Pengelolaan Habitat Horseshoe

8/15/2019 Pengelolaan Habitat Horseshoe

1/22

HORSESHOE CRABSERLY MARSELINA ARIFIN


2/22

PENDAHULUAN

• HORSESHOE MERUPAKAN HEWAN ARTHROPODA YANG D

SEBAGAI LIVING FOSSILS KARENA HANYA MENGALAMI SE

PERUBAHAN DARI HORSESHOE YANG ADA SEJAK 500 JUTA

YANG LALU

SOLNHOEN LIMESTONE


3/22

HORSESHOE

• LIMULUS POLYPHEMUS (ATLANTIK AU)

• TACHYPLEUS TRIDENTATUS (ASIA)

• CARCINOSCORPIUS ROTUNDICAUDA (ASIA) NEAR THREATENED

• TACHYPLEUS GIGAS (ASIA) (IUCN 2010)

SK Me!e"# Ke$%!&& N'12KPTS*II1+,- .&

Pe"&!%"& Pe/e"#!&$ RI N' -1+++


4/22

1De"&.&#

H&#!&!

2Pe"%"%&K'/e"#&3

H#3&4&H&#!&!

H#3&4&S%/e"M&&&

O6e"$&"6e!#

Pe"%&$&K'.## A#"

Pe#&!&P"e.&#


5/22

PREDIKSI POPULASI HORSESHOE

• MASHNEE DIKE (AMERIKA) 1+,7 ADALAH 27- IND (TIGA KUADRAT)

AKHIR 1++0 HANYA DITEMUKAN -8 INDIVIDU (BARLOW 9 WIDENER

• BALRAMGARI: INDIA 1++0 ADALAH 80; IND (TRANSEK 200 M) (CHA

DKK 1++2) PADA TAHUN 1++; ADALAH 220 IND (CHATTERJI DKK

• HONGKONG: 2002 TERCATAT DENSITAS JUVENIL T TRIDENTATUS AD7:;; INDIVIDU 100 M2 (CHIU 9 MORTON 2007)


6/22

RECAPTURE)

• ESTIMASI POPULASI ADALAH SUATU METODE YANG DIGUNAKAN UNTUK

MELAKUKAN PERHITUNGAN KEPADATAN SUATU POPULASI

• METODA INI PADA DASARNYA MENANGKAP SEJUMLAH INDIVIDU DARI S

POPULASI HEWAN YANG AKAN DIPELAJARI INDIVIDU YANG DITANGKAP

DIBERI TANDA YANG MUDAH DI BACA: KEMUDIAN DILEPASKAN KEMBAL

PERIODE WAKTU YANG PENDEK SETELAH BEBERAPA HARI DITANGKAP

DAN DIHITUNG YANG BERTANDA YANG TERTANGKAP


7/22

RUMUS CAPTURE RECAPTURE

NM


8/22

CARRYING CAPACITY

• CARRYING CAPACITY ADALAH JUMLAH MAKSIMUM

INDIVIDU YANG DAPAT DIDUKUNG OLEH SUMBER DAYA

YANG ADA DI DALAM SUATU EKOSISTEM: ATAUKEMAMPUAN LINGKUNGAN (EKOSISTEM) DALAM

MENDUKUNG KEHIDUPAN SEMUA MAKHLUK YANG ADA DI

DALAMNYA SECARA BERKELANJUTAN

• THOMAS ROBERT MALTHUS (ESSAYNYA =THE PRINCIPLE

OF POPULATION”)

• CARRYING CAPACITY DIPENGARUHI OLEH TIGA FAKTOR?

