Produksi Phronima sp

33 33 34 100

6 Kerekayasaan Teknologi Peningkatan Produksi Pakan Mandiri

33 33 34 100

Dari progres kegiatan yang terlihat diatas, secara keseluruhan progres

perekayasaan yang dilakukan di BPBAP Takalar sampai dengan bulan Desember 2017

jika diprosentasikan sebasar 100%. Persentase capaian ini telah sesuai dengan target

sehingga pada bulan ini juga seminar hasil perekayasaan telah dilakukan.

Langkah strategis dalam pencapaian untuk Inovasi Teknologi di tahun tahun 2018

tetap akan melakukan koordinasi dengan koordinator perekayasa terkait progres kegiatan

perekayasaan secara keseluruhan.

3.3.4. IKU 11 : Jumlah Unit Pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2008 (Unit)

Tabel 14. Capaian IKU ini “ Realisasi jumlah unit pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2015

Jumlah unit pembenihan yang menerapkan ISO 9001 : 2015 (unit)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Unit 1 1

Realisasi Unit 1 1

Persentase % 100 100

Progres kegitan unit pembenihan yang menerapkan ISO 9001:2015 sampai

dengan akhir tahun 2017 telah mencapai 100% begitu juga di tahun sebelumnya sebesar

100% sudah sesuai dengan yang ditargetkan.

3.3.5. IKU 12 : Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB (unit)

Tabel 15. Pencapaian “Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina untuk sertifikasi CPIB (unit)

Jumlah Unit Pembenihan Ikan Air Payau yang Siap Disertifikasi (unit)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Unit 5 9

Realisasi Unit 5 11

Persentase % 100 122

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

39 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Dari tabel diatas capai kenerja Jumlah unit pembenihan ikan air payau yang dibina

untuk sertifikasi CPIB (unit) tahun2017 melebihi dari target yang ditetapkan yaitu sebesar

122 % , jika dibandingkan pencapaian di tahun 2016 Jika dibandingkan dengan tahun

2016 denga realisasi capaian IKU ini sebanyak 5 unit usaha yang di usulkan untuk di

sertifikasi CPIB (100%). Persentase capaian target pada tahun 2017 mengalamai

peningkatan yang cukup besar.

3.3.6. IKU 13 : Jumlah unit pemudidayaan ikan yang siap disertifikasi CBIB (unit)

Tabel 16. Pencapaian IKU “ Jumlah unit pemudidayaan ikan yang siap disertifikasi CBIB (unit)

Jumlah kelompok budidaya yang siap disertifikasi (kelompok)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Kelompok 5 10

Realisasi Kelompok 6 11

Persentase % 120 110

Indikator ini sudah terlaksana dengan baik dan sesuai dengan target yang di

rencanakan pada tahun 2017 dengan presentasi pencapaian sebesar 110% dan realisasi

sebanyak 11 kelompok budidaya dari target tahunan. Bila di bandingkan dengan Tahun

2016 mengalami peningkatan dari segi jumlah kelompok pembudidaya.

3.3.7. IKU 14 : Jumlah Tenaga Teknis Binaan (orang)

Tabel 17. Pencapaian IKU “ Jumlah Tenaga Teknis Binaan

Jumlah TenagaTeknis Binaan (Orang)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Orang 700 750

Realisasi Orang 832 1.278

Persentase % 118,85 170,4

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

40 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Jumlah tenaga teknis binaan tahun 2017 sebanyak 1.278 orang atau setara 170,4% dari

target 750 orang. Hal ini pencapaian IKU ini sangat baik bila dibandingkan dengan tahun

2016 realisasi capaian sebesar 118,85% atau sebnayak 832 orang tenaga teknis binaan

dari target 700 orang. Adapun jumlah tenaga binaan selama tahun 2017 dapat dilihat

pada lampiran 4

3.3.8. IKU 15 : Jumlah bantuan restocking (lokasi)

Kegiatan restocking benih dilaksanakan dalam rangka pelestarian alam untuk

menjaga ketersediaan komoditas di alam.

Tabel 18. Pencapaian IKU “ . Lokasi Restocking Benih

Jumlah lokasi restocking

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Lokasi 0 9

Realisasi Lokasi 0 14

Persentase % 0 155,55

Indikator ini telah terlaksana dengan baik pada tahun 2017 dengan capaian dari IKU

ini sebesar 14 lokasi restocking melebihi dari yang di targetkan yaitu 9 lokasi setara

155,55%. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 kegiatan dari IKU ini belum terlaksana

untuk lokasi Restocking. Adapun kawasan dan jumlah benih yang direstocking dapat

dilihat pada lampiran 6.

3.3.9. IKU 16 : Jumlah kawasan budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya (kawasan)

Keberhasilan dan kelangsungan usaha yang dilakukan pokdakan sangat

ditentukan oleh efektivitas pembinaan dan bimbingan yang meliputi aspek teknis dan

manajemen usaha serta pengembangan kemitraan dan jejaring kerja, oleh karena itu

untuk memberikan pembinaan dan bimbingan maka peran aktif unit pelaksana teknis

(UPT) Direktorat Jenderal perikanan Budidaya bersama-sama dengan petugas dinas dan

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

41 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

penyuluh/PPTK sangat diharapkan dalam rangka pengembangan usaha di bidang

pembudidayaan ikan sekaligus pemberdayaan masyarakat.

Tabel 19. IKU “ Jumlah Kawasan pengawasan teknis budidaya

Jumlah kawasan Budidaya yang mendapatkan pengawasan teknis budidaya

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Kawasan 8 9

Realisasi Kawasan 8 9

Persentase % 100 100

Kegiatan Pendampingan pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016

menunjukkan persentase hasil yang sama artinya target yang ditetapkan semua berjalan

sesuai dengan perencanaan yaitu dengan capaian 100%. Namun jika dilihat dari kegiatan

pengawasan dan pendampingan kelompok budidaya, jauh lebih banyak dibandingkan

tahun sebelumnya. Sampai dengan Triwulan ini kegiatan pendampingan dilakukan pada 8

kawasan budidaya.

Indikator ini telah terlaksana dengan baik pada tahun 2017 dengan memenuhi

capaian yang di targetkan sebanyak 9 kawasan, setara 100%. Kawasan budidaya yang

mendapatkan pengawasan pada tahun 2017 dilakukan di tujuh kabupaten dan dua

provinsi yaitu Kab. Pinrang, Kab. Barru, Kab. Pangkep, Kab. Wajo, Kab. Bone, Kab.

Jeneponto dan Kab. Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi Maluku.

3.3.10. IKU 17 : Jumlah sampel yang diuji dalam rangka pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel)

Kegiatan pelayanan laboratorium uji BPBAP Takalar pada tahun 2017 lebih

mengedepankan pelayanan pada unit – unit produksi di BPBAP Takalar, hal ini dapat

terlihat dari jumlah sampel yang dapat melampaui target pelayanan.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

42 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Tabel 20. IKU “ Jumlah Layanan laboratorium Budidaya

Jumlah Layanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan (Sampel)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target Sampel 3.200 3.500

Realisasi Sampel 3.621 5.206

Persentase % 118,85 162,68

Indikator ini telah dilaksanakan dengan sangat baik pada tahun 2017 dengan

capaian 162,68 % dan telah melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 3.500 sampel

dengan reaslisasi jumlah sampel sebanyak 5.206 sampel. Bila di bandingkan dengan

tahun 2016 sudah mengalami kenaikan jumlah layanan laboratoriunn, hal ini menunjukkan

kinerja yang sangat baik yaitu 43,83 %.

LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE

3.4. Terwujudnya ASN DJPB yang kompeten, profesional dan

3.4.1. IKU 18 : Indeks kompetensi dan integritas lingkup Ditjen Perikanan Budidaya

Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan perikanan

budidaya, salah satu pendorong utamanya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia

(SDM) yang kompeten dan profesional. Di samping itu, SDM juga merupakan salah satu

hal yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yaitu bagaimana

menciptakan SDM yang berkualitas, kompeten, serta memiliki daya saing tinggi dalam

era globalisasi. Salah satu sasaran strategis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya adalah “Terwujudnya aparatur sipil negara DJPB yang kompeten,

profesional, dan berkepribadian” yang diidentifikasi melalui 1 (satu) Indikator Kinerja

Utama (IKU) yaitu “Indeks kompetensi dan integritas”. IKU ini bersifat maximize, artinya

bahwa semakin besar capaiannya, maka dapat dikatakan capaian kinerja IKU ini akan

semakin baik.

SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki

sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja

organisasi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

43 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

tercermin pada integritasnya. Pengangkatan seorang pegawai di dalam jabatan

diharapkan sesuai dengan kompetensinya sehingga prinsip the right man and the right

place dapat terpenuhi. Hal ini dapat dicapai apabila pengangkatan dalam jabatan

struktural berpedoman pada Standar Kompetensi Manajerial (SKM), dimana SKM

menggambarkan jenis dan level kompetensi yang diperlukan bagi suatu jabatan,

sehingga pelaksanaan tugas suatu jabatan dapat dilaksanakan dengan baik.

Sementara itu nilai kompetensi dan integritas merupakan angka yang menunjukkan

agregasi dari nilai kompetensi (membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian

kompetensi/assessment dari asesor dengan jenis standar kompetensi yang

dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN-

SJ/2014), persentase capaian output SKP, persentase tingkat kehadiran dan

kepatuhan terhadap penyampaian LHKPN/LHKASN.

Tabel 21. IKU “ Indeks Kompetensi dan Integritas

Indeks Kompetensi dan Integritas BPBAP Takalar

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target % 77 80

Realisasi) % 79,25 93,89

Persentase % 102,92 117,36

Nilai kompetensi menggunakan nilai assessment, namun pada tahun 2017 tidak

terdapat kegiatan asessment pegawai, sehingga nilai yang digunakan adalah nilai

assessment pada tahun 2016 yaitu 81,37. Sampai dengan bulan Desember 2017

diperoleh nilai integritas sebesar 98,06. Hasil ini diperoleh berdasarkan data dari : (i) hasil

evaluasi tingkat kehadiran Pegawai Negeri Sipil perolehan nilai sebesar 99,97%; (ii)

Pengisian SKP sebesar 95,58%; dan (iii) nilai LHKASN/LHKPN dengan capaian sebesar

98,62%.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

44 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Tabel 22. Perhitungan Indeks Kompetensi dan Integritas Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya

KOMPETENSI INTEGRITAS

Nilai Kompetensi

dan Integritas Assessment Kehadiran SKP LHKPN/LHKASN

81.37 99.97 95.58 98.62

81.37 98.06

81.37 99.97 95.58 98.62

93.89

3.5. Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses

3.5.1. IKU 19 : Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan

teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk

mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan dan mendistribusikan pengetahuan untuk

digunakan kembali, diketahui dan dipelajari dalam suatu organisasi. Managemen

Pengetahuan menjadi bidang yang penting dalam proses pembelajaran sebuah

organisasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus mampu memberikan

kemajuan bagi organisasi itu sendiri. Agar organisasi dapat bertahan hidup, maka

diwajibkan agar setiap orang yang ada di dalam organisasi melakukan pertukaran

informasi/pengetahuan. Untuk itu dibutuhkan manajemen yang kuat agar pengetahuan

tersebut mengakar di setiap individu dalam organisasi dan tidak hilang begitu saja

dengan didukung infrastruktur untuk penyebaran informasi di lingkungan organisasi.

Efek globalisasi serta pengembangan teknologi informasi yang sangat akseleratif

mengakibatkan semakin cepatnya perubahan dalam segala bidang kehidupan.

Perubahan yang terjadi dapat disikapi melalui pengetahuan yang memadai,

sehingga dibutuhkan kualitas dan kapasitas SDM dalam meningkatkan pengetahuan.

Peranan ilmu pengetahuan semakin menonjol, karena hanya dengan pengetahuan lah

semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat. Oleh karena itu diperlukan

upaya-upaya untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif. Dengan

kapasitas SDM yang baik serta didukung pengetahuan yang luas, maka

organisasi/instansi akan semakin solid dan survive sehingga dapat mencapai visi dan

misi organisasi yang ditetapkan. Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang sangat

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

45 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

menentukan, oleh karena itu perolehan dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik

dalam konteks peningkatan kinerja organisasi/instansi sehingga diperlukan cara yang

dapat mengintegrasikan pengetahuan itu dalam kerangka pengembangan SDM dalam

organisasi/instansi.

Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia

(SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi yang

semakin baik. Arus globalisasi yang memberikan dampak terhadap perubahan,

perkembangan dan akselerasi pengetahuan, menjadikan SDM dan teknologi

informasi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Hal ini tentu saja saja

memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM sehingga

dapat meningkatkan pengetahuan. Perkembangan teknologi informasi memiliki

peranan penting dalam konsep manajemen pengetahuan karena hampir semua

aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi. SDM

yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang

harus dilakukan dalam konteks tersebut .

Tabel 23. IKU : Persentase unit kerja yang menerapkan system manajemen terstandar.

Persentase unit kerja yang menerapakan sistem manajemen terstandar

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target % 77 65

Realisasi % 88,33 79,3

Persentase % 114,71 79,35

Metode perhitungan dengan menggunakan aplikasi bitrix24, yang merupakan

aplikasi untuk mengukur Manajemen Pengetahunan yang mudah diterapkan, yakni

dengan prinsip melihat seberapa banyak unit kerja yang menerima informasi – informasi

yang disampaikan.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

46 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

3.6. Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

3.6.1. IKU 20 : Nilai kinerja Reformasi Birokrasi DJPB

Tabel 24. Nilai kinerja reformasi birokrasi BPBAP Takalar

Nilai kinerja reformasi birokrasi BPBAP Takalar

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target % A (89) A (89)

Realisasi % 90,08 91,87

Persentase % 101,21 103,22

Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata

kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi

adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan

berhasil guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan

dan perikanan.

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model

penilaian mandiri yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta

analisis yang menyeluruh terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi

pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi

Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi

Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran terhadap indeks pelaksanaan

reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen penilaian yang meliputi 8 area

perubahan yaitu :

1. Manajemen Perubahan

2. Penataan Peraturan perundang-undangan

3. Penataan dan Penguatan Organisasi

4. Penataan Tatalaksana

5. Penataan Sistem Manajemen SDM

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

47 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

6. Penguatan Akuntabilitas

7. Penguatan Pengawasan

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

3.6.2. IKU 21 : Tingkat Maturitas SPIP (level).

Maturitas sistem pengendalian intern secara sederhana menunjukkan ukuran

kualitas dari sistem pengendalian intern pada suatu organisasi. Semakin tinggi

maturitasnya semakin baik pula kualitas sistem pengendalian intern organisasi itu.

Maturitas sendiri berasal dari kata maturity yang terjemahannya adalah kematangan atau

kedewasaan.

Kata "kematangan" dalam bahasa Indonesia lebih sering dikaitkan dengan rasa

buah. Makin baik kematangannya, maka suatu buah akan makin lezat rasanya. Sementara

kata "kedewasaan" biasa dikaitkan dengan sikap manusia, makin dewasa ia maka makin

baik pola pikir, sikap, dan perilakunya. Menariknya, ukuran matang dan dewasa tersebut

tidak ada hubungan langsung dengan usia tapi benar-benar fokus pada aspek kualitas.

Buah yang lebih tua belum tentu bagus kualitas kematangannya, bisa jadi ia busuk atau

gagal berkembang. Demikian pula orang yang lebih tua belum tentu kualitas

kedewasaannya lebih baik.

Konsepsi tersebut juga diterapkan dalam konteks maturitas sistem pengendalian

intern. Usia organisasi tidak menentukan baik buruknya maturitas sistem pengendalian

intern organisasi tersebut. Untuk mencapai kualitas pengendalian intern yang baik,

organisasi harus memenuhi parameter-parameter maturitas tertentu. Ukuran kualitas

sistem pengendalian intern paling eksaknya adalah kemampuan sistem pengendalian

intern dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi..

Dengan demikian, organisasi yang maturitas sistem pengendaliannya baik akan

memiliki rancangan pengendalian yang tepat dan melaksanakan rancangan itu secara

efektif dalam seluruh aktivitasnya. Cara mengukur maturitas sistem pengendalian intern?

