III. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Biofisik 1. Letak dan...
Transcript of III. GAMBARAN UMUM LOKASI A. Biofisik 1. Letak dan...
9
III. GAMBARAN UMUM LOKASI
A. Biofisik
1. Letak dan Luas
Berdasarkan administrasi pemerintahan, wilayah Kesatuan
Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Madapangga Rompu masuk kedalam
empat kecamatan di Kabupaten Bima, yakni Kecamatan Madapangga,
Kecamatan Monta, Kecamatan Parado, dan Kecamatan Woha, Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Secara geografis (KPHP) Madapangga Rompu
terletak antara 118° 28' 31" BT - 118° 41' 30" BT dan
8° 29' 15" LS - 8° 53' 17" LS.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.337/MENHUT-VII/2009 tanggal 15 Juni 2009 tentang Penetapan
Wilayah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Provinsi Nusa Tenggara Barat, luas
KPHP Madapangga Rompu adalah ± 49.722 hektar dengan rincian sebagai
berikut :
a. Hutan Lindung (HL)
= ± 23.645 hektar;
b. Hutan Produksi (HP)
= ± 11.218 hektar; dan
c. Hutan Produksi Terbatas
(HPT)
= ± 14.859 hektar.
Gambaran kawasan hutan KPHP
Madapangga Rompu dan
persentase perbandingan luas
hutan lindung dan hutan
produksi di wilayah KPHP
Madapangga Rompu disajikan
pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Gambar 1. Kawasan Hutan KPHP Madapangga Rompu
10
41,41%
26,67%
31,92%
HL
HP
HPT
Gambar 2. Persentase Perbandingan Luas Hutan Lindung dan
Hutan Produksi di Wilayah KPHP Madapangga Rompu
2. Topografi
Berdasarkan peta topografi dari citra SRTM (Shuttle Radar
Topography Mission), wilayah KPHP Madapangga Rompu Kabupaten Bima,
Provinsi NTB terletak pada ketinggian 0 mdpl sampai dengan 1143 mdpl
dengan kemiringan hamparan relatif dari utara ke selatan. Wilayah KPHP
Madapangga Rompu memiliki kemiringan yang bervariasi mulai dari kelas
kemiringan lereng antara 0-8 persen sampai kelas kemiringan lereng lebih
dari 45 persen. Mayoritas wilayah KPHP Madapangga Rompu memiliki
kemiringan 25-45 % (curam). Kemiringan lereng datar (0-8 %) dan landai
(0-15 %) berada di daerah Kecamatan Parado dan Kecamatan
Madapangga. Peta kelas topografi dan peta kelas lereng di wilayah KPHP
Madapangga Rompu disajikan sebagaimana Gambar 3 dan Gambar 4.
11
3. Geologi dan Tanah
Berdasarkan peta geologi yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Tahun 1975, formasi geologi di wilayah KPHP
Madapangga Rompu didominasi batuan Andesit dan Basalt (± 80 %).
Batuan Andesit dan Basalt merupakan batuan beku, yaitu batuan yang
terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan
dari magma. Batuan Andesit memiliki komposisi kimia terdiri dari unsur-
unsur silikat, alumunium, besi, kalsium, magnesium, natrium, kalium,
titanium, mangan, fosfor, dan air. Gambaran formasi geologi di wilayah
KPHP Madapangga Rompu disajikan pada Gambar 5.
Jenis tanah yang mendominasi Wilayah KPHP Madapangga Rompu
berdasarkan Peta Tanah Tinjau Indonesia (1965) yang dikeluarkan oleh
Lembaga Penelitian Tanah Bogor adalah Komplek Litosol Mediteran Coklat
Kemerahan dan Mediteran Coklat. Jenis tanah tersebut tersebar ± 94 % di
seluruh Wilayah KPHP Madapangga Rompu.
Gambar 3. Peta Kelas Topografi di Wilayah KPHP Madapangga Rompu
Gambar 4. Peta Kelas Lereng di Wilayah KPHP Madapangga Rompu
12
Tanah litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan
sedimen yang masih baru terbentuk sehingga butirannya besar dengan
lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Ciri tanah litosol adalah tanahnya
miskin unsur hara, dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar.
Jenis tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan
kapur dan bersifat tidak subur. Jenis tanah ini berasal dari batuan kapur
keras (limestone), yang pada umumnya terdapat di daerah beriklim
subhumid, topografi karst, dan lereng vulkan dengan ketinggian dibawah
400 m, tanah ini berwarna cokelat, merah. Tanah mediteran yang berbahan
induk batu kapur mempunyai nilai pH yang lebih tinggi dibanding dari yang
berbahan induk batu pasir. PH tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi alami,
pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah, dan pupuk nitrogen. Gambaran
secara umum sebaran jenis tanah di wilayah KPHP Madapangga disajikan
sebagaimana Gambar 6.
