repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam...

140
BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Model Project Based Learning (PJBL) a. Pengertian Project Based Learning Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu. Menurut Boss dan Kraus dalam Yunus Abidin (2013:167) mendefinisikan; Model Project Based Learning sebagai sebuah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang bersifat open-endeed dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik tertentu. Menurut Gandini dalam Yunus Abidin (2013:168): 14

Transcript of repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam...

Page 1: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

BAB II

KAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Model Project Based Learning (PJBL)

a. Pengertian Project Based Learning

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning)

adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa

dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk

mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek pembelajaran tertentu.

Menurut Boss dan Kraus dalam Yunus Abidin (2013:167) mendefinisikan;

Model Project Based Learning sebagai sebuah model pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang bersifat open-endeed dan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk otentik tertentu.

Menurut Gandini dalam Yunus Abidin (2013:168): memandang model project Based Learning sebagai sebuah model pembelajaran yang berfungsi sebagai tulang punggung bagi pengembangan pengalaman siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar.

Menurut Helm dan Katz dalam Yunus Abidin (2013:168)

menyatakan bahwa Model Project Based Learning merupakan model

pembelajaran yang secara mendalam menggali nilai- nilai dari suatu

topic tertentu yang sedang dipelajari. Kata kunci dalam model ini

adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa

14

Page 2: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

15

dengan focus pada upaya mencari jawaban atas pertanyaan yang

diajukan guru.

Menurut Simkins, et al. dalam Yunus Abidin (2013:168) yang

menyatakan bahwa Model Project Based Learning sebuah model

pembelajaran yang digunakan sebagai sarana bagi siswa untuk beroleh

seperangkat pengetahuan dan keterampilan belajar yang baru melalui

serangkaian aktivitas merancang, merencanakan, dan memproduksi

produk tertentu.

Menurut Diffily and Sassman dalam Yunus Abidin (2013:168)

menjelaskan bahwa model pembelajaran ini memiliki tujuh

karakteristik sebagai berikut:

a. Melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran b. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyatac. Dilaksanakan dengan berbasis penelitiand. Melibatkan berbagai sumber belajare. Bersatu dengan pengetahuan dan keterampilan f. Dilakukan dari waktu ke waktu g. Diakhiri dengan sebuah produk tertentu

Senada dengan karakteristik di atas, Kemendikbud dalam

Yunus Abidin (2013:169) menjelaskan bahwa Model Project Based

Learning memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta

didik c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas

permasalahan atau tantangan yang diajukan.

Page 3: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

16

d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengkases dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.

e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinu f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang

sudah dijalankan g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan

perubahan

Berdasarkan karakteristtik tersebut, MacDonell dalam Yunus

Abidin (2013:169) menjelaskan bahwa Model Project Learning

merupakan model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan

tingkat perkembangan berpikir siswa dengan berpusat pada

aktivitas belajar siswa sehingga memungkinkan mereka untuk

beraktivitas sesuai dengan keterampilan, kenyamanan, dan minat

belajarnya. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menentukan sendiri proyek yang akan dikerjakannya baik dalam hal

merumuskan pertanyaan yang akan dijawab, memilih topic yang

akan diteliti, maupun menentukan kegiatan penelitian yang akan

dilakukan. Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai

fasilitator, menyediakan bahan dan pengalaman bekerja, mendorong

siswa berdiskusi dan memecahkan masalah, dan memastikan siswa

tetap bersemangat selama mereka melaksanakan proyek.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan, Model

pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

Page 4: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

17

diorientasikan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan belajar

para siswa melalui serangkaian kegiatan merencanakan, melaksanakan

penelitian, dan menghasilkan produk tertentu yang dibingkai dalam satu

wadah berupa proyek pembelajaran.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning

Pendapat lain yang menjelaskan konsep model pembelajaran berbasis

Project Based Learning (PJBL) adalah pendapat Simkins dalam Yunus

Abidin (2013:168). Yang menyatakan bahwa Model pembelajaran Project

Based Learning sebuah model yang digunakan sebagai sarana bagi siswa

untuk beroleh seperangkat pengetahuan dan keterampilan belajar yang

baru melalui serangkaian aktivitas merancang, merencanakan,

memproduksi produk tertentu. Dalam praktiknya model ini akan

melibatkan tujuh dimensi pembelajaran meliputi kurikulum inti,

keterhubungan dengan dunia nyata, memperpanjang waktu belajar,

pembuatan keputusan oleh siswa, keterampilan berkolaborasi, penilaian,

dan produk yang dihasilkan.

Sejalan dengan konsep yang dikemukakan Simkins di atas, Diffily and

Sassman dalam Yunus Abidin (2013:168), menjelaskan bahwa model

pembelajaran ini memiliki tujuh karakteristik sebagai berikut.

a. Melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran b. Menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyatac. Dilaksanakan dengan berbasis penelitian d. Melibatkan berbagai sumber belajar

Page 5: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

18

e. Bersatu dengan pengetahuan dan keterampilan f. Dilakukan dari waktu ke waktug. Diakhiri dengan sebuah produk tertentu.

Senada dengan karakteristik di atas, kemendikbud dalam Yunus

Abidin (2013:169) menjelaskan bahwa model Project Based Learning

memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada

peserta didik.c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas

permasalahan atau tantangan yang diajukan. d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk

mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan.

e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinu.f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas

yang sudah dijalankan. g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan

perubahan.

Berdasarkan karakteristik tersebut, dapat disimpulkan bahwa

model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan

sendiri proyek yang akan dikerjakannya baik dalam hal merumuskan

pertanyaan yang akan dijawab, memilih topik yang akan diteliti,

maupun menentukan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Peran

guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, menyediakan

bahan dan pengalaman bekerja, mendorong siswa berdiskusi dan

memecahkan masalah, dan memastikan siswa tetap bersemangat

selama mereka melaksanakan proyek.

Page 6: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

19

c. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis

Project Based Learning

Sebagai model yang telah lama diakui kekuatannya dalam

mengembangkan kompetensi siswa, banyak ahli mengungkapkan

keunggulan model ini.

Helm dan Kazt dalam Yunus Abidin (2013:170) memandang model

ini memiliki keunggulan yakni dapat digunakan untuk

mengembangkan:

a) Kemampuan akademik siswa,b) social emosional siswa, dan c) berbagai keterampilan berpikir yang dibutuhkan siswa dalam

kehidupan nyata.

Menurut Boss dan Kraus dalam Yunus Abidin (2013:170) menyatakan keunggulan model ini sebagai berikut:

a) model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan apapun dalam pelaksanaannya.

b) Siswa terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan strategi otentik secara disiplin.

c) Siswa bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting baginya.

d) Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara- cara baru.

e) Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan proyek- proyek yang melintasi batas- batas geografis atau bahka melompat zona waktu.

Page 7: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

20

Keunggulan model ini juga dikemukakan oleh MacDonell

dalam Yunus Abidin (2013:170) yakni bahwa model ini diyakini

mampu meningkatkan kemampuan:

a) Mengajukan pertanyaan, mencari informasi dan menginterpretasikan informasi (visual dan tekstual) yang mereka lihat, dengar atau baca.

b) Membuat rencana penelitian, mencatat temuan, berdebat, berdiskusi, dan membuat keputusan.

c) Bekerja untuk menampilkan dan mengontruksi informasi secara mandiri.

d) Berbagai pengetahuan dengan orang lain, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan mengakui bahwa setiap orang memiliki keterampilan tertentu yang berguna untuk proyek yang sedang dikerjakan.

e) Menampilkan semua disposisi intelektual dan social yang penting yang dibuthkan untuk memecahkan masalah dunia nyata.

Berkenaan dengan keunggulan model ini, kemendikbud dalam

Yunus Abidin (2013:171) lebih lanjut merinci keunggulan model

ini sebagai berikut:

a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.

b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalahc) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil

memecahkan problem- problem yang kompleks.d) Meningkatkan kolaborasie) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan

mempraktikan keterampilan komunikasi.f) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola

sumber.g) Memberikan pengalaman kepada peserta didik

pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek,

Page 8: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

21

dan membuat alokasi waktu dan sumber- sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

h) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara komplek dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.

i) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi menunjukan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.

j) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menimati proses pembelajaran.

Selain dipandang memiliki keunggulan, model ini masih

dinilai memiliki kelemahan- kelemahan sebagai berikut.

a) Memerlukan banyak waktu dan biaya

b) Memerlukan banyak media dan sumber belajar

c) Memerlukan guru dan siswa yang sama- sama siap belajar dan

berkembang

d) Ada kekhawatiran siswa hanya akan menguasai satu topic

tertentu yang dikerjakannya.

Dalam konteks kurikulum 2013 penerapan model ini

diyakini akan terlalu sulit. Hal ini akan disebabkan oleh

kenyataan bahwa waktu belajar telah ditambah, media dan

sumber belajar akan dilengkapi pemerintah, guru akan dilatih

secara khusus, dan model ini harus dipadukan dengan model

kooperatif. Berdasarkan kenyataan ini Model Berbasis Project

Learning dapat secara baik diimplementasikan dalam proses

pembelajaran kurikulum 2013.

Page 9: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

22

Jadi dapat disimpulkan bahwa, dari beberapa uraian di

atas keunggulan dari model PJBL adalah meningkatkan

motivasi belajar peserta didik, membuat peserta didik menjadi

lebih aktif serta meningkatkan kolaborasi. Sedangkan

kelemahan dalam model ini yaitu memerlukan banyak waktu

dan biaya, memerlukan banak media dan sumber belajar, serta

memerlukan guru dan siswa yang sama- sama siap belajar dan

berkembang.

d. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning

Sintaks adalah tingkah laku yang ditampakan dari suatu langkah.

Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning dalam

gambar sebagai berikut.

Bagan 2.1

PrapoyekFase 1:

Menganalisis Masalah

Fase 2:

Membuat Desain dan Jadwal Pelaksanaan Proyek

Fase 3:

Melaksanakan Penelitian

Fase 4:

Draft/Prototipe

Fase 5:

Mengukur, Menilai, dan Memperbaiki Produk

Fase 6:

Publikasi Produk

Pascaproyek

Page 10: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

23

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan kembali bahwa

tahapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek adalah Sebagai berikut.

a) Praproyek. Tahapan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru

di luar jam pelajaran. Pada tahap ini guru merancang deskripsi

proyek, menentukan batu pijakan proyek, menyiapkan media dan

berbagai sumber belajar, dan menyiapkan kondisi pembelajaran.

b) Fase 1: Mengidentifikasi Masalah

Pada tahap ini siswa melakukan pengamatan terhadap objek

tertentu. Berdasarkan pengamatannya tersebut siswa

mengidentifikasi masalah dan membuat rumusan masalah dalam

bentuk pertanyaan.

c) Fase 2: Membuat Desain dan Jadwal Pelaksanaan Proyek

Pada tahap ini secara kolaboratif baik dengan anggota kelompok

ataupun dengan guru mulai merancang proyek yang akan mereka

buat, menentukan penjadwalan proyek, dan melakukan aktivitas

persiapan lainnya.

d) Fase 3: Melaksanakan Penelitian

Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan penelitian awal sebagai

model dasar bagi produk yang akan dikembangkan. Berdasarkan

kegiatan penelitian tersebut mengumpulkan data selanjutnya

menganalisis data tersebut sesuai dengan teknik analisis data yang

relevan dengan penelitian yang dilakukan.

Page 11: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

24

e) Fase 4: Menyusun Draft/Prototipe Produk

Pada tahap ini siswa mulai membuat produl awal sebagaimana

rencana dan hasil Penelitian yang dilakukannya.

f) Fase 5: Mengukur, Menilai, dan Memperbaiki Produk

Pada tahap ini siswa melihat kembali produk awal yang dibuat,

mencari kelemahan, dan memperbaiki produk tersebut. Dalam

praktiknya, kegiatan mengukur dan menilai produlk dapat

dilakukan dengan meminta pendapat atau kritik dari anggota

kelompok lain atau pendapat guru.

g) Fase 6: Finalisasi dan Publikasi Produk

Pada tahap ini siswa melakukan finalisasi produk. Setelah diyakini

sesuai dengan harapan, produk publikasikan.

h) Pascaproyek

Pada tahap ini guru menilai, memberikan penguatan, masukan, dan

saran perbaikan atas produk yang telah dihasilkan siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, sintaks model

pembelajaran Project Based Learning ada beberapa tahapan. Pada

tahap yang pertama yaitu prapoyek, kemudian dilanjutkan dengan

Fase 1 sampai Fase 6, setelah itu Pascaproyek.

