iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah...

97
ii

Transcript of iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah...

Page 1: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

iiii

Page 2: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

iiiiii

Page 3: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 16 Februari 2011 M 12 Rabiul Awal 1432 H

Penulis

Page 4: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

v

ABSTRAKSIHeryani Arman. 106046101628, “Relevansi konsep Uang Al-Ghazali Dalam sistemKeuangan Kontemporer”, Program Strata I, Program Studi Muamalah, KonsentrasiPerbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,2010.

Berdasarkan logika kapitalisme uang, definisi uang adalah kekayaan, dantujuan aktivitas ekonomi adalah bagaimana menciptakan uang sebanyak mungkin.Kapitalisme uang telah memberikan kesempatan kepada orang yang memiliki uanguntuk meningkatkan tuntutan mereka terhadap kumpulan kekayaan masyarakat yangsesungguhnya tanpa memberi kontribusi kepada produksinya. Aktivitas seperti itu,menyebabkan sejumlah kecil orang menjadi kaya tapi tidak produktif, dan Sejarahmenunjukan manakala sistem financial semakin besar, maka resiko terjadinya gejolakdan krisis juga semakin tinggi. Maka dari itu, sektor financial menjadi transmisi yangpaling efektif untuk memunculkan gejolak dan krisis.

Kesalahan besar ekonomi konvensional ialah menjadikan uang sebagaikomoditas, sehingga keberadaan uang saat ini lebih banyak diperdagangkan daripadadigunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan. Kesalahan konsepsi itu berakibatfatal terhadap krisis hebat dalam perekonomian sepanjang sejarah, khususnya sejakawal abad 20 sampai sekarang.

Sebelum kapitalisme berjaya, Imam al-Ghazali pada abad ke 11-12, telahmemperingatkan bahwa memperdagangkan uang ibarat memenjarakan fungsi uang.Jika banyak uang yang diperdagangkan, niscaya tinggal sedikit uang yang dapatberfungsi sebagai uang, dan Ia pun menegaskan bahwa uang tidak mempunyaimanfaat pada zatnya sendiri. Menurutnya, uang ibarat cermin, ia tidak mempunyaiwarna tetapi dapat merefleksikan semua warna, uang tidak termasuk dalam fungsiutilitas karena manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang itu secara langsung,melainkan dari fungsinya sebagai perantara untuk mengubah suatu barang menjadibarang yang lain.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, melalui penelitian kepustakaan(library research) yang bersifat normatif, yaitu menelaah dan mengkaji buku-buku,jurnal ilmiah, dan artikel-artikel yan berhubungan dengan pembahasan judul skripsi,serta tulisan-tulisan ilmiah dari koran, majalah, maupun internet yang adahubungannya dengan pembahasan di atas, kemudian dilakukan analisis dan akhirnyamengambil kesimpulan yang akan dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Al-Ghazali memandang uang hanyasebagai alat tukar, bukan sebagai komoditas atau barang dagangan. Maka motifpermintaan terhadap uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (moneydemad for transaction), bukan untuk spekulasi atau trading. Dan Islam pun tidakmengenal spekulasi (money demand for speculation) karena pada hakikatnya uangadalah milik Allah Swt yang diamanahkan kepada kita untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Uang tidak boleh ditimbun (iktinaz); karenaakan membuat perekonomian menjadi lesu, Uang juga tidak boleh idle (menganggur),ia harus diproduktifkan dalam bisnis riil.

Page 5: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tiada kata yang pantas untuk diucapkan selain Puji syukur

kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah serta kasih sayang-Nya akhirnya dengan

penuh kesabaran penulisan skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis.

Shalawat beserta salam tak terupakan kepada baginda kita Muhammad SAW,

yang telah berhasil membawa umatnya dari kemiskinan etika, moral, serta norma

agama.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.

Sehubungan dengan itu, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M., sebagai Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang selalu memberikan motivasi kepada seluruh mahasiswa di Fakultas

Syariah dan Hukum, baik semasa perkuliahan berlangsung, ataupun pada saat

penyelesaian tugas akhir.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.A., sebagai Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam)

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang selalu memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk selalu giat

dalam mengikuti perkuliahan.

Page 6: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

vii

3. Ibu Dr. Nurhasanah, S.Ag., MA., sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah

sangat banyak meluangkan waktu dan pikirannya, dan perhatian membantu

penulis dalam memberikan pengarahan dan petunjuk tata cara penulisan skripsi.

4. Bapak A Chaerul Hadi MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang juga sangat

telah membantu dan meluangkan waktu serta perhatiannya hingga skripsi ini

terselesaikan.

5. Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, MH sebagai Pembimbing Akademik

yang juga senantiasa mengingatkan dan mengarahkan penulis semasa mengikuti

perkuliahan hingga akhirnya menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Segenap Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan ilmu yang tidak ternilai,

hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Segenap Staf akademik dan Staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Orang Tua ku Tercinta Bp Warman & Ibu Inah R, yang telah membimbing serta

mengarahkan penulis sehingga bisa bertahan dan terus belajar untuk selalu

bersyukur dalam menghadapi hidup dan memperbaiki diri.

9. Adik-adikku Ade Irawan & Ridwan Aji, dan seluruh keluarga besar yang telah

memberikan kasih sayang serta doa restunya hingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Page 7: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

viii

10. Untuk teman-teman PS B’06 (Mayang, Arie, Haniah, Aulia, Hilda, Anya, Egrie,

Asril, Giska, dan semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu) teman

seperjuangan dari awal hingga akhir dalam perkuliahan dan penulisan skripsi

terima kasih atas dukungannya kepada penulis sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk semua teman-teman tercinta di Fakultas Syariah dan Hukum khususnya

Jurusan Perbankan Syariah angkatan 2006.

12. Untuk Deva, terima kasih atas perhatiannya yang selalu setia diberikan kepada

penulis, terutama pada masa penulisan skripsi ini hingga selesai.

Semoga segala budi baik dari semua pihak tersebut diterima oleh Allah SWT

serta mendapatkan pahala yang berlipat dari-Nya.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan semua pihak yang memerlukannya. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa

skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehubungan dengan berbagai keterbatasan

kemampuan penulis, baik kemampuan akademik maupun dalam kemampuan teknik

penulisan. Sehubungan dengan itu, penulis sangat berharap kritik membangun, saran

dan masukan dari pembaca.

Jakarta, 16 Februari 2011 M 12 Rabiul Awal 1432 H

Penulis

Page 8: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ........................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASYAH ......................... iii

LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR.................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ix

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

E. Kerangka Teori .................................................................................. 9

F. Metode Penelitian .............................................................................. 11

G. Sistematika Penulisan ........................................................................ 13

BAB II : PROFIL DAN KONSEP UANG AL-GHAZALI .............................. 14A. Profil Al-Ghazali ................................................................................... 14

1. Riwayat Hidup Al-Ghazali…………………………………… ..... 14

2. Pendidikan Al-Ghazali……………………………………… ....... 17

3. Karya-karya Al-Ghazali……………………………………… ..... 18

B. Konsep Uang menurut Al-Ghazali ...................................................... 20

1. Pengertian Uang……………………………………………… ..... 20

2. Sejarah Uang………………………………………………….. .... 25

Page 9: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

x

3. Fungsi dan Tujuan Uang………………………………….. .......... 28

BAB III : GAMBARAN UMUM SISTEM KEUANGAN KONTEMPORER 40A. Pasar Uang ............................................................................................. 40

B. Pasar modal............................................................................................ 42

C. Arti dan makna Uang dalam system keuangan Global ...................... 45

1. Jenis-jenis uang……………………………………………… ...... 48

2. Peran Uang dalam Ekonomi Konvensional………………….. ..... 50

D. Masalahnya dalam system Keuangan Global ..................................... 53

BAB IV : ANALISA RELEVANSI KONSEP UANG AL-GHAZALIDALAM SISTEM KEUANGAN GLOBAL.......................................... 57A. Kelemahan dalam Sistem Nilai Tukar ............................................... 60

1. Pasar Uang ......................................................................................... 60

2. Pasar Modal ....................................................................................... 61

B. Krisis yang Berulang………………………………………… .......... 65

C. Sistem Ekonomi Islam yang berbasis Sektor Real…………... .......... 65

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 80

A. Kesimpulan ........................................................................................... 80

B. Saran ...................................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 84

Page 10: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

RELEVANSI KONSEP UANG AL-GHAZALI DALAM SISTEM KEUANGAN

KONTEMPORER

skripsi

Diajukan Sebagai Salah Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syari’ah (SE,Sy.)

Oleh:

HERYANI ARMAN

106046101628

JURUSAN MUAMALAT-PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 11: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

“Dunia ekonomi telah memasuki fase ketidakstabilan yang luar biasa dan

perjalanan masa depannya benar-benar tidak pasti”. Tulis Helmut Schelmid kira-kira

satu dekade lalu ketidakstabilan terus berlangsung dan ketidakpastian berlanjut.1

Sesudah melalui masa-masa inflasi tingkat tinggi yang menyakitkan, perekonomian

dunia telah mengalami suatu resesi mendalam dan laju pengangguran yang belum

pernah terjadi sebelumnya, dibarengi dengan laju suku bunga riil yang tinggi dan

fluktuasi valuta asing yang tidak sehat. Meskipun penyembuhannya kini tengah

berlangsung, namun ketidakpastian tetap berlajut. Laju suku bunga riil tetap tinggi

dan ini diperkirakan akan terus meningkat, sehingga meningkatkan kecemasan

adanya penyembuhan yang gagal.

Krisis ini juga diperburuk oleh adanya kemiskinan di tengah orang-orang kaya

di semua negara, berbagai bentuk ketidakadilan sosioekonomi, defisit neraca

pembayaran yang besar, dan ketidakmampuan sebagian negara-negara berkembang

untuk mencicil utang mereka. Para ekonom tentu akan cenderung setuju dangan

pandangan bahwa tak ada teori ekonomi terdahulu yang tampaknya mampu

menjelaskan krisis ekonomi dunia saat ini.

1 Helmut Schmidt (mantan Kanselir Jerman Barat), “The Structure of the World Product”,(Foreign Affairs: T.pn., 1974), h 437

1

Page 12: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

2

Keberkelanjutan persoalan dan dalamnya krisis ini menunjukan bahwa pada

dasarnya ada sesuatu yang salah. Tidak akan ada pengobatan yang efektif kecuali hal

itu diarahkan kepada arus utama krisis. Sayangnya, kesalahan yang umumnya

dilakukan yaitu bahwa akar permasalahan hanya dicari pada simtom (gejala),

Akibatnya penyembuhan hanya bersifat sementara, seperti obat-obatan analgesic,

mengurangi rasa sakit hanya sementara. Beberapa saat kamudian, krisis muncul

kembali, bahkan mendalam dan serius. 2

Badai krisis ekonomi yang dipicu resesi di Amerika (USA) baru dimulai.

Ibarat hujan, saat ini masih gerimis. Namun, meski baru gerimis, korban krisis

tersebut telah bermunculan hampir di seluruh belahan dunia. Belum dapat

dibayangkan bagaimana jika badai tersebut benar-benar telah datang.

Era Ekonomi Baru yang lahir setelah runtuhnya kekuasaan Uni Soviet, telah

menjadikan Amerika Serikat sebagai negara adikuasa tunggal dan menandai

kemenangan ekonomi pasar atas sosialisme. Kondisi pasar yang terjadi pada era

ekonomi baru, bukan hanya kapitalisme mengalahkan komunisme, tetapi juga

menjadikan kapitalisme versi Amerika yang didasari kegigihan individualisme.

Seiring proses globalisasi, maka terjadilah penyebaran kapitalisme gaya

Amerika ke seluruh dunia. Semua pihak, pada awal era ekonomi baru seolah

memperoleh manfaat dari tatanan Economia Americana.

2 Henry A Kissinger, “Saving The World Economy”,( New sweek: T.pn., 1983), h. 153.

Page 13: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

3

Dalam setiap era ekonomi senantiasa terjadi pergeseran perekonomian.

Pergeseran yang terjadi pada Era Ekonomi Baru adalah pergeseran produksi "barang"

(manufaktur) ke produksi "gagasan". Ekonomi Baru, lebih memerlukan pengolahan

informasi dibandingkan persediaan barang.

Mulai pertengahan era 1990-an, sektor manufaktur menyusut mendekati 14%

dari total output perekonomian. Hal ini berpengaruh terhadap penyerapan tenaga

kerja, alih-alih menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang terjadi tingkat

pengangguran jauh lebih besar dari era sebelumnya.3

Berubahnya basis perekonomian dari manufaktur ke gagasan, menjadikan

perusahaan teknologi menjadi rebutan para investor untuk menginvestasikan dana

mereka. Rebutan investor dalam mengiventasikan dananya pada suatu sektor dapat

mengakibatkan munculnya "kegairahan irasional" dalam sebuah pasar, dan apabila

harga-harga sesungguhnya bersifat acak yang didasari oleh keranjingan irasional

spekulator pasar, maka investasi akan kacau balau. Spekulasi muncul akibat terlalu

mengandalkan kepercayaan pasar dibandingkan pengetahuan tentang pasar, dan

kurang mengindahkan ekonomi riil yang melandasi pemilihan investasi.

Hal tersebut memunculkan sebuah "kegairahan irasional", sehingga harga-

harga yang terjadi hanya didasari oleh keranjingan semata. Demi mengejar kenaikan

harga dan keuntungan, para investor mengesampingkan pertimbangan-pertimbangan

3 M Umar Chapra, Sistem Moneter Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 2000),. Cet Pertama, h.xix.

Page 14: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

4

normal perilaku investasi rasional. Mereka melakukan investasi di dalam pasar yang

sebenarnya bercirikan risiko tinggi

Perkembangan yang tidak rasional tersebut, menurut Gilpin & Gilpin (2000),

merupakan tahap "mania" atau "gelembung" dalam bom. Pada saat tahap ini semakin

cepat, maka harga dan laju penambahan uang yang dispekulasikan pun meningkat.

Kemudian, pada titik tertentu pasar akan mencapai puncaknya. Beberapa investor

dalam mulai mengkonversi investasinya ke bentuk uang atau memindahkan ke

investasi lain, untuk mengantisipasi kondisi yang akan terjadi berikutnya.

Melihat hal itu, banyak spekulan yang sadar, bahwa "permainan" akan

berkahir dan ikut menjual asset-asset investasi mereka. Lomba adu cepat untuk keluar

dari asset-asset yang berisiko dan bernilai tinggi menjadi semakin sengit, dan pada

akhirnya berubah menjadi gerombolan liar yang mengejar kualitas dan keamanan.

Peristiwa tersebut dapat menimbulkan sinyal pasar yang memicu kekacauan

dan menyebabkan paniknya dunia keuangan. Kepanikan tersebut dapat berupa

kegagalan bank, bangkutnya suatu perusahaan, atau sejumlah peristiwa yang tidak

mendukung lainnya

Ketika para investor terburu-buru keluar dari pasar, harga-harga pun

berjatuhan, kebangkutan meningkat, dan "gelembung" spekulasi akhirnya meletus

yang menyebabkan harga ambruk. Kepanikan terjadi setelah para investor dengan

putus asa mencoba menyelamatkan diri mereka sedapat mungkin.4

4 A. Prasetyoko, Bencana Financial Stabilitas sebagai Barang Pubik (Jakarta: PT KompasMedia Nusantara, 2008), h .25.

Page 15: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

5

Menurut Stiglitz, selama bertahun-tahun, semakin banyak bukti bahwa pasar

sering tidak berjalan dengan baik. Walaupun, hubungan antar harga saham dengan

informasi masuk akal, tetapi seringkali naik turunnya harga tidak demikian. Fluktuasi

pasar benar-benar acak. Sifat pasar yang acak dan tidak efisien mempunyai biaya

yang mahal dan menyebabkan suatu perusahaan mendapatkan investasi berlebih,

sementara sebagian perusahaan lain mendapatkan investasi telalu sedikit bahkan

mungkin tidak dapat sama sekali. Mereka menggantungkan hidup dari pendapatan

yang diperoleh dari kepemilikan uang dan mengharapkan tabungan yang

diinvestasikan semakin menumpuk, namun kondisi tersebut menyimpang dari realitas

ekonomi yang mendasarinya.

Kapitalisme uang telah memberikan kesempatan kepada orang yang memiliki

uang untuk meningkatkan tuntutan mereka terhadap kumpulan kekayaan masyarakat

yang sesungguhnya tanpa memberi kontribusi kepada produksinya. Aktivitas seperti

itu, menyebabkan sejumlah kecil orang menjadi kaya tapi tidak produktif.

Menurut Korten, ketidakmampuan kapitalisme uang untuk membedakan

antara investasi yang produktif dan yang ektraktif merupakan salah satu sifat yang

menjadi ciri khasnya. Berdasarkan logika kapitalisme uang, definisi uang adalah

kekayaan, dan tujuan aktivitas ekonomi adalah bagaimana menciptakan uang

sebanyak mungkin.5

5 “Fungsi Uang” artikel diakses pada 21-Maret-2010 dari www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com

Page 16: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

6

Sebelum kapitalisme berjaya, Imam al-Ghazali pada abad ke 11-12, telah

memperingatkan bahwa memperdagangkan uang ibarat memenjarakan fungsi uang.

Jika banyak uang yang diperdagangkan, niscaya tinggal sedikit uang yang dapat

berfungsi sebagai uang.6

Dalam konsep Islam, uang tidak termasuk dalam fungsi utilitas karena

manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang itu secara langsung, melainkan dari

fungsinya sebagai perantara untuk mengubah suatu barang menjadi barang yang lain.

