IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN...

45
IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA DAUN LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN DESA PENGUDANG KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU ZAWAIRIAH JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN...

Page 1: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN

MIKROALGA EPIFIT PADA DAUN LAMUN

(Enhalus acoroides) DI PERAIRAN DESA PENGUDANG

KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU

ZAWAIRIAH

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA
Page 3: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

ABSTRAK

ZAWAIRIAH. Identifikasi Jenis Tutupan dan Kelimpahan Mikroalga Epifit pada

Daun Lamun (Enhalus acoroides) di Perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan

Kepulauan Riau. Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing oleh

Arief Pratomo, S.T, M.Si dan Risandi Dwirama Putra, S.T, M.Eng.

Penelitian ini mengenai identifikasi jenis tutupan dan kelimpahan mikro alga

epifit pada daun lamun Enhalus acoroides yang berada di perairan desa

Pengudang Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis epifit dan

mengetahui tingkat tutupan serta kelimpahan mikroalga epifit yang menempel

pada daun lamun Enhalus acoroides. Metode pengambilan sampel mikroalga

epifit pada daun lamun Enhalus acoroide dilkaksanakan dengan menggunakan

simple random sampling sebanyak 31 titik yang tersebar di Desa Pengudang.

Mikroalga epifit yang berada pada daun lamun dianalisis dengan menggunakan

metode CPCe dan identifikasi jenisnya dilaksanakan di laboratorium. Hasil dari

identifikasi ditemukan 12 jenis mikroalga epifit yang menempel pada daun lamun

Enhalus acoroides yaitu Gymnodinium sp, Ceratium tripos, Navicula sp, Synedra

sp., Peridinium sp., Achnanthes minutissima, Microspora sp., Chlamydomonas

sp., Corethron criophilum, Merismopedia sp., Lyngbya sp., dan Tabularia

fasciculata. Mikroalga epifit yang dijumpai di Desa Pengudang jenis Tabularia

fasciculata memiliki kelimpahan tertinggi sedangkan kelimpahan epifit yang

paling rendah adalah Gymnodinium sp. Tutupan mikroalaga epifit yang terdapat

pada daun lamun Enhalus acoroides sebesar 31,56% yang berarti tutupan masih

dianggap normal karena tidak lebih dari 60% penutupan terhadap daun lamun.

Kata kunci : Epifit, Lamun, Tutupan, Kelimpahan, Enhalus acoroides, CPCe

Page 4: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

ABSTRACT

ZAWAIRIAH. Identification of Cover Type and Epiphytic Microalgae

Abundance in Seagrass Leaves (Enhalus acoroides) in the Waters of Desa

Pengudang Bintan Regency Kepulauan Riau. Essay. Tanjungpinang: Department

of Marine Science, Faculty of Marine Science and Fisheries, Raja Ali Haji

Maritime University. Advisor by Arief Pratomo, S.T, M. Si and Risandi Dwirama

Putra, S.T, M.Eng.

This study identifies the type of cover and micro abundance of epiphytic algae

on Enhalus acoroides seagrass leaves located in the waters of the Bintan

Pengudang village. This study aims to determine the type of epiphytes and to

know the level of cover and abundance of epiphytic microalgae attached to the

seagrass of Enhalus acoroides. Methods of sampling epiphytic microalgae on the

leaves of seagrass Enhalus acoroides held by using simple random sampling as

much as 31 spots scattered in the Village Pengudang. Epiphytic microalgae

located on the leaves of the seagrass were analyzed using the CPCe method and

the identification of the species was performed in the laboratory. The results of

identification found 12 types of epiphytic microalgae attached to the seagrass

leaves of Enhalus acoroides namely Gymnodinium sp, Ceratium tripos, Navicula

sp, Synedra sp., Peridinium sp., Achnanthes minutissima, Microspora sp.,

Chlamydomonas sp., Corethron criophilum, Merismopedia sp., Lyngbya sp , And

Tabularia fasciculata. The epiphytic microalgae found in the Tabularia

fasciculata Shrimp Village has the highest abundance while the lowest epiphytic

abundance is Gymnodinium sp. Epiphytic microalaga cover contained in Enhalus

acoroides seagrass leaves of 31.56% which means that the cover is still

considered normal since no more than 60% of seagrass leaf cover.

Keywords : Epiphytes, Seagrass, Cover, Abundance, Enhalus acoroides, CPCe

Page 5: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

IDENTIFIKASI JENIS, TUTUPAN DAN KELIMPAHAN

MIKROALGA EPIFIT PADA DAUN LAMUN

(Enhalus acoroides) DI PERAIRAN DESA PENGUDANG

KABUPATEN BINTAN KEPULAUAN RIAU

ZAWAIRIAH

NIM. 110254241021

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Perikanan pada

Program Studi Illmu Kelautan

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG 2017

Page 6: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA
Page 7: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

© Hak cipta milik Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tahun 2017

Hak Cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari

Universitas maritim Raja Ali Haji, sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apa pun, fotokopi, microfilm, dan sebagainya

Page 8: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

PRAKATA

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah atas berkat,

rahmat dan hidayah-Nya penyusunan skripsi dengan judul “Identifikasi Jenis

Tutupan dan Kelimpahan Mikroalga Epifit pada Daun Lamun (Enhalus

acoroides) di Perairan Desa Pengudan Kabupaten Bintan Kepulauan Riau” ini

dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Perikanan di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali

Haji.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

memberikan masukan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini Bapak

Arief Pratomo, ST, M.Si selaku pembimbing utama, Bapak Risandi Dwirama

Putra, ST, M.Eng selaku pembimbing pendamping. Bapak Chandra Joei

Koenawan, S.Pi, M.Si selaku ketua penguji dan Ibu Ita Karlina, S.Pi, M.Si selaku

anggota penguji.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karna itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca

diperlukan.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Tanjungpinang, 12 Juli 2017

Zawairiah

Page 9: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sedanau Kabupaten Natuna pada tanggal 5 Juni 1992,

dari pasangan Bapak Tarmizi dan Ibu Syarifah Nurbaya. Penulis meruapakan anak

ketiga dari empat bersaudara.

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 02 Sedanau, lulus pada

tahun 2015, melanjutkan MTsN Bunguran Barat Natuna, lulus pada tahun 2008

dan melanjutkan SMA Negeri 1 Sedanau Natuna lulus pada tahun 2011.

Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas

Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dan diterima di Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan pada Program Studi Ilmu Kelautan.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten dosen pada mata

kuliah Avertebrata Air, serta aktif mengikuti seminar dan bergabung dalam

Kelompok Minat Bakat Mahasiswa (KMBM) Coral. Kemudian pada tahun 2014

telah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KUKERTA) di Desa Sungai Kecil

Kecamatan Sebong Lagoi.

Sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu

Kelautan dan Perikanan. Penulis melakukan penelitian dengan judul Identifikasi

Jenis Tutupan dan Kelimpahan Mikroalga Epifit pada Daun Lamun (Enhalus

acoroides) di Perairan Desa Pengudang Kabuoaten Bintan Kepulauan Riau.

