II BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perpustakaan … antar muka tunggal, sehingga pengambil keputusan dapat...
Transcript of II BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perpustakaan … antar muka tunggal, sehingga pengambil keputusan dapat...
II BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas beberapa tinjauan pustaka yang digunakan pada
penelitian. Bagian pertama dari bab ini menjelaskan hal-hal mengenai konsep
dasar dashboard, bagian kedua mengenai konsep Key Performance
Indicator(KPI), bagian ketiga mengenai konsep visualisasi data, bagian keempat
mengenai konsep dasar pembangunan dashboard, dan bagian kelima mengenai
hasil pembandingan metodologi-metodologi pembangunan dashboard yang telah
dikembangkan oleh beberapa vendor.
II.1 Konsep Dasar Dashboard
Pada bagian pertama akan dijelaskan konsep dasar mengenai dashboard, yang
meliputi definisi, tujuan penggunaan, karakteristik, serta jenis dashboard.
II.1.1 Definisi Dashboard
Dashboard dinyatakan dalam beberapa istilah yang berbeda pada pustaka-pustaka
yang ada. Shadan Malik (9) menggunakan istilah enterprise dashboard yang
didefinisikan sebagai sebuah antar muka komputer yang banyak menampilkan
bagan, laporan, indikator visual, dan mekanisme alert, yang dikonsolidasikan ke
dalam platform informasi yang dinamis dan relevan. Enterprise dashboard
berperan sebagai live console untuk mengelola inisiatif bisnis.
Stephen Few (4) menggunakan istilah information dashboard, yang didefinisikan
sebagai tampilan visual dari informasi penting, yang diperlukan untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan, dengan mengkonsolidasikan dan mengatur informasi
dalam satu layar(single screen), sehingga kinerja organisasi dapat dimonitor
secara sekilas. Tampilan visual disini mengandung pengertian bahwa penyajian
informasi harus dirancang sebaik mungkin, sehingga mata manusia dapat
menangkap informasi secara cepat dan otak manusia dapat memahami maknanya
secara benar.
Daryl Orts (14) menggunakan istilah dashboard, yang didefinisikan sebagai alat
untuk memonitor organisasi dari hari ke hari. Informasi ditampilkan dalam sebuah
6
7
antar muka tunggal, sehingga pengambil keputusan dapat mengakses Key
Performance Indicators, yaitu informasi yang dapat digunakan untuk memberikan
panduan secara aktif terhadap kinerja bisnis. Dashboard berfungsi seperti intranet
eksekutif, situs dimana semua informasi penting ditampilkan dalam kelompok-
kelompok logik.
Wayne Eckerson (2) menggunakan istilah dashboard, yang didefinisikan sebagai
mekanisme penyajian informasi secara visual di dalam sistem manajemen kinerja,
yang menyajikan informasi kritis mengenai kinerja proses operasional secara
sekilas. Wayne menitikberatkan penggunaan dashboard untuk monitoring kinerja
dari proses operasional.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, dapat dinyatakan bahwa istilah
enterprise dashboard, information dashboard, dan dashboard memiliki
pengertian yang sama, yaitu sebuah alat yang memberikan tampilan antar muka
visual, yang mengkonsolidasikan dan menyajikan informasi penting yang
diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu, secara sekilas dalam satu layar(single
screen). Pada tesis ini, dipilih istilah dashboard yang dianggap lebih mudah untuk
dipahami dan digunakan dalam penulisan.
II.1.2 Tujuan Penggunaan Dashboard
Shadan Malik (9) menyatakan bahwa tujuan penggunaan dashboard mirip dengan
dashboard yang terdapat pada pesawat, yaitu untuk memonitor dan mengarahkan
sebuah sistem yang kompleks dan interdependent. Organisasi diibaratkan seperti
sebuah pesawat. Pada saat mengoperasikan pesawat, pilot memerlukan informasi
mengenai kondisi pesawat, baik internal maupun eksternal. Informasi tersebut
digunakan untuk membuat keputusan mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh
pilot dalam mengoperasikan pesawat, agar berhasil sampai pada tujuan yang
ditentukan dalam kondisi baik. Demikian pula dalam menjalankan organisasi,
pihak manajemen memerlukan berbagai informasi untuk membuat keputusan dan
strategi organisasi, agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Informasi
penting yang dapat menggambarkan kondisi organisasi biasanya adalah informasi
yang menjadi indikator utama dari proses atau aktifitas organisasi, yaitu KPI
8
Wayne Eckerson (2) menyatakan bahwa dashboard didesain untuk membantu
organisasi dalam mencapai tujuan strategisnya. Dashboard digunakan untuk
mengukur proses yang telah berjalan, memonitor kinerja yang sedang berjalan,
dan memprediksi kinerja di masa mendatang. Dengan melakukan hal tersebut,
organisasi dapat membuat, menilai, menyesuaikan, dan menyusun kembali
strategi yang telah dibuat untuk mengoptimalkan kinerjanya. Dalam (2) juga
dinyatakan bahwa dashboard memberikan tiga manfaat utama, yaitu
1. Mengkomunikasikan strategi. Dashboard digunakan untuk
mengkomunikasikan strategi dan tujuan yang dibuat oleh eksekutif, kepada
semua pihak yang berkepentingan, sesuai dengan peran dan levelnya dalam
organisasi.
