ii -...

56

Transcript of ii -...

Page 1: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan
Page 2: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

ii

ABSTRAK

Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tradisional

yang berbasiskan agama, yang berasal dari indonesia. Pondok pesantren di era

yang modern saat ini, dalam pengajarannya memiliki pola pemikiran yang lebih

maju, hal ini dikarenakan seiring berkembangnya tegnologi maupun

permasalahan-permasalahan yang ada, salah satunya adalah mengenai pencatatan

pernikahan yang pada dasarnya dinamakan dengan nikah sirri. Permasalahan dari

kasus ini adalah tidak adanya perintah didalam nas-nas dalam al-Qur,an, hadist

maupun pendapat para ulama‟ dalam memcatatkan pernikahan tersebut.

Permasalahan tersebut sanagatlah menarik untuk di kaji lebih mendalam dengan

subyek penelitian yang penyusun pilih ini adalah santri-santri Pondok Pesantren

Fadlun Minalloh di Wonokromo Pleret Bantul. Pokok masalah dalam penelitian

ini adalah pagaimana pandangan santri-santri di Pondok Pesantren Fadlun

Minalloh mengenai kemaslahatan ataupun kemadlorotan yang timbul akibat

terjalinnya pernikahan sirri, dan apa yang seharusnya dilakukan untuk

menghindarkan masyarakat dari kemadlorotan tersebut.

Penyusun mengkaji penelitian yang dilakukan ini dengan menggunakan

penelitian lapangan (field research). Penelitian ini memiliki bahan primer yang

berasal dari pandangan santri-santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh di

Wonokromo Pleret Bantul mengenai Nikah Sirri yang diperoleh dengan cara

melakukan wawancara terpimpin (guided interview). Penyusun juga

mencantumkan bahan-bahan primer antara lain, buku, kitab maupun karya ilmiah

yang terkait dengan permasalahan-permasalahan yang menyangkut tentang skripsi

yang disusun oleh penyusun ini. Penyusun juga menggunakan pendekatan ushul

fiqh (normatif) dalam melalukan penelitian.

Berdasarkan analisa yang dilakukan penyusun, dapat diketahui

bahwasanya santri-santri Pondok Pesantren Fadlun Monalloh di Wonokromo

Pleret Bantul mempunyai pandangan bahwasanya pencatatan pernikahan haruslah

dilakukan walaupun pencatatan tersebut bukanlah termasuk syarat ataupun rukun

dari pernikahan, hal ini bertujuan untuk menghindarkan kemadlorotan-

kemadlorotan yang dapat muncul akibat ketiadaan pencatatan pernikahan tersebut,

dengan pencatatan persebut maka pelaku pernikahan akan mendapatkan

perlindungan hukum dari pemerintah. Pernikahan yang dicatatkan tersebut selain

sah menurut hukum agama dalam artian tidak melanggar hukum agama, juga sah

menurut undang-undang yang berlaku.

Page 3: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan
Page 4: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan
Page 5: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan
Page 6: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi huruf Arab kedalam huruf latin yang dipakai dalam

penyusunan skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri

Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor:

158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

ة

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ز

Alîf

Bâ‟

Tâ‟

Sâ‟

Jîm

Hâ‟

Khâ‟

Dâl

Zâl

Râ‟

tidak dilambangkan

b

t

ś

j

kh

d

ż

r

tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

Page 7: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

vii

ش

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

ك

ل

و

و

هـ

zai

sin

syin

sâd

dâd

tâ‟

zâ‟

„ain

gain

fâ‟

qâf

kâf

lâm

mîm

nûn

wâwû

hâ‟

z

s

sy

g

f

q

k

l

m

n

w

h

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

ka

`el

`em

`en

w

ha

Page 8: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

viii

ء

hamzah

yâ‟

Y

apostrof

ye

B. Konsonan rangkap karena syaddah ditulis rangkap

يتعددة

عدة

Ditulis

Ditulis

Muta„addidah

„Iddah

C. T ‟

1. Bila dimatikan ditulis h

حكة

عهة

Ditulis

Ditulis

H ikmah

„Illah

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah

terserap dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya,

kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila diikuti dengan kata sandang „al‟ serta bacaan kedua itu

terpisah, maka ditulis dengan h.

‟Ditulis Karâmah al-auliyâ األونيبء كساية

3. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan

dammah ditulis t atau h.

Page 9: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

ix

Ditulis Zakâh al-fiţri شكبةانفطس

D. Vokal pendek

E. Vokal panjang

ath ah lif

جبههية

ath ah a‟ mati

تسي

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Â

Jâhiliyyah

â

Tansâ

__ _

فعم

__ _

ذكس

__ _

يرهت

Fathah

Kasrah

Dammah

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

A

Fa‟ala

I

żukira

U

Yużhabu

Page 10: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

x

Kasrah + Ya‟ mati

كـسيى

Dammah + wawu mati

فسوض

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

î

Karîm

û

Fur d

F. Vokal rangkap

Fathah ya‟ mati

ثيكى

Fathah + awu mati

قول

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ditulis

Ai

Bainakum

Au

Qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

apostrof

أأتى

أعدت

شكستى نئ

Ditulis

Ditulis

Ditulis

‟antum

U„iddat

La‟in syakartum

Page 11: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

xi

H. Kata sandang alif + lam

1. Bila diikuti huruf Qamariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “l”.

انقسآ

انقيبس

Ditulis

Ditulis

Al-Qur‟ân

Al-Qiyâs

2. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf l (el)

nya.

انسآء

انشس

Ditulis

Ditulis

As-Samâ‟

Asy-Syams

I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

انفسوضى وذ

نسةا أهم

Ditulis

Ditulis

Żawî al-fur d

Ahl as-Sunnah

J. Sistem transliterasi ini tidak berlaku pada:

Page 12: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

xii

1. Kosa kata Arab yang lazim dalam bahasa Indonesia dan terdapat dalam

kamus umum bahasa Indonesia, misalnya: al-Qur‟an, Hadis, salat, zakat

dan mazhab.

2. Judul buku yang menggunakan kata Arab, namun sudah dilatinkan oleh

penerbit, seperti judul buku al-Hijab.

3. Nama pengarang yang menggunakan nama Arab, tapi berasal dari negara

yang menggunakan huruf latin, misalnya: Quraish Shihab, Ahmad Syukri

Soleh.

4. Nama Penerbit di Indonesia yang menggunakan kata Arab, Misalnya

Toko Hidayah.

Page 13: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

xiii

MOTTO

كرمت لزيدنمك ولإن كفرمت ان عذايب مشديد لإن ش

Syukuri apa saja yang telah diberikan Allah Kepadamu

Page 14: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

xiv

PERSEMBAHAN

Karya Sederhana Ini Kupersembahkan Kepada:

1. Bapak KH. Muhammad Katib se keluarga yang dengan sabar

membimbing penulis untuk memahami ilmu agama.

2. Kedua orang tuaku terkasih Bapak Misran (Alm) serta Ibunda Sukitri

Tercita yang telah menyayangiku serta saudara-saudaraku.

3. Semua saudaraku yang dengan sabar selalu mendukung dan menasehati.

4. Teruntuk pembimbingku Ibu HJ. Fatma Amilia,S.Ag.,M.Ag. yang dengan

ikhlas memberikan bimbingan dan meluangkan banyak waktu sehingga

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Teruntuk teman-teman PP. Fadlun Minalloh, terima kasih atas doanya dan

semangatnya.

6. Kepada Almamater tercinta Jurusan Al-Akhwal Asy-Syakhsyyah Fakultas

Syari‟ah UIN Sunan Kalijaga.

Page 15: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

xv

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا هللا مسب

فى ىف الاهتداء مثل امنجوم, واشهد هلل اذلى جعل احاديث امنىب املصط دامحل

و أ ن دمحما رسوهل اذلى اعطاه ارسار امعلوم, وامصالة وامسالم ان ل اهل الا هللا

عىل افضل خلقه دمحم املبعوث ابملعجزات, وعىل أ هل مصابيح ادلللت, واحصابه

, امابعداجنم امهداايت

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan,

pertolongan, rahmat, dan hidayah, sehingga penyusun mampu menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah

Muhammad SAW., sebagai utusan-Nya yang membawa ajaran Islam yang

menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Beribu Syukur rasanya tak mampu mewakili rahmat dan petunjuk yang

telah Allah SWT berikan kepada penyusun atas terselesaikannya penyusunan

skripsi ini. Sebagai manusia biasa, tentunya penyusun tidak luput dari kesalahan

dan kekurangan. Penyusun menyadari hal tersebut seraya memohon kepada Allah

SWT, bahwa tiada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan-Nya, terutama

dalam penyusunan skripsi dengan judul: “P n ng n S n F l n M n llo

D Wono o o Ple e B n l Te p N S ”yang merupakan petunjuk

dan pertolongan dari Allah SWT yang diberikan kepada penyusun.