Setiap pengukuran perlu satuan ukur, demikian pula dalam pengukuran maturitas sistem

pengendalian intern. Satuan ukurnya adalah level maturitas. Level itu ditentukan misalnya

dengan membuat skala dari level 0 sampai level 5. Level 0 menunjukkan tidak adanya

pengendalian intern, sementara level 1 sampai level 5 menunjukkan adanya pengendalian

intern dengan gradasi dari level yang lebih rendah ke level yang lebih tinggi berdasarkan

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

48 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

parameter tertentu. Artinya, parameter pada level 2 adalah seluruh parameter level 1

ditambah parameter tertentu, parameter level 3 adalah parameter level 2 ditambah lagi

parameter lainnya, dan demikian seterusnya.

Organisasi yang memenuhi parameter level 5 berarti telah memenuhi seluruh

parameter pada level-level di bawahnya. Selain sebagai alat ukur, pelevelan ini nantinya

dapat menjadi sarana organisasi merancang rencana tindak (action plan) untuk melakukan

perbaikan berkelanjutan menuju level yang lebih tinggi. Misalnya maturitas sistem

pengendalian intern suatu organisasi telah berada pada level 3, maka selanjutnya ia dapat

merancang rencana tindak peningkatan maturitas dengan mengacu pada parameter level

4 dan level 5. Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP merupakan kerangka kerja yang

memuat karakteristik dasar yang menunjukkan tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP

yang terstruktur dan berkelanjutan.

Tingkat maturitas ini dapat digunakan paling tidak sebagai instrument

evaluative penyelenggaraan SPIP dan panduan generik untuk meningkatkan maturitas

SPIP. Dalam rangka menilai tingkat maturitas SPIP lingkup KKP. Capaian Tingkat

Maturitas SPIP Triwulan IV tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 25. IKU “ Tingkat maturitas SPIP

Tingkat maturitas SPIP

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target ) Level - 2

Realisasi Level - 2,76

Persentase % - 138

3.6.3. IKU 22 : Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%)

Tabel 26. IKU “ Persentase tindak lanjut direktif pimpinan

Persentase tindak lanjut direktif pimpinan

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target % - 100

Realisasi % - 100

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

49 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Persentase % - 100

Directive Pimpinan adalah arahan pimpinan dalam Rapat Pimpinan, Rapat Terbatas,

Sidang Kabinet, dan Rapat Kerja

Arahan pimpinan dan informasi diinput oleh Biro Perencanaan KKP ke DMS dan secara

otomatis masuk ke akun DMS Eselon I penanggung jawab arahan tersebut.

Tindaklanjut Eselon I adalah langkah/kegiatan yang dilakukan Eselon I dalam rangka

menyelesaikan arahan pimpinan, yang diinput ke dalam sistem DMS.

Jangka waktu untuk menindaklanjuti arahan pimpinan adalah 2 minggu setelah arahan

diinput ke sistem DMS. Diatas 2 minggu akan dinyatakan jatuh tempo/tidak selesai

apabila tidak ditindaklanjuti. IKU ini merupakan IKU Adopsi langsung dari Eselon I dan

merupakan IKU baru sehingga belum ada pembanding dari tahun sebelumnya dan

merupakan IKU yang penilaiannya pada akhir tahun.

3.6.4. IKU 23 : Nilai AKIP DJPB

Tabel 27. Nilai AKIP Lingkup DJPB

Nilai Akip Lingkup DJPB

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target - - 83

Realisasi - - 84,35

Persentase % - 101,63

Penilaian Kementerian PAN & RB atas akuntabilitas kinerja KKP. Akuntabilias

kinerja yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung

jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah di

amanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara

terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja

instansi pemerintah yang disusun secara periodik. IKU ini merupakan adopsi langsung

dan penilaiannya dilaksanakan pada akhir tahun sehingga capaian mencapai 84,35 dari

target 83 setara dengan 101,63 %.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

50 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

3.7. Terkelolanya anggaran pembangunan DJPB secara efisien dan akuntabel

3.7.1. IKU 24 : Nilai Kinerja Anggaran Lingkup BPBAP Takalar (%)

Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil

dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas terukur. Guna mengetahui kinerja

suatu program maka perlu dilakukan pengukuran. Pengukuran dan evaluasi

kinerja yang selanjutnya disebut evaluasi kinerja adalah proses untuk menghasilkan

informasi capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen RKA-KL. Salah satu

dasar hukum yang digunakan adalah PMK 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan

Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA-K/L.

Capaian Nilai kinerja anggaran tahun 2017 bila dibandingkan dengan capaian

di Tahun 2016 daapat dilihat pada dibawah ini :

Tabel 28. IKU 24 “ Nilai Kinerja Anggaran (Capaian Realisasi)

IKU SATUAN CAPAIAN DAN REALISASI

Nilai Kinerja Anggaran BPBAP Takalar 2016 2017

Target % > 95 > 95

Realisasi % 83,80 96,51

Persentase % 83,80

101,58

Capaian Nilai Kinerja Anggaran tahun 2017 ini adalah sebesar 101,58 %. Hal

ini menunjukkan kinerja yang sangat baik yaitu 17,78 %.

3.7.2. IKU 25 : Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%)

SAP (Sistem Akuntansi Pemerintah) adalah Sistem pelaporan Pemerintah yang

terintegrasi antara Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara. Sistem Akuntansi

Pemerintahan (SAP) bertujuan untuk : (i) Menjaga asset Pemerintah dan instansi-

instansinya melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang

konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum;

(ii) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

51 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

keuangan pemerintah baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai

dasar penilaian kinerja; (iii) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang

posisi keuangan suatu instansi dan pemerintah secara keseluruhan; dan (iv)

Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan

pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

Capaian Persentase kepatuhan terhadap SAP Triwulan IV tahun 2017 dapat dilihat

pada Tabel dibawah ini :

Tabel 29. Persentase kepatuhan terhadap SAP

Persentase kepatuhan terhadap SAP (5)

Tahun Kegiatan 2016 2017

Target % 100 100

Realisasi % 100 100

Persentase % 100 100

SAP (Sistem Akuntansi Pemerintah) adalah Sistem pelaporan Pemerintah yang

terintegrasi antara Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara. Sistem Akuntansi

Pemerintahan (SAP) bertujuan untuk : (i) Menjaga asset Pemerintah dan instansi-

instansinya melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang

konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum;

(ii) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan

kegiatan keuangan pemerintah baik secara nasional maupun instansi yang berguna

sebagai dasar penilaian kinerja; (iii) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya

tentang posisi keuangan suatu instansi dan pemerintah secara keseluruhan; dan (iv)

Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan

pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

3.8. Lain – lain

Pada tahun 2017 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar melakukan

beberapa kerjasama dalam bidang tenaga binaan antara lain teknik Negeri Pangkep,

Universitas Hasanuddin Makassar, UMISMUH, SUPMN Bone serta Universitas dan

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

52 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

sekolah kejuruan lainnya yang berada di wilaya indonesia bagian timur serta Jaringan

Kemitraan / Kerjasama antara institusi atau lembaga Internsional tahun 2017 pola

kemitraan yang terjalin meliputi;

1) PT. Kemilau Bintang Timur, kegiatan kerjasama dibidang budidaya kepiting rajungan di

tambak dan restocking benih rajungan di perairan pantai.

2) Kerjasama dengan Mars Symbioscience

Kegiatan kerjasama yang dilakukan adalah pengembangan biota Clown fish, kuda laut,

dan Mandarin fish.

3) PT. Carefure-Transmart, kegiatan kerjasama melalui suplai Caulerpa sp dalam bentuk

segar hasil purifikasi.

4) Australian Center for International Agriculture Research (ACIAR), Kegiatan kerjasama

dibidang peningkatan produksi dan kualitas rumput laut Caulerpa, sp dan Gracillaria,

Sp

5) Koperasi Produksi Nelayan Kaltara, kegiatan kerjasama dibidang perekayasaan dan

pembenihan kepiting bakau (Scylla, sp)

Tujuan utama kerjasama ini adalah untuk mengimplementasi visi Balai Perikanan

Budidaya Air Payau Takalar sebagai institusi pemberi pelayanan prima dalam

pembangunan dan pengembangan sistem budidaya Air Payau yang berdaya saing,

berkelanjutan dan berkeadilan.

