IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN...

89
IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008 TUGAS AKHIR Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Oleh Prashenda Eko Wibowo 151 05 020 PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010

Transcript of IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN...

Page 1: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU

PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA

ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

TUGAS AKHIR

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Oleh

Prashenda Eko Wibowo

151 05 020

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010

Page 2: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Sarjana

IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG,

PULAU PRAMUKA DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN

TAHUN 2008

Adalah benar dibuat saya sendiri dan belum pernah dibuat dan diserahkan

sebelumnya baik sebagian ataupun seluruhnya, baik oleh saya maupun orang lain,

baik di ITB maupun institusi pendidikan lainnya.

Bandung, Juni 2010

Penulis

Prashenda Eko Wibowo

NIM. 15105020

Bandung, Juni 2010

Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. rer. nat. Poerbandono Dr. Agung Budi Harto

NIP. 19700125 199702 1 001 NIP. 19670822 199303 1 003

Disahkan oleh:

Ketua Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

Institut Teknologi Bandung

Dr. Eka Djunarsjah

NIP. 19670727 199403 1 006

Page 3: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

i

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. rer. nat Poerbandono selaku

pembimbing I dan Dr. Agung Budi Harto selaku pembimbing II dalam pengerjaan

tugas akhir ini. Penulis berterima kasih atas bimbingan, didikan, dukungan, dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis berterima

kasih kepada Dr. Noorsalam R. Nganro dan Ir. Ahmad Riqqi, MT selaku dosen

penguji dalam evaluasi tugas akhir ini. Penulis berterima kasih atas saran dan

masukan kepada penulis dalam pembuatan tugas akhir ini. Penulis berterima kasih

kepada teman-teman CRS dan Lab. Hidrografi atas bantuan dan dukungannya

selama pengerjaan tugas akhir ini. Penulis juga berterima kasih kepada Dr. Eka

Djunarsjah selaku Ketua Prodi Teknik Geodesi dan Geomatika.

Terakhir, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada papa,

mama, Shera dan Gita. Terima kasih atas bantuan moril, materil, dan kasih sayang

yang diberikan kepada penulis. Semoga Allah senantiasa menyayangi mereka dan

menjadikan kami keluarga yang sakinah. Amin.

Bandung, Juni 2010

Prashenda Eko Wibowo

Page 4: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

ii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi perubahan tutupan lahan dan

hubungannya dengan tekanan demografi. Daerah studi penelitian ini terletak di

Pulau Panggang, Pulau Pramuka, dan Pulau Karya, Kepulauan Seribu. Penelitian

menggunakan metode aplikasi penginderaan jauh dan metode analisis regresi

linier. Perubahan tutupan lahan teridentifikasi berdasarkan interpretasi manual

citra penginderaan jauh, yaitu citra IKONOS tahun 2008 dan foto udara tahun

2004, yang selanjutnya akan dimodelkan menggunakan regresi linier dengan data

demografi jumlah penduduk. Hasil penelitian ini berupa peta tutupan lahan tahun

2004 dan tahun 2008 skala 1:3936 dengan ketelitian planimetrik sebesar 1,18 m

dan ketelitian klasifikasi dari hasil validasi dengan data inspeksi lapangan sebesar

90,6 %. Rata-rata perubahan luas tutupan lahan untuk bangunan didapatkan

mengalami penambahan luas sebesar 1716 m², untuk vegetasi didapatkan

mengalami penambahan luas sebesar 3317 m², dan untuk lahan kosong didapatkan

mengalami penurunan luas sebesar 2436 m². Ketelitian perubahan luas tutupan

lahan didapatkan berkisar antara 203 m² sampai 1064 m². Hasil pemodelan data

luas tutupan lahan bangunan dengan waktu didapatkan fungsi luas bangunan

terhadap waktu B= 1.287W – 2.480.400, dengan B= luas bangunan dan W=

waktu. Hasil pemodelan data luas tutupan lahan bangunan dengan data demografi

jumlah penduduk didapatkan fungsi luas bangunan terhadap jumlah penduduk B=

35,02J – 55.060, dengan B= luas bangunan dan J= jumlah penduduk. Dari

perbandingan antara dua model tersebut dapat diambil hipotesa bahwa tekanan

demografi akibat pertambahan jumlah penduduk akan mempengaruhi perubahan

tutupan lahan, yaitu bertambahnya luas tutupan lahan bangunan.

Kata kunci: perubahan tutupan lahan, tekanan demografi

Page 5: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

iii

ABSTRACT

The purpose of this study are to get information about the changes of land cover

and its relationship with demographic pressure. The study domain are situated at

Panggang Island, Pramuka Island, and Karya Island in Seribu Island. This study

are using remote sensing application and linier regression analysis method.

Changes of land cover are detected according to manual interpretation of remote

sensing imagery, comprises of IKONOS image from 2008 and aerial photo from

2004 which would then be modeled using linear regression with demographic

data population. The result of this study are land cover map year 2004 and 2008

scale 1:3936 with planimetric accuracy 1.18 m and classification accuracy from

ground truth validation 90,6 %. Rate of changes of land cover for buildings area

increase 1716 m², for vegetation area increase 3317 m², and for bare land

decrease 2436 m² are found. The accuration of land cover changes from 203 m² to

1064 m² is found. The modeling area of buildings and time resulting a linier

function B= f(W)= 1.287W – 2.480.400, where B= area of buildings and W=

time. The modeling area of buildings and demographic data population resulting

a linier function B= f(J)= 35,02J – 55.060, where B= area of buildings and J=

the number of population. From the comparison of both linier model, we can

make a hypothesis that demographic pressure from population growth affecting

land cover changes, which is the increase the area of land cover buildings.

Keyword: land cover changes, demographic pressure

Page 6: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

iv

DAFTAR ISI

Hal

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

ABSTRACT .........................................................................................................iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

1.2 Pernyataan Masalah ............................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 3

1.4 Ruang Lingkup Kajian ........................................................................... 3

1.5 Ringkasan Metodologi ........................................................................... 3

1.6 Sistematika Pembahasan ........................................................................ 5

BAB II BAHAN DAN METODE ........................................................................ 6

2.1 Status Penelitian .................................................................................... 6

2.2 Daerah Penelitian ................................................................................... 6

2.3 Data Citra IKONOS dan Foto Udara ...................................................... 7

2.4 Pengolahan Citra.................................................................................... 8

2.4.1 Pemotongan Citra (Cropping Image) .............................................. 8

2.4.2 Koreksi Geometrik ......................................................................... 8

2.4.3 Penajaman Citra (Image Enhancement)......................................... 12

2.5 Identifikasi dan Klasifikasi Tutupan Lahan .......................................... 13

2.6 Ketelitian Planimetrik Peta Tutupan Lahan .......................................... 14

2.6.1 Standar Deviasi ............................................................................. 15

2.6.2 Root Mean Square error (RMSe) .................................................. 17

2.6.3 Skala Peta Tutupan Lahan ............................................................. 19

Page 7: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

v

2.6.4 Ketelitian Peta Tutupan Lahan ...................................................... 21

2.6.4.1 Ketelitian objek titik .................................................................. 21

2.6.4.2 Ketelitian objek luasan (area) .................................................... 21

2.7 Data Inspeksi Lapangan (Ground Truth) .............................................. 21

2.8 Ketelitian Klasifikasi Peta Tutupan Lahan ........................................... 22

2.9 Data Demografi Kepulauan Seribu ....................................................... 23

2.9.1 Data Kependudukan...................................................................... 23

2.9.2 Data Tingkat Pendidikan ............................................................... 25

2.9.3 Data Mata Pencaharian ................................................................. 27

2.10 Pemodelan Linier dan Regresi Linier .................................................. 29

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 34

3.1 Peta Tutupan Lahan dan Peta Perubahan Tutupan Lahan...................... 34

3.2 Luas Tutupan Lahan ............................................................................ 49

3.3 Ketelitian Luas Tutupan Lahan ............................................................ 52

3.4 Hipotesa Tekanan Demografi Terhadap Perubahan Tutupan Lahan ...... 54

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 60

4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 60

4.2 Saran ................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 61

Page 8: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

vi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian ....................................................................... 4

Gambar 2.1 Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu ................ 6

Gambar 2.2 Citra IKONOS tahun 2008 daerah penelitian .................................... 7

Gambar 2.3 Foto udara tahun 2004 daerah penelitian ........................................... 7

Gambar 2.4 Sebaran titik-titik GCP (warna merah) dan ICP (warna biru)

Pulau Pramuka ..................................................................................................... 9

Gambar 2.5 Sebaran titik-titik GCP (warna merah) dan ICP (warna biru)

Pulau Karya ......................................................................................................... 9

Gambar 2.6 Sebaran titik-titik GCP (warna merah) dan ICP (warna biru)

Pulau Panggang ................................................................................................. 10

Gambar 2.7 Ilustrasi proses resampling dengan metode nearest neighbour

(Jensen, 1986) .................................................................................................... 12

Gambar 2.8 Kurva lengkungan normal Gauss ................................................... 14

Gambar 2.9 Grafik nilai RMSe terhadap bilangan skala peta .............................. 20

Gambar 2.10 Grafik jumlah dan kepadatan penduduk di Kelurahan Pulau

Panggang, Kab. Kepulauan Seribu ..................................................................... 24

Gambar 2.11 Grafik persentase penduduk menurut kelompok umur dan

jenis kelamin di Kabupaten Kepulauan Seribu tahun 2008 ................................. 25

Gambar 2.12 Grafik persentase penduduk usia 15 Tahun ke atas menurut

jenis pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu............................................................................................... 26

Gambar 2.13 Grafik persentase penduduk usia 10 tahun ke atas menurut

jenis pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu............................................................................................... 27

Gambar 2.14 Grafik jumlah penduduk di Kelurahan Pulau Panggang

menurut mata pencaharian di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu .......... 28

Gambar 2.15 Grafik distribusi persentase penduduk berumur 15 tahun ke

atas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan ........ 29

Gambar 3.1 Peta tutupan lahan Pulau Karya Tahun 2004 ................................... 35

Gambar 3.2 Peta tutupan lahan Pulau Karya Tahun 2008 ................................... 35

Page 9: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

vii

Gambar 3.3 Peta tutupan lahan Pulau Panggang Tahun 2004 ............................. 36

Gambar 3.4 Peta tutupan lahan Pulau Panggang Tahun 2008 ............................. 37

Gambar 3.5 Peta tutupan lahan Pulau Pramuka Tahun 2004 ............................... 38

Gambar 3.6 Peta tutupan lahan Pulau Pramuka Tahun 2008 ............................... 39

Gambar 3.7 Peta perubahan tutupan lahan bangunan antara tahun 2004

dan tahun 2008 Pulau Karya .............................................................................. 40

Gambar 3.8 Peta perubahan tutupan lahan bangunan antara tahun 2004

dan tahun 2008 Pulau Panggang ......................................................................... 41

Gambar 3.9 Peta perubahan tutupan lahan bangunan antara tahun 2004

dan tahun 2008 Pulau Pramuka .......................................................................... 42

Gambar 3.10 Peta perubahan tutupan lahan vegetasi antara tahun 2004 dan

tahun 2008 Pulau Karya ..................................................................................... 43

Gambar 3.11 Peta perubahan tutupan lahan vegetasi antara tahun 2004 dan

tahun 2008 Pulau Panggang ............................................................................... 44

Gambar 3.12 Peta perubahan tutupan lahan vegetasi antara tahun 2004 dan

tahun 2008 Pulau Pramuka ................................................................................. 45

Gambar 3.13 Peta perubahan tutupan lahan kosong antara tahun 2004 dan

tahun 2008 Pulau Karya ..................................................................................... 46

Gambar 3.14 Peta perubahan tutupan lahan kosong antara tahun 2004 dan

tahun 2008 Pulau Panggang ............................................................................... 47

Gambar 3.15 Peta perubahan tutupan lahan kosong antara tahun 2004 dan

tahun 2008 Pulau Pramuka ................................................................................. 48

Gambar 3.16 Grafik variabel luas bangunan terhadap waktu .............................. 55

Gambar 3.17 Grafik variabel jumlah penduduk terhadap waktu ......................... 56

Gambar 3.18 Grafik variabel luas bangunan terhadap jumlah penduduk ............. 57

Page 10: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

viii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Spesifikasi resolusi citra IKONOS dan foto udara................................ 7

Tabel 2.2 Sistem klasifikasi tutupan lahan USGS 1972 tingkat 1

(Anderson et al., 1972) ..................................................................................... 13

Tabel 2.3 Toleransi pengukuran berdasarkan taraf tingkat kepercayaan

(Yitnosumarto, 1990) ........................................................................................ 14

Tabel 2.4 Hitungan nilai standar deviasi GCP Pulau Pramuka ........................... 15

