Ibnu Khaldun

13
Tugas Resume Sejarah Ekonomi Islam Tokoh Ekonomi Islam Ibnu Khaldun Dosen: Bp. Choirul Huda Oleh Robbiatul Addawiyah (132411186) EI-E1 FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM IAIN WALISONGO SEMARANG 2013-2014

description

 

Transcript of Ibnu Khaldun

Page 1: Ibnu Khaldun

Tugas ResumeSejarah Ekonomi Islam

Tokoh Ekonomi IslamIbnu Khaldun

Dosen: Bp. Choirul Huda

Oleh Robbiatul Addawiyah (132411186)

EI-E1FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

IAIN WALISONGO SEMARANG2013-2014

Page 2: Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun

Riwayat hidup Ibnu Khaldun bukanlah kisah perjalanan orang-orang suci seperti ulama, sufi, atau tokoh-tokoh besar teladan umat Islam. Kisahnya tidak akan dimuat dalam karya hagiografi(manaqib) sebagaimana para tokoh suci yang catatan hidupnya dipenuhi dengan pujian-pujian akan kesalehan dan kebaikannya.

Ibnu Khaldun menulis riwayat hidupnya dalam karya autobiografi al-Ta’arif, yang ditulis dengan penuh kejujuran. Ia tidak menutup-nutupi sisi “kejelekan” dirinya, khususnya selama menempuh karier politik di Tunis dan Spanyol yang penuh intrik dan konspirasi. Hal ini menjadi bagian penting dari sikap Ibnu Khaldun sebagai seorang sejarawan yang berupaya bersikap obyektif dalam menyajikan suatu informasi berdasarkan fakta yang sebenarnya.

Dunia mendaulatnya sebagai `Bapak Ekonomi & Sosiologi Islam’. Sebagai salah seorang pemikir hebat dan serba bisa sepanjang masa, buah pikirnya amat berpengaruh. Sederet pemikir Barat terkemuka, seperti Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Robert Flint, Arnold J Toynbee, Ernest Gellner, Franz Rosenthal, dan Arthur Laffer mengagumi pemikirannya.

Beliau merupakan Ilmuwan yang memiliki pemikiran cemerlang. Dengan Pemikiran cemerlang yang dimiliki Beliau, Beliau mampu memberikan pengaruh besar pada Cendikiawan barat dan timur, baik cendikiawan muslim maupun cendikiawan non-muslim. Berbagai tugas besar menyertainya dalam

Page 3: Ibnu Khaldun

perjalanan hidup beliau seperti jabatan politis, ilmiah dan peradilanBeliau merupakan Hafizhul Quran sejak masih kecil. Beliau juga dikenal sebagai sejarawan, ahli politik Islam, ahli ekonomi Islam dan bapak sosiologi Islam. Pemikiran Beliau tentang ekonomi yang realistis dan logis telah ditemukannya jauh sebelum pemikiran Adam Smith (1732-1790) dan David Ricardo (1772-1823). Berbagai tulisannya sudah menyebar saat Beliau masih usia remaja, karena studi Beliau yang sangat mendalam. Beliau pernah menjadi guru besar di Universitas Al-Azhar Kairo yang dibangun oleh Dinasti Fathimiyyah.

Nama dan Latar Belakang Keluarga Ibnu KhaldunNama lengkapnya adalah ‘Abd al-Rahman ibn Muhammad

ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Ibrahim ibn ‘Abd al-Rahman ibn Khaldun. Ibn Khaldun lahir di Tunis pada 1 Romadhon 732H/ 27 Mei 1332M, dalam keluarga Arab yang berasal dari Hadramaut dan telah menetap di Seville (abad8M) sejak awal bersama penaklukan kota ini bersama umat Islam. Ternyata, Beliau adalah keturunan dari shahabat Rasulullah yang bernama Wail bin Hujr dari Kabilah Kindah. Keluarga ini memainkan peranan polotik yang cukup penting. Namun kemudian keluarga ini meninggalkan Seville ke Ceuta dengan segera setelah reconquista (penaklukan) oleh pasukan Kristen. Dari sana mereka pergi ke Afrika Utara dan menetap di Tunis selama keuasaan Hafs Abu Zakariyya (625-647H/ 1249M), dari dinasti Bani Hafs.

