III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitiandigilib.unila.ac.id/15211/3/bab 3 revisi -...
Transcript of III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitiandigilib.unila.ac.id/15211/3/bab 3 revisi -...
III. METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah quasi
eksperimen. Quasi eksperimen adalah desain eksperimental semu, karena tidak
dapat memberikan pengendalian secara penuh melalui penggunaan prosedur
pengacakan. Misalnya, dalam penelitian yang dilakukan di dalam kelas,
pengeksperimen mungkin tidak dapat mengelompokkan subyeknya secara acak.
Dalam hal ini, ia harus memakai desain yang dapat memberikan pengendalian
sebanyak mungkin dalam situasi yang ada (Furchan, 2002:368).
Dalam desain penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian : 1) variabel terikat
yaitu prestasi belajar siswa, 2) variabel bebas yaitu pemanfaatan media
pembelajaran, dan 3) variabel atribut yaitu gaya belajar. Adapun desain
eksperimen yang diterapkan adalah faktorial 2 X 2 di mana masing-masing
variabel bebas diklasifikasikan menjadi 2 (dua) taraf. Variabel bebas perlakuan
diklasifikasikan dalam bentuk pembelajaran dengan media pembelajaran CD
interaktif (A1) dan media pembelajaran model (A2). Variabel atribut yang
disertakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi gaya belajar visual (B1)
dan gaya berlajar kinestetik (B2). Sedangkan variabel terikat yang ingin diamati
adalah prestasi belajar siswa.
84
Desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Media Pembelajaran
(A)
CD Interaktif
(A1)
Model
(A2)
Gaya
Belajar
(B)
Visual
(B1)
A1B1
A2B1
Kinestetik
(B2)
A1B2
A2B2
Keterangan:
A1B1 : adalah blok sampel siswa yang memanfaatkankan media pembelajaran
CD interaktif dengan gaya belajar visual.
A2B1 : adalah blok sampel siswa yang memanfaatkan media pembelajaran
model dengan gaya belajar visual.
A1B2 : adalah blok sampel siswa yang memanfaatkan media pembelajaran CD
interaktif dengan gaya belajar kinestetik.
A2B2 : adalah blok sampel siswa yang memanfaatkan media pembelajaran
model dengan gaya belajar kinestetik.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Pringsewu yang beralamat Jl. Olahraga No
001 Pringsewu Barat.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November tahun pelajaran
2012-2013.
Variabel
Bebas
Variabel
Atribut
85
3.3 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pringsewu
tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 160 siswa yang tebagi menjadi 5 kelas.
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Tiap Kelas
No
Kelas
Populasi
1 XI IPA1 32
2 XI IPA 2 32
3 XI IPA 3 32
4 XI IPA 4 32
5 XI IPA 5 32
Jumlah Total 160
3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel
Untuk pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti karena adanya
pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampel (Arikunto,
2006:139-140). Teknik ini dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa kedua
kelas yang dipilih memiliki kondisi yang homogen dan mengandung ciri-ciri yang
mewakili ciri-ciri populasi secara keseluruhan. Dari empat kelas yang ada, kelas
XI IPA 3 dan XI IPA 5 yang diambil peneliti dijadikan sebagai kelas eksperimen,
atas pertimbangan akumulasi nilai rata-rata kelas berdasarkan nilai raport biologi
pada semester sebelumnya hampir sama (lampiran 11).
86
Setelah dilakukan penyebaran instrumen tentang gaya belajar diperoleh jumlah
sampel yang diolah datanya sebagai berikut.
Tabel 3.3 Perincian Jumlah Sampel
Media Pembelajaran
(A)
Jumlah
CD Interaktif
(A1)
Model
(A2)
Gaya
Belajar
(B)
Visual
(B1)
11
12
23
Kinestetik
(B2)
9
7
16
Jumlah 20 19 39
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Non Tes
Angket atau kuesioner digunakan untuk mendapatkan data mengenai gaya belajar
siswa. Pengumpulan data variabel atribut gaya belajar siswa diukur dengan
menggunakan instrumen gaya belajar. Instrumen telah divalidasi sebanyak 25
butir, kemudian disebar kepada sampel penelitian. Instrumen gaya belajar dibuat
berdasarkan kisi-kisi yang telah ditetapkan sebelumnya (lampiran 3). Masing-
masing butir soal pada instrumen gaya belajar terdapat tiga pilihan jawaban.
