II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa...

24
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajak Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum yang hasilnya digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan nasional demi mencapai kesejahteraan umum. Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli diantaranya adalah : 1. Menurut Prof. Dr. H. Rachmat Soemitro, S.H. "Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor pemerintahan) dengantidak mendapat jasa timbal (tegen prestatie) yang langsung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Pengertian lainnya pajak adalah peralihan kekayaan dari rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk membiayai public investment." 2. Menurut Dr. Soeparman Soemohamijaya "Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum."

Transcript of II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa...

Page 1: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pajak

1. Definisi Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak

dipungut berdasarkan norma-norma hukum yang hasilnya digunakan untuk

menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan nasional demi mencapai

kesejahteraan umum.

Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli diantaranya adalah :

1. Menurut Prof. Dr. H. Rachmat Soemitro, S.H. "Pajak adalah iuran rakyat

kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor pemerintahan)

dengantidak mendapat jasa timbal (tegen prestatie) yang langsung dapat ditunjuk

dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum. Pengertian lainnya pajak

adalah peralihan kekayaan dari rakyat kepada kas negara untuk membiayai

pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk membiayai public investment."

2. Menurut Dr. Soeparman Soemohamijaya "Pajak adalah iuran wajib berupa

uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum

guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai

kesejahteraan umum."

Page 2: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

14

3. Menurut R.R.A. Seligman "Pajak itu merupakan suatu pungutan yang bersifat

paksaan dari orang kepada pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

yang bertalian dengan masyarakat umum tanpa dapat ditunjuk adanya

keuntungan-keuntungan khusus sebagai imbalannya ( A tax is compulsory

contribution from the person to the government to defray the expenses inccurred

in the common interest of all without reference to special benefits conferred )"

2. Fungsi Pajak

Pajak pada dasarnya memiliki 2 fungsi utama (Sadono Sukirno : 2000) yaitu :

1. Pajak sebagai budgetary Funtion artinya pajak merupakan alat untuk

mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan Pemerintah, baik rutin

maupun pembangunan

2. Pajak sebagai regulatory function artinya pajak merupakan alat untuk mengatur

perekonomian yang direncanakan oleh Pemerintah seperti Pertumbuhan ekonomi,

distribusi pendapatan, stabilisasi ekonomi dan mengatur kegiatan

konsumen/produsen.

Sementara itu, pemerintah memiliki tiga fungsi pokok pajak (Musgrave &

Musgrave, 1989) yaitu :

1. Fungsi alokasi, yaitu merupakan usaha pemerintah untuk memberikan

pelayanan kepada warga negaranya. Dalam penggunaan dana pada fungsi ini

harus dilakukan secara seimbang dan digunakan untuk pengadaan barang dan jasa

publik.

2. Fungsi distribusi, yaitu dengan dikenakan sistem pajak yang progesif, ini

diharapkan agar distribusi pendapatan dalam masyarakat merata.

Page 3: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

15

3. Fungsi stabilisasi, yaitu pajak merupakan salah satu dari kebijakan fiskal bila

digunakan efeknya dapat mengurangi pengangguran, menstabilkan harga,

mengatasi kelangkaan produksi, mengurangi tingkat inflasi dan sebagainya.

3. Prinsip Pemungutan Pajak

Menurut Adam Smith (dalam Suparmoko 1987 : 97), pengenaan pajak harus

memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Keadilan (Equity)

Beban pajak harus sesuai dengan kemampuan relatif dari wajib pajak.

b. Kepastian (Certainly)

Pajak harus tegas, jelas, dan pasti setiap wajib pajak sehingga mudah dimengerti

dan juga akan memudahkan administrasi bagi pemerintah.

c. Kecocokan (Convenience)

pajak jangan sampai menekan wajib pajak sehingga mereka akan dengan sukarela

dan senang hati melakukan pembayaran pajak kepada pemerintah.

d. Ekonomi (Economy)

Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian dalam arti biaya pungutan jangan

sampai lebih besar daripada penerimaan pajaknya.

e. Ketepatan (Adequate)

pajak dapat dipungut tepat waktu dan jangan sampai mempersulit posisi

anggaraan Pemerintah.

Page 4: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

16

4. Asas Pengenaan Pajak

Asas utama yang paling sering digunakan oleh negara sebagai landasan untuk

mengenakan pajak adalah:

1. Asas domisili (Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan

wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnaya baik penghasilan yang berasal

dari dalam maupun luar negeri).

