Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

32
ANALISA RESIKO PENGGELARAN PIPA PENYALUR BAWAH LAUT Ø 6 INCH Oleh : M. Alfis Budi S. (14333007) Nur Falah Hani Q. (14333008) Roro Anggun WP (14333009)

description

good

Transcript of Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Page 1: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

ANALISA RESIKO PENGGELARAN PIPA PENYALUR BAWAH LAUT Ø

6 INCHOleh :

M. Alfis Budi S. (14333007)

Nur Falah Hani Q. (14333008)

Roro Anggun WP (14333009)

Page 2: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

RISK BASED INSPECTION Pipeline memiliki resiko kegagalan yang

perlu diperhitungkan sehingga perlu adanya pemeriksaan yang berbasis keandalan. Metode RBI adalah salah satu jenis metode pengelolaan inspeksi yang didasarkan pada tingkat resiko pengoperasian sebuah peralatan atau unit kerja industri. Metode Risk Based Inspection memakai kombinasi dua parameter, yaitu: kategori kemungkinan kegagalan dan kategori konsekuensi kegagalan

Page 3: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

LATAR BELAKANG Pemasangan Pipa Minyak Bawah Laut

(Subsea Pipeline) Ø 6” Sch 80 Sepanjang ± 6500 meter dari Platform XB ke Platform XA Ladang X-Ray” ±28 km dari PERTAMINA BALONGAN ke arah timur laut Indramayu – Jawa Barat

Estimasi min bending stress pada daerah kritis

Melakukan analisa tegangan pipa dengan software OFFPIPE, lalu menghitung peluang kegagalan dengan simulasi Monte Carlo, terakhir analisa tingkat resiko dengan DNV RP F107

Page 4: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

DASAR TEORI Stabilitas Pipa Bawah Laut syarat: gaya gesek yang terjadi akibat

interaksi antar pipa dengan tanah 10% > kombinasi gaya drag dan inersia

Berat Pipa dan Gaya Apung syarat: berat pipa > 10% dari berat gaya

apungnya Gaya Hidrodinamika gaya drag, gaya inersia, dan gaya angkat Buckling Analisa Resiko

Page 5: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

BUCKLING Umum - system collapse - combine loading criteria - propagation buckling Kriteria pembebanan kombinasi Kriteria ini digunakan untuk

mengukur kekuatan pipa yang akan diletakkan didasar laut terhadap semua gaya dan tekanan yang akan terjadi pada pipa.

Page 6: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

ANALISA RESIKO Risk analysis adalah metode yang sistematis

untuk menentukan apakah suatu kegiatan mempunyai resiko yang dapat diterima atau tidak, selain itu analisa resiko adalah kritik untuk analisa level dari resiko yang diperkenalkan dengan macam-macam pilihan

Dengan : Resiko = Kemungkinan terjadinya peristiwa yang

dapat merugikan perusahaan. Atau bahaya yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang.

Frekuensi = Kemungkinan terjadinya peristiwa per satuan waktu, biasanya dalam satu tahun.

Konsekuensi = Seberapa besar tingkat kerusakan yang diakibatkan karena adanya bahaya.

Page 7: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Langkah-langkah mengidentifikasi dari bahaya atau

hazard dan efek dari hazard tersebut menentukan besarnya frequency atau

probability dari kejadian menentukan besarnya consequency

dari kejadian karena risk adalah kombinasi dari consequency dan probability atau frequency

Page 8: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

PERKIRAAN FREKUENSI

Page 9: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

PERKIRAAN KONSEKUENSI

DNV RP F107

Page 10: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

HASIL DAN PEMBAHASAN Variasi tebal concrete minimum tebal yang diijikan pada

DNV OS F101 yaitu 0.24% OD pipa

Page 11: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Dari hasil table diatas, didapat bahwa dengan tebal concrete 1.54 cm, 2.04 cm, 2.54 cm masih dinyatakan dalam kondisi aman dari berat minimal tiap tebal concrete pada kedalaman 7m, 14 m, dan 21m dibawah permukaan laut.

Page 12: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

ANALISA STATIS TEGANGAN PIPA SELAMA PROSES PENGGELARAN Dari hasil output SOFTWARE OFFPIPE

berdasarkan variasi sudut kurvatur dan tebal concrete didapatkan % SMYS yang melewati batas %SMYS yang diijinkan dalam DNV OS F101 yaitu 87%.