Page 10: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................ i

DAFTAR TABEL .................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

1.4 Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3

2.1 Epifit ................................................................................................. 3

2.2 Jenis–jenis Epifit pada Daun Lamun ................................................. 3

2.2.1 Diatom .............................................................................................. 3

2.2.2 Dinoflagellata ................................................................................... 4

2.2.3 Sianobakteri ...................................................................................... 4

2.2.4 Kokolitoforid .................................................................................... 5

2.3 Peranan Epifit pada Ekosistem Lamun ............................................. 5

2.4 Lamun ............................................................................................... 6

2.5 Aspek Biologi Enhalus acoroides .................................................... 7

2.6 Kondisi Oseanografi yang Mempengaruhi Epifit ............................. 7

2.6.1 Suhu .................................................................................................. 7

2.6.2 Salinitas ............................................................................................. 8

2.6.3 Kecepatan Arus ................................................................................. 8

2.6.4 Derajat Keasaman ............................................................................. 9

2.6.5 Dissolved Oxygen ............................................................................. 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 11

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 11

3.2 Jenis Penelitian ................................................................................. 11

3.3 Bahan Penelitian ............................................................................... 12

3.4 Alat Penelitian .................................................................................. 12

3.5 Prosedur Penelitian ........................................................................... 13

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 13

3.6 Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 16

3.6.1 Pengolahan Data Tutupan Epifit ....................................................... 16

3.6.2 Pengolahan Data Kelimpahan Epifit ................................................ 17

3.6.3 Analisis Data ..................................................................................... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 19

4.1 Identifikasi Jenis Epifit ....................................................................... 19

4.2 Rata–Rata Kelimpahan Epifit ............................................................. 21

4.3 Komposisi Jenis Epifit ........................................................................ 23

4.4 Rata–Rata Tutupan Epifit ................................................................... 24

Page 11: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

ii

4.5 Kondisi Umum Perairan Desa Pengudang .......................................... 25

4.6 Pembahasan ......................................................................................... 26

BAB V PENUTUP .................................................................................... 28

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 28

5.2 Saran ................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 29

LAMPIRAN .............................................................................................. 32

Page 12: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

DAFTAR TABEL

1. Bahan Penelitian ............................................................................... 12

2. Alat Penelitian .................................................................................. 12

3. Hasil Indentifikasi Jenis Efipit ......................................................... 19

4. Kelimpahan Jenis Efipit .................................................................... 21

5. Komposisi Jenis Efipit ...................................................................... 23

6. Kondisi Umum Perairan ................................................................... 25

Page 13: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

DAFTAR GAMBAR

1. Kelas Bacillariophyceae ................................................................... 3

2. Kelas Dinoflagellata ......................................................................... 4

3. Kelas Sianobakteri ............................................................................ 5

4. Kelas Kokolitofor ............................................................................. 5

5. Peta Lokasi Penelitian ....................................................................... 11

6. Kelimpahan Efipit ............................................................................. 22

7. Komposisi Jenis Efipit ...................................................................... 24

8. Tingkat Tutupan Efipit ..................................................................... 24

Page 14: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

DAFTAR LAMPIRAN

1. Dokumentasi Hasil CPCe ................................................................. 33

2. Dokumentasi Lapangan .................................................................... 49

Page 15: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epifit adalah organisme yang hanya menempel pada permukaan tumbuhan.

Menurut Russel. (1990) in Rahayu. (2013), epifit lamun mengacu bagi seluruh

organisme autotrofik (yaitu, produsen primer) yang tinggal menetap di bawah

permukaan (air) menempel pada rhizoma, batang dan daun lamun. Bagaimanapun

istilah ini sering digunakan mengacu pada semua organisme (hewan atau

tumbuhan) yang berkembang di lamun. Keterkaitan lamun dengan epifit dimana

organisme yang menempel tersebut dapat menjadi sumber makanan untuk

organisme lain, serta membantu perpindahan karbon dari lamun ke substrat dasar

(Rahayu. 2013).

Namun keberadaan epifit tidak selalu berdampak baik bagi lamun ataupun

perairan. Organisme epifit yang menempel pada daun laum dapat menghalangi

nutrien untuk terserap daun lamun yang akhirnya menurunkan prioduktivitas

lamun itu sendiri. Hal ini terjadi jika pemangsa utama epifit tidak ada maka akan

terjadi penumpukkan epifit pada daun lamun sekarang menghalangi

pertumbuhannya.

Perairan Desa Pengudang merupakan daerah perlindungan lamun, dimana

tutupan lamun di perairan tersebut cukup tinggi dan memungkinkan banyaknya

dijumpainya jenis epifit yang ada di daun lamun tersebut. Terkaitan keduanya

menjadi pertimbangan peneliti tertarik untuk mengetahui jenis epifit yang terdapat

di daun lamun jenis Enhalus acoroides. Jenis ini di lautan yang paling luas dari

segi penutupan dan juga merupakan jenis lamun yang paling sering dijumpai.

Bukan hanya itu saja penelitian ini juga ingin mengetahui apakah memang

ada hubungan antara kelimpahan epifit dengan keberadaan lamun di kawasan

tersebut, sedangkan secara kasat mata dapat dilihat bahwa keberadaan lamun di

kawasan penelitian dengan kondisi yang sangat baik dan apakah akan

menurunkan tingkat kelimpahan epifit yang mungkin dijumpai dikawasan

tersebut.

Page 16: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

2

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas adalah :

1. Jenis epifit apa sajakah yang dapat dijumpai pada daun lamun E. acoroides ?

2. Berapa besar nilai tutupan serta kelimpahan epifit yang ada pada lamun E.

acoroides di perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :

1. Mengetahui jenis epifit yang terdapat di daun lamun E. acoroides.

2. Mengetahui tingkat tutupan serta kelimpahan epifit yang dijumpai pada daun

lamun E. acoroides.

1.4 Manfaat

Adapun maanfaat dari penelitian ini, yaitu :

1. Memberi informasi awal mengenai jenis epifit yang ada pada lamun E.

acoroides di perairan Desa Pengudang.

2. Diharapkan informasi ini dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi pemerintah

untuk melakukan pengelolaan berkelanjutan di perairan Desa Pengudang.

3. Serta dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut mungkin dari segi

pemanfaatannya.

4. Studi awal mengenai tutupan epifit pada daun lamun E. acoroides.

Page 17: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Epifit

Epifit adalah organisme yang hanya menempel pada permukaan tumbuhan.

Menurut Russel. (1990) in Rahayu. (2013), epifit lamun mengacu bagi seluruh

organisme autotrofik (yaitu, produsen primer) yang tinggal menetap di bawah

permukaan (air) menempel pada rhizoma, batang dan daun lamun. Bagaimanapun

istilah ini sering digunakan mengacu pada semua organisme (hewan atau

tumbuhan) yang berkembang di lamun.

2.2 Jenis – Jenis Epifit Pada Daun Lamun

Menurut Nontji. (2008), penggolongan kelompok fitoplankton yang berperan

sebagai Epifit pada daun lamun dapat digolongkan menjadi empat golongan,

yaitu:

2.2.1 Diatom

Diatom merupakan fitoplankton yang termasuk dalam kelas Bacillariophyceae,

kelas ini terbagi menjadi dua ordo yaitu Centrales dan Pennales. Ukuran diatom

cukup beragam dari yang kecil berukuran sekitar 5 µm sampai yang besar sekitar

2 mm. Kelompok ini merupakan kelompok fitoplankton yang umum dijumpai di

laut seperti dari tepi pantai hingga ketengah samudra. Contoh gambar kelas

Bacillariophyceae dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 Kelas Bacillariophyceae (Nontji., 2008)

Page 18: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

4

2.2.2 Dinoflagellata

Dinoflagelata merupakan fitoplankton yang termasuk dalam kelas

Dinophyceae. Kelompok ini umum ditemukan di laut setelah diatom.

