II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ......

24
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukum Menurut Setiono, sebagaimana dikutip oleh M. Andi Firdaus defenisi perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia. 3 Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia. 4 Menurut Philipus Hadjon, bahwa perlindungan Hukum dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Perlindungan hukum yang preventif, bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa; 2. Perlindungan hukum yang represif, bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Secara harfiah, perlindungan hukum dapat diartikan sebagai suatu cara, 3 M. Andi Firdaus, Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada Bidang Usaha Perkebunan Di Indonesia, Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, hlm. 24, diakses dari <http://www.uinjkt.ac.id > pada tanggal 21 Januari 2015 4 Muchsin,Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia,Skripsi, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2003, hlm. 14, diakses dari <http://raypratama.blogspot. com/2015/04/teori-perlindungan-hukum.html > pada tanggal 21 Januari 2015

Transcript of II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ......

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perlindungan Hukum

Menurut Setiono, sebagaimana dikutip oleh M. Andi Firdaus defenisi

perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat

dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan

hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan

manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia.3 Menurut Muchsin,

perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu dengan

menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang menjelma dalam

sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup

antar sesama manusia.4 Menurut Philipus Hadjon, bahwa perlindungan Hukum

dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1. Perlindungan hukum yang preventif, bertujuan untuk mencegah terjadinya

sengketa;

2. Perlindungan hukum yang represif, bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.

Secara harfiah, perlindungan hukum dapat diartikan sebagai suatu cara,

3 M. Andi Firdaus, Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada Bidang Usaha

Perkebunan Di Indonesia, Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, hlm. 24,

diakses dari <http://www.uinjkt.ac.id> pada tanggal 21 Januari 2015 4Muchsin,Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia,Skripsi,

Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2003, hlm. 14, diakses dari <http://raypratama.blogspot.

com/2015/04/teori-perlindungan-hukum.html> pada tanggal 21 Januari 2015

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

9

proses, perbuatan melindungi berdasarkan hukum, atau dapat pula diartikan

sebagai suatu perlindungan yang diberikan hukum.5

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa hukum berfungsi sebagai

perlindungan kepentingan manusia, agar kepentingan manusia terlindungi, hukum

harus dilaksanakan secara profesional. Perlindungan hukum dapat diartikan

sebagai perlindungan dengan menggunakan pranata dan sarana hukum. Hukum

dalam memberikan perlindungan dapat melalui cara-cara tertentu, antara lain

dengan :

1. Membuat peraturan (by giving regulation), bertujuan untuk:

a. Memberikan hak dan kewajiban;

b. Menjamin hak-hak para subyek hukum;

2. Menegakkan peraturan (by law enforcement) melalui:

a. Hukum administrasi negara yang berfungsi untuk mencegah (preventive)

terjadinya pelanggaran hak-hak konsumen, dengan perjanjian dan

pengawasan;

b. Hukum pidana yang berfungsi untuk menanggulangi (repressive)

pelanggaran UUPK, dengan mengenakan sanksi pidana dan hukuman;

c. Hukum perdata yang berfungsi untuk memulihkan hak (curative;

recovery; remedy), dengan membayar kompensasi atau ganti kerugian.6

Jika dilihat dalam konteks perlindungan hukum terhadap pasien pengguna jasa

pengobatan tradisional, maka dapat didefenisikan bahwa perlindungan pasien

5 Philipus Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: Bina Ilmu,

1987, hlm. 22. 6 Wahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, Bandar

Lampung : Universitas Lampung, 2007, hlm. 31.

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

10

adalah segala upaya untuk membantu Pasien dalam menghadapi permasalahan

kesulitan dan kerugian.

B. Hukum Perjanjian

1. Pengertian Hukum Perjanjian

Perjanjian didefinisikan sebagai hubungan hukum antara dua pihak atau lebih

berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.7 Tenaga pengobat

tradisional melakukan praktik penyembuhan terhadap pasien didukung dengan

perjanjian dalam lingkup kesehatan. Perjanjian dalam lingkup kesehatan

masyarakat dituntut telah memiliki dasar keahlian mengobati secara tradisional

melalui pengalaman, keterampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan,

dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

2. Unsur-Unsur Perjanjian

Unsur-unsur perjanjian dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Adanya kaidah unsur hukum

Kaidah dalam perjanjian dapat dibagi menjadi dua macam yakni, tertulis dan

tidaktertulis. Kaidah hukum tertulis adalah kaidah yang terdapat di dalam

peraturan perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi. Sedangkan perjanjian

tidak tertulis adalah kaidah-kaidah hukum yang timbul, tumbuh, hidup dalam

masyarakat seperti, jual beli emas, jual beli tanah dan lain sebagainya.

7Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum; Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty,

1999,hlm.110.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

11

b. Subjek hukum

Istilah dari subjek hukum adalah recthpersoon. Recthpersoon diartikan sebagai

pendukung hak dan kewajiban. Dalam hal ini yang menjadi subjek dalam kontrak

adalah debitur dan kreditur. Kreditur adalah orang yang berpiutang, sedangkan

debitur adalah orang yang berutang.

c. Adanya prestasi

Prestasi adalah apa yang menjadi hak kreditur dan apa yang menjadi kewajiban

debitur. Suatu prestasi berdasarkan Pasal 1234 KUHPerdata terdiri dari

memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu.

d. Kata sepakat

Berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata terdapat empat syarat sahnya perjanjian

salah satunya adalah kata sepakat konseksus.

e. Akibat hukum

Setiap perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan menimbulkan akibat hukum

yang menimbulkan hak dan kewajiban.

3. Asas-Asas Hukum Perjanjian

Keberadaan suatu perjanjian tidak terlepas dari asas-asas yang mengikutinya yang

harus dijalankan oleh para pihak untuk menciptakan kepastian hukum. Didalam

perjanjian terdapat 5 (lima) asas yang dikenal menurut hukum perdata yaitu:8

8Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common law, Sinar Harapan, Jakarta,

1996, hlm. 6.

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

12

a. Asas kebebasan berkontrak (freedom of contract)

Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 ayat (1)

KUHPerdata, yang berbunyi : “Semua perjanjian yang dibuat secara sah

berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.”Asas ini

merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan kepada para pihak untuk :

1) Membuat atau tidak membuat perjanjian;

2) Mengadakan perjanjian dengan siapa pun;

3) Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratan serta;

4) Menentukan bentuk perjanjiannya apakah tertulis atau lisan;

b. Asas konsesualisme (consensualism)

Asas konsesualis dapat disimpulkan dalam Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata.

Pasal tersebut ditentukan bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya

kesepakatan antara kedua belah pihak. Asas ini merupakan asas yang menyatakan

bahwa perjanjian tidak diadakan secara formal, melainkan cukup dengan adanya

kesepakatan kedua belak pihak.

c. Asas kepastian hukum (pucta sunt servanda)

Asas kepastian hukum disebut juga dengan asas pucta sunt servanda merupakan

asas yang berhubungan dengan akibat perjanjian. Asas pacta sunst servanda

merupakan asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi

kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagai layaknya sebuah undang-undang.

Mereka tidak boleh melakukan intervensi terhadap subtansi kontrak yang dibuat

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

13

para pihak. Asas pucta sunt servanda sebagaimana pada Pasal 1338 ayat (1)

KUHPerdata.

d. Asas itikad baik (good faith)

Asas itikad baik tercantum dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata yang berbunyi:

“Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik” asas ini merupakan asas

bahwa para pihak, yaitu debitur dan kreditur harus melaksanakan subtansi kontrak

berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun kemampuan baik

dari para pihak. Asas itikad baik terbagi menjadi dua macam yakni, itikad baik

nisbi dan itikad baik mutlak.

Pada itikad yang pertama, seseorang memperhatikan sikap dan tingkah laku yang

nyata dari subjek. Pada itikad yang kedua, penilaian terletak pada akal sehat dan

keadilan serta dibuat ukuran yang objektif untuk menilai keadaan menurut norma-

norma objektif.

e. Asas keperibadian (personality)

Asas keperibadian merupakan asas yang menunjukan bahwa seseorang yang akan

melakukan dan membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal

ini dapat dilihat Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUHPerdata. Pada Pasal 1315 dan

Pasal 1340 KUHPerdata menyatakan : “Pada umumnya seseorang tidak dapat

mengadakan perikatan atau perjanjian selain untuk dirinya sendiri.” Kemudian

pasal 1340 KUHPerdata menyatakan bahwa “ Perjanjian hanya berlaku antara

pihak yang membuatnya“.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

14

Adanya perjanjian akan menimbulkan hak dan kewajiban antara pihak-pihak yang

harus dipenuhi berdasarkan yang diperjanjikan. Pemenuhan kewajiban

bertentangan dengan wanprestasi yang tidak boleh dilakukan pihak-pihak yang

melakukan perjanjian. Wanprestasi artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah

disepakati dalam perikatan.9

Para pihak yang melakukan perjanjian dilarang wanprestasi atas hal-hal yang telah

diperjanjikan. Perjanjian yang diakukan oleh pengobat tradisional terhadap

pasiennya disebut sebagai perjanjian pengobatan tradisional yang tujuannya

melakukan penyembuhan. Perjanjian penyembuhan dalam istilah kesehatan

dikenal dengan perjanjian terepeutik.