Pilihan jawaban A berisi pertanyaan yang mengacu pada gaya belajar visual dan
diberi skor 1. Pilihan jawaban B berisi pertanyaan yang mengacu pada gaya
belajar auditorial dan diberi skor 2. Sedangkan pilihan jawaban C berisi
pertanyaan yang mengacu pada gaya belajar kinestetik dan diberi skor 3.
Variabel
Bebas
Variabel
Atribut
87
pre
prepost
SS
SSGainN
max
Instrumen angket gaya belajar dapat dilihat pada lampiran 3. Adapun data variabel
atribut gaya belajar yang digunakan pada penelitian ini adalah gaya belajar visual
(B1) dan gaya belajar kinestetik (B2).
3.4.2 Teknik Tes
Peningkatan prestasi belajar pada materi pokok sel diukur dengan tes prestasi
belajar menggunakan 25 butir soal berbentuk pilihan jamak dan 4 soal esai.
Instrumen prestasi belajar dibuat oleh peneliti berdasarkan kisi-kisi yang telah
ditentukan sebelumnya (lampiran 4). Data tentang prestasi belajar merupakan nilai
tentang penguasaan materi pokok sel.
Tes prestasi belajar diberlakukan pada sampel dua kali, yaitu sebelum perlakuan
(pretest) dan sesudah perlakuan (postest) dilaksanakan. Selisih antara nilai
sesudah perlakuan (postest) dengan sebelum perlakuan (pretest) yang disebut
N-Gain yang diberikan pada kedua kelas eksperimen. Adapun N-Gain rumusnya
adalah :
Dengan postS = postest
preS = pretest
maxS = skor maksimal pretest dan postest.
Pengklasifikasian N-Gain prestasi dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi N-Gain Ternormalisasi
Rerata N-Gain Ternormalisasi Klasifikasi
g > 0,7 Tinggi
0,3 g 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
(Meltzer, dalam Pujianto dan Maryanto, 2009:12)
88
3.5 Definisi Konseptual Variabel
3.5.1 Variabel Bebas
3.5.1.1 Media CD Interaktif
CD interaktif adalah sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia
dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif
di dalamnya. CD ROM (Ready Only Memory) merupakan satu-satunya dari
beberapa kemungkinan yang dapat menyatukan suara, video, teks, dan program
dalam CD. Compact Disc Interactive (CDI) memuat bahan ajar interaktif yang
merupakan kombinasi audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video.
3.5.1.2 Media Model
Media tiruan sering disebut sebagai model. Benda model dapat diartikan sebagai
sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda
aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin diperoleh dari benda
sebenarnya. Benda asli kemudian dibuat modelnya dalam bentuk besar seperti
aslinya atau sangat kecil. Penggunaan benda-benda tiruan perlu dilakukan
pengajar, dengan pertimbangan :
a. Mungkin benda tersebut sulit didapatkan
b. Benda tersebut terlalu jauh tempatnya
c. Benda tersebut teralu kecil atau terlalu besar
d. Mungkin benda tersebut merupakan benda yang dilindungi oleh cagar
budaya.
Dengan alasan itu, maka bentuk dari suatu model dapat dibuat untuk keperluan
pembelajaran yaitu mungkin dengan menghilangkan bagian-bagian tertentu dari
benda tersebut yang kurang perlu, serta menonjolkan bagian-bagian yang penting.
89
3.5.2 Variabel Atribut
Variabel atribut dalam penelitian ini adalah gaya belajar. Gaya belajar adalah
kombinasi dari bagaimana menyerap informasi dengan mudah (modalitas), dan
mengatur serta mengolah informasi yang didapat. Gaya belajar dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu visual, audio, dan kinestetik.
Gaya belajar visual umumnya disebut sebagai gaya belajar pengamatan. Gaya
belajar ini sangat mengandalkan penglihatan (mata) dalam proses pembelajaran.