Dinoflagelata memiliki kandungan pigmen dalam selnya, pigmen ini

menyebabkan warnanya umumnya coklat kekuningan. Dinoflagelata juga

memiliki organ untuk bergerak berupa flagel.

Dinoflagellata epibentik merupakan istilah untuk dinoflagellata yang hidupnya

menempel pada subsrat hidup yang ada di perairan laut. Dinoflagellata epibentik

umumnya hidup dan menetap di pasir, detritus yang mengapung, menempel di

permukaan makroalga dan lamun, serta sisanya kadang berenang bebas tetapi

masih dekat dengan permukaan tempat berasosiasi (Anderson, Lobel. 1987 in

Nitajohan. 2008). Faust. (2000) in Nitajohan. (2008), menambahkan bahwa

dengan keberadaannya yang bisa ditemukan di berbagai tempat tersebut, maka

dinoflagellata epibentik mempunyai sifat ekologi yang kompleks. Dinoflagellata

epibentik secara spesifik berasosiasi dengan lamun dan makroalga dimana

konsentrasi nutrien yang tinggi tersedia untuk tumbuh. Contoh gambar kelas

Dinoflagelata dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 Kelas Dinoflagelata (Nontji., 2008)

2.2.3 Sianobakteri

Selain kelompok diatom dan dinoflagelat, Sianobakteria merupakan

kelompok fitoplankton yang sering ditemukan di laut yang membentuk filamen

atau benang dari marga Trichodemium. Filamen ini mengelompokkan dalam

agregat koloni yang cukup besar yaitu bisa berukuran 0,3-2 mm. Sianobakteria

Page 19: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

5

dicirikan sebagai organisme yang tidak mempunyai inti sel yang jelas. Contoh

gambar kelas Sianobakteri dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Kelas Sianobakteri (Nontji., 2008)

2.2.4 Kokolitoforid

Kokolitoforid suku Coccolithophoridae merupakan anggota dari kelas

Prymnesiophyceae atau Haptophyceae. Kelompok fitoplankton ini yaitu

uniselluler. Warna umumnya coklat keemasan karena adanya pigmen a-carotene,

fucoxanthin, diadinoxanthin dan diatoxantihin dalam selnya. Ukuran selnya

sangat kecil 2-20 µm atau tergolong nanplankton. Contoh gambar kelas

Sianobakteri dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 4 Kelas Kokolitofor (Nontji., 2008)

2.3 Peranan Epifit pada Ekosistem Lamun

Lamun memproduksi sejumlah besar bahan organik sebagai substrat untuk

algae, epifit, mikroflora dan fauna. Pada daerah padang lamun, organisme

melimpah, karena lamun digunakan sebagai perlindungan dan persembunyian dari

Page 20: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

6

predator dan kecepatan arus yang tinggi dan juga sebagai sumber bahan makanan

baik daunnya maupun epifit atau detritus.

Epifit pada padang lamun selain untuk meningkatkan produktivitas di

ekosistem lamun. Daun lamun memungkinkan ditempeli epifit dan asosiasi biota

lain karena mempunyai permukaan yang luas. Organisme epifit mempunyai

peranan penting dalam penyedia produktivitas perairan, karena dapat melakukan

proses fotosintesis yang dapat membentuk zat organik dari zat anorganik.

Organisme ini juga memanfaatkan nutrien yang ada di ekosistem lamun (Silalahi

et al., 2015).

Menurut Nagle. (1968) in Nitajohan. (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi

keberadaan epifit pada lamun adalah:

1. Tipe substrat (pasir dan lumpur)

2. Kedalaman zona fotik (proses fotosintesis)

3. Pergerakan air yang besar (gelombang dan pasut)

4. Pertukaran nutrien dengan lamun

5. Sumber karbon organik (bakteri dan alga heterotrofik)

2.4 Lamun

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang paling

produktif. Disamping itu ekosistem lamun mempunyai peranan penting dalam

menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut dangkal, yaitu

sebagai produsen primer, habitat biota, penjebak sedimen dan penjebak zat hara

(Romimohtarto, Juwana. 2001).

Lamun (seagrass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga

(Angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup

terendam di dalam laut. Lamun umumnya membentuk padang lamun yang luas di

dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi

pertumbuhannya. Air yang bersirkulasi diperlukan untuk menghantarkan zat-zat

hara dan oksigen, serta mengangkut hasil metabolisme lamun ke luar padang

lamun (Bengen. 2002).

Page 21: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

7

2.5 Aspek Biologi Enhalus acoroides

Menurut Den Hartog. (1970), Enhalus acoroides dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

Divisi : Spermathophyta

Kelas : Monocotyledonae

Bangsa : Helobiae

Suku : Hydrocharitaceae

Sub Suku : Hydrocharitoideae

Marga : Enhalus

Jenis : Enhalus acoroides

Secara morfologi, E. acoroides mempunyai akar rimpang berdiameter 13,15-

17,20 mm yang tertutup rapat dengan rambut-rambut yang kaku dan keras. Akar

berbentuk seperti tali, banyak dan tidak bercabang, panjangnya antara 18,50-

157,65 mm dan diameter antara 3,00-5,00 mm. Bentuk daun seperti sabuk,

tepinya rata, dan ujungnya tumpul, panjang antara 65,0-160,0 cm dan lebar antara

1,2-2,0 cm (Kiswara. 1992). E. acoroides umumnya hidup berdekatan dengan

mangrove (Nienhuis et al., 1991). Vegetasi murni dibentuk oleh spesies ini dan

ditemukan berdekatan dengan spesies lain. E. acoroides hidup di zona intertidal

sampai kedalaman 6 meter. Seringkali mendiami daerah-daerah yang masih

terendam air pada saat surut di daerah litoral. Biasanya daun-daunnya tertutupi

lapisan tipis partikel sedimen. Spesies ini tidak akan ditemui jika banyak sungai

bermuara di pesisir tersebut (Den Hartog. 1970).

2.6 Kondisi Oseanografi yang Mempengaruhi Epifit pada Daun Lamun

2.6.1 Suhu

Temperatur/suhu memegang peranan penting bagi kehidupan yang ada di laut.

Suhu berpengaruh pada aktivitas metabolisme dan perkembangbiakan organisme

yang hidup dilaut. Suhu air laut juga berpengaruh pada kelarutan garam dan gas

dalam laut. Makin tinggi suhunya makin tinggi kemampuan air untuk melarutkan

zat, namun akan memperkecil tingkat kelarutan gas (Sukandarrumidi. 2009).

Suhu merupakan faktor penting bagi kehidupan organisme di perairan

khususnya lautan, karena pengaruhnya terhadap aktivitas metabolisme ataupun

Page 22: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

8

perkembangbiakan dari organisme tersebut. Suhu mempengaruhi proses fisiologi

yaitu fotosintesis, laju respirasi, dan pertumbuhan. Lamun dapat tumbuh pada

kisaran 5 – 35 ⁰C, dan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25 – 30 ⁰C (Marsh

et al., 1986) sedangkan pada suhu di atas 45 ⁰C lamun akan mengalami stres dan

dapat mengalami kematian (Mc Kenzie. 2008 in Sakaruddin. 2011).

2.6.2 Salinitas

Dalam literatur oseanologi dikenali istilah salinitas (acap kali pula disebut

kadar garam atau kegaraman) yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam

(dalam gram) yang terlarut dalam 1 liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan

‰ (permil, gram per liter) (Nontji. 2007).

