PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1),...

84
PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK TERCATAT (Studi Kasus Perkawinan Poligami di Kelurahan Cipete Selatan) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) MUHAMMAD FAHRI NIM : 1111044100062 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA (AHWAL SYAKHSIYYAH) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M

Transcript of PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1),...

Page 1: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK TERCATAT

(Studi Kasus Perkawinan Poligami di Kelurahan Cipete Selatan)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

MUHAMMAD FAHRI

NIM : 1111044100062

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

(AHWAL SYAKHSIYYAH)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2016 M

Page 2: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan
Page 3: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan
Page 4: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan
Page 5: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

iv

ABSTRAK

MUHAMMAD FAHRI, NIM 1111044100062, Pembagian Waris

Perkawinan Tidak Tercatat (Studi Kasus Perkawinan Poligami Tidak Tercatat di

Kelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas

Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui cara pembagian waris yang

dilakukan oleh pelaku poligami tidak tercatat di Kelurahan Cipete Selatan dan untuk

mengetahui dasar hukum yang dijadikan landasan dalam pembagian waris tersebut.

Hal ini dikarenakan banyaknya pernikahan poligami yang tidak melakukan

pencatatan pernikahan di KUA.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif

melalui metode survei. Metode analisis yang digunakan adalah deskrifptif analitis

yaitu mengolah dan mendiskripsikan penelitian yang dikaji dalam tampilan data yang

lebih bermakna dan dapat lebih dipahami sekaligus menganalisis data tersebut.

Teknik pengumpulan data, melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik pembagian harta waris pada

perkawinan poligami tidak tercatat di Kelurahan Cipete Selatan tidak sepenuhnya

melaksanakan hukum. Hal ini dapat dilihat pada keluarga Bapak H. Hasyim, H.

Tabroni dan H. Jaelani yang telah melaksanakan pembagian harta warisnya tanpa

membagikan pembagian istri 1/8 dibagi 2, seharusnya pembagian warisan mengikuti

ketetentuan pembagian dalam hukum islam sedangkan dalam praktinya istri-istri

tetap mendapatkan masing-masing 1/8. Sedangkan praktik pembagian harta warisan

untuk anak laki-laki dan perempuan pada masyarakat cipete menggunakan 2:1 dan

ini sudah sesuai dengan ketentuan hukum islam, akan tetapi terkadang masih ada

praktik pembagiannya sama rata tanpa menggunakan 2:1. Bahkan ada penambahan

harta warisan untuk anak laki-laki baik berupah tanah, sawah ataupun yang lain.

Harta peninggalan tidak semua berwujud nominal uang melainkan dengan benda

yang tidak bergerak seperti: rumah, tanah, sawah dan lain-lainnya. Terbukti dengan

pembagian harta waris pada keluarga bapak H. Jaelani.

Keyword: Poligami, Waris dan Cipete Selatan

Page 6: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

v

KATA PENGANTAR

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini, Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar

Muhammad SAW, pembawa Syariahnya yang universal bagi semua umat manusia

dalam setiap waktu dan tempat hingga akhir zaman. Skripsi ini penulis

persembahkan kepada Alm. Ayahanda Hj. Samalih dan Ibunda Hj. Haironih yang

selalu memberikan dorongan, bimbingan, kasih sayang, serta doa tanpa mengenal

lelah sedikit pun. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-

Nya kepada mereka.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis

temukan, namun syukur alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,

kesungguhan, serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik langsung

maupun tidak langsung segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya

sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, sudah

sepantasnya pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

vi

2. Dr. H. Abdul Halim, M.Ag, dan Arip Purqon, MA, Ketua Program Studi dan

Sekretaris Program Studi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Sri Hidayati, M.Ag, sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran selama membimbing penulis.

4. Hayatin Nupus, S.E.Sy, yang selalu memberikan semangat, mendengarkan

keluh kesah dan menemani penyusun selama penulisan skripsi ini.

5. Kepada H. Ahmad Junaidi, Musthofa, Hj. Masronih dan yang lain-lainnya yang

telah meluangkan waktunya dan bersedia diwawancara sebagai narasumber

dari penelitian penyusun.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staf pengajar pada lingkungan Program

studi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada

penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

7. Segenap jajaran staf dan karyawan akademik Perpustakaan Fakultas Syariah

dan Hukum dan Perpustakaan Utama yang telah membantu penulis dalam

pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

8. Doa dan harapan penulis panjatkan kepada kakanda Ahmad Fatih, Ahmad

Fahru yang selalu membimbing dan kepada ananda , Wildan Anshori dan

Ahmad Hanif yang senantiasa memberikan do’a dan semangat sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi.

Page 8: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

vii

9. Sahabat seperjuangan penulis : Muhammad Munzir Kamil, Muhammad

Shandika Rizkiandi, Arif Maulana Thoir, Muhammad Nazir, Semua teman-

teman Peradilan Agama Angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Beserta teman bercanda Chairul Amin S.Thi, yang bersedia

menemani waktu-waktu luang sebagai sebuah refresing dalam penulisan ini.

Semoga amal baik mereka dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang

berlipat ganda.Sungguh, hanya Allah SWT yang dapat membalas kebaikan

mereka dengan kebaikan yang berlipat ganda pula.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini

Jakarta, 12 Oktober 2015

MUHAMMAD FAHRI

Page 9: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................ iii

ABSTRAK……………………………………………………………………... iv

KATA PENGANTAR......................................................................................... v

DAFTAR ISI..................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 4

A. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 5

B. Review Studi Terdahulu............................................................... 6

C. Metodologi Penelitian............................................................... 8

D. Sistematika Penulisan................................................................ 11

BAB II PERKAWINAN TIDAK TERCATAT DAN POLIGAMI DI

INDONESIA

A. Pengertian............................................................................. 13

B. Prosedur Poligami dan Hikmah Poligami................................. 27

C. Akibat Hukum Perkawinan Poligami Tidak Tercatat.................. 32

BAB III PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM

A. Dasar Hukum Pembagian Waris……………….......................... 38

B. Ahli Waris............................................................................... 40

C. Pembagian Waris Sesuai dengan Ketentuan (Furud).................... 47

D. Pembagian Waris dalam Perkawinan Poligami............................ 51

BAB IV PEMBAGIAN HAK WARIS PERKAWINAN POLIGAMI DI

KELURAHAN CIPETE SELATAN

A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan (Letak,

Keadaan, Profesi Dan Pendidikan)............................................... 56

B. Jumlah Kepala Keluarga yang Melaksanakan Perkawinan

Poligami Masyarakat Kelurahan Cipete Selatan........................... 58

C. Praktik Pembagian Waris Perkawinan Poligami di Kelurahan

Cipete Selatan.......................................................................... 60

D. Interpretasi dan Pembahasan...................................................... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 69

B. Saran...................................................................................... 70

Page 10: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

ix

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 71

LAMPIRAN......................................................................................................... 73

Page 11: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga, rumahtangga

yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.1

Islam sangat menganjurkan pernikahan dengan berbagai cara. Terkadang

dengan menyebutnya sebagai salah satu sunah para nabi dan jalan hidup para

rasul yang merupakan para pemimpin yang jalan hidupnya patut diteladani.2

Perkawinan di Indonesia menganut azas monogami, poligami merupakan

pengecualian dengan persyaratan-persyaratan ketat yang ditentukan dalam

perundang-undangan. Poligami diatur sedemikian rupa dalam beberapa

Peraturan Perundang-undangan diantaranya adalah: UU Perkawinan dan PP No.

10 Tahun 1983, PP No. 45 Tahun 1990 dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun

1990 Tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Walaupun sudah diatur dalam berbagai peraturan, nampaknya masyarakat

Indonesia belum mematuhi peraturan ini sebagaimana seharusnya. Namun

kenyataan di lapangan, masih banyak orang Islam yang melakukan poligami

1 Mr. Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Perkawinan Indonesia, (Jakarta: CV. Karya

Gemilang, 2015), h. 71.

2 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Jilid 2, Penerjemah, Asep sobari, (Jakarta: Al-I‟tishom, 2008), h.

153.

Page 12: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

2

liar hanya karena motif melampiaskan nafsu atau mendapat keuntungan materi,

sehingga tidak memperlihatkan hikmah poligami dan bukan untuk mencapai

kemaslahatan. Bahkan tidak jarang mengabaikan hak istri tua dan

membahayakan anak-anaknya dengan tidak memberikan mereka hak waris,

dengan berbagai alasan dan kepentingan.

Jika ditelusuri alasan dan kepentingan masyarakat Islam Indonesia

melakukan poligami, setidaknya ada tiga faktor besar alasan mereka melakukan

poligami liar3:

1. Kuatnya budaya patriarkis yang kental dalam masyarakat Indonesia.

Patriarkis, laki-laki mendominasi seluruh lini kehidupan, dan perempuan

hanya merupakan sub-ordinasi dari laki-laki. Perempuan bukan sebagai

mitra sejajar dari laki-laki melainkan sebagai “bawahan” laki-lakilah yang

berkuasa dan penentu dalam rumah tangga. Dalam seperti ini perempuan

seolah-olah “terkunci” dan tidak melakukan apa-apa yang bisa merubah

nasibnya.

2. Pemahaman agama yang salah dalam poligami. Dalam konteks ini terjadi

karena kuatnya interpretasi agama yang bias gender dan tidak akomodatif

terhadap nilai-nilai kemanusian. Interpretasi agama yang memposisikan istri

sebagai obyek seksual, tidak memiliki kemandirian sebagai manusia utuh.

Ada sebagian mayarakat yang menilai bahwa poligami itu merupakan

3 Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum

Nasional, ( Jakarta : Semesta Rakyat Merdeka, 2012 ), h. 166

Page 13: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

3

sunnah Rasulullah, bahkan menganggap karena Rasulullah sendiri juga

berpoligami. Demikian juga dengan ayat Al-Qur‟an surat an-Nisa ayat 3

yang membolehkan poligami.

3. Lumpuhnya sistem hukum di Indonesia sehingga terjadi sifat dualisme

terhadap UU perkawinan dan peraturan-peraturan yang lainnya. Masyarakat

tidak menganggap bahwa UU perkawinan merupakan bagian dari UU

perkawianan Islam. Sehingga dianggapnya UU Perkawinan tidak mengikat

pada mereka. Di sisi lain, lemahnya pemerintah dalam melaksanakan UU

tersebut menjadi penentu.

Banyaknya praktik poligami sehingga banyak juga poligami yang dicatat

di petugas pencatat pernikahan dan poligami yang tidak tercatat di pegawai

pencatat perkawinan. Jika kita melihat pada negara-negara Islam seperti,

Yaman, Bahrain, Uni Emiret Arab memberlakukan bahwa seorang yang hendak

menikah harus mencatatkan dalam catatan resmi, apabila suatu perkawinan

tidak dicatatkan maka undang-undang akan memberi sanksi. Bahkan pada

negara Tunisia pada pasal 4 undang-undang hukum keluarga menyebutkan

tidak sah suatu perkawinan yang tidak dicatat secara resmi.4

4 Ahmad Tholabi Kharlie dan Asep Syarifudin Hidayat, Hukum Keluarga di Dunia Islam

Kontemporer, (Jakarta: Lembaga Penelitian, 2011), h. 268

Page 14: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

4

Pencatatan perkawinan itu sangatlah penting melihat perkembangan yang

semakin maju dan dampak hukum apabila perkawinan tidak dicatatkan seperti

halnya pembagian waris.

Pembagian waris terkadang dapat memicu permasalahan dalam rumah

tangga. Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 174 pengelompokan ahli waris

terdiri dari, menurut hubungan darah yaitu golongan laki-laki: ayah, anak laki-

laki, saudara laki-laki, paman dan kakek. Golongan perempuan terdiri dari:ibu,

anak perempuan, saudara perempuan dan nenek. Apabila semua ahli waris ada

maka yang berhak mendapat warisan hanya anak, ayah, ibu, janda, atau duda.

Seorang yang berpoligami akan menimbulkan perbedaan dalam pembagian hak

waris. Karena dalam kehidupan masyarakat banyaknya poligami yang tidak

tercatat sehingga mendatangkan perbedaan pembagian hak waris dalam masing-

masing rumah tangga. Dalam hal ini penulis merasa perlu membahas

permasalahan seperti ini yang dituangkan dalam skripsi berjudul: “Pembagian

Waris Dalam Perkawinan Poligami Tidak Tercatat”.

B. Pembatasan dan Rumusan masalah

1. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis membatasi masalah

pada praktek pembagian waris terhadap ahli waris pada perkawinan poligami

yang tidak tercatat, yang terdapat di Kelurahan Cipete Selatan Jakarta Selatan.

Page 15: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

5

2. Rumusan masalah

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam tidak

menjelaskan pembagian hak waris bagi yang berpoligami tidak tercatat,

sedangkan hukum Islam tidak membedakan pembagian hak waris baik yang

tercatat atau tidak.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka untuk memudahkan

pembahasan penulis merumusan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana praktik pembagian warisan dalam perkawinan poligami tidak

tercatat, pada masyarakat Betawi Cipete Selatan?

b. Apa alasan yang menjadi dasar atas pembagian warisan tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun dalam melakukan

penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana cara pembagian waris terhadap perkawinan

poligami tidak tercatat di Kelurahan Cipete Selatan.

b. Untuk mengetahui alasan yang menjadi dasar atas pembagian waris tersebut.