2. Asas sumber (Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan yang

bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak).

3. Asas kebangsaan atau asas nasionalitas adalah Pemungutan pajak yang

dilakukan berdasarkan kebangsaan atau kewarganegaraan dari wajib pajak, untuk

menghindari pajak berganda (yaitu seorang wajib pajak dikenakan pajak dari

berbagai negara yang menggunakan salah satu dari ketiga negara asas diatas)

maka diadakan suatu perjanjian perpajakan (tax treaty).

5. Sistem Pemungutan Pajak

Mardiasmo (2009:7) sistem pemungutan pajak dibagi atas 3 :

1. Official Assessment System

sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada pemerintah (petugas

pajak) untuk menentukan besarnya pajak terhutang wajib pajak. Sistem

pemungutan pajak ini sudah tidak berlaku lagi setelah reformasi perpajakan pada

tahun 1984. Ciri-ciri sistem pemungutan pajak ini adalah (i) pajak terhutang

dihitung oleh petugas pajak, (ii) wajib pajak bersifat pasif, dan (iii) hutang pajak

Page 5: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

17

timbul setelah petugas pajak menghitung pajak yang terhutang dengan

diterbitkannya surat ketetapan pajak.

2. Self Assessment System

sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk

menghitung sendiri, melaporkan sendiri, dan membayar sendiri pajak yang

terhutang yang seharusnya dibayar. Ciri-ciri sistem pemungutan pajak ini adalah

(i) pajak terhutang dihitung sendiri oleh wajib pajak, (ii) wajib pajak bersifat aktif

dengan melaporkan dan membayar sendiri pajak terhutang yang seharusnya

dibayar, dan (iii) pemerintah tidak perlu mengeluarkan surat ketetapan pajak

setiap saat kecuali oleh kasus-kasus tertentu saja seperti wajib pajak terlambat

melaporkan atau membayar pajak terhutang atau terdapat pajak yang seharusnya

dibayar tetapi tidak dibayar.

3. Withholding System

sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada pihak lain atau pihak

ketiga untuk memotong dan memungut besarnya pajak yang terhutang oleh wajib

pajak. Pihak ketiga disini adalah pihak lain selain pemerintah dan wajib pajak.

Sistem pemungutan pajak di Indonesia sesuai dengan asas pemungutan

pajakmenganut sistem pemungutan pajak self assesment system dan witholding

system.

6. Struktur Tarif Pajak

Dalam pengenaan pajak dikenal struktur tarif pajak yakni

1. Tarif Tunggal yaitu pajak yang menggunakan satu macam tarif, terdiri dari :

Page 6: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

18

a. Tarif tetap (Regresif) adalah tarif yang besarnya tetap dan tidak tergantung

kepada nilai obyek yang dikenakan pajak. Contohnya aturan bea materai untuk

cek dan bilyet giro dengan nominal berapa pun adalah Rp. 3000.000.

b. Tarif sebanding (Proporsional) adalah tarif dengan menggunakan prosentase

tetap. Sehingga jumlah pajak akan berubah sesuai dengan besarnya nilai obyek

yang dikenakan pajak. Contohnya tarif Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Tarif Tidak Tunggal yaitu pajak

a. Tarif Progesif adalah tarif yang menggunakan prosentase semakin besar untuk

nilai obyek yang jumlahnya semakin besar. Contohnya penetapan NJKP dalam

perhitungan PBB.

b. Tarif Degresif adalah tarif yang besar prosentasinya semakin menurun bila

besar obyek yang dikenakan pajak semakin besar jumlahnya. Di Indonesia tidak

menggunakan tarif degresif.

7. Teori Pajak

Dalam setiap perekonomian pemerintah perlu melakukan berbagai jenis

perbelanjaan. Pengeluaran-pengeluaran untuk membiayai administrasi

pemerintah, membangun, dan memperbaiki infrastruktur , menyediakan fasilitas

pendidikan dan kesehatan, dan membiayai anggota polisi dan tentara untuk

menjaga keamanan merupakan pengeluaran yang tidak boleh dielakkan

pemerintah. Untuk dapat membiayai pengeluaran tersebut pemerintah perlu

mencari dana. Dana tersebut terutama diperoleh dari pungutan pajak atas rumah

tangga dan perusahaan (Sukirno, 2004).

Page 7: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

19

Secara garis besar berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan

kepada dua golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.

