IANITA (PSl{W) llllLILYA JAYA PASAR REBO JAKARTA...
Transcript of IANITA (PSl{W) llllLILYA JAYA PASAR REBO JAKARTA...
GAMBARAN KONSEP DIRI SISWA PANTI SOSIAL
fCARYA V\IANITA (PSl{W) llllLILYA JAYA
PASAR REBO JAKARTA TIMUR
(Skripsi ini clbusun untuk memenuhi syarat meraih gelar Sarjana Psikologi)
Oleh:
AKHSIN RAHMAT HIDAYAT
NIM: 101070022954
FAKUL.TAS PSIKOLOGI
IHteri1na
dari
UNIVERSITAS ISL.AM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
2008 M / 1"1f28 H
GAIVIBARAN KONSEP DIRI SISWA PANTI SOSIAL
KARYA WANITA (PSK.W) MUL YA JAYA
PA.SAR REBO JAKARTA TIMUR
Sl,ripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
rnernperoleh gelar Sarjana f-'sikolo9i
Disusun oleh :
Akhsin Rahmat .didayat
101070022954
Di Bawah Birnbingan
Pembirnbing I,
"'"'"0 k;:l;~1;, S.P•C M.Si
NIP. 150 300 679
Pernbimbing II,
lkhwan Lutfi, M.Psi
NH~. f S:O !.b 3 fl Oq
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVEi-{SITAS ISLAM NEGERI ~iYARIF HIDAYATULLi!l.1-1
JAKARTA
2008 M / 1428 H
PENGESAHAN PANITlA UJIAN
Skripsi yang b~rjudt,\ GAMBARAN KONSEP DIRI SISWA PANTI SOSIAL
KARY AW ANITA (PSKW) MUL YA JAY A PASAR REBO JAKARTA TIMUR
telah diuj1kan d'llam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
Sya.rif Hidayatullah .fakarta pada 12. Mei 2008. Skrip;,i ini tel ah cliterima sebagai salah
satu syarat untuk rr.emperoleh gelar Sa;jn11a l'sikologi.
Jakarl.a I 2 Mei 2008
Sidang Munaqasyah
Peuguji I
~ \
Yunita Faela Nisa, M. Si
NIP. 150 368 748
Pembimbing I
~ Nene1u(fati Sum~ati, S.Psi, M.Si
NIP. 1:50 300 679
NIP. 150 238 773
Penguji II
Iki1wan ~uthfi, M.Psi
NIP. 150 368 809
Pembimbing II
~"?:-;::+- --Ikhwan Jl.,,!1thfl, M.Psi
NIP. 150 368 809
KA TA PEN GANT AR
Puji syul<ur kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat
serta Sedam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah Muhammad SAW,
juga kepada sahabat-sahabat dan tabi'in··tabi'innya.
Terseiesaikannya skripsi hi tidak lepas dari dukungan, bimbingan serta
motivasi orang-: ·ang '/<ln<J berjasa dalam hid up penulis. Kami berikan
penghargaan setinggi-'d i9ginya alas kerjasama, pelajaran dan pengalaman
'Je11gal2rnan yang dibE rikan.
Kami ucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatull2h Jaka1ia, Ora. Hj. Netty 1-lartati, M.Si.,. Wakil Dekan Bidang
Akademil<, .Dra. 1-lj. Zahrotun Nihayah, M.Si. Neneng Tati Sumiati, M.Si,
sebagai pembimbing Akademik. Serta seluruh dc.3en dan Staf Akademik
'al<ultas Psikologi, yang telah banyal\ membantu penul's selama proses
perkuliahan.
lbu Neneng Tali Sumiati M.Si, selaku per.1bimbing I, terima kasih atas
bimbingan, waktu serta ilmunya yang telah diberikan kepada penulis
f,ehingga skripsi ini dapal teiwujud dengan proses yang lancar. Dan Bapak
11.mvcin Lutfi M.Si, sebagai pembimbing 11, alas bimbingan serta dukungannya
yang tak terkira. Kami ucapkan banyak terima kasih, semoga Allah melipat
gandakan kebaikan yang telah diberikan.
