FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/12832/1/BAB I, V, DAFTAR...

download FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/12832/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · filsafat pendidikan islam ibnu khaldun . dalam kitab muqaddimah dan

If you can't read please download the document

Transcript of FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN DALAM …digilib.uin-suka.ac.id/12832/1/BAB I, V, DAFTAR...

  • FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN

    DALAM KITAB MUQADDIMAH DAN RELEVANSINYA DENGAN

    BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

    Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

    untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

    Disusun Oleh:

    Moch Sofyani

    NIM. 10220015

    Dosen Pembimbing:

    Dr. Moch Nur Ichwan, S. Ag. MA.

    NIP. 19701024 200112 1 001

    JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

    FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

    YOGYAKARTA

    2014

  • iii

  • v

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini aku persembahkan buat kedua orang tua,

    terimakasih bapak dan mamah yang telah

    menjadi Bapak dan Ibu yang baik bagiku,

    serta almamater tercintaku Bimbingan dan Konseling Islam

    Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

    UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

  • vi

    MOTTO

    Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

    yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu

    dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan

    dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

    Manusia yang paling manusiawi dan menjalankan peran kemanusiaannya secara

    manusiawi pula dalam manusia sejati. Jalan satu-satunya untuk memanusiakan

    manusia dan menegakkan humanisme sosial adalah melalui pendidikan.

    sebongkah batu bisa menjadi seni bila dipahat, sementara setumpuk permata

    hanya akan menjadi batu bila dibiarkan, manusia adalah batu dan menjadi mutiara

    oleh pendidikan.

    (Achmad Dhofir Zuhry)

    Al-Nahl (16) : 125.

    Achmad Dhofir Zuhry, Filsafat Timur: Sebuah Pergulatan menuju manusia paripurna,

    (Malang: Madani, 2013), hlm. 113.

  • vii

    Kata Pengantar

    Puji dan syukur kehadirat Allah SWT sang penguasa alam semesta yang

    telah mencurahkan nikmat, hidayah serta anugrah yang tak terhingga baik yang

    terdapat di dalam diri kita maupun yang telah terhampar di jagat alam raya.

    Sehingga dengan samudra nikmat yang tak terhingga, akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi

    Muhammad SAW, beliau terlahir sebagai pembawa kabar gembira bagi manusia

    yang bersyukur kepada Allah SWT serta sebagai pemberi peringatan kepada

    manusia yang kufur terhadap nikmat Allah SWT.

    Terwujudnya skripsi ini, tidak terlepas dari peran dan bantuan dari

    berbagai pihak yang telah memberikan jalan dan bantuan kepada penulis,

    sehingga penulis menghaturkan rasa terimakasih dan penghargaan yang sedalam-

    dalamnya kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Musa Asari, MA. Selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga

    Yogyakarta.

    2. Bapak Dr. Waryono Ghafur, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Dakwah

    dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

    3. Bapak Muhsin Kalida, S.Ag., MA. Selaku Ketua Jurusan Bimbingan

    dan Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

  • viii

    4. Bapak Drs. Abdullah, MSi. Selaku Dosen Pembimbing Akademik

    serta segenap dosen pengajar yang telah membimbing dan mendidik

    penulis semalam menjadi mahasiswa baik intelektualitas, moral dan

    spiritual.

    5. Bapak Dr. Moch Nur Ichwan, S.Ag., MA. Selaku dosen pembimbing

    yang telah sabar serta meluangkan waktu dalam membimbing,

    mengarahkan serta memberikan referensi selama proses penyelesaian

    skripsi.

    6. Kasubag dan segenap kariyawan TU Fakultas Dakwah dan

    Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah memberikan

    pelayanan terbaiknya baik teknis maupun non teknis.

    7. Ayah dan Ibu serta keluarga besar yang telah mencurahkan segala

    kemampuannya untuk terus memberikan dukungan kepada penulis di

    dalam menuntut ilmu.

    8. Kepada Agus Aan Hiplunudin, S.Sos., Agus Aan Setiawan, S. Sos.,

    serta Angga Febiyanto penulis ucapkan terimakasih atas diskusi kita

    selama ini, terutama terkait dengan masalah filsafat. Serta kepada

    Gilang Sunaryo, Bayu Ardian, Glen, Rafli, Erdi, Hikmat, Daus,

    Jamjuri, Ari, Taufiq, Ali, Yosep dan Obod, penulis ucapkan

    terimakasih atas persahabat yang baik selama di asrama Banten.

    9. Sahabat-sahabatku BKI 2010, HIKMAPY (Himpunan Keluarga dan

    Mahasiswa Pandeglang Yogyakarta), KBY (Keluarga Banten

    Yogyakarta) serta sahabat-sahabatku di Organisasi Pergerakan dan

  • ix

    LMN (Liga Mahasiswa Nasdem) dan sahabatku di UMY, UII, UAD,

    APMD, AKAKOM, AMIKOM, UGM dan UNY sangat sulit bagiku

    untuk menyebutkan nama kalian satu persatu, terimakasih atas

    motivasi dan diskusi kita selama ini. Aku rindu masa-masa itu.

    Kepada mereka penulis hanya bisa mengucapkan terimakasih dan teriring

    doa semoga amal perbuatannya menjadi amal shalih di sisi Allah SWT.

    Akhir kata, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

    dan tentu masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu,

    kritik dan saran yang bersifat konstruktrif sangat penulis harapkan demi

    sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.

    Amin,..

    Yogyakarta, 22 Mei 2014

    Moch Sofyani

  • x

    ABSTRAK

    Moch Sofyani (10220015) Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas

    Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Filsafat Pendidikan

    Islam Ibnu Khaldun dalam Kitab Muqaddimah dan Relevansinya dengan

    Bimbingan dan Konseling Islam.

    Pendidikan Islam dan bimbingan dan konseling Islam pada

    perkembangannya memiliki kemunduran, karena adanya term-term dari Barat.

    Ibnu Khaldun merupakan seorang ilmuwan muslim yang diakui baik oleh

    ilmuwan Timur maupun Barat. Beliau dijuluki sebagai seorang ahli dalam bidang

    sosiologi, sejarah, politik, ekonomi, filosofis dan pendidikan. Ibnu Khaldun dalam

    dunia pendidikan dikenal sebagai orang yang sangat produktif dan telah mampu

    memadukan nilai-nilai ke-Islaman dengan nilai rasionalisme dan empirisme.

    Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana filsafat

    pendidikan Islam Ibnu Khaldun dan relevansinya dengan bimbingan dan

    konseling Islam. Filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun merujuk kepada

    pemahaman tentang potensi-potensi yang dibawa oleh manusia, sehingga manusia

    dapat menjalani kehidupan di dunia dengan baik setelah potensi tersebut dapat

    dioptimalkan dengan baik lewat pendidikan.

    Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat library research dalam

    arti penelitian menggunakan bahan-bahan yang tertulis dan dipublikasikan dalam

    bentuk buku. Semenetara metode yang digunakan dalam penelitian ini bertumpu

    kepada metode deskriftif, deduktif dan induktif yang dianalisis dengan

    menggunakan analisis isi (content analysis), sehingga penelitian ini, berusaha

    dengan bermain ide-ide dan mencoba mentransfer atau analog agar dapat

    memandang data dari segi yang baru.

    Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya relevansi filsafat

    pendidikan Islam Ibnu Khaldun dengan bimbingan dan konseling Islam. Di mana

    kegiatan bimbingan dan konseling Islam merupakan bagian dari proses pengajaran

    (talim). Bimbingan dan konseling Islam membantu individu di dalam

    mengoptimalkan potensi yang dimilikinya khususnya yaitu akal. Potensi akal

    mengantarkan manusia menggapai puncak kemuliaan, karena potensi tersebut

    adalah potensi yang setinggi-tingginya yang dimiliki setiap manusia dan tidak

    dimiliki oleh makhluk selain manusia. Sehingga potensi ini, akan membawa

    manusia kepada kemuliaan dan ketinggian di atas makhluk-makhluk Allah yang

    lainnya.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii

    SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................... iii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................ iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

    MOTTO ............................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

    ABSTRAKSI ....................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

    BAB I: PENDAHULUAN............................................................................. 1

    A. Penegasan Judul ..................................................................... 1 B. Latar Belakang Masalah ......................................................... 5 C. Rumusan Masalah .................................................................. 8 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 8 E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 9 F. Kerangka Konseptual ............................................................ 11 G. Metode Penelitian .................................................................. 27 H. Sistematika Pembahasan ....................................................... 30

    BAB II: BIOGRAFI IBNU KHALDUN ...................................................... 33

    A. Riwayat Kehidupan Ibnu Khaldun ......................................... 33 1. Realitas Sosial Politik ........................................................ 33

    2. Masa Kelahiran dan Studi .................................................. 34

    3. Masa Politik dan Menjadi Hakim ...................................... 37

    4. Masa Menulis ..................................................................... 39

    5. Masa Menjadi Pendidik ...................................................... 40

    B. Tinjauan Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah .......................... 42 1. Corak Pemikiran Ibnu Khaldun ......................................... 42