1. Pajak Langsung

Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung

dikumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak. Setiap individu yang

bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoleh keuntungan

wajib membayar pajak. Pajak yang dipungut dan dikenakan keatas pendapatan

mereka dinamakan pajak langsung, yaitu pajak yang secara langsung dipungut

dari orang yang berkewajiban untuk membayar pajak.

2. Pajak tak Langsung

Pajak tak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dipindah-pindahkan kepada

pihak lain. Salah satu jenis pajak tak langsung yang peting adalah pajak impor.

Biasanya, pada akhirnya yang akan menanggung beban pajak tersebut adalah

para konsumen. Yang mula-mula membayar pajak adalah perusahaan-perusahaan

yang mengimpor barang. Akan tetapi, pada waktu menjual barng impor tersebut,

pengimpor akan menambahkan pajak impor yang dibayarnya dalam menentukan

harga penjualannya. Dengan demikian keuntungannya tidak berkurang. Pada

akhirnya, para pembeli yang akan membayar pajak, yaitu dalam bentuk harga

yang lebih tinggi. Contoh lain dari pajak tak langsung adalah pajak penjualan.

Pajak ini biasanya ditambahkan keharga penjualan yang ditentukan oleh

pedagang-pedagang. Oleh sebab itu pajak penjualan berkecenderungan akan

mengakibatkan kenaikan harga.

Page 8: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

20

Menurut R. Santoso Brotodiharjo SH, dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum

Pajak, ada beberapa teori yang mendasari adanya pemungutan pajak, yaitu:

1. Teori asuransi, menurut teori ini, negara mempunyai tugas untuk melindungi

warganya dari segala kepentingannya baik keselamatan jiwanya maupun

keselamatan harta bendanya. Untuk perlindungan tersebut diperlukan biaya

seperti layaknya dalam perjanjian asuransi diperlukan adanya pembayaran premi.

Pembayaran pajak ini dianggap sebagai pembayaran premi kepada negara. Teori

ini banyak ditentang karena negara tidak boleh disamakan dengan perusahaan

asuransi.

2. Teori kepentingan, menurut teori ini, dasar pemungutan pajak adalah adanya

kepentingan dari masing-masing warga negara. Termasuk kepentingan dalam

perlindungan jiwa dan harta. Semakin tinggi tingkat kepentingan perlindungan,

maka semakin tinggi pula pajak yang harus dibayarkan. Teori ini banyak

ditentang, karena pada kenyataannya bahwa tingkat kepentingan

perlindungan orang miskin lebih tinggi daripada orang kaya. Ada perlindungan

jaminan sosial, kesehatan, dan lain-lain. Bahkan orang miskin justru dibebaskan

dari beban pajak.

Efek Pajak Atas Konsumsi dan Tabungan

Dalam perekonomian dua sektor, pendapatan nasional adalah sama dengan

pendapatan disposebel. Sebagai akibat adanya pajak, dalam perekonomian tiga

sektor pendapatan disposebel telah menjadi lebih kecil dari pendapatan nasional.

Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, hubungan diantara

Page 9: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

21

pendapatan disposebel dan pendapatan nasional dapat dinyatakan secara

persamaan berikut:

Yd=Y-T

Yaitu, pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional(Y)

dikurangi oleh pajak (T). Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi

konsumsi dan tabungan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang

dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan pengeluaran

konsumsi dan tabungan, secara umum dapat dirumuskan:

1. Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak pajak

yang dipungut tersebut. Dalam persamaan: Yd=Y-T.

2. Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan

tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.

Ketika pemerintah merubah pengeluaran atau tingkat pajaknya, perubahan ini

mempengaruhi permintaan terhadap output barang dan jasa perekonomian serta

mengubah tabungan nasional, investasi dan tingkat bunga ekulibirium.

Peningkatan Pembelian Pemerintah berdampak langsung meningkatkan

permintaan terhadap barang dan jasa sebesar G, tetapi karena output total tetap,

maka kenaikan tersebut harus dipenuhi melalui penurunan beberapa kategori

permintaan lain. Karena disposable income Y-T tidak berubah, konsumsi C tidak

berubah, kenaikan pembelian pemerintah harus dipenuhi melaui penurunan

investasi dalam jumlah yang sama. Dan pembelian pemerintah tidak dikaitkan

dengan peningkatan pajak, maka pemerintah mendanai pengeluaranya dengan

meminjam yaitu dengan mengurangi tabungan publik. Karena tabungan publik ini

Page 10: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

22

tidak berubah maka akan mengurangi tabungan nasional. Agar investasi turun,

tingkat bunga harus naik. Jadi, kenaikan pembelian pemerintah menyebabkan

tingkat bunga meningkat dan investasi turun. Pembelian pemerintah dikatakan

crowd out (membatasi) investasi.

