Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

20
1 Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik Di DAS Ciliwung (Studi Kasus : Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kelurahan Kampung Bali) Muhammad Anugerah, Firdaus Ali, Elkhobar M. Nazech Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Abstrak Sungai Ciliwung merupakan salah satu dari sungai utama yang mengalir di wilayah DKI Jakarta. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung meliputi areal 370.8 km 2 , dengan panjang sungai utama 124,1 km. DAS Ciliwung dibagi kedalam 3 bagian yang melingkupi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Provinsi DKI Jakarta. Sungai Ciliwung berkontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat yang tinggal disekitarnya, yaitu sebagai sumber penyediaan air baku, sumber air untuk irigasi, dan kepentingan lain. Penelitian ini dilakukan pada wilayah sungai Ciliwung yang membentang dari Kelurahan Batu Ampar sampai Kelurahan Kampung Bali. Berdasarkan data Bappeda Jawa Barat tahun 2013 bahwa telah terjadinya pencemaran di badan air sungai Ciliwung. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengolahan, membuat pemetaan pengolahan dan memberikan rekomendasi pengolahan air limbah domestik di setiap RW di Kelurahan Batu Ampar sampai Kelurahan Kampung Bali. Data didapat dengan 2 cara, yaitu dengan melihat literatur dan dengan survey sampel sesuai kelurahan yang dilewati sungai Ciliwung. Setelah itu, dilakukan identifikasi pengolahan air limbah domestik dan membuat pemetaan sistemnya. Hasil yang didapat adalah pencemaran air akibat pengolahan limbah domestik tidak dilakukan oleh masyarakat yang memiliki sistem pengolahan air limbah, melainkan oleh masyarakat bantaran sungai yang tidak mengolah air limbah domestik terlebih dahulu. Hal itu bisa dibuktikan dengan data pengolahan bahwa 79% kelurahan memiliki septic tank dan sisanya tidak, sebesar 74% responden memisahkan blackwater dan greywater, sebagian besar kelurahan sudah memiliki MCK dan sebanyak 67% responden tidak setuju dengan pengeluaran biaya untuk retribusi pengolahan air limbah. Kata Kunci : Air Limbah, blackwater, Ciliwung, greywater, MCK, septic tank Abstract Ciliwung River is one of the major rivers flowing in the Jakarta area. Ciliwung watershed covers an area of 370.8 km 2 , with the main stream length about 124.1 km. Ciliwung watershed is divided into 3 sections surrounding Bogor District, Bogor City, Depok and Jakarta Province. Ciliwung contribute in fulfilling the needs of people living, that is, as a source of supply of raw water, the source of water for irrigation, and other interests. The research was conducted on Ciliwung basin that stretches from the Batu Ampar to Kampung Bali district. Based on data in 2013 from Bappeda of West Java stated that Ciliwung river have experienced water pollution. The research aims to identify,mapping of processing and also to provide recommendation of domestic wastewater treatment in every RW (Rukun Warga) from Batu Ampar to Kampung Bali district. The data obtained in 2 ways, by looking at the literature and the corresponding sample survey of each district. The result from this research is water pollution comes from the riverbanks residents who do not have wastewater treatment systems. It can be proved that 79% of respondents from district had a septic tank, 74 % of respondents has been split blackwater and greywater, and 67% of respondents are not willing to pay the waste water treatment retribution. Keywords : Wastewater, blackwater, Ciliwung, greywater, MCK, septic tank Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Transcript of Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

Page 1: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

1    

Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik Di DAS Ciliwung (Studi Kasus : Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kelurahan

Kampung Bali)

Muhammad Anugerah, Firdaus Ali, Elkhobar M. Nazech

Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

Abstrak

Sungai Ciliwung merupakan salah satu dari sungai utama yang mengalir di wilayah DKI Jakarta. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung meliputi areal 370.8 km2, dengan panjang sungai utama 124,1 km. DAS Ciliwung dibagi kedalam 3 bagian yang melingkupi Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, dan Provinsi DKI Jakarta. Sungai Ciliwung berkontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat yang tinggal disekitarnya, yaitu sebagai sumber penyediaan air baku, sumber air untuk irigasi, dan kepentingan lain. Penelitian ini dilakukan pada wilayah sungai Ciliwung yang membentang dari Kelurahan Batu Ampar sampai Kelurahan Kampung Bali. Berdasarkan data Bappeda Jawa Barat tahun 2013 bahwa telah terjadinya pencemaran di badan air sungai Ciliwung. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengolahan, membuat pemetaan pengolahan dan memberikan rekomendasi pengolahan air limbah domestik di setiap RW di Kelurahan Batu Ampar sampai Kelurahan Kampung Bali. Data didapat dengan 2 cara, yaitu dengan melihat literatur dan dengan survey sampel sesuai kelurahan yang dilewati sungai Ciliwung. Setelah itu, dilakukan identifikasi pengolahan air limbah domestik dan membuat pemetaan sistemnya. Hasil yang didapat adalah pencemaran air akibat pengolahan limbah domestik tidak dilakukan oleh masyarakat yang memiliki sistem pengolahan air limbah, melainkan oleh masyarakat bantaran sungai yang tidak mengolah air limbah domestik terlebih dahulu. Hal itu bisa dibuktikan dengan data pengolahan bahwa 79% kelurahan memiliki septic tank dan sisanya tidak, sebesar 74% responden memisahkan blackwater dan greywater, sebagian besar kelurahan sudah memiliki MCK dan sebanyak 67% responden tidak setuju dengan pengeluaran biaya untuk retribusi pengolahan air limbah.