Tabel 2.5 Hitungan nilai standar deviasi GCP Pulau Panggang ......................... 16

Tabel 2.6 Hitungan nilai standar deviasi GCP Pulau Karya ............................... 16

Tabel 2.7 Hitungan nilai RMSe ICP Pulau Pramuka.......................................... 18

Tabel 2.8 Hitungan nilai RMSe ICP Pulau Panggang ........................................ 18

Tabel 2.9 Hitungan nilai RMSe ICP Pulau Karya .............................................. 18

Tabel 2.10 Nilai RMSe untuk standar ketelitian planimetrik peta

berdasarkan standar kartografi NMAs National Mapping Agency (USGS,

1999) ................................................................................................................ 19

Tabel 2.11 Matriks konfusi antara hasil klasifikasi dengan referensi.................. 22

Tabel 2.12 Hasil perhitungan ketelitian klasifikasi ............................................ 23

Tabel 2.13 Jumlah dan kepadatan penduduk di Kelurahan Pulau

Panggang, Kab. Kepulauan Seribu (BPS Kepulauan Seribu, 2005, 2006,

2007, 2008, 2009) ............................................................................................. 23

Tabael 2.14 Persentase distribusi penduduk menurut kelompok umur dan

jenis kelamin di Kepulauan Seribu tahun 2008 (BPS Kepulauan Seribu,

2009) ................................................................................................................ 24

Tabel 2.15 Persentase penduduk usia 15 Tahun ke atas menurut jenis

pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu (dimodifikasi dari BPS Kepulauan Seribu, 2007) .................. 25

Tabel 2.16 Persentase penduduk usia 10 Tahun ke atas menurut jenis

pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu (dimodifikasi dari BPS Kepulauan Seribu, 2009) .................. 27

Tabel 2.17 Jumlah penduduk di Kelurahan Pulau Panggang menurut mata

pencaharian di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (dimodifikasi

dari BPS Kepulauan Seribu, 2005) .................................................................... 28

Page 11: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

ix

Tabel 2.18 Distribusi persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang

bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan utama

(BPS Kepulauan Seribu, 2009) .......................................................................... 29

Tabel 2.19 Daftar pulau-pulau di Kelurahan Pulau Panggang dan

peruntukannya (Laporan daerah Kelurahan Pulau Panggang, 2009) .................. 32

Tabel 3.1 Luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di Pulau Karya .......... 50

Tabel 3.2 Luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di Pulau

Panggang .......................................................................................................... 50

Tabel 3.3 Luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di Pulau

Pramuka............................................................................................................ 50

Tabel 3.4 Perubahan luas tutupan lahan antara tahun 2004 dan tahun 2008

di Pulau Karya .................................................................................................. 51

Tabel 3.5 Perubahan luas tutupan lahan antara tahun 2004 dan tahun 2008

di Pulau Panggang ............................................................................................ 51

Tabel 3.6 Perubahan luas tutupan lahan antara tahun 2004 dan tahun 2008

di Pulau Pramuka .............................................................................................. 51

Tabel 3.7 Tabulasi silang tutupan lahan tahun 2004 dan tutupan lahan

tahun 2008 di Pulau Karya ................................................................................ 52

Tabel 3.8 Tabulasi silang tutupan lahan tahun 2004 dan tutupan lahan

tahun 2008 di Pulau Panggang .......................................................................... 52

Tabel 3.9 Tabulasi silang tutupan lahan tahun 2004 dan tutupan lahan

tahun 2008 di Pulau Pramuka ............................................................................ 52

Tabel 3.10 Ketelitian luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di

Pulau Karya ...................................................................................................... 53

Tabel 3.11 Ketelitian luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di

Pulau Panggang ................................................................................................ 53

Tabel 3.12 Ketelitian luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di

Pulau Pramuka .................................................................................................. 53

Tabel 3.13 Nilai variabel waktu dan variabel luas bangunan.............................. 54

Tabel 3.14 Nilai variabel waktu dan variabel jumlah penduduk ......................... 56

Tabel 3.15 Nilai variabel luas bangunan dan jumlah penduduk ......................... 57

Tabel 3.16 Luas prediksi tutupan lahan bangunan ............................................. 58

Page 12: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

x

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

LAMPIRAN 1. Peta Ground Truth Pulau Karya ................................................ 63

LAMPIRAN 2. Formulir Ground Truth Pulau Karya ......................................... 65

LAMPIRAN 3. Peta Ground Truth Pulau Panggang .......................................... 68

LAMPIRAN 4. Formulir Ground Truth Pulau Panggang ................................... 70

LAMPIRAN 5. Peta Ground Truth Pulau Pramuka ............................................ 73

LAMPIRAN 6. Formulir Ground Truth Pulau Pramuka ..................................... 75

Page 13: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kepulauan Seribu ialah sebuah gugusan pulau pulau terumbu karang yang

terbentuk dan dibentuk oleh biota koral dan biota asosiasinya dengan bantuan

proses dinamika alam. Kepulauan Seribu memiliki 110 pulau tetapi hanya 11 di

antaranya yang dihuni penduduk, sedangkan pulau-pulau lainnya digunakan untuk

rekreasi, cagar alam, cagar budaya dan peruntukan lainnya (Noor, 2003). Luas

wilayah yang terbatas sementara pertumbuhan penduduk terus terjadi

mengakibatkan permasalahan kependudukan. Meningkatnya kebutuhan akan

sumber daya lahan untuk menunjang pembangunan telah meningkatkan tekanan

terhadap penggunaan sumber daya lahan di Kepulauan Seribu.

1.1 Latar Belakang

Tutupan lahan merupakan sesuatu yang bersifat dinamis. Perubahan tutupan lahan

baik yang terjadi oleh faktor manusia maupun yang disebabkan faktor alam,

merupakan penyebab dari dinamika tutupan lahan. Bentuk dari dinamika tutupan

lahan yang paling sering terjadi adalah penggunaan lahan yang belum

terpakai/lahan kosong, dan juga perubahan fungsi lahan dari fungsi yang satu

menjadi fungsi lainnya.

Di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu, bertambahnya jumlah penduduk

menyebabkan bertambahnya penggunaan lahan sebagai bangunan untuk

pemukiman atau perekonomian, sehingga mengurangi penggunaan lahan untuk

vegetasi. Desakan permintaan akan lahan kosong karena meningkatnya jumlah

penduduk juga mengakibatkan adanya kegiatan reklamasi pulau, yang

mengakibatkan permasalahan lingkungan yang berujung ke permasalahan sosial

ekonomi masyarakat. Melihat akibat yang ditimbulkan dari perkembangan

wilayah yang tidak terkendali, maka perencanaan pembangunan wilayah, dalam

hal ini penggunaan tanah, menjadi sesuatu yang sangat penting. Untuk mengatasi

Page 14: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

2

masalah tersebut, maka harus disusun suatu perencanaan tutupan lahan yang

efisien, berkeadilan, dan berkelanjutan guna mencegah dampak negatif dari

kegiatan pembangunan yang dilakukan. Dalam merencanakan tutupan lahan,

pemerintah dapat mempertimbangkan beberapa faktor, salah satunya adalah

dengan memperhatikan perubahan lahan pada seluruh wilayah perencanaan.

Merencanakan pembangunan suatu wilayah dapat didefinisikan sebagai

perumusan kebijakan untuk menentukan apa yang harus dikembangkan,

bagaimana, kapan, beserta berapa besar pengembangannya (Warpani, 1980). Oleh

karena itu, diperlukan data-data penunjang antara lain peta tutupan lahan. Peta

tutupan lahan adalah peta yang memberikan informasi mengenai objek-objek yang

tampak di permukaan bumi (Campbel, 1987). Ketepatan informasi tutupan lahan

akan memberikan kemudahan dalam melakukan analisa perencanaan dan

pengembangan suatu wilayah.

Pada penelitian tugas akhir ini, penulis akan melihat perubahan tutupan lahan

Pulau Panggang, Pulau Pramuka dan Pulau Karya. Pembuatan peta tutupan lahan

memanfaatkan teknologi penginderaan jauh yang mana dalam prosesnya

menggunakan perangkat lunak pengolah citra.

1.2 Pernyataan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Seberapa luas perubahan tutupan lahan yang terjadi.

2. Seberapa teliti pengidentifikasian perubahan tutupan lahan. Dalam

penelitian kali ini difokuskan pada 3 jenis tutupan lahan, yaitu: tutupan

lahan vegetasi, tutupan lahan bangunan, dan tutupan lahan tak

terbangun/lahan kosong.

3. Seberapa teliti peta perubahan tutupan lahan yang dihasilkan dari citra

penginderaan jauh dan foto udara hasil rektifikasi.

4. Hubungan antara tekanan demografi terhadap perubahan luas tutupan

lahan.

Page 15: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

3

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi mengenai perubahan

tutupan lahan, ketelitian dari hasil informasi mengenai perubahan tutupan lahan,

serta menarik hipotesa hubungan antara tekanan demografi terhadap perubahan

tutupan lahan.

1.4 Ruang Lingkup Kajian

Ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan pada tugas akhir ini, yaitu:

1. Wilayah penelitian terdiri dari Pulau Pramuka, Pulau Panggang, dan Pulau

Karya.

2. Jenis tutupan lahan yang akan diidentifikasi ialah tutupan lahan vegetasi,

tutupan lahan bangunan, dan tutupan lahan tak terbangun/lahan kosong.

3. Data yang digunakan ialah data citra satelit IKONOS tahun 2008 dengan

resolusi 1 m, data foto udara tahun 2004 dengan resolusi 0,2 m, data

inspeksi lapangan, serta data demografi wilayah penelitian tahun 2004

sampai dengan tahun 2008.

1.5 Ringkasan Metodologi

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi literatur.

2. Pengolahan data.

3. Analisis hasil pengolahan data.

4. Penarikan kesimpulan beserta saran-saran untuk penelitian lebih lanjut.

Secara umum metode pengolahan data citra sampai diperoleh hasil dan

kesimpulan ditunjukkan pada Gambar 1.1.

Page 16: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

4

Data

Citra

IKONOS

tahun 2008

Foto udara

tahun 2004

Data lapangan

(ground truth)

Koreksi

geometrik

Digitasi citraDigitasi Citra

Peta tutupan

lahan tahun

2008

Peta tutupan

lahan tahun

2004

Validasi

Analisis ketelitian planimetrik

Pertampalan

Pemilihan skala optimum

Perhitungan ketelitian

planimetrik peta tutupan

lahan

Perhitungan ketelitian

klasifikasi peta tutupan

lahan

Peta

perubahan

tutupan lahan

Data

demografi

Hipotesa tekanan demografi terhadap

perubahan tutupan lahan

Kesimpulan

Gambar 1.1 Metodologi Penelitian

Page 17: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

5

1.6 Sistematika Pembahasan

Laporan penelitian terstruktur menjadi bab per bab, masing-masing diuraikan

sebagai berikut:

Bab 1 Pendahuluan

Bab ini akan menjelaskan latar belakang, pernyataan masalah, tujuan penelitian,

ruang lingkup kajian, ringkasan metodologi dan sistematika penulisan.

Bab 2 Bahan dan Metode

Bab ini akan menguraikan tentang bahan data penelitian, serta tentang tahapan-

tahapan penelitian hingga diperoleh informasi perubahan tutupan lahan.

Bab 3 Hasil dan Analisa

Dalam bab ini akan dijelaskan hasil dari penelitian ini, serta analisa terhadap hasil

dari penelitian ini.

Bab 4 Kesimpulan dan Saran

Bab ini akan berisi kesimpulan dan saran dari keseluruhan pelaksanaan penelitian

ini.

Page 18: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

6

BAB II

BAHAN DAN METODE

2.1 Status Penelitian

Sejauh yang penulis tahu, belum ada penelitian pengidentifikasian perubahan

tutupan lahan menggunakan metode interpretasi citra penginderaan jauh pada

wilayah Kepulauan Seribu. Pada tugas akhir ini penulis mengaplikasikan metode

tersebut pada daerah penelitian Kepulauan Seribu, yaitu Pulau Pramuka, Pulau

Panggang dan Pulau Karya.

2.2 Daerah Penelitian

Daerah studi penelitian ini adalah Pulau Pramuka, Pulau Panggang, dan Pulau

Karya, terletak di Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu

(Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Kelurahan Pulau Panggang, Kabupaten Kepulauan Seribu

Page 19: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

7

2.3 Data Citra IKONOS dan Foto Udara

Data utama yang dipakai pada penelitian ini adalah data citra IKONOS dan foto

udara. Data ini meliputi daerah survei Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau

Karya dan daerah di sekitarnya. Data ini didapatkan dari KK Sains dan Rekayasa

Hidrografi ITB. Citra IKONOS diambil pada bulan Juli tahun 2008 dan foto udara

diambil pada tahun 2004.