Salinitas adalah total kosentrasi ion-ion terlarut yang terdapat di perairan.

Salinitas dinyatakan dalam satuan ppt (‰). Nilai salinitas perairan tawar biasanya

kurang dari 0,5‰, perairan payau antara 0,5‰ - 30‰, dan perairan laut 30‰ -

40‰. Pada perairan pesisir, nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masukan air

tawar dari sungai (Effendi. 2003).

Hutomo. (1999) in Hasanuddin. (2013), menjelaskan bahwa lamun memiliki

kemampuan toleransi yang berbeda terhadap salinitas, namun sebagian besar

memiliki kisaran yang lebar yaitu 10-40‰. Nilai salinitas yang optimum untuk

lamun adalah 35‰. Walaupun spesies lamun memiliki toleransi terhadap salinitas

yang berbeda-beda, namun sebagian besar memiliki kisaran yang besar terhadap

salinitas yaitu antara 10-30 ‰. Penurunan salinitas akan menurunkan kemampuan

fotosintesis (Dahuri. 2001).

2.6.3 Kecepatan Arus

Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh

tiupan angin, atau karena perbedaan dalam densitas air laut dan dapat pula

disebabkan oleh gerakan gelombang yang panjang. Arus yang disebabkan oleh

pasang surut biasanya lebih banyak diamati di perairan pantai terutama pada selat

yang sempit dengan kisaran pasang surut yang tinggi (Hutabarat, Evans, 1985).

Pada padang lamun, kecepatan arus mempunyai pengaruh yang sangat nyata.

Produktivitas padang lamun tampak dari pengaruh keadaan kecepatan arus

Page 23: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

9

perairan, dimana mempunyai kemampuan maksimum menghasilkan “standing

crop” pada saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/det (Dahuri. 2001).

2.6.4 Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman lebih dikenal dengan istilah pH. pH (singkatan dari

puissance negatif de H) yaitu logaritma dari kepekatan ion-ion H (hidrogen) yang

terlepas dalam suatu cairan. Derajat keasaman atau pH air menunjukan aktifitas

ion hidrogen dalam larutan tersebut dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen

(dalam mol/liter) dalam suhu tertentu atau dapat ditulis (Kordi, Tancung. 2007)

pH= log (H)+

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH

antara berkisar 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar

kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen didalam air. Air yang

mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat asam , sedangkan air

yang mempunyai pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Air limbah

dan bahan buangan dari kegiatan industri yang dibuang ke sungai akan

mengganggu pH air yang pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan organisme

didalam air (Wardhana. 2004).

2.6.5 Dissolved Oxygen (DO)

Menurut Wibisono. (2005), DO berasal dari dua sumber yakni dari atmosfer

dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman laut.

Keberadaan oksigen terlarut ini sangat memungkinkan untuk langsung

dimanfaatan bagi kebanyakan organisme untuk kehidupan, antara lain pada proses

resfirasi dimana oksigen diperlukan untuk pembakaran (metabolisme) bahan

organic sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan CO2 dan

H2O.

Oksigen terlarut akan menurun apabila banyak limbah, terutama limbah

organik, yang masuk ke system perairan. Hal ini dikarenakan oksigen tersebut

digunakan oleh bakteri – bakteri aerobik dalam proses pemecahan bahan – bahan

organik yang berasal dari limbah yang mencemari perairan tersebut (Mukhtasor.

2007).

Page 24: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

10

Suhu sangat bepengaruh terhadap kadar oksigen. oksigen berbanding terbalik

dengan suhu. Artinya bila suhu tinggi maka kelarutan oksigen berkurang. Selain

suhu salinitas pun berpengaruh pada tingkat kelarutan oksigen didalam air.

Semakin tinggi salinitas maka semakin rendah kelarutan oksigen dalam air. Oleh

karena itu suhu dan salinitas erat kaitannya dengan tinggi rendahnya kelarutan

oksigen, tabel berikut menyajikan kelautan oksigen pada suhu dan salinitas

berbeda pada tekanan 760 mm Hg (Kordi, Tancung. 2007).

Page 25: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni 2016 hingga bulan Juli

2017, di perairan Desa Pengudang Kabupaten Bintan. Penelitian ini dilakukan

pada tiga puluh satu titik sampling yang di tunjukkan oleh Gambar 5.

Gambar 5 Peta Lokasi Penelitian

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini berupa observasi lapangan dimana penelitian dilakukan untuk

mengumpulkan informasi mengenai variabel yang diambil dari sekelompok obyek

atau sampel yang ingin diteliti dan proses identifikasi sampel yang diamati akan

dilakukan dilaboratorium “FIKP UMRAH”. Pada penelitian ini sampel yang

diambil disesuaikan dengan kriteria yang juga merupakan variabel dalam

penelitian.

Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.

Pengambilan data primer dilakukan pengamatan secara langsung melalui

Page 26: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

12

pengukuran komponen biofisik dan identifikasi biota laut yang ditemukan. Data

sekunder merupakan data pendukung penelitian seperti studi literatur yang

berkaitan dengan penelitian dan kondisi umum lokasi penelitian yang diperoleh

dari instansi terkait.

3.3 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Table 1.

Tabel 1 Bahan Penelitian Bahan Kegunaan

Daun Lamun Sebagai sampel yang akan di kerik

Sampel Epifit Sebagai sampel pengamatan

Lugol Sebagai bahan pengawet sampel

Aquades Untuk Mencuci Alat Serta Air Sampel Kerikan

Sumber : Data Primer

3.4 Alat Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Table 2.

Tabel 2 Alat Penelitian Alat Kegunaan

GPS Menentukan Titik Koordinat Penyamplingan (Titik Sampling)

Kantong Plastic Menyimpan Sampel Lamun

Botol Film Menyimpan Sampel Epifit Hasil Kerikan Daun Lamun

Mikroskop Mengamati Jenis Epifit

Haenacytometer, Cover Glass Untuk Menghitung Kelimpahan Epifit

Current Drug Untuk Mengukur Kecepatan Arus Perairan

Lembar Identifikasi Mengidentifikasi Jenis Epifit Yang Ditemukan

Alat Tulis Mencatat Hasil Pengukuran/ Pengambilan Data

Kamera Dokumentasi penelitian, pengambilan sampel penelitian

Multitester Mengukur kualitas perairan ex : suhu, pH, DO

Salt Meter Mengukur Salinitas Perairan

Stopwatch Mengukur Waktu Pengamatan Arus

Sikat Gigi Mengerik Epifit Pada Daun Lamun

Gunting Memotong Daun Lamun

Software CPCe Menghitung Tutupan Epifit Pada Daun Lamun

Sumber : Data Primer

Page 27: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

13

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Metode Pengumpulan Data

3.5.1.1 Pengamatan Sampel Epifit

Setelah ditentukan titik pengambilan sampel lamun yang akan dianalisis di

laboratorium lebih lanjut di lakukan penanganan sampel lamun E. acoroides.

Maka pada lokasi sampling tersebut akan dilakukan :

1) Titik sampling yang telah di tentukan, dicari posisinya dengan menggunakan

GPS, dimana titik ditentukan secara acak (random sampling).

2) Setelah menentukan titik samplingnya, fokuskan pada jenis E.

acoroidesdisekitar titik sampling.

