II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya...

19
PROFIL RESORT PUJUNGAN SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH II BALAI TAMAN NASIONAL KAYAN MENTARANG I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menteri Pertanian Indonesia menetapkan Taman Nasional Kayan Mentarang sebagai Cagar Alam pada tahun 1980 (SK No. 84/Kpts/Un/II/1980 Tanggal 25 November) berdasarkan pada Undang - Undang RI No 5 Tahun 1967 Tentang Pokok - Pokok Kehutanan, dan pada tahun 1996 (SK No 631/Kpts-II/1996 Tanggal 7 Oktober) diubah statusnya menjadi Taman Nasional berdasarkan pada Undang - Undang RI No 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya agar dapat mendukung upaya peningkatan kesejahteraan

Transcript of II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya...

Page 1: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

PROFIL RESORT PUJUNGANSEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH II

BALAI TAMAN NASIONAL KAYAN MENTARANG

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMenteri Pertanian Indonesia menetapkan Taman Nasional Kayan Mentarang

sebagai Cagar Alam pada tahun 1980 (SK No. 84/Kpts/Un/II/1980 Tanggal 25 November)

berdasarkan pada Undang - Undang RI No 5 Tahun 1967 Tentang Pokok - Pokok

Kehutanan, dan pada tahun 1996 (SK No 631/Kpts-II/1996 Tanggal 7 Oktober) diubah

statusnya menjadi Taman Nasional berdasarkan pada Undang - Undang RI No 5 Tahun

1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, untuk

melestarikan keanekaragaman hayati dan ekosistemnya agar dapat mendukung upaya

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengakomodir kepentingan masyarakat

lokal. Taman Nasional Kayan Mentarang dikelola secara kolaboratif yang melibatkan

seluruh stakeholder dengan masyarakat adat sebagai pengelola utama (Pemerintah

Daerah, Pemerintah Pusat dan Masyarakat). Taman Nasional Kayan Mentarang berada

Page 2: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

diujung utara Kalimantan dan diantara dua Kabupaten yaitu Kabupaten Malinau dan

Kabupaten Nunukan.

Upaya mencermati perkembangan kompleksitas permasalahan konservasi yang

sangat berpengaruh terhadap kelestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya,

maka langkah awal dalam pengelolaan kawasan konservasi adalah dengan

memberdayakan resort sebagai unit manajemen terkecil di bawah Seksi Pengelolaan

Taman Nasional.

Tiga pilar utama dalam upaya konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya pada kawasan adalah: Perlindungan, Pengawetan dan Pemanfaatan.

Dalam pengelolaannya, akan efektif dalam mencapai tujuan pengelolaan apabila dikelola

pada suatu unit manajemen terkecil yaitu resort. Sebagai satuan unit manajemen terkecil,

resort langsung berhadapan dan berinteraksi dengan masyarakat dan permasalahn-

permasalahan di lapangan sehingga resort merupakan kunci utama keberhasilan kinerja

pengelolaan kawasan konservasi. Dengan tujuan pengelolaan kawasan konservasi yang

demikian kompleks, maka manajemen yang perlu diimplementasikan adalah pengelolaan

kawasan konservasi berbasis resort.

B. Maksud dan TujuanMaksud penyusunan profil resort ini adalah memberikan gambaran singkat tentang

keadaan Resort Pujungan, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Long Alango

Sedangkan tujuannya adalah menjadi bahan perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi kegiatan pengelolaan taman nasional

Page 3: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

II. KONDISI UMUM

A. Letak dan Luas

Terletak pada posisi : 2o 32’ dan 2o 55’ Lintang Utara : 115o 40’ dan 115o 55’

Bujur Timur

Batas-batas :

- di sebelah utara Kecamatan Bahau Hulu dan Malinau Selatan Hulu,

- di sebelah timur Kabupaten Bulungan,

- di sebelah selatan Kecamatan Kayan Hilir, dan

- di sebelah barat Negara Malaysia Timur-Serawak.

Topografi wilayah Kecamatan Pujungan hampir seluruhnya merupakan daerah

dataran tinggi. Pada tahun 2015, luas wilayah Kecamatan Pujungan adalah sebesar

6.539,39 km² yang terdiri dari 9 desa.