Page 16: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

xvi

Selanjutnya, penyusun menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud

dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terima

kasih dengan setulus hati penyusun sampaikan kepada seluruh pihak yang telah

banyak membantu atas terselesaikannya laporan ini. Ucapan terima kasih kami

tujukan kepada:

1. Bapak Prof. Drs Yudian Wahyudi, M.A, Ph. D. selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, MAg. Selaku Dekan Fakultas

Syari‟ah dan Hukum, beserta para Wakil Dekan I, II, dan III beserta staf-

stafnya.

3. Bapak H. Wawan Gunawan., S.Ag., M.Ag. selaku Ketua Jurusan dan

Bapak Yasin Baidi., S.Ag., M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Al-Ahwal

Asy-Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

4. Ibu Siti Djazimah, S. Ag., M. Si. Selaku penasehat akademik.

5. Ibu Hj. Fatma Amilia, S. Ag., M. Si. Selaku Pembimbing yang dengan

kesabaran dan kebesaran hati telah rela meluangkan waktu, memberikan

arahan serta bimbingannya kepada penyusun dalam menyelasaikan skripsi

ini.

6. Kepada Bapak dan ibu Dosen Al-Ahwal Asy-syahsiyyah yang telah

membimbing dan menuangkan ilmunya kepada penyusun, serta seluruh

civitas akademik fakultas syari‟ah dan hukum sebagai tempat penyusun

selama menjalani studi pada jenjang perguruan tinggi.

Page 17: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

xvii

7. Karyawan TU jurusan yang dengan sabar melayani penyusun mengurus

administrasi akademik.

8. Terimakasih untuk sabahat- sahabat seperjuanganku di Pondok Pesantren

Fadlun Minalloh.

9. Terimakasih kepada seluruh rekan seperjuangan jurusan Al-ahwal Asy-

syahsiyyah angkatan 2011 yang bersama-sama memulai perjuangan

dalam menumpuh pendidikan di Universitas dan fakultas serta jurusan

tercinta.

10. Dan teman-teman KKN 2014, li Ma‟sum, Rian zhar, Hikmah Jariatun,

Arum Istiani, Nunung Faizah, Zamiatul Laely, dan Khoyiroh yang tidak

pernah terlupakan.

Tiada suatu hal apapun yang sempurna yang diciptakan seorang hamba

karena kesempurnaan itu hanyalah milik-Nya. Dengan rendah hati penyusun

menyadari betul keterbatasan pengetahuan serta pengalaman berdampak pada

ketidaksempurnaan skripsi ini. Akhirnya harapan penyusun semoga skripsi ini

menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Yogyakarta, 09 April 2016

Penyusun

Muhammad Fuad Khudhori

NIM : 11350061

Page 18: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ iii

PENGESAHAN TUGAS AKHIR ....................................................................... iv

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................ xii

PERSEMBAHAN............................................................................................. xiii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR ISI ................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

Pokok Masalah ................................................................................................. 8

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................................... 8

Telaah Pustaka ................................................................................................. 9

Kerangka Teoretik .......................................................................................... 12

Metodologi Penelitian .................................................................................... 17

Sistematika Pembahasan ................................................................................ 21

BAB II PANDANGAN UMUM NIKAH SIRRI ................................................ 23

Pengertian Nikah Sirri .................................................................................... 23

Nikah Sirri dalam kajian Hukum Islam ........................................................... 28

Nikah Sirri Dalam Tinjauan Undang-undang di Indonesia .............................. 32

Hukum Pencatatan Nikah ............................................................................... 36

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DAN PANDANGAN SANTRI FADLUN MINALLOH WONOKROMO PLERET BANTUL ........... 43

Keadaan Geografis ......................................................................................... 43

Keadaan Santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh ........................................ 45

Pendidikan Santri di Dalam dan di Luar Pesantren ......................................... 47

Page 19: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

xviii

Pandangan Santri Fadlun Minalloh Berlatar Belakang Nahdlatul Ulama’ ....... 54

Pandangan Santri Fadlun Minalloh Berlatar Belakang Muhammadiyah .......... 59

BAB IV ANALISIS PANDANGAN SANTRI FADLUN MINALLOH DI WONOKROMO PLERET BANTUL TERHADAP NIKAH SIRRI ................... 64

Analisis Tentang Pandangan Santri Fadlun Minalloh di Wonokromo Pleret Bantul Terhadap Hukum Nikah Sirri. ............................................................. 64

Analisis Argumen Santri Fadlun Minalloh Wonokromo Pleret Bantul. ........... 70

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 73

Kesimpulan .................................................................................................... 73

Saran-saran .................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Terjemahan Teks Arab .............................................................................. I

2. Biografi Ulam’ ....................................................................................... III

3. Pedoman Wawancara ............................................................................. V

4. Surat Izin Penelitian ............................................................................... IX

5. Curriculum Vittae .................................................................................. XII

Page 20: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pada umumnya selalu menginginkan kebahagiaan

dan selalu berusaha akan selalu bahagia. Kebahagiaan tidak akan dapat

diperoleh dengan mudah tanpa mematuhi ketentuan-ketentuan yang telah

diatur oleh agama, walaupun setiap indivudu-individu dalam masyarakat

itu telah saling menunaikan hak dan kewajibannya masing-masing.

Salah satu jalan untuk mencapai kebahagiaan adalah dengan jalan

perkawinan, dengan melakukan perkawinan seseorang akan lebih aman

dan terhindar dari beberapa permasalahan reproduksi karena telah

melakukan akad perkawinan, dan tentu saja hal tersebut akan lebih aman

bagi setiap orang. Secara langsung perkawinan akan membentuk suatu

rumah tangga, apabila rumah tangga tersebut baik maka akan membentuk

suatu individu yang baik pula.

Perkawinan adalah berkumpulnya dua insan yang semula berpisah

dan berdiri sendiri, menjadi satu kesatuan yang utuh dan bermitra.1

Pernikahan merupakan ketetapan ilahi yang dianugerakan kepada mahluk

khususnya kepada manusia. seperti Firman Allah SWT:

1Khoiruddin Nasution, Hukum Perkawinan 1 (Yogyakarta: ACAdeMIA dan

TAZZAFA, 2005), hlm. 17.

Page 21: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

2

� ���� ا�رض و�� ا����� و�� ������ن.� ٢$�#� ا"!ي ��� ا�زواج آ��

Perkawinan merupakan fitrah yang telah ditetapkan kepada

manusia, oleh karena itu agama mensyariatkan dijalinnya pertemuan

antara pria dan wanita, kemudian mengarahkan pertemuan itu sehingga

terlaksana perkawinan dan dengan perkawinan tersebut diharapkan terjalin

kehidupan yang sakinah, mawadah warahmah.

�� �&" � ٣ا���&� ازوا/ "�0&��ا ا",� و/�. -,�&� ��دة ور(�).و�� ا��' ان ��

Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 3 disebutkan”perkawinan

bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah,

mawadah dan rahmah”.4 Perkawinan menjadikan proses keberlangsungan

hidup manusia didunia ini berlanjut dari generasi ke generasi. Namun pada

zaman sekarang ini untuk lebih bisa mendapatkan ketentraman perkawinan

haruslah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh pemerintah,

dalam artian, perkawinan harus dicatatkan, karena hal ini dikawatirkan

akan menimbulkan banyak kerugian, kerugian tersebut bukan hanya di

terima oleh pihak istri saja melainkan anak yang lahir dari nikah tersebut

juga akan mengalami kerugian terutama tentang status anak, begitupun

juga suami, walaupun kemungkinan kerugiannya tidak sebesar isteri.

