III ISI - Anatomi Sistem Saraf

download III ISI - Anatomi Sistem Saraf

of 31

description

Anatomi Saraf

Transcript of III ISI - Anatomi Sistem Saraf

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang saling berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar sistem tubuh lainnya. Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena pengaturan hubungan saraf di antara berbagai sistem. Fenomena mengenai kesadaran, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal dari sistem ini.

1.2 Tujuan PembahasanDalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan berguna bagi para pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. Dimana tujuannya dibagi menjadi dua macam yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah wawasan mahasiswa/I dalam menguraikan suatu persoalan secara holistik dan tepat, dan melatih pemikiran ilmiah dari seorang mahasiswa/I fakultas kedokteran, dimana pemikiran ilmiah tersebut sangat dibutuhkan bagi seorang dokter agar mampu menganalisis suatu persoalan secara cepat dan tepat. Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut : Melengkapi tugas small group discussion skenario satu modul dua puluh dua. Menambah khasanah ilmu pengetahuan para pembaca dan penulis. Sebagai bahan referensi mahasiswa/I Fakultas Kedokteran UISU dalam menghadapi ujian akhir modul.Itulah merupakan tujuan dalam penyusunan makalah ini, dan juga sangat diharapkan dapat berguna setiap orang yang membaca makalah ini. Semoga seluruh tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik.

1.3 Metode dan TeknikDalam penyusunan makalah ini kami mengembangkan suatu metode yang sering digunakan dalam pembahasan-pembahasan makalah sederhana, dimana kami menggunakan metode dan teknik secara deskriptif dimana tim penyusun mencari sumber data dan sumber informasi yang akurat lainnya setelah itu dianalisis sehinggga diperoleh informasi tentang masalah yang akan dibahas setelah itu berbagai referensi yang didapatkan dari berbagai sumber tersebut disimpulan sesuai dengan pembahasan yang akan dilakukan dan sesuai dengan judul makalah dan dengan tujuan pembuatan makalah ini.

BAB IIPEMBAHASAN2.1 SkenarioSEMESTER VII MODUL XXII (PERSARAFAN)SKENARIO 1

Step 11. Cerebrum: otak besar2. Cingulate gyrus: berperan dalam input informasi yang menyangkut emosi dan regulasi tingkah laku agresif3. Dendrit: serabut saraf pendek dan bercabang4. Axon: penghantar rangsangan5. Node of Ranvier: ruang antara lapisan mielin di neura6. Pons: bagian dari batang otak terletak antara medula oblongata dan otak tengah7. Trochlear motor: saraf otot-otot pergerakan mata

Step 21. Anatomi sistem saraf2. Fisiologi sistem saraf

Step 31. Bagian manakah di tubuh yang tidak memiliki sistem saraf?2. Bagaimana proses refleks saraf?3. Apa saja saraf yang bekerja secara motoris dan sensoris?4. Kapan sistem saraf bekerja?5. Bagian sel saraf mana yang pertama kali bekerja jika ada rangsangan?6. Bagian tubuh manakah yang merupakan saraf simpatis dan parasimpatis?

Jawab:

1. Rambut, kuku, kulit (stratum korneum), gigi2. Ada rangsangan (panas, dingin, sakit) saraf perifer aferen sistem saraf pusat eferen3. Olfaktori sensorisOptikus sensorisOkulomotor motorisTroklearis motorisTrigeminalis sensoris dan motorisAbdusens motorisFasialis motorisVestibulokoklearis sensorisGlosofaringeal motoris dan sensorisVagus motoris dan sensorisAksesoris motorisHipoglosal motoris4. Saat ada rangsangan5. Dendrit6. Simpatis sistem gerakParasimpatis jantung, hati, paru-paru, dll

2.2 Learning ObjectiveMampu mengetahui dan menjelaskan tentang anatomi, fisiologi, dan embriologi sistem saraf.

2.3 Anatomi dan Fisiologi Sistem SarafBagian-bagian sistem saraf dapat dikelompokkan berdasarkan struktur atau fungsinya. Pembagian sistem saraf secara anatomis atau secara struktural adalah sebagai berikut:1. Sistem saraf sentral/pusat (SSS), meliputi otak (encephalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis). 2. Sistem saraf perifer/tepi (SSP) terdiri dari seluruh saraf di luar SSS, yang meliputi saraf kranial (nervus cranialis) dan saraf spinal (nervus spinalis). Saraf kranial adalah saraf yang membawa impuls dari dan ke otak; sedangkan saraf spinal adalah saraf yang membawa pesan-pesan dari dan ke sumsum tulang belakang.