3) Ambil 1 helai daun lamun jenis E. acoroides dengan lebar daun ≥ 2 cm dan

tinggi daun ≥20 cm, serta siapkan kantong sampel.

4) Masukkan sampel lamun pada setiap titik dengan memberi label, dan dibawa

untuk di potong dan sebelumnya di foto untuk menghitung tutupan

menggunakan software CPCe.

5) Sampel lamun yang dijumpai dipotong berbentuk persegi panjang dengan

ukuran 5 x 2 cm pada bagian ujung daun lamun.

6) Lalu lakukan pengerikan pada bagian atas daun lamun dengan menggunakan

sikat gigi agar sampel yang didapat maksimal.

7) Siapkan aquades sebanyak 30 ml (untuk 1 titik), hasil kerikan daun tadi,

dimasukkan pada aquades tersebut.

8) Lalu goncang agar merata.

9) Terakhir teteskan lugol sebanyak 2-3 tetes untuk mengawetkan sampel epifit,

sampel dianalisis lebih lanjut untuk diketahui jenis epifitnya dengan

menggunakan mikroskop dan dicocokkan dengan Website World Registration

of Marine Species (Worms. 2014).

3.5.1.2 Pengamatan dan Identifikasi Mikroalga Epifit

Sampel Epifit yang telah diawetkan kemudian diamati di laboratorium Ilmu

Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Sampel yang didapat

kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop Nikon Binokuler dan

mikroskop Optima Binokuler dengan perbesaran total 400 sampai 1000 kali.

Page 28: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

14

Identifikasi epifit dilakukan dengan mengamati warna, bentuk tubuh serta

struktur selnya. Epifit meliputi jenis – jenis alga hijau, diatom, alga biru, serta

alga lain yang termasuk pada kelompok fitoplankton. Identifikasi jenis Epifit

dilakukan dengan mengambi l foto dengan kamera digital pada lensa mikroskop

lalu dibandingkan dengan Website World Registration of Marine Species

(Worms. 2014). Setelah dilakukan identifikasi masing – masing jenis dibedakan

menjadi jenis zooplankton maupun fithoplanktonnya.

3.5.1.3 Suhu

Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan multi tester (YK 2005 WA).

Pengukuran suhu dilakukan dengan menghidupkan multi tester dengan menekan

tombol “ON” kemudian Probe dimasukkan untuk pengukuran Suhu. Kemudian

dicelupkan probe pada alat tersebut kedalam perairan. Seluruh bagian dari probe

suhu harus tercelup kedalaman air yang diukur. Setelah itu didiamkan beberapa

menit sampai dapat dipastikan angka yang ditunjukkan pada layar berada dalam

kondisi tidak bergerak (stabil). Kemudian nilai suhu yang ditunjukkan pada layar

sebelah kiri bawah multi tester.

3.5.1.4 Salinitas

Salinitas diukur dengan menggunakan Salt Meter (YK-31SA). Prosedur

penggunaan alat adalah sebagai berikut :

1) Probe disiapkan dan dimasukkan pada bagian atas Salt Meter sampai rapat dan

posisi yang benar, kemudian tombol “ON” pada alat ditekan untuk

menghidupkan alat, dan ujung probe dimasukan kedalam air hingga sebatas

kepala probe.

2) Probe digerakkan bebebrapa saat agar mempermudah dalam pembacaan pada

alat dan tunggu beberapa saat hingga menunjukan angka tetap pada tampilan

(layar) alat.

3) Tombol “HOLD” ditekan, jika angka yang ditunjukan sudah benar-benar tetap

(tidak berubah), catat angka yang ditunjukan oleh alat.

Page 29: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

15

3.5.1.5 Kecepatan Arus

Kecepatan Arus diukur dengan menggunakan pelampung yang diikat tali

sepanjang 5 meter dan stopwatch. Kemudian pelampung diletakkan pada

permukaan perairan pada titik yang telah ditentukan dan dibiarkan tali menegang

kemudian diukur jarak tempuh pelampung tersebut dalam satuan waktu yaitu

meter per detik (m/det) dari jarak awal diletakan. Pengukuaran kecepatan arus

dilakukan tiga kali pengulangan di setiap titik titik. Waktu pengukuran kecepatan

arus ini dilakukan ketika pasang dan surut. Nilai kecepatan arus diperoleh dengan

rumus :

V = s/t

Keterangan :

V = Kecepatan arus (m/detik)

s = Jarak tali menegang (m)

t = Waktu tali sampai menegang (detik)

3.5.1.6 Derajat Keasaman (pH)

Derajat Keasaman (pH) diukur dengan menggunakan alat multi tester (YK-

2005WA). Prosedur pengukuran pH dengan multi tester adalah sebagai berikut:

1) Probe elektroda pH disiapkan dan dimasukkan kedalam socket pada alat

dengan benar dan pada posisi yang tepat, Tombol “POWER” ditekan untuk

menghidupkan alat,

2) Tombol “MODE” pada alat ditekan hingga layar alat menunjukkan tampilan

“pH” dan masukkan indicator manual untuk Suhu,

3) Larutan “Buffer Solution” yang akan digunakan pada pH 4,00 disiapkan untuk

mengakalibrasikan alat yang ditempatkan pada Botol kalibrasi.

4) Proses kalibrasi alat dilakukan sebelum melakukan pengukuran, dengan cara

menekan tombol “REC” dan “HOLD” secara bersamaan hingga pada layar alat

menunjukkan angka 4,00

5) Tombol “ENTER” ditekan untuk mengakhiri proses kalibrasi, lalu buka botol

kalibrasi pada ujung alat, dan pengukuran pH dapat dilakukan, kemudian hasil

Page 30: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

16

yang ditunjukkan pada layar alat dicatat setelah angka yang ditunjukkan stabil

(tidak berubah).

3.5.1.7 Dissolved Oxygen (DO)

Untuk mengukur oksigen terlarut, dilakukan dengan menggunakan multi tester

(YK-2005WA). Prosedur pengukuran Oksigen Terlarut dilakukan dengan cara :

1) Probe Oksigen terlarut (DO) disiapkan dan dimasukkan kedalam socket DO

pada alat dengan benar dan pada posisi yang tepat.

2) Tombol “POWER” ditekan untuk menghidupkan alat.

3) Tombol “Mode” pada alat ditekan, hingga layar alat menunjukkan tampilan

“%02” dan indikator manual untuk Suhu dimasukkan.

4) Dibiarkan selama 5 menit hingga angka stabil dan tidak berubah.

5) Kalibrasi alat dilakukan sebelum melakukan pengukuran, dengan cara

menekan tombol “REC” dan “HOLD” secara bersamaan.

6) Tombol “ENTER” ditekan, tunggu selama 30 detik, hingga pada layar

menunjukkan tampilan “%02” menunjukkan angka 20.9.

7) Tombol “FUNC” ditekan hingga menunjukkan tampilan “mg/L” kemudian alat

dapat digunakan untuk pengukuran Oksigen Terlarut.

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data Tutupan Epifit

Persen penutupan epifit dihitung menggunakan CPCe 4.0 dengan melakukan

analisis foto untuk membedakan epifit dengan non-epifit. Sebelum di lakukan

identifikasi serta perhitungan secara visual makan sampel lamun yang telah di

potong terlebih dahulu di foto helai daun lamunnya. Penghitungan tutupan pada

30 titik secara acak pada foto daun lamun dengan menggunakan software CPCe.