Citra IKONOS (Gambar 2.2) dan foto udara (Gambar 2.3) pada penelitian ini

mempunyai spesifikasi resolusi seperti pada Tabel 2.1.

Gambar 2.2 Citra IKONOS tahun 2008 daerah penelitian

Gambar 2.3 Foto udara tahun 2004 daerah penelitian

Tabel 2.1 Spesifikasi resolusi citra IKONOS dan foto udara

Data Resolusi (m)

Citra IKONOS 1 1

Foto udara 0.2 0.2

Page 20: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

8

2.4 Pengolahan Citra

Prosedur pengolahan citra pada penelitian ini meliputi 3 kegiatan yaitu

pemotongan citra, koreksi geometrik dan penajaman kontras citra (image

enhancement).

2.4.1 Pemotongan Citra (Cropping Image)

Pemotongan citra ialah pengambilan area tertentu yang akan kita amati (area of

interest) dalam citra, yang bertujuan untuk mempermudah penganalisaan citra dan

memperkecil ukuran penyimpanan citra. Pada penelitian ini citra IKONOS dan

foto udara dipotong-potong per pulau, yaitu untuk Pulau Pramuka, Pulau

Panggang, dan Pulau Karya.

2.4.2 Koreksi Geometrik

Koreksi geometrik merupakan koreksi posisi citra akibat kesalahan geometrik.

Kesalahan geometrik ialah kesalahan yang disebabkan oleh konfigurasi sensor,

perubahan ketinggian, posisi, dan kecepatan wahana. Ada 2 macam langkah yang

dilakukan di dalam koreksi geometrik, yaitu:

- Registrasi citra, yaitu proses mendaftarkan/menempatkan titik-titik pada

peta, yaitu:

1. Titik kontrol tanah (Ground Control Point (GCP)), yaitu titik-titik

referensi peta atau titik-titik sekutu yang sudah diketahui

koordinatnya di bumi terhadap citra yang belum terkoreksi

geometrik. Pada penelitian ini titik-titik GCP foto udara tahun 2004

ditentukan dan didapatkan dari Citra IKONOS tahun 2008 yang

sudah terkoreksi geometrik dan terreferensi dengan datum WGS 84

dan sistem koordinat proyeksi UTM bagian selatan zona 48.

Penempatan titik-titik GCP diusahakan terdistribusi merata pada area

yang tercakup dalam citra dengan tujuan agar tiap area terkoreksi

geometrik sama baik.

2. Titik cek bebas (Independent Check Point (ICP)), yaitu titik-titik

yang sudah teridentifikasi pada citra dan peta referensi (dalam

Page 21: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

9

penelitian ini citra IKONOS) tetapi berlainan posisi dengan titik-titik

kontrol tanah (Wikantika, 2006). Titik cek bebas bertujuan untuk

menguji keakuratan titik kontrol tanah (GCP) dan ketelitian citra

hasil koreksi geometrik. Penempatan titik-titik ICP diusahakan

terdistribusi merata dan tidak keluar dari cakupan titik-titik GCP.

Lokasi persebaran GCP dan ICP pada Pulau Pramuka, Pulau Karya,

dan Pulau Panggang dapat dilihat pada Gambar 2.4, Gambar 2.5, dan

Gambar 2.6.

Gambar 2.4 Sebaran titik-titik GCP (warna merah) dan ICP (warna biru) Pulau

Pramuka

Gambar 2.5 Sebaran titik-titik GCP (warna merah) dan ICP (warna biru) Pulau

Karya

Page 22: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

10

Gambar 2.6 Sebaran titik-titik GCP (warna merah) dan ICP (warna biru) Pulau

Panggang

- Rektifikasi, yaitu proses koreksi/perbaikan geometrik citra yang belum

terkoreksi yang sudah memiliki titik titik referensi (GCP). Pada

Penelitian ini rektifikasi dilakukan dengan metode image to image

rectification, yaitu merektifikasikan foto udara tahun 2004 ke citra

IKONOS tahun 2008 menggunakan model transformasi polinomial linier

derajat 1, dengan Persamaan 2.1 (Soedomo dan Sudarman, 2004).

(2.1)

dengan: = parameter transformasi

X, Y = koordinat proyeksi/peta

x, y = koordinat citra/piksel

Bila dinyatakan dalam bentuk matriks, dapat dijabarkan dengan

Persamaan 2.2.

(2.2)

dengan:

Page 23: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

11

;

;

2n 6 1 6 2n 1

Untuk mendapatkan parameter transformasi, dapat digunakan

perhitungan dengan Persamaan 2.3.

-

(2.3)

Selanjutnya koordinat proyeksi/peta dapat dihitung berdasarkan

persamaan 2.2.

Ketelitian hasil rektifikasi dilihat oleh nilai standar deviasi titik titik GCP

dan nilai root mean square error (RMSe) titik titik ICP.

- Resampling, yaitu proses pengisian intensitas grid citra hasil

transformasi (output) berdasarkan intensitas grid citra sebelum

transformasi (input) untuk mencari nilai kecerahan (brightness

Value/BV) pada citra hasil transformasi (output). Metode resampling

yang digunakan pada penelitian ini adalah metode tetangga terdekat

(nearest neighbour). Prinsip metode ini ialah nilai intensitas piksel pada

citra output ditentukan berdasarkan nilai intensitas pixel terdekat pada

citra input. Gambar 2.5 di bawah merupakan ilustrasi dari proses

resampling.

Page 24: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

12

yY

xXCitra output hasil rektifikasi

1 2 3 54 6

1

2

3

4

5

6

(a) (b)

Citra input

15

6

9

18

4

21

1

2

3

4

5

6

7

2.4

3

2.7

y'

x'

Gambar 2.7 Ilustrasi proses resampling dengan metode nearest neighbour (Jensen,

1986)

2.4.3 Penajaman Citra (Image Enhancement)

Penajaman kontras citra (image enhancement) adalah teknik peningkatan kontras

warna dan cahaya dari suatu citra sehingga memudahkan untuk interpetasi dan

analisis citra. Operasi penajaman citra pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

peregangan kontras (contrast stretching), yaitu proses perentangan jangkauan nilai

digital (DN) citra ke jangkauan yang lebih luas. Adapun algoritma operasi

penajaman citra ini bisa dilihat pada Persamaan 2.4 (Lillesand dan Kiefer, 1994).

-

- (2.4)

dengan:

= nilai digital piksel pada citra output

= nilai digital original/nilai citra pada citra input.

= nilai minimal pada citra input, untuk diberi nilai 0 pada citra output

= nilai maksimal pada citra input, untuk diberi nilai 255 pada citra output

Page 25: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

13

2.5 Identifikasi dan Klasifikasi Tutupan Lahan

Tutupan lahan adalah vegetasi dan konstruksi artifisial yang menutup permukaan

lahan. Tutupan lahan berkaitan dengan jenis kenampakan di permukaan bumi,

seperti bangunan, danau, dan vegetasi (Lillesand dan Kiefer, 1994). Didalam

pengklasifikasiannya, penutup lahan dilakukan beberapa prosedur langkah yaitu:

- Interpretasi citra tutupan lahan dengan kunci interpretasi citra, yaitu

karakteristik ukuran, bentuk, pola tekstur, asosiasi, dan karakteristik

spasial. Kunci interpretasi penutup lahan didasarkan pada pengenalan

unsur dasar pantulan objek (tanah, air, vegetasi).

- Memilih dan menetapkan sistem klasifikasi tutupan lahan yang

digunakan. Dalam penelitian ini dipilih sistem klasifikasi tutupan lahan

USGS 1972 tingkat 1 (Tabel 2.2), dan difokuskan hanya kepada tiga

objek tutupan lahan saja, yaitu: tutupan lahan vegetasi, tutupan lahan

bangunan, dan tutupan lahan belum terbangun (lahan kosong).

- Klasifikasi dilakukan dengan metode delineasi pada layar monitor atau

biasa disebut digitasi on-screen, sesuai kunci interpretasi dan sistem

klasifikasi. Hasil dari klasifikasi ini berupa peta tutupan lahan.

Tabel 2.2 Sistem klasifikasi tutupan lahan USGS 1972 tingkat 1 (Anderson et al.,

1972)

No. Tutupan Lahan

1 Kota dan daerah bangunan

2 Lahan pertanian

3 Peternakan

4 Lahan vegetasi/tumbuhan

5 Air

6 Lahan Basah

7 Lahan Kosong

8 Tundra

9 Salju/es abadi

Page 26: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

14

2.6 Ketelitian Planimetrik Peta Tutupan Lahan

Ketelitian peta adalah ketepatan, kerincian dan kelengkapan data dan atau

informasi georeferensi dan tematik (Peraturan Pemerintah No. 10/2000). Tingkat

ketelitian suatu peta berkaitan dengan kesanggupan skala peta dalam menyatakan

ketelitian, sehingga hal ini akan berkaitan dengan luas dan kerapatan detail yang

disajikan. Ketelitian pengukuran pada dasarnya akan berkaitan dengan toleransi

pengukuran berdasarkan pembagian selang kepercayaan lengkungan normal

Gauss (Tabel 2.3) yang dapat digambarkan dalam seperti pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Kurva lengkungan normal Gauss

Tabel 2.3 Toleransi pengukuran berdasarkan taraf tingkat kepercayaan

(Yitnosumarto, 1990)

Toleransi Pengukuran Tingkat kepercayaan

68,3%

2 95,4%

3 99,7%

Pada penelitian ini digunakan toleransi pengukuran (3) dengan tingkat

kepercayaan 99,7%. Artinya jika pengukuran dilapangan dilakukan sebanyak 100

kali, maka 99 pengukuran hasilnya akan memenuhi atau masuk toleransi ketelitian

(3), yaitu 0,3 mm.

-3 + +2 +3 - -2

f(x)

Page 27: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

15

2.6.1 Standar Deviasi

Standar deviasi merupakan konsep akurasi yang menunjukan tingkat ketelitian

suatu data. Standar deviasi mengindikasikan kepresisian pengeplotan titik-titik

GCP pada citra. Rumus yang digunakan untuk menentukan standar deviasi adalah

(Yitnosumarto, 1990):

-

- (2.5)

-

- (2.6)

(2.7)

dengan:

= koordinat citra hasil koreksi geometrik

= koordinat titik kontrol tanah pada bidang referensi

= jumlah pengamatan

= jumlah parameter

= standar deviasi komponen X

= standar deviasi komponen Y

= standar deviasi resultan

Besar nilai standar deviasi proses rektifikasi pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 2.4 , Tabel 2.5, dan Tabel 2.6.

Tabel 2.4 Hitungan nilai standar deviasi GCP Pulau Pramuka

Nama

Titik

Koordinat GCP

Foto Udara

Koordinat GCP

Citra IKONOS

Besar

Kesalahan

X'(m) Y'(m) X(m) Y(m) ∆ (m) ∆ (m)

G0001 678530,54 9364691,09 678529,28 9364691,99 1,26 -0,90

G0002 678593,35 9364800,09 678594,68 9364799,99 -1,33 0,10

Page 28: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

16

Tabel 2.4 Hitungan nilai standar deviasi GCP Pulau Pramuka (lanjutan)

Nama

Titik

Koordinat GCP

Foto Udara

Koordinat GCP

Citra IKONOS

Besar

Kesalahan

X'(m) Y'(m) X(m) Y(m) ∆ (m) ∆ (m)

G0003 678819,37 9364631,87 678817,43 9364632,29 1,94 -0,42

G0004 678906,62 9364825,78 678907,53 9364823,09 v-0,91 2,69

G0005 678645,66 9364293,90 678646,88 9364294,49 -1,22 -0,59

G0006 678549,18 9364304,31 678548,93 9364302,19 0,25 2,12

Nilai standar deviasi komponen X = ± 1,78 m

Nilai standar deviasi komponen Y = ± 1,88 m

Standar deviasi resultan = ± 2,58 m

Tabel 2.5 Hitungan nilai standar deviasi GCP Pulau Panggang

Nama

Titik

Koordinat GCP

Foto Udara

Koordinat GCP

Citra IKONOS

Besar

Kesalahan

X'(m) Y'(m) X(m) Y(m) ∆ (m) ∆ (m)

G0001 677088,35 9365344,37 677087,94 9365344,70 0,41 -0,33

G0002 677319,80 9365560,83 677318,69 9365562,16 1,11 -1,33

G0003 677440,86 9365337,11 677442,43 9365334,74 -1,57 2,38

G0004 677560,33 9365151,48 677559,52 9365152,72 0,81 -1,24

G0005 677339,98 9365481,54 677340,43 9365481,24 -0,45 0,30

G0006 676998,56 9365454,16 676998,87 9365453,94 -0,31 0,22

Nilai standar deviasi komponen X = ± 1,27 m

Nilai standar deviasi komponen Y = ± 1,75 m

Standar deviasi resultan = ± 2,16 m

Tabel 2.6 Hitungan nilai standar deviasi GCP Pulau Karya

Nama

Titik

Koordinat GCP

Foto Udara

Koordinat GCP

Citra IKONOS

Besar

Kesalahan

X' (m) Y' (m) X (m) Y (m) ∆ (m) ∆ (m)