B. Topografi dan Elevasi

Taman Nasional Kayan Mentarang terletak di pegunungan yang membentang dari

timur laut ke barat laut di sepanjang perbatasan Malaysia/Indonesia hingga wilayah

Kalimantan Tengah. Elevasi daerah-daerah di wilayah Taman Nasional bervariasi

umumnya dari 300 m hingga lebih dari 2000 m. Secara umum lokasi penelitian di wilayah

Long Bena memiliki ketinggian tempat antara 450 m dpl sampai dengan 650 m dpl.

Bentuk topografinya sangat jarang yang landai sehingga lokasi penelitian memiliki

topografi yang berbukit sampai dengan curam.

C. Hidrologi

Taman Nasional Kayan Mentarang memiliki tiga sungai besar yang menjadi

daerah tangkapan air yakni Sungi Kayan, Sungai Sesayap dan Sungai Sembakung.

Wilayah Long Bena memiliki sungai utama yakni Sungai Lurah yang bermuara di Sungai

Bahau dan menuju ke Sungai Kayan. Sungai Lurah memiliki banyak anak sungai

diantaranya Sungai Beleti dan Sungai Pelisi. Kondisi volume dan tinggi air untuk Sungai

Lurah sangat fluktuatif artinya naik dan turunnya sangat cepat tergantung dari intensitas

curah hujan yang terjadi pada bagian hulu sungai.

D. Tanah

Berdasarkan tipe batuannya, jenis tanah di daerah dataran berbukit non alluvial

dan pegunungan di bawah ketinggian 1000-1500 meter dapat dibagi menjadi dua

kelompok besar. Batuan endapan merupakan bahan induk yang paling umum dengan

Page 4: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

jenis tanah semacam in mencakup sekitar 75 % dari seluruh kawasan taman nasional dan

bersifat miskin hara. Di dalam kawasan taman nasional ini, jenis tanah yang paling umum

adalah ultisol kemerahan dan kekuningan, berlempung dan tidak subur. Pada lereng-

lereng yang terjal Dystropert coklat berlempung adalah yang paling umum. Tanah yang

terbentuk pada batuan vulkanik memiliki tekstur halus dan struktur yang baik tapi memiliki

kemampuan yang lemah dalam mengikat zat hara. Jenis-jenis ini dikalisifikasikan sebagai

Tropudults dan mencakup sekitar 25 % dari kawasan, terutama terletak pada bagian

selatan kawasan, yakni pada bagian barat Sungai Bahau.

E. Iklim

Berdasarkan sistem Koppen, iklim di bagian kawasan taman nasional yang

memiliki elevasi lebih rendah diklasifikasikan sebagai tipe A atau iklim tropis hujan tanpa

musim kemarau serta suhu tinggi sepanjang tahun. Pola curah hujan ditentukan oleh

angina musim kering yang dating dari arah tenggara (bulan Mei – Oktober) dan angina

musim hujan dari arah barat laut (bulan Nopember – April). Periode paling basah terjadi

pada bulan November sampai bulan Februari, dan musim paling kering terjadi pada bulan

Juli/Agustus sampai Oktober. Daerah-daerah paling kering terdapat di daerah pedalaman

dan lembah-lembah di sepanjang hulu sungai Kayan, dengan jumlah curah hujan kurang

dari 2.500 mm/tahun. Sementara di daerah lainnya curah hujan rata-rata berkisar antara

3.000-4.000 mm/tahun.

F. Ekosistem dan Habitat

Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial

atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana dan Montana bercampur dengan

padang rumput. Banyak di kawasan Kayan Mentarang memiliki curah hujan dua kali lipat

dari daerah-daerah lain sehingga perbedaan curah hujan di kawasan tersebut membuat

keadaan vegetasi menjadi lebih kompleks.

Habitat hutan perbukitan dataran rendah-pegunungan rendah di wilayah Long

Bena tersebar di beberapa lokasi yang mempunya topografi bergelombang, berupa

perbukitan yang terjal dengan jenis tanah mineral Dystropert coklat berlempung. Lokasi

habitat ini, diantaranya seperti Hutan Lurah dan Hutan Beleti yang dijadikan sebagai

lokasi pengamatan. Jenis tumbuhan yang mendominasi habitat ini berasal dari famili

Dipterocarpaceae, Fagaceae dan Myrtaceae.

Tipe habitat tepian sungai yang dijadikan lokasi pengamatan adalah sungai lurah.