Dilihat dari garis keturunannya, Ibnu Khaldun merupakan perpaduan dari pribadi ulama, sarjana, dan negarawan. Menurut Rosenthal, kecintaan pada ilmu dan kontemplasi nampak pada diri ayah dan kakeknya, serta leluhur mereka yang terkenal dengan ambisi politik tingkat tinggi. Lalu hal ini menghasilkan paduan yang mengagumkan antara sarjana dan negarawan yang kita temukan pada diri Ibnu Khaldun. Keluarga Ibnu Khaldun memang terkenal sebagai keluarga yang berpengetahuan luas dan perpangkat serta menduduki jabatan-jabatan kenegaraan yang tinggi. Latar belakang ini menjadi semacam persiapan bagi pembentukan kepribadian Ibnu Khaldun yang kelak menempuh perjalanan hidup sebagai seorang negarawan dan cendekiawan sekaligus.

Pendidikan Ibnu Khaldun

Page 4: Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun lahir di masa ketika keluarganya telah mengakhiri kiprahnya di dunia politik, dan lebih menaruh perhatian pada agama, ilmu, dan pendidikan, sebagaimana hal itu dijalani oleh ayahnya. Oleh karenanya Ibnu Khaldun menjalani masa-masa pertumbuhan dalam suasana keilmuan dan peribadatan yang tenang di bawah asuhan ayahnya yang saleh itu.

Ibnu Khaldun mendapatkan pendidikan tradisional yang menjadi ciri khas pada masanya. Pertama-tama ia belajar bersama ayahnya. Ibnu Khladun menghafalkan Al-Qur’an, mempelajari tata bahasa, hukum, hadits, retorika, filologi, dan puisi. Ia menguasai dengan baik semua subjek ini dan menerima pujian atasnya.Ada tiga periode dalam perjalanan hidup Ibnu Khaldun:

Pertama, dimana beliau menuntut berbagai ilmu pengetuahuan seperti, belajar Al-Quran, Hadits, Tafsir, Ushul Fiqih, Tauhid, Fiqh Madzhab Maliki, ilmu nahwu dan sharaf, ilmu balaghah, fisika dan matematika. Beliau selalu mendapatkan nilai yang memuaskan dalam setiap bidangnya dari para gurunya.

Kedua, Beliau terjun ke dunia politik dan sempat menduduki jabatan penting kenegaraan seperti Qadhi Al-Qudhat (Hakim Tertinggi). Sempat mendapat berbagai fithnah dari lawan-lawan politiknya, sehingga Beliau pernah dimasukkan ke penjara.

Ketiga, setelah keluar dari penjara, Beliau berkonsentrasi pada penelitian dan penulisan. Beliau merevisi tulisan-tulisan yang lama telah dibuatnya.

Ibnu Khaldun menjalani studi lengkap di Universitas Tunisia. Ia sangat puas dengan keberhasilan ilmiah yang dicapainya, sebagaimana ia menyebut sejumlah guru-gurunya, khususnya al-Abili yang disebutnya sebagai “guru besar ilmu pengetahuan berbasis akal”. Kepadanya, Ibnu Khaldun berguru secara serius. Hingga bisa dikatakan, tokoh inilah yang paling banyak memberikan pengaruh mendalam pada Ibnu Khladun.

Namun pendidikan formal Ibnu Khaldun hanya sampai usia 17 tahun. Seusai usia 17 tahun ia memasuki periode belajar sendiri meneruskan apa yang telah didapatnya pada masa pendidikan formal, di samping itu ia memegang jabatan qadi, diplomat, dan guru pada berbagai kesempatan. Dan kelak

Page 5: Ibnu Khaldun

selama masa-masa petualangan politiknya, Ibnu Khaldun tidak pernah jauh dari komunitas cendekiawan baik di Tunis, Granada, apalagi di Mesir.

Masa Pertumbuhan Ibnu KhaldunIbnu Khaldun menghabiskan masa kecil dan remajanya di

Tunis hingga berusia kurang lebih 20 tahun. Di masa ini Ibnu Khaldun dapat menikmati ketenangan dalam asuhan keluarganya yang membekalinya pendidikan. Sewaktu Ibnu Khaldun mencapai usia 18 tahun terjadilah dua peristiwa penting yang kemudian memaksanya berhenti menuntut ilmu. Pertama, berkecamuknya wabah kolera di banyak bagian dunia pada tahun 749H/1348M, yang telah banyak menelan korban jiwa, diantaranya ayah dan ibunya sendiri dan sebagian besar dari guru-guru yang pernah atau tengah mengajarnya.