1) JUMLAH SUMBER (MAKANAN) YANG TERSEDIA DI DALAMEKOSISTEM TERSEBUT

2) JUMLAH POPULASI8) JUMLAH SUMBER (MAKANAN) YANG DIKONSUMSI OLEH

SETIAP INDIVIDU


9/22

HABITAT HORSESHOE

• LAUT DANGKAL DAN TENANG: ATAU MUARA SUNGAI DENGAN DASAR PA

(CHATTERJI 9 ABIDI 1++8@ SHIN DKK 200+) HABITAT HORSESHOE MANG

ROTUNDICAUDA ADALAH AIR PAYAU DENGAN SUBSTRAT BERLUMPUR: PA

SURUT AKAN MEMBENAMKAN DIRINYA KE DALAM LUMPUR SEDALAM 2 S

• ABIOTIK

SUHU AIR

SALINITAS

KEDALAMAN

KECERAHAN

SUBSTRAT


10/22

MIGRASI DAN PEMIJAHAN

H'"e$'e /e3&%& /#"&# e &"#&"&.&&3 &! %!% /e3&%& e/#&$& .&

/e3e!&& !e3%"4&

H'"e$'e &!& B#&&4& e %%e!#& .& e"e&& &.& ## .'"&3&"&&

D#&!&"& &"# && %"%! H'"e$'e e!#&/e&3# 3%& e.&3&/ 15 / .& .###.e& 3e#$ .&"# 1000 %!#" !e3%"3%&

Te3%" .#%&$# '3e$ e"/& H'"e$'e &!&4& .#e3%&"& .&3&/ &!% 4& &/&

(GRIMEK: 1+-7)


11/22

PROSES MENCARI PASANGAN HORSE

• SUBSTRAT HABITAT PANTAI BERPASIR

• SUBSTRAT HABITAT LUMPUR BERPASIR (DAERAH BAKAU)

• TERJADI PADA APRIL AGUSTUS (CHONBURI:THAILAND)

• MATING ACTIVITY BERFLUKTUASI MENGIKUTI FASE BULAN: KETINGG

PASANG SURUT DAN SIKLUS HARIAN SINAR MATAHARI

• PUNCAK AKTIVITAS PEMIJAHAN TERJADI PADA SAAT MALAM BULAN ATAU PASANG TERTINGGI BULAN BARU


12/22

SIKLUS HIDUP

• HORSESHOE BERMIGRASI KE PANTAI BERPASIR 9

PERAIRAN DANGKAL

• PEJANTAN YANG DATANG LEBIH DULU DI PANTAI

AKAN BERPATROLI 9 KEMUDIAN MENCEGAT BETINA YANG KEBETULAN MELINTAS DI DEKATNYA

• BETINA AKAN MENGGALI LUBANG PADA DASAR

PANTAI 9 MEMASUKKAN TELUR*TELURNYA KE LUBANG

TERSEBUT: DAN PEJANTAN MENGELUARKAN

SPERMANYA UNTUK MEMBUAHI TELUR*TELUR YANG

DIKELUARKAN OLEH BETINA (JUMLAH TELUR 120000

BUTIR)

• TELUR*TELUR HORSESHOE AKAN M

5 MINGGU LARVA HORSESHOE YAN

BISA TETAP BERADA DI DALAM PAS

MINGGU BERIKUTNYA

• SAAT PASANG NAIK TIBA: LARVA AK

PLANKTONIK (LARVA YANG TERSER

PASANG) SUMBER MAKANAN CADA

• 1 MINGGU LARVA JATUH KE DASAR

FASE JUVENILE (BERKALI*KALI MELA

KULIT SEIRING DENGAN PERTUMBU


13/22

JUVENIL HORSESHOE

KONSEP RELUNG (NICHE): CHARLES ELTON (1+2-) ILMUWAN INGGRIS

=STATUS FUNGSIONAL SUATU ORGANISME DALAM KOMUNITAS TERTE

• SUHU ? EURYTHERMAL: YAITU ORGANISME YANG MEMILIKI KISARAN

TOLERANSI SUHU YANG SANGAT TINGGI

• SALINITAS ?HONGKONG: 2007 JUVENIL TETAP HIDUP PADA SALINITA

MALAYSIA: 2011 MENETAS PADA SALINITAS 25*85

• SUBSTRAT ? BERPASIR*BERLUMPUR BERPASIR

• HABITAT HORSESHOE JUVENIL DI AREAL INTERTIDAL DAN AKAN BE

KE PERAIRAN DALAM SEIRING DENGAN PERTAMBAHAN LEBAR PROS

USIANYA


14/22

POLA DISTRIBUSI

• POLA DISTRIBUSI T GIGAS DI PERAIRAN ADALAH

MENGELOMPOK

• POLA DISTRIBUSI MENGELOMPOK AKAN

MEMUDAHKAN INDIVIDU UNTUK BERHUBUNGAN

SATU SAMA LAINNYA UNTUK BERBAGAI

KEBUTUHAN: (BEREPRODUKSI DAN MENCARI

MAKAN)

(BLANCO 9 CANTERA 1+++)

POLA DISTRIBUSI MENGELOMPOK DAPAT DISEBABKANOLEH ?

