Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Dan Tanin (Autosaved)

4
Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol dan Tanin Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol berperan dalam memberi warna pada suatu tumbuhan. Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa kelompok polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan. Antioksidan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dan kanker. Terdapat pula penelitian yang menyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer. Polifenol dapat ditemukan pada kacang-kacangan, teh hijau, teh putih, anggur merah, anggur putih, minyak zaitun dan turunannya, cokelat hitam, dan delima. Kadar polifenol yang lebih tinggi dapat ditemukan pada kulit buah seperti pada anggur, apel, dan jeruk. Tanin adalah salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan juga. Tanin dahulu digunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin dapat mengikat alkaloid dan gelatin. Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat tanin yang sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelat logam. Maka dari itu efek yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin juga dapat berfungsi sebagai

description

Universitas Jember

Transcript of Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Dan Tanin (Autosaved)

Page 1: Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Dan Tanin (Autosaved)

Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol dan Tanin

Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki

tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol berperan dalam

memberi warna pada suatu tumbuhan. Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa kelompok

polifenol memiliki peran sebagai antioksidan yang baik untuk kesehatan. Antioksidan

polifenol dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah dan kanker. Terdapat

pula penelitian yang menyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer.

Polifenol dapat ditemukan pada kacang-kacangan, teh hijau, teh putih, anggur merah, anggur

putih, minyak zaitun dan turunannya, cokelat hitam, dan delima. Kadar polifenol yang lebih

tinggi dapat ditemukan pada kulit buah seperti pada anggur, apel, dan jeruk.

Tanin adalah salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol.

Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan juga. Tanin dahulu digunakan untuk

menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin

dapat mengikat alkaloid dan gelatin. Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa

polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk

kompleks dengan protein. Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini

dikarenakan sifat tanin yang sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelat

logam. Maka dari itu efek yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin juga dapat

berfungsi sebagai antioksidan biologis. Tanin berikatan kuat dengan protein & dapat

mengendapkan protein dari larutan. Tannin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh,

dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tannin dapat

bereaksi dengan protein membentuk kopolimer yang tak larut dalam air. Dalam industri,

tannin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan yang

mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuannya menyambung silang protein.

Pada praktikum kali ini, kami melakukan identifikasi senyawa golongan polifenol dan

tannin dalam ekstrak simplisia “A”. Kami melakukan dua macam metode yaitu Reaksi Warna

dan metode Kromatografi Lapis Tipis. Untuk reaksi warna kami melakukan 2 pengujian yakni

Uji Feriklorida dan Uji Gelatin. Pengujian diawali dengan menambahkan 0,3 gram ekstrak

dengan 10 ml akuades panas, lalu diaduk dan dibiarkan sampai temperature kamar.

Ditambahkan 3-4 tetes 10% NaCl, lalu diaduk dan disaring. Filtrat dibagi menjadi tiga bagian

masing-masing ± 4 ml yaitu sebagai larutan IVA, IVB, dan IVC.

Uji Feriklorida diawali dengan menambahkan larutan IVC dengan beberapa tetes

larutan FeCl3, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya tanin akan

Page 2: Identifikasi Senyawa Golongan Polifenol Dan Tanin (Autosaved)

menunjukkan warna hijau kehitaman. Apabila dalam penambahan gelatin dan NaCl tidak

timbul endapan tetapi setelah ditambahkan dengan larutan FeCl3 terjadi perubahan warna

menjadi hijau biru hingga hitam menunjukkan adanya senyawa polifenol. Pada hasil

percobaan kami tidak terjadi warna hijau kehitaman ataupun hijau biru hingga hitam. Maka

dapat disimpulkan bahwa ekstrak “A” tidak mengandung polifenol maupun tanin.

Uji Gelatin dilakukan dengan diawali larutan IVA digunakan sebagai blanko dan

penambahan larutan IVB dengan sedikit larutan gelatin serta 5 ml larutan NaCl 10%. Adanya

tanin akan menunjukkan endapan berwarna putih. Pada hasil percobaan kami tidak terjadi

endapan berwarna putih. Maka dapat disimpulkan disimpulkan bahwa ekstrak “A” tidak

mengandung tanin.

Metode Kromotografi Lapis Tipis (KLT) dilakukan dengan menggunakan Kiesel Gel

GF 254 sebagai fase diam dengan fase gerak sebanyak blabla yang terdiri dari kloroform – etil

asetat (1:9) dan dengan penampak noda pereaksi FeCl3. Sampel yang ditotolkan merupakan

larutan IVA yang digunakan sebagai blanko pada Uji Gelatin. Chamber terlebih dahulu

dieluasi dengan eluen dan dipastikan chamber dalam kondisi jenuh. Larutan ditotolkan sampai

tampak warna. Kemudian dieluasi dalam chamber yang berisi eluen. Setelah selesai dieluasi,

lempeng diambil dan dikeringkan. Setelah kering, lempeng diberi penampak noda dengan

disemprotkan pereaksi FeCl3 kemudian dilihat dibawah sinar UV. Adanya polifenol akan

menjukkan noda berwarna hitam. Pada hasil percobaan kami tidak terjadi noda berwarna

hitam. Maka dapat disimpulkan bahwa bahwa ekstrak “A” tidak mengandung polifenol.

Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia Edisi ke-2. ITB Bandung: Bandung