Page 12: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

25

e. Implementasi Model, Prinsip Reaksi, Sistem Lingkungan, dan

Dampak Model Pembelajaran Berbasis Project

a. Implementasi Model

Pelaksanaan penerapan Model Pembelajaran membutuhkan

waktu antara 140- 200 menit yang berlangsung dalam 1- 4 kali

pertemuan. Untuk efektifitas pelaksanaannya, jadwal pembelajaran

dilaksanakan 2 kali dalam seminggu. Dalam implementasinya guru

dan siswa harus memiliki kemampuan kreatif yang tinggi, terbuka

menerima pendapat orang lain, dan memiliki semangat bekerja

baik secara individu maupun secara kooperatif. Selama penerapan

model, guru harus mencatat berbagai aktivitas dan hasil kerja

siswa untuk mengatur dan mengikat pola berpikir dan pola

kebiasaan belajar serta mencoba mempengaruhi siswa secara

psikologis agar mereka terbiasa beraktivitas dengan baik. Sebagai

tambahan, guru juga harus memberikan doorngan kepada siswa

yang kurang bersemangat beraktivitas sehingga siswa mampu

membangun perspektif yang segar pada masalah yang dibahasnya.

b. Prinsip Reaksi

Reaksi dari guru yang dibutuhkan pada setiap tahapan

pembelajaran. Reaksi utama yang diharapkan dari guru adalah

mengusahakan membangkitkan kemampuan kritis, kreatif, dan

produktif siswa sebagai alat proses berpikir. Lebih khusus reaksi

Page 13: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

26

guru yang diperlukan dalam implementasi model ini ialah (1) guru

harus menciptakan suasana kooperatif bukan kompetitif; (2) guru

harus meningkatkan kesadaran siswa untuk membuat rumusan

hasil kajian yang terbuka untuk sebuah perbaikan; dan (3) mencari

keunikan siswa dan menilai siswa dengan cara transparan dan

berbagai macam penilaian.

c. System Lingkungan

System lingkungan belajar yang diharapkan tersedia adalah

ketersediaan media pembelajaran yang relevan, lembar kerja

proses yang lengkap secara individu, dan situasi pembelajaran

yang mendukung. Selain itu, kelas diatur sedemikian rupa

sehingga memungkinkan siswa untuk melakukan kerja kooperatif

antar kelompok maupun intrakelompok. Pembagian kelompok

juga harus didasarkan atas keberagaman kemampuan siswa

sehingga kerja kooperatif semakin mudah terlaksana. Yang tidak

kalah pentingnya adalah siswa harus menyadari benar peran dan

tugasnya selama pembelajaran yang meliputi (1) mengoptimalkan

kemampuan berpikir, keterampilan berkreasi, dan motivasi belajar

dan bekerja; (2) terbuka terhadap ide, konsep, gagasan, dan

masukan baru; (3) siap bekerja sama secara kolaborasi; dan (4)

mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi baik intrakelompok

maupun antarkelompok.

Page 14: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

27

d. Dampak yang Diharapkan

Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning

dikembangkan dengan harapan memberi dampak intruksional

berupa (1) peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai materi

pembelajaran, (2) pengembangan kemampuan siswa dalam

berpikir kritis, kreatif, dan inovatif, dan (3) membina daya

kreativitas produktif siswa. Dampak penyertanya adalah dalam hal

(1) mengembangkan karakter siswa antara lain disiplin, cermat,

kerja keras, tanggung jawab, toleran, santun, berani, dan kritis

serta etis dan (2) membentuk kecakapan hidup pada diri siswa, (3)

meningkatkan sikap ilmiah dan (4) membina kemampuan siswa

dalam berkomunikasi, beragumentasi, dan berkolaborasi/bekerja

sama. Secara visual, dampak penerapan model ini dapat

digambarkan sebagai berikut.

Page 15: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

28

Bagan 2.2

Yunus Abidin (2013:175)

Jadi kesimpulan dari implementasi model, Prinsip Reaksi,

Sistem lingkungan, dan Dampak model pembelajaran berbasis Project

adalah guru dan siswa harus memiliki kemampuan kreatif yang tinggi,

terbuka menerima pendapat orang lain, dan memiliki semangat bekerja

baik secara individu maupun secara kooperatif. Reaksi utama yang

diharapkan guru adalah mengusahakan membangkitkan kemampuan

Model Pembelajaran Saintifik Proses

(MPSP)

Dampak Pembelajaran

Peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran

Pengembangan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif

Membina daya kreativitas produktif

Dampak Penyerta

Mengembangkan karakter siswa

Membentuk kecakapan hidup

Meningkatkan sikap ilmiah

Membina kemampuan berkomunikasi, beragumentasi, dan

berkolaborasi/ bekerja sama

Page 16: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

29

kritis, kreatif, dan produktif siswa sebagai alat proses berpikir. System

lingkungan yang diharapkan ketersediaan media pembelajaran yang

relevan, lembar kerja proses yang lengkap secara individu, dan situasi

pembelajaran yang mendukung. Dampak yang diharapkan adalah

mengembangkan karakter siswa, membentuk kecakapan hidup pada

diri siswa dan meningkatkan sikap ilmiah.

f. Langkah- langkah

Dalam konteks kurikulum 2013 penerapan model ini diyakini

bahwa tidak akan terlalu sulit. Hal ini disebabkan oleh kenyataan

bahwa waktu belajar telah ditambah, media dan sumber belajar akan

dilengkapi pemerintah. Agar proses pembelajaran berjalan dengan

lancar maka model ini memiliki beberapa langkah.

Langkah – langkah pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dalam

3 tahap (Anita, 2007:25) yaitu:

1) Tahapan perencanaan proyekAdapun langkah – langkah perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapaib. Menentukkan topik yang akan dibahasc. Mengelompokan siswa dalam kelompok – kelompok kecil

berjumlah 4 – 5 orang dengantingkat kemampuan beragamd. Merencang dan menyusun LKSe. Merancang kebutuhan sumber belajarf. Menetapkan rancangan penilaian 2) Tahap pelaksanaan

Siswa dalam masing – masing kelompok melaksanakan proyek dengan melakukan investigasi atau berpikir dengan kemampuannya berdasarkan pada pengalaman yang dimiliki.

Page 17: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

30

Kemudian diadakan diskusi kelompok. Sementara guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dengan betindak sebagai fasilitator.

3) Tahap penilaianPada tahap ini, guru melakukan evaluasi terhadap hasil kerja masing –masing kelompok. Berdasarkan penilaian tersebut, guru dapat membuat kesimpulan apakah kegiatan tersebut perlu diperbaiki atau tidak, dan bagian mana yang perlu diperbaiki.

Pengimplementasian pembelajaran berbasis proyek tidak

terlepas dari kurikulum, pertanggungjawaban, realism, belajar aktif,

umpan balik, pengetahuan umum, pertanyaan yang memacu,

investigasi konstruktif, serta otonomi. Purnawan dalam Muliawati

(2010:11) mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis proyek

mengacu pada hal –hal sebagai berikut:

1) Curriculum: memerlukan suatu strategi sasaran dimana proyek sebagai pusat

2) Responsibility: PBL menekankan responsibility dan answerbility para siswa ke dari dan panutannya

3) Realism: kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya

4) Active learning: menumbuhkan isu yang berunjung pada pertanyaan dan keinginan siswa untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.

5) Feedback: diskusi, presentasi dan evaluasi terhadap para siswa menghasilkan umpan balik yang berharga. Ini mendorng kearah pembelajaran berdasarkan pengalaman

6) General skill: pembelajaran berbasis proyek dikembangkan tidak hanya pada keterampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar bagi keterampilan yang mendasar, seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self management

7) Driving question: pembelajaran berbasis proyek difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu siswa untuk

Page 18: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

31

berbuat menyelesaikan permasalahan dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.

8) Constuctive investigations: sebagai titik pusat, proyek harus disesuaikan dengan pengetahuan para siswa

9) Autonomy: proyek menjadikan aktivitas siswa sangat penting

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa langkah- langkah

model project based learning yaitu ada 3 tahap. Tahap yang

pertama adalah tahap perencanaan proyek, sedangkan di tahap

yang kedua ada tahap pelaksanaan dan yang terakhir adalah tahap

penilaian. Pada tahap yang ketiga atau terakhir menurut purnawan

dalam muliawati (2010:11) ada 9 hal yang mengacu pada

pembelajaran project based learning yaitu Curriculum,

Responsibility, active learning, feedback, general skill, driving

question, constructive investigations dan Autonomy.

2. Motivasi

a. Pengertian

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang mengggeerakan

dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

Menurut Abdorrakhman Gintings ( 2007: 86 ),

Motivasi secara psikologi adalah motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke arah tujuan tertentu.

Page 19: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

32

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang

dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah

tingkah laku manusia atau individu untuk menuju pada hal yang lebih

baik untuk dirinya sendiri. Motivasi adalah proses membangkitkan,

mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.

Dalam pembelajaran motivasi menurut Abdorrakhman Gintings

( 2007: 86 ) mengemukakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang

menggerakan atau mendorong siswa untuk belajar dan menguasai

materi pelajaran yang sedang didikutinya. Tanpa motivasi siswa tidak

akan tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Sebaliknya,

dengan adanya motivasi yang tinggi siswa akan tertarik dan terlibat

aktif bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran. Dengan motivasi

yang tinggi siswa akan berupaya sekuat-kuatnya dan dengan

menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan

dalam belajar.

Pandangan lain tentang motivasi adalah sebagaimana

dikemukakan oleh Gray dkk (Abdorrakhman Gintings, 2007: 88)

yaitu:

“Motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan imbulnya sikap antusianisme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu”.

Page 20: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

33

Sedangkan menurut Gintings (2008: 86) mengemukakan

bahwa, motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere yang dalam

bahasa Inggris berarti to move adalah kata kerja yang artinya sebuah

kata benda yang penggerakan.

Menurut Dimyati (2013: 80) mengatakan bahwa:

Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar.

Jadi, pengertian motivasi dapat disimpulkan bahwa motivasi

adalah suatu daya penggerak aktif yang muncul baik dari dalam

maupun dari luar dirinya yang berupa semangat dan kegigihan

perilaku untuk mengarahkan kepada tingkah laku dalam mencapai

suatu tujuan tertentu.

b. Sumber-sumber Motivasi Belajar Siswa

Dalam pembelajaran dikenal dua jenis motivasi yang dilihat dari sumber

datangnya motivasi tersebut yang dikemukakan oleh Abdorrakhman

Gintngs (2007: 88) yaitu:

1) Motivasi EkstrinsikMotivasi ekstrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh fackor-faktor yang muncul dari luar pribadi siswa itu sendiri termasuk dari guru. Faktor-faktor tersebut bisa positif dan bisa negatif.

Page 21: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

34

Contoh dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa akan hukuman yang akan diberikan oleh guru mendorong siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Contoh motib=vasi ekstrinsik t=yang positif adalah dorongan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena ingin mendapatkan pujian dari guru.

Dari kedua contoh tersebut maka dapat disimpulkan beberapa sifat-sifat motivasi ekstrinsik sebagai berikut : 1) karena munculnya bukan atas kesadaran sendiri, maka motivasi ekstrinsik mudah hilang atau tidak dapat bertahan lama, 2) motivasi ekstrinsik jika diberikan terus menerus akan menimbulkan motivasi intrinsic dalam diri siswa.

2) Motivasi IntrinsikMotivasi intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari diri siswa itu sendiri. Motivasi intrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari pribadi siswa itu sendiri terutama kesadaran akan manfaat materi pelajaran bagi siswa itu sendiri. Manfaat tersebut bisa berupa:

a) Keterpakaian kompetensi dalam bidang yang sedang dipelajari dalam pekerjaan atau kehidupannya kelak.

b) Keterpakaian pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran dalam memperluas wawasannya sehingga memberikan kemampuan dalam mempelajari materi lain.

c) Diperolehnya rasa puas karena keberhasilan mengetahui tentang sesuatu yang selama ini menjadi obsesi atau dambaannya.

d) Diperolehnya kebanggaan karena adanya pengakuan oleh lingkungan sosial terhadap kompetensi prestasinya dalam belajar.

Diantara sifat-sifat motivasi intrinsik yaitu walaupun motivasi intrinsik

sangat diharapkan namun justru tidak selalu timbul dalam diri siswa.

Karena munculnya atas kesadaran sendiri maka motivasi intrinsic akan

bertahan lebih lama dibandingkan motivasi ekstrinsik.

Berikut ini adalah tanda-tanda adanya motivasi intrinsik dalam diri siswa

(Gintings, 2007: 90) sebagai berikut:

a) Adanya bukti yang jelas tentang keterlibatan, kreativitas, dan rasa menikmati pelajaran dalam diri siswa selama pembelajaran berlangsung.

Page 22: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

35

b) Adanya suasana hati (mood) yang positif seperti keseriusan dan keceriaan.

c) Munculnya pertanyaan dan pengamatan dari siswa yang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata.

d) Terdapat diskusi personal lajutan setelah selesainya jam pelajaran.e) Menyerahkan tugas tanpa diingatkan oleh guru.f) Berusaha keras dan tidak cepat menyerah dalam mengatasi

kesulitan belajar atau komunikasi serta penyelesaian tugas.g) Mengusulkan atau menetapkan tugas yang relevan untuk dirinya

sendiri.h) Mengupayakan penguasaan materi secara mandiri dengan

memanfaatkan berbagai strategi dan sumber belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sumber- sumber motivasi belajar yaitu

ada motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Dalam motivasi intrinsik itu

sendiri ada 8 hal yang harus diperhatikan oleh guru yang sudah dijelaskan di

atas.

c. Bentuk-bentuk dalam motivasi pembelajaran

Adakalanya guru menghadapai siswa yang belum memiliki motivasi

belajar yang baik. Ddengan menggunakan penguat berupa hadiah atau

hukuman, seyogianya guru memperbaiki disiplin diri siswadalam

beremansipasi.

Menurut Hamzah B. Uno (2012: 34) menyatakan bahwa bentuk-bentuk

dalam motivasi pembelajaran diantaranya adalah:

1) Pernyataan perhargaan secara verbalPernyataan verbal mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru

2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilanPengetahuan atas hasil pekerjaan merupakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

3) Menimbulkan rasa ingin tahu

Page 23: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

36

Rasa ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa

Hal ini memberikan semacam hadiah pada tahap awal belajar yang memungkinkan siswa semangat semangat untuk belajar selanjutnya.