G0001 677342,08 9365903,40 677343,02 9365904,43 -0,94 -1,03

G0002 677351,53 9365766,54 677351,77 9365765,43 -0,24 1,11

Page 29: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

17

Tabel 2.6 Hitungan nilai standar deviasi GCP Pulau Karya (lanjutan)

Nama

Titik

Koordinat GCP

Foto Udara

Koordinat GCP

Citra IKONOS

Besar

Kesalahan

X' (m) Y' (m) X (m) Y (m) ∆ (m) ∆ (m)

G0003 677488,30 9365750,88 677488,46 9365751,31 -0,16 -0,42

G0004 677297,58 9365718,73 677297,39 9365719,31 0,19 -0,57

G0005 677371,05 9365883,22 677369,89 9365882,31 1,16 0,92

Nilai standar deviasi komponen X = ± 1,08 m

Nilai standar deviasi komponen Y = ± 1,34 m

Standar deviasi resultan = ± 1,72 m

2.6.2 Root Mean Square error (RMSe)

Root Mean Square error (RMSe) merupakan parameter yang digunakan untuk

mengevaluasi nilai dari pengamatan terhadap nilai sebenarnya atau nilai yang

dianggap benar. RMSe dihitung setelah rektifikasi selesai dilakukan, yaitu dengan

menguji beberapa titik ICP (independent check point) di dalam citra hasil koreksi

geometrik. Secara umum persamaan untuk menghitung besarnya RMSe dihitung

berdasarkan Persamaan 2.8 (Yitnosumarto, 1990). Besar nilai RMSe ICP proses

rektifikasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.7, Tabel 2.8, dan Tabel

2.9.

RMSe = -

-

(2.8)

dengan:

= koordinat citra hasil koreksi geometrik

= koordinat citra yang dianggap benar

= jumlah pengamatan

Page 30: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

18

Tabel 2.7 Hitungan nilai RMSe ICP Pulau Pramuka

Nama

Titik

Koordinat GCP Foto

Udara

Koordinat GCP Citra

IKONOS Kesalahan

X'(m) Y'(m) X(m) Y(m) resultan(m)

ICP0001 678615,53 9364847,33 678615,83 9364847,89 0,402

ICP0002 678676,08 9364512,06 678675,73 9364512,09 0,124

ICP0003 678700,16 9364757,70 678700,93 9364755,89 3,871

ICP0004 678811,25 9364691,94 678811,43 9364690,39 2,438

ICP0005 678656,31 9364710,75 678655,53 9364708,89 4,073

ICP0006 678611,93 9364360,14 678613,13 9364360,49 1,559

RMSe = 1,44 m

Tabel 2.8 Hitungan nilai RMSe ICP Pulau Panggang

Nama

Titik

Koordinat GCP Foto

Udara

Koordinat GCP Citra

IKONOS Kesalahan

X'(m) Y'(m) X(m) Y(m) resultan(m)

ICP0001 677187,65 9365462,15 677188,01 9365462,88 0,663

ICP0002 676999,02 9365362,35 676997,85 9365363,20 2,101

ICP0003 677361,16 9365542,73 677359,85 9365543,20 1,945

ICP0004 677430,74 9365280,22 677430,75 9365280,80 0,340

ICP0005 677372,41 9365424,53 677371,85 9365425,30 0,913

ICP0006 677116,23 9365529,35 677117,65 9365529,00 2,131

RMSe = 1,16 m

Tabel 2.9 Hitungan nilai RMSe ICP Pulau Karya

Nama

Titik

Koordinat GCP Foto

Udara

Koordinat GCP Citra

IKONOS Kesalahan

X'(m) Y'(m) X(m) Y(m) resultan(m)

ICP0001 677291,32 9365909,26 677292,77 9365909,06 2,142

ICP0002 677282,79 9365710,07 677281,64 9365711,24 2,687

ICP0003 677371,99 9365773,48 677372,52 9365772,68 0,920

ICP0004 677345,50 9365885,31 677345,52 9365883,56 3,080

ICP0005 677464,94 9365742,41 677464,52 9365743,06 0,593

RMSe = 1,37 m

Page 31: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

19

2.6.3 Skala Peta Tutupan Lahan

Skala peta adalah perbandingan antara suatu jarak di atas peta dengan jarak yang

sama di atas permukaan bumi. Skala peta menyatakan tingkat ketelitian dari peta.

Untuk tingkat kepercayaan 99,7% ( 3), skala peta dapat dihitung ditentukan

menggunakan Persamaan 2.9.

Skala peta =

mm (2.9)

Peta tutupan lahan tahun 2008 dihasilkan dari digitasi citra IKONOS terrektifikasi

yang mempunyai ketelitian ± 1 m, sehingga berdasarkan Persamaan 2.9 untuk

tingkat kepercayaan 99,7% ( 3) skala optimum yang bisa dicapai peta tutupan

lahan tahun 2008 adalah 1:3334.

Peta tutupan lahan tahun 2004 dihasilkan dari digitasi foto udara yang mengalami

proses rektifikasi terhadap citra IKONOS. Oleh karena itu, besar skala ditentukan

oleh kualitas rektifikasi yang ditunjukkan oleh nilai RMSe (Tabel 2.10).

Tabel 2.10 Nilai RMSe untuk standar ketelitian planimetrik peta berdasarkan

standar kartografi NMAs National Mapping Agency (USGS, 1999)

Skala Peta RMSe (m)

1:100000 23,3

1:50000 11,65

1:25000 5,82

1:20000 4,66

1:10000 3,96

1:5000 1,98

1:2000 0,79

1:1000 0,4

Dari Tabel 2.6, Tabel 2.7 dan Tabel 2.8, bisa kita lihat nilai RMSe pada penelitian

ini adalah 1,1 meter, 1,3 meter dan nilai tertinggi 1,44 m, yaitu untuk Pulau

Pramuka. Selanjutnya untuk mengetahui skala optimum yang dapat dicapai foto

Page 32: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

20

udara hasil rektifikasi berdasarkan data nilai RMSe, dilakukan proses interpolasi

menurut grafik pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Grafik nilai RMSe terhadap bilangan skala peta

Berdasarkan Gambar 2.6, persamaan garis lurus yang melalui 2 titik (x1,y1) dan

(x2,y2) dapat dituliskan sebagai Persamaan 2.10.

-

-

-

- (2.10)

Sehingga diperoleh persamaan dari interpolasi linier seperti pada Persamaan 2.11.

-

- -

(2.11)

Berdasarkan hasil interpolasi, maka skala optimum yang dapat dicapai oleh foto

udara hasil rektifikasi yaitu 1:3936. Dari hasil perhitungan skala kedua peta

tutupan lahan hasil penelitian ini, terdapat perbedaan antara skala optimum peta

tutupan lahan tahun 2008 dengan skala optimum peta tutupan lahan 2004, yaitu

1:3334 dan 1:3936. Karena kita akan membandingkan kedua peta tersebut, maka

skala yang diambil untuk adalah skala yang lebih besar, yaitu 1:3936.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

2000 5000 10000

nil

ai

RM

Se

skala peta

Series1

Page 33: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

21

2.6.4 Ketelitian Peta Tutupan Lahan

2.6.4.1 Ketelitian objek titik

Pada skala 1:3936 dan tingkat kepercayaan 99,7% (3) , maka tingkat ketelitian

objek titik menurut Persamaan 2.9 adalah ± 1,18 m, yang berarti satu titik di peta

tutupan lahan hasil penelitian ini bisa bergeser letaknya ± 1,18 m di lapangan.

2.6.4.2 Ketelitian objek luasan (area)

Ketelitian objek luasan (area) mengalami perambatan kesalahan dari ketelitian

objek titik. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan perambatan kesalahan

untuk menghitung ketelitian objek luasan (area). Fungsi luasan (area) dapat

dituliskankan menurut Persamaan 2.12.

-

(2.12)

Variansi fungsi garis dihitung dengan dalil perambatan kesalahan, berdasarkan

Persamaan 2.13 dan Persamaan 2.14 (Kahar, 2002).

Jika (2.13)

Maka

(2.14)

Dalam bentuk matriks dapat ditulis sebagai Persamaan 2.15.

∑uu = Juv ∑uv Jtuv (2.15)

dengan :

Juv =

∑uv = diag

2.7 Data Inspeksi Lapangan (Ground Truth)

Data lapangan ini dibuat pada bulan April tahun 2010 dan dimaksudkan sebagai

validasi dari interpretasi dan klasifikasi manual citra. Data dan tabel terlampir.

Page 34: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

22

2.8 Ketelitian Klasifikasi Peta Tutupan Lahan

Ketelitian klasifikasi adalah ketepatan dan keakuratan peta dalam pendeteksian

dan pengidentifikasian suatu objek. Perhitungan ketelitian klasifikasi peta tutupan

lahan dilakukan dengan menghitung nilai kappa dari matriks konfusi dengan

menggunakan data inspeksi lapangan (ground truth) sebagai referensi validasi.

Nilai kappa adalah tingkat ketelitian dari suatu klasifikasi. Model matematika

untuk menghitung nilai kappa (K) (Jensen, 1986) dapat dilihat pada Persamaan

2.16.

K= -

-

(2.16)

dengan:

N = jumlah data pengamatan

= total jumlah kolom ke ii

= total jumlah perkalian jumlah baris dengan jumlah kolom

Adapun perancangan matriks konfusi adalah dengan cara membuat tabulasi silang

(crosstab) antara data hasil interpretasi (data peta tutupan lahan) dengan data

sebenarnya (data inspeksi lapangan (ground truth)). Desain matriks konfusi dan

hasil dari perhitungan ketelitian klasifikasi pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 2.11 dan Tabel 2.12.

Tabel 2.11 Matriks konfusi antara hasil klasifikasi dengan referensi

Ground Truth

Jumlah

Tutupan

Lahan Bangunan Vegetasi

Lahan

Kosong

Pet

a

Tutu

pan

Lah

an Bangunan 40 3 0 43

Vegetasi 0 10 0 10

Lahan Kosong 0 0 10 10

Jumlah 40 13 10 63

Page 35: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

23

Tabel 2.12 Hasil perhitungan ketelitian klasifikasi

Metode

Klasifikasi N

K

Dijitasi manual 63 60 1950 90,6 %

Berdasarkan Tabel 2.11, kita dapat melihat bahwa ketelitian klasifikasi pada peta

tutupan lahan hasil penelitian ini sebesar 90,6%. Hal ini berarti apabila kita

mengamati 100 objek di peta, maka 90 di antaranya sama seperti objek yang ada

di lapangan. Ketelitian ini bisa diperbaiki dengan melakukan editing pada objek-

objek pada peta yang tidak sesuai di lapangan berdasarkan data inspeksi lapangan

(ground truth).

2.9 Data Demografi Kepulauan Seribu

2.9.1 Data Kependudukan

Wilayah penelitian ini, yaitu pulau Pramuka, pulau Panggang, dan pulau Karya,

termasuk ke dalam Kelurahan Pulau Panggang. Berdasarkan data dan grafik dan

kepadatan penduduk di Kelurahan Pulau Panggang, jumlah kepadatan penduduk

terus meningkat dari rentang waktu 2004 hingga 2008. Keadaan demografi

kependudukan dapat dilihat pada Tabel 2.13 dan Gambar 2.10.

Tabel 2.13 Jumlah dan kepadatan penduduk di Kelurahan Pulau Panggang, Kab.

Kepulauan Seribu (BPS Kepulauan Seribu, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009)

Tahun Luas (km²) Penduduk Kepadatan

Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah

2004 0,621 2.246 2.147 4.393 7.074,07

2005 0,621 2.281 2.190 4.471 7.199,68

2006 0,621 2.291 2.199 4.490 7.230,27

2007 0,621 2.299 2.241 4.540 7.310,79

2008 0,621 2.299 2.241 4.540 7.310,79

Page 36: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

24

Gambar 2.10 Grafik jumlah dan kepadatan penduduk di Kelurahan Pulau

Panggang, Kab. Kepulauan Seribu

Selanjutnya data dan grafik mengenai persentase distribusi penduduk menurut

kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2.14 dan Gambar 2.11.