    2. Karya-karya Ibnu Khaldun ................................................. 44

    3. Pembahasan Muqaddimah Ibn Khaldun ............................ 46

    4. Pandangan Ilmuwan tentang Ibnu Khaldun

    dan Muqaddimah ............................................................... 48

    BAB III: FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN .............. 51

    A. Tinjauan Ontologi Pendidikan Islam Ibnu Khaldun .............. 52 1. Hakikat Tuhan .................................................................... 53

    2. Hakikat Alam ..................................................................... 54

    3. Hakikat Manusia dan Masyarakat ...................................... 58

    4. Pendidikan dan Pendidikan Islam ...................................... 60

    5. Pendidik dan Peserta Didik ................................................ 62

    B. Tinjauan Epistemologi Pendidikan Islam Ibnu Khaldun ....... 65 1. Tiga Akal Manusia ............................................................. 65

    2. Metode Memperoleh Pengetahuan ..................................... 67

  • xii

    3. Teori-Teori Belajar ............................................................. 70

    4. Metode Pendidikan Islam ................................................... 72

    5. Jenis-Jenis Ilmu Pengetahuan ............................................ 76

    C. Tinjauan Aksiologi Pendidikan Islam Ibnu Khaldun ............. 84 1. Nilai Pendidikan Islam ....................................................... 85

    2. Tujuan Pendidikan Islam .................................................... 86

    3. Penghargaan (reward) dan Hukuman (punishment) .......... 90

    BAB IV: BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM BERDASARKAN

    ATAS FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN ... 93

    A. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Islam Ibnu Khaldun .................................................................................. 93

    1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam ...................... 93

    2. Landasan Bimbingan dan Konseling Islam ....................... 95

    3. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Islam ............... 97

    4. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam ....................... 102

    5. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam ............................ 106

    B. Manusia Persfektif Bimbingan dan Konseling Islam Ibnu Khaldun ........................................................................... 109

    1. Manusia Sebagai Konselor ................................................. 110

    2. Manusia Sebagai Klien ...................................................... 112

    C. Metode Bimbingan dan Konseling Islam Ibnu Khaldun ........ 113 1. Metode Tadrij (Pentahapan) .............................................. 114

    2. Metode Tikrari (Pengulangan) ........................................... 115

    3. Metode al-Qurb Wa al-Muya>nah (Kasih Sayang) ............. 116 D. Nilai-nilai Dasar Bimbingan dan Konseling Islam Ibnu

    Khaldun .................................................................................. 118

    1. Nilai Progresivisme ............................................................ 118

    2. Pemeliharaan dan Pengembangan Fitrah klien .................. 119

    3. Nilai Kerjasama .................................................................. 120

    4. Kasih Sayang (al-Qurb Wa al-Muya>nah) .......................... 121 5. Nilai Penyerahan diri Kepada Allah .................................. 122

    BAB V: PENUTUP ......................................................................................... 124

    A. Kesimpulan ............................................................................ 124 B. Saran-Saran ............................................................................. 127

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 129

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Penegasan Judul

    Untuk menghindari kekeliruan penafsiran terhadap skripsi yang berjudul

    Filsafat Pendidikan Islam Ibnu Khaldun dalam Kitab Muqaddimah dan

    Relevansinya dengan Bimbingan dan Konseling Islam, maka perlu adanya

    penjelasan terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam judul tersebut, sehingga

    diperlukan suatu gambaran yang jelas serta dapat dipahami sesuai dengan arah

    penelitian yang dilaksanakan.

    1. Filsafat

    Filsafat dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah

    pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala

    yang ada (sebab, asal dan hukum).1 Sedangkan yang dimaksud filsafat

    dalam skripsi ini adalah suatu analisis dengan menggunakan akal budi

    mengenai hakikat segala yang ada di dalam pendidikan Islam Ibnu

    Khaldun.

    2. Pendidikan Islam

    Pendidikan dalam bahasa Indonesia, berasal dari kata didik

    dengan memberikan awalan pe dan akhiran an, mengandung arti

    perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Sedangkan kata Islam berasal dari

    1 Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka,

    2011), cet. Ke-10, hlm. 330.

  • 2

    kata salima yang berarti selamat sentosa. Kata ini, dibentuk dari kata

    aslama yang berarti menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Sehingga

    Islam adalah agama Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasul-Nya guna

    diajarkan kepada umat manusia, ia dibawa secara estafet dari satu generasi

    kegenerasi selanjutnya, sehingga ia menjadi rahmat, hidayah dan petunjuk

    bagi manusia yang berkelana dalam kehidupan duniawi, merupakan

    menifestasi dari sifat rahmat dan rahim Allah SWT, sehingga terjamin

    keselamatan hidupnya di dunia dan akhirat.2

    Dengan demikian, pendidikan Islam yang dimaksud dalam skripsi

    ini adalah suatu cara atau perbuatan yang dilakukan untuk mendidik

    manusia yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang ada di dalam agama

    Islam supaya memperoleh kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

    3. Ibnu Khaldun

    Ibnu Khaldun yang dimaksud dalam skripsi ini adalah intelektual

    muslim yang memiliki nama Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin bin

    Muhammad bin Hasan bin Muhammad bin Jabir bin Muhammad bin

    Ibrahim bin Abdirrahman bin Khalid bin Ustman.3 Nama aslinya ialah

    Abdurrahman, nama keluarganya Abu Zaid, dan gelarnya Waliuddin tetapi

    2 Nasrudin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Almaarif. 1993), hlm. 56-59.

    3 Ali Abdul Wahid Wafi, Kejeniusan Ibnu Khaldun, terj. Sari Narulita (Jakarta: Nuansa

    Press, 2004), hlm. 25.

  • 3

    lebih dikenal Ibnu Khaldun.4 Beliau dikenal sebagai seorang sosiologi,

    ahli sejarah, politik, filosofis, sastrawan, ekonomi dan pendidikan.

    4. Kitab Muqaddimah

    Kitab Muqaddimah yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kitab

    karya Ibnu Khaldun yang sangat monumental dan merupakan magnum

    opus-nya. Kitab ini berbicara tentang pendidikan terletak pada bab ke

    enam, dan merupakan pembahasan yang terpanjang dengan 61 pasal.

    Sehingga sepertiga dari kitab Muqaddimah Ibnu Khaldun berbicara

    tentang pendidikan.5

    5. Relevansi

    Relevansi memiliki makna kesesuaian, kecocokan, hubungan,

    kaitan usul, dengan kenyataan harus adanya agar dapat dilaksanakannya.6

    Dalam Kamus Filsafat relevansi memiliki arti sebagai berikut; 7

    a) Hubungan yang terdapat dalam istilah (Ide, Konsep, kata)

    sedemikian rupa sehingga mereka dapat dikaitkan satu sama

    lainnya untuk membentuk pernyataan yang berarti (atau ide,

    4 Muhamad Kosim, Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun; Kritis, Humanis dan

    Religius, (Jakarta: Rineka Cipta 2012), hlm. 13.

    5 Ibid., hlm. 42.

    6 J.S Baudu dan Muhamad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pustaka

    Sinar Harapan, 1994), hlm. 1151.

    7 Loren Bagus, Kamus Filsafat , (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996 ), hlm. 953.

  • 4

    konsep, kata yang bermakna lebih mendalam) dan istilah-istilah

    yang digolongkan anggota di dalam kelompok arti yang sama.

    b) Dalam logika induktif, derajat (probabilitas) harapan yang masuk

    akal bahwa satu hal akan berhubungan secara empiris, (secara

    kausal) dengan hal lain.

    Dengan demikian, relevansi yang dimaksud dalam skripsi ini

    adalah suatu proses menghubungkan filsafat pendidikan Ibnu Khaldun

    dengan bimbingan dan konseling Islam.

    6. Bimbingan dan Konseling Islam

    Bimbingan dan Konseling Islam adalah upaya membantu individu

    belajar, mengembangkan fitrah, dan atau kembali kepada fitrahnya dengan

    cara memberdayakan (enpowering) iman, akal dan kemauan yang

    dikaruniakan Allah SWT.8

    Dengan demikian yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling

    Islam dalam skripsi ini adalah suatu disiplin keilmuan yang berbicara

    tentang membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang

    dimilikinya, sehingga dapat tumbuh menjadi generasi yang berhasil baik di

    dunia maupun selamat di akhirat.

    Dari penegasan istilah yang terdapat di dalam skripsi ini, yang

    dimaksud dengan judul skripsi Filsafat Pendidikan Islam Ibnu Khaldun

    8 Anwar Sutoyo Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2013),

    hlm. 22.

  • 5

    dalam Kitab Muqaddimah dan Relevansinya dengan Bimbingan dan

    Konseling Islam, adalah suatu analisis atau pemikiran rasional yang

    dilakukan secara kritis, radikal, sistematis dan metodologis untuk

    memperoleh pengetahuan mengenai hakikat pendidikan Islam.