6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar

7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami

8) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya

9) Menggunakan simulasi dan permainan10) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan

siswa dalam kegiatan pembelajaran11) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan

kemahirannya di depan umum12) Memahami iklim sosial dalam sekolah

Pemahaman iklim dan suasana sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa

13) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepatGuru memahami secara tepat bilamana dia harus menggunakan manifestasi kewibawaannya pada siswa untuk meningkatkan motivasi belajarnya

14) Memperpadukan motif-motif yang kuat Seorang siswa giat belajar mungkin karena latar belakang motif berprestasi sebagai motif yang kuat

15) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapaiMakin jelas tujuan yang dicapai, makin terarah upaya untuk mencapainya

16) Merumuskan tujuan-tujuan sementaraTujuan-tujuan belajar yang umum itu seyogianya dipilah menjadi tujuan sementara yang lebih mudah dicapai

17) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapaiDengan mengetahui hasil yang telah dicapai maka motivasi belajar siswa akan lebih kuat

18) Membuat suasana persainngan yang sehat diantara siswaSuasana ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengukur kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain

19) Mengembangkan persaingan dengan diri sendiriPersaingan semacam ini dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang dilakukan sendiri

Page 24: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

37

20) Memberikan contoh yang positif Guru harus melakukan pengawasan dan pembimbingan yang memadai selama siswa mengerjakan tugas di kelas

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk

motivasi adalah sebagai berikut:

1) Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan. Oleh

karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang

harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering karena akan

membosankan dan bersifat rutinitas untuk siswa.

2) Menjadikan tahap dini saat pembelajaran menjadi mudah untuk siswa

Hal ini memberikan semacam hadiah pada tahap awal belajar yang

memungkinkan siswa semangat untuk belajar selanjutnya.

3) Saingan atau kompetensi

Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual atau

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

4) Pujian

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif yang sekaligus

merupakan motivasi maka pemberiannya harus tepat. Dengan pujian

yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan

mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.

Page 25: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

38

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian motivasi

Motivasi belajar penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan

pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru.

Menurut Ranupandojo (Gintings, 2007: 99) memberikan beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam memberikan motivasi sebagaimana

dirangkum berikut ini:

1) Memahami adanya perbedaan individu baik secara fisik maupun secara emosional.

2) Setiap individu memiliki kepribadian yang unik sehingga memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi situasi tertentu.

3) Semua perilaku terjadi akibat adanya perubahan baik dalam diri individu maupun dalam situasi yang dihadapinya.

4) Setiap individu memiliki rasa ego yang cenderung mengabaikan kepentingan orang lain, akan tetapi secara rasional ia dapat menyesuaikan dengan kepentingan orang lain.

5) Emosi seseorang biasanya dapat dengan mudah dikenali dan sangat dominan dalam membentuk prilaku seseorang. Dengan melihat emosinya, kita dapat memperkirakan bagaimana perilakunya.

6) Pada umumnya kita jarang mengetahui kondisi individu secara mendalam, sehingga sukar memperkirakan reaksinya terhadap situasi tertentu.

Salah satu aspek penting dalam mengajar ialah membangkitkan

motivasi anak untuk belajar. Berbagai cara telah dianjurkan oleh ahli

pendidikan untuk mencapai hal itu. Mengapa hal ini penting, adalah karena

motivasi seseorang adalah bagian internal manusia. Dia menetapkan alasan

dan membuat keputusannya sendiri berdasarkan lingkungannya. Tentang

bagaimana guru mempengaruhi motivasi siswa adalah dengan menciptakan

Page 26: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

39

situasi eksternal sehingga siswa akan bertindak sesuai dengan yang

diharapkan. Beberapa cara untuk itu adalah seperti berikut:

a. Buat sedemikian rupa agar kegiatan- kegiatan dan potensi belajar Nampak

sebagai sesuatu yang berfaedah.

1) Guru sendiri harus menyenangi tugasnya

2) Menghubungkan tugas- tugas dan kegiatan siswa sesuai dengan

kehidupan sehari- harinya di mana mungkin.

3) Tekankan segera nilai yang baik dan jangan menunda

4) Anjurkan siswa untuk turut sert dalam perencanaan

5) Hindari siswa agar tidak bergantung pada angka dan tingkat

6) Berikan berbagai kemungkinan agar siswa menemukan kegiatan

bahan- bahan yang menarik minat serta bermakna.

b. Gunakan motif

1) Sesuaikan pengajaran anda dengan sikap, minat, cita- cita dan tujuan mereka

2) Besarkan keingintahuan mereka

3) Berikan berbagai kemungkinan bagi keberhasilan mereka dan pengakuan

orang lain dan berikan pujian pada saat yang tepat.

4) Ciptakan belajar menjadi tantangan yang menyenangkan

5) Gunakan kegiatan kelompok agar siswa dapat meningkatkan kemampuan

sosialisasinya.

c. Bantu siswa menyusun tujuan- tujuan dan tugas- tugasnya

1) Mengajar dan memberikan tugas dengan jelas

Page 27: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

40

2) Siswa yakin dengan apa yang akan dilakukan

3) Yakin bahwa siswa mengetahui alasan melakukan sesuatu seharusnya

dilakukan

4) Yakin bahwa siswa mengetahui bagaimana melakukan apa yang

seharusnya dilakukan.

d. Langkah- langkah harus tetap terpelihara

1) Hidupkan kegiatan- kegiatan belajar

2) Libatkan siswa dalam belajar menurut kemampuannya

3) Siapkan berbagai kegiatan

4) Beritahukan tentang kemajuan mereka

e. Siapkan mereka untuk menerima

f. Ciptakan suasana kelas yang menggembirakan, penuh tawa dan kegembiraan,

kerjasama dan menyenangkan, penuh kesopanan yang secara keseluruhan

dapat membuat kelas menjadi tempat yang menggembirakan.

Dapat disimpulkan bahwa hal- hal yang perlu diperhatikan dalam memberi

motivasi belajar yaitu buat sedemikian rupa kegiatan dan potensi, gunakan

motif, bantu sisiwa menyususn tujuan dan tugas, langkah harus terpelihara,

siapkan mereka untuk menerima, serta ciptakan suasana kelas yang

menggembirakan.

e. Factor- factor yang mendorong dan menghambat motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan,

artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa.

Page 28: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

41

1. Faktor Pendorong

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 97) ada beberapa factor yang

mendorong motivasi belajar yaitu:

1) Cita- cita atau Aspirasi SiswaMotivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain selanjutnya. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita- cita dalam kehidupan. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemauan menjadi cita-cita.

2) Kemampuan Siswa Kemampuan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya.

3) Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.

4) Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan temapat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.

5) Unsur- unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa factor yang mendorong motivasi

belajar ada beberapa macam yaitu cita-cita atau aspirasi siswa,

kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi linkungan siswa, serta

unsur- unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

2. Faktor Penghambat

Page 29: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

42

Secara umum factor- factor yang mempengaruhi proses belajar

anak dibedakan menjadi factor internal dan factor eksternal. Kedua

factor tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut

akan diuraikan tentang kedua factor penghambat belajar.

a. Faktor Internal

Factor Internal merupakan factor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Factor

internal meliputi factor fisiologis dan biologis serta factor

psikologis.

1. Factor Fisiologis dan Biologis

Masa peka merupakan masa mulai berfungsinya factor fisiologis pada

tubuh manusia. Factor fisiologis adalah factor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu. Factor ini dibedakan menjadi dua yaitu:

Keadaan Tonus Jasmani

Keadaan tonus jasmani akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar

anak. Kondisi fisik sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif

terhadap proses belajar. Sedangkan kondisi fisik yang lemah atau sakit

akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

Keadaan fungsi Jasmani atau fisiologis

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada anak

sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. diderita anak

akan mempengeruhi biologisnya, diantaranya:

Page 30: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

43

- Sulit bergaul karena memiliki perasaan malu dan minder akan

kekurangannya

- Ada perasaan takut dan diejek teman,

- Merasa tidak sempurna dibandingkan dengan teman- teman lain.

2. Factor Psikologis

Factor psikologis adalah factor yang berasal dari keadaan psikologis

anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa factor

psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah

kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.

- Kecerdasan/ Intelegensi Siswa

- Motivasi

- Minat

- Sikap

- Bakat

b. Faktor Eksternal

Factor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar anak. Factor

eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolonglan menjadi

factor lngkungan social dan non-sosial.

Lingkungan social

Lingkungan social anak dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.

Lingkungan social dibagi menjadi tiga yaitu:

- Lingkungan social sekolah

Page 31: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

44

- Lingkungan social masyarakat

- Lingkungan keluarga

Lingkungan Non- Sosial

- Lingkungan alamiah

Lingkungan alamiah adalah kondisi yang segar, tidak panas dan tidak

dingin, sinar tidak terlalu silau, tidak terlalu gelap, dan tenang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa factor

penghambat motivasi yaitu ada 2 macam factor internal dan factor

eksternal. Factor eksternal meliputi factor fisiologis dan biologis, serta

factor psikologis. Sedangkan factor internal meliputi lingkungan social

dan lingkungan non-sosial.

f. Upaya untuk meningkatkan motivasi belajar

Perilaku belajar merupakan salah satu perilaku seorang anak

yang membaca iklan surat kabar dengan keinginan mencari sekolah

yang baik akan memperoleh kepuasan karena ia memperoleh

informasi yang benar. Keinginan belajar di sekolah tertentu dipusatkan

dengan iklan yang benar. Membaca iklan tersebut memuaskan sebab ia

membaca dengan motivasi mencari sekolah.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013:101) ada beberapa cara atau

upaya untuk meningkatkan motivasi belajar yaitu:

a) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar Dalam upaya pembelajaran, guru berhadapan dengan

siswa dan bahan belajar. Untuk dapat membelajarkan atau

Page 32: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

45

mengajarkan bahan pelajaran dipersyaratkan (1) guru telah mempelajari bahan pelajaran, (2) guru telah memahami bagian- bagian yang mudah, sedang, dan sukar, (3) guru telah menguasai cara- cara mempelajari bahan, dan (4) guru telah memahami sifat bahan pelajaran tersebut. Sebagai ilustrasi, guru yang mengajarkan lagu Indonesia raya misalnya, harus memahami misi bahan, menguasai kata, nada dan lagu, serta nuansa syair lagu tersebut.

Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar. Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain sebagai berikut: (1) Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, oleh karena itu, guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis. Tujuan belajar memahami dan menghafal syair lagu Indonesia Raya misalnya, adalah agar siswa dapat menyanyikan lagu tersebut dengan baik. (2) Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya; oleh karena itu peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik. (3) Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu; oleh karena itu, di samping mengajarkan bahan secara terpisah- pisah, guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek. Sebagai ilustrasi siswa kelas satu SMP diberi tugas mempelajari lalu-lintas di kotanya. Pengajaran tentang “Lalu lintas di kota” tersebut sesuai dengan kebutuhan hidup siswa. (4) sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan- bahan belajar siswa yang semakin bertambah, oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang. (5) Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari; oleh karena itu guru perlu memberitahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar.

b) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan PembelajaranGuru adalah pendidik dan sekaligus pembimbing

belajar. Guru lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Seringkali siswa lengah tentang nilai kesempatan belajar. Oleh karena itu guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur- unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada di lingkkungan siswa.

Upaya optimalisasi tersebut sebagai berikut: (1) pemberian kesempatan kepada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya. (2) memelihara minat,

Page 33: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

46

kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar, betapa lembat gerak belajar, guru “tetap secara terus menerus” mendorong; dalam hal ini berlaku semboyan “lambat asal selamat, tak akan lari gunung dikejar”. (3) meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar. (4) memanfaatkan unsur- unsur lingkungan yang mendorong belajar. (5) menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar, pada tingkat ini guru memberlakukan upaya “belajar merupakan aktualisasi diri siswa”. (6) guru merangsang siswa dengan penguatan memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan “pasti berhasil”.

c) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Guru adalah “penggerak” perjalanan bagi siswa.

Sebagai penggerak, maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran- kesukaran siswa. Sebagai fasilitator belajar, guru diharapkan memantau “tingkat kesukaran pengalaman belajar”, dan segera membantu mengatasi kesukaran belajar. “Bantuan mengatasi kesukaran belajar” peril diberikan sebelum siswa putus asa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya; tiap membaca bahan belajar siswa mencatat hal- hal yang sukar, catatan hal- hal yang sukar tersebut diserahkan kepada guru. (2) Guru mempelajari hal- hal yang sukar bagi siswa. (3) Guru memecahkan hal- hal yang sukar, dengan mencari “cara memecahkan”. (4) Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikkan keberanian mengatasi kesukaran. (5) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran. (6) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan- rekannya yang mengalami kesukaran. (7) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri. (8) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.

d) Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang

merekayasa dan mendidikkan cita- cita bangsa. Mendidik cita- cita belajar pada siswa merupakan upaya “memberantas” kebodohan masyarakat.