Perjanjian terapeutik atau sering disebut dengan transaksi terapeutik adalah

“hubungan antara dokter dengan pasien dalam pelayanan medik secara profesional

didasarkan kompetensi yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan tertentu di

bidang kedokteran”. Perjanjian tersebut adalah perjanjian penyembuhan yang

berhubungan dengan dokter namun hal tersebut juga berlaku bagi tenaga pengobat

tradisional sebagai tenaga penyelenggara kesehatan.

Terjemahan Pasal 1313 Bugerlijk Weebook (BW) dalam Bahasa Indonesia

merujuk pada hasil terjemahan Subekti dan Tirto sudibio pada Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), memberikan rumusan tentang kontrak

atau perjanjian adalah “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu

orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

9Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010,

hlm.241.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

15

Subekti10

memberikan definisi “perjanjian” adalah suatu peristiwa di mana

seorang berjanji pada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk

melaksanakan suatu hal. Peraturan atau ketentuan yang digunakan sebagai acuan

dalam perjanjian jasa menurut Pasal 1601 KUHPerdata.

Salah satu perjanjiannya adalah perjanjian yang dibuat antara profesional dan

klien, meliputi klausula-klausula yang telah disepakati untuk dilakukan atau

dikerjakan oleh profesional. Perjanjian tersebut seperti informed concent yang

mengatur perjanjian antara dokter dan pasien.11

Perjanjian antara profesional dan klien dapat dibedakan menjadi Perjanjian

mendeskripsikan adanya interaksi dan transaksi para pihak. Hal tersebut

menandakan bila tidak ada perjanjian maka tidak ada hubungan hukum antara

kedua belah pihak. Kedua belah pihak yang mengadakan hubungan hukum

melalui perjanjian akan lebih mudah mengakui hak dan kewajiban serta meminta

pertanggungjawaban secara hukum terutama bagi pasien terhadap penyelenggara

pengobatan tradisional.

Perjanjian pengobatan tradisional menggunakan asas konsensual. Asas konsensual

mempunyai arti bahwa perjanjian itu terjadi saat tercapainya kata sepakat

(konsensus) antara pihak-pihak mengenai pokok perjanjian.12

Kata sepakat pada

asas konsensual yang dimaksud terjadinya persetujuan atas hal-hal yang

diperjanjikan antara pasien dan pihak pengobat tradisional. Para pihak bebas

untuk menuangkan kesepakatan mereka dalam bentuk apapun.

10

Subekti, Hukum Perjanjian, Cet. XVI , Jakarta: Intermasa, 1996, hlm. 1. 11

Wahyu Sasongko, Op. Cit., hlm.107. 12

Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 296.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

16

Jadi perjanjian pengobatan tradisional boleh dituangkan dalam bentuk tertulis atau

secara lisan. Syarat sahnya suatu perjanjian diterapkan Pasal 1320 KUHPerdata

yang menyebutkan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian harus memenuhi 4

(empat) unsur, yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu hal tertentu; dan

4. Suatu sebab yang halal.

Perjanjian dirumuskan juga dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang menyatakan

bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang

bagi mereka yang membuatnya. Sedangkan ketentuan mengenai syarat sahnya

perjanjian di atur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Pasal 1321 KUHPerdata yang

berbunyi: tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena kekhilafan,

atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan.

Tanggung jawab muncul karena adanya hubungan antar pihak yang dituangkan

dalam perjanjian. Perjanjian penyembuhan dalam lingkup pengobatan tradisional

yang berjalan saat ini didukung dengan syarat sahnya perjanjian. Pasien datang

menawarkan diriuntuk disembuhkan oleh pengobat tradisional. Pihak pelaku

pengobat tradisional menerima tawaran pasien tersebut. Pasien dan pelaku

pengobat tradisional telah mengikatkan dirinya dengan sepakat untuk

mengikatkan dirinya dalam perjanjian penyembuhan.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

17

Syarat sah yang selanjutnya pasien dan pelaku pengobat tradisional harus cakap

untuk membuat suatu perikatan, dalam hal ini dewasa atau didampingi oleh orang

tua/wali dan tidak gila. Perjanjian penyembuhan ini juga harus memenuhi suatu

hal tertentu berupa bentuk adanya hal yang diperjanjikan dan suatu sebab yang

halal mengartikan bahwa yang diperjanjikan tidak melanggar aturan perundang-

undangan yang berlaku.

