IDENTIFIKASI NILAI KONSERVASI TINGGI … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun...

56
IDENTIFIKASI NILAI KONSERVASI TINGGI KEANEKARAGAMAN HAYATI DI KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DARMAGA JAWA BARAT DOMI SURYADI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of IDENTIFIKASI NILAI KONSERVASI TINGGI … · pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun...

IDENTIFIKASI NILAI KONSERVASI TINGGI

KEANEKARAGAMAN HAYATI

DI KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DARMAGA JAWA BARAT

DOMI SURYADI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Nilai

Konservasi Tinggi Keanekaragaman Hayati di Kampus Institut Pertanian Bogor

Darmaga Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2013

Domi Suryadi

NIM E34063292

ABSTRAK

DOMI SURYADI. Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi Keanekaragaman Hayati

di Kampus Institut Pertanian Bogor Darmaga Jawa Barat. Dibimbing oleh

HARNIOS ARIEF dan RACHMAD HERMAWAN.

Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Darmaga merupakan kawasan yang

memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi jika dibandingkan daerah

sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi areal yang mempunyai

nilai konservasi tinggi keanekaragaman hayati di Kampus IPB Darmaga.

Penelitian ini dilaksanakan dari Februari hingga April 2012. Penelitian dilakukan

dengan mengambil data sekunder melalui wawancara dan studi literatur, serta

mengambil data lapangan melalui pengamatan flora-fauna. Data tersebut

dianalisis untuk menetapkan areal yang bernilai konservasi tinggi. Dari total luas

Kampus IPB Darmaga ± 256,97 hektar, yang teridentifikasi sebagai areal yang

bernilai konservasi tinggi adalah ± 65,11 hektar (25,34 %), yaitu Sempadan

Sungai Cihideung, Sempadan Sungai Ciapus, Tegakan Sengon Rektorat, Hutan

Al-Huriyah, Hutan Cikabayan, Danau LSI/Situ Leutik, Tegakan Asrama Sylva,

Arboretum Fahutan, Arboretum Lanskap, Arboretum Bambu & Hutan Tropika.

Kata kunci: keanekaragaman hayati, nilai konservasi tinggi

ABSTRACT

DOMI SURYADI. Identification of High Conservation Value of Biodiversity in

Bogor Agricultural University Campus, Darmaga, West Java. Supervised by

HARNIOS ARIEF and RACHMAD HERMAWAN.

The research was conducted in Bogor Agricultural University Campus,

located in Darmaga, Bogor, West Java, that has higher value of biodiversity

compared to other areas surrounding. The research was aimed to identify areas

that have high conservation value of biodiversity in the location studied. The

study was carried out from Februari to April 2012. Primary data were collected

from direct survey, and the secondary data were obtained from interview and

literature study. Among total ± 256,97 hectares of IPB Campus area, the study

identified about 65,11 hectares (25,34 %) of the areas having high conservation

value, such as Riparian of Cihideung and Ciapus River, Sengon Forest near

Rectorat building, Al-Huriyah forest, Cikabayan forest, LSI Lake (Situ Leutik),

Forest near Sylva dormitory, Arboretum of Forest Faculty, and Arboretum of

Tropical Forest .

Keywords: biodiversity, high conservation values

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

DOMI SURYADI

IDENTIFIKASI NILAI KONSERVASI TINGGI

KEANEKARAGAMAN HAYATI

DI KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DARMAGA JAWA BARAT

3

Judul Skripsi : Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi Keanekaragaman Hayati

di Kampus Institut Pertanian Bogor Darmaga Jawa Barat

Nama : Domi Suryadi

NIM : E34063292

Disetujui oleh

Dr Ir Harnios Arief, M.Sc.F

Pembimbing I

Dr Ir Rachmad Hermawan, M.Sc.F

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

5

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang

dipilih dalam penelitian ini adalah nilai konservasi tinggi, dengan judul

Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi Keanekaragaman Hayati di Kampus Institut

Pertanian Bogor Darmaga Jawa Barat.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr.Ir.Harnios Arief,M.Sc.F dan

Bapak Dr.Ir.Rachmad Hermawan, M.Sc.F selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan saran dan bantuan selama penulisan karya ilmiah ini. Ungkapan

terima kasih juga disampaikan kepada orangtua serta seluruh keluarga, atas segala

doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2013

Domi Suryadi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

METODE 2

Lokasi dan Waktu 2

Alat dan Bahan 2

Pengambilan Sampel 3

Pengumpulan Data 3

Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Kondisi Bentang Lahan 5

Hasil Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi 14

Ancaman Kelestarian Nilai Konservasi Tinggi 23

Implikasi Pengelolaan Nilai Konservasi Tinggi 24

SIMPULAN DAN SARAN 25

Simpulan 25

Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 26

LAMPIRAN

7

DAFTAR TABEL

1 Status konservasi jenis tumbuhan di Kampus IPB Darmaga 17

2 Status konservasi jenis Burung Kampus IPB Darmaga 18

3 Status konservasi jenis Mamalia di Kampus IPB Darmaga 19

4 Status konservasi jenis Reptil di Kampus IPB Darmaga 20

5 Daftar jenis satwaliar yang menggunakan Kampus IPB sebagai habitat

Temporer 21

6 Kawasan bernilai konservasi Tinggi di Kampus IPB Darmaga 21

DAFTAR GAMBAR

1 Peta lokasi pengambilan sampel 3

2 Letak Kampus IPB dalam bentang alam DAS Cisadane berdasarkan

Peta Aster DEM (Digital Elevation Model) 5

3 Kondisi tutupan lahan DAS Cisadane berdasarkan Peta Liputan Lahan

Tahun 1999 6

4 Kondisi tutupan lahan DAS Cisadane berdasarkan Peta Liputan Lahan

Tahun 2006 7

5 Kondisi tutupan lahan DAS Cisadane berdasarkan Peta Liputan Lahan

Tahun 2009 8

6 Kondisi tutupan lahan DAS Cisadane berdasarkan Peta Liputan Lahan

Tahun 2012 9

7 Peta Fungsi Kawasan dalam unit DAS Areal IPB berdasarkan Peta

Kawasan Hutan dan Perairan 10

8 Peta Liputan Lahan Tahun 1999 yang menunjukkan tutupan lahan areal

IPB 11

9 Peta Liputan Lahan Tahun 2009 yang menunjukkan tutupan lahan areal

IPB 12

10 Peta Liputan Lahan Tahun 2011 yang menunjukkan tutupan lahan areal

IPB 12

11 Peta Liputan Lahan Tahun 2012 yang menunjukkan tutupan lahan areal

IPB 13

12 Kondisi Sempadan Sungai Cihideung 14

13 Kondisi Sempadan Sungai Ciapus 15

14 Jumlah jenis satwa di lokasi pengungsian satwa 15

15 Peta kawasan bernilai konservasi tinggi di Kampus IPB Darmaga 22

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Darmaga 28

2. Jumlah jenis dan sebaran burung di Kampus IPB Darmaga 38

3. Jumlah jenis dan sebaran mamalia di Kampus IPB Darmaga 42

4. Jumlah jenis dan sebaran reptil dan amfibi di Kampus IPB Darmaga 43

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Paradigma untuk melakukan pembangunan berwawasan lingkungan mulai

muncul ketika penurunan kualitas lingkungan dirasa mengganggu terhadap laju

pertumbuhan perekonomian dan kualitas hidup manusia (Pimm et al. 1995;

Simon, Wildavsky 1995). Kondisi yang terjadi kemudian mensyaratkan bahwa

suatu kawasan lebih baik dilindungi dan tetap dilestarikan dibandingkan dibuka

menjadi bentuk lain seperti perumahan, perkebunan, dan pendukung kegiatan

ekonomi lainnya (Bekessy et al. 2012; Lochner et al. 2003). Seringkali berbagai

tekanan faktor ekonomi, politik dan kepentingan lainnya menyebabkan kualitas

lingkungan kurang diperhatikan.

Strategi konservasi sumberdaya alam hayati seharusnya tidak dititikberatkan

pada kawasan konservasi saja, tetapi juga harus dilakukan di luar kawasan

konservasi (Hansen et al. 2011). Terlebih jika kawasan konservasi tersebut tidak

mampu mengakomodasi keseluruhan sumberdaya yang khas dan rentan seperti

Amerika Serikat dan Indonesia dimana lebih dari 60% dari spesies yang

dilindungi berada di luar kawasan konservasi hutan produksi dan perkebunan

kelapa sawit (Meijard et al. 2011). Hal ini menunjukkan bahwa nasib sebagian

besar keanekaragaman hayati di dunia terletak pada seberapa bijak manusia dapat

mengelola lanskap yang didominasinya terutama di kawasan tropis (Gardner et al.

2010) tidak terkecuali di kawasan pendidikan seperti Institut Pertanian Bogor.

Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Darmaga diduga merupakan areal

penting sebagai konsentrasi berbagai satwaliar karena areal sekelilingnya telah

terbuka. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya 12 jenis mamalia, 68 jenis

burung, 37 jenis reptil dan 4 jenis ikan (Hernowo et al. 1991) serta 13 jenis amfibi

(Yuliana 2000). Tingginya tingkat kehati ini selaras dengan telah

dideklarasikannya kampus IPB Darmaga sebagai kampus biodiversity pada

tanggal 22 Mei 2011. Hal ini menjadi perhatian khusus ditengah keterdesakan

kegiatan pembangunan sarana dan prasarana di Kampus IPB. Idealnya

pembangunan yang berjalan harus memadukan antara sistem ekologi dan sistem

pendidikan yang dapat menciptakan suasana kampus yang alami, asri dan nyaman

sesuai dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan.

Guna mewujudkannya maka diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai

sebaran kehati secara pasti. Hal ini dimaksudkan agar lokasi yang memiliki kehati

tinggi tersebut harus tetap dijaga fungsinya. Oleh karena itu perlu dilakukan

identifikasi areal yang memiliki nilai konservasi tinggi (NKT) untuk menjamin

keberlanjutan keberadaannya. Tempat-tempat yang teridentifikasi memiliki NKT

nanti akan dikenali, dilindungi, dan dikelola yang tentu akan memberi sumbangsih

yang besar untuk keberlanjutan lingkungan alam yang berkolerasi dengan

kegiatan belajar mengajar terutama sebagai laboratorium lapangan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi areal yang mempunyai

nilai konservasi tinggi keanekargaman hayati di Kampus IPB Darmaga.

Manfaat Penelitian

1). Sebaran areal-areal yang memiliki nilai konservasi tinggi yang dapat

dijadikan dasar dalam penentuan kebijakan pelestarian keaneragaman hayati

di Kampus IPB Darmaga.

2). Memberikan masukan kepada pengelola kampus IPB Darmaga untuk

mempertahankan atau meningkatkan fungsi areal yang teridentifikasi

sebagai areal yang bernilai konservasi tinggi.

METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Kampus IPB Darmaga Kecamatan Darmaga,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara Administratif kampus ini terletak

di Desa Babakan, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Menurut Balen et al. (1986) diacu dalam Kurnia (2003) secara Geografis kampus

ini terletak antara 6º30’ – 6 º 45’ LS dan 106º30’ – 106º45’ BT dengan luas

sekitar 256,97 ha. Kampus IPB Darmaga terletak di ketinggian tempat 142-200

mdpl dengan kondisi topografi yang beragam dari datar di sebelah Timur dan

Selatan kemudian bergelombang di sebelah Utara, dengan kemiringan lahan

sekitar 0-5%. Jenis tanah di Kampus IPB Darmaga termasuk ke dalam jenis

latosol, selain itu juga terdapat asosiasi podsolik coklat dan podsolik merah

kekuningan dengan bahan induk volkan. Kampus IPB Darmaga termasuk ke

dalam yang termasuk dalam DAS Cisadane, dimana sungai yang mengalir

disekitar kampus IPB Darmaga adalah Sungai Ciapus dan Sungai Cihideung.

Rata-rata lebar seluruh badan kedua sungai bila kondisi air penuh adalah 9-10

meter dan kondisi surut adalah 3-4 meter. Waktu penelitian dilakukan selama 3

(tiga) bulan yaitu bulan Februari sampai dengan bulan April 2012.

.

Alat dan Bahan

Alat digunakan dalam penelitian ini secara umum dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Alat yang digunakan pada pengamatan di lapangan yaitu alat tulis, peta

kawasan, tally sheet, kamera digital, Global Positioning System (GPS)

Garmin 76 cx, buku panduan lapangan pengamatan mamalia, burung, amfibi dan reptil.

b. Alat digunakan pada pengolahan dan analisis data yaitu laptop, dan citra

satelit Tahun 1999, 2009, 2011, dan 2012, dimana pengolahan data spatial

dengan mengunakan software ArcGis 9.3.