Wilayah ini memiliki karakter yang khas, karena merupakan perpaduan lingkungan

perairan dan daratan. Beberapa bagian hutan tepian sungai memiliki keadaan lantai

hutannya basah dengan jenis tanah clay yang terendam air secara periodik. Jenis-jenis

Page 5: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

tumbuhan hidrofilik jarang dijumpai karena sebagian besar sungai lurah memiliki bagian

pinggir yang terjal dan batuan cadas.

Gambar 1. Kondisi habitat di lokasi pengamatan : hutan lurah (kiri atas), hutan beleti

(kanan atas), hutan tepian sungai (bawah)

Jenis-jenis tumbuhan di daerah tepian sungai umumnya memiliki keanekaragaman yang

rendah namun tingkat homogenitasnya tinggi untuk spesies-spesies tertentu. Seperti jenis

kapur Dryobalanops oblongifolia yang melimpah di pinggir sungai lurah namun jarang

dijumpai jika menjauh dari sungai.

Gambar 2. Salah satu jenis dari famili Dipterocarpaceae Dryobalanops oblongifolia yang

melimpah di tepian sungai lurah

Page 6: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

G. Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Pujungan pada tahun 2015 mencapai 1.725 jiwa,

yang terdiri dari laki-laki sebanyak 913 jiwa dan perempuan sebanyak 812 jiwa. Jumlah

penduduk paling banyak adalah di Desa Long Pujungan sebanyak 563 jiwa dan paling

sedikit adalah di Desa Long Pua sebanyak 32 jiwa. Kecamatan Pujungan merupakan

daerah yang kelebihan penduduk laki-laki. Hal ini terlihat dari nilai rasio jenis kelamin

yang bernilai 112,44. Artinya, terdapat 112-113 penduduk lakilaki per 100 penduduk

perempuan di Kecamatan Pujungan. Mayoritas penduduk Kecamatan Pujungan adalah

petani, tercatat pada tahun 2015 sebanyak 400 jiwa adalah petani/pekebun. Selain itu,

juga terdapat 69 PNS/TNI/Polri, 128 buruh/karyawan, 29 wiraswasta, dan 46 pekerja

lainnya.

Tabel 1. Jumlah Penduduk berdasarkan jenis kelamin dan rasio jenis kelamin

Desa Laki-Laki

Perempua

n Jumlah Rasio Jenis kelamin

1 2 3 4 5

Long Belaka Pitau 82 70 152 117,14

Long Masahan 35 30 65 116,67

Long Pua 19 13 32 146,15

Long Ketaman 65 52 117 125

Long Aran 266 226 492 117,7

Long Lame 100 100 200 100

Long Pujungan 290 273 563 106,23

Long Paliran 38 27 65 140,74

Long Bena 18 21 39 85,71

Jumlah 913 812 1.725 117,26

Tabel 2. Jumlah Penduduk dan rata-rata anggota keluarga

Desa Penduduk Keluarga Rata-rata Anggota Keluarga1 2 3 4

Long Belaka Pitau 152 34 4,47Long Masahan 65 14 4,64Long Pua 32 5 6,40Long Ketaman 117 27 4,33Long Aran 492 114 4,32Long Lame 200 47 4,26Long Pujungan 563 131 4,30Long Paliran 65 15 4,33Long Bena 39 11 3,55

Page 7: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

Jumlah 1.725 398 4,51

H. PENDIDIKAN

Pada tahun 2015, terdapat 8 Sekolah Dasar (SD), 1 SekolahMenengah Pertama

(SMP) dan 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Pujungan. Sementara itu,

akses perguruan tinggi bisa diperoleh di ibukota kabupaten atau kabupaten lain. Dari segi

kelayakan pengajaran, pada jenjang pendidikan SD/sederajat seorang guru rata-rata

mengajar 5-6 murid. Sementara untuk jenjang pendidikan SMP/sederajat rata-rata

seorang guru mengajar 8-9 murid dan untuk jenjang SMA rata-rata seorang guru

mengajar 1-2 murid.

I. KESEHATAN

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan di Kecamatan Pujungan,

terdapat 1 unit puskesmas induk, 5 unit pustu, dan 4 unit posyandu yang dikelola oleh

kader dari masyarakat. Sementara itu, untuk tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas

tahun 2014 terdiri dari 21 orang, yaitu 7 bidan, 13 perawat, dan 1 tenaga medis lainnya.

Banyaknya akseptor KB aktif pada tahun 2015 adalah sebesar 151 peserta dari 471

pasangan usia subur (PUS). Para akseptor KB aktif yang menggunakan alat kontrasepsi

pil, IUD, kondom, dan suntikan masing-masing sebesar 55, 0, 6, dan 90 orang.