Gambar 5. Formasi Geologi KPHP Madapangga Rompu
Gambar 6. Jenis Tanah di Wilayah KPHP Madapangga Rompu
13
4. Daerah Aliran Sungai
Berdasarkan Peta Pembagian DAS yang dibuat oleh Balai
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Dodokan Moyosari, wilayah
KPHP Madapangga Rompu dibagi menjadi 10 (sepuluh) Daerah Aliran
Sungai (DAS), yaitu :
1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Lere;
2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Nontodue;
3. Daerah Aliran Sungai (DAS) Pelaparado;
4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sama;
5. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampasori;
6. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sori Madajampi;
7. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sori Ndano;
8. Daerah Aliran Sungai (DAS) Tenawu;
9. Daerah Aliran Sungai (DAS) Tolokuta; dan
10. Daerah Aliran Sungai (DAS) Nggupadapa.
Adapun gambaran pembagian Daerah Aliran Sungai KPHP Madapangga
Rompu disajikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Peta Pembagian DAS Wilayah KPHP Madapangga Rompu
14
5. Iklim dan Curah Hujan
Dilihat dari letak astronomisnya, wilayah KPHP Madapangga Rompu
termasuk kedalam iklim tropis. Iklim ini memliki ciri temperatur yang
berkisar antara 20º-23º C dan cenderung memiliki curah hujan yang lebih
banyak dibanding dengan iklim lain. Faktor curah hujan tersebut juga dapat
dipengaruhi oleh adanya pegunungan. Daerah pegunungan menerima
curah lebih banyak dibandingkan daerah dataran rendah. Hal tersebut
dikarenakan suhu di atas gunung lebih rendah daripada suhu dipermukaan
laut. Menurut Schimdt-Ferguson (Syakur, 2009), iklim di Wilayah KPHP
Madapangga Rompu memiliki Tipe Iklim E (agak kering) di seluruh
wilayahnya. Tipe iklim tersebut memiliki nilai perbandingan (Q) rata-rata
bulan kering dibagi rata-rata bulan basah nilainya berkisar antara 1,00 dan
1,67 (1,00<Q<1,67). Adapun jenis-jenis tumbuhan yang secara alami dapat
tumbuh adalah Sabana. Sabana adalah padang rumput yang dipenuhi oleh
semak/perdu dan diselingi oleh beberapa jenis pohon yang tumbuh
menyebar. Gambaran pembagian iklim di Wilayah KPHP Madapangga
Rompu disajikan pada Gambar 8.
Gambar 8. Peta Pembagian Iklim Schmidt-Ferguson di Wilayah KPHP Madapangga Rompu
15
Berdasarkan data pada Bima Dalam Angka tahun 2014, dari empat
kecamatan yang ada di wilayah KPHP Madapangga Rompu, yang memiliki
rata-rata curah hujan paling tinggi selama tahun 2013 adalah Kecamatan
Madapangga dengan curah hujan rata-rata 136,8 mm/bulan. Berikutnya
adalah Kecamatan Monta dengan curah hujan rata-rata 135,1 mm/bulan.
Sementara itu Kecamatan Woha dan Kecamatan Parado memiliki curah
hujan yang lebih kecil, yakni 74,3 mm/bulan dan 60,7 mm/bulan.
