ibd
-
Upload
iriani-setiawan -
Category
Education
-
view
109 -
download
3
description
Transcript of ibd
![Page 1: ibd](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082416/558fc2111a28abd2668b46f6/html5/thumbnails/1.jpg)
MANUSIA DAN KEMATIAN ATAU MAUT
Pembicaraan mengenai kematian atau maut ini meliputi pembicaraan tentang arti kematian,
proses kematian, fungsi kematian dan maknanya.
Biasanya orang itu takut mati, dan kematian itu mengecutkan. Tetapi ada juga orang yang
bersahabat dengan kematian karena orang tersebut mempunyai prinsip bahwa hidup ini menuju mati, mati
adalah sesuatu yang menarik dan menghibur serta penawar kesulitan. Pendapat ini cukup beralasan, tetapi
yang lebih penting lagi adalah mencari makna maut.
Semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini tidak kekal, manusia yang menyadari kematian
akan berusaha sebaik-baiknya untuk menghadapi kematian sebab kematian merupakan bagian dari proses
kehidupan manusia sebagai makhluk Tuhan. Manusia yang tidak menyadari kematian sering terjerumus
ke dalam sikap dan perilaku yang tidak sesuai dengan agama.
1. PENGERTIAN MATI
Kata mati berarti tidak ada, gersang, tandus, kehilangan akal dan hati nurani, kosong, berhenti,
padam, buruk, lepasnya ruh dari jasad (QS. 2:28; 2:164; 33:52; 6:95) Pengertioan mati yang sering
dijumpai dalam istilah sehari-hari adalah:
a. Kemusnahan dan kehilangan total roh dari jasad.
b. Terputusnya hubungan antara roh dan badan.
c. Terhentinya budi daya manusia secara total.
Kematian hanyalah berhentinya budi daya manusia pada alam pertama, yang nantinya akan
dilanjutkan kehidupannya pada alam kedua.
2. PROSES KEMATIAN (SAKARATUL-MAUT)
Proses kematian seseorang beraneka ragam, mulai dari proses mati dengan tenang sampai pada
proses mati dengan terlebih dahulu mengalami kecelakaan.
Seseorang yang mati syahid (membela agama) kedudukannya berbeda dengan seseorang yang
mati bukan syahid.
Istilah lain untuk proses kematian adalah sakaratul maut. Sakaratul maut artinya bingung,
ketakutan, dan kedahsyatan saat sedang dicabut rohnya dari badan yang perlahan-lahan menjadi beku.
Pertama kakinya membeku, perlahan-lahan bergeser ke paha, sampai ke kerongkongan, kemudian mata
terbelalak ke atas mengikuti lepasnya roh.
1
![Page 2: ibd](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082416/558fc2111a28abd2668b46f6/html5/thumbnails/2.jpg)
3. FUNGSI KEMATIAN
Fungsi kematian ada apabila jawabannya bersumber dari ajaran-ajaran agama. Ajaran agama
tidak memandang semata-mata sebagai kematian fisik, tetapi berfungsi rohaniah, yaitu untuk memberikan
pembalasan kepada manusia sesuai dengan amal perbuatannya sewaktu hidup. Orang yang mengikuti
ajaran agama dengan sebenarnya dan sebaik-baiknya akan dijamin masuk surga, dan sebaliknya, orang
yang tidak mengikuti ajaran agama akan masuk neraka. Fungsi kematian adalah untuk mnghentikan budi
daya, prestasi, dan sumbangan seluruh potensi kemanusiaannya karena kematian itu adalah takdir.
4. SIKAP MENGHADAPI KEMATIAN
Sikap menghadapi kematian bermacam-macam, sesuai dengan keyakinan dan kesadarannya.
a. Orang yang menyiapkan dirinya dengan amal perbuatan yang baik karena menyadari bahwa
kematian akan datang dan mempunyai makna rohaniah.
b. Orang yang mengabaikan peristiwa kematian, yang menganggap kematian sebagai peristiwa
alamiah yang tidak ada makna rohaniahnya.
c. Orang yang merasa takut atau keberatan untuk mati karena terpukau oleh dunia materi.
d. Orang yang ingin melarikan diri dari kematian karena menganggap bahwa kematian itu
merupakan bencana yang merugikan, mungkin karena banyak dosa, hidup tanpa norma, atau
beratnya menghadapi keharusan menyiapkan diri untuk mati.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan pokok-pokok pikiran tentang mati:
a. Mati adalah berhentinya budi daya manusia secara total.
b. Proses kematian menyangkut segi fisik dan segi rohani.
c. Sikap manusia menghadapi kematian bermacam-macam.
d. Kematian merupakan pengalaman akhir dari hidup seseorang.
e. Kesimpulan, konsepsi, atau pengertian tentang kematian lebih banyak diperoleh dari sumber-
sumber agama seperti wahyu atau ajaran agama lainnya.