Gambar 6. Penandatanganan MoU dengan PT. Kemilau Bintang Timur serta Harbor

Seafood Corp.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

53 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Dalam melaksanakan usaha

perikanan budidaya yang berkelanjutan (sustainable aquaculture) penerapan tata cara

budidaya ikan yang bertanggungjawab harus dimulai harus dimulai dari kegiatan

pembenihannya. Selain jumlah yang mencukupi, mutu benih juga merupakan salah satu

faktor penentu keberhasilan usaha budidaya perikanan. Guna menghasilakan benih yang

bermutu layak, maka dalam usaha pembenihan ikan harus menerapkan pembenihan yang

sesuai dengan standard an prosedur pembenihan ikan yang baik. Secara garis besar,

CPIB atau Cara Pembenihan Ikan yang baik merupakan standar system mutu pembenihan

ikan paling sederhana/ dasar yang harus diterapkan oleh pembenihan ikan dalam

memproduksi benih ikan yang bermutu. Di tahun 2017 BPBAP Takalar kembali

mendapatkan sertifikat (Resertifikasi) CIPB dari kegiatan Pembenihan Bandeng dengan

predikat baik , Pembenihan Ikan Kerapu dengan predikat sangat baik, Pembenihan

Kepiting dan Rajungan dengan predikat sangat baik, dan Pembenihan Udang dengan

predikat sangat baik. Bahkan lebih tinggi lagi kegiatan pembenihan udang telah

menerapkan ISO 9001:2008. Sebagai hatchery dengan tingkat pelaporan berstandar

internasional dari pelayanan maupun produksi yang dihasilkan.

Gambar 7. Sertifikata CPIB Pembenihan Bandeng dan Kepiting Bakau

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

54 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Gambar 8. Sertifikat CPIB Pemb. Rajungan dan Kerapu Bebek

Gambar 9. Sertifikat CPIB Pembenihan Udang Windu dan Kelayakan Pengolahan lawi-lawi Dehidrate

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

55 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Gambar 10. Sertifikat Kelayakan Pengolahan Lawi-lawi Kering dan Lawi-lawi Basah

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

56 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

BAB 4. PENUTUP

Scorecard, Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar menetapkan indikator-

indikator kinerja baru yang merupakan penyempurnaan dari program dan kegiatan

sebelumnya. Pencapaian pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017 menunjukkan kemajuan

dalam upaya pencapaian target akhir di tahun Renstra 2014-2019. Secara umum,

pencapaian sasaran pembangunan perikanan budidaya menunjukkan hasil yang cukup

menggembirakan dan on track. Capaian nilai per sasaran strategis Ditjen Perikanan

Budidaya adalah sebesar 92,90 %. Sedangkan capaian nilai persasaran Strategi Balai

Perikanan Budidaya Air Payau Takalar adalah sebesar 104,21 % yang artinya secara garis

besar seluruh sasaran yang dibebankan pada BPBAP Takalar dapat tercapai dengan

sangat baik. Adapun rincian pencapaian indikator kinerja utama (IKU) adalah dari 25 IKU

yang telah ditetapkan, 16 (enam belas) yag berstatus sangat baik dan 9 (Sembilan)

berstatus baik atau mencapai target, IKU yang capaiannya telah mencapai target yang

telah ditentukan, yaitu : Rata – rata pendpatan pembudidaya sebesar 108,16%, Jumlah

Produksi benih BPBPAP Takalar 104,46%, Jumlah Produksi Calon Induk unggul sebesar

100,47%, Nilai PNBP BPBAP Takalar sebesar 101,71%, Kawasan Budidaya yang

Penyakit Ikan Pentingnya Dapat dikendlikan Melalui Surveilen sebesar 100%, Jumlah

Laboratorium HPI dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sebesar 100%, Jumlah

Bantuan/Retocking Benih sebesar 121,23 %, Jumlah Inovasi Teknologi Budidaya Hasil

Perkeyasaan Bidang Budidaya Air Payau sebesar 120 %, Jumlah Unit Pembenihan yang

Menerapkan ISO 9001:2008 sebesar 100%, Jumlah Unit Pembenihan Ikan Air Payau yang

dibina untuk Sertifikasi CPIB sebesar 122 %, Jumlah Kelompok Pembudidaya yang siap

disertifikasi CBIB sebesar 110 %, Jumlah Tenaga Teknis Binaan sebesar 170,4 %, Jumlah

Lokasi Restocking sebesar 155,55 %, Jumlah Kawasan Budidaya yang Mendapatkan

Pengawasan Teknis Budidaya sebesar 100%, Jumlah Layanan Laboratorium Kesehatan

Ikan dan Lingkungan sebesar 162,68 %, Indeks Kompetensi dan Integritas Lingkup Ditjen

Perikanan Budidaya sebear 117,36 %, Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi DJPB sebesar

114,84%, Nilai Maturitas SPIP sebesar 138%, Nilai AKIP DJPB sebesar 103,75%, Nilai

Kinerja Anggaran BPBAP Takalar sebesar 101,58%, Persentase Kepahan Terhadap SAP

Lingkup DJPB sebesar 100%. Sedangkan IKU yang capaiannya tidak sesuai dengan

target yang telah ditetapkan, yaitu ; Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sebesar 96,67

%, Pertumbuhan PDB Perikanan sebesar 84,38%, Persentase Unit Kerja yang

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

57 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Yang Terstandar (%) sebesar 79,35%,

Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan sebesar 80%,

.Beberapa kendala dalam pencapaian IKU serta sasaran strategis adalah sebagai berikut:

a. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Stategi 1’ IKU 1 (satu) Nilai Tukar

Pembudidaya Ikan (NTPi) Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah

perhitungan NTPi belum mengakomodir nilai usaha dari pembudidaya ikan hias, benih

dan tambak udang dan sampel yang diambil untuk penyusunan NTPi belum

menjangkau seluruh kabupaten/kota. Faktor eksternal yang juga mempengaruhi adalah

naiknya harga kebutuhan pokok sebagai memberikan kontribusi yang cukup signifikan

dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk peningkatan upaya

penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis

komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi.

Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah : (i) pengembangan

pakan mandiri melalui penyediaan bahan baku, uji laboratorium, penyediaan mesin

pellet, pengembangan laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya

dan memperbanyak percontohan untuk budidaya pakan mandiri seperti cacing darah,

cacing sutra dan azolla yang diharapkan dapat mengurangi biaya penggunaan pakan;

(ii) pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna

meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; (iii)

pengembangan mariculture untuk peningkatan/pengalihan ke budidaya rumput laut

yang rendah input produksi, diantaranya melalui pengembangan sentra kebun bibit;

dan (iv) melakukan koordinasi dengan BPS untuk memperluas wilayah survei agar

semua kegiatan usaha budidaya bisa terwakili.

b. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 6’ IKU 19 (Sembilan belas)

Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang

terstandar (%) dan Upaya yang Akan Dilakukan meningkatkan dan mengembangkan

SDM sehingga dapat meningkatkan pengetahuan. Perkembangan teknologi informasi

memiliki peranan penting dalam konsep manajemen pengetahuan karena hampir

semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi

informasi. SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi

pilihan penting.

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

58 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Lampiran 1. Jumlah Benih Bermutu Tahun 2017

BULAN Benih Target PNBP Bantuan Restocking Lain-lain Julmah

Janu

ari

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 - - - -

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 - - - -

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 - - - -

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 - - 150,000 - 150,000

5. Bakau 50,000

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 - - - -

7. Benih Nila Salin 150,000 - - - -

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 150,000 150,000

Feb

ruar

i

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,520,000 - - 2,520,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 - - -

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 - 400,000 - 400,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 50,000 - 50,000

5. Bakau 50,000

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 600 - - - 600

7. Benih Nila Salin 150,000 - - - - -

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 2,570,600 400,000 - 2,970,600

Mar

et

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 5,000,000 700,000 - - 5,700,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 - - - - -

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 - 350,000 350,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 - - - - -

5. Bakau 50,000 - - - - -

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 - - - - -

7. Benih Nila Salin 150,000 28,000 - - - 28,000

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 5,028,000 1,050,000 - - 6,078,000

Apr

il

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 900,000 - - 900,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 - - -

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 100,000 50,000 150,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 25,000 25,000

5. Bakau 50,000

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 -

7. Kakap Putih 5,000 5,000

7. Benih Nila Salin 150,000 10,000 10,000

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 100,000 915,000 75,000 1,090,000

Mei

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 -

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 1,530,000 1,530,000

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 160,000 200,000 360,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 -