2. Memonitor dan menyesuaikan pelaksanaan strategi. Dashboard digunakan
untuk memonitor pelaksanaan dari rencana dan strategi yang telah dibuat.
Dashboard memungkinkan pihak eksekutif untuk mengidentifikasi
permasalahan kritis dan membuat strategi untuk mengatasinya.
3. Menyampaikan wawasan dan informasi ke semua pihak. Dashboard
menyajikan informasi secara sekilas menggunakan grafik, simbol, bagan dan
warna-warna yang memudahkan pengguna dalam memahami dan
mempersepsi informasi secara benar.
Manfaat-manfaat itulah yang menyebabkan dashboard menjadi sebuah kebutuhan
bagi organisasi.
II.1.3 Karakteristik Dashboard
Dashboard memiliki beberapa karakteristik mendasar. Shadan Malik menyatakan
karakteristik dashboard dalam akronim S-M-A-R-T(Synergetic, Monitor,
Accurate, Responsive, Timely) dan I-M-P-A-C-T(Interactive, More data history,
Personalized, Analytical, Collaborative, Trackability) (9). Penjelasan mengenai
karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel II.1.
9
Tabel II.1. Karakteristik Dashboard (9)
Karakteristik Penjelasan
Synergetic Ergonomis dan memiliki tampilan visual yang mudah dipahami oleh pengguna. Dashboard mensinergikan informasi dari berbagai aspek yang berbeda dalam satu layar.
Monitor Menampilkan KPI yang diperlukan dalam pembuatan keputusan dalam domain tertentu, sesuai dengan tujuan pembangunan dashboard tersebut.
Accurate Informasi yang disajikan harus akurat, dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan dari penggunanya.
Responsive Merespon threshold yang telah didefinisikan, dengan memberikan alert (seperti bunyi alarm, blinker, email) untuk mendapatkan perhatian pengguna terhadap hal-hal yang kritis.
Timely Menampilkan informasi terkini yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Interactive Pengguna dapat melakukan drill down dan mendapatkan informasi lebih detail, analisis sebab akibat dan sebagainya.
More data history
Pengguna dapat melihat tren sejarah dari KPI, misalkan melihat perbandingan market share periode saat ini dengan beberapa tahun yang lalu, untuk mengetahui apakah kondisi sekarang lebih baik atau tidak.
Personalized Penyajian informasi harus spesifik untuk setiap jenis pengguna sesuai dengan domain tanggung jawab, hak akses, dan batasan akses data.
Analytical Memberikan fasilitas bagi pengguna untuk melakukan analisis, seperti analisis sebab akibat.
Collaborative Memberikan fasilitas pertukaran catatan(laporan) antar pengguna mengenai hasil pengamatan dashboardnya masing-masing, sebagai sarana untuk komunikasi dalam rangka melakukan fungsi manajemen dan kontrol.
Trackability Memungkinkan setiap pengguna untuk mengkustomisasi metrik yang akan dilacaknya.
Karakteristik tersebut harus dimiliki oleh sebuah dashboard, dalam menjalankan
fungsinya baik untuk mengukur proses yang telah berjalan, memonitor kinerja
yang sedang berjalan, dan memprediksi kinerja di masa mendatang.
Sedangkan pada literatur yang lain, Novell (13) menyatakan bahwa ada 4(empat)
kriteria utama yang harus dimiliki oleh dashboard, yaitu:
a. Mengkonsolidasikan informasi bisnis yang relevan dan menyajikannya
dalam satu kesatuan pandangan(single holistic view).
b. Menyampaikan informasi yang akurat secara tepat waktu.
10
c. Memberikan akses yang aman terhadap informasi yang sensitif. Dashboard
harus memiliki mekanisme pengamanan, agar data atau informasi tidak
diberikan pada pihak yang tidak berkepentingan.
d. Memberikan solusi yang komprehensif. Dashboard bisa memberikan solusi
secara menyeluruh tentang domain permasalahan yang ditanganinya.
II.1.4 Jenis Dashboard
Dashboard dikembangkan dalam organisasi dengan berbagai tujuan. Sebuah
organisasi bisa memiliki lebih dari satu jenis dashboard, yang ditujukan untuk
domain permasalahan yang berbeda.
Shadan Malik (9) membagi dashboard menjadi beberapa kelompok, yaitu
enterprise performance dashboards, divisional dashboards, process/activity
monitoring dashboards, application dashboards, customer dashboards, dan
vendor dashboard. Penjelasan mengenai kelompok dashboard yang dikemukakan
oleh Shadan Malik dapat dilihat pada lampiran A. Sedangkan Wayne Eckerson (2)
menyatakan bahwa dashboard dapat dikelompokkan menjadi 3(tiga), berdasarkan
level manajemen yang didukungnya, yaitu operational dashboard, tactical
dashboard, dan strategic dashboard. Stephen few (4) juga menyatakan hal yang
sama, yaitu bahwa dashboard dapat dikelompokkan berdasarkan level manajemen
yang didukungnya, yaitu dashboard untuk level operasional, analitikal/taktikal,
dan strategik.
Berdasarkan penjelasan di atas, secara umum dashboard bisa dikelompokkan
sesuai dengan level manajemen yang didukungnya, yaitu strategic dashboard,
tactical dashboard, dan operational dashboard. Ciri khas dari setiap jenis
dashboard dapat dilihat pada tabel II.2.
11
Tabel II.2. Ciri Khas Tiap Jenis Dashboard (2)(4)
Strategic Dashboard Tactical Dashboard Operational Dashboard
Mendukung manajemen level strategis.