% Tutupan = E

x 100% E + NE

Keterangan :

E = ∑ titik pada epifit

NE = ∑ titik pada Non-epifit - ∑ titik tidak di daun

Page 31: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

17

3.6.2 Pengolahan Data Kelimpahan Epifit

Kelimpahan diatom epifit dihitung menggunakan rumus modifikasi Lackey

Drop Microtransecting Methods (APHA. 1989):

N = Oi

x Vr

x 1

x n

Op Vo A p

Keterangan :

N = Jumlah epifit per satuan luas (ind/cm2)

Oi = luas gelas penutup (324 mm2)

Op = luas satuan lapang pandang (1,306 mm2)

Vr = volume larutan dalam botol sampel (30 ml)

Vo = volume 1 tetes sampel (0,05 ml)

A = luas bidang kerikan (5 cm x ≥2 cm tergantung hasil ukur)

n = jumlah epifit yang tercacah (ind)

P = jumlah lapang pandang (5)

3.6.3 Analisis Data

Data yang di peroleh dari hasil penenlitian, meliputi jenis, tutpan, serta

kelimpahan di paparka dengan menggunakan table, gambar, grafik. Hasil

penelitian tersebut di bahas secara kuatitatif dan di deskriptifkandengan mengacu

pada literatur yang sesuai, serta pengukuran parameter oseanografi akan di

bandingkan dengan KEPMEN-LH No. 51 Tahun 2004.

Contoh Pengamtan Mikroskop Contoh Pengamtan

CPCe

Page 32: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Jenis Efipit

Dari hasil penelitian pada perairan Pengudang didapat 12 jenis mikroalga epifit

yang melekat pada daun lamun E. acoroides. Berikut jenis-jenis mikroalga epifit

yang didapat dari hasil pengamatan di laboratorium dengan menggunakan

mikroskop. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil Indentifikasi Jenis Efipit

Gambar Acuan Klasifikasi

Sumber:

Faculty.engineering.as.edu

Divisi : Bacillariophyceae

Kelas : Bacillariophyceae

Genus : Achnanthes

Spesies : Achnanthes

minutissima

Sumber:cfb.unh.edu

Divisi : Bacillariophyceac

Kelas : Bacillariophyceac

Genus : Corethron

Spesies : Corethron

criophilum

Sumber :Cyloct.sakura.ne.jp

Divisi : Cyanophyta

Kelas :Cyanophyceae

Genus : Merismopedia

Spesies : Merismopedia sp.

Page 33: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

20

Sumber:marinespecies.org

Divisi :Dinoflagellata

Kelas :Pyrrophyta

Genus : Peridinium

Spesies:Peridinium

conicoides

Sumber :protest.hosei.ac.jp

Divisi : Cyanophyta

Kelas : Cyanophyceae

Genus : Chlamydomonas

Spesies : Chlamydomonas

sp

Sumber:www.marinespecies.org

Divisi : Chrysophyta

Kelas: Bacillariophyceae

Genus: Navicula

Spesies : Navicula sp.

Sumber :

www.microscopy-uk.org.uk

Divisi : Cyanophyta

Kelas : cyanobacteria

Genus : Lyngbya

Spesies : Lyngbya sp.

Sumber:www.marinespecies.org

Divisi : Bacillariophyceae

Kelas : Bacillariophyceae

Genus : Tabularia

Spesies : Tabularia

fasciculate

Page 34: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

21

Sumber :protest.hosei.ac.jp

Divisi : Bacillariophyceae

Kelas : Bacillariophyceae

Genus : Synedra

Spesies : Synedra sp.

Sumber :www.marinespecies.org

Divisi : Dinoflagellata

Kelas : Dinophyceae

Genus : Gymnodinium

Spesies : Gymnodinium sp.

Sumber: biomarks.eu

Divisi : Dinoflagellata

Kelas : Dinophyceae

Genus : Ceratium

Spesies : Ceratium tripos

Sumber:protest.hosei.ac.jp

Divisi :Chrysophyta

Kelas:Bacillariophyceae

Genus: Microspora

Spesies : Microspora sp.

Sumber : Data Primer

4.2 Rata – Rata Kelimpahan Efipit

Tabel 4 Kelimpahan Jenis Efipit

Jenis N (ind/cm2)

Gymnodinium sp. 35724.35

C. tripos 35724.35

Navicula sp. 38701.38

Synedra sp. 38701.38

Page 35: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

22

Peridinium sp. 41678.41

A. minutissima 44655.44

Microspora sp. 44655.44

Chlamydomonas sp. 50609.49

C. criophilum 59540.58

Merismopedia sp. 65494.64

Lyngbya sp. 74425.73

T. fasciculata 83356.81

Total 613267.99

Sumber : Data Primer

Kelimpahan menunjukkan seberapa melimpahnya suatu jenis di perairan setiap

ind/m2. Kelimpahan jenis efipit tertinggi terdapat pada jenis T. fasciculate

83356,81 ind/m2. Sedangkan yang terendah adalah jenis Gymnodinium sp.

35724,35 ind/m2. Banyaknya jenis yang ditemukan umumnya pada divisi

Bacillariophyceae yang sangat umum di temukan disekitaran eksoistem lamun

yang termasuk kedalam diatom perairan. Selengkapnya untuk melihat tingkat

kelimpahan efipit dapat diliuhat pada Gambar 6.

Gambar 6 Kelimpahan Efipit (Data Primer)

Page 36: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

23

4.3 Komposisi Jenis Efipit

Data yang didapat dari 12 jenis mikroalga yang telah diolah dibandingkan

dengan jumlah spesies secara keseluruhan, ternyata tingkat komposisi jenis tidak

begitu berbeda jauh.. Di bawah ini dapat dilihat tabel dan diagram komposisi jenis

mikroalga epifit yang di dapat pada daun lamun E. acoroides di perairan Desa

Pengudang.

Tabel 5 Komposisi Jenis Efipit

Jenis Jumlah KJ (%)

Gymnodinium sp. 12 5.83

C. tripos 12 5.83

Navicula sp. 13 6.31

Synedra sp. 13 6.31

Peridinium sp. 14 6.80

A. minutissima 15 7.28

Microspora sp 15 7.28

Chlamydomonas sp. 17 8.25

C. criophilum 20 9.71

Merismopedia sp. 22 10.68

Lyngbya sp. 25 12.14

T. fasciculata 28 13.59

Total 100%

Sumber : Data Primer

Komposisi jenis menunjukkan seberapa persen suatu jenis dapat ditemukan

dalam satu habitat. Komposisi jenis tertinggi terdapat pada jenis T. fasciculata

13,59%. Sedangkan yang terendah adalah jenis Gymnodinium sp. 5,83%.

Keberadaan suatu jenis efipit sangat dipengaruhi oleh tingkat kemerataan serta

tutupan lamun selain itu juga zat hara yang tersaring oleh pori daun lamun juga

dapat meningkatkan keberagaman jenis epifit yang ditemukan karena dengan

tingkat zat hara yang tinggi juga meningkatkan kesuburan perairan dan juga

meningkatkan keberagaman jenis sehingga didapatlah komposisi jenis yang

tinggi. Tingkat kopmposisi jenis dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 37: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

24

Gambar 7 Komposisi Jenis Efipit (Data Primer)

4.4 Rata-rata Tutupan Epifit

Gambar 8. Tingkat Tutupan Efipit (Data Primer)

Persen tutupan efipit didapat dari analisis dengan jumlah acak data dalam satu

analisis foto 30. Didapat hasil persen tutupan sebesat 31,56%, tutupan masih

dianggap normal karena tidak lebih dari 60% penutupan, jika lebih maka akan

menghambat pertumbuhan lamun.