    B. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan Islam dalam perkembanganya mengalami perkembangan yang

    dinamis, baik dalam ranah teori maupun praktik, hal ini, disebabkan karena

    pendidikan Islam memiliki rujukan yang bukan saja secara nalar melainkan

    wahyu. Kombinasi yang dilakukan keduanya akan melahirkan suatu konsep yang

    ideal, di mana suatu konsep pendidikan khas yang akan membedakan dengan

    konsep pendidikan pada umumnya yang hanya mengembangkan akal dan budaya

    manusia.

    Keterjalinan akal dan wahyu ini diharapkan dapat menghasilkan suatu

    konsep pendidikan yang sempurna. Akan tetapi, hadirnya terma-terma baru yang

    muncul belakangan ini, terutama berasal dari Barat, sehingga timbul kesan bahwa

    perintis pendidikan berasal dari Barat. Sedangkan pendidikan Islam seakan-akan

    tenggelam. Karena pemikiran pendidikan Islam hanya dipahami dalam konteks

    klasik, back to basic tidak diaktualisasikan dalam konteks kekinian.

    Pendidikan sebagai bagian proses kreatif peradaban memiliki nilai

    strategis untuk melakukan proses kulturisasi, yakni nilai-nilai normatif-etis ke

    tataran realitas. Sehingga pendidikan sebagai jembatan yang menghubungkan atau

  • 6

    mentransformasikan nilai-nilai yang masih berada di wilayah ontologis ke tataran

    epistimologis dan aksiologis. Dengan demikian, pendidikan hendaknya dibangun

    dari kebenaran ontologi, epistimologi dan aksiologi.9

    Filsafat adalah cara untuk mencari dan merumuskan kebenaran yang

    dalam kehidupan Muslim yang selalu merujuk kepada al-Quran dan Sunah. Dari

    rumusan ini, akan tersusun suatu bagan filosofis mengenai pandangan dunia yang

    menjadi landasan ideologis dan moral pendidikan Islam. Filosofis yang

    berlandaskan al-Quran dan Sunah dalam pendidikan Islam adalah untuk

    menghilangkan kesan yang selama ini muncul bahwa pendidikan Islam tidak lebih

    sebagai pendidikan Barat yang terislamkan. Pendidikan Islam yang tersistematisir

    secara filosofis bertujuan untuk merumuskan kembali konsep pendidikan Islam

    secara lebih bermakna dan konstektual dengan persoalan manusia.

    Bimbingan dan Konseling Islam merupakan suatu disiplin keilmuan yang

    relatif masih baru dalam pendidikan Islam, akan tetapi secara praktis sudah

    dipraktekkan oleh Nabi Muhammad SAW. Banyak sekali butir-butir al-Quran

    dan hadist yang menunjukan bahwa Muhammad SAW telah mempraktekkan

    bimbingan dan konseling, sehingga dalam waktu kurang lebih 23 tahun

    membangun umat yang jahiliyah menjadi umat yang bermartabat. Akan tetapi,

    pada perkembangannya pelaksanaan dan pengembangan bimbingan dan konseling

    Islam lebih banyak mengadopsi dari Barat baik pada ranah teori atau praktik,

    9 Mohamad Irfan dan Mastuki, Teologi pendidikan, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003),

    hlm. 4.

  • 7

    karena masih minimnya pengembangan keilmuan terkait bimbingan dan konseling

    Islam.

    Perkembangan pendidikan dalam sejarah Islam bertolak belakang dengan

    perkembangan pendidikan pada masa kini, karena umat muslim terdahulu telah

    mampu membuktikan bahwa pendidkan Islam menjadi pendidikan yang disegani

    dan dipelajari baik oleh intelektual Timur ataupun Barat. Salah satu ilmuan

    muslim tersebut adalah Ibnu Khaldun.

    Ibnu Khaldun dalam dunia pendidikan dikenal sebagai seorang intelektual

    muslim yang cerdas dan produktif. Beliau adalah ilmuwan muslim yang mampu

    memadukan nilai-nilai keislaman dengan nilai rasionalisme dan empirisme. Di

    samping itu, ia adalah seorang guru yang sabar di tengah pergulatan politik yang

    harus dilakukannya secara bersamaan. Sebagai bukti bahwa ia adalah seorang

    guru yang cerdas dan produktif adalah adanya beberapa karya tulisnya yang

    memiliki nilai yang tinggi dan salah satunya adalah Muqaddimah. Kitab ini,

    diakui oleh beberapa ilmuwan baik Barat maupun Timur sebagai kitab yang

    sangat menginspiratif.

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengkaji tentang filsafat

    pendidikan Islam Ibnu Khaldun dalam kitab Muqaddimah yang direlevansikan

    dengan bimbingan dan konseling Islam. Rumusan filsafat yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah analisis ontologi, epistimologi dan aksiologi. Sehingga

    analisis tersebut menghasilkan konseptualisasi pendidikan Islam Ibnu Khaldun

    yang direlevansikan dengan bimbingan dan konseling Islam.

  • 8

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan dua

    masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun?

    2. Bagaimana relevansi filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun

    dengan bimbingan dan konseling Islam.

    D. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun.

    2. Untuk mengetahui relevansi filsafat pendidikan Islam Ibnu

    Khaldun dengan bimbingan dan konseling Islam.

    E. Kegunaan Penelitian

    a. Kegunaan Teoritis

    1. Untuk menghidupkan kembali keilmuan Islam serta

    menggunakan literatur di dalam mempergunakan ide para tokoh

    Islam di dunia.

    2. Memberikan kontribusi pemikiran bagi dunia pendidikan Islam,

    sehingga bisa memberikan gambaran ide bagi pemikir pemula.

    b. Kegunaan Praktis

    1. Diharapkan penelitian ini, memberikan kontribusi khususnya

    terhadap Prodi Bimbingan dan Konseling Islam, sehingga dapat

  • 9

    digunakan sebagai pustaka bagi penelitian selanjutnya yang

    ingin mengkaji cendekiawan muslim.

    2. Bagi penulis, penelitian ini sebagai bahan latihan dalam

    penulisan karya ilmiah sekaligus menambah khazanah

    pemikiran pendidikan Islam.

    F. Tinjauan Pustaka

    Penelitian, pengkajian dan pembahasan skripsi tentang filsafat pendidikan

    Islam Ibnu Khaldun secara umum sejauh pengamatan dan penelusuran penulis

    telah ada. Namun, beberapa karya ilmiah yang membahas secara spesifik,

    relevansinya, kepada bimbingan dan konseling Islam belum ada. Adapun buku

    dan beberapa karya ilmiah yang relevan, di antaranya, adalah :

    Skripsi, Wiwin Siswatini dengan judul: Konsep Pendidikan Islam

    Menurut Ibnu Khaldun dalam Prolegomena.10

    Skripsi ini berisi tentang konsep

    pendidikan Islam yang terdapat dalam prolegomenanya atau yang lebih dikenal

    dengan Muqaddimah Ibnu Khaldun, serta penelitian ini mengkaji dengan analisis

    epistimologi. Penelitian ini memiliki arti yang penting di dalam mengungkap

    kembali konsep pendidikan Islam Ibnu Khaldun.

    Skripsi, Iva Nurhayati dengan judul: Studi Komparatif Pemikiran Ibnu

    Khaldun Tentang Konsep Manusia dalam Perspektif Pendidikan Islam yang

    10

    Wiwin Siswatini, Konsep Pendidikan Islam Menurut Ibnu Khaldun dalam

    Prolegomena, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malik Maulana Ibrahim Malang Jurusan

    Pendidikan Agama Islam, 2008.

  • 10

    berisi tentang pandangan Ibnu Khaldun tentang konsep manusia dan implikasi

    pedagogik yang dimunculkan dalam penulisan skripsinya.11

    Penelitian ini,

    memiliki arti penting dalam mengungkap pandangan Ibnu Khaldun tentang

    manusia yang merupakan subyek dan sekaligus objek dalam pendidikan Islam.

    Buku Muhamad Kosim, Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldun ;

    Kritis, Humanis dan Religius. Buku ini, membahas tentang pemikiran Ibnu

    Khaldun secara komprehensif yang direlevansikan dengan pendidkan moderen.12

    Buku ini, digunakan peneliti sebagai acuan di dalam menganalisis kembali

    pemikiran Ibnu Khaldun tentang konsep pendidikan Islam.

    Kemudian bukunya, Abd. Rachman Assegaf. Aliran Pemikiran

    Pendidikan Islam dalam bab 5, beliau menjelaskan bahwa teori pendidikan Ibnu

    Khaldun menekankan kepada fitrah atau Potensialitas Kognitif.13

    Buku ini,

    memiliki peranan penting di dalam membantu peneliti untuk mengungkapkan

    kembali makna fitrah sebagai potensi laten yang nantinya akan di kaitkan dengan

    bimbingan dan konseling Islam.