Dampak langsung dari pemotongan atau penurunan pajak itu adalah peningkatan

disposable income dan dengan demikian peningkatan konsumsi. Disposable

income naik sebesar T dan konsumsi meningkat sebesar jumlah yang sama

dengan T dikali dengan kecendrungan mengkonsumsi (MPC). Semakin tinggi

MPC semakin besar dampak pemotongan pajak terhadap konsumsi.

Karena output perekonomian ditetapkan oleh faktor-faktor produksi dan tingkat

pembelian pemerintah ditetapkan oleh pembelian pemerintah, kenaikan konsumsi

harus diimbangi dengan penurunan investasi. Karena investasi turun, tingkat

bunga akan naik. Jadi, penurunan pajak, seperti kenaikan pemerintah, meng-

crowd out investasi dan meningkatkan tingkat bunga.

Kita juga bisa menganalisis dampak dari pemotongan pajak dengan menelaah

tabungan dan investasi. Karena pemotongan pajak meningkatkan disposibel

income sebesar T, konsumsi meningkat sampai MPC x T. Tabungan nasional

S, yang sama dengan Y – C – G, turun sejumlah kenaikan konsumsi. Penurunan

tabungan menggeser penawaran dan pinjaman ke kiri, yang meningkatkan tingkat

bunga ekuilibirium dan meng-crow out investasi.

Page 11: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

23

B. Pajak Bumi dan Banguan (PBB)

1. Definisi PBB

PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang

ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi dan atau bangunan. Keadaan subjek

tidak ikut menentukan besarnya pajak. PBB pada awalnya merupakan pajak pusat

yang alokasi penerimaannya dialokasikan ke daerah-daerah dengan proporsi

tertentu, namun demikian dalam perkembangannya berdasarkan Undang-Undang

No. 28 Tahun 2009 tentang PDRD pajak ini khususnya sektor perkotaan dan

pedesaan menjadi sepenuhnya pajak daerah.

PBB dikenakan terhadap objek pajak berupa tanah dan atau bangunan yang

didasarkan pada azas kenikmatan dan manfaat, dan dibayar setiap tahun. PBB

pengenaannya didasarkan pada Undang-undang No. 12 tahun 1985 tentang Pajak

Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang

No.12 tahun 1994. Namun demikian dalam perkembangannya PBB sektor

pedesaan dan perkotaan menjadi pajak daerah yang diatur dalam Undang-

Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)

Pasal 77 sampai dengan Pasal 84 mulai tahun 2010.

2. Obyek Pajak Bumi dan Bangunan

Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Pengertian

ini berarti bukan hanya tanah permukaan bumi saja tetapi betul-betul tubuh bumi

dari permukaan sampai dengan magma, hasil tambang, gas material yang lainnya.

Sedangkan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan

secara tetap pada tanah dan atau perairan untuk tempat tinggal, tempat usaha dan

Page 12: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

24

tempat yang diusahakan, yang termasuk dalam pengertian bangunan antara lain

seperti dalam pasal 77 ayat (2) Undang-Undang PDRD, disebutkan bahwa

termasuk dalam pengertian bangunan adalah :

a. jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti

hotel, pabrik, dan emplasemennya dan lain-lain yang satu kesatuan dengan

kompleks bangunan tersebut,

b. jalan TOL,

c. kolam renang,

d. pagar mewah,

e. tempat olah raga,

f. galangan kapal, dermaga,

g. taman mewah,

h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak, fasilitas lain

yang memberikan manfaat.

Tidak semua objek bumi dan bangunan akan dikenakan PBB, ada juga objek yang

di kecualikan dari pengenaan PBB adalah apabila sebagai berikut :

a. digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang

ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak

dimaksud-kan untuk memperoleh keuntungan,

b. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan

itu,

Page 13: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

25

c. merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,

tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang

belum di bebani suatu hak,

d. digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan

timbal balik,

e. digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang

ditentukan oleh Menteri Keuangan.

3. Subyek PBB

Subyek PBB sekaligus sebagai wajib pajak adalah orang atau badan yang

mempunyai atau memperoleh manfaat dari obyek pajak, namun apabila dalam hal

suatu obyek pajak belum jelas diketahui wajib pajaknya, maka Direktur Jendral

Pajak menentukan wajib pajaknya.