Kepada Syeikh al-M 11karrom al-Habib Umar bin Ismail bin Yahya selaku
pembimbing spiritual yang telah mengajarkan arti dan hak.ikat dari dua prinsip
yang sangat fundamental dalam Islam yaitu dua kalimat syahadat, serta
mengajarkan agar penulis menjadi hamba Allah yang merniliki nilai moral baik
yang senantiasa mentauladan, dan menghonnati Rasulullah Muhammad
saw, Semoga penulis yang bodoh ini tetap diakui sebagai murid nya.
Kepacia ayahanda Ir. Nasikin Mansyur (Alm), yang telah memberikan banyak
ha! yang tidak ternilai harganya, baik motivasi serta pelajaran-pelajaran
tentang makna hidup. Terima kasih atas pengorbanan serta jerih payah yang
telah diberikan. Semoga Allah melipat gandakan pahala dari amal serta
ibadahnya, dan ditempatkan dengan tenang ditempat orang-orang yang Allah
cinlai, amin. Kepada lbunda Nursa'ah BA, yang dengan sabar mendidik serta
n·,embimbing penulis dengan penuh kasih dan sayang yan~1 tulus. Alas
pengorJ)anan bail< moril maupun materil anancla ucarkan terima kasih.
Sembal1 sujud dari anancla.
Adif:-adik'<u. Shiyamul "Anm" Mubarak, Shidiq "idik" Anshori, Neng lnayatul
Uyun. f(alian adalah inspirasi, berkat kalian lah penulis bisa lebih semangat
menjalani hidup ini. Terima kasih alas do:o1 serta dukungannya. Semoga
kal<ak bisa memberikan sesuatu yang lebih berharga buat kalian.
Kepacl;:1 sal 1abat sepe1juangan 2001, Hilman "Paul" Ahbar, Herman, Khoirul
"Arul" Affandi, Ahmad "Tile" Fadilah, Arif "adul" Syahron, Sucledi, lmah lbu,
Siti Saen;, dan untuk semua kawan-kawan di kelas B yang tidak bisa di
sebut~an sa1u persatu. Terima kasih atas kebersainaan clan kenangan indah
selama ini.
Khusus untuk Ahmad· abique" Mozambique, l_utfi Firdaush S.Th.I. Fathan Arif
.. gele" f~ahman, terimakasir atas support clan kebersamaannya bail< dalam
susah maupun senang. Semoga kita tetap bisa bersenang-senang.
Untuk kawan-kawan IKBAL c<:.bang Jakarta, Bpk. Ors. Muchsin Yasin. Bpk.
Ors. H. Muhlisin. Abd Rahman S. Sos.I, Abel. Rm yid "Presiden", Nur "Q-Fly"
'-lasan, ahmad "Combat" Dimyati, Sl·tomo "Kesuwun k0111putere mo .. ",
Syatory "kesuwun kopi Ian rokoke", Uu Ubaicli!lah, Ali J.S, Lukman, Yayan,
~ .. 1vstopa "Topeng", yucli. ayip clll. Semoga kit<:1 tetap kompak.
Untul< kawan-kawan IKPDM Jakarta, Arninuddin, Ainul VVafa', Hevny A.R,
lcrnail, Jhoni lrawan, Arnrullah, Nurjarnil, dll. Sen1oga diantara kita tetap
terjalir1 ~:ilaturahrni.
Untuk sernua 0rang yang pernah berjasa kepada penulis, karni ucapkan
terirna kasih yang tak !erhingga. Sernoga kebaikan serta keikhlasan kalian
rnenjadi arnal ibadah dan dicatat oleh Allah SWT, amin.