2. Manfaat Penelitian

Selanjutnya dengan tercapainya tujuan tersebut di harapkan dari hasil

penelitian ini dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

Page 16: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

6

a. Secara Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu karya tulis ilmiah yang

dapat menambah khazanah keilmuan khususnya di bidang ilmu hukum keluarga

dan umumnya pada ilmu pengetahuan.

b. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan dan memberikan

pencerahan khususnya kepada masyarakat Betawi Cipete Selatan yang

melaksanakan perkawinan poligami tidak tercatat, agar dapat mengetahui

pembagian hak waris secara hukum positif, hukum adat, maupun hukum

Islam.

D. Review studi terdahulu

Review studi terdahulu yang dimaksud adalah melihat data-data skripsi

atau penelitian tahun-tahun sebelumnya dengan tujuan dengan menganalisis

skripsi yang berkaitan dengan judul atau permasalahan penelitian. Dari sekian

banyak skripsi yang penyusun temukan, diantara penelitian yang dilakukan

sebelumnya, terkait mengenai permasalahan-permaslahan sebagai berikut:

Syarif Hidayatullah, “Hukum pengulangan Nikah sirri perspektif Hukum

Islam dan Hukum positif (studi kasus dilingkungan Kelurahan Kedoya Selatan,

Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat).”

Skripsi ini membahas tentang hukum pengulangan nikah sirri menurut

perspektif Hukum Islam dan Hukum positif yaitu bahwa pernikahan telah sah

Page 17: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

7

apabila dicatatkan oleh PPN (pegawai pencatat nikah). Nikah sirri menurut

hukum positif yaitu pernikahan yang telah sah menurut agama tetapi ia “cacat”

karena pernikahannya tidak dicatatkan oleh PPN (pegawai pencatat nikah)

secara resmi.

Evi Hanifah, yang berjudul “Pengetahuan dan sikap Masyarakat

Terhadap Poligami dan Dampaknya Bagi Keluarga (studi pada masyarakat

kelurahan bukit duri kecamatan tebet kota madya Jakarta Selatan).”Pengadilan

Agama, 2008.

Skripsi yang berjudul Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap

Poligami dan Dampaknya Bagi keluarga, memaparkan tentang minimnya

pengetahuan masyarakat tentang poligami khususnya masyarakat Bukit Duri.

Sehingga membawa dampak yang negatif terhadap keluarga ketika poligami itu

dilakukan. Kekurangan skripsi ini dalam memaparkan sisi negatif serta

positifnya poligami bagi pelaku poligami itu sendiri serta orang-orang yang

disekitarnya. Kelebihanya pada latar belakang yang benar-benar memberikan

gambaran masyarakat kelurahan Bukit Duri.

Kedua skripsi tersebut menjalaskan, nikah sirri dalam hukum Islam dan

hukum positif dan mengetahui pengetahuan dari para pelaku poligami di dalam

berkeluarga serta melihat perkembangan sikap dan dampaknya bagi keluarga.

Dengan demikian perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian

sebelumnya yaitu: penelitian ini membahas bagaimana praktek pembagian

Page 18: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

8

waris para pelakuperkawinan poligami tidak tercatat (sirri) di Kelurahan

Cipete Selatan).

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang akan ditempuh oleh penyusun untuk

menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah.5 Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan

optimal maka penyusun menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian lapangan

(field research) artinya penelitian yang dilakukan dengan cara terjun langsung

ke daerah obyek penelitian untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan

pembahasan yang akan dibahas. Dalam hal ini untuk mengetahui secara pasti

bagaimana pembagian hak waris masyarakat Betawi Cipete Selatan yang

berpoligami tidak tercatat.

Adapun sifat penelitian itu yang digunakan adalah “deskriptif

analitis”yaitu mengolah dan mendiskripsikan penelitian yang dikaji dalam

tampilan data yang lebih bermakna dan lebih dapat dipahami sekaligus

menganalisis data tersebut.6 Yakni menganalisa bagaimana cara pembagian hak

5 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, cet-1 (Jakarta: Permata Puti Media. 2012).

h. 3

6 Nana sujatna, Tuntunan Penelitian Karya ilmiah, Makalah-Skripsi-Tensis-Disertasi.

(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1999), h. 77

Page 19: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

9

waris pada masyarakatBetawi di Kelurahan Cipete Selatan Kecamatan

Cilandak.

2. Kriteria dan Sumber Data

a. Data primer yaitu data-data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan

wawancara penyusun terhadap responden para pelaku poligami tidak tercatat

atau ahli warisnya.

b. Data sekunder adalah data yang diambil dari bahan-bahan pustaka yang

menunjang data primer, dalam hal ini data sekunder diperoleh dari buku-

buku hukum, majalah, artikel, internet yang berhubungan dengan masalah

penelitian ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapat data-data yang terkait dengan tema penelitian ini maka

penyusun menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat. Mencatat

fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antara aspek

dalam fenomena tersebut. Observasi berarti pengamatan bertujuan untuk

mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau

sebagai alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan

yang diperoleh sebelumnya.7 Dalam kaitan ini, penyusun melakukan

7 Lin Tri Rahayu, Tristiadi Ardini, Observasi dan Wawancara, Ed-1, Cet-1. (Malang: Bayu

Media Publishing, 2004), h. 1

Page 20: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

10

pendataan pelaku perkawinan poligami tidak tercatat secara langsung ke

lokasi penelitian. guna mendapatkan data yang diperlukan, antara lain:

jumlah yang melakukan perkawinan poligami tidak tercatat, jumlah praktek

pembagian waris yang dilakukan pada keluarga pelaku perkawinan poligami

tidak tercatat.

b. Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan

bertanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dengan berlandaskan

kepada tujuan penyidikan.8 Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data

yang diperlukan penyusun yang berupa data yang tidak tertulis. Yang menjadi

informan dalam penelitian ini adalah para pelaku poligami dan ahli warisnya

dalam hal ini para istri dan anak-anaknya. Dengan teknik wawancara yang

dilakukan ini, diharapkan dapat memperoleh data-data yang berkaitan dengan

pembagian hak waris dalam perkawinan poligami tidak tercatat.

c. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah pengumpulan data dengan mencari konsep-

konsep, teori-teori, pendapat atau penemuan yang relevan terkait yang hendak

diangkat oleh penyusun terhadap pokok masalah yang akan dibahas dalam

skripsi ini. Kepustakaan tersebut berupa buku-buku, karya ilmiahpara sarjana,

laporan lembaga, sumber-sumber lainnya.

8 Lin Tri Rahayu, Trisdiiani Ardi Ardini, observasi dan Wawancara,h. 63

Page 21: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

11

4. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul dan mengidentifikasikan semua data baik

data primer atau data sekunder, penulis mulai mengolah data yang ada dimana

semua data terkumpul dianalisis dan menghasilkan pemaparan serta gambaran

yang bersifat pengamatan awal hingga akhir.

5. Metode Penulisan

Sedangkan dalam teknik penulisan, penulis berpandukan pada buku

pedoman penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terbitan tahun 2007.

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan beberapa sub bab.

Agar sesuai dengan arahan maka penulis menggambarkan sebagai berikut

skema penulisan lengkapnya :

Bab I merupakan bab pendahuluan. Bab ini membahas mengenai latar

belakang permasalahan, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, metodologi penelitian, review studi terdahulu, dan

sistematika penulisan.

Bab II adalah landasan teori yang memuat tentang Perkawinan Poligami

Tidak Tercatat dan Akibatnya, yang terdiri dari sub bab: Pengertian

Page 22: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

12

Poligami,Prosedur Poligami dan Hikmah Poligami, Akibat Hukum Perkawinan

Poligami Tidak Tercatat

Bab III membahas tentang Pembagian waris menurut Hukum Islam, yang

terdiri dari sub bab: Dasar Hukum Pembagian waris, Ahli waris, Pembagian

Waris Sesuai dengan Ketentuan (Furudh), Pembagian Waris dalam Perkawinan

poligami

Bab IV membahas tentang Praktek Pembagian waris para pelaku

Poligami Tidak Tercatat di Keluraham Cipete Selatan dan Analisa. Pada bab ini

dibagi dalam beberapa sub bab, yaitu: sekilat tentang geografis kelurahan

Cipete Selatan, Jumlah Kepala Keluarga yang melakukan poligami tidak

tercatat, Praktek pembagian Waris Perkawinan Poligami tidak tercatat, dan

analisa Penulis

Bab V merupakan bab penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan-

kesimpulan akhir yang didapat dari hasil penelitian dan saran.

Page 23: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

13

BAB II

PERKAWINAN POLIGAMI TIDAK TERCATAT DAN AKIBATNYA

A. Pengertian Poligami

Poligami berasal dari bahasa Yunani. Kata ini merupakan

penggalan dari dua kata yakni “poli” atau “polus” yang artinya banyak,

dan kata “gamein” yang artinya kawin atau perkawinan. Jika

digabungkan akan berarti suatu perkawinan yang banyak. Kalau

dipahami dari definisi ini, maka sah untuk mengatakan bahwa arti

poligami adalah perkawinan banyak, dan bisa jadi dalam jumlah yang

tidak terbatas.Ada istilah lain yang maknanya mendekati makna

poligami yaitu “poligini” kata ini berasal dari “poli”atau “poli” atau

“polus” artinya “gini” atau “gene” artinya istri, jadi poligami artinya

beristri banyak. Dalam bahasa arab, disebut ta’adud az-zaujat.1

Dari uraian di atas dapat disimpulkan poligami atau poligini

adalah suatu sistem perkawinan di mana seorang pria mengawini lebih

dari seorang istri dalam waktu yang bersamaan.2

1 A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab Terlengkap, (Surabaya: Pustaka

Progressif, 2007, cet Petama), h. 680

2 Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam dalam Hukum

Nasional, (Jakarta: PT. Wahana Intermedia 2012), h. 139

Page 24: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

14

Kata-kata “poligami” terdiri dari kata”poli” dan “gami” secara

etimologi, poli artinya “banyak‟, gami artinya “istri”. Jadi, poligami itu

artinya beristri banyak. Secara terminologi, poligami yaitu “seorang

laki-laki mempunyai lebih dari satu istri”. Atau, “seorang laki-laki

beristri lebih dari seorang, tetapi dibatasi paling banyak empat orang”.

Berkaitan dengan masalah ini, Rasyid Ridha mengatakan,

sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Rahman Ghozali, sebagai

berikut:

Islam memandang poligami lebih banyak membawa resiko/

madharat dari pada manfaatnya, karena manusia itu menurut fitrahnya

(human nature) mempunyai watak cemburu, iri hati, dan suka

mengeluh. Watak-watak tersebut akan mudah timbul dengan kadar

tinggi, jika hidup dalam kehidupan yang poligamis3. Poligami ialah

mengawini beberapa lawan jenis di waktu yang bersamaan.

Berpoligami adalah menjalankan (melakukan) poligami. Poligami sama

dengan poligini, yaitu mengawini beberapa perempuan dalam waktu

yang sama. Menurut Sidi Ghazalba yang dikutip oleh Huzaemah

Tahido Yanggo, poligamiialah perkawinan antara seseorang laki-laki

dengan perempuanlebih dari seorang. 4

3 Abbdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 129

4 Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010)

h.201

Page 25: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

15

Poligami dalam bahasa Arab disebut dengan “ta’diiduz zaujat’

(berbilangnya pasangan), atau dalam istilah fiqih menyebutkan

“ta’adduduz zaujat’ (seorang laki-laki beristri lebih dari seorang).5

Pengertian poligami menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau

mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan.6

Para ahli membedakan istilah bagi seorang laki-laki yang

mempunyai lebih dari seorang isteri dengan istilah poligini yang berasal

dari dari kata “polus” berarti banyak dan “gune” berarti perempuan.

Sedangkan bagi seorang isteri yang mempunyai lebih dari seorang

suami disebut poliandri yang berasal dari kata “polus” yang berarti

banyak dan “andros” berarti laki-laki.7

Poligami dalam kamus Ilmiah Populer diartikan sebagai perkawinan

antara seorang dengan dua orang atau lebih. (namun cendrung

diartikan: perkawianan seorang suami dengan dua isteri atau lebih.8

5 A. Abdul Mujib, Mabrur Thalhah, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994) h.352

6 KBBI, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

7 H.M.A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nkah lengkap, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2010),h.352.

8 Hendro Darmawan, dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap dengan EYD dan pembentukan

Istilah Serta Akronim Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Bintang Cermelang, 2010),h.43.

Page 26: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

16

1. Dasar Hukum Poligami

Dasar hukum diperbolehkannya poligami menurut hukum Islam

adalah dijelaskan dalam al-Qur‟an surat an-Nisa ayat 3 :

Artinya: “Dan jika kamu tidak akan dapat berlaku adil

(hak-hak) perempuan yatim (bilaman kamu mengawininya), maka

kawinlah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga,

atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan berlaku adil,

maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang

kamumiliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak

berbuat aniaya.9”

Allah SWT memperbolehkan berpoligami sampai 4 orang istri

dengan syarat berlaku adil kepada mereka. Yaitu adil dalam melayani

istri, seperti urusan nafkah, tempat tinggal, giliran dan segala hal yang

bersifat lahiriah. Jika tidak bisa berlaku adil maka cukup satu istri saja

(monogami). Hal tersebut berdasarkan firman Allah SWT sebagimana

di atas.