Mendukung manajemen level taktikal
Mendukung manajemen level operasional.
Memberikan informasi untuk membuat keputusan bisnis, memprediksi peluang, dan memberikan arahan pencapaian tujuan strategis.
Memberikan informasi yang diperlukan oleh analis untuk mengetahui penyebab suatu kejadian.
- Memberikan informasi mengenai aktifitas yang sedang terjadi, beserta perubahannya secara real-time untuk memberikan kewaspadaan terhadap hal-hal yang perlu direspon secara cepat.
- Fokus pada pengukuran kinerja high-level dan pencapaian tujuan strategis organisasi.
- Mengadopsi konsep Balance Score Card.
Fokus pada proses analisis untuk menemukan penyebab dari suatu kondisi atau kejadian tertentu.
Fokus pada monitoring aktifitas dan kejadian yang berubah secara konstan.
- Informasi yang disajikan tidak terlalu detail.
- Konten informasi tidak terlalu banyak dan disajikan secara ringkas.
Memiliki konten informasi yang lebih banyak(analisis perbandingan, pola/tren, evaluasi kinerja)
Informasi yang disajikan sangat spesifik, dengan tingkat kedetailan yang cukup dalam.
Informasi disajikan dengan mekanisme yang sederhana. melalui tampilan yang “unidirectional”.
Menggunakan media penyajian yang “cerdas”, yang memungkinkan pengguna melakukan analisis terhadap data yang kompleks beserta keterhubungannya.
- Menggunakan media penyajian yang sederhana.
- Alert disajikan dengan cara yang mudah dipahami, dan mampu menarik perhatian pengguna.
Tidak didesain untuk berinteraksi, dalam melakukan analisis yang lebih detail.
- Didesain untuk berinteraksi dengan data.
- Dengan fungsi drill-down dan navigasi yang baik.
Didesain untuk berinteraksi dengan data, untuk mendapatkan informasi yg lebih detail, maupun informasi pada level yang lebih atas(higher-level data).
Tidak memerlukan data real-time.
Tidak memerlukan data real-time
Bersifat dinamis, sehingga memerlukan data real-time.
II.2 Key Performance Indicator
Key Performance Indicator(KPI) merupakan salah satu jenis indikator dari ukuran
kinerja, selain Performance Indicator(PI) dan Key Result Indicator(KRI) yang
disebut juga Key Goal Indicator(KGI). Ukuran kinerja adalah indikator yang
digunakan oleh manajemen untuk mengukur, membuat laporan, dan mengelola
kinerja (15).
12
KPI adalah indikator yang merepresentasikan kinerja dari proses yang
dilaksanakan. KPI menyatakan sekumpulan ukuran mengenai aspek kinerja yang
paling kritis, yang menentukan kesuksesan organisasi pada masa sekarang dan
masa yang akan datang. KPI dapat digunakan untuk memprediksi peluang
kesuksesan atau kegagalan dari proses-proses yang dilaksanakan organisasi,
sehingga KPI dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja organisasi
secara dramatis. Berbeda dengan KPI, KGI adalah indikator yang menyatakan
sesuatu yang telah dilakukan organisasi. KGI digunakan untuk mendeskripsikan
dampak(outcome) dari sebuah proses. KGI dapat digunakan untuk mengukur
proses, jika proses tersebut telah selesai dilaksanakan. Di antara KPI dan KGI
terdapat beberapa PI.
Pada dasarnya KPI diidentifikasi, dikembangkan, dan diimplementasikan secara
internal dalam organisasi. Proses identifikasi sampai implementasi KPI
melibatkan partisipasi dari semua bagian dalam organisasi. Kesuksesan
pengembangan KPI di dalam organisasi, ditentukan oleh 4(empat) faktor
mendasar (15), yaitu:
a. Kerjasama dengan staf, serikat pekerja, suplier utama, dan kustomer utama.
b. Transfer kekuatan ke bagian front line dalam organisasi.
c. Mengintegrasikan upaya pengukuran, pelaporan dan peningkatan kinerja.
d. Menghubungkan pengukuran kinerja dengan strategi organisasi.
Sedangkan kunci sukses untuk mengembangkan dan mengimplenetasikan KPI di
dalam organisasi (15) adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan komitmen dari Senior Management Team(SMT).
b. Membentuk tim kecil KPI.
c. Menerapkan budaya “just do it” untuk mengimplementasikan KPI.
d. Merancang strategi pengembangan KPI secara menyeluruh.
e. Mensosialisasikan KPI ke seluruh bagian organisasi.
f. Mengidentifikasi Critical Success Factor(CSF) organisasi, yaitu faktor-
faktor penting yang menentukan kesuksesan atau kegagalan dari proses yang
dijalankan organisasi.
13
g. Menentukan KPI organisasi dengan mengikuti praktik terbaik 10/80/10,
yaitu 10 KPI, 80 PI, dan 10 KGI.
h. Membangun basis data ukuran kinerja yang dimiliki organisasi. Basis data
harus dapat diakses oleh semua bagian dalam organisasi, sebagai upaya
sosialisasi ke semua bagian organisasi.
i. Menentukan ukuran kinerja untuk semua tim/divis/departemen yang ada di
organisasi.
j. Mengembangkan kerangka kerja pelaporan pada semua level organisasi.
k. Memfasilitasi penggunaan dan implementasi KPI.
l. Menyesuaikan KPI dengan perkembangan bisnis organisasi untuk
memelihara relevansinya.