Pengambilan Sampel

Lokasi pengambilan sampel (sampling area) dititikberatkan pada daerah-

daerah yang masih memiliki tutupan lahan yang relatif masih baik atau di daerah-

daerah yang memiliki atau diduga merupakan konsentrasi keanekaragaman hayati

yang belum dan/atau menjadi areal yang belum menjadi areal terbangun.

Pendugaan lokasi yang bernilai konservasi tinggi tersebut dibantu dengan

pengolahan peta atau analisis spasial yaitu berdasarkan olahan peta tutupan lahan.

Proses pengolahan peta dilakukan dengan mengunakan software ArcGis 9.3. Peta

ini dapat membantu dalam menginterpretasikan areal mana saja yang masih

memilki tutupan lahan relatif baik. Peta lokasi pengambilan sampel disajikan pada

Gambar 1.

Gambar 1 Peta Lokasi Pengambilan Sampel

Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan pengambilan data langsung di

lapangan atau di wilayah studi yakni data flora dan fauna. Parameter yang diamati

adalah data mengenai jumlah jenis dan penyebaran yang merupakan variabel

utama dalam penetapan kawasan bernilai konservasi tinggi. Kegiatan

pengumpulan data di lapangan dapat digunakan untuk melakukan cek-silang

secara langsung terhadap data dan informasi sekunder yang telah dikumpulkan sebelumnya.

Pengumpulan Data Flora

Metode ini dilakukan pada awal waktu penelitian sebagai survei

pendahuluan dalam menentukan lokasi pengambilan sampel dan sekaligus

pengambilan data jenis tumbuhan dan keanearagaman serta penyebarannya.

Metode yang digunakan adalah metode rapid assessment (penilaian cepat)

(Kuncoro et al. 2006). Metode ini tidak memiliki petak atau jalur pengamatan

yang khusus sehingga pengamat dapat mencatat langsung jenis dan lokasi

keberadaan flora yang ditemukan.

Pengumpulan Data Fauna

Batasan fauna yang diidentifikasi dalam penelitian ini hanya pada kelas

mamalia, burung, reptilia serta amfibi (herpetofauna). Konsep dasar dalam

pengumpulan data fauna adalah sama dengan pengumpulan data flora. Konsep

tersebut adalah penilaian cepat yang bertujuan untuk memperoleh indikator

kekayaan, keunikan dan variabel lainnya sebagai dasar penentuan kawasan yang

bernilai penting. Pengumpulan data pada kelas mamalia dan herpetofauna

menggunakan metode rapid assessment (Kuncoro et al. 2006). Sedangkan pada

kelas burung metode yang digunakan adalah metode daftar jenis MacKinnon

(MacKinnon et al. 1998). Pengamatan dilakukan dengan mendaftar jenis burung

yang dijumpai sebanyak 10 jenis pertama untuk daftar pertama dan berulang

untuk daftar jenis selanjutnya. Pengamatan akan berhenti jika tidak ditemukan

penambahan jenis kembali.

Analisis Data

Status Perlindungan Jenis Flora dan Fauna

Daftar jenis flora fauna yang teridentifikasi ditentukan status kelangkaan

dan atau perlindungannya Status flora dan fauna diperoleh dari Website IUCN

(www.iucnredlist.org) dan CITES (www.cites.org) serta dari dokumen peraturan

perundang-undangan pemerintah Indonesia (Peraturan Pemerintah Nomor 7

Tahun 1999) tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.

Delianiasi Areal Bernilai Konservasi Tinggi

Data lapangan dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan atribut serta

kriteria nilai konservasi tinggi yakni kawasan yang mempunyai atau memberikan

fungsi pendukung keanekaragaman hayati, kawasan yang merupakan habitat bagi

populasi spesies yang terancam, penyebaran terbatas atau dilindungi yang mampu

bertahan hidup, dan kawasan yang merupakan habitat bagi spesies atau

sekumpulan spesies yang digunakan secara temporer. Areal yang teridentifikasi

sebagai areal bernilai konservasi tinggi dilakukan analisis pemetaan dengan

dengan sebuah sistem pengelolaan data spatial yang dikenal dengan Geographyc

information System (GIS). GIS membantu menampilkan peta peta yang menjadi

lokasi NKT kehati dan menentukan luasan masing-masingNKT.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Bentang Lahan

Historis Perubahan Tutupan Lahan

Bentang Alam DAS Cisadane

Hasil analisis Peta Digital Elevation Model, DAS Cisadane terdapat dua

tipe wilayah yaitu perbukitan dan dataran. Wilayah perbukitan umumnya

terbentang luas dari sisi selatan, sedangkan daerah dataran membentang sepanjang

areal lokasi penelitian. Letak Letak areal Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam

bentang alam DAS Cisadane berdasarkan Peta Aster DEM (Digital Elevation

Model) disajikan pada Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2 tersebut, diketahui

bahwa areal IPB yang terletak dalam DAS Cisadane merupakan DAS bagian

tengah.

Gambar 2 Letak Kampus IPB dalam bentang alam DAS Cisadane berdasarkan

Peta Aster DEM (Digital Elevation Model)

6

Kondisi tutupan lahan DAS Cisadane ditunjukkan dari hasil analisis Peta

Citra Landsat Path/Row 128/59 Tahun 1999, 2009, 2011 dan 2012 yang disajikan

pada Gambar 3 - Gambar 6. Kondisi tutupan lahan terlihat dari Tahun 1999 sudah

terkonversi menjadi areal pemukiman, ladang/tegalan, kebun campuran dan hanya

menyisakan areal berhutan di wilayah hulu saja. Ragam pemanfaatan DAS

Cisadane wilayah hulu erat kaitannya dengan pemanfaatan sumber air baku dan

budidaya pertanian (padi dan ikan). Masyarakat masih memanfaatkan kejernihan

air pegunungan di Sungai Ciapus (Sub DAS Cisadane) dijadikan sumber air baku

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari khususnya minum dan memasak.

Pemanfaatan lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air untuk budidaya

pertanian. Kondisi bantaran sungai dalam DAS Cisadane juga terdapat

penambangan tradisional yang dikelola oleh masyarakat, sebagian besar mereka

memanfaatkan untuk menambang pasir dan batu belah. Kebutuhan air meningkat

seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang dicirikan meningkatnya

jumlah pemukiman.

Gambar 3 Kondisi tutupan lahan DAS Cisadane berdasarkan Peta Liputan Lahan

Tahun 1999

7

Gambar 4 Kondisi tutupan lahan DAS Cisadane berdasarkan Peta Liputan Lahan

Tahun 2006

8

Gambar 5 Kondisi tutupan lahan DAS Cisadane berdasarkan Peta Liputan Lahan

Tahun 2009

9

Gambar 6 Kondisi tutupan lahan DAS Cisadane berdasarkan Peta Liputan Lahan Tahun 2012

Banyaknya kegiatan manusia di dalam bentang alam DAS Cisadane ini

memberikan kontribusi terhadap kerusakan DAS baik itu lahan maupun

sungainya. DAS bagian hulu mempunyai peran penting, terutama sebagai tempat

penyedia air untuk dialirkan ke bagian hilirnya. Secara ekologis, hal tersebut

berkaitan dengan ekosistem tangkapan air (catchment ecosystem) yang merupakan

rangkaian proses alami daur hidrologi. Perubahan tata guna lahan di DAS hulu

memberikan pengaruh yang cukup dominan terhadap peningkatan debit banjir

seperti yang terjadi di DAS Cisadane. Oleh karena itu, berdasarkan Keputusan

Menhut RI No. 328/Menhut-II/2009, pemerintah sudah menetapkan DAS

Cisadane masuk dalam DAS skala prioritas. Skala prioritas berarti bahwa DAS

harus diperhatikan pengelolaannya karena DAS sudah mengalami degradasi yang

cukup parah serta diperlukan upaya terpadu dalam pengelolaan DAS ini agar

fungsinya kembali seperti semula (Jamilah, 2011).

10

Kawasan Konservasi di sekitar

Pengertian kawasan konservasi kaitannya dengan kepentingan studi

identifikasi nilai konservasi tinggi keanekaragaman hayati ini adalah hutan

konservasi yang terdiri atas kawasan hutan suaka alam, kawasan hutan pelestarian

alam dan taman buru. Hal ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 5 Tahun

1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Keputusan

Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, Undang-

undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Peraturan Pemerintah

Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Berdasarkan Peta Fungsi Kawasan dalam unit DAS areal Institut Pertanian Bogor

(Gambar 7) adalah kawasan Areal Pengunaan Lain (APL). Kawasan konservasi

yang terletak disisi selatan dan tenggara yakni Taman Nasional Gunung Halimun

Salak Hutan dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Gambar 7 Peta Fungsi Kawasan dalam unit DAS Areal IPB berdasarkan Peta Kawasan Hutan dan Perairan

11

Kondisi Tutupan Lahan

Sejak tahun 1789 yakni di jaman pemerintahan kolonial Belanda merupakan

areal perkebunan kopi. Oleh karena dianggap sebagai komuditas yang kurang

menguntungkan maka ditanam gula lalu beralih ke tanaman teh dan terakhir

Darmaga dijadikan areal perkebunan karet. Pada tahun 1961 Jurusan Kehutanan

IPB melakukan penanaman pohon-pohon kehutanan di sekitar belakang Mesjid

Al-Hurriyah memanjang di lereng dekat Sungai Ciapus sampai di Cangkurawok

dan kearah Cikabayan. Kemudian tahun 1968, sebagian areal dibangun Fakultas

Kehutanan dan sejak tahun 1983 pembangunan kampus IPB terus berkembang

pesat sampai sekarang (TPLP 2002).

Kajian kondisi tutupan lahan di dalam dan sekitar areal IPB Darmaga

didasarkan pada Citra Landsat Path/Row: 122/65 Tahun 1999, 2009, 2011 dan

2012 (Gambar 8 – 11). Berdasarkan citra tersebut, kondisi tutupan lahan di dalam

IPB yang dahulu merupakan perkebunan karet kini telah menjadi areal

pembangunan sarana dan prasarana IPB Darmaga mengakibatkan semakin

terfragmentasi areal bervegetasi. Fragmentasi tersebut menyebabkan Kampus IPB Darmaga terbagi menjadi dua areal yaitu areal bervegetasi dan areal terbangun.

Gambar 8 Peta Liputan Lahan Tahun 1999 yang menunjukkan tutupan lahan

areal IPB

12

Gambar 9 Peta Liputan Lahan Tahun 2009 yang menunjukkan tutupan lahan

areal IPB.

Gambar 10 Peta Liputan Lahan Tahun 2011 yang menunjukkan tutupan lahan

areal IPB.

13

Gambar 11 Peta Liputan Lahan Tahun 2012 yang menunjukkan tutupan lahan areal IPB

Perkembangan pembangunan Kampus IPB Darmaga juga dibarengi dengan

pertumbuhan pembangunan di daerah sekitar. Pada prinsipnya suatu kelompok

masyarakat akan lebih suka bermukim di daerah yang mempunyai kesuburan baik

untuk produksi atau tempat yang mempunyai akses yang mudah untuk

mendapatkan pekerjaan, fasilitas sosial seperti rumah sakit, hiburan dan lain-lain

(Suharyanto 2007). Dengan adanya Kampus IPB Darmaga, mendorong adanya

migrasi penduduk ke sekitar kampus. Sebagai konsekuensinya perkembangan

pemukiman di sekitar kampus berlangsung cepat. Kampus IPB Darmaga sendiri

masih memiliki ruang terbuka hijau relatif baik yang dapat menjadi areal penting

untuk habitat satwaliar.

Posisi Penting Kampus IPB Darmaga dalam Konservasi Keanekaragaman

Hayati

Posisi penting Kampus IPB Darmaga dalam konservasi keanekaragaman

hayati karena beberapa hal sebagai berikut :

(1) Kampus IPB Darmaga memiliki kekayaan flora dan fauna yang cukup

tinggi. Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan, sedikitnya tercatat 232

jenis tumbuhan dari 73 Famili. Sedangkan jumlah jenis fauna sebanyak 87

spesies Burung dari 38 famili, 13 spesies Mamalia dari 11 famili, 12 jenis

Ampibi dari 4 famili dan 35 Spesies Reptil dari 12 famili.

(2) Kampus IPB Darmaga merupakan salah satu tempat sebagai jalur

lintasan/migrasi bagi burung-burung migran. Jenis-jenis burung tersebut

berasal dari bangsa Accipitridae yaitu Elang-alap nipon Accipiter gularis

dan Elang-alap cina Accipiter soloensis. Jika dilihat dari penyebaran lokal,

burung-burung tersebut merupakan pengunjung pada musim dingin

melewati dan mencari pakannya di Kampus IPB Darmaga. Aktivitas

tersebut terjadi setiap tahun pada bulan Oktober dalam jumlah yang besar.

