i'Jaz Alquran Kel 10

22
Tugas Kelompok Dosen Pembimbing Al-Qur’an Arif Marshall, Lc, MA I’JAZ AL-QUR’AN Disusun Oleh : Pungky Nurwibowo Zuliana Gustin JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SULTAN SARIF KASIM RIAU

description

makalah alquran

Transcript of i'Jaz Alquran Kel 10

Page 1: i'Jaz Alquran Kel 10

Tugas Kelompok Dosen Pembimbing

Al-Qur’an Arif Marshall, Lc, MA

I’JAZ AL-QUR’AN

Disusun Oleh :

Pungky Nurwibowo

Zuliana Gustin

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SULTAN SARIF KASIM RIAU

2010/2011

Page 2: i'Jaz Alquran Kel 10

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT karena nikmat dan karuniaNya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Al-Qur’an yang berjudul “I’JAZ AL-QUR’AN” ini tepat pada waktunya. Di dalam makalah ini kami menyampaikan apa itu arti dari I’jaz Al-Qur’an agar pembaca dapat memahami I’jaz Al-Qur’an lebih dalam.

Terima kasih kepada dosen pembimbing kami bapak “Arif Marshall, Lc, MA” yang telah memberikan masukan atas penyelesaian tugas makalah ini.

Sekianlah kata pengantar dari kami, kritik dan saran kami harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah berikutnya.

Pekanbaru, Oktober 2011

Penulis

3Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 3: i'Jaz Alquran Kel 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................3

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................4

BAB I............................................................................................................................................................5

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................5

1.1 Latar belakang.......................................................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................6

BAB II...........................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6

2.1 Pengertian I’jaz dan Unsur-Unsur Mu’jizat Al-Qur'an...........................................................................6

2.3. Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Qur'an.................................................................................10

2.4 Cara-cara kei’jazan Al-Qur'an..............................................................................................................12

2.5 Macam-macam I’jaz Al-Qur'an............................................................................................................12

2.6 Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an........................................................................................................14

BAB III......................................................................................................................................................16

PENUTUP.................................................................................................................................................16

a. Kesimpulan........................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................17

4Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 4: i'Jaz Alquran Kel 10

5Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 5: i'Jaz Alquran Kel 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sudah menjadi kelaziman dari munculnya seorang rasul dengan seruan agama baru untuk

disertai dengan mukjizat. Dengan mukjizat itu seorang rasul baru diberdayakan oleh Allah

untuk sanggup membalikkan pandangan umatnya yang sedang mengalami fase

keterkaguman dengan salah satu aspek kehidupan keduniaan, menuju jalan agama Allah yang

lurus. Sejarah nabi dan rasul menunjukkan kebhinekaan corak mukjizat yang tidak lain

sebagai respon logis dari tuntutan realitas kehidupan umat.

Fenomena al-Quran sebagai mukjizat, berikut segala segi dan fungsinya, akan banyak

ditelaah dalam tulisan ini. Pembahasan al-Quran sebagai mukjizat oleh para ulama masih

menyisakan perbedaan pendapat tentang derivasi serta dominan kemukjizatan al-Quran

ditambah lagi munculnya pendapat yang cenderung melimitasi pada segi kemukjizatan

dengan menafikan segi yang lain.

Para nabi yang diutus oleh Allah selalu dibekali mukjizat untuk meyakinkan manusia

terhadap pesan dan misi yang dibawa oleh Nabi. Dan mukjizat itu selalu dikaitkan dengan

perkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi tiap-tiap nabi11.

Berdasarkan alasan diatas, maka makalah ini membahas topic tentang i’jaz al-Quran dan

akan dijelaskan mengenai dasar pembahasan i’jaz al-Quran dan keindahan dari segi-segi

kemukjizatan al-Quran.

