Iis Asriyani PK Biomedik

3
Penalaran Kritis iis Afriayani Tutorial 2. Identifikasi Argumen 14311262012006 2 Kelompok 2 1.Identifikasi argumen untuk setiap paragraf dalam tulisan “BPK Cap Politikus” adalah a. Paragraf 1 Jika proses rekruitmen anggota BPK tidak transparan seperti sekarang ini, maka BPK bakal bermetamorfosis menjadi alat politik. b. Paragraf 2 Paragraf 2 merupakan premis tambahan bagi paragraf 1. c. Paragraf 3 Paragraf 3 mendeskripsikan kenyataan. d. Paragraf 4 Kedekatan pribadi berpeluang mengaburkan batas antara tugas sebagai pejabat publik dan sebagai perpanjangan partai, maka anggota BPK sulit menghindari tarik menarik kepentingan. e. Paragraf 5 Jika menyerahkan keputusan kepada DPR sudah sangat salah sejak awal, maka benturan kepentingan sudah dimulai. f. Paragraf 6 Dengan adanya UU no.15 tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan pemilihan anggota BPK, maka pemilihan anggota menjadi tidak transparan. g. Paragraf 7 Premis tambahan untuk paragraf 6. h. Paragraf 8

Transcript of Iis Asriyani PK Biomedik

Penalaran Kritisiis Afriayani

Tutorial 2. Identifikasi Argumen143112620120062Kelompok 2

1. Identifikasi argumen untuk setiap paragraf dalam tulisan BPK Cap Politikus adalaha. Paragraf 1Jika proses rekruitmen anggota BPK tidak transparan seperti sekarang ini, maka BPK bakal bermetamorfosis menjadi alat politik.b. Paragraf 2Paragraf 2 merupakan premis tambahan bagi paragraf 1.c. Paragraf 3Paragraf 3 mendeskripsikan kenyataan. d. Paragraf 4Kedekatan pribadi berpeluang mengaburkan batas antara tugas sebagai pejabat publik dan sebagai perpanjangan partai, maka anggota BPK sulit menghindari tarik menarik kepentingan.e. Paragraf 5Jika menyerahkan keputusan kepada DPR sudah sangat salah sejak awal, maka benturan kepentingan sudah dimulai.f. Paragraf 6Dengan adanya UU no.15 tahun 2006 yang mengatur pelaksanaan pemilihan anggota BPK, maka pemilihan anggota menjadi tidak transparan.g. Paragraf 7Premis tambahan untuk paragraf 6.h. Paragraf 8Dengan mengubah ketentuan pemilihan anggota BPK dalam UU no. 15 tahun 2006 dan aturan pelaksanaannya, maka kemunduran BPK bisa dihentikan.

2. Argumen dalam tulisan tersebut secara keseluruhan yaituKetentuan pemilihan anggota BPK dan aturan pelaksanaannya dalam UU no. 15 tahun 2006 harus diubah karena pemilihan anggota BPK menjadi tidak transparan serta berpeluang mengaburkan batas antara tugas sebagai pejabat publik dan sebagai perpanjangan partai sehingga BPK bakal bermetamorfosa menjadi alat politik. Dengan mengubah ketentuan pemilihan anggota BPK dalam UU nomor 15 tahun 2006 dan aturan pelaksanaannya, maka kemunduran BPK bisa dihentikan. 3. Penyusunan kembali tulisan tersebut berdasarkan sub-sub argumen yang telah teridentifikasi pada poin 1 adalah sebagai berikutJika proses rekruitmen anggota BPK tidak transparan seperti sekarang ini, maka BPK bakal bermetamorfosis menjadi alat politik. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa dua dari lima calon terpilih anggota pimpinan BPK kali ini merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat itu sendiri.Menyerahkan keputusan kepada DPR sudah sangat salah sejak awal. Hal ini berpeluang mengaburkan batas antara tugas sebagai pejabat publik dan sebagai perpanjangan partai, maka anggota BPK sulit menghindari tarik menarik kepentingan. Pemilihan anggota BPK yang tidak transparan merupakan akibat langsung dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan mengatur bahwa pelaksana pemilihan sepenuhnya adalah DPR. Menurut Indonesia Corruption Watch, pelaksanaan undang-undang ini menyebabkan kinerja BPK periode saat ini mengalami kemunduran. Hal ini disertai fakta buruknya berbagai audit di berbagai daerah dan terjeratnya Ketua BPK Hadi Poernomo dalam kasus korupsi.Dengan mengubah ketentuan pemilihan anggota BPK dalam UU no. 15 tahun 2006 dan aturan pelaksanaannya, maka kemunduran BPK bisa dihentikan.