Anak-anak jenis ini tertarik dengan warna, bentuk, dan gambar-gambar hidup.
Gaya belajar auditorial disebut juga dengan pendengar. Anak-anak yang memiliki
gaya belajar ini umumnya memaksimalkan penggunaan indera pendengar dalam
proses penangkapan dan penyerapan informasi. Umumnya mereka
memperlihatkan ketertarikan yang lebih besar terhadap suara dan kata-kata.
Kemampuan mereka dalam berbicara lebih cepat dan juga cepat mengenal kata-
kata baru serta senang bila dibacakan cerita-cerita.
Gaya belajar kinestetik biasanya disebut juga sebagai gaya belajar penggerak. Hal
ini disebabkan karena anak-anak dengan gaya belajar ini senantiasa menggunakan
dan memanfaatkan anggota gerak tubuhnya dalam proses pembelajaran atau
dalam usaha memahami sesuatu. Anak-anak yang termasuk jenis ini senang
dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan.
90
3.5.3 Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar. Prestasi belajar siswa
merupakan hasil yang dicapai siswa setelah melakukan proses pembelajaran.
Hasil belajar yang dimaksud mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang akan memiliki ketrampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut sebagai akibat dari
stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pebelajar. Kapabilitas siswa tersebut dapat berupa informasi verbal, keterampilan
intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. Jadi, prestasi belajar
merupakan hasil yang dicapai siswa dalam bidang studi tertentu sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya melalui tes yang terstandar
sebagai pengukuran keberhasilan belajar siswa.
3.6 Definisi Operasional Variabel
3.6.1 Variabel Bebas
3.6.1.1 Media CD Interaktif
Definisi operasional pemanfaatan media CD interaktif adalah skor tes yang
diperoleh siswa setelah diberikan materi sel dengan memanfaatkan media CD
interaktif. Berikut ini langkah-langkah dalam operasional pemanfaatan media CD
interaktif sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
91
3. Seluruh siswa yang berada di kelas eksperimen 2 berdiskusi mengenai
pelajaran sel dengan memanfaatkan media CD interaktif.
4. Siswa berdikusi dalam kelompok dan mengerjakan LKS yang disediakan.
5. Dua kelompok siswa maju ke depan kelas, untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
6. Guru menjadi fasilitator dalam diskusi.
7. Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi. Pada tahap ini guru juga
memberikan kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk
bertanya tentang materi yang dijelaskan.
8. Setelah siswa mengikuti penjelasan guru, maka siswa mencoba
mengerjakan soal sesuai dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru.
3.6.1.2 Media Model
Definisi operasional pemanfaatan media model adalah skor tes yang diperoleh
siswa setelah diberikan materi pelajaran sel dengan memanfaatkan media model
sel. Berikut ini langkah-langkah dalam operasional pemanfaatan media model
pada proses pembelajaran sel sebagai berikut:
1. Seluruh siswa yang berada di kelas eksperimen 1 diberi tugas membuat
model sel dengan bimbingan guru seminggu sebelum pemberian materi.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
4. Seluruh siswa yang berada di kelas eksperimen 1 berdiskusi mengenai
pelajaran sel dengan memanfaatkan media model.
5. Siswa berdikusi dalam kelompok dan mengerjakan LKS yang disediakan.
92
6. Dua kelompok siswa maju ke depan kelas, untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
7. Guru menjadi fasilitator dalam diskusi.
8. Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi. Pada tahap ini guru juga
memberikan kesempatan kepada siswa yang belum mengerti untuk
bertanya tentang materi yang dijelaskan.
9. Setelah siswa mengikuti penjelasan guru, maka siswa mencoba
mengerjakan soal sesuai dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru.
3.6.2 Variabel Atribut
Variabel atribut dalam penelitian ini adalah gaya belajar. Gaya belajar terhadap
materi pelajaran sel adalah kombinasi dari bagaimana siswa menyerap, mengatur
serta mengolah informasi yang didapat. Informasi tersebut berhubungan dengan
kegiatan pembelajaran dan menentukan tujuan yang hendak dicapai yaitu prestasi
belajar. Adapun aspek yang diukur berdasarkan indikator-indikator yang
berhubungan dengan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Instrumen
pernyataan gaya belajar siswa yang diberikan sebanyak 25 butir.