KPI yang dimiliki organisasi dapat mengalami perubahan, sejalan dengan
perkembangan bisnis dan strategi yang dijalankan oleh organisasi. Oleh karena
itu, upaya pengembangan KPI dilakukan secara terus menerus untuk menjamin
agar proses pengukuran kinerja sesuai dengan tujuan dan strategi organisasi.
II.3 Visualisasi Data dan Informasi
Seperti yang dijelaskan pada bagian II.1.1, bahwa dashboard adalah alat yang
memberikan tampilan antar muka visual, yang mengkonsolidasikan dan
menyajikan informasi penting untuk mencapai tujuan tertentu, secara sekilas
dalam satu layar(single screen). Tampilan visual yang mampu
mengkomunikasikan informasi secara jelas, cepat, dan memberikan persepsi yang
benar, merupakan kunci dari keberhasilan dashboard. Konsep visualisasi data dan
informasi akan digunakan pada saat melakukan perancangan antar muka
dashboard. Visualisasi data dan informasi berkaitan dengan hal-hal mengenai
persepsi visual dan media penyaian data.
II.3.1 Persepsi Visual
Berkaitan dengan konsep persepsi visual, perancangan antar muka dashboard
perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan persepsi visual (4), seperti:
14
a. Memahami batasan short-term memory.
b. Visualisasi data untuk mendapatkan persepsi secara cepat, dengan
memperhatikan faktor ketebalan, ukuran, dan warna objek yang digunakan.
c. Prinsip Pola(gestalt principle) dalam persepsi visual.
II.3.1.1 Mamahami Batasan Short-Term Memory
Perancangan antar muka dashboard perlu dilakukan dengan mempertimbangkan
keterbatasan short-term memory dari otak manusia. Pada saat melihat sebuah
objek, short-term memory hanya mampu menyimpan 3 sampai 9 potongan
objek(chunk) informasi dalam satu waktu. Karakteristik dari short-term memory
ini digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk menyajikan informasi dalam
bentuk objek yang bersifat single-chunk, misalnya saja grafik. Oleh karena itulah,
informasi yang disajikan dalam bentuk grafik lebih mudah dipahami dan diingat
oleh otak manusia dibandingkan dengan bentuk teks.
Batasan short-term memory tersebut juga digunakan sebagai dasar untuk
menyajikan keseluruhan informasi dalam layar tunggal. Informasi yang dianggap
paling penting dan diperlukan oleh pengguna akan ditampilkan secara utuh dalam
satu layar. Sedangkan detail yang melengkapi informasi tersebut cukup diletakkan
pada layar yang berbeda, yang dapat diakses jika pengguna memerlukannya.
II.3.1.2 Visualisasi Data Untuk Persepsi Secara Cepat
Proses utama dalam persepsi visual adalah preattentive processing, yang
bertujuan untuk mendeteksi sifat-sifat visual dari objek. Preattentive processing
terjadi sangat cepat di luat kesadaran manusia, berbeda dengan attentive
processing yang dilakukan secara sadar dan penuh perhatian oleh manusia.
Sifat-sifat objek yang mudah dikenali dalam preattentive processing dapat
dikelompokkan menjadi 4(empat) yaitu warna, bentuk, posisi, dan gerakan (4).
Sifat-sifat tersebut dapat dijadikan sebagai konsep dasar dalam merancang
tampilan visual pada dashboard, sehingga pengguna dapat dengan mudah
mempersepsi informasi yang disajikan.
15
II.3.1.3 Prinsip Pola dalam Persepsi Visual
Gestalt Principle atau Prinsip Pola merupakan prinsip persepsi manusia terhadap
karakteristik visual dari objek yang mengelompok. Prinsip ini sering digunakan
sebagai dasar dalam desain visual untuk menentukan apakah data harus
dikelompokkan, dipisah, atau dibedakan dari data yang lain. Ada 6 prinsip dalam
Prinsip Pola (4), yaitu kedekatan(proximity), penutupan(closure),
kesamaan(similarity), keberlanjutan(continuity), pemagaran(enclosure),
keterhubungan(connection). Penjelasan dari keenam prinsip pola tersebut dapat
dilihat pada lampiran B. Pinsip pola digunakan sebagai dasar pemikiran dalam
merancang antar muka visual dashboard, untuk menentukan pola pengelompokan
dan urutan penyajian informasi.
II.3.2 Media Penyajian Data
Media penyajian data bergantung pada jenis informasi dan pesan yang ingin
disampaikan, serta kebutuhan dan selera pengguna. Perancang dapat memilih
bentuk teks, grafik, atau mengkombinasikan keduanya. Pemilihan media
penyajian yang kurang tepat akan mengurangi efektifitas penyampaian informasi,
dan menimbulkan persepsi yang salah menganai informasi yang disajikan. Ada
dua prinsip dalam memilih media penyajian informasi (4), yaitu:
a. Media dapat memberikan persepsi yang benar tentang informasi yang
disajikan pada dashboard.
b. Media dapat menyajikan informasi sesuai dengan tujuan, tanpa memakan
banyak tempat pada layar dashboard.
Setiap jenis media memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri dalam menyajikan
suatu jenis informasi. Media yang paling banyak digunakan dalam menyajikan
informasi pada dashboard adalah tabel dan grafik. Tabel dapat menyajikan data
dengan lebih detail, menyajikan angka-angka dengan format yang lebih presisi.