1 KONDISI LINGKUNGAN YANG TIDAK SERAGAM

2 ADANYA KEBUTUHAN YANG SAMA: YAITU

SUBSTRAT YANG SESUAI UNTUK HABITAT


15/22

PIRAMIDA POPULASI


16/22

INTERAKSI PADA HORSESHOE

K'/e!##

R%&(H&#!&!)

Me/e"e%!

& M&&&

Me.&&!& &&&

P"e.&!'"

A3&/#(O"&#/e

3)

E3'#!&#(M&%#&)


17/22

EKSPLOITASI

• HONGKONG: T TRIDENTATUS DIJUAL DI RESTORAN

• THAILAND DAN MALAYSIA HORSESHOE DIKONSUMSI

SEBAGAI MAKANAN EKSOTIK (CHRISTIANUS 9 SAAD

200-)

• INDONESIA (JAWA BARAT): HORSESHOE DITANGKAP

UNTUK DIAMBIL TELURNYA DAN DI RIAU KEPULAUAN

DITANGKAP UNTUK DIAMBIL SEBAGAI TAMBAHAN LAUK

DAN DIJUAL DALAM KEADAAN HIDUP (EIDMAN DKK

1++-)

• AMERIKA: CAIRAN TUBUH HORSESHOE DIGUNAKAN

DALAM BIDANG BIO*MEDIS (TES ENDOTOKSIN)

• CANGKANG BISA DIOLAH (LENSA KONTAK: KRIM KULIT:

PENAMBAL LUKA JAHITAN KEPALA: 9 KITOSAN

KONSEP IN SITU DAN EK SITU


18/22

KONSEP IN*SITU DAN EK*SITU

IN*SITU

• PEMIJHAN BUATAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO HORSESHOE (BOJONE GORO

• PEMELIHARAAN LARVA HASIL PEMIJAHAN BUATAN

• UPAYA PEMBENIHAN ALAMI (PENINGKATAN DERAJAT PEMBUAHAN DAN PENETA

• HASIL YANG DIDAPAT DRAJAT PENETASAN (HATCHING RATE) ( BROWN: 1++2)?

1 12 METODE BASAH DAN ;:85 METODE KERING

2 SUHU 2-*88

8 SALINITAS 80*82 PPT

7 OKSIGEN 7*, PPM

5 PH ;*,

DI INDONESIA

REDJEKI: 1++- DENGAN MENGAMATI FREPENSI LARVA HORSESHOE TERHADAP BPLANKTON HASIL YANG DIDAPAT MENUNJUKKAN BAHWA LARVA HORSESHOE YA

KURANG DARI ;1 HARI LEBIH MENYUKAI ALGAE COKLAT: SEDANGKAN LARVA YA105 HARI LEBIH MENYUKAI ERTEMIA

KONSEP EK SITU (JEPANG)


19/22

KONSEP EK*SITU (JEPANG)

KASAOKA-CITY HORSESHOE CRAB MUSEUMDIBANGUN DI SAMPING TELUK : DIBUKA PADA TAHUN1++0 BERSAMA DENGAN DINOSAUR PARK

Kasaoka-City Horse

Crab Museum .#.#"#e.%&# .& 'e"6&

Te"3e!& .# '!& K&&'O&4&/& Te".&!&" -&'!& %!% /e/

e$#.%& H'"e$'e/e3e!&"#& $&#!&!H'"e$'e


20/22

PANTAI BUATAN UNTUK HORSESHOEUNTUK BERTELUR: YANG AIR LAUTMENGALIR SECARA LANGSUNG DARILAUT

Se!e3&$ !e3%" .# %/%3& .&"# &%&!&: .# #.&$& e "%& #Se!#& &.&$ !e".&&! %#& H'"ee"e.& .& ee"&& 3%/%" 4&3&% .&"# &!

KONSEP IN SITU


21/22

KONSEP IN*SITU

METODE

ASTM

E*S#!%

Pe/%3#$& Te/&!e"!e3%"

S%!"&!P&#"(U%"&P&#")

Le"e.e&P&!

Me&P"e.&

I& .&C"%!&e&e


22/22

Pengelolaan Habitat Horseshoe

Documents

Transcript of Pengelolaan Habitat Horseshoe