Untuk jumlah hari hujan pada tahun 2013 hampir merata pada tiga
kecamatan, yakni Kecamatan Madapangga dengan jumlah hari hujan rata-
rata 7,0 hari/bulan, Kecamatan Monta rata-rata 8,8 hari/bulan, dan
Kecamatan Parado dengan rata-rata 11,0 hari/bulan. Sementara Kecamatan
Woha memiliki jumlah hari hujan yang yang cukup kecil, yakni rata-rata
3,8 hari/bulan. Adapun curah hujan per bulan tahun 2013 pada masing
masing kecamatan ditampilkan pada Tabel 1, sedangkan hari hujan pada
Tabel 2 berikut ini :
Tabel 1. Curah Hujan Per Bulan di Kecamatan Madapangga, Kecamatan Monta, Kecamatan Parado, dan Kecamatan Woha (mm) Tahun 2013
No. Kecamatan
Bulan Rata-rata
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
1 Madapangga 674 582 106 103 17 0 0 0 0 0 41 119 136,8
2 Monta 233 304 289 523 73 179 0 0 0 0 18 2 135,1
3 Parado 145 243 30 135 38 37 2 0 0 0 1 97 60,7
4 Woha 10 570 0 115 19 48 0 0 0 0 23 106 74,3
Sumber : Bima Dalam Angka 2014
16
Tabel 2. Hari Hujan Per Bulan di Kecamatan Madapangga, Kecamatan Monta, dan Kecamatan Parado Tahun 2013
No. Kecamatan
Bulan Rata-rata
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
1 Madapangga 25 20 11 14 3 0 0 0 0 0 4 7 7,0
2 Monta 18 23 17 23 7 8 0 1 0 0 2 7 8,8
3 Parado 26 25 6 27 11 16 3 0 0 0 2 16 11,0
4 Woha 2 2 0 21 7 8 0 0 0 0 2 4 3,8
Sumber : Bima Dalam Angka 2014
6. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan Inventarisasi Sosial Budaya masyarakat sekitar
hutan ini dilakukan di sekitar wilayah kerja KPHP Madapangga Rompu. Desa
yang terpilih adalah Desa Campa dan Desa Monggo Kecamatan
Madapangga, Desa Simpasai Kecamatan Monta, dan Desa Parado Wane
Kecamatan Parado.
KPHP Madapangga Rompu meliputi empat kecamatan, yaitu
Kecamatan Madapangga, Kecamatan Monta, Kecamatan Parado, dan
Kecamatan Woha. Namun hanya 3 (tiga) kecamatan saja yang dipilih
dengan pertimbangan desa-desa terpilih pada kecamatan tersebut
masyarakatnya mempunyai interaksi yang kuat dan berbatasan langsung
dengan kawasan hutan yang ada di wilayah KPHP Madapangga Rompu.
Kondisi wilayah keempat desa yang menjadi lokasi kegiatan
tersebut secara umum pada tabel berikut :
17
Tabel 3. Batas-batas Wilayah Desa Terpilih
No. Batas Desa
***Desa Campa Kec. Madapangga
*Desa Monggo Kec. Madapangga
**Desa Simpasai Kec. Monta
*Desa Parado
Wane Kec. Parado
1 Utara Desa Rade Kec. Madapangga
Desa Mbawa Kec. Donggo
Desa Keli Kec. Woha
Desa Keli Kec. Woha
2 Selatan Desa Pela Kec. Monta
Desa Dena Kec. Madapangga
Desa Wilamali Kec. Monta
Laut Hindia
3 Timur Desa Pandai, Desa Keli, dan Desa
Risa Kec. Woha
Desa Ncandi Kec. Madapangga
Desa Sie Kec. Monta
Desa Pela dan Desa Tolotangga
Kec. Monta
4 Barat Desa Woro, Desa Mpuri, dan Desa Tonda Kec. Madapangga
Desa Ndano Kec. Madapangga
Desa Pela Kec. Parado
Desa Parado Rato Kec. Parado
Sumber : Profil Desa dan Kelurahan *Tahun 2014, **Tahun 2010, ***Data Spasial Desa
BPS NTB Tahun 2010
Tabel 4. Luas Wilayah dan Ketinggian Ibukota Desa Dari Permukaan Air Laut Desa Terpilih
No. Uraian Desa
Campa Monggo Simpasai Parado Wane
1 Ibukota Desa Campa Monggo Simpasai Parado Wane
2 Luas (km²) 78,26 7,02 42,24 86,95
3 Ketinggian (mdpl) 102 44 62 247
4 Jarak Dari Ibukota :
Kecamatan (Km) 12 2 6 0,5
Kabupaten (Km) 55 45 36 50,50
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
B. Demografi Desa
1. Jumlah Penduduk
Penduduk di dalam/sekitar kawasan hutan merupakan salah satu
pemegang peranan penting terhadap besarnya tekanan terhadap kondisi
kawasan hutan. Berdasarkan data Kecamatan Dalam Angka tahun 2014,
dari keempat desa terpilih, Desa Monggo Kecamatan Madapangga menjadi
desa dengan kepadatan penduduk paling tinggi, yakni 325,40 jml/km².
Selanjutnya adalah Desa Campa Kecamatan Madapangga dengan
18
121,06 jml/km², diikuti oleh Desa Simpasai Kecamatan Monta dengan
102,13 jml/km². Terakhir yang memiliki kepadatan penduduk paling kecil
adalah Desa Parado Wane Kecamatan Parado dengan 32,04 jml/km².