Page 13: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Dalam perhitungan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa semakin tebal concrete yang diberikan maka memperkecil besar % SMYS yang terjadi pada tiap besar radius kurvatur yang ditentukan

Page 14: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

A. ANALISA KEANDALAN PIPA THDP KRITERIA KOMBINASI PEMBEBANAN Kegagalan yg dimaksut : akibat pembebanan

saat instalasi Keandalan yg dihitung brdskn kemampuan

pipa menahan beban Moda kegagalan yg digunakan

Page 15: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Berdasar penghitungan di minitab 14 berdasar variable axial tension dan bending stress dengan menggunakan MINITAB14

Page 16: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

B. ANALISA KEANDLAN PIPA THDP OVERBEND STRAIN Penyebab utama : kekakuan pipa, kekuatan &

ketebalan beton(concreate) Persamaan moda kegagalan

Page 17: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

3. ANALISA RESIKO A. Peluang Kegagalan Kriteria Kombinasi

Pembebanan (frekuensi risiko) Perhitungan frek dari metode simulasi Mote

Carlo

Page 18: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø
Page 19: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Karena hasil dr semua perhitungan frekuensi (pg) bernilai sama maka tabel 3.3 dpt dianggap mewaklili hasil perhitungan yaitu pada rangking 2 matrik resiko DNV RP F107

Page 20: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

B. PELUANG KEGAGALAN PIPA KONDISI OVERBEND STRAIN Digunakan metode Monte Carlo, didapatkan

Frek Kejadian yg mengacu pada tabel 2.2 utk mendapatkan rangking

Page 21: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Hasil dr perhitungan Fk ditunjukan pada tabel 3.4

Page 22: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Hasil dr semua perhitungan nyaris bernilai sama maka tabel 3.4 mewakili hasil seluruh perhitungan, yaitu pada rangking 2 matrik resiko DNV RP F107

Page 23: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

3.3.2 PERKIRAAN KONSEKUENSI• Bag yg menentukan bahaya yg mungkin

terjadi• Bahaya yg diperkirakan terjadi di PT.Pertamina

EP Reg Jawa adalah bucking akibat adanya perlakuan radius kurvatur pada stinger dan tebal concrete pd pipa

• Yg mungkin terjadi ketika buckling : perubahan properties pipa karna tegangan

• Dgn mengestimasi konsekuensi yg didapat, dilakukan ranking tegangan sesuai kriteria yg disyaratkan DNV

Page 24: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Ranking penentuan perkiraan konsekuensi ditunjukan pada tabel 3.5

Page 25: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

3.3.3 MATRIK RESIKO

Setelah hasil perhitungan perkiraan frekuensi diketahui, meng input data ranking ke matriks resiko. Matrik resiko sesuai dengan DNV RP F107 (perkalian frekuensi/peluang kejadian dgn konsekuensi hasil variasi)

Karna jumlah perhitungan yg byk, maka hanya ditampilkan perwakilan yg dianggap sama

Page 26: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø
Page 27: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø
Page 28: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

Karena dalam semua variasi yg dilakukan menghasilkan hasil sama utk perhitungan perkiraan frekuensi maupun perkiraan konsekuensi, maka semua hasil berada di zona hijau /aman yang artinya dapat diterima

Page 29: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

4. KESIMPULAN• A. Presentase tegangan yg dihasilkan dr

analisa yg dilakukan dengan OFFPIPE dr variasi radius kurvatur 100m dan 170m sebesar 223.14 Mpa dan 22.27 Mpa (92.4% dan 87.9%) tegangan tsb berada di atas kriteria yaitu diatas 87% (209.54 Mpa)

• Untuk variasi radius kurvatur 250m dan 330m adalah 159 Mpa dan 114 masih dibawah % yg diijinkan dan pipa aman terhadap resiko buckling

Page 30: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

2. Besar tingkat resiko penggelaran berdasarkan peluang kegagaln akibat :

- terjadinya overbend strain pd semua radius kurvatur dan tebal concrete dinyatakan dpt diterima pd daerah hijau

3. Kemungkinan kegagalan akibat kelalaian hasil inspeksi NDT sgt kecil (report project) bila retak > 5/32 atau 0.15inc maka las harus direpair dan max 2 kali

Page 31: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

SARAN Perlu dilakukan analisis HIRA (Hazard

Identification and Risk Assesment) untuk mngetahui failure mode yg signifikan

Page 32: Analisa Resiko Penggelaran Pipa Penyalur Bawah Laut Ø

TERIMA KASIH