J. SOSIAL LAIN

Jumlah rumah ibadah di Kecamatan Pujungan cenderung tidak banyak berubah

selama beberapa tahun terkahir. Terdapat 1 surau/mushola, 10 gereja Kristen, dan 1

gereja Katolik. Mayoritas penduduk Kecamatan Pujungan adalah beragama Kristen

dengan jumlah mencapai 1.694 orang, diikuti Katolik dengan jumlah 16 orang.

K. PADI, PALAWIJA, DAN HORTIKULTURA

Pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Kecamatan Pujungan.

Namun, produksi tanaman pangan di Kecamatan Pujungan memperlihatkan hasil yang

pasang surut karena cara masyarakat bercocok tanam masih bersifat tradisional dan

dukungan sistem pertanian seperti irigasi, pupuk, dan bibit masih terbatas. Pada tahun

2015, produksi padi ladang di Kecamatan Pujungan adalah sebesar 649,9 ton, dengan

luas panen mencapai 335 ha.

Page 8: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

L. PERKEBUNAN, PETERNAKAN, DAN PERIKANAN

Sektor perikanan yang merupakan sumber makanan penting di kecamatan ini

didominasi oleh perikanan dari perairan umum. Produksi perikanan perairan umum

sebesar 17,89 ton dan dari perikanan budidaya kolam tidak ada. Populasi ternak yang

ada di Kecamatan Pujungan antara lain babi, ayam kampung, dan itik. Pada tahun 2015,

populasi terbesar adalah ayam kampung, yaitu sebanyak 7.448 ekor.

M. AKSESIBILITAS

Perjalanan dari desa-desa di Kecamatan Pujungan menuju ibukota kabupaten

ditempuh selama 18-24 jam dengan jarak tempuh 98-600 km menggunakan alat

transportasi darat dan air.

sarana transportasi udara yang tersedia antara lain pesawat terbang perintis,

sedangkan untuk sarana transportasi air ada trayek tetap yang melayani rute Long

Pujungan menuju Tanjung Selor (ibukota propinsi). Warga biasanya mengunakan

kendaraan pribadi untuk keperluan transportasi antardesa. Untuk kepentingan umum,

biasanya warga melayani transportasi air atau darat dengan perahu motor atau mobil

dengan sistem sewaan.

Sarana komunikasi di Kecamatan Pujungan, sampai dengan tahun 2014 belum

terdapat jaringan telepon kabel, wartel/telepon umum dan fasilitas internet desa/warnet.

Namun, sudah tersedia sinyal telepon seluler dan kantor pos. Bagi yang ingin berkunjung

ke Kecamatan Pujungan, tersedia 2 penginapan untuk bermalam di sana.

Page 9: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

II. RESORT PUJUNGANA. Letak dan Luas

Secara administratif, resort Pujungan termasuk wilayah kerja Seksi Pengelolaan

Taman Nasional Wilayah II Long Alango, ke dalam wilayah Kecamatan Pujungan yang

meliputi 9 (sembilan) Desa, yaitu :

1. Long Belaka Pitau

2. Long Masahan

3. Long Pua

4. Long Ketaman

5. Long Aran

6. Long Lame

7. Long Pujungan

8. Long Paliran

9. Long Bena

Resort Pujungan memiliki luas 419.919,03 Ha (SK Kepala Balai TNKM No.

031/BTNKM-1/2015 tanggal 7 Agustus Tentang Perubahan Kedua SK Kepala Balai

TNKM No. 5/BTNKM-1/2008) dan berada pada ketinggian 450-600 Mdpl. Adapun batas –

batas wilayah Resort Pujungan adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kecamatan Bahau Hulu (Resort Apauping)

- Sebelah Selatan : Resort Data Dian (SPTN III)

- Sebelah Barat : Serawak (Malaysia)

- Sebelah Timur : Kabupaten Bulungan

Luas wilayah kerja resort Pujungan : 419.919,03 Ha yang terdiri dari beberapa

zona :

- Inti : 89.277,79 Ha

- Rimba : 63.111,41 Ha

- Pemanfaatan : 127.335,10 Ha

- Tradisional : 86.410,46 Ha

- Khusus : 53.815,18 Ha

Page 10: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

B. Kondisi Sumber Daya Manusia Dan Sarpras Saat Ini

No Komponen Jumlah Keterangan

1 Sumberdaya Manusia  

  - PNS 2 orang  Polhut

  - Tenaga Harian Lepas 1 orang tenaga lokal

2 Sarana Prasarana :  

  - Kantor Resort - sewa rumah warga

  - Motor Patroli - -

C. Potensi Resort Apau PingAda tiga potensi wisata alam yang merupakan tempat tujuan wisata di resort

pujungan yakni :

