IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

18
IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG BERPENGARUH TERHADAP BIAYA PELAKSANAAN KONSTRUKSI BAJA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT Hadya Utama, Bambang Setiadi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia ABSTRAK Seiring perkembangan teknologi, ditemukannya metode dan material baru didunia konstruksi. Salah satunya adalah penggunaan baja sebagai material struktur. Tidak hanya untuk tulangan pada beton saja tapi baja digunakan sebagai komponen struktur secara menyeluruh dari suatu bangunan. Setiap proyek konstruksi mempunyai risiko yang dapat mempengaruhi sasaran dari proyek tersebut baik dari segi biaya, waktu dan kualitas proyek. Pada penelitian ini penulis melakukan survey kuesioner dan wawancara untuk meperoleh risiko-risiko yang signifikan pada konstruksi baja. Dari Hasil penelitian didapatkan kategori risiko site proyek dan kategori material dan peralatan merupakan kategori risiko dominan. Kata kunci : Manajemen risiko, Risiko konstruksi baja, Respon risiko ABSTRACT Along with the development of technology, the discovery of new methods and materials construction world. One is the use of steel as a structural material. Not only for reinforcement in concrete but steel is used only as a component of the overall structure of a building. Every construction project has risks that may affect the goals of the project both in terms of cost, time and quality of the project. In this study, the authors conducted a questionnaire survey and interviews to gain significant risks in steel construction. From the results obtained and the project site risk categories of materials and equipment category is the dominant risk category. Keywords : Risk Management, Risk of Steel Construction, Risk Respon 1 PENDAHULUAN Industri konstruksi merupakan salah satu sektor vital perekonomian Indonesia. Baik dari segi proses sampai produknya. Industri konstruksi menghasilkan produk berupa sarana dan prasarana. Proses konstruksi sendiri membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Oleh karena itu banyak orang berlomba dan berkecimpung di dunia konstruksi, hal ini jelas menimbulkan persaingan yang sangat kompetitif diantara pelaku konstruksi yang menuntut produk yang berkualitas. Seiring perkembangan teknologi, ditemukan nya metode baru yang mempunyai value lebih di dunia konstruksi. Salah satunya adalah penggunaan baja sebagai material bahan struktur. Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Transcript of IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

Page 1: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG

BERPENGARUH TERHADAP BIAYA PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAJA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

Hadya Utama, Bambang Setiadi

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia

ABSTRAK

Seiring perkembangan teknologi, ditemukannya metode dan material baru didunia

konstruksi. Salah satunya adalah penggunaan baja sebagai material struktur. Tidak hanya

untuk tulangan pada beton saja tapi baja digunakan sebagai komponen struktur secara

menyeluruh dari suatu bangunan. Setiap proyek konstruksi mempunyai risiko yang dapat

mempengaruhi sasaran dari proyek tersebut baik dari segi biaya, waktu dan kualitas proyek.

Pada penelitian ini penulis melakukan survey kuesioner dan wawancara untuk meperoleh

risiko-risiko yang signifikan pada konstruksi baja. Dari Hasil penelitian didapatkan kategori

risiko site proyek dan kategori material dan peralatan merupakan kategori risiko dominan.

Kata kunci : Manajemen risiko, Risiko konstruksi baja, Respon risiko

ABSTRACT

Along with the development of technology, the discovery of new methods and materials

construction world. One is the use of steel as a structural material. Not only for reinforcement

in concrete but steel is used only as a component of the overall structure of a building. Every

construction project has risks that may affect the goals of the project both in terms of cost,

time and quality of the project. In this study, the authors conducted a questionnaire survey and

interviews to gain significant risks in steel construction. From the results obtained and the

project site risk categories of materials and equipment category is the dominant risk category.

Keywords : Risk Management, Risk of Steel Construction, Risk Respon

1 PENDAHULUAN

Industri konstruksi merupakan salah satu sektor vital perekonomian Indonesia. Baik

dari segi proses sampai produknya. Industri konstruksi menghasilkan produk berupa sarana

dan prasarana. Proses konstruksi sendiri membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Oleh

karena itu banyak orang berlomba dan berkecimpung di dunia konstruksi, hal ini jelas

menimbulkan persaingan yang sangat kompetitif diantara pelaku konstruksi yang menuntut

produk yang berkualitas.

Seiring perkembangan teknologi, ditemukan nya metode baru yang mempunyai value lebih di

dunia konstruksi. Salah satunya adalah penggunaan baja sebagai material bahan struktur.

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 2: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

Tidak hanya untuk tulangan pada beton bertulang tapi baja digunakan sebagai komponen

struktur secara menyeluruh dari suatu bangunan.

1.1 PERMASALAHAN

Metode Pelaksanaan pada konstruksi baja memiliki beberapa perbedaan metode

pelaksanaan dibandingkan dengan metode pelaksanaan pada konstruksi konvensional,

pekerjaan yang kritis pada konstruksi baja adalah pada saat erecting. Dibutuhkan tenaga ahli

pada proses ereksi, penyambungan, dan finishing pada rangka baja. Adanya perkembangan

metode pelaksanaan maupun perkembangan metode peralatan konstruksi yang ada dan

digunakan di lingkungan proyek yang berbeda-beda merupakan suatu hal yang baru bagi

pekerja. adanya perkembangan yang signifikan dapat menjadikan peralatan maupun metode-

metode konstruksi tersebut tidak efektif, sebab para pekerja perlu menyesuaikan diri dengan

metode-metode pelaksanaan yang baru tersebut. (Kangari, 1995).