Kata Kunci : Air Limbah, blackwater, Ciliwung, greywater, MCK, septic tank

Abstract

Ciliwung River is one of the major rivers flowing in the Jakarta area. Ciliwung watershed covers an area of 370.8 km2, with the main stream length about 124.1 km. Ciliwung watershed is divided into 3 sections surrounding Bogor District, Bogor City, Depok and Jakarta Province. Ciliwung contribute in fulfilling the needs of people living,  that is, as a source of supply of raw water, the source of water for irrigation, and other interests. The research was conducted on Ciliwung basin that stretches from the Batu Ampar to Kampung Bali district. Based on data in 2013 from Bappeda of West Java stated that Ciliwung river have experienced water pollution. The research aims to identify,mapping of processing and also to provide recommendation of domestic wastewater treatment in every RW (Rukun Warga) from Batu Ampar to Kampung Bali district. The data obtained in 2 ways, by looking at the literature and the corresponding sample survey of each district. The result from this research is water pollution comes from the riverbanks residents who do not have wastewater treatment systems. It can be proved that 79% of respondents from district had a septic tank, 74 % of respondents has been split blackwater and greywater, and 67% of respondents are not willing to pay the waste water treatment retribution. Keywords : Wastewater, blackwater, Ciliwung, greywater, MCK, septic tank

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 2: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

2    

I. Pendahuluan

Pencemaran air dapat berdampak pada kesehatan, keselamatan dan akhirnya berakibat

pada pertumbuhan ekonomi. Bencana krisis air dapat merupakan ancaman bagi keberlangsungan

generasi yang akan datang. Ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, kondisi sumber air makin

menurun dan berkembangnya berbagai sumber penyakit. Upaya pengendalian pencemaran air

semakin sulit dengan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan serta kurangnya

penegakan hukum bagi pelanggar pencemaran lingkungan. Selama ini masyarakat cenderung

menyalahkan industri terhadap kondisi pencemaran lingkungan perairan yang terjadi di wilayah

mereka. Dari hasil survei oleh JICA (1990) tersebut masyarakat perlu merubah cara pandang

masalah pencemaran yang terjadi saat ini. Limbah cair domestik yang tidak lain adalah air limbah

yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga masyarakat menjadi penyebab terbesar terjadinya

pencemaran di badan air sungai terutama DAS Ciliwung.

Berdasarkan data dari Badan perencanaan pembangunan daerah atau Bappeda Provinsi

Jawa Barat tahun 2013 bahwa permasalahan dalam pengelolaan sumber daya air di DAS

Ciliwung dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Ketersediaan air di wilayah sungai Ciliwung secara umum telah sangat kritis

2. Belum terkendalinya pemanfaatan ruang baik di sepanjang sempadan sungai

maupun pengelolaan di badan sungainya

3. Ketersediaan air yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan semakin

mahal dan langka baik kuantitas maupun kualitasnya, sehingga menimbulkan

berbagai konflik antar sektor maupun antar wilayah

4. Fluktuasi ketersediaan air permukaan sangat tinggi, sehingga sering terjadi

kebanjiran di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau. Hal tersebut

merupakan wujud dari hulu DAS yang fungsi konservasinya telah jauh

berkurang

5. Belum adanya kesinergian antar wilayah dalam bentuk role sharing antara

Provinsi/Kabupaten/Kota di daerah hulu dengan Provinsi/Kabupaten/Kota di

daerah hilir dalam rangka penanganan hulu DAS.

Kondisi tersebut memberikan gambaran tentang telah terjadinya kerusakan DAS yang

berdampak terhadap permasalahan surplus/defisit neraca air sepanjang tahun. Beberapa isu utama

yang terkait dengan pengendalian daya kerusakan air yang ditemui di DAS Ciliwung anatara lain,

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 3: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

3    

penebangan hutan serta budidaya lahan yang terus merambah kawasan setiap tahun, perambahan

daerah bantaran atau sempadan sungai untuk pemukiman, pembangunan perumahan di dataran

banjir, pembuangan sampah ke sungai dan saluran drainase, pendangkalan atau sedimentasi alur

sungai, saluran drainase, penurunan muka tanah, pasang tinggi air laut, tanggul laut di pesisir

kota, bahaya tanah atau tebing longsor, kejadian kekurangan air di beberapa lokasi.

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengolahan air limbah domestik pada RW

yang telah ditentukan di kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali,

membuat pemetaan pengolahan air limbah domestik di setiap RW yang telah ditentukan di

kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali, memberikan rekomendasi

pengolahan air limbah domestik di setiap RW yang telah ditentukan di kelurahan Batu Ampar

sampai dengan kelurahan Kampung Bali. Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi

tentang kondisi pengolahan air limbah domestik di wilayah kelurahan Batu Ampar sampai

dengan kelurahan Kampung Bali, dampaknya kepada DAS Ciliwung dan penanggulangannya

terutama pada pengolahan air limbah domestik di wilayah tersebut.