Dampak berubahnya fungsi uang dari sebagai alat tukar dan satuan nilai menjadi

komoditi dapat kita rasakan sekarang. Pada tahun 1997, mukjizat keuangan Asia yang

sering digembar-gemborkan sebelumnya, tiba-tiba berubah menjadi kehancuran

keuangan Asia akibat terlena pada sebuah era di mana milyaran dolar dalam bentuk

investasi baru mengalir amat deras ke pasar saham dan menaikkan harga-harga

dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kehancuran tersebut dimulai dari Thailand, dan kemudian dengan cepat

menjalar, sebagaimana deretan kartu domino yang berjatuhan, ke Malaysia,

Indonesia, Korea Selatan, dan Hong Kong. Kejadian yang hampir sama berulang saat

ini dan menimpah super power Amerika yang menimbulkan getar bagai tsunami ke

seluruh dunia.

Namun sebenarnya, dampak tersebut sudah diingatkan oleh Ibnu Tamiyah

yang lahir di zaman pemerintahan Bani Mamluk tahun 1263. Ibnu Tamiyah dalam

6 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer(Jakarta: Granada Press 2007), h. 128.

Page 17: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

7

kitabnya Majmu' Fatwa Syaikhul Islam menyampaikan lima butir peringatan penting

mengenai uang sebagai komoditi, yakni :

1. Perdagangan uang akan memicu inflasi;

2. Hilangnya kepercayaan orang terhadap stabilitas nilai mata uang akan

mengurungkan niat orang untuk melakukan kontrak jangka panjang, dan

menzalimi golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti pegawai/

karyawan;

3. Perdagangan dalam negeri akan menurun karena kekhawatiran stabilitas nilai

uang;

4. Perdagangan internasional akan menurun;

5. Logam berharga (emas dan perak) yang sebelumnya menjadi nilai intrinstik

mata uang akan mengalir keluar negeri.7

Jumlah uang yang tidak sesuai dengan nilai produksi yang dihasilkan suatu

negara dikenal menyebabkan terjadinya inflasi dan bubble gum economics, yang pada

akhirnya menyebabkan multi function crisis. Penggerak pembangunan suatu negara

adalah sektor produksi, bukan sektor moneter, karena sektor produksi akan menyerap

tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pekerja, dan menimbulkan permintaan

(pasar) terhadap produksi lainnya.

Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian, memberikan

gambaran konsep uang imam al-Ghazali dalam menghadapi kondisi perekonomian

7“Uang dan Agama”artikel diakses pada 02-Maret-2010, darihttp://hermaninbismillah.blogspot.com/2009/01/uang-dan-agama.html

Page 18: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

8

saat ini. sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul “RELEVANSI KONSEP

UANG AL-GHAZALI DALAM SISTEM KEUANGAN KONTEMPORER”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada masalah diatas maka dalam hal ini penulis

membatasi permasalahan pada konsep uang imam al-Ghazali dan relevansinya dalam

sistem keuangan kontemporer.

2. Rumusan Masalah

Dalam rangka memfokuskan pembahasan, penulis merumuskan beberapa hal

yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini, diantaranya :

a. Bagaimana konsep uang al-Ghazali?

b. Bagaimana kesesuaian konsep uang al-Ghazali dalam sistem keuangan

kontemporer (pasar uang dan pasar Modal)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari adanya pembatasan dan perumusan masalah diatas, diharapkan penelitian

ini mempunyai tujuan yang bermanfaat untuk pribadi sediri atau untuk orang lain. Di

antara tujuan yang diharapkan adalah :

a. Untuk mengetahui tentang bagaimana pendekatan yang dilakukan Al-Ghazali

dalam menilai sifat, fungsi, dan peranan uang dalam perekonomian.

Page 19: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

9

b. Untuk mengetahui konsep uang menurut Al-Ghazali

c. Dan untuk mengetahui relevansinya terhadap system keuangan kontemporer.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang bisa ditimbulkan dari penelitian ini baik secara praktis

dan teoritis, penulis ingin agar penelitian ini bisa memberikan manfaat:

a. Secara teoritis penelitian ini merupakan kontribusi besar terhadap pengembangan

ekonomi di masa yang akan datang.

b. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

bersifat emansipatoris terutama dalam hal kepedulian pada upaya pembebasan

manusia dari penindasan dan ketidakadilan ekonomi

D. Kerangka Teori

Dr. Muhammad Zaki Syafi’i mendifinisikan uang sebagai “segala sesuatu

yang diterima khalayak untuk menunaikan kewajiban-kewajiban.”8

Sedangkan Imam al-Ghazali berpendapat bahwa uang dibutuhkan sebagai

ukuran nilai suatu barang, sekalipun dalam perekonomian barter. Dengan keberadaan

uang sebagai ukuran nilai (unit of account), uang akan berfungsi pula sebagai media

pertukaran (medium of exchange) untuk melancarkan pertukaran dan penetapan nilai

yang wajar dari pertukaran tersebut. Imam al-Ghazali mencontohkan, orang yang

mempunyai baju dan tidak mempunyai uang tidak bisa membeli makanan karena

8 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) h.10.

Page 20: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

10

mungkin makanan tidak dapat ditukar dengan baju. Hal ini hanya dapat diukur

dengan uang. Karena baju tersebut harus dijual terlebih dahulu untuk menghasilkan

uang. Dengan uang inilah, ia baru bisa memperoleh makanan.

Selanjutnya, Imam al-Ghazali menegaskan bahwa uang tidak mempunyai

manfaat pada zatnya sendiri. Menurutnya, uang ibarat cermin, ia tidak mempunyai

warna tetapi dapat merefleksikan semua warna. Dengan kata lain, uang tidak

mempunyai harga tetapi dapat merefleksikan semua harga barang. Uang diciptakan

untuk beredar dari tangan ke tangan, sehingga menjadi perantara diantara manusia.

Dalam istilah ekonomi klasik, keberadaan uang tersebut disebut direct utility

function, uang akan memberikan kegunanan hanya bila digunakan untuk membeli

suatu barang. Teori Ekonomi Neo klasik menyatakan bahwa keguanaan uang timbul

dari daya belinya. Jadi, uang memberikan kegunaan tidak lansung (indirect utility

function).

Dengan demikian, dalam pandangan Imam al-Ghazali, uang hanya berfungsi

sebagai satuan hitung (unit of account) dan alat tukar (medium of exchange). Ia

menyatakan bahwa zat uang itu sendiri tidak dapat memberikan manfaat dan ini

berarti bahwa uang bukan merupakan alat penyimpan kekayaan (store of value).

Bahkan Imam al-Ghazali menganggapnya sebagai perbuatan zalim kerena menimbun

harta (kanz al-mal) yang dapat mengakibatkan terjadinya pengangguran yang meluas,

kelesuan ekonomi dan instabilitas ekonomi.9

9 Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari masa Klasik hingga Kontemporer, h.128.

Page 21: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

11

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, melalui penelitian kepustakaan

(library research) yang bersifat normatif, yaitu menelaah dan mengkaji buku-buku,

jurnal ilmiah, dan artikel-artikel yan berhubungan dengan pembahasan juduul skripsi,

serta tulisan-tulisan ilmiah dari koran, majalah, maupun internet yang ada

hubungannya dengan pembahasan di atas, kemudian dilakukan analisis dan akhirnya

mengambil kesimpulan yang akan dituangkan dalam bentuk laporan tertulis

2. Sifat Data

Data pada penelitian ini bersifat kualitatif dan historis. Data kualitatif

berdasarkan pada isi atau mutu suatu fakta, sedangkan data historis didasarkan pada

pengalaman masa lalu yang menggambarkan secara seluruh kebenaran kejadian atau

fakta yang bertumpu pada kegiatan mengevaluasi suatu objek, seperti peristiwa atau

tokoh masa lampau di pandang dari sudut standar dan kebudayaan dewasa saat ini.10

3. Teknik Pengumpulan Data

Karena model penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara Penelitian Kepustakaan (library

research)

10 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2003), h.22.

Page 22: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

12

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan memahami data

atau bahan yang diperoleh dari berbagai literature, serta mencatat teori-teori yang

didapat dari buku-buku, majalah, artikel, atau karya ilmiah yang berkaitan dengan

pembahasan penelitian ini.

4. Teknik Penulisan Skripsi

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis menggunakan “Pedoman

Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2007”.

Page 23: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

13

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang meliputi Latar belakang Masalah, Batasan dan

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori

dan Metode Penelitian.

BAB II Pada bab ini akan dibahas mengenai Profil dan Konsep Uang al-

Ghazali yang meliput tentang riwayat hidup dan riwayat akademik

beliau serta karya-karyanya di berbagai bidang, serta

mengungkapkan konsep uang menurut al-Ghazali yang meliputi

sejarah dan asal usul uang, definisi uang menurut para pakar ekonomi

dan para ulama, serta fungsi dan peranannya dalam perekonomian

BAB III Gambaran Umum Sistem Keuangan kontemporer yang meliputi

pengertian sistem keuangan kontemporer dalam pasar uang dan pasar

modal, arti dan makna uang dalam sistem keuangan kontemporer,

dan masalahnya dalam sistem keuangan kontemporer.

BAB IV Menganalisis tentang kesesuaian pemikiran al-Ghazali dengan sistem

keuangan kontemporer

BAB V Penutup, pada bab terakhir ini menjelaskan pokok-pokok kajian

dalam penelitian yang memuat kesimpulan dan saran.

Page 24: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

14

BAB II

PROFIL DAN KONSEP UANG AL-GHAZALI

A. PROFIL AL-GHAZALI

1. Riwayat Hidup Al-Ghazali

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i

(lahir di Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H;

umur 52–53 tahun) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal

sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan. Ia berkuniah Abu Hamid karena

salah seorang anaknya bernama Hamid. Gelar beliau al-Ghazali ath-Thusi berkaitan

dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat

kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran). Sedangkan

gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari

keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya

menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli

filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan

kemajuan manusia. Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah

Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia

pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di

Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.11

11 “Al-Ghazali” diakses pada 02-Maret-2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazal

14

Page 25: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

15

Sejak muda, al-Ghazali sangat antusias terhadap ilmu pengetahuan. Ia

pertama-tama belajar bahasa arab dan Fiqih di kota Tus, kemudian pergi ke kota

Jurjan untuk belajar dasar-dasar Ushul Fiqh. Setelah kembali ke kota Tus selama

beberapa waktu, ia pergi ke Naisabur untuk melanjutkan rihlah ilmiyahnya. Di kota

ini, al-Ghazali belajar kepada al-Haramain. Setelah itu ia berkunjung ke kota Bagdad,

ibu kota daulah Abbasiyah, dan bertemu dengan wajir Nizham al-Mulk. Darinya al-

Ghazali mendapaat penghormatan dan penghargaan yang besar. Pada tahun 483 H

(1090 M), ia diangkat menjadi guru dimadrasah Nizhamiyah. Pekerjaannya ini

dilaksanakan dengan sangat berhasil, sehingga para ilmuwan pada masa itu

menjadikannya sebagai referensi utama.12

Selain mengajar, al-Ghazali juga melakukan bantahan-bantahan terhadap

berbagai pemikiran Bathiniyah, Ismailiyah, Filosof, dan lain-lain. Pada masa ini

sekalipun telah menjadi guru besar, ia masih merasakan kehampaan dan keresahan

dalam dirinya. Akhirnya, setelah merasakan bahwa hanya kehidupan sufistik yang

mampu memenuhi kebutuhan ruhaninya, al-Ghazali memutuskan untuk menempuh

tasawuf sebagai jalan hidupnya.

Oleh karena itu, pada tahun 488 H (1095 M), al-Ghazali meninggalkan

Baghdad dan pergi menuju Syiria untuk merenung, membaca, dan menulis selama

kurang lebih 2 tahun. Kemudian ia pindah ke Palestina untuk melakukan aktivitas

yang dengan mengambil tempat di baitul maqdis. Setelah melakukan ibadah haji dan

12 Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer. H.121-122.

Page 26: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

16

menetap beberapa waktu di kota Iskandariyah, al-Ghazali kembali ke tempat

kelahirannya di Tus pada tahun 499 H (1105 M) untuk, malanjutkan aktivitasnya,

berkhalwat, dan beribadah. Proses pengasingannya tersebut berlangsung selama 12

tahun dan pada masa ini ia banyak menghasilkan berbagai karyanya yang terkenal,

seperti kitab Ihya Ulumuddin.13

Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia

digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua

dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia

berjaya menguasai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat

mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup

untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi

mencari ilmu pengetahuan. Sebelum beliau memulai pengembaraan, beliau telah

mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami.

Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah mengunjungi tempat-

tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem, dan

Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama

di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi beliau

telah dididik dengan ahlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau benci kepada

sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat

13 Adi Warman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2006) Edisi Ketiga, h. 315-316.

Page 27: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

17

beribadat, wara, zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan

dan mencari sesuatu untuk mendapat ridha Allah SWT

2. Pendidikan al-Ghazali

Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa

orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada

peringkat ini membolehkan beliau menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih.

Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, beliau mula mempelajari ilmu

ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih, filsafat, dan mempelajari segala pendapat

keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab

tersebut. Selepas itu, beliau melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani

dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di

Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, beliau telah

dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiah (sebuah universitas yang

didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian beliau

dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana.

Ia telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah, Madinah, Mesir dan

Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami ilmu

pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, beliau menulis kitab Ihya

Page 28: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

18

Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran

manusia dalam semua masalah.14

3. Karya-karya al-Ghazali

Al-Ghazali merupakan sosok ilmuwan dan penulis yang sangat produktif.

Berbagai tulisanya telah banyak menarik perhatian dunia, baik dari kalangan muslim

atau non muslim. Para pemikir Barat abad pertengahan, seperti Raymond Martin,

Thomas Aquinas, dan Pascal ditengarai banyak dipengaruhi oleh pemikiran al-

Ghazali. Pasca periode sang Hjattullah ini, berbagai hasil karyanya telah banyak

diterjemahkan kedalam berbagai bahasa seperti Latin, Spanyol, Yahudi, Prancis,

Jerman dan Inggris, dijadikan referensi oleh kurang lebih 44 pemikir Barat. Al-

Ghazali diperkirakan telah menghasilkan 300 buah karya tulis yang meliputi berbagai

disiplin ilmu seperti logika, filsafat, moral, tafsir, fiqh, ilmu-ilmu al-Qur’an, tasawuf,

politik, administrasi, dan perilaku Ekonomi. Namun yang ada hingga kini hanya 84

buah diantaranya :15

Teologi

• Al-Munqidh min adh-Dhalal

• Al-Iqtishad fi al-I`tiqad

• Al-Risalah al-Qudsiyyah

• Kitab al-Arba'in fi Ushul ad-Din

14“Al-Ghazali” diakses 01-Maret-2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazali.

15 Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h.316.

Page 29: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

19

• Mizan al-Amal

• Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah

Tasawuf

• Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama), merupakan karyanya

yang terkenal

• Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)

• Misykah al-Anwar (The Niche of Lights)

Filsafat

• Maqasid al-Falasifah

• Tahafut al-Falasifah, buku ini membahas kelemahan-kelemahan para

filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi dalam buku

Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence).

Fiqih

• Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul

Logika

• Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)

• al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)

• Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic) 16

16 “Riwayat Hidup Al-Ghazali” diakses pada 01-Maret-2010, darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazali

Page 30: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

20

B. KONSEP UANG MENURUT AL-GHAZALI

1. Pengertian Uang

Dalam khazanah hukum Islam, terdapat beberapa istilah untuk menyebut

uang; Dawud dan Syabir menyebutkan antara lain nuqud (bentuk jamak dari naqd),

atsman (bentuk jamak dari tsaman). Dilihat dari sudut bahasa, menurut al-Ashfahani

atsman memiliki beberapa arti; antara lain qimah, yakni nilai sesuatu, dan “harga

pembayaran barang yang dijual” yakni sesuatu dalam bentuk apa pun yang diterima

oleh pihak penjual sebagai imbalan dari barang yang dijualnya; sedangkan dalam

tataran fiqih, kata itu digunakan untuk menunjukkan uang emas dan perak; demikian

juga fulus (bentuk jamak fals). Fulus digunakan untuk pengertian logam bukan emas

dan perak yang dibuat dan berlaku di tengah-tengah masyarakat sebagai uang dan

pembayaran.

Sikkah (bentuk jamaknya adalah sukak) dipakai untuk dua pengertian;

pertama, stempel besi untuk mencap (mentera) mata uang, dan kedua, mata uang

dinar dan dirham yang telah dicetak dan distempel, dan umlah yang memiliki dua

pengertian; pertama, satuan mata uang yang berlaku di negara atau wilayah tertentu,

misalnya ‘umlah yang berlaku di Yordania adalah Dinar dan di Indonesia adalah

Rupiah; kedua, mata uang dalam arti umum sama dengan nuqud. Namun demikian,

ulama fiqih pada umumnya lebih banyak menggunakan istilah nuqud dan tsaman dari

pada istilah lainnya.17

17“Sejarah Penggunaan Uang di Dunia Islam”, artiikel diakses pada 01-Maret-2010 darihttp://www.dakwatuna.com/2009/sejarah-penggunaan-uang-di-dunia-islam/.diakses

Page 31: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

21

Walaupun di kalangan ulama cukup populer istilah nuqud untuk pengertian

uang, ternyata kata itu tidak ditemukan di dalam al-Qur’an. Untuk menunjukkan uang

atau fungsinya, al-Qur’an menggunakan beberapa istilah, antara lain “dirham”,

“dinar”, “emas”, dan “perak”. Kata dirham hanya disebutkan satu kali, yaitu dalam

QS. Yusuf (12) ayat 20:

çn ÷ruŽŸ°ur¤ÆyJ sVÎ/<§ øƒ r2zN Ïdº u‘yŠ;oyŠr߉÷è tB ...ÇËÉÈ

Artinya :“Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirhamsaja .

Dalam ayat ini selain dikemukakan dirham sebagai mata uang dan fungsinya

sebagai alat pertukaran, disinggung juga bahwa penggunaan dirham di kalangan

masyarakat saat itu berpatokan pada jumlah atau bilangan, bukan pada nilainya.18

Sebagaimana Dirham, kata dinar hanya disebutkan satu kali, yaitu dalam QS.