Perjanjian pengobatan tradisional didukung pula dengan adanya teori penawaran

dan penerimaan. Titik temu penawaran dan penerimaan secara timbal balik

menciptakan kesepakatan sebagai perjanjian yang mengikat pihak-pihak.13

Penawaran danpenerimaan jika disetujui kedua belah pihak maka dilanjutkan

dengan perjanjian pengobatan tradisional demi terpenuhinya tanggung jawab serta

hak dan kewajiban para pihak. Teori hukum perjanjian tersebut sangat berkaitan

bagi pemecahan permasalahan perlindungan pasien terhadap pengguna jasa

pelayanan pengobatan tradisional.

C. Teori Hukum Perlindungan Konsumen

1. Pasien sebagai Konsumen Kesehatan

Pelayanan di bidang medis, tidak terpisah akan adanya seorang tenaga kesehatan

dengan konsumen, dalam hal ini pasien. Pasien dikenal sebagai penerima jasa

pelayanan kesehatan dan dari pihak rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan

kesehatan dalam bidang perawatan kesehatan.

13

Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia, Edisi Revisi, Bandung: Citra

Aditya Bakti,2006, hlm. 55.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

18

Pasien sebagai konsumen jasa di bidang pelayanan medis, dengan melihat

perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan yang pesat, risiko yang dihadapi

semakin tinggi. Oleh karena itu, dalam hubungan antara tenaga kesehatan dengan

pasien, misalnya terdapat kesederajatan.

Selain dokter, maka pasien juga memerlukan perlindungan hukum yang pro

porsional yang diatur dalam Undang-Undangan No.8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen. Perlindungan tersebut terutama diarahkan kepada

kemungkinan-kemungkinan bahwa dokter melakukan kekeliruan karena kelalaian

a. Pasien

Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis. Kata pasien dari bahasa

Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa Inggris. Patient diturunkan dari

bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja

patiyang artinya menderita. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

pasien adalah orang sakit (yang dirawat dokter), penderita (sakit).14

Menurut Pasal 1 ayat 10 UUPK, “Pasien adalah setiap orang yang melakukan

konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang

diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter”.

b. Pasien sebagai Konsumen

Secara harafiah arti kata consumer adalah (lawan dari produsen) setiap orang yang

menggunakan barang. Tujuan penggunaan barang atau jasa ini nanti menentukan

14

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

19

termasuk konsumen kelompok mana pengguna tersebut.15

Menurut Pasal 1 angka

(2) Undang-Undang Perlindungan Konsumen, dijelaskan bahwa Konsumen

adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,

baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, ataupun makhluk hidup

lain dan tidak untuk diperdagangkan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang

dimaksud konsumen adalah konsumen akhir.

Manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) pasti membutuhkan orang lain

dalam memenuhi kebutuhannya, termasuk orang yang sedang sakit. Orang yang

sedang sakit (pasien) yang tidak dapat menyembuhkan penyakit yang dideritanya,

tidak ada pilihan lain selain meminta pertolongan dari orang yang dapat

menyembuhkan penyakitnya, yaitu tenaga kesehatan. Tenaga Kesehatan adalah

setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang

untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Pasien dapat digolongkan sebagai konsumen dan dokter sebagai pelaku usaha

dalam bidang kesehatan, sehingga aturan-aturan yang ada dalam Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen berlaku juga bagi

hubungan pengobat tradisional dan pasiennya. Dengan demikian, pasien

dikategorikan sebagai konsumen atau pengguna jasa.

2. Konsep Perlindungan Konsumen

Konsep perlindungan konsumen berdasarkan ketentuan Pasal 1 Angka 1 UU No.

8 Tahun1999 tentang Perlindungan Konsumen, dinyatakan, Perlindungan

15

A.Z Nasution, Op. Cit., hlm 3

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

20

konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk

memberikan perlindungan kepada konsumen.