5. Bakau 50,000

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000

7. Kakap Putih 30,000 5,000 35,000

8. Benih Nila Salin 150,000 10,000 2,000 12,000

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 1,540,000 192,000 205,000 1,937,000

Juni

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,658,000 1,200,000 1,000,000 4,858,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 -

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 85,000 85,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 2,000 2,000

5. Bakau 50,000

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000

7. Kakap Putih 5,500 5,500

8. Benih Nila Salin 150,000 2,650 2,650

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 2,660,000 1,205,500 1,000,000 87,650 4,953,150

Juli

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,450,000 1,000,000 3,450,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 410,000 410,000

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 125,000 5,000 130,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 42,000 42,000

5. Bakau 50,000

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000

7. Kakap Putih -

8. Benih Nila Salin 150,000 15,500 15,500

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 592,500 2,450,000 1,000,000 5,000 4,047,500

Agu

stus

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 4,600,000 627,000 5,227,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 300,000 300,000

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 50,000 50,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 10,000 10,000

5. Bakau 50,000

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000

7. Kakap Putih -

8. Benih Nila Salin 150,000 40,000 10,000 50,000

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 40,000 4,960,000 637,000 - 5,637,000

Sep

t

emb

er 1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 605,000 605,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 -

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 160,000 100,000 200,000 460,000

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

59 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 125,000 125,000

5. Bakau 50,000

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000

7. Kakap Putih -

8. Benih Nila Salin 150,000 -

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 765,000 100,000 325,000 - 1,190,000

Okt

ober

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,770,000 415,000 3,185,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 -

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 435,000 435,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 25,000 20,000 45,000

5. Bakau 50,000 -

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 -

7. Kakap Putih 2,000 5,000 7,000

8. Benih Nila Salin 150,000 10,000 10,000 20,000

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 2,807,000 885,000 3,692,000

Nov

embe

r

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 2,705,000 2,705,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 1,000,000 1,000,000

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 481,000 50,000 531,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 10,000 10,000

5. Bakau 50,000 -

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 -

7. Kakap Putih 1,000 1,000

8. Benih Nila Salin 150,000 3,500 3,500

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 4,189,500 61,000 4,250,500

Des

embe

r

1. Benih Udang Windu (Ekor) 20,000,000 650,000 650,000

2. Benih Udang Vanname (Ekor) 11,350,000 650,000 650,000

3. Benih Bandeng (Ekor) 4,000,000 80,000 140,000 220,000

4. Benih Kepiting (Ekor) 400,000 10,000 10,000

5. Bakau 50,000 -

6. Benih Kerapu (Ekor) 50,000 -

7. Kakap Putih 33,400 33,400

8. Benih Nila Salin 150,000 10,000 10,000 10,150 30,150

Jumlah Produksi Benih 36,000,000 1,433,400 150,000 1,593,550

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

60 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Lampiran 2. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Tahun 2015

dan Tahun 2017

NO

URAIAN PENERIMAAN (JANUARI)

VOLUME TARIF

JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan sewa rumah dinas - - 371,000

2 Penjualan KJA bandeng komsumsi 44.8 24,000 10,770,000

3

CV.Diva Karya Mandiri Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu.Pek. Pembangunan Tambak Reservoar

11,343,938

Jumlah - - 22,484,938

NO URAIAN PENERIMAAN (FEBRUARI) VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan sewa Rumah Dinas - - 371,000

2 Penjualan Benih Keiting Rajungan 50,000 200 10,000,000

3 Pendapatan sewa asrama - - 1,800,000

4

CV.Tri Bakti Karsa Penerimaan Kembali

Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalu.Pek.

Rehabilitasi Biofilter dan Saluran Pembuangan - - 47,587,621

5 Pendapatan Jasa Laboratorium 13 200,000 2,600,000

6 Penjualan Benih Udang Windu 2,520,000 25 63,000,000

7 Penjualan Benih Kerapu Bebek 600 7,500 4,500,000

8 Penjualan Rumput laut ( Lawi - Lawi ) 540 750 405,000

Jumlah 130,263,621

URAIAN PENERIMAAN (MARET) VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan sewa Rumah Dinas - - 371,000

2 Pendapatan Jasa Laboratorium 5 200,000 1,000,000

3 Penjualan Benih Ikan Nila 28,000 150 4,200,000

4 Penjualan Bandeng Komsumsi KJA 388 24,000 9,312,000

5 Penerimaan kembali belanja modal Tahun anggaran yang lalu.Pekerjaan Rehabilitasi Heatchery pembenihan kepiting dari CV.Vikaria Utama

44,995,427

6 Pendapatan sewa Asrama - - 1,800,000

7 Penjualan Pakan Alami ( Phytoplankton ) 50 20,000 1,000,000

8 Penjualan Benih Udang Windu 5,000,000 20 100,000,000

Jumlah - - 162,678,427

61 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

NO URAIAN PENERIMAAN (APRIL) VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan sewa rumah Dinas - - 371,000

2 Penjualan Benih Bandeng 100,000 20 2,000,000

3 Penjualan Bandeng komsumsi (KJA) 289.1 23,000 6,650,000

4 Pendapatan Jasa Laboratorium 4 200,000 800,000

Jumlah - - 9,821,000

NO URAIAN PENERIMAAN (MEI) VOLUME Tarif Jumlah

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan sewa rumah Dinas - - 371,000

2 Penjualan Benih Udang Vanname 1,530,000 22 33,660,000

3 Pendapatan Sewa Asrama - - 3,600,000

4 Penjualan Pakan Alami ( Phytoplankton ) 100 20,000 2,000,000

5 penjualan Rumput laut Basah E Cottoni 3,325 2,000 6,650,000

6 Penjualan KJA Bandeng komsumsi 362 19,000 6,878,000

7 Pendapatan jasa laboratorium 10 200,000 2,000,000

8 Penjualan ikan nila salin 10,000 150 1,500,000

Jumlah - - 56,659,000

NO URAIAN PENERIMAAN (JUNI) VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan sewa rumah Dinas - - 371,000

2 Penjualan Benih Udang Windu 2,658,000 20 53,160,000

3 Penjualan Benih Kepiting Rajungan 2,000 200 400,000

4 Pendapatan Sewa Asrama (Masyarakat Umum) 24 35,000 840,000

5 Pendapatan Sewa Aula 1,000,000

6 Penjualan Pakan Alami (Pytoplankton ) 289.96 25,000 7,249,000

7 Penjualan Bandeng komsumsi (KJA) 239 20,000 4,780,000

8 Penjualan Rumput Laut ( Lawi - lawi ) 1,000 1,000 1,000,000

Jumlah - - 68,800,000

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

62 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

NO URAIAN PENERIMAAN (JULI) VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan sewa rumah Dinas - - 371,000

2 Penjualan budidaya udang vannamei lagaruda 700 40,000 28,000,000

3 Penjualan Benih Ikan nila salin 15,500 150 2,325,000

4 Penjualan benih bandeng gelondong 85,000 60 5,100,000

5 Penjualan benih bandeng nener 40,000 25 1,000,000

6 Pendapatan jasa laboratorium 5 200,000 1,000,000

7 Pendapatan sewa asrama - - 2,400,000

8 Penjualan rumput laut basah E-Cottoni 1,500 2,000 3,000,000

9 Penjualan budidaya udang vannamei loka II 8,000 40,000 320,000,000

10 Penjualan budidaya udang vanname Pinrang 745.2 40,000 29,808,000

11 Penjualan Benih Kepiting Rajungan 42,000 200 8,400,000

12 Penjualan Pakan Alami ( Phytoplankton ) 50 20,000 1,000,000

13 Penjualan Rumput laut ( lawi-lawi ) 400 1,000 400,000

14 Penjualan benih Udang vanname 410,000 22 9,020,000

Jumlah - - 411,824,000

NO URAIAN PENERIMAAN (AGUSTUS) VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000

2 Pendapatan sewa kincir lokasi II - - 1,800,000

3 Pendapatan jasa laboratorium 44 200,000 8,800,000

4 Penjualan Budidaya Udang Vanname lokasi III 750 40,000 30,000,000

5 Penjualan Bandeng komsumsi ( KJA ) 502 20,000 10,040,000

6 Pendapatan sewa asrama - - 1,800,000

7 Pendapatan sewa escavator / Backhoe 76 170,000 12,920,000

8 Penjualan rumput laut basah E-cottoni 3,000 2,000 6,000,000

9 Penjualan Benih Ikan Nila Salin 20,000 150 3,000,000

Jumlah - - 74,731,000

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

63 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

NO URAIAN PENERIMAAN (SEPTEMBER) VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000