Page 34: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

47

Upaya mendidik dan mengembangkan cita- cita belajar tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara- cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut: (1) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, seperti mengatur kelas dan sekolah yang indah dan tertib. (2) Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar, sebagai ilustrasi, siswa diajak serta memelihara ketertiban dan keindahan kelas, perpustakaan, alat- alat olah raga, halaman bermain, dan kebun sekolah. (3) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar, seperti lomba baca, lomba karya tulis ilmiah, lomba tanam bunga, lomba lukis, lomba kerajinan. Siswa yang sudah cukup terampil juga diajak serta menjadi panitia lomba. (4) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar seperti buku bacaan, majalah, alat olah raga, dan kebun coba. (5) Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan- keinginan di notes pramuka, dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak tercapai; siswa diajak berdiskusi tentang keberhasilan atau kegagalan mencapai keinginan; selanjutnya siswa diminta merumuskan keinginan- keinginan yang “baru” yang diduga dapat tercapai. (6) Guru bekerja sama dengan pendidik lain seperti orang tua, ulama atau pendeta, pramuka, dan para instruktur pendidik pemuda, untuk mendidikkan dan mengembangkan cita- cita belajar sepanjang hayat.

Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

perilaku belajar dilakukan oleh si pembelajar. Pada diri si

pembelajar terdapat kekuatan mental penggerak belajar.

Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan

atau cita- cita itu disebut motivasi belajar. Komponen utama

motivasi tersebut adalah kebutuhan, dorongan, dan tujua si

pembelajar. Motivasi belajar sangat penting dipahami oleh

siswa maupun guru.

Page 35: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

48

3. Prestasi

a. Pengertian

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah

menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya

meruapakn usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi

kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik

akan menghasilkan prestasi belajar, berupa perubahan- perubahan

perilaku, yang oleh Bloom dan kawan- kawan dikelompokan ke dalam

kawasan kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan perilaku sebagai

hasil belajar mempunyai ciri- ciri tertentu. Menurut Makmun dalam

Mulyasa (2013: 189) ciri- ciri perubahan perilaku hasil belajar adalah

bersifat intensional, positif, dan efektif. Ketika hal tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1) Perubahan perilaku hasil belajar bersifat intensional, artinya

pengalaman atau praktek latihan itu dengan sengaja dan

disadari dilakukan dan bukan secara kebetulan. Dengan

demikian, perubahan karena kematangan, keletihan atau

penyakit tidak dapat dipandang sebagai hasil belajar.

Contohnya: belajar bermain gitar, dia mencari pengetahuan

tentang cara bermain gitar, setelah tahu tentang cara bermain

Page 36: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

49

gitar secara teori, dia mempraktekan bagaimana bermain gitar

yang baik.

2) Perubahan perilaku hasil belajar bersifat positif, artinya sesuai

dengan yang diharapkan (normative), atau kriteria keberhasilan

(criteria of success), baik dipandang dari segi peserta didik

maupun dari segi guru. Misalnya: seseorang yang tidak bisa

mengoperasikan computer, melalui proses belajar mampu

mengoperasikan computer dengan baik.

3) Perubahan hasil belajar bersifat efektif, artinya perubahan hasil

belajar itu relative tetap, dan setiap saat diperlukan dapat

direproduksikan dan dipergunakan, seperti dalam pemecahan

masalah (problem solving), ujian, maupun dalam penyesuaian

diri dalam kehidupan sehari- hari dalam rangka

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Contoh: orang

belajar matematika bisa dipergunakan dalam kehidupan sehari-

hari, misalnya berhitung dan perdagangan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bukan

diarahkan oleh suatu kekuatan reflex, tetapi dilaksanakan untuk

memenuhi kebutuhan, sehingga seseorang akan mempelajari

apa yang seharusnya dilakukan. Belajar dilakukan karena

adanya kebutuhan, yang menimbulkan ketegangan dan mesti

Page 37: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

50

dipenuhi, sehingga mendorong individu untuk mempergunakan

pikiran dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk

mendongkrak prestasi belajar, kita harus memahami factor-

factor yang mempengaruhinya, karena prestasi belajar

merupakan hasil interaksi berbagai factor, baik internal

maupun eksternal.

b. Factor pendorong dan penghambat Prestasi Belajar

1. Factor Pendorong

Factor- factor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat

dikelompokan menjadi empat, yaitu:

a) bahan atau materi yang dipelajari;

b) lingkungan;

C) factor instrumental; dan

d) kondisi peserta didik. Factor- factor tersebut baik secara terpisah

maupun bersama- sama memberikan kontribusi tertentu terhadap

orestasi belajar peserta didik.

Makmun dalam Mulyasa (2013: 191) mengemukakan

komponen- komponen yang terlibat dalam pembelajaran, dan

berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah

…(1) masukan mentah (raw- input), menunjuk pada

karakteristik individu yang mungkin dapat memudahkan atau justru

Page 38: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

51

menghambat proses pembelajaran, (2) masukan instrumental,

menunjuk pada kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan,

seperti guru, metode, bahan atau sumber dan program, dan (3)

masukan lingkungan, yang menunjuk pada situasi, keadaan fisik dan

suasana sekolah, serta hubungan dengan pengajar dan teman.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil berbagai

factor yang melatarbelakanginya. Dengan demikian, untuk memahami

dan mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar, perlu didalami

factor- factor yang mempengaruhinya, baik factor internal maupun

eksternal.

2. Faktor Penghambat

Salah satu Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah factor

penghambat. Di dalam faktor penghambat ini ada faktor internal dan

faktor eksternal.

1) Faktor Internal

Prestasi belajar seseorang akan ditentukan oleh factor diri

(internal), baik secara fisiologis maupun secara psikologis, beserta

usaha yang dilakukannya. Factor fisiologis, berkaitan dengan

kondisi jasmani atau fisik seseorang, yang dapat dibedakan menjadi

dua macam yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan kondisi yang

berkaitan dengan fungsi- fungsi jasmani tertentu terutama panca

Page 39: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

52

indra, sedangkan factor psikologis, berasarl dari dalam diri

seseorang seperti intelegensi, minat, dan sikap.

Intelegensi merupakan salah satu factor yang berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar. Intelegensi merupakan

dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya hasil belajar

akan bergantung pada tingkat intelegensi, dan hasil belajar yang

akan dicapai tidak akan melebihi tingkat intelegensinya. Semakin

tinggi tingkat intelegensi, makin tinggi pula kemungkinan tingkat

hasil belajar yang dapat dicapai. Jika intelegensinya rendah maka

kecenderungan hasil yang dicapainyapun rendah. Meskipun

demikian, tidak boleh dikatakan bahwa “taraf prestasi belajar di

sekolah kurang, pastilah taraf intelegensinya kurang, karena banyak

factor lain yang mempengaruhinya.

Minat (interest), yaitu kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu,

minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata

pelajaran tertentu.

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif, berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon tendency)

dengan cara yang relative tetap terhadap obyek orang, barang dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

Page 40: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

53

Selain factor- factor di atas, prestasi belajar juga dipengaruhi

oleh waktu (time) dan kesempatan (engagement). Waktu dan

kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga

akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta didik.

Dengan demikian, peserta didik yang memiliki banyak waktu akan

dan kesempatan untuk belajar cenderung memiliki prestasi yang

cukup tinggi daripada yang hanya memiliki sedikit waktu dan

kesempatan untuk belajar. Para ahli mengatakan kepandaian

seseorang itu sangat ditentukan oleh waktu dan kesempatan. Setiap

orang akan mampu mengerjakan sesuatu asal diberi waktu dan

kesempatan yang cukup untuk mengerjakannya.

2) Faktor Eksternal

Factor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

peserta didik dapat digolongkan ke dalam factor social dam non-

sosial. Factor social menyangkut hubungan antarmanusia yang

terjadi dalam berbagai situasi social. Misalnya lingkungan

keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada umumnya.

Sedangkan factor non-sosial adalah factor- factor lingkungan yang

bukan social seperti lingkungan alam dan fisik; misalnya: keadaan

rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku- buku sumber, dan

sebagainya.

Page 41: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

54

Factor eksternal dalam lingkungan keluarga baik langsung

maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian

hasil belajar peserta didik. Di antara beberapa factor eksternal yang

mempengaruhi proses dan prestasi belajar ialah peranan factor

guru atau fasilitator. Dalam system pendidikan dan khususnya

dalam pembelajaran yang berlaku dewasa ini peranan guru dan

keterlibatannya masih menempati posisi yang penting. Efektivitas

pengelolaan factor bahan, lingkungan, dan instrument sebagai

factor- factor utama yang mempengaruhi proses dan prestasi

belajar, hampir seluruhnya bergantung pada guru.

Proses pembelajaran tidak berlangsung satu arah (one way

system) melainkan terjadi sevara timbal balik (interactive, two

ways traffic system). Kedua pihak berperan secara aktif dalam

kerangka kerja (frame work), serta dengan menggunakan cara dan

kerangka berpikir (frame of reference) yang seyogyanga dipahami

dan disepakati bersama. Tujuan interaksi pembelajaran merupakan

titik temu yang bersifat mengikat dan mengarahkan aktivitas kedua

belah pihak. Dengan demikian, kriteria keberhasilan pembelajaran

hendaknya ditimbang atau dievaluasi beradasarkan tercapai

tidaknya tujuan bersama tersebut.

Proses pembelajaran, khususnya yang berlangsung di kelas

sebagian besar ditentukan oleh peranan guru. Peran guru yang

Page 42: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

55

saling dominan adalah sebagai designer, implementator,

fasilitator, pengelola kelas, demonstrator, mediator, dan

evaluator.

Guru sebagai designer, yang bertugas dan merencanakan

pembelajaran, serta mempersiapkan berbagai hal yang terkait

dengan pembelajara.

Guru sebagai implementator, yang bertugas melaksanakan

oembelajaran sesuai dengan rencana.

Guru sebagai Fasilitator, yang bertugas memberikan

kemudahan belajar kepada peserta didik agar dapat membentuk

kompetensi dan mencapai tujuan secara optimal.

Guru sebagai pengelola kelas, yang bertanggung jawab

mengelola lingkungan fisik kelasnya, agar senantiasa

menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan serta

membimbing proses- proses intelektual, social, emosional,

moral dan spiritual di dalam kelas serta mengembangkan

kompetensi dan kebiasaan bekerja dan be;ajar secara efektif di

kalangan peserta didik.

Guru sebagai demonstrator, yang senantiasa dituntut untuk

menguasai materi pembelajaran dan mengembangkan

kemampuannya dalam bidang ilmu yang dimilikinya, karena hal

Page 43: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

56

ini akan sangat menentukan hasil belajar yang diacapau oleh

peserta didik.

Guru sebagau mediator, yang bertugas tidak hanya sebagai

penyampai informasi dalam pembelajaran, tetapu sebagai

perantara dalam hubungan antar manusia, dengan peserta didik.

Guru sebagai evaluator, yang harus menilai proses dan hasil

belajar yang telah dicapai, serta memebrikan umpan balik

terhadap keefektifan pembelajaran yang telah dilakukan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa factor penghambat

prestasi belajar ada 2 macam internal dan eksternal. Factor

internal merupakan Prestasi belajar seseorang akan ditentukan

oleh factor diri (internal), baik secara fisiologis maupun secara

psikologis, beserta usaha yang dilakukannya. Sedangkan factor

eksternal dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik

dapat digolongkan ke dalam factor social dan non-sosial.

c. Upaya untuk meningkatkan Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya peserta didik sebagian besar

terletak pada usaha dan kegiatannya sendiri, di samping factor

Page 44: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

57

kemauan, minat, ketekunan, tekad dan sukses, dan cita- cita

tinggi yang mendukung setiap usaha dan kegiatannya. Terdapat

beberapa yang perlu diperhatikan dalam mendongkrak prestasi

belajar, antara lain keadaan jasmani, keadaan social emosional,

lingkungan memulai pelajaran, membagi pekerjaan, control,

sikap yang optimis, menggunakan waktu, cara mempelajari

buku, dan mempertinggi kecepatan membaca peserta didik.

Keadaan Jasmani, untuk mencapai hasil belajar yang baik,

diperlukan jasmani yang sehat, karena belajar memerlukan tenaga,

apabila jasmani dalam keadaan sakit, kurang gizi, kurang istirahat

maka tidak dapat belajar dengan efektif.

Keadaan Lingkungan, tempat belajar hendaknya tenang, jangan

diganggu oleh perangsang- perangsang dari luar, karena untuk

belajar diperlukan konsentrasi pikiran.

Jadi kesimpulan dari upaya meningkatkan prestasi belajar yaitu

lakukan segala sesuatu dengan sempurna, karena pekerjaan yang

baik memupuk suasana kerja yang menggembirakan. Menggunakan

waktu, menghasilkan sesuatu hanya mungkin, jika kita gunakan

waktu dengan efisien.

4. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian

Page 45: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

58

Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah

satu tipe/jenis dari pada model terpadu. Istilah pembelajaran

tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa

(Depdiknas, 2006: 5).

Menurut Trianto (2009: 84) menyatakan bahwa :

Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari dari berbagai standar kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Penerapan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yakni penentuan berdasarkan keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tema dan masalah yang dihadapi.

Sedangkan menurut Rusman (2012: 254) mengatakan bahwa:

“Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.”

Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik,

siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari

melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan

konsep lain yang telah dipahaminya. Focus perhatian dalam

pembelajaran tematik terletak pada proses yang ditempuh siswa

saat berusaha memahami isi pembelajaran ejalan dengan bentuk-

bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.

Page 46: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

59

(Trianto, 2011: 147) berpendapat bahwa :

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran tematik menyediakan keleluasaan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar mereka.