9 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: yayasan penyelenggara

penerjemah Al-Qur‟an), 1984, h.115.

Page 27: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

17

2. Hukum Berpoligami

Sebagaimana hukum perkawinan yang bisa memiliki banyak

bentuk hukum, maka begitu juga dengan poligami, hukumnya

ditentukan oleh kondisi seseorang, bahkan bukan hanya kondisi dirinya

tetapi menyangkut kondisi dan perasaan orang lain. Dalam hal ini bisa

saja istrinya dan keluarga istrinya. Pertimbangan orang lain ini tidak

bisa dimentahkan begitu saja. Oleh karna itu, hukum poligami adalah

sebagai berikut:

a. Menjadi wajib apabila kebutuhannya sangat mendesak, misalnya

dalam kondisi si suami mempunyai dorongan seks yang luar biasa,

kalau tidak poligami, ia pasti akan dapat terjerumus pada

perzinahan, si suami juga potensial untuk mempunyai keturunan.

dari sisi lain, si suami memang sholeh, bisa berbuat adil kepada

istri-istrinya, dari aspek materi, si suami berkecukupan bisa

menafkahi lebih dari dua keluarga.

Dari sisi istri pertama, si istri sakit keras yang tidak dapat

melayani suami dan mandul pula, si istri tidak mau diceraikan oleh

suami, dan tidak keberatan untuk di poligami oleh suaminya, dan hal itu

ditunjukkan dengan pernyataan persetujuannya di pengadilan, dan calon

istri kedua juga mengatahui keberadaannya bahwa ia akan dijadikan

Page 28: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

18

istri kedua oleh calon suaminya, dan sudah mendapatkan persetujuan

dari istri pertama, serta persetujuan untuk dijadikan istri kedua juga

dideklarasikan di depan pengadilan, dan lain-lain.

b. Menjadi sunnah, misalnya apabila dalam kondisi suami

mempunyai dorongan seks yang luar bisa, kalau tidak poligami, ia

memungkinkan dapat terjerumus pada perzinahan, si suami juga

potensial untuk mempunyai keturunan. dari sisi lain, si suami

memang sholeh, bisa berbuat adil kepada istri-istrinya, dari aspek

materi, si suami berkecukupan bisa menafkahi lebih dari dua

keluarga.

Dari sisi istri pertama, si istri sakit keras yang tidak dapat

melayani suami dan mandul pula, si istri tidak mau diceraikan oleh

suami, dan tidak keberatan untuk di poligami oleh suaminya, dan hal itu

ditunjukkan dengan pernyataan persetujuannya di pengadilan, dan calon

istri kedua juga mengatahui keberadaannya bahwa ia akan dijadikan

istri kedua oleh calon suaminya, dan sudah mendapatkan persetujuan

dari istri pertama, serta persetujuan untuk dijadikan istri kedua juga

dideklarasikan di depan pengadilan.

Terlepas dari kondisi di atas, akhir-akhir ini sering terdengar

ungkapan beberapa kelompok masyarakat yang menyatakan bahwa

poligami itu sunnah, poligami membawa berkah, poligami itu indah.

Page 29: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

19

Bagi penulis, ungkapan itu sebagai pembenaran terhadap poligami.

Namun berlindung pada pernyataan itu, sebenarnya bentuk lain dari

pengalihan tanggung jawab atas tuntutan untuk berlaku adil karena

pada kenyataannya, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur;an [Al-

Nisa: 129] berlaku adil itu sulit dilakukan.

c. Menjadi mubah, apabila dalam sebuah pasangan suami istri, si

suami memiliki keinginan kuat untuk melakukan poligami,

materinya juga mampu untuk membiayai dua keluarga, si istri

pertama dan calon istri kedua tidak keberatan. Serta perkawinan

kedua berdasarkan persetujuan/kesepakatan tiga pihak, serta sudah

mendapatkan izin dari pengadilan.

d. Menjadi makruh, apabila dalam sebuah pasangan suami istri, si

suami memiliki keinginan kuat untuk melakukan poligami,

materinya juga mampu untuk membiayai dua keluarga, si istri

pertama dan calon istri kedua tidak keberatan. Serta perkawinan

kedua berdasarkan persetujuan/kesepakatan tiga pihak, serta sudah

mendapatkan izin dari pengadilan. Namun, si suami merasa

khawatir untuk tidak berlaku adil pada istri-istrinya. Atau si suami

khawatir ia lebih mencintai istri keduanya dari ketimbang istri

pertamanya.

Page 30: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

20

e. Menjadi haram apabila ternyata sisuami ketika melakukan

poligami hanya berorientasi pada pelampiasan syahwat belaka dan

tidak memperhatikan kondisi dan kemampuan materi dan mental.

Ia tidak yakin bahwa dirinya tidak dapat berbuat adil kepada istri-

istrinya. Ketika seorang suami tahu bahwa dirinya tidak akan bisa

memenuhi hak-hak istri, apalagi sampai menyakiti dan

mencelakakannya, maka poligami hukumnya haram.10

3. Hukum Nikah

Syariat nikah berupa anjuran dan beberapa keutamaannya

merupakan realita yang tidak ada perdebatan didalamnya. Nikah pada

satu sisi adalah sunnah yang dilakukan para nabi dan rasul dalam upaya

penyebaran dan penyapaian risalah illahiyah. Nikah pada sisi yang lain,

berfungsi sebagai penyambung keturunan agar silsilah keluarga tidak

terputus yang berarti terputusnya mata rantai sejarah dan hilangnya

keberadaan status sosial seseorang.

Kesinambungan mata rantai sebuah keluarga amat penting bagi

generasi hadapan agar mereka berkaca dan menteladani hal-hal yang

baik dan menjauhi hal-hal yang buruk. Meskipun demikian, tidak

berarti diambil kesimpulan bahwa menikah menjadi sesuatu yang

mutlak adanya tanpa melihat beberapa kondisi pendukungnya.

10

Yayan Sopyan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islama dalam Hukum

Nasional. h. 149

Page 31: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

21

Untuk mengetahui kedudukan nikah dilihat dari sundut pandang

hukum perlu dikemukakan beberapa hukum nikah.

Terhadap persoalan seputar hukum nikah, ulama fiqih (fuqaha)

berbeda pendapat dalam menentukan kedudukan hukumnya. Secara

umum ada pendapat tentang hukum nikah seperti sunnah menurut

kelompok jumhur dan wajib menurut golongan Zahiriyah.kelompok

pengikut madhab Malik yang belakangan memerinci kedudukan hukum

nikah berdasarkan kondisi, yaitu hukum wajib untuk sebagian orang

dan sunnah untuk sebagian yang lainnya dan dapat juga berhukum

mubah bahkan haram, tergantung pada keadaan masing-masing sesuai

kemampuan menghindarkan diri dari perbuatan tercela. Berikutini

beberapa rincian hukum nikah:11

Pertama : sunnah. Jumhur berpendapat bahwa hukum nikah

adalah sunnah bagi mereka yang khawatir dirinya yang terjerumus ke

perbuatan zina. Dasar pemikiran Jumhur adalah Firman Allah dalam

surat An-Nisa (4) ayat 3 :

Di dalam ayat tersebut menberi penjelasan bahwa pernikahan

hendaknya didasarkan selera yang dimiliki sang pelaku. Apabila yang

11

Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan: Analisa Perbandingan Antar Madzhab,

(Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), h. 7

Page 32: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

22

bersangkutan tidak berselera untuk melakukannya, maka tidak ada

ikatan yang memaksa dan tidak pula berdosa. Kelanjutan ayat berbunyi:

Ayat ini ada yang mengomentari bahwa sitiran ayat mengandung

hukum sunnah, akan tetapi ada penjelasan bahwa hukum „Nadb‟ di sini

bukan hukum asal dari nikah, ayat tersebut ditujukan pada hukum

poligami. Al-Istitaabahatau kehendak yang memunculkan selera rasa

senang terhadap wanita tertentu dalam ayat di atas berimplikasi hukum

nadb.

Selain ayat, seperti disebutkan jumhur menegaskan hukum

sunnah bagi suatu pernikahan berdasarkan dua pertimbangan:12

1. Bagi yang tidak khawatir terjebak dalam perbuatan zinah tanpa

nikah

2. Dan tidak khawatir berbuat zalim atas istrinya apabila ia menikah,

sebagaimana sabda Nabi SAW:

“Wahai para pemuda, bagi kalian yang telah mampu

menikah, maka hendaklah ia menikah, karena dengan menikah

akan dapat lebih menjaga pandangannya dan dapat lebih

memlihara kemaluannya. Dan bilamana ia belum mampu untuk

menikah, maka hendaklah ia berpuasa sebab dengan puasa dapat

menjadi kendali syahwat.”

12

Ahmad Sudirman Abbas, Pengantar Pernikahan: Analisa Perbandingan Antar Madzhab,

(Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006), h. 8

Page 33: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

23

“..kaliankah yang mengatakan:ingin sholat malam

seterusnya, akan berpuasa sepanjang tahundan akan menjauhi

wanita (tidak menikah), adapun aku demi Allah!sesungguhnya

adalah orang yang paling takut akan Allah dan paling bertaqwa

diantara kalian, sungguhpun demikian, aku tetep berpuasa dan

berbuka, melaksanakan sholat dan tidur, sertra menikah. Maka,

bagi yang tidak menyukai sunnahku bukanlah dari golonganku.”

Subtansi dua hadist di atas, secara real dilakukan nabi SAW,

beliau menikah dan melanggengkannya. Demikian pula para sahabat

mengikuti jejak Nabi SAW dengan melakukan pernikahan dan

mendawamkan (melenggengkan), dan kebiasaan itu diikuti mayoritas

kaum muslimin. Napak tilas atau penteladanan atas pekerjaan yang

dilakukan Nabi SAW menunnjukkan bahwa nikah menempati posisi

hukum sunnah.

Kedua : wajib. Diantara fuqaha yang berpendapat bahwa hukum

nikah wajib adalah kelompok Abu Daud al-Zahiriy, Ibnu Hazm melalui

riwayat Ahmad, Abu Awanah al-Isfaraini dari golongan al-syafi‟i dan

pendapat ini termasuk pandangan kelompok ulama salaf. Dasar

pemikiran mereka ayat-ayat tentang seruan atau ajakan menikah antara

lain :

“dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kalian,

dan orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamu

yang lelaki dan juga perempuan. jika mereka miskin, allah akan

memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah maha luas

(pemberianNya) lagi Maha Mengetahui” (Q.S ;24 :32)

Page 34: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

24

Struktur kata ayat di atas, menunjukkan perintah yang

berimplikasi bentuk wajib. Sehingga, kedudukan hukum nikah adalah

wajib.

Ketiga : haram. Hukum nikah bagi seseorang tertentu menjadi

haram manakala si lelaki yang akan melaksanakan pernikahan itu tidak

memiliki kemampuan melakukan aktifitas biologis hubungan suami

istri, dan tidak memiliki kemampuan menjamin pembelanjaan atas

istrinya. Menilik literal nikah, makna yang langsung dapat dipahami

adalah persetubuhan halal antara seorang laki-laki dan perempuan

dalam sebuah ikatan keluarga suami istri berdasarkan syariat.

4. Makna Ayat Poligami

Adapun sababun nuzul dari ayat 3 surat an-Nisa tentang poligami

diatas, sebagaimanaBukhari dan Muslim meriwayatkan dari Urwah

ibnu zubair, bahwa beliau bertanya tentang ayat ini, yang oleh aisyah

dijawab, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan seseorang lelaki

yang suatu ketika menguasai anak yatim, kemudian dinikahinya. Ia

mengadakan perserikatan harta untuk berdagang dengan wanita yatim

yang menjadi tanggungannya itu. Karena itu, di dalam pernikahan ia

Page 35: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

25

tidak memberi apa-apa dan menguasai harta perserikatan itu, hingga

wanita itu tidak mempunyai kuasa apapun.13

Maksud ayat Qs. an-nisa’ (4) : 3yaitu bahwa Allah

menghadapkan titah-Nya kepada para pengasuh anak-anak perempuan

yatim, bahwa bila anak perempuan yatim itu berada di bawah asuhan

dan kekuasaan salah seorang diantara kamu dan kamu takut tidak

memberikan kepadanya mas kawin yang sama besarnya dengan

perempuan lain, maka hendaklah kamu pilih perempuan lain saja, sebab

perempuan lain ini banyak dan Allah tidak akan mempersulit, bahkan

dihalalkan bagi seorang laki-laki kawin sampai empat orang istri. Jika

takut akan berbuat aniaya apabila menikah lebih dari seorang

perempuan, maka wajiblah ia cukupkan dengan seorang saja atau

mengambil budak perempuan yang ada dibawah kekuasaannya.14

Para fuqaha pun bersepakat bahwa sudah menjadi kewajiban

seorang lelaki yang berpoligami untuk bisa berlaku adil. Seiring dengan

itu, para ulama Hanafi berpendapat bahwa perilaku adil merupakan

salah satu hak isteri dan menjadi kewajiban bagi suami. Mereka pun

berpendapat bahwa di saat suami tidak bisa berlaku adil, maka pihak

isteri bisa mengadukannya kepada hakim hingga kekuasaan hakim pun

13

Hatta,Ahmad, Tafsir Qur’an Perkata Dilengkapi dengan Asbabul Nuzul dan Terjemah,

Maghfirah Pustaka, h.77

14 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (terj) Muh. Thalib, (Bandung: al-Ma‟rif, 1974), h. 149.