4. Dasar Pengenaan PBB

Dasar Pengenaan PBB adalah Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). NJOP ditetapkan

setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan

setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya. Penentuan NJOP ini dilakukan

dengan melakukan penilai terhadap objek pajak baik yang dilakukan secara masal

atau individual.

Secara tegas Undang-Undang No 12 tahun 1994 menjelaskan yang dimaksud

dengan NJOP mempunyai pengertian sebagai berikut :

“Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara

wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui

Page 14: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

26

perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru,

atau nilai jual objek pajak pengganti”.

5. Penentuan NJOP

Penentuan besarnya NJOP adalah proses penting mengingat NJOP ini yang akan

menentukan besarnya pajak yang di bayar oleh masyarakat. Dalam Keputusan

Direktur Jenderal No. 16/PJ.6/1998 tanggal 30 Desember 1998 dijelaskan

bagaimana menentukan besarnya NJOP untuk setiap sektor PBB. Dalam

Keputusan tersebut diatur sebagai berikut :

1. NJOP atas Sektor Pedesaan/Perkotaan (Obyek PBB yang meliputi kawasan

pertanian, perumahan, perkantoran, pertokoan, industri serta obyek khusus

perkotaan).

2. NJOP atas Sektor Perkebunan (Obyek PBB yang meliputi areal pengusahaan

benih, penanaman baru, perluasan, perubahan jenis tanaman, keragaman jenis

tanaman termasuk sarana penunjangnya).

3. NJOP atas Sektor Kehutanan (Obyek PBB yang meliputi areal pengusahaan

hutan dan budidaya hutan).

4. NJOP atas Sektor Pertambangan (Obyek PBB yang meliputi areal usaha

penambangan bahan-bahan galian dari semua golongan yaitu bahan galian

strategis, bahan galian vital dan bahan galian lainnya).

5. NJOP atas Sektor Perikanan (Semua usaha perorangan atau badan yang

memiliki ijin usaha untuk menangkap atau membudidayakan sumber daya ikan,

termasuk semua jenis ikan dan biota perairan lainnya serta kegiatan menyimpan,

mendinginkan atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial).

Page 15: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

27

6. NJOP atas Objek Pajak yang Bersifat Khusus (Obyek pajak yang memiliki

jenis konstruksi khusus baik ditinjau dari segi bentuk, material pembentuk

maupun keberadaanya memiliki arti khusus seperti: lapangan golf, pelabuhan laut,

pelabuhan udara, jalan tol, pompa bensin, dan lain-lain).

6. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)

Pelaksanaan perhitungan pengenaan pajak PBB ditentukan berdasarkan Nilai

Jual Objek Pajak (NJOP) setelah dikurangi dengan NJOP Tidak Kena Pajak

sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan R I. Nomor :

201/KMK.04/2000 tentang Penyesuaian Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak

Kena Pajak Sebagai Dasar Penghitungan PBB. Setiap wajib pajak diberikan 1 kali

Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP). Apabila seorang Wajib

Pajak mempunyai lebih dari 1 objek pajak, maka sesuai penjelasan UU PBB, yang

diberikan NJOPTKP hanya salah satu objek pajak yang nilainya terbesar.

Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP) sebagaimana

dimaksud dalam keputusan ini ditetapkan setinggi-tingginya Rp 12.000.000,00

untuk setiap wajib pajak. Batasan setinggi-tingginya Rp 12.000.000,00

mengandung maksud bahwa apabila ada Daerah Tingkat II atau Kabupaten / Kota

yang ingin menetapkan NJOP TKPnya disesuaikan dengan kondisi, lingkungan

ekonominya, kurang dari Rp 12.000.000,00.

Penetapan besarnya NJOP TKP sebagaimana dimaksud dalam Peraturan tersebut

di atas untuk setiap daerah Kabupaten / Kota, ditetapkan oleh Kepala Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atas nama Menteri Keuangan dengan

mempertimbangkan pendapat Pemerintah Daerah setempat. Sedangkan

Page 16: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

28

berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 Pasal 77 ayat (4) besarnya NJOPTKP

ditentukan paling rendah adalah Rp. 10.000.000,00 dan penetapannya dilakukan

oleh masing-masing Kepala Daerah.

