Identifikasi Das
Click here to load reader
-
Upload
smile-ismail -
Category
Documents
-
view
15 -
download
4
Transcript of Identifikasi Das
IDENTIFIKASI DAS
IDENTIFIKASI DAS
Sungai adalah torehan di permukaan bumi yang merupakan penampung dan penyalur
alamiah aliran sungai dan material yang dibawanya dari bagian hulu ke bagian hilir suatu
darrah pengaliran ke tyempat yang lebih rendah dan akhirnya bermuara ke laut
Sungai mempunyai fungsi utama menampung curah hujan dan mengalirkannya
sampai ke laut , daerah tangkapan huja di sebut dengan DPS / DAS . DPS / DAS adalah unit
keaatuan wilayah tempat air hujan menjadi aliran permukaan dan mengumpul ke sungai
menjadi aliran sungai. DAS adalah bagian permukaan bumi yang dibatasi oleh igir (puncak –
puncak tertinggi didaerah tersebut) dimana curah hujan yang jatuh masuk ke sungai yang ada
di daerah tersebut dan hilirnya terdapat di laut.( Van Hallen 1897)
Garis batas antara DPS / DAS ialah punggung permukaan bumi yang dapat
memisahkan dan membagi air hujan menjadi aliran permukaan ke masing – masing DPS /
DAS . Setiap DPS / DAS besar merupakan gabungan dari beberapa DPS / DAS sedang / sub
DPS / DAS dan sub DPS / DAS adalah gabungan dari sub DPS / DAS kecil – kecil.
Pola aliran
Aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan satu arah dimana cabang dan anak sungai
mengalir ke dalam sungai induk yang lebih besar dan membentuk suatu pola aliran tertentu.
Pola itu tergantung oleh kondisi topografi, geologi, iklim, vegetasi yang terdapat di dalam
DPS / DAS yang bersangkutan. Kondisi tersebut menentukan karakteristik sunagi di dalam
polanya.
Bentuk DPS / DAS
Bentuk DPS / DAS berpengaruh terhadap kecepatan terpusatnya aliran . Setelah DPS / DAS
ditentukan garis batasnya maka bentuk DPS / DAS nya dapat diketahui.
4 Bentuk DPS / DAS :
Memanjang
Radial
Paralel
Komplek
Alur Sungai
Alur sungai dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
Bagian hulu
Bagian tengah
Bagian hilir
Luas
Garis batas antara DPS / DAS ialah punggung permukaan bumi yang dapt
memisahkan dan membagi air hujan ke masing – masing DPS / DAS . Garis batas tersebut
ditentukan berdasarkan perubahan kontur dari peta topografi sedangkan luas DPS / DAS nya
dapat diukur dengan alat planimeter .
Skala peta yang digunakan akan mempengaruhi ketelitian perhitungasn luasnya .
Sebagai contoh skala peta 1 : 250.000 dengan interval kontur 50 m dapat memberikan hasil
yang teliti jika luas DPS / DAS nya lebih dari 40 km2 dengan kesalahan yang diizinkan
sekitar 5 % . Dengan demikian semakin kecil luas DPS / DAS yang dihitung , diperlukan peta
topografi dengan skala semakin besar.
Luas Penggunaan Lahan Daerah Aliran Sungai Ci Beet
Semak Belukar
56 x 10 -4 = 0,05625 km
17,5 km
+
17,55625 km
Pemukiman
90 x 10 -4 = 0,05625 km
Sawah Irigasi
87 x 10 -4 = 0,054375 km
10 km
+
10,054375 km
Ladang
76 x 10 -4 = 0,0475 km
3,75 km
+
3,7975 km
Swah Tadah Hujan
30 x 10 -4 = 0,01875 km
Orde Sungai dan Panjang Sungai
Alur sungai di dalam suatau DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai. Orde
sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk sungai di
dalam suatu DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai akan semakin luas
pula DAS nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya. Berdasarkan cara STRAHLER
alur sungai paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan orde pertama,
pertemuan antara dua orde pertama dengan orde kedua juga disebut orde kedua. Demikian
seterusnya sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor orde yang paling besar.
Pemberian nomor orde harus menggunakan peta topografi atau foto skala besar, ini
dimaksudkan agar semua alur sungai orde pertama masih terbaca walaupun hanya berfungsi
mengalirkan air pada saat musim hujan saja. Berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde
akan dapat ditentukan angka indeknya yang menyatakan tingkat percabangan sungai
(bifurcation ratio). Indek tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
Rb = Nu / Nu + 1
Keterangan :
Rb = Indek tingkat percabangan sungai
Nu = Jumlah alur sungai untuk orde ke u
Nu + 1 = Jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh STRAHLER dapat disimpulkan bahwa :
1. apabila nilai Rb lebih kecil dari 3 maka pada alur sungai tersebut akan mempunyai
kenaikan muka air banjir dengan cepat, sedangkan penurunannya berjalan dengan lambat.
2. apabila nilai Rb lebih besar dari 5 maka pada alur sungai tersebut mempunyai kenaikan
muka air banjir dengan cepat, demikian juga penurunannya akan berjalan dengan cepat.
3. apabila nilai Rb diantara 3 dan 5 maka pada alur tersebut mempunyai kenaikan dan
penurunan muka air banjir yang tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.
Panjang sungai
Panjang sungai dapat diukur dan diperkirakan dengan cara mengukur jarak sungai yang
tertera pada skema DAS yang telah dibuat ( diukur dalam satuan centimeter ) dan dikali
dengan skala yang tertera pada peta tersebut.