II. Tinjauan Pustaka Pengolahan Air Limbah Domestik

Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang terpenting

untuk memenuhi sanitasi dasar bagi setiap manusia ataupun keluarga. Yang dimaksud dengan

tinja atau kotoran adalah segala benda atau zat yang dihasilkan oleh tubuh manusia dan

dipandang tidak berguna lagi sehingga perlu untuk dikeluarkan atau dibuang(Azwar, 1995).

Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan airlimbah domestik/permukiman yaitu

Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengansistem sanitasi on-site, yaitu systemdimana fasilitas

pengolahan air limbah berada dalam persil atau batas tanah yangdimiliki, fasilitas ini merupakan

fasilitas sanitasi individual sepertiseptic tank atau cubluk.

Sistem setempat (On System), Dengan opsi teknologi, air limbah (black dan grey water)

langsung diolah secara individu, misalkan dengan menggunakan tangki septik. Sanitasi sistem

terpusat atau dikenal denganistilah sistem off-site atau system sewerage, yaitu sistem dimana

fasilitas pengolahan air limbah berada diluar persil atau dipisahkan dengan batas jarak atau

tanahyang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara

bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL. Pendekatan dalam pengolahan air limbah

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 4: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

4    

permukiman berdasarkan skala kota atau city wide dan berdasarkan pendekatan tanggap

kebutuhan (demand responsive) yaitu kota Jakarta termasuk sebagai kota metropolitan atau kota

besar, dimana sitem pelayanan yang digunakan ialah off site/sewerage system (Kementrian PU,

2012).

Partisipasi masyarakat juga akan diperlukan dan sangat berperan dalam memutuskan

pengelolaan seperti apa yang akan digunakan, dan perkembangan teknologi yang dapat

diterapkan selanjutnya.

Pada wilayah pemukiman, pertumbuhan penduduk kerap kali berdampak secara

siginifikan terhadap kuantitas limbah cair yang dihasilkan yang harus diolah pada sistem

pengolahan limbah cair baik pada IPAL setempat ataupun IPAL terpusat. Dikarenakan sumber

limbah yang berbeda-beda (limbah domestik), badan air yang berada di sekitar pemukiman

memiliki beban limbah yang cukup tinggi yang terdiri dari elemen organik, mineral, dan

mikroorganisme yang dapat membahayakan kesehatan dan dapat menyebabkan degradasi

kualitas tidak hanya pada air permukaan, tetapi juga pada air tanah.

Bagian akhir yang harus diperhatikan dari sistem pengolahan limbah adalah sistem

pembuangan atau pemakaian kembali. Pemilihan komponen ini harus mempertimbangkan resiko

pencemaran air yang mungkin terjadi. Pembuangan dapat diartikan sebagai pembuangan air

limbah olahan langsung ke badan air terdekat (misalnya pantai atau sungai); lumpur tinja ke

tanah; dan gas sebagai hasil olahan lainnya ke udara (Djonoputro& Blackett, 2011)

Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan

wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima,

mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak

sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. DAS merupakan ekosistem, dimana

unsur organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di

dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. Selain itu

pengelolaan. DAS dapat disebutkan merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang

menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara umum

untuk menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari

DAS dapat merata sepanjang tahun.

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 5: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

5    

Total luas DAS Ciliwung adalah 370,8 km2 dengan panjang sungai utamanya 124,1 km

dari hulu sampai ke hilir. Secara keseluruhan, total panjang aliran di DAS Ciliwung adalah

1.076,1 Km dengan kerapatan jaringan aliran permukaannya adalah 2,9 Km/Km2.Secara

keseluruhan, DAS Ciliwung terbagi menjadi 18 Sub DAS.

Dengan adanya rentang panjang DAS yang begitu luas, baik secara administrasi maupun

tata ruang, diperlukan adanya koordinasi yang mungkin selama ini menjadi kelemahan utama

dalam pengelolaan DAS yaitu pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota diharapkan dapat

lebih ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2011 tentang

Sungai bahwa dalam rangka konservasi sungai, pengembangan sungai, dan pengendalian daya

rusak air sungai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3), Pasal 36 ayat (2), dan Pasal 58

ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air bahwa pengelolaan sumber

daya air mencakup kepentingan lintas sektoral dan lintas wilayah dilakukan melalui koordinasi

oleh suatu wadah koordinasi yang bernama dewan sumber daya air.

III. Metode Penelitian Skema

Skema metode yang dipakai untuk penelitian tugas akhir ini menggunakan diagram alir,

seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 1 Diagram Alir Metodologi

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 6: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

6    

Proses Penelitian

Variabel penelitian ini adalah pengolahan air limbah domestik yang ada di setiap RW

yang telah ditentukan berdasarkan survey langsung ke lapangan, dimanaRW tersebut adalah yang

berbatasan langsung dengan badan air sungai di Kelurahan Batu Ampar sampai dengan

Kelurahan Kampung Bali. Dalam penelitian ini terdapat beberapa indikator untuk melakukan

wawancara terkait pengolahan limbah domestik, adapun indikator tersebut adalah dengan

pengolahan air limbah domestik setiap RW di kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kelurahan

Kampung Bali sebagai populasi dan pengolahan air limbah domestik setiap RW di kelurahan

Batu Ampar sampai dengan Kelurahan Kampung Bali sebagai sampel. Hal ini berlaku juga

untuk pembuangan limbah domestik, jenis tempat tinggal, sumber daya air, jarak sumber daya air

ke sistem pengolahan air limbah domestik, topografi wilayah, kapasitas masyarakat dalam

membayar layanan fasilitas pengolahan limbah domestik, peran kelembagaan masyarakat dan

tingkat pendidikan.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini terdiri dari pengumpulan data sekunder dan data

primer. Data sekunder yang akan diambil adalah kondisi pengolahan air limbah domestik di

daerah tersebut melalui literatur atau penelitian terdahulu.Data primer yang akan diambil adalah

adalah kondisi pengolahan air limbah domestik di daerah tersebut yang akan didapatkan melalui

survey lapangan dan wawancara penduduk sekitardengan melakukan distribusi kuesioner ke RW

yang telah ditentukan di Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kelurahan Kampung Bali.