14

(3) Berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung, bahwa di dalam Kampus IPB Darmaga

ditemukan kawasan sekitar danau yakni Danau/Situ Leutik. Kawasan ini

merupakan habitat penting bagi jenis-jenis burung air seperti Kowak-malam

kelabu Nycticorax nycticorax, Raja-udang meninting Alcedo meninting,

Cekakak jawa Halcyon cyanoventris, Cekakak belukar Halcyon smyrnensis, dan Cekakak sungai Todirhamphus chloris.

Berdasarkan uraian di atas, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

pihak Kampus IPB Darmaga harus memastikan bahwa fungsi pendukung

keanekaragaman hayati yang terdapat di dalam Kampus IPB Darmaga dapat

terpelihara. Dampak-dampak langsung maupun tidak langsung, terkait dengan

pembangunan infrastruktur harus dipertimbangkan.

Hasil Identifikasi Nilai Konservasi Tinggi

Kawasan yang Mempunyai atau Memberikan Fungsi Pendukung

Keanekaragaman Hayati

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat sekitar dan berdasarkan kajian

di lapangan mengenai fungsi kawasan sebagai pendukung keanekaragaman

hayati, kawasan lindung yang dapat diidentifikasi sesuai dengan peraturan

pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 adalah : 1) kawasan perlindungan setempat,

yaitu sempadan sungai 2) kawasan lindung lainnya, yaitu kawasan pengungsian

satwa

Kawasan Perlindungan Setempat

a. Sempadan Sungai

Kampus IPB Darmaga didasarkan hasil pengamatan lapangan diketahui

paling memiliki dua aliran sungai yang berada di sebelah utara IPB yaitu Sungai

Ciapus (Cikabayan) dan sebelah Barat IPB yaitu Sungai Cihideung. Kondisi

vegetasi sempadan Sungai Cihideung dan Sungai Ciapus (Cikabayan) relatif

sama. Secara umum sempadan sungai telah terbuka dan sedikit menyisakan

vegetasi berhabitus pohon. Sekitar sempadan sungai masih banyak ditemukan

jenis satwaliar yang menjadikan sungai sebagai tempat mencari makan dan

minum satwa. Meskipun kondisi sempadan relatif kurang baik karena adanya

aktivitas masyarakat yang mengambil batu dan pasir, sempadan sungai dapat

dikatakan masih menjadi lokasi yang cukup mendukung bagi keanekaragaman

hayati. Kondisi Sungai Cihideung dan Ciapus seperti disajikan pada Gambar 12

dan 13.

Gambar 12 Kondisi Sempadan Sungai Cihideung

15

Gambar 13 Kondisi Sempadan Sungai Ciapus

b. Kawasan Sekitar Danau

Kampus IPB Darmaga memiliki sebuah Danau yang sering disebut Danau

LSI atau Situ Leutik. Kondisi sempadan kawasan Situ Leutik telah ditumbuhi oleh

pohon-pohon besar diantaranya Pinus merkusii, Pterocarpus indicus,

Stelechocarpus burahol, Gmelina arborea, Mimosops elengi, Caliandra

callothyrsus dan Paraserianthes falcataria. Di pulau kecil yang terlihat pada

musim kering juga dapat ditemukan Cocos nucifera. Kondisi sempadan tersebut

menjadi areal ini merupakan habitat penting bagi satwa liar khususnya jenis-jenis

burung air.

Kawasan lindung lainnya, yaitu kawasan pengungsian.

Kawasan pengungsian satwa berfungsi sebagai kantong satwa bila satwa-

satwa yang ada membutuhkan habitat lebih aman bagi kelangsungan hidupnya,

baik sebagai tempat mencari makan, berkembang biak, tempat istirahat dan

tempat bersarang. Lokasi yang teridentifikasi sebagai kawasan pengusian satwa

memilki kondisi tutupan vegetasi yang cukup baik, dimana mampu mendukung

keberlangsungan hidup jenis satwa di wilayah tersebut. Daerah yang

teridentifikasi sebagai kawasan pengungsian satwa dan jumlah jenisnya dijelaskan pada Gambar 14.

Keterangan: ARL = Arboretum Lanskap, ABT = Arboretum Bambu & Hutan Tropika, HAH = Hutan Al-

Hurriyah, HCK = Hutan Cikabayan, AFA = Arboretum Fahutan, TAS = Tegakan Sengon

Rektorat, TSR = Tegakan Asrama Sylva

Gambar 14 Jumlah jenis satwa di lokasi pengungsian satwa

16

Kawasan yang Merupakan Habitat bagi Populasi Spesies yang Terancam,

Penyebaran Terbatas atau Dilindungi yang Mampu Bertahan Hidup

Tujuan identifikasi kawasan ini adalah mengelola habitat di dalam atau di

dekatnya bagi populasi spesies yang terancam, penyebaran terbatas atau

dilindungi oleh Pemerintah Indonesia. Spesies yang perlu dipertimbangkan dalam

NKT 1.3 adalah sebagai berikut :

(1) Terancam (endangered) atau rentan (vulnerable) di Daftar Merah IUCN

(2) Penyebaran terbatas pada tingkat suatu pulau atau bagian darinya (restricted

range species)

(3) CITES Appendix 1 dan 2

(4) Populasi yang mampu bertahan hidup dari spesies terancam punah (critically

endangered)

(5) Dilindungi oleh Pemerintah Indonesia di bawah Undang-Undang Nomor 5

tahun 1990 tentang Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Ekosistemnya

dan hukum serta peraturan di bawahnya diantaranya dalam PP No 7 tahun

1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

Tumbuhan

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, baik pengamatan langsung di

lapangan maupun wawancara dengan masyarakat sedikitnya tercatat 232 jenis

tumbuhan dari 75 Famili. Daftar Jumlah jenis tumbuhan di disajikan pada

Lampiran 1. Hasil analisa status kelangkaan dari jenis tumbuhan yang telah

teridentifikasi berdasarkan pada Daftar Merah (Red List) IUCN Tahun 2012,

CITES Tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 diketahui

bahwa terdapat jenis-jenis tumbuhan dengan kategori langka/dilindungi, seperti:

(1) Kategori hampir punah (Critical Endangered), yaitu Shorea seminis

Kategori Terancam (Endangered) yaitu Shorea leprosula dan Swietenia

mahagoni (L.) Jacq

(2) Kategori Rentan (Vulnerable) yaitu Agathis dammara, Dalbergia latifolia

Roxb., Diospyros celebica Bakh, Eusideroxylon zwageri, Swietenia

macrophylla King.

(3) Kategori CITES Appendix 1 dan 2 yaitu Swietenia macrophylla King. dan

Swietenia mahagoni (L.) Jacq

(4) Dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999, yaitu jenis Shorea pinanga dapat dijumpai di Arboretum Fahutan

Jenis tumbuhan yang dilindungi tersebut bukan tumbuhan asli di kampus

IPB Darmaga akan tetapi adalah jenis-jenis yang ditanam ketika Darmaga

ditetapkan sebagai lokasi kampus IPB. Keseluruhan jenis tersebut adalah jenis-

jenis yang telah mampu bertahan hidup apabila daerah tempat hidup masih dapat

dipertahankan kondisinya, maka keberadaan jenis ini dapat dipertahankan dalam

jangka panjang. Diantara jenis tumbuhan dilindungi yang dijumpai, ditemukan

adanya jenis yang tergolong terancam punah (Critical Endangered - CR) menurut

daftar merah (Red List Data Book) IUCN (2012). Jenis tersebut adalah dari jenis

tumbuhan, yaitu balau Shorea seminis. Balau adalah pohon khas Kalimantan

yang dapat dijumpai di Arboretum Fakultas Kehutanan IPB dan pernah dilakukan

penanaman bibit jenis ini. Sebaran dan daftar jenis tumbuhan yang dilindungi

disajikan pada Tabel 1.

17

Tabel 1 Status konservasi jenis tumbuhan di Kampus IPB Darmaga

Nama Lokal Nama Latin Famili

Status Lokasi

Temuan IUCN CITES PP No 7

/1999

Sonokeling Dalbergia latifolia

Roxb. Fabaceae VU - -

HCK,

ARL

Eboni Diospyros

celebica Bakh. Ebenaceae VU - -

ABT,

HAH

Ulin Eusideroxylon

zwageri Lauraceae VU - - AFA

Meranti Shorea leprosula

Miq. Dipterocarpaceae EN - -

AFA,

ABT

Meranti

merah

Shorea pinanga

R.Scheffer Dipterocarpaceae - - V AFA

Balau Shorea seminis Dipterocarpaceae CR -

AFA,

ABT

Mahoni

daun lebar

Swietenia

macrophylla King. Meliaceae VU APP II -

AFA,

HCK,

ABT

Mahoni

daun kecil

Swietenia

mahagoni (L.)

Jacq.

Meliaceae EN APP II - HCK

Keterangan:, HCK = Hutan Cikabayan, ARL = Arboretum Lanskap, ABT = Arboretum Bambu & Hutan

Tropika, HAH = Hutan Al-Hurriyah, AFA = Arboretum Fahutan

Burung

Berdasarkan pengamatan langsung dan pengkajian data sekunder diperoleh

sebanyak 87 jenis burung dari 38 famili. Berdasarkan hasil analisis, di lokasi studi

ditemukan 19 jenis burung dari enam famili yang teridentifikasi masuk dalam

Spesies yang Terancam, Penyebaran Terbatas atau Dilindungi yang Mampu

Bertahan Hidup. Keseluruhan jenis termasuk dalam daftar jenis yang dilindungi

oleh hukum Indonesia yakni berdasarkan PP No 7 tahun 1999. Penetapan suatu

jenis tumbuhan dan satwa wajib ditetapkan dalam golongan yang dilindungi

apabila telah memenuhi kriteria: mempunyai populasi yang kecil, adanya

penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam, daerah penyebaran yang

terbatas (endemik). Kampus IPB Darmaga saat ini merupakan lokasi yang

digunakan oleh jenis-jenis burung, khususnya burung yang dilindungi sebagai

tempat mencari pakan.Jenis-jenis dari Famili Accipitridae yakni jenis elang-alap

cina Accipiter soloensis dan elang-alap besra Accipiter virgatus adalah pemangsa

untuk kodok, kadal serta jenis-jenis burung kecil yang masih banyak terdapat di

dalam lokasi penelitian. Untuk jenis dari famili Alcedinidae seperti jenis cekakak

belukar Halcyon smyrnensis adalah mencari lahan yang relatif terbuka serta

sungai sebagai tempat untuk mencari pakan. Cekakak jawa Halcyon cyanoventris

memiliki kebiasaan bertengger pada pohon yang memiliki cabang relatif rendah,

dimana serangga dan mangsa lain sebagai pakannya. Berdasarkan uraian tersebut

Kampus IPB Darmaga masih terdapat lokasi yang cukup baik untuk habitat

burung yang dilindungi baik itu untuk lokasi mencari pakan maupun untuk

bersarang. Daftar jenis dan lokasi temuan jenis burung yang ditemukan dijelaskan

pada Tabel 2 dan Lampiran 2.

18

Tabel 2 Status konservasi jenis Burung di Kampus IPB Darmaga

Nama Lokal Nama Latin Famili

Status Lokasi

Temuan IUCN CITES PP No 7

/1999

Elang hitam Ictinaetus

malayensis Accipitridae - - √

HCK, TAS,

SSCC

Elang-alap

besra

Accipiter

virgatus Accipitridae - - √ HCK, SSCC

Elang-alap

Cina

Accipiter

soloensis Accipitridae - - √ HCK, SSCC

Elang-alap

jambul

Accipiter

tyivirgatus Accipitridae - - √ HCK

Elang-alap

Nipon

Accipiter

gularis Accipitridae - - √ HAH, HCK

Elang-ular

bido

Spilornis

cheela Accipitridae - - √ HCK, TAS

Sikep-madu Asia

Pernis ptilorhynchus

Accipitridae - - √ HCK, TAS

Cekakak

belukar

Halcyon

smyrnensis Alcedinidae - - √ ARL, SSCC

Cekakak

Jawa

Halcyon

cyanoventris Alcedinidae - - √

ARL,HCK,DL

SL, SSCC

Cekakak

sungai

Todirhamphu

s chloris Alcedinidae - - √

ARL,HCK,DL

SL, SSCC

Raja-udang

meninting

Alcedo

meninting Alcedinidae - - √

ARL,DLSL,

SSCC

Kuntul besar Egretta alba Ardeidae - - √ DLSL, SSCC

Kuntul kecil Egretta

garzetta Ardeidae - - √ DLSL, SSCC

Alap-alap

sapi

Falco

moluccensis Falconidae - - √ HAH

Burung-

madu

belukar

Anthreptes

singalensis Nectariniidae - - √ HCK

Burung-

madu kelapa

Anthreptes

malacensis Nectariniidae - - √

Hampir

Seluruh Lokasi

Burung-

madu

sriganti

Nectarinia

jugularis Nectariniidae - - √

Hampir

Seluruh Lokasi

Pijantung

kecil

Arachnothera

longirostra Nectariniidae - - √ HCK,SSCC

Kipasan belang

Rhipidura javanica

Rhipiduridae - - √

ARL,HCK,DL

SL, TAS, SSCC

Keterangan:, HAH = Hutan Al-Hurriyah, TAS = Tegakan Asrama Sylva, SSCC = Sempadan Sungai

Cihideung & Cikabayan HCK = Hutan Cikabayan, ARL = Arboretum Lanskap, DLSL = Danau LSI/Situ

Leutik

19

Mamalia

Berdasarkan pengamatan langsung dan pengkajian data sekunder diperoleh

sebanyak 13 jenis mamalia dari 10 famili Berdasarkan hasil analisis, di lokasi

studi ditemukan dua jenis mamalia yang teridentifikasi masuk dalam Spesies yang

Terancam, Penyebaran Terbatas atau Dilindungi yang Mampu Bertahan Hidup.