Dilihat dari strukturnya, SSS bersama dengan SSP menyusun sebagian besar jaringan saraf di dalam tubuh. Namun saraf perifer tertentu mempunyai fungsi khusus, dan karena alasan inilah saraf ini dikelompokkan bersama dalam sistem saraf otonom. Alasan pemisahan klasifikasi ini adalah karena sebagian besar sistem saraf otonom berkaitan dengan aktivitas yang lebih kurang berlangsung secara otomatis. Sistem ini membawa dorongan (impuls) dari SSS menuju kelenjar, otot-otot polos (involunter) yang ditemukan dalam dinding saluran dan organ dalam, serta jantung. Baik saraf spinal maupun saraf kranial keduanya membawa impuls sistem saraf otoncm. Sistem ini di bagi lagi menjadi sistem saraf simpatis (sympathetic) dan parasimpatis (parasympathetic). Sistem saraf otonom membentuk bagian sistem saraf visceral atau involuntar yang mengontrol kelenjar, otot jantung, dan otot polos. Sistem saraf somatik atau voluntar tersusun dari semua saraf yang mengontrol kreja otot skelet yang ada di bawah kontrol kesadaran.

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

1. ReseptorAdalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. 2. Penghantar impulsDilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron. 3. EfektorAdalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

Sel saraf disebut juga sebagai suatu neuron. Setiap neuron terdiri dari badan/soma sel yang berisi nukleus dan serat saraf berupa lanjutan sitoplasma yang seperti benang. Serat saraf ada dua macam yaitu dendrit yang membawa impuls menuju ke badan sel dan axon/neurit yang membawa impuls menjauh dari badan sel.

Dendrit sel saraf sensorik (yang membawa impuls menuju ke SSS) berbeda dengan sel saraf lainnya; bentuknya bisa panjang (terkadang bisa mencapai 1 m), bisa pula pendek tetapi biasanya mereka tunggal serta tidak mempunyai penampilan yang menyerupai pohon yang demikian khas seperti dendrit lainnya. Setiap dendrit mempunyai bangunan tertentu yang dinamakan dengan receptor di mana suatu stimulus diterima dan dorongan sensor mulai. Sensasi yang melibatkan sel saraf sensor ini seperti rasa sakit, meraba, mendengar, dan melihat akan dibahas dalam bab lebih lanjut.

Neuron diklasifikasikan sebagai neuron unipolar, bipolar, atau multipolar sesuai dengan jumlah dan pola tonjolan badan sel neuron. Neuron unipolar mempunyai satu tonjolan yang kemudian bercabang dua dekat dengan badan sel. Satu cabang menuju ke perifer sedangkan cabang yang lain berjalan menuju sistem saraf pusat. Neuron bipolar memiliki dua tonjolan, satu akson, dan satu dendrit. Neuron multipolar mempunyai beberapa dendrit dan satu akson yang dapat bercabang-cabang banyak sekali.

Setiap neuron hanya mempunyai satu akson yang dapat pendek, panjang, atua sedang-sedang saja, bergantung pada fungsi neuron tersebut. Panjang akson dalam sistem saraf manusia dapat kurang dari 1 mm atau lebih dari 1 m. Beberapa axon di dalam sistem saraf sentral dan perifer ditutup dengan myelin yaitu bahan selubung berupa lemak. Pembungkus ini dihasilkan oleh sel khusus yang membungkus sekitar axon dengan membentuk semacam sarung. Ruang kecil yang tersisa di antara sel disebut dengan nodus berperan penting dalam konduksi dorongan saraf. Axon yang dibungkus dengan myelin dinamakan serat putih dan dijumpai di dalam bahan putih (substansia a!ba) otak dan sumsum tulang belakang maupun pada saraf di seluruh bagian tubuh. Serat dan badan sel yang membentuk bahan abu-abu (substanisa grisea) tidak dibungkus dengan myelin. Axon sistem saraf perifer yang terbungkus myelin dibungkus lagi oleh suatu pembungkus bagian luar yang tipis yang disebut dengan neurilemma. Neurilemma membantu memperbaiki serat saraf yang rusak.