Ali ‘Imran (3) ayat 75:

*ô ÏB urÈ@ ÷dr&É=»tGÅ3ø9$#ô tBb Î)çm ÷ZtB ù' s?9‘$sÜZ É) Î/ÿ¾Ín ÏjŠ xs ãƒy7ø‹s9Î)Oßg ÷YÏB urô`BbÎ)çm÷ZtB ù's?9‘$oYƒÏ‰Î/žwÿ¾ÍnÏjŠ xsãƒy7ø‹s9Î)

žwÎ)$tB|MøB ߊÏm ø‹n=tã$VJͬ!$s% ...ÇÐÎÈ

Artinya :Di antara Ahli Kitab ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya

harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di antara mereka ada orangyang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannyapadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya

18 M. Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Sehat Ekonomi dan Keuangan Islam (Jakarta,Kholam Publishing 2008), h. 236.

Page 32: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

22

Ayat ini, selain menyebutkan dinar sebagai satuan mata uang tertentu untuk

pengukur nilai, mengisyaratkan pula bahwa uang adalah alat penyimpan nilai.

Mengenai kata emas dan perak cukup banyak ditemukan dalam al-Qur’an. Hal

ini nampaknya disebabkan ketika al-Qur’an diturunkan masyarakat banyak

menggunakan emas dan perak dalam melakukan kegiatan transaksi. Emas disebutkan

pada delapan tempat; di antaranya QS. al-Taubah (9) ayat 34:

…šúï Ï% ©! $# uršcr ã”É\õ3tƒ|=yd ©%!$#spžÒ Ïÿ ø9$# urŸwur$pktXq à) ÏÿZヒÎûÈ@‹Î6 y™«! $#N èd÷ŽÅe³ t7sùA># x‹yèÎ/5OŠÏ9r&ÇÌÍÈ

Artinya :Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak

menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwamereka akan mendapat) siksa yang pedih.

Selain mengandung isyarat bahwa emas dan perak adalah satuan mata uang,

alat pembayaran dan penyimpan nilai, ayat ini mengandung larangan penimbunan

uang karena akan berakibat “mematikan” fungsinya sebagai sarana kegiatan ekonomi.

Ayat lain yang menyebutkan emas sebagai mata uang dan alat pertukaran

adalah QS. Ali ‘Imran (3) ayat 91:

¨b Î)tûïÏ% ©!$#(#r ã•xÿ x.(#q è?$tB uröNèd urÖ‘$¤ÿ ä.n=sùŸ@ t6ø) ãƒô` ÏBN Ïdωym r&âä ö@ ÏiBÄßö‘ F{$#$Y6 ydsŒÈqs9ur3“y‰tGøù$#¾Ïm Î/…

Artinya :Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam

kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emassepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu .

Page 33: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

23

Sementara itu, kata perak disebutkan enam kali dalam al-Qur’an. Di antaranya

adalah QS. Ali ‘Imran (3) ayat 14:

z Îiƒ ã—Ĩ$Z=Ï9•=ãmÏNº uqyg ¤±9$#šÆÏBÏä !$|¡ÏiY9$#tûüÏZ t6ø9$#urÎŽ•ÏÜ» oYs) ø9$# urÍot•sÜZ s)ßJø9$#šÆÏBÉ=yd©%!$#ÏpžÒ Ïÿ ø9$# ur ...

Artinya :Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang

diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,perak

QS. al-Kahf (18) ayat 19:

…(#q ä9$ s%öN ä3 š/u‘ÞOn=ôãr&$yJÎ/óOçFø[Î6 s9(#þq èWyè ö/$$sùNà2 y‰ym r&öNä3Ï% Í‘uq Î/ÿ¾ÍnÉ‹»yd’ n<Î)Ïp oYƒÏ‰yJ ø ...ÇÊÒÈ

Artinya :Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa

uang perakmu ini .

Begitupun dengan para ahli ekonomi, banyak para ahli ekonomi yang

mendefinisikan arti uang. Mereka memiliki cara pandangan tersendiri terhadap

hakekat uang. Sehingga masih belum ada kata sepakat tentang arti uang yang

spesifik.

1. Menurut Muhammad Zaki Syafi’i mendefinisikan uang sebagai: “Segala

sesuatu yang diterima oleh khalayak untuk menunaikan kewajiban-

kewajiban.”19

19 Muhammad Zaki Syafii, Muqaddimah fi an-Nuqud wa al-Bunuk, (Dar al-Nahdhah al-Arabiya: T.pn., 1982), h. 32.

Page 34: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

24

2. J. P Coraward mendefinisikan uang sebagai: “Segala sesuatu yang diterima

secara luas sebagai media pertukaran, sekaligus berfungsi sebagai standar

ukuran nilai harga dan media penyimpan kekayaan.”20

3. Boumoul dan Gandlre berkata: “Uang mencakup seluruh sesuatu yang

diterima secara luas sebagai alat pembayaran, diakui secara luas sebagai alat

pembayaran utang-utang dan pembayaran harga barang dan jasa.”21

4. Nazhim al-Syamry berkata: “Setiap sesuatu yang diterima semua pihak

dengan legalitas tradisi urf atau undang-undang, atau nilai sesuatu itu sendiri,

dam mampu berfungsi sebagai media dalam proses transaksi pertukaran yang

beragam terhadap komoditi dan jasa, juga cocok untuk menyelesaikan utang-

piutang dan tanggungan, adalah termasuk dalam lingkup uang.”22

5. Sahir Hasan berkata: “Uang adalah pengganti materi terhadap segala aktivitas

ekonomi, yaitu media atau alat yang memberikan kepada pemiliknya daya beli

untuk memenuhi kebutuhannya, juga dari segi peraturan perundangan menjadi

alat bagi pemiliknya untuk memenuhi segala kewajibannya.”23

20 J.P. Croward,Almujaz fi iqtishadiyat al-Nuqud, terjemah Mustafa kamal farid, (Cairo: Daral-Fikri, T.t), h. 24.

21 Boumoul and Gandlre, ilmu al-Iqtishad (al-amaliyat wa al-siyasat al-iqtishadiyah)terjemahan Sai’id al-sam’ari dkk, (T.tp: As;ad Bagdad, 1964), h. 344.

22 Nazhim Mhammad Nori al-Syamri, al-Nuqud wa al-Masharif, (Mosoul: Dar kutub Lil at-Thaba’ah wa al-nasyir,1987), h. 29.

23 Sahir hasan, an-Nuqud wa at-twazun al-iqtishadi, (T.tp: Muassasah Syabab al-Jamiah li al-Thiba’ah, 1980), h. 50.

Page 35: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

25

Berdasarkan definisi-definisi yang telah diutarakan di atas, maka kita bisa

membedakan definisi uang dalam tiga segi:

§ Definisi uang dari segi fungsi-fungsi ekonomi sebagai standar ukuran nilai,

media pertukaran, dan sebagai alat pembayaran yang tertunda deferred

payment.

§ Definisi uang dengan melihat karakteristinya, yaitu segala sesuatu yang

diterima secara luas oleh tiap-tiap individu.

§ Definisi uang dari segi peraturan perundangan sebagai sesuatu yang

memiliki kekuatan hukum dalam menyelesaikan tanggungan kewajiban.

2. Sejarah Uang

Pada peradaban awal, manusia memenuhi kebutuhannya secara mandiri,

mereka memperoleh makanan dari berburu atau memakan berbagai buah-buahan.

Karena jenis kebutuhannya masih sedarhana, mereka belum membutuhkan orang lain.

Masing-masing individu memenuhi kebutuhan makanannya secara mandiri. Dalam

periode yang dikenal sebagai periode prabarter ini, manusia belum mengenal

transaksi perdagangan atau dikenal dengan istilaah jual-beli.24

Ketika jumlah manusia semakin bertambah dan peradabannya semakin maju,

kegiatan dan interaksi antarsesama manusia pun meningkat. Jumlah dan jenis

kebutuhan manusia, juga semakin beragam. Ketika itulah, masing-masing individu

24 Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana 2007),h.240.

Page 36: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

26

mulai tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Bisa dipahami kerana ketika

seseorang menghabiskan waktunya seharian untuk bercocok tanam, pada saat

bersamaan tentu ia tidak akan bisa memperoleh ikan atau garam, menenung pakaian

sendiri atau kebutuhan lainnya.

Satu sama lain mulai membutuhkan, Karena tidak ada individu yang secara

sempurna mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Sejak saat itulah, manusia mulai

menggunakan berbagai cara dan alat untuk melangsungkan pertukaran barang dalam

rangka memenuhi kebutuhan mereka. Pada tahapan peradaban manusia yang masih

sangat sederhana mereka dapat menyelenggarakan tukar-menukar kebutuhan dengan

cara barter.25 Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan

dengan sistem ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang

mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang

dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu

sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.

Untuk mengatasinya, mulai timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan

benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang

ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum

(generally accepted), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau

memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan

primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat

25 Suma, Menggali Akar Mengurai Sehat Ekonomi dan Keuangan Islam, h. 225.

Page 37: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

27

tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih

terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal

dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.

Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada.

Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar

belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage),

dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula

kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur

atau tidak tahan lama.

Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih

sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan

lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah

dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat

tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai

uang penuh (full bodied money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama

dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat

itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual atau memakainya, dan

mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika

perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah

sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang

Page 38: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

28

logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga

diciptakanlah uang kertas

Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas

dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang

kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas

atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat

ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat

tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran. Sebagai

gantinya, mereka menjadikan 'kertas-bukti' tersebut sebagai alat tukar.

3. Fungsi dan Tujuan Uang

a. Fungsi dan Tujuan Uang dalam Islam

1) Uang sebagai Standar Ukuran Harga dan Unit Hitungan

Uang adalah standar ukuran harga, yaitu sebagai media pengukur nilai harga

komoditas dan jasa, dan perbandingan harga komoditas dengan komoditas lainnya.

Pada sistem barter, sangat sulit untuk mengetahui harga komoditas dengan harga

komodias yang lainnya. Demikian pula dengan harga sebuah jasa terhadap jasa-jasa

lainnya.26 Uang dalam fungsinya sebagai standar ukuran umum harga berlaku untuk

ukuran nilai dan harga dalam ekonomi, seperti berlakunya standar meter untuk

ukuran jarak, atau ampere untuk mengukur tegangan listrik, atau kilogram sebagai

26 Subhi Tadris Qharishah dan Medhat Muhammad al-Aqqad,al-nuqudwa al- bunukwa al-Alaqat iqtishadiyah al-Dauliyah,(Dar al-Nadhah, Beirut, 1983),h. 17.

Page 39: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

29

standar timbangan. Demikianlah uang sebagai alat yang mesti diperlukan untuk setiap

perhitungan dalam ekonomi baik oleh produsen maupun konsumen. Tanpa hal itu,

tidak mumgkin baginya untuk melakukan perhitungan keuntungan atau biaya-biaya.27

2) Uang Sebagai Media Pertukaran

Uang adalah alat tukar yang digunakan setiap individu untuk pertukaran

barang dan jasa. Misalnya ada seseorang yang memiliki tomat dan ia membutukan

beras, kalau dalam sistem barter orang yang memiliki tomat akan pergi ke pasar dan

mencari orang yang memiliki beras dan membutuhkan tomat sehingga bisa terjadi

pertukaran di antara keduanya.

Fungsi ini menjadi sangat penting dalam ekonomi maju, di mana pertukaran

terjadi oleh banyak pihak. Setiap orang tidak memproduksi setiap apa yang ia

butuhkan, tetapi terbatas pada barang tertentu, atau bagian dari barang atau jasa

tertentu, yang dijual kepada orang-orang untuk selanjutnya ia gunakan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang ia butuhkan. Ketika seseorang memproduksi

barang dan kemudian menjualnya dengan mendapatkan uang, selanjutnya ia gunakan

untuk membeli kebutuhannya. Dengan demikian, uang membagi pertukaran kedalam

dua macam:

Ø Proses penjualan barang atau jasa dengan pembayaran uang;

Ø Proses pembelian barang atau jasa dengan menggunakan uang.28

27 Fuad Dahman, al-Iqtishad al-Siyasi,(T.tp: T.pn., T.t), h. 8.

Page 40: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

30

3) Uang sebagai Media Penyimpan Nilai

Maksud para ahli ekonomi dalam ungkapan mereka, “uang sebagai media

penyimpan nilai” adalah bahwa orang yang mendapatkan uang, terkadang tidak

mengeluarkannya sekaligus,akan tetapi ia sisihkan sebagian untuk membeli

kebutuhan pada waktu tertentu, atau ia menyimpan untuk hal-hal yang tidak terduga

seperti sakit atau mendapatkan kerugian.

b. Fungsi Uang Menurut Imam Al-Ghazali

Uang dinar dan dirham ibarat cermin dari kepemilikan dan kekayaan. Iaberfungsi sebagai alat tukar. Jika Uang dijadikan komodity sebagaimana barang,maka hancurlah system perekonomian masyarakat (Imam Al-Ghazali). 29

Tujuh ratus tahun sebelum Adam Smith menulis buku The Wealth of Nation,

seorang tokoh islam bernama Abu Hamid al-Ghazali (w. 1111 M), telah membahas

fungsi uang dalam perekonomian. Secara panjang lebar ia membahas fungsi uang

dalam Bab Syukur dalam kitab Ihya Ulumuddin. Dalam Bab itu beliau mengatakan :

“Di antara nikmat Allah ialah berlakunya Dinar dan Dirham. Dengan dinar dandirham kehidupan dunia bisa diatur, padahal keduanya tak lebih dari logam,yakni barang yang pada asalnya tidak berguna apa-apa. Tetapi semua orangtertarik pada kedua mata uang itu, sebab setiap orang membutuhkan bermacam-macam barang untuk makan, berpakaian, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya”.30

1) Evolusi Uang dan Fungsi Uang Imam Al-Ghazali

28 Abdu Hadi Ali al-Najjar, al-Islam wa al-Iqtisha, (Kuwait Alam: al-Ma’rifah, 1983), h. 145.

29Mohammad Hidayat, an Introduction to the Sharia Economic (Jakarta: Dzikrul hakim2010), h. 144.

30Ibid,h. 151.

Page 41: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

31

Pembahasan beliau tentang uang nampak cukup komprehensif, yang dimulai

dari evolusi uang hingga fungsi uang. Beliau menjelaskan bagaimana uang mengatasi

permasalahan yang timbul dari suatu perdagangan barter. Dibahas juga berbagai

akibat negatif dari pemalsuan dan penurunan nilai mata uang. Berikut sejumlah

pernyataan beliau tentang uang :

“Kemudian disebabkan jual beli muncul kebutuhan terhadap dua mata uang.Seseorang yang ingin membeli makanan dengan baju, dari mana dia mengetahuiukuran makanan dari nilai baju tersebut. Berapa? Jual beli terjadi pada jenisbarang yang berbeda-beda seperti dijual baju dengan makanan dan hewandengan baju. Barang-barang ini tidak sama, maka diperlukan hakim yang adilsebagai penengah antara kedua orang yang ingin bertransaksi dan berbuat adilsatu dengan yang lain. Keadilan itu dituntut dari jenis harta. Kemudiandiperlukan jenis harta yang bertahan lama karena kebutuhan yang terusmenerus. Jenis harta yang paling bertahan lama adalah barang tambang. Makadibuatlah uang dari emas, perak, dan logam .31

Perdagangan barter mengandung banyak kelemahan di antaranya (1) kurang

memiliki angka penyebut yang sama (lack of common denominator), (2) barang yang

diperdagangkan sulit untuk dibagi-bagi (indivisibility of goods), (3) keharusan adanya

dua keinginan yang sama antara penjual dan pembeli (double coincidence of wants).32

Dengan berbagai keterbatasan barter tesebut, maka diperlukan suatu alat yang mampu

berperan lebih baik dalam transaksi jual beli. Itulah yang menurutnya mendasari

munculnya kebutuhan akan uang di masyarakat. Dalam ekonomi barter sekalipun,

uang dibutuhkan sebagai ukuran nilai suatu barang, karena transaksi barter hanya

terjadi ketika kedua belah pihak sama-sama membutuhkan barang atau jasa masing-

31 Al- Ghazali, Ihya Ulumuddin, (Dar al-Khair: T.pn.,1993) Cet ke-2, h. 4.

32 Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 335.

Page 42: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

32

masing. Uang berfungsi memperlancar pertukaran dan menetapkan nilai yang wajar

dalam pertukaran tersebut. Beliau mengisyaratkan bahwa uang sebagai unit hitungan

yang digunakan untuk mengukur nilai harga komoditas dan jasa. Kemudian uang juga

sebagai alat yang berfungsi sebagai penengah antara kepentingan penjual dan

pembeli, yang membantu kelancaran proses pertukaran komoditas dan jasa. Selain itu

diisyaratkan juga bahwa uang sebagai alat simpanan, karena itu dibuat dari jenis harta

yang bertahan lama karena kebutuhan akan keberlanjutan sehingga benar-benar

bersifat cair mudah diuangkan kembali, dapat digunakan pada waktu yang

dibutuhkan, dan cenderung mempunyai nilai harga yang stabil.