Daftar jenis mamalia yang dilindungi dijelaskan pada Tabel 3. Jenis landak jawa

secara alaminya hidup di hutan alam telah adaptif di lahan budidaya. Bila melihat

dari sumber pakan jenis ini adalah buah-buahan yang jatuh, akar-akaran dan tunas

masih mencukupi untuk didapatkan di sekitar lokasi studi akan tetapi tingginya

tingkat perburuan terhadap jenis ini menjadikan perhatian khusus terhadap

keberadaannya. Jenis lain yang dilindungi dan terancam keberadaannya adalah

monyet ekor panjang yang merupakan jenis satwa lain yang menjadi target

buruan. Keberadaan salah jenis yang masuk dalam ordo primata ini dianggap

sebagai hama dikarenakan keberadaannya sudah memasuki ke pemukiman

warga. Populasi monyet ekor panjang tersebut yang semakin meningkat tetapi

tidak diimbangi dengan ketersediaan pakan yang tersedia di arboretum sehingga

sekelompok satwa tersebut memperlebar wilayah jelajah dalam mencari sumber

pakan lainnya yakni ke pemukiman warga. Jumlah jenis dan distribusi jenis

mamalia di setiap titik pengamatan disajikan pada Lampiran 3.

Tabel 3 Status konservasi jenis Burung Mamalia di Kampus IPB Darmaga

Nama Lokal Nama Latin Famili

Status Lokasi

Temuan IUCN CITES PP No 7

/1999

Landak Jawa Hystrix

javanica Hystricidae - - V

HAH, HCK,

TAS, SSCC

Monyet Ekor

Panjang

Macaca

fascicularis Cercopithecidae - App II -

ABT,

HCK,SSCC

Keterangan:, HAH = Hutan Al-Hurriyah, HCK = Hutan Cikabayan, TAS = Tegakan Asrama Sylva, ABT =

Arboretum Bambu & Hutan Tropika, SSCC = Sempadan Sungai Cihideung & Cikabayan

Reptil dan Amfibi

Berdasarkan pengamatan langsung dan pengkajian data sekunder diperoleh

sebanyak 12 jenis amfibi dari 4 famili dan 35 Spesies reptil dari 12 famil.

Berdasarkan hasil analisis, di lokasi studi ditemukan empat jenis dari kelas Reptil

yang teridentifikasi masuk dalam spesies yang terancam, penyebaran terbatas atau

dilindungi yang mampu bertahan hidup (Tabel 4). Keseluruhan jenis yang

dilindungi berdasarkan daftar jenis CITES Appendix II dan satu jenis yang

dilindungi juga berdasarkan daftar merah IUCN yakni kategori Rentan

(vulnerable). Kampus IPB Darmaga masih merupakan habitat yang cukup baik

untuk jenis reptil khususnya jenis yang dilindungi. Jenis reptil yang dijumpai

dapat dikatakan telah adaptif dimana jenis-jenis ini tidak hanya ditemukan di

areal-areal berhutan yang ada di kampus IPB tetapi juga dapat dijumpai di lokasi-

lokasi gedung perkuliahan ataupun perumahan. Ancaman utama keberadaan jenis

adalah perburuan, hal ini dikarenakan jenis reptil khususnya ular diangap sebagai

satwaliar yang membahayakan manusia. Secara keseluruhan di lokasi penelitian

masih dapat dijumpai lokasi yang ideal bagi habitat untuk jenis-jenis satwaliar

dari kelas reptil ini. Jumlah jenis dan distribusi jenis reptil dan amfibi di setiap

titik pengamatan disajikan pada Lampiran 4.

20

Tabel 4 Status konservasi jenis Reptil di Kampus IPB Darmaga

Nama

Lokal Nama Latin Famili

Status

Lokasi Temuan IUCN CITES

PP No 7

/1999

Ular

Anang

Ophiophagus

hannah Elapidae VU App II - HCK

Ular

Sendok Naja naja Elapidae - App II -

Hampir seluruh

lokasi Ular

Sanca

Python

reticulatus

Pythonidae/

Boidae - App II - ABT,SSCC,HAH

Biawak

Air

Varanus

salvator Varanidae - App II - AHT,SSCC,DLSL

Keterangan: HCK = Hutan Cikabayan, HAH = Hutan Al-Hurriyah, ABT = Arboretum Bambu & Hutan

Tropika, SSCC = Sempadan Sungai Cihideung & Cikabayan, DLSL = Danau LSI/Situ Leutik

Kawasan yang Merupakan Habitat Bagi Spesies atau Sekumpulan Spesies

yang Digunakan Secara Temporer

Tujuan utama dari identifikasi kawasan ini adalah untuk mengidentifikasi

habitat kunci dalam sebuah bentang alam dimana terdapat kumpulan individu

atau sekelompok spesies yang digunakan secara temporer. Beberapa contoh dari

habitat kunci tersebut adalah: (1) tempat untuk berkembang biak atau bersarang,

seperti gua atau habitat lahan basah bagi beberapa spesies burung, kelelawar atau

reptil; (2) tempat yang ada di sepanjang jalur migrasi utama; (3) jalur pergerakan

lokal satwa (koridor) di mana individu dapat bergerak diantara ekosistem yang

berbeda dalam upaya mencari makanan dengan ketersediaan secara musiman; (4)

sebuah tempat berlindung (refugium) bagi suatu spesies pada saat musim panas

yang panjang, banjir, ataupun kebakaran lahan.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan di areal kampus IPB Darmaga

terdapat beberapa areal yang digunakan temporer oleh spesies-spesies satwaliar.

Habitat kunci yang terdapat di areal kampus IPB Darmaga adalah:

(1) Areal bervegetasi yang masih memiliki penutupan tajuk yang relatif rapat

dengan kanopi tinggi (Sempadan Sungai Cihedeung dan Sungai Ciapus,

Hutan Al-huriyah, Hutan Cikabayan). Kondisi ini sering digunakan oleh

beberapa jenis satwa khususnya burung sebagai tempat bertengger untuk

beristirahat atau mencari makan. Beberapa jenis burung yang menjadikan

areal tersebut secara temporer adalah dari jenis dari famili Accipitridae.

Terdapat dua (2) Jenis burung dari famili Accipitridae yang bersifat migran

yakni Accipiter soloensis, dan Accipiter gularis.

(2) Habitat basah yang digunakan oleh jenis burung sebagai cover yang

digunakan secara temporer oleh jenis Nycticorax nycticorax yakni di Danau

LSI/Situ Leutik. Burung ini memiliki kebiasaan, yaitu di siang hari

beristirahat di atas pohon, dimana bersarang dalam koloni di pohon. Pada

malam hari mencari makan di sawah, padang rumput, dan di pinggir sungai

(Mackinnon et al 1998). Aktivitas Harian burung yang mengunakan Danau

LSI sebagai tempat beristirahat pada pagi hingga sore hari memenuhi

kriteria areal ini sebagai habitat temporer.

Jenis-jenis satwaliar yang teridentifikasi menggunakan areal Kampus IPB

Darmaga sebagai bagian dari habitatnya umumnya adalah jenis-jenis burung Jenis-jenis tersebut disajikan pada Tabel 5.

21

Tabel 5 Jenis satwaliar yang menggunakan Kampus IPB sebagai habitat Temporer

Keterangan: HCK = Hutan Cikabayan, HAH = Hutan Al-Hurriyah, SSCC = Sempadan Sungai Cihideung &

Cikabayan, DLSL = Danau LSI/Situ Leutik

Luasan dan Deliniasi Nilai Konservasi Tinggi di Areal Kampus IPB

Darmaga

Hasil analisis dan berdasarkan hasil pengolahan peta, Kampus IPB Darmaga

teridentifikasi terdapat areal yang bernilai konservasi tinggi dengan luas ± 65,11

hektar atau sekitar 25,34 % dari luasan total areal yakni ± 256,97 hektar.

Keberadaan dan peta kawasan bernilai konservasi tinggi secara rinci didisajikan pada Tabel 6 dan Gambar 15.

Tabel 6 Kawasan bernilai konservasi Tinggi di Kampus IPB Darmaga

No Areal NKT Atribut NKT Luas

(ha)

1 Hutan Cikabayan A, B, C 14.53

2 Hutan Al Huriah A, B, C 7.74

3 Tegakan Asrama Sylva A, B, 1.94

4 Arboretum Landskap A,B 4.18

5 Arboretum Bambu & Hutan Tropika A,B 6.37

6 SempadanDanau LSI/Situ Leutik A, B, C 1.80

7 Arboretum Fahutan A,B 0.55

8 Tegakan Sengon Rektorat A 4.12

9 Sempadan S. Cihideung A, B, C 14.12

10 Sempadan S. Ciapus A, B, C 9.76

Total 65.11

Keterangan: A = kawasan yang mempunyai atau memberikan fungsi pendukung keanekaragaman hayati, B = kawasan yang merupakan habitat bagi populasi spesies yang terancam, penyebaran terbatas atau dilindungi

yang mampu bertahan hidup, C = kawasan yang merupakan habitat bagi spesies atau sekumpulan spesies

yang digunakan secara temporer

Nama Lokal Nama Latin Famili Lokasi Temuan Sifat Temporer

Elang hitam Ictinaetus

malayensis Accipitridae

HCK, TAS,

SSCC

Tajuk untuk

Bertengger

Elang-alap besra Accipiter virgatus Accipitridae HCK, SSCC Tajuk untuk

Bertengger

Elang-alap Cina Accipiter soloensis Accipitridae HCK, SSCC Migran/Tajuk untuk

Bertengger

Elang-alap jambul Accipiter tyivirgatus Accipitridae HCK Tajuk untuk

Bertengger

Elang-alap Nipon Accipiter gularis Accipitridae HAH, HCK Migran/Tajuk untuk

Bertengger

Elang-ular bido Spilornis cheela Accipitridae HCK, TAS Tajuk untuk

Bertengger

Sikep-madu Asia Pernis ptilorhynchus Accipitridae HCK, TAS Tajuk untuk

Bertengger

Kowak-malam

kelabu

Nycticorax

nycticorax Ardeidae DLSL Cover/Bersarang

22

Gambar 15 Peta kawasan bernilai konservasi tinggi di Kampus IPB Darmaga

23

Ancaman Kelestarian Nilai Konservasi tinggi

Berbagai macam aktivitas yang dilakukan di dalam kampus IPB Darmaga

antara lain: kegiatan akademik mahasiswa, pejalan kaki, berkendaraan,

berolahraga, pengembalaan liar, pengambilan rumput, pengerukan tanah,

pengambilan pasir sungai, penyadapan getah karet, perawatan kelapa sawit,

kegiatan outbond, perburuan, dan pembangunan gedung prasarana kampus.

Beberapa aktifitas-aktifitas manusia tersebut terutama perburuan dan

pembangunan dapat mengganggu dan mengancam keberadaan keanekaragaman

hayati khususnya untuk jenis-jenis fauna baik langsung maupun tidak langsung.

Berikut adalah aktivitas perburuan dan pembangunan yang terdapat di Kampus

IPB Darmaga.

Perburuan

Secara keseluruhan terdapat beberapa jenis yang menjadi target buruan,

antara lain: Hystrix javanica, Tupaia javanica, dan Macaca fascicularis pada

kelas mamalia. sedangkan pada kelas burung yang sering diburu adalah jenis

Pycnotus aurigates, Lanius scliach, Oriolus chinensis dan Centropus sinensis.

Kelas reptil yang sering kali menjadi incaran perburuan adalah jenis Varanus

salvator dan Phyton reticulatus.