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:1) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera. 2) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang dihantarkan berasal atau diterima dariotak dan sumsum tulang belakang. 3) Sel saraf penghubung. Adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

Membran sel pada neuron (sel saraf) yang tidak distimulasi membawa muatan listrik. Ion positif dan ion negatif terkonsentrasi pada kedua sisi membran ini, sisi dalam membran saat 'istirahat' adalah negatifjika dibandingkan dengan sisi luarnya. Impuls saraf adalah pembalikan lokal muatan pada membran sel saraf yang menjalar di sepanjang membran seperti aliran listrik. Perubahan listrik yang mendadak ini dinamakan potensial aksi. Dengan demikian stimulus adalah suatu daya yang dapat memancing potensial aksi.

Perubahan listrik ini adalah hasil Sari perpindahan yang cepat antara ion kalium (potassium) dan natrium (sodium) melintasi membran sel. Pembalikan terjadi dengan sangat cepat (kurang dari 1/1000 detik) dan diikuti dengan cepat kembalinya membran pada keadaan semula sehingga dapat distimulasi kembali. Serat saraf yang bermyelin mengkonduksi impuls lebih cepat dibanding serat yang tidak ada myelinnya, karena adanya "lompatan" impuls listrik dari satu nodus ke nodus lain pada selubung myelin. daripada harus berjalan secara kontinu di sepanjang serat.

Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Gerak sadar Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.

b. Gerak refleksGerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak.

Sistem Saraf Pusat/SentralSistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.

Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Meninges dari dalam keluar terdiri atas tiga bagian, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater. Piamater merupakan lapisan membran yang paling dalam. Lapisan ini berhubungan langsung dengan otak atau sumsum tulang belakang. Pada piamater banyak terkandung pembuluh darah. Arachnoid merupakan lapisan yang berada di antara piamater dan duramater. Adapun duramater adalah lapisan membran yang paling luar. Duramater berhubungan langsung dengan tulang. Pada daerah di antara piamater dan arachnoid, terdapat rongga yang berisi cairan serebrospinal. Cairan ini berfungsi melindungi otak atau sumsum tulang belakang dari goncangan dan benturan.

Selaput ini terdiri atas tiga bagian, yaitu sebagai berikut:a. PiamaterPiamater langsung berhubungan dengan otak dan jaringan spinal, dan mengikuti kontur struktur eksternal. Piamater merupakan lapisan vaskular, yang pembuluh-pembuluh darahnya berjalan menuju struktur dalam sistem saraf pusat untuk memberi nutrisi pada jaringan saraf. Piamater meluas ke bagian bawah medula spinalis, berakhir kira-kira setinggi bagian bawah L1.b. ArakhnoidMerupakan suatu membran fibrosa yang tipis, halus, dan vaskular. Araknoid meliputi otak dan medula spinalis, tetapi tidak mengikuti kontur luar seperti piamater. Daerah antara araknoid dan piamater dinamakan ruang subaraknoid dan terdapat arteria, vena serebral, dan trabekula araknoid, dan cairan serebrospinal yang membasahi sistem saraf pusat.c. DuramaterMerupakan suatu jaringan liat, tidak elastis, dan mirip kulit sapi yang terdiri dari dua lapisan yaitu bagian luar yang dinamakan dura endosteal dan bagian dalam dinamakan dura meningeal.

1) OtakOtak manusia kira-kira merupakan 2% dari berat badan orang dewasa (sekitar 3 pon). Otak menerima sekitar 20% curah jantung dan memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan dan kebutuhan akan oksigen dan glukosa melalui aliran darah bersifat konstan. Metabolisme otak merupakan proses tetap dan kontinu, tanpa ada masa istirahat. Bila aliran darah terhenti selama 10 detik saja, keadaran mungkin sudah akan hilang, dan penghentian dalam beberapa menit saja dapat menimbulkan kerusakan ireversibel.

Batang otakKe arah kaudal batang otak berlanjut sebagi medula spinalis dan ke rostral berhubungan langsung dengan pusat-pusat otak yang lebih tinggi. Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula oblongata, pons, dan mesensefalon (otak tengah). Selain nervus olfaktorius dan optikus, nuklei nervus kranialis juga terletak dalam batang otak.

Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernapasan, bersin, batuk, menelan, salivasi, dan muntah. Semua jaras asendens dan desendens medula spinalis dapat terlihat di sini. Pda permukaan anterior terdapat dua pembesaran (disebut pidamid) yang terutama mengandung serabut-serabut motorik voluntar. Di bagian posterior terdapat pula dua pembesaran yang merupakan fasikuli dari jaras asendens kolumna dorsalis yaitu fasikulus grasilis dan fasikulus kuneatus.

Pons, berupa jembatan serabut yang menghubungkan kedua hemisfer hemisferium serebri, serta menhubungkan mesensefalon di sebelah atas dengan medula oblongata di bawah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikoserebelaris yang menyatukan hemisferium serebri dan serebeli. Bagian bawah pons berperan dalam pengaturan pernapasan.

Otak tengah merupakan bagian pendek dari batang otak yang letaknya di atas pons. Bagian ini terdiri dari (1) bagian posterior, yaitu tektum yang terdiri dari kolikulus superior dan kolikulus inferior, dan (2) bagian anterior, yaitu pedunkulus serebri. Kolikuli superior berperan dalam refleks pendengaran, misalnya menggerakkan kepala ke arah datangnya suara. Pedunkuli serebri terdiri atas berkas serabut-serabut motorik yang berjalan turun dari serebrum.

SerebelumSerebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh dura mater yang menyerupai atap tenda, yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Serebelum terdiri dari bagian tengah (vermis) dan dua hemisfer lateral. Serebelum dihubungkan dengan batang otak oleh tiga berkas serabut yang dinamakan pedunkulus. Pedunkulus serebeli superior berhubungan dengan mesensefalon; pedunkulus serebeli media menghubungkan kedua hemisfer otak; sedangkan pedunkulus serebeli inferior berisi serabut-serabut traktus spinoserebelaris dorsalis dan berhubungan dengan medula oblongata. Semua aktivitas serebelum berada di bawah kesadaran. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan dan sikap tubuh.

DiensefalonDiensefalon adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan struktur-struktur di sekitar ventrikel ketiga dan membentuk inti bagian dalam serebrum. Diensefalon biasanya dibagi menjadi empat wilayah: talamus, subtalamus, epitalamus, dan hipotalamus. Diensefalon memproses rangsang sensorik dan membantu memulia atau memodifikasi reaksi tubuh terhadap rangsangan tersebut.

Talamus terdiri dari dua struktur ovoid besar, masing-masing mempunyai kompleks nukleus yang saling berhubungan dengan korteks serebri ipsilateral, serebelum, dan dengan berbagai kompleks nuklear subkortika seperti yang ada dalam hipotalamus, formasio retikularis batang otak, ganglia basalis, dan mungkin juga substansia nigra. Talamus merupakan stasiun penghubung yang penting dalam otak dan juga merupakan pengintegrasi subkortikal yang penting. Semua jaras sensorik utama (kecuali sistem olfaktorius) membentuk sinaps dengan nukleus talamus dalam perjalanannya menuju korteks serebri. Bukti-bukti menunjukkan bahwa talamus bertindak sebagai pusat sensasi primitif yang tidak kritis, dan individu secara samar dapat merasakan nyeri, tekanan, raba, getar, dan suhu yang ekstrim. Selain fungsinya sebagai pusat sensorik primitif, talamus juga berperan penting dalam integrasi ekspresi otorik oleh karena hubungan fungsinya terhadap pusat motorik utama dalam korteks motorik serebri, serebelum, dan ganglia basalis.

Hipotalamus terletak di bawah talamus. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan sistem susunan saraf autonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah laku dan emosi. Dengan demikian hipotalamus juga berperan penting dalam engaturan hormon-hormon. Hormon antidiuretik dan oksitosin disintesis dalam nuklei yang terletak dalam hipofisis posterior tempat penyimpanan dan pelepasannya. Pengeluaran hormon hipofisis anterior juga diatur oleh faktor penghambat danpelepas hipotalamus. Fungsi-fungsi hiptotalamus diantaranya adalah pengaturan cairan tubuh dan komposisi elektrolit, suhu tubuh, fungsi endokrin dari tingkah laku seksual dan reproduksi normal, ekspresi ketenangan atau kemarahan, serta lapar dan haus.

Subtalamus merupakan nukleus motorik ekstrapiramidal yang penitng. Subtalamus mempunyai hubungan dengan nukleus rubra, substansia nigra, dan globus palidus dari ganglia basalis. Fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus dapat menimbulkan diskinesia dramatis yang disebut hemibalismus.