Berbagai permasalahan perdagangan barter dibahas dengan baik. Meskipun

perdagangan barter dapat dilakukan namun sangat tidak efisien, karena adanya

perbedaan karakteristik barang, baik bentuk, ukuran maupun kualitasnya. Ia

menegaskan bahwa evolusi uang terjadi karena kesepakatan dan kebiasaan yang

berlaku di masyarakat, yakni tidak akan ada masyarakat tanpa pertukaran barang dan

tidak ada pertukaran yang efektif tanpa ekuivalensi, dan ekuivalensi demikian hanya

dapat ditentukan dengan tepat bila terdapat ukuran yang sama. Hal tersebut dapat kita

simak dari paparan beliau di bawah ini:

Termasuk nikmat Allah Swt. Diciptakan dirham dan dinar. Dengan keduanyakehidupan menjadi lurus. Keduanya hanyalah dua barang tambang yang tidakada manfaat pada bendanya, tapi makhluk perlu kepadanya sekiranya setiapmanusia membutuhkan banyak barang yang berkaitan dengan makanan, pakaian,seluruh kebutuhannya. Terkadang dia tidak mempunyai apa yang tidak iabutuhkan. Seperti orang yang memiliki za faran misalnya, dan ia membuuhkanunta untuk tunggangannya. Dan orang yang memiliki unta dapat saja tidakmembutuhkannya dan membutuhkan za faran sehingga terjadi pertukaran antarkeduanya. Dan mau tidak mau dibutuhkan suatu ukuran untuk mengukur

Page 43: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

33

pertukaran karena pemilik unta tidak menyerahkan untanya dengan seluruhukuran za faran. Dan tidak ada kesesuaian antara za faran dan unta sehinggadapat dikatakan dia menyerahkan misalnya, dalam berat dan bentuk. Tidak tahuseberapa banyak za faran yang menyamai seekor unta, sehingga transaksimengalami kesulitan. Barang-barang yang beragam dan sangat berbeda inimembutuhkan penengah yang bertindak seperti pemutus yang adil sehinggasetiap sesuatu dapat diketahui tingkat dan nilainya. Transaksi barter seperti inisangat sulit. Barang-barang seperti ini memerlukan media yang dapatmenentukan nilai tukarnya secara adil. Bila tempat dan kelasnya dapat diketahuidengan pasti, menjadi mungkin untuk menentukan mana barang yang memilikinilai yang sama dan mana yang tidak. Maka Allah ciptakan dinar dan dirhamsebagai hakim penengah di antara seluruh harta sehingga dengan keduanyasemua harta dapat diukur. Sesuatu (seperti uang) dapat dengan pasti dikaitkandengan sesuatu yang lain jika sesuatu itu tidak memiliki bentuk atau fiturkhususnya sendiri contohnya cermin tidak memiliki warna tetapi dapatmemantulkan semua warna. 33

Allah menciptakan dinar dan dirham sebagai hakim penengah di antara seluruhharta sehingga seluruh harta bisa diukur dengan keduanya. Dikatakan, unta inimenyamai 100 dinar, sekian ukuran minyak za faran ini menyamai 100.Keduanya kira-kira sama dengan satu ukuran maka keduanya bernilai sama.Namun, dinar dan dirham itu tidak dibutuhkan semata-mata karena logamnya .Dinar dan Dirham diciptakan untuk dipertukarkan dan untuk membuat aturanpertukaran yang adil dan untuk membeli barang-barang yang memilikikegunaan. 34

Uang tidak mempunyai harga, namun dapat merefleksikan harga semua

barang atau jasa. Semua barang dan jasa akan dapat dinilai atau diukur masing-

masing dengan uang. Ibarat cermin, semua jenis benda yang dihadapkan pada sebuah

cermin, maka cermin tersebut akan dapat memantulkan gambar benda yang ada di

depannya. Demikian juga dengan uang, semua benda atau produk yang dihadapkan

dengannya akan dapat dinilai berapa masing-masing harganya. Dengan demikian

uang dapat digunakan sebagai satuan unit penilai semua barang dan jasa. Namun,

33 Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. h. 335.

34 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami,(Jakarta: PT. Raja Grafindo 2005), h. 27.

Page 44: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

34

beliau menekankan bahwa uang tidak diinginkan karena uang itu sendiri. Artinya,

uang dibutuhkan masyarakat bukan karena masyarakat menginginkan mempunyai

emas dan perak yang merupakan bahan uang tersebut, tetapi kebutuhan tersebut lebih

pada menggunakan uang sebagi alat tukar. Uang baru akan memiliki nilai jika

digunakan dalam suatu pertukaran. Tujuan utama dari emas dan perak adalah untuk

dipergunakan sebagai uang. Uang tidak dibutuhkan untuk uang itu sendiri.

2) Menimbun dan Melebur Uang

Merujuk pada al-Qur’an, beliau mengecam para penimbun uang yang

dianggapnya sebagai penjahat. Uang yang ditimbun tidak akan memberi manfaat bagi

masyarakat luas. Uang yang seharusnya berputar menjadi mandek pada sekelompok

orang. Para produsen, pedagang, distributor akan kesulitan meningkatkan modal

usahanya, karena uang menjadi langka akibat ditimbun atau hanya berputar pada

kalangan tertentu. Penimbunan uang akan mengurangi produktifitas dan inefisiensi

usaha. Yang lebih buruk lagi adalah orang yang melebur Dinar dan Dirham menjadi

perhiasan emas dan perak. Mereka adalah orang yang tidak bersyukur kepada Sang

Pencipta, dan kedudukannya lebih rendah daripada penimbun uang. Berikut petikan

pernyataan beliau tentang ini :

“Jika seseorang menimbun dirham dan dinar, ia berdosa. Dinar dan dirham tidakmemiliki gunas langsung pada dirinya. Dinar dan dirham diciptakan supayaberedar dari tangan ke tangan, untuk mengatur dan memfasilitasi pertukaran(sebagai) simbol untuk mengetahui nilai dan kelas barang. Siapapun yangmengubahnya menjadi peralatan-peralatan emas dan perak berarti ia tidakbersyukur kepada penciptanya, dan lebih buruk daripada penimbun uang, karenaorang yang seperti itu adalah seperti orang yang memaksa penguasa untukmelakukan fungsi-fungsi yang tidak cocok seperti menenun kain, mengumpulkanpajak, dan lain-lain. Menimbun koin masih lebih baik dibandingkan

Page 45: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

35

mengubahnya, karena ada logam dan material lainnya seperti tembaga, peruggu,besi, tanah liat yang dapat digunakan untuk membuat peralatan. Namun tanah liattidak dapat digunakan untuk mengganti fungsi yang dijalankan oleh dirham dandinar.”35

Kegiatan menimbun uang berarti menarik uang dari peredaran untuk

sementara, artinya uang yang ditimbun tersebut masih berwujud uang dan suatu

ketika dimungkinkan masih dapat beredar kembali ke masyarakat berfungsi sebagai

uang. Sedangkan melebur uang berarti menarik uang dari peredaran untuk selamanya,

karena wujud uang telah berubah bentuk, sehingga tidak lagi dapat berfungsi sebagai

uang. Didasarkan pada teori moneter modern, menimbun uang akan dapat

memperlambat perputaran uang, dan sekaligus memperkecil jumlah transaksi

sehingga akan membuat perekonomian menjadi lesu. Dampak selanjutnya

pertumbuhan ekonomi akan menurun, kesejahteraan masyarakat juga akhirnya

menurun karena pendapatan yang menurun. Sementara itu, melebur uang sama

artinya dengan mengurangi jumlah penawaran uang sebagai alat transaksi untuk

selamanya. Dengan demikian dampak negatifnya akan lebih besar dibandingkan

kalau menimbun uang.36

3) Pemalsuan Uang

Peredaran uang palsu, yaitu dengan kandungan emas atau perak yang tidak

sesuai dengan ketentuan pemerintah, beliau kecam keras. Menurutnya mencetak atau

mengedarkan uang palsu lebih berbahaya daripada mencuri 1.000 Dirham. Perbuatan

35Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,h. 336.

36Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer, h. 129.

Page 46: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

36

mencuri adalah satu dosa, sedangkan mencetak dan mengedarkan uang palsu adalah

dosa yang terus berlipat setiap kali uang itu dipergunakan. Dengan beredarnya uang

palsu maka tidak hanya satu pihak yang dirugikan, tetapi banyak pihak dan terus

bertambah dari waktu ke waktu seiring dengan terus bergulirnya uang palsu tersebut

pindah dari satu tangan ke tangan berikutnya. Seseorang yang mendapatkan uang

palsu akan mencoba untuk membelanjakan lagi uang tersebut ke orang lain dengan

sembunyi-sembunyi atau menipu, karena dia tidak mau menanggung rugi, dan begitu

seterusnya. Dengan demikian nilai mudharatnya bisa jadi akan lebih besar daripada

uang senilai 1.000 Dirham. Implikasi makro beredarnya uang palsu ini juga akan

dapat mendorong tingkat inflasi, karena akan menambah jumlah uang beredar di

masyarakat di luar uang resmi yang dikeluarkan pemerintah. Berikut ini kutipan

pernyataan beliau :

Memalsukkan uang palsu dalam peredaran merupakan suatu kezaliman yangbesar. Semua yang memegangnya dirugikan peredaran suatu dirham palsulebih buruk daripada mencuri seribu dirham, karena tindakan mencurimerupakan sebuah dosa, yang langsung berakhir setelah dosa itu diperbuat;tetapi pemalsuan uang merupakan sesuatu yang berdampak pada banyak orangyang menggunakannya dalam transaksi selama jangka waktu yang lama.”37

Selanjutnya, beliau membolehkan peredaran uang yang tidak mengandung

emas dan perak, asalkan pemerintah menyatakan uang tersebut sebagai alat bayar

yang resmi. Bila terjadi penurunan nilai uang akibat dari kecurangan, maka pelakunya

harus dihukum. Namun apabila pencampuran logam dalam koin merupakan tindakan

resmi pemerintah dan diketahui oleh semua penggunanya, maka hal tersebut dapat

37 Al-Ghazali, juz 2 h. 73.

Page 47: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

37

diterima. Kemudian, secara tidak langsung beliau membolehkan kemungkinan

penggunaan uang representatif (token money). Hal tersebut dapat disimak dari

pernyataan beliau berikut ini :

Zaif (suasa, logam campuran), maksudnya adalah unit uang yang sama sekalitidak mengandung perak; hanya polesan; atau dinar yang tidak mengandungemas. Jika sekeping koin mengandung sejumlah perak tertentu, tetapi dicampurdengan tembaga, dan itu merupakan koin resmi dalam Negara tersebut, maka halini dapat diterima, baik muatan peraknya diketahui ataupun tidak. Namun, jikakoin itu tidak resmi, koin itu dapat diterima hanya jika muatan peraknyadiketahui.”38

4) Perdagangan Uang

Beliau berpendapat bahwa aktifitas memperdagangkan Dinar dengan Dinar

sama halnya dengan memenjarakan uang, sehingga tidak lagi dapat berfungsi.

Semakin banyak uang diperdagangkan, maka semakin sedikit yang dapat berfungsi

sebagai alat tukar. Bila semua uang dipergunakan untuk membeli uang, maka tidak

ada lagi uang yang dapat berfungsi sebagai alat tukar. Uang tidak dapat menghasilkan

apa-apa. Uang hanya akan berkembang apabila diinvestasikan pada kegiatan ekonomi

riil (tangible economic activity). Secara lengkap pernyataan beliau dapat disimak

pada kutipan berikut :

Jika seseorang memperdagangkan dinar dan dirham untuk mendapatkan dinardan dirham lagi, ia menjadikan dinar dan dirham sebagai tujuannya. Hal iniberlawanan dengan fungsi dinar dan dirham. Uang tidak diciptakan untukmenghasilkan uang. Melakukan hal ini merupakan pelanggaran. Dinar dan

38 Al-Ghazali, juz 2 h. 74.

Page 48: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

38

dirham adalah alat untuk mendapatkan barang-barang lainnya. Mereka tidakdimaksudkan bagi mereka sendiri. Dalam hubungannya dengan barang lainnya,dinar dan dirham adalah seperti preposisi dalam kalimat digunakan untukmemberikan arti yang tepat atas kata-kata. Atau seperti cermin yangmemantulkan warna, tetapi tidak memiliki warna sendiri. Bila orangdiperbolehkan untuk menjual (atau mempertukarkan) uang dengan uang (untukmendapatkan laba), transaksi seperti ini akan menjadi tujunnya, sehingga uangakan tertahan dan ditimbun. Menahan penguasa atau tukang pos adalahpelanggaran, karena dengan demikian mereka dicegah dari menjalankanfungsinya; demikian pula halnya dengan uang.

Aktifitas mencari pendapatan dari hasil berdagang uang (keuntungan dari

selisih harga beli dan harga jual) akan membuat orang menjadi malas bekerja pada

sektor riil, dan akan semakin sedikit uang yang berputar pada sektor riil, karena

makin banyaknya uang diperdagangkan. Perdagangan uang yang mengandung

spekulasi itu sangat mudah dilakukan, proses untuk sampai pada hasil sangat cepat

tanpa harus bekerja keras, membanting tulang sebagaimana halnya bekerja di sektor

pertanian, perdagangan, industri, peternakan, perkebunan, perikanan dan sebagainya.

Dapat dibayangkan apabila kemudian lebih banyak orang yang tidak bersedia bekerja

di sektor riil karena prosesnya lama dan perlu kerja keras, dan kemudian lebih

menyukai berdagang uang, maka sektor riil akan terganggu. Kemampuan sektor riil

untuk berproduksi semakin menurun karena pelakunya sedikit dan sulitnya

mendapatkan tambahan modal dari investor. Jumlah produksi turun berarti pasokan

barang ke pasar akan berkurang. Akibatnya jumlah permintaan barang di satu sisi

tetap atau bahkan meningkat, sementara di sisi lain terjadi penurunan penawaran

barang. Hukum permintaan dan penawaran akan berlaku di sini, yaitu harga-harga

produk akan melambung ketika lebih besar permintaan daripada penawaran.

Page 49: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

39

Harga-harga produk yang tinggi dan tidak diikuti kenaikan pendapatan

masyarakat, maka kemampuan daya beli masyarakat akan turun, yang berarti tingkat

kesejahteraan masyarakat juga menurun. Daya beli masyarakat yang turun akan

menyebabkan permintaan produk pada skala nasional juga akan turun. Dari kacamata

produsen di sektor riil keadaan seperti itu akan menyebabkan penurunan volume

penjualan, sekaligus jumlah pendapatan/keuntungan, dan ada kemungkinan untuk

menurunkan jumlah produksi dalam rangka untuk dapat mempertahankan harga jual

produknya. Sektor riil akibatnya menjadi semakin tidak menarik, semakin banyak

ditinggalkan oleh pelakunya. Akhirnya akan semakin memperparah kondisi

perekonomian, karena akan terjadi inflasi yang berlipat. Kondisi seperti inilah yang

sekarang ini terjadi di Indonesia, di mana jumlah uang yang masuk ke sektor riil jauh

lebih kecil dibandingkan dengan jumlah uang yang ditransaksikan di pasar uang.

Page 50: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

40

BAB III

GAMBARAN UMUM SISTEM KEUANGAN KONTEMPORER

A. Pasar Uang

Pasar uang adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana

jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya,

baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan

dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun

perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat

diperjualbelikan didalam pasar uang.Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:20).

Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana individu atau

organisasi yang mempunyai kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu

yang memerlukan dana.

Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) mempunyai

ciri:jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada

umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor

underwriter. Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana investasi dan

moblisasi dana. Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi

lembaga-lembaga keuangan, perusahaan non keuangan dan peserta-peserta lainnya

baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka

memijamkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai

sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI

40

Page 51: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

41

(Serrifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar

terbuka digunakan untuk kontraksi moneter.

Lembaga-lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank

dagang, penyalur uang, dan bank sentral pemerintah.Pandji Anorga dan Piji Pakarti

(2001:19).

Instrumen Pasar Uang di Indonesia:

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang

jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badan-

badan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah.

Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia. Dahlan Siamat (2001:208)

1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI)

Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk

dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang

telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang.

2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara

diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI

3. Sertifikat Deposito

Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan

dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat

Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan.

Ciri pokok yang membedakaimya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang

Page 52: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

42

dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuli temponya

melalui lembaga - lembaga keuangan lainnya.

4. Commerecial Paper

Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan

untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang.

5. Call Money

Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk

jangka waktu pendek.

6. Repurchase Agreement

Transaksijual odi surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa

penjual akan membeli kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal

dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu

7. Banker's Acceptence

Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada

eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta

asing.39

B. Pasar Modal

Menurut Sofyan S. Harahap kegiatan pasar modal berhubungan dengan

perdagangan surat berharga yang telah ditawarkan kepada umum, yang akan atau

39 “Pasar Uang ; Definisi, Instrumen dan Indikator Pasar Uang”, diakses Juni 2009 darihttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/pasar-uang-definisi-instrumen-dan.html

Page 53: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

43

telah diterbitkan oleh emiten sehubungan dengan penanaman modal atau pinjaman

uang dalam jangka panjang, menengah termasuk instrumen derivatifnya.40

Sedangkan secara yuridis pengertian pasar modal dapat ditemukan pada

Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 butir 13 adalah kegiatan

yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan

publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi

yang berkaitan dengan efek.

Pasar modal berada dalam pengawasan Bapepam yang bertanggung jawab

terhadap Menteri Keuangan. Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal menyebutkan bahwa penyelenggaraan bursa efek dilakukan atas dasar

izin usaha dari Bapepam yang bertugas untuk membina, mengatur dan mengawasi

sehari-hari kegiatan pasar modal. Pengawasan bursa efek oleh Bapepam yang

bertanggung jawab langsung terhadap Menteri Keuangan. Kewenangan Bapepam

untuk memberikan persetujuan terhadap peraturan bursa efek beserta perubahannya.

Instrument yang diperdagangkan di pasar modal meliputi surat pengakuan hutang dan

surat berharga komersial seperti saham, obligasi, right, warrant, option dll. Berikut

dibawah ini dijelaskan pengertian instrument perdagangan di atas :

1. Saham adalah selembar catatan yang berisi pernyataan kepemilikan sejumlah

modal kepada perusahaan yang menerbitkan.

40 Sofyan Harahap, Pasar Modal Syari ah (Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam),Jakarta, Pustaka Quantum, 2001.