1.2 Rumusan Masalah1. Pengertian I’jaz Al quran dan unsure-unsur mu’jizat Al-Qur’an

2. Dasar Dan Urgensi Pembahasan I’jaz Al-Qur'an

3. Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Qur'an

4. Cara-cara kei’jazan Al-Qur'an

1 Harun Sihab dalam Rosihon Anwar,2009:9

6Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 6: i'Jaz Alquran Kel 10

5. Macam-macam I’jaz Al-Qur'an

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian I’jaz dan Unsur-Unsur Mu’jizat Al-Qur'an

I’jaz ialah ketidakmampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari kekuasaan atau kesanggupan.

Apabila I’jaz telah terbukti nampaklah kekuasaan mu’jiz.2

I’jaz menurut bahasa ialah untuk mendapatkan makna I’jaz Al-Qur’an, yang merupakan kata

majemuk yang dalam bahasa Arab dinamakan tarkib idhofi, terlebih dahulu kita harus

memahami makna I’jaz secara etimologi. I’jaz adalah isim mashdar dari ‘ajaza-yu;jizu-I’jazan

yang mempunyai arti “ketidakberdayaan atau keluputan” .

I’jaz secara istilah ialah penampakan kebenaran pengklaiman kerasulan nabi Muhammad SAW

dalam ketidakmampuan orang Arab untuk menandingi mukjizat nabi yang abadi, yaitu Al-

Qur’an.3 Perbuatan seseorang pengklaim bahwa ia menjalankan fungsi ilahiyah dengan secara

melanggar ketentuan hukum alam dan membuat orang lain tidak mampu melakukannya dan

bersaksi akan kebenaran klaimnya.

I'jaz al-Qur'an adalah ilmu Al-Qur'an yang membahas kekuatan susunan lafal dan kandungan

Al-Qur'an, hingga dapat mengalahkan ahli-ahli bahasa Arab dan ahli-ahli lain.

Kata i’jaz diambil dari kata kerja a’jaza-i’jaza yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak

mampu. Ini sejalan dengan firman Allah SWT yang berbunyi.

: المائدة ) �خي� أ و�ء�ة� س� و�اري�� ف�أ اب �غ�ر� ه�ذ�اال �ل� مث �و�ن� ك

� أ �ن� أ ت� �ع�ج�ز� (31أ

2 Teungku M Hasbi Ash S, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, hal 3173 Manna’ al-Qathan, Mabahis fi Ulumil al-Qur’an, hal. 258-259

7Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 7: i'Jaz Alquran Kel 10

Artinya:

“…Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan

mayat saudaraku ini” )QS. Al Maidah )5(: 31(

Lebih jauh Al-Qaththan mendefinisikan I’jaz dengan:

�ة ال س� الر& فىد�ع�و�ى *م� ل و�س� �ه �ي ع�ل الله� ص�ل�ى ي& *ب الن صد�ق ظ�ه�ار� إ

ر و�ع�ج� ان� �لق�ر� ا و�هي� د�ة ال �لخ� ا ه ت م�ع�جز� ع�ن� ب �ع�ر� ال ع�ج�ز اظه�ار ب

�ع�د�ه�م� ب �ال ي �ج� �أل .ا

Artinya:

“Memperlihatkan kebenaran Nabi SAW. atas pengakuan kerasulannya, dengan cara

membuktikan kelemahan orang Arab dan generasi sesudahnya untuk menandingi kemukjizatan

Al-Qur'an.”

Pelakunya )yang melemahkan( dinamai mu’jiz. Bila kemampuannya melemahkan pihak lain

amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mujizat. Tambahan ta’

marbhuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalighah )superlatif(.

Mukjizat didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain sebagai suatu hal atau peristiwa luar

biasa yang terjadi melalui seorang yang mengaku Nabi, sebagai bukti kenabiannya sebagai

tantangan bagi orang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi tidak

melayani tantangan itu. Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu

yang luar biasa yang diperlihatkan Allah SWT. Melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti

atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya. Atau Manna’ Al-Qhathan

mendefinisikannya demikian:

ع�ن م? ال س� *ح�د&ي� الت ب و�ن? م�ق�ر� �ع�اد�ة ل ل ارق? خ� م�ر�� أ

ض�ة �لم�ع�ار� .ا

8Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 8: i'Jaz Alquran Kel 10

Artinya:

“Suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan

dapat ditandingi.”