1.2 TUJUAN PENILITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui risiko-risiko yang signifikan terhadap biaya pelaksanaan proyek

konstruksi baja bangunan gedung bertingkat

2. Untuk mengetahui tindakan penanganan risiko terhadap variabel-variabel risiko

yang dominan.

2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Metode Konstruksi Baja

2.1.1 Fabrikasi dan pengiriman

Mengikuti hasil pengesahan gambar kerja dan pengiriman baja dari pabrik, fabrikator

akan memulai untuk merangkai dan menyelesaikan elemen elemen baja. Waktu dan urutan

kerja fabrikasi akan menjadi fungsi dari praktek kerja dari fabrikasi dan kapasitas, proyek

fabrikasi lain dan urutan kerja pemasangan bangunan.

Pekerjaan fabrikasi mencakup penanganan komponen-komponen struktur, memotong

material baja untuk diukur, melobangi dan mengebor untuk sambungan-sambungan,

menyiapkan sambungan, pengecatan atau penyelesaian akhir bila dibutuhkan. Walaupun

setiap proyek itu unik, fabrikator akan dapat memfabrikasi bagian-bagian baja dengan

memadai untuk bangunan sebelum ereksi/ pemasangan dimulai. Selama pekerjaan fabrikasi

atau pada jalur pengeboran, setiap potongan ditandai dan diidentifikasi untuk kepresisiannya

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 3: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

pada saat penempatan di kerangka struktur dan disimpan atau siap untuk dikirim ke lokasi

proyek. Dalam keadaan normal, item-item baja harus dikirim ke lokasi dengan berurutan

sesuai dengan keinginan erektor.

2.1.2 Ereksi/pemasangan

Pemasangan/pemasangan struktur baja dimulai ketika baja telah di fabrikasi dan

pondasi siap menjadi titik dimana siap menerima baja. Pemasangan bangunan baja

dilaksanakan oleh erektor baja. Beberapa fabrikator mungkin memiliki tim ereksi sendiri,

sementara yang lain mensubkontrakkan pekerjaan ini keperusahaan lain. Perusahaan ereksi

bekerja sangat dekat dengan kontaktor umum dan fabrikator untuk memasang baja menurut

aturan yang ada untuk proses ereksi dan pengiriman. Pesanan dari ereksi pada dasarnya

ditunjukkan pada gambar ereksi atau dalam sebuah diagram urutan yang terpisah.

Erektor/pelaku pemasangan bangunan mempersiapkan perencanaan pemasangan bangunan

yang menspesifikasikan praktek-praktek pe-masangan bangunan baja dan aturan keselamatan

kerja yang akan disah-kan oleh kontraktor umum.

Kontraktor selalu melengkapi peralatan dan krane untuk memasang kerangka baja;

dalam beberapa kasus, kontraktor umum menyediakan krane dan mendapatkan bayaran dari

perusahaan ereksi untuk penggunaan barang tersebut.

Pemasangan baja secara umum merupakan proses yang cepat dan membutuhkan

perencanaan yang hati-hati. Baja difabrikasi untuk toleransi yang ketat. Layout yang presisi

dan akurat adalah sangat penting untuk menjamin pemasangan kerangka baja pas antara satu

dan lainnya. Kontraktor pendiri bangunan bisa mengsubkontrakkan pemasangan pelat lantai

dan patok geser, karena akan lebih efisien dan profesional jika dikerjakan oleh perusahaan

yang khusus menanganinya.

Selama proses pemasangan kerangka baja akan dicek ketegakkannya; diperkuat/

bracing sementara dan kabel penguat juga dipasang untuk menjaga stabillitas bangunan

selama pemasangan komponen baja. Pemasangan akan berlanjut sampai semua komponen

baja struktur dipasang dan kerangka struktur baja utuh dipasang.

2.2 Manajemen Risiko

Kerzner (1995) dalam menangani resiko proyek, ada 4 (empat) tahap proses yang

harus dilakukan:

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 4: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

1. Mengidentifikasi Resiko, yaitu mengamati kondisi, mengidentifikasi dan

mengklarifikasi kejadian yang berpotensi resiko. Metode untuk mengidentifikasi

resiko ini bermacam-macam. Semua sumber informasi yang dapat menentukan

sumber permasalahan dapat dijadikan sebagai alat untuk identifikasi resiko.

2. Analisa Resiko, yaitu menentukan kemungkinan terjadinya suatu resiko dan

konsekuensinya (tingkat pengaruh), yang mana hasil dari analisa ini berupa

didapatkannya suatu tingkatan pada faktor-faktor resiko yang ada. Dari tingkatan

ini, dapat dikembangkan suatu pilihan penanganan resiko tersebut.

3. Penanganan Resiko (risk response), yaitu teknik dengan metode untuk menangani

masing-masing faktor resiko yang ada.