Sementara berdasarkan jenis kelamin, rata-rata hampir berimbang antara
penduduk laki-laki dengan penduduk perempuannya. Adapun keadaan
jumlah dan kepadatan penduduk beserta perbandingan jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin di Desa Campa, Desa Monggo, Desa Simpasai,
dan Desa Parado Wane Tahun 2013 disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Desa Terpilih Tahun 2013
No. Desa Sex Ratio Jumlah
Penduduk
(Orang)
Luas Wilayah (km²)
Kepadatan Penduduk (jml/km²)
1 Campa 109 2.845 23,50 121,06
- Laki-Laki 1.361
- Perempuan 1.484
2 Monggo 106 6.430 19,76 325,40
- Laki-Laki 3.115
- Perempuan 3.315
3 Simpasai 96 4.314 42,24 102,13
- Laki-Laki 2.202
- Perempuan 2.112
4 Parado Wane 99 2.786 86,95 32,04
- Laki-Laki 1.384
- Perempuan 1.402
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
Sementara itu berdasarkan agama/keyakinan yang dipeluk, dari
keempat desa terpilih tersebut semuanya memiliki masyarakat yang
mayoritas memeluk agama Islam. Hanya di Desa Monggo Kecamatan
Madapangga yang terdapat sebagian warga beragama selain Islam. Di desa
ini ada 119 warga masyarakat yang memeluk agama Kristen Katolik.
Tabel 6 berikut adalah jumlah penduduk menurut agamanya di masing-
masing desa terpilih.
19
Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Terpilih Menurut Agama Tahun 2013
No. Desa Islam
(Orang)
Kristen
Katolik (Orang)
Kristen
Protestan(Orang)
Hindu (Orang)
Budha (Orang)
Lainnya (Orang)
1 Campa 2.845 - - - - -
2 Monggo 6.311 119 - - - -
3 Simpasai 4.314 - - - - -
4 Parado Wane 2.786 - - - - -
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
2. Suku (Kelompok Etnik) dan Bahasa
Penduduk Desa Campa, Desa Monggo, Desa Simpasai, dan Desa
Parado Wane merupakan Warga Negara Indonesia dengan mayoritas etnis
yang homogen yaitu etnis Mbojo, namun sebagian kecil masyarakat Desa
Simpasai ada yang berasal dari etnis Jawa, Makassar, Sasak, dan Mentawai,
dan di Desa Parado Wane ada 1 orang dari etnis Jawa dan 2 orang etnis
Flores.
Bahasa utama yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Bima
selain berbahasa Indonesia untuk hal yang bersifat formal. Sedangkan
bahasa etnis tertentu hanya digunakan di lingkungan terbatas.
3. Pendidikan
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dan
merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan manusia, dimana kualitas Sumber Daya Manusia sangat
tergantung dari kualitas pendidikan. Tingkat pendidikan masyarakat juga
dapat dijadikan indikator besarnya tingkat kesejahteraan dan kemajuan
masyarakat yang secara tidak langsung juga bisa berpengaruh terhadap
tingkat tekanan masyarakat terhadap keberadaan kawasan hutan.
Secara umum masing-masing desa terpilih masyarakatnya sudah
memiliki kesadaran yang cukup baik akan pentingnya pendidikan. Hal
tersebut terlihat dari banyaknya masyarakat usia 7-18 tahun yang sedang
20
sekolah. Taraf pendidikan masyarakat juga rata-rata sudah cukup baik,
diketahui dari sudah cukup banyaknya masyarakat yang menamatkan
sekolah sampai SMP dan SMA, bahkan ada yang sampai ke Perguruan
Tinggi. Hanya di Desa Monggo yang rasio jumah penduduk berpendidikan
SMP keatas masih kurang banyak bila dibandingkan dengan jumlah
penduduk/tingkat kepadatan penduduknya. Tabel 7 berikut
menggambarkan tentang tingkat pendidikan di masing-masing desa terpilih.