Rumusan di atas merupakan upaya pembentuk peraturan untuk melindungi

konsumen dari tindakan sewenang-wenang parapelaku usaha. Menurut Yusuf

Shofie Undang-Undang Perlindungan Konsumen di Indonesia mengelompokan

norma-norma perlindungan konsumen ke dalam 2(dua) kelompok, yaitu:

1. Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha;dan

2. Ketentuan tentang pencantuman klausula baku.16

Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha merupakan batasan untuk membentuk

dan melindungi konsumen. Klausula menjadi dasar kesepakatan kedua belah

pihak antara pasien dan pengobat tradisional sebagai pelaku usaha. Kesepakatan

antara pengobat tradisional dan pasien tidak seperti konsumen dan pelaku usaha

pada umumnya. Konsep kesepakatan kedua belah pihak merupakan kesepakatandi

bidang kesehatan dengan adanya rasa kemanusiaan dari tenaga pengobat untuk

melakukan penyembuhan kepada pasien.

Terbitnya Undang-Undang Perlindungan Konsumen menunjukkan bahwa

keberadaan hukum perlindungan konsumen dalam tata hukum nasional tidak

diragukan lagi. Kedudukan hukum perlindungan konsumen diakui sebagai cabang

hukum tersendiri dari hukum ekonomi, karena konsumen adalah subjek dalam

aktifitas perekonomian.

16

Yusuf Shofie. Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, Bandung:

PT Citra Aditya, 2003, hlm. 26.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

21

Oleh karena itu, prilaku konsumen menjadi objek studi tidak hanya bagi ilmu

ekonomi melainkan juga ilmu hukum.17

Perlindungan konsumen di bidang

kesehatan tidak hanya meliputi lingkup hukum ekonomi namun memberikan

adanya perlindungan hukum terhadap pasien yang menjadi konsumen tenaga

pengobat tradisional.

Pasien dan tenaga pengobat tradisionalharus terpenuhi hak-haknya dan

menjalankan kewajiban sesuai dengan yang telah disepakati. Perlindungan

konsumen merupakan masalah kepentingan manusia, oleh karenanya menjadi

harapan bagi semua bangsa di dunia untuk dapat mewujudkannya. Mewujudkan

perlindungan konsumen adalah mewujudkan hubungan berbagai dimensi yang

satu sama lain mempunyai keterkaitan dansaling ketergantungan antara

konsumen, pengusaha, dan Pemerintah.18

Perlindungan konsumen dalam konteks pengobatan tradisional mempunyai

keterkaitan di antaranya terhadap pasien sebagai konsumen, tenaga pengobat

tradisional dan Pemerintah. Janus Sidabalok mengemukakan ada empat alasan

pokok mengapa konsumen perlu dilindungi, yaitu sebagai berikut:

1. Melindungi konsumen sama artinya dengan melindungi seluruh bangsa

sebagaimana diamanatkan oleh tujuan pembangunan nasional menurut UUD

1945;

2. Melindungi konsumen perlu untuk menghindarkan konsumen dari dampak

negatif penggunaan teknologi;

17

Wahyu Sasongko, Op. Cit., hlm. 29. 18

Erman Rajagukguk, dkk. Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Mandar Maju, 2003,

hlm. 7.

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

22

3. Melindungi konsumen perlu untuk melahirkan manusia-manusia yang sehat

rohani dan jasmani sebagai pelaku-pelaku pembangunan, yang berarti juga untuk

menjaga kesinambungan pambangunan nasional;

4. Melindungi konsumen perlu untuk menjamin sumber dana pembangunan yang

bersumber dari masyarakat konsumen.19

Perlindungan konsumen memberikan tuntutan agar hak-hak sebagai konsumen

dapat jelas diaplikasikan pada praktiknya. Praktik pengobatan tradisional dapat

memperjelas hak dan kewajiban dari pasien. Hubungan hukum melalui hak dan

kewajiban masing-masing pihakakan memberikan kepastian hukum terutama bagi

pasien melalui pertanggungjawaban sesuai dengan yang diperjanjikan dan

disepakati. Kesepakatan yang diawali sebelum dilakukannya pengobatan

merupakan bentuk perlindungan hukum yang diberikan terhadap pasien.

D. Pengobatan tradisional

1. Pengertian Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional berdasarkan Kepmenkes No. 1076/MENKES/SK/VII/2003

tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional adalah pengobatan dan/atau

perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman,

keterampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai

dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

19

Janus Sidabalok. Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 2006, hlm. 6.