4. Lesson-Learned, tahap ini menyimpulkan setiap analisa, temuan dan pelajaran-

pelajaran yang didapat dalam mengelola resiko untuk kepentingan di waktu yang

akan datang.

Secara umum, resiko dapat dianalisa secara kualitatif, semi kualitatif atau kuantitatif.

Derajat kuantitatif dipakai dalam beberapa situasi dimana tergantung pada scope dari studi

manajemen resiko, sumberdaya yang tersedia, ukuran resiko dan data yang tersedia.

2.3 Manajemen Resiko Proyek Konstruksi

Risiko kinerja proyek adalah risiko yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek,

anatara lain lokasi dan operasional/pelaksanaan proyek, yang termasuk risiko kinerja proyek

yaitu :

2.3.1.1 Penurunan Produkifitas Pekerja (Martin, 2006)

. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kerja dilapangan,

antara lain :

Jam Lembur pekerja

Keperluan pengulangan pekerjaan

Overcrowded/ komposisi kelompok kerja

Cuaca buruk

Kegagalan untuk mempergunakan keahlian pekerja

Pengalaman kerja kurang dan kurangnya keahlian

Rendahnya pengetahuan, keterampilan, Kemampuan, Sikap dan Perilaku

Kondisi kerja yang tidak aman (unsafety)

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 5: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

2.3.1.2 Penurunan Produktifitas Peralatan Konstruksi (Barrie dan Boyd C. Paulson, 1994)

Adanya perkembangan metode-metode serta peralatan konstruksi disebabkan, antara lain :

Inovasi perlatan konstruksi yang sarat dengan teknologi baru yang di import dari luar

negri

Kemajuan jaman yang menuntut tingkat konstruksi bangunan lebih maju

Kondisi lingkungan dan tuntutan pelaksanaan proyek yang sarat tinggi teknologi

peralatan konstruksi serta metode pelaksanaan

Pelaksanaan waktu proyekyang dituntut lebih cepat dari jadwal awal

2.3.1.3 Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) (Andi, 2005)

Berikut adalah awal dari beberapa faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) pada proyek, yang berarti strategi yang baik harus dibangun dan

ditangani disekitar faktor berikut ini (Martin L, Andrew D dan Helen L, 2003), yaitu :

Kondisi lapangan

Perilaku pekerja dan human error

Kebijakan pemeintah dan Institusi yang berkaian

Sasaran target manajemen

Strukur industri yang bersangkutan

Kondisi ekonomi

Tugas-tugas yang harus dilaksanakan

2.3.1.4 Akses Mobilisasi Menuju Lapangan (Djojosoedarso, 2003)

Akses mobilisasi menuju lokasi proyek yang dimaksud adalah adanya akses menuju

lokasi proyek yang sulit, misalnya lokasi berada pada jalan yang tidak bisa dimasuki

kendaraan berat, jalan yang tidak memungkinkan untuk dilewati, jarak menuju lokasi yang

padat kendaraan, kondisi topografi untuk mobilisasi yang tidak dapat/susah dilewati, jarak

menuju lokasi yang padat kendaraan, kondisi topografi untuk mobilisasi yang tidak dapat

dilalui/susah dilewati dan adany waktu-waktu khusus untuk jalur lalu lalang kendaraan

proyek itu sendiri yang akan memberikan dampak negative bagi jalannya kelancaran proyek

itu sendiri.

2.3.1.5 Disain dan Informasi (S.M. Mousavi et al, 2011)

Sering adanya change order mengakibatkan desain yang sebelumnya ada dan yang

akan digunakan pada rencana semula harus di rekapitulasi atau direvisi dengan pertimbangan

yang ada setelah dilakukan design checker. Perubahan-perubahan seperti ini mengharuskan

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 6: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

jalur komunikasi antara pihak kontraktor dan Owner dilakukan dengan baik dan benar dimana

komunikasi ini akan berperan sangat penting dalam proses penyampaian informasi-informasi

yang dibutuhkan. Yang menyebabkan desain maupun informasi terlambat antara lain :

1. Kesalahan desain dari Konsultan

Kesalahan konsultan perencana dalam perhitungan struktrur bangunan,

biasanya desainyang dibuat tidak mampu untuk menahan beban yang ditanggung oleh

bangunan tersebut

2. Kurangnya kemampuan dan kecakapan kontraktor.

Biasa disebut sebagai kurang berkompetensinya kontraktor didalam menangani

proyek konstruksi yang berarti kontraktor tidak memiliki keahlian dan tidak mampu

secara teknis didalam mengerjakan proyek konstruksi.(Fisk,1997)

3. Perbedaan spesifikasi dan Gambar

Merupakan perbedaan yang terjadi antara spesifikasi dan gambar pada suatu

proyek konstruksi. spesifikasi yang telah disepakati diawal tenyata tidak sama dengan

gambar acuan (As Built Drawing).

Hal tersebut mengakibatkan dampak yang cukup luas seperti :

Penundaan suatu pekerjaan

Bagian pekerjaan yang tidak pasti

Ketidakjelasan pengerjaan pekerjaan di Lapangan

Keraguan dalam bertindak

Informasi yang simpang siur dan lain-lain.