Kitab-kitab karya Ibnu KhaldunKitab yang dibuatnya yaitu Kitab Al-'Ibar ikut direvisi

dengan menambahkan beberapa bab baru di dalamnya. Kitab ini pun menjadi Kitab Al-'Ibar wa Diwanul Mubtada' Awil Khabar fi Ayyamil 'Arab wal 'Ajam wal Barbar wa Man 'Asharahum Min Dzawis Sulthan Al-Akbar yang berarti Kitab al-‘Ibar dan Rekaman Asal-usul dan Peristiwa dari Hari-hari Bangsa Arab, Persia dan Barbar, Orang-orang yang Sezaman dengan Mereka yang Memiliki Kekuasaan Besar. Bagi Ibnu Khaldun, ‘Ibrah bertalian dengan usaha penyelidikan ilmiah atau filosofis tentang peristiwa sejarah dan usaha itu menjadi bagian dari hikmah. Tidak hanya sebagai penghubung antara sejarah dan hikmah, tapi juga merupakan proses perenungan sejarah. Kitab ini pernah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Deslane pada tahun 1863 dengan judul Les Prolegomenes D'Ibn Kholdoun. Pengaruhnya baru terlihat 27 tahun kemudian atau pada tahun 1890. Pendapat-pendapat Beliau dikaji dan diadaptasi oleh ilmuwan Jerman dan Austria yang memberikan pencerahan pada sosiolog modern.Ada beberapa lagi Kitab karya Beliau, diantaranya:

MuqaddimahInilah Kitab yang paling populuer karya Ibnu Khaldun dan merupakan pendahuluan atas kitab Al-'Ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis. Karya ini ditulis oleh Ibnu Khaldun selama lima bulan, ketika ia berada dalam

Page 6: Ibnu Khaldun

pengasingan di Qal’at Ibn Salamah. Saat itu Ibnu Khaldun telah mencapai masa kematangan dalam pengalaman-pengalaman politik yang telah dilaluinya sejak ia meninggalkan Tunis di usia sekitar 20 tahunan. Hal ini menjadi salah satu sumber penting yang memperkaya wawasan yang dikandung oleh al-Muqadimah.

At-Ta'rif bi bi Ibn Khaldun wa Rihlatuh Gharban wa SyarqanSebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab perjalanan sejarahnya. Ibnu Khaldun menguraikan sebagian besar peristiwa yang ia alami dalam kehidupannya, kasidah-kasidah yang ia susun, dan surat-surat yang ia kirimkan kepada tokoh-tokoh penting pada masanya atau yang ia terima dari mereka. At-ta’rif tidak hanya menyingkapkan kepribadian Ibnu Khaldun, tetapi juga tokoh-tokoh penting pada masanya yang memainkan peranan penting dalam kehidupan politik. Karya ini juga menceritakan watak kehidupan politik dunia Islam ketika itu. Dengan berbagai perjalanannya akan tampak kepada kita pergolakan, kebobrokan, dan kemunduran yang berkembang pada masa itu.

Lubab Al-Muhassal fi Ushul Ad-DiinSebuah kitab yang didalamnya membahas tentang permasalahan dan pendapat-pendapat Teologi, yang merupakan ringkasan dari Kitab Muhassal Afkaar Al-Mutaqaddimin wal Muta'akhkhirin karya Imam Fakhruddin Ar-Razi.

Pemikiran Beliau telah memberi pengaruh yang besar terhadap ilmuwan barat. Jauh sebelum Aguste Comte pemikir yang banyak menyumbang pada tradisi keintelektualan positifisme barat. Metode penelitian ilmu ini sebelumnya pernah dikemukakan oleh Beliau.

Sebagai Hafizhul Quran, Beliau menjunjung tinggi akan kehebatan Al-Quran. Beliau berkata, "Ketahuilah bahwa pendidikan Al-Quran termasuk syiar agama, yang diterima oleh ummat Islam di seluruh dunia Islam. Oleh karena itu pendidikan Al-Quran dapat meresap ke dalam hati dan memperkuat iman dan pengajaran Al-Quran pun patut diutamakan sebelum mengembangkan ilmu-ilmu yang lain."

Konsep Ekonomi Ibnu Khaldun

Page 7: Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun juga banyak memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu ekonomi. Tak heran, bila dia juga dijuluki sebagai `Bapak Ekonomi’.Gagasan dan pemikiran tentang ekonomi Ibnu Khaldun telah mengilhami sejumlah ekonom terkemuka. Empat abad setelah Ibnu Khaldun berpulang, pemikirannya tentang ekonomi muncul kembali melalui Adam Smith serta David Ricardo.