Tabael 2.14 Persentase distribusi penduduk menurut kelompok umur dan jenis

kelamin di Kepulauan Seribu tahun 2008 (BPS Kepulauan Seribu, 2009)

Kelompok

Umur

Jumlah

Laki-laki Perempuan

0-4 6,9 10,23

5-9 11,59 9,27

10-14 11,71 11,71

15-19 12,33 9,96

20-24 8,98 8,44

25-29 8,11 7,87

30-34 5,1 7,39

35-39 8,4 8,6

40-44 5,46 7,48

45-49 7,54 5,61

50-54 4,79 4,32

55-59 3,55 3,09

60-64 2,41 1,28

65+ 3,13 4,75

Jumlah 100 100

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

2004 2005 2006 2007 2008

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Kepadatan penduduk

Page 37: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

25

Gambar 2.11 Grafik persentase penduduk menurut kelompok umur dan jenis

kelamin di Kabupaten Kepulauan Seribu tahun 2008

Gambar 2.11 menunjukkan bahwa tingginya pertumbuhan penduduk yang

ditandai dengan komposisi penduduk lebih banyak pada usia muda/usia produktif.

2.9.2 Data Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat Kepulauan Seribu masih tergolong sangat rendah.

Hal ini dapat terlihat dari mayoritas persentase penduduk usia 15 tahun ke atas

pada selang waktu tahun 2005 dan tahun 2006 yang merupakan tamatan SD/MI

dan SLTP. Selanjutnya data dan grafik dapat dilihat pada Tabel 2.15 dan Gambar

2.12.

Tabel 2.15 Persentase penduduk usia 15 Tahun ke atas menurut jenis pendidikan

tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

(dimodifikasi dari BPS Kepulauan Seribu, 2007)

Status Pendidikan Tahun

2005 2006

Tidak/belum punya ijasah 9.39 4.87

Pendidikan dasar (SD/MI) 39.41 28.69

Pendidikan menengah (SLTP/MTs) 36.64 42.52

Page 38: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

26

Tabel 2.15 lanjutan

Status Pendidikan Tahun

2005 2006

Pendidikan atas (SMU/SMK) 13.46 18.27

Diploma I/II/III 0.91 5.66

Sarjana (S1/S2/S3) 0.18 0

Gambar 2.12 Grafik persentase penduduk usia 15 Tahun ke atas menurut jenis

pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Administrasi Kepulauan

Seribu

Keadaan tersebut tidak banyak berubah untuk selang waktu selanjutnya, yaitu

pada selang waktu tahun 2007 dan tahun 2008. Mayoritas tingkat pendidikan

penduduk Kepulauan Seribu tetap didominasi oleh lulusan SD/MI. Data dapat

dilihat pada Tabel 2.16 dan Gambar 2.13.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

2005 2006

Tidak/belum punya ijasah

Pendidikan dasar (SD/MI)

Pendidikan menengah

(SLTP/MTs)

Pendidikan atas

(SMU/SMK)

Diploma I/II/III

Sarjana (S1/S2/S3)

Page 39: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

27

Tabel 2.16 Persentase penduduk usia 10 Tahun ke atas menurut jenis pendidikan

tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

(dimodifikasi dari BPS Kepulauan Seribu, 2009)

Status Pendidikan Tahun

2007 2008

Tidak/belum punya ijasah 25.02 27.5

Pendidikan dasar (SD/MI) 36.78 33.52

Pendidikan menengah (SLTP/MTs) 19.15 17.79

Pendidikan atas (SMU/SMK) 15.54 16.61

Diploma I/II/III 1.33 1.45

Sarjana (S1/S2/S3) 2.18 3.13

Gambar 2.13 Grafik persentase penduduk usia 10 tahun ke atas menurut jenis

pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Administrasi Kepulauan

Seribu

2.9.3 Data Mata Pencaharian

Mata pencaharian yang ada di Kabupaten Kepulauan Seribu meliputi beberapa

bidang pekerjaan. Data mengenai mata pencaharian penduduk di Kepulauan

Seribu dapat dilihat pada Tabel 2.17 dan Gambar 2.14.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2007 2008

Tidak/belum punya ijasah

Pendidikan dasar (SD/MI)

Pendidikan menengah

(SLTP/MTs)

Pendidikan atas

(SMU/SMK)

Diploma I/II/III

Sarjana (S1/S2/S3)

Page 40: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

28

Tabel 2.17 Jumlah penduduk di Kelurahan Pulau Panggang menurut mata

pencaharian di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (dimodifikasi dari BPS

Kepulauan Seribu, 2005)

Mata Pencaharian Tahun

2003-2004

Petai rumput laut 1240

Swasta 1149

Nelayan 1730

lain lain (Pedagang, buruh, PNS, dll) 372

Gambar 2.14 Grafik jumlah penduduk di Kelurahan Pulau Panggang menurut

mata pencaharian di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Berdasarkan Tabel 2.13 dan Gambar 2.14, bisa dilihat bahwa mayoritas mata

pencaharian penduduk Kepulauan Seribu adalah nelayan. Hal ini berhubungan

dengan tingkat pendidikan masyarakat setempat yang memang masih tergolong

sangat rendah Sektor mata pencaharian terbesar kedua ialah pariwisata, karena

menurut visi dan misi Kabupaten Kepulauan Seribu, memang arahan

pengembangan Kabupaten Kepulauan Seribu adalah peningkatan kegiatan

pariwisata. Hal ini bisa dilihat pada pembagian pekerjaan menurut lapangan usaha

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

2003-2004

Petai rumput laut

Swasta

Nelayan

lain lain (Pedagang, buruh,

PNS, dll)

Page 41: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

29

yang mayoritas bekerja di lapangan usaha seperti pada Tabel 2.18 dan Gambar

2.15.

Tabel 2.18 Distribusi persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja

selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan utama (BPS Kepulauan

Seribu, 2009)

No. Lapangan Usaha Tahun

2007 2008

1 Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan 45.07 10.06

2 Industri Pengolahan 3.13 32.9

3 Perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel 21.54 21.6

4 Jasa kemasyarakatan 20.27 20.11

5 Lainnya 9.97 7.32

Jumlah 100 100

Gambar 2.15 Grafik distribusi persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas

yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan

2.10 Pemodelan Linier dan Regresi Linier

Pemodelan linier dan regresi linier dilakukan untuk melihat hubungan antara

tekanan demografi dengan perubahan tutupan lahan.

Adapun persamaan untuk memodelkan linier dua data adalah (Yulia, 2003):

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2007 2008

Pertanian, kehutanan,

perburuan, dan

perikananIndustri pengolahan

Perdagangan besar,

eceran, rumah makan,

dan hotelJasa kemasyarakatan

Lainnya

Page 42: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

30

(2.17)

dengan:

Y = variabel tak bebas

X = variable bebas

b = slope/kemiringan, dihitung berdasarkan Persamaan 2.18.

b = -

- (2.18)

a = intercept/titik potong, dihitung berdasarkan Persamaan 2.17.

Selanjutnya persamaan untuk memodelkan regresi linier dari sebaran data adalah

(Yulia, 2003):

(2.19)

dengan:

Y = variabel tak bebas

X = variable bebas

b = slope/kemiringan, dihitung berdasarkan Persamaan 2.20.

b = -

-

(2.20)

a = intercept/titik potong, dihitung berdasarkan Persamaan 2.21

a =

- b

(2.21)

e = kesalahan/galat

Didalam pemodelan regresi linier, dilakukan juga proses perhitungan nilai

koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi (r) adalah nilai yang menyatakan

Page 43: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

31

tingkat keeratan hubungan antar dua variabel (X dan Y) yang akan dimodelkan

secara regresi. Koefisien korelasi dihitung menurut Persamaan 2.22 (Walpole,

1982).

r =

(2.22)

Nilai r berkisar antara (-1) sampai dengan (+1) dengan penilaian:

- Jika nilai r mendekati (-1) atau r mendekati (+1) maka X dan Y

mempunyai korelasi linier yang tinggi.

- Jika nilai r= -1 atau r= +1 maka X dan Y mempunyai korelasi linier

sempurna.

- Jika nilai r= 0 maka X dan Y tidak mempunyai korelasi linier.

Untuk melihat hubungan antara tekanan demografi dan luas tutupan lahan

dilakukan pemodelan untuk data demografi dan data luas tutupan lahan. Data

demografi yang akan dimodelkan pada penelitian ini adalah data jumlah penduduk

dari BPS Kepulauan Seribu dan data luas tutupan lahan yang akan dimodelkan

pada penelitian ini adalah data luas bangunan dari peta tutupan lahan hasil

penelitian ini.

Data luas bangunan yang akan dimodelkan pada penelitian ini adalah data total

luas tutupan lahan bangunan Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka.

Data luas bangunan akan dimodelkan dengan data waktu menggunakan model

linier (Persamaan 2.17) untuk mendapatkan persamaan garis linier yang

memodelkan luas bangunan terhadap waktu. Data jumlah penduduk yang akan

dimodelkan pada penelitian ini adalah data total jumlah penduduk pada kelurahan

Pulau Panggang. Data jumlah penduduk sebagai variabel terikat akan dimodelkan

dengan data waktu sebagai variabel bebas menggunakan metode regresi linier

untuk mendapatkan persamaan garis linier yang memodelkan jumlah penduduk

terhadap waktu (Persamaan 2.19)

Page 44: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

32

Setelah data luas bangunan dan jumlah penduduk dimodelkan masing-masing

terhadap waktu, maka selanjutnya akan dimodelkan kedua data tersebut dalam

satu model untuk melihat hubungan di antara keduanya menggunakan model

linier (persamaan 2.18). Dalam pemodelan luas tutupan lahan terhadap jumlah

penduduk, terjadi perbedaan cakupan wilayah pada kedua data tersebut. Data

jumlah penduduk adalah data total jumlah penduduk pada kelurahan Pulau

Panggang yang terdiri dari 13 Pulau (Tabel 2.19). Sedangkan data luas bangunan

adalah data total luas tutupan lahan bangunan yang hanya pada 3 pulau saja, yaitu

Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka.

Tabel 2.19 Daftar pulau-pulau di Kelurahan Pulau Panggang dan peruntukannya

(Laporan daerah Kelurahan Pulau Panggang, 2009)

No. Nama Pulau Peruntukan

1 Air Phu (Penyempurna hijau umum)

2 Karang Bongkok Phu (Penyempurna hijau umum)

3 Pandan Phu (Penyempurna hijau umum)

4 Gosong Congkak Phu (Penyempurna hijau umum)

5 Karya Phb (Penyempurna hijau bangunan)

6 Opak Kecil Phu (Penyempurna hijau umum)

7 Panggang Pemukiman

8 Peniki Mercusuar

9 Pramuka Pemukiman

10 Sekati Phu (Penyempurna hijau umum)

11 Semak Daun Phu (Penyempurna hijau umum)

12 Kotok Besar Pariwisata

13 Kotok Kecil Phu (Penyempurna hijau umum)

Berdasarkan Tabel 3.15, dapat diketahui peruntukan tiap-tiap pulau Pada

Kelurahan Pulau Panggang. Sebagian besar pulau-pulau di Kelurahan Pulau

Panggang diperuntukkan sebagai Phu (penyempurna hijau umum). Phu ialah areal

yang ditumbuhi oleh tanam-tanaman berupa hutan atau perkebunan binaan, yang

berfungsi sebagai cagar alam atau penghijauan untuk perlindungan ekosistem

setempat dan di dalamnya tidak diperkenankan mendirikan bangunan kecuali

untuk sarana perlindungan lingkungan tersebut secara terbatas, sedangkan Phb

Page 45: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

33

(penyempurna hijau bangunan) adalah areal yang pada dasarnya ditumbuhi oleh

tanam-tanaman berupa hutan atau perkebunan binaan sebagai sarana perlindungan

lingkungan, namun di dalamnya diperkenankan mendirikan bangunan dengan

koefisien dasar bangunan yang rendah untuk penggunaan bersifat spesifik, antara

lain: perambuan lalu lintas laut/udara, penelitian cagar alam, penelitian kelautan,

wisma kepresidenan, pos keamanan laut (KAMLA), wisma pusat latihan TNI-AL,

perikanan darat dan fasilitas pendukung penambangan (Perda DKI Jakarta No.11,

1992). Oleh karena itu, dapat diambil asumsi bahwa data luas bangunan sudah

merepresentasikan data luas bangunan Kelurahan Pulau Panggang. Hal ini

disebabkan oleh sebagian besar pulau di Kelurahan Pulau Panggang tidak atau

hanya mempunyai luas bangunan yang sedikit dan hanya Pulau Karya, Pulau

Panggang, dan Pulau Pramuka yang mempunyai luas bangunan yang signifikan.