2 Pendapatan Jasa Laboratorium 24 200,000 4,800,000

3 Penjualan Pakan Alami ( Phytoplankton ) 100 20,000 2,000,000

4 Penjualan Bandeng Komsumsi ( KJA ) 120 20,000 2,440,000

5 Penjualan Kakap Putih ( KJA ) 64 30,000 1,920,000

6 Penjualan Benih Udang Windu 605,000 20 12,100,000

7 Penjualan Calon Induk Bandeng 29 35,000 1,015,000

8 Penjualan Benih Bandeng 160,000 25 4,000,000

9 Penjualan Rumput Laut basah E-Cottoni 1,000 2,000 2,000,000

Jumlah - - 30,646,000

NO URAIAN PENERIMAAN (OKTOBER) VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000

2 Pendapatan Jasa Laboratorium 30 200,000 6,000,000

3 Penjualan Budidaya Udang Vanname loka 3 125 40,000 5,000,000

4 Penjualan Benih Kakap putih 1,000 2,500 2,500,000

5 Penjualan Benih Kakap putih 1,000 700 700,000

6 Penfdapatan Sewa Escavator / Bakhoe 150 170,000 25,500,000

7 Penjualan Benih ikan Nila 10,000 150 1,500,000

8 Pendapatan sewa Asrama 30 20,000 600,000

9 Penjualan Benih kepiting rajungan 25,000 200 5,000,000

10 Penjualan Pakan Alami (Pytoplankton ) 75 20,000 1,500,000

11 Penjualan Calon Induk Udang Vaname 2,000 7,500 15,000,000

12 Penjualan Benih Udang windu 2,770,000 20 55,400,000

Jumlah - - 119,071,000

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

64 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

URAIAN PENERIMAAN (NOVEMBER) VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000

2 Penjualan Rumput laut basah E-Cottoni 2,500 2,000 5,000,000

3 Pendapatan Sewa asrama - - 630,000

4 Penjualan Benih bandeng 81,000 25 2,025,000

5 Pendapatan sewa escavator 100 170,000 17,000,000

6 Penjualan Benih bandeng 400,000 15 6,000,000

7 Pendapatan Jasa Laboratorium 65 200,000 13,000,000

8 Penjualan benih Udang windu 2,705,000 20 54,100,000

9 Penjualan benih udang vaname 1,000,000 22 22,000,000

10 Penjualan Benih ikan nila 3,500 150 525,000

11 Penjualan calon induk ikan nila 35 20,000 700,000

Jumlah - - 121,351,000

NO URAIAN PENERIMAAN VOLUME TARIF JUMLAH

BENIH/KG (Rp) (Rp)

1 Pendapatan Sewa Rumah Dinas - - 371,000

2 Penjualan Benih kepiting Rajungan 10,000 200 2,000,000

3 Penjualan Benih Ikan nila 10,000 150 1,500,000

4 Penjualan benih Kakap putih 7,500 200 1,500,000

5 Penjualan benih Kakap putih 5,000 500 2,500,000

6 Penjualan benih Kakap putih 11,400 1,500 17,100,000

7 Pendapatan sewa escavator / backhoe 50 170,000 8,500,000

8 Penjualan benih kakap putih 3,000 300 900,000

9 Penjualan benih kakap putih 3,500 2,000 7,000,000

10 Pendapatan sewa Asrama - - 3,340,000

11 Penjualan Calon induk udang Vaname 1,500 6,000 9,000,000

12 Penjualan Calon induk udang Vaname 1,223 9,000 11,007,000

13 Penjualan Budidaya Udang Vaname lokasi II 5,625 40,000 225,000,000

14 Penjualan Calon Induk Ikan Nila 25 20,000 500,000

15 Penjualan Benih bandeng 80,000 15 1,200,000

16 Penjualan Bandeng Komsumsi (KJA) 525 24,000 12,600,000

17 Penjualan Bandeng Komsumsi (KJA) 672 19,000 12,782,000

18 Penjualan Budidaya Rumput Laut 500 2,000 1,000,000

19 Penjualan benih Kakap putih 3,000 400 1,200,000

20 Penjualan Benih Udang Windu 650 20 13,000,000

21 Penjualan Benih udang Vaname 650 20 13,000,000

22 Penjualan Budidaya Udang Vaname Lagaruda 1,050 40,000 42,000,000

Jumlah 387,000,000

65 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Lampiran 3. Hasil Monitoring Hama Penyakit Ikan Tahun 2017

NO

LOKASI PEREDARAN OBAT IKAN KIMIA BIOLOGI KESIMPULAN SARAN

(OIKB

1 KABUPATEN BULUKUMBA

Kabupaten Bulukumba Merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi sulawesi Selatan, di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten sinjai, di sebelah timur berbatasan dengan laut Flores , sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Bantaeng

Para pembudidaya di Kabupaten Bulukumba Khususnya di Kecamatan ujung loe dan Bonto Bahari, mereka tidak lagi menggunakan obat- obatan atau bahan kimia, baik dalam proses persiapan maupun dalam pemeliharaan ikan/udang. Sedangkan Pembudidaya Tambak Secara Intensif menggunakan kaporit untuk treakmen air,dan pemberian probiotik dan Aquazyme

1. Hasil pengujian sampel udang dari tambak tradisonal di Kecamatan Ujung Loe dan sampel tambak intensif tidak terdeteksi adanya infeksi patogen (White Spot Syndrome Virus, Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus, Taura Syndrome Virus. 2). Hasil Pengukuran kualitas Air menunjukan kurang layak / Tidak cocok untuk pertumbuhan organisme udang 3). Kendala Budidaya yang teridentifikasi pada tambak tradisonal yaitu kontruksi tambak yang tidak standar dimana pematang sangat rendah sehingga muda mengalami banjir.

1. Berdasarkan kondisi kualitas Air sebaiknya beralih dari budidaya udang ke Ikan Nila 2). Sebaiknya memperbaiki kontruksi pematang sehingga tambak bebas dari banjir dan dapat meningkatkan produksi 3). Sebaiknya petambak konsisten menerapkan CBIB

2 KABUPATEN BONE

Kabupaten Bone Salah satu kabupaten yang terletak di pesisir timur propinsi Sulawesi Selatan, sebelah utara berbatasan dengan kabupaten wajo dan soppeng,sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten sinjai dan gowa,sebelah timur berbatasan dengan teluk Bone

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan masyarakat tentang kesehatan pangan dan lingkungan, bahwa penggunaan bahan kimia,obat dan antibiotik memiliki dampak negatif. Hasil pemantauan dilapangan petambak menggunakan pupuk dan bahan kimia yang telah terdaftar di KKP seperti probiotik petrofish dan menggunakan probiotik Bi Klin

1. Hasil dari pengujian contoh uji berupa udang vannamei ditemukan adanya infeksi patogen dari golongan virus (WSSV, IHHNV, TSV, IMNV, ) 2). Kondisi kualitas air dalam keadaan optimum, kecuali alkalinitas air yang sedikit di bawah ambang kisaran yang dianjurkan untuk budidaya udang vannamei

Perlu adanya pengaturan jadwal monitoring hama dan penyakit ikan yang disesuikan dengan musim tebar dan musim panen udang, sehingga diperoleh data HPI yang lengkap

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

66 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

NO LOKASI PEREDARAN OBAT IKAN KIMIA BIOLOGI KESIMPULAN SARAN

(OIKB

3 KABUPATEN BARRU

Kabupaten Barru dengan kota Barru sebagai ibukota kabupaten terletak 102 Km dari ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan dengan batas wilayah sebelah utara dari kota pare- pare dan kabupaten sidrap, sebelah timur dengan kabupaten Soppeng dan Bone, sebelah selatan dengan kabupaten Pangkep dan sebelahdan sebelah Barat denganselat Makassar

Penggunaan Obat Ikan dan Kimia sebagai salah satu upaya dalam menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan. Obat antiseptik dan desifektan yang telah terdaftar dan diperbolehkan adalah propam 50 yang merupakan biosida berspektrum luas, efektif untuk mencegah berbagai penyakit udang yang disebabkan oleh virus white spot