Jakarta, Mei 2008
Penulis
ABSTRAK
(C) Akhsin R~hmat Hidayat
(A) Fakultas Psikologi (13) Mei 2008
(D) Gambaran Konsep Diri Siswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) IVlulya Jaya Pasar Rebo Jakarta Timur
(E) xv + ·111 Halaman (F) Fenomena pekr :ja seks komersial dianggap sebagai penyakit masyarakat
yang tak kunjung terselesaikan perrnasalahannya. Dilihat dari sisi kemanusiaan, kehidupan yang jauh dari norma-norma sosial tersebut mungkin saja terpaksa rro2reka lakukan ataupun sen1Jaja dengan berbagai macam alasan serta latar belakang masalah kehidupan yang tengah membebaninya. Himpitan ekonomi yang sering dijadikan alasan kenapa mereka masuk kedunia prostilusi, walaupun tidak bisa dipungkiri banyak fal(tor-faktor lain yang menyebabkan mereka berani rnemilih dunia tersebut. Apapun itu, fenomena ini telah menjad! realitas sosial yang kemudian membuat pemerinlah 1nerasa perlu untuk menanganinya. Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) adalah salah satu lembaga yang dibentuk i::~rnerintah melalui Departemen Sosial RI, rnemiliki tujuan membina da11.. ·1garahkan para wanita Pekerja Seks Komersial dengan melakukan rehabilitasi te1·hadap beberapa aspek yang dibutuhkan i11dividu. Disc:mping membina mental spiritual serta fisik material, lembaga ini membantu individu dalam membangun konsep diri positif untuk bekal setelah keluar dari panti sehingga mereka memiliki kepercayaan diri setelah kembali ke mayarakat kelak.
Menurut Hurlock ('1973), konsep diri adalah gambaran seseorang tentang dirinya. Gambaran ini merupakan gabungan kepercayaan orang tersebut mengenai diri sendiri yang meliputi karakteristik, fisik, psikologis, sosial, emosi, aspirasi dan preslasi.
1~enelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran !~onsep diri siswa Parti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya jaya Pasar Rebo Jakarta Timur. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran secara deskriptik mengenai konsep diri par2, E iswa.
Dalam penye!esainan skripsi ini penulis menggunaka11 pendekatan penelitian kualitatif. Dalam i::·endekatan kualitatif, peneliti berusaha
memahami subyek dalam kerangka berpikir subyek sendiri. Dengan dernikian yang terpenting adalah bagaimana subyek dapat mengungkapkan persepsi diri pada a:;pek-aspek tertentu seperti fisik, psikis, sosial, menilai kemampuan dan menilai aspirasi. Subyek yang akan diteliti adalah siswa PSKW Mulya Jaya yang telah tinggal selama 2-3 bulan.
Selelah dilakukan penelitian, konsep diri siswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya pada dasarnya positif. Dengan terciptanya lingkungan yang kondusif serta didukung dengan pelayanan yang memadai ditambah lagi dengan adanya l<egiatan-kefiiatan seperti keterampilan dan bimbingan mental spiritual akan membantu tumbuhnya konsep diri tersebut. Secara konseptual ha! iri dapat terjadi, namun pada. keadaa~ tertentu bisa sebaliknya, jika di Pant1 Sosial Karya Wanita (PSKW) faktor pendukung untuk membentuk konsep diri tersebut dapat terpenuhi n·vnun indil,rdu merasa tidak nyaman karena orang-orang didalamnya tidak oisa ia terima. Maka yang terjadi adalah konsep diri negatif pada diri st1i)yek. Seperti beberapa kasus yang ditemukan peneliti, lerdapat subyek yang merasa lidak pantas diperlakukan sama seperti siswa-siswa lain y:111g mempunyai latar belakang sebagai PSK. Seclangkan subyei< bukan bagian clari mereka. Dan yang terjadi adalah l<onsep cliri negatif pad< diri subyek.
Untuk penelitian selanjc1tnya, dalam mengungkap konsep diri para siswa Panti Sosial Karya Wanita hendaknya dilakukan pendekatan lebih menclalam dengan intensitas bertemu subyek lebih banyak. Selain itu, observasi terhaclap lingkungan PSKW serta sikap clan perilaku subyek ketika rnengikuti kegiatan-kegia'.an pun perlt1 clilakukan, sehingga dapat diperoleh data-data secara lengkap. Di sisi 12 .• n, pihal< panti hendaknya menerirna calon siswa lebih selektif, sehings1a dapat menghindari kesalahan yang tidak diharapkar1. Kemudian para pernbirnbing yang lebih banyak berinteraksi dengan siswa diharapkan dapat mernahami kondisi psikologis siswa.