Tabel dapat menampilkan data kuantitatif maupun kualitatif. Namun demikian,
informasi yang disajikan dalam tabel tidak dapat dipahami secara cepat dan
sekilas.
16
Grafik merupakan media penyajian informasi yang memungkinkan pengguna
dapat memahami informasi secara cepat dan sekilas. Grafik memvisualisasikan
data kuantitatif secara efektif.
Tabel II.3. Keterhubungan Data dan Jenis Grafik yang Sesuai (3)
Keterhubungan Data Jenis Grafik yang Sesuai Perbandingan nominal - Grafik bar (horisontal atau vertikal)
- Grafik titik (jika 0 tidak termasuk dalam skala nilai) Time-series - Grafik garis (untuk melihat tren seluruh data)
- Grafik bar (untuk melihat perbandingan antar nilai individu)
- Grafik titik yang dihubungkan dengan garis (untuk melihat nilai individu sekaligus tren data secara keseluruhan)
Ranking - Grafik bar (horisontal atau vertikal) - Grafik titik (jika 0 tidak termasuk dalam skala nilai)
Bagian-dari-keseluruhan - Grafik bar (horisontal maupun vertikal) - Grafik stack bar - Pie chart
Deviasi - Grafik garis - Grafik titik yang dihubungkan dengan garis
Distribusi frekuensi - Grafik bar vertikal/ histogram (untuk menunjukkan nilai individu)
- Grafik garis/ poligon frekuensi (untuk menunjukkan tren data secara keseluruhan)
Korelasi - Grafik titik dan garis (scatter-plot)
Grafik dapat digunakan untuk menunjukkan keterhubungan antar data, seperti
perbandingan nominal, time-series, deviasi, korelasi, dan sebagainya (3). Ada
berbagai macam bentuk grafik yang dapat dipilih untuk menggambarkan setiap
jenis keterhubungan data, seperti yang terdapat pada tabel II.3. Namun demikian,
grafik kurang bisa menampilkan angka dengan format yang presisi.
II.4 Pembangunan Dashboard
Proses pembangunan dashboard seringkali dianggap sebagai usaha yang
kompleks. Shadan Malik (9) mendeskripsikan 4(empat) elemen kunci yang harus
dilakukan dalam pembanguan dashboard. Elemen-elemen kunci tersebut adalah
pengumpulan meta-informasi, penilaian pengguna dashboard, dan penyajian
informasi pada dashboard.
17
II.4.1 Pengumpulan Meta-Informasi
Meta-informasi adalah informasi tentang informasi. Tahapan yang dilakukan
untuk mengumpulkan meta-informasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mendokumentasikan semua KPI yang didapatkan melalui laporan reguler atau
laporan ad hoc. Pada tahap ini juga dilakukan identifikasi KPI yang
diperlukan oleh pembuat keputusan, namun belum tersedia. Setiap KPI
diidentifikasi berdasarkan 4 elemen, yaitu:
a. Sumber data. Sumber data merupakan lokasi data yang diperlukan untuk
mendapatkan KPI, seperti basis data, sumber data OLAP, file, laporan-
laporan, dan sebagainya. Proses ini dapat dilakukan bersamaan dengan
upaya untuk standarisasi data dan perbaikan data mart atau data
warehouse.
b. Granularitas. Granularitas menyatakan bahwa setiap KPI bisa memiliki
perbedaan bedasarkan tiga dimensi dasar, yaitu waktu, geografi, dan
produk/layanan.
c. Perhitungan. Menyatakan operasi matematika yang diperlukan untuk
mendapatkan sebuah nilai KPI.
d. Varians. Memungkinkan upaya untuk melakukan perbandingan setiap
KPI. Misalkan untuk melihat kondisi KPI selama dua tahun terakhir,
perubahan selama 4 bulan terakhir, dan sebagainya.
Secara bersama-sama, keempat elemen ini dapat memberikan gambaran
tentang KPI secara lengkap.
2. Mendefinisikan KPI threshold. Threshold merupakan parameter yang
ditentukan oleh organisasi untuk mengevaluasi kinerja dan
mengorganisasikan tindakan yang harus dilakukan. Threshold menyatakan
ukuran kondisi kinerja, seperti baik, sedang, atau buruk.
3. Mendefinisikan alert. Alert adalah hal-hal yang akan dilakukan oleh
dashboard jika KPI threshold tercapai. Biasanya alert digunakan sebagai
sistem peringatan, sehingga umumnya digunakan untuk threshold yang
menyatakan kondisi buruk/kritis, yang memerlukan perhatian dan
penanganan dari pengguna.
18
4. Mendefinisikan hierarkhi. Hierarkhi merupakan struktur organisasi yang
berhubungan dengan manajemen organisasi. Setiap dimensi granularitas dari
KPI(waktu, geografi, dan produk) memiliki hierarkhinya masing-masing.
Hierarkhi digunakan untuk menentukan layout dan navigasi dashboard, serta
profiling dan kustomisasi pengguna.
II.4.2 Penilaian Pengguna Dashboard
Elemen kunci selanjutnya dalam pembangunan dashboard adalah penilaian
pengguna dashboard. Pengguna merupakan faktor kunci untuk desain arsitektur
dashboard. Dashboard yang efektif hanya menyajikan KPI yang relevan, sesuai
dengan domain hak akses pengguna. Personalisasi dashboard memerlukan
pengelompokan dan hierarkhi pengguna, domain hak akses, serta domain isi.
