Ikhlas by Kang Farid

5
Ikhlas February 7th, 2014 fuadi pengertian ikhlas yang dulu saya pahami adalah ketika melakukan sesuatu maka kita akan merasa enteng (ringan), mudah dan senang. contoh : di saku ada uang Rp. 1000 dan Rp. 10.000, ketika kita ingin berusaha sedekah maka fikiran kita akan menimbang, seribu atau sepuluh ribu ya? kalau yang sepuluh ribu nanti tidak ikhlas (kurang rela) west seribu saja kan kita bisa ikhlas untuk memberikannya. mungkin hal diatas juga sering dialami para pembaca. Tetapi pengertian dan pemahaman ini berubah, ikhlas adalah melakukan segala sesuatu KARENA ALLAH , UNTUK ALLAH –> lillahita’ala KARENA ALLAH inilah yang menjadi pokok, karenanya coba diteliti contoh diatas (fikiran yang biasa membayangi kita, saya) fikiran seribu atau sepuluh ribu –> ketika kita berniat untuk beribadah, siapakah yang memberikan was-was di fikiran kita? hawa (yang menghalangi untuk berbuat kebaikan) dan nafsu kita (yang selalu mengajak kepada keburukan) akan sangat tidak suka untuk beribadah kepada Allah, Setanlah yang akan tertawa ketika kita tidak mau beribadah. lebih baik seribu tapi ikhlas dari pada sepuluh ribu tapi gak ikhlas —-> fikiran ini yang akan menentukan sikap kita, tapi coba pahami dan tanyakan kepada diri kita, mengapa kita pilih nominal kecil ? —> karena “hati kita” akan rela melakukannya, tapi “hati” atau “hawa nafsu”? mengapa kita merasa rela? karena itu cocok dengan keinginan kita, hawa nafsu kita. coba qiyas dulu. kita sedang menonton acara TV kegemaran kita, kemudian tiba-tiba terdengar suara adzan sholat, enak mana? berat

description

fgh

Transcript of Ikhlas by Kang Farid

Page 1: Ikhlas by Kang Farid

Ikhlas

February 7th, 2014 fuadi

pengertian ikhlas yang dulu saya pahami adalah ketika melakukan sesuatu maka kita akan merasa enteng (ringan), mudah dan senang.

contoh : di saku ada uang Rp. 1000 dan Rp. 10.000, ketika kita ingin berusaha sedekah maka fikiran kita akan menimbang, seribu atau sepuluh ribu ya? kalau yang sepuluh ribu nanti tidak ikhlas (kurang rela) west seribu saja kan kita bisa ikhlas untuk memberikannya.

mungkin hal diatas juga sering dialami para pembaca. Tetapi pengertian dan pemahaman ini berubah,

ikhlas adalah melakukan segala sesuatu KARENA ALLAH , UNTUK ALLAH –> lillahita’ala

KARENA ALLAH inilah yang menjadi pokok, karenanya coba diteliti contoh diatas (fikiran yang biasa membayangi kita, saya)

fikiran seribu atau sepuluh ribu –> ketika kita berniat untuk beribadah, siapakah yang memberikan was-was di fikiran kita? hawa (yang menghalangi untuk berbuat kebaikan) dan nafsu kita (yang selalu mengajak kepada keburukan) akan sangat tidak suka untuk beribadah kepada Allah, Setanlah yang akan tertawa ketika kita tidak mau beribadah.

lebih baik seribu tapi ikhlas dari pada sepuluh ribu tapi gak ikhlas —-> fikiran ini yang akan menentukan sikap kita, tapi coba pahami dan tanyakan kepada diri kita,

mengapa kita pilih nominal kecil ? —> karena “hati kita” akan rela melakukannya, tapi “hati” atau “hawa nafsu”?  mengapa kita merasa rela? karena itu cocok dengan keinginan kita, hawa nafsu kita.

coba qiyas dulu. kita sedang menonton acara TV kegemaran kita, kemudian tiba-tiba terdengar suara adzan sholat, enak mana? berat mana? enak nerusin nontonnya kan? tapi harus berusaha melawan agar sholat tidak sampai terlupa.

untuk beribadah DIBUTUHKAN PERJUANGAN MELAWAN HAWA NAFSU, hawa nafsu menunjukkan kepada keburukan sehingga secara dasar akan menghalangi untuk beribadah.

HAWA NAFSU TIDAK SUKA DIAJAK BERIBADAH, inilah sifat dasar dari hawa nafsu kita, sehingga ketika kita beribadah, hawa nafsu akan merasa tersiksa, tidak enak.