Unsur-unsur mukjizat, sebagaimana dijelaskan oleh Quraish Shihab, adalah:

1. Hal atau peristiwa yang luar biasa

Peristiwa-peristiwa alam, yang terlihat sehari-hari, walaupun menakjubkan, tidak dinamai

mukjizat. Hal ini karena peristiwa tersebut merupakan suatu yang biasa. Yang dimaksud

dengan “luar biasa” adalah sesuatu yang berbeda di luar jangkauan sebab akibat yang

hukum-hukumnya diketahui secara umum. Demikian pula dengan hipnotis dan sihir,

misalnya sekilas tampak ajaib atau luar biasa, karena dapat dipelajari, tidak termasuk dalam

pengertian “luar biasa” dalam definisi di atas.

2. Terjadi atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku Nabi.

Hal-hal di luar kebiasaan tidak mustahil terjadi pada diri siapapun. Apabila keluarbiasaan

tersebut bukan dari seorang yang mengaku Nabi, hal itu tidak dinamai mukjizat. Demikian

pula sesuatu yang luar biasa pada diri seseorang yang kelak bakal menjadi Nabi ini pun tidak

dinamai mukjizat, melainkan irhash. Keluarbiasaan itu terjadi pada diri seseorang yang taat

dan dicintai Allah, tetapi inipun tidak disebut mukjizat, melainkan karamah atau

kerahmatannya. Bahkan, karamah ini bisa dimiliki oleh seseorang yang durhaka kepada-Nya,

yang terakhir dinamai ihanah )penghinaan( atau Istidraj )rangsangan untuk lebih durhaka

lagi(.

Bertitik tolak dari kayakinan umat Islam bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi

terakhir, maka jelaslah bahwa tidak mungkin lagi terjadi suatu mukjizat sepeninggalannya.

Namun, ini bukan berarti bahwa keluarbiasaan tidak dapat terjadi dewasa ini.

3. Mendukung tantangan terhadap mereka yang meragukan kenabian

Tentu saja ini harus bersamaan dengan pengakuannya sebagai Nabi, bukan sebelum dan

sesudahnya. Di saat ini, tantangan tersebut harus pula merupakan sesuatu yang berjalan

dengan ucapan sang Nabi. Kalau misalnya ia berkata, “batu ini dapat bicara”, tetapi ketika

9Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 9: i'Jaz Alquran Kel 10

batu itu berbicara, dikatakannya bahwa “Sang penantang berbohong”, maka keluarbiasaan ini

bukan mukjizat, tetapi ihanah atau istidraj.

4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani

Bila yang ditantang berhasil melakukan hal serupa, ini berarti bahwa pengakuan sang

penantang tidak terbukti. Perlu digarisbawahi di sini bahwa kandungan tantangan harus

benar-benar dipahami oleh yang ditantang. Untuk membuktikan kegagalan mereka, aspek

kemukjizatan tiap-tiap Nabi sesuai dengan bidang keahlian umatnya.

2.2 Dasar Dan Urgensi Pembahasan I’jaz Al-Qur'an

1. Dasar Pembahasan I’jaz Al-Qur'an

Di antara faktor yang mendasari urgensi pembahasan I’jaz Al-Qur'an adalah kenyataan

bahwa persoalan ini merupakan salah satu di antara cabang-cabang pokok bahasan ulumul

Al-Qur'an )ilmu tafsir(.

2. Urgensi pembahasan I’jaz Al-Qur'an

Urgensi pembahasan I’jaz Al-Qur'an dapat dilihat dari dua tataran:

a. Tataran Teologis

Mempelajari I’jaz Al-Qur'an akan semakin menambah keimanan seseorang muslim. Bahkan,

tidak jarang pula orang masuk Islam tatkala sudah mengetahui I’jaz Al-Qur'an. Terutama

ketika isyarat-isyarat ilmiah, yang merupakan salah satu aspek I’jaz Al-Qur'an, sudah dapat

dibuktikan.

b.Tataran Akademis

Mempelajari I’jaz Al-Qur'an akan semakin memperkaya khazanah keilmuan keislaman,

khususnya berkaitan dengan ulum Al-Qur'an )ilmu tafsir(.

10Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 10: i'Jaz Alquran Kel 10

2.3. Bukti Historis Kegagalan Menandingi Al-Qur'an

Al-Qur'an digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk menantang orang-orang pada

masanya dan generasi sesudahnya yang tidak mempercayai kebenaran Al-Qur'an sebagai

firman Allah )bukan ciptaan Muhammad( dan risalah serta ajaran yang dibawanya. Terhadap

mereka, sungguhpun memiliki tingkat fashahah dan balaghah yang tinggi di bidang bahasa

Arab, Nabi memintanya untuk menandingi Al-Qur'an dalam tiga tahapan:

1. Mendatangkan semisal Al-Qur'an secara keseluruhan, sebagaimana dijelaskan pada surat

Al-Isra )17( ayat 88:

ا Dر� ظ�هي Eع�ض� ب ل �ع�ض�ه�م� ب �ان� ك �و� و�ل ه �ل مث ب �و�ن� ت� �أ �ي �ال ا �م�ع�ت ت اج� ن �ئ ل ق�ل�

: (88اإلسراء)

Artinya:

“Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa

Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun

sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian lain.” )Al-Isra )17(: 88(

2.Mendatangkan satu surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam Al-Qur'an,

sebagaimana dijelaskan oleh surat Al-Baqarah )2( ayat 23:

ن� إ الله د�و�ن من� �م� ك ه�د�اء� ش� ع�و�ا و�اد� ه �ل مث م&ن� Eة و�ر� س� �و�اب ت� ف�أ �ا ن �د ع�ب �اع�ل�ى �ن ل �ز� ن مم*ا Eب� ي ر� فى �م� �ت �ن ك ن� و�إ

: ( . البقرة �ن� صدقي �م� �ت �ن (23ك

Artinya:

“Dan jika kamu )tetap( dalam keraguan tentang Al-Qur'an yang Kami wahyukan kepada

hamba Kami )Muhammad(, buatlah satu surat )saja( yang semisal Al-Qur'an itu dan ajaklah

penolong-penolongmu selain Allah, jika kami orang-orang yang benar” )QS. Al Baqarah )2(:

23(

11Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 11: i'Jaz Alquran Kel 10

Sejarah telah membuktikan bahwa orang-orang Arab ternyata gagal menandingi Al-Qur'an.

Inilah beberapa catatan sejarah yang memperlihatkan kegagalan itu:

1. Pemimpin Quraisy pernah mengutus Abu Al-Walid, seorang sastrawan ulung yang tiada

bandingannya untuk membuat sesuatu yang mirip dengan Al-Qur'an ketika Abu Al-Walid

berhadapan dengan Rasulullah SAW. Yang membaca surat Fushilat, ia tercengang

mendengar kehalusan dan keindahan gaya bahasa Al-Qur'an dan ia pun kembali pada

kaumnya dengan tangan hampa.

2.Musailamah bin Habib Al Kadzdzab yang mengaku sebagai Nabi juga pernah berusaha

mengubah sesuatu yang mirip dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Ia mengaku bahwa dirinyapun

mempunyai Al-Qur'an yang diturunkan dari langit dan dibawa oleh Malaikat yang bernama

Rahman. Di antara gubahan-gubahannya yang dimaksudkan untuk mendandingi Al-Qur'an

itu adalah antara lain:

�ك ف�ل س�� و�أ �لم�اء ا فى �ك �ع�ال أ �ن� �قي �ن م�ات �ق&ي� ن �ن ضف�د�ع�ي �ت� ن ب �اضف�د�ع� ي

�ن الط&ي .فى

Artinya:

“Hai katak, anak dari dua katak. Bersihkan apa saja yang akan engkau bersihkan, bagian atas

engkau di air dan bagian bawah engkau di tanah”.

