Ihr

17
TUGAS International Health Regulation (IHR) Peraturan Kesehatan Internasional Oleh : IDA AYU DWI ASTUTI MINAKA 1492161047

description

International Health Regulation

Transcript of Ihr

Page 1: Ihr

TUGASInternational Health Regulation (IHR)

Peraturan Kesehatan Internasional

Oleh :

IDA AYU DWI ASTUTI MINAKA

1492161047

PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DENPASAR

2015

Page 2: Ihr

A. PENGERTIAN IHR

International Health Regulation (IHR) atau Peraturan Kesehatan Internasional

merupakan suatu dokumen perjanjian Internasional yang mengikat negara-negara yang

menyepakatinya baik seluruh negara anggota WHO maupun yang bukan anggota WHO

dan diterapkan di negaranya untuk mengatur tata cara dan pengendalian penyakit, baik

penyakit menular yang ada, baru, dan yang muncul kembali maupun tidak menular

(contoh: bahan radio-nuklear dan bahan kimia) dalam terminologi lain disebut NUBIKA

(Nuklir, Biologi dan Kimia).

B. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP IHR

- Untuk membantu negara-negara untuk bekerja sama menyelamatkan nyawa dan mata

pencaharian yang terancam oleh penyebaran penyakit dan risiko kesehatan lainnya

atau dengan kata lain untuk mencegah, melindungi, dan mengendalikan terjadinya

penyebaran penyakit secara internasional, serta melaksanakan public health response

sesuai dengan risiko kesehatan masyarakat, dan menghindarkan hambatan yang tidak

perlu terhadap perjalanan dan perdagangan internasional.

- Untuk memastikan keamanan maksimum terhadap penyebaran penyakit secara

internasional dengan seminimal mungkin yang juga dapat menimbulkan imbas

terhadap lalu lintas internasional.

C. TERMINOLOGI PUBLIC HEALTH EMERGENCY OF INTERNATIONAL

CONCERN (PHEIC)

1. Penghormatan penuh terhadap martabat, hak asasi manusia dan kebebasan

fundamental orang

2. Dipandu oleh Piagam PBB dan Konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia

3. Kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia (Public Health Emergency of

International Concern/PHEIC) sebagaimana diamanatkan dalam International Health

Regulations (IHR) 2005

4. Dipandu oleh tujuan dari aplikasi universal mereka untuk melindungi semua orang di

dunia dari penyebaran penyakit secara internasional

5. Negara-negara memiliki hak, sesuai dengan Piagam PBB dan prinsip-prinsip hukum

internasional, hak berdaulat untuk mengatur dan melaksanakan undang-undang

Page 3: Ihr

menurut kebijakan-kebijakan. Oleh karena itu, mereka harus menjunjung tinggi tujuan

IHR.

D. JENIS PENYAKIT DAN ATAU KEJADIAN YANG TERCAKUP DALAM PHEIC

Adapun jenis penyakit atau kejadian penyakit yang termasuk di dalam PHEIC

diantaranya :

1. Epidemic-prone diseases: Cholera, Pes and yellow fever, Ebola and Marburg

haemorrhagic fevers, Nipah virus, SARS and West Nile fever

2. Food-borne diseases: Penyakit Creutzfeldt-Jakob associated with bovine spongiform

encephalopathy.

3. Accidental and deliberate outbreak: SARS, anthrax

4. Radio nuclear accidents: kecelakaan bahan radio nuklear dan bahan kimia

5. Environmental disasters

E. KEWAJIBAN NEGARA ANGGOTA DAN WHO TERKAIT PHEIC

1) Kewajiban Negara anggota

a) Setiap negara wajib membuat atau membangun Pelaksana Lokal Peraturan Kesehatan

Internasional dan tanggung jawab kewenangan di dalam hal penghormatan terhadap

hukum untuk pelaksanaan tindakan2 kesehatan dengan peraturan ini.

b) Pelaksana Lokal IHR harus berhubungan setiap waktu untuk tetap berkomunikasi

dengan Pelaksana IHR WHO.

c) Negara harus memberikan informasi (pemberitahuan) dari Focal Points ke Contact

Points WHO dan begitu juga sebaliknya. Dan ini terus berlangsung secara kontinyu

setiap tahunnya sebagai konfirmasi.

d) Menyampaikan informasi secara cepat dan tepat/akurat kepada WHO tentang seluruh

kejadian yang berpotensi PHEIC dan memberikan verifikasi dari informasi tersebut.

e) Setiap negara anggota diwajibkan untuk mengembangkan, memperkuat, dan

mempertahankan kemampuan dasar pada setiap level administrasi, agar dapat

mendeteksi, melaporkan, serta menangani risiko kesehatan masyarakat yang

berpotensi menimbulkan PHEIC.

f) Bekerjasama guna memperkuat pertahanan dunia terhadap PHEIC umumnya dan

pengendalian risiko penyakit menular khususnya untuk perlindungan yang efektif.