Tabel 7. Jumlah Masyarakat Menurut Tingkatan Pendidikan di Desa Terpilih
No. Tingkatan Pendidikan Jumlah (Orang)
Campa *Monggo **Simpasai *Parado Wane
L P L P L P L P
1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK
Data di Desa
44 73 205 235 75 73
2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play Group
Tidak Tersedia 28 38 52 60 43 45
3 Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah
- - - - - -
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah
195 147 353 371 475 481
5 Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah
- - 23 52 - -
6 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat
- - 86 46 63 61
7 Tamat SD/sederajat 27 23 263 220 88 104
8 Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP
- - 120 160 48 67
9 Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA
- - 213 178 65 66
10 Tamat SMP/sederajat 27 23 184 104 119 112
11 Tamat SMA/sederajat 26 23 230 200 146 141
12 Tamat D-1/sederajat - - - - 5 4
13 Tamat D-2/sederajat - - 6 4 2 3
14 Tamat D-3/sederajat 6 4 4 3 - 2
15 Tamat S-1/sederajat 20 19 20 11 29 47
16 Tamat S-2/sederajat 2 - - - - -
17 Tamat S-3/sederajat 1 - - - - -
18 Tamat SLB A - - - - - -
19 Tamat SLB B - - - - - -
20 Tamat SLB C - - - - - -
Profil Desa dan Kelurahan *Tahun 2014, **Tahun 2010
21
4. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Desa Campa, Desa Monggo, Desa
Simpasai, dan Desa Parado Wane mayoritas adalah sebagai petani. Di Desa
Campa dan Desa Monggo, jumlah petani pemilik lebih banyak dari petani
penggarap. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar petani di desa
ini memiliki lahan sendiri untuk dikelola. Sementara untuk Desa Simpasai
dan Parado Wane, petani penggarap yang jumlahnya lebih banyak daripada
petani pemilik menunjukkan bahwa tidak semua masyarakat memiliki lahan
pertanian sendiri. Kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat
menyebabkan sebagian besar masyarakat tidak mempunyai banyak pilihan
bidang pekerjaan.
Tabel 8. Keadaan Penduduk Desa Terpilih Menurut Mata Pencahariannya Tahun 2013
No. Mata Pencaharian
Desa (Orang)
Campa Monggo Simpasai Parado Wane
Sektor Pertanian
1 Petani :
Pemilik 840 916 994 610
Penggarap 117 317 1.100 720
Buruh Tani 370 422 200 14
2 Peternak 280 377 215 115
Sektor Non Pertanian
1 Konstruksi 17 17 30 -
2 Perdagangan 42 14 25 -
3 Transportasi 64 28 30 53
4 Industri 33 34 25 -
5 Penggalian 3 24 35 -
Sektor Pemerintahan
1 PNS 3 78 15 -
2 ABRI/TNI/POLRI 1 25 5 -
3 Guru 23 84 18 -
4 Pensiun 3 25 10 -
5 Bank/Pegadaian - 21 - -
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
22
C. SARANA DAN PRASARANA
1. Perekonomian
Sarana dan prasarana ekonomi merupakan piranti bagi tumbuh dan
berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat, baik untuk kegiatan
dasar/primer, pengolahan/sekunder, maupun jasa atau tersier. Dengan
adanya sarana dan prasarana ekonomi yang memadai secara langsung
akan turut meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat. Dari empat
desa terpilih, Desa Simpasai mempunyai sarana perekonomian yang lebih
lengkap dibandingkan desa lainnya. Jenis dan jumlah sarana prasarana
ekonomi yang ada di desa terpilih tempat dilaksanakannya kegiatan
inventarisasi sosial dan budaya tersaji pada Tabel 9.
Tabel 9. Jumlah Sarana Perekonomian Desa Terpilih Menurut Jenisnya Tahun 2013
No. Sarana Ekonomi
Jumlah (Unit)
Desa Campa Desa
Monggo Desa
Simpasai Desa Parado
Wane
1 Pasar Umum - - 1 -
2 Pasar Ikan - - - -
3 Bank - - - -
4 Toko - 3 8 -
5 Kios/Warung
Kelontong 25 15 18 76
6 Warung
Nasi/Restoran - 11 6 1
7 Pedagang Bakso - 5 1 -
8 KUD - - 1 -
9 BUUD - - 1 -
10 Koperasi 1 3 1 -
11 Bengkel 2 5 6 4
12 Bensin Eceran 7 7 10 22
13 Counter HP/Penjual Pulsa
2 6 9 2
14 Pegadaian - 1 - -
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
23
2. Perhubungan dan Komunikasi
Sarana perhubungan dan komunikasi mempunyai fungsi yang
sangat penting bagi masyarakat. Sarana perhubungan diantaranya adalah
sarana jalan dan sarana transportasi. Sarana jalan berguna untuk
memindahkan orang maupun barang dan merupakan urat nadi untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Sarana
jalan di empat desa terpilih sebagian sudah beraspal dan sebagian masih
jalan diperkeras. Panjang jalan menurut jenisnya di desa terpilih dapat
dilihat pada Tabel 10 berikut.