2.3.1.6 Ketersediaan Sumber Daya di Lapangan (Djojosoedarso, 2003)

Ketersediaan Sumber Daya tidak terlepas daripada perencanaannya. Perencanaan

Sumber Daya proyek dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu perencanaan Sumber

Daya non-manusia dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Perencanaan Sumber Daya Non-manusia

Perencanaan Sumber Daya Manusia

Adapun perencanaan Sumber Daya Manusia meliputi rancangan organisasi,

pengisian personil untuk kantor pusat, mobilisasi dan pelatihan tenaga kerja untuk lapangan.

Perencanaan organisasi terdiri dari penyusunan struktur organisasi, termasuk membuat uraian

tugas posisi kunci, tanggung jawab, serta jalur komunikasi dan pelaporan. Dalam

merencanakan struktur organisasi, berbagai aspek harus dikaji, seperti besar lingkup, lokasi,

tingkat kejadian, tingkat kompleksitas, kesulitan dan lain-lain sebelum sampai pada

kesimpulan menentukan bentuk struktur yang paling sesuai. Perencanaan pengisian personil

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 7: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

(staffing plan) meliputi kegiatan pengadaan sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan

proyek dalam arti jumlah, kualitas dan jadwalnya.(Ongkowijoyo C.S,2009).

3 METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitan

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau

suatu kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Variabel Penelitian

No Faktor Risiko Yang Mempengaruhi

A TENAGA KERJA

1 Kekurangan Jumalah Tenaga Kerja

2 Produktifitas Pekerja Rendah

3 Kecelakaan Pekerja saat proses Ereksi

4 Pekerja Kurang paham prosedur pelaksanaan Konstruksi Baja

B MATERIAL DAN PERALATAN

5 Material Baja tidak sesuai spesifikasi

6 Pengiriman Baja yang terlambat

7 Kualitas Pekerjaan pemasangan tidak sesuai spesifikasi atau gambar

rencana

8 Pemborosan Pemakaian material di lapangan

9 kesalahan dalam penggunaan material

10 Produktifitas Peralatan rendah

11 Kerusakan Peralatan Ereksi

C SITE PROYEK

12 Kemacetan lalu lintas menghalangi mobilisasi material baja

13 Cuaca Buruk / Hujan yang menghalangi proses pengelasan

14 Kesalahan lokasi penyimpanan material

15 Pencurian

16 Tingginya tingkat kerusakan material di area penyimpanan

D FAKTOR PEMASOK

17 Kinerja Pemasok yang buruk

18 Klausul subkontrak yang tidak jelas

19 Kurangnya komunikasi antara pemasok dan kontraktor

20 Keterlambatan Pembayaran kepada pemasok

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 8: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

21 Kesalahan Strategi Pembayaran kepada pemasok

E DISAIN

22 Metode Pelaksanaan yang salah

23 Perubahan Desain oleh owner atau perencana

24 Desain tidak sesuai spesilikasi

E KESALAHAN SAAT PENGERJAAN

E.1 Proses Fabrikasi

25 Posisi lubang baut, diameter,dan bentuk lubang yang menyimpang dari

toleransi standar yang ada.

26 Proses pengelasan yang tidak sempurna (Las terlalu tebal, terlalu cekung,

merusak permukaan baja)

E.2 Proses Ereksi

27 Komponen baja tidak lurus oleh karena kecerobohan sewaktu pengiriman

28 Kesalahan posisi lubang pada komponen baja

29 Posisi pedestal pada suatu portal tidak sentris

F FAKTOR EKSTERNAL

30 Perubahan kondisi perekonomian yang sering terjadi

31 Sering terjadi hal-hal yang tidak terduga selama pelaksanaan

32 Bencana alam

3.2 Instrumen Penelitian

Untuk kepentingan penelitian ini, diperlukan suatu sarana berupa kuesioner yang

akan membantu responden menjawab sejumlah pertanyaan yang disediakan. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dalam

penelitian ini responden yang dimaksud adalah pakar konstruksi dan kontraktor pada

proyek Konstruksi.

3.2.1 Kuesioner Validasi Variabel oleh Pakar

Setelah variabel yang dikumpulkan dan telah dikelompokan dengan masing-masing

subvariabelnya seperti pada tabel , maka variabel-variabel tersebut harus dilakukan validasi

oleh pakar, yang artinya para pakar yang ditemui diminta komentar dan pendapatnya terhadap

variabel-variabel yang telah dikumpulkan apakah memiliki korelasi dengan topik penelitian

yang diambil. Contoh kuisioner untuk validasi ke pakar seperti pada tabel berikut.