2) Kewajiban WHO

Page 4: Ihr

WHO harus merancang Pelaksana IHR WHO, yang berhubungan setiap waktu

untuk berkomunikasi dengan IHR lokal. Pelaksana IHR WHO dirancang di kantor

pusat WHO atau di tingkat regional Organisasi WHO.

F. FOCAL POINTS DI NEGARA ANGGOTA DAN WHO

Focal Point merupakan pusat Nasional, yang dirancang oleh setiap Negara sebagai

tanggung jawab dan wewenang untuk berkomunikasi secara langsung dengan WHO (IHR

Contact Point) tentang penerapan dan pelaksanaan IHR.

Setiap negara anggota diwajibkan membentuk National IHR Focal Point yang

bertanggung jawab terhadap tata hubungan operasional pelaksanaan IHR dengan WHO

serta menerima dan mengirim informasi kepada WHO dalam waktu 24 jam per hari dan 7

hari per minggu. Sementara itu, WHO menyiapkan dan menginformasikan IHR Contact

Points di tingkat pusat maupun daerah. Adapun tugas nasional IHR Focal Point

diantaranya :

1. Bekerjasama dengan WHO dalam mengkaji resiko KLB dan PHEIC.

2. Melakukan diseminasi informasi kepada lintas sektoral terkait.

3. Memberi kewenangan sepenuhnya kepada petugas yang ditunjuk pada jalur

kedatangan.

4. Bertindak sebagai koordinator dalam menganalisis kejadian dan risiko KLB.

5. Berkoordinasi secara intens dengan Bakornas Penanggulangan Bencana.

6. Memberikan saran kepada Menteri Kesehatan dan Departemen terkait dalam

melaksanakan notifikasi kepada WHO.

7. Memberikan saran kepada Menteri Kesehatan dan Departemen terkait pelaksanaan

rekomendasi dari WHO dan memberlakukan rekomendasi sebagai aplikasi rutin atau

periodik.

8. Mengkaji sistem surveilans dan kapasitas dalam merespons serta mengidentifikasi

kebutuhan pengembangan, termasuk kebutuhan pelatihan di tingkat nasional.

9. Bekerjasama dengan WHO untuk menyiapkan dukungan program intervensi dalam

pencegahan atau penanggulangan KLB dan PHEIC lainnya.

10. Melaporkan perkembangan melalui kajian, perencanaan, dan pelaksanaan IHR

(2005).

11. Bekerjasama dengan WHO dalam menyiapkan pesan umum.

Page 5: Ihr

12. Bekerjasama dan melakukan pertukaran informasi antar negara atau regional.

Selanjutnya, WHO akan terus menyiapkan bantuan teknis dan logistik agar dapat

memfasilitasi pelaksanaan IHR secara efektif dan lengkap.

G. SISTEM INFORMASI DAN RESPON YANG HARUS DILAKUKAN DALAM

MENGHADAPI PHEIC

”Surveillance” / pengamatan:

1. Setiap Negara anggota harus mengembangkan, memperkuat dan memantapkan,

sesegera mungkin kemampuan untuk mendeteksi, menilai, memberitahukan dan

melaporkan kejadian/KLB sesuai dengan IHR tetapi tidak lebih dari lima tahun sejak

berlakunya IHR.

2. Sebagai tindak lanjut penilaian, suatu negara anggota dapat melaporkan kepada WHO

berdasarkan kebutuhan yang sesungguhnya dan rencana pelaksanaan. Dengan

melakukan hal ini akan diberikan tambahan waktu selama dua tahun. Sebelum

memutuskan, Direktur Jenderal akan meminta pertimbangan suatu Komite (Komite

Penelaah/Review Committee). Setelah jangka waktu yang disebutkan, Negara anggota

yang telah memperoleh perpanjangan waktu harus melaporkan setiap tahun kepada

WHO tentang kemajuan pelaksanaan IHR secara menyeluruh.

3. WHO harus mengumpulkan informasi mengenai kejadian suatu penyakit/KLB

melalui kegiatan surveilansnya dan menilai potensi kejadian/KLB tersebut dalam

penyebaran penyakit dan kemungkinan terhambatnya lalu-lintas internasional.