Tabel 10. Panjang Jalan Menurut Jenisnya di Desa Terpilih Tahun 2013
No. Jalan
Panjang (Km)
Desa Campa
Desa Monggo
Desa Simpasai
Desa
Parado Wane
1 Tanah 3 4 11 10
2 Diperkeras 3 6 - -
3 Aspal 3 15 5 7
Jumlah 9 25 16 17
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
Untuk sarana perhubungan, yang sudah tersedia di empat desa
terpilih sebagian besar berupa jembatan dan deker (jembatan kecil). Hal ini
mengingat banyaknya sungai yang melintas di dalam dan antar wilayah
desa-desa tersebut. Sarana perhubungan di desa terpilih disajikan pada
Tabel 11 berikut ini :
Tabel 11. Jumlah Sarana Perhubungan Menurut Jenisnya di Desa Terpilih Tahun 2013
No. Sarana
Perhubungan
Desa (Buah)
Campa Monggo Simpasai Parado
Wane
1 Deker 4 7 8 -
2 Jembatan 3 2 4 2
3 Lapangan Udara - - - -
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
24
Sementara untuk sarana transportasi di desa terpilih sudah cukup
banyak, didominasi oleh Sepeda Motor. Moda transportasi ini menjadi
pilihan yang banyak digunakan masyarakat mengingat kemudahan
menggunakan dan harganya yang masih terjangkau. Secara lengkap
sarana transportasi di empat desa terpilih dapat dilihat pada Tabel 12
berikut :
Tabel 12. Sarana Transportasi di Desa Terpilih Tahun 2013
No. Sarana Transportasi
Jumlah Sarana (Unit)
Campa Monggo Simpasai Parado Wane
Kendaraan
Bermotor :
1 Truck - 2 9 3
2 Pick Up 8 3 13 5
3 Mobil Keluarga 3 19 16 3
4 Sepeda Motor 162 410 650 202
Kendaraan Tak Bermotor :
1 Sepeda 17 54 195 50
2 Cikar/Benhur 12 33 6 1
3 Lainnya/Gerobak - 12 8 -
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
Selain sarana perhubungan, sarana komunikasi juga mempunyai
fungsi yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan adanya sarana
komunikasi umum masyarakat akan lebih mudah dalam berkomunikasi
dengan masyarakat lain yang ada di luar daerah maupun untuk mengetahui
informasi yang selalu berkembang. Seiring dengan kemajuan teknologi saat
ini, hampir seluruh lapisan masyarakat juga sudah menggunakan telepon
genggam pribadi untuk berkomunikasi, baik itu komunikasi suara maupun
untuk menjelajah dunia maya, sehingga masyarakat tidak lagi bergantung
pada sarana komunikasi umum yang ada.
Sinyal telepon genggam di Desa Monggo, Simpasai, dan Desa
Parado Wane sudah tersedia dan mudah didapat/diakses masyarakat.
Hanya di Desa Campa yang belum terjangkau sinyalnya secara menyeluruh.
25
Secara detail sarana komunikasi umum yang tersedia di empat desa terpilih
dapat dilihat pada Tabel 13 berikut :
Tabel 13. Sarana Komunikasi Umum di Desa Terpilih
No. Sarana Komunikasi
Ketersediaan Sarana (Unit)
Campa *Monggo **Simpasai *Parado Wane
1 Telepon : Data di Desa
Telepon Umum Tidak Tersedia Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Wartel Tidak Ada 1 Unit Tidak Ada
Warnet Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Sinyal Telepon/ Handphone
Ada Ada Ada
2 Kantor Pos :
Kantor Pos Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Kantor Pos Pembantu
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Tukang Pos Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
3 Radio/TV :
TV Umum Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Jumlah Radio Tidak Ada 80 Unit Tidak Ada
Jumlah TV 1.200 Unit 397 Unit 251 Unit
Jumlah Parabola 20 Unit 36 Unit 243 Unit
4 Koran/Majalah/ Buletin :
Koran/Surat Kabar
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Majalah Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Papan Iklan/Reklame
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Papan Pengumuman
Tidak Ada Ada Tidak Ada
Profil Desa dan Kelurahan *Tahun 2014, **Tahun 2010
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa selain penggunaan
telepon genggam (khususnya di Desa Monggo, Desa Simpasai, dan Desa
Parado Wane), sarana komunikasi yang umum digunakan masyarakat desa
terpilih adalah radio, televisi, dan penggunaan antena parabola.