Berdasarkan hasil wawancara T.javanica dan M.fascicularis diburu karena

menjadi hama pengganggu bagi tanaman di sekitar perumahan warga. Perburuan

kedua satwa tersebut dilakukan dengan menggunakan senapan angin. Berdasarkan

hasil wawancara dengan warga setempat, T.Javanica menjadi hama bagi tanaman

perkebunan seperti hama bagi tanaman pisang karena sering memakan bunga atau

jantung tanaman pisang. Sedangkan M.fascicularis sering memasuki areal

pemukiman di sekitar Arboretum Bambu & Hutan Tropika dan mengganggu

sehingga di buru warga. Perburuan H.javanica dilakukan atas dasar keperluan

ekonomi dimana hasil tangkapan nantinya akan dijual. Sama halnya dengan hasil

buruan dari kelas reptil dan aves dimana jenis yang ditangkap nanti akan dijual ke

pasar-pasar perdagangan satwa atau kepada orang-orang yang telah memesankan

jenis yang akan ditangkap.

Pembangunan

Adanya pengembangan pembangunan gedung (sarana dan prasarana

kampus) dapat menyebabkan penyempitan dan perusakan habitat di Kampus IPB

Darmaga. Kegiatan pembangunan di Kampus IPB Darmaga merupakan

pembangunan kampus tahap III periode tahun 2010-2030 yang diresmikan pada

tanggal 5 Oktober 2011 oleh rektor IPB. Berdasarkan revisi master plan 2011,

kegiatan pembangunan ini terbagi ke dalam tiga paket yaitu: Paket I adalah

pembangunan gedung pendidikan seperti pembangunan ruang kuliah,

laboratorium, fasiltas olahraga, dan fasilitas lainnya; Paket II adalah pembangunan

gedung perpustakaan IPB; dan Paket III adalah penambahan nilai atau rehabilitasi

gedung pendidikan (Munawaroh 2011). Pada saat ini pembangunan tersebut

masih berlangsung dan beberapa ada yang telah selesai seperti pembangunan

ruang kuliah.

Satwaliar pada prinsipnya membutuhkan ruang gerak yang luas tetapi

dengan adanya pembangunan dapat menyebabkan ruang geraknya semakin

terbatas sehingga satwa dapat lari dan berpindah ke tempat lain. Hal tersebut

sangat beresiko karena kepindahan satwa tersebut keseimbangan dapat

24

menyebabkan kematian satwa itu sendiri. Kegiatan pengembangan pembangunan

Kampus IPB Darmaga berpengaruh terhadap ekosistem yang mengakibatkan

penyempitan habitat satwaliar sehingga terjadi pegurangan makanan dan cover

yang sangat dibutuhkan satwa demi kelangsungan hidupnya. Saat ini jenis

H.javanica adalah satwa yang kondisinya semakin terancam dikarenakan kegiatan

perburuan menjadi ancaman terbesarnya. Contoh lainnya akibat dari kegiatan

perburuan dan pengembangan pembangunan di Kampus IPB Darmaga adalah

sudah tidak ditemukan lagi beberapa jenis satwa liar pada saat penelitian ini

dilakukan. Menurut data Hernowo et al. (1991), terdapat 14 jenis mamalia yang

ditemukan, dua diantaranya adalah satwa langka yaitu Felix bengalensis dan

Manis javanica. Kedua jenis satwaliar tersebut merupakan bukti nyata telah

hilangnya beberapa jenis satwaliar akibat adanya kegiatan perburuan dan kegiatan pembangunan di Kampus IPB Darmaga.

Implikasi Pengelolaan Nilai Konservasi Tinggi

Beberapa permasalahan yang terjadi di Kampus IPB Darmaga yaitu makin

tingginya ancaman terhadap keanekaragaman hayati. Faktor tersebut berkaitan

dengan perubahan tutupan hijau di Kampus IPB Darmaga yang cenderung

menurun. Salah satu penyebabnya karena adanya aktifitas pembangunan gedung-

gedung untuk kegiatan belajar mengajar. Berkurangnya tutupan hijau di kampus

IPB Darmaga akan berdampak langsung terhadap tingkat kekayaan maupun

keanekaragaman hayati. Selain pembangunan, ancaman lain yang dapat menekan

tingkat keanekaragaman hayati di Kampus IPB Darmaga adalah perburuan.

Perburuan sangat berkaitan erat dengan spesies-spesies yang dianggap

mempunyai nilai ekonomi tinggi dan di dalamnya terdapat jenis-jenis yang

dilindungi oleh pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa lokasi

mempunyai karakteristik seperti hutan alam yaitu di Hutan Al Huriyah dan Hutan

Cikabayan. Kondisi ini cocok untuk habitat berbagai jenis satwa seperti kelompok

burung-burungan, herpetofauna maupun mamalia. Areal ini merupakan tempat

mengumpulnya berbagai satwaliar. Oleh karena itu, maka keberadaan

dipertahankan keberadaannya dan keasliannya. Areal ini dibiarkan berkembang

secara alami.

Permasalahan lain yang harus dicermati bahwa lokasi Kampus IPB Darmaga

berada pada pemukiman yang padat. Keadaaan tersebut akan berdampak langsung

terhadap menurunnya kualitas udara dan meningkatnya pencemaran air. Dengan

demikian, Kampus IPB Darmaga memiliki peran penting untuk mengurangi

dampak tersebut dengan cara mempertahankan lokasi-lokasi yang mengandung

Nilai Konservasi Tinggi seperti Arboretum Lanskap, Arboretum Hutan Tropika,

Hutan Cikabayan dan Hutan Al-Huriyah untuk menjaga kualitas udara dengan

cara menyerap dan menjerap partikel timbal dan debu yang berasal dari kendaraan

bermotor.

Upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas air permukaan maupun air

tanah, perlu dilakukan pengelolaan dengan cara mempertahankan dan

memperkaya jenis tumbuhan pada lokasi yang berdekatan dengan badan-badan air

yang juga merupakan kawasan lindung yakni sempadan Danau/Situ Leutik,

sempadan Sungai Cihideung, sempadan Sungai Ciapus (Hutan Cikabayan). Areal

sekitar sempadan sungai perlu dilakukan rehabilitasi sempadan yang bertujuan

25

untuk mencegah terjadinya longsoran tanah masuk sungai sehingga tidak terjadi

pengikisan. Jenis tanaman yang dikembangkan untuk keperluan ini adalah jenis

tanaman yang mempunyai perakaran kuat sekaligus dapat berfungsi sebagai

habitat satwaliar yaitu jenis tanaman yang dapat menghasilkan pakan satwa.

Satwaliar menyukai habitat pohon-pohonan dekat sumber air, karena satwa

sekaligus mencari air minum. Sesuai peraturan perundangan untuk sungai dengan

lebar kurang 30 m, maka lebar sempadan adalah selebar 50 m. Areal sekitar

sempadan danau dibuatkan buffer berupa jalur hijau yang ditanami dengan

berbagai jenis tanaman yang berfungsi untuk konservasi tanah dan air, juga

berfungsi dalam keanekaragaman hayati. Tujuan pembuatan buffer adalah untuk

mempertahankan fungsi danau.

Di areal Kampus IPB Darmaga, terdapat tempat berbagai pohon ditanam dan

dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian dan pendidikan berupa arboterum yaitu

Arboretum Lanskap, Arboretum Fahutan Arboretum Bambu dan Hutan Tropika.

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan areal ini harus dipertahankan atau

ditingkatkan fungsinya. Hal lain yang perlu dilakukan dengan pengelolaan areal

ini adalah perlu ditingkatkannya fasilitas dan papan interpretasi serta penataan

lansekap yang lebih memadai untuk program agroedutourism.

Selain itu, lokasi-lokasi tersebut apabila dipertahankan akan memiliki

peranan penting lainnya diantaranya : (1) peredam kebisingan; (2) mengurangi

bahaya hujan asam; (3) penyerap karbon monoksida, karbon dioksida dan

penghasil oksigen; (4) penyerap dan penapis bau; serta (5) memberikan

kenyamanan (efek iklim mikro) (6) meningkatkan keindahan Kampus IPB

Darmaga.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Lokasi-lokasi yang teridentifikasi NKT Kehati adalah Sempadan Sungai

Ciapus. Sempadan Sungai Cihideung, Sempadan Danau LSI/Situ Leutik, Hutan

Al-Huriyah, Hutan Cikabayan, Tegakan Sengon Rektorat, Tegakan Asrama Sylva,

Arboretum Fahutan, Arboretum Lanskap, Arboretum Bambu dan Hutan Tropika).

Kampus IPB Darmaga teridentifikasi terdapat areal yang bernilai konservasi

tinggi dengan luas ± 65,11 hektar atau sekitar 25,34 % dari luasan total areal

yakni ± 256,97 hektar.

Saran

Pihak manajemen Kampus IPB Darmaga perlu melakukan pengkajian

lanjutan dalam rangka pengelolaan lokasi-lokasi yang mengandung NKT agar

tingkat keanekaragaman hayati masih terjaga dan lestari. Salah satu bentuk

pengelolaannya yakni dengan cara mepertahankan dan memperkaya jenis

tumbuhan di areal yang teridentifikasi sebagai NKT.

26

DAFTAR PUSTAKA

Bradshaw CJA, Sodhi NS, Brook BW. 2008. Tropical turmoil: a biodiversity

tragedy in progress. Frontiers in Ecology and the Environment 7: 79–87.

Bekessy SA, White M, Gordon A, Moilanen A, McCharthy MA, Wintle BA.

Transparent planning for biodiversity and development in the urban fringe. J

Land. ur. plan. 108 : 140-149. doi: 10.1016/j.landurbplan.2012.09.001

Gardner TA, Barlow J, Sodhi NS, Peres CA. 2010. A multi-region assessment of

tropical forest biodiversity in a human-modified world. Bio. Con. 143 : 2293-

2300.

Hansen J, Sato M, Kharecha P, von Schuckmann K. 2011. Earth's energy

imbalance and implications. Atmos. Chem. Phys. 11 : 13421-13449.

doi:10.5194/acp-11-13421-2011.

Hernowo JB, Soekmadi R, Ekarelawan. 1991. Kajian Pelestarian Satwaliar di

Kampus IPB Darmaga. Media Konservasi 3(2): 43-65.

IUCN. 2012. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2011.2. Download

at http://www.iucnredlist.org

Jamilah. 2011. Degradasi Lahan di Daerah Aliran Sungai Batang Gadis - Falkutas

Pertanian USU. Medan

Kuncoro SA, van Noordwijk M, Martini E, Saipothong P, Areskoug V, Ekadinata

A, O’Connor T. 2006. Rapid Agrobiodiversity Appraisal (RABA) in the contex

of Environmental Service Rewards. Bogor, Indonesia. World Agroforestry

Centre- ICRAF, SEA Regional Office

Kurnia I. 2003. Studi Keanekaragaman Jenis Burung Untuk Pengembangan

Wisata Birdwatching di Kampus IPB Darmaga [skripsi]. Bogor: Jurusan

Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Tidak Diterbitkan.

Konsorsium Revisi HCV Toolkit Indonesia. 2009. Panduan Identifikasi Kawasan

Bernilai Konservasi Tinggi Di Indonesia. Konsorsium Revisi HCV Toolkit

Indonesia.

Lonchner P, Weaver A, Gelderlom C, Peart R, Sandwith T, Fowkes S. 2003.

Aligning the diverse: the development of a biodiversity conservation strategy

for the Cape Floristic Region. Bio. Conserv. 112 : 29-43. doi:10.1016/S0006-

3207(02)00394-4.

MacKinnon, J., K. Philips, B. Van Balen. 1998. Seri Panduan Lapangan Burung-

Burung di Sumatera Jawa, Bali dan Kalimantan. Puslitbang Biologi – LIPI.

Bogor.

Meijaard E, Buchori D., Hadiprakarsa Y, Utami-Atmoko SS, Nurcahyo A. 2011

Quantifying Killing of Orangutans and Human-Orangutan Conflict in

Kalimantan, Indonesia. PLoS ONE 6(11) : 274-291. doi:10.1371/journal.pone

0027491.

Mulyani YA. 1985. Studi Keanekaragaman Jenis Burung Di Lingkungan Kampus

IPB Darmaga [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan

Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Tidak Diterbitkan.

Munawaroh N. Des 2011. Pembangunan Kampus IPB Tahap III. Berita Pariwara

IPB Minggu Ini: 16(kolom 1-3).

27

Pimm SGR, Gittleman J, Brooks T. 1995. The future of biodiversity. Science 269

: 347–350.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun

1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa liar. Jakarta : Presiden

Republik Indonesia.

Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun

2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Jakarta : Presiden

Republik Indonesia

Simon H, Wildavsky A. 1995. Species lost revisited. Di dalam: Simon J, editor.

The State of Humanity. Oxford: Blackwell Inc. hlm: 346–362. [tesis]. Bogor.

Institut Pertanian Bogor.