IBADAH ADALAH MELAWAN HAWA NAFSU

pilih nominal kecil atau nominal besar? ketika memilih nominal kecil maka kita senang (rela), kita merasa senang maka sesuai KEINGINAN KITA (hawa nafsu), kesimpulannya dengan memilih nominal kecil maka sesuai dengan keinginan kita

Page 2: Ikhlas by Kang Farid

ketika memilih nominal besar maka kita tidak rela (tidak senang), tidak sesuai dengan keinginan kita, LIHAT! kita lebih mempertimbangkan keinginan kita –> BUKAN KEINGINAN ALLAH

padahal ikhlas itu apa? KARENA ALLAH bukan karena kita

kerelaan kita sedekah pada nominal kecil itu karena KITA bukan karena Allah

ketidakrelaan kita sedekah pada nominal besar itu karena berjuang melawan hawa nafsu untuk ibadah kepada ALLAH

pilih mana sedekah sedikit (sesuai keinginan kita) atau sedekah banyak (berjuang ibadah kepada Allah)?

kemudian kenapa kok fikiran kita bilang “lebih baik sedekah nominal kecil ikhlas dari pada sedekah nominal besar tidak ikhlas” ? siapa yang suka membolak balikkan pengertian agar kita jauh dari Allah?

sekarang definisi ikhlas anda seperti apa? rela (senang) atau berusaha untuk Allah (suka/tidak)

ikhlaskah kita? KARENA ALLAH atau karena diri kita?

 

bila digeneralisasi

“KITA PATUT CURIGA AKAN KEIKHLASAN IBADAH KITA KETIKA KITA MELAKUKAN IBADAH DENGAN MUDAH”

“KITA HARUS LEBIH WASPADA KETIKA KITA TIDAK MAU BERIBADAH DENGAN ALASAN BELUM ‘IKHLAS’”

ibadah yang lebih besar pahalanya adalah ibadah yang lebih sulit kita melaksanakannya, karena ketika kita “memaksa” diri kita untuk beribadah, ingatlah bahwa kita sedang memaksakan hawa nafsu kita untuk beribadah kepada Allah, KARENA ALLAH, DENGAN ALLAH dan UNTUK ALLAH

semoga kita dikumpulkan dengan dengan hamba-hamba Allah yang sholeh dan mendapat keberuntungan di sisi Allah, amin

Allah A’lam

diambil dari: http://farid.zainalfuadi.net/ikhlas/

Page 3: Ikhlas by Kang Farid

Ikhlas karena Allah

August 12th, 2013 fuadi

ini benar-benar mengenai aku, sering sekali aku memaknai ikhlas dengan makna “suka rela melakukan sesuatu”

contoh, ketika ada pengemis yang meminta kepada kita, ketika kita berasa berat memberinya, kita akan berdalih “daripada tidak ikhlas lebih baik kita tidak memberi”, atau kita memberikan yang uang nominal kecil saja “lebih baik sedikit tapi ikhlas daripada banyak tetapi tidak ikhlas”

he3, ternyata pandangan seperti itu sangat-sangat salah,

dalil atau dalam bahasa indonesianya adalah alasan

“Definisi Ibadah adalah tidak mengikuti hawa nafsu karena Allah”

karena Hawa nafsu selalu mengajak kepada jauh pada Allah dan kepada kesenangan sendiri serta sering menjadi tunggangan untuk setan dalam menaklukkan kita. dimana ciri-cirinya adalah kita akan merasa senang/ enteng dalam melakukan sesuatu bila selaras dengan kemauan hawa nafsu

sholat (mengikuti Allah) dengan nonton acara yang kita suka (hawa nafsu) maka kita akan lebih mudah nonton dari pada sholat. dll

dalil-dalil naqlinya, ya monggo konsultasi kepada Ulama

karena alasan seperti itu, maka secara umum dapat dirumuskan :

> dinilai ibadah ikhlas karena Allah ketika terasa berat untuk melaksanakannya , karena tidak sesuai dengan hawa nafsu dan memaksa hawa nafsu untuk tunduk kepada perintah Allah

> dinilai kurang ikhlas karena Allah ketika mudah melaksanakannya , karena mengikuti hawa nafsu yang seringnya membawa kepada kesenangan dan kemudahan serta menjauh dari Allah

maka bila ada pengemis yang meminta, kemudian apa akan kita lakukan?

a. tidak memberi (ini sangat mudah) —> ikut hawa nafsu

b. memberi dengan nominal kecil (agak berat dan berfikir) –> ikut perintah Allah tetapi masih terpengaruh hawa nafsu

c. memberi dengan nominal yang besar (berat dan sulit) –> melawan hawa nafsu dengan sekuat hati untuk ikut perintah Allah

Page 4: Ikhlas by Kang Farid

bila anda memilih yang nomor c , maka lihatlah banyak sekali perlawanan hawa nafsu dan setan pada fikiran kita, bahwa ini dan itu, kalau ini dan itu, kemudian ini dan itu, karena iman kita lemah, keyakinan kita akan janji Allah masih lemah “satu kebaikan akan dibalas sepuluh kebaikan dan ada surga yang menanti kita”

hal ini pun dapat dikembangkan untuk ibadah-ibadah lain, semakin berat kita mengikuti perintah Allah maka semakin kita melawan hawa nafsu kita maka semakin besar pahala dan balasan dari Allah

 

sudah tahu definisi ini tapi tetap saja aku memilih pilihan a atau b

dan itu semua masih sifatku, huft ………

semoga dalam perjalanan hidup, aku kan menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah

diambil dari: http://farid.zainalfuadi.net/ikhlas-karena-allah/