Page 36: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

26

diharap bisa memberi peringatan padanya dan juga menghukumnya atas

ketidakadilannya tersebut.15

Adapun dasar hukum tentang dituntutnya untuk berlaku adil

dalam poligami terdapat dalam surat an-Nisa ayat 129 :

Artinya:“Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku

adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin

berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung

(kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain

terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan

memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat di atas sebenarnya dengan jelas menunjukkan bahwa asas

perkawinan dalam Islam adalah monogami. Namun demikian, Islam

tidak menutup rapat-rapat pintu kemungkinan untuk berpoligami,

sepanjang persyaratan keadilan diantara istri dapat dipenuhi dengan

baik.16

Syarat adil menurut Imam Syafi‟i dan ulama-ulama Syafi‟iyyah

serta orang-orang yang setuju dengannya, syarat adil adalah syarat

dalam bentuk zhahiratau material saja dan bukan masalah cinta, bahkan

15

Ali Ahmad Al-Jurjawi, Hikmah dan Falsafah Syari’at Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2006,

h.324

16 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Perseda, 2003),h.170

Page 37: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

27

ulama fiqh ingin mencoba menggali hikmah-hikmah yang tujuannya

adalah melakukan rasionalisasi terhadap praktek poligami.17

B. Prosedur Poligami dan Hikmah Poligami

1. Prosedur Poligami

Mengenai prosedur atau tata cara poligami yang resmi diatur oleh

Islam memang tidak ada ketentuan secara pasti. Namun, diIndonesia

dengan Kompilasi Hukum Islamnya telah mengatur hal tersebut sebagai

berikut18

:

Pasal 56 mengatur tentang izin poligami sebagai berikut.

1. Suami yang hendak beristri lebih dari satu harus mendapat izin

dari Pengadilan Agama

2. Pengajuan permohonan izin dimaksud pada ayat (1) dilakukan

menurut tata cara sebagaimana diatur dalam Bab VIII Peraturan

Pemerintah No.9 Tahun 1975.

3. Perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga atau

keempat tanpa izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai

kekuatan hukum.

Pasal 57 mengatur tentang persyaratan boleh berpoligami.

Pengadilan Agama hanya memberikan izin kepada seseorang suami

yang akan beristri lebih dari seorang apabila:

1. Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri.

2. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat

disembuhkan.

3. Istri tidak dapat melahirkan keturunan.

17

Hk Auryato, Makna Keadilan dalam Poligami, (Jakarta: Balai Pustaka cet.I, 1971), h. 83

18 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: CV Akademik Pressindo, 2010), h. 126–

127

Page 38: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

28

Pasal 58 mengatur persyaratan dibolehkan berpoligami dalam

Undang-undang No. 1 Tahun 1974.

1. Selain syarat utama yang disebut pada pasal 55 ayat (2) maka

untuk memperoleh izin pengadilan agama, harus pula dipenuhi

syarat-syarat yang ditentukan pada pasal 5 Undang-undang No. 1

tahun 1974, yaitu:

a. Adanya persetujuan istri.

b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan

hidup istri-istri dan anak-anak mereka.

c. Dengan tidak mengurangi pasal 41 huruf b Peraturan

Pemerintah No.9 Tahun 1975, persetujuan istri atau istri-istri

dapat diberikan secara tertulis atau lisan, tetapi sekalipun telah

ada persetujuan tertulis, persetujuan ini dipertegas dengan

persetujuan lisan istri pada sidang Pengadlan Agama.

d. Persetujuan dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak diperlukan

bagi seorang suami apabila istri atau istri-istrinya tidak

mungkin dimintai persetujuannya dan tidak dapat menjadi

pihak dalam perjanjian atau apabila tidak ada kabar dari istri

atau istri-istrinya sekurang-kurangnya 2 tahun atau karena

sebab lain yang perlu mendapat penilaian hakim.

Pasal 59 tentang persetujuan istri terhadap suami yang ingi

berpoligami.

Dalam hal istri tidak mau memberikan persetujuan, dan

permohonan izin untuk beristri lebih dari satu orang berdasarkan atas

salah satu alasan yang diatur dalam pasal 55 ayat (2) dan 57,

Pengadilan Agama dapat menetapkan tentang pemberian izin setelah

memeriksa dan mendengar istri yang bersangkutan di persidangan

Pengadilan Agama, dan terhadap penetapan terhadap penetapan ini istri

atau suami dapat mengajukan banding atau kasasi.

Mengenai tata cara dan prosedur pelaksanaan poligami diatur

didalam pasal 40, 41, 43 PP No. 9 Tahun 1974 tentang pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yaitu :

Pasal 40 tentang permohonan suami yang ingin berpoligami.

Apabila seorang suami bermaksud untuk beristri lebih dari seorang

maka ia wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada

pengadilan.

Pasal 41 Pengadilan kemudian memeriksa mengenai :

Page 39: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

29

a. Ada atau tidaknya alasan yang memungkinkan seorang suami

kawin lagi, ialah :

1. Bahwa istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai

istri;

2. Bahwa istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak

dapat disembuhkan;

3. Bahwa istri tidak dapat melahirkan keturunan.

b. Ada atau tidaknya persetujuan dari istri, baik persetujuan lisan

maupun tertulis, apabila persetujuan merupakan persetujuan

lisan, persetujuan itu harus diucapkan di depan sidang

pengadilan;

Ada atau tidak adanya kemampuan suami untuk menjamin

keperluan hidup istri-istri dan anak-anak, dengan

memperlihatkan :

1. Surat keterangan mengenai penghasilan suami yang

ditandatangani oleh bendahara tempat bekerja; atau

2. Surat keterangan pajak penghasilan; atau

3. Surat keterangan lain yang dapat diterima oleh pengadilan;

4. Ada atau tidak adanya jaminan, bahwa suami akan berlaku

adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka dengan

pernyataan atau janji dari suami yang dibuat dalam bentuk

yang ditetapkan untuk itu.

Pasal 43 tentang pengesahan dari pengadilan untuk yang ingin

beristri lebih dari seorang.

Apabila pengadilan berpendapat, bahwa cukup alasan bagi

pemohon untuk beristri lebih dari seorang , maka pengadilan

memberikan putusannya yang berupa izin untuk beristri lebih dari

seorang.

Berdasarkan ketentuan Perundang-undangan tersebut diatas oleh

Menteri Agama RI mengeluarkan ketentuan-ketentuanpelaksanaanya

yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Agama (Permenag) No.

Tahun 1975. Ketententuan ini sebagai pedoman pelaksanaan teknis

yang harus dipatuhi oleh Hakim Pengadilan Agama dalam memberikan

putusan/penetapan izin berpoligami, maupun oleh pejabat pencatat

nikah dalam menyelenggarakan Pencatatan Perkawinan Poligami.19

19

Anwar Sitompul, Kewenangan dan Tata Cara Berpekara di Peradilan Agama (Bandung:

CV. Armico. 1984). Cet 1. h.67

Page 40: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

30

Pasal 8 ayat 2 mengatur mengenai surat izin.Bagi suami yang

hendak beristri lebih dari seorang, harus membawa surat izin dari

Pengadilan Agama.

Pasal 1 ayat 2 point (h) tentang penetapan yang berupa izin.izin

beristri lebih dari seorang dari Pengadilan Agama ialah penetapan yang

berupa izin beristri lebih dari seorang.

Pasal 14 ayat 1 mengatur permohonan secara tertulis.Apabila

seorang suami bermaksud untuk beristri lebih dari seorang maka ia

wajib mengajukan permohonan secara tertulis disertai alasan-alasanya

kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggalnya dengan

membawa kutipan akte nikah yang terdahulu dan surat-surat lain yang

diperlukan; (Permenag No. 3/1975 pasal 14 (1)).

Yang dimaksud oleh Permenag pasal 1 ayat 1 di atas adalah atau

syarat-syarat yang disebutkan dalam pasal 4 ayat 2 dan pasal 5 Undang-

undang Perkawinan, sebagaimana pula dalam PP pasal 41.

Selanjutnya Permenag No. 3 tahun 1975 tadi menentukan:

Pasal 15 ayat 4 mengenai izin berpoligami dalam keadaan

darurat.

apabila Pengadilan Agama berpendapat, bahwa cukup alasan bagi

pemohon untuk beristri lebih dari seorang, maka Pengadilan Agama

memberikan penetapan yang berupa izin untuk beristri lebih dari

seorang kapada pemohon yang bersangkutan..20

Mengenai hikmah diizinkan berpoligami (dalam keadaan darurat

dengan syarat berlaku adil) antara lain sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkaan keturunan bagi suami yang subur dan istri

mandul.

b. Untuk menjaga keutuhan keluarga tanpa menceraikan istri, sekalipun

istri tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai istrinya, atau ia

mendapat cacat badan atau penyakit yang tak dapat disembuhkan.

20

Peraturan Menteri Agama No. 3 tahun 1975

Page 41: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

31

c. Untuk menyelamatkan suami dari yang hypersex dari perbuatan zina

dan krisis akhlak lainnya.

d. Untuk menyelamatkan kaum wanita dari krisis akhlak yang tinggal

di negara/masyarakat yang jumlah wanitanya jauh lebih banyak dari

kaum prianya, misalnya akibat peperangan yang cukup lama.

1. Hikmah poligami

Tentang hikmah diizinkannya Nabi Muhammad beristri lebih dari

seorang, bahkan melebihi jumlah maksimal yang diizinkan bagi

umatnya (yang merupakan khushushiyat bagi nabi), sebagaiman dikutip

oleh Abdul Rahman Ghozali adalah sebagai berikut:

a. Untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran agama. Istri Nabi

sebanyak 9 orang itu bisa menjadi sumber informasi bagi umat Islam

yang ingin mengetahui ajaran-ajaran Nabi dalam berkeluarga dan

bermasyarakat, terutama mengenai masalah-masalah

kewanitaan/kerumahtanggaan.

b. Untuk kepentingan politik mempersatukan suku-suku bangsa Arab

dan untuk menarik mereka masuk dalam agama Islam. Misalnya

perkawinan Nabi denganJuwairiyah, putri Al-Harits (kepala suku

Bani Musthaliq). Demikian pula perkawinan Nabi dengan Shofiyah

(seorang tokoh dari Bani Quraizhah dan Bani Nazhir).

c. Untuk kepentinggan sosial dan kemanusian. Misalnya perkawinan

Nabi dengan beberapa janda pahlawan Islam yang telah lanjut

Page 42: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

32

usianya, seperti Saudah binti Zum‟ah (suami meninggal setelah

kembali dari hijrah Abessinia), Hafshah binti Umar (suami gugur di

Badar), Zainab binti Khuzaimah (suami gugur di Uhud). Mereka

memerlukan pelindung untuk melindungi jiwa dan agamanya, serta

penanggung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.21

C. Akibat Hukum Perkawinan Poligami tidak Tercatat

Meskipun masalah pencatatan perkawinan telah disosialisasikan

dalam pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan selama 41 tahun lebih, Namun sampai saat ini masih

didasarkan adanya kendala dalam pelaksanaannya. Hal ini mungkin

sebagian masyarakat muslim masih ada yang berpegang teguh kepada

perspektif fikih tradisional.

Menurut pemahaman sebagian masyarakat tersebut bahwa

perkawinan sudah sah apabila ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam

kitab-kitab fiqih sudah terpenuhi, tidak perlu adanya pencatatan di

Kantor Urusan Agama (KUA) dan tidak perlu surat nikah sebab hal itu

diatur pada zaman Rasulullah dan merepotkan saja. Sebagai akibat dari

pemikiran tersebut di atas, banyak timbul perkawinan secara secara

sirri tanpa melibatkan Pegawai Pencatat Nikah sebagai petugas resmi

mengenai urusan perkawinan.

21

Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, h. 136

Page 43: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

33

Adapun faktor-faktor penyebab mereka melakukan perkawinan

secara diam-diam (sirri) tersebut antara lain :

1. Pengetahuan masyarakat terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam

perkawinan masih sangat kurang, mereka masih menganggap bahwa

masalah perkawinan itu adalah masalah pribadi dan tidak perlu ada

campur tangan pemerintah/negara

2. Adanya kekhawatiran dari seseorang akan kehilangan hak pensiun

janda apabila perkawinan baru didaftarkan pada pejabat pencatat

nikah;

3. Tidak ada izin istri atau istrinya dan Pengadilan Agama bagi orang

yang bermaksud kawin lebih dari satu orang.