Pengumpulan data harus dilakukan sedemikian rupa hingga diperoleh sampel yang benar-

benar dapat mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik

pengambilan sampel yang akan digunakan adalah probability sampling. Probability sampling

adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel (Riduwan, 2008). Dalam penelitian ini digunakan

probability sampling, dengan cara random sampling sederhana dimana tiap unit dalam sampel

memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Teknik ini dapat digunakan dengan persyaratan

(Lubis & Arma, 2003):

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 7: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

7    

• Unit-unit dalam populasi harus diketahui lebih dahulu serta dapat diidentifikasi dengan

tepat sehingga kerangka penarikan sampel dapat dibentuk.

• Keragaman sifat populasi yang diteliti relatif homogen.

• Derah geografi populasi tidak terlalu luas.

Adapun alasan digunakannya metode ini :

• Teknik sampling lain yang lebih efisien tidak memungkinkan untuk digunakan.

• Keterangan dari semua unit erlementer telah diketahui lebih dahulu.

• Dapat mewakili dari keseluruhan unit sampel.

Perhitungan jumlah sampel yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan cara :

n =   !!!  !!

!!! !!!  !!!!

(3.1)

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

S : Standar Deviasi

z : Tingkat kepercayaan. Nilai z untuk tingkat kepercayaan 95% adalah 1.96

E : Kesalahan sampel yang dikehendaki (sampling error)

Dengan mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan, maka dapat dilakukan distribusi

kuesioner ke tiap RW. Banyaknya kuesioner yang akan diberikan pada tiap RW dapat dihitung

sebagai berikut :

!! =!

!  !"!#$  ×  ! (3.3)

Keterangan :

ni : Besar sampel untuk RW i

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi penduduk untuk Kelurahan i

Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat dilakukan perhitungan untuk

menentukan jumlah sampel atau kuesioner tiap RW di masing-masing kelurahan, adalah sebagai

berikut: Batu Ampar 4, Kramat jati 3, Cililitan 5, Cawang 4, Kalibata 4, Rawajati 2, Duren Tiga

2, Pengadegan 2, Pancoran 2, Cikoko 1, Bidakara Cina 5, Bali Mester 1, Kampung Melayu 3,

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 8: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

8    

Kebon Baru 4, Tebet Barat 4, Bukit Duri 5, Manggarai Selatan 3, Menteng Atas 4, Manggarai 4,

Pisangan Baru 5, Kebon Manggis 2, Kayu Manis 4, Pal Meriam 2, Pasar Manggis 2, Guntur 1,

Setia Budi 1, Menteng 3, Pegangsaan 2, Gondangdia 1, Kebon Sirih 1, Cikini 1, Karet Tengsin 2,

Benhil 2, Kebon Melati 3, Petamburan 3, Kebon Kacang 2, dan Kampung Bali 1 responden.

IV. Kondisi Umum Wilayah Studi Kelurahan Batu Ampar sampai dengan Kampung Bali ialah kelurahan yang termasuk

wilayah Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat. Secara umum fasilitas sanitasi yang

ada pada wilayah ini adalah: Kotamadya Jakarta Timur dilewati oleh beberapa sungai/kanal,

antara lain Cakung Drain, Sungai Ciliwung, Sungai Buaran, Sungai Sunter, dan Sungai Cipinang

(Badan Pertanahan Nasional DKI Jakarta, 2011). Dilihat dari keadaan topografi, pada dasarnya

wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur dapat dikategorikan sebagai daerah datar(Badan

Pertanahan Nasional DKI Jakarta, 2011). Wilayah Jakarta Timur memiliki luas wilayah sebesar

187.75 km2 dengan 72% berupa pemukiman, 6% berupa fasilitas industri dan perdagangan, dan

22% berupa fasilitas umum (Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta, 2008).

Wilayah Jakarta Pusat memiliki luas wilayah sebesar 48.17 km2 dengan 53% berupa

pemukiman, 25% berupa fasilitas industri dan perdagangan, 8% berupa fasilitas umum dan 15%

berupa lahan terbuka (Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta, 2008). Lahan terbuka tersebut

berupa lahan kering seluas 2 ha dan hutan seluas 13 ha. Wilayah ini dahulunya merupakan bagian

utama dari perkembangan kota Jakarta.

Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Provinsi DKI Jakarta menyebabkan letak

sumur-sumurnya berdekatan dengan septic tank, sehingga umumnya sumur-sumur di Provinsi

DKI Jakarta tercemar oleh rembesan dari septic tank penduduk yang kondisinya tidak memenuhi

syarat. Banyaknya penduduk yang memanfaatkan air sumur dangkal yang tercemar, hal ini

berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat akibat kontaminasi dan buruknya sanitasi

(BLHD, 2012).