2 Yaasin (36): 36

3 Ar-Rum (30): 21

4 Undang-undang RI No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, pasal1, hal. 228

Page 22: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

3

Secara umum yang dimaksud dengan nikah sirri adalah pernikahan

yang dilakukan berdasarkan hukum islam namun tidak dicatatkan di

lembaga pencatatan nikah setempat (Kantor Urusan Agama). Berarti nikah

yang tidak dicatatkan oleh KUA adalah nikah yang disebut dengan Nikah

Sirri.

Nikah Sirri sendiri adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yang

secara umum telah dipahami dan digunakan dalam Bahasa Arab. Asal kata

dari Nikah Sirri adalah lafad an-nikah as-sirri, kata nikah berarti

Perkawinan dan Sirriberarti rahasia, menutupi dan menyembunyikan

sesuatu, yang berarti Nikah Sirri adalah nikah secara sembunyi-sembunyi

dan rahasia.

Belakangan ini ramai dibicarakan Nikah Sirri, pemicunya tidak lain

adalah dengan adanya draf RUU Kementrian Agama tentang peradilan

agama yang antara lain memuat aturan hukuman pidana bagi pelaku Nikah

Sirri, padahal secara agama Nikah Sirri itu sah.

Pemicu tentang ramainya pembicaraan tentang Nikah Sirri juga

tidak lepas dari pembahasan pencatatan tentang perkawinan yang tidak ada

dalam kitab-kitab konvensional. Namun sampai saat ini masih sering

dibahas dilingkungan masyarakat kita tentang pelaksanaan Nikah Sirri

Page 23: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

4

tersebut. Ketika berbicara tentang Nikah Sirri sangat erat hubungannya

dengan masalah saksi,dan juga pencatatan perkawinan.5

Madzhab Syafi’i dan Hanafi berpendapat bahwa nikah Sirri adalah

pernikahan yang tidak dihadiri oleh dua orang saksi. Sedangkan Madzhab

Maliki berpendapat bahwa nikah Sirri adalah pernikahan yang

dirahasiakan dari keluarga, atau masyarakat berdasarkan permintaan suami

kepada saksi.6 Sedangkan didalam KHI dapat diambil pengertian bahwa

menikah harus dihadiri dua orang saksi dan juga harus dicatatkan di

Kantor Urusan Agama.

Sampai saat ini dalam masyarakat masih terdapat keragaman

mengenai pengertian dan konsep tentang nikah Sirri. Masyarakat banyak

yang menilai bahwa nikah Sirri dinyatakan sah dan banyak menimbulkan

dampak positif, akan tetapi banyak juga masyarakat yang berpendapat

bahwa nikah Sirri tidak sah dan akan menimbulkan banyak dampak yang

negatif.

Pemikiran masyarakat tersebut tidak jauh berbeda dengan pendapat

kalangan Nahdlatul ‘Ulama yang berpendapat bahwasanya nikah sirri

boleh dilakukan asalkan memenuhi rukun dan syaratnya hanya saja saksi

diminta untuk merahasiakan atau diminta untuk tidak memberitahukan

5Khoiruddin Nasution, hukum Perdata (keluarga) Islam Indonesia dan

Perbandingan Hukum perkawinan di dunia Muslim: Study Sejarah, metode Pembaruan, dan Materi (Yogyakarta; ACAdeMIA dan TAZZAFA, 2009), hlm. 321

6Gus Arifin,Menikah Untuk Bahagia (Jakarta: PT Elex Media Kopindo Kompas

Gramedia, 2010), hlm. 280.

Page 24: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

5

terjadinya pernikahan tersebut dan tanpa dicatatkan oleh petugas.

sedangkan pendapat dari Muhammadiyah sendiri bahwasanya nikah itu

wajib dicatatkan oleh Petugas Pencatat Nikah dan melarang praktek nikah

Sirri.7

M.Quraish Shihab berpendapat bahwa perkawinan Sirri tidak

direstui oleh agama, tidak juga dibenarkan oleh Undang-undang

Perkawinan Negara. Perkawian baru sah apabila memenuhi sekian syarat,

antara lain, terdapat dua orang saksi dan wali serta dicatatkan di catatan

sipil (PPN).

Masing-masing kasus dalam pernikahan Sirri mempunyai cara dan

tujuan sendiri-sendiri sesuai dengan pemahaman masing-masing seperti

yang telah dijelaskan, bahwasanya masyarakat yang hidup di lingkungan

Nahdlatul ‘Ulama mereka akan mengesahkan nikah sirri dan sebaliknya

masyarakat yang hidup di lingkungan Muhammadiyah, maka pendapatnya

pun tidak jauh berbeda dengan Muhammadiyah.

Pondok pesantren Fadlun Minalloh sendiri merupakan pondok

pesantren Salaf yang masih tradisional dimana pondok pesantren sendiri

masih mempertahankan pola ketradisionalannya sampai sekarang, hal ini

terbukti dengan tidak adanya kurikulum ilmu-ilmu umum didalam

pembelajarannya.

Dalam prakteknya, para santri sendiri tidak hanya mengenyam

pendidikan hanya didalam pesantren melainkan mengenyam pendidikan

7Majelis Tarjih,“Hukum Nikah Sirri” dalam Suara Muhammadiyah, No12, Th. ke-92 (Juni 2007),38.

Page 25: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

6

diluar pesantren pula seperti di sekolah SMP, SMA, MA, SMK, maupun

di UNIVERSITAS Negri maupun Swasta. hal itu dikarenakan karena

pondok pesantren sendiri tidak menutup diri dari semua hal yang berbau

pendidikan umum dan kemajuan tegnologi apapun.

Pondok pesantren fadlun Minalloh sendiri bukanlah podok

pesantren yang mempunyai bassic Nahdlatul ‘Ulama maupun

Muhammadiyah dan pola pembelajarannya pun secara langsung tidak

tidak dipengaruhi oleh Nahdlatul ‘Ulama maupun Muhammadiyah akan

tetapi dapat dimungkinkan para santri memiliki pemikiran seperti

Nahdlatul ‘Ulama maupun Muhammadiyah, hal ini dirasa sangat wajar

dikarenakan dari latar belakang santri sebelum mengenyam pendidikan di

pondok pesantren yang dimungkinkan mempunyai pemikiran seperti

halnya Nahdlatul ‘Ulama atau Muhammadiyah, maupun dikarenakan pola

pendidikan santri yang diperoleh dari sekolah maupun Universitas yang

berlatarbelakang Nahdlatul ‘Ulama ataupun Muhammadiyah.

Kasus nikah sirri inilah yang menjadikan penyusun untuk

mengadakan penelitian pandangan Santri Terhadap Nikah sirri khususnya

didunia Pesantren khususnya lagi terhadap santri yang mempunyai latar

belakang yang berbeda yang dimaksud berbeda di sini adalah santri yang

mempunyai latar belakang hidup di lingkungan Nahdlatul ‘Ulama dengan

santri yang hidup di lingkungan Muhammadiyah penyusun tertarik untuk

meneliti di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh karena pondok pesantren

sendiri merupakan pondok salaf yang bukan berlatar belakang Nahdlatul

Page 26: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

7

‘Ulama maupun Muhammadiyah dan pesantren sendiri berada di

lingkungan Desa Wonokromo Pleret Bantul, dimana daerah tersebut

memiliki lingkungan yang sangat terdidik mengenai ilmu agama maupun

ilmu umum, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pesantren yang

tercatat di Departemen Agama sebanyak 15 pondok pesantren.8

Desa Wonokromo pada zaman dahulu merupakan daerah

penyebaran agama islam yang diajarkan langsung oleh keluarga keraton

Yogyakarta, dan hal ini dapat dibuktukan dengan adanya masjid Pathok

Negara yang terdapat didesa Wonokromo dan perlu diketahui bahwasanya

masjid pathok Negara hanya terdapat di Yogyakarta dan hanya berjumlah

Lima masjid dan salah satunya berada di desa wonokromo dan selain

masyarakat desa wonokromo memiliki pengetahuan mengenai ilmu agama

mereka juga unggul dalam ilmu umum hal ini terbukti dengan sangat

dekatnya sekolah-sekolah yang terdapat di desa wonokromo dan

masyarakat sendiri banyak yang menempuh pendidikan yang tinggi. Selain

itu di desa wonokromo merupakan desa yang dihuni oleh penduduk yang

berbeda organisasi masyarakat, yang dimaksud di sini adalah organisasi

yang bernama Nahdlatul ‘Ulama dan Muhammadiyah, walaupun penganut

dari Nahdlatul ‘Ulama merupakan yang paling banyak.9

8”FKPPBANTUL” http://fkppbantul.blogspot.co.id/2009/02/style-

definitions-table_16.html, akses 29 Desember 2015.