Selanjutnya dilakukan perhitungan prediksi luas bangunan yang didapatkan dari

pemodelan luas bangunan terhadap waktu (tanpa melihat faktor pertambahan

jumlah penduduk) dengan nilai prediksi luas bangunan yang didapatkan dari

pemodelan luas bangunan terhadap jumlah penduduk (melihat faktor pertambahan

penduduk) untuk melihat pengaruh dari faktor pertambahan penduduk.

Page 46: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

34

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Peta Tutupan Lahan dan Peta Perubahan Tutupan Lahan

Hasil dari penelitian ini adalah peta tutupan lahan tahun 2004, peta tutupan lahan

tahun 2008, dan peta perubahan tutupan lahan. Adapun pembahasan mengenai

proses pembuatan peta tutupan lahan hasil penelitian ini adalah:

- Hasil proses rektifikasi image to image pada penelitian ini tidak bagus,

karena nilai RMSe yang didapatkan melebihi ukuran 1 piksel. Hal ini

disebabkan oleh penempatan titik-titik GCP yang kurang akurat dan

distorsi geometrik, distorsi lensa dan relief displacement yang masih

dikandung oleh foto udara tahun 2004.

- Klasifikasi pada pembuatan peta ini adalah klasifikasi manual, yaitu

deliniasi pada layar monitor (on-screen digitation). Oleh karena itu,

ketelitian klasifikasi tergantung sangat ditentukan oleh kemampuan

interpretasi dan ketelitian interpreter. Semakin mahir seorang interpreter

maka hasil dijitasi akan semakin baik. Ketelitian dalam proses dijitasi

sangatlah penting, karena apabila dijitasi dilakukan tidak tepat, maka data

luas yang diperoleh juga tidak baik, sehingga berpengaruh pada hasil

selanjutnya, yaitu perhitungan luas tutupan lahan. Pada penelitian ini

dihasilkan ketelitian klasifikasi sebesar 90,6%.

- Survey lapangan yang dilakukan untuk pembuatan data inspeksi lapangan

sangatlah membantu penulis dalam identifikasi dan validasi interpretasi

manual objek-objek di dalam citra. Apabila ada objek yang tidak sesuai di

lapangan, maka dapat segera dilakukan proses editing pada peta.

Peta tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 Pulau Karya dapat dilihat pada

Gambar 3.1 dan Gambar 3.2. Peta tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 Pulau

Pramuka dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4. Peta tutupan lahan tahun

Page 47: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

35

2004 dan tahun 2008 Pulau Panggang dapat dilihat pada Gambar 3.5 dan Gambar

3.6.

Gambar 3.1 Peta tutupan lahan Pulau Karya Tahun 2004

Gambar 3.2 Peta tutupan lahan Pulau Karya Tahun 2008

Page 48: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

36

Gambar 3.3 Peta tutupan lahan Pulau Panggang Tahun 2004

Page 49: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

37

Gambar 3.4 Peta tutupan lahan Pulau Panggang Tahun 2008

Page 50: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

38

Gambar 3.5 Peta tutupan lahan Pulau Pramuka Tahun 2004

Page 51: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

39

Gambar 3.6 Peta tutupan lahan Pulau Pramuka Tahun 2008

Peta perubahan tutupan lahan antara tahun 2004 dan 2008 tutupan lahan bangunan

pada Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka pada dapat dilihat pada

Gambar 3.7, Gambar 3.8, dan Gambar 3.9.

Page 52: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

40

Gambar 3.7 Peta perubahan tutupan lahan bangunan antara tahun 2004 dan tahun

2008 Pulau Karya

Page 53: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

41

Gambar 3.8 Peta perubahan tutupan lahan bangunan antara tahun 2004 dan tahun

2008 Pulau Panggang

Page 54: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

42

Gambar 3.9 Peta perubahan tutupan lahan bangunan antara tahun 2004 dan tahun

2008 Pulau Pramuka

Dari Gambar 3.7, Gambar 3.8, dan Gambar 3.9, kita dapat melihat bahwa antara

tahun 2004 dan tahun 2008 Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka

mengalami pertambahan kepadatan bangunan. Hal ini dapat dilihat oleh adanya

penambahan bangunan yang terlihat pada tiap-tiap pulau, dengan penambahan

Page 55: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

43

paling banyak pada Pulau Panggang disusul Pulau Pramuka dan Pulau Karya.

Pengurangan bangunan terlihat hanya pada Pulau Pramuka.

Perubahan tutupan lahan menjadi bangunan berakibat buruk bagi kestabilan pulau.

Penutupan lahan dengan lapisan kedap air oleh bangunan akan mencegah air dari

presipitasi untuk terserap ke dalam tanah, yang akan menurunkan tingkat

kestabilan tanah dan meningkatkan kerapuhan akan bahaya erosi (Poerbandono et

al., 2009). Pertambahan jumlah bangunan dibuktikan oleh data inspeksi lapangan

yang menunjukkan adanya banyak bangunan baru di Pulau Karya, Pulau

Panggang dan Pulau Pramuka.

Peta perubahan tutupan lahan antara tahun 2004 dan 2008 tutupan lahan vegetasi

pada Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka pada dapat dilihat pada

Gambar 3.10, Gambar 3.11, dan Gambar 3.12.

Gambar 3.10 Peta perubahan tutupan lahan vegetasi antara tahun 2004 dan tahun

2008 Pulau Karya

Page 56: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

44

Gambar 3.11 Peta perubahan tutupan lahan vegetasi antara tahun 2004 dan tahun

2008 Pulau Panggang

Page 57: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

45

Gambar 3.12 Peta perubahan tutupan lahan vegetasi antara tahun 2004 dan tahun

2008 Pulau Pramuka

Dari Gambar 3.10, Gambar 3.11, dan Gambar 3.12, kita dapat melihat bahwa

antara tahun 2004 dan tahun 2008 Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau

Pramuka mengalami penambahan dan pengurangan vegetasi. Penurunan vegetasi

terlihat paling banyak pada Pulau Pramuka. Kuantitas vegetasi terlihat paling

banyak pada Pulau Karya dan paling sedikit pada Pulau Panggang.

Page 58: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

46

Penurunan vegetasi berakibat buruk bagi kualitas air tanah. Hal ini diperburuk

mengingat di Kepulauan Seribu tidak terdapat sumber air permukaan seperti

sungai, danau, mata air, dll. Oleh karena itu kondisi air tanah di wilayah

Kepulauan Seribu sangat tergantung dengan kepadatan vegetasinya, karena

vegetasi akan mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air

dan menurunkan kecepatan dan volume air larian permukaan (surface runoff).

Vegetasi juga berfungsi sebagai pencegah erosi dengan melindungi permukaan

tanah dari tumbukan air hujan. Melalui sistem perakarannya, vegetasi akan

menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya.

Peta perubahan tutupan lahan antara tahun 2004 dan 2008 tutupan lahan kosong

pada Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka pada dapat dilihat pada

Gambar 3.13, Gambar 3.14, dan Gambar 3.15.

Gambar 3.13 Peta perubahan tutupan lahan kosong antara tahun 2004 dan tahun

2008 Pulau Karya

Page 59: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

47

Gambar 3.14 Peta perubahan tutupan lahan kosong antara tahun 2004 dan tahun

2008 Pulau Panggang

Page 60: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

48

Gambar 3.15 Peta perubahan tutupan lahan kosong antara tahun 2004 dan tahun

2008 Pulau Pramuka

Dari Gambar 3.13, Gambar 3.14, dan Gambar 3.15 kita dapat melihat bahwa

antara tahun 2004 dan tahun 2008 Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau

Pramuka mengalami penambahan dan pengurangan lahan kosong. Pengurangan

lahan kosong terlihat pada ketiga pulau wilayah penelitian, walaupun pada Pulau

Page 61: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

49

Panggang terjadi banyak penambahan lahan kosong dengan praktek reklamasi

pantai. Bertambahnya tutupan lahan bangunan mengakibatkan menurunnya

tutupan lahan kosong. Meningkatnya kebutuhan akan lahan kosong

mengakibatkan banyaknya praktek reklamasi pantai, yang berdampak buruk bagi

kestabilan ekosistem pantai (Suryadewi et al., 1998). Praktek reklamasi pantai

pada Kepulauan Seribu juga dipercaya dilakukan dari penambangan terumbu

karang yang sudah mati di wilayah sekitar secara ilegal, yang akan menyebabkan

kehancuran dari ekosistem terumbu karang itu sendiri dan juga menghalangi

pertumbuhan terumbu karang (Poerbandono et al., 2009).

3.2 Luas Tutupan Lahan

Luas tutupan lahan dihitung dari koordinat titik-titik vertek pembentuk poligon

tutupan lahan pada peta tutupan lahan berdasarkan persamaan 2.12. Adapun

pembahasan mengenai hasil luas tutupan lahan hasil penelitian ini adalah:

- Tutupan lahan bangunan mengalami penambahan luas pada setiap wilayah

penelitian (Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka), dengan

persentase kenaikan tertinggi pada Pulau Karya, yaitu 23,7%. Hal ini

menunjukkan bahwa pada setiap wilayah penelitian terjadi pertambahan

kepadatan bangunan.

- Tutupan lahan vegetasi mengalami pertambahan luas pada Pulau Karya

dan Pulau Pramuka serta pengurangan luas pada Pulau Panggang.

Pertambahan vegetasi paling besar terjadi pada Pulau Karya, yaitu sebesar

26,5% dan pengurangan vegetasi paling besar terjadi pada Pulau

Panggang, yaitu sebesar 4,7%.

- Tutupan lahan kosong mengalami pengurangan luas pada Pulau Karya dan

Pulau Pramuka serta penambahan luas pada Pulau Panggang. Pengurangan

vegetasi paling besar terjadi pada Pulau Karya, yaitu sebesar 37,8% dan

penambahan lahan kosong paling besar terjadi pada Pulau Panggang, yaitu

sebesar 9,5%.

Page 62: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

50

Selanjutnya luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 untuk Pulau Karya,

Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka dapat dilihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2,

dan Tabel 3.3.

Tabel 3.1 Luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di Pulau Karya

Tutupan lahan Luas (m²)

Selisih Persentase 2004 2008

Bangunan 4.239 5.245 1.006 23,7

Vegetasi 36.929 46.704 9.775 26,5

Lahan kosong 28.506 17.725 -10.781 -37,8

Tabel 3.2 Luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di Pulau Panggang

Tutupan lahan Luas (m²)

Selisih Persentase 2004 2008

Bangunan 48.910 51.868 2.958 6,0

Vegetasi 10.943 10.453 -490 -4,7

Lahan kosong 50.472 55.797 5.325 9,5

Tabel 3.3 Luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di Pulau Pramuka

Tutupan lahan Luas (m²)

Selisih Persentase 2004 2008

Bangunan 45.638 46.822 1.184 2,6

Vegetasi 81.772 82.440 668 0,8

Lahan kosong 84.383 82.531 -1.852 -2,2

Dari Tabel 3.1, Tabel 3.2, dan Tabel 3.3, diketahui bahwa terjadi perubahan luas

tutupan lahan bangunan, vegetasi, dan lahan kosong antara tahun 2004 dan tahun

2008. Besar perubahan luas tutupan lahan bangunan, vegetasi, dan lahan kosong

antara tahun 2004 dan tahun 2008 untuk Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau

Pramuka dapat dilihat pada Tabel 3.4, Tabel 3.5 dan Tabel 3.6.

Page 63: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

51

Tabel 3.4 Perubahan luas tutupan lahan antara tahun 2004 dan tahun 2008 di

Pulau Karya

Tutupan lahan Luas (m²)

Hilang Tetap Baru

Bangunan 0 4.239 1.006

Vegetasi 5.798 31.131 15.573

Lahan kosong 15.780 12.726 4.999

Tabel 3.5 Perubahan luas tutupan lahan antara tahun 2004 dan tahun 2008 di

Pulau Panggang

Tutupan lahan Luas (m²)

Hilang Tetap Baru

Bangunan 0 48.910 2.958

Vegetasi 3.951 6.992 3.461

Lahan kosong 5.388 45.084 10.713

Tabel 3.6 Perubahan luas tutupan lahan antara tahun 2004 dan tahun 2008 di

Pulau Pramuka

Tutupan lahan Luas (m²)

Hilang Tetap Baru

Bangunan 1.071 44.567 2.255

Vegetasi 21.262 60.510 21.930

Lahan kosong 22.738 61.645 20.886

Selanjutnya untuk mengetahui distribusi perubahan luas tutupan lahan dilakukan

perhitungan tabulasi silang (crosstab) antara tutupan lahan yang hilang di tahun

2004 dengan tutupan lahan di tahun 2008. Hasil tabulasi silang tutupan lahan pada

Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka dapat dilihat pada Tabel 3.7,

Tabel 3.8, dan Tabel 3.9.