3.6.3 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Peningkatan prestasi
belajar didapat dari evaluasi berupa post test dan pre test, alat ukur yang
digunakan terdiri dari 25 butir soal pilihan jamak dan 4 butir soal esai pada materi
pelajaran sel pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pringsewu. Pemberian skor
sesuai dengan bobot nilai yaitu untuk butir soal pilihan jamak setiap jawaban
93
benar adalah 4 dan jawaban salah adalah 0. Sedangkan untuk skor tiap butir soal
essai antara 0-25, dapat dilihat pada rubrik penilaian di lampiran 4. Adapun aspek
yang diukur berdasarkan indikator-indikator materi pembelajaran sel.
3.7 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
3.7. 1 Kisi-kisi Instrumen Gaya Belajar
Berpedoman pada definisi konseptual dan operasional gaya belajar sebelumnya.
Kisi-kisi instrumen angket gaya belajar disusun dari rujukan buku Quantum
Learning karangan De Porter dan Hernacki (2001, 116-122). Jumlah butir
instrumen angket adalah 25 butir soal. Masing-masing pertanyaan pada butir soal
mengacu pada karakteristik gaya belajar visual, auditori dan kinestetik. Kisi-kisi
instrumen angket gaya belajar dapat dilihat pada lampiran 3.
3.7.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Prestasi Belajar
Instrumen penelitian untuk mengukur variabel prestasi belajar siswa berupa tes
prestasi belajar. Prestasi belajar siswa dalam materi pokok sel ditentukan
berdasarkan dari Kompetensi Dasar (KD) dan indikator-indikator keberhasilan
belajar dalam materi pokok tersebut. Berdasarkan kompetensi dasar dan
indikator-indikator tersebut kemudian disusun seperangkat tes berupa butir-butir
soal. Instrumen tes terdiri dari 25 butir soal pilihan jamak dan 4 butir soal essai.
Adapun kisi-kisi yang digunakan untuk membuat soal prestasi belajar siswa dapat
dilihat pada lampiran 4.
94
3.8 Kalibrasi Instrumen
3.8.1 Validitas Instrumen
Validitas instrumen adalah ketepatan dari suatu instrumen atau alat pengukuran
terhadap konsep yang akan diukur, sehingga suatu instrumen akan memiliki
validitas isi yang baik. Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sedangkan
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Untuk mengetahui apakah suatu alat ukur mempunyai validitas secara empirik
yaitu dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh pada setiap butir dengan skor
total. Validitas empiris butir tes ditunjukkan oleh koofisien korelasi antara X (skor
faktor) dan Y (skor total) hasil uji coba. Untuk mengetahui validitas instrumen
penelitian ini menggunakan rumus korelasi Pearson Product moment (r) yaitu :
})()}{({
))((
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
Dimana : rxy = Koefisien korelasi skor butir dan skor soal
X = skor butir
Y = skor soal
n = jumlah responden
Kriteria derajat validitas :
0,80 – 1,00 : derajat validitas sangat tinggi
0,60 – 0,80 : derajat validitas tinggi
0,40 – 0,60 : derajat validitas cukup/sedang
0,40 – 0,20 : derajat validitas rendah
0,00 – 0,20 : derajat validitas sangat rendah
(Arikunto, 2006:170)
95
Untuk memudahkan perhitungan korelasinya peneliti menggunakan program
Statistical Program for Sosial Science (SPSS) for Windows versi 17, pada
instrumen gaya belajar. Sedangkan instrumen tes prestasi belajar menggunakan
perangkat lunak bantu berupa program Anates V4.
Uji validitas instrumen gaya belajar dilakukan pada 20 responden dari kelas XI di
SMA Negeri 1 Pringsewu yang tidak termasuk dalam penelitian. Hal ini dilakukan
mengingat uji instrumen memang harus dilakukan pada populasi di luar
penelitian. Proses input data menggunakan program SPSS 17,00 for windows.