Ketika itu pula, ia merobek-robek apa saja yang telah ia kumpulkan dan merasa malu tampil

di depan khalayak ramai. Setelah peristiwa itu ia mengucapkan kata-katanya yang masyhur:

�ن� أ ر� �ش� �لب ا �ع� �طي ت �س� م�اي هذ�او�الله

ه �ل مث ب �و�ا ت� �أ ي

Artinya:

“Demi Allah, siapapun yang tidak akan mampu mendatangkan yang sama dengan Al-

Qur'an.”

12Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 12: i'Jaz Alquran Kel 10

2.4 Cara-cara kei’jazan Al-Qur'an

An Nadhdham dan Al Murthadha berpendapat bahwa kei’jazan Al-Qur'an adalah dengan

jalan shirfah , yakni Allah memalingkan orang arab dari menantang Al-Qur'an, padahal

mereka sanggup melakukannya. Allah memalingkan mereka, itulah yang dikatakan

menyalahi adat atau kebiasaan. Golongan lain mengatakan bahwa kei’jazan Al-Qur'an , ialah

dalam mengkhabarkan hal-hal yang ghaib yang hanya diperoleh dengan jalan wahyu dan

dalam mengkhabarkan urusan-urusan yang telah lalu yang tidak diterangkan oleh seorang

ummi yang tidak mempelajari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada umat-umat yang

telah lalu dan tidak pula bergaul dengan ahlul kitab4.

2.5 Macam-macam I’jaz Al-Qur'anKarena banyaknya berbagai macam I’jaz Al-Qur'an, maka dalam hal ini akan diuraikan

beberapa bagian dari macam-macam I’jaz Al-Qur'an antara lain :

1. I’jaz Balaghy )berita tentang hal-hal yang gaib(

Berita-berita ghaib yang terdapat pada wahyu Allah swt yakni taurat, injil, dan Al-Qur'an

merupakan mu’jizat. Berita gaib dalam wahyu Allah swt itu membuat manusia takjub,

karena akal manusia tidak mampu mencapai hal-hal tersebut.

2. I’jaz Lughawy )keindahan redaksi Al-Qur'an(

Menurut Shihab, memandang segi-segi kemu’jizatan Al-quran dalam 3 aspek,

diantaranya aspek keindahan dan aspek ketelitian redaksi.

3. I’jaz ‘ilmi

Di dalam Al-Qur'an , allah mengumpulkan beberapa macam ilmu, diantaranya ilmu falaq,

ilmu hewan. Semuanya itu menimbulkan rasa takjub. Beginilah I’jaz Al-Qur'an ilmi itu

betul-betul mendorong kaum muslimin untuk berfikir dan membukakan pintu-pintu ilmu

pengetahuan.

4 Ibid, hal 320

13Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 13: i'Jaz Alquran Kel 10

Banyak sekali isyarat ilmiah yang di temukan dalam Al-Qur’an, misalnya :

a. Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan. surat

Yunus: 5

b. Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas. surat Al-An’am ayat

25.

c. Perbedaan sidik jari manusia.surat Al-Qiyamah ayat 4

d. Aroma atau bau manusia berbeda-beda. surat Yusuf ayat 94

e. Masa penyusunan yang tepat dan masa kehamilan minimal, surat Al-Baqarah ayat

233

f. Adanya nurani {superego} dan bawah sadar manusia. surat Al-Qiyamah ayat 14

g. Yang merasakan nyeri adalah kulit. Al-Qur’an surat An-nisa ayat 56

Pendapat Para Ulama : Al-Baqillani dalam jaz Al-Qur’an menyebutkan tiga mukjizat dalam

Al-Qur’an. Yakni, pemberitaan tentang perkara ghaib, penuturan kisah umat terdahulu dan

keserasian yang menakjubkan

Faedah Kajian Mukjizat Al-Qur’an : Al-Qur’an sebagai sosok kitab mukjizat yang

didalamnya terdapat ilmu-ilmu yang menjdai pedoman bagi kaum muslim.