Page 54: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

44

2. Obligasi adalah tanda pengakuan hutang atas pinjaman oleh emiten untuk jangka

waktu sekurang-kurangnya tiga tahun dengan imbalan bunga serta

pembayarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Option merupakan produk turunan derivatif dari efek saham dan obligasi. Ada

dua istilah dalam option yaitu call option dan put option. Call option memberikan

hak kepada pemegangnya untuk membeli saham pada harga yang telah

ditentukan, sedangkan put option pemegang saham mempunyai hak untuk

menjual saham pada saat yang telah ditentukan.

4. Warrant juga merupakan produk derivatif dari saham biasa yang bersifat jangka

panjang dan memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham atas

nama dan dengan harga tertentu.

5. Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa untuk membeli

tambahan penerbitan saham baru. Hak tersebut biasanya dicantumkan dalam

anggaran dasar perusahaan dengan tujuan pemilik saham yang lama dapat

mempertahankan mengendalikan perusahaan serta mencegah penurunan nilai

kekayaan pemilik saham lama.

Klasifikasi transaksi di pasar modal dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a. Transaksi spot. Transaksi ini adalah pembelian secara langsung di mana pembeli

membayar dengan harga tunai dan menerima surat berharga dari penjual sesuai

dengan prosedur dalam bursa. Transaksi spot atau surat berharga dikeluarkan oleh

perusahaan, proyek, lembaga atau pemerintah.

Page 55: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

45

b. Transaksi margin on trading. Transaksi ini adalah pembeli membayar sebagian

harga secara tunai, kemudian perantara mencari pinjaman kepada bank untuk

melunasi sisa harga dengan syarat surat berharga tersebut dijadikan jaminan bagi

pialang untuk melunasi harga pinjaman. Transaksi ini biasanya terjadi di pasar

sekunder.

c. Transaksi short selling. Transaksi ini merupakan suatu bentuk transaksi jual beli

di mana penjualan terhadap surat berharga yang belum dimiliki pada waktu

transaksi. Perdagangan saham di pasar perdana merupakan transaksi antara

emiten dan investor sebelum saham-saham tersebut diperdagangkan di pasar

sekunder, dalam jangka waktu yang ditentukan oleh Bapepam. Harga saham

merupakan harga pasti yang tidak bisa ditawar dan merupakan kesepakatan antara

perusahaan penjamin emisi dan emiten. Jenis perdagangan yang pertama adalah

perdagangan saham yang dilakukan pada pasar primer, sedangkan jenis

perdagangan yang kedua dan ketiga dilakukan di pasar sekunder

C. Arti dan Makna Uang dalam System Keuangan Global

Secara teoritis, sesungguhnya ada beberapa batasan atau pengertian tentang

uang serta komponen-komponen yang termasuk ke dalamnya. Batasan yang secara

umum diterima adalah M1 dan M2. Secara sempit yang disebut sebagai M1 adalah

uang logam, uang kertas, dan M2 adalah simpanan giro atau uang giral. Uang logam

dan uang kertas disebut sebagai uang kartal yang merupakan utang pemerintah

ataupun bank sentral tanpa bunga. Uang giral merupakan utang bank komersial.

Page 56: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

46

Uang kertas merupakan bagian yang besar dari uang kartal, semua uang kertas

beredar merupakan uang kertas yang diedarkan atau dikeluarkan oleh bank sentral

yaitu Bank Indonesia dengan otoritas pemerintah yaitu Departemen Keuangan. Uang

kertas bersama-sama dengan uang logam disebut uang kartal.

Seiring dengan perkembangan ekonomi yang sangat pesat, masyarakat

memerlukan alat pertukaran yang lebih praktis dibandingkan dengan uang yang

dikeluarkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, selain uang kartal (uang ketas dan

logam) yang diciptakan oleh pemerintah, dalam kegiatan pertukaran terdapat alat

pertukaran lain yang lebih fleksible seperti kartu kredit, cek, giro bilyet dan lain-lain.

Namun alat pembayaran ini belum bisa diterima oleh masyarakat secara umum.

Pemikir arus utama (neoklasik) menganggap uang sebagai pelumas dari mesin

ekonomi.41 Pandangan tentang uang sebagai media intermediasi untuk melancarkan

perdagangan dan pertukaran dikemukakan oleh David Hume (1752). Berbeda dengan

pandangan neoklasik tentang uang, Keynes menganggap bahwa uang berperan

penting mempengaruhi motif dan keputusan yang pada gilirannya akan berdampak

pada situasi ketidakpastian.

Pemikiran Keynes tentang uang sama dengan Schumpeter, mengatakan bahwa

uang memiliki sifat tidak netral. Dia juga turut mempengaruhi tentang bagaimana

kondisi masyarakat secara umum akan terjadi. Bagi Keynes uang adalah penghubung

antara masa lampau dengan masa sekarang, serta masa sekarang dengan masa depan.

41 Federic S. Mishkin, The Economic Of Money,Banking, and Financial Markets,(T.tp., T.pn.,1998), h. 198

Page 57: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

47

Masa lalu adalah mutlak dan tidak bisa dipengaruhi, sementara masa depan penuh

dengan ketidakpastian. Dalam hal ini, uang hanya bisa dipahami dalam konteks

historis (terutama berhubungan dengan faktor-faktor masa lalu) serta konteks

institusionalnya untuk memahami dengan baik faktor-faktor yang berpotensi

berpengaruh di masa depan.42

Pada mulanya manusia menggunakan uang komoditas sebagai alat tukar

menukar. Yang dapat berfungsi sebagai uang komoditas adalah barang yang

mempunyai karakteristik tertentu yaitu dapat diterima atau dihargai oleh semua orang

(mempunyai nilai intrinsik), kualitasnya tidak berubah, jumlahnya terbatas dan

mudah dibawa-bawa. Emas dan perak merupakan komoditas yang menjadi mata uang

global di segala abad.

Karena perkembangan perekonomian yang begitu pesat lambat laun emas

mulai ditinggalkan sebagai alat perantara tukar menukar. Jumlah emas yang terbatas

dirasakan sudah tidak bisa mengatasi pertumbuhan jumlah dan transaksi barang dan

jasa produksi dunia yang begitu pesat; ini merupakan alasan utama mengapa emas

‘dicopot’ dari jabatannya sebagai alat tukar. Walaupun mendapat tentangan dari

sebagian mazhab ekonom tertentu, kini hampir semua negara di dunia sudah

meninggalkan emas sebagai alat tukar, atau paling tidak emas bukan lagi satu-satunya

alat tukar.

42 A. Prasentyantoko, Bencana Finansial Stabilitas Sebagi Barang Publik (Jakarta; PT.KompasMedia Nusantara 2008), h. 70

Page 58: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

48

Kini dunia menggunakan uang fiat. Yaitu alat tukar yang tidak mempunyai

nilai intrinsik; nilai intrinsik adalah nilai yang berasal dari karakteristik fisik yang

dimilikinya, sebagaimana halnya dengan uang komoditas. Nilai nominal uang fiat

ditetapkan oleh produsennya yaitu pemerintah dan bank sentral. Sedangkan nilai

riilnya tergantung dari total jumlah nominal uang yang tersedia untuk bertransaksi

dan nilai riil total barang dan jasa yang tersedia ditransaksikan dengan uang tersebut.

Uang fiat biasanya berupa uang kertas dan uang koin logam.

Tetapi ada uang fiat yang tidak mempunyai bentuk fisik, yaitu uang giral atau

uang yang diciptakan oleh bank sentral (uang primer) dan bank umum (uang

sekunder, UBU=Uang Bank Umum). Uang giral antara lain berupa rekening giro atau

tabungan yang dapat ditukarkan dengan uang fisik sewaktu-waktu dengan menuliskan

cek; atau dengan melalui slip pengambilan untuk buku tabungan; atau melalui ATM

(Automatic Teller Machine).43

1. Jenis-Jenis Uang

a. Uang Kartal

Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat

bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual

beli sehari-hari. Lembaga yang bertugas dan mengawasi peredaran uang rupiah

adalah Bank Indonesia, sedangkan perusahaan yang mencetak uang rupiah adalah

Perum Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia).

43“Uang Komoditas dan Uang Fiat” artikel diakses pada 03-November-2010, dari

http://ekonomi.kompasiana.com/group/bisnis/2010/03/17/uang-komoditas-dan-uang-fiat/

Page 59: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

49

1) Uang logam

Berbagai jenis logam yang digunakan sebagai uang terdiri dari emas, perak

ataupun perungu. Dalam hal ini ada kesatuan hitung yang dipergunakan sebagai

standar di mana ada standar baku emas, baku perak dan standar kembar.44

2) Uang kertas (Fiat Money)

b. Uang Giral

Dalam perkembangan perekonomian dan kemajuan masyarakat terutama

sekali dalam perkembangan perdagangan masyarakat, uang kertas dirasakan

mempunyai kelemahan dalam menyelesaikan transaksi-transaksinya terutama untuk

transaksi dalam jumlah yang besar di mana sejumlah uang kertas harus dibawa-bawa

sehingga menimbulkan resiko tertentu dan keadaan yang tidak praktis. Timbullah

kemudian gagasan dari masyarakat dan sejalan juga perkembangan dari perbankan

yaitu untuk mengunakan uang giral (giro, rekening koran ataupun cek) dalam

menyelesaikan transaksi-transaksi perdagangan. Hal ini dilakukan oleh karena dengan

cek tersebut sejumlah uang yang diperlukan dalam penyelesaian transaksi dapat

dengan mudah dituliskan dan diberikan kepada orang yang berkepentingan dan untuk

menukarkan sejumlah yang tertera dalam cek tersebut yang bersangkutan dapat

menukarkannya dengan uang kartal di Bank.45

44 Muchdarsyah Sinungan, Uang dan Bank (Jakarta: Rineka Cipta, 1989), h.1145Muchdarsyah Sinungan, Uang dan Bank, h. 17

Page 60: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

50

Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum

selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi

uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-

waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau

telegrafic transfer. Uang giral adalah surat berharga yang dapat diuangkan di bank

atau dikantor pos. Contoh uang giral, cek, giro pos, wesel dan surat berharga.Uang

giral biasanya digunakan untuk transaksi dengan nilai uang yang sangat besar.

Uang giral merupakan simpanan uang pada suatu bank dan dapat diambil

sewaktu-waktu dengan menulis cek yang merupakan perintah oleh pemilik simpanan

giro tersebut kepada bank untuk membayar kepadanya atau kepada orang lain atau

pihak lain yang ditunjuk dan dituliskan pada cek tersebut. Cek dapat diigunakan

untuk pembayaran transaksi jual-beli atau transaksi keuangan lainnya. Ia lebih

disenangi daripada uang kartal dalam penggunaan untuk meyelesaikan atau

melaksanakan transaksi pembayaran karena ia lebih aman, lebih mudah, dan praktis

tanpa harus menghitung seperti pembayaran dengan uang kartal.46

2. Peran Uang dalam Ekonomi Konvensional

Uang dalam perekonomian merupakan materi yang sangat berharga dan

sangat ‘diagungkan’ di dunia. Perekonomian modern tidak dapat dipisahkan dengan

pentingnya uang. Uang ibarat darah dalam tubuh manusia. Tanpa uang perekonomian

46 Eko suparayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan Konvensional,(Jogjakarta; Graha ilmu, 2005), h. 188

Page 61: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

51

tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Secara sederhana uang didefinisikan

segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam pertukaran. Secara

hukum, uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Jadi

segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada aturan atau hukum yang

menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunakan sebagai alat tukar.

Fungsi utama uang dalam teori ekonomi konvensional adalah:

a. Sebagai alat tukar (medium of exchange) uang dapat digunakan sebagai alat

untuk mempermudah pertukaran.

b. Sebagai alat kesatuan hitung (unit of account) untuk menentukan nilai/ harga

sejenis barang dan sebagai perbandingan harga satu barang dengan barang

lain.

c. Sebagai alat penyimpan/penimbun kekayaan (store of value) dapat dalam

bentuk uang atau barang.

Ada beberapa teori yang digunakan untuk menjelaskan prilaku uang dalam

ekonomi konvensional, antara lain:

1. Teori Moneter Klasik. Teori permintaan uang klasik tercermin dalam teori

kuantitas uang (MV = PT). Keberadaan uang tidak dipengaruhi oleh suku

bunga, tetapi ditentukan oleh kecepatan perputaran uang tersebut.

2. Teori Keynes. Menurut Keynes,47 motif seseorang untuk memegang uang ada

tiga tujuan yaitu: transaction motive, precautionary motive (keperluan

47 Ibid, h. 191

Page 62: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

52

berjaga-jaga) dan speculative motive. Motif transaksi dan berjaga-jaga

ditentukan oleh tingkat pendapatan, sedangkan motif spekulasi ditentukan

oleh tingkat suku bunga.

3. Konsep Time Value of Money.

Hadirnya uang dalam sistem perekonoian akan mempengaruhi perekonomian

suatu negara, yang biasanya berkaiatan dengan kebijakan-kebijakan moneter. Pada

umumnya analisis ekonomi suatu negara ditentukan oleh analisis atas ukuran uang

yang beredar.48

Menurut teori ekonomi konvensional, uang dapat dilihat dari sisi hukum dan

sisi fungsi. Secara hukum uang adalah sesuatu yang dirumuskan oleh undang- undang

sebagai uang. Jadi segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada aturan atau

hukum yang menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunakan sebagi alat tukar.

Sementara secara fungsi, yang dikatakan uang adalah segala sesuatu yang

menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu dapat dijadikan sebagai alat tukar menukar

(medium of exchange) dan penyimpan nilai (store of value). Ini adalah pendapat

irving fisher dan Cambridge. Sementara Keynes mengatakan, uang berfungsi sebagai

alat untuk transaksi, spekulasi dan jaga-jaga.

Di dalam ekonomi ini juga, uang dipandang sebagai sesuatu yang sangat

berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu tertentu. Konsep ini disebut time

value of money adalah nilai waktu dari uang bisa bertambah dan berkurang sebagai

48 Ibid, h. 188

Page 63: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

53

akibat perjalanan waktu. Dengan memegang uang orang dapat dihadapkan pada

resiko menurunnya daya beli dan kekayaan sebagai akibat inflasi. Sedangkan memilih

menyimpan uang dalam bentuk surat berharga, pemilik akan memperoleh bunga yang

diperkirakan di atas inflasi yang terjadi. Dengan demikian, nilai uang saat sekarang -

nilai substitusinya terhadap barang akan lebih tinggi dibandingkan nilai di masa yang

akan datang.

D. Masalah dalam System Keuangan Kontemporer (Instabilitas dan Krisis)

Instabilitas financial, resesi, dan krisis Ekonomi adalah beberapa istilah yang

sering digunakan secara bergantian karena kedekatan makna serta ketidakjelasan

definisi. Secara sederhana kita bisa mengatakan bahwa fluktuasi yang terlalu besar

bisa menimbulkan gejala ketidakstabilan (instabilitas), yang apabila terjadi secara

terus menerus dalam waktu cukup lama dapat mengganggu kesinambungan sector-

sektor ekonomi lainnya. Sedangkan krisis adalah suatu kondisi di mana berbagai

langkah pengendalian sudah tidak mampu lagi menahan gejolak pada sektor financial,

yang akan segera diikuti dengan kontraksi ekonomi secara menyeluruh.

Sejarah menunjukan manakala sistem financial semakin besar, maka resiko

terjadinya gejolak dan krisis juga semakin tinggi. Maka dari itu, sektor financial

menjadi transmisi yang paling efektif untuk memunculkan gejolak dan dan krisis.

Meskipun sumber dari krisis tidak selalu harus dimulai dari suatu masalah di pasar

financial itu sendiri. Jika krisis masih terisolasi pada sektor financial saja, maka boleh

dikatakan situasi belum sampai menjalar pada krisis ekonomi. Tetapi. Manakala

Page 64: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

54

gejolak di sektor financial telah mengganggu kinerja makro ekonomi, seperti inflasi

yang parah, pertumbuhan yang melambat, dan lain sebagainya, maka kondisi ini

boleh dikatakan telah merembet pada situasi krisis ekonomi.

Krisis financial umumnya ditandai dengan terjadinya depresi nilai tukar yang

tajam. Berbagai kriteria dan metode digunakan untuk menilai, kapan sebuah

depresiasi nilai tukar sudah melewati ambang yang bisa ditoleransi, sehingga

memunculkan krisis49

Kesalahan besar ekonomi konvensional ialah menjadikan uang sebagai

komoditas, sehingga keberadaan uang saat ini lebih banyak diperdagangkan daripada

digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan. Lembaga perbankan konvensional

juga menjadikan uang sebagai komoditas dalam proses pemberian kredit. Instrumen

yang digunakan adalah bunga (interest). Uang yang memakai instrumen bunga telah

menjadi lahan spekulasi empuk bagi banyak orang di muka bumi ini. Kesalahan

konsepsi itu berakibat fatal terhadap krisis hebat dalam perekonomian sepanjang

sejarah, khususnya sejak awal abad 20 sampai sekarang. Ekonomi berbagai negara di

belahan bumi ini tidak pernah lepas dari terpaan krisis dan ancaman krisis berikutnya

pasti akan terjadi lagi.50

Ternyata sistem ekonomi kapitalis tak sekuat yang kita bayangkan. Doktrin

sejarah yang dicetuskan oleh Francis Fukuyama, yang menyatakan bahwa kapitalisme

49 Prasetyantoko, Bencana Financial Stabilitas sebagai Barang Public, h. 11

50Agustianto,” Konsep Uang dalam Ekonomi Islam” artiel Diakses pada 02-Maret-2010, darihttp://agustianto.niriah.com/2008/04/11/konsep-uang-dalam-ekonomi-islam/

Page 65: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

55

adalah akhir dari sejarah dunia ternyata tidak benar. Beberapa fakta yang terjadi

justru membuktikan sistem ekonomi ini begitu rapuh dan kosong. Misalnya pada

minggu terakhir Oktober tahun 1997, harga saham di bursa efek jatuh secara drastis.