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 9: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

Tabel 2. Contoh Kuesioner Validasi Pakar

No Faktor Risiko Yang

Mempengaruhi

Faktor Resiko yang

berpengaruh

terhadap Biaya

Proyek konstruksi

Baja

Referensi Komentar

Setuju Tidak

A TENAGA KERJA

1 Kekurangan Jumlah Tenaga

Kerja

Djojosoedarso,

2003

2 Produktifitas Pekerja

Rendah

Tourant dan

Paul JB, 1994

Sumber : Olahan Sendiri

3.2.2 Kuesioner Frekuensi dan dampak

Pada bagian dua ini responden diberi pertanyaan mengenai probabilitas dan

dampak yang terjadi pada suatu risiko menurut pandangan responden. Pertanyaan-

pertanyaan mengenai probabilitas dan dampak terjadinya pada kinerja biaya proyek

Konstruksi Baja

Tabel 3. Contoh Kuesioner Frekuensi dan Dampak

No Faktor Risiko Yang

Mempengaruhi

Tingkat Frekuensi Yang Terjadi Dampak Terhadap Kinerja

Biaya

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

A TENAGA KERJA

1 Kekurangan Jumalah Tenaga

Kerja

2 Produktifitas Pekerja Rendah

Sumber : Olahan Sendiri

Tabel 4. Skala Kuantitatif dan Kualitatif

Sumber : PMBOK 2008

5 Sangat sering

4 Sering

3 Kadang-kadang

2 Jarang

1 Tidak pernah

5 Sangat Besar Menyebabkan kenaikan biaya proyek > 4%

4 Besar Menyebabkan kenaikan biaya proyek 2 - 4%

3 Sedang Menyebabkan kenaikan biaya proyek 1 -2 %

2 Kecil Menyebabkan kenaikan biaya proyek < 1%

1 Sangat kecil Tidak Berpengaruh kepada biaya proyek

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 10: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

3.3 Analisa Data

3.3.1 Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instrumen yang

digunakan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

dan dapat mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tepat. Uji reabilitas

digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan

dalam mendefinisikan suatu variabel, dan untuk mengukur suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk pertanyaan yang merupakan

dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner. Uji realibilitas dilakukan dengan

perhitungan Alpha Cronbach, menunjukkan bahwa indikator yang digunakan untuk mengukur

konsep dalam penelitian ini cukup reliable. Prinsip dasar pemakaian analisis realibilitas yaitu

dengan melihat nilai alpha yang tertinggi, diatas 0,05.

3.3.2 Analytic Hierarchy Process

AHP merupakan suatu alat analisa yang dapat digunakan untuk membuat keputusan pada

kondisi dengan faktor-faktor yang kompleks, terutama jika keputusan tersebut bersifat

subjektif (Khurrum,2002). AHP menghasilkan pendekatan terstruktur untuk menentukan nilai

dan bobot untuk permasalahan multi-kriteria dan menstandarisasinya, sehingga dapat saling

dibandingakan dan dapat diambil suatu keputusan

a. Mendefinisikan permasalahan dan merinci pemecahan yang diinginkan.

b. Membuat hirarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh.

c. Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk kontribusi atau pengaruh setiap

elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat

diatasnya.

d. Mendapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk melengkapi matriks di langkah

3. Pertimbangan dari banyak orang dapat disintesis dengan memakai rata-rata

geometrisnya.

e. Setelah semua data perbandingan berpasangan diperoleh, dicari prioritas dan

konsistensinya diuji.

f. Lakukan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hirarki tersebut.

g. Menggunakan komposisi untuk membobotkan vector-vektor prioritas itu dengan bobot

kriteria-kriteria, dan menjumlahkan semua entri prioritas terbobot yang bersangkutan

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 11: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

dengan entri prioritas dari tingkat bawah berikutnya, dan seterusnya.

h. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka

penilaian data pertimbangan harus diulangi.

Tabel 5. Skala Perbandingan Nilai

Sumber: Saaty (1983), Marimin (2005)

Untuk frekuensi dan dampakmasing-masing memiliki 5 kriteria yang akan dibandingkan,

dimana matriks berpasangannya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 6. Matriks Berpasangan Untuk Frekuensi

Frekuensi Tidak Pernah Jarang Kadang-Kadang Sering Sangat Sering

Tidak Pernah 1 3 5 7 9

Jarang 0.333 1 3 5 7

Kadang-Kadang 0.200 0.333 1 3 5

Sering 0.143 0.200 0.333 1.00 3

Sangat Sering 0.111 0.143 0.200 0.333 1

Jumlah 1.787 4.676 9.533 16.333 25.00

Sumber: Hasil Olahan

Tabel 7. Matriks Berpasangan Untuk Dampak

Dampak Tidak Penting Kecil Sedang Besar Sangat Besar

Sangat Kecil 1 3 5 7 9

Kecil 0.333 1 3 5 7

Sedang 0.200 0.333 1 3 5

Besar 0.143 0.200 0.333 1 3

Sangat Besar 0.111 0.143 0.200 0.333 1

Jumlah 1.787 4.676 9.533 16.333 25

Sumber: Hasil Olahan

4 HASIL

4.1 Penentuan tingkat resiko

Dari perhitungan rata- rata nilai lokal frekuensi dan dampak, selanjutnya dapat

ditentukan tingkat resikonya dengan persamaan faktor resiko yang bisa dihitung dengan cara

berikut :

FR = L + I – (L x I )

dimana :

Nilai Keterangan

1 Kriteria/alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B

3 A sedikit lebih penting dari B

5 A jelas lebih penting dari B

7 A sangat jelas lebih penting dari B

9 A mutlak lebih penting dari B

2, 4, 6, 8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 12: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

FR = skala resiko dengan skala 0 – 1

L = frekuensi kejadian resiko

I = besaran (dampak) resiko

Dan perhitungannya adalah sebagai berikut :