1. Batu Ului

Batu ului merupakan puncak gunung batu yang menjulang di pinggir sungai pujungan,

dibagian hulu kampung long jelet. Perjalanan puncak gunung dicapai dengan mendaki

lereng berhutan yang terjal dan licin. Dari puncak gunung terbentang pemandangan

alam yang sangat indah dari lembah sungai pujungan dan daerah sekitar puncak.

2. Air terjun U’ung Melu’ungTempat dan pemandangan alam di air terjun setinggi 50 m. Air jatuh dari punggung

bukit yang tinggi dan membentuk kolam yang dalam. Di daerah ini sangat mudah

berjumpa binatang liar yang tertarik oleh keberadaan sumber air asin. Jalan setapak

menuju air terjun ditempuh selama 30 menit dari pinggir sungai pujungan. Dari long

jelet perahu dapat mengantarkan wisatawan ke tempat ini dengan perjalanan selama

1 jam mengarungi jiram dan arus deras. Tak jauh dari air terjun jalan sedikit curam

menuju ke areal kuburan goa kuna di sungai kecil bernama sungai lidem.

3. Air Terjun Sungai BumAir terjun sungai Bum mempunyai ketinggian 60 – 70 meter. Perjalanan ke air terjun

ini menelusuri alam di hulu sungai pujungan. Perjalanan bolak balik dari long jelet

ditempuh selama 2 hari diselingi dengan menginap di areal perkemahan yang

sederhana (panggung istrirahat dari kayu).

Ada kuburan goa kuno di jurang batu kapur tinggi yang membatasi lembah.

Page 11: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

4. Mamalia

Hasil pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan masyarakat lokal,

total jenis mamalia yang teridentifikasi di wilayah Long Bena adalah 39 spesies yang

berasal dari 18 Famili dan 8 Ordo. Sedangkan jumlah jenis berdasarkan pengamatan

langsung (perjumpaan langsung, jejak, suara dan sarang) sebanyak 20 spesies dari

14 Famili dan 7 Ordo. Hasil tersebut mendapatkan usaha pengamatan langsung di

lapangan mencapai 24.22 %.

Tingkat keanekaragaman hayati di wilayah Long Bena bervariasi antara sedang

sampai dengan tinggi. Habitat hutan perbukitan dengan lokasi pengamatan hutan

lurah dan hutan beleti memiliki indeks tertinggi yakni 2.54. sementara untuk habitat

tepian sungai dan kebun campuran berturut-turut memiliki indeks sebesar 1.31 dan

1.50. Tipe habitat perbukitan memiliki indeks kemerataan tertinggi untuk jenis mamalia

besar dan mamalia kecil dengan nilai berturut-turut 0.86 dan 0.95. Indeks kemerataan

mamalia besar dan mamalia kecil terendah barada di habitat hutan tepian sungai.

Sebanyak 13 jenis mamalia yang termasuk kategori spesies terancam oleh IUCN,

empat jenis tergolong dalam Apendix I CITES dan Sembilan jenis Apendix II CITES.

Sebanyak 12 jenis mamalia yang dilindungi oleh pemerintah RI. Lima jenis

diantaranya merupakan jenis yang dianggap terancam oleh IUCN yakni beruang

madu Helarctos malayanus, owa Hylobtes muelleri, rusa Rusa unicolor, binturong

Arctictis binturong dan trenggiling Manis javanica.

5. Burung

Hasil survey di wilayah Long Bena, tercatat sebanyak 72 jenis burung yang termasuk

ke dalam 33 famili. Jumlah jenis setiap family berkisar antara 1 sampai 5 jenis,

dengan famili Timaliidae (keluarga Pelanduk, Ciungair dan Tepus) memiliki jumlah

jenis terbanyak. Selanjutnya didominasi oleh famili Pycnonotidae dan Dicaeidae

masing-masing 4 jenis. Sebanyak 12 famili hanya diwakili oleh masing-masing satu

jenis saja. Wilayah Long Bena memiliki kekayaan jenis burung lebih dari 14 % dari

jumlah seluruh jenis di Kalimantan. Jumlah jenis tersebut mewakili tiga tipe habitat

yakni Hutan Perbukitan, Hutan Tepian Sungai dan Kebun Campuran atau Hutan

Pinggiran Pemukiman

Tipe habitat tepian sungai memiliki tingkat keanekaragaman jenis burung yang

tertinggi jika dibandingkan dengan tipe habitat lainnya. Hasil pencatatan dengan

metode MacKinnon menunjukkan bahwa jumlah jenis di habitat tepian sungai

sebanyak 43 jenis. Nilai kekayaan jenis yang diperoleh dengan menggunakan metode

perhitungan melalui titik hitung (point count) lebih rendah daripada nilai yang diperoleh