Page 38: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

25

4.5 Kondisi Umum Perairan Desa Pengudang

Tabel 6 Kondisi Umum Perairan

Parameter Waktu Hasil Rata-rata Baku mutu

KEPMEN – LH

Suhu (°C)

pagi 29,30

Lamun : 28-30

Alami 3(c)

siang 30,97

sore 30,05

rata – rata 30,12

Salinitas (0/00)

pagi 31,30

Lamun : 33-34

Alami 3(e)

siang 32,06

sore 31,27

rata – rata 31,54

pH

pagi 6,93

7-8,5 (d) siang 8,10

sore 7,67

rata – rata 7,57

DO (mg/l)

pagi 7,37

>5 siang 7,20

sore 7,23

rata – rata 7,27

Sumber : Data Primer

Suhu rata-rata perairan Desa Pengudang 30,12 oC merupakan suhu yang

optimal bagi kehidupan lamun maupun mikroalga epifit. Menurut Inansetyo,

Kurniastuty. (1995) bahwa kisaran 25-30 oC merupakan suhu yang sesuai bagi

kehidupan fitoplankton. Alga dari filum Chlorophyta dan Diatom akan tumbuh

baik pada kisaran suhu berturut-turut 30oC-35

oC dan 20

oC-30

oC, dan filum

Cyanophyta dapat bertoleransi terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi (diatas

30oC) dibandingkan kisaran suhu pada filum Chlorophyta dan diatom (Welch.

1980; Halsem. 1995 in Junda et al., (2012).

Sementara itu Nybakken (1992) menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang

membatasi produktifitas fitoplankton yaitu zat hara dan temperatur. Selain dari

pada itu, terdapat beberapa parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap

kelimpahan fitoplankton diantaranya oksigen terlarut, sebab semakin tinggi suhu

perairan, kelarutan oksigennya semakin menurun (Yazwar. 2008). Kelarutan

oksigen membantu dalam proses oksidasi nutrisi yang masuk ke dalam sel

Page 39: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

26

organisme. Oksigen terlarut perairan Pengudang 7,27 mg/l merupakan nilai yang

optimum bagi kehidupan lamun dan biota yang ada di dalamnya.

Salinitas berpengaruh bagi kehidupan diatom, nilai salinitas 31,54 0/00

merupakan nilai salinitas yang optimum bagi kehidupan dan pertumbuhan

tumbuhan lamun yang merupakan tempat menempel bagi mikroalga epifit. Untuk

pertumbuhan lamun yang optimum dibutuhkan salinitas lebih kurang 35‰

(Zieman in Berwick. 1983 in Hertanto. 2008). pH perairan Senggarang rata-rata

7,57 termasuk dalam kategori normal serta baik bagi pertimbuhan lamun dan tentu

saja merupakan kisaran pH yang baik juga bagi kehidupan mikroalga epifit.

4.6 Pembahasan

Epifit merupakan plankton yang hidupnya menempel di permukaan tumbuhan.

Peran penting lamun di ekosistem perairan dalam mendukung produktivitas

primer dan perifiton (termasuk mikroalga) juga sebagai makanan alami biota

lainnya yaitu zooplankton insekta, moluska dan berbagai spesies ikan yang hidup

beruaya pada padang lamun (Irawan, Sari. 2011).

Epifit merupakan produsen primer yang penting dalam ekosistem padang

lamun dan memberikan konstribusi yang signifikan dalam rantai makanan.

Konstribusi epifit bisa mencapai lebih dari 50% dalam rantai makanan di padang

lamun (Kendrik, Lavery. 2001 in Rappe. 2010). Keberadaan ikan di padang lamun

sangat ditentukan pula oleh kelimpahan epifit sebagai sumber makanannya

(Ambo Rappe. 2010). Klumpp et al., (1992) in Rappe. (2010) menunjukkan

bahwa organisme epifit memberikan kontribusi nilai nutrisi yang lebih utama dari

pada lamun.

Menurut Azkab. (1988) kelimpahan epifit akan mempengaruhi laju

pertumbuhan lamun. Pertumbuhan epifit yang meningkat akan mengurangi sinar

matahari sampai 65% yang dapat mengurangi laju fotosintesis dan kerapatan daun

lamun sehingga pada akhirnya merubah komposisi komunitas padang lamun

secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Nitajohan. (2008) kelimpahan efipit mempengaruhi

keberadaan nitrat dan fosfat akibat pemanfaatannya untuk pertumbuhan. Sesuai

dengan Effendi. (2003), bahwa partikel organik yang merupakan nutrient bagi

Page 40: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

27

pertumbuhan alga di perairan alami yaitu nitrat dan fosfat. Sebagaimana fungsi

lamun sebagai penangkap zat hara sehingga mikroalga epifit bisa mendapatkan

sumber makanan yang cukup bagi kehidupannya pada daun lamun tersebut.

Kualitas perairan yang normal mengindikasikan bahwa perairan tersebut masih

terbilang subur untuk kehidupan lamunnya yang merupakan tempat menempel

bagi mikroalga epifit. Kesuburan perairan Pengudang dipengaruhi oleh letak

perairan yang langsung terhubung dengan lautan (zona litoral). Oleh karena itu

kondisi perairan dipengaruhi oleh dinamika laut yang terjadi seperti pasang surut

dan juga masukan air dari laut secara langsung akan menjadikan kondisi perairan

tersebut tetap terjaga. Proses tarikan air (upwelling) yang terjadi di suatu perairan

akan mempengaruhi kondisi kehidupan fitoplankton, hidrologi dan pengkayaan

nutrisi di lokasi tersebut (Sediadi. 2004).

Tingkat kesuburan sangat dipengaruhi oleh kualitas air dan juga dinamikan

perairan berupa asupan zat hara, zat hara di perairan desa pengudang dipengaruhi

oleh masuknya zat dari daratan ke perairan melalui proses run off serta air hujan.

Bukan hanya itu saja ekosistem mangrove yang termasuk ekosistem peralihan

juga sangat mempengaruhi keberadaan zat hara diperairan dan ti ngkat

penangkapan zat hara oleh ekosistem lamun menuujang keberadaan berbagai biota

asosiasi pada padang lamun khususnya biota mikroskopis.

Selain itu, dengan dijumpainya beberapa jenis lamun di perairan Desa

Pengudang pada penelitian terdahulu serta beragamnya jenis mikroalga epifit yang

dijumpai saat ini bisa diindikasikan kalau hal tersebut dapat membantu

meningkatkan kesuburan perairan karena komunitas tersebut merupakan produsen

primer dalam suatu perairan. Menurut Hoek et al., (1998) in Armanda. (2013)

menyatakan saat ini, sekitar 20-25% produktivitas primer biomassa di bumi ini

dihasilkan oleh diatom. Hal tersebut menunjukkan peran besar diatom bagi

ekosistem. Sedangkan menurut Isnansetyo, Kurniastuty. (1995) mikroalga dapat

mengubah nutrien anorganik menjadi bahan organik sehingga dapat menghasilkan

oksigen yang diperlukan oleh makhluk hidup yang tingkat tropiknya lebih tinggi,

sehingga mikroalga berperan sebagai produsen tingkat pertama dalam rantai

makanan.