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

23

2. Pengobat dan Obat Tradisional

a. Pengobat

Pasal 1 Ayat (3) Kepmenkes No.1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang

Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional mengartikan pengobat adalah orang

yang melakukan penyembuhan atau mengobati. Pasal 18 Ayat (1) Kepmenkes

No.1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan

Tradisional merumuskan pengobat tradisional dapat memberikan obat tradisional

yang di produksi oleh industri obat tradisional (pabrikan) yang sudah terdaftar

serta memiliki nomor pendaftaran dan obat tradisional racikan.

b. Obat tradisional

Obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep

nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat

magic maupun pengetahuan tradisional. pada Pasal 1 Ayat (2) Kepmenkes No.

1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional

merumuskan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa

bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau

campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman.

Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi

kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau

masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini

banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

24

efek samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.20

Obat jenis ini merupakan

obat yang terbuat dari tanaman herbal maupun buah-buahan dengan penggunaan

bahan dasar yang bersifat alamiah.

3. Jenis Pengobatan Tradisional

Menurut Asmino, pengobatan tradisional ini terbagi menjadi dua yaitu cara

penyembuhan tradisional atau traditional healing yang terdiri daripada pijatan,

kompres, akupuntur dan sebagainya serta obat tradisional atau traditional drugs

yaitu menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia dari alam sebagai obat untuk

menyembuhkan penyakit. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 Pasal 3, pengobat tradisional

diklasifikasikan dalam jenis keterampilan, ramuan, pendekatan agama dan

supranatural.

Obat tradisional ini terdiri dari tiga jenis yaitu pertama dari sumber nabati yang

diambil dari bagian-bagian tumbuhan seperti buah, daun, kulit batang dan

sebagainya. Kedua, obat yang diambil dari sumber hewani seperti bagian kelenjar-

kelenjar, tulang-tulang maupun dagingnya dan yang ketiga adalah dari sumber

mineral atau garam-garam yang bisadidapatkan dari mata air yang keluar dari

tanah contohnya, air mata air zam-zam yang terletak di Mekah Mukarramah.21

20

Definisi Obat Tradisional,(www.obat-tradisional.com). diakses pada hari senin 23

januari 2015 pukul 03.49 21

Obat Tradisional. http://buktikanbisa.blogspot.com/2012/03/obat-tradisional-

makalah.html diakses pada hari Kamis.25 juni 2015 pukul 19:26

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

25

a. Obat Herbal

Obat herbal didefinisikan sebagai obat-obat yang dibuat dari bahan alami seperti

tumbuhan yang sudah di budidayakan maupun tumbuhan liar. Selain itu, obat

herbal juga bisa terdiri dari obat yang berasal dari sumber hewani, mineral atau

gabungan antara ketiganya. Sebanyak 150,000 dari pada 250,000 spesis tumbuhan

yang diketahui di dunia adalah berasal dari kawasan tropika. Di Malaysia saja,

kira-kira 1,230 jenis spesies tumbuhan telah lama digunakan di dalam rawatan

tradisional. Kaum Melayu misalnya sering menggunakan akar susun kelapa

(Tabernaemontana divaricata), akar melur (Jasminum sambac), bunga raya

(hibisus rosa sinensis) dan ubi memban (marantha arundinacea) untuk rawatan

kanser.

Pengobatan tradisional ini, masih kurang data laboratorium tentang khasiat serta

manfaat tanaman-tanaman tersebut. Oleh sebab itu, di kalangan ahli dokter

modern menganggap pengobatan alternatif ini kurang ilmiah karena tidak

didukung dengan data klinis yang valid. Para ahli pengobatan tradisional ini pada

dasarnya melihat kesehatan sebagai satu pendekatan holistik di mana jika adanya

berlaku gangguan pada salah satu organ tubuh maka ini akan menyebabkan

ketidak seimbangan pada organ tubuh yang lainnya. Tujuan utama pengobatan ini

dilakukan lebih kepada penyembuhan dengan menyeimbangkan kondisi organ-

organ ini dan bukan hanya untuk menghilangkan gejala saja.

b. Pijat Tradisional

Pijat adalah sebuah perlakuan ”hands-on”, di mana terapis memanipulasi otot dan

jaringan lunak lain dari tubuh untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