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 9: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

9    

V. Hasil dan Pembahasan

Dari survey yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1 Hasil Survey

Kelurahan   RW  

MCK   Septictank  Pembuangan  Black  Water  &Grey  water  

Jarak  Antar  Septic  Tank  Ke  Sumur  Rumah  

Jarak  Antar  Septic  Tank  ke  Sumur  

Tetangga  

Berapa  Tahun  Sekali  Disedot   Sumber  Air  

ada   tidak   Terpisah   Tidak   Terpisah   Tidak  >  10  m  

<  10  m  

>  10  m  

<  10  m  

Pernah   Tidak  Pernah   Tanah   PDAM  

Batu  Ampar  

RW  09   v     v       v     v     v   v     v    RW  08  RT  09   v     v     v       v     v   v     v    

RW  08   v     v     v       v     v   v     v    RW  09  RT  09   v       v   v                   v  

Kramat  Jati  RW  06   v     v     v       v     v     v   v    RW  02   v     v     v       v     v     v   v    RW  03   v     v     v       v     v     v   v    

Cililitan  

RW  04  RT  08   v     v     v     v       v     v   v    

RW  08   v     v       v     v     v   v       v  RW  04  RT  07   v     v     v     v     v       v   v    

RW  09   v     v     v     v       v   v     v    ,RW  09  RT  10   v     v       v     v     v     v   v    

Cawang   RW  12   v     v     v     v     v       v     v  

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 10: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

10    

Kelurahan   RW  

MCK   Septictank  Pembuangan  Black  Water  &Grey  water  

Jarak  Antar  Septic  Tank  Ke  Sumur  Rumah  

Jarak  Antar  Septic  Tank  ke  Sumur  

Tetangga  

Berapa  Tahun  Sekali  Disedot   Sumber  Air  

ada   tidak   Terpisah   Tidak   Terpisah   Tidak  >  10  m  

<  10  m  

>  10  m  

<  10  m  

Pernah   Tidak  Pernah   Tanah   PDAM  

RT  07  RW  05  RT  09   v     v     v       v     v     v   v    

RW  08  RT  07   v     v     v     v     v     v     v    

RW  03  RT  09   v     v     v     v     v       v     v  

Kalibata  

RW  11  RT  11   v     v     v       v     v     v   v    

RW  11  RT  12   v     v     v       v     v     v   v    

RW  11  RT10   v     v       v     v     v     v   v    

RW  08  RT  08   v     v       v     v     v     v   v    

Rawa  Jati  

RW  02  RT  08   v     v     v       v     v   v     v    

RW  03   v       v     v               v    

Duren  Tiga  RW  09  RT  10   v     v     v       v     v     v   v    

RW  03   v     v     v     v     v     v     v    

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 11: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

11    

Kelurahan   RW  

MCK   Septictank  Pembuangan  Black  Water  &Grey  water  

Jarak  Antar  Septic  Tank  Ke  Sumur  Rumah  

Jarak  Antar  Septic  Tank  ke  Sumur  

Tetangga  

Berapa  Tahun  Sekali  Disedot   Sumber  Air  

ada   tidak   Terpisah   Tidak   Terpisah   Tidak  >  10  m  

<  10  m  

>  10  m  

<  10  m  

Pernah   Tidak  Pernah   Tanah   PDAM  

Pengadegan  

RW  02  RT  01   v     v     v     v     v     v     v    

RW  01  RT  08   v     v     v     v     v       v   v    

Pancoran  RW  04   v     v     v       v     v     v   v    RW  01   v     v     v       v     v     v   v    

Cikoko   RW  01  RT  02   v     v     v     v     v     v     v    

Bidacara  Cina  

RW  04   v     v     v       v     v   v     v    RW  04   v     v     v     v     v     v     v   v  RW  10  RT  10   v       v     v               v    

RW  01   v     v     v       v   v     v     v    RW  10  RT  03     v     v   v                 v    

Bali  Mester   RW  04   v     v     v       v     v     v   v    

Kampung  Melayu  

RW  01   v     v     v     v     v       v   v    

RW  01     v     v     v               v    

RW  01   v     v     v       v   v     v     v    

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 12: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

12    

Kelurahan   RW  

MCK   Septictank  Pembuangan  Black  Water  &Grey  water  

Jarak  Antar  Septic  Tank  Ke  Sumur  Rumah  

Jarak  Antar  Septic  Tank  ke  Sumur  

Tetangga  

Berapa  Tahun  Sekali  Disedot   Sumber  Air  

ada   tidak   Terpisah   Tidak   Terpisah   Tidak  >  10  m  

<  10  m  

>  10  m  

<  10  m  

Pernah   Tidak  Pernah   Tanah   PDAM  

Kebon  Baru  

RW  10  RT  01     v     v   v                 v    

RW  10  RT  02   v       v   v                 v    

RW  06  RT  07   v     v     v       v     v     v   v    

RW  13   v     v     v       v   v       v   v    

Tebet  Barat  

RW  02   v     v     v       v     v     v   v    RW  02   v     v     v       v     v     v   v    RW  04   v     v     v       v     v     v   v    RW  04   v     v     v       v     v     v   v    