Page 12: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

dengan menggunakan metode MacKinnon. Nilai indeks keanekaragaman tertinggi

diperoleh dari pengamatan pada tipe habitat hutan perbukitan yakni 3.3. Sementara

untuk indeks keanekargaman yang terendah terdapat di habitat kebun campuran

yakni sebesar 2.1.

Sebanyak 17 jenis burung dilindungi oleh Pemerintah RI yang tercatat selama

pengamatan. 10 jenis tergolong kedalam Apendix II. Tidak terdapat jenis burung yang

termasuk Spesies Terancam (Threatened Species) menurut IUCN, akan tetapi masih

ditemukan sebanyak 11 jenis dengan kategori mendekati terancam punah (Near

Threatened).

6. Vegetasi

Sebanyak 141 jenis tumbuhan yang berhasil diidentifikasi dari tiga lokasi pengamatan

yakni hutan lurah, hutan beleti dan hutan tepian sungai. tingkat semai memiliki nilai

kerapatan tertinggi di seluruh lokasi. Dominansi seluruh jenis tertinggi di lokasi 1 yakni

hutan tepian sungai sebesar 34.95 m2 /ha.

Page 13: II.KONDISI UMUM  · Web viewEkosistem dan Habitat. Taman Nasional Kayan Mentarang sedikitnya memiliki 18 jenis habitat tersetrial atau tipe vegetasi. Hutan dataran rendah, sub Montana

TEMA – TEMA STRATEGIS DALAM RANGKA PENGEMBANGANPENGELOLAAN TAMAN NASIONAL WILAYAH II LONG ALANGO

RESORT PUJUNGAN

NO. KEGIATAN HASIL YANG DIHARAPKAN INDIKATOR KEBERHASILAN KET

1 Inventarisasi sumberdaya alam hayati

Mengungkap kekayaan keanekaragaman hayati dari berbagai lokasi dan tipe habitat/ekositem

- Tersedia data potensi keanekaragaman hayati

- Teridentifikasi jenis-jenis yang dapat diunggulkan untuk dikelola denagan skala prioritas

2 Pengeloaan jenis unggulan

- Tersedia data populasi dan sebaran lokasi masing-masing jenis unggulan

Tersedia data keadaan habitat dan pengamananya

- Tersedia data dan populasi dan sebenarnya

- Tersedia peta trek atau jalur pengamatan

Flora dan fauna unggulan :- Babi jenggot,

Banteng dan rangkong

- Anggrek, kantong semar belum diketahui sebarannya

3 Peningkatan kesadaran dan pendidikan lingkungan

- Informasi tentang pemanfaatan SDA secara berkelanjutan tersebar dan dipahami oleh masy

- Target group (SD, SLTP, SLTA) lebih memahami tentang fungsi TNKM dan hubungannya dengan lingkungan tempat tinggal

- Adanya kesadaran dan pengetahuan di masyarakat sekitar kawasan tentang jenis2 yang dapat dan yang dilarang untuk dimanfaatkan

- Adanya visi dan pemahaman group (SD, SLTP, SLTA) tentang arti keberdaan TNKM bagi kehidupan sehari-hari

- Tersedia media informasi yg efektif untuk menyampaikan informasi tentang TNKM

-

4 Pengembangan ekonomi masyarakat

Keg. Prioritas :- Pengembangan

ekowisata berbasis masyarakat

- Pengembangan potensi tan obat dan budidaya serta pemasarannya

- Pengembangan budidaya buah lokal

- Pengembangan produksi kerajinan tangan

- Pengembagnan program ekowisata berbasis masy

- Pengembangan lembaga ekonomi

Kegiatan pendukung :- Pengelolaan jenis unggulan- Studi potensi sungai utk

ekowisata- Monitoring perubahan

ekosistem secara berkala

-