Tabel 8. Nilai Faktor risiko masing-masiong Variabel

No Faktor Risiko Nilai

FR Risk Level

A TENAGA KERJA

X1 Kekurangan Jumlah Tenaga Kerja 0.600 Sedang

X2 Produktifitas Pekerja Rendah 0.588 Sedang

X3 Kecelakaan Pekerja saat Instalasi 0.356 Rendah

X4 Pekerja Kurang paham prosedur pelaksanaan Konstruksi Baja 0.364 Rendah

B MATERIAL DAN PERALATAN

X5 Kelangkaan Material Baja yang sesuai spesifikasi. 0.669 Sedang

X6 Pengiriman Baja yang terlambat 0.370 Rendah

X7 Kualitas Pekerjaan pemasangan tidak sesuai spesifikasi atau gambar

rencana 0.359 Rendah

X8 Pemborosan Pemakaian material di lapangan 0.437 Rendah

X9 Kesalahan dalam penggunaan material 0.383 Rendah

X10 Produktifitas Peralatan rendah 0.356 Rendah

X11 Kerusakan Peralatan Instalasi 0.395 Rendah

C SITE PROYEK

X12 Kemacetan lalu lintas menghalangi mobilisasi material baja 0.377 Rendah

X13 Cuaca Buruk / Hujan yang menghalangi proses Instalasi Struktur Baja 0.696 Sedang

X14 Kesalahan lokasi penyimpanan material 0.324 Rendah

X15 Pencurian 0.299 Rendah

X16 Tingginya tingkat kerusakan material di area penyimpanan 0.514 Sedang

D FAKTOR PEMASOK

X17 Kinerja Pemasok yang buruk 0.399 Rendah

X18 Klausul subkontrak yang tidak jelas 0.356 Rendah

X19 Kurangnya komunikasi antara pemasok dan kontraktor 0.340 Rendah

X20 Keterlambatan Pembayaran kepada pemasok 0.617 Sedang

X21 Kesalahan Strategi Pembayaran kepada pemasok 0.432 Sedang

E DISAIN

X22 Metode Pelaksanaan yang salah 0.401 Sedang

X23 Perubahan Desain oleh Owner atau perencana 0.639 Sedang

X24 Desain tidak sesuai Spesifikasi 0.396 Rendah

E KESALAHAN SAAT PENGERJAAN

E.1 Proses Fabrikasi

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 13: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

X25 Posisi lubang baut, diameter,dan bentuk lubang yang menyimpang dari

toleransi standar yang ada. 0.306 Rendah

X26 Proses pengelasan yang tidak sempurna (Las terlalu tebal, terlalu cekung,

merusak permukaan baja) 0.344 Rendah

E.2 Proses Ereksi

X27 Komponen baja tidak lurus oleh karena kecerobohan sewaktu pengiriman 0.317 Rendah

X28 Kesalahan posisi lubang pada komponen baja 0.302 Rendah

X29 Posisi pedestal pada suatu portal tidak sentris 0.305 Rendah

F FAKTOR EKSTERNAL

X30 Perubahan kondisi perekonomian yang sering terjadi 0.346 Rendah

X31 Sering terjadi hal-hal yang tidak terduga selama pelaksanaan 0.359 Rendah

4.2 Analisis Level Risiko (Risk Level) dengan menggunakan SNI

Dari perhitungan rata-rata nilai lokal frekuensi dan dampak terhadap perubahan lingkup

didapat nilai faktor risiko (FR) dengan persamaan SNI yang telah dijelaskan sebelumnya.

Kemudian dari perhitungan faktor risiko (FR) SNI tersebut maka dapat ditentukan kategori

level risiko atau risk level berdasarkan matriks kategori risiko Tabel berikut :

Tabel 9. Level Risiko menurut SNI

Nilai FR Kategori Langkah Penanganan

> 0,7 Risiko Tinggi Harus dilakukan penurunan risiko ke tingkat yang lebih rendah

0,4 - 0,7 Risiko Sedang Langkah perbaikan dibutuhkan dalam jangka waktu tertentu

< 0,4 Risiko Rendah Langkah perbaikan bila memungkinkan

Sumber : Project Management Guidelines

Tabel 10. Level Faktor Risiko Dominan

Kategori

Risk

Ran

gk

ing Faktor Risiko

Risk

Lev

el

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 14: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

5 PEMBAHASAN

5.1 Kategori Site Proyek

- Cuaca Buruk / Hujan yang menghalangi proses Instalasi Struktur Baja

Pemasangan baja secara umum merupakan proses yang cepat dan membutuhkan

perencanaan yang hati-hati. Proses nya sendiri memiliki toleransi yang ketat. Layout yang

presisi dan akurat sangat penting untuk menjamin pemasangan kerangka baja pas antara satu

dan lainnya, dengan menggunakan peralatan alat berat seperti tower crane, dan atau mobile

crane.

Yang dimaksud cuaca buruk disini adalah hujan dengan intensitas tinggi dan dalam

jangka waktu yang lama, kondisi ini sangat tidak baik untuk dilakukan proses instalasi.