Page 64: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

52

Tabel 3.7 Tabulasi silang tutupan lahan tahun 2004 dan tutupan lahan tahun 2008

di Pulau Karya

Luas (m²) Bangunan

2008

Vegetasi

2008

Lahan kosong

2008

Bangunan 2004 4.239 0 0

Vegetasi 2004 799 31.131 4.999

Lahan kosong 2004 208 15.573 12.726

Tabel 3.8 Tabulasi silang tutupan lahan tahun 2004 dan tutupan lahan tahun 2008

di Pulau Panggang

Luas (m²) Bangunan

2008

Vegetasi

2008

Lahan kosong

2008

Bangunan 2004 48.910 0 0

Vegetasi 2004 54 6.992 3.897

Lahan kosong 2004 1.911 3.461 45.084

Tabel 3.9 Tabulasi silang tutupan lahan tahun 2004 dan tutupan lahan tahun 2008

di Pulau Pramuka

Luas (m²) Bangunan

2008

Vegetasi

2008

Lahan kosong

2008

Bangunan 2004 44.567 754 317

Vegetasi 2004 693 60.510 20.569

Lahan kosong 2004 1.562 21.176 61.645

Berdasarkan hasil tabulasi silang (Tabel 3.7, Tabel 3.8, dan Tabel 3.9) diketahui

bahwa konversi terbesar dalah konversi lahan kosong menjadi vegetasi pada Pulau

Pramuka dan pada Pulau Karya. Konversi lahan kosong menjadi bangunan terjadi

pada tiap-tiap pulau, dengan nilai terbesar pada Pulau Pramuka. Tutupan lahan

bangunan hanya terkonversi pada Pulau Pramuka.

3.3 Ketelitian Luas Tutupan Lahan

Ketelitian luas tutupan lahan pada penelitian ini berada pada tingkat kepercayaan

99,7%. Ketelitian luas tutupan lahan dihitung melalui perambatan kesalahan dari

Page 65: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

53

ketelitian titik-titik penyusun poligon tutupan lahan pada peta tutupan lahan

berdasarkan persamaan 2.15. Ketelitian luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun

2008 pada Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka dapat dilihat pada

Tabel 3.10, Tabel 3.11, dan Tabel 3.12.

Tabel 3.10 Ketelitian luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di Pulau

Karya

Tutupan

lahan

Luas (m²) Selisih

Ketelitian

selisih 2004 Ketelitian 2008 Ketelitian

Bangunan 4.239 150 5.245 161 1.006 220,05

Vegetasi 36.929 304 46.704 309 9.775 433,47

Lahan kosong 28.506 404 17.725 411 -10.781 576,33

Tabel 3.11 Ketelitian luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di Pulau

Panggang

Tutupan lahan Luas (m²)

Selisih Ketelitian

selisih 2004 Ketelitian 2008 Ketelitian

Bangunan 48.910 498 51.868 488 2.958 697,24

Vegetasi 10.943 159 10.453 127 -490 203,49

Lahan kosong 50.472 727 55.797 722 5.325 1024,79

Tabel 3.12 Ketelitian luas tutupan lahan tahun 2004 dan tahun 2008 di Pulau

Pramuka

Tutupan lahan Luas (m²)

Selisih Ketelitian

selisih 2004 Ketelitian 2008 Ketelitian

Bangunan 45.638 497 46.822 503 1.184 707,12

Vegetasi 81.772 443 82.440 511 668 676,29

Lahan kosong 84.383 729 82.531 776 -1.852 1064,25

Adapun pembahasan mengenai ketelitian luas tutupan lahan hasil penelitian ini

adalah:

Page 66: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

54

- Ketelitian suatu objek luasan/area ditentukan oleh ketelitian dan

banyaknya titik-titik penyusun area tersebut. Banyak titik ditentukan dari

bentuk geometri area tersebut. Semakin besar ketelitian dan semakin rumit

bentuk geometri area yang berarti semakin banyaknya jumlah titik-titik

penyusun area, maka ketelitian area tersebut akan semakin besar.

- Ketelitian selisih bernilai besar. Hal ini disebabkan karena ketelitian

selisih mengalami perambatan kesalahan dari ketelitian luas tutupan lahan

tahun 2004 dan ketelitian luas tutupan lahan tahun 2008.

- Terdapat nilai ketelitian selisih yang melebihi nilai selisih. Untuk kasus ini

kita tidak dapat mengambil kesimpulan apakah tutupan lahan tersebut

mengalami penambahan atau pengurangan luas.

3.4 Hipotesa Tekanan Demografi Terhadap Perubahan Tutupan Lahan

Untuk melihat hubungan antara tekanan demografi dan luas tutupan lahan

dilakukan pemodelan untuk data demografi dan data luas tutupan lahan. Data

demografi yang akan dimodelkan pada penelitian ini adalah data jumlah penduduk

dari BPS Kepulauan Seribu dan data luas tutupan lahan yang akan dimodelkan

pada penelitian ini adalah data luas bangunan dari peta tutupan lahan hasil

penelitian ini.

Data luas bangunan yang akan dimodelkan pada penelitian ini adalah data total

luas tutupan lahan bangunan Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka.

Data luas bangunan akan dimodelkan dengan data waktu menggunakan model

linier untuk mendapatkan persamaan garis linier yang memodelkan luas bangunan

terhadap waktu. Nilai variabel luas bangunan dan waktu dapat dilihat pada Tabel

3.13 dan grafik persamaan garis linier luas bangunan terhadap waktu dapat dilihat

pada Gambar 3.7.

Tabel 3.13 Nilai variabel waktu dan variabel luas bangunan

Variabel Nilai Variabel

B = Luas bangunan 98.787 103.935

W = Waktu 2004 2008

Page 67: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

55

Gambar 3.16 Grafik variabel luas bangunan terhadap waktu

Dari hasil pemodelan luas bangunan terhadap waktu, didapatkan persamaan linier

seperti pada Persamaan 3.1.

B = 1.287W – 2.480.400 (3.1)

dengan:

B = luas bangunan

W = waktu

Data jumlah penduduk yang akan dimodelkan pada penelitian ini adalah data total

jumlah penduduk pada kelurahan Pulau Panggang. Data jumlah penduduk sebagai

variabel terikat akan dimodelkan dengan data waktu sebagai variabel bebas

menggunakan metode regresi linier untuk mendapatkan persamaan garis linier

yang memodelkan jumlah penduduk terhadap waktu. Dalam hal ini jumlah

penduduk diasumsikan naik linier. Asumsi ini didasarkan atas beberapa hal, di

antaranya:

- Bertambahnya jumlah bangunan dari tahun 2004 sampai 2008. Jika

bangunan bertambah diasumsikan jumlah penduduk juga bertambah yang

diakibatkan kebutuhan akan lahan tempat tinggal (housing demand).

98,000

99,000

100,000

101,000

102,000

103,000

104,000

105,000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

luas

ban

gu

nan

(m²)

waktu (tahun)

Page 68: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

56

- Bertambahnya jumlah penduduk dari tahun 2004 sampai 2007 menurut

data BPS. Walaupun pada tahun 2007 ke 2008 jumlah penduduk tercatat

tidak mengalami penambahan kuantitas, tetapi dari data komposisi

penduduk terlihat bahwa komposisi terbanyak ditempati oleh penduduk

dengan usia muda. Hal ini mengindikasikan bahwa pertumbuhan

penduduk akan terus terjadi.

- Berdasarkan data BPS, diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat

setempat yang masih rendah. Hal ini diindikasikan oleh mata pencaharian

mereka yang mayoritas sebagai nelayan. Oleh karena itu dapat

diasumsikan bahwa tidak terjadi banyak perpindahan penduduk,

dikarenakan mayoritas mata pencaharian mereka yang sebagai nelayan.

Nilai variabel jumlah penduduk dan waktu dapat dilihat pada Tabel 3.14 dan

grafik persamaan garis linier luas bangunan terhadap waktu dapat dilihat pada

Gambar 3.8.

Tabel 3.14 Nilai variabel waktu dan variabel jumlah penduduk

Variabel Nilai Variabel

J = Jumlah penduduk 4.393 4.471 4.490 4.540 4.540

W = Waktu 2004 2005 2006 2007 2008

Gambar 3.17 Grafik variabel jumlah penduduk terhadap waktu

4300

4350

4400

4450

4500

4550

4600

2004 2005 2006 2007 2008

jum

lah

pen

du

du

k (

jiw

a)

waktu (tahun)

Page 69: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

57

Dari hasil pemodelan regresi linier jumlah penduduk terhadap waktu didapatkan

persamaan linier seperti pada Persamaan 3.2 dengan nilai koefisien korelasi (r)

sebesar 0,94.

J = 36,3W – 68.331 (3.2)

dengan:

J = jumlah penduduk

W = waktu

Data luas bangunan akan dimodelkan dengan data jumlah penduduk

menggunakan model linier untuk mendapatkan persamaan garis linier yang

memodelkan luas bangunan terhadap jumlah penduduk. Nilai variabel luas

bangunan dan jumlah penduduk serta grafik persamaan garis linier luas bangunan

terhadap jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 3.15 dan Gambar 3.18.

Tabel 3.15 Nilai variabel luas bangunan dan jumlah penduduk

Variabel Tahun

2004 2008

J = Jumlah penduduk 4.393 4.540

B = Luas bangunan 98.787 103.935

Gambar 3.18 Grafik variabel luas bangunan terhadap jumlah penduduk

96000

97000

98000

99000

100000

101000

102000

103000

104000

105000

4393 4540

luas

ban

gu

nan

(m

²)

jumlah penduduk (jiwa)

Page 70: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

58

Dari hasil pemodelan luas bangunan terhadap jumlah penduduk, didapatkan

persamaan linier seperti pada Persamaan 3.3.

B = 35,02J – 55.060 (3.3)

dengan:

J = jumlah penduduk

B = luas bangunan

Setelah data luas bangunan dan jumlah penduduk termodelkan masing-masing

oleh waktu (Persamaan 3.1 dan Persamaan 3.2) dan termodelkan keduanya dalam

satu model (Persamaan 3.3), selanjutnya akan dihitung prediksi luas bangunan di

masa depan. Hasil perhitungan menurut persamaan garis luas bangunan terhadap

waktu (Persamaan 3.1) didapat luas bangunan 106.509 m² pada tahun 2010 dan

109.083 m² pada tahun 2012. Hasil perhitungan menurut persamaan garis luas

bangunan terhadap jumlah penduduk (Persamaan 3.3), dengan nilai jumlah

penduduk yang dicari melalui Persamaan 3.2 didapat luas bangunan 107.156,6 m²

pada tahun 2010 dan 109.700 m² pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya, hasil

perhitungan luas prediksi tutupan lahan melalui model dapat dilihat pada Tabel

3.16.

Tabel 3.16 Luas prediksi tutupan lahan bangunan

Tahun Jenis Pemodelan

Luas Bangunan

terhadap Waktu

Luas Bangunan

terhadap Jumlah Penduduk

2010 106.509 m² 107.156,6 m²

2012 109.083 m² 109.700 m²

Berdasarkan Tabel 3.16 diatas, diketahui bahwa prediksi luas bangunan yang

didapatkan dari pemodelan luas bangunan terhadap waktu (tanpa melihat faktor

pertambahan jumlah penduduk) memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan

dengan nilai prediksi luas bangunan yang didapatkan dari pemodelan luas

bangunan terhadap jumlah penduduk (mempertimbangkan faktor pertambahan

Page 71: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

59

jumlah penduduk). Hal ini menunjukkan bahwa pertambahan jumlah penduduk

berpengaruh sebagai faktor pendorong dalam pertambahan luas bangunan. Oleh

karena itu, dapat kita simpulkan suatu hipotesa bahwa tekanan demografi akibat

pertambahan jumlah penduduk akan mempengaruhi perubahan tutupan lahan,

yaitu bertambahnya luas tutupan lahan bangunan.

Selanjutnya apabila kita lihat Tabel 3.17, luas bangunan dalam kurun waktu 4

tahun mengalami pertambahan luas sebesar 5.765 m² dari total luas bangunan

pada tahun 2008 berdasarkan Tabel 3.4, Tabel 3.5, dan Tabel 3.6 sebesar 103.935

m² menjadi 109.700 m². Maka apabila kita asumsikan pertambahan bangunan

dalam setiap kurun waktu 4 tahun naik linier sebesar 5.765 m² dan melihat

ketersediaan lahan kosong baru untuk ketiga wilayah penelitian (Pulau Karya,

Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka) berdasarkan Tabel 3.4, Tabel 3.5, dan Tabel

3.6 sebesar 36.598 m², disadari bahwa dalam kurun waktu 25-26 tahun lahan

kosong baru pada tahun 2008 sudah tidak dapat lagi menampung pertambahan

bangunan yang diprediksikan akan terjadi. Hal ini disadari sangatlah berbahaya,

karena dampak yang mungkin terjadi adalah:

- Terpakainya tutupan lahan vegetasi, yang berarti semakin habisnya

vegetasi di Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka.