9“Masjid Pathok Negara” https://gudeg.net/direktori/1187/masjid-pathok-

negara-taqwa-wonokromo-yogyakarta.html, akses 25 Desember 2015.

Page 27: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

8

Dari lingkungan yang sangat terdidik dan berbeda organisasi

tersebut penulis ingin mengetahui pandangan para santri di Pondok

Pesantren Fadulun Minalloh setelah menempuh pendidikan di pondok

pesantren dan telah tinggal di lingkungan desa wonokromo tersebut,

apakah pandangan para santri yang berbeda latar belakang organisasi

tersebut memiliki pemikiran yang sama mengenai Nikah Sirri atau terjadi

perbedaan pendapat mengenai pengetahuan tentang pemahaman Nikah

Sirridan apa yang menjadi penyebabnya.

B. Pokok Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan

permasalahan yang dijadikan fokus kajian dalam skripsi ini adalah

pengertian pokok masalah yang meliputi :

1. Bagaimana pandangan santri Fadlun Minalloh yang berlatar belakang

Nahdlatul ‘Ulama dan santri yang berlatar belakang Muhammadiyah

terhadap Hukum nikah sirri ?

2. Bagaimana Argumen santri terhadap nikah sirri ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berangkat dari latarbelakang dan pokok masalah di atas maka

skripsi ini disusun dengan tujuan untuk :

1. Untuk mengetahui argumentasi pandangan santri Pondok Pesantren

Fadlun Minalloh yang berlatar belakang Nahdlatul ‘Ulama dengan

santri yang berlatar belakang Muhammadiyah.

Page 28: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

9

2. Untuk mengetahui pendapat santri yang menimbulkan kemaslahatan

tentang terjalinnya pernikahan.

Adapun kegunaan dari skripsi ini adalah:

1. Untuk memberikan manfaat dan kontribusi terhadap dunia keilmuan

terhadap ilmu agama.

2. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siapa saja yang

membaca khususnya tentang masalah nikah sirri.

3. Memberikan pemikiran khususnya terhadap dunia pesantren untuk

mengetahui lebih jauh dan diharapkan dapat lebih bisa faham terhadap

permasalahan nikah sirri.

D. Telaah Pustaka

Dalam penulisan skripsi sangatlah perlu untuk memaparkan

beberapa literatur yang menyinggung tentang masalah Nikah Sirri dari

beberapa literatur tersebut antara lain :

Buku yang ditulis oleh Gus Arifin dengan judul “Menikah Untuk

Bahagia” dalam buku tersebut mengulas beberapa cara untuk mendapatkan

kebahagiaan didalam perkawinan penulis mengungkapkan bahwa salah

satu cara untuk mendapatkan kebahagiaan adalah dengan meninggalkan

nikah sirri.10

Skripsi yang ditulis oleh Rizka Raikhana dari UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul (Nikah Sirri Studi

10Gus Arifin, Menikah Untuk Bahagia, (Jakarta: PT Elex Media Kopindo

Kompas Gramedia,2010), hlm. 339.

Page 29: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

10

Komparatif Pandangan Santri Pondok Pesantren A.P.I (Asrama Perguruan

Islam) Tegal Rejo dan Pondok Pesantren Pabelan Kab.Magelang. dalam

skripsi ini penulis menganalisa tentang perbedaan pemahaman dan

latarbelakang pandangan antara santri di pesantren A.P.I Tegal Rejo

dengan pesantren Pabelan Kab. Magelang.11

Dalam skripsi yang berbeda yaitu skripsi yang disusun oleh

Muhammad Zaini dari UIN Suna Kalijaga Yogyakarta Fakultas Syariah

dan Hukum dengan judul”Hukum Nikah Sirri dalam pandangan NU dan

Muhammadiyah”. Skripsi tersebut membahas tentang perbedaan

pandangan pemahaman tentang Nikah Sirri dan penyebab dari perbedaan

pandangan tersebut12.

Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Abduh UIN Sunan Kalijaga

Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul “Pemikiran Muhammad

Quraish Shihab Tentang Nikah Sirri ”dalam skripsi tersebut penulis

menganalisa tentang pemikiran Quraish Shihab yang berpendapat

bahwasanya Nikah Sirri itu tidak direstui oleh agama dan juga undang-

undang13.

Setelah membaca dan mempelajari beberapa telaah pustaka yang

berkaitan dengan nikah Sirri, maka penulis sangat tertarik untuk

11Rizka Raikhana” Nikah Sirri Studi Komparatif Pandangan santri Pondok

Pesantren A.P.I (Asrama Perguruan Islam) Tegal Rejo dan Pondok Pesantren Pabelan Kab.Magelang”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, 2011.

12Muhammad Zaini” Nikah Sirri dalam pandangan NU dan Muhammadiyah”,Skripsi UIN Sunan Kalijaga,2011.

13Muhammad Abduh”Pemikiran Muhammad Quraish Shihab Tentang Nikah

Sirri”,Skripsi UIN Sunan Kalijaga,2012.

Page 30: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

11

membahas tentang pandangan santri terhadap nikah sirri dengan harapan

untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan ilmu perkawinan

khususnya nikah sirri.

Penulis tertarik untuk meneliti tentang pandangan para santri di

pondok pesantren Fadlun Minalloh dimana pesantren tersebut bukanlah

pesantren yang berlatar belakang NU ataupun Muhammadiyah apalagi

yang lain, melainkan pesantren yang sangat mengedepankan ilmu tentang

agama dan terus mendalami tentang ilmu agama dengan mempelajari

pendapat-pendapat dari ulama’ salaf. Pesantren itu sendiri sangat kental

dengan Ilmu Nahwu Shorofnya para santri dituntut untuk dapat membaca

kitab-kitab para ulama’ untuk dapat mempelajari ilmunya. Pendidikan

para santri di pesantren ini bukan hanya didapat dari dalam pesantren akan

tetapi para santri juga mendapatkan ilmu di sekolah-sekolah umum dimana

santri yang tinggal di pesantren juga bersekolah di sekolah umum dan

kebanyakan mereka sekolah di sekolah Negeri. Maka dari itu penulis ingin

menganalisa pandangan santri mengenai Nikah Sirri terutama mengenai

santri yang berlatarbelakang NU dan Muhammadiyah, apakah terjadi

perbedaan atau apakah terjadi kesamaan setelah santri tersebut mengeyam

pendidikan di pondok pesantren Fadlun Minalloh.

E. Kerangka Teoretik

Hidup berpasang-pasangan adalah fitrah yang diberikan oleh Allah

kepada setiap mahluknya. Untuk menghalalkan hubungan antara laki-laki

dan perempuan haruslah dilakukan pernikahan terlebih dahulu hal ini

Page 31: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

12

bertujuan untuk menghindarkan terjadinya sex bebas pada manusia, karena

hanya manusia sajalah yang diperintahkan untuk melakukan akad

pernikahan sebelum dihalalkan melakukan hubungan seksual. Maka dari

itu, agama mensyariatkan dijalinnya pertemuan antara pria dan wanita, dan

kemudian mengarahkan pertemuan itu sehingga terjadilah akad

perkawinan. Dalam hal pernikahan Nabi SAW menegur kepada setiap

orang yang tidak mau menikah dengan menyatakan bahwa beliau menikah

lalu menegaskan :

١٤.ا"�&ح $20� ��4 ر67 �5 20�$ 3,�4 �2�

Hubungan suami dan isteri adalah hubungan cinta dan kasih

sayang, dan ikatan perkawinan pada dasarnya tidak dapat dibatasi hanya

dengan pelayanan yang bersifat material dan biologis saja hubungan suami

istri haruslah menjadi penyejuk dalam hati setiap manusia yang telah

melakukan pernikahan karena dengan melakukan pernikahan, manusia

diharapkan akan menemukan belahan jiwanya, seseorang yang

menemukan belahan jiwanya diharapkan menemukan ketenangan yang

dinamis didalam kehidupan sehari-hari. Makadariitu perlu juga adanya

kesiapan fisik dan mental bagi yang ingin menikah karena pernikahan

adalah fitrah dari Allah SWT. hal tersebut sejalan dengan tujuan mendasar

dari perkawinan yaitu memperoleh kehidupan yang sakinah mawadah

warohmah.

14Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram dan dalil-dalil hukum, Terjemahan

Khalifaturrahman dan Haer Haeruddin (Jakarta:Darul Kutub Islamiyah, 2013), hlm. 423, Hadis nomor 994, Hadis Muttafaq ‘alaih, diriwayatkan oleh Anas bin Malik.

Page 32: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

13

١٥��دة ور(�). و�� ا��' ان ��� "&� �� ا���&� ازوا/ "�0&��ا ا",� و/�. -,�&�

Untuk sahnya pernikahan, para ulama’ telah merumuskan syarat

dan rukun pernikahan dan salah satunya adalah persaksian. Persaksian

pernikahan dalam hukum islam merupakan hal yang harus ada dalam

melakukan akad perkawinan dikarenakan saksi merupakan bukti adanya

akad perkawinan antara laki-laki dan perempuan, Pentingya saksi dalam

sebuah perkawinan juga ditegaskan oleh Nabi SAW dengan melarang

sebuah perkawian tanpa dihadiri oleh saksi.

��١٦د->� �&ح ا�

Kalangan ulama’ sendiri berbeda pendapat menyangkut kedudukan

hukum para saksi, tetapi walaupun pendapat mereka berbeda-beda mereka

bersepakat melarang pernikahan yang dirahasiakan, hal ini berdasarkan

perintah nabi untuk menyebar luaskan pernikahan menyangkut mengenai

persaksian. Imam syafi’i berpendapat bahwa dua orang saksi harus hadir

sebagai syarat sahnya perkawinan.

Pendapat imam syafi’i tersebut yang memicu perbincangan-

perbincangan mengenai konsep nikah sirri , bahwasanya kalau merujuk

kepada pendapat imam syafi’i tersebut, nikah yang telah dihadiri oleh dua

orang saksi adalah pernikahan yang bukan disebut dengan nikah sirri ,

tetapi dalam perkembangan fikh yang sekarang, yang disebut nikah

15Arum (30) : 21 16Muhammad Isa bin Surah At-Tirmidzi, Sunan At-Titmidzi Terjemahan

Mohammad Zuhri, (Semarang: Asy-Syifa), 1992.hal. 431, Hadis Nomor 1110, Hadis Mauquf, diriwayatkan Said bin Abi Arubah.

Page 33: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

14

sirrimerupakan nikah yang tidak dicatatkan oleh Petugas Pencatat Nikah

(PPN) maka dari itu terjadilah perbedaan pendapat mengenai sah tidaknya

pernikahan yang tidak dicatatkan serta kemaslahatan dalam pernikahan

yang dicatatkan.

Dalam hal pernikahan, pada zaman sekarang dua orang saksi saja

tidaklah cukup untuk menjadi bukti telah terjalinnya pernikahan melainkan

harus mempunyai bukti yang lain, yang dimaksud disini adalah akta yang

diberikan oleh Petugas Pencatat Nikah dari KUA. Al-Quran sendiri tidak

memerintahkan untuk mencatatkan perkawinan hanya saja didalam al-

Quran tertulis perintah untuk mencatatkan utang piutang.

"�?ل - 6�4آ��0@ و",&60 -,�&� آ A��� ./أ A"ا إذا �?ا���0 -?�� إ���F ��!"ا أ���

�5,' ا"#� و",0� اK ر-' و� �Jب آ�6 أن �&60 آ� ��5' ا"�' �4,&60 و",��. ا"!ي

L,M '�� 3N�� ١٧و�

Melihat pentingnya pencatatan dalam perkawinan, dikarenakan

perkawinan adalah perjanjian yang kuat, pencatatan dalam perkawinan

dirasa harus untuk dilakukan. hal ini bertujuan untuk menghindari hal-hal

yang tidak di inginkan terutama mengenai hak-hak dan kewajiban suami-

istri serta anak. Hal ini sejalan dengan kaidah Ushul Fikh yang berbunyi:

?$"R� A�5 S?مدرء ا"��T�"١٨./�6 ا

17Al-Baqarah ayat (1): 282. 18Asjmuji A. Rahman,Qaidah-qaidah Fikh (Qawa’idul Fiqhiyah) (Jakarta:Bulan

Bintang,1976),hlm.29.

Page 34: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

15

Pencatatan dalam perkawinan merupakan sesuatu yang harus

dilakukan pada zaman sekarang ini, hal ini bertujuan untuk melindungi

hak dari masing-masing mempelai ataupun semua hal yang timbul akibat

dari perkawinan, karena pencatatan merupakan cara untuk menghilangkan

kemadlaratan, hal ini sesuai dengan kaidah Fikh:

١٩ا"WXر �Vال

Untuk memperoleh kerukunan dalam berumah tangga pada zaman

sekarang ini tidaklah cukup hanya dengan melakukan perkawinan seperti

yang dilakukan orang-orang terdahulu dalam artian tidak dicatatkan oleh

lembaga pemerintahan, akan tetapi pada zaman sekarang ini utuk

memperoleh hak-hak yang penuh, harus mempunyai bukti atau yang

disebut dengan akta nikah, yang dengan akta tersebut dapat menjadi bukti

bahwa telah terjalin suatu perkawinan.

Dalam Bab 1 pasal 1 menyebutkan bahwa :

“tujuan perkawinan menurut UU Tentang Perkawinan yaitu, untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”.

Aturan tentang pencatatan perkawinan tertulis dalam UU

Perkawinan Bab 1 pasal 2 bahwa :

“Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

19 Wahyu Setiawan, Qawa’id Fiqhiyyah(Jakarta: Amzah,2013), hlm. 17.

Page 35: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

16

Dalam ayat tersebut tertulis jelas bahwasanya pencatatan dalam

perkawinan adalah sesuatu yang harus dilakukan, karena pencatatan

sendiri akan dapat melindungi hak-hak dari masing-masing mempelai dan

juga dapat menghindarkan suatu tindak kejahatan di dalam rumah tangga

atau paling tidak pemerintah dapat melindungi apabila terjadi tindak

kejahatan rumah tangga.

٢٠ر�WZر و�WZا

Menurut Imam Syafi’i pernikahan yang tidak dihadiri oleh dua

orang saksi adalah tidak sah. Imam Syafi’i berpendapat bahwa yang

dimaksud dengan Nikah Sirri adalah nikah yang tidak dihadiri oleh dua

orang saksi.21 Pendapat tersebut sedikit berbeda dengan pendapat Imam

Malik, yang menyatakan bahwa kehadiran saksi tidak menjadi syarat suatu

perkawinan melainkan hanya izinnya. Imam Malik juga menambahi

bahwasanya akad nikah harus diumumkan ke kalayak umum.

Nikah sirri dilihat dari aspek sebab, motivasi, dan tujuan nikah sirri

itu beraneka ragam yang selanjutnya dibedakan menjadi empat macam

yaitu, Pertama, bersifat Normatif, dalam konteks ini secara spesifik adalah

tang berkaitan dengan sebab, motivasi, dan tujuan yang didasarkan pada

norma-norma agama islam. Kedua, bersifat Psikologis berkaitan dengan

tujuan atau alasan yang bersifat kejiwaan, yaitu untuk mengatasi

keresahan, kecemasan, atau kekhawatiran sehingga jiwa menjadi tenang

20Ibid, hlm. 17.

21Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, Ringkasan Kitab Al-Umm

(Jakarta:PUSTAKA AZZAM,2014), II: hlm.448.

Page 36: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

17

dan tentram. Ketiga, bersifat Sosial-Ekonomis, berkaitan dengan penyebab

atau alasan dari masyarakatdan orangtua dengan alasan keuangan, biaya

hidup, dan pekerjaan yang seringkali menjadi pertimbangan dan kendala

bagi yang akan menikah. Keempat, bersifat Biologis, berkaitan dengan

motivasi untuk memperoleh pengaturan dan kepuasan seksual.22

F. Metodologi Penelitian

Untuk menjelaskan metode yang akan digunakan dalam penelitian

dalam skripsi ini kami akan memaparkan jenis dari penelitian yang akan

kami lakukan.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah

penelitian lapangan (Field Reseacrh)23. Yaitu merupakan penelitian

dengan cara terjun langsung ke tempat penelitian. Penelitian ini

dilakukan terhadap santri yang menetap di Pondok Pesantren Fadlun

Minalloh Wonokromo Pleret Bantul Yogyakarta, tujuannya adalah

untuk mengetahui serta mendapatkan data yang jelas mengenai

pandangan santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh terhadap Nikah

Sirri.