Suharyanto A. 2007. Dampak Keberadaan IPB Terhadap Ekonomi Masyarakat

Sekitar Kampus dan Kontribusinya Terhadap Perekonomian Kabupaten Bogor.

[TPLP] Tim Pengembangan Laboratorium Lapangan Fakultas Kehutanan IPB.

2002. Rencana Pengelolaan Lapangan Fakultas Kehutanan Intitut Pertanian

Bogor di Kampus Darmaga. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian

Bogor. Tidak Diterbitkan.

Yuliana S. 2000. Keragaman Jenis Amfibi (Ordo Anura) di Kampus IPB

Darmaga, Bogor. [skripsi]. Institut Pertanian Bogor.

28

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga.

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

1 Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth. Akasia Fabaceae Pohon - - -

2 Acalypha sp. Teh-tehan pangkas Euphorbiaceae Semak - - -

3 Achras zapota L. Sawo Sapotaceae Pohon - - -

4 Adenanthera pavonina L. Saga pohon Fabaceae Pohon - - -

5 Agathis dammara (Lamb.) Rich. Agatis Araucariaceae Pohon VU - -

6 Ageratum conyzoides L. Babandotan Asteraceae Herba - - -

7 Aglaia sp. Kayu palado Meliaceae Pohon - - -

8 Albizia falcataria (L.) Fosberg. Jeunjing Fabaceae Pohon - - -

9 Alstonia scholaris R. Br. Pulai Apocynaceae Pohon - - -

10 Altingia excelsa Noronha. Rasamala Altingiaceae Pohon - - -

11 Amaranthus spinosus L. Bayam duri Amaranthaceae Herba - - -

12 Amorphophalus variabilis Bl. Iles-iles Araceae Semak - - -

13 Andrographis paniculata Ness. Sambiloto Acanthaceae Herba - - -

14 Aneilema nudiflorum R.Br. Gewor Commelinaceae Herba - - -

15 Annona muricata L. Sirsak Annonaceae Pohon - - -

16 Anthurium andreanum Linden. Kuping gajah Araceae Semak - - -

17 Arachis hypogeae L. Kacang tanah Fabaceae Herba - - -

18 Archidendron jiringa (Jack) I. Nielsen Jengkol Fabaceae Pohon - - -

19 Arcypteris irregularis (Pr) Holt. Paku mlukut Polypodiaceae Semak - - -

20 Ardisia crispa A.DC. Mata ayam Myrsinaceae Semak - - -

21 Artocarpus elasticus Reinw. Tarap Moraceae Pohon - - -

22 Arundinaria gigantea (Walter) Muhl. Bambu rotan Poaceae Bambu - - -

23 Arundinaria pumila Mitford. Bambu jepang Poaceae Bambu - - -

29

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

24 Asplenium nidus L. Paku sarang burang Polypodiaceae Herba - - -

25 Athyrium sorzogonense (Presl) Milde. Paku kijang Polypodiaceae Semak - - -

26 Axonopus compressus (SW). Beauv Jukut pait Poaceae Herba - - -

27 Bambusa atra Lindley. Bambu loleba Poaceae Bambu - - -

28 Bambusa glaucescens (Lour) Raeuschel. Bambu pagar Poaceae Bambu - - -

29 Bambusa ventricosa McClure. Bambu buddha Poaceae Bambu - - -

30 Bambusa vulgaris Schrad. ex J.C. Bambu ampel Poaceae Bambu - - -

31 Bauhinia purpurea L. Bunga Kupu-kupu Fabaceae Pohon - - -

32 Boehmeria sp. Rami Urticaceae Herba - - -

33 Borreia alata (Aubl). DC. Gletak Rubiaceae Herba - - -

34 Borreia latifolia (Aubl) K. Schum. Rumput Setawar Rubiaceae Herba - - -

35 Borreria hispida Schum. Gempur batu Rubiaceae Herba - - -

36 Borreria laevicaulis (Miq) Ridl. Kenikir Rubiaceae Herba - - -

37 Brachiaria mutica (Forssks.) Stapf. Rumput braciaria Poaceae Herba - - -

38 Caladium bicolor (W.Ait). Vent. Keladi Mas Araceae Herba - - -

39 Calathea sp. Pisang Mas Maranthaceae Herba - - -

40 Calliandra haematocephala Hassk. Kaliandra Fabaceae Semak - - -

41 Callistemon citrinus (Curtis) Skeels. Botol Sikat Myrtaceae Pohon - - -

42 Calophyllum inophyllum L. Nyamplung Clusiaceae Pohon - - -

43 Calophyllum soulattri Burm F. Solatri Clusiaceae Pohon - - -

44 Canarium hirsutum Willd. Kenari Burseraceae Pohon - - -

45 Carex filicium Ness. Kerisan Cyperaceae Herba - - -

46 Caryota mitis Lour. Palem sarai Arecaceae Palem - - -

47 Castanopsis argentea DC. Saninten Fagaceae Pohon - - -

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

30

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

48 Casuarina sumatrana DortheJoker. Cemara Balon Casuarinaceae Pohon - - -

49 Cecropia sp. Pohon terompet Cecropiaceae Pohon - - -

50 Ceiba pentandra Gaert. Kapuk randu Bombacaceae Pohon - - -

51 Centella Asiatica (L).Urb Pegagan Apiaceae Herba - - -

52 Centrosema pubescens Jack. Kacang-kacangan Fabaceae Semak - - -

53 Cerbera manghas L. Bintaro Apocynaceae Pohon - - -

54 Chromolaena odorata (L.) King & H.E. Robins Kirinyuh Asteraceae Semak - - -

55 Cinnamomum burmanii Bl. Kayu manis Lauraceae Pohon - - -

56 Cissus repens Lam - Vitaceae Liana - - -

57 Clidemia hirta G. Don. Harendong bulu Melastomataceae Semak - - -

58 Cocos nucifera L. Kelapa Arecaceae Pohon - - -

59 Coelorachis glandulosa (Trin) Stapf. - Poaceae Herba - - -

60 Coffea robusta Lindl .Ex De Will. Kopi Rubiaceae Pohon - - -

61 Colocasia esculenta L.Schott. Talas Araceae Herba - - -

62 Combretum tetralopum Clarke - Combretaceae Semak - - -

63 Commelina benghalensis Forsk. Gewor Commelinaceae Herba - - -

64 Costus speciosus (Koenig) Smith Pacing Zingiberaceae Herba - - -

65 Crescentia cujete L. Berenuk Bignoniaceae Bambu - - -

66 Cuphea ignea A.DC. Bunga serutu Lyrtaceae Herba - - -

67 Curanga fel-terrae (Lour.) Merr. Daun kukurung Scrophulariaceae Herba - - -

68 Cyathula prostrata (L.) Blume Bayam pasir Amaranthaceae Herba - - -

69 Cyclosorus aridus O.K Paku kadal Thelypteridaceae Semak - - -

70 Cymbopogon nardus (L) Randle. Sereh Poaceae Herba - - -

71 Cyperus kyllingia Endl. Rumput kenop Cyperaceae Herba - - -

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

31

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

72 Dalbergia latifolia Roxb. Sonokeling Fabaceae Pohon VU - -

73 Delonix regia (Boj. ex Hook.) Raf. Flamboyan Fabaceae Pohon - - -

74 Dendrocalamus asper Backer. Bambu betung Poaceae Bambu - - -

75 Dendrocalamus hirtellus Ridl. Bambu hirtalus Poaceae Bambu - - -

76 Dendrocalamus sp.1 D1 Poaceae Bambu - - -

77 Dendrocalamus sp.2 D2 Poaceae Bambu - - -

78 Dendrocalamus sp.3 D3 Poaceae Bambu - - -

79 Dieffenbachia seguine (Jacq) Schoot. Sri rezeki Aveaceae Herba - - -

80 Digitaria sp. Rumput digitaria Poaceae Herba - - -

81 Dioscorea pyrifolia Kunth Huwi upas Dioscoreaceae Herba - - -

82 Diospyros blancoi A.DC. Bisbul Ebenaceae Pohon - - -

83 Diospyros celebica Bakh. Eboni Ebenaceae Pohon VU - -

84 Diplazium esculantum Swartz. Paku sayur Polypodiaceae Semak - - -

85 Dracaena sp. Sugi Putih Liliaceae Herba - - -

86 Drymoglossum piloselloides (L.)Presl. Sisik naga Polypodiaceae Herba - - -

87 Dryopteris impressa Posth. Pakis Polypodiaceae Herba - - -

88 Durio zibethinus Murr. Durian Bombaceae Pohon - - -

89 Dysoxylum gaudichaudianum (Juss.) Miq. Kedoya Meliaceae Pohon - - -

90 Elaeis guineensis Jacq. Kelapa sawit Arecaceae Palem - - -

91 Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch. Bip. - Asteraceae Herba - - -