1). Positif terinfeksi virus WSSV (White Spot syndrome Virus) 2). Positif terinfeksi bakteri patogen dari genus Vibrio, yang spesiesnya kemingkinan Vibrio alginoliticus dan/atau vibrio herveiy

Penyediaan petakan khusus untuk penampungan air tandon diperlukan untuk menjamin ketersedian pasokan air baku yang berkualitas dan berkelanjutan bagi petakan pemeliharaan udang

4 KABUPATEN PINRANG

Kabupaten Pinrang Terletak di pantai Barat Provinsi Sulawesi Selatan, Sebelah Utara Berbatasan dengan kabupaten Toraja, Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kotamadya Pare- pare, sebelah Barat berbatasan dengan perairan Selat Makassar dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Engrekang

Petani Tambak untuk menghilangkan hama menggunakan Bentan dan ursal sedangkan untuk mengurangi Ikan- ikan liar yang masuk dalam areal tambak menggunakan saponin, obat -obat tersebut masih aman untuk digunakan dalam kegiatan budidaya,artinya tidak termasuk dalam obat dan bahan berbahaya yang dilarang penggunaannya

1. Pada Sampel air media maupun produk perikanan masih dalam batas normal . 2) Penyakit Virus pada udang windu dan vaname di kabupaten pinrang, sehingga dapat disimpulkan bahwa kawasan tersebut masih belum bebas dari penyakit yang berbahaya seperti virus

Perlu penerapan budidaya yang ramah lingkungan dengan menggunakan benih yang bebas virus, penggunaan probiotik, tidak melakukan pemberian pakan buatan yang berlebih dan menggunakan antibiotic alami

5 KABUPATEN SINJAI

Kabupaten Sinjai terletak di bagian timur provinsi Sulawesi Selatan, posisi wilayahnya berbatasan dengan kabupaten Bone (Bagian Utara), Teluk Bone (bagian Timur), Kabupaten Bulukumba (Bagian Selatan) dan kabupaten Gowa di bagaian Barat

Obat antiseptika dan Desinfektan yang telah terdaftar dan diperbolehkan penggunaanya adalah propam 50 yang merupakan biosida berspektrum luas

1) . Tidak Terjadi Kasus Infeksi WSSV pada kedua Tambak Tradisional yang menjadi target pengambilan sampel 2). Tidak Terjadi kasus infeksi Pada kedua tambak tradisional yang menjadi target pengambilan sampel 3). Tidak terjadi kasus IHHNV pada kedua tambak tradisional yang menjadi target pengambilan sampel 4). Masih ditemukan pemakaian obat/bahan kimia yang tidak direkomendasikan dalam budidaya ikan dan udang.

perlu dilakukan penerapan biosekuriti yang lebih baik untuk mencegah serangan penyakit dan menghentikan pemakian obat dan bahan kimia yang tidak direkomendasikan pemerintah

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

67 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

NO

LOKASI PEREDARAN OBAT IKAN KIMIA BIOLOGI KESIMPULAN SARAN

(OIKB

6 KABUPATEN MAROS

Kabupaten Maros terletak di propinsi Sulawesi Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep, sebelah selatan berbatasan dengan kota Makassar, sebelah barat berbatasan dengan selat Makassar dan sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Bone.

Peredaran Obat ikan kimia biologi di kawasan tersebut tidak di dapatkan karena di kawasan tersebut petani tidak menggunakan obat atau bahan kimia di samping itu tambak mereka masih tradisional

Tidak terdeteksi/terserang wabah penyakit ikan dari golongan virus yang dapat menyebabkan kematian massal dan gagal panen. Secara umum, kondisi lingkungan perairan masih dalam kondisi layak digunakan untuk kegiatan budidaya

Perlu adanya penyuluhan mengenai Cara Berbudidaya Ikan Yang Baik, agar pembudidaya dapat menerapkan konsep CBIB dengan baik.2) Perlu adanya perbaikan sistem pengelolaan kualitas air tambak, seperti pembuatan kincir agar kualitas perairan tambak sesuai dengan kisaran yang dianjurkan untuk budidaya ikan

68 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Lampiran 4. Nama Kelompok Yang telah Mendapatkan Bantuan Benih Bermutu Tahun

2017.