1. Pengelompokan dan hierarkhi pengguna(user groups and hierarchies).
Tujuan pembangunan kelompok dan hierarkhi pengguna adalah untuk
menghindari alokasi hak akses yang berulang-ulang bagi pengguna dalam
domain sama.
2. Domain hak akses(privilege domain)
Sebuah hak akses menyatakan satu atau lebih fungsi yang disediakan dalam
sebuah aplikasi.
3. Domain isi(content domain)
Domain isi menyatakan data dan KPI yang dapat dilihat oleh pengguna dalam
dashboardnya. Pengelolaan domain isi meliputi dua aspek, yaitu keamanan
dan relevansi. Keamanan menyatakan bahwa informasi hanya disampaikan
kepada pihak yang memiliki hak akses untuk informasi tersebut. Relevansi
menyatakan bahwa informasi harus disaring agar relevan dengan kebutuhan
pengguna.
II.4.3 Penyajian Informasi
Setelah mengumpulkan meta-informasi dan melakukan penilaian terhadap
pengguna dashboard, bagian selanjutnya adalah penyajian informasi, yang
meliputi desain, layout, dan navigasi dashboard. Penyajian informasi bukanlah hal
yang mudah, mengingat dashboard harus mampu memvisualisasikan informasi
dalam tempat yang terbatas(single screen).
19
Perancangan desain dashboard harus memperhatikan elemen-elemen seperti
tampilan grafik, warna, bentuk bagan, animasi, dan penempatan isi infomasi
Sedangkan pada perancangan layout dashboard hal-hal yang perlu
dipertimbangkan antara lain jumlah frame di dalam dashboard, simetri dan
proporsi, masalah resolusi komputer, dan pemilihan isi. Selain desain dan layout
dashboard, navigasi juga membawa peranan penting dalam penyampaian
informasi secara efisien dan efektif. Efisien berarti bahwa informasi dapat
dipahami dengan mudah dan cepat oleh penerimanya. Sedangkan efektif berarti
bahwa makna yang terkandung dalam informasi dapat dipersepsi dengan benar
oleh penerimanya, sehingga tujuan dari penyampaian informasi tersebut dapat
tercapai. Navigasi meliputi upaya membagi konten informasi ke dalam beberapa
layar yang berbeda, dengan menyediakan penghubung yang tepat. Navigasi
memungkinkan pengguna melakukan drill-down, untuk mendapatkan informasi
yang lebih detail.
II.5 Pendekatan Pembangunan Dashboard
Secara umum, ada dua pendekatan yang digunakan dalam pembangunan
perangkat lunak, khususnya dashboard, yaitu data centric dan user centric (8).
Kedua pendekatan memiliki perbedaan mendasar. Pendekatan data-centric
menekankan pada aktifitas pembuatan model dan struktur data, yang digunakan
sebagai dasar dalam membangun kode program dan desain antar muka.
Sedangkan pendekatan user-centric menekankan pada pembangunan antar muka
melalui perancangan prototype, dengan fokus pada kebutuhan dan selera
pengguna (8). Beberapa perbedaan antara pendekatan data-centric dengan user-
centric, dapat dilihat pada tabel II.4.
20
Tabel II.4 Perbedaan Pendekatan Data-Centric dengan User-Centric (8)
Data-Centric User-Centric
Menggunakan pendekatan bottom-up. Menggunakan pendekatan top-down.
Fokus pada hal-hal teknis, yaitu data. Fokus pada kebutuhan dan selera pengguna.
Dimulai dengan identifikasi data yang digunakan dalam proses bisnis.
Dimulai dengan identifikasi informasi mengenai kebutuhan pengguna, seperti informasi apa yang perlu disajikan, kepada siapa informasi diberikan, dan seberapa detail informasi tersebut perlu untuk disampaikan.
Menekankan pada aktifitas pembuatan model data dan struktur data.
Menekankan pada aktifitas pengembangan antar muka pengguna, melalui perancangan prototype.
Desain antar muka dan kontrol navigasi dilakukan dengan mengikuti struktur data yang dibuat.
Model data mengikuti desain prototype yang telah dibuat. Pembuatan struktur data dilakukan melalui teknik filtering dan summarizing.
Menghasilkan struktur tabel yang efisien. Menghasilkan struktur tabel yang tidak efisien.
Bertujuan menyediakan akses secara cepat ke data tertentu saja, yang diperlukan pengguna.
Bertujuan membuat sistem yang menyajikan data dan informasi, yang mudah dipahami oleh pengguna.
Dashboard merupakan alat yang mengandalkan antar muka visual dalam
menyajikan informasi di dalamnya. Antar muka yang sesuai dengan kebutuhan
dan selera pengguna merupakan kunci keberhasilan dashboard. Informasi yang
disajikan pada dashboard harus dapat dipahami secara cepat dan dipersepsi
dengan benar oleh penggunanya. Pendekatan user-centric yang memfokuskan
pada perancangan antar muka sesuai dengan kebutuhan dan selera pengguna,
merupakan pendekatan yang paling tepat untuk pembangunan dashboard
dibandingkan dengan pendekatan data-centric.
II.6 Metodologi Pembangunan Dashboard
Pada bagian ini akan diuraikan beberapa metodologi untuk pembangunan
dashboard yang telah dikembangkan oleh vendor PureShare, Noetix, dan
BrightPoint.