- Terpakainya tutupan lahan tetap, yang berarti semakin padatnya Pulau

Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka.

- Meningkatnya praktek reklamasi, yang berarti meningkatnya bahaya bagi

ekosistem terumbu karang.

Mengingat bahaya akan dampak yang ditimbulkan dari meningkatnya bangunan

di Pulau Karya, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka, hendaknya dibuat suatu

peraturan dan kebijakan-kebijakan yang mengatur tentang penggunaan lahan dan

pengendalian pertambahan penduduk, karena pertambahan penduduk akan

berperan sebagai faktor pendorong dalam meningkatnya luas bangunan.

Page 72: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

60

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Aplikasi penginderaan jauh menggunakan citra IKONOS dan foto udara dapat

digunakan untuk membuat peta tutupan lahan skala 1:3936 dengan ketelitian

planimetrik ± 1,18 m. Identifikasi dan klasifikasi manual dalam pembuatan peta

ini sudah cukup baik, dengan dengan nilai tingkat ketelitian klasifikasi sebesar

90,6%. Berdasarkan peta tutupan lahan yang dihasilkan pada penelitian ini

diketahui bahwa telah terjadi perubahan tutupan lahan pada Pulau Karya, Pulau

Panggang, dan Pulau Pramuka antara tahun 2004 dan tahun 2008. Perubahan

tutupan lahan yang paling besar di ketiga pulau tersebut adalah perubahan tutupan

vegetasi dan lahan kosong menjadi tutupan lahan bangunan. Pada penelitian ini

juga dapat diambil hipotesa bahwa tekanan demografi akibat pertambahan jumlah

penduduk berpengaruh kepada perubahan luas tutupan lahan, yaitu bertambah

luasnya tutupan lahan bangunan.

4.2 Saran

Penulis sebagai penyusun penelitian ini menyarankan agar dalam melakukan

pemodelan luas bangunan dan jumlah penduduk terlebih dahulu dilakukan

klasifikasi bangunan antara bangunan pemukiman dan bangunan non-pemukiman

dengan menggunakan data inspeksi lapangan (ground truth). Penulis juga

menyarankan agar diadakan penelitian serupa pada masa depan, yang

dimaksudkan untuk menguji hasil prediksi pada penelitian ini.

Page 73: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

61

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. R., 1972. A Land Use and Land Cover Classification System for Use

with Remote Sensor Data. Geological Survey Professional Paper 1964. US

Government Printing Office. Washington D.C.

Biro Pusat Statistik, 2006. Kepulauan Seribu Dalam Angka 2006. BPS Kabupaten

Administrasi Kepulauan Seribu. Jakarta.

Biro Pusat Statistik, 2007. Kepulauan Seribu Dalam Angka 2007. BPS Kabupaten

Administrasi Kepulauan Seribu. Jakarta.

Biro Pusat Statistik, 2008. Kepulauan Seribu Dalam Angka 2008. BPS Kabupaten

Administrasi Kepulauan Seribu. Jakarta.

Biro Pusat Statistik, 2009. Kepulauan Seribu Dalam Angka 2009. BPS Kabupaten

Administrasi Kepulauan Seribu. Jakarta.

Biro Pusat Statistik., 2008. Pendapatan Regional Kepulauan Seribu 2004-2008.

BPS Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Jakarta.

Campbell, J. B., 1987. Introduction to Remote Sensing. Virginia Polytechnic

Institute. The Guilford Press, New York, United States of America.

Herman, Y., 2005. Kajian Ketelitian Planimetrik Citra Satelit Quickbird Dalam

Memproduksi Peta Garis Skala Besar. Skripsi. Program Studi Teknik Geodesi dan

Geomatika. Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Institut Teknologi Bandung.

Kahar, J.,2004. Teknik Kuadrat Terkecil. Penerbit ITB. Bandung

Lillesand, T. M., Ralph, W., Kiefer., 1994. Remote Sensing and Image

Interpretation. New York: John Willey & Sons. New York.

Minar, F. C., 2004. Kajian Terhadap Ketelitian Planimetrik Citra Satelit IKONOS

(Studi Kasus: Lembang, Kab. Bandung). Skripsi. Program Studi Teknik Geodesi

dan Geomatika. Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian. Institut Teknologi

Bandung.

Page 74: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

62

Noor, A., 2003. Keadaan Umum Kepulauan Seribu Dalam Analisis Kebijakan

Pengembangan Marikultur di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi

DKI Jakarta. Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Program

Pascasarjana IPB. Bogor.

Purwadhi, S. H., 2008. Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. Lembaga

Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Jakarta.

Poerbandono, R., Prijatna, K., Lumingkewas, Y. R. A., Nurmaulina, S.L., 2009.

Potential risks of erosion and inundation due to sea level rise and recent adaption

measures in Seribu islands, Java Sea, Indonesia. Artikel. Kelompok Keilmuan

Hidrografi, Program Studi Teknik Geodesi ITB. Bandung.

Soedomo A., Sudarman, 2004. Sistem Transformasi Koordinat. Penerbit ITB.

Bandung.

Suryadewi, M., Edward, Setiadi, A., 1998. Masalah Reklamasi Teluk Jakarta

Ditinjau dari Aspek Psikologi Lingkungan. Artikel. Program Studi Lingkungan-

Program Pascasarana dan Program Studi Biologi-Program Pascasarjana

Universitas Indonesia. Jakarta.

Yitnosumarto, S., 1990. Dasar-Dasar Statistika. CV. Rajawali. Jakarta.

Yulia, S., Tirta., Ratih, T., 2003. Kajian Teori Regresi Parametrik Normal dan

Regresi Non Parametrik. Artikel. Jurusan Matematika FMIPA Universitas Jember.

USGS, 2003. United States National Map Accuracy Standards.

http://www.wc3.org/TR/1999/REC-html401-19991224/loose.dtd

Walpole, R. E., 1982. Introduction to Statistics. Penerbit PT Gramedia. Jakarta

Warpani, S., 1980. Analisis Kota dan Daerah. Penerbit ITB. Bandung.

Page 75: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

63

LAMPIRAN 1. Peta Ground Truth Pulau Karya

Page 76: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

64

Page 77: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

65

LAMPIRAN 2. Formulir Ground Truth Pulau Karya

No. No. Grid

Kode Nama Objek Koordinat Foto

1 E4 K1 Kantor (677431,49 ; 9365747.24) m

Suku Dinas

2 E4 K2 Kantor Seksi (677359.89 ; 9365885.25) m

3 F5 KP Kantor Polisi (677439.8 ; 9365831.29) m

4 G5 WB Wisma Bahari (677489.61 ; 9365840.63) m

5 D6 KK Kantor (677281.03 ; 9365776.3) m

KODIM/KORAMIL

6 D6 AL Pos TNI AL (677261.48 ; 9365760.23) m

7 D6 TP Kantor TPU (677247.06 ; 9365758.1) m

8 C6 SP Kantor (677231.82 ; 9365748.41) m

SATPOL PP

Page 78: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

66

9 C6 PK Pos Pemadam (677248.44 ; 9365734.55) m

Kebakaran

10 D5 G Gudang (677284.46 ; 9365814.89) m

11 E6 RD Rumah Dinas (677367.57 ; 9365769.18) m

12 F5 P Pos Jaga (677427.13 ; 9365809.35) m

13 G5 KN Kantin (677479.76 ; 9365853.68) m

14 E5 LB Lapangan Bola (677357.5 ; 9365831.35) m

15 D4 V1 Vegetasi Hilang (677301.78 ; 9365912.45) m

16 E4 V2 Vegetasi Hilang (677342.25 ; 9365903.62) m

Page 79: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

67

No. No. Grid

Kode Nama Objek Koordinat Foto

17 E5 V3 Vegetasi Hilang (677329.39 ; 9365862.11) m

18 E6 V4 Vegetasi Baru (677326.3 ; 9365779.84) m

19 C6 V5 Vegetasi (677220.68 ; 9365765.5) m

Page 80: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

68

LAMPIRAN 3. Peta Ground Truth Pulau Panggang

Page 81: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

69

Page 82: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

70

LAMPIRAN 4. Formulir Ground Truth Pulau Panggang

No. No. Grid

Kode Nama Objek Koordinat Foto

1 D4 P Pos Polisi (677219.19 ; 9365551.46) m

2 D4 S Sekretariat

RW (677274.68 ; 9365549.3) m

3 E4 M Masjid (677294.42 ; 9365521.51) m

4 E4 Ma Madrasah (677319.14 ; 9365547.97) m

5 F7 SD SDN 03 (677452.09 ; 9365325.04) m

6 G8 Mu Mushola (677477.67 ; 9365219.97) m

7 F6 KL kantor Lurah (677379.57 ; 9365418.59) m

8 B6 B1 Bangunan

Baru (677081.06 ; 9365409.39) m

Page 83: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

71

No. No. Grid

Kode Nama Objek Koordinat Foto

9 B6 BB1 Bangunan

baru (677069.51 ; 9365367.1) m

10 D6 BB2 Bangunan

Baru (677285.6 ; 9365359.07) m

11 B6 BB3 Bangunan

baru (677110.06 ; 9365399.62) m

12 H8 BB4 Bangunan

Baru (677577.79 ; 9365242.67) m

13 G6 BB5 Bangunan

Baru (677480.31 ; 9365380.11) m

14 B6 BB6 Bangunan

Baru (677103.8 ; 9365356.23) m

15 D4 BT Lapangan (677240.86 ; 9365552.51) m

Bulutangkis

16 C4 TB Taman

Bermain (677179.78 ; 9365547.92) m

Page 84: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

72

No. No. Grid

Kode Nama Objek Koordinat Foto

17 A5 L Lapangan (677027.65 ; 9365502.47) m

18 G8 V1 Vegetasi hilang (677516.2 ; 9365193.31) m

19 H9 V2 Vegetasi

Hilang (677554.66 ; 9365118.6) m

20 H8 R1 Area

Reklamasi (677541.63 ; 9365211.74) m

21 F7 R2 Area

Reklamasi (677379.36 ; 9365275.9) m

22 B6 R3 Area

Reklamasi (677045.2 ; 9365418.04) m

Page 85: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

73

LAMPIRAN 5. Peta Ground Truth Pulau Pramuka

Page 86: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

74

Page 87: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

75

LAMPIRAN 6. Formulir Ground Truth Pulau Pramuka

No. No. Grid

Kode Nama Objek Koordinat Foto

1 D3 VD Villa delima (678520.22 ; 9364931.21) m

2 E2 SDK Suku Dinas (678774.69 ; 9364900.05) m

Kelautan

3 D4 RS Rumah Sakit (678679.65 ; 9364735.43) m

4 D5 TK TPA/TK ISLAM (678655.28 ; 9364710.52) m

5 D5 MS Masjid (678641.48 ; 9364680.17) m

6 C5 DA Dept. Agama (678612.24 ; 9364629.96) m

7 D7 BP Kantor Bupati (678636.47 ; 9364526.31) m

8 E7 SMP SMP 133 (678729.55 ; 9364445.63) m

Page 88: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

76

No. No. Grid

Kode Nama Objek Koordinat Foto

9 D8 SD SD 02 (678711.9 ; 9364415.36) m

10 D7 API Asrama Putri (678661.04 ; 9364509.1) m

11 F5 APA Asrama Putra (678811.52 ; 9364703.3) m

12 F5 DH Departemen (678860.5 ; 9364704.58) m

Perhutanan

13 F6 PP Penangkaran (678843.54 ; 9364620.94) m

Penyu

14 G4 G Generator (678898.58 ; 9364721.58) m

15 E7 INN Penginapan (678784.73 ; 9364515.47) m

16 F5 W Wisma Tamu (678850.49 ; 9364651.89) m

Page 89: IDENTIFIKASI PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN PULAU PANGGANG, PULAU PRAMUKA, DAN PULAU KARYA ANTARA TAHUN 2004 DAN TAHUN 2008

77

No. No. Grid

Kode Nama Objek Koordinat Foto

17 E3 LK1 Lahan Kosong (678756.55 ; 9364817.67) m

18 F4 LB Lapangan Bola (678866.51 ; 9364778.57) m

19 C6 T Taman (678604.03 ; 9364561.31) m

20 E7 V1 Vegetasi

Hilang (678789.11 ; 9364486.41) m

21 G2 V2 Vegetasi

Hilang (678939.3 ; 9364893.27) m

22 B9 V3 Vegetasi Baru (678532.19 ; 9364314) m

23 B9 LK2 Lahan Kosong (678541.24 ; 9364348.11) m

24 B9 RB Rumah Baru (678510.79 ; 9364323.59) m