Bukit  Duri  

RW  08  RT  09   v     v       v   v       v   v     v    

RW  09   v     v     v     v     v     v     v    RW  09   v     v     v     v     v       v   v    RW  09  RT  10   v     v     v     v     v       v   v    

RW  09   v     v       v     v   v       v     v  

Manggarai  Selatan  

RW  04   v     v     v       v   v       v   v    RW  04   v     v     v       v   v     v     v    RW  04  RT  06   v     v     v       v   v     v       v  

Menteng   RW  10   v       v     v               v    

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 13: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

13    

Kelurahan   RW  

MCK   Septictank  Pembuangan  Black  Water  &Grey  water  

Jarak  Antar  Septic  Tank  Ke  Sumur  Rumah  

Jarak  Antar  Septic  Tank  ke  Sumur  

Tetangga  

Berapa  Tahun  Sekali  Disedot   Sumber  Air  

ada   tidak   Terpisah   Tidak   Terpisah   Tidak  >  10  m  

<  10  m  

>  10  m  

<  10  m  

Pernah   Tidak  Pernah   Tanah   PDAM  

Atas   RW  10   v     v       v     v   v       v   v    RW  13  RT  08   v     v     v     v     v       v   v    

RW  13  RT  08   v     v     v       v     v   v     v    

Manggarai  

RW  01   v     v     v       v     v     v   v    RW  02   v     v     v       v     v     v   v    RW  02   v     v     v       v     v     v   v    RW  04   v     v     v       v     v     v   v    

Pisangan  Baru  

RW  14   v     v     v       v   v     v       v  RW  10   v       v     v                 v  RW  10   v     v       v   v     v     v       v  RW  14   v     v     v     v     v       v   v    RW  10   v     v     v     v     v     v       v  

Kebon  Manggis  

RW  04  RT  08   v       v   v                 v    

RW  04  RT  08   v       v   v                 v    

Kayu  Manis  

RW  06  RT  07   v     v     v       v     v     v   v    

RW  05  RT  01   v       v   v                 v    

RW  05   v     v     v     v     v       v   v    

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 14: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

14    

Kelurahan   RW  

MCK   Septictank  Pembuangan  Black  Water  &Grey  water  

Jarak  Antar  Septic  Tank  Ke  Sumur  Rumah  

Jarak  Antar  Septic  Tank  ke  Sumur  

Tetangga  

Berapa  Tahun  Sekali  Disedot   Sumber  Air  

ada   tidak   Terpisah   Tidak   Terpisah   Tidak  >  10  m  

<  10  m  

>  10  m  

<  10  m  

Pernah   Tidak  Pernah   Tanah   PDAM  

RT  05  RW  05  RT  01   v     v       v   v     v       v   v    

Pal  Meriam  RW  06   v     v     v       v     v     v   v    RW  08   v     v     v       v     v     v   v    

Pasar  Manggis  

RW  05   v       v     v                 v  RW  05  RT  05   v     v       v     v   v       v     v  

Guntur   RW  09   v     v     v       v     v     v   v    Setia  Budi   RW  07     v     v     v               v    

Menteng  RW  10   v     v     v       v     v     v   v    RW  10   v     v     v       v     v   v     v    RW  10   v     v     v     v     v     v     v    

Pegangsaan  RW  04     v     v   v                 v    RW  04   v     v     v     v     v       v   v    

Gondangdia   RW  02  RT  11   v       v   v       v   v     v       v  

Cikini   RW  03  RT  21   v       v     v     v     v     v     v  

Kebon  Sirih   RW  07   v     v     v       v     v     v   v    

Karet  Tengsin  

RW  07  RT  03   v       v     v               v    

RW  07   v       v     v               v    

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 15: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

15    

Kelurahan   RW  

MCK   Septictank  Pembuangan  Black  Water  &Grey  water  

Jarak  Antar  Septic  Tank  Ke  Sumur  Rumah  

Jarak  Antar  Septic  Tank  ke  Sumur  

Tetangga  

Berapa  Tahun  Sekali  Disedot   Sumber  Air  

ada   tidak   Terpisah   Tidak   Terpisah   Tidak  >  10  m  

<  10  m  

>  10  m  

<  10  m  

Pernah   Tidak  Pernah   Tanah   PDAM  

RT  04  Bendungan  

Hilir  RW  05   v     v     v       v     v     v   v    RW  06   v     v     v       v     v     v   v    

Kebon  Melati  

RW  07  RT  03   v       v     v                 v  

RW  14  RT  01   v       v     v     v     v   v       v  

RW  14   v     v       v                 v  

Petamburan  

RW  09  RT0  6   v     v       v     v     v     v   v    

RW  10  RT  06   v     v       v     v   v       v     v  

RW  04  RT  09   v     v     v       v     v     v   v    

Kebon  Kacang  

RW  05  RT  05   v     v     v     v     v       v     v  

RW  07  RT  04   v     v     v       v     v     v     v  

Kampung  bali  

RW  09  RT  09   v     v     v       v     v   v       v  

Jumlah   95   5   79   21   74   26   25   75   34   66   27   73   78   22  

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 16: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

16    

Pemetaan Pengolahan Limbah Domestik

Pemetaan pengolahan limbah domestik yang diterapkan pada setiap kelurahan pada objek

penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

Gambar 2 Peta Pengolahan Limbah Domestik Kelurahan Batu Ampar Hingga Kelurahan

Kampung Bali (Sumber : Analisis Penulis 2013)

Arahan Rekomendasi Untuk Mengatasi Permasalahan Pengolahan Limbah Domestik

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan maka perlu adanya

prioritasdalam membuat kebijakan dan pelaksanaan terhadap daerah yang berada dibawah garis

kemiskinan terutama KK/rumah yang bermukim di bantaran sungai Ciliwung, dimana

pemukiman tersebut memiliki pengolahan limbah domestik yang buruk bahkan tidak melakukan

pengolahan sama sekali. Tentunya prioritas ini juga disertakan dengan kompensasi yang

diberikan kepada warga bantaran sungai, seperti relokasi tempat tinggal layak huni sehingga

dengan salah satu usaha ini dapat mencegah pencemaran air yang terjadi di sungai Ciliwung.