2. Tipe Penelitian

22Dadi Nurhaidi, Nikah dibawah tangan Praktek Sirri Mahasiswa Jogja

(Yogyakarta :Saujana,2003),hlm.163.

23Saiful Azwar, MA, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005),

hlm.5.

Page 37: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

18

Tipe penelitian yang digunakan pada penulisan skrisi ini adalah

tipe deskriptif analitik & komparatif penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui informasi mengetahui pendapat santri Pondok Pesantren

terhadap nikah sirri dengan cara mendeskripsikan aturan-aturan hukum

yang dipahami oleh santri dalam penelitian ini peneliti mencoba

menentukan sifat situasi sebagaimana adanya pada waktu penelitian

dilakukan.

3. Sumber Data

Sebelum melanjutkan untuk penyusunan yang berikutnya maka

penyusun akan memaparkan terlebih dahulu mengenai sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini, yang dikelompokkan menjadi

berikut :

a. Data Primer

Pada penelitian ini data primer24 yang dijadikan objek oleh

penulis adalah santri yang bertempat tinggal di Pondok Pesantren

Fadlun Minalloh Wonokromo. Data yang diperoleh dari

Narasumber berasal dari wawancara ataupun observasi secara

langsung kepada Santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh

Wonokromo.

b. Data Sekunder25

24Mahi M.Hikmat,Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan

Sastra,(Yogyakarta:Graha Ilmu,2011),hlm.71. 25Ibid,hlm.72.

Page 38: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

19

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari

objek yang diteliti secara langsung melainkan data yang diperoleh

dari pihak lain, data yang dimaksud disini adalah data pendukung

yang diperoleh dari tulisan-tulisan yang berhubungan dengan

objek penelitian. Data yang dimaksudkan disini adalah data yang

menjadi bahan pelajaran yang bersumber dari kepustakaan

termasuk juga kitab-kitab yang digunakan dalam pengajaran di

Pondok Pesantren, data- data tersebut antara lain :

1) Kitab-kitab Salaf yang menyangkut tentang Tafsir, Hadits, maupun

Fikh yang membahas tentang materi yang sedang diteliti oleh

penulis.

2) Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan KHI.

3) Buku-buku yang berkaitan tentang tema yang diteliti oleh penulis

sebagai pendukung.

4. Cara Pengumpulan Data26

Pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian

ini adalah dengan cara :

a. Wawancara

Metode wawancara atau Interview adalah situasi dimana peneliti

mewawancarai Narasumber dengan tatap muka. Metode ini digunakan

untuk menggali informasi mengenai pandangan santri Fadlun

Minalloh mengenai pemahaman tentang Nikah Sirri.

26Ibid,hlm.71.

Page 39: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

20

Jenis wawancara yang digunakan oleh penulis adalah wawancara

berstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan menggunakan

pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, hal ini

bertujuan agar dapar mengatur jalannya wawancara.

b. Angket/Kuisioner.

Angket/Kuisioner adalah pertanyaan-pertanyaan yang dirancang

yang bertujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dari

penelitian.

c. Observasi

Observasi merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan

data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek

penelitian. Peneliti secara langsung melakukan penelitian terhadap

santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh.

5. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

pendekatan Normatif (fikh), yaitu dalil-dalil yang digunakan untuk

mengetahui tentang Nikah Sirri yang diambil dari Al-Qur’an maupun

Hadits Nabi dan menggunakan pendekatan secara undang-undang.

6. Analisis Data

Analisis data adalah upaya untuk mengolah data menjadi

informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat

Page 40: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

21

diambil pemahaman dan dapat digunakan untuk menjawab masalah-

masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.

Analisis yang digunakan oleh penyusun dalam penulisan skripsi

ini adalah analisis deduktif-induktif, dalam artian penulis melakukan

analisa masalah secara umum kemudian ditarik kesimpulan.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam skripsi akan membahas beberapa permasalahan yang terdiri dari

lima bab yang akan dijelaskan sebagai berikut :

Bab pertama, pada bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar

belakangmasalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka teoretik, metode

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, meliputi uraian tentang tinjauan umum Nikah Sirri, yang

meliputi : Pengertian Nikah Sirri, kemudian dilanjutkan dengan pengertian Nikah

sirri menurut perspektif hukum islam yang membahas tentang dalil Al-Qur’an

maupun Hadits yang menyangkut tentang nikahsirri dan juga pendapat ulama

klasik maupin kontemporer. kemudian dilanjutkan dengan Hukum Pencatatan

Perkawinan Menurut UU Perkawinan.

Bab ketiga, menguraikan tentang gambaran umum Pondok Pesantren

Fadlun Minalloh dan pandangan santri Fadlun Minalloh mengenai Nikah Sirri,

yang terbagi menjadi beberapa bagian antara lain, pertama gambaran umum

mengenai Pondok Pesantren Fadlun minalloh yang meliputi Letak Geografis

Pondok Pesantren, Sejarah Berdiri dan Sejarah berkembangya Pondok pesantren

Page 41: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

22

kemudian dilanjutkan dengan penmbahasan mengenai Pandangan Santri Pondok

Pesantren Fadlun Minalloh Mengenai Nikah Sirri.

Bab Keempat, berisikan tentang uraian analisis pandangan santri Pondok

Pesantren Fadlun Minalloh mengenai Nikah Sirri, yang mencakup tentang,

Bagaimana pandangan Santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh mengenai Nikah

Sirri dan pandangan santri terhadap UU perkawinan dan nikah sirri menurut

Hukum Islam.

Bab Kelima, adalah penutup, yang berisikan tentang kesimpulan dari

permasalahan yang dibahas serta saran-saran yang berkaitan tentang kajian

mengenai peneitian mengenai Pandangan Santri Fadlun Minalloh mengenai Nikah

Sirri.

Page 42: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pandangan santri Fadlun Minalloh

Terhadap Nikah Sirri dapat disimpulkah bahwa:

1. Santri-santri pondok pesantren Fadlun Minalloh mempunyai

pandangan yang sama mengenai pernikahan sirri, yaitu pernikahan

tersebut merupakan pernikahan yang tidak dicatat oleh pemerintah,

mengenai sah atau tidaknya pernikahan tersebut adalah pernikahan

yang sah apabila dilakukan dengan syarat dan rukun yang telah

ditentukan oleh agama islam akan tetapi pelaku pernikahan sendiri

akan mendapatkan dosa dari perbuatannya yang tidak mencatatkan

pernikahannya tersebut.

2. Santri-santri Pondok Pesantren Fadlun Minalloh berpandangan bahwa

pencatatan dalam pernikahan merupakan sesuatu yang harus dilakukan

walaupun bukan menjadi syarat sah, hal ini bertujuan selain untuk

mematuhi atuaran pemerintah, pernikahan yang di catatkan akan dapat

menjamin hak-hak dari masing-masing mempelai ataupun semua yang

berkaitan yang diakibatkan oleh pernikahan tersebut, pernikahan yang

dicatatkan juga dapat menghindarkan dari kemadlorotan-kemadlorotan

yang dapat muncul dari ketiadaan pencatatan. Selain keharusan untuk

melakukan pencatatan, para santri juga menambahi bahwa penyebaran

berita pernikahan juga harus dilakukan salah satunya adalah dengan

Page 43: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

75

melakukan walimahan atau resepsi pernikahan, hal ini selain untuk

melakukan perintah nabi, juga bertujuan muntuk memberitahu

masyarakat bahwa telah terjadi pernikahan. Dengan diadakan

walimahan, maka di lingkungan masyarakat tidak akan terjadi fitnah

mengenai hal tersebut.