26
Adanya radio, televisi, penggunaan antena parabola, dan telepon
seluler menjadikan masyarakat desa lebih cepat untuk berkembang
mengikuti globalisasi. Dengan semakin maraknya telepon genggam saat ini
menjadikan kantor pos sebagai sarana komunikasi lewat surat kurang
diminati masyarakat karena membutuhkan waktu relatif lebih lama dalam
penyampaian pesan.
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Tingkat kesehatan masyarakat juga dapat dijadikan indikator
kesejahteraan masyarakat desa. Pengetahuan masyarakat terhadap cara-
cara menjaga kesehatan mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat.
Masyarakat yang mengerti dan paham akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan dan perilaku hidup yang sehat dapat terhindar dari
terjangkitnya wabah penyakit. Dalam upaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat perlu didukung dengan sarana kesehatan yang
memadai. Adapun sarana kesehatan masyarakat yang ada di desa terpilih
dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Jenisnya di Desa Terpilih Tahun 2013
No. Sarana Kesehatan
Jumlah Sarana (Unit)
Desa Campa Desa
Monggo Desa
Simpasai Desa Parado
Wane
1 Rumah Sakit - - - -
2 Puskesmas - - - -
3 Puskesmas Pembantu 1 - 1 -
4 Rumah Bersalin - - - -
5 Poskesdes/Polindes 1 1 1 2
6 Poliklinik - - - -
7 Praktek Dokter - - - -
8 Toko Obat/Apotek - - - -
9 Posyandu 3 3 4 4
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
27
Dari tabel 14 terlihat bahwa sarana kesehatan di empat desa
terpilih sudah cukup tersedia walaupun baru sebatas Poskesdes/Polindes di
setiap desa dan Puskesmas Pembantu yang tersedia di dua desa tersebut,
yakni Desa Campa dan Desa Simpasai.
Wabah penyakit yang pernah diderita masyarakat Desa Parado
Wane adalah muntaber. Adapun penyakit yang sering diderita oleh
masyarakat keempat desa tersebut antara lain diare, batuk, pilek, demam
dan flu, dan beberapa kali dijumpai sakit jantung, diabetes mellitus,
malaria, gila/stress, TBC, ISPA, dan asma (jumlahnya dapat dilihat pada
Tabel 15).
Tabel 15. Jumlah Penderita Sakit di Desa Terpilih
No. Penyakit
Jumlah (Orang)
Campa *Monggo **Simpasai *Parado Wane
1 Jantung Data di Desa - Data di Desa 1
2 Lever Tidak Tersedia - Tidak Tersedia -
3 Paru-paru - -
4 Kanker - -
5 Stroke - -
6 Diabetes Mellitus 15 2
7 Ginjal - -
8 Malaria - 8
9 Lepra/Kusta - -
10 HIV/AIDS - -
11 Gila/Stress 1 4
12 TBC 3 6
13 ISPA - 360
14 Asma - 3
Profil Desa dan Kelurahan *Tahun 2014, **Tahun 2010
4. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat suatu desa sangat bergantung dari
tersedianya sarana dan prasarana pendidikan di wilayah tersebut. Dari
keempat desa terpilih, hanya di Desa Parado Wane dan Desa Monggo yang
28
sudah tersedia sekolah sampai tingkat Sekolah Menengah Umum/sederajat.
Di Desa Campa dan Simpasai sarana pendidikan yang tersedia sampai
tingkat Sekolah Menengah Pertama. Prasarana pendidikan yang tersedia di
keempat desa terpilih disajikan pada Tabel 16 berikut ini :
Tabel 16. Jumlah dan Jenis Sekolah Desa Terpilih Tahun 2013
No. Jenis Sekolah
Desa (Unit)
Campa Monggo Simpasai Parado Wane
1 TK
Negeri - - - 1
Swasta 2 4 3 1
2 SD
Negeri 3 3 3 3
Swasta - - - -
3 SMP
Negeri 1 - 1 2
Swasta - - - -
4 SMU
Negeri - - - 1
Swasta - - - -
5 Perguruan Tinggi
Negeri - - - -
Swasta - - - -
6 Madrasah Ibtidaiyah
Negeri - - - -
Swasta - 1 - -
7 Madrasah Tsanawiyah
Negeri - - - -
Swasta - 1 - -
8 Madrasah Aliyah
Negeri - - - -
Swasta - - - -
9 SMK
Negeri - - - -
Swasta - - - -
10 Pondok Pesantren - - - -
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
5. Perumahan
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia
dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak
serta kepribadian masyarakat. Oleh karena itu adanya perumahan sangat
penting demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan masyarakat.