Namun kenyataan yang ada di lapangan, bukan berarti warga yang tidak tinggal di

bantaran atau rumah yang memiliki instalasi pengolahan limbah domestik yaitu MCK dan septic

tanktidak memberikan kontribusi terhadap pencemaran air atau pencemaran lingkungan. Seperti

yang telah dijelaskan diatas bahwa secara garis besar warga yang memiliki septic tank tidak

melakukan penyedotan tinja secara berkala sesuai standar yang berlaku, masih banyak septic

tankdibangun kurang dari 10 meter sesuai standar yang berlaku, tidak melakukan pemisahan

pembuangan blackwater dan greywater.

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 17: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

17    

Begitu juga masih ada warga (bukan bantaran sungai) yang tidak memiliki septic tank.

Dari jumlah sampel pada penilitian ini didapat bahwa kawasan yang memiliki MCK tetapi tidak

memiliki septic tank terdapat pada kelurahan Batu Ampar, Rawa Jati, Menteng Atas, Pisangan

Baru, Kebon Manggis, Kayu Manis, Pasar Manggis, Gondangdia, Cikini, Karet Tengah,

Bendungan Hilir, Kebon Melati.Ditambah lagikawasan yang tidak memiliki MCK dan septic

tank terdapat pada kelurahan Bidara Cina, Kampung Melayu, Kebon Baru, Setia Budi,

Pegangsaan.

Pada beberapa wilayah di kelurahan Batu Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali

dimana tingkat pendidikan di wilayah ini tergolong masih rendah. Hal ini dapat terlihat dari

masih sedikitnya penduduk yang dapat menamatkan pendidikan hingga jenjang sekolah

menengah atas (SMA). Tingkat pendidikan akan berpengaruh dalam kualitas ekosistem

lingkungan di wilayah tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, dapat mendorong

pemahaman orang tersebut mengenai kondisi ekosistem di lingkungannya. Dengan tingkat

pendidikan yang tinggi diharapkan akan ada gerakan untuk menjaga lingkungan dari kerusakan

yang mungkin terjadi sehingga permasalahan akibat pengolahan limbah domestik yang buruk

juga dapat teratasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan berkala yang menjelaskan fakta-

fakta yang dapat dialami masyarakat bila tidak dilakukannya upaya pencegahan pencemaran

sejak dini dan sosialisi akan pentingnya lingkungan higienis dengan pengolahan limbah domestik

yang baik. Dengan demikian, diharapkan muncul kesadaran pada tiap elemen masyarakat.

Selain itu juga upaya untuk mengembalikan fungsi saluran dengan membudayakan

kembali gotong royong secara berkala baik itu satu bulan sekali, dua minggu sekali, bahkan

seminggu sekali seperti yang telah digalakkan sejak jaman orde baru dulu, namun budaya ini

secara perlahan telah ditinggalkan oleh masyarakat.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka kesimpulannya

diantaranya sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan dari pengolahan air limbah domestik di kelurahan Batu

Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali menunjukkan bahwa 79%

memiliki tangki septik dan 21% responden belum memiliki tangki septik,

untukkondisi pembuangan (blackwater dan greywater) menunjukkan

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 18: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

18    

bahwa 74% responden memisahkan limbah blackwater dan greywater dan

26% responden tidak melakukan pemisahan limbah. Ditinjau dari jarak

pengolahan limbah domestik ke sumber daya air atau sumur didapatkan

bahwa sekitar 75% septic tank memiliki jarak yang kurang dari 10 meter.

2. Dari hasil pemetaan didapatkan bahwa kelurahan yang memiliki MCK

tetapi tidak memiliki septic tank terdapat pada kelurahan Batu Ampar,

Rawa Jati, Menteng Atas, Pisangan Baru, Kebon Manggis, Kayu Manis,

Pasar Manggis, Gondangdia, Cikini, Karet Tengah, Bendungan Hilir,

Kebon Melati. Ditambah lagi kawasan yang tidak memiliki MCK dan

septic tank terdapat pada kelurahan Bidara Cina, Kampung Melayu, Kebon

Baru, Setia Budi, Pegangsaan, selanjutnya dilakukan pemetaan

rekomendasi air limbah domestik.