Bangunan struktur yang sudah mencapai ketinggian lebih dari tiga lantai memiliki potensi

petir menyambar menjadi semakin besar karena gedung-gedung proyek konstruksi baja

menancap langsung kedalam pondasi. Hal ini akan membuat proses Instalasi akan tertunda

dan ini akan mempengaruhi pekerjaan-pekerjaan lainnya.

5.2 Kategori Material dan Peralatan

- Kelangkaan Material Baja sesuai spesifikasi.

Konstruksi baja pada bangunan tingkat tinggi memiliki spesifikasi mutu yang ketat

dalam pemilihan materialnya, beberapa material tertentu seperti kerangka baja, baut , mur,

dll, spesifikasi dan merkny tidak bisa diganti. Apabila kebutuhan akan meterialnya melebihi

material yang disuplai maka akan terjadi risiko, hal ini dapat menyebabkan pekerjaan menjadi

terhambat, membuat terget pekerjaan tidak terpenuhi, dan akan menyebabkan keterlambatan

durasi proyek. Kelangkaan material juga akan berdampak terhadap kenaikan harga material

itu sendiri dan otomatis menyebabkan pembengkakan biaya material.

5.3 Kategori Disain

SITE PROYEK 1 Cuaca Buruk / Hujan yang menghalangi proses Instalasi Struktur Baja S

7 Tingginya tingkat kerusakan material di area penyimpanan S

MATERIAL

DAN

PERALATAN

2 Kelangkaan Material Baja sesuai spesifikasi S

8 Pemborosan Pemakaian material di lapangan S

DISAIN 3 Perubahan Desain oleh Owner atau perencana S

8 Metode Pelaksanaan yang salah S

TENAGA

KERJA

5 Kekurangan Jumlah Tenaga Kerja S

6 Produktifitas Pekerja Rendah S

FAKTOR

PEMASOK 4 Keterlambatan Pembayaran kepada pemasok S

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 15: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

- Perubahan Desain oleh Owner atau Perencana

Dalam Industri konstruksi, terdapat beberapa tahapan yaitu tahap

perancangan/perencanaan, tahap pengadaan, dan tahap pelaksanaan konstruksi. Semuanya

dilaksanakan berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalam suatu dokumen kontrak

konstruksi. Namun beberapa proyek konstruksi pada saat pelaksanaannya seringkali terjadi

beberapa perubahan, perubahan yang terjadi pada tahap pelaksanaan salah satunya adalah

perubahan desain. Perubahan desain adalah perubahan yang dilakukan atas suatu desain yang

sudah tercantum di dalam dokumen kontrak yang telah disepakati sebelumnya, seperti

perubahan volume pekerjaan, perubahan spesifikasi material, penambahan atau pengurangan

pekerjaan. Proyek konstruksi pada umumnya termasuk konstruksi baja, perubahan disain akan

mempengasruhi kinerja biaya dan waktu penyelesaian proyek dikarenakan perubahan lingkup

proyek tersebut.

5.4 Kategori Faktor Pemasok

- Keterlambatan Pembayaran kepada pemasok

Faktor pemasok adalah salah satu hal yang vital pada proses konstruksi, apalagi

konstruksi baja yang material nya sangat tergantng kepada supplier. Keterlambatan

pembayaran ini bisa berakibat kepada ditangguhkan nya Supply material dari supplier, akibat

ketidaktersediaan material di lapangan hal ini jelas akan mempengaruhi durasi proyek dan

berimbas kepada biaya proyek nantinya, selain itu kesalahan pembayaran ini bisa juga

menyebabkan kenaikan harga material oleh supplier, yang berakibat kepada meningkatnya

cost untuk material.

5.5 Kategori Tenaga Kerja

Kekurangan Jumlah Tenaga Kerja dan Produktivitas Pekerja Rendah

Kekurangan tenaga kerja ini biasanya terjadi pada pekerjaan-pekerjaan yang

membutuhkan tenaga ahli atau spesialisasi yang mebutuhkan sertifikasi. Pada proyek

konstruksi baja, tukang las, operator instalasi harus mempunyai sertifikasi khusus. sedangkan

rendahnya produktivitas pekerja biasanya diakbatkan oleh kurangnya keterampilan,

pemahaman yangkurang terhadap metode pekerjaan atau bisa juga disebabkan oleh rendahnya

motivasi dari pekerja tersebut.

6 Kesimpulan.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang

berpengaruh terhadap biaya pelaksanaan konstruksi baja bangunan gedung bertingkat, setelah

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 16: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

itu menganalisa faktor-faktor risiko tersebut sehingga didapatkan faktor yang dominan, lalu

mengetahui respon atau tindakan preventif dan korektif dari faktor risiko dominan tersebut.

Dari pengolahan dan analisa data dapat disimpulkan faktor-faktor risiko yang dominan

yang berpengaruh terhadap biaya pelaksanaan konstruksi baja bangunan gedung adalah

sebagai berikut :

Tabel 11., Faktor Risiko Dominan dan Responnya. Risk

Ran

gkin

g

Faktor Risiko Tindakan Preventif Tindakan Korektif

1

Cuaca Buruk / Hujan

yang menghalangi proses

Instalasi Struktur Baja

Memetakan karakteristik hujan pada

daerah konstruksi agar Memetakan

karakteristik hujan di lokasi proyek,

dengan cara mempelajari waktu-waktu

turun hujan dengan intensitas dan

frekuensi tinggi. Lalu membuat

perencanaan yang baik untuk memulai

proses Instalasi.