    Skripsi, Hikmah Hayati Lubis dengan judul: Pemikiran Ibnu Khaldun

    Tentang Pengembangan Masyarakat Islam, dalam skripsi ini dibahas tentang

    pandangan Ibnu Khaldun terkait pengembangan masyarakat Islam, yang

    11

    Iva Nurhayati, Studi Komparatif Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Konsep Manusia

    Dalam Persfektif Pendidikan Islam, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

    Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2004.

    12

    Muhamad Kosim, Pemikiran Ibnu Khaldun, (Jakarta: PT. Rineka Cipta , 2012).

    13

    Abd. Rachman Assegaf, Aliran Aliran Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,

    2013).

  • 11

    dikorelasikan dengan masyarakat saat ini.14

    Skripsi ini menjadi penting untuk

    mengetahui pengembangan masyarakat dalam pandangan Ibnu Khaldun.

    Dengan demikian, hasil penelitian di atas memiliki arti yang penting di

    dalam mengungkapkan kembali pemikiran Ibnu Khaldun serta perjalanan

    kehidupan Ibnu Khaldun. Sementara skripsi ini, akan lebih memfokuskan kepada

    filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun terkait masalah konsepsi pendidikan Islam

    yang akan direlevansikan dengan bimbingan dan konseling Islam.

    G. Kerangka Konseptual

    1) Filsafat Pendidikan Islam

    a) Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

    Filsafat dalam bahasa Arab yaitu falsafah, sementara dalam

    bahasa Yunani yaitu philosophia, yang berasal dari dua kata yaitu

    philo yang memiliki arti cinta, suka (loving) dan sophia yang

    memiliki arti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, philosophia adalah

    cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.15

    Harun Nasution menjelaskan bahwa filsafat adalah berpikir

    menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi,

    14

    Hikmah Hayati Lubis, Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Pengembangan Masyarakat

    Islam, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam,

    2008.

    15

    Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), cet. Ke-1, hlm. 2.

  • 12

    dogma dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke

    dasar-dasar persoalan.16

    Sedangkan, istilah pendidikan Islam, pada umumnya mengacu

    kepada terma al-tarbiyah, al- tadib dan al-talim.17

    kata tarbiyah

    berasal dari kata rabb yang memiliki makna tumbuh, berkembang,

    memelihara, merawat, mengatur dan menjaga kelestarian eksistensinya,

    sementara secara istilah tarbiyah memiliki makna luas yang terdiri

    memelihara dan menjaga fitrah peserta didik menjelang dewasa (baliqh),

    mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan, mengarahkan

    seluruh fitrah menuju kesempurnaan dan melaksanakan pendidikan

    secara bertahap.18

    Sementara tadib berasal dari kata addaba yang memiliki makna

    memberi adab.19

    Secara istilah tadib adalah pengenalan dan pengakuan

    yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta

    didik) tentang berbagai tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam

    tatanan penciptaan.20

    16

    Harun Nasution, Filsafat Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1989), cet. Ke-4, hlm. 3.

    17

    Mukodi, Pendidikan Islam Terpadu : Reformasi Pendidikan di Era Global,

    (Yogyakarta : Magnum Pustaka, 2010), hlm. 1.

    18

    Abdurrahman an-Nawawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung:

    CV. Diponegoro, 1992), hlm. 31-32.

    19

    Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Penerbit Kalam Mulia, 2012), hlm. 34.

    20

    Mukodi, Pendidikan Islam Terpadu : Reformasi Pendidikan di Era Global, hlm. 4.

  • 13

    Sedangkan talim berasal dari kata allama yuallimu yang berarti

    mengajar. Kata talim inilah yang digunakan oleh Ibnu Khaldun di dalam

    muqaddimahnya. Rasyid Ridha yang dikutip Mukodi mengartikan talim

    sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu

    tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.21

    Sementara pendidikan Islam adalah proses transmisi ilmu

    pengetahuan yang dilakukan untuk mengembangkan, potensi yang

    dimiliki oleh setiap manusia sehingga menjadi pribadi yang sempurna

    (Insan Kamil). Zakiah Daradjat mengungkapkan bahwa pribadi manusia

    yang sempurna ditandai dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku

    yang sesuai dengan petunjuk ajaran Islam.22

    Dengan demikian filsafat pendidikan Islam adalah suatu

    penyelidikan yang sedalam-dalamnya terkait dengan pendidikan Islam

    tanpa terikat dengan tradisi dogma atau agama, sehingga sampai kepada

    dasar-dasar persoalan yang ada di dalam pendidikan Islam itu sendiri,

    akan tetapi tidak keluar dari nilai-nilai yang terkandung di dalam agama

    Islam. Dalam filsafat pendidikan Islam ada tiga hal yang harus ada yaitu

    ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ketiga rumusan tersebut memiliki

    peran yang sangat mendasar di dalam merumuskan konseptualisasi

    pendidikan Islam.

    21

    Ibid., hlm. 3.

    22

    Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012), hlm. 28.

  • 14

    2) Bimbingan dan Konseling Islam

    a) Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam

    Secara etimologi kata bimbingan berasal dari bahasa Inggris yaitu

    guidance. Kata guidance adalah berasal dari kata kerja yaitu to

    guidance yang memiliki arti menunjukan, membimbing atau menuntun

    orang lain ke jalan yang benar23

    . Sementara konseling secara etimologi

    berasal dari kata counseling kata ini berasal dari kata kerja to

    counsel atau to give advice memiliki makna memberikan saran dan

    nasihat.

    Meurut Tohari Musnawar Bimbingan adalah proses pemberian

    bantuan terhadap individu agar kegiatan belajar atau pendidikannya

    senantiasa selaras dengan tujuan pendidikan Islam, yaitu menjadi insan

    kamil sebagai sarana mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.24

    Sementara konseling adalah suatu proses pemberian bantuan terhadap

    individu agar mampu mengatasi segala hambatan dalam kegiatan belajar

    atau pendidikannya, dengan menyadari eksistensinya sebagai makhluk

    Allah SWT yang harus senantiasa mengikuti ketentuan dari petunjuk-

    23

    M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta:

    Bulan Bintang, 1979), hlm. 18.

    24

    Tohar Musnawar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami,

    (Yogyakarta: UII Press, 1992), hlm. 92.

  • 15

    Nya agar menjadi manusia sempurna, sebagai sarana mencapai

    kebahagiaan di dunia dan di akhirat. 25

    Berdasarkan rumusan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

    bimbingan dan konseling Islam merupakan suatu upaya membantu

    individu dalam rangka mengembangkan fitrah yang merupakan potensi

    yang telah diberikan oleh Allah SWT guna memperoleh kebahagiaan baik,

    di dunia maupun kebahagiaan di akhirat.

    b) Landasan Bimbingan dan Konseling Islam

    Landasan bimbingan dan konseling Islam adalah al-Quran dan

    as-Sunah, sebab keduanya merupakan sumber dari segala sumber pedoman

    kehidupan umat Islam. al-Quran dan Sunah Rasul merupakan landasan

    yang ideal dalam konseptual bimbingan dan konseling Islam.26

    Al-Quran

    dan Sunah Rasul bersifat landasan naqliyah. Sehingga diperlukan

    pendekatan yang lain yang bersifat aqliyah, yang dimaksud dengan

    aqliyah di sini adalah filsafat dan ilmu, dalam hal ini filsafat Islam dan

    ilmu sebagai landasan ilmiah yang sejajar dengan ajaran Islam.27

    Dengan demikian landasan bimbingan dan konseling Islam secara

    ideal berlandaskan kepada al-Quran dan Sunah, landasan ini bersifat

    naqliyah, sehingga dibutuhkan landasan yang bersifat aqliyah sebagai

    25

    Ibid., hlm. 92.

    26

    Ibid., hlm. 5-6.

    27

    Ibid., hlm. 6-7.

  • 16

    landasan yang bersifat keilmuan secara ilmiah seperti psikologi, sosiologi,

    antropologi dan keilmuan lainnya yang memiliki hubungan dengan

    bimbingan dan koseling Islam.

    c) Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Islam

    Pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam harus

    memperhatikan beberapa prinsip, sehingga prinsip ini dijadikan pedoman

    dalam program pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam. Sebagai

    berikut: 28

    1) Prinsip dasar bimbingan dan konseling Islam

    a) Manusia ada di dunia ini bukan ada dengan

    sendirinya, tetapi ada yang menciptakan yaitu Allah

    SWT.

    b) Manusia adalah hamba Allah yang harus selalu

    beribadah kepada-Nya sepanjang hayat.

    c) Allah menciptakan manusia dengan tujuan agar

    manusia melaksanakan amanah dalam bidang

    keahlian masing-masing sesuai ketentuan-Nya.

    d) Manusia semenjak lahir telah diberikan fitrah berupa

    iman untuk keselamatan di dunia dan akhirat.

    28

    Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2013),

    hlm. 208-217.