Epitalamus adalah pita sempit jaringan saraf yang membentuk atap diensefalon. Struktur utama daerah ini adalah nukleus habenulare dan komisura, komisura posterior, stria medularis, dan badan pinealis. Epitalamus berhubungan dengan sistem limbik dan agaknya berperan pada beberapa doronagn emosi dasar dan intergrasi informasi olfaktorius. Epifisis menyekresi melatonin dan membantu mengatur irama sikarian tubuh dan menghambat hormon-ormon gonadotropik.

Sistem LimbikIstilah limbik berarti batas atau tepi yang diperkenalkan oleh Broca pada tahun 1878 untuk menunjuk pada dua girus yyang membentuk limbus atau batas di sekitar diensefalon. Sistem limbik merupakan suatu konsep fungsional dan tidak memiliki definisi yang diterima secara umum. Struktur kortikal utama adalah girus singuli, girus hipokampus, dan hipokampus. Bagian subkortikal mencakup amigdala, traktus dan bulbus olfaktorius, serta septum. Beberpaa ahli menyertakan hipotalamus dan bagian-bagian talamus dalam sistem limbik ini karena hubungan dan fungsionalnya yang erat.

Sistem limbik memiliki hubungan timbal balik dengan banyak struktur saraf sentral pada beberapa tingkat integrasi termasuk neokorteks, hipotalamus, dan sistem aktivasi retikularis batang otak. Sistem ini dipengaruhi oleh masukan dari semua sistem sensorik terintegrasi dan selanjutnya dinyatakan sebagai suatu pola tingkah laku melalui hipotalamus yang mengkoordisnasi respons autonom, somatik, dan endokrin. Sistem limbik diyakini turut berperan dalam ingatan, karena lesi pada hipokampus dapat mengakibatkan hilangnya ingatan baru.

SerebrumSerebrum merupakan bagian otak yang terbesar dan paling menonjol. Di sini terletak pusat-pusat saraf yang mengatur semua kegiatan sensorik dan motorik, juga mengatur proses penalaran, ingatan, dan intelegensia. Serebrum dibagi menjadi hemisfer kanan dan kiri oleh suatu lekuk atau celah dalam yang disebut fisura longitudinalis mayor. Bagian luar hemisferium serebri terdiri dari substansia grisea yang disebut sebagai korteks serebri, terletak di atas substansia alba yang merupakan bagian dalam (inti) hemisfer dan dinamakan pusat medula.

Kedua hemisfer saling dihubungkan oleh suatu pita serabut lebar yang disebut korpus kalosum. Di dalam substansia alba tertanam massa susbtansia grisea yang disebut ganglia basalis. Pusat aktivitas sensorik dan motorik pada masing-masing hemisfer dirangkap dua, dan baisanya berkaitan dengan bagian tubuh yang berlawanan. Hemisferium serebri kanan mengatur bagian tubuh sebelah kiri dan hemisferium serebri kiri mengatur bagian tubuh sebelah kanan. Konsep fungsional ini disebut sebagai pengendalian kontralateral.

2) Medula spinalisMedula spinalis berfungsi sebagai pusat refleks spinal dan juga sebagai jaras konduksi impuls dari atau ke otak. Medula spinalis terdiri dari substansia alba (serabut saraf bermielin) dengan bagian dalam terdiri dari substansia grisea (jaringan saraf tak bermielin). Substansia alba berfungsi sebagai jaras konduksi impuls aferen dan eferen antara berbagai tingkat medula spinalis dan otak. Substansia grisea merupakan tempat integrasi refleks-refleks spinal.

Pada penampang melintang, substansia grisea tampak menyerupai huruf H kapital. Kedua kaki huruf H yang menjulur ke bagian depan tubuh disebut kornu anterior atau kornu ventralis, sedangkan kedua kaki belakang dinamakan kornu posterior atau kornu dorsalis. Kornu ventralis terutama terdiri dari badan sel dan dendrit neuron-neuron motorik eferen multipolar dari radiks ventralis dan saraf spinal. Sel kornu ventralis (lower motor neuron) biasanya dinamakan jaras akhir bersama kaena setiap gerakan harus diterjemahkan menjadi suatu kegiatan atau tindakan melalui struktur tersebut. Kornu dorsalis mengandung badan sel dan dendrit asal serabut-serabut sensorik yang akan menuju ke tingkat sistem saraf pusat lain sesudah bersinaps dengan serabut sensorik dari saraf-saraf sensorik.