4. Adanya kekhawatiran orang tua terhadap anaknya yang sudah

bergaul rapat dengan calon istri /suami, sehingga dikhawatirkan

terjadi hal-hal negatif yang tidak diinginkan, lalu dikawinkan secara

diam-diam dan tidak dicatat di Kantor Urusan Agama.

5. Adanyan kekhawatiran orang tua yang berlebihan terhadap jodoh

anaknya, karena anaknya segera dikawinkan dengan suatu harapan

pada suatu saat jika sudah mencapai batas umur yang ditentukan

terpenuhi, maka perkawinan baru dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan yang telah ditentukan.22

22

Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia (Jakarta: Kencana,2008),

h. 47

Page 44: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

34

Dalam Kompilasi Hukum Islam urgensi pencatatan pernikahan

telah diatur diantaranya:

Pasal 5

(1) Agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat islam setiap

perkawinan harus dicatat.

(2) Pencatatatan perkawinan tersebut pada ayat (1), dilakukan oleh

Pegawai Pencatat Nikah sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 22

tahun 1946 jo Undang-undang NO. 32 Tahun 1954.

Pasal 6

(1) Untuk memenuhi ketentuan dalam pasal 5, setiap perkawinan harus

dilangsungkan dihadapan dan dibawah pengawasan Pegawai Pencatat Nikah.

(2) Perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai Pencatat

Nikah tidak mempunyai kekuatan hukum.

Pasal 7

(1) Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah yang dibuat

oleh Pegawai Pencatat Nikah.

(2) Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akta Nikah,

dapat diajukan isbat nikahnya ke Pengadilan Agama.

(3) Isbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas

mengenai hal-hal yang berkenaan dengan:

a. Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian.

b. Hilang Akta Nikah.

Page 45: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

35

c. Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat

perkawinan.

d. Adanya perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya Undang-undang

No. 1 Tahun 1974 dan

e. Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai

halangan perkawinan menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974.

(4) Yang berhak yang mengajukan permohonan isbat nikah ialah suami

atau istri, anak-anak mereka, wali nikah yang berkepentingan dengan

perkawinan itu.23

Perkawinan poligami tidak tercatat (dibawah tangan)

menimbulkan sejumlah pengaruh negatif. Dampak yang sangat

memukul perasaan dan nasib pihak istri adalah segi hukumnya. Ada

banyak kerugian yang dapat dirasakan sang istri jika nikah tidak tercatat

(dibawah tangan) tidak mendapat pengakuan hukum. Belum lagi, sang

istri juga akan merasakan dampak sosial, ekonomi, dan sebagainya.

Disamping istri, masa depan anak juga patut dikhawatirkan. Akibat

perkawinan poligami tidak tercatat (dibawah tangan) sangat banyak.

Diantaranya:

23

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: CV Akademik Pressindo.

2010). Cet 4.h.114

Page 46: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

36

a. Istri yang dinikahi dan tidak tercatat (dibawah tangan) tidak

dianggap sebagai istri yang sah,. Berdasarkan Undang-undang pasal

2 ayat 2, perkawinan harus dicatat menurut Peraturan Peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Tidak dicatatnya perkawinan

berarti menyalahi ketentuan ini, sehingga perkawinan tersebut

dianggap tidak sah dan legal.

b. Istri tidak berhak atas harta gono-gini jika terjadi perceraian.

c. Istri dalam pernikahan tidak tercatat (dibawah tangan) tidak berhak

atas nafkah, dan jika suami meninggal dunia, maka dia juga tidak

berhak mendapatkan warisan dari peninggalan suaminya itu.

d. Anak tidak berhak atas nafkah dan warisan dari ayahnya. Dalam

pasal 42 Undang-undang perkawinan disebutkan bahwa “anak yang

sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau akibat yang sah. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa anak hasil perkawinan tidak tercatat

(dibawah tangan) dianggap anak yang tidak sah.

e. Anak yang dilahirkan di luar perkawinan yang sah tidak mempunyai

hubungan perdata dengan ayahnya, tetapi hanya mempunyai

hubungan perdata dengan ibu dan keluarga ibunya. Ketentuan ini

berdasarkan pada pasal 43 Undang-undang perkawinan yang

menyebutkan. “Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai

Page 47: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

37

hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya.24

Ketentuan

tesebut di dukung oleh KHI pasal 100 yang menyebutkan, “ anak

yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan nasab

dengan ibunya dan keluarga ibunya. Dibanding dengan KHI,

Undang-undang perkawinan lebih tegas dalam menyebutkan

hubungan anak dengan ibunya sebagai hubungan perdata.25

24

Happy susanto, Nikah Siri Apa Untungnya? h.86

25 Happy susanto, h. 86

Page 48: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

38

BAB III

PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM

A. Dasar Hukum Pembagian Waris

Masalah mawaris atau fara‟idh bersumber pada ketentuan allah dalam

(QS. An-Nisa‟ [4] : 11-12). Berikut:

Page 49: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

39

Artinya: “Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian

pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama

dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu

semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari

harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia

memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-

masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal

itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak

dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat

sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka

ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas)

sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar

hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak

mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)

manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana

12 - Dan bagi kalian (suami-suami) setengah dari harta yang

ditinggalkan oleh istri-istri kalian apabila mereka tidak mempunyai anak

(laki-laki atau perempuan). Apabila mereka mempunyai anak, maka bagi

kalian seperempat harta yang mereka tinggalkan, setelah dipenuhinya

wasiat atau dibayarnya hutang mereka. Dan bagi kalian (istri-istri)

seperempat dari harta yang ditinggalkan oleh suami-suami kalian

apabila mereka tidak mempunyai anak (laki-laki atau perempuan).

Apabila mereka mempunyai anak, maka bagi kalian seperdelapan harta

yang mereka tinggalkan, setelah dipenuhinya wasiat atau dibayarnya

hutang mereka. Apabila ada seseorang yang meninggal (laki-laki atau

perempuan) dan dia tidak memiliki ayah (ke atas) atau anak (ke bawah),

tetapi memiliki satu orang saudara lelaki atau perempuan (seibu), maka

masing-masing mendapatkan seperenam dari harta (orang yang

meninggal). Tetapi apabila saudara-saudara seibu itu lebih dari satu

Page 50: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

40

orang, maka mereka bersama-sama mendapatkan sepertiga bagian harta

mayyit setelah dipenuhinya wasiat atau dibayarnya hutang mereka,

dengan tanpa memberi madharat. (Allah mewasiati kalian dengan)

sebenar-benar wasiat. Dan Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha

Penyantun.

Surat Annisa‟ ayat 11 diatas mengatur tentang pembagian warisan

bagi anak-anak dan orang tua pewaris. Sedangkan ayat 12 menjelaskan tentang

pembagian warisan bagi suami yang ditinggal mati oleh istrinya, pembagian

warisan istri dan atau para istri yang ditinggal mati oleh suami, serta pembagian

warisan bagi saudara-saudara pewaris dalam hal kalalah.1

Pembagian warisan tersebut dilakukan setelah menyelesaikan seluruh

hutang-hutang pewaris atau wasiat yang dibuat oleh pewaris.

B. Ahli Waris

Ahli waris ialah orangyang berhak mendapat harta bagian dari harta

peninggalan.2

Ahli waris adalah seseorang atau beberapa orang yang berhak

mendapatkan bagian dari harta peninggalan3

1 Kalalah adalah seseorang yang meninggal tidak meninggalkan keturunan.

2 Sajuti Tholib, Hukum Kewarisan Islam di Indonesia , (Jakarta : Sinar Grafika, 2004) h. 72

3 Eman Suparman, Hukum Waris di Indonesia Dalam Perspektif Islam, Adat, dan Bw

(Bandung: PT. Reflika Aditama 2007), h. 17

Page 51: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

41

Ahli waris (warits) adalah orang atau orang-orang yang berhak atas harta

warisan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia. Dengan demikian,

seseorang dinyatakan sebagai ahli waris, jika ia: (1) masih hidup, (2) tidak ada

penghalang bagi dirinya sebagai ahli waris, dan (3) tidak tertutup oleh ahli

waris utama.4

Setelah mengetahui pengertian ahli waris, langkah selanjutnya adalah

mengetahui siapa saja yang disebut dengan ahli waris, dan bagian

bagiannya.ada tiga golonggan ahli waris menurut ajaran kewarisan bilateral.

1). Dzul faraa-idh.

2). Dzul qarabat

3). Mawali

Berikut ini penjelasan masing-masing golongan tersebut:

1. Dzul faraa-idh.

Dzul faraa-idh ialah ahli waris yang mendapat bagian warisan tertentu

dalam keadaan tertentu.Al-Qur‟an menjelaskan mereka yang menjadi Dzul

faraa-idh adalah :

a. Anak perempuan yang tidak didampinggi oleh anak laki-laki.

b. Ibu.

c. Bapak dalam hal ada anak.

4 Hassan Sholeh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh komtemporer, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Perseda). h. 348

Page 52: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

42

d. Duda.

e. Janda.

f. Saudara laki-laki dalam hal kalalah.

g. Saudara laki-laki dan saudara perempuan bergabung bersyikah dalam hal

kalalah.

h. Saudara perempuan dalam hal kalalah

2. Dzaw Al-furudh Al-Muqaddarah

Dilihat dari bagian yang diperolehnya, hukum Islam membedakan dua

macam ahli waris, yaitu: (1) ahli waris yang ditentukan secara pasti (dzaw al-

furudh al-muqaddarah), dan (2) ahlli waris yang tidak ditentukan bagianya

secara pasti (ashabah).

Mereka yang tergolong dzaw al-furudh al-muqaddarah adalah: (a) anak

perempuan, (b) cucu perempuan, (c) ibu, (d) nenek, (e)saudara perempuan

sekandung, (f) saudara perempuan seayah, (g) saudara perempuan seibu, (h)

istri, (h) istri, (i) ayah, (j) kakek, (k)saudara laki-laki seibu, dan (l) suami.5

3. Ashabah

Selebihnya dari orang-orang yang termasuk dzaw al-furudh al-

muqaddarah (ahli waris yang ditentukan bagiannya) ini adalah ahli waris yang

disebut „ashabah (sisa), yaitu ahli waris yang tidak ditentukan bagiannya, yang

5 Hassan Sholeh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh komtemporer, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Perseda). h. 349

Page 53: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

43

terdri dari: (1) anak laki-laki, dan (2) cucu laki-laki dari anak laki-laki, yang

memperoleh bagiannya ditentukan oleh ada atau tidak adanya ahli waris.

Dengan kata lain, ahli waris ashabah adalah ahli waris yang berhak

mendapat harta pembagian harta warisan berdasarkan sisa bagian untuk dzaw

al-furudh. Jika dari hasil pembagian itu sama sekali tidak bersisa, maka ia tidak

memperolehnya namun, sebaliknya ia berhak memperoleh seluruh harta

warisan, jika sama sekali tidakada bersamamanya ahli waris dzaw al-furudh.6

Penamaan dzul faraa-idh untuk golongan ahli waris pertama ini

dipergunakan oleh semua pihak yang mengemukakan ajaran mengenai

kewarisan dalam Islam.Dzul artinya mempunyai. Adakalanya disebut dzawu

atau dzawu.Al-faraa-idh kata jamak dari farii-dha artinya bagian.Dengan

demikian dua al faraa-idh atau dzul faraa-idh berarti orang yang mempunyai

bagian tertentu. Arti kata-katanya ini sangat mendekati arti dan maksudnya

dalam istilah hukum kewarisan yang berbunyi :dzul faraa-idh ialah ahli waris

yang memperoleh bagian warisan tertentu, dalam keadaan tertentu.

Di antara dzul faraa-idh tersebut di atas itu ada yang selalu menjadi dzul

faraa-idh saja. Dan ada pula yang sesekali menjadi dzul faraa-idh dan dalam

6 Hassan Sholeh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh komtemporer, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Perseda), h. 351

Page 54: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

44

kesempatan yang lain menjadi ahli waris yang bukan dzul faraa-idh.7Mereka

yang menjadi dzul faraa-idh saja itu ialah :

a. Ibu.

b. Duda

c. Janda

Dan ahli waris yang sesekali menjadi dzul faraa-idh dan pada kesempatan

lain menjadi ahli waris yang bukan dzul faraa-idh adalah :

a. Anak perempuan.

b. Bapak.

c. Saudara laki-laki.

d. Saudara perempuan.

Mereka ini adalah ahli waris yang pada suatu kesempatan menjadi dzul

faraa-idh dan dalam kesempatan yang lain menjadi ahli waris yang bukan dzul

faraa-idh.

Dapat juga diterangkan disini, bahwa semua pihak dalam ajaran

kewarisan mengenal dan mengakui adanya golongan ahli waris dzul faraa-idh

ini, baik mereka dalam ajaran Syafi‟I (golongan ahli sunnah wal jama‟ah

menurut sebutan Prof. Hazairin) baik ada dari ajaran kewarisan bilateral

Hazairin, maupun dari ajaran kewarisan Syi;ah)

4. Dzul qarabat

7 Addys Aldizar dan Fathurrahman, Hukum Waris, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004),

h. 97

Page 55: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

45

Dzul qarabat ialah ahli waris yang mendapat bagian warisan uang tidak

tertentu jumlahnya atau disebut juga memperoleh bagian terbuka atau disebut

juga mendapat bagian sisa. Hal itu kalau dilihat dari segi jumlah perolehannya

dalam warisan.