  • 17

    e) Iman perlu dirawat agar tumbuh subur dan kukuh

    dengan memahami dan mentaati aturan Allah.

    f) Bahwa dalam membimbing individu seyogianya

    diarahkan agar individu secara bertahap mampu

    membimbing dirinya.

    g) Islam mengajarkan agar umatnya saling nasihat

    menasihati serta tolong menolong dalam hal kebaikan

    dan taqwa.

    2) Prinsip yang berhubungan dengan konselor

    a) Konselor dipilih atas dasar kualifikasi keimanan,

    ketaqwaan dan pengetahuan.

    b) Konselor membantu individu dalam rangka

    mengembangkan atau kembali kepada fitrahnya.

    c) Ada tuntunan Allah agar pembimbing mampu

    menjadi teladan yang baik bagi individu yang

    dibimbingnya.

    d) Konselor harus memelihara informasi yang diperoleh

    dari individu yang dibimbingnya.

    e) Konselor harus menyerahkan semua urusannya

    kepada Allah SWT, karena ada hal-hal gaib yang

    menjadikan keterbatasan konselor.

    f) Konselor harus memahami terhadap kekuranagan

    sendiri, sehingga ketika suatu saat konselor

  • 18

    menghadapi kebuntuan, maka dapat dilakukan alih

    tangan.

    3) Prinsip yang berhubungan dengan konseli

    a) Individu harus kembali memantapkan dirinya dengan

    hakikat la > ila>ha illalla>h dan konsekuensi ucapan

    Asyhadu an-la ila>ha illalla>h.

    b) Konseli harus memahami bahwa kehidupan tidaklah

    bersifat abadi.

    c) Akal dan hati nurani adalah potensi penting bagi

    kehidupan yang sehat bagi individu.

    d) Manusia ada bukan karena sendirinya, melainkan

    diciptakan Allah lewat kedua orang tuanya.

    e) Tujuan manusia diciptakan sebagai khalifah dan

    beribadah.

    f) Pembawaan manusia sejak lahir adalah bersih, suci

    dan memiliki kecendrungan ke hal-hal yang positif.

    4) Prinsip yang berhubungan dengan layanan

    a) Ada perbedaan kewajiabn dan tanggung jawab

    individu dihadapan Allah SWT.

    b) Kewajiban manusia adalah berikhtiar sekuat tenaga

    kemudian menyerahkannya hasilnya kepada Allah.

    c) Ada hikmah dibalik ibadah dan syariah yang

    ditetapkan Allah untuk manusia.

  • 19

    d) Ada hikmah di balik hal-hal yang kadang tidak

    disukai manusia.

    e) Musibah yang dihadapi oleh suatu individu tidak

    selalu dimaknai hukuman, tetapi mungkin suatu

    peringatan atau ujian dari Allah SWT, untuk

    meningkatkan ketakwaan seseorang.

    f) Menjunjung keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

    serta merawat dan menyuburkan ibadah sesuai

    tuntunan Allah.

    g) Memahami dan mentaati kandungan al-Quran dan

    Sunah Rasul.

    h) Individu yang selalu mengasah dan mengasuh jiwanya

    dengan tuntunan Allah.

    i) Ada faktor internal yang menyebabkan manusia

    tergelincir oleh rayuan setan serta manusia memiliki

    kemampuan untuk menolak rayuan setan dengan

    kemampuan akal, perasaan.

    j) Perbuatan maksiat disebabkan kelemahan manusia

    dan bukan hanya dipertanggungjawabkan di dunia

    akan tetapi juga di akhirat.

    k) Adanya penanaman aqidah serta keharusan

    menjaganya yang disertai dengan memahami syariat

    Islam.

  • 20

    l) Dalam menyapa individu yang dibimbingnya,

    konselor hendaknya memanggil dengan panggilan

    yang baik.

    m) Serta tidak menilai keimanan seseorang hanya dari

    ucapannya akan tetapi harus dilihat kesungguh-

    sungguhannya di dalam mewujudkan apa yang

    diimaninya.

    d) Asas-asas Bimbingan dan Konseling Islam

    Bimbingan dan konseling Islam berlandaskan kepada al-Quran

    dan hadist atau Sunah Nabi, ditambah dengan landasan filosofis dan

    landasan keimanan.

    Tohari Musnawar merumuskan asas-asas bimbingan dan

    konseling Islam,29

    adalah:

    1) Asas-asas kebahagiaan dunia dan akhirat

    Tujuan akhir dari pelaksanaan bimbingan dan konseling

    Islam adalah membantu klien atau konseli, mencapai

    kebahagian yang senantiasa didambakan oleh setiap

    muslim.

    29

    Tohar Musnawar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, hlm. 20-

    33.

  • 21

    2) Asas fitrah

    Bimbingan dan konseling Islam merupakan bantuan kepada

    klien atau konseli, untuk mengenal, memahami dan

    menghayati fitrahnya.

    3) Asas lilla>hi taa >la>

    Pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam hendaknya

    diselenggarakan semata-mata karena Allah SWT. Sehingga

    pelaksanannya tanpa pamrih dan penuh keikhlasan.

    4) Asas bimbingan seumur hidup

    Pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam merupakan

    bagian dari pendidikan seumur hidup.

    5) Asas kesatuan jasmani dan rohani

    Manusia hidup di dunia ini terdiri dari dua komponen yaitu

    rohani dan jasmani. Bimbingan dan konseling Islam melihat

    bahwa jasmani dan rohani sebagai satu kesatuan yang tidak

    bisa dipisahkan.

    6) Asas kemajuan individu

    Bimbingan dan konseling Islam harus melihat kepada

    individu sebagai suatu maujud (eksistensi), individu

  • 22

    mempunyai hak, mempunyai perbedaan dengan yang

    lainnya, serta mempunyai kemerdekaan untuk maju.

    7) Asas sosialitas manusia

    Manusia merupakan makhluk sosial, hal ini diakui dan

    diperhatikan dalam bimbingan dan konseling Islam.

    Pergaulan, cinta kasih, rasa aman, penghargaan terhadap

    diri sendiri, orang lain, rasa memiliki dan di miliki,

    semuanya merupakan aspek-aspek yang harus diperhatikan

    di dalam bimbingan dan konseling Islam.

    8) Asas ke khalifahan manusia

    Bimbingan dan konseling Islam mendorong konseli sebagai

    pemimpin dalam keseimbangan dengan kedudukannya

    sebagai makhluk Allah SWT yang harus mengabdi kepada-

    Nya.

    9) Asas keselarasan dan kadilan

    Islam sangat menghendaki keselarasan, keharmonisan,

    keseimbangan, keserasian dalam segala hal, dengan kata

    lain, Islam menghendaki berlaku adil terhadap hak dirinya

    sendiri, hak orang lain serta hak alam semesta.

  • 23

    10) Asas kasih sayang

    Setiap manusia pada dasarnya, memerlukan cinta kasih dan

    rasa sayang dari orang lain. Dalam pelaksanaannya

    konseling harus berlandaskan kepada kasih sayang, sebab

    hanya dengan kasih sayanglah bimbingan dan konseling

    Islam akan berhasil.

    11) Asas saling menghargai dan menghormati

    Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam, di

    antara konseli dan konselor harus saling menghargai.

    Karena, yang membedakannya hanya kepada fungsinya

    saja, yakni pihak satu yang memberikan bantuan dan pihak

    kedua yang menerima bantuan.

    12) Asas musyawarah

    Bimbingan dan konseling Islam, dilakukan dengan asas,

    maksudnya adalah antara konselor dan konseli terjadi dialog

    yang baik, satu sama lain tidak saling mendikte, sehingga,

    tidak ada perasaan tertekan, dan keinginan saling menekan.

    13) Asas keahlian

    Bimbingan dan konseling Islam dilakukan oleh orang yang

    memiliki kemampuan keahlian dibidangnya, Islam

    mengingatkan melaui hadist Rasulallah SAW, bersabda;

  • 24

    idza> dhuyyaat al-ama>natu f>antadzir as-sa>ata, qa >la kaifa idha>atuha> ya> Rasulallah, qa>la idza> usnida al-amru ila ghoiri ahlihi fantadzir as-sa>ata. (HR. Bukhari).30

    Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran

    terjadi." Ada seorang sahabat bertanya; bagaimana

    maksud amanat disia-siakan? Nabi menjawab; "Jika

    urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah

    kehancuran itu."

    e) Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

    Bimbingan dan konseling Islam pada dasarnya merupakan proses

    memberi bantuan kepada individu dalam rangka mewujudkan dirinya

    sebagai manusia seutuhnya, agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia

    dan di akhirat.31

    Tohari Musnawar merumuskan bimbingan dan konseling menjadi

    dua bagian yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus yaitu:32

    1) Tujuan secara umum

    Membantu individu mewujudkan dirinya menjadi

    manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di

    dunia dan di akhirat.

    2) Tujuan secara khusus

    Membantu individu agar tidak menghadapi masalah,

    mengatasi masalah serta membantu individu memelihara

    30

    Shahih Bukhari, no. 6015.