Substansia grisea juga mengandung neuron-neuron internunsial atau neuron asosiasi, serabut aferen dan eferen sistem saraf otonom, serta akson-akson yang berasal dari berbagai tingkatan sistem saraf pusat. Neuron internunsial menghantar impuls dari satu neuron ke neuron lain dalam otak dan medula spinalis. Dalam medula spinalis neuron-neuron internunsial mempunyai banyak hubungan antara satu dengan yang lain, dan hanya beberapa yang langsung mempersarafi sel kornu ventralis. Hanya sedikit impuls saraf sensorik yang masuk ke medula spinalis atau impuls motorik dari otak yang langsung berakhir pada kornu ventralis (lower motor neuron).

Sistem Saraf Perifer/TepiSistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri atas reseptor sensorik dan efektor motorik. Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas mendeteksi perubahan lingkungan luar atau dalam tubuh, serta mengkomunikasikannya pada sistem saraf pusat melalui saraf sensorik aferen.

Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Sistem ini juga mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis, ganglia, reseptor sensorik yang berhubungan, dan sistem saraf otonom yang mempunyai dua divisi utama: sistem saraf simpatis (torakolumbar) dan sistem saraf parasimpatis (kraniosakral). Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar (sistem saraf somatik) dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak, antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sadar) dan sistem saraf otonom (tak sadar).a. Sistem Saraf Sadar (Somatik)Sistem saraf sadar disusun oleh serabut saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak (saraf kranial) dan serabut saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf kranial dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf kranial yang paling penting.

Serabut saraf otak (saraf kranial) ada 12 pasang yang terdiri dari:1) Saraf Kranial I (Olfactorius)Saraf Kranial I (olfactorius) merupakan saraf sensorik. Berfungsi untuk penciuman, sensori menerima rangsang dari hidung, dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau II.

Mekanisme: sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan olfaktorius. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dan dari sinilah traktus olfaktorius berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi yang sama.

2) Saraf Kranial II (Opticus) Saraf Kranial II (Opticus) adalah saraf sensorik. Berfungsi untuk penglihatan, input refleks focusing, dan konstriksi pupil di limbic, sensori menerima rangsang dari mata, serta menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai persepsi visual III.

Mekanisme: saraf optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina. Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk kiasma optikum, Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika melewati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus oksipital.Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.

3) Saraf Kranial III (Okulomotorius) Saraf Kranial III (Okulomotorius) adalah saraf motorik. Berfungsi utnuk pergerakan bola mata, elevasi alis, konstriksi pupil, dan memfokuskan lensa. Saraf ini mengontrol sebagian besar gerakan mata, konstriksi pupil, dan mempertahankan terbukanya kelopak mata (saraf kranial IV dan VI juga membantu pengontrolan gerakan mata).

4) Saraf Kranial IV (Trochlearis)Saraf Kranial IV (Trochlearis) adalah saraf motorik. Berfungsi sebagai pergerakan bola mata ke bawah.5) Saraf Kranial V (Trigeminus) Saraf Kranial V (Trigeminus) adalah saraf motorik dan saraf sensorik. Terbagi atas:a) Saraf optalmik adalah saraf sensorik. Berfungsi: input dari kornea, rongga hidung bagian atas, kulit kepala bagian frontal, dahi, bagian atas alis, konjungtiva kelenjar air mata.b) Saraf maksilaris adalah saraf sensorik. Berfungsi: input dari dagu, bibir atas, gigi atas, mukosa rongga hidung, palatum, faring.c) Syaraf mandibularis adalah saraf motorik dan sensorik. Berfungsi:sensorik untuk input dari lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit di bawah dagu; motorik untuk mengunyah.

6) Saraf Kranial VI (Abdusen) Saraf Kranial VI (Abdusen) adalah saraf motorik. Berfungsisebagi pergerakan mata ke lateral.

7) Saraf Kranial VII (Fasialis)Saraf Kranial VII (Fasialis) adalah saraf motorik dan sensorik. Berfungsi sebagai sensorik untuk menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa; motoric untuk mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah.

Mekanisme:saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi motorik berasal dari nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari tegmentum pontin bawah dekat medulla oblongata. Fungsi sensorik berasal dari nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus interna.Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah yang terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior, dan otot platisma. Serabut sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.