Fenomena ini bermula dari Hongkong kemudian merembet ke Jepang dan

Eropa sampai akhirnya menerpa Amerika. Peristiwa ini merupakan ulangan dari

peristiwa yang terjadi pada tahun 1987, tatkala harga saham New York turun 22

persen dalam sehari. Menariknya peristiwa ini pun adalah ulangan dari peristiwa pada

tahun 1929 ketika jatuhnya nilai saham Amerika yang menimbulkan depresi ekonomi

yang sangat berat, yang dalam beberapa buku sejarah disebut sebagai The Great

Depression.

Rentetan sejarah kelam kapitalisme yang seolah membentuk siklus ini

kembali terulang pada tahun 2008. Terpaan krisis moneter yang begitu hebat mampu

membuat negara adidaya sekaliber Amerika akhirnya tersungkur tak berdaya. Krisis

ini menimbulkan efek domino yang terasa sampai di tanah air. Bursa Efek Indonesia

(BEI) terpaksa ditutup dengan catatan jumlah transaksi yang irasional (di bawah satu

triliun).

Sebenarnya sistem ekonomi kapitalis yang saat ini diadopsi oleh sebagian

besar negara di dunia, yang memiliki sifat khas yang disebut self destruction. Karena

sistem ekonomi ini menginisiasikan berbagai metode yang justru menghancurkan

dirinya sendiri. Berbagai metode yang digagas oleh para pengusung sistem ini,

semakin memperlihatkan begitu rapuhnya konstruksi sistem kapitalis.

Page 66: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

56

Sistem ekonomi kapitalis dibangun dengan monetery based economy

(ekonomi berbasis sektor moneter). Implikasinya sistem ekonomi kapitalis banyak

bermain pada sektor-sektor non real yang dicirikan dengan adanya bursa saham dan

pasar modal yang di dalamnya diwarnai dengan aktivitas jual beli saham, obligasi dan

berbagai komoditi tanpa adanya syarat serah terima komoditi yang diperjualbelikan.

Bahkan komoditi tersebut dapat diperjualbelikan berkali-kali tanpa harus

mengalihkannya dari pemilik asli. Model transaksi semacam ini adalah batil dalam

pandangan Islam dan mampu menimbulkan banyaknya spekulasi yang berujung pada

goncangan pasar.51

51 Agustianto “Konsep Uang dalam Ekonomi Islam”, artikel diakses pada 03-Okober-2010,dari http://agustianto.com/2008/04/11/konsep-uang-dalam-ekonomi-islam

Page 67: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

57

BAB IV

ANALISA RELEVANSI KONSEP UANG AL-GHAZALI DALAM SISTEM

KEUANGAN KONTEMPORER

Sebagai perbandingan dengan teori ekonomi konvensional kapitalisme, Islam

membicarakan uang sebagai sarana penukar dan penyimpan nilai, tetapi uang

bukanlah barang dagangan. Uang menjadi berguna hanya jika ditukar dengan barang

yang nyata atau digunakan untuk membeli jasa. Oleh karena itu, uang tidak bisa di

jual dan dibeli secara kredit. Orang perlu memahami kebijakan Rasulullah Saw,

bahwa tidak hanya mengumumkan bunga atas pinjaman sebagai sesuatu yang tidak

sah tetapi juga melarang pertukaran uang dan beberapa benda bernilai lainnya untuk

pertukaran yang tidak sama jumlahnya, serta menunda pembayaran jika barang

dagangan atau mata uangnya adalah sama. Efeknya adalah mencegah bunga yang

masuk ke system ekonomi melalui cara yang tidak diketahui. Jika uang adalah flow

concept maka modal adalah stock concept.

Di dalam ekonomi Islam, konsep time value of money tentunya tidak akan

terjadi. Untuk menganalisa ini, ada ajaran kuat dalam Islam, yaitu terdapat di dalam

QS.Al Ashr:1-3 :

ÎŽóÇyè ø9$# urÇÊȨb Î)z » |¡SM}$#’Å" s9AŽô£äzÇËÈžwÎ)tûï Ï% ©! $#(#q ãZ tB# uä(#qè=ÏJtãurÏM» ys Î=»¢Á9$#(# öq |¹#uq s?urÈd, ys ø9$$Î/

(#öq |¹# uq s?urÎŽö9¢Á9$$Î/

57

Page 68: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

58

Artinya :1. demi masa,.2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,3.

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehatmenasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapikesabaran. (Q.S.al-Ashr : 1-3).

Dari Surah al Ashr ini menunjukan bahwa waktu bagi semua orang adalah

sama kuantitasnya, yaitu 24 jam/hari, 7 hari/minggu. Namun nilai dari waktu itu akan

berbeda dari satu orang dengan orang lainnya. Perbedaan nilai waktu tersebut adalah

tergantung pada bagaimana seseorang memanfaatkan waktu. Semakin efektif dan

efisien, maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efektif dan efisien akan

mendatangkan keuntungan di dunia bagi siapa saja yang melaksakannya. Oleh karena

itu, siapapun pelakunya tanpa memandang suku, agama dan ras, secara sunatullah ia

akan mendapatkan keuntungan di dunia. Di dalam Islam keuntungan bukan saja di

dunia, namun yang dicari adalah keuntungan dunia dan akhirat. Oleh karena itu,

pemanfaatan waktu bukan saja harus efisien dan efektif, namun juga harus di dasari

keimanan.

Hampir semua praktisi dan akademisi ekonomi syariah pun menolak teori

Time value of Money dalam pengertian dan penerapan sesuai aslinya pada ekonomi

konvensional. Oleh karenanya dimunculkan istilah baru yang lebih sesuai dengan

ajaran Islam yaitu Economics Value of Time atau nilai Ekonomi dari waktu.52

Uang pada dasarnya berfungsi sebagai alat transaksi yang berguna sebagai

refleksi dari nilai sebuah barang atau jasa. Karena karakternya yang dapat dipecah-

52 Muhaimin Iqbal, Dinar solution, (Jakarta: Gema insane Press, 2008) Cet Pertama, h. 49.

Page 69: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

59

pecah (berdasarkan nominal yang melekat pada uang tersebut) membuat uang

menjadi cukup praktis dijadikan alat tukar yang memperlancar transaksi

perekonomian. Namun seiring dengan perkembangan aktivitas ekonomi, baik

kompleksitas aktivitas maupun lingkungan, bentuk uang pun kemudian berkembang

pada bentuk-bentuk yang lebih canggih.

Dalam Islam, urgensi kehadiran uang dipertegas oleh pendapat Rasulullah

Saw yang menyebutkan perdagangan yang lebih baik (adil) itu perdagangan yang

menggunakan uang (Dinar dan Dirham). Dan akibat kehadiran uang inilah hakikat

ekonomi (dalam perspektif Islam) dapat berlangsung dengan lebih baik, yaitu

terpelihara dan meningkatnya perputaran harta diantara pelaku ekonomi. Dengan

uang aktifitas zakat, infaq, shadaqah, wakaf, kharaj, jjizyah, dan lain-lain dapat lancar

terselenggara. Dengan hadirnya uang juga membuat aktifitas sektor swasta, publik,

dan sosial dapat terakselerasi dengan lebih cepat.53

Secara garis besar, perekonomian terbagi menjadi dua sektor besar; sektor riil

(jual-beli barang dan jasa) dan sektor moneter (jual-beli keuangan seperti yang ada

pada pasar uang, modal, obligasi dan derivative). Dengan kehadiran bunga ini, motif

seseorang tidak lagi hanya atas alasan transaksi dan berjaga-jaga, tetapi juga

berdasarkan motif spekulasi. Motif spekulasi ini terbentuk akibat bunga mendorong

uang menjadi komoditi, dimana sejumlah uang memiliki harganya sendiri yaitu

bunga. Dan mau tidak mau terbentuklah pasar bagi komoditi uang ini, tempat di mana

53 Ali sakti, Analisis Teoritis Ekonomi Islam jawaban atas Kekacauan Ekonomi Modern,(Jakarta: Paradigma dan Aqsa Pulishing, 2007), h. 276-278.

Page 70: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

60

pemilik-pemilik uang dapat berspekulasi menggunakan uangnya untuk memperoleh

keuntungan tanpa harus beraktivitas riil.

Sementara dalam Islam, motif seseorang memegang uang terbatas pada motif

transaksi dan berjaga-jaga. Motif spekulasi tidak dibenarkan secara syariah, dan

memang dalam perekonomian bunga yang membuat kecenderungan itu tidak

dibenarkan. Jadi pengambilan keuntungan dalam Islam harus benar-benar

bersinggungan dengan aktivitas riil (produktif), Disamping itu, jika seseorang yang

memiliki uang sejumlah tertentu diatas batas nisab zakat, maka ia akan dihadapkan

oleh resiko zakat atas uang yang dipegang.

A. Kelemahan Dalam Sistem Nilai Tukar

Ada beberapa faktor yang menjelaskan tentang Rapuhnya Penopang Sistem

Keuangan Kapitalisme (Pasar Modal & Pasar Uang):

1. Pasar Modal (Stock Exchange) 54

Sesungguhnya, skandal keuangan yang terjadi pada beberapa perusahaan

besar Amerika merupakan pemicu keterpurukan bursa saham Amerika atas

keroposnya sistem keuangan kapitalisme. Pertumbuhan keuangan ala kapitalisme

(yang bertumpu pada transaksi spekulatif di sektor non-real) memang dapat

meningkatkan pertumbuhan sektor non real dengan sangat pesat. Akan tetapi, ia akan

54“Analisis Krisis Keuangan Global; Indicator sudah berakhirnya Kejayaan Kapitalisme”artikel diakses pada 23-Oktober-2010, darihttp://syabab.com/index.php?view=article&catid=79:analisis&id=458:krisis-keuangan-global-indikator-sudah-berakhirnya-kejayaan-kapitalisme-bag-2-&option=com_content&Itemid=179,

Page 71: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

61

menghadapi bahaya pertumbuhan itu sendiri, yakni bahaya ‘gelembung ekonomi’

(bubble economy). Ini ditandai dengan meningkatnya harga saham-saham dengan

pesat hingga akhirnya harga saham kelewat mahal serta melebihi kapasitas dan

kemampuannya berproduksi. Pada saat yang sama, para analis saham pun terus

memberikan rekomendasi beli sehingga saham diburu dan harga terus

menggelembung. Pada satu saat, penggelembungan itu akan mencapai titik jenuh.

Ibarat balon yang terus ditiup sampai besar, ia akhirnya meletus.

2. Pasar Uang (Money Market)

Krisis yang terjadi di bursa saham di atas, telah cukup menggambarkan bahwa

sistem keuangan ekonomi yang ditopang kuat oleh sektor non-real yang sangat kental

dengan bisnis spekulatif sama sekali tidak mendukung terhadap pertumbuhan

ekonomi di sektor real.

Sebagaimana diketahui, sistem Pasar Modal tidak akan berfungsi dan

berkembang tanpa adanya dukungan sistem-sistem pokok perekonomian lainnya

seperti Perseroan terbatas (PT), sistem perbankan ribawi, dan sistem uang kertas

inconvertible. Ketiga sistem tersebut secara sinergis membagi perekonomian

kapitalisme menjadi dua sektor: (1) sektor real, yang diadalamnya terdapat aspek

produksi serta pemasaran barang dan jasa secara real; (2) sektor ekonomi

modal/kapital, yang oleh kebanyakan orang disebut sektor non-real, yang di

dalamnya terdapat aspek penerbitan dan jual beli surat-surat berharga yang beraneka

ragam.

Page 72: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

62

Saat ini, perdagangan di sektor non-real ini telah sedemikian jauhnya,

sehingga nilai transaksinya berlipat ganda melebihi nilai sektor real. Hampir semua

negara di dunia ini terjangkit bisnis spekulatif seperti perdagangan surat

berharga/utang di bursa saham (stock exchange) berupa saham, obligasi (bonds),

commercial paper, promissory notes dsb; perdagangan uang di pasar uang (money

market); serta perdagangan derivatif di bursa berjangka.

Mengapa sektor non-real ini bergerak dengan sangat cepat bisa ditelusuri

sejak awal tahun 1980. Dalam rangka meningkatkan kapasitas permodalan,

perusahaan-perusahaan multinasional di Amerika mulai memanfaatkan dana-dana

menganggur yang berada di lembaga-lembaga dana pensiun, asuransi, dan

sebagainya, juga memburu dana murah di pasar modal atau bermain valuta asing di

pasar uang. Cara ini kemudian menjalar ke negara-negera industri lainnya di Eropa

dan Jepang, kemudian ke negara-negara industri baru seperti Singapura, Hongkong,

hingga terus bergulir ke semua negara sampai ke level perusahaan. Tindakan tersebut

mengakibatkan terjadinya peningkatan arus moneter yang luar biasa dahsyatnya tanpa

diimbangi oleh peningkatan arus barang dan jasa.

Data menunjukkan bahwa realitas perdagangan uang (sektor non-real) dunia

telah berlipat sekitar 80 kali dibandingkan dengan sektor real. Hal ini merupakan

fenomena “keterkaitan” antara sebagian besar perputaran uang dengan arus barang

dan jasa. Ini berarti telah terjadi secara global apa yang disebut bubble economy

(gelembung balon ekonomi), karena kegiatan ekonomi dunia didominasi oleh

kegiatan sektor non real yang spekulatif. Dalam satu hari saja sudah sekitar 1-2 triliun

Page 73: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

63

dollar AS dana spekulasi tersebut gentayangan mencari tempat yang paling

menguntungkan di dunia. Dalam hitungan setahun, arus uang berjumlah sekitar 700

triliun dollar AS dalam bentuk stock of financial assets seperti company stocks,

derifatives, dan government bonds, commercial paper, dan sebagainya.

Sementara itu, hanya sekitar 7 triliun saja nilai arus barang dan jasa yang

diperdagangkan atau hanya seperseratusnya. Sektor non real berlipat kali lebih besar

daripada nilai total barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi oleh aktifitas

ekonomi negeri-negeri kapitalis maju. Ini kemudian melahirkan raksasa-raksasa

financial Amerika sebagai transnational company seperti the Rockefellers, Mellons,

Morgans, DuPonts, Whitneys, Warbrugs, Vanderbilts, Goldman Sach, Lehman

Brothers, dan masih banyak lagi. Mereka bukan saja menguasai bank-bank dan

perusahaan-perusahaan asuransi, namun juga perusahaan-perusahaan industri; tidak

saja di Amerika, tetapi juga di dunia.

Dari sini sekaligus kita dapat mengetahui betapa timpangnya perbandingan

sektor non-real dan sektor real, jauh dari harapan ekspektasi pertumbuhan ekonomi;

betapa pula pertumbuhan ekonomi versi kapitalisme hanya merupakan pertumbuhan

semu, bukan pertumbuhan sebenarnya.

Lebih runyam lagi, dengan desakan globalisasi dan liberalisasi yang kita

terima secara taken for granted itu, pemanfaatan dana-dana untuk spekulasi dalam

kegiatan pasar modal dan uang semakin intensif. Dengan begitu, semakin terbuka

sektor moneternya (pasar uang dan pasar modal) suatu negara, akan semakin tinggi

resiko perekonomiannya terhadap segala gejolak ekonomi eksternal. Inilah yang

Page 74: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

64

terjadi di Indonesia. Dampak yang tidak menguntungkan dari kondisi tersbut adalah

ketergantungan ekonomi negara-negara berkembang terhadap permainan pihak asing.

Kondisi ini diperparah oleh ketentuan-ketentuan WTO yang telah menjerumuskan

negara-negara berkembang ke dalam situasi ketergantungan pada kekuatan ekonomi

asing.

Bersamaan dengan itu, maraknya fenomena kegiatan ekonomi dan bisnis

spekulatif (terutama di dunia pasar modal, pasar valuta asing) membuat dunia

dibayangi hantu bubble economy, yaitu gelembung ekonomi yang besar dalam

perhitungan kuantitas moneternya, namun tak diimbangi oleh sektor real, bahkan

sektor real amat jauh ketinggalan, sehingga sewaktu-waktu akan meletus.

Dengan demikian, kita dapat membayangkan rapuhnya jaringan keuangan dan

perdagangan sistem kapitalisme yang saat ini telah menggurita di seluruh dunia.

Dasar-dasar sistem keuangan dan perdagangannya lebih banyak dipenuhi oleh angan-

angan dan khayalan. Ini terbukti dengan makin menggelembungnya sektor non-real

ratusan kali lipat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor real. Jaringan keuangan

dan perdagangan mereka bagaikan jaring laba-laba, sangat rapuh dan kehancurannya

adalah sesuatu yang niscaya tinggal menunggu waktu.

Ambruknya sistem keuangan global yang kesekian kalinya ini, akan menjadi

salah satu catatan sejarah dalam peristiwa peralihan pemegang peradaban dunia, dari

kapitalisme ke Islam

Page 75: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

65

B. Krisis yang Berulang

Perlu juga dicatat, krisis yang terjadi sekarang merupakan krisis yang

berulang. Pada minggu terakhir Oktober 1997, harga-harga saham di bursa-bursa

saham utama dunia jatuh berguguran; berawal di Hongkong, lalu merembet ke

Jepang, Eropa, dan akhirnya mendarat di Amerika. Anjloknya harga saham tersebut

terjadi secara berurutan dari satu negeri ke negeri lainnya.

Tragedi serupa terjadi pada bulan dan tahun yang sama, yakni ketika indeks

harga saham di New York turun 22% dalam sehari. Indeks utama saham-saham

industri Dow Jones jatuh ke titik terendah setelah Worldcom –perusahaan

telekomunikasi kedua terbesar di AS– mengajukan proteksi kepailitan ke pengadilan.

Disusul kebangkrutan perusahaan energi, Enron, Desember 2001. Lebih ke belakang

lagi, peristiwa serupa pernah terjadi pula pada tahun 1929. ketika itu, jatuhnya nilai

saham di Amerika telah menimbulkan depresi ekonomi yang sangat parah sehingga

menimbulkan kemelaratan, kelaparan, dan kesengsaraan yang berkelanjutan.