Memaksimalkan waktu

pelaksanaan proyek, dengan

cara mereview kembali rencana

pekerjaan, pekerjaan yang dapat

dilakukan walaupun disaat

kondisi hujan di pindahkan

jadwalnya pada sore hari jika

sebelumnya terjadwal pada saat

kondisi tidak hujan

2 Kelangkaan Material

Baja sesuai spesifikasi

Melakukan peninjauan ke workshop

supplier untuk memastikan kapasitas

produksi suplier sesuai dengan

kebutuhan proyek.

Mengupayakan agar suplier

dapat mempercepat produksinya

agar bisa memenuhi kebutuhan

proyek

3 Perubahan Desain oleh

owner atau perencana

Semua item pekerjaan dan scope

pekerjaan yang tertuang didalam

kontrak harus jelas.

Penambahan sumber daya proyek

dibutuhkan apabila perubahan

disain menuntut pekerjaan lebih

agar target proyek dapat tercapai

4

Keterlambatan

Pembayaran kepada

pemasok

Mempelajari terlebih dahulu mengenai

mekanisme pembayarannya seperti apa

sehingga bisa disiasati waktu

penagihannya dari kontraktor ke owner

atau owner memberikan penjelasan

kepada kontraktor mengenai

mekanisme tersebut lebih detail lagi.

Kalau memungkinkan kontraktor

membayar semua kebutuhan

material diawal agar tidak terjadi

permasalahan keterlambatan

pembayaran

5 Kekurangan Jumlah

Tenaga Kerja

Untuk pekerjaan-pekerjaan khusus yang

membutuhkan keahlian, kontraktor

dapat mensubkontrakkan pekerjaan

tersebut ke perusahaan yang secara

khusus memang menangani pekerjaan

tersebut.

Mengadakan pelatihan-

pelatihan untuk pekerja agar

lebih paham tentang metode

konstruksi

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 17: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

Sumber : Olahan Sendiri

7 Saran

Tentu penelitian yang dilakukan ini masih jauh dari sempurna, terdapat beberapa saran

yang perlu disampaikan untuk melakukan penelitian dengan topik yang sejenis agar hasil

penelitian lebih baik lagi, saran-saran tersebut diantaranya adalah :

Melakukan penelitian serupa dengan mengidentifikasi faktor dominan konstruksi baja,

namun dilihat dampaknya terhadap kinerja waktu ataupun kualitas pelaksanaan proyek

untuk melengkapi penelitian sekarang.

Melakukan penelitian faktor risiko konstruksi baja namun dengan objek yang bebeda,

seperti bangunan pelabuhan, jembatan dan lainnya.

8 DAFTAR PUSTAKA

Al-Bahar and Crandell, KC. (1990), 'Systematic Risk Management Approach for

Construction Projects.', Journal of Construction Engineering and Management

Abidin. I., Yusuf, L., Trigunarsyah. B., (2002), “Expert System Network for Improvement

Project Cost Performance with Selective Corrective Action”, Proceeding of APEC

Construction, Bali.

Ahuja, (1994) "Project Management, Technique in Planning and Controlling

Alijoyo, A (2006), Enterprise Risk Management (Jakarta: Ray Indonesia).

Andi. (2005)., „The importance and allocation of risks in Indonesian construction projects‟.

International Journal of Construction Management and Economics.

Asiyanto (2010), Construction Project Cost Management. (Jakarta : PT. Pradnya Paramita)

Asiyanto (2008), Metode Konstruksi Gedung Bertingkat. (Universitas Indonesia)

Fisk, E. R. dan Reynolds, W. D. (2006). Construction project administration. (New Jersey:

Pretince Hall).

Kangari, R. (1995). “Risk management perceptions and trends of U.S. construction.” J.

Constr. Eng. Manage., 422-429

Khurrum, Bhutta and Huq, Faizul (2002), 'Supplier Selection Problem: a Comparison of the

Total Cost of Ownership with Analytic Hierarchy Process Approach', Supply Chain

Management: An International Journal, 7, 128.

Kerzner, H (2001), Project Management : A System Approach To Planning, Scheduling, and

Controlling (Seventh edn.; New York: Jon Wiloy & Sons).

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013

Page 18: IDENTIFIKASI DAN ANALISA FAKTOR RESIKO YANG …

Ongkowijoyo, Citra Satria dan Marben, Putu Suryadi (2009), 'Identifikasi dan Alokasi Risiko-

Risiko Pada Proyek Jembatan Nasional Suramadu', (Universitas Kristen Petra).

Project Management Institute, Inc (2008). A Guide To The Project Management Body Of

Knowledge (PMBOK), Newtown Square, Pennsylvania, USA.

Project Management Institute, Inc (2004). A Guide To The Project Management Body Of

Knowledge (PMBOK), 3rd edition, Newtown Square, Pennsylvania

S. Barrie Donald and C, Paulson Boyd (1984), terj 'Manajemen Konstruksi Professional',

(Jakarta: Erlangga).

Identifikasi Dan..., Hadya Utama, FT UI, 2013