Pelaporan:

1. Setiap Negara anggota harus melapor ke WHO dalam waktu 24 jam semua

kejadian/KLB yang mungkin merupakan PHEIC dengan alat komunikasi paling

efisien yang tersedia, melalui Focal-Point Nasional IHR. Selain itu, tindakan yang

telah diambil dalam menghadapi kemungkinan PHEIC tersebut harus pula dilaporkan.

Bila kejadian/KLB yang dilaporkan ke WHO merupakan kompetensi/domain Badan

Tenaga Atom Internasional (IAEA), WHO harus segera melapor ke IAEA.

2. Setelah melapor suatu kejadian/KLB negara anggota yang bersangkat harus terus

memberitahu WHO tentang beberapa hal diantaranya mengenai definisi kasus, hasil

laboratorium, sumber dan jenis risiko, jumlah kasus dan kematian, kondisi yang

menimbulkan penyebaran penyakit dan tindakan penyehatan yang dilakukan. Bila

Page 6: Ihr

perlu laporkan pula kesulitan yang dihadapi dan bantuan yang diperlukan dalam

menanggulangi kejadian/KLB yang berpotensi menimbulkan PHEIC.

Penyediaan Informasi Oleh WHO

a. WHO harus berkonsultasi dengan negara anggota di mana ada kejadian/KLB di

wilayahnya, sebelum menyebarluaskan informasi ke negara anggota lain.

b. Informasi yang diperoleh dapat disebarluaskan kepada negara anggota lainnya sesuai

dengan IHR bila informasi tentang kejadian/KLB yang sama tersebut tidak menjadi

rahasia umum lagi dan ada kebutuhan penyebarluasan informasi dari sumber yang

dapat dipercaya dan bertanggungjawab.

c. WHO harus secepat dan seefisien mungkin mengirimkan informasi yang diterima

secara relevan kepada seluruh negara anggota dan juga kepada organisasi antar

pemerintah.

d. WHO harus menggunakan informasi yang diterima, untuk verifikasi, penilaian dan

mempersiapkan bantuan sesuai dengan IHR. Apabila negara bersangkutan tidak

menyetujui, informasi ini tidak akan diteruskan ke negara anggota lainnya, kecuali

ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan diantaranya :

besar kemungkinan kejadian/KLB tersebut bisa menjadi PHEIC; atau

WHO membuktikan, secara epidemiologis, telah terjadi penyebaran infeksi atau

kontaminasi ke negara lain.atau,

adanya bukti bahwa: (i) penanggulangan peneyebaran penyakit kemungkinan

besar tidak akan berhasil karena sifat tertentu dari kontaminasi, kuman penyakit,

vektor atau reservoir; atau (ii) negara anggota tidak memilki kemampuan yang

memadai untuk mencegah perluasan penyebaran penyakit; atau

sifat dari lalu lintas internasional yang memungkinkan terpaparnya manusia,

bagasi, kargo, petikemas, alat-angkut, barang atau paket pos terhadap infeksi atau

kontaminasi, membutuhkan tindakan internasional secepatnya;

H. PINTU MASUK ATAU POINTS OF ENTRY SUATU PHEIC

Setiap negara anggota wajib memastikan agar pelabuhan/pos lintas batas yang telah

ditentukan bagi keluar masuknya lalu lintas internasional apabila diminta dan

memungkinkan untuk menyampaikan kepada WHO data yang berkaitan dengan adanya

sumber penularan atau sumber kontaminasi termasuk vektor dan reservoir penyakit, yang

dapat menyebar secara internasional. Adapun pintu masuk atau point of entry suatu

PHEIC diantaranya :

Page 7: Ihr

Bandara Dan Pelabuhan

1. Negara anggota harus menentukan bandar udara dan bandar laut yang harus

dikembangkan kemampuannya

2. Negara anggota harus menjamin bahwa Sertifikat Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal

(SSCEC) dan Seritifikat Pengawasan Sanitasi Kapal (SSCC) diterbitkan

3. Setiap Negara anggota harus mengirimkan ke WHO daftar pelabuhan yang

berwenang untuk mengeluarkan:

a. SSCC dan pemberian layanan

b. SSCEC saja, dan

c. Perpanjangan SSCEC dalam waktu satu bulan, sampai alat angkut tiba di pelabuhan

di mana SSCEC bisa diperbaharui.