92 Erythrina cristagali L. Dadap Merah Fabaceae Pohon - - -

93 Etlingera solaris (Blume) R. M. Sm. Tepus Zingiberaceae Herba - - -

94 Euphorbia hirta L. Patikan kebo Euphorbiaceae Herba - - -

95 Eusideroxylon zwageri Teijsm. & Binn. Ulin Lauraceae Pohon VU - -

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

32

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

96 Ficus aurata Corner. Kayu ara Moraceae Pohon - - -

97 Ficus benjamina L. Beringin Moraceae Pohon - - -

98 Ficus elastica Nois. Ex Bl. Karet kerbau Moraceae Pohon - - -

99 Ficus fistulosa Reinw ex. Bl Beunying Moraceae Pohon - - -

100 Ficus lyrata Warb. Biola cantik Moraceae Pohon - - -

101 Ficus montana Burm.f. Perlasan Moraceae Pohon - - -

102 Ficus repens Roxb.ex J.E.Smith Daun dolar Moraceae Liana - - -

103 Ficus septica Burm F. Awar-awar Moraceae Perdu - - -

104 Filicium decipiens Wight et Arn. Kerai Payung Sapindaceae Pohon - - -

105 Fleurya aestuans (L.) Gaudich Jelatang Urticaceae Herba - - -

106 Gigantochloa apus Kurz. Bambu apus Poaceae Bambu - - -

107 Gigantochloa atroviolacea Widjaja. Bambu hitam Poaceae Bambu - - -

108 Gigantochloa hasskarliana (Kurz) Backer ex Hayne Bambu lengka tali Poaceae Bambu - - -

109 Gigantochloa manggong Widjaja. Bambu manggong Poaceae Bambu - - -

110 Gigantochloa psedoarundinaceae (Steudel) Widjaja. Bambu andong Poaceae Bambu - - -

111 Gigantochloa robusta Kurz. Bambu mayan Poaceae Bambu - - -

112 Gigantochloa scortechinii Gamble. Bambu kapal Poaceae Bambu - - -

113 Gigantochloa sp.1 G1 Poaceae Bambu - - -

114 Gigantochloa sp.2 G2 Poaceae Bambu - - -

115 Gigantochloa sp.3 G3 Poaceae Bambu - - -

116 Gleichenia linearis (Burm. f.) C. B Reusam Polypodiaceae Semak - - -

117 Glochidion rubrum Blume Dempul lelet Euphorbiaceae Semak - - -

118 Gmelina arborea Roxb. Gmelina Verbenaceae Pohon - - -

119 Graptophyllum pictum (L.) Griffith. Daun ungu Acanthaceae Perdu - - -

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

33

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

120 Gymnopetalum cochinchinense Kurz. Areui bobontengan Cucurbitaceae Liana - - -

121 Hedyotis verticillata (L.) Lam. - Rubiaceae Herba - - -

122 Hemigraphis brunelloides (Lam) Bremek. Sengengen Acanthaceae Herba - - -

123 Hevea brasieliensis Muell. Arg. Karet Euphorbiaceae Pohon - - -

124 Hibiscus tiliaceus L. Waru Malvaceae Pohon - - -

125 Hymenaea courbaril L. Marasi Fabaceae Pohon - - -

126 Impatiens balsamina L. Pacar air Balsaminaceae Herba - - -

127 Jacaranda acutifolia Bonpl. Jakaranda Bignoniaceae Pohon - - -

128 Jacquemontia paniculata (Brum. f) Hallier F. - Convolvulaceae Herba - - -

129 Jasminum funale Decne. - Oleaceae Pohon - - -

130 Justicia gendarussa Blanco. - Acanthaceae Semak - - -

131 Khaya sinegalensis (Desr.) A.Juss. Khaya Meliaceae Pohon - - -

132 Lantana camara L. Tembelekan Verbenaceae Semak - - -

133 Leea indica (Brum F.) Merr. Girang merah Leeaceae Semak - - -

134 Lepidagathis javanica Blume Daun segugur Acanthaceae Herba - - -

135 Leucaena glauca (Lam.) de Wit kemlandingan Fabaceae Perdu - - -

136 Lindernia crustacea F.Muell. Juku mata keuyeup Scrophulariaceae Herba - - -

137 Litsea sp. Garau Lauraceae Pohon - - -

138 Lophaterum gracile Brongn. Rumput bambu Poaceae Herba - - -

139 Macaranga sp. Mahang Euphorbiaceae Pohon - - -

140 Mangifera indica L. Mangga Anacardiaceae Pohon - - -

141 Manihot utilisima Pohl. Singkong Euphorbiaceae Semak - - -

142 Maniltoa grandiflora Scheff. Sapu tangan Fabaceae Pohon - - -

143 Melastoma malabathricum L. Harendong Melastomataceae Semak - - -

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

34

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

144 Melicope latifolia (DC) T.G. Hartley - Rutaceae Perdu - - -

145 Merremia umbellata (L.) Hall Daun bisul Convolvulaceae Liana - - -

146 Mikania micrantha H. B. K. Sembung rambat Asteraceae Herba - - -

147 Millettia splendidissima Blume ex Miq. Sergantung Fabaceae Pohon - - -

148 Mimosa pudica Duchass. & Walp. Putri malu Fabaceae Herba - - -

149 Muntingia calabura L. Kersen Elaeocarpaceae Pohon - - -

150 Musa sp. Pisang Musaceae Herba - - -

151 Myristica fragrans Houtt. Pala Myristicaceae Pohon - - -

152 Nephelium lappaceum L. Rambutan Sapindaceae Pohon - - -

153 Nephrolepis bisserata (SW.) Schoot Paku harapat Diyopteridaceae Semak - - -

154 Ophiopogon sp. - Liliaceae Herba - - -

155 Oxalis corniculata L. Calincing Oxalidaceae Herba - - -

156 Panicum brevifolium L. - Poaceae Herba - - -

157 Paraserienthes falcataria (L.) Nielsen. Sengon Fabaceae Pohon - - -

158 Parashorea sp. Parashorea Dipterocarpaceae Pohon - - -

159 Paspalum commersonii Lamk. - Poaceae Herba - - -

160 Passiflora foetida L. Rambusa Passifloraceae Herba - - -

161 Pennisetum purpureum Schumach. Rumput Gajah Poaceae Herba - - -

162 Peperomia pellucida (L.) H.B. K. - Piperaceae Semak - - -

163 Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. Mahkota dewa Thymelaeaceae Perdu - - -

164 Phylanthus urinaria L. Meniran Euphorbiaceae Semak - - -

165 Phyllostachys atrovaginata C.S. Chao & H.Y. Chou. Bambu dupa Poaceae Bambu - - -

166 Phyllostachys aurea A. & Ch. Riviera Bambu emas Poaceae Bambu - - -

167 Phyllostachys bambusoides Siebold & Zucc. Bambu kayu jepang Poaceae Bambu - - -

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

35

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

168 Phyllostachys edulis (Carrière) J.Houz. Bambu moso Poaceae Bambu - - -

169 Phyllostachys heteroclada Oliv. Bambu air Poaceae Bambu - - -

170 Phyllostachys nigra (Lodd. ex Lindl.)Munro. Bambu henon Poaceae Bambu - - -

171 Phyllostachys sp.1 P1 Poaceae Bambu - - -

172 Phyllostachys sp.2 P2 Poaceae Bambu - - -

173 Phyllostachys sp.3 P3 Poaceae Bambu - - -

174 Phyllostachys sulphurea (Carrière) A. Rivière & C. Rivière Bambu kuning Poaceae Bambu - - -

175 Phyllostachys vivax McClure. Bambu kayu cina Poaceae Bambu - - -

176 Pinus merkusii Jungh.& De Vr Pinus Pinaceea Pohon - - -

177 Piper aduncum L. Seuseurehan Piperaceae Semak - - -

178 Piper caninum Blume. Kemekes Piperaceae Semak - - -

179 Piper sarmentosum Roxb. Ex. Hunter Karuk Piperaceae Semak - - -

180 Piper umbellatum Jacq. - Piperaceae Semak - - -

181 Pithecellobium dulce (Roxb.) Benth. Mimosa dulcis Fabaceae Pohon - - -

182 Pleocnemia irregularis (C. Presl) Holttum Paku-pakuan Polypodiaceae Semak - - -

183 Pometia pinnata J.R.& G.Forst Matoa Sapindaceae Pohon - - -

184 Pseudosasa japonica Siebold & Zucc. ex Steud. Bambu panah Poaceae Bambu - - -

185 Pterocarpus indica Wild. Angsana Fabaceae Pohon - - -

186 Pterospermum javanicum Jungh. Bayur Sterculiaceae Pohon - - -

187 Quercus gemelliflora Bl Pasang Fagaceae Pohon - - -

188 Rhaphidophora sp. - Araceae Herba - - -

189 Rhaphidophora sp. - Araceae Herba - - -

190 Rostellularia obtuse Nees. - Acanthaceae Semak - - -

191 Roystonea regia (Kunth) O.F.Cook Palem raja Arecaceae Pohon - - -

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

36

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

192 Rubus moluccanus L. Hareueus Rosaceae Liana - - -

193 Salacca edulis Reinw. Salak Arecaceae Palem - - -

194 Samanea Saman (Jacq.) Merr. Ki hujan Fabaceae Pohon - - -

195 Sauropus adrogynus Merr. Katuk Euphorbiaceae Semak - - -

196 Schima wallichii (DC.) Korth. Puspa Theaceae Pohon - - -

197 Schizostachyum zollingeri Steud. Bambu jala Poaceae Bambu - - -

198 Schizotachyum brachycladum Kuez. Bambu nehe Poaceae Bambu - - -

199 Schizotachyum sp.1 S1 Poaceae Bambu - - -

200 Schizotachyum sp.2 S2 Poaceae Bambu - - -

201 Schizotachyum sp.3 S3 Poaceae Bambu - - -

202 Scindapsus hederaceus Schott. - Araceae Herba - - -

203 Selaginella doederleinii Hieron. Cakar ayam Sellaginellaceae Herba - - -

204 Semiarundinaria fastuosa Lat.-Marl. ex Mitford Bambu kuil Poaceae Bambu - - -

205 Setaria palmifolia (J. Koenig) Satpf. Rumput palem Poaceae Herba - - -

206 Setaria plicata Lamk. Jambean Poaceae Herba - - -

207 Shorea leprosula Miq. Meranti Dipterocarpaceae Pohon EN - -

208 Shorea pinanga R.Scheffer Meranti merah Dipterocarpaceae Pohon - - V

209 Shorea seminis (De Vriese) Sloot. Balau Dipterocarpaceae Pohon CR -

210 Solanum torvum Sw. Takokok Solanaceae Perdu - - -

211 Solarium sp. Terung-terungan Solanaceae Semak - - -

212 Solarium torvum Swartz. Takokak Solanaceae Semak - - -

213 Spathodea campanulata Beauv. Kiengsrot Bignoniaceae Pohon - -

214 Stachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl. Pecut Kuda Verbenaceae Herba - - -

215 Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook.f & Th. Burahol Annonaceae Pohon - - -

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

37

No Nama Botani Nama Indonesia Famili Habitus IUCN CITES PP 7 1999

216 Stephania japonica Miers. - Menispermaceae Liana - - -

217 Strobilanthes sp. - Acanthaceae Herba - - -

218 Swietenia macrophylla King. Mahoni daun lebar Meliaceae Pohon VU

APP

II -

219 Swietenia mahagoni (L.) Jacq. Mahoni daun kecil Meliaceae Pohon EN

APP

II -

220 Syzygium aquea Burm.F Jambu air Myrtaceae Pohon - - -

221 Syzygium lineatum (DC.) Merr.& Perry. Galam Myrtaceae Pohon - - -

222 Syzygium polyanthum (Wight.) Walp. Salam Myrtaceae Pohon - - -

223 Tacca palmata Blume. Gadung tikus Taccaceae Semak - - -

224 Taenitis blechnoides SW. Paku ringin Polypodiaceae Semak - - -

225 Tetracera indica Merr. Mempelas Dilleniaceae Pohon - - -

226 Tetracera scandens L. Merr. Ki asahan Dilleniaceae Semak - - -

227 Theme gigantea (Icav.) Hack. Kasapan Dilleniaceae Semak - - -

228 Typhonium flagelliforme Lodd. Rumput gajah Poaceae Herba - - -

229 Wedelia calendulacea Less. Keladi tikus Araceae Herba - - -

230 Zingiber sp. Seruni Asteraceae Herba - - -

231 (tidak terindentifikasi) Jahe-jahean Zingiberaceae Herba - - -

232 (tidak terindentifikasi) Paku larat Polypodiaceae Semak - - -

Lampiran 1 Jumlah jenis vegetasi di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

38

Lampiran 2 jumlah jenis dan sebaran Burung di Kampus IPB Dramaga

No Nama Jenis

Family Penyebaran Status Konservasi

Ilmiah Lokal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

IUCN CITES PP 7 1999

1 Abroscopus superciliaris Cikrak bambu Sylviidae 1 - - -

2 Accipiter gularis Elang-alap Nipon Accipitridae 1 1

- - √

3 Accipiter soloensis Elang-alap Cina Accipitridae 1 1

- - √

4 Accipiter tyivirgatus Elang-alap jambul Accipitridae 1

- - √

5 Accipiter virgatus Elang-alap besra Accipitridae 1 1

- - √

6 Aegithina tiphia Cipoh kacat Aegithinidae 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

7 Alcedo meninting Raja-udang meninting Alcedinidae 1 1 1

- - √

8 Amaurornis phoenicurus Kareo padi Rallidae 1 1 1

- - -

9 Anthreptes malacensis Burung-madu kelapa Nectariniidae 1 1 1 1 1 1 1 1

- - √

10 Anthreptes singalensis Burung-madu belukar Nectariniidae 1

- - √

11 Apus affinis Kapinis rumah Apodidae 1

- - -

12 Arachnothera longirostra Pijantung kecil Nectariniidae 1 1

- - √

13 Ardea cinerea Cangak abu Ardeidae 1

- - -

14 Ardea purpurea Cangak merah Ardeidae 1

- - -

15 Ardeola speciosa Blekok sawah Ardeidae 1

- - -

16 Artamus leucorhynchus Kekep babi Artamidae 1 1

- - -

17 Cacomantis merulinus Wiwik kelabu Cuculidae 1 1 1 1 1 1 1

- - -

18 Cacomantis sonneratii Wiwik lurik Cuculidae 1 1 1 1 1 1 1

- - -

19 Caprimulgus affinis Cabak kota Caprimulgidae 1 1 1 1

- - -

20 Caprimulgus macrurus Cabak maling Caprimulgidae 1 1 1 1

- - -

21 Centropus bengalensis Bubut alang-alang Cuculidae 1 1 1 1 1

- - -

22 Centropus sinensis Bubut besar Cuculidae 1 1 1

- - -

39

No Nama Jenis

Family Penyebaran Status Konservasi

Ilmiah Lokal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

IUCN CITES PP 7 1999

23 Chalcophaps indica Delimukan zamrud Columbidae 1 1

- - -

24 Clamator coromandus Bubut-pacar jambul Cuculidae

- - -

25 Collocalia fuciphaga Walet sarang-putih Apodidae 1 1

- - -

26 Collocalia linchi Walet linchi Apodidae 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

27 Corvus enca Gagak hutan Corvidae 1

- - -

28 Cuculus sepulcralis Wiwik uncuing Cuculidae 1 1 1 1 1 1 1

- - -

29 Cyornis banyumas Sikatan cacing Muscicapidae 1

- - -

30 Cypsiurus balasiensis Walet-palem Asia Apodidae

- - -

31 Dendrocopos macei Caladi ulam Picidae 1

- - -

32 Dicaeum trochileum Cabai Jawa Dicaeidae 1 1 1

- - -

33 Dicrurus leucophaeus Srigunting kelabu Dicruridae 1 1

- - -

34 Dicrurus macrocercus Srigunting hitam Dicruridae 1 1

- - -

35 Egretta alba Kuntul besar Ardeidae 1 1

- - √

36 Egretta garzetta Kuntul kecil Ardeidae 1 1

- - √

37 Falco moluccensis Alap-alap sapi Falconidae 1

- - √

38 Ficedula hyperythra Sikatan bodoh Muscicapidae 1

- - -

39 Geopelia striata Perkutut Jawa Columbidae 1 1

- - -

40 Gerygone sulphurea Remetuk laut Acanthizidae 1 1 1

- - -

41 Halcyon cyanoventris Cekakak Jawa Alcedinidae 1 1 1 1

- - √

42 Halcyon smyrnensis Cekakak belukar Alcedinidae 1 1

- - √

43 Hemipus hirundinaceus Jingjing batu Campephagidae 1

- - -

44 Hirundo rustica Layang-Iayang api Hirundinidae 1 1 1

- - -

45 Hirundo striolata Layang-Iayang loreng Hirundinidae 1 1 1

- - -

46 Hirundo tahitica Layang-Iayang batu Hirundinidae 1 1 1 1

- - -

Lampiran 2 jumlah jenis dan sebaran Burung di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