7. Dasar Perhitungan PBB dan Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)

Dasar perhitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP). Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002 Tentang

Penetapan Besarnya Nilai Jual Kena Pajak Untuk Penghitungan PBB, maka

besarnya Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) untuk perhitungan PBB ditentukan

sebagai berikut:

1. Sebesar 40% dari NJOP untuk:

Objek Pajak Perkebunan,

Objek Pajak Kehutanan,

Objek Pajak Pertambangan,

Objek PBB lainnya apabila NJOP ≥ 1 milyar rupiah,

2. Sebesar 20% dari NJOP untuk objek PBB Lainnya apabila NJOP < 1 Milyar

rupiah.

Sedangkan berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 dalam perhitungan PBB tidak lagi

mengenal besarnya NJKP.

8. Tarif PBB

Tarif PBB berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi

dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.12 tahun

1994 adalah tetap sebesar 0.5%, sedangkan menurut UU Nomor 28 Tahun 2009

Page 17: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

29

Pasal 80 ayat (1) dan (2) adalah paling tinggi 0.3% yang ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

9.Perhitungan PBB

Perhitungan PBB berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 1985 tentang Pajak

Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang No.12 tahun 1994 adalah sebagai berikut:

PBB = 0,5% X 20% X (NJOP – NJOP TKP)

Atau 0,5% X 40% X (NJOP TKP)

Sedangkan perhitungan PBB menurut UU Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 81 adalah

sebagai berikut:

PBB = max 0,3* X (NJOP – NJOP TKP**)

Keterangan :

* = Paling tinggi 0.3% ditetapkan sesuai peraturan daerah

**=Paling rendah Rp. 10.000.000 sesuai peraturan daerah

Sumber : Undang-Undang No. 28/2009

NJOP dikelompokkan kedalam klas-klas yang disebut dengan klasifikasi NJOP

baik untuk bumi maupun bangunan. Klasifikasi NJOP bumi terdiri dari 2 (dua)

kelompok yaitu kelompok A (50 klas) dengan klas tertinggi Rp. 3.100.000,- per

m2

dan klas terendah Rp. 140,- per m2 dan kelompok B (50 klas) dengan klas

tertinggi sebesar Rp. 68.545.000,- per m2 dan klas terendah sebesar Rp.

3.375.000,- per m2.

Klasifikasi NJOP bangunan terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu kelompok A (20

klas) dengan klas tertinggi sebesar Rp. 1.200.000,- per m2 dan klas terendah

Page 18: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

30

sebesar Rp. 50.000,- per m2 dan kelompok B (20 klas) dengan klas tertinggi

sebesar Rp. 15.250.000,- per m2 dan klas terendah sebesar Rp. 1.516.000,- per m

2.

Wilayah yang dekat dengan pusat-pusat pelayanan sosial dengan jumlah

penduduk tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, nilai jual tanah setempat

akan cenderung lebih tinggi. Sebagaimana dikatakan (Eckert 1990:178) tanah

mempunyai kekuatan ekonomis yang mengikuti mekanisme pasar dimana nilai

atau harga tanah sangat tergantung pada penawaran dan permintaan, dalam jangka

pendek penawaran sangat elastis ini berarti harga tanah pada wilayah tertentu akan

tergantung pada faktor permintaan, seperti : kepadatan penduduk dan tingkat

pertumbuhannya,tingkat kesempatan kerja dan tingkat pendapatan masyarakat

serta kapasitas sistem transportasi dan tingkat suku bunga.

C. Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan PBB

Kesadaran adalah keadaan mengetahui, sedangkan perpajakan adalah perihal

pajak, sehingga kesadaran perpajakan adalah keadaan mengetahui atau mengerti

perihal pajak. Kesadaran perpajakan adalah kerelaan memenuhi kewajiban dan

memberikan kontribusi kepada negara yang menunjang pembangunan negara.

Kesadaran wajib pajak berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu kerelaan

wajib pajak memberikan kontribusi dana untuk pelaksaan fungsi perpajakan

dengan cara membayar pajak tepat waktu dan tepat jumlah (Yusnidar, 2014).

Indikator yang digunakan untuk mengukur kesadaran wajib pajak menurut Bakrin

yaitu : 1) mengetahui fungsi pajak, wajib pajak sadar bahwa dengan membayar

pajak akan digunakan pemerintah sebagai salah satu sumber dana pembiayaan

pelaksanaan fungsi dan tugas pemerintah secara rutin 2) kesadaran membayar

Page 19: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

31

pajak, dengan sadar membayar pajak akan dapat digunakan pemerintah sebagai

dana umum pelaksanaan fungsi dan tugas pemerintah, wajib pajak sadar bahwa

negara membutuhkan pembiayaan dan pajak merupakan salah satu tulang

punggung negara (Jotopurnomo, 2013).