Seluruh ahli waris ini mewarisi harta peninggalan hanya dengan jalan

ta’shib dan tidak dapat mewarisi secara fardh selama-lamanya. Sehingga

ketika salah satu dari mereka sendirian dalam mewarisi harta waris maka akan

mewarisi seluruh harta tersebut.8

Kalau dilihat dari segi hubungannya dengan si pewaris, maka dzul

qarabat itu adalah orang yang mempunyai hubungan kekeluargaan dengan si

pewaris dapat melalui garis laki-laki dan juga dapat melalui garis wanita secara

serentak tidak terpisah. Hubungan garis keturunan sedemikian itu disebut

hubungan garis keturunan baliteral, sebagai bentuk hubungan garis keturunan

yang lain terbanding dengan hubungan garis hubungan sepihak saja yang

disebut garis keturunan unilateral baik garis keturunan patrilinial (kebapaan

saja) atau garis keturunan matrilinial (garis keturunan keibuan saja).

Adapun rincian ahli waris, sebagian besar telah dijelaskan Allah SWT.

Dalam al-Qur‟an atau melalui penjelasan Nabi dalam Hadist serta yang

dipahami melalui perluasan pengertian ahli waris yang terdapat dalam al-

8 Addys Aldizar dan Fathurrahman, Hukum Waris, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004),

h. 98

Page 56: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

46

Qur‟an tersebut. Atas dasar ketentuan yang disebutkan diatas, maka

keseluruhan ahli yang berhak menerima warisan adalah sebagai berikut:9

- Anak laki-laki dan anak perempuan

- Cucu, baik laki-laki maupun perempuan

- Ayah

- Ibu

- Kakek

- Nenek

- saudara

5. Mawali

Mawali ialah ahli waris pengganti. Yang dimaksud ialah ahli waris yang

menggantikan seseorang untuk memperoleh bagian warisan yang tadinya akan

diperoleh orang yang digantikan itu. Sebabnya ialah karena orang yang

digantikan itu adalah orang yang seharusnya menerima warisan kalau dia masih

hidup, tetapi dalam kasus bersangkutan dia telah meninggal lebih dahulu dari si

perawis. Orang yang digantikan ini hendaklah merupakan penghubung antara

dia yang menggantikan ini dengan pewaris yang meninggalkan harta

peninggalan. Mereka yang menjadi mawali ialah keturunan anak pewaris,

keturunan saudara pewaris atau keturunan orang yang mengadakan semacam

perjanjian mawaris (bentuknya dapat saja dalam bentuk wasiat) dengan si

pewaris.

9 Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 211

Page 57: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

47

C. Pembagian Waris Sesuai Dengan Ketentuan (Furud)

Asbabul furud (ahli waris yang mendapatkan bagian warisan yang telah

ditentukan) adalah merka yang mendapatkan bagian dari harta waris yang telah

ditetapkan bagi mereka dalam Al-qur‟an dan Al-Sunnah, yaitu: 1/2, 1/4, 1/8,

1/3, 2/3, dan 1/6.10

Asbabul furud ini ada 12 orang. Empat dari kaum laki-laki, yaitu: ayah,

kakek dan terus lurus ke atas, saudara laki-laki dari ibu, dan suami.

Sedangkan delapan lainnya adalah dari kaum perempuan, yaitu: istri,

anak perempuan, saudara perempuan kandung, saudara permpuan seayah,

saudara perempuan seibu, anak perempuan dari anak laki-laki, ibu, dan nenek.

a. Yang berhak mendapatkan bagian setengah (1/2) dari harta warisan adalah:11

- Suami, yaitu apabila istri yang meninggal dunia itu tidak meninggalkan

anak dan tidak pula ada anak dari anak laki-laki, baik laki-laki maupun

perempuan.

- Anak perempuan tunggal, atau tidak mempunyai saudara yang lain.

10

Addys Aldizar dan Fathurrahman, Hukum Waris, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004),

h. 110 11

Addys Aldizar dan Fathurrahman, h. 110

Page 58: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

48

- Anak perempuan dari anak laki-laki, yaitu jika tidak memiliki anak

perempuan, serta tiadak ada ahli waris lain yang menjadi penghalang

perolehan warisan (mahjub)

- Saudara perempuan kandung, yaitu ketika dia seorang diri serta tidak ada

orang yang menghalanginya.

b. Yang berhak mendapatkan bagian seperempat (1/4) dari harta warisan

adalah:12

- Suami, jika istri yang meninggal dunia meninggalkan anak laki-laki atau

perempuan dan atau meninggalkan anak dari anak laki-laki, baik laki-laki

maupun perempuan.

- Istri atau beberapa istri (tidak lebih dari empat orang), jika suami yang

meninggal dunia tidak meninggalkan anak (laki-laki atau perempuan),

atau tidak juga anak dari anak laki-laki (baik laki-laki atau perempuan).

c. Yang berhak mendapatkan bagian seperdelapan (1/8) dari harta warisan

adalah:13

- Istri atau beberapa istri (tidak lebih dari empat orang), jika suami yang

meninggal dunia itu meninggalkan anak (laki-laki atau perempuan), atau

anak dari anak laki-laki (laki-laki atau perempuan).

12

Addys Aldizar dan Fathurrahman, Hukum Waris, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004)

h. 121 13

Addys Aldizar dan Fathurrahman,), h.125

Page 59: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

49

d. Yang berhak mendapatkan bagian dua pertiga (2/3) dari harta warisan

adalah:14

- Dua anak perempuan atau lebih, dengan syarat tidak anak laki-laki.

- Dua anak perempuan atau lebih dari anak laki-laki, apabila tidak ada anak

perempuanserta tidak ada ahli waris lain yang menjadi penghalang dari

perolehan warisan (mahjub).

- Dua orang saudara perempuan kandung (seibu sebapak) atau lebih, yaitu

ketika tidak ada saudara perempuan kandung serta tidak ada ahli waris

lain yang menjadi penghalang perolehan warisan (mahjub).

e. Yang berhak mendapatkan bagian sepertiga (1/3) dari harta warisan adalah:15

- Ibu, jika yang meninggal dunia tidak meninggalkan anak atau anak dari

anak laki-laki (cucu laki-laki atau perempuan), dan tidak pula

meninggalkan dua orang saudara atau lebih, baik laki-laki ataupun

perempuan

- Dua saudara atau lebih yang seibu, baik laki-laki maupun perenpuan, jika

tidak ada orang lain yang berhak menerima.

f. Yang berhak menerima bagian seperenam (1/6) dari harta warisan adalah:16

- Ayah si mayit, jika yang meninggal tersebut mempunyai anak atau anak

dari anak laki-lakinya.

14

Addys Aldizar dan Fathurrahman, Hukum Waris, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2004)

h. 129 15

Addys Aldizar dan Fathurrahman, h. 152 16

Addys Aldizar dan Fathurrahman, h. 166

Page 60: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

50

- Ibu, jika dia mempunyai anakatau anak dari anak laki-laki, atau beserta

dua dua saudara kandung atau lebih, baik saudara laki-laki maupun

perempuan yang seibu seayah, seayah saja, atau seibu saja.

- Kakek (ayah dari ayah), yaitu jika beserta anak atau anak dari anak laki-

laki, dan tidak ada ayah.

- Nenek (ibu dari ibu atau ibu dari ayah), jika tidak ada ibu.

- Satu orang anak perempuan dari anak laki-laki (Cucu) atau lebih, yaitu

ketika bersama-sama dengan seorang anak perempuan, serta tidak ada

ahli waris lain yang menghalanginya (mahjub).

- Saudara perempuan sebapak. Yaitu, ketika bersama-sama dengan saudara

perempuan yang seibu seayah (kandung), serta tidak ahli waris lain yang

menghalanginhya.

- Saudara laki-laki atau perempuan seibu, yaitu jika tidak ada hajib (yang

menghalanginya).17

Seseorang dinyatakan sebagai ahli waris, jika ia mempunyai hubungan

darah (nasabiyyah) atau hubungan perkawinan (sababiyyah).Orang-orang yang

termasuk ahli waris karena hubungan darah (nasabiyyah) adalah terdiri dari: (1)

anak laki-laki dan anak perempuan, (2) cucu, baik laki-laki maupun perempuan,

(3) ayah, (4) ibu, (5) kakek, (6) nenek, (7) saudara laki-laki dan perempuan,

17

Syaikh Kamil Muhammad „uwaidah, Fiqih Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar 2007). h.

509

Page 61: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

51

sekandung, seayah, atau seibu, (8) anak saudara, (9) paman, dan (10) anak-anak

paman.sedangkan orang-orang yang termasuk ahli waris karena perkawinan

(sababiyyah) hanyalah suami, atau istri saja (QS Al-Nisa‟ [4]: 12).

Dengan demikian, hubungan perkawinan ini tidak memberikan hak

kewarisan apa pun bagi kerabat suami atau kerabat istri.18

Dalam hal ini pewaris

melakukan poligami dan meninggalkan anak sah dari tiap perkawinan itu, maka

harta peninggalan campur kaya yang dikuasai oleh janda yang masih hidup

terakhir tidak dibagikan kepada semua anak dari setiap istri (sehingga hanyalah

anak yang sah daripada janda yang bersangkutan, yang menjadi ahli waris harta

campur kaya yang ditinggalkan itu). (PN Indramayu tanggal 15 september 1969

Nomor 23/1969/pdt., PT Bandung tanggal 29 januari 1971, No. 218/1969

perd/PTB).19

D. Pembagian Waris Dalam Perkawinan Poligami

Dari perkawinan poligami apabila memiliki keturunan dan salah satu

anggota keluarga meninggal dunia, maka akan terjadi pewarisan. Firman Allah

SWT dalam Al-Qur‟an An-Nisa‟ ayat 7:

18

Hassan Sholeh, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Komtemporer. h. 348

19 Eman Suparman, Hukum Waris DI Indonesia dalam perspektif Islam, Adat dan BW, h. 63

Page 62: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

52

Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta

peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak

bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik

sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.”

Pada ayat tersebut, Allah dengan keadilan-Nya memberikan hak waris

secara imbang, tanpa membedakan yang kecil maupun yang besar, antara laki-

laki maupun wanita juga tanpa membedakan bagian mereka yang banyak

maupun sedikit, pewaris itu rela atau tidak rela, yang pasti hak waris telah Allah

tetapkan bagi kerabat pewaris karena hubungan nasab.20

Demikian juga apabila dalam perkawinan poligami istri meninggal, maka

suami berhak mewarisinya atau sebaliknya apabila suami meninggal, maka

istri-istri berhak mewarisinya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman

Allah:

20

Muhammad Ali As-Sabuni, Pembagian Waris Menurut Hukum Islam, terjemah. Addys

Aldizar, (Jakarta: Gema Insani Press, I996), h. I8.

Page 63: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

53

Artinya: “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang

ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika

isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat

dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka

buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh

seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai

anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh

seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat

yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika

seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak

meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai

seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan

(seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu

seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari

seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah

dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya

dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris)[274]. (Allah

menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari

Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.”

Page 64: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

54

Waris Islam dirumuskan sebagai perangkat ketentuan hukum yang

mengatur pembagian harta kekayaan yang dimiliki seseorang pada waktu ia

meninggal dunia. Sumber pokok hukum waris Islam adalah Al-Qur‟an dan

Hadis Nabi, kemudian ijma‟ (kesamaan pendapat) dan Qias (analogi).

Akibat hukum suami menikah dengan lebih dari satu istri (poligami).

Secara legal, dan meninggal dunia, maka terdapat perhitungan harta besrsama.

Separuh harta bersama yang diperoleh dengan istri pertama dan separuh harta

bersama yang diperoleh dengan istri kedua, dan seterusnya, dan masing-masing

terpisah dan tidak ada pencampuran harta. Pembagian harta waris tersebut yaitu

sama besarnya antara istri pertama dengan istri kedua, ketiga dan seterusnya

terhadap bagian masing-masing. Apabila suami mempunyai anak, maka bagian

istri atau istri-istri 1/8. Apabila istri ada dua, maka 1/8 dibagi menjadi 1/16. Jika

suami tidak mempunyai anak maka bagian istri adalah 1/4. Selanjutnya bagian

I/4 tersebut dibagi kepada beberapa orang istri sama banyaknya.

Furudh bagi istri sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur‟an adalah ¼

jika suaminya tidak meninggalkan anak dan 1/8 jika suaminya meninggalkan

anak. Furudh untuk 4 orang istri secara jelas tidak dinyatakan dalam al-Qur‟an,

namun para ulama sepakat bahwa furudh istri hanya ¼ atau 1/8, baik untuk

seorang istri atau beberapa orang istri. Alasannya adalah jika setiap istri

Page 65: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

55

mendapatkan 1/4 bagian maka seluruh harta kekayaan akan habis oleh istri saja

dan dzul furudh lainya tidak mendapatkan bagian.21

21

Amir Syariffudin, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 79

Page 66: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

56

BAB IV

PRAKTEK PEMBAGIAN WARIS PERKAWINAN POLIGAMI TIDAK

TERCATAT DI KELURAHAM CIPETE SELATAN DAN ANALISA

A. Sekilas Tentang Kelurahan Cipete Selatan

1. Letak Geografis

Kelurahan Cipete selatan adalah salah satu dari 5 (lima) kelrahan di

wilayah Kecamatan Cilandak. Perkembangan pembangunan yang sedemikian

pesatnya, terutama pembangunan fisik menjadi wilayah kelurahan Cipete

selatan memiliki arti strategis bagi pertumbuhan sektor perdagangan, jasa dan

pemukiman.

Berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta Nomer 2151 Tahun 1989

tentang pemecahan, peraturan, penetapan batas, perubahan nama kelurahan

yang kembar/sama dan penetapan luas wilayah KDKI Jakarta serta SK

Gubernur KDKI Jakarta Nomo9/r 1227 Tahun 1989 tentang penyempurnaan

lampiran SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1251 tahun 1986.

Maka luas wilayah Kelurahan Cipete Selatan adalah 232,23 Ha. Terbagi

menjadi 7 RW, berikut batasa-batas wilayah :

a. Sebelah Utara : Jl. H. Abdul Majid Kelurahan Cipete Utara Kebayoran Baru

b. Sebelah Timur : Jl. Gaharu Kelurahan Cilandak Barat Kecamatan Cilandak

c. Sebelah Selatan : Jl. Rs. Fatmawati Kelurahan Gandaria selatan Kecamatan

Cilandak.

Page 67: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

57

d. Sebelah barat : Kali Krukut Kelurahan Cilandak Timur Kecamatan pasar

minggu.

2. Luas Wilayah

Berdasarkan keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1227 tahun 1989,

Kelurahan Cipete Selatan memiliki luas : 604, 60 Ha.

Jumlah penduduk : 30.540 jiwa

Laki-laki :15.447

Perempuan : 14.993 jiwa

Jumlah Kepala Keluarga :10.018

Jumlah RW : 7 RW

Jumlah RT : 75 RT

Wilayah Kelurahan Cipete Selatan yang sangat luas disatu sisi

menguntungkan terutama dalam kaitannya dengan pemasukan pendapatan asli

daerah (PAD), namun disisi lain luas wilayahnya juga menuntut

profesionalisme yang tinggi di bidang pelayanan, mengingat jumlah penduduk

yang dilayani tentunya lebih banyak dengan latar belakang yang beragam.

Secara historis penduduk Kelurahan Cipete Selatan memeluk Agama

Islam yang sampai saat ini masih dipegang teguh. Hasil presentase pemeluk

agama Islam 28.842 orang, Kristen 1.227 orang, Budha 45 orang, Aliran

kepercayaan 180 orang. Sejalan dengan mayoritas penduduk yang beragama

Islam, demikian halnya ketersedian fasilitas peribadatan didominasi oleh masjid

Page 68: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

58

dan musholla, dengan jumlah keseluruhan mencapai 45 Masjid dan Mushola.

Fasilitas peribadatan lainnya ialah 4 Gereja.

3. Pendidikan

Untuk bidang pendidikan di Kelurahan Cipete Selatan cukup memadai

dengan berkembangnya beberapa pusat pendidikan, diantaranya terdapat 11

sekolah dasar, 6 SLTP swasta atau negri, 2 SMTA swasta atau negri dan 2

perguruaan tinggi.

B. Jumlah Kepala Keluarga yang Berpoligami di Kelurahan Cipete Selatan

Jumlah keseluruhan kepala keluarga yang melakukan poligami sebanyak

8 kepala keluarga dengan rincian:

1. H. Tabroni

a. Hj. Rohaniah

b. Hj. Aminah

2. H. Muhammad Said

a. Hj. Nunung

b. Ibu Titi

3. H. Sahlanih

a. Iim Rahmawati

b. Rosa

4. H. Syaikhu

Page 69: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

59

a. Hj. Ida

b. Halimah

5. H. Muhiddin

a. Ibu Cicih

b. Ibu tinah

6. H. Syakur

a. Hj. Mareti

b. Hj. Nuriyah

7. H. Madalih

a. Hj. Siti

b. Ibu Inap

8. H. Djaelani

a. Hj. Masronih

b. Hj. Samiah

c. Hj. Mardiah

d. Hj. Sa‟diah

9. H. Muhsyim

a. Hj. Halimah

b. Hj. Ni‟mah

Page 70: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

60

C. Praktik Pembagian Waris Perkawinan Poligami Tidak Tercatat di

Kelurahan Cipete Selatan

1. Pembagian Waris pada Keluarga Almarhum Bapak H. Muhasyim

Keluarga ini memiliki kecendrungan dalam pembagian warisan pada istri-

istri poligaminya yaitu secara merata dengan memperhatikan hukum Islam dan

tanpa memperhatikan hukum positif di Indonesia dengan ketentuan sebagai

berikut:

Meninggalkan ahli waris 4 anak laki-laki ( kandung) dan 3 anak

perempuan (kandung) dari istri pertama dan 2 anak laki-laki( tiri) 2 anak

perempuan (tiri) dari istri kedua. Harta yang ditinggalkan Rp. 11. 200.

000.000,- (sebelas miliar dua ratus puluh juta rupiah).

Dengan pembagian untuk anak kandung 2:1. Untuk pembagian anak tiri

dibagi sama rata. Pembagian di peroleh dengan kesepakatan musyawarah

keluarga dengan pihak istri pertama dan pihak istri kedua serta dihadiri oleh

para tokoh agama atau ahli agama. Namun pembagian ini tidak menggunakan

hukum positif maupun hukum adat. Dengan pembagian seperti ini para ahli

waris merasa cukup adil.1

Harta Peninggalan = Rp. 11.200.000.000,-

Ahli waris:

4 anak laki-laki kandung 8 milyar. masing-masing mendapat 2 miliar

1 Wawancara Keluarga Poligami Bapak H.Ahmad Junaidi sebagai ahli waris, Tanggal 27

Oktober 2015 Jam: 17.31 WIB

Page 71: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

61

3 anak perempuan kandung 3 milyar, masing-masing mendapat 1

milyar

2 anak laki-laki (tiri) dan 2 anak perempuan (tiri) Rp. 2.000.000.000,-

di bagi sama rata, masing-masing mendapat Rp. 50.000.000,-

2. Pembagian Waris Pada Keluarga Bapak Muhammad Tabroni.

Keluarga ini terdapat perbedaan dengan keluarga Bapak H. Hasyim

bahwa istri pertama dan kedua masih hidup sampai sekarang, dan mempunyai 2

orang anak laki-laki dan perempuan dari istri pertama sedangkan dari istri

kedua mempunyai 1 orang anak laki-laki. Dalam pembagian waris istri

mendapat 1/8 baik istri pertama maupun istri kedua, sedangkan untuk anak-

anaknya mendapatkan bagian yang sama setelah dibagikan harta untuk para

istrinya, akan tetapi ada perbedaan dengan keluarga Bapak H. Hasyim bahwa

ahli waris anak laki-laki mendapat harta tambahan benda tidak bergerak yaitu

rumah, dengan alasan bahwa anak laki-laki mempunyai tanggungan lebih

terhadap istri dan anak-anaknya. Pembagian ini tidak dilakukan di Pengadilan

Agama disebabkan pernikahannya tidak tercatat dan hanya menggunakan ahli

agama hukum Islam. Harta yang ditinggalkan oleh ahli waris berjumlah Rp.

90.000.000, - dan berupa benda tidak bergerak yang berupa rumah.2

Harta Peninggalan = Rp. 90.000.000.

2 Wawancara Keluarga Poligami Bapak Almarhum H. Tabroni, oleh Ibu Hj. Masronihsebagai

ahli waris,Tanggal 14 Oktober 2015 Jam: 17.04 WIB

Page 72: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

62

Ahli Waris:

2 orang istri masing-masing mendapatkan 1/8.

1/8 x Rp. 90.000.000= Rp. 5.625.000+ Rp. 5.625.000= Rp.

11.250.000,-

2 orang anak perempuan masing-masing mendapatkan Rp. 26. 250.000

26.250.000 x 2 = 52.500.000

1 anak laki-laki mendapatkan rp. 26.250.000 dan sebuah rumah.

3. Pembagian Waris dalam Keluarga Bapak H. Jaelani

Keluarga Bapak H. Jaelani berbeda dengan keluarga sebelumnya, letak

perbedaanya adalah Bapak H. Jaelani ini mempunyai 4 istri dan 13 orang anak

dari istri-istrinya. Dari istri pertama mempunyai 4 anak laki-laki dan 1 anak

perempuan.

Istri kedua mempunyai 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan. Istri

ketiga mempunyai 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Sedangkan untuk

istri yang terakhir tidak mempunyai anak.

Dan dalam praktek pembagian waris kepada istri-istri dan anak-anaknya

sepenuhnya hak progratif pewaris tanpa ada interpensi dari istri dan anak-

anaknya. Dalam hal pembagiannya pewaris tidak menyamakan pembagian

kepada istri-istrinya dan untuk anak-anaknya 2:1.3

Harta Peninggalan = 3. 800 M

3 Wawancara Keluarga Poligami Bapak Almarhum H. Jailani, oleh Bapak Mustofasebagai

ahli waris,Tanggal 24 Oktober 2015 Jam: 21.35 WIB

Page 73: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

63

Ahli Waris:

4 orang istri masing-masing mendapatkan: istri pertama mendapatkan :

100 meter tanah

Istri kedua mendapatkan : 150 meter tanah

Istri ketiga mendapatkan : 150 meter tanah

Istri keempat mendapatkan : 100 meter tanah

13 anak laki-laki dan perempuan 2:1

9 anak laki-laki mendapatkan 2.700 meter tanah. masing-masing

mendapatkan 300 meter tanah.

4 anak perempuan mendapatkan 600 meter tanah. masing-masing

mendapatkan 150 meter tanah.

D. Interpretasi dan Pembahasan

Hukum Islam telah mengatur pembagian waris dalam perkawinan

poligami, bahwa untuk pembagian waris istri pertama dan istri kedua 1/8 dibagi

2 dan anak-anaknya sama halnya dengan pembagian dengan ibunya.

Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an An-Nisa‟ ayat 7:

Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta

peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak

Page 74: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

64

bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik

sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.”

Pada ayat tersebut, Allah dengan keadilan-Nya memberikan hak waris

secara imbang, tanpa membedakan yang kecil maupun yang besar, antara laki-

laki maupun wanita. Juga tanpa membedakan bagian mereka yang banyak

maupun sedikit, pewaris itu rela atau tidak rela, yang pasti hak waris telah Allah

tetapkan bagi kerabat pewaris karena hubungan nasab.4 Demikian juga apabila

dalam perkawinan poligami istri meninggal, maka suami berhak mewarisinya

atau sebaliknya apabila suami meninggal, maka istri-istri berhak mewarisinya.

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

4 Muhammad Ali As-Sabuni, Pembagian Waris Menurut Hukum Islam, terjemah. Addys

Aldizar, (Jakarta: Gema Insani Press, I996), h. I8

Page 75: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

65

Artinya: “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang

ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika

isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat

dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka

buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh

seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai

anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh

seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat

yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika

seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak

meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai

seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan

(seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu

seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari

seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah

dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya

dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris)[274]. (Allah

menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari

Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun.”

Waris Islam dirumuskan sebagai perangkat ketentuan hukum yang

mengatur pembagian harta kekayaan yang dimiliki seseorang pada waktu ia

meninggal dunia. Sumber pokok hukum waris Islam adalah Al-Qur‟an dan

Hadis Nabi, kemudian ijma‟ (kesamaan pendapat) dan qias (analogi). Akibat

hukum suami menikah dengan lebih dari satu istri (poligami). Secara legal, dan

meninggal dunia, maka terdapat perhitungan harta besrsama. Separuh harta

bersama yang diperoleh dengan istri pertama dan separuh harta bersama yang

diperoleh dengan istri kedua, dan seterusnya, dan masing-masing terpisah dan

tidak ada pencampuran harta.

Pembagian harta waris tersebut yaitu sama besarnya antara istri pertama

dengan istri kedua, ketiga dan seterusnya terhadap bagian masing-masing.

Page 76: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

66

Apabila suami mempunyai anak, maka bagian istri atau istri-istri 1/8. Apabila

istri ada dua, maka 1/8 dibagi untuk 2 orang istri, masing-masing menjadi 1/I6.

Jika suami tidak mempunyai anak maka bagian istri adalah I/4. Selanjutnya

bagian I/4 tersebut dibagi kepada beberapa orang istri sama banyaknya.5

Akan tetapi pada praktiknya di Kelurahan Cipete Selatan tidak

melaksanakan ketentuan tersebut terbukti pada keluarga Bapak H. Hasyim, H.