40

No Nama Jenis

Family Penyebaran Status Konservasi

Ilmiah Lokal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

IUCN CITES PP 7 1999

47 Ictinaetus malayensis Elang hitam Accipitridae 1 1 1

- - √

48 Ixobrychus cinnamomeus Bambangan merah Ardeidae 1

- - -

49 Lalage nigra Kapasan kemiri Campephagidae 1 1 1 1

- - -

50 Lanius schach Bentet kelabu Laniidae 1 1 1

- - -

51 Lanius tigrinus Bentet loreng Laniidae 1 1

- - -

52 Lonchura leucogastroides Bondol Jawa Estrildidae 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

53 Lonchura punctulata Bondol peking Estrildidae 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

54 Macronous gularis Ciung-air coreng Timaliidae 1

- - -

55 Malacoeincla sepiarium Pelanduk semak Timaliidae 1 1

- - -

56 Megalurus palustris Cica-koreng Jawa Sylviidae 1

- - -

57 Merops leschenaulti Kirik-kirik senja Meropidae 1

- - -

58 Motacilla cinerea Kicuit batu Motacillidae 1 1

- - -

59 Nectarinia jugularis Burung-madu sriganti Nectariniidae 1 1 1 1 1 1 1

- - √

60 Nycticorax nycticorax Kowak-malam kelabu Ardeidae 1

- - -

61 Oriolus chinensis Kepudang kuduk-hitam Oriolidae 1

- - -

62 Orthotomus sepium Cinenen Jawa Sylviidae 1 1 1 1 1 1 1

- - -

63 Orthotomus sutorius Cinenen pisang Sylviidae 1 1 1 1 1 1 1

- - -

64 Otus lempiji Celepuk reban Strigidae 1 1

- - -

65 Parus major Gelatik-batu kelabu Paridae 1

- - -

66 Passer montanus Burung-gereja Erasia Passeridae 1 1 1 1 1

- - -

67 Pellorneum capistratum Pelanduk topi-hitam Timaliidae 1

- - -

68 Pericrocotus cinnamomeus Sepah kecil Campephagidae 1 1

- - -

69 Pernis ptilorhynchus Sikep-madu Asia Accipitridae 1 1

- - √

70 Phylloscopus borealis Cikrak kutub Sylviidae 1 - - -

Lampiran 2 jumlah jenis dan sebaran Burung di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

41

No Nama Jenis

Family Penyebaran Status Konservasi

Ilmiah Lokal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

IUCN CITES PP 7 1999

71 Picoides moluccensis Caladi tilik Picidae 1 1

- - -

72 Prinia familiaris Perenjak Jawa Cisticolidae 1 1

- - -

73 Prinia polychroa Perenjak coklat Cisticolidae 1

- - -

74 Psittacula alexandri Betet biasa Psittacidae 1 1 1 1

- - -

75 Pycnonotus aurigaster Cucak kutilang Pycnonotidae 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

76 Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk Pycnonotidae 1 1 1

- - -

77 Rhipidura javanica Kipasan belang Rhipiduridae 1 1 1 1 1

- - √

78 Sitta frontalis Munguk beledu Sittidae 1

- - -

79 Spilornis cheela Elang-ular bido Accipitridae 1 1

- - √

80 Streptopelia bitorquata Dederuk Jawa Columbidae 1 1

- - -

81 Streptopelia chinensis Tekukur biasa Columbidae 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

82 Surniculus lugubris Kedasi hitam Cuculidae 1 1 1 1 1

- - -

83 Todirhamphus chloris Cekakak sungai Alcedinidae 1 1 1 1

- - √

84 Treron vernans Punai gading Columbidae 1 1 1 1

- - -

85 Turnix suscitator Gemak loreng Turnicidae 1

- - -

86 Tyto alba Serak Jawa Tytonidae 1

- - -

87 Zosterops palpebrosus Kacamata biasa Zosteropidae 1 1 1 1 1

- - -

Jumlah 28 23 29 49 29 10 29 15 45

- - -

Keterangan : S1 Arboretum lanskap

S6 Arboretum Fahutan

S2 Arboretum Hutan Tropika, Arboretum Bambu S7 Tegakan sekitar Asrama Sylva

S3 Hutan Alhuriyah/Areal hijau sekitar asrama mahasiswa S8 Tegakan Sengon Rektorat

S4 Hutan Cikabayan S9 Sempadan Sungai Ciapus dan Sungai Cihedeung

S5 Danau LSI/ Situ Leutik

Lampiran 2 jumlah jenis dan sebaran Burung di Kampus IPB Dramaga (lanjutan)

42

Lampiran 3 Jumlah jenis dan sebaran Mamalia di Kampus IPB Dramaga

No Nama Jenis

Family Penyebaran Status Konservasi

Ilmiah Lokal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

IUCN CITES PP 7 1999

1 Callosciurus notatus Bajing Kelapa Sciuridae 1 1 1 1 1 1

- - -

2 Sundasciurus jentinki Bajing Jentik Sciuridae 1 1 1

- - -

3 Sundasciurus lowii Bajing Ekor Pendek Sciuridae 1 1

- - -

4 Tupaia javanica Tupai Kekes Tupaiidae 1

- - -

5 Rattus tiomanicus Tikus Belukar Muridae 1 1 1

- - -

6 Hystrix javanica Landak Jawa Hystricidae 1 1 1 1

- - V

7 Suncus murinus Celurut Soricidae 1

- - -

8 Cynopterus brachyotis Codot Krawar Pteropodidae 1

- - -

9 Macroglossus minimus Codot Pisang Cokelat Pteropodidae 1 1

- - -

10 Cynopterus sphinx Codot Barong Pteropodidae 1

- - -

11 Paradoxurus hermaphroditus Musang Luwak Viverridae 1 1

- App III -

12 Herpestes javanica Garangan Viverridae 1 1

- - -

13 Macaca fascicularis Monyet Ekor Panjang Cercopithecidae 1 1 1

- App II -

Jumlah 1 3 4 4 2 6 1 1 8

Keterangan : S1 Arboretum lanskap

S6 Arboretum Fahutan

S2 Arboretum Hutan Tropika, Arboretum Bambu S7 Tegakan sekitar Asrama Sylva

S3 Hutan Alhuriyah/Areal hijau sekitar asrama mahasiswa S8 Tegakan Sengon Rektorat

S4 Hutan Cikabayan S9 Sempadan Sungai Ciapus dan Sungai Cihedeung

S5 Danau LSI/ Situ Leutik

43

Lampiran 4 Jumlah jenis dan sebaran jenis Herpetofauna di Kampus IPB Dramaga

No Nama Jenis

Family Penyebaran Status Konservasi

Ilmiah Lokal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

IUCN CITES PP 7 1999

A Amfibi

1 Bufo asper Kodok Buduk Sungai Bufonidae 1 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

2 Bufo biporcatus Kodok Puru Hutan Bufonidae 1 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

3 Bufo melanostictus Kodok Buduk Bufonidae 1 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

4 Fejervarya cancrivora Katak Sawah Ranidae 1 1 1

- - -

5 Fejervarya limnocharis Katak Tegalan Ranidae 1 1 1 1

- - -

6 Limnonectes macrodon Bangkong Batu Ranidae 1 1 1 1 1

- - -

7 Microhylla achatina Percil Jawa Microhylidae 1 1 1

- - -

8 Polypedates leucomystax Katak Pohon Bergaris Rhacophoridae 1 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

9 Rana chalconota Kongkang Kolam Ranidae 1 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

10 Rana erythraea Kongkang Gading Ranidae 1 1 1 1

- - -

11 Rana nicobariensis Kongkang Jangkrik Ranidae 1 1 1 1

- - -

12 Rhacophorus reinwardtii Katak Pohon Hijau Rhacophoridae 1 1 1

- - -

Jumlah 12 7 6 5 10 6 8 5 11

B Reptil

1 Ahaetulla prasina Ular Pucuk Colubridae 1 1 1 1

- - -

2 Boiga multomaculata Ular Kucing Colubridae 1

- - -

3 Bronchocela cristatella Bunglon Jambul Agamidae 1 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

4 Bronchocela Jubata Bunglon Surai Agamidae 1 1 1 1 1 1 1 1 1

- - -

5 Bungarus candidus Ular Weling Elapidae 1 1

- - -

6 Bungarus fasciatus Ular Welang Elapidae 1 1 1

- - -

7 Calloselasma rhodostoma Ular Viper Tanah Viperidae 1 1

- - -

44

No Nama Jenis

Family Penyebaran Status Konservasi

Ilmiah Lokal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

IUCN CITES PP 7 1999

8 Cosymbotus platyurus Cicak Tembok Geckonidae 1 - - -

9 Cylindrophis ruffus Ular Kepala Dua Cylindrophiidae 1 - - -

10 Cyrtodactylus marmoratus Cicak Batu Geckonidae 1 1 1 1 1 1 1 1 - - -

11 Dasia olivacea Kadal Perut Hijau Scincidae 1 - - -

12 Dendrelaphis formosus Ular Tali Colubridae 1 1 - - -

13 Dendrelaphis pictus Ular Lidah Api Colubridae 1 1 - - -

14 Draco volans Cicak Terbang Agamidae 1 1 1 1 1 1 1 1 - - -

15 Elaphe flavolineata Ular Kopi Colubridae 1 - - -

16 Elaphe radiate Ular Lanang Sapi Colubridae 1 - - -

17 Enhydris enhydris Ular Air Pelangi Colubridae 1 1 - - -

18 Eutropis multifasciata Kadal Kebun Scincidae 1 1 1 1 1 1 1 1 - - -

19 Gekko gecko Tokek Geckonidae 1 1 1 - - -

20 Hemidactylus frenatus Cicak Rumah Geckonidae 1 1 - - -

21 Lycodon capucinus Ular Rumah Colubridae 1 - - -

22 Lygosoma quadrupes Kadal Ular Scincidae 1 - - -

23 Maticora intestinalis Ular Cabe Elapidae 1 - - -

24 Naja naja Ular Sendok Elapidae 1 1 1 1 1 1 1 1 1 App II -

25 Ophiophagus hannah Ular Anang Elapidae 1 VU App II -

26 Pareas carinatus Ular Siput Colubridae 1 1 1 - - -

27 Ptyas korros Ular Koros Colubridae 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - -

28 Python reticulatus Sanca Kembang

Pythonidae/

Boidae 1 1 1 - App II -

29 Ramphotyphlops braminus Ular Kawat Typhlopidae 1 - - -

30 Rhabdophis subminiatus Ular Picung Colubridae 1 1 - - -

45

No Nama Jenis

Family Penyebaran Status Konservasi

Ilmiah Lokal S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

IUCN CITES PP 7 1999

31 Takydromus sexlineatus Kadal Rumput Lacertidae 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - -

32 Trimeresurus albolabris Ular Viper Pohon Viperidae 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - - -

33 Varanus salvator Biawak Air Varanidae 1 1 1 - App II -

34 Xenochrophis trianguligerus Ular Segitiga Merah Colubridae 1 - - -

35 Xenopeltis unicolor Ular Pelangi Xenopeltidae 1 - - -

11 15 11 26 22 9 9 12 19

Keterangan : S1 Arboretum lanskap S6 Arboretum Fahutan

S2 Arboretum Hutan Tropika, Arboretum Bambu S7 Tegakan sekitar Asrama Sylva

S3 Hutan Alhuriyah/Areal hijau sekitar asrama mahasiswa S8 Tegakan Sengon Rektorat

S4 Hutan Cikabayan S9 Sempadan Sungai Ciapus dan Sungai Cihedeung

S5 Danau LSI/ Situ Leutik

46

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Payakumbuh pada tanggal 15 Maret 1989, anak ke-3

dari 5 bersaudara putera pasangan (Alm) Darma Dodi dan Rosmaini. Penulis

menempuh pendidikan TK dan SD di SDN 1 Pangkalan (1993-2000). Kemudian

melanjutkan pendidikan SLTP di SMP 1 Harau (2000-2003) dan menempuh

pendidikan SLTA di SMA 1 Harau (2003-2006), hingga akhirnya diterima di IPB

melalui jalur USMI pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata (KSHE) pada tahun 2006.

Kegiatan penulis di luar akademik, diantaranya adalah aktif sebagai

pengurus Kelompok Pemerhati Gua (KPG) Himakova pada tahun 2007-2009 dan

pengurus BEM KM Fakultas Kehutanan pada tahun 2008-2009.