Kesadaran wajib pajak berkonsekuensi logis untuk para wajib pajak agar mereka

rela memberikan konstribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan.

Kesadaran perpajakan seringkali menjadi kendala dalam masalah pengumpulan

pajak dari masyarakat. Wajib pajak yang memiliki kesadaran yang tinggi akan

melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan perpajakan yang

berlaku. Sedangkan wajib pajak yang memiliki kesadaran yang rendah akan

cenderung untuk tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya atau melanggar

peraturan perpajakan yang berlaku. Sehingga semakin tinggi tingkat kesadaran

wajib pajak maka seharusnya semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak

dalam membayar pajak bumi dan bangunan dan pada akhirnya akan

meningkatkan penerimaan PBB.

D. Kemampuan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan PBB

Kemampuan wajib pajak merupakan kondisi dimana keuangan merupakan faktor

ekonomi yang berpengaruh pada kepatuhan dalam membayar pajak. Kemampuan

finansial masyarakat untuk dapat membayar pajak sangat ditentukan dengan

pendapatan wajib pajak. Pendapatan didefinisikan sebagai jumlah penghasilan

rupiah yang dihasilkan wajib pajak yang diperoleh dari pekerjaan utama maupun

sampingan. Dengan kemampuan finansial wajib pajak akan dapat memenuhi

kewajibannya untuk membayar pajak.

Page 20: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

32

Penelitian ini menggunakan dua indikator pertanyaan yaitu pengenaan tarif pajak

sudah sesuai dengan keadaan obyek pajak dan pengenaan tarif pajak tidak

memberatkan wajib pajak.

Kontribusi masyarakat bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di

Indonesia salah satunya dengan memberikan kontribusi berupa pembayaran pajak

kepada negara. Wajib pajak dapat melakukan pembayaran pajak tersebut pastinya

dengan menyisihkan sebagian pendapatan yang diperolehnya. Apabila wajib pajak

mempunyai pendapatan yang cukup, maka individu tersebut mampu untuk

memenuhi kebutuhan hidup dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik

yaitu dengan membayar pajak tepat pada waktunya. Dengan demikian, semakin

baik tingkat ekonomi wajib pajak maka akan berpengaruh pada niat untuk

berperilaku patuh membayar PBB (Hasannudin, 2014).

E. Pelayanan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan PBB

Pelayanan publik yang berkualitas adalah pelayanan yang berorientasi kepada

aspirasi masyarakat, lebih efesien, efektif dan bertanggung jawab. Dapat

disimpulkan kualitas pelayanan adalah ukuran citra yang diakui masyarakat

mengenai pelayanan yang diberikan, apakah masyarakat puas atau tidak puas.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik,

mengharuskan setiap penyelenggaraan pelayanan publik memiliki standar

pelayanan yang dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima

pelayanan termasuk pelayanan perpajakan.

Page 21: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

33

Kualitas pelayanan perpajakan dalam Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan menjadi dua bagian

(Yusnidar, 2014).

1. Metode Penyampaian SPPT

Mekanisme penyerahan SPPT dari Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset

Daerah yang disalurkan kepada kantor kelurahan sesuai domisili Wajib Pajak, dari

kantor kelurahan SPPT diserahkan kepada ketua RW yang kemudian oleh ketua

RW disampaikan kepada Ketua RT untuk disampaikan kepada wajib pajak.

2. Pelayanan pembayaran PBB-P2

Pelayanan pembayaran PBB-P2 disini adalah mekanisme pembayaran yang

dibuat sesederhana mungkin, wajib pajak hanya perlu membawa sejumlah

nominal pajak terutangnya beserta SPPT PBB-P2 jika membayar di kelurahan,

jika membayar di bank wajib pajak akan dibantu oleh petugas bank. Selain itu

fasilitas-fasilitas yang mendukung proses pembayaran yang meningkatkan

kenyamanan Wajib Pajak dalam membayar PBB-P2 harus lebih ditingkatkan serta

kemudahan bagi Wajib Pajak yang ingin membayar juga merupakan bagian dari

pelayanan.