Perumahan dan permukiman tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan
kehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim
29
manusia dalam menciptakan ruang kehidupan untuk memasyarakatkan
dirinya dan menampakkan jati dirinya.
Kondisi perumahan penduduk di desa dapat dijadikan salah satu
indikator tingkat kesejahteraan penduduk. Kondisi dan keadaan rumah juga
dapat digunakan untuk mengetahui status sosial masyarakat. Masyarakat
dengan status sosial yang tinggi mempunyai rumah dengan bentuk
permanen dan desain yang modern. Status sosial yang tinggi di masyarakat
selain berasal dari keturunan, juga diperoleh dari kepemilikan harta yang
banyak. Sementara masyarakat yang miskin mempunyai status sosial yang
rendah mempunyai rumah tinggal seadanya dalam bentuk rumah
sederhana dan semi permanen.
Dari keempat desa terpilih, tiga diantaranya (Campa, Mongo, dan
Simpasai) sebagian besar perumahan penduduknya berbahan dari batu
(bangunan semen semi permanen). Hanya sebagian kecil saja yang
berbahan kayu atau bambu. Sementara di Desa Parado Wane masih
banyak terdapat bangunan rumah yang terbuat dari bambu. Jumlah
bangunan tempat tinggal menurut jenis bangunan di desa terpilih dapat di
lihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Jumlah Bangunan Tempat Tinggal Menurut Jenis Bangunan di Desa Terpilih Tahun 2013
No. Jenis Bangunan
Desa (Unit)
Campa Monggo Simpasai Parado Wane
1 Batu 813 897 1.100 213
2 Kayu 21 341 80 46
3 Bambu 6 4 120 532
Jumlah 840 1.242 1.300 791
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
6. Peribadatan
Masyarakat Desa Campa, Desa Monggo, Desa Simpasai, dan Desa
Parado Wane mayoritas memeluk agama Islam. Sarana peribadatan yang
tersedia di keempat desa tersebut sebagian besar adalah rumah ibadah
30
untuk umat Islam, berupa Masjid dan Musholla/Langgar. Hanya di Desa
Monggo terdapat dua buah gereja yang digunakan oleh sebagian
masyarakat Monggo yang beragama Kristen Katolik. Sarana peribadatan di
masing-masing desa terpilih tersebut terdapat pada Tabel 18.
Tabel 18. Jumlah Sarana Peribadatan di Desa Terpilih
No. Rumah Ibadah Desa (Unit)
Campa Monggo Simpasai Parado Wane
1 Masjid 2 3 1 3
2 Musholla/Langgar 6 8 9 2
3 Gereja - 2 - -
4 Pura - - - -
5 Vihara - - - -
6 Lainnya - - - -
Sumber : Kecamatan Madapangga, Monta, dan Parado Dalam Angka Tahun 2014
7. Kelembagaan Desa/Kelurahan
Di keempat desa terpilih terdapat lembaga formal dan informal
yang mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat desa setempat. Data
kelembagaan desa terpilih disajikan pada Tabel 19.
31
Tabel 19. Sarana Kelembagaan di Desa Terpilih
No. Lembaga
Jumlah Lembaga (Unit)
Campa *Monggo **Simpasai *Parado Wane
1 Pemerintahan : Data di Desa
Pemerintah Desa/Kelurahan
Tidak Tersedia 1/Aktif 1/Aktif 1/Aktif
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
1/Aktif 1/Aktif 1/Aktif
2 Kemasyarakatan :
Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD/LKK)
1/Aktif - 1/Aktif
LKMD 1/Aktif 1/Aktif -
LPMD/LPMK 1/Aktif 1/Aktif -
PKK 1/Aktif 1/Aktif 1/Aktif
RW 6/Aktif 5/Aktif 7/Aktif
RT 19/Aktif 12/Aktif 20/Aktif
Karang Taruna 1/Aktif 1/Aktif 1/Aktif
Kelompok Tani 50/Aktif 11/Aktif -
Lembaga Adat - 1/Aktif 1/Aktif
Badan Usaha Milik Desa - 1/Aktif -
Organisasi Keagamaan 2/Aktif - 2/Aktif
Organisasi Perempuan Lain 1/Aktif - 2/Aktif
Organisasi Pemuda Lainnya 1/Aktif - 2/Aktif
Organisasi Profesi Lainnya 4/Aktif - -
Kelompok Gotong-royong 3/Aktif - 1/Aktif
Gapoktan - 1/Aktif -
Profil Desa dan Kelurahan *Tahun 2014, **Tahun 2010