Page 41: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian miroalga epifit E. acoroides di perairan Desa Pengudang telah

ditemukan 12 jenis mikroalga epifit. jenis terbanyak ditemukan pada divisi

Bacillariophyceae diatom. Diatom ini sendiri merupakan jenis plankton yang

melimpah di perairan. Kelimpahan tertinggi pada jenis T. fasciculata 83356,81

ind/m2, sedangkan yang terendah pada jenis Gymnodinium sp. 35724,35 ind/m2.

Persen tutupan epifit pada daun lamun E. acoroides sebesar 31,56%.

5.2 Saran

Dalam penelitian ini perlunya dilakukan penelitian lebih lanjung yaitu:

1. Pengaruh keberadaan jenis epifit terhadap penurunan produktivitas primer

lamun.

2. Identifikasi jenis epifit pada daun lamun yang berbeda.

3. Serta pemanfaatan berkelanjutan mengenai keberadaan mikroalga epifit di

perairan.

Page 42: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

DAFTAR PUSTAKA

Armanda, D.T., 2013. Pertumbuhan Kultur Mikroalga Diatom Skeletonema

Costatum (Greville) Cleve Isolat Jepara pada Medium f/2 dan Medium

Conway. Bioma. 2 (1) : 49-63.

Ambo-Rappe., R., 2010. Asosiasi Mikroalga Epifit pada Berbagai Jenis Lamun di

Kepulauan Spermonde Sulawesi Selatan. Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional

Tahunan VIII ISOI. 8/15/17

APHA, 1989. Standart Methods for the Examination of Water and Waste Water.

American Public Health Association-American Wastewater Association. 18th

edition, Washington DC, USA.

Azkab, M.H., 1988. Pertumbuhan dan produksi lamun Enhalus acoroides dirataan

terumbu di Pari Pulau Seribu. dalam : P3O-LIPI. Teluk Jakarta : Biologi,

Budidaya, Oseanografi, Geologi dan Perairan, Balai Penelitian Biologi Laut,

Pusat penelitian dan pengembangan Oseanologi-LIPI. Jakarta.

Bengen, D.G., 2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta

Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut

Petanian Bogor (IPB). Bogor.

Dahuri, R., 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan secara

Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. 328 hlm.

Den Hartog, C., 1970. Seagrass of the world. North-Holland Publ. Co.

Amsterdam.

Effendi., H., 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 hlm.

Fachrul., M.F., 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta. 198

hlm.

Hasanuddin, R., 2013. Hubungan antara Kerapatan dan Morfometrik Lamun

Enhalus acoroides dengan Substrat dan Nutrien di Pulau Sarappo Lompo

Kaupaten Pangkep. Skripsi. Universitas Hasanuddin (UNHAS). Makassar.

Hertanto, Y., 2008. Sebaran dan Asosiasi Perifiton pada Ekosistem Padang

Lamun (Enhalus acoroides) di Perairan Pulau Tidung Besar Kepulauan Seribu.

Jakarta Utara. Skripsi. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Hutabarat, S., Evans, S.M., 1985. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia.

Jakarta. 159 hlm.

Irawan, A., Sari, L.I., 2011. Estimasi Potensi Luasan Daun Lamun dalam

Mendukung Produktivitas di Perairan Pesisir Kabupaten Kutai Timur. Jurnal

Ilmu Perikanan Tropis. 19 (2). April 2014 – ISSN 1402-2006.

Page 43: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

30

Isnansetyo, Kurniastuty, A., 1995. Teknik Kultur Phytoplankton Zooplankton

Pakan Alam untuk Organisme Laut. Kanisius. Yogyakarta. 116 hlm.

Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 Lampiran III tentang Baku Mutu Air Laut bagi

Biota Laut.

Junda, M., Hijriah, Hala, Y., 2012. Identifikasi Perifiton sebagai Penentu Kualitas

Air pada Tambak Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Jurnal Bionature. 14 (1).

April 2013 : 16-24.

Kodri, K., Tancung, A.B., 2007, Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya

Perairan. Rineka Cipta. Jakarta. 224 hlm.

Marsh, J.A., W.C. Dennison., R.S., Alberte, 1986. Effects of temperature on

photosynthesis and respiration in eelgrass (Zostera marina). J. Exp. Mar. Biol.

Ecol. 101 : 257-267.

Mukhtasor, 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Pradnya Paramita. Jakarta. 332

hlm.

Nienhuis, P., Mathieson, H.C., 1991. Ecosystems of the World : Intertidal and

Littoral Ecosystem. Elsevier. Amsterdam.

Nitajohan, Y.P., 2008. Kelimpahan Dinoflagellata Epibentik pada Lamun

(Enhalus acoroides) (L.F) Royle dalam Kaitannya dengan Parameter Fisika

Kimia di Ekosistem Lamun Pulau Pari Kepulauan Seribu Jakarta. Skripsi.

Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Nontji, A., 2007, Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta. 368 hlm.

Nontji, A., 2008. Plankton Laut. LIPI Press : Menteng. Jakarta. 248 hlm.

Nybakken, J.W., 1992. Biologi laut : suatu pendekatan ekologis. Diterjemahkan

oleh M. Eidman, Koesobiono, D.G, Bengen, M. Hutomo dan S. Sukarjo, PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 445 hlm.

Rahayu, A., 2013. Pengaruh Kelimpahan dan Komposisi Mikroalga Epifit

terhadap Pertumbuhan Lamun Enhalus acoroides di Pulau Pari Kepulauan

Seribu Jakarta. Skripsi. Universitas Padjadjaran (UNPAD). Jatinangor.

Romimohtarto, K., Juwana, S., 2009. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang

Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta. 540 hlm.

Russel, D.J., 1990. Epiphytes : Biomass and Abundance. Pp. 113-114. in : R.C.

Phillips, C.P., Mc Roy (Eds.), Seagrass Research Methods. UNECO. Paris.

France.

Saputra, A., 2015. Kelimpahan Dinoflagellata Epibentik yang Berpotensi

Mengandung Biotoksin pada Lamun Jenis Enhalus acoroides di Desa Teluk

Page 44: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

31

Bakau Kabupaten Bintan. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH). Tanjungpinang.

Silalahi, B., Siregar, S.H., Zulkifli, 2015. Struktur Komunitas Diatom Epifit pada

Lamun (Enhalus acoroides) di Perairan Pantai Jago-Jago Tapanuli Tengah

Sumatra Utara. Universitas Riau (UNRI). Pekanbaru.

Sukandarrumidi, 2009 (A). Bahan Galian Industri. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta. 272 hlm.

Sediadi, A., 2004. Dominasi Cyanobacteria pada musim Peralihan di Perairan

Laut Banda dan sekitarnya. Makara. Sains. 8 (1). April 2004 : 1-14.

Wardhana, W.A., 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi), Penerbit

Andi, Yogyakarta. 462 hlm.

Wibisono, M.S., 2011. Pengantar Ilmu Kelautan Edisi 2. Universitas Indonesia

(UI-Press). Jakarta. 259 hlm.

Yazwar, 2008. Keanekaragaman plankton dan keterkaitannya dengan kualitas air

di Prapat Danau Toba. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana. Universitas Sumatra

Utara. Medan.

Page 45: IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · IDENTIFIKASI JENIS TUTUPAN DAN KELIMPAHAN MIKROALGA EPIFIT PADA

49

Lampiran 2. Dokumentasi Lapangan