5. MAKNA KEMATIAN
Menurut B.S. Mardiatmadja (1987, makna dibalik kematian itu adalah maut sebagai putusnya
segala relasi, sebagai kritik atas hidup, sebagai pelepasan, sebagai awal hidup baru, dan hanya Tuhan
yang merupakan penguasa hidup dan maut.
2
![Page 3: ibd](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082416/558fc2111a28abd2668b46f6/html5/thumbnails/3.jpg)
6. MAUT SEBAGAI PUTUSNYA SEGALA RELASI
Bentuk pemutusan relasi bermacam-macam, mungkin patah hati, diasingkan (di penjara), dan
sebagainya
Orang yang takut akan mati menandakan bahwa orang tersebut tidak memiliki cinta yang
mendalam dan tanpa batas sehingga ia tidak yakin bahwa relasinya tetap terjaga, dan takut relasinya
terputus.
7. MAUT SEBAGAI KRITIK ATAS HIDUP
Maut adalah kesamarataan yang adil kepada semua manusia. Segala macam keangkuhan, tirani,
atau kekuasaan menjadi ciut dihadapan maut.
Maut mengkritik orang-orang yang tidak pernah merasa puas, atau haus untuk menumpuk-numpuk
atribut kejayaan serta kesuksesan. Kritik maut ini justru mungkin akan menakutkan orang yang alim dan
saleh, sebab keadaan yang tinggi akan menyatakan: Saya ini tidak memiliki sedikitpun daya dan kekuatan
untuk menentang maut. Inilah kritik maut terhadap hidup. Tidak ada pemutlakan nilai-nilai, kekuasaan,
serta jasa-jasa selama orang hidup bagi sesuatu yang dikatakan maut.
8. MAUT SEBAGAI PELEPASAN
Maut merupakan pelepasan dari penderitaan hidup. Dalam kasus-kasus di kota-kota besar, sering
terjadi pelajar yang bunuh diri demi membebaskan diri dari penderitaan, dari kerasnya persaingan hidup,
atau karena merasa terasing, tidak merasakan cinta dan kasih sayang orang tuanya.
9. MAUT SEBAGAI AWAL HIDUP BARU
Dalam suatu keyakinan agama, mati itu adalah awal dari hidup. Jadi, mati dalam hal ini
merupakan peralihan ke hidup baru.
Bila manusia mau tabah menghadapi kematian, maka perlu kepastian tentang hidup. Hal ini
penting sebab kematian tetap akan datang menjemput manusia. Maka lebih bijaksana apabila manusia
menyambutnya dengan penuh kesadaran. Atau sama sekali jangan memikirkan kematian, sebab kematian
itu bukan urusan manusia.
10. TUHAN SEBAGAI PENGUASA HIDUP DAN MATI
Seseorang yang menganut agama atau suatu kepercayaan mengakui Tuhan adalah penguasa hidup
dan mati.
3
![Page 4: ibd](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082416/558fc2111a28abd2668b46f6/html5/thumbnails/4.jpg)
11. PENGALAMAN/PANDANGAN MANUSIA DAN KEMATIAN
MANUSIA DAN KEYAKINAN
1. PENGERTIAN
Menurut etimologi, kata iman berasal dari kata aamana (bahasa Arab) yang berarti mempercayai,
ketenangan, keamanan, atau ketentraman. Maka iman itu berarti kepercayaan. Percaya berasal dari kata
pracaya (bahasa sansekerta) yang berarti meneriama, sedangkan keyakinan berasal dari kata yaqin
(bahasa Arab) yang berarti percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan,
Kepercayaan hanya menerima dengan budi (ratio), sedangkan keyakinan menerima dengan akal.
2. MANUSIA DAN KEYAKINAN
Manusia dalam hidupnya mempunyai kayakinan atas suatu hal. Sebab, manusia dalam hidupnya
selalu mempunyai pengharapan dan cita-cita sehingga ia selalu berusaha untuk mewujudkan keyakinan
dan pengharapannya dalam karya yang kongkret.
Keyakinan adalah sesuatu yang seharusnya dibela oleh orang yang memilikinya, tidak peduli
apapun yang bakal terjadi atau menimpa dirinya.
Keyakinan akan suatu pengetahuan iasanya melalui suatu proses penerimaan pengetahuan, yaitu
dengan pengesahan (coknitive maping). Manusia memerlukan suatu bentuk keyakinan dalam hidupnya
karena keyakinan akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup budayanya. Keyakinan yang benar
haruslah bersumber dari nilai yang benar.