    31

    Tohar Musnawar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, hlm. 33.

    32

    Ibid., hlm. 34.

  • 25

    dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau

    yang lebih baik atau yang telah baik agar tetap baik atau

    menjadi lebih baik, sehingga tidak menjadi masalah buat

    dirinya dan orang lain.

    Dengan demikian bahwa tujuan bimbingan dan konseling Islam

    terbagi kepada dua yaitu tujuan secara umum dan khusus. Tujuan secara

    umum pada dasarnya membantu manusia untuk memperoleh kebahagiaan

    di dunia dan akhirat. Sedangkan tujuan secara khusus adalah memelihara

    kondisi manusia supaya tetap baik, sehingga tidak menjadi masalah buat

    dirinya dan untuk orang lain.

    f) Metode bimbingan dan konseling Islam

    Menurut Tohari Musnawar metode bimbingan dan konseling

    Islam diartikan sebagai cara untuk mendekati masalah, sehingga diperoleh

    hasil yang memuaskan, sementara metode bimbingan dan konseling Islam

    terbagi kepada dua, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.33

    Metode langsung adalah metode komunikasi secara langsung di mana

    pembimbing (konselor) melakukan komunikasi dengan orang yang

    dibimbingnya. Sedangkan metode tidak langsung adalah metode

    bimbingan dan konseling Islam yang dilakukan melalui media komunikasi

    33

    Ibid., hlm. 49.

  • 26

    masa.34

    Akan tetapi, pada dasarnya kedua metode ini, bersifat proses

    komunikasi dalam arti ada tahap-tahap yang harus dilakukan dalam

    bimbingan dan konseling Islam. Tahap-tahap yang dilakuakan harus

    disesuaikan dengan kondisi klien, sehingga dibutuhkan penguatan-

    penguatan bahkan pengulangan dan perlakuan yang baik terhadap klien.

    g) Kepribadian konselor Islam

    Samsul Munir mengatakan bahwa seorang konselor Islam harus

    memenuhi keriteria, di antaranya:35

    1) Konselor Islam hendaknya orang yang menguasai materi

    khususnya dalam masalah keilmuan agama Islam.

    2) Konselor Islam hendaknya orang yang mengamalkan nilai-

    nilai agama Islam dengan baik dan konsisten.

    3) Konselor Islam sedapat mungkin mentransfer kaidah-kaidah

    agama Islam secara garis besar yang relevan dengan

    masalah yang dihadapi konseli.

    4) Konselor Islam hendaknya menguasai metode dan strategi

    yang tepat dalam menyampaikan bimbingan dan konseling.

    5) Konselor Islam hendaknya menguasai bidang Psikologi

    secara integral.

    34

    Ibid., 50.

    35

    Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 269-271.

  • 27

    Dengan demikian seorang konselor Islam harus menguasai betul

    materi kaidah-kaidah agama Islam yang diintegrasikan dengan keilmuan

    bimbingan dan konseling Islam, serta dibantu dengan keilmuan psikologi

    yang bersifat integral.

    H. Metode Penelitian

    1) Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian library research, yakni

    bersifat statement atau pernyataan serta oposisi-oposisi yang dikemukakan

    oleh cendekiawan sebelumnya.36

    Oleh karena itu, penelitian ini, berupa

    telaah atau kajian pustaka yang merupakan data verbal, hal ini, peneliti

    lakukan dengan cara menganalisis, menuliskan mengklarifikasi dan

    mengkajinya.

    2) Pendekatan Penelitian

    Pendekatan yang dipakai oleh penulis adalah :

    a) Pendekatan filosofis.

    Pendekatan ini, digunakan untuk mengetahui dan

    mengungkapkan konstruk filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun

    yang direlevansikan dengan bimbingan dan konseling Islam,

    sehingga diketahui aspek ontologi, epistimologi dan aksiologi-nya.

    36

    Lexy j. Moleong, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda karya, 2002 ), hlm. 164.

  • 28

    b) Pendekatan psikologis.

    Pendekatan ini, digunakan untuk memunculkan aspek

    psikologis dari filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun.

    3) Metode Berpikir

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    deskriftif, deduksi dan induksi. Metode deskriftif merupakan seluruh hasil

    penelitian yang harus dibahas di sini ada kesatuan mutlak antara bahasa

    dan pemikiran, pemahaman yang baru menjadi mantap apabila

    dibahasakan, sehingga pemahaman menjadi lebih terbukti melalui

    pemahaman umum.37

    Metode deduksi merupakan cara menarik kesimpulan dari umum

    ke yang khusus merumuskan cara atau proses berpikir di mana sesuatu

    dianggap benar secara umum, proses berpikir didasarkan kepada

    pengetahuan yang umum untuk mencapai pengetahuan yang khusus.38

    Metode induksi adalah alat berpikir untuk memperoleh kesimpulan

    yang beranjak dari yang khusus menuju yang umum, hal ini berarti, objek

    khusus yang banyak lalu disimpulkan dalam bentuk suatu konsep yang

    memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.39

    37

    Winarman Surachman, Dasar dan Tekhnik Research, (Bandung: Tarsito, 1978), hlm.

    56.

    38

    Moch Ali, Penelitian Pendidikan Prosedur Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), hlm.

    16. 39

    Ibid., hlm. 16

  • 29

    4) Sumber Data

    a) Data Primer

    Sumber data yang digunakan penulis berupa buku-buku

    Ibnu Khaldun terutama Kitab Muqaddimah Ibn Khaldun.

    b) Data Sekunder

    Data sekunder sebagai pendukung terkait dengan Ibnu

    Khaldun yang diperoleh dari buku-buku, journal, majalah, surat

    kabar dan sebagainya yang terkait langsung atau tidak langsung

    dengan data primer.

    5) Tekhnik Analisis Data

    Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

    data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

    ditemukan tema dan dapat dirumuskan seperti yang diharapkan data.40

    Semua data yang dibutuhkan akan dikumpulkan dengan teknik

    dokumentasi. Setelah dilakukan pengumpulan, maka data tersebut diambil

    kesimpulan dengan menggunakan teknik analisis kualitatif yang bertumpu

    kepada analisis isi (content analysis). Analisis isi (Content analysis) adalah

    suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi (kesimpulan) dan

    validitas data dengan memperhatikan konteksnya.41

    Karena penelitian ini,

    40

    Lexy j. Moleong, Penelitian Kualitatif, hlm. 280.

    41

    Kalause Krippendrof, Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi, (Jakarta: Rajawali

    Press, 1991), hlm. 15.

  • 30

    adalah kualitatif maka dalam analisis dominan adalah interpretasi yang

    berarti menyusun dan merangkai unsur-unsur yang ada dengan cara yang

    baru, merumuskan hubungan baru antara unsur-unsur yang lama dan

    melakukan proyeksi terhadap apa yang ada. Sehingga diperoleh makna yang

    dimaksud oleh tokoh tersebut secara khas. Jadi penelitian ini, berusaha

    bermain dengan ide-ide dan mencoba mentransfer atau analog agar dapat

    memandang data dari segi yang baru.42

    I. Sistematika Pembahasan

    Bagian Awal : pada bagian ini merupakan bagian awal dari sistematika

    skripsi ini. Bagian ini berbicara tentang judul skripsi, memuat halaman

    pengesahan, motto yang memiliki korelasi dengan isi pembahasan skripsi

    serta ucapan terimakasih dan rasa syukur kehadirat Allah Tuhan yang Maha

    Esa.

    BAB. I PENDAHULUAN

    Pada bab ini, berbicara tentang penegasan istilah yang terdapat di dalam

    judul skripsi ini, sehingga memberikan arah yang jelas yang dimaksud

    istilah judul skripsi. Selanjutnya pada bab ini juga berbicara tentang latar

    belakang masalah yang merupakan alasan pengambilan judul skripsi,

    sehingga menjadi rumusan masalah dan tujuan penelitian yang sekaligus

    dikonseptualkan dengan landasan teori yang digunakan di dalam skripsi ini.

    42

    S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1998), hlm.

    126.

  • 31

    BAB. II BIOGRAFI IBNU KHALDUN

    Pada bab II berbicara tentang Ibnu Khaldun dalam bingkai sejarah.

    Sehingga diketahui bagaimana kehidupan serta asal usul Ibnu Khaldun,

    pendidikan Ibnu Khaldun dan peran atau sumbangan-sumbangan Ibnu

    Khaldun terhadap pendidikan Islam khususnya. Pembahasan kehidupan

    Ibnu Khaldun menjadi penting karena kemudian hal-hal tersebut yang

    mempengaruhi pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun, termasuk pemikiran

    yang terabadikan di dalam kitab monumentalnya atau magnum opus-nya

    yaitu kitab muqaddimah-nya yang kemudian kitabnya tersebut banyak

    diterjemahkan kedalam berbagai bahasa.