Tabroni dan H. Jaelani yang telah melaksanakan pembagian harta warisnya

tanpa membagikan pembagian istri 1/8 dibagi 2, seharusnya mereka mengikuti

ketentuan pembagian dalam hukum Islamakan tetapi istri-istri mendapatkan

masing-masing 1/8. Sedangkan untuk praktik pembagian harta warisan pada

masyarakat Cipete Selatan untuk anak laki-laki dan perempuan menggunakan

2:1 dan ini sudah sesuai dengan ketentuan hukum Islam, akan tetapi terkadang

masih ada praktik pembagiannya sama rata tanpa menggunakan 2:1 bahkan ada

penambahan harta warisan untuk anak laki-laki dengan berdalil anak laki-laki

mempunyai tanggungan yang lebih besar dari pada anak perempuan. Harta

peninggalan tidak semua berwujud nominal uang melainkan dengan benda yang

tidak bergerak seperti: rumah, tanah, sawah dan lain-lainnya. Terbukti dengan

pembagian harta waris pada keluarga bapak H. Jaelani. Hal ini disebabkan

karena kekuasaan penuh rumah tangga dipundak pewaris sehingga istri-istri dan

anak-anaknya tidak bisa menolak keputusan tersebut dan pengetahuan agama

5 Amir Syariffudin, Hukum Kwewarisan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 79

Page 77: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

67

yang minim serta kuranganya sosialisasi akan perkawinan dan kewarisan dari

pemerintahan.

Menurut penulis, hal ini kurang bagus sebab tidak menggunakan hukum

Islam secara penuh, dan masih setengah setengah para praktiknya serta

keegoisan dari pewaris dalam pembagian harta warisan, sehingga penulis

merasa tidak adil dalam pembagiannya. Terlihat pada saat pembagian harta

waris untuk istri dari bapak H. Jaelani yaitu pembagian istri dalam hal tanah

tidak sama rata, melainkan ada perbedaan, istri pertama dan terakhir mendapat

100 meter tanah dan istri kedua, ketiga mendapatkan 150 meter tanah, ini

menunjukan ketidakseimbangan dalam pembagian harta warisan. Dengan

adanya tambahan harta waris untuk anak laki-laki, alasan yang kemukakan

dihadapan penulis tidaklah menjadi alasan yang kuat. Bahwa anak laki-laki

lebih banyak tanggungan sebagai kepala rumah tangga. Perempuan pun sama

mempunyai tanggungan, bukan berarti ada perbedaan dalam harta waris.

Terbukti juga perkawinan yang tidak tercatat, jika merujuk kepada hukum

positif maka pembagian harta warisan perkawianan yang tidak tercatat, istri

yang dinikahi dan tidak tercatat (dibawah tangan) tidak dianggap sebagai istri

yang sah. Berdasarkan Undang-undang pasal 2 ayat 2, perkawinan harus dicatat

menurut Peraturan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tidak

dicatatnya perkawinan berarti menyalahi ketentuan ini, sehingga perkawinan

tersebut dianggap tidak sah dan legal.

Page 78: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

68

Istri tidak berhak atas harta gono-gini jika terjadi perceraian.Istri dalam

pernikahan tidak tercatat (dibawah tangan) tidak berhak atas nafkah, dan jika

suami meninggal dunia, maka dia juga tidak berhak mendapatkan warisan dari

peninggalan suaminya itu.Anak tidak berhak atas nafkah dan warisan dari

ayahnya.

Dalam pasal 42 Undang-undang perkawinan disebutkan bahwa “anak

yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau akibat yang sah. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa anak hasil perkawinan tidak tercatat (dibawah

tangan) dianggap anak yang tidak sah.Anak yang dilahirkan di luar perkawinan

yang sah tidak mempunyai hubungan perdata dengan ayahnya, tetapi hanya

mempunyai hubungan perdata dengan ibu dan keluarga ibunya. Ketentuan ini

berdasarkan pada pasal 43 Undang-undang perkawinan yang menyebutkan.

“Anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata

dengan ibunya dan keluarga ibunya.6 Ketentuan tesebut di dukung oleh KHI

pasal 100 yang menyebutkan, “ anak yang lahir di luar perkawinan hanya

mempunyai hubungan nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya. Dibanding

dengan KHI, Undang-undang Perkawinan lebih tegas dalam menyebutkan

hubungan anak dengan ibunya sebagai hubungan perdata.7

6 Happy Susanto, Nikah Siri Apa Untungnya? h.86

7 Happy Susanto, h.86

Page 79: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menjelaskan dan menguraikan mengenai praktek

pembagian waris dalam perkawinan poligami di Kelurahan Cipete Selatan,

maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Praktiknya pembagian harta waris pada perkawinan poligami tidak tercatat

di Kelurahan Cipete Selatan tidak melaksanakan hukum Islam seluruhnya,

terlihat pada keluarga Bapak H. Hasyim, H. Tabroni dan H. Jaelani yang

telah melaksanakan pembagian harta warisnya tanpa membagikan

pembagian istri 1/8 dibagi 2, seharusnya mereka mengikuti ketentuan

pembagian dalam hukum Islamnamun setiap istri tetap mendapatkan

masing-masing 1/8 bagian. Sedangkan untuk praktik pembagian harta

warisan pada masyarakat Cipete Selatanuntuk anak laki-laki dan perempuan

menggunakan 2:1 dan ini sudah sesuai dengan ketentuan hukum Islam, akan

tetapi terkadang masih ada praktek pembagiannya sama rata tanpa

menggunakan 2:1 bahkan ada penambahan harta warisan untuk anak laki-

laki baik berupa tanah, sawah ataupun yang lain. Harta peninggalan tidak

semua berwujud nominal uang melainkan dengan benda yang tidak bergerak

seperti: rumah, tanah, sawah dan lain-lainnya. Terbukti dengan pembagian

harta waris pada keluarga bapak H. Jaelani.

Page 80: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

70

2. Alasan yang mendasar atas pembagian harta warisan di Kelurahan Cipete

Selatan adalah kekuasaan penuh rumah tangga dipundak pewaris sehingga

istri-istri dan anak-anaknya tidak bisa menolak keputusan tersebut. Mereka

hanya dapat menerima keputusan dari pewaris tanpa ada interpensi dari istri-

istri dan anaknya.

Alasan adanya tambahan pembagian harta waris untuk anak laki-laki

adalah dengan berdalil anak laki-laki mempunyai tanggungan yang lebih besar

daripada anak perempuan.

B. Saran-Saran

Akhirnya sebagai penutup rangkaian penelitian ini, perlu kiranya peneliti

memberikan saran-saran yang mungkin berguna bagi semuanya. Tentunya tidak

terlepas dari permasalahan yang ada. Saran-saran penulis terserbut antara lain:

1. Untuk masyarakat di Kelurahan Cipete Selatan khususnya yang melakukan

poligami dan yang berniat untuk berpoligami hendaknya mengetahui hukum

Islam terutama dalam pembagian harta waris. Dengan harapan dalam

pembagian waris tidak menimbulkan permasalahan dikemudian hari.

2. Untuk pemerintah agar dapat mencatat warga masyarakat yang

melaksanakan perkawinan poligamidibawah tanganagar mendapatkan

perlindungan hukum serta mensosialisasikan hal-hal yang berkenaan dengan

perkawinan melalui khutbah jum‟at, pengajian agama di masjid-masjid,

seminar-seminar maupun diskusi umum agar masyarakat memahami.

Page 81: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

71

DAFTAR PUSTAKA

Abbas Ahmad Sudirman, Pengantar Pernikahan: Analisa Perbandingan Antar

Madzhab, (Jakarta: PT. Prima Heza Lestari, 2006),

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Cv Akademik Pressindo, 2010)

-----------------, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Perseda, 2003)

Aldizar Addys dan Fathurrahman, Hukum Waris, (Jakarta: Senayan Abadi

Publishing, 2004)

Ali As-Sabuni Muhammad, Pembagian Waris Menurut Hukum Islam, Terjemah.

Addys Aldizar, (Jakarta: Gema Insani Press, I996)

Al-Jurjawi Ali Ahmad, Hikmah Dan Falsafah Syari’at Islam, (Jakarta: Gema Insani

Darmawan Hendro, Dkk, Kamus Ilmiah Populer Lengkap Dengan Eyd Dan

Pembentukan Istilah Serta Akronim Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Bintang

Cermelang, 2010)

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan

Penyelengara Penerjemah Al-Qur‟an, 1984

Ghozali Abdul Rahman, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2003)

Hatta, Ahmad, Tafsir Qur’an Perkata Ddilengkapi Dengan Asbabul Nuzul Dan

Terjemah, Maghfirah Pustaka

Hk Auryato, Makna Keadilan Dalam Poligami, (Jakarta: Balai Pustaka Cet.I, 1971)

Huzaemah Tahido Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2010)

Kharlie Ahmad Tholabi dan Syarifudin Hidayat Asep, Hukum Keluarga Di Dunia

Islam Kontemporer, (Jakarta: Lembaga Penelitian, 2011)

Manan Abdul, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia (Jakarta:

Kencana,2008)

Muhammad Syaikh Kamil „Uwaidah, Fiqih Wanita, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

2007)

Page 82: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

72

Mujib A. Abdul Thalhah, Mabrur, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

1994)

Prodjohamidjojo Mr. Martiman, Hukum Perkawinan Indonesia, (Jakarta: Cv. Karya

Gemilang, 2015).

Rahayu Lin Tri, Tristiadi Ardini, Observasi Dan Wawancara, Ed-1, Cet-1. (Malang:

Bayu Media Publishing, 2004)

Rofiq Ahmad, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Perseda, 2003)

Sabiq Sayyid, Fiqih Sunnah Jilid 2, Penerjemah, Asep Sobari, (Jakarta: Al-I‟tishom,

2008)

Sarosa Samiaji, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, Cet-1 (Jakarta: Permata Puti

Media. 2012).

Sholeh Hassan, Kajian Fiqh Nabawi & Fiqh Komtemporer, (Jakarta : Pt Raja

Grafindo Perseda

Sopyan Yayan, Islam Negara Transformasi Hukum Perkawinan Islam Dalam Hukum

Nasional, (Jakarta: Semesta Rakyat Merdeka, 2012)

Sujatna Nana, Tuntunan Penelitian Karya Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tensis-Disertasi.

(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1999)

Suparman Eman, Hukum Waris Di Indonesia Dalam Perspektif Islam, Adat, Dan Bw

(Bandung, Pt Reflika Aditama 2007)

Syariffudin Amir, Hukum Kewarisan Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2004)

Tholib Sajuti, Hukum Kewarisan Islam Di Indonesia , (Jakarta : Sinar Grafika, 2004)

Tihami H.M.A. dan Sahrani Sohari, Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nkah Lengkap,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2010)

Page 83: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

73

PEDOMAN WAWANCARA

1. Tuliskan biodata responden (nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan).

2. Apakah keluarga Ibu melakukan Poligami secara sirri?

3. Kapan perkawinan poligami dilakukan?

4. Apa tujuan keluarga Ibu melakukan poligami?

5. Apa alasan keluarga Ibu melakukan perkawinan poligami secara sirri?

6. Apa dampak yangkeluarga Ibu rasakan atas perkawinan sirri yang

dilakukan?

7. Apa pandangan keluarga Bapak ketika melakukan poligami secara sirri?

8. Apakah keluarga ibu mempertimbangkan perihal warisan setelah

melakukan poligami secara sirri?

9. Apa yang Bapak ketahui mengenal hukum waris?

10. Apakah Bapak mengetahui hukum waris menurut Agama?

11. Apakah Bapak mengetahui hukum waris menurut hukum positif?

12. Apakah Bapak mengetahui hukum waris menurut adat?

13. Dari ketiga jenis hukum waris, apa yang keluarga Bapak gunakan?

14. Kenapa keluarga bapak menggunakan hukum waris tersebut? Apakah atas

hasil musyawarah seluruh ahli waris atau pemilik harta waris?

15. Kapan pembagian warisan diberikan kepada ahli waris?

16. Bagaimana cara pembagian waris terhadap ahli waris?

17. Jika keluarga Bapak melakukan pembagian waris menurut hukum positif,

apakah mengikutsertakan ahli hukum (pengacara, atau notaris) dalam

pembagian waris?

18. Jika keluarga Bapak melakukan pembagian waris menurut hukum

Agama, apakah mengikutsertakan ahli agama dalam pembagian waris?

19. Jika keluarga Bapak melakukan pembagian waris menurut adat, apakah

mengikutsertakan pendapat ahli agama atau ahli hukum?

Page 84: PEMBAGIAN WARIS DALAM PERKAWINAN TIDAK · PDF fileKelurahan Cipete Selatan, Strata Satu (S1), Jurusan Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas ... A. Gambaran Umum Tentang Kelurahan Cipete Selatan

74

20. Apa alasan keluarga Bapak bapak mengikutsertakan ahli hukum atau ahli

agama dalam pembagian waris?

21. Kesulitan dan kemudahan yang keluarga bapak ketika melakukan hukum

waris tersebut?

22. Adakah perbedaan antara pembagian waris pada masing-masing ahli

waris?

23. Jika ada perbedaan, apakah ahli waris merasa adil dan menerima bagian

dari pembagian warisan?

24. Bagaimana pendapat keluarga Bapak atas praktek pembagian waris yang

dilakukan tanpa mengikuti hukum agama dan hukum positif yang

berlaku?

25. Bagaimana cara yang ditempuh para ahli waris untuk dapat

menyelesaikan permasalahan tersebut?