B. Saran-saran

1. Penelitian yang dilakukan masih bersifat sederhana, karena peneliti

hanya melakukan penelitian yang bersifat kecil, yaitu meneliti

dilingkungan santri pondok pesantren, dan diharapkan dapat dilakukan

penelitian-penelitian yang bersifat lebih luas yang dapat dijadikan

rujukan yang lebih kuat.

2. Sangat diharapkan bagi para masyarakat untuk membaca skripsi ini,

agar menjadi pengetahuan bahwasanya pernikahan haruslah dicatatkan,

hal ini bertujuan untuk menghindrkan kemadlorotan, walaupun secara

agama pernikahan yang tidak dicatatkan adalah pernikahan yang sah.

3. Diharapkan pemerintah lebih tegas dalam menjalankan aturan dalam

memerintah masyarakatnya untuk mau mencatatkan pernikahan, atau

pemerintah membuat aturan yang kiranya dapat melindungi

masyarakatnya dari pernikahan yang dilakukan secara sirri.

Page 44: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

76

DAFTAR PUSTAKA

A. Kelompok Al-Quran dan Tafsir

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Bumi Restu, 1976.

B. Kelompok Hadist

Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram dan dalil-dalil hukum Terjemahan Khalifaturrahman Dan Haer Haeruddin, Jakarta: Darul Kutub Islamiyah, 2013.

Abi Abdillah Malik bin Anas Al-asbahi, Muwata’ Imam Malik, Kairo Al-

Maktabah Al-Islamiyyah, 1967. Muhammad Isa bin Surah, Sunan At-Tirmidzi Terjemahan Mohammad Zuhri,

Semarang: Asy-Syifa, 1992.

C. Kelompok Fikh dan Ushul Fiqh

Nasution, Khoiruddin, Hukum Perkawinan 1,Yogyakarta:ACAdeMIA dan TAZZAFA,2005.

Gus Arifin, Menikah Untuk Bahagia, Jakarta: PT Elex Media Kopindo Kompas

Gramedia, 2010. Rahman Asjmuji, Qaidah-qaidah Fikh (Qawa’idul Fiqhiyah), Jakarta: Bulan

Bintang, 1976.

Muhammad bin Idris, Ringkasan Kitab Al-Umm jilid 2, Jakarta: PUSTAKA AZZAM, 2014.

M. Quroish Shihab, Pengantin Al-Qur’an Kalung Permata Buat Anak-anakku,

Jakarta : Lentera Hati, 2007.

M. Zuhdi Muhdhar, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk) Menurut Hukum Islam UU No.7 thun 1989, dan KHI di indonesia, Bandung: Al-Bayan, 2000.

Syaltut, Mahmud, al-Fatawa, cet. Ke-8, Kairo: dar asy-Syaruruq,1421H/2001M.

Page 45: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

77

Mahful M dan Herry Mohammad, Fenomena Nikah Sirri. Jakarta: IKAPI, 1966. Jaih Mubarok, Modernisasi Hukum perkawinan di Indonesia, cet. Ke-1, Bandung:

Pustaka Bani Quraisy, 2005. Muhammad Al-Ghazali, menyinkap Hakikat perkawinan, Adad, Tata Cara dan

Hikmahnya, Bandung: Karisma,1988. Zuhdi Mudzor, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai, Rujuk,

Menurut Hukum Islam, UU No 1 Tahun 1974 (Undang-undang Perkawinan) UU No.7/1989 (UU Peradilan dan Kompilasi Hukum Islam), Bandung: Mizan, 1985.

Zahiri Hamid, Pokok-pokok hukum perkawinan dan undang-undang perkawinan

di Indonesia, Yogyakarta : Bina Cipta, 1976 Nasution, Khoiruddin, Hukum Perdata Islam dan Perbandingan Hukum

Pernikahan di Dinia Muslim : Studi Sejarah, metode Pembaruan, dan Materi & Status Perempuan Dalam Hukum Pernikahan Keluarga Islam, Yogyakarta: Tazzafa: Academia, 2009.

I Nyoman Sujana, Kedudukan Hukum Anak Luar Kawin dalam Perspektif

Putusan Mahkamah Kunstitusi Nomor 46/PUU-VII/2010, Yogyakarta: ASWAJA PRESINDO, 2011.

M. Quraish Shihab, Perempuan dari cinta sampai seks dari nikah mut’ah sampai

nikah sunnah dari bias lama sampai bias baru, Jakarta: Lentera Hati, 2005. Imam Abi Abdillah Muhammad Idris As-Syafi’i, Al-Umm, 1983. Mardani, Hukum Perkawinan Islam di Dunia Islam Modern, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2011.

Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Yogyakrta: Gama Media, 2001.

A. Kelompok Kamus

Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, cet ke-2, Jakarta: Pustaka Progresif, 1976.

B. Lain-lain

Saiful Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Page 46: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

78

Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Dadi Nurhaidi, Nikah dibawah tangan Praktek Sirri Mahasiswa Jogja,

Yogyakarta : Saujana, 2003.

A. Kelompok Undang-undang

Kompilasi Hukum islam, Tentang perkawinan Pasal(2), cet ke-2, Bandung: Fokusmedia, 2005.

Undang-undang RI No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi

Hukum Islam, 1999. Rancangan undang-undang Hukum Materiil Peradilan Agama Bidang Perkawinan

2007.

B. Kelompok Internet

http://tarjih.muhammadiyah.or.id/muhfile/tarjih/download/Fatwa%2013_Hukum%20Nikah%20Sirri.pdf

http://fkppbantul.blogspot.co.id/2009/02/style-definitions-table_16.html https://gudeg.net/direktori/1187/masjid-pathok-negara-taqwa-wonokromo

yogyakarta. html

Page 47: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

I

TERJEMAHAN TEKS ARAB, AL-QUR’AN AL-HA DIS DAN KAIDAH FIKH

No. Hal. Ftn. Terjemahan

1. 2 2 Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya

berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh

bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang

tidak mereka ketahui.

2. 2 3 Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia

menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu

sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram

kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan

sayang.

3. 12 14 Nikah adalah sunahku siapa saja yang tidak menyukai

sunahku maka tidak termasuk umatku.

4. 13 15 Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia

menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu

sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram

kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan

sayang.

5. 13 16 Tidak ada pernikahan kecuali dengan saksi.

3. 14 17 Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan

utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaknya

kamu menuliskannya. Dan hendaklah penulis diantara kamu

menulisnya dengan benar. Jangan penulis menolak untuk

menuliskannya sebagaimana allah telah mengajarkan

kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah

orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia

bertaqwa kepda Allah, Tuhannya, dan janganlah dia

mengurangi sedikitpun dari padanya.

4. 15 18 Menolak kerusakan didahulukan daripada melakukan

kebaikan.

5. 15 19 Kemadlorotan harus dihilangkan.

6. 16 20 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan

membahayakan.

7. 24 29 Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan agar

kamu mengingat (kebesaran Allah).

8. 28 35 Ini adalah pernikahan sirri dan aku tidak memperbolehkan

Page 48: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

II

jikalau engkau melakukannya maka aku akan merajammu

9. 31 40 Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan

utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaknya

kamu menuliskannya.

10. 31 41 Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal

kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami-istri). Dan

mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat

(ikatan pernikahan) dari kamu.

11. 56 53 Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan

taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang

kekuasaan) di antara kamu.

12. 66 60 Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan

utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaknya

kamu menuliskannya.

13. 70 63 Tidak boleh melakukan perbuatan yang berbahaya dan

membahayakan

14. 71 64 Menolak kerusakan didahulukan daripada melakukan

kebaikan.

15. 71 65 Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan

utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaknya

kamu menuliskannya. Dan hendaklah penulis diantara kamu

menulisnya dengan benar. Jangan penulis menolak untuk

menuliskannya sebagaimana allah telah mengajarkan

kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah

orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia

bertaqwa kepda Allah, Tuhannya, dan janganlah dia

mengurangi sedikitpun dari padanya.

16. 72 66 Kemadlorotan harus dihilangkan.