8) Saraf Kranial VIII (Vestibulocochlearis)Saraf Kranial VIII (Vestibulocochlearis) adalah saraf sensorik. Fungsi: vestibular untuk keseimbangan, sedangkan cochlearis untuk pendengaran. Mekanisme: saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen, yaitu serabut-serabut sensorik (aferen) yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang mengandung serabut-serabut sensorik (aferen) yang mengurusi keseimbangan. Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum medial, dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar melewati batang dan serebelum.

9) Saraf Kranial IX (Glossofaringeus) Saraf Kranial IX (Glossofaringeus) adalah saraf motorik dan sensorik. Fungsi: motorik untuk membantu menelan; sensorik untuk menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa. Mekanisme: saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.10) Saraf Kranial X (Vagus)Saraf Kranial X (vagus) adalah saraf motorik dan sensorik. Berfungsi sebagai: sensori untuk menerima rangsang dari organ dalam; motorik untuk mengendalikan organ-organ dalam XI. Mekanisme: nervus vagus meninggalkan anterolateral bagian atas medula oblongata sebagai rangkaian dalam jalur oliva dan pedunculus serebelaris inferior. Serabut saraf meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Nervus vagus memiliki dua ganglia sensorik, yaitu ganglia superior dan ganglio inferior. Nervus vagus kanan dan kiri akan masuk rongaa toraks dan berjalan di posterior radix paru kanan untuk ikut membentuk plexus pulmonalis. Selanjutnya, nervus fagus berjalan ke permukaan posterior esofagus dan ikut membentuk plexus esogafus. Nervus fagus kanan kemudian akan didistrubusikan ke permukaan posterior gaster melalui cabang celiaca yang besar ke duodenum, hepar, ginjal, dan usus halus serta usus besar sampai sepertiga kolon transversum.

11) Saraf Kranial XI (Aksesorius)Saraf Kranial XI (Aksesorius) adalah saraf motorik. Berfungsi sebagai: motorik untuk mengendalikan pergerakan kepal. Saraf ini dilengkapi saraf asesoris, yaitu saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus dan bagian atas otot trapezius. Otot sternokleidomastoideus yang berfungsi memutar kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan diangkat ke atas.

Mekanisme: nervus asesoris merupakan saraf motorik yang dibentuk oleh gabungan radix cranialis dan radix spinalis. Radix spinalis berasal dari C1-C5 dan masuk ke dalam tengkorak melalui foramen magnum, bersatu dengan saraf kranial membentuk nervus asesoris. Nervus asesoris ini kemudian keluar dari tengkorak melalui foramen jugulare dan kembali terpisah, saraf spinalnya akan menuju otot sternocleidomastoid dan trapezius di leher yang berfungsi untuk menggerakkan leher dan kepala, sedangkan saraf kranialnya akan bersatu dengan vagus melakukan fungsi motorik brakial di faring, laring, dan palatum.

12) Saraf Kranial XII (Hipoglosus)Saraf Kranial XII (Hipoglosus) adalah saraf motorik. Berfungsi: pergerakan lidah saat bicara dan mengunyah. Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga belakang, Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada di kepala dan leher manusia seperti mata,hidung, telinga, mulut, dan lidah. Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat dari batang otak.

Medula spinalis terdiri dari 31 segmen jaringan saraf dan masing-masing memiliki sepasang saraf spinal yang keluar dari kanalis vertebralis melalui foramina intervertebralis. Saraf-saraf spinal diberi nama sesuai dengan foramina intervertebralis tempat keluarnya saraf-saraf tersebut, kecuali saraf servikal pertama yang keluar di antara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. Dengan demikian, terdapat delapan pasang saraf servikal (dan hanya tujuh vertebra servikalis), 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf koksigeal.

Saraf spinal melekat pada permukaan lateral medula spinalis dengan perantaraan dua radiks, radiks posterior atau dorsal (sensorik) dan radiks anterior atau ventral (motorik). Radiks dorsal memperlihatkan pembesaran, yaitu ganglion radiks dorsal yang terdiri atas badan-badan sel neuron aferen atau neuron sensorik. Badan sel seluruh neurpn aferen medula spinalis terdapat dalam ganglia tersebut. Serabut-serabut radiks dorsal merupakan tonjolan-tonjolan neuron sensorik yang membawa impuls dari bagian perifer ke medula spinalis. Badan sel neuron motorik atau neuron eferen terdapat di dalam medula spinalis dalam kolumna anterior dan lateral substansia grisea.