26

Berbagai jenis pijat dari lembut membelai hingga teknik manual yang lebih dalam

untuk memijat otot serta jaringan lunak lainnya. Pijat ini telah dipraktikkan

sebagai terapi penyembuhan selama berabad-abad yang hampir ada dalam setiap

kebudayaan di seluruh dunia. Ini dapat membantu meringankan ketegangan otot,

mengurangi stres, dan membangkitkan rasa ketenangan. Meskipun pijat

mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, hal itu terutama mempengaruhi

aktivitas, sistem muskuloskeletal, peredaran darah, limfatik, dan juga saraf.

c. Akupuntur

Akupuntur adalah cara pengobatan yang menggunakan cara menusuk jarum pada

titik-titik tertentu pada tubuh badan manusia dan digunakan untuk mengembalikan

serta mempertahankan kesehatan seseorang dengan menstimulasi titik-titik itu.22

d. Sangkal Putung

Salah satu pengobatan tradisional yang masih diminati masyarakat yaitu sangkal

putung. Sangkal putung sebagai pengobatan patah tulang dengancara

mengusahakan reposisi dengan mengurut dan fiksasi dengan karton dan kayu.

Sangkal putung merupakan suatu pengobatan patah tulang oleh dukun patah

tulang yang dianggap memiliki kekuatan supranatural dengan cara mengurut,

memberi doa, dan minyak. Biasanya masyarakat yang berobat ke dukun sangkal

putung karena alasannya biaya pengobatan dan operasi orthopaedi/tulang yang

relatif mahal, selain itu juga disebabkan karena minimnya pengetahuan

masyarakat mengenai ilmu medis dan bingung mengenai langkah atau pilihan

yang tepat untuk mengobati patah tulang.

22

Obat Tradisional. http://buktikanbisa.blogspot.com/2012/03/obat-tradisional-

makalah.html diakses pada hari Kamis.25 juni 2015 pukul 19:26

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

27

E. Tanggung Jawab Hukum

Tanggung jawab hukum adalah kewajiban menanggung suatu akibat menurut

ketentuan hukum yang berlaku atas kesadaran manusia akan tingkah laku atau

perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga

berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Secara umum

tanggung jawab hukum diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau

berperilaku menurut cara tertentu tidak menyimpang dari peraturan yang telah

ada.23

Menurut Wahyu Sasongko, tanggung jawab hukum adalah kewajiban

menanggung suatu akibat menurut ketentuan hukum yang berlaku dan di sini ada

norma atau peraturan hukum yang mengatur tentang tanggung jawab. Ketika ada

perbuatan yang melanggar norma hukum itu, maka pelakunya dapat dimintai

pertanggungjawaban sesuai dengan norma hukum yang dilanggar.24

Tanggung

jawab dalam hukum perdata dapat dimintakan berdasarkan pertanggungjawaban

kerugian karena perbuatan melawan hukum (onrechtsmatigedaad) atau

pertanggungjawaban atas kerugian karena wanprestasi.25

1. Perbuatan Melawan Hukum (Onreehtmatigedaad)

Berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata, “Tiap perbuatan melawan hukum yang

membawa kerugian kepada orang lain karena salahnya menerbitkan kerugian itu,

mengganti kerugian tersebut”. Tanggung jawab hukum dalam hukum perdata

23

Dendri Satriawan, Tanggung Jawab Rumah Sakit Terhadap Kerugian Yang Diakibatkan

oleh Tenaga Kesehatan, Bandar lampung, Universitas Lampung, Skripsi, 2014, hlm. 9. 24

Wahyu Sasongko, Op. Cit., hlm. 96. 25

Anny Isfandyarie. 2006. Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter. Jakarta.

Prestasi Pustaka. hlm. 6.

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

28

berupa tanggung jawab seseorang terhadap perbuatan yang melawan hukum.

Perbuatan melawan hukum bertentangan dengan undang-undang dan bahkan

dengan ketentuan-ketentuan hukum yang tidak tertulis. Ketentuan perundang-

undangan dari perbuatan melawan hukum bertujuan untuk melindungi dan

memberikan ganti rugi kepada pihak yang dirugikan.26

Selain melahirkan

tanggung jawab perbuatan melawan hukum KUHPerdata juga melahirkan

tanggung hukum atas perbuatan wanprestasi yang diawali dengan perjanjian yang

melahirkan hak dan kewajiban.27

2. Wanprestasi

Pada suatu perjanjian, adakalanya salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban

sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian tersebut. Prestasi merupakan isi

daripada perikatan, apabila debitur tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang

telah ditentukan dalam perjanjian, ia dikatakan wanprestasi.28

Pengertian kelalaian

atau wanprestasi ada beberapa macam, yang meliputi:

a. Tidak melaksanakan isi perjanjian sebagaimana disanggupinya.

b. Melaksanakan isi perjanjian namun tidak sebagaimana dijanjikan.

c. Melaksanakan isi perjanjian namun terlambat.

d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.