Sedangkan menurut Rusman (2012: 254) mengatakan bahwa :

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu ( integrated instruction) yang merupakan suatu system pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara “efektif, bermakna, dan autentik”. Pembelajaran terpadu berorientasi pada praktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.

Menurut Aminudin (1994), pembelajaran terpadu merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai mata

pelajaran yang mencerminkan dunia nyata disekeliling serta dalam

rentang kemampuan dan perkembangan anak. Disamping itu menurut

Prabowo (2002: 2),pembelajaran terpadu adalah suatu proses

pembelajaran dengan melibatkan atau mengaitkan berbagai bidang

studi .

Jadi berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan

bahwa pembelajaran tematik adalah penggabungan dari beberapa mata

pelajaran yang dihubungkan dengan suatu tema pembelajaran.

Page 47: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

60

a. Jenis-jenis Pembelajaran Tematik atau Terpadu

Jenis-jenis pembelajaran terpadu atau tematik menurut Robin Fogarti,

1991 (Dalam Diding Nurdin, 20120: 300), mengelompokan desain

kurikulum dan pembelajaran ini atas 10 macam yaitu sebagai berikut:

1) Desain Terpisah atau Fragmented.

Dalam pembelajaran seperti umumnya digunakan dalam pembelajaran

saat ini, topik atau pokok bahasan berisi bahan ajaran yang terpisah atau

terlepas antara satu dengan yang lainnya. Demikian juga dalam

pelaksanaannya, hanya membahas bahan yang tercangkup dalam topik

tersebut.

2) Desain Terhubung atau Connected.

Pembelajaran dalam satu mata pelajaran atau bidang study sidesain

dengan cara menghubungkan saru topik dengan topik lainnya, satu konsep

dengan konsep lainnya pada semester atau tahun yang sama ataupun

berbeda.

3) Desain Sarang atau Nested.

Masih dalam satu pelajaran atau bidang studi, satu topik bahasan

diarahkan untuk menguasai beberapa kemampuan atau keterampilan,

seperti kemampuan berfiikir (Intelektual), keterampilan sosial,

keterampilan motorik.

Page 48: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

61

4) Desain Pararel atau sequenced. Antara dua lebih mata pelajaran atau

bidang studi pada waktu yang bersma ada kesamaan atau ada hubungan

topik, bahan, konsep ataupun kemampuan yang dikembangkan.

5) Desain Berbagi atau Shared.

Dari dua atau lebih mata pelajaran atau bidang studi yang mengajarkan

bahan, konsep, kemampuan yang memiliki kesamaan atau keterkaitan,

berbagai tugas dan mereka mengajar dalam bentuk tim.

6) Desain Jaring atau Webbed.

Pembelajaran difokuskan pada satu atau beberapa tema. Tiap tema

mencangkup beberapa topik, konsep, atau masalah dalam sejumlah mata

pelajaran.

7) Desain Jalin atau Threaded.

Pembelajaran diarahkan untuk menjalin keterampilan berfikir,

keterampilan sosial, kecerdasan multiple, teknologi, dan keterampilan

belajar dalam berbagai studi.

8) Desain Terpadu atau Integrated.

Pembelajaran didesain secara terpadu, bahwa ajaran dipadukan dari

berbagai bidang study, atau tema pembelajaran merangkum materi dari

berbagai bidang study. Desai ini disebut juga sebagai pembelajaran

interdisiplin atau pembelajaran lintas bidang study (croos-disiplinary).

9) Desain Menyatu atau Immersed.

Page 49: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

62

Desain dan pelaksanaan pembelajaran bersatu dengan diri siswa. Bidang

study, tema atau bahan pembelajaran dipilih oleh siswa sendiri yang

paling mereka senangi dan butuhkan. Desain ini juga desain terpadu, tidak

hanya terpadu antar bidang studi juga terpadu antara ajaran dengan diri

siswa.

10) Desain Jaringan atau Networked.

Desain pembelajaran terpadu yang memadukan bahan ajar atau

pengetahuan dari berbagai bidang studi dan berbagai jaringan sumber

belajar. Siswa mencari, menghimoun, dan menyeleksi pengetahuan yang

dibutuhkan.

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa ada 10 jenis-

jenis pembelajaran tematik yaitu diantaranya desain terpisah, desain

terhubung, desain sarang, desain paralel, desain berbagi, desain jaring,

desain jalin, desain terpadu, desain menyatu dan desain jaringan.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran tematik

memiliki karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Rusman

(2012: 258), sebagai berikut:

1) Berpusat pada siswaPembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Banyak hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan pada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

Page 50: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

63

2) Memberikan pengalaman langsungPembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelasDalam pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Focus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaranPembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatuproses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Bersifat fleksibelPembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswaSiswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Menurut Depdiknas (2006: 6), pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas yaitu:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.

2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

4) Membantu mengembangkan keterampilan berfikir siswa. 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lungkungannya dan,

6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Page 51: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

64

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

karakteristik pembelajaran tematik seperti yang telah dikemukakan oleh

Rusman, yaitu berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung,

pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai

mata pelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan

kebutuhan siswa, dan menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan.

c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Tematik

1) Kelebihan Pembelajaran Tematik.

Dalam pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan.

Menurut Rusman (2012: 257-258) menyebutkan bahwa keunggulan

pembelajaran tematik adalah :

a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.

b) Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

d) Membantu mengembangkan keterampilan berfikir siswa.e) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai

dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.

f) Mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Menurut Trianto (2009: 89) mengemukakan bahwa kelebihan

pembelajaran tematik bagi para siswa adalah :

a) Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar.

Page 52: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

65

b) Menghilangkan batas semua antar bagian-bagian kurikulum yang menyediakan pendekatan proses belajar integrative.

c) Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan; mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar.

d) Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas.

e) Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan apresiasi dan pemahaman.

Sedangkan menurut Kunandar (2007: 315), pembelajaran tematik

mempunyai kelebihan yakni :

a) Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan peserta didik.

b) Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar yang relevan.

c) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

d) Mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi.

e) Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.f) Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap

gagasan orang lain.g) Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan

persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik.

Maka berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan

menurut Trianto kelebihan pembelajaran tematik diantaranya bisa lebih

memfokuskan diri pada proses belajar, menghilangkan batas semua antar

bagian- bagian kurikulum, menyediakan kurikulum yang berpusat pada

siswa, serta merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri didalam dan

diluar kelas.

2) Kelemahan Pembelajaran Tematik

Page 53: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

66

Selain kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki

keterbatasan menurut Indrawti (Trianto 2009: 90) menyebutkan bahwa

pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan, terutama dalam

pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang

lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, tidak hanya

evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

Sedangkan Menurut Kunandar (2007: 315) menyebutkan bahwa :

Kelemahan pembelajaran tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi pokok setiap mata pelajaran. Disamping itu, jika scenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa makna.

Jadi berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kelamahan pembelajaran tematik terletak pada pelaksanaannya.

d. Keuntungan-keuntungan Menggunakan Pembelajaran Tematik

Dengan adanya tema ini akan memeberikan banyak keuntungan-

keuntungan yang dikemukakan oleh Rusman (2012: 254-255) diantaranya

sebagai berikut:

1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu;2) Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan

berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama;

3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;

4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;

Page 54: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

67

5) Siswa dapat lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;

6) Siswa dpat lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dengan situasi yang nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain;

7) Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.

Maka penulis dapat menyimpulkan keuntungan pembelajaran tematik

yaitu siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada suatu tema, siswa

dapat mempelajari pengetahuan, pemahaman terhadap materi dan

pelajaran.

e. Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik

Menurut Trianto (2011: 155-156) secara umum prinsip-prinsip

pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi:

1) Prinsip Penggalian Tema.Prinsip penggalian merupakan prinsip utama dalam pembelajaran tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran.

2) Prinsip Pengelolaan.Pembelajaran Pengelolaan pembelajaran dapat optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam seluruh proses. Artinya, guru harus mampu menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.

3) Prinsip Evaluasi.Evaluasi pada dasarnya menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Bagaimana suatu kerja dapat diketahui hasilnya apabila tidak dilakukan evaluasi. Dalam hal ini, maka dapat melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran tematik.

4) Prinsip Reaksi.Dampak pengiring (nurturant effect) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan

Page 55: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

68

dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh.

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan prinsip dari

pembelajaran tematik adalah prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan,

prinsip evaluasi, dan prinsip reaksi.

f. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik

Dalam Rusman (2012: 259) pelaksanaan pembelajaran tematik yang harus

diperhatiakan guru adalah sebagai berikut:

1) Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan.2) Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas

semester.3) Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan

untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak di integrasikan dibelajarkan secara mandiri.

4) Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.

5) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.

6) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa rambu- rambu pembelajaran

tematik diantaranya tidak semua mata pelajaran harus dipadukan,

dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi, serta kompetensi dasar yang

tidak dapat dipadukan.

g. Landasan Pembelajaran Tematik

Page 56: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

69

Dalam pembelajaran tematik itu terdapat landasan-landasan pembelajaran

tematik menurut Diding Nurdin,dkk (2010: 306), mengemukakan bahwa:

1) Landasan FilosofisDalam pembelajaran tematik sangat mempengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: a. progrevisme, b. kontruktivisme, dan c. humanisme. Aliran progrevisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian aejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

2) Landasar PsikologisDalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Pesikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Melalui pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku siswa kedewasaan, baik fisik, mental/moral mapun sosial.

3) Landasan YuridisDalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai lebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik disekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (Pasal 9).

Maka berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan landasan

pembelajaran tematik itu ada 4 landasan diantaranya yaitu landasan filosofis,

landasan psikologis, dan landasan yuridis.

h. Materi Pembelajaran Sub Tema Wujud Benda dan Cirinya

a. Kompetensi Inti kelas V

Page 57: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

70

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, dan mencoba menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

b. Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4.

Pemetaan Kompetensi Dasar KI 1 dan KI 2

Subtema 1

Wujud Benda dan Cirinya

Matematika

1.1 Menerima ajaran agama yang dianutnya.

2.1 Menunjukkan sikap kritis, cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin waktu, tidak mudah menyerah serta bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas

IPS

1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah menciptakan waktu dengan segala perubahannya

2.2 Menunjukkan perilaku jujur, sopan, estetika dan memiliki motivasi internal ketika berhubungan dengan lembaga sosial, budaya, ekonomi dan politik

Bahasa Indonesia

1.1 Meresapi anugerah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan proses kehidupan bangsa dan lingkungan alam

2.4. Memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan rasa cinta tanah air terhadap bencana alam dan keseimbangan ekosistem serta kehidupan berbangsa dan bernegara melalui pemanfaatan bahasa Indonesia

IPA1.1 Ber tambah keimanannya

dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas a l am d a n j a g a d r a y a terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewu j u d k a n n y a d a l a m pengamalan ajaran agama yang dianutnya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa

PJOK

1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan

2.1.Berperilaku sportif dalam bermain.

Page 58: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

71

Pemetaan Kompetensi Dasar KI 3 dan KI 4

PPKN

1.1 Me n g h a r g a i s ema n g a t kebhinnekatunggalikaan dan keragaman agama, suku bangsa pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, upacara adat, sosial, dan ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat

2.1 Menunjukkan perilaku, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, berani mengakui kesalahan, meminta maaf dan memberi maaf yang dijiwai keteladanan pahlawan kemerdekaan RI dalam semangat perjuangan, cinta tanah air, dan rela berkorban sebagai perwujudan nilai dan moral Pancasila

Subtema 1

Wujud Benda dan Cirinya

PJOK3.1 Memahami konsep variasi dan

kombinasi pola gerak dasar dalamberbagai permainan dan atauolahraga tradisional bola besar.

3.2 Memahami konsep variasi dankombinasi pola gerak dasar dalamberbagai permainan dan atauolahraga tradisional bola kecil.

4.1 Mempraktikkan variasi dankombinasi pola gerak dasar yangdilandasi konsep gerak dalamberbagai permainan dan atauolahraga tradisional bola besar.

4.2 Mempraktikkan variasi dankombinasi pola gerak dasar yangdilandasi konsep gerak dalamberbagai permainan dan atauolahraga tradisional bola kecil.

IPA1.1 Ber tambah keimanannya

dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas a l am d a n j a g a d r a y a terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya, serta mewu j u d k a n n y a d a l a m pengamalan ajaran agama yang dianutnya

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa

IPA3.4 Mengidentifikasi perubahan yang

terjadi di alam, hubungannyadengan penggunaan sumber dayaalam, dan pengaruh kegiatanmanusia terhadap keseimbanganlingkungan sekitar

4.7 Menyajikan hasil laporantentang permasalahan akibatterganggunya keseimbanganalam akibat ulah manusia,serta memprediksi apa yangakan terjadi jika permasalahantersebut tidak diatasi.