2.4 Embriologi Sistem SarafEmbriologi sistem saraf dimulai pada awal minggu ke-3 sebagai lempeng penebalan lapisan ektoderm (neural plate) yang memanjang dari kranial ke arah kaudal. Kedua bagian sisi kiri dan kanan menebal dan meninggi, membentuk lipatan-lipatan saraf yaitu neural crest (krista neuralis). Bagian tengah yang cekung disebut alur saraf (neural groove). Perkembangannya kemudian, krista neuralis akan semakin meninggi dan mendekat satu sama lain serta menyatu di garis tengah dan selanjutnya terbentuk tabung saraf (neural tube). Penutupan tabung saraf umumnya dimulai dari bagian tengah dan baru disusul oleh penutupan bagian kranial dan kaudal. Kedua ujung tabung saraf menutup paling akhir (sehingga dalam hal ini tabung saraf masih memiliki hubungan dengan rongga amnion), yakni bagian (neuroporus) anterior menutup pada usia embrio pertengahan minggu ketiga (somit 18-20) sedangkan neuroporus posterior pada akhir minggu ke tiga (somit 25).

Setelah tabung neural tertutup, pada bagian anteriornya akan mulai terbentuk tiga buah gelembung, masing-masing adalah:1) Prosensefalon (otak depan) yang kelak menjadi telensefalon dan diensefalon2) Mesensefalon (otak tengah)3) Rombensefalon (otak belakang) yang kelak menjadi metensefalon dan mielensefalon

Pada kahir minggu ketiga atau awal minggu ke empat, ketiga gelembung tadi telah berubah menajdi lima buah gelembung yaitu:1) Telensefalon yang kelak menjadi hemisfer serebri2) Diensefalon dengan dua buah tonjolan cikal bakal mata3) Mesensefalon yang kemudian tidak banyak berubah4) Metensefalon yang kelak membentuk pons dan serebelum5) Mielensefalon yang kelak menjadi medula oblongata

Rongga di dalam gelembung-gelembung akan berkembang dan membentuk sistem ventrikel cairan otak sebagai berikut:a. Rongga dalam telensefalon (hemisfer serebri) akan membentuk ventrikel lateralis kiri dan kananb. Rongga dalam diensefalon akan membentuk ventrikel IIIc. Rongga dalam mesensefalon akan membentuk akuaduktus Sylvius (menghubungkan III dan IV)d. Rongga dalam mielensefalon akan membentuk ventrikel IVRongga di atas akan berhubungan dengan rongga di tengah medula spinalis.

BAB III PENUTUP3.1 KesimpulanSistem saraf secara struktural terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan medula spinalis) dan sistem saraf perifer (sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom) yang terdiri dari 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf kranial. Kemampuan untuk mengerti, belajar, dan merespons rangsangan adalah akibat fungsi integrasi dari sistem saraf. Neuron-neuron dan neuroglia adalah sel-sel sistem saraf. Neuron adalah dasar anatomi dan unit fungsional, sedangkan neuroglia adalah sel-sel pendukung dan pemberi nutrisi.

Otak adalah jaringan tubuh yang paling banyak menghabiskan energi, dan menerima sekitar 20% curah jantung. Sebagian besar bagian pusat sensoris dan aktivitas motorik berhubungan dengan aktivitas bagian tubuh yang berlawanan (kontrol kontralateral), karena menyebrangnya serat-serat asendens (sensoris) dan desendens (motorik).

3.2 SaranDalam penyelesaian makalah ini kami juga memberikan saran bagi para pembaca dan mahasiswa yang akan melakukan pembuatan makalah berikutnya : Kombinasikan metode pembuatan makalah berikut Pembahasan yang lebih mendalam Pembahasan secara tepat dan benarBeberapa poin di atas merupakan saran kami berikan, apabila ada yang ingin melanjutkan penelitian terhadap makalah ini .Demikianlah makalah ini disusun serta besar harapan nanti makalah ini dapat berguna bagi pembaca khususnya bagi mahasisiwa fakultas kedokteran UISU dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Kami terima kritik dan saran demi kesempurnaan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 2003. Fisiologi Saraf & Sel Otot. Dalam H. M. DjauhariWidjajakusumah: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. Hal. 49 Lumbantobing, S. M. 2012. Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Mardjono, Mahar. 2013. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC

29