21
II.6.1 Metodologi PureShare
Metodologi ini dikembangkan oleh vendor PureShare untuk memfasilitasi projek
yang berhubungan dengan upaya pengukuran dan pengelolaan kinerja organisasi,
termasuk pembangunan dashboard. Projek pembangunan dashboard dirancang
agar selaras dengan tujuan bisnis dan kebutuhan teknologinya (16). Metodologi
menggunakan dua pendekatan yang disebut top-down design dan bottom-up
implementation, yang diilustrasikan pada gambar II.1. Metodologi melibatkan
pengguna secara aktif dalam projek pembangunan dashboard secara cepat.
Gambar II.1. Tahapan Metodologi Pureshare (16)
Tahapan-tahapan dalam metodologi, dapat dijelaskan sebagai berikut (16):
1. Perencanaan dan desain
Tahap ini dipimpin oleh analis bisnis. Perancangan desain dilakukan dengan
pendekatan top-down dan difokuskan pada kebutuhan bisnis pengguna. Tujuan
pembangunan dashboard mengacu pada Key Result Area(KRA). KRA ini
digunakan untuk mengidentifikasi KPI. KPI dikategorisasikan sebagai alert,
monitor, atau results/trends. Pada bagian akhir perancang membuat model
hierarkhi dashboard, dan draft dari layout dashboard. Perancang harus
memahami kebutuhan pengguna dan mampu berkomunikasi dengan pengguna
untuk menentukan fitur-fitur kunci yang akan ditampilkan pada dashboard.
2. Review sistem dan data
Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahapan perencanaan dan desain.
Review sistem dan sumber data dilakukan dengan pendekatan bottom-up
implementation. Analis data melakukan identifikasi sumber data, cara
22
pengaksesan, dan membangun pengukuran kualitas data tersebut. Pada bagian
akhir, analis data mengembangkan beberapa contoh query.
3. Perancangan prototype
Pada tahap ini, perancang melakukan pendekatan top-down dan bottom-up
secara bersama-sama. Prototype dashboard dibangun secepat mungkin untuk
memberikan gambaran bentuk tampilan akhir dari dashboard. Pengguna
dilibatkan untuk memberikan umpan balik terhadap prototype yang dibuat,
dan melakukan diskusi secara aktif selama proses implementasi.
4. Perbaikan prototype
Pada tahap ini, serangkaian prototype yang telah dibuat direview bersama
dengan pengguna untuk mengumpulkan umpan balik. Umpan balik digunakan
untuk membuat penyesuaian yang diperlukan. Pada tahap ini, pengembang
dashboard harus menentukan threshold dan target secara tepat, dan
mempertimbangkan masalah-masalah keamanan, usability dan integrasi
sistem.
5. Release
Dashboard diimplementasikan pada lingkungan operasionalnya. Dashboard
disosialisasikan ke seluruh pengguna melalui pelatihan-pelatihan. Pihak
pengembang dashboard harus menjelaskan sumber data untuk setiap informasi
yang ditampilkan pada dashboard serta mendefinisikan arti dari threshold dan
target, sehingga pengguna dapat menggunakan dashboard secara produktif,
dan mengerti arti dari setiap hasil pengukuran yang ditampilkan.
6. Perbaikan terus menerus
Metodologi ini dapat digunakan ulang untuk pembangunan dashboard di
berbagai area organisasi. Beberapa tahapan seperti review sumber data dan
analisis data dapat dilakukan dengan lebih cepat atau dapat dihilangkan jika
data yang didapatkan dari projek sebelumnya telah lengkap.
23
II.6.2 Metodologi Noetix
Metodologi yang dikembangkan oleh Noetix memperhatikan semua tahapan
dalam siklus hidup projek perangkat lunak. Tahap-tahap dalam metodologi dapat
dilihat pada gambar II.2.
Gambar II.2. Tahapan Metodologi Noetix (12)
1. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan pembentukan tim projek dan penentuan pihak-pihak
yang menjadi sponsor dan penanggung jawab projek. Pada tahap ini, juga
ditentukan lingkup projek pembangunan dashboard yang dikerjakan. Tujuan
dan lingkup projek harus realistis, dengan menyeimbangkan antara kebutuhan
pengguna dengan kemampuan developer untuk melaksanakan projek
Tahap perencanaan juga meliputi aktifitas seperti identifikasi KPI,
menentukan sumber data yang mendukung KPI dan lokasinya, serta
menentukan threshold dan kondisinya. Proses analisis KPI merupakan tahapan
yang kritis. Proses ini memerlukan waktu yang cukup lama, karena sebuah
KPI bisa diturunkan dari dua atau lebih sumber data.
2. Identifikasi kebutuhan dan perancangan prototype
Identifikasi kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan
stakeholder kunci terhadap dashboard yang akan dibangun. Kebutuhan dan
keinginan stakeholder ini harus sesuai dengan KPI yang telah diidentifikasi.
Pihak pengembang melakukan identifikasi elemen data dan fitur dashboard
dari setiap kelompok pengguna. Pengguna dengan level yang berbeda, akan
memakai dashboard dengan fitur yang berbeda pula, sesuai dengan kebutuhan.