SBDP

3.4 Memahami prosedur dan langkah kerja dalam berkarya kreatif berdasarkan ciri khas daerah.

4.4 Membuat topeng dari berbagai media dengan menerapkan proporsi dan keseimbangan

4.13 Membuat karya kerajinan dari bahan tali temali.

PPKN

3.6 Memahami perlunya saling memenuhi keperluan hidup

4.6 Menyajikan dinamika saling memenuhi keperluan hidup antar daerah untuk menumbuhkan keutuhan nasional

Bahasa Indonesia1.1 Menggali informasi dari

teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manus ia, ke seimb angan ekosistem, ser ta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan

SBDP

1.1 Menerima kekayaan dan keragaman karya seni daerah sebagai anugerah Tuhan.

2.1 Menunjukkan rasa percaya diri dalam mengolah karya seni.

Page 59: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

72

c. Ruang Lingkup Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Kompetensi yang DikembangkanPembelajaran 2

1. Membaca dan menganalisi tema yang akan dipelajari yaitu lingkungan alam yang sehat dan olahraga adalah kunci terciptanya kesehatan diri

2. Mengamati gambar serta menganalisi gambar yang disediakan

3. Memahami pentingnya pemanasan sebelum memulai permainan atau olahraga inti

4. Mengetahui teknik dasar bermain bola besar

5. Mempraktekkan teknik dasar bermain bola besar

1. Sikap:Rasa ingin tahu, percaya diri, peduli terhadap lingkungan dan budaya sekitar

2. Pengetahuan:Pemanfaatan Sumber daya alam dan usaha pelestariannya, manfaat gerak pemanasan, wujud dan sifat benda serta perubahan wujudnya, bermain bola besar, melindungi sumber daya alam dari kerusakan, kerajinan tradisional topeng, mengamati gambar serta menganalisi gambar dengan seksama.

3. Keterampilan:Mempraktikan permainan bola besar, melakukan percobaan untuk menguji perubahan wujud benda dengan sistematis dan penuh rasa ingin tahu , membuat laporan pengamatan sederhana, mempresentasikan hasil laporan pengamatan dengan sikap mandiri dan sistematis, mencari arti kosakata baku dan tidak baku dengan teliti, menuliskan kembali informasi penting dari bacaan,

IPS3.1 Memahami aktivitas dan

perubahan kehidupan manusiadalam ruang, konektivitasantar ruang dan waktu sertadan keberlanjutannnya dalamkehidupan sosial, ekonomi,pendidikan dan budaya dalamlingkup nasional

4.1 Menyajikan hasil pengamatanmengenai aktivitas dan perubahankehidupan manusia dalam ruang,konektivitas antar ruang danwaktu serta dan keberlanjutannyadalam kehidupan sosial, ekonomi,pendidikan dan budaya dalamlingkup nasional dari sumbersumber yang tersedia

Bahasa Indonesia1.1 Menggali informasi dari

teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manus ia, ke seimb angan ekosistem, ser ta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan

Matematika

3.2 Memahami berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa, campuran, desimal dan persen) dan dapat mengubah bilangan pecahan menjadi bilangan desimal, ser ta melakukan perkailan dan pembagian

4.1 Mengurai sebuah pecahan sebagai hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dua buah pecahan yang dinyatakan dalam desimal dan persen dengan berbagai kemungkinan jawaban

Page 60: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

73

6. Mengetahui dan menjelaskan wujud dan sifat benda serta perubahan wujudnya

7. Melakukan percobaan untuk menguji perubahan wuju benda serta membuat laporan pengamatan sederhana

8. Mempresentasikan hasil laporan pengamatan sederhana di depan teman

9. Memahami bahwa tindakan pemanfaatan sumber daya alam perlu disertai dengan usaha pelestarian

10. Mengisi tabel pendapat mengenai pemanfaat sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab

11. Membaca dan memahami teks bacaan serta mencari arti kata kosakata baku dan tidak baku

12. Menuliskan kembali informasi penting dari bacaan serta memberikan pendapat yang logis tentang teks bacaan yang telah dibaca

13. Mengamati dan mengenali kerajinan khas topeng di daerah masing-masing

14. Mengisi tabel pustaka tentang jenis kerajinan khas topeng diberbagai daerah dan informasi pentingnya

memberikan pendapat yang logis tentang teks bacaan yang telah dibaca dengan sikap penuh percaya diri,mengenal kerajinan khas topeng di daerah masing-masing dengan sikap bangga dan mencintai karya seni, melakukan studi pustaka dan mencatat hasilnya dengan sistematis

Pembelajaran 3

1. Mengidentifikasi kebutuhan anggota keluarga dan membuat daftar asal barang

1. Sikap:Rasa ingin tahu, percaya diri, peduli terhadap lingkungan dan budaya sekitar

2. Pengetahuan:Mengetahui kebutuhan anggota

Page 61: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

74

2. Diskusi membuat daftar barang kebutuhan yangberasal dari daerah lain

3. Studi pustaka menemukan informasi berkaitan dengan perubahan-perubahan alam yang disebabkan perilaku manusia

4. Membaca dan menemukan contoh perubahan alam yang diakibatakan karena perilaku manusia

5. Berlatih melakukan perkalian dalam bentukpecahan

keluarga , mengetahui barang kebutuhan yang berasal dari daerah lain, mengetahui contoh perubahan alam yang disebabkan oleh aktivitas manusia, mengetahui contoh perubahan alam yang diakibatkan perilaku manusia, mengetahui konsep perkalian dalam bentuk pecahan

3. Keterampilan: Menyebutkan dan membuat tabel barang kebutuhan anggota keluarga, membuat tabel daftar barang kebutuhan yang berasal dari daerah lain, membaca bacaan tentang contoh perubahan alam yang disebabkan karena perilaku manusia, mengerjakan soal latihan perkalian pecahan

Pembelajaran 41. Mengamati

gambar contoh perubahan lingkungan yang disebabkan perilaku manusia

2. Membaca dampak negatif penggunaan pestisida

3. Studi pustaka menemukan informasi dan data dari berbagai sumber referensi (buku, majalah, koran, artikel) mengenai pencemaran yang mengakibatkan perubahan alam

4. Eskplorasi mengidentifikasi perilaku-perilaku manusia yang menyebabkan perubahan alam

5. Diskusi mengidentifikasi perubahan –

1. Sikap: Rasa ingin tahu, percaya diri, peduli terhadap lingkungan dan budaya sekitar

2. Pengetahuan: Mengetahui contoh perubahan alam yang disebabkan oleh perilaku manusia, mengetahui dampak-dampak negatif penggunaan pestisida yang berlebihan, mengetahui perilaku-perilaku manusia yang menyebabkan perubahan alam, mengetahui perubahan-perubahan perilaku manusia dari waktu ke waktu, mengetahui contoh budaya Indonesia yang mulai luntur, mengetahui konsep perkalian pecahan desimal

3. Keterampilan: Mengamati dan menganalisa gambar tentang perubahan lingkungan yang disebabkan perilaku manusia, mengidentifikasi dampak penggunaan pestisida yang berlebihan, mengamati dan mengidentifikasi perilaku manusia yang menyebabkan perubahan alam, menemukan contoh-contoh

Page 62: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

75

perubahan perilaku manusia dari waktu ke waktu

6. Membaca bacaan tentang contoh-contoh budaya Indonesia yang mulai luntur

7. Berlatih melakukan operasi perkalian pecahan desimal

perubahan perilaku manusia dari waktu ke waktu, mengidentifikasi contoh budaya Indonesia yang mulai luntur, mengerjakan soal latikan perkalian pecahan desimal

d. Pemetaan Indikator Pembelajaran 2 sampai pembelajaran 4

Pemetaan Indikator Pembelajaran 2

PJOK

Kompetensi Dasar

3.1 Memahami konsep variasi dan kombinasi pola gerak dasar dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional bola besar

4.1 Mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai permainan dan atau olahraga tradisional bola besar

Indikator:

3.1Menyebutkan cara melakukan berbagai keterampilan untuk mengambil posisi, mencetak angka, dan mengoper ke teman

4.1Menggunakan berbagai keterampilan untuk mengambil posisi, mencetak angka, dan mengoper ke teman

IPAKompetensi Dasar: 3.4Mengidentifikasi

perubahan yang terjadi di alam, hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar

4.7 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi

Indikator:3.4 Mendeskripsikan sifat-

sifat benda padat, cair, dan gas

4.7 Menyajikan hasil laporan pengamatan

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar:

3.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

SBDP

Kompetensi Dasar:

3.4 Memahami prosedur dan langkah kerja dalam berkarya kreatif berdasarkan ciri khas daerah.

Page 63: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

76

Pemetaan Indikator Pembelajaran 3

Pembelajaran 1

Wujud Benda dan Cirinya

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar:

3.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

Matematika

Kompetensi Dasar:

3.2 Memahami berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa, campuran, desimal dan persen) dan dapat mengubah bilangan pecahan menjadi bilangan desimal, serta melakukan perkailan dan pembagian

4.8 Mengurai sebuah pecahan sebagai hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dua buah pecahan yang dinyatakan dalam desimal dan persen

PPKN

Kompetensi Dasar

3.6 Memahami perlunya saling memenuhi keperluan hidup

4.6 Menyajikan dinamika saling memenuhi keperluan hidup antardaerah untuk menumbuhkan keutuhan nasional

Indikator:

3.6 Mengidentifikasi keperluan hidup anggota keluarga di rumah

4.6 Mendaftar asal daerah dari barang-barang yang digunakannya sehari-hari di rumah

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar:

3.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

Indikator:

3.1 Menjelaskan isi informasi

SBDP

Kompetensi Dasar:

3.4 Memahami prosedur dan langkah kerja dalam berkarya kreatif berdasarkan ciri khas daerah.

Page 64: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

77

Pemetaan Indikator Pembelajaran 4

Pembelajaran 2

Wujud Benda dan Cirinya

Matematika

Kompetensi Dasar:

3.2 Memahami berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa, campuran, desimal dan persen) dan dapat mengubah bilangan pecahan menjadi bilangan desimal, serta melakukan perkailan dan pembagian

4.8 Mengurai sebuah pecahan sebagai hasil penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dua buah pecahan yang dinyatakan dalam desimal dan persen

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar:

3.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

Indikator:

3.1 Menjelaskan isi informasi

Pembelajaran 4

Wujud Benda dan Cirinya

Bahasa IndonesiaKompetensi Indikator:3.1 Menggali informasi dari teks

laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

Indikator:3.1 Menjelaskan isi informasi dari

bacaan tentang alam dan pengaruh kegiatan manusia

4.1.1Menuliskan contoh pengaruh penggunaan bahan kimia pada lingkungan melalui pengamatan, misalnya penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan.

4.1.2 Melakukan pembiasaan cara menghemat air.

Matematika

Kompetensi Dasar:

3.2 Memahami berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa, campuran, desimal dan persen) dan dapat mengubah bilangan pecahan menjadi bilangan desimal, serta melakukan perkailan

IPSKompetensi Dasar: 3.1 Memahami aktivitas dan

perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar ruang dan waktu serta dan keberlanjutannnya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya dalam lingkup nasional

4.1 Menyajikan hasil pengamatan mengenai aktivitas dan perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar ruang dan waktu serta dan keberlanjutannya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya dalam lingkup nasional dari sumber-sumber yang tersedia

Indikator:3.1 Mengenal aktivitas kehidupan

manusia dan perubahannya dalam ruang di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya dalam lingkup nasional

4.1 Menyusun laporan secara tertulis tentang mengenai aktivitas dan perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar-ruang dan waktu serta dan keberlanjutannya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya

PPKN

Kompetensi Dasar:

3.6 Memahami perlunya saling memenuhi keperluan hidup

4.6 Menyajikan dinamika saling memenuhi keperluan hidup antardaerah untuk menumbuhkan kebutuhan nasional

Indikator:

3.6 Mengidentifikasi kebutuhan hidup bertetangga

4.6 Mendaftar asal daerah dari barang-barang yang digunakannya sehari-hari di rumah

Page 65: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

78

e. Bahan Ajar Pembelajaran 2 sampai 4

1) Materi Pembelajaran 2

a) PJOK

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas

dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling

bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam

keranhang lawan. Ada 3 posisi utama dalam bermain basket, yaitu:

1). Forward, pemain yang tugas utamanya adalah mencetak poin

dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. 2). Defense,

pemain yang tugas utamanya adalah menjafa pemain lawan

kesulitan memasukkan bola, dan 3). Playmaker, pemain yang

menjadi tokoh kunci permainan dengan mengatur alur bola dan

strategi yang dimainkan

Matematika

Kompetensi Dasar:

3.2 Memahami berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa, campuran, desimal dan persen) dan dapat mengubah bilangan pecahan menjadi bilangan desimal, serta melakukan perkailan

IPSKompetensi Dasar: 3.1 Memahami aktivitas dan

perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar ruang dan waktu serta dan keberlanjutannnya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya dalam lingkup nasional

4.1 Menyajikan hasil pengamatan mengenai aktivitas dan perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar ruang dan waktu serta dan keberlanjutannya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya dalam lingkup nasional dari sumber-sumber yang tersedia

Indikator:3.1 Mengenal aktivitas kehidupan

manusia dan perubahannya dalam ruang di bidang sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya dalam lingkup nasional

4.1 Menyusun laporan secara tertulis tentang mengenai aktivitas dan perubahan kehidupan manusia dalam ruang, konektivitas antar-ruang dan waktu serta dan keberlanjutannya dalam kehidupan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya

Page 66: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

79

b) IPA

Benda dapat digolongkan menjadi beberapa tiga golongan yaitu Benda padat,

benda cair, dan benda gas. Masing-masing dari setiap benda tersebut mempunyai

sifat. Yaitu sebagai berikut;

1. Sifat-sifat Benda

Sifat- sifat benda dapat digolongkan menjadi 3 golongan:

Teknik melempar bola Mengoper atau melempar bola terdiri atas tiga cara, yaitu melempar bola dari atas kepala, melempar bola dari depan dada yang dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, serta melempar bola memantul ke tanah atau lantai.