2.6 Segi-Segi Kemukjizatan Al-Qur’an

1. Segi Bahasa dan Susunan Redaksinya

Sejarah telah menyaksikan bahwa bangsa arab pada saat turunnya al-Quran telah

mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh bangsa satu pun yang ada di dunia

ini, baik sebelum dan sesudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa )balaghah(.

Mereka juga telah meraamba jalan yang belum pernah diinjak orang lain dalam

14Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 14: i'Jaz Alquran Kel 10

kesempurnaan menyampaikan penjelasan )al-bayan(, keserasian dalam menyusun

kata-kata, serta kelancaran logika.5

2. Segi Isyarat Ilmiah

Pemaknaan kemukjizatan al-quran dalam segi ilmiyyah adalah dorongan serta

stimulasi al-quran kepada manusia untuk selalu berfikir keras atas dirinya sendiri

dan alam semesta yang mengitarinya.6 Al-Quran memberikan ruangan sebebas-

bebasnya pada pergaulan pemikiran ilmu pengetahuan sebagaimana halnya tidak

ditemukan pada kitab-kitab agama lainnya yang malah cenderung restriktif. Pada

akhirnya teori ilmu pengetahuan yang telah lulus uji kebenaran illmiahnya akan

selalu koheren dengan al-Quran.

3. Segi Pemberitaan yang Ghaib

Surat-surat dalam al-Quran mencakup banyak berita tentang hal ghaib. Kapabilitas

al-Quran dalam memberikan informasi-informasi tentang hal-hal yang ghaib seakan

menjadi prasyarat utama penopang eksistensinya sebagai kitab mukjizat. Akan tetapi

pemberian informasi akan segala hal yang ghaib tidak memonopoli seluruh aspek

kemukjizatan al-Quran itu sendiri.

4. Segi petunjuk hokum syara’

Diantara hal-hal yang mencengangkan akal dan yang tak mungkin dicari

penyebabnya selain bahwa al-Quran adalah wahyu Allah, adalah terkandungnya

syari’at paling ideal bagi umat manusia, undang-undang yang paling lurus bagi

kehidupan, yang dibawa al-Quran untuk mengatur kehidupan manusia.

5 Thair bin shalih al-jazari, Jawahirul Kalamiyah fi Idhohil aqidatul Islamiyah, hal 266 Mansur Hasbunabi, al-Kaun wa al-I’jaz fi al-Quran, hal 19-20

15Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 15: i'Jaz Alquran Kel 10

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Dari makalah dapat di ambil kesimpulan bahwa Al-Qur'an ini adalah Mukjizat terbesar yang

diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Kita tahu bahwa setiap Nabi diutus Allah selalu

dibekali mukjizat untuk meyakinkan manusia yang ragu dan tidak percaya terhadap pesan atau

misi yang dibawa oleh Nabi.

Mukjizat ini selalu dikaitkan dengan perkembangan dan keahlian masyarakat yang dihadapi tiap-

tiap Nabi, setiap mukjizat bersifat menantang baik secara tegas maupun tidak, oleh karena itu

tantangan tersebut harus dimengerti oleh orang-orang yang ditantangnya itulah sebabnya jenis

mukjizat yang diberikan kepada para Nabi selalu disesuaikan dengan keahlian masyarakat yang

dihadapinya dengan tujuan sebagai pukulan yang mematikan bagi masyarakat yang ditantang

tersebut.

Demikianlah dalam hal ini penulis akhiri makalah ini tak lupa mohon maaf kepada semua pihak,

kritik dan saran penulis harapkan demi perbaikan penulisan makalah ini selanjutnya.

16Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc

Page 16: i'Jaz Alquran Kel 10

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon. 2000. Ilmu Tafsir. Bandung: CV.Pustaka Setia

www.quranpoin.com.memahami al-quran/keistimewaan al-quran/html

M Hasbi, Teungku. 2002. Ilmu-Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: PT.Rineka Cipta

17Pungky Nurwibowo & Zuliana Gustin , Sistem Informasi IIIc