Model uji validitas yang dilakukan adalah model alpha. Menentukan tingkat
validitas item soal non tes dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan
rtabel. Kriteria uji yang digunakan adalah rhitung > rtabel (n=20) 0,444, maka item
angket tersebut valid (lampiran 5).
Uji validitas tes prestasi belajar dihitung dengan menggunakan program Anates
(lampiran 5). Berdasarkan lampiran tersebut dapat diketahui bahwa instrumen tes
prestasi belajar siswa yang digunakan pada soal jamak memiliki nilai korelasi
skor faktor dan skor total (korelasi XY) sebesar 0,74 (derajat validitas tinggi).
Sedangkan pada soal essai memiliki nilai korelasi skor faktor dan skor total
(korelasi XY) sebesar 0,42 (derajat validitas sedang). Hal ini menunjukkan
bahwa instrumen yang digunakan dapat dinyatakan valid untuk digunakan. Hasil
uji validitas adalah sebagai berikut.
96
Tabel 3.5 Hasil uji validitas instrumen penelitian
No Instrumen
Variabel
Jumlah
Butir
Butir yang tidak
valid Jumlah
butir yang
Valid Jumlah No
1. Gaya Belajar 30 5 1, 4, 19,
25, 28 25
2. Prestasi Belajar Biologi
(soal pilihan jamak) 30 5
8, 20, 23,
29, 30 25
3. Prestasi Belajar Biologi
(soal essai) 5 1 5 4
Berdasarkan hasil uji coba pada tabel di atas, besarnya validitas gaya belajar dari
30 instrumen terdapat 5 butir soal yang tidak valid yaitu nomor 1, 4, 19, 25, 28,
sehingga yang valid berjumlah 25 instrumen. Pada soal prestasi belajar terdapat 5
butir soal yang tidak valid dari pengujian 30 soal pilihan jamak, yaitu nomor 8,
20, 23, 29, 30, maka butir soal yang di anggap valid berjumlah 25. Pada soal
essai dari pengujian 5 butir soal terdapat 1 butir soal yang tidak valid yaitu nomor
5 (Lampiran 5).
3.8.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau keajegan alat ukur dalam mengukur
apa yang diukur. Artinya instrumen alat ukur tersebut kapanpun akan digunakan
memberikan hasil ukur yang sama, instrumen yang reliabel berarti instrumen
tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang dapat dipercaya
(Arikunto, 2006:179).
97
Koefisien reliabilitas dianalisis menggunakan rumus Korelasi Product Momment
dilanjutkan dengan rumus Spearman Brown untuk menentukan reliabilitas
keseluruhan tes sebagai berikut :
r11 = 2/1.2/1
2/1.2/1
1
2
r
r
Keterangan :
r11 = reabilitas instrumen
r1/2 1/2 = indeks korelasi antara dua belah instrumen
Kriteria derajat reliabilitas :
r11 ≤ 0,20 : derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 : derajat reliabilitas rendah
0,40 < r11 ≤ 0,60 : derajat reliabilitas sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 : derajat reliabilitas tinggi
r11 > 0,80 : derajat reliabilitas sangat tinggi
(Arikunto, 2006 : 182).
Tetapi untuk memudahkan perhitungan digunakan bantuan program SPSS 17 for
windows yaitu menggunakan analisis Correlate dengan metode split half (item
instrumen dibelah dua menjadi belahan atas dan belahan bawah, atau belahan
nomor ganjil dan belahan nomor genap) dimana fasilitas ini telah disediakan pada
kotak dialog “Model” program SPSS 17 for windows.
Uji reliabilitas instrumen gaya belajar dihitung dengan menggunakan program
SPSS 17.0 for windows yaitu menggunakan analisis Correlate dengan metode
Split Half (item instrument dibelah dua menjadi belahan atas dan belahan bawah
atau belah nomor ganjil dan belahan nomor genap). Jika nilai koefisien reliabilitas
split half > dari rtabel. Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen gaya belajar
mempunyai nilai reliabilitas yang baik (lampiran 5).