3. Instalasi pengolahan air limbah domestik secara komunal yang terletak di

kelurahan Cawang dan kelurahan Menteng sebagai salah satu upaya efektif

dan efisien untuk mengurangi beban pencemar, merevitalisasi badan air,

dan memperbaiki kualitas sumber daya air. Dengan melakukan perkiraan

perhitungan terkait retribusi masyarakat, maka diperoleh hasil bahwa 33%

responden/masyarakat mau membayar retribusi untuk fasilitas pengolahan

limbah domestik secara komunal, kemudian 67% responden/masyarakat

tidak bersedia membayar retribusi, bahkan menganggap bahwa fasilitas

pengolahan limbah domestik secara komunal tidak dibutuhkan untuk saat

ini

VII. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka saran yang dapat

diberikan diantaranya sebagai berikut:

Dari identifikasi dan pemetaan 100 responden pada setiap RW di kelurahan Batu

Ampar sampai dengan kelurahan Kampung Bali, teridentifikasi pengolahan air limbah domestik

yang ada. Perlu adanya identifikasi dan pemetaan secara komprehensif dan terperinci untuk

warga atau rumah yang ada di bantaran sungai Ciliwung, dan juga efektifitas IPAL dalam

mengolah air limbah domestik di daerah yang akan dilayani. Sehingga dari seluruh pemetaan

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 19: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

19    

yang ada, dapat mengetahui kondisi dan solusi dari pengolahan air limbah domestik diseluruh

wilayah DKI Jakarta, terutama wilayah yang dilewati oleh DAS Ciliwung.

Dengan data secara keseluruhan yaitu terdiri dari perumahan setiap RW, RT, dan

pemukiman liar dapat dilakukan analisa lebih lanjut terkait dampak yang diberikan akibat

pengolahan air limbah domestik terhadap badan air dan juga kaitannya terhadap kualitas air

sungai Ciliwung.

Daftar Referensi Ali, F. (2013, November 26). Mungkinkah Kita Bisa Mencegah Datangnya Bencana Ekologi di Ibukota DKI

Jakarta? Konsultasi dan Diskusi Publik Masalah Banjir, Genangan, Rob, Penurunan Muka Tanah, dan

Degradasi Lingkungan Pesisir Ibukota NKRI. Depok, Jawa Barat, Indonesia .

BPDAS Citarum-Ciliwung. (2007). Monev DAS Ciliwung untuk Pengendalian Bencana Banjir. Jakarta.

BPS Provinsi DKI Jakarta. (2009). Provinsi DKI Jakarta Per Kabupaten/Kota Tahun 2010. Retrieved from Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta: http://jakarta.bps.go.id/index.php

Debataradja,M, Pembuangan Tinja dan Air Limbah, Medan, SPPH, 1999.

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2009). Review Masterplan dan

Desain Engineering Drawing Air Limbah Kota Jakarta. PT Waseco Tirta

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Pengembangan Penyehatan LingkunganPermukiman, Departemen

Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2012).Buku Pedoman Umum Pengelolaan Air Limbah Skala

Kawasan di Rumah Sederhana Sehat (RSH). Jakarta

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. (2013). Kebijakan dan Strategi

Nasional Sektor Air Limbah. Jakarta.

Fachrul, M. F., Hendrawan, D., & Sitawati, A. (2007). Land Use and Water Quality Relationships in The Ciliwung

River Basin, Indonesia. International Congress on River Basin Management (pp. 576-582). Turkey:

General Directorate Of State Hydraulic Works.

Hadi, A.2007. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

Hammer, M.J., 1986, Water and Wastewater Technology SI Version, John Wiley & Sons, Singapore.

Hendrawan, D., Widarnako, S., Moersidik, S. S., & Triweko, R. W. (2013). Evaluation of Centralized WWTP and The Need of Communal WTP in Supporting Community-Based Sanitation in Indonesia. European Scientific Journal, 229-239.

JICA 1990, The Study On Urban Drainage and Waste Water Disposal Project In The City Of Jakarta.

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014

Page 20: Identifikasi dan Pemetaan Pengolahan Air Limbah Domestik ...

20    

Kementerian Pekerjaan Umum Nomor 24 tentang Tata Cara dan MetodePemeliharaan dan Perawatan Bangunan

Luar Gedung, 2008

Kompas. 12 Februari 2012. "Limbah Domestik Bantaran Kali Ciliwung."

Linsley, Ray K. et.all. 1980. Applied Hydrology. New Delhi: Tata McGraw Hill Publication. Co.

Metcalf & Eddy (2003). Wastewater Engineering Treatment and Reuse. MC. Graw- Hill. New York. America

National Capital Integrated Coastal Development. (2013). (http://ncicd.com/tantangan-ncicd/kualitas-air/. Diakses

tanggal 13 September 2013)

Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (2012). Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012. Jakarta: Badan Pengelola Lingkungan hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2009, Juni 9). Geografis Jakarta. Retrieved from jakarta.go.id: http://www.jakarta.go.id/web/news/2008/01/Geografis-Jakarta.

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sarwadi, H, Pelatihan Pengawasan Kualitas Kesehatan Lingkungan Pemukiman, Depkes RI, 1996.

SNI 03-2398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan Tangki Septik Dengan Sistem Resapan.

US EPA’s. 2008. "Water Quality Modeling to Support Management Actions Workshop" .Baltimore, MD

Walpole, Ronald E., 1995, Pengantar Statistika, Edisi ke 3, PT. Gramedia PustakaUtama, Jakarta

WSP (Water and Sanitation Program). 2008. Manual pelaksanaan Program Sanitasi Total & Pemasaran Sanitasi

(SToPS).

Identifikasi Dan..., Muhammad Anugerah, FT UI, 2014