    BAB. III FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUN

    Bab ini, berbicara tentang bagaimana filsafat pendidikan Islam Ibnu

    Khaldun yang terkandung di dalam kitab muqaddimah-nya. Perumusan

    filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun di dasarkan kepada tinjauan

    ontologi, epistemologi serta aksiologi. Tinajauan ontologi berbicara tentang

    bagaimana Ibnu Khaldun berbicara tentang komponen-komponen yang ada

    di dalam filsafat pendidikannya, sementara tinjauan epitemologi berkaitan

    dengan bagaimana teori filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun, sedangkan

    tinjauan aksiologi berbicara tentang nilai-nilai yang dibangun di dalam

    filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun.

  • 32

    BAB. IV BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM BERDASARKAN

    ATAS FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KAHLDUN

    Bab ini, berbicara tentang rumusan bimbingan dan konseling Islam yang

    direlevansikan dengan filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun. Sehingga

    diperoleh rumusan bimbingan dan konseling Islam Khaldunian.

    BAB. V PENUTUP

    Bab ini, merupakan bab penutup, yang berisi tentang kesimpulan serta saran

    untuk penelitian selanjutnya dan referensi yang digunakan dalam penelitian

    ini. Kemudian dilengkapi dengan daftar riwayat hidup peneliti.

  • 124

    BAB V

    PENUTUP

    Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan akhir yang dapat

    menggambarkan garis-garis besar dari pembahasan-pembahasan yang ada dalam

    skripsi ini, sekaligus menjadi jawaban atas rumusan masalah yang diajukan dalam

    penelitian ini.

    Selain itu, penulis paparkan saran-saran yang dapat dijadikan

    pertimbangan bagi pendidik (pembimbing), peserta didik, lembaga pendidikan

    serta bagi peneliti selanjutnya yang akan memperluas cakrawala pengetahuan,

    khususnya dibidang filsafat pendidikan Islam dan bimbingan dan konseling Islam.

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap pembahasan skripsi

    ini, maka penulis dapat menyimpulkan poin-poin yang berkaitan dengan filsafat

    pendidikan Islam Ibnu Khaldun dan relevansinya dengan bimbingan dan

    konseling Islam.

    1. Filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun merujuk kepada tiga aspek di

    antaranya aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis. Pertama,

    aspek ontologis melahirkan ide-ide terkait dengan apa yang ada di

    dalam pendidikan Islam, di mana ide tentang ada yang pada dasarnya

    saling berhubungan di antara satu dan yang lainnya. Ide tentang ada

    tersebut di antaranya berbicara tentang hakikat Tuhan, di mana Tuhan

    merupakan dzat yang telah menciptakan manusia serta potensi-potensi

  • 125

    yang dimilikinya terutama kemampuan berpikir, ide tentang hakikat

    alam yang merupakan keberadaan alam sebagai tempat para makhluk

    dan manusia dapat berinteraksi. Ide tentang hakikat manusia sebagai

    makhluk sosial dan akan membentuk tatanan kemasyarakatan ,

    sehingga melahirkan pendidikan.

    Kedua, aspek epistemologi, pada aspek ini diperoleh bahwa peranan

    akal memiliki implikasi yang besar terhadap manusia di dalam

    membantu memperoleh pengetahuan. Keberadaan akal pada manusia

    akan mendorong manusia untuk berpikir terkait tentang pengetahuan.

    Sehingga diperoleh metode, teori belajar dan jenis-jenis ilmu

    pengetahuan.

    Ketiga, secara aksiologi diperoleh rumusan-rumusan terkait tentang

    nilai-nilai yang diperoleh dalam filsafat pendidikan Islam, di mana

    nilai progresivisme merupakan nilai yang mendasar karena keterkaitan

    dengan akal manusia, selain itu, diperoleh rumusan terkait denan

    tujuan pendidikan sehingga menjadi tolak ukur keberhasilan

    pendidikan tersebut serta adanya penghargaan yang merupakan hal

    yang sangat penting di dalam pelaksanaan pendidikanIslam.

    2. Relevansi filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun dengan bimbingan

    dan konseling Islam yang dapat diperoleh penulis yaitu:

    Pertama, bangunan teori bimbingan dan konseling Islam berdasarkan

    pemahaman manusia sebagai makhluk sosial sehingga akan

    mendorong manusia untuk melakukan interaksi yang di dalamnya

  • 126

    berlangsung bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling Islam

    sebagai ilmu pengetahuan mempunyai landasan baik landasan secara

    naqliyah maupun aqliyah, secara naqliyah berdasarkan kepada al-

    Quran dan Sunah, sedangkan secara aqliyah berdasarkan kepada

    keilmuan yang bersifat integratif seperti psikologi, sosiologi, fisiologi.

    Kedua, bimbingan dan konseling Islam memandang manusia dari dua

    segi yaitu sebagai konselor dan klien, sebagai konselor diharapkan

    manusia dapat menjadi pembimbing yang baik yang dibekali dengan

    keilmuan bimbingan dan konseling Islam, sedangkan sebagai klien

    manusia diharapkan dapat mengoptimalkan segala kemampuannnya

    untuk menghadapi berbagai persoalan dan hambatan-hambatan di

    dalam kehidupannya.

    Ketiga, metode bimbingan dan konseling Islam memiliki tiga metode

    yaitu tadrij, tikrari dan qurb wa al-muya>nah. Metode tadrij

    (pentahapan), di mana bimbingan dan konseling Islam harus

    dilaksanakan secara bertahap, metode tikrari (pengutana), di mana

    metode ini lebih bersifat penguatan-penguatan yang diberikan kepada

    klien seperti motivasi, sementara metode qurb wa al-muya>nah (kasih

    sayang) sebagai metode yang mengedepankan nilai-nilai kasih sayang.

    Keempat, bimbingan dan konseling Islam memiliki nilai-nilai yang

    merupakan ruh di dalam keilmuan bimbingan dan konseling Islam

    seperti nilai progresivisme, pemeliharaan dan pengambangan fitrah,

  • 127

    nilai kerjasama, nilai kasih sayang dan nilai penyerahan diri kepada

    Allah.

    B. Saran-saran

    1. Untuk Pendidik (Pembimbing)

    Pendidik atau guru pembimbing hendaknya menciptakan nilai-nilaii

    pendidikan yang bernuansa kasih sayang, optimisme dan

    pengembangan potensi peserta didik. Karena dilapangan masih banyak

    ditemukan berbagai prilaku-prilaku yang dapat merusak potensi

    peserta didik, seperti kekerasan baik yang bersifat fisik maupun yang

    bersifat psikis, padahal hal ini sangat berbahaya terhadap

    perkembangan potensi peserta didik. Selain itu, pembimbing

    diharapkan dapat memberikan suri tauladan terhadap peserta didik,

    karena peserta didik lebih mudah meniru terhadap orang yang

    diidolakannya.

    2. Untuk Peserta didik

    Peserta didik hendaknya mampu secara mandiri mengembangkan

    potensi-potensi yang dimilikinya secara internal. Dalam arti ia

    hendaknya mampu memotivasi diri untuk terus belajar yang sungguh-

    sungguh, sehingga menjadi manusia yang mencapai puncak

    kemuliaan. Selain itu, peserta didik diharapkan banyak menghubungi

    guru-gurunya, karena hal ini, akan membantu dirinya di dalam

    mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, sehingga menjadi

    suatu keahlian bagi dirinya.

  • 128

    3. Untuk Lembaga Pendidikan

    Lembaga pendidikan diharapkan dapat menciptakan suasana

    pendidikan yang berbasis kepada pengembangan potensi peserta didik.

    Karena setiap peserta didik memiliki kemampuan dan minat yang

    berbeda-beda, sehingga dibutuhkan wahana yang dapat menampung

    dan mengembangkan potensi yang telah dimilikinya.

    4. Peneliti selanjutnya

    Filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun dan relevansinya dengan

    bimbingan dan konseling Islam masih belum dikatakan sempurna. Hal

    ini, disebabkan oleh keterbatasan waktu, sumber rujukan, metode serta

    pengetahuan dan ketajaman analisis yang penulis miliki. Oleh

    karenanya, diharapakan kepada peneliti baru bersedia mengkaji ulang

    dari hasil karya penelitian ini.

  • 129

    DAFTAR PUSTAKA

    Departemen Agama RI, AL-Quran dan Terjemah, Jakarta: PT. Syamil Cipta

    Media, 2005.

    Poerwadarminta, w.j.s, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Balai

    Pustaka, 2011.

    J.S Baudu dan Muhamad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka

    Sinar Harapan, 1994.

    Ibnu Khaldun, Muhamad, Muqaddimah Ibn Khaldun, Beirut: Muassasah al-Kutub

    al-Tsaqafiyyah, 1996.

    Ibn Khaldun, Muqaddimah Ibn Khaldun, terj. Ahmadie Thoha, Jakarta: Pustaka

    firdaus.2013.

    Anwar Sutoyo Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar

    2013.

    Tohar Musnawar, Dasar-dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami,

    Yogyakarta: UII Press, 1992.