24
3. Desain
Setelah didapatkan kesepakatan mengenai konten dan tampilan yang
dibutuhkan oleh pengguna, tahap selanjutnya adalah melengkapi aspek utama
desain yang diperlukan seperti memperhalus antar muka pengguna,
memastikan sumber data, menentukan cara untuk mendapatkan data jika data
tidak tersedia dalam basis data, mendefinisikan query, dan menentukan jalur
drill-down.
4. Implementasi dan validasi
Tahap ini merupakan proses pembangunan dashboard secara nyata. Beberapa
proses dapat dilakukan secara bersamaan dan terkoordinasi satu dengan
lainnya. Tahap implementasi bisa dibedakan menjadi:
a. Implementasi Front End, yang merupakan perancangan bentuk antar muka
dashboard, seperti bentuk grafik/bagan, alert, serta navigasi untuk jalur
drill-down.
b. Implementasi Query, yang merupakan perancangan query untuk
mengambil informasi dari basis data.
c. Konfigurasi jadwal, up-date, dan keamanan. Query dikonfigurasi agar
dapat menyampaikan informasi secara regular, untuk menjamin bahwa isi
informasi pada dashboard selalu up-to-date. Aturan keamanan juga
diterapkan untuk menjamin keamanan informasi yang disajikan.
d. Validasi dashboard, merupakan proses pengujian yang dilakukan untuk
memastikan bahwa dashboard yang dihasilkan telah sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan dalam rencana projek.
5. Deployment
Setelah dashboard memenuhi semua kriteria pengujian, maka selanjutnya
adalah mengimplementasikan dashboard dalam lingkungan operasionalnya.
6. Pemeliharaan
Kebutuhan organisasi terhadap fungsi yang diberikan oleh dashboard akan
terus berubah, sesuai dengan dinamika bisnis yang dialami organisasi. Oleh
25
karena itulah, perlu dilakukan proses pemeliharaan untuk menjamin agar
fungsi dashboard tetap sesuai dengan kebutuhan organisasi.
II.6.3 Metodologi BrightPoint
Metodologi BrightPoint memiliki 3 tahapan utama, yaitu desain dan prototyping
dashboard, konstruksi dan integrasi dashboard, serta deployment dan maintenance
dashboard. Masing-masing tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut (5):
1. Desain dan prototyping dashboard
Tahap ini difokuskan pada tiga aktifitas utama, yaitu:
a. Mendefinisikan metrik dan KPI.
Metrik dan KPI dashboard ditentukan melalui analisis kebutuhan
pengguna dashboard. Kebutuhan pengguna dijadikan sebagai dasar dalam
menentukan metrik dan KPI, sehingga informasi pada dashboard sesuai
dengan kebutuhan bisnis pengguna.
b. Pembuatan prototype dashboard dan visualisasi data.
Pembuatan prototype dilakukan secara cepat, dengan melibatkan pengguna
secara aktif. Pada tahap ini juga dilakukan perancangan navigasi, sistem
menu, drill down, serta fasilitas penghubung antar dashboard.
c. Mendefinisikan kebutuhan data.
Informasi yang disajikan pada dashboard bisa berupa summary atau
kesimpulan dari beberapa data yang tersebar di berbagai sistem yang
berbeda. Pada tahap ini dilakukan pembuatan katalog kebutuhan data yang
berisi penjelasan lengkap mengenai data yang dibutuhkan.
2. Konstruksi dan integrasi dashboard
Konstruksi dan integrasi dashboard melibatkan beberapa aktifitas, yaitu:
a. Integrasi data sumber.
Dashboard dapat menyajikan informasi secara detail, maupun informasi
yang berupa kesimpulan dari hasil analisis berbagai data. Pada tahap ini
dilakukan upaya untuk pembangunan data mart, dengan cara Extraction-
Transformation-Load(ETL) data sumber menjadi format yang optimal,
26
atau dengan menciptakan layanan integrasi secara khusus, yang
mengumpulkan data secara langsung dari sistem sumber.
b. Integrasi prototype dashboard dan format akhir.
Pada tahap ini, desain dashboard dihubungkan secara dinamis dengan
sumber datanya. Konsep teknologi web service dapat digunakan untuk
membuat dashboard yang dinamis, yang memungkinkan pengguna untuk
melakukan drill-down ke berbagai informasi yang disediakan dashboard.
c. Pengujian.
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan kasus bisnis yang nyata,
untuk menguji fungsionalitas dari prototype dashboard.
3. Deployment dan maintenance dashboard
Pada tahap ini dilakukan dokumentasi terhadap proses pembangunan
dashboard yang dilakukan, membuat panduan pengguna, dan prosedur
maintenance. Beberapa aktifitas yang dilakukan adalah:
a. Dokumentasi dan deployment.
Pada tahap ini dibuat dokumen rencana deployment dan maintenance, serta
dokumen penduan pengguna yang berisi aspek teknis dan non-teknis dari
sistem. Tujuan dari pembuatan dokumentasi ini adalah untuk memudahkan
pengguna dalam menggunakan dan mengembangkan dashboard sesuai
dengan perkembangan bisnis organisasi.
b. Pelatihan pengguna.
Pelatihan pengguna dilakukan untuk mensosialisasikan dashboard yang
telah dibangun untuk menjamin bahwa pengguna mendapatkan
keuntungan maksimum dari dashboard yang digunakan.
c. Maintenance.
Prosedur maintenance sistem dibuat secara detail untuk menjamin agar
pihak pengguna memiliki kemampuan untuk memelihara dan
mengembangkan sistem.