Akhirnya, Presiden Roosevelt memutuskan untuk melibatkan Amerika dalam kancah

Perang Dunia II dalam rangka membangkitkan Amerika dengan cara memproduksi

kebutuhan-kebutuhan perang yang sangat besar.

C. Sistem Ekonomi Islam yang Berbasis Sektor Real

Dalam kehidupan ekonomi Islam, setiap transaksi perdagangan harus

dijauhkan dari unsur-unsur spekulatif, riba, gharar, majhul, dharar, mengandung

penipuan, dan yang sejenisnya. Unsur-unsur tersebut di atas, sebagian besarnya

Page 76: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

66

tergolong aktifitas-aktifitas non-real. Sebagian lainnya mengandung ketidakjelasan

pemilikan. Sisanya mengandung kemungkinan munculnya perselisihan. Islam telah

meletakkan transaksi antar dua pihak sebagai sesuatu yang menguntungkan

keduanya; memperoleh manfaat yang real dengan memberikan kompensasi yang juga

bersifat real. Transaksinya bersifat jelas, transparan, dan bermanfaat. Karena itu,

dalam transaksi perdagangan dan keuangan, apapun bentuknya, aspek-aspek non-real

dicela dan dicampakkan. Sedangkan sektor real memperoleh dorongan, perlindungan,

dan pujian.

Hal itu tampak dalam instrumen-instumen ekonomi berikut:

a. Islam telah menjadikan standar mata uang berbasis pada sistem dua logam,

yaitu emas dan perak. Sejak masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik ibn

Marwan, mata uang Islam telah dicetak dan diterbitkan (tahun 77 H). Artinya,

nilai nominal yang tercantum pada mata uang benar-benar dijamin secara real

dengan zat uang tersebut.

b. Islam telah mengharamkan aktifitas riba, apapun jenisnya; melaknat/mencela

para pelakunya. Allah Swt berfirman:

$yg •ƒr' ¯» tƒšúïÏ% ©!$#(#q ãZtB# uä(#q à)®?$#©! $#(#râ‘ sŒur$tBu’ Å+t/z ÏB(##q t/Ìh•9$#bÎ)O çFZä.tûüÏZÏB÷s •B

Artinya“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisariba (yang belum dipungut) jika kalian orang-orang yang beriman” (QS Al

Baqarah 278)

Page 77: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

67

Berdasarkan hal ini, transaksi riba yang tampak dalam sistem keuangan dan

perbankan konvensional (dengan adanya bunga bank), seluruhnya diharamkan secara

pasti; termasuk transaksi-transaksi derivative yang biasa terjadi di pasar-pasar uang

maupun pasar-pasar bursa. Penggelembungan harga saham maupun uang adalah

tindakan riba.

Ada beberapa jenis transaksi yang dilarang oleh Allah Swt dan Rasul-Nya ini

tergolong ke dalam transaksi-transaksi non-real atau dzalim yang dapat

mengakibatkan dharar/bahaya bagi masyarakat dan negara, memunculkan high cost

dalam ekonomi, serta bermuara pada bencana dan kesengasaraan pada umat manusia.

Diantaranya adalah :

a. Transaksi spekulatif, dan kotor diharamkan oleh Allah SWT, sebagaimana

firmanNya:

$pkš‰r' ¯» tƒtûïÏ% ©!$#(# þqãY tB#uä$yJ ¯RÎ)ã•ôJ sƒ ø:$#çŽ Å£øŠ yJ ø9$#urÜ>$|ÁRF{ $#urãN» s9ø—F{ $# urÓ§ô_ Í‘ô` ÏiBÈ@yJ tãÇ`» sÜø‹ ¤±9$#çnq ç7 Ï tGô_ $$sùöN ä3ª=yès9

tbq ßs Î=øÿ è?..

Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minum khamr, berjudi,(berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalahperbuatan keji termasuk perbuatan syaithan” (QS Al maidah 90).

b. Transaksi perdagangan maupun keuangan yang mengandung dharar/bahaya

(kemadaratan), baik bagi individu maupun bagi masyarakat, harus dihentikan

dan dibuang jauh-jauh.

Page 78: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

68

c. Islam melarang al-ghasy, yaitu transaksi yang mengandung penipuan,

pengkhianatan, rekayasa, dan manipulasi.

d. Islam melarang transaksi perdagangan maupun keuangan yang belum

memenuhi syarat-syarat keuangan yang belum sempurnanya kepemilikan

seperti yang biasa dilakukan dalam future trading.

Sifat-sifat tersebut melekat dalam sistem ekonomi kapitalis dengan berbagai

jenis transaksinya. Konsekuensi bagi negara dan masyarakat yang menganut atau

tunduk dan membebek pada sistem ekonomi kapitalis yang dipaksakan oleh negara-

negara Barat adalah kehancuran ekonomi dan kesengsaraan hidup.

Namun, para penguasa negeri-negeri Muslim saat ini lebih suka mengekor di

belakang sistem kapitalis Barat yang terbukti mengengsarakan dan rusak. Karena itu,

sistem ekonomi Islam yang berbasis pada sektor real hanya mampu dilakukan oleh

negara yang berani menghadapi sistem ekonomi kapitalis. Tak sekedar menjalankan

sistem ekonomi, namun ditopang juga oleh sistem politik yang kuat. Hal itu dapat

dijalankan hanya dengan mewujudkan terlebih dulu Negara Khilafah Islamiyah.55

Kesalahan besar ekonomi konvensional ialah menjadikan uang sebagai

komoditas, sehingga keberadaan uang saat ini lebih banyak diperdagangkan daripada

digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan. Lembaga perbankan konvensional

juga menjadikan uang sebagai komoditas dalam proses pemberian kredit. Instrumen

55“Analisis krisis Keuangan Global” artikel diakses pada 01-Oktober-2010, darihttp://syabab.com/index.php?view=article&catid=79:analisis&id=458:krisis-keuangan- lobal-indikator-sudah-berakhirnya-kejayaan-kapitalisme-bag-2 &option=com_content&Itemid=179.

Page 79: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

69

yang digunakan adalah bunga (interest). Uang yang memakai instrumen bunga telah

menjadi lahan spekulasi empuk bagi banyak orang di muka bumi ini. Kesalahan

konsepsi itu berakibat fatal terhadap krisis hebat dalam perekonomian sepanjang

sejarah, khususnya sejak awal abad 20 sampai sekarang. Ekonomi berbagai negara di

belahan bumi ini tidak pernah lepas dari terpaan krisis dan ancaman krisis berikutnya

pasti akan terjadi lagi.

Dalam ekonomi konvensional bunga dianggap sebagai harga dari uang atau

modal yang digunakan untuk kegiatan investasi. Padahal investasi belum tentu

mendapatkan keuntungan dan bahwa setiap usaha pasti menghadapi kemungkinan

untung rugi atau kemungkinan resiko kegagalan itu ada, sehingga pengembalian

terhadap uang modal bisa saja berupa positive return atau zero return atau negative

return,56 sementara bunga bersifat positive return. Hal ini terjadi karena konsep

ekonomi konvensional yang menganggap peran dan fungsi uang sebagi alat

penyimpan kekayaan dan sebagai alat standar pembayaran di masa depan yang tentu

saja memperhitungkan bunga. Dan dalam ekonomi konvensional uang adalah identik

dengan modal yang apabila digunakan harus memperhitungkan rate of return dari

penggunaan tersebut.

Dalam pandangan ekonomi Islam fungsi dan peran uang hanya sebagai alat

pertukaran dan sebagai alat pengukur nilai, karena itu dalam ekonomi Islam uang

56M. Nejatullah Siddiqi, “Teaching Economics in an Islamic Perspective.” Dalam Reading inMacroeconomics, an Islami Perspective. Ed. Sayyid Tahir et. al. (Selangor: Longman MalaysiaSdn., Bhd., 1992), h.13.

Page 80: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

70

tidak boleh dijadikan sebagai penyimpan kekayaan apalagi ditimbun dan diendapkan.

Pada suatu tingkat teoritis ekonomi Islam memberikan remedi mengenai hal ini

dengan cara penghapusan system bunga dan dikenakannya zakat pada uang yang

tidak digunakan, sehingga diharapkan dapat mengurangi nafsu pemegangan uang

secara spekulatif.

Penyelesaiannya bukan saja hanya dengan menghapuskan bunga dalam

system perekonomian dan menerapkan system bagi hasil misalnya dengan prinsip

Mudarabah atau yang lainnya, tetapi yang lebih penting adalah rule of the game dari

pada Islam secara kaffah harus dilaksanakan oleh semua pihak dan terutama oleh

pelaku ekonomi. Islam telah memberikan peraturan dasar yang menurut Mahmud

Abu Saud adalah sebagai berikut:57

1) Work and Reward.

Artinya, setiap orang harus bekerja untuk memperoleh pendapatan. Tidak ada

pendapatan tanpa bekerja dan tidak ada jaminan memperoleh keuntungan tanpa

menghadapi resiko kerugian.

2) Hoarding and Monopoly.

Artinya, tidak boleh seorangpun dalam kehidupan bermasyarakat untuk

melakukan penimbunan terhadap barang yang dibutuhkan oleh masyarakat atau

memonopolinya, tetapi hendaknya disirkulasikannya diantara masyarakat.

3) Depreciation.

57 Mahmud Abu Saud, Studies in Islami, (T.tp: T.pn., t.t),h. 76-78.

Page 81: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

71

Setiap komoditas harus depresiasi termasuk uang. Untuk menghindari

penimbunan uang sebagai asset atau kekayaan harus didepresiasi dengan pembebanan

pajak atau zakat 2,5%.

4) Money as a Means of Exchange.

Artinya, uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan yang lainnya, sehingga

uang tidak boleh diperjualbelikan, meskipun terbuat dari emas atau perak.

5) Interest is Riba.

Artinya, dalam ekonomi Islam bunga adalah riba dan tidak diperbolehkan.

6) Social Solidarity.

Artinya, solidaritas dan saling menolong harus ditegakkan dalam kehidupan

bermasyarakat, sehingga kebutuhan hidup dapat dipenuhi oleh semua pihak dan

menjunjung tinggi moral dan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin.

Uang merupakan produk dari konvensi sosial yang mempunyai daya beli atau

purchasing power hanya karena masyarakat percaya uang itu berlaku dan mempunyai

nilai dan di back up oleh kekuasaan dibandingkan dengan komoditas lainnya.

Ketentuan uang hanya sebagai alat tukar (medium of exchange), bukan

sebagai barang dagangan (komoditas) yang diperjualbelikan seperti sekarang ini telah

banyak dibahas ulama seperi Ibnu Taymiyah, Al-Ghazali, Al-Maqrizi, Ibnu Khaldun

dan lain-lain. Hal dipertegas lagi Choudhury dalam bukunya “Money in Islam: a

Study in Islamic Political Economy , bahwa konsep uang tidak diperkenankan untuk

Page 82: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

72

diaplikasikan pada komoditi, sebab dapat merusak kestabilan moneter sebuah

negara.58

Oleh karena itu motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi

kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi. Islam

juga sangat menganjurkan penggunaan uang dalam pertukaran karena Rasulullah

telah menyadari kelemahan dari salah satu bentuk pertukaran di zaman dahulu yaitu

barter (bai al muqayyadah), di mana barang saling dipertukarkan. Menurut Afzalur

Rahman, Rasulullah Saw menyadari akan kesulitan-kesulitan dan kelemahan –

kelemahan akan sistim pertukaran ini, lalu beliau ingin menggantinya dengan sistem

pertukaran melalui uang. Oleh karena itu beliau menekankan kepada para sahabat

untuk menggunakan uang dalam transaksi-transaksi mereka.

Hal ini dapat dijumpai dalam hadits-hadits antara lain seperti diriwayatkan

oleh Ata Ibn Yasar, Abu Said dan Abu Hurairah, dan Abu Said Al Khudri.

Dari Abu Said r.a, katanya :

“Pada suatu ketika, Bilal datang kepada Rasulullah saw membawa kurma Barni.Lalu Rasulullah SAW bertanya kepadanya, Kurma dari mana ini ? JawabBilal, Kurma kita rendah mutunya. Karena itu kutukar dua gantang dengan satugantang kurma ini untuk pangan Nabi SAW. Maka bersabda Rasulullah SAW,lnilah yang disebut riba. Jangan sekali-kali engkau lakukan lagi. Apabila engkauingin membeli kurma (yang bagus), jual lebih dahulu kurmamu (yang kurangbagus) itu, kemudian dengan uang penjualan itu beli kurma yang lebih bagus.”(H.R Bukhari Muslim).

58 Choudhury, Money in Islam: a Study in Islamic Political Economy, (London: TheMacmillan Press,1996), h. 24.

Page 83: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

73

Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa Nabi Saw memerintahkan agar

menjual kurma (yang kurang bagus) terlebih dahulu, kemudian uang penjualan itu

digunakan untuk membeli kurma yang berkualitas bagus tadi. Jadi Nabi saw

melarang menukar secara langsung 2 sha’ kurma kurang bagus dengan 1 sha’ kurma

yang berkualitas bagus.

Rasulullah Saw tidak menyetujui transaksi-transaksi dengan sistim barter,

karena itu beliau menganjurkan penggunaan uang sebagai alat tukar.

Sementara itu, menurut Dr. Rif at al-‘Audi, dalam bukunya Min al-Turats al-

Iqtishad li al-Muslimin, bahwa uang merupakan konsep aliran (flow concept) yaitu

yang tidak bisa dijadikan komoditas59, sedangkan capital bersifat konsep persediaan

(stock concept). Dalam ekonomi konvensional terdapat beberapa pengertian seperti

yang diungkapkan oleh Frederick Mishkin dalam bukunya Economiss of Money,

Banking and Financial Institutionas.

Islam tidak mengenal konsep time value of money (yang popular dengan

istilah”time is money), tetapi Islam mengenal konsep economic value of time yang

artinya bahwa yang bernilai adalah waktunya itu sendiri. Adapun motif permintaan

akan uang “dalam Islam” adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money

demand for transaction).

Dalam konsep Islam, tidak dikenal money demand for speculation, karena

spekulasi tidak diperkenankan. Lain halnya dengan sistem konvensional yang

59Rif at al-‘Audi, Min al-Turats al-Iqtishad li al-Muslimin (T.tp: T.pn., t.t), h. 19.

Page 84: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

74

tentunya membuka peluang lebar-lebar dengan kebolehan dalam memberikan bunga

atas harta. Islam malah menjadikan uang (harta) sebagai objek zakat, uang adalah

milik masyarakat sehingga menimbun uang di bawah bantal atau dibiarkan tidak

produktif dilarang, karena hal itu mengurangi jumlah uang yang beredar di

masyarakat.

Abu Hamid al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” yang ditulis pada

awal abad ke-11 telah membahas fungsi uang dalam perekonomian. Beliau

menjelaskan, bahwa ada kalanya seseorang mempunyai sesuatu yang tidak

dibutuhkannya dan membutuhkan sesuatu yang tidak dimilikinya. Dalam ekonomi

barter, transaksi hanya terjadi jika kedua pihak mempunyai dua kebutuhan sekaligus,

yakni pihak pertama membutuhkan barang pihak kedua dan sebaliknya pihak kedua

membutuhkan barang pihak pertama, misalnya seseorang mempunyai onta dan

membutuhkan kain.

Menurut al-Ghazali, walaupun dalam ekonomi barter, dibutuhkan suatu alat

pengukur nilai yang disebut sebagai “uang”. Sebagaimana contoh di atas, misalnya

nilai onta adalah 100 dinar dan kain senilai 1 dinar. Dengan adanya uang sebagai alat

pengukur nilai, maka uang akan berfungsi sebagai media penukaran.

Namun demikian, uang tidak dibutuhkan untuk uang itu sendiri, artinya uang

diciptakan untuk memperlancar pertukaran dan menetapkan nilai yang wajar dari

pertukaran tersebut. Menurut al-Ghazali, uang diibaratkan cermin yang tidak

mempunyai warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna, yang maksudnya adalah

uang tidak mempunyai harga, tetapi merefleksikan harga semua barang, atau dalam

Page 85: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

75

istilah ekonomi klasik disebutkan bahwa uang tidak memberikan kegunaan langsung

(direct utility function), yang artinya adalah jika uang digunakan untuk membeli

barang, maka barang itu yang akan memberikan kegunaan.

Pembahasan mengenai uang juga terdapat dalam kitab “Muqaddimah” yang

ditulis oleh Ibnu Khaldun pada abad ke-14. Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa

kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut,

tetapi ditentukan oleh tingkat produksi negara tersebut dan neraca pembayaran yang

positif. Apabila suatu negara mencetak uang sebanyak-banyaknya, tetapi bukan

merupakan refleksi pesatnya pertumbuhan sector produksi, maka uang yang

melimpah tersebut tidak ada nilainya. Sektor produksi merupakan motor penggerak

pembangunan suatu negara karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan

pendapatan pekerja, dan menimbulkan permintaan (pasar) terhadap produksi lainnya.

Menurut Ibnu Khaldun, jika nilai uang tidak diubah melalui kebijaksanaan

pemerintah, maka kenaikan atau penurunan harga barang semata-mata akan

ditentukan oleh kekuatan penawaran (supply) dan permintaan (demand), sehingga

setiap barang akan memiliki harga keseimbangan. Misalnya, jika di suatu kota

makanan yang tersedia lebih banyak daripada kebutuhan, maka harga makanan akan

murah, demikian pula sebaliknya. Inflasi (kenaikan) harga semua atau sebagian besar

jenis barang tidak akan terjadi karena pasar akan mencari harga keseimbangan setiap

jenis barang, karena jika satu barang harganya naik, namun karena tidak terjangkau

oleh daya beli, maka harga akan turun kembali.