98
Sedangkan uji reliabilitas soal tes prestasi belajar dilakukan dengan menggunakan
program anates (lampiran 5). Berdasarkan lampiran tersebut dapat diketahui
bahwa instrumen tes prestasi belajar siswa yang digunakan pada soal jamak
memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,85 (derajat reliabilitas sangat tinggi).
Sedangkan pada soal essai memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,59 (derajat
reliabilitas sedang). Hal ini menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan
dinyatakan reliabel untuk digunakan. Hasil uji reabilitas adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian
No Instrumen Jumlah Butir
yang valid Reliabilitas Keterangan
1. Gaya belajar 25 0,941 Reliabilitas
sangat tinggi
2.
Prestasi Belajar
Biologi (soal pilihan
jamak)
25 0,85 Reliabilitas
sangat tinggi
3. Prestasi Belajar
Biologi (soal essai) 4 0,59
Reliabilitas
sedang
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas gaya belajar diperoleh 0,941 dan prestasi
belajar sebesar 0,85 dan 0,59, maka kedua instrumen tersebut memenuhi
persyaratan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
3.9 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap deskripsi data, tahap uji
persyaratan analisis, dan tahap pengujian hipotesis.
99
3.9.1 Tahap Deskripsi Data
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat
tabulasi data untuk setiap variabel, dan menyusunnya dalam bentuk tabel. Data
yang ditampilkan merupakan skor rata-rata gaya belajar, pretest, postest, prestasi
dan N-Gain (lampiran 6).
3.9.2 Tahap Uji Persyaratan Analisis
Untuk keabsahan data dalam penelitian ini ada yang harus dipenuhi yaitu data
harus berdistribusi normal dan varian data harus homogen. Hal tersebut
merupakan syarat untuk data agar dapat digunakan dalam menguji hipotesis
penelitian. Hipotesis penelitian dengan menggunakan Anava dua jalur
mensyaratkan bahwa data yang diperoleh harus normal dan homogen.
3.9.3 Uji Normalitas
Pada penelitian ini uji normalitas digunakan dengan uji kolmogorov-smirnov.
Dasar pengambilan keputusan uji normalitas dengan metode kolmogorov-smirnov
berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai asymp.sig (2-tailed), karena uji
asymp.sig (2-tailed) dilakukan dengan dua sisi maka α dibagi 2 sehingga nilai α
yang digunakan adalah 0,025 dengan demikian kriteria uji sebagai berikut: (1) jika
nilai sig. atau probabilitas < 0,025 maka H0 diterima dengan arti bahwa data tidak
terdistribusi normal. (2) jika nilai sig. atau probabilitas > 0,025 maka H1 diterima
dengan arti bahwa data berdistribusi normal.
100
Teknik analisis untuk uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
Kolmogorov – Smirnov (K–S) dengan bantuan program SPSS versi 17 dengan
rangkumannya dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas
No Variabel Kolmogorov
Smirnov Z
Asymp sig
(2 Tailed) Kesimpulan
1
Kelompok siswa yang diberikan
media CD interaktif dengan gaya
belajar visual (A1B1)
0,727 0,666 Normal
2
Kelompok siswa yang diberikan
media model dengan gaya
belajar visual (A2B1)
0,404 0,997 Normal
3
Kelompok siswa yang diberikan
media CD interaktif dengan gaya
belajar kinestetik (A1B2)
0,582 0,888 Normal
4
Kelompok siswa yang diberikan
media model dengan gaya
belajar kinestetik (A2B2)
0,619 0,838 Normal
5 Kelompok siswa yang diberikan
media CD interaktif (A1) 1,680 0,744 Normal
6 Kelompok siswa yang diberikan
media model (A2) 1,195 0,115 Normal
7 Kelompok siswa yang memiliki
gaya belajar visual (B1) 0,757 0,615 Normal
8 Kelompok siswa yang memiliki
gaya belajar kinestetik (B2) 0,513 0,955 Normal
Hasil output SPSS versi 17 tentang pengujian normalitas dapat dilihat pada
lampiran 8. Berdasarkan data tersebut, memiliki nilai signifikansi hasil
analisis > 0,05 maka semua data yang ada berdistribusi normal dan dapat
dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.