Setelah itu, Karl Marx serta John Maynard Keynes juga banyak menyerap pemikiran Ibnu Khaldun. Salah satu pengaruh pemikiran Ibnu Khaldun yang diadopsi Karl Marx antara lain, mengenai dialektika yang saling mempengaruhi antara pemikiran dan dasar material. Selain itu, mengenai beberapa cara spesifik variabel ekonomi, khususnya dengan peran tenaga kerja dalam hubungan sosial.

Ibnu Khaldun begitu menghormati tenaga kerja sebagai salah satu dari dasar utama masyarakat dan diskusi tentang profit sebagai nilai yang didapat dari pekerjaan manusia. Pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun menggabungkan hablum minallah dan hablum minnanas.

Ia mendefinisikan ekonomi secara sosial sebagai aktivitas ekonomi yang dipengaruhi oleh interaksi sosial dan sebaliknya mereka mempengaruhinya. Prespektif tersebut digunakan Ibn Khaldun dalam menganalisis nilai pekerja manusia, dalam arti mata pencaharian dan stratifikasi ekonomi sosial. Ibnu Khaldun juga berpendapat bahwa organisasi sosial adalah ‘sesuatu yang diperlukan’ bagi usaha manusia dan keinginannya untuk hidup dan bertahan hidup ‘dengan bantuan makanan’. Untuk mencapai tujuan ini kemampuan individu saja tidaklah cukup.

Dalam Al-Muqqadimah, Ibnu Khaldun juga memberikan keutamaan, bukan eksklusif, posisi faktor ekonomi dalam sejarah. Aktivitas intelektual dari manusia, seni dan ilmu pengetahuan, sikap dan perilaku moralnya, gaya hidup dan selera, standar kehidupan dan adat didefinisikan Ibnu Khaldun melalui derajat atau tingkatan produksi. Ia juga membagi barang menjadi dua jenis, yakni barang kebutuhan pokok dan barang pelengkap. Menurutnya bila suatu kota berkembang dan populasinya bertambah banyak, pengadaan barang-barang kebutuhan pokok akan mendapat prioritas.

Pada pihak lain, permintaan terhadap barang pelengkap akan meningkat sejalan dengan berkembangnya kota kota dan berubahnya gaya hidup.

Ibnu Khaldun juga menjelaskan mekanisme permintaan dan penawaran dalam menentukan harga keseimbangan. Secara lebih rinci ia menjabarkan pengaruh persaingan diantara konsumen untuk mendapatkan barang pada sisi permintaan. Selanjutnya ia menjelaskan pula pengaruh meningkatnya biaya produksi karena pajak dan pungutan-pungutan lain di kota

Page 8: Ibnu Khaldun

tersebut, pada sisi penawaran. Ia katakn “Bea cukai biasa dan bea cukai lainnya dipungut atas bahan makanan di pasar-pasar dan pintu-pintu kota demi raja, dan para pengumpul pajak menarik keuntungan dari transaksi bisnis untuk kepentingan mereka sendiri. Karenanya, harga di kota lebih tinggi daripada harga di padang pasir.”

Lebih murah-murahnya harga barang di padang pasir di bandingkan di kota karena barang di pdang pasir tidak dikenakan pajak, sementara harga barang di kota memiliki kandungan pajak. Pengenaan pajak ini akan meningkatkan harga jual, sehingga pada gilirannya akan menyebabkan kenaikan harga.

Pada bagian lain dari bukunya, Ibnu Khaldun menjelaskan pengaruh naik dan turunnya penawaran terhadap harga. Ia mengatakan “Ketika barang-barang yang tersedia sedikit, harga-harga akan naik. Namun bila jarak antarkota dekat dan aman untuk melakukan perjalanan, akan ada banyak barang yang diimpor sehingga ketersediaan barang akan melimpah, dan harga-harga akan turun.”

Ketika menynggung tentang laba, ia mengatakan bahwa keuntungan yang wajar akan mendorong tumbuhnya perdagangan. Keuntungan yang rendah akan melesukan perdagangan karena pedagang kehilangan motivasi dan sebaliknya, keuntungan yang sangat tinggi juga akan melesukan perdagangan karena permintaan konsumen akan melemah. Ia juga mengamati fenomena tinggi rendahnya harga di berbagai negara, tanpa mengajukan konsep apapun tentang kebijakan kontrol harga.