Teknik menggiring bola Menggiring bola adalah suatu usaha membawa bola ke depan. Caranya yaitu dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Saat bola bergerak ke atas telapak tangan menempel pada bola dan mengikuti arah bola. Tekanlah bola saat mencapai titik tertinggi ke arah bawah dengan sedikit meluruskan siku tangan diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan.

Teknik menangkap bola Dalam menangkap bola harus diperhatikan agar bola berada dalam penguasaan. Bola dijemput telapak tangan dengan jari-jari tangan terentang dan pergelangan tangan rileks. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera melekat ke bola dan ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya

Page 67: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

80

a. Sifat benda padat

Mempunyai bentuk, dapat dipegang dan diraba, mempunyai berat,

bentuk dan isinya tetap, memuai jika dipanaskan.

b. Sifat benda Cair

Mengalir ke tempat rendah, mempunyai tekanan, menekan ke segala

arah, melarutkan zat tertentu, meresap melalui celah kecil, bentuknya

selalu berubah seperti wadahnya, permukaan air yang tenang selalu

datar.

c. Sifat benda Gas

Mengalir ke tempat bertekanan rendah, mempunyai berat, menempati

ruang, mempunyai tekanan, menekan ke segala arah.

2. Perubahan wujud benda digolongkan menjadi 5 jenis yaitu;a. Mencair

Mencair atau melebur yaitu peristiwa perubahan zat cair menjadi

padat, hal ini karena adanya pendinginan. Contoh peristiwa mencair

yaitu air yang mencair dimasukan ke freezer akan menjadi es batu,

lilin yang dipanaskan

b. Menguap

Peristiwa perubahan zat cair menjadi gas. Contohnya air yang direbus

jika dibiarkan lama- kelamaan akan habis, bensin yang dibiarkan

Page 68: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

81

berada pada tempat terbuka juga lama- kelamaan akan habis berubah

menjadi gas.

c. Mengembun

Peristiwa perubahan benda gas menjadi air, contoh mengembun adalah

ketika kita menyimpan es batu dalam sebuah gelas maka bagian gelas

akan basah, atau rumput dilapangan pada pagi hari menjadi basah

padahal sore harinya tidak hujan.

d. Menyublim

Peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya. Contoh

menyublim yaitu pada kapur barus (kamper) yang disimpan dilemari

pakaian lama- kelamaan akan habis.

e. Membeku

Perubahan benda cair menjadi benda padat. Contohnya air didinginkan

menjadi es batu, minyak kelapa didinginkan menjadi margarin.

c) SBDP

Pak Bowo Pengrajin Wayang Golek

Oleh: Maryanto

Pak Bowo seorang pengrajin wayang golek terkenal di desanya. Wayang

golek hasil karya Pak Bowo terkenal bagus. Pak Bowo sangat memperhatikan

pemilihan bahan baku dan tahap pengerjaannya. Sebatang kayu glondongan

diubah tangan trampil Pak Bowo dan empat karyawannya menjadi wayang golek

Page 69: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

82

bernilai seni tinggi. Kayu-kayu sisa pembuatan wayang digunakan arang sebagai

bahan bakar untuk memasak.

Pak Bowo mendapatkan bahan baku pembuatan topengnya dari hutan yang

ada di desanya. Saat memerlukan kayu sebagai bahan baku, Pak Bowo

menebang sebatang pohon. Untuk mengimbangi kegiatannya itu, Pak Bowo

menanam sepuluh bibit tanaman yang sama. Pak Bowo tidak ingin suatu ketika

pohon-pohon di hutan itu habis.

Namun, keadaan itu berlangsung hanya beberapa tahun saja. Masyarakat di

sekitar rumah Pak Bowo begitu dimanjakan oleh hasil hutan berupa kayu.

Dengan mudahnya mereka menebang kayu untuk dijadikan kayubakar, bahan

pembuat rumah, atau bahkan dijual ke daerah lain. Sayangnya, mereka mau

menebang tetapi tidak mau menanam. Lambat laun pohon di hutan semakin

berkurang dan habis. Hutan pun menjadi gundul. Masyarakat kesulitan untuk

mendapatkan kayu. Keadaan ini juga berdampak terhadap usaha kerajinan

topeng Pak Bowo. Pak Bowo tidak lagi mendapatkan pasokan kayu untuk

dijadikan wayang. Oleh karena itu, Pak Bowo menghentikan produksi

wayangnya. Pak Bowo dan keempat karyawannya kehilangan mata

pencariannya.

Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat popular. Orang sering

menghubungkan kata “wayang” dengan ”bayang”, karena dilihat dari

pertunjukan wayang kulit yang memakai layar, dimana muncul bayangan-

bayangan. Di Jawa Barat, selain wayang kulit, yang paling populer adalah

Page 70: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

83

wayang golek. Ada dua macam wayang golek yaitu wayang golek papak (cepak)

dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Kecuali wayang wong, dari

semua wayang itu dimainkan oleh seorang dalang. Dalang sebagai pemimpin

pertunjukan sekaligus menyampaikan cerita, menyanyikan suluk, mengatur

gamelan, dan mengatur lagu.

d) Bahasa Indonesia

Kosakata adalah himpunan kata yang diketahui seseorang atau entitas lain atau

merupakan bagian dari bahasa tertentu.

Kata baku adalah kata- kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaan

yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu termasuk ilmu bahasa dan

sesuai dengan perkembangan.

Kata Baku Kata Tidak Baku

Aktif aktip

Bus Bis

Cabai Cabe

Daftar Daptar

ekstrem ekstrim

2) Materi Pembelajaran 3

Page 71: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

84

a) PPKN

Kebutuhan dibedakan menjadi 3 jenis sebagai berikut.

1. Primer: kebutuhan yang pokok, misalnya makanan, pakaian, dan

tempat tinggal.

2. Sekunder: kebutuhan tambahan, misalnya hiburan, dan rekreasi.

3. Tersier: kebutuhan untuk memenuhi kepuasan yang berupa kemewahan,

seperti mobil.

b) Bahasa Indonesia

Kesuburan Lahan Terkuras, Kembalikan dengan Pupuk Organik

Selama puluhan tahun sekitar 350.000 hektar atau 50 persen dari total luas

lahan pertanian di Jawa Barat dieksploitasi secara berlebihan. Selama

kurun waktu itu pula para petani menggunakan pupuk kimia tanpa

penyeimbang. Jenuhnya lahan akibat penggunaan pupuk kimia

mengakibatkan tanah lebih sensitif terhadap perubahan cuaca yang

ekstrem. Kondisi ini akhirnya memicu penurunan produktivitas padi dari

tahun ke tahun.

Namun, sebagian petani di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa

Barat melakukan hal berbeda. Mereka meninggalkan penggunaan pupuk

kimia dan menggantinya dengan pupuk organik. Saat ini terdapat 320

hektar sawah yang dikelola secara organik. Pertanian organik ini sudah

berlangsung lebih dari lima tahun. Dari sawah inilah beras organik

Page 72: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

85

diekspor ke Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Jerman, dan Uni

Emirat Arab.

c)Matematika

Dalam mengalikan pecahan tidak ada syarat yang mengharuskan

penyebutnya harus sama. Perkalian pecahan dilakukan dengan

mengalikan penyebut dengan penyebut dan pembilang dengan

pembilang.

ab

X cd =

a x cb xd

3) Materi Pembelajaran 4

a) IPS

DAMPAK NEGATIF PENGGUNAAN PESTISIDA

Pestisida merupakan bahan kimia beracun yang digunakan untuk

mengendalikan jasad pengganggu yang merugikan kepentingan

manusia. Di Indonesia petani yang paling banyak menggunakan

berbagai jenis pestisida ialah petani sayuran, petani tanaman

pangan, dan petani tanaman hortikultura buah-buahan. Pestisida

memang banyak memberi manfaat dan keuntungan. Keuntungan

itu

Page 73: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

86

di antaranya: cepat menurunkan populasi jasad pengganggu

tanaman, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah

diproduksi secara besar-besaran, serta mudah diangkut dan

disimpan. Manfaat lain adalah secara ekonomi penggunaan

pestisida relatif menguntungkan. Namun, bukan berarti

penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak buruk. Akhir-

akhir ini disadari bahwa pemakaian pestisida, khususnya pestisida

sintetis, ibarat pisau bermata dua. Di balik manfaatnya yang besar

bagi peningkatan produksi pertanian, terselubung bahaya

mengerikan. Dampak buruk penggunaan pestisida dapat

dikelompokkan atas 3 bagian sebagai berikut.

1. Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia.

2. Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan.

3. Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad

penganggu tanaman.

b) PPKN

Perilaku dan sikap saling memenuhi kebutuhan dalam hidup

bertetangga dapat dimulai dengan melakukan hal-hal kecil. Seperti

saling bersilaturahmi, bertukar makanan, membantu tetangga yang

sedang kesulitan membantu tetangga yang sedang

menyelenggarakan hajatan. Dalam sebuah hajatan, biasanya

disajikan makanan yang berupa jenang atau dodol. Perlu diketahui,

Page 74: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

87

dalam membuat adanan jenang merah diperlukan perbandingan

bahan-bahan adaonan yang sesuai. Hal ini dilakukan agar

menghasilkan jenang yang enak dan awet (tidak mudah berjamur).

c) Bahasa Indonesia

Kegiatan berdiskusi ini juga dapat dilakukan dengan alternatif-

alternatif berikut.

Alternatif 1: Kegiatan berdiskusi dilakukan secara klasikal dan

guru bertindak sebagai moderator. Jawaban dan pendapat siswa

ditulis di papan tulis.

Alternatif 2: Diskusi dilakukan secara berkelompok. Bentuk

kelompok-kelompok terdiri atas 4 siswa per kelompok. Setiap

kelompok diminta mendiskusikan jawaban pertanyaan-pertanyaan

tersebut dan menuliskan hasilnya. Selanjutnya jawaban dari tiap

kelompok didiskusikan bersama kelompok lain. Guru dapat

bertindak sebagai moderator atau menunjuk salah satu siswa

menjadi moderator.

d) Matematika

Perkalian pecahan decimal Perkalian pecahan desimal dapat

dilakukan dalam dua cara. Perhatikan cara menentukan hasil

perkalian pecahan desimal 0,4 # 1,2 berikut ini!

Page 75: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

88

Cara 1: diubah ke bentuk pecahan biasa, kemudian dikalikan

0,4 x 1,2 = 410

X 1210

= 4 x1210 x 10

Cara 2: langsung dikalikan dengan memperhatikan banyak angka di belakang tanda koma

0,4 → terdapat 1 angka di belakang tanda koma (,)

1,2 → terdapat 1 angka di belakang tanda koma (,)

Pecahan desimal hasil perkaliannya mempunyai (1 + 1) angka di belakang tanda koma.

Perhatikan caranya berikut ini!

4 x 12 = 48 0,4 x 1,2 = 0,48

1 angka 1 angka 1 + 1 = 2 angka

= 48010 = 0,48

i. Penyusunan RPP

a. Definisi RPP

Perencanaan pembelajaran sebagai alat pandu pelaksanaan pembelajaran

hendaknya disusun guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

Bertemali dengan kondisi ini, penyusunan perencanaan pembelajaran

Page 76: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

89

merupakan bagian tugas administrasi guru yang berdampak langsung bagi

kepentingan pembelajaran.

Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 bahwa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran

tatp muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari

silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam

upaya mencapai kompetensi dasar (KD).

Menurut Abdul Majid (2013: 226)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus.

Selanjutnya menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 Lampiran

IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran

(Kemdikbud 2013: 37) tahapan pertama dalam pembelajaran menurut

Standar Proses adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan

kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP

adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu

materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus.

Maka dapat disimpulkan RPP adalah rencana pembelajaran yang

digunakan guru saat akan tatap muka dengan siswa dalam untuksatu

pertemuan atau lebih yang dikembangkan secara rinci mengacu pada

Page 77: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

90

silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar mengajar dalam tercapainya

Kompetensi Dasar.

b. Prinsip- prinsip Pengembangan RPP

Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP dapat

dijelaskan sebagai berikut. Abdul Majid (2013:226)

1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan social, emosional, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/lingkungan peserta didik.

2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat kreatifitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian dan semangat belajar.

3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedy.

5) Keterkaitan dan keterpaduan RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD, materi pembelajaran, kegiata pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasiRPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa prinsip-

prinsip pengembangan RPP yaitu memperhatikan perbedaan individu peserta

didik, mendorong partisipasi peserta didik, mengembangkan budaya membaca

Page 78: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

91

dan menulis, memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP, serta

keterkaitan dan keterpaduan.

c. Langkah- langkah Penyusunan RPP

Ada beberapa tahapan yang dapat dilakukan guru dalam menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menurut Abdul Majid (2013:227).

1) Mencantumkan Identitas Identitas meliputi: sekolah, kelas/semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Alokasi Waktu

2) Mencantumkan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran yang memuat penguasaan kompetensi yang bersifat operasional yang ditargetkan/dicapai dalam RPP. Tujuan pembelajaran mengandung unsur audience (A) adalah peserta didik yang menjadi subyek tujuan pembelajaran tersebut. Behavior (B) merupakan kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan audience setelah pembelajaran. Condition (C) merupakan situasi pada saat tujuan tersebut diselesaikan. Degree (D) merupakan standar yang harus dicapai oleh audience sehingga dapat dinyatakan telah mencapai tujuan.