Page 86: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

76

Merujuk kepada Al-Quran, al-Ghazali berpendapat bahwa orang yang

menimbun uang adalah seorang penjahat, karena menimbun uang berarti menarik

uang secara sementara dari peredaran. Dalam teori moneter modern, penimbunan

uang berarti memperlambat perputaran uang. Hal ini berarti memperkecil terjadinya

transaksi, sehingga perekonomian menjadi lesu.

Selain itu, al-Ghazali juga menyatakan bahwa mencetak atau mengedarkan

uang palsu lebih berbahaya daripada mencuri seribu dirham, karena mencuri adalah

suatu perbuatan dosa, sedangkan mencetak dan mengedarkan uang palsu dosanya

akan terus berulang setiap kali uang palsu itu dipergunakan dan akan merugikan

siapapun yang menerimanya dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Menurut konsep ekonomi Syariah, uang adalah uang, bukan capital,

sementara dalam konsep ekonomi konvensional, konsep uang tidak begitu jelas,

misalnya dalam buku “Money, Interest and Capital” karya Colin Rogers, uang

diartikan sebagai uang dan capital secara bergantian, sedangkan dalam konsep

ekonomi Syariah uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept dan merupakan

public goods, sedangkan capital bersifat stock concept dan merupakan private goods.

Uang yang mengalir adalah public goods, sedangkan yang mengendap merupakan

milik seseorang dan menjadi milik pribadi (private good).

Islam telah lebih dahulu mengenal konsep public goods, sedangkan dalam

ekonomi konvensional konsep tersebut baru dikenal pada tahun 1980-an seiring

dengan berkembangnya ilmu ekonomi lingkungan yang banyak membicarakan

masalah externalities, public goods dan sebagainya. Konsep publics goods tercermin

Page 87: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

77

dalam sabda Rasulullah SAW, yakni “Tidaklah kalian berserikat dalam tiga hal,

kecuali air, api, dan rumput.”

Persamaan fungsi uang dalam sistem ekonomi Syariah dan konvensional

adalah uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dan satuan nilai (unit of

account), sedangkan perbedaannya ekonomi konvensional menambah satu fungsi lagi

sebagai penyimpan nilai (store of value) yang kemudian berkembang menjadi “motif

money demand for speculation” yang merubah fungsi uang sebagai salah satu

komoditi perdagangan. Jauh sebelumnya, Imam al-Ghazali telah memperingatkan

bahwa “Memperdagangkan uang ibarat memenjarakan fungsi uang, jika banyak

uang yang diperdagangkan, niscaya tinggal sedikit uang yang dapat berfungsi

sebagai uang.”

Dengan demikian, dalam konsep Islam, uang tidak termasuk dalam fungsi

utilitas karena manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang itu secara langsung,

melainkan dari fungsinya sebagai perantara untuk mengubah suatu barang menjadi

barang yang lain. Dampak berubahnya fungsi uang dari sebagai alat tukar dan satuan

nilai mejadi komoditi dapat kita rasakan sekarang, yang dikenal dengan teori “Bubble

Gum Economic”.60

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan uang merupakan alat-tukar

yang meringankan beban manusia dalam pelaksanaan tukar-menukar, sebab uang itu

60Muhaimin khair, “Fungsi uang dalam persfektif ekonomi islam”, artikel diakses pada 04-November-2010 dari http://muhaiminkhair.wordpress.com/2010/04/29/fungsi-uang-dalam-perspektif-ekonomi-islam/

Page 88: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

78

berguna bagi umum dan dapat digunakan oleh umum. Dengan redaksi lain bahwa

uang merupakan segala sesuatu yang diterima umum diterima sebagai alat penukar.

Dalam ekonomi konvensional uang ‘seolah-olah’ dijadikan manusia sebagai, “tuhan”,

Dimana masyarakat memandang uang adalah segalanya, sebagai alat yang penting

dan diletakkan sebagai nomor wahid. Manusia kian berpacu dalam mencari uang.

Kekayaan diukur dengan banyak sedikitnya uang. Bahkan kesenangan seolah-olah

dilukiskan dengan memiliki uang. Hal ini yang memacu ekonomi konvensional sebab

memandang uang sebagai medium of exchange juga sebagai store of value / wealth.

Lain halnya dimensi ekonomi Islam bahwa uang merupakan segala sesuatu yang

umum diterima dan dinilai hanya sebagai alat penukar (medium of exchange) bukan

sebagai alat penimbun kekayaan (store of wealth / value).

Banyak lagi perbedaan yang prinsipil di antara kedua konsep ekonomi

tersebut, antara lain : bahwa menurut Islam uang adalah public good, sedangkan

dalam ekonomi konvensional adalah private goods. Uang sebagai public good, berarti

bahwa uang pada dasarnya secara fungsional adalah milik umum, karena itu uang

harus beredar di dalam perekonomian. Uang tidak boleh ditimbun (iktinaz); uang

tidak boleh idle (menganggur), ia harus diproduktifkan dalam bisnis riil, seperti

melalui investasi mudharabah atau musyarakah. Uang yang ditimbun akan membuat

perekonomian lesu darah. Karena itu Imam Ghazali melarang menjadikan uang dinar

dan dirham menjadi perhiasaan, karena menjadikannya sebagai perhiasaan berarti

menarik uang dari peredaran dan memenjarakan uang. Bila uang terpenjara, itu

Page 89: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

79

berakibat buruk bagi perekonomian. Jadi, menurut ekonomi Islam, uang adalah flow

concept, bukan stock concept sebagaimana dalam ekonomi konvensional.

Dalam Islam, uang bagaikan air yang mengalir. Air yang tidak mengalir akan

menimbulkan penyakit. Untuk itulah uang harus senantiasa terus berputar secara

alami dalam perekonomian, semakin cepat uang berputar dalam perekonomian maka

akan semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka akan semakin baik perekonomian.

Bagi mereka yang tidap dapat mengaktifkan hartanya, ‘lagi-lagi’ Islam sangat

menganjurkan untuk melakukan investasi dengan perinsip mudharabah atau

musyarakah. Dalam hal ini Nabi bersabda, Ketahuilah, Siapa saja di antara kamu

yang memelihara harta anak yatim, sedangkan anak yatim itu memiliki uang (dinar-

dirham), maka bisniskanlah, jangan dibiarkan idle, sehingga nanti uang itu habis

dimakan sedeqah/zakat

Page 90: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Indonesia yang kita pahami sebagai sebuah negara berpenduduk muslim

terbesar di dunia, sampai saat ini tampaknya belum bisa keluar dari kemelut krisis

ekonomi. Di sisi lain bayang-bayang sistem ekonomi global makin mendekati

kenyataan. Sebagai penduduk mayoritas, paling tidak, kita memiliki tanggung jawab

moral yang tidak ringan untuk bisa mengubah kondisi buruk ini. Kita harus berbuat

maksimal untuk bisa menjadi agen perubahan, paling tidak, untuk lingkungan di

sekitar kita.

Islam sebagai satu-satunya al-Dien yang Allah Swt ridhoi dan pilih bagi umat

manusia sejak era Nabi Adam As dan disempurnakan para era kerasulan Muhammad

Saw dimaksudkan untuk meregulasi tatanan kehidupan manusia agar selamat baik di

dunia maupun akhirat. Sebagai sebuah sistem, Dienul Islam yang mencakup aqidah,

akhlaq dan syari’at merupakan undang-undang ilahiyah berisi berbagai aturan

kehidupan.

Di antara keagungan sistem Islam adalah sistem perekonomian yang sering

kita sebut dengan ekonomi syari ah. Jika instrumen ekonomi syari’ah

diimplementasikan, maka beberapa masalah krusial perekonomian bisa diantisipasi

sehingga tidak menimbulkan krisis ekonomi maupun finansial sebagaimana yang saat

ini tengah terjadi.

80

Page 91: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

81

Dalam ekonomi Islam, sektor finansial selalu mengikuti pertumbuhan sektor

riil. Inilah perbedaan konsep ekonomi dalam Islam dengan konsep ekonomi

konvensional yang kapitalistik, di mana dalam ekonomi kapital pemisahan antara

sektor finansial dengan sektor riil merupakan keniscayaan. Implikasi dari adanya

pemisahan itu, maka ekonomi dunia sangat rawan terhadap gonjang-ganjing krisis.

Hal ini disebabkan pelaku ekonomi menggunakan uang tidak untuk kepentingan

sektor riil, tetapi untuk kepentingan spekulasi mata uang semata. Akibat adanya

spekulasi tersebut, maka jumlah uang yang beredar sangat tidak seimbang dengan

jumlah barang pada sektor riil.

Sehingga Penulis menyimpulkan :

1. Al-Ghazali memandang uang hanya sebagai alat tukar, bukan sebagai

komoditas atau barang dagangan. Maka motif permintaan terhadap uang

adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money demad for transaction),

bukan untuk spekulasi atau trading.

2. Islam tidak mengenal spekulasi (money demand for speculation) karena pada

hakikatnya uang adalah milik Allah Swt yang diamanahkan kepada kita untuk

dipergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat.

3. Dalam pandangan Islam uang adalah flow concept dan public good, karenanya

harus selalu berputar dalam perekonomian, sebab semakin cepat uang itu

berputar dalam perekonomian, akan semakin tinggi tingkat pendapatan

masyarakat dan akan semakin baik perekonomian.

Page 92: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

82

4. Uang tidak boleh ditimbun (iktinaz); karena akan membuat perekonomian

menjadi lesu, Uang juga tidak boleh idle (menganggur), ia harus

diproduktifkan dalam bisnis riil.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan uang merupakan alat-tukar

yang meringankan beban manusia dalam pelaksanaan tukar-menukar, sebab uang itu

berguna bagi umum dan dapat digunakan oleh umum. Dengan redaksi lain bahwa

uang merupakan segala sesuatu yang diterima umum diterima sebagai alat penukar.

Dalam ekonomi konvensional uang seolah-olah dijadikan manusia sebagai

kebutuhan, Dimana masyarakat memandang uang adalah segalanya, sebagai alat yang

penting dan diletakkan sebagai nomor wahid. Manusia kian berpacu dalam mencari

uang. Kekayaan diukur dengan banyak sedikitnya uang. Bahkan kesenangan seolah-

olah dilukiskan dengan memiliki uang. Hal ini yang memacu ekonomi konvensional

sebab memandang uang sebagai medium of exchange juga sebagai store of

value/wealth.

Perdagangan uang adalah salah satu bentuk riba yang lebih banyak

mudaratnya daripada manfaatnya. Untuk itu, marilah kita kembali kepada fungsi uang

yang sebenarnya yang telah dijalankan dalam konsep Islam, yakni sebagai alat

pertukaran dan satuan nilai, bukan sebagai salah satu komoditi, dan menyadari bahwa

sesungguhnya uang itu hanyalah sebagai perantara untuk menjadikan suatu barang

kepada barang yang lain.

Page 93: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

83

B. Saran

Penulis sesungguhnya menemukan sedikit kesulitan dalam penyusunan skripsi

ini, mengingat metode penelitian yang digunakan adalah library reseach (study

kepustakaan).

1. Penulis jarang menemukan referensi berupa buku yang berkaitan langsung

dengan Objek study sistem keuangan global, baik dalam perputakaan umum

maupun perpustakaan fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk itu

penulis berharap ke depan agar lebih banyak disediakan beberapa referensi

yang berkaitan dengan sistem keuangan Global tersebut.

2. Sehubungan dengan tema yang penulis angkat, Relevansi Konsep uang al-

Ghazali belum pernah diangkat dalam karya ilmiah sebelumnya, Penulis

berharap ke depan ada yang secara serius membahas tentang tema tersebut di

atas.

Page 94: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

84

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, Ahmad. Mata uang Islami telaah Komprehansif system Keuangan Islam.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005

Chapra, M Umar. System Moneter Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 2000

Karim, A Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2006.\

Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Eonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005

Prasetyoko A, Bencana Finansial stabilitas sebagai Barang Public. Jakarta: PTkompas Media Nusantara, 2008.

Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari masa klasik hinggakontemporer. Jakarta: Granada Press, 2007.

Chapra, M. Umer. Reformasi Ekonomi sebuah solusi perspektif Islam, cet.I. Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008

Rohaety Eti, Tresnati Ratih. dkk. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: PenerbitMitra Wacana media, 2009.

Sinungan, Muhdarsyah. Uang dan Bank. Jakarta: Rineka Cipta, 1989

Suprayitno, Eko. Ekonomi Islam pendekatan Ekonomi Makro Islam danKonvensional. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005

Miskhin, S Federic. The Economics of Money, Banking, and Financial markets.Edisi.8. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Iqbal, Muhaimin. Dinar Solution-Dinar sebagai Solusi. Cet.I. Jakarta: Gema Insani,2008.

Joesoef, Jose Rizal. Pasar Uang dan valuta Asing. Jakarta: Salemba Empat, 2008

Schmidt, Helmut . The Structure of the World Produc, Foreign Affairs: T.pn., 1974.

Henry A Kissinger, Saving The World Economy, New sweek: T.pn., 1983.

84

Page 95: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

85

“Fungsi Uang” artikel diakses pada 21-Maret-2010 dari www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 2003

“Al-Ghazali” diakses pada 02-Maret-2010, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazal

“Riwayat Hidup Al-Ghazali” diakses pada 01-Maret-2010, darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Al-Ghazali

“Sejarah Penggunaan Uang di Dunia Islam”, artiikel diakses pada 01-Maret-2010 darihttp://www.dakwatuna.com/2009/sejarah-penggunaan-uang-di-dunia-islam/.diakses

Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar Mengurai Sehat Ekonomi dan KeuanganIslam Jakarta : Kholam Publishing, 2008.

Syafi’i, Muhammad Zaki. Muqaddimah fi an-Nuqud wa al-Bunuk, Dar al-Nahdhahal-Arabiya: T.pn., 1982.

Croward, J.P. Almujaz fi iqtishadiyat al-Nuqud. Penerjemah Mustafa kamal farid.Cairo: Dar al-Fikri, T.t.

Boumoul dan Gandlre. “Ilmu al-Iqtishad, (al-amaliyat wa al-siyasat al-iqtishadiyah)”Terjemahan Sai’id al-sam’ari dkk. T.tp: As;ad Bagdad, 1964.

Nazhim Mhammad Nori al-Syamri, al-Nuqud wa al-Masharif, Mosoul: Dar kutub Lilat-Thaba’ah wa al-nasyir,1987

Hasan, Sahir. an-Nuqud wa at-twazun al-iqtishadi, T.tp: Muassasah Syabab al-Jamiah li al-Thiba’ah, 1980.

Nasution Mustafa Edwin. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarta: Kencana2007

Subhi Tadris Qharishah dan Medhat Muhammad. al-Aqqad,al-nuqudwa al- bunukwaal-Alaqat iqtishadiyah al-Dauliyah, Beirut : Dar al-Nadhah, 1983.

Ali al-Najjar, Abdul Hadi, al-Islam wa al-Iqtisha, Kuwait: Alam al-Ma’rifah, 1983.

Al-Ghazali, Abu Hamid. Ihya Ulumuddin. Juz 2. Beirut: Daar al-Naddwah, T.t.

Page 96: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

86

Hidayat, Mohammad. an Introduction to the Sharia Economic. Jakarta: Dzikrulhakim 2010.

Al- Ghazali, Ihya Ulumuddin, cet.II. Dar al-Khair: T.pn.,1993

Devania Annesya, “Gold Standar hingga System Bretton Wood: InstitualisasiEkonomi Politik Internasional” artikel diakses pada 05-November-2010,dari http://frenndw.wordpress.com/2010/06/26/gold-standar-hingga-sistem-bretton-wood-institualisasi-ekonomi-politik-internasional/

“Bretton Woods system”, artikel diakses pada 04-November-2010, darihttp://en.wikipedia.org/wiki/Bretton_Woods_system#Origins

“Uang Komoditas dan Uang Fiat” artikel diakses pada 03-November-2010, darihttp://ekonomi.kompasiana.com/group/bisnis/2010/03/17/uang-komoditas-dan-uang-fiat/

Agustianto,” Konsep Uang dalam Ekonomi Islam” artiel Diakses pada 02-Maret-2010, dari http://agustianto.niriah.com/2008/04/11/konsep-uang-dalam-ekonomi-islam/

Sakti, Ali. Analisis Teoritis Ekonomi Islam jawaban atas Kekacauan EkonomiModern, Jakarta: Paradigma dan Aqsa Pulishing, 2007.

Iqbal, Muhaimin. Dinar solution.cet.I. Jakarta: Gema insane Press, 2008.

“Analisis Krisis Keuangan Global; Indicator sudah berakhirnya KejayaanKapitalisme” artikel diakses pada 23-Oktober-2010, darihttp://syabab.com/index.php?view=article&catid=79:analisis&id=458:krisis-keuangan-global-indikator-sudah-berakhirnya-kejayaan-kapitalisme-bag-2-&option=com_content&Itemid=179

M. Nejatullah Siddiqi, “Teaching Economics in an Islamic Perspective.” DalamSayyid Tahir, ed. Reading in Macroeconomics, an Islami Perspective.Selangor: Longman Malaysia Sdn Bhd, 1992.

Choudhury, Money in Islam: a Study in Islamic Political Economy. London: TheMacmillan Press,1996.

Khair, Muhaimin. “Fungsi uang dalam persfektif Ekonomi Islam”, artikel diaksespada 04-November-2010 darihttp://muhaiminkhair.wordpress.com/2010/04/29/fungsi-uang-dalam-perspektif-ekonomi-islam/

Page 97: iii iii - Institutional Repository UIN Syarif Hidayatullah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3940/1/HERYANI... · iv LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan

87

“Pasar Uang ; Definisi, Instrumen dan Indikator Pasar Uang”, diakses Juni 2009 darihttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/pasar-uang-definisi-instrumen-dan.html

Sofyan Harahap, Pasar Modal Syari ah (Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam),Jakarta, Pustaka Quantum, 2001.