Ibnu Khaldun juga membahas hukum-hukum yang mengendalikan perkembangan ekonomi, antara lain:

Hukum pembagian kerjaIbnu Khaldun membagi bidang kerja pada: pertanian, peternakan, perdagangan, dan industri. Pertanan dan peternakan merupakan bidang pekerjaan penduduk desa, sedangkan perdagangan dan industri menjadi bidang pekerjaan penduduk kota. Perindustrian merupakan peringkat budaya yang lebih tinggi daripada perdagangan dan pertanian sebab membutuhkan pengetahuan. “Apabila budaya semakin meningkat dan kemewahan semakin meluas, maka industri benar-benar akan tumbuh dengan nyata”.

Teori nilaiNilai sesuatu terletak pada kerja manusia yang dicurahkan padanya. Dengan kata lain subtansi nilai adalah kerja. Antara kuantitas kerja dan hasil produksi terdapat hubungan timbal balik, yang mana

Page 9: Ibnu Khaldun

bila kuantitas kerja menurun maka nilai produksi akan menurun pula dan sebaliknya.

Teori hargaYang mengendalikan harga adalah penawaran dan permintaan. Jadi bila permintaan meningkat maka hargapun meningkat pula begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini aspek kemanfaatanlah yeng menggerakkan permintaan. Dengan kata bila kemanfaatan suatau barang besar maka permintaan akan besar pula.

Faktor-faktor produksiFaktor produksi yang selalu ada ialah alam, pekerjaan, dan modal.

Pemikiran Ibnu Khaldun terasa cukup mengejutkan ditulis pada abad ke-14 M dimana pola pikir saat itu masih bersifat normatif. Analisanya terasa modern yang disusun dalam kerangka yang bersifat empiris.

Pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun mengandung dasar-dasar bagi sistem ekonomi liberal, seperti dapat diringkas pada beberapa poin berikut ini:

Dari segi kekayaan dan kompetisi bebas, para penduduk hampir seperingkat dan ini berakhir dengan berhasilna mereka memperoleh apa yang mereka inginkan.

Campur tangan negara atas pasar dan penentuan harga akan mengakibatkan lumpuhnya kehidupan ekonomi. Bila ekonomi lumpuh maka negara akan rugi sebab pemasukan pajak berkurang.

Keuntungan negara yang diperoleh dari campur tangannya dalam gerak ekonomi jauh lebih sedikit dibanding keuntungan yang diperolehnya tanpa mencampuri gerak ekonomi.

Pendapatnya yang teguh tentang perlunya kebebasan ekonomi inilah yang mendorongnya mengritik monopoli seperti yang ia kemukakan dalam bab kelima al-Muqaddimah dalam sebuah pasal yang berjudul “Monopoli” (al-Ikhtikar).

Ibnu Khaldun hidup pada suatu masa dimana negara bukanlah wakil seluruh masyarakat dan rakyat, tapi wakil dari kelompok minoritas aristokrasi yang berkuasa dengan sultan atau raja berada di puncak kekuasaan mutlak. Oleh karena itu Ibnu Khaldun mengkritik campur tangan negara karena menurutnya masyarakatlah yang berhak mengarahkan ekonomi dan bukan kelompok minoritas aristokrasi tersebut.

Page 10: Ibnu Khaldun

Demikianlah pemikiran Ibnu Khaldun yang tampak begitu modern. Ia mampu mendeskripsikan bidang ekonomi sesuai hasil pengamatannya.

Apakah pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun cukup diperhitungkan dalam kajia ekonomi modern? Hal ni sulit dipastikan karena para ahli ekonomi klasik sendiri tidak menyebut-nyebut Ibnu Khaldun. Namun setidaknya Ibnu Khaldun telah disebutkan lebih dari sekali oleh mantan presiden Amerika Ronald Reagan, dalam hubungan antara pemotongn pajak dan inflasi.

Page 11: Ibnu Khaldun

Daftar Pustaka

Mauludi, Sahrul. 2012. Ibn Khaldun Perintis Kajian Ilmu Sosial Modern. Jakarta: Dian Rakyat.

Karim, Adiwarman. 2002. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: IIIT Indonesia.

http://masmoi.wordpress.com/2010/01/10/ibnu-khaldun-bapak-ekonomi-sosilogi/ 15:17 21/09/2013

http://moslemscientists.blogspot.com/2011/10/profil-ibnu-khaldun.html 15:21 21/09/2013