Berkaitan dengan hubungan antara kualitas layanan dengan kepuasan dan

loyalitas pelanggan, membuktikan bahwa kualitas layanan secara langsung

maupun tidak langsung berhubungan dengan loyalitas melalui variabel antara

kepuasan. Dalam konteks pembayaran pajak, istilah pelanggan lebih umum

disebut sebagai wajib pajak (WP), sedangkan pengertian loyalitas pelanggan lebih

umum disebut sebagai kepatuhan oleh wajib pajak (WP). Kualitas layanan

Page 22: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

34

berpengaruh terhadap kepuasan dan kepuasan berpengaruh terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak dan pada akhirnya akan meningkatkan

penerimaan PBB (Ronia, 2012).

F. Penelitian Terdahulu

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

Judul Metode Analisis Hasil Empiris

1. Christian Danang

Prihartanto (2014) “Analisis

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepatuhan

Wajib Pajak dalam Melakukan

Pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan (Studi kasus pada

wajib pajak PBB P2

Kecamatan Pesantren Kota

Kediri)”

Metode statistik yang

digunakan analisis regresi

berganda.

Hasil analisis menunjukkan bahwa

secara parsial variabel SPPT,

pengetahuan Pajak, pelayanan

Pajak dan kesadaran Wajib Pajak

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap

kepatuhan wajib pajak dalam

membayar PBB-P2 baik secara

parsial dan simultan.

2. Cindy Jotopurnomo (2013)

“Pengaruh Kesadaran Wajib

Pajak, Kualitas Pelayanan

Fiskus, Sanksi Perpajakan,

Lingkungan Wajib Pajak

terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Orang Pribadi di

Surabaya”

Metode statistik yang

digunakan analisis regresi

berganda.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kesadaran Wajib Pajak,

kualitas pelayanan fiskus, sanksi

perpajakan, dan lingkungan Wajib

Pajak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi di Surabaya.

Page 23: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

35

3. Kessi Ronia (2012) “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi

Kepatuhan Wajib Pajak dalam

Membayar Pajak Bumi dan

Bangunan (Studi Kasus pada

Kecamatan Pekalongan Utara

Kabupaten Pekalongan)”

Metode statistik yang

digunakan Regresi

bilinear digunakan

sebagai alat analisis yang

memiliki uji kuesioner

(validitas dan reliabilitas),

uji asumsi klasik

(normalitas, multi-

collinear), uji regresi

bilinear, uji hipotesis (uji

dan f) dan uji determinasi.

Hasil analisis regresi bilinear faktor

yang paling mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak adalah

pelayanan yaitu dari nilai koefisien

regresi 0.351 berpengaruh positif

dan signifikan dengan 0.000 dari

nilai probabilitas. Pendapatan,

Penyuluhan dan SPPT berpengaruh

terhadap wajib pajak yaitu 0337;

0125 dan 0115 dari nilai koefisien

regresi. Hal positif dipengaruhi

secara signifikan 0000; 0030 dan

0027 dari nilai probabilitas. Secara

bersamaan Pendapatan, SPPT,

Penyuluhan dan Sanksi memiliki

pengaruh yang signifikan dengan

0.000 dari nilai probabilitas.

Dengan uji koefisien determinasi

lima variabel di atas dapat

menjelaskan persentase 96, 9% dari

variabel Y.

4. Hasannudin (2014) “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi

Kepatuhan Wajib Pajak dalam

Membayar PBB (Studi

Empiris Pada Wajib Pajak

Orang Pribadi Dikota Tidore

Kepulauan)”

Metode statistik yang

digunakan analisis regresi

berganda.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kesadaran wajib pajak,

motivasi wajib pajak, dan tingkat

ekonomi masing-masing wajib

pajak secara parsial tidak

berpengaruh pada kepatuhan wajib

pajak dalam membayar PBB.

Page 24: II TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak 1. Definisi Pajakdigilib.unila.ac.id/14266/16/BAB II.pdf · Beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli ... Pajak jangan sampai menimbulkan kerugian

36

5. Johan Yusnidar (2014)

“Pengaruh Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kepatuhan

Wajib Pajak dalam Melakukan

Pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan Perdesaan dan

Perkotaan”

Metode analisis

menggunakan analisis

deskriptif dan analisis

regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa SPPT, Pengetahuan Wajib

Pajak, Kualitas Pelayanan,

Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi

Pajak berpengaruh secara parsial

dan simultan terhadap variabel

Kepatuhan Wajib Pajak.