No Bulan Komoditas Jumlah Nama Kelompok

1 Februari

2017

1. Bandeng 400.000 Ekor 1. SIBALIRESOE , Kab. Bulukumba

2. PAKKASALO, Kab. Pangkep

3. SIPAKKAMASE, Kab. Pangkep

2 Maret 2017 1. Udang

Windu

2. Bandeng

700.000 Ekor

350.000 Ekor

1. BELALANG, Kab. Pinrang

2. SIPAKATAU, Kab. Pinrang

3. MALLOMO, Kab. Pinrang

4. PASSORONGAN, Kab. Pinrang

5. LELONGA BERSATU, Kab. Jeneponto

6. AL FALAH, Kab. Jeneponto

7. CINTA DAMAI, Kab. Jeneponto

3 April 2017 1. Udang

Windu

2. Kakap Putih 3. Nila Salin

900.000 Ekor

5.000 Ekor

10.000 Ekor

1. BANDENG SEGAR, Kab. Pangkep

2. MATTOANGING, Kab. Pangkep

3. SIPATUO, Kab. Pangkep

4. MARAJAE, Kab. Pangkep

5. BERINGIN SEJAHTERA, Kab. Pangkep

6. MABBURA MALI, Kab. Pangkep

4 Mei 2017 1. Bandeng

2. Kakap Putih

160.000 Ekor

30.000 Ekor

1. BARANDASI INDAH, Kab. Jeneponto

2. SINAR BARANDASI, Kab. Jeneponto

3. CEMPA-CEMPAE, Kab. Barru

4. SIPATANGAE, Kab. Barru

5. SEDERHANA, Kab. Barru

6. SEPAKAT, Kab. Barru

7. SEMANGAT, Kab. Barru

8. SEJAHTERA, Kab. Barru

9. FHATAHILLA, Kab. Barru

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

69 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

3. Nila Salin

2.000 Ekor

10. MARENNU, Kab. Barru

11. MATTIRODECENG, Kab. Barru

12. MAKKURAGA, Kab. Barru

13. MINA BAHARI, Kab. Barru

5 Juni 2017 1. Udang

Windu

2. Kakap Putih

1.200.00 Ekor

5.000 Ekor

1. LELONGA, Kab. Jeneponto

2. SIDENRE SEJAHTERA, Kab. Jeneponto

3. TAMANROYA INDAH, Kab. Jeneponto

4. SERBA USAHA, Kab. Jeneponto

5. SINAR MANDIRI, Kab. Jeneponto

6. PUTRA BANRI MANDIRI, Kab. Jeneponto

7. BARANDASI INDAH, Kab. Jeneponto

8. SAHABAT TAMBAK, Kab. Jeneponto

9. TUDEA BERSATU, Kab. Jeneponto

10. SUKA MAJU, Kab. Jeneponto

11. LOMPO BOLU, Kab. Jeneponto

12. BANGKALA MANDIRI, Kab. Jeneponto

13. MINA BAHARI, Kab. Wajo

14. MATTIROTASI, Kab. Wajo

6 Juli 2017 1. Udang Windu 2.450.000 Ekor 1. SIPULUNG, Kab. Pinrang

2. MASAROCINNAE, Kab. Pinrang

3. LAWARANG, Kab. Pinrang

4. POTTO TAU, Kab. Pinrang

5. MAMMINASAE, Kab. Pinrang

6. MASAGENAE, Kab. Pinrang

7. SUMPANG SADDANG, Kab. Pinrang

8. TADANG PALIE, Kab. Pinrang

9. LASORO BONANG 2, Kab. Pinrang

10. SALOPOKKO, Kab. Pinrang

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

70 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

7 Agustus

2017

1. Udang Windu

4.600.00 Ekor

1. TUNAS BARU, Kab. Takalar

2. SIPITANGARI, Kab. Takalar

3. BONTOMANAI JAYA, Kab. Takalar

4. SEJAHTERA, Kab. Gowa

5. SITALLASSI, Kab. Gowa

6. BAHARI, Kab. Maros

7. PATTALLASSANG, Kab. Maros

8. LALANG TEDONG II, Kab. Maros

9. LENGKESE, Kab. Maros

10. MITRA BANGKALA, Kab. Jeneponto

11. BANGKALA JAYA, Kab. Jeneponto

12. SIPAKARENNU, Kab. Bone

13. RAJA LAUT, Kab. Bone

14. WATANGLIMPOE, Kab. Bone

15. COKKO MAPPARENNU, Kab. Bone

16. MASSEDDIE, Kab. Bone

17. SIPATOKKONG, Kab. Bone

18. SAPPATOA CITY, Kab. Bulukumba

19. MUDA MANDIRI, Kab. Bulukumba

20. MAJU BERSAMA, Kab. Bulukumba

21. UDANG WINDU, Kab. Bulukumba

22. BATU JAYA, Kab. Bulukumba

23. SIPAKATAU, Kab. Bulukumba

24. ANDALAN SEJAHTERA I, Kota Makassar

25. ANDALAN SEJAHTERA II, Kota Makassar

26. SENGKA BUNTING, Kota Makassar

27. DAOE, Kab. Pangkep

28. SIPURENNU, Kab. Pangkep

29. MALLOMO, Kab. Pangkep

30. MAPPABETTA, Kab. Mamuju Tengah

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

71 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

2. Udang Vaname

3. Bandeng 4. Nila

300.000 Ekor

50.000 Ekor

10.000 Ekor

31. LISE WANUA, Kab. Bone

32. ADA BERKAH, Kab. Bone

33. SIPURENNU, Kab. Bone

34. HATI MULIA, Kota Makassar

8 September

2017

1. Bandeng 100.000 Ekor 1. BALE BOLU, Kab. Bulukumba

2. DIRYA, Kab. Bulukumba

9 Desember

2017

1. Bandeng

2. Nila Salin

140.000 Ekor

10.000 Ekor

1. SAMATURUE, Kab. Sinjai

2. BUNGING TANRE I, Kab. Sinjai

3. CAHAYA RUMPUT, Kab. Sinjai

4. BUNGING TANRE II, Kab. Sinjai

5. AKAR LAUT, Kab. Sinjai

6. GANGGANG JAYA I, Kab. Sinjai

7. MASSEDDI GAU, Kab. Sinjai

8. LETENGNGE, Kab. Sinjai

9. LANTA, Kab. Sinjai

Jumlah 5 Komoditas 11.422.500 Ekor

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

72 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

LAMPIRAN 5. JUMLAH TENAGA BINAAN TAHUN 2017

NO INSTANSI WAKTU KEGIATAN /JUMLAH (org)

MAGANG PKL PENELITIAN KUNJUNGAN JUMLAH TOTAL

JANUARI

31

31

1 Politeknik Pertanian Sorong JAN - April 2

2 SUPM Bone JAN - Mei 6

3 SMKN 6 PALU Jan- April 9

4 STITEK BALIK DIWA Jan - Mart 5

5 Politani Jan -April 9

31

FEBRUARI 57

1 SMKN 5 Luwuk Timur feb -April 26

2 SMKN Paku feb- Mei 18

3 STITEK Balik Diwa feb -April 1

4 UNHAS 1 (S3)

5 SMKN 3 Bulukumba 11 88

MARET 14 92

1 SMKN Tarakan 8

2 Universitas Unidayanu Ikhsanuddin bau -bau 6

3 STITEK Balik Diwa 27

4 DPRD Kab Pati Jawa Tengah 14

5 Direktorat Jenderal Penguatan daya Saing Produk 3

Kelautan dan Perikanan- Ahli Smart Fish Programer

6 Universitas Hasanuddin 40

7 DKP Kalimantan Utara 8 102

APRIL 55

11 157

1 Universitas Tadulako 1

2 SMKN 3 Tarakan 5

3 Politani Pangkep 49

4 DKP Tanggerang 11

MEI 21

162 178

1 SMK Tawa tanah Mei - Agustus 13

2 UNHAS 5

3 Universitas Tadulako 3

4 ASCM ( Aquatikc Study Club Of Makassar 60

5 Politeknik Kelautan dan Perikanan Kab Bone 43

6 SMKN 2 Bantaeng 40

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

73 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

7 Universitas Muhammadiyah Makassar 19

JUNI 10 188

1 Universitas Hasanuddin 3 453

2 Politani Pangkep (UMUM) 1

2 SMA 1 Galesong (Magang Umum) 1 1

3 Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan (STITEK)

4 Universitas Khairun Ternate 1

5 Universitas Negeri Makassar (UNM) 1

6 Universitas Muhammadiyah Makassar 2

JULI 92 545

1 UNHAS 2

2 Univ Unismuh Malang 1

3 SMKN 4 Galesong Utara Juli - Oktober 4

4 Pelatihan CBIB Kab. Sinjai 40

5 SMKN 1 Galesong Selatan Magang Umum) 1

6 Universitas Mulawarman 3

7 DKP Situbondo 4

8 SMKN 1 Galesong Selatan Magang 4

SMKN 1 Galesong Selatan 33

AGUSTUS 269 814

1 Universitas Muslim Indonenesia (UMI) 5

Universitas Negeri Makassar (UNM) 1

TNI ANGKT Laut 70

SMKN 4 Sinjai 35

UNISMUH 10

Kepulauan Banggai 7

STITEK BALIK DIWA 5

Universitas Andi Djemma Palopo agust -okt 12

Univ Nusa Nipa Maumere 4

Perusda Konawe Selatan 2 110

CPIB Prop Sulawesi - Selatan

Univ Dayanu Ihsanuddin Bau -bau 6

Universitas Hasanuddin 2

SEPTEMBER 26 840

SMK Al Ghuraba 19

STITEK 2

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

74 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

UNHAS 2

DKP Selayar 3

124 964

OKTOBER

UNHAS 2

UNHAS 2

DKP Buton Utara 19

STITEK BALIK DIWA 5

Guru -guru SMK Seindonesia (Pendidikan ganda) 65

Universitas Tadulako 8

TK ALIF Cendekia 15

Andi Djemma Palopo 2

Tadulako 3

Pembudidaya Kabupaten Boalemo 3

November 263 1227

Pembudidaya Kalimanta Utara 3

Universitas Tadulako 1

Universitas Tadulako 2

Politani Jurusan Agribisnis 104

Politani Jurusan Agribisnis 108

Politani Jurusan Budidaya 45

51 1278

Desember

UNISMUH 40

DKP Supiori PAPUA 11

LAPORAN KINERJA BPBAP TAKALAR TAHUN 2017

75 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

LAMPIRAN 6. Lokasi dan Jumlah Benih Restocking

No Lokasi Komoditas Jumlah

1. Perairan Sanrobengi, Kab. Takalar Rajungan 150.000 Ekor

Perairan Kp. Tamarajayya, Kab. Pangkep

Rajungan Bandeng

25.000 Ekor 50.000 Ekor

3. Teluk Awarange, Kab. Barru Bandeng Kakap

200.000 Ekor 5.000 Ekor

4. Perairan Biring Je’ne, Kab, Jeneponto

Udang Windu 1.000.000 Ekor

5. Perairan Muara Jampue 2, Kab. Pinrang

Udang Windu 1.000.000 Ekor

6. Tanjung MampiE, Kab. Polman Udang Windu 527.000 Ekor

7. Lantebung, Kota Makassar Udang Windu Rajungan

100.000 Ekor 10.000 Ekor

8. Perairan Kuricaddi, Kab. Maros Rajungan 125.000 Ekor

9. Perairan Paranyelling, Kab. Bulukumba

Bandeng 200.000 Ekor

10 Perairan Selat Makassar, Kota Makassar

Udang Windu Bandeng

300.000 Ekor 300.000 Ekor

11 Danau Tanjung Bunga, Kota Makassar

Nila Salin 10.000 Ekor

12 Muara Sungai Pappa, Kab. Takalar Udang Windu Bandeng Kakap Putih

100.000 Ekor 100.000 Ekor 4.000 Ekor

13 Perairan Teluk Bone, Kab. Sinjai Udang Windu Bandeng Kakap Putih

15.000 Ekor 10.000 Ekor 1.000 Ekor

14 Perairan Kuri caddi, Kab. Maros Rajungan Bandeng

20.000 Ekor 25.000 Ekor

15 Kepulauan Kapoposan, Kab. Pangkep Rajungan Kakap Putih

10.000 Ekor 1.000 ekor

Jumlah 5 Komoditas 4.338.000 Ekor