4. Setiap Negara anggota harus memberitahu WHO setiap perubahan yang terjadi pada

daftar bandara/pelabuhan yang telah disampaikan sebelumnya.

5. WHO, atas permintaan Negara anggota, dapat mengeluarkan sertifikat, setelah

melalui penilaian tertentu yang menyatakan bahwa suatu bandara/pelabuhan di

wilayahnya telah memenuhi syarat. Sertifikat yang telah dikeluarkan akan ditinjau

secara periodik oleh WHO, dengan sepengetahuan Negara anggota yang

bersangkutan.

6. WHO, bekerja sama dengan instansi antar pemerintah yang berwenang dan lembaga

internasional, harus membuat pedoman sertifikasi bagi bandar udara dan bandar laut.

WHO harus menerbitkan daftar bandar udara dan bandar laut yang sudah memperoleh

sertifikat.

Perlintasan Darat

1. Bila diperlukan karena alasan kesehatan masyarakat, suatu Negara anggota dapat

menetapkan perlintasan darat yang harus mempunyai kapasitas, dengan

mempertimbangkan:

a) volume dan frekuensi lalu-lintas internasional, dibandingkan dengan pintu masuk

lain di Negara tersebut, dan

b) adanya faktor risiko di wilayah di mana lalu-lintas internasional berawal, atau

melalui wilayah itu, sebelum sampai di perlintasan darat tersebut.

2. Negara anggota yang memiliki perbatasan bersama hendaknya mempertimbangkan:

a) membuat perjanjian atau pengaturan bilateral atau multilateral mengenai

pencegahan atau pengendalian penularan penyakit pada perlintasan darat; dan

Page 8: Ihr

b) penetapan bersama perlintasan darat yang berdekatan yang memiliki kapasitas

Peran Otorita Yang Berkompeten

1. Otorita yang berkompeten harus:

a) bertanggung jawab terhadap pemantauan bagasi, kargo, petikemas, alat angkut,

barang, paket pos dan jenazah manusia yang berangkat dan datang dari wilayah

terpapar, sehingga dapat dijamin bahwa yang disebutkan sebelumnya bebas dari

infeksi atau kontaminasi, termasuk vektor dan reservoir;

b) memastikan, sejauh mungkin, bahwa fasilitas umum pada pintu masuk dalam kondisi

bersih dan bebas dari sumber infeksi atau kontaminasi, termasuk vektor penyakit dan

reservoir;

c) Bertanggung jawab terhadap pengawasan setiap kegiatan hapus tikus, hapus hama,

hapus serangga atau dekontaminasi dari bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang,

paket pos dan jenazah manusia atau tindakan sanitasi bagi orang sesuai dengan IHR

ini;

d) memberitahu para operator alat angkut seawal mungkin mengenai rencana tindakan

yang akan diambil, metode yang akan digunakan pada tindakan tersebut, bila tersedia,

harus diberikan secara tertulis;

e) bertanggung jawab/mensupervisi keamanan pembuangan air atau makanan yang

tercemar, limbah manusia atau hewan, air limbah dan benda lain yang terkontaminasi

yang dibawa alat angkut;

f) mengambil segala tindakan yang dimungkinkan, sesuai dengan IHR, untuk memantau

dan mengawasi kapal yang membuang limbah cair, limbah padat, pemberat dan benda

lain yang dapat menyebabkan penyakit dan berpotensi mencemari air di pelabuhan,

sungai, kanal, selat, danau atau perairan internasional lainnya;

g) bertanggung jawab dalam mengawasi penyedia layanan penumpang, bagasi, kargo,

petikemas, alat angkut, barang, paket pos dan jenazah manusia pada pintu masuk,

termasuk melakukan pemeriksaan medik bila diperlukan;

h) memiliki rencana kontingensi dalam menghadapi kejadian/KLB luar biasa dan

melapor ke Focal-Point IHR Nasional mengenai tindakan yang diambil, sesuai dengan

IHR.

2. Tindakan yang direkomendasikan oleh WHO bagi para penumpang, bagasi, kargo,

peti kemas, alat angkut, barang, paket pos, dan jenazah manusia yang tiba dari

Page 9: Ihr

wilayah yang terpapar dapat diulang pada saat kedatangan bila ada indikasi atau bukti

kuat bahwa tindakan yang dilakukan pada saat keberangkatan dari daerah terpapar

gagal.

3. Hapus serangga, hapus tikus, hapus hama, dekontaminasi dan tindakan sanitasi

lainnya harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari cedera dan

ketidaknyamanan bagi orang, atau kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap

kesehatan masyarakat, atau kerusakan terhadap bagasi, kargo, petikemas, alat angkut,

barang dan paket pos.