Page 49: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

III

BIOGRAFI ULAMA

1. Imam Abu Hanifah Imam Abu Hanifah adalah salah satu imam yang empat dalam

islam. Beliau lahir dan meninggal lebih dahulu daripada imam-imam yang lain, karena beliaulah yang kita bicarakan lebuh dahulu dari imam-imam yang lain. Abu Hanifah dilahirkan pada tahun 80 Hijriah bersamaan (659 Masehi). Imam Abu Hanifah seorang yang berjiwa besar dalam arti kata seorang yang berhasil adalam hidupnya, beliau seorang yang bijak dalam bidang ilmu pengetahuan dalam memberikan suatu keputusan bagi sesuatu masalah atau peristiwa yang dihadapi. Karena ia seorang yang berahlak atau berbudi pekerti yang luhur, ia dapat menghalang hubungan yang erat dengan pejabat pemerintah, ia mendapat tempat yang baik dalam masyarakat pada masa itu, sehingga beliau telah berhasil menyandang jabatan atau gelar yang tertinggi yaitu, imam besar atau ketua agung.

Imam Abu Hanifah hidup di zaman pemerintahan kerajaan Umamiyyah dan pemerintahan Abbasiyyah, beliau lahir di sebuah desa di wilayah pemerintahan Abdullah bin Marwan dan beliau meninggal dunia pada masa Kholifah Abu Ja’far Al-Mansur.

2. Imam Maliki

Imam Malik merupakan imam yang kedua dari imam-imam empat serangkai dalam islam dari segi umur. Beliau dilahirkan tiga belas tahun sesudah kelahiran Imam Abu Hanifah. Beliau merupakan seorang imam dari Kota Madinah dan imam bagi penduduk Hijaz. Beliau salah seorang dari ahli fikh yang terakhir bagi kota Madinah dan juga yang terakhir bagi fuqaha Madinah, beliau berumur hampir 90 tahun.

Imam Malik semasa hidupnya sebagai pejuang demi agama dan umat Islam seluruhnya. Imam Malik dilahirkan pada zaman pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik Al-Umawi, Ada Bermacam-macam pendapat ahli sejarah tentang kelahiran Imam Malik ada yang berpendapat bahwa kelahirannya tahun 90, 94, 95, maupun 97. Beliau meninggal pada masa pemerintahan Harun Ai-Rosyid di masa pemerintahan Abbasiyyah.

3. Imam Syafi’i

Imam Syafi’i dilahirkan di kota Ghazzah dalam Palestina pada tahun 105 Hijiriah. Tarikh inilah yang termasyhurndi kalangan ahli sejarah, ada pula yang mengatakan beliau dilahirkan di Asqolan yaitu sebuah wilayah yang jauhnya dari Ghazzah lebih kurang tiga kilometer dan tidak jauh juga dari Baitul Makdis, dan ada juga pendapat yang mengatakan beliau dilahirkan di negeri Yaman.

Imam Syafi’i dapat menghafal Al-Qur’an dengan mudah, yaitu ketika beliau masih kecil dan beliau menghafal serta menulis hadist-hadist. Beliau sangat tekun mempelajari kaidah-kaidah dan nahwu bahasa arab. Untuk tujuan itu beliau pernah mengembara ke kampung-kampung dan

Page 50: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

IV

tinggal bersama puak (kabilah) “Huzail” lebih kurang sepuluh tahun, lantaran hendak mempelajari bahasa mereka dan juga adat istiadat mereka.

4. Imam Hambali

Ahmad bin Hambal dilahirkan di kota Bagdad, pada bulan Rabiul Awwal tahun 164 Hijiriyah, yaitu setelah ibunya berpindah dari kota “Murwa” tempat tinggal ayahnya. Beliau adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat yang luhur dan tinggi yaitu sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang semasa hidupnya, juga orang-orang yang mengenalnya. Beliau imam bagi umat Islam seluruh dunia, juga imam bagi Darul Salam, mufti bagi negeri Irak dan seorang yang alim tentang hadist-hadist Rasulullah SAW.

Ahmad bin Hambali menghafal Al-Quran dan mempelajari bahasa. Beliau belajar menulis dan mengarang di Diwan, umurnya di waktu itu ialah empat belas tahun. beliau hidup sebagai seorang yang cinta kepada kepada menuntut ilmu dan bekerja kers untuknya, sehingga ibunya merasa kasihan kepadanya karena kegigihannya dalam menuntut ilmu. Pernah terjadi bahwa beliau kadangkala ingin keluar menuntut ilmu sebelum fajar, ibunya memintanya supaya lewatkan sedikit sehingga manusia bangun dari tidur.

Page 51: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan
Page 52: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan
Page 53: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

III

Angket Penelitian

Nama :

Pendidikan :

Usia :

Petunjuk Pengisian.

Pertanyaan :

1. Sudah berapa lama saudara tinggal di pondok pesantren ?

a. 1 tahun. c. 3 tahun.

b. 2 tahun. d. Lebih dari 4 tahun.

2. Apakah saudara memiliki pengetahuan tentang pengertian nikah sirri ?

a. Ya.

b. Tidak.

3. Darimana saudara mendapatkan informasi tentang nikah sirri ?

a. Media Massa. d. Buku.

b. Kitab. e. ........

c. Teman.

4. Apakah saudara menjumpai pelaku nikah sirri ?

a. Sangat sering. c. Jarang.

b. Sering. d. Tidak pernah.

5. Menurut saudara apa yang menjadi faktor seseorang melakukan nikah sirri

?

Page 54: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

IV

a. Budaya d. Ekonomi.

b. Agama. e. Pendidikan.

c. Politik. f. ...........

6. Indoneia dengan tegas melarang praktek nikah sirri, namun didalam ajaran

islam memperbolehkan, bagaimana pendapat saudara ?

a. Setuju. c. Kurang setuju.

b. Tidak setuju. d. Tidak tahu.

7. Apakah saudara setuju apabila nikah sirri dilarang ?

a. Setuju. c. Kurang setuju.

b. Tidak setuju. d. Tudak tahu.

Undang-undang Perkawinan.

1. Apakah saudara mengetahui tentang undang-undang perkawinan ?

a. Tahu.

b. Kurang tahu.

c. Tidak tahu.

2. Jika saudara mengetahui, dari mana saudara mengetahui pengetahuan

tersebut ?

a. Guru/Ustadz

b. Teman.

c. Media massa.

3. Dalam undang-undang perkawinan Bab I pasal I menjelaskan bahwa

tujuan perkawinan yaitu untuk membentuk keluarga yang bahagia dan

kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa, bagaimana menurut anda ?

Page 55: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

V

a. Setuju. c. kurang setuju.

b. Kurang setuju. d. Tidak tahu.

4. Sedangkan dalam undang-undang Perkawinan Bab I Pasal I menjelaskan

tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku, bagaimana pendapat saudara ?

a. Setuju. c. Tidak setuju.

b. Kurang setuju. d. Tidak tahu.

5. Menurut saudara, sah atau tidak suatu perkawinan yang tidak dicatatkan ?

a. Sah.

b. Tidak sah.

c. Tidak tahu.

Pedoman Wawancara

1. Apa pendapat saudara tentang nikah sirri ?

2. Apa alasan saudara tentang pendapat tersebut ?

3. Bagaimana pandangan saudara terhadap nikah sirri yang sering terjadi

sekarang ini ?

4. Menurut pandangan saudara apakah nikah siiri itu bertentangan dengan

Undang-undang perkawinan No.1 Tahun 1974 ?

Page 56: ii - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/21503/2/11350061_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · Syakhsiyyah Fakultas Syariah dan Hukum Universit. as Islam Negeri . Sunan

XII

CURICULUM VITTAE

Nama Lengkap : Muhammad Fuad Khudhori

Tempat Tanggal Lahir : Klaten, 19 januari 1993

Alamat Asal : Ngemplak, Sukorini, Manisrenggo, Klaten.

Tempat Tinggal : PP. Fadlun Minalloh Wonokromo Pleret Bantul.

e-mail : [email protected]

Nama Orangtua :

Ayah : Misran (Alm).

Pekerjaan : -

Ibu : Sukitri

Pekerjaan : Pensiunan PNS.

Alamat : Ngemplak, Sukorini, Manisrenggo, Klaten.

Riwayat Pendidikan :

1. TK RA Kartini Sukorini.

2. SDN 1 Keputran Klaten, Lulus Tahun 2005.

3. SMPN 1 Kemalang Klaten, Lulus Tahun 2008.

4. SMKN 1 Pleret Bantul, Lulus Tahun 2011.

5. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan 2011.

6. PP. Fadlun Minalloh Wonokromo, Pleret, Bantul angkatan 2008.