101
3.9.4 Uji Homogenitas
Syarat dalam analisis varians adalah kehomogenan sampel. Uji homogenitas ini
dilakukan untuk mengetahui kehomogenan dari perlakuan yang diberikan kepada
sampel. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan metode One_Way
AN0VA pada SPSS 17 Kriteria uji yang digunakan adalah: (1) jika nilai sig. < 0,05
maka H0 diterima dengan arti bahwa varians sampel tidak homogen, (2) jika nilai
sig. atau probabilitas > 0,05 maka H1 diterima dengan arti bahwa varians sampel
homogen. Dengan kriteria uji jika F hitung < F tabel, maka data homogen sedangkan
jika F hitung > F tabel, maka data tidak homogen.
Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Analisis Homogenitas
No Variabel untuk
kelompok
Anava
< 0.05
F Hitung F Tabel dk=
2-1, n-1=32
=(1,30)
Kesimpulan
1 A1, A2, A3, A4 (n=39) 0,000 4,257 4,00 Homogen
2 A1 dan A2 (n=39) 0,000 4,260 4,00 Homogen
3 B1 dan B2 (n=39) 0,000 4,374 4,00 Homogen
Berdasarkan varian atas kelompok tersebut memiliki nilai Fhitung lebih besar dari
Ftabel sehingga varian dalam kelompok tersebut semuanya homogen. Pengujian
homogenitas dapat dilihat pada lampiran 8.
3.9.5 Uji Anava Dua Jalur
Untuk perhitungan analisis data Uji Anava dua jalur digunakan aplikasi program
SPSS 17 For Windows. Kriteria uji yang digunakan adalah jika Fhitung >Ftabel,
terima H1 tolak H0. Hasil uji anava dapat dilihat pada lampiran 9.
102
Prosedur pengujian hipotesis 1 didasarkan pada analisis varians dwi faktor.
Analisis varians ini menggunakan desain faktorial (Arikunto, 2006: 326). Ada dua
faktor yaitu media pembelajaran dan gaya belajar. Faktor media yang digunakan
terdiri dari dua kategori yaitu pembelajaran dengan CD interaktif dan model.
Sedangkan faktor gaya belajar terdiri dari dua kategori yaitu gaya belajar visual
dan gaya belajar kinestetik. Jadi merupakan desain faktorial 2 x 2 antara media
pembelajaran dan gaya belajar.
Langkah-langkah analiasis data :
1. Mengelompokkan data sesuai dengan ciri-ciri dan kategori variabel;
2. Menyusun tabel statistik dasar, dengan statistik dasar anava dua jalur;
3. Menghitung Jumlah Kuadrat Total ( JKT );
JKT = ∑xt2 - ( ∑xt
2 )
nt
4. Menghitung jumlah kuadrat antar kolom
JK(k) = ( ∑x k1 )2 + ( ∑x k2 )
2 – ( ∑x t )2
nk1 nk2 nt
5. Menghitung jumlah kuadrat antar baris
JK(b) = ( ∑x b1 )2 + ( ∑x b2 )
2 – ( ∑x t )2
nb1 nb2 nt
6. Menghitung Jumlah kuadrat antar kelompok
JKA = ( ∑x 1 )2 + ( ∑x 2 )
2 + ( ∑x 3 )2 + ( ∑x 4 )
2 – ( ∑x t )2
n1 n2 n3 n4 nt
7. Menghitung Jumlah kuadrat Interaksi antar kolom dan baris
JK(i) = JKA – JK(b) – JK(k) dan menghitung jumlah kuadrat
Dalam kelompok JKD = JKT - JKA
103
8. Setelah diperoleh nilai-nilai sesuai dengan rumus di atas, selanjutnya nilai-
nilai itu dimasukkan ke dalam tabel ANAVA
Tabel 3.9 Cara perhitungan ANAVA dua jalur
Sumber
Variasi
Jumlah
Kuadrat
(JK)
Derajat
Bebas
(df)
Kuadrat
Mean Fhitung
Ftabel
α
=
0,05
Α
= 0,01
Antar
Kolom
JK(k) k – 1 JK(k)
k – 1
JK(k)
k – 1
JKD
∑ (n-1)
- -
Antar Baris JK(b) b – 1 JK(b)