3. PENGALAMAN MANUSIA DAN KEYAKINAN
Saya termasuk anak yang malas. Belajar saja yang juga bisa dilakukan sambil santai pun saya
malas, apalagi melakukan aktivitas seperti olahraga. Jujur itu adalah salah satu kegiatan yang sangat
jarang saya lakukan, kecuali ketika ada pelajaran olahraga di sekolah. Saya tahu sebenarnya kita itu harus
berolahraga sedikitnya seminggu sekali agar badan kita tetap sehat dan jadi tidak loyo. Tetapi saya malas
sekali, karena sudah terbiasa dari SMP jarang berolahraga dan menjadi tidak terbiasa. Sebenarnya ketika
dan sesudah berolahraga saya senang, badan pun juga jadi ringan. Olahraga yang sering saya lakukan pun
hanya olahraga ringan seperti senam, main badminton, voli, hanya permainan yang biasa saja. Dulu
ketika SMP dan SMA ketika ada praktik olahraga saya selalu mendapat nilai yang tidak terlalu tinggi
4
![Page 5: ibd](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082416/558fc2111a28abd2668b46f6/html5/thumbnails/5.jpg)
dalam praktiknya. Karena itu tadi saya jarang olahraga jadi badan saya tidak terbiasa. Saya paling tidak
kuat lari jauh dan lama. Ketika ujian praktik SMP dulu contohnya kita di haruskan lari mengelilingi
lapangan olahraga dalam dua belas menit, saya hanya mendapat 9 putaran saja. saya termasuk yang
mendapat putaran sedikit, karena yang lain ada yang mendapat 12 putaran.
Ketika kuliah saya mengikuti PNC (Padjadjaran Nursing Corps) sebuah UKM di Fakultas
Keperawatan. Saya tidak tahu jika ingin mengikuti PNC harus kuat. Karena yang saya tahu PNC itu
adalah sebuah tim kesehatan yang bekerja langsung turun di lapangan saja. saya tidak berpikir kalau yang
namanya membantu korban bencana itu juga harus kuat. Kuat mengangkat dan memindahkannya ke
tempat yang aman misalnya. Dan untuk mendapatkan kekuatan serta kesehatan tersebut, ketika diklatnya
kami mendapat bimbingan bina jasmani, yaitu lari, push up dan lain-lain. Awalnya saya tidak kuat lari
keliling Unpad, baru saja sampai gedung fikom bagian ulu hati saya sudah sakit, napas juga sudah sesak.
Senior PNC saya bilang itu memang harus di paksakan, jangan di rasa sakitnya. Dia juga mengatakan
saya sakit itu karna tidak terbiasa. Akhirnya saya mencoba meyakini diri saya sendiri dan berusaha kalau
saya pasti kuat dan bisa. Walau saya lari dan di selingi dengan berjalan tapi saya bisa dan saya tidak
sampai jatuh ataupun pingsan. Dari situ saya yakin kalau kita memiliki keyakinan kita pasti bisa menjadi
seperti apa yang kita harapkan. Setiap keyakinan yang disertai dengan niat dan usaha yang sungguh-
sungguh akan membuahkan hasil yang baik dan memuaskan.
5
![Page 6: ibd](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082416/558fc2111a28abd2668b46f6/html5/thumbnails/6.jpg)
MANUSIA DAN PENGABDIAN
Dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada keharusan memilih antara
mengutamakan kepentingan sendiri atau kepentingan orang lain (umum), disinilah pengabdian seseorang
diuji dalam kehidupan.
Pengabdian atas dasar keyakinan mungkin merupakan pendorong yang paling kuat bagi
seseorang atau kelompok dalam kehidupannya.Pengabdian atas dasar cinta kasih sering membuat lupa
diri seseorang sampai berani mengorbankan jiwanya. Pengabdian atas dasar cinta kasih harus dilakukan
atau ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya dan wajar serta penuh tanggung jawab.
Pengabdian berasal dari kata “abdi” yang artinya menghambakan diri, patuh dan taat terhadap
siapa saja yang kita abdi. Jadi, pengabdian merupakan perbuatan yang bertujuan untuk menghambakan
diri serta patuh dan taat kepada sesuatu atau siapa yang kita anggap lebih tinggi, berharga, bernilai, atau
yang lebih kita pentingkan. Pengabdian dapat diartikan pelaksanaan tugas dengan kesungguhan hati atau
secara ikhlas atas dasar keyakinan atau perwujudan rasa kasih sayang, cinta, tanggung jawab, dan lain-
lain, kepada sesuatu.
PENGALAMAN MANUSIA DAN PENGABDIAN
Pengabdian yang saya jalani saat ini adalah pengabdian kepada keluarga, terutama kepada kedua
orangtua. Kedua orangtua merupakan sumber motivasi terbesar bagi saya sehingga saya dapat
menjalankan kewajiban saya sebagai bentuk pengabdian saya kepada kedua orangtua.Bentuk pengabdian
kepada kedua orangtua adalah dengan menjadi mahasiswa yang amanah atas kepercayaan orangtua untuk
saya melanjutkan pendidikan. Belajar dengan tekun serta menjaga diri adalah suatu hal yang harus saya
laksanakan dalam menjaga pengabdian saya terhadap kedua orangtua, terlebih jarak yang memisahkan
membuat orangtua tidak selalu melihat apa yang saya kerjakan.
6