26

Komariah. 2001. Edsisi Revisi Hukum Perdata. Malang. Universitas Muhammadiyah

Malang. hlm. 12. 27

Ahmadi Miru. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

hlm. 127. 28

Lukman Yuwono. 2013. Upaya Perusahaan Rental Untuk Menyelesaikan Wanprestasi

Dan Overmacht Yang Berupa Kerusakan Pada Perjanjian Sewa Menyewa Mobil. Malang.

Universitas Brawijaya, Artikel Ilmiah. hlm. 10.

http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/152/145. Diunduh Pada

Tanggal 05 Januari 2015 Pukul 13.08 WIB.

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

29

Perjanjian memiliki kekuatan mengikat yaitu Pasal 1339 KUHPerdata sehingga

pihak yang dirugikan oleh adanya wanprestasi ini dapat melayangkan tuntutan

atas kelalaian yang terjadi. Pihak yang dirugikan dapat melakukan tuntutan

dengan salah satu cara sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal 1267

KUHPerdata, yaitu:

a. Pemenuhan perikatan.

b. Pemenuhan perikatan dengan ganti kerugian.

c. Ganti kerugian.

d. Pembatalan perjanjian timbal balik.

e. Pembatalan dengan ganti kerugian.29

Sikap bertanggung jawab yang menjadi tuntutan dasar dalam menjalankan sebuah

profesi mempunyai 2 (dua) arah, yaitu:30

a. Seseorang diharapkan bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan hasilnya.

Artinya, kerja seseorang dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang bermutu.

b. Seseorang dituntut untuk bertanggung jawab terhadap dampak pekerjaan

seseorang pada kehidupan orang lain.

29

Ganti rugi yang diharapkan bisa berupa biaya yang dikeluarkan, biaya yang diakibatkan

atas kerugian dan perkiraan keuntungan yang hilang akibat timbulnya kelalaian tersebut.

Pembayaran ganti rugi ini harus didahului oleh surat resmi dari pihak yang dirugikan (mengenai

kelalaian yang terjadi) terhadap pihak yang lalai. Pasal 1366 KUHPerdata menegaskan “Setiap

orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi

juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaiannya atau kurang hati-hatinya”. 30

E, Sumaryono. 1995. Etika Profesi Hukum: Norma-Norma Bagi Penegak Hukum.

Yogyakarta. Kanisius. hlm. 148.

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

30

F. Kerangka pikir

Keterangan :

Pasien datang ke pengobatan tradisional secara hukum telah mengadakan

penawaran dengan meminta bantuan pertolongan/bantuan pengobatan.

Selanjutnya pengobat yang menerima keluhan pasien dikonstruksikan sebagai

menerima permintaan tersebut. Terjadi kesepakatan dengan cara-cara pengobatan

tradisional/alternatif. Apabila terjadi kesepakatan maka di antara pengobat dan

pasien telah terjadi suatu perjanjian dan dilanjutkan dengan pengobatan.

Penyelenggaraan pengobatan tradisional

Pengobat Pasien

1. Perlindungan hukum bagi pasien

pengguna jasa pengobatan tradisional

sangkal putung

2. Upaya hukum bagi pasien pengguna

jasa pelayanan pengobatan tradisional

yang mengalami kerugian

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perlindungan Hukumdigilib.unila.ac.id/16141/14/BAB II.pdf · ... Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada ... Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri

31

Pelaksanaan perjanjian pengobatan tradisional antara pasien dan pengobat

tradisional juga melindungi penyelenggaraan pengobatan tradisional. Peraturan

Kepmenkes No. 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggara Pengobatan

TradisionaldanUndang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan. Pasien

harus mengetahui apakah pihak pengobat tradisional yang didatangi telah

memiliki Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) atau Surat Izin Pengobatan

Tradisional (SIPT) agar pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan sesuai

aturan hukum yang melindungi. Upaya tersebut untuk melindungi

penyelenggaraan pengobatan tradisional terutama terhadap pasien dan pengobat

tradisional serta memperjelas pertanggungjawaban kedua belah pihak secara

hukum.