    Nasrudin Razak, Dienul Islam, Bandung: PT. Almaarif. 1993.

    Hakimul Ikhwan Affandi, Akar Konflik Sepanjang Zaman; Elaborasi Pemikiram

    Ibnu Khaldun, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

    Hafidz Hasyim, Watak Peradaban Ibnu Khaldun, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

    2011.

    Abdul Razak Nauwfal, Tokoh-Tokoh Cendekiawan Muslim, Sebagai Perintis Ilmu

    Pengetahuan Moderen, Jakarta: Kalam Mulia, 1999.

    Abdullah, Muhamad Enan, Biografi Ibnu Khaldu>n, terj. Machnun Husein, Jakarta:

    Zaman, 2013.

    Wahid, Abdul Ali Wafi, Kejeniusan Ibnu Khaldun, terj. Sari Narulita, Jakarta:

    Nuansa Press, 2004.

    Wahid, Abdul Wafi Ali, Ibnu Khaldun; Riwayat dan Karyanya. terj. Ahmadie

    Thoha, Jakarta: Grafiti Press, 1985.

  • 130

    Muhamad Kosim, Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun; Kritis, Humanis

    dan Religius, Jakarta: Rineka Cipta 2012.

    Iqbal, Muhammad, Membangun Kembali Pemikiran Agama dalam Islam, terj. Ali

    Audah, Jakarta: Tintamas, 1966.

    Husayn Ahmad Amin, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, Terj. Baharudin

    Fannani, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995.

    Loren Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1996.

    Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-Ruz, 2006.

    Abd. Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2009.

    Harun Nasution, Filsafat Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1989.

    A. Rahman Zainudin, kekuasaan dan Negara, Pemikiran Politik Ibnu Khaldun,

    Jakarta: Grafiti Press, 1985.

    Mohamad Irfan dan Mastuki, Teologi pendidikan, Jakarta: Friska Agung Insani,

    2003.

    Abd. Rachman Assegaf, Aliran Aliran Pendidikan Islam, Jakarta: Rajawali Pers,

    2013.

    Mukodi, Pendidikan Islam Terpadu : Reformasi Pendidikan di Era Global,

    Yogyakarta : Magnum Pustaka, 2010.

    Abdurrahman an-Nawawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam,

    Bandung: CV. Diponegoro, 1992.

    Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Penerbit Kalam Mulia, 2012.

    Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2012.

    M. Arifin, Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,

    Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

    Moleong, Lexy, Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda karya, 2002.

    Winarman Surachman, Dasar dan Tekhnik Research, Bandung: Tarsito, 1978.

    Moch Ali, Penelitian Pendidikan Prosedur Strategi, Bandung: Angkasa, 1987.

  • 131

    Kalause Krippendrof, Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi, Jakarta:

    Rajawali Press, 1991.

    Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1998.

    Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1982.

    Amtsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

    Hardono Hardi, Epistemologi; Filsafat Pengetahuan, Yogyakarta: Kanisius,

    2005.

    Wiwin Siswatini, Konsep Pendidikan Islam Menurut Ibnu Khaldun dalam

    Prolegomena, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malik Maulana Ibrahim

    Malang Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2008.

    Iva Nurhayati, Studi Komparatif Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Konsep

    Manusia Dalam Persfektif Pendidikan Islam, Skripsi, Fakultas Tarbiyah

    UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2004.

    Hikmah Hayati Lubis, Pemikiran Ibnu Khaldun Tentang Pengembangan

    Masyarakat Islam, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan

    Pengembangan Masyarakat Islam, 2008.

  • Lampiran-Lampiran

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    A. Identitas Diri Nama : Moch Sofyani

    Tempat/Tgl. Lahir : Pandeglang, 04 Juni 1990

    Alamat : Kp. Sukasari, RT/RW : 002/002, Ds. Kertamukti,

    Kec. Sumur, Kab. Pandeglang, Prov. Banten.

    No. Telp. : 087734055475

    Nama Ayah : Khusen Effendi

    Nama Ibu : Siti Sulasiah

    B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal

    a. SD Kertamukti II, Lulus 2003. b. SMPN 1 Sumur, Lulus 2006. c. MA Mathlaul Anwar, Tahun 2009.

    2. Pendidikan Non Formal a. Pesantren Salafiyyah Darul Afkar, Tahun 2003-2006. b. Pesantren Salafiyyah Darul Anwar, Tahun 2006-2010.

    C. Prestasi/Penghargaan 1. Juara II MTQ Syarhil Quran, Tingkat Pelajar Se Provinsi Banten.

    Tahun 2009.

    2. Juara I Pidato, antar Santri Darul Anwar 2007-2008. D. Pengalaman Organisasi

    1. Ketua Pramuka di SMPN 1 Sumur. 2. Wakil Ketua Umum OSANDA (Organisasi Santri Darul Anwar),

    Periode: 2008/2009.

    3. Ketua OSANDA (Organisasi Santri Darul Anwar), Periode: 2009/2010 4. Bidang Kerohanian, OSIS Madrasah Aliyah Mathlaul Anwar, Priode:

    2008/2009.

    5. Bidang Kerohanian dan Pengabdian Masyarakat, HIKMAPY (Himpunan Keluarga dan Mahasiswa Pandeglang Yogyakarta),

    Periode: 2011/2012 dan Periode: 2012/2013.

    6. Wakil Ketua Umum KAMMI angkatan 2010 (al-Fatih). 7. Deklarator LMN (Liga Mahasiswa Nasdem), Tahun 2012. 8. Sekertaris Jendral, LMN (Liga Mahasiswa Nasdem), Tahun 2012-

    2013.

    9. Penanggung Jawab Pelaksana Tugas Harian Keluarga Banten Yogyakarta (KBY), Tahun 2013-2014.

    Yogyakarta, 22 Juni 2014

    Moch Sofyani

  • HALAMAN JUDULHALAMAN PENGESAHANSURAT PERSETUJUAN SKRIPSISURAT PERYATAAN KEASLIANHALAMAN PERSEMBAHANMOTTOKATA PENGANTARABSTRAKDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANA. Penegasan Judul1. Filsafat2. Pendidikan Islam3. Ibnu Khaldun4. Kitab Muqaddimah5. Relevansi6. Bimbingan dan Konseling Islam

    B. Latar Belakang MasalahC. Rumusan MasalahD. Tujuan PenelitianE. Kegunaan PenelitianF. Tinjauan PustakaG. Kerangka KonseptualH. Metode PenelitianI. Sistematika Pembahasan

    BAB II BIOGRAFI IBNU KHALDUNA. Riwayat Kehidupan Ibnu Khaldun1. Realitas Sosial Politik2. Masa Kelahiran dan Studi3. Masa Politik dan Menjadi Hakim4. Masa Menulis5. Masa Menjadi Pendidik

    B. Tinjauan Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah1. Corak Pemikiran Ibnu Khaldun2. Karya-Karya Ibnu Khaldun3. Pembahasan Muqaddimah Ibn Khaldun4. Pandangan Ilmuwan Tentang Ibnu Khaldun dan Muqaddimah

    BAB III FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUNA. Tinjauan Ontologi Pendidikan Islam Ibnu Khaldun1. Hakikat Tuhan2. Hakikat Alam3. Hakikat Manusia dan Masyarakat4. Pendidikan dan Pendidikan Islam5. Pendidik dan Peserta Didik

    B. Tinjauan Epistemologi Pendidikan Islam Ibnu Khaldun1. Tiga Akal Manusia2. Metode Memperoleh Pengetahuan3. Teori-Teori Belajar4. Metode Pendidikan Islam5. Jenis-Jenis Ilmu Pengetahuan

    C. Tinjauan Aksiologi Pendidikan Islam Ibnu Khaldun1. Nilai Pendidikan Islam2. Tujuan Pendidikan Islam3. Penghargaan (reward) dan Hukuman (punishment)

    BAB IV BIMBINGAN KONSELING ISLAM BERDASARKAN ATASFILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IBNU KHALDUNA. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Islam Ibnu Khaldun1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Islam2. Landasan Bimbingan dan Konseling Islam3. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling Islam4. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling Islam5. Tujuan Bimbingan dan Konseling Islam

    B. Manusia Persfektif Bimbingan dan Konseling Ibnu Khaldun1. Manusia Sebagai Konselor2. Manusia Sebagai Klien

    C. Metode Bimbingan dan Konseling Islam Ibnu Khaldun1. Metode Tadrij (pentahapan)2. Metode Tikrari (pengulangan)3. Metode al-Qurb wa al-Muya>nah (kasih sayang)

    D. Nilai-nilai Dasar Bimbingan dan Konseling Islam Ibnu Khaldun1. Nilai Progresivisme2. Nilai Pemeliharaan dan Pengembangan fitrah klien3. Nilai kerjasama4. Nilai kasih sayang (al-Qurb wa al-Mua>yanah)5. Nilai penyerahan diri kepada Allah

    BAB V PENUTUPA. KesimpulanB. Saran-saran

    DAFTAR PUSTAKALampiran-Lampiran