I. PENGUKURAN INDIKATOR KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PHEIC

Public Health measure/ukuran Kesehatan Masyarakat:

A. Ketentuan Umum yaitu mengenai peraturan kesehatan mengenai kedatangan dan

keberangkatan

B. Ketentuan khusus mengenai pengangkutan dan operator pengangkutan

Operator pengangkutan

Kapal dan pesawat saat transit

Lori, Kereta api sipil dan angkutan darat saat transit

Pengangkutan yang terkena dampak penyakit

Kapal dan pesawat pada saat berada di pintu masuk

Lori, kereta api sipil dan kendaraan darat saat berada di pintu masuk

C. Ketentuan khusus bagi para pengunjung

Para pengunjung yang berada dalam pengawasan kesehatan

masyarakat

Peraturan kesehatan yang berhubungan dengan masuknya para

pengunjung

Perlakuan terhadap para pengunjung

D. Ketentuan Khusus bagi Barang, Kontainer dan area muatan Kontainer

Barang dalam keadaan transit

Kontainer dan area pembuatan Kontainer

J. PEMBIAYAAN DALAM MENGHADAPI PHEIC

Biaya Tindakan Terhadap Penumpang

Page 10: Ihr

1. Kecuali bagi penumpang yang akan tinggal sementara atau tetap, tidak boleh ada

biaya yang dipungut oleh Negara anggota sesuai dengan IHR, bagi tindakan kesehatan

masyarakat berikut ini:

a) pemeriksaan medik yang diberikan sesuai dengan IHR atau setiap pemeriksaan

tambahan yang disyaratkan oleh Negara anggota untuk memastikan status

kesehatan penumpang yang diperiksa tersebut

b) vaksinasi atau profilaksis lainnya yang diberikan kepada seorang penumpang saat

kedatangan yang tidak menjadi persyaratan secara tertulis atau persyaratan tertulis

yang diterbitkan kurang dari 10 hari sebelum vaksinasi atau profilaksis lainnya

dilaksanakan

c) Isolasi dan karantina yang memadai yang harus dijalani penumpang

d) sertifikat yang dikeluarkan kepada penumpang, yang memuat tanggal tindakan

yang telah dilakukan atau

e) tindakan yang dilakukan pada bagasi yang dibawa penumpang.

2. Negara anggota dapat memungut biaya untuk tindakan, termasuk hal yang utamanya

menguntungkan bagi penumpang.

3. Apabila tindakan kepada penumpang sesuai dengan IHR dikenakan biaya, di masing-

masing Negara anggota harus berlaku satu tarif dan setiap biaya yang dikenakan

harus:

a) sesuai dengan tarif ini;

b) tidak melebihi biaya dari layanan yang diberikan; dan

c) dikenakan tanpa membedakan kewarganegaraan, atau tempat tinggal dari

penumpang tersebut;

4. tarif, dan setiap perubahannya, harus diterbitkan sekurang-kurangnya 10 hari sebelum

pemberlakuannya.

5. IHR tidak menghalangi Negara anggota untuk meminta pembayaran atas pengeluaran

bagi:

a) operator atau pemilik alat angkut bagi karyawannya yang bepergian; atau

b) asuransi penumpang.

6. Tidak dibenarkan sama sekali adanya larangan berangkat bagi penumpang atau

operator alat angkut dari wilayah negara anggota yang menunggak pembayaran biaya.

Biaya Untuk Bagasi, Kargo, Petikemas, Alat Angkut, Barang Atau Paket Pos

Page 11: Ihr

1. Apabila dipungut biaya untuk melakukan tindakan terhadap bagasi, kargo, petikemas,

alat angkut, barang atau paket pos sesuai dengan IHR, setiap Negara anggota

diharuskan hanya memiliki satu tarif untuk biaya tersebut dan setiap biaya harus:

a) sesuai dengan tarif yang berlaku;

b) biaya tidak melebihi biaya yang dibutuhkan bagi layanan tersebut; dan

c) dikenakan tanpa membedakan kewarganegaraan, bendera, kepemilikan bagasi,

kargo, petikemas, alat angkut, barang atau paket pos. Khususnya, tidak ada

perbedaan tarif bagi bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang atau paket pos

milik nasional dan asing.

2. Tarif, dan setiap perubahannya, harus diberitahukan sekurang-kurangnya sepuluh hari

sebelum diberlakukan.