3) Mencantumkan Model/Metode Pembelajaran Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Yang harus diketahui adalah bahwa materi dalam RPP merupakan pengembangan dari materi pokok yang terdapat dalam silabus. Oleh karena itu, materi pembelajaran dalam RPP harus dikembangkan secara terinci bahkan jika perlu guru dapat mengembangkannya menjadi buku siswa.

4) Mencantumkan Langkah- langkah kegiatan Pembelajaran Untuk mencapai satu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah- langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya langkah- langkah kegiatan memuat pendahuluan/kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan masing-masing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan. Akan tetapi, kompetensi ini dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model yang dipilih, menggunaka sintaks yang sesuai dengan modelnya.

5) Mencantumkan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar

Page 79: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

92

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang terdapat dalam silabus. Jika kompetensi inti, dalam satu perencanaan disiapkan media, alat/bahan, dan sumber belajar. Apabila ketiga aspek ini dipenuhi maka penyusunan harus mengeksplisitkan secara jelas.

6) Mencantumkan Penilaian Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk instrument, dan instrument yang digunakan untuk mengukur ketercapaian indicator dan tujuan pembelajaran. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matriks horizontal maupun vertical. Dalam penilaian hendaknya dicantumkan teknik/jenis, bentuk instrument dan instrument, kunci jawaban/rambu- rambu jawaban dan pedoman penskorannya.

Jadi dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa langkah-

langkah dalam menyusun RPP adalah dengan mencantumkan identitas,

mencantumkan tujuan pembelajaran, mencantumkan model/ metode

pembelajaran, mencantumkan langkah- langkah kegiatan pembelajaran,

mencantumkan media/alat/bahan/sumber belajar, dan mencantumkan

penilaian.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk penelitian tindakan

kelas (PTK) terlampir.

B. HASIL PENELITIAN TERDAHULU YANG SESUAI DENGAN

PENELITIAN

1. Penelitian Skripsi Warsito (2008:15)

Warsito adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, dengan judul skripsi “Pembelajaran Sains Berbasis Proyek

Based Learning (PJBL) sebagai usaha untuk Meningkatkan Aktivitas Dan

Page 80: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

93

Academic Skill Siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok”.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas belajar siswa kelas VII

C SMP Muhammadiyah 3 Depok dengan Project Based Learning, dan

mengetahui pengetahuan akademik skill siswa kelas VII C SMP

Muhammadiyah 3 Depok dengan Project Based Learning.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) secara

kolaboratif dan partisipatif dengan pendekatan deskriptif dan kualitatif.

Subjek penelitian ini adalah 36 siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah 3

Depok. Objek penelitian aktivitas dan akademik skill siswa dalam

penerapan Project Based Learning (PJBL) di kelas VII C SMP

Muhammadiyah 3 Depok. Desain penelitian menggunakan spiral

Hapkins.penelitian dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2

pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Data penelitian

diperoleh dari lembar observasi untuk aktivitas bekajar siswa sedangkan

akademik skill siswa dengan lembar obervasi dan lembar evaluasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah diterapkan model Project

Based Learning, tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran fisika

di kelas mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu siswa lebih berani

memperesentasikan hasil proyek, mengajukan pertanyaan, menjawab atau

menanggapi pertanyaan, dan siswa lebih memperhatikan saat kelompok

lain mempresentasikan hasil proyek. Aktivitas belajar siswa mengalami

Page 81: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

94

peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 35, 42% dalam kategori

rendah menjadi 71, 88% dalam kategori tinggi pada siklus II. Tingkat

Akademik skill siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke Siklus

II yaitu siswa lebih mampu mengidentifikasi variable, menghubungkan

antar variable, merumuskan hipotesis, dan siswa bisa merancang dan

melakukan penelitian. Akademik skill siswa mengalami peningkatan dari

siklus I ke siklus II sebesar 40, 37 % dalam kategori cukup menjadi 66,

71% dalam kategori baik pada siklus II.

Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa penerapan model PJBL

dapat meningkatkan aktivitas belajar dan academic skill siswa di SMP

Muhammadiyah 3 Depok. Hasil penelitian ini memiliki saran agar model

PJBL dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru dalam

penilaian untuk meningkatkan aktivitas dan academic skill khususnya

pada mata pelajaran Fisika.

2. Penelitian Skripsi Susriyati dkk (2009:9)

Susriyati Mahanal adalah mahasiswi S1 pada jurusan Biologi FPMIPA

Universitas Negeri Malang, dengan judul skripsi “Pengaruh Pembelajaran

Project Based Learning pada materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil

Belajar Siswa SMAN 2 Malang”. Permasalahan yang timbul adalah siswa

tidak mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan

bagaimana

Page 82: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

95

pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau dimanfaatkan. Siswa juga

memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik karena mereka

diajar dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dengan metode

ceramah. Salah satu fakta yang mendukung pernyataan diatas adalah

menurunnya kualitas air sungai di Kota dan Kabupaten Malang.

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, diperoleh bahwa

pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap penguasaan konsep

siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

penguasaan konsep antara siswa yang difasilitasi PJBL dengan

konvensional. Siswa yang difasilitasi PJBL menampilkan penguasaan

konsep yang lebih baik dibanding siswa yang difasilitasi pembelajaran

konvensional.

Berdasarkan pemaparan data di atas, temuan penelitian dan

pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa saran berikut: (1) Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PJBL terbukti efektif dalam

meningkatkan sikap dan hasil belajar sehingga direkomendasikan untuk

diterapkan oleh guru dalam pembelajaran biologi, (2) Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa hendaknya guru memilih strategi

pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif mengkonstruk pengetahuan

sendiri, (3) Untuk meningkatkan pemberdayaan sikap siswa terhadap

lingkungan hidup, guru dalam mendesain pembelajaran yang

memungkinkan siswa untuk berinteraksi antara teman kelompok maupun

Page 83: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

96

dengan kelompok lain dalam pemecahan masalah terkait lingkungan

hidup.

C. KERANGKA PEMIKIRAN

Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang

produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kretaifitas anak- anak

bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantangan masa

depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun demikian, keberhasilan

kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan

inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk

membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermanfaat sangat ditentukan

oleh berbagai factor (kunci sukses).

Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 adalah kreativitas guru,

karena guru factor yang paling penting yang besar pengaruhnya, bahkan

sangat menentukan berhasil- tidaknya peserta didik dalam belajar. Kurilukum

2013 akan sulit di laksanakan di berbagai daerah karena sebagian guru belum

siap. Ketidaksiapan guru itu tidak hanya terkait dengan urusan

kompetensinya, tetapi berkaitan dengan masalah kreativitasnya, yang juga

disebabkan oleh rumusan kurilkulum yang lambat disosialisasikan oleh

pemerintah. Dalam hal ini guru- guru yang bertugas di daerah dan di

pedalaman akan sulit mengikuti hal- hal baru dalam waktu singkat, apalgi

dengan pendekatan tematik integrative yang memerlukan waktu untuk

memahaminya.

Page 84: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

97

Maka dari itu penulis akan mencoba menerapkan kurikulum 2013 dengan

menggunakan model Project Based Learning (PJBL) di kelas V pada sub tema

Wujud Benda dan Cirinya. Menurut Gandini dalam Yunus Abidin (2013: 168)

“Model Project Based Learning yaitu model pembelajaran yang berfungsi

sebagai tulang punggung bagi pengembangan pengalaman siswa dalam

belajar dan guru dalam mengajar.

Dari Hasil penelitian terdahulu yang dilakukuan oleh Warsito tahun 2008

dapat disimpulkan bahwa penerapan model PJBL dapat meningkatkan

aktivitas belajar dan academic skill siswa di SMP Muhammadiyah 3 Depok.

Hasil penelitian ini memiliki saran agar model PJBL dapat dijadikan sebagai

salah satu alternatif bagi guru dalam penilaian untuk meningkatkan aktivitas

dan academic skill khususnya pada mata pelajaran Fisika.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Susriyati (2009:9), dapat

disimpulkan, Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PJBL

terbukti efektif dalam meningkatkan sikap dan hasil belajar sehingga

direkomendasikan untuk diterapkan oleh guru dalam pembelajaran biologi.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan

penguasaan konsep antara siswa yang difasilitasi PJBL dengan konvensional.

Siswa yang difasilitasi PJBL menampilkan penguasaan konsep yang lebih

baik dibanding siswa yang difasilitasi pembelajaran konvensional.

Berdasarkan penelitian terdahulu peneliti ingin mencoba menerapkan

model Project Based Learning (PJBL) untuk kelas V dengan menggunakan 3

Page 85: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

98

siklus. guru masih menggunakan metode atau pendekatan secara tradisional.

Kondisi awal guru hanya menggunakan metode ceramah saja dalam proses

pembelajaran. Kondisi siswa sebelum menggunakan model Project Based

Learning dalam meningkatkan motivas dan prestasi belajar siswa dalam

pembelajaran tematik masih rendah. Tindakan yang akan dilakukan guru

sebanyak 3 siklus yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Project

Based Learning (PJBL) dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar

siswa. Siswa saling bekerja sama dan bertanggung jawab secara mandiri,

sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar dalam proses

pembelajaran yang lebih baik.

Guru mencoba siklus I yaitu Penyesuaian proses pembelajaran dengan

menerapkan model Project Based Learning, siswa secara berkelompok

memperhatikan pembelajaran yang diberikan oleh guru setelah siklus I

selesai dan hasil belum meningkat guru memberikan refleksi untuk

melanjutkan ke siklus II yaitu Mencoba kembali dengan menerapkan model

Project Based Learning, siswa secara berkelompok mendiskusikan topik

permasalahan yang diberikan oleh guru. guru memberikan refleksi siklus II

yang belum tercapai. Siklus III yaitu Berdasarkan dengan menerapkan model

Project Based Learning, siswa secara berkelompok memperhatikan dan

mendiskusikan topik permasalahan yang diberikan oleh guru.

Kondisi akhir dalam menggunakan model Project Based Learning yaitu

Diduga melalui model Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi

Page 86: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

99

dan prestasi belajar siswa Kelas V SD Negeri Halimun Bandung pada Sub

tema Wujud Benda dan Cirinya.

Kondisi Awal

Guru hanya menggunakan metode ceramah sehingga suasana kegiatan belajar mengajar di dalam kelas pasif

Dengan menerapkan model Project Based Learning pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar siswa. Siswa harus memiliki kemampuan kreatif yang tinggi, terbuka menerima pendapat orang lain, dan

Siswa/yang diteliti:

Motivasi dan Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik masih

Siklus 1

Penyesuaian proses pembelajaran dengan menerapkan model Project based Learning siswa dibagi secara berkelompok dan memperhatikan

Page 87: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

100

Bagan 2.3 Kerangka Berpikir

D. ASUMSI DAN HIPOTESIS

1. Asumsi

Menurut Boss dan Kraus dalam Yunus Abidin (2014: 167) mendefinisikan

Model Project Based Learning sebagai sebuah model pembelajaran yang

Tindakan Kelas

Kondisi Akhir

Dengan menerapkan model Project Based Learning pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar siswa. Siswa harus memiliki kemampuan kreatif yang tinggi, terbuka menerima pendapat orang lain, dan

Diduga melalui Project Based Learning dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Halimun Bandung

Siklus 1

Penyesuaian proses pembelajaran dengan menerapkan model Project based Learning siswa dibagi secara berkelompok dan memperhatikan

Siklus II

Mencoba kembali dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning, siswa secara berkelompok mendiskusikan topic permasalahan yang diberikan oleh guru

Siklus III

Pelaksanaan Evaluasi dan refleksi siklus II dengan menerapkan model Project Based Learning siswa secara berkelompok memperhatikan dan mendiskusikan topic permasalahan yang diberikan oleh guru

Page 88: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

101

menekankan aktivitas siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan

yang bersifat open-endeed dan mengaplikasikan pengetahuan mereka

dalam mengerjakan sebuah proyek untuk menghasilkan sebuah produk

otentik tertentu.

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan sebuah hipotesis

yang akan diuji kebenarannya. Karena hipotesis merupakan suatu jawaban

sementara yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian

sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai melalui data yang terkumpul. (Suharsisni, 2006: 71)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a) Jika rencana pelaksanaan pembelajaran disusun sesuai permendikbud

No. 65 Tahun 2013 dengan model Project Based Learning (PJBL)

maka motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Halimun

Bandung Pada Sub Tema Wujud Benda dan Cirinya dapat meningkat.

b) Jika penerapan pembelajaran disusun dengan model Project Based

Learning (PJBL) di kelas V SD Negeri Halimun Pada Sub Tema

Wujud Benda dan Cirinya maka motivasi dan prestasi belajar pada

siswa dapat meningkat.

Page 89: repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/5376/6/BAB II HANIFA.docx · Web viewKata kunci dalam model ini adalah adanya kegiatan penelitian yang sengaja dilakukan oleh siswa dengan

102

c) Jika pembelajaran tematik Pada Sub Tema Wujud Benda dan Cirinya

dengan model Project Based Learning (PJBL) maka Motivasi siswa

kelas V SD Negeri Halimun dapat meningkat.

d) Jika pembelajaran tematik Pada Sub Tema Wujud Benda dan Cirinya

dengan model Project Based Learning (PJBL) maka prestasi belajar

siswa kelas V SD Negeri Halimun dapat meningkat.