b – 1
JK(k)
k – 1
JKD
∑ (n-1)
- -
Kolom dan
Baris
(Interaksi)
JK(i) (k – 1)
(b – 1)
JK(i)
(k – 1)(b –
1)
JK(k)
k – 1
JKD
∑ (n-1)
- -
Antar
Kelompok
JKA kb - 1 JKA
kb – 1
- - -
Dalam
Kelompok
JKD ∑ (n – 1) JKD
∑ (n – 1)
- - -
Jumlah
Keseluruhan
JKT nt - 1 - - - -
Kriteria Uji: Tolak Ho Jika Fhitung > Ftabel
3.9.6 Uji Beda Rata-Rata
Perbedaan rata-rata dari kedua kelompok dalam suatu eksperimen dapat diketahui
dengan menggunakan Uji-t (Sudjana, 2002: 232-240). Uji t ini dipergunakan
untuk melakukan pengujian hipotesis 2, 3 dan 4. Hasil uji t dapat diihat pada
lampiran 9.
104
Rumus uji t sebagai berikut :
t
S
ji
nn
xx
21
11
S2 =
2
11
21
2
22
2
11
nn
snsn
Keterangan :
ix = rata-rata kelompok ke – i
jx = rata-rata kelompok ke – j
si2 = varians kelompok ke – i
ni = banyak data kelompok ke – i
nj = banyak data kelompok ke – j
Kriteria Uji: Pada taraf = 0,05 terima Ho jika – t ( 1 – ½ ) < t < t ( 1 – ½ ) ,dk =
ni + nj – 2
3.10 Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik disusun berdasarkan hipotesis verbal yang telah dikemukakan
dalam hipotesis penelitian. Hipotesis statistik disusun sebagai berikut:
105
Hipotesis 1
Ho : Interaksi A = B
H1 : Interaksi A ≠ B
Keterangan:
Ho : Tidak terdapat interaksi antara pemanfaatan media pembelajaran dengan
gaya belajar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada materi
pokok sel.
H1 : Terdapat interaksi antara pemanfaatan media pembelajaran dengan gaya
belajar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada materi pokok sel.
Hipotesis 2
Keterangan:
Ho : Peningkatan prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual yang
memanfaatkan media CD interaktif lebih rendah atau sama dengan
peningkatan prestasi belajar siswa yang memanfaatkan model pada materi
pokok sel.
H1 : Peningkatan prestasi belajar siswa dengan gaya belajar visual yang
memanfaatkan media CD interaktif lebih tinggi daripada peningkatan
prestasi belajar siswa yang memanfaatkan model pada materi pokok sel.
Ho : μA1B1 ≤ μA2B1
H1 : μA1B1 > μA2B1
106
Hipotesis 3
Ho : μA2B2 ≤ μA1B2
H1 : μA2B2 > μA1B2
Keterangan:
Ho : Peningkatan prestasi belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik yang
memanfaatkan media model lebih rendah atau sama dengan peningkatan
prestasi belajar siswa yang memanfaatkan CD interaktif pada materi
pokok sel.
H1 : Peningkatan prestasi belajar siswa dengan gaya belajar kinestetik yang
memanfaatkan media model lebih tinggi daripada peningkatan prestasi
belajar siswa yang memanfaatkan CD interaktif pada materi pokok sel.
Hipotesis 4
Ho : μA2 ≤ μA1
H1 : μA2 > μA1
Keterangan:
Ho : Peningkatan prestasi belajar siswa yang memanfaatkan media model lebih
rendah atau sama dengan peningkatan prestasi belajar siswa yang
memanfaatkan CD interaktif pada materi pokok sel.
H1 : Peningkatan prestasi belajar siswa yang memanfaatkan media model lebih
tinggi daripada peningkatan prestasi belajar siswa yang memanfaatkan CD
interaktif pada materi pokok sel.