(G1 l:Jaftar Pustaka: 25 (1971-2007)
MOTTO
" ..... dan berbuat baiklah sebagaimana Allah Te/ah berbuat baik kepadamu .... "
(Allah Swt. Q.S Al-Qoshosh : 77)
n0at.. h1dup ;1anya sebuah permainan
Jadilah pemain terbciik yang r'lengetahui aturan main
Ir. Nas'l;in Mansyur)
Halaman Judul
Halainan Persetujuan
Halaman Pengesahan
Motto
Abstraks
l<ata Pcngantar
Daftar lsi
BABIPENDAHULU:\N
DAFTAR ISi
1.1 Latar Belakang Masc.1ah ................................................... ........... 1
1.2 ldentifikasi Masalah ..................................................................... 6
1.3 Per-ibatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 7
1.3:1 Perumusan Masalah .......................................................... 7
1.3.2 Pembatasan Masalah ...................................................... 7
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7
1.4.1 Tujuan Penelitian ............................................................... 7
1.4 .2 Manfaat Penelitian .............................................................. 8
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................... 8
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Diri ..................................................................................... 10
2.1.l Pangertian Konsep Diri ...................................................... 10
2.1.2 Perkembangan Konsep Diri .............................................. 13
2. l.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri ................. 14
2.1.4 Peranan Konse~ Diri Dalam Menentukan Perilaku ............ 16
2.2 Wanita Tuna Susila ..................................................................... 18
:i .. 2.1 Pengertian Wanita Tuna Susila .......................................... 18
2.2.2 Jenis-jenis Pelacuran ......................................................... 19
') ') ,, -·-·J F"ktor-faktor Menjadi Wanita Tuna Susila ......................... 22
2.J Kerangka Berpikir ........................................................................... 2:.:
BAB 111 IVIETODE PENELITIAN
3.1 Jen is F'enelitian ............................................................................. 27
3.1.1 Pendekatan Penelitian ....................................................... 27
3.1.2 Melode Penelitian Kualitatif .............................................. 27
3.2 Metode Pengun1pulan Data .......................................................... 28
3.?.. I Wawa 1cara ......................................................................... 28
3.2.2 Obse111asi ............................................................................ 29
3.3 lnstrurnen Penelitian ...................................................................... 30
3.3. I Pedoman wawancara .......................................................... 30
3.~.2 Len1bar observasi dan catatan subyek .............................. 30
3.3.3 Alat bantu pengumpulan data ............................................. 30
3 .4 Subyek Penelitian ............................................................................ 31
3.4. l Kan""· "stik subyek ............................................................ 31
3.4.2 Jumlah subyek ................................................................. 31
3.5 Teknik Analisa Data ........................................................................ 31
3.5. l Organisasi data .................................................................. 32
3.5.2 Kading ................................................................................ 33
3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ................................................... 34
3.6. I Tahap persiapan penelitian ................................................ 34
3.6.2 Tahap pelaksanaan penelitian ........................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN
.i, I Gambaran Urnurn Panti Sosial Karya Wanita (PSKVV) ................. 37
4.1. l Sejarah Singkat Berdirinya PSKW Pasar Rebo ................. 37
4.1.2 Visi, Misi, Motto, dan Tujuan PSKW ................................... 38
4.1.3 ldentitas Panti ..................................................................... 39
·l.l .4 Proses Rehabilitasi Wanita Tuna Susila ............................ 40
4.2 Analisis Individual Subyek .............................................................. 42
4.2.l Anai:sis responden 1 .......................................................... 42
4.2.1.1 ldentitas subyek .................................................... 42
4.2.1.2 Gumbaran umum ................................................. 43
4.2.1.3 Persepsi diri aspek fisik .......................................... 44
4.2. 1.4 Persepsi diri aspek psikis ....................................... 45
4.2. l.5 Persepsi diri aspek sosial. ...................................... 46
4.2. l.6 F'ersepsi diri dalarn rnenilai kemarnpuan .............. 55
4.2.1.7 Persepsi diri dalam rnenilai aspirasi ..................... 57
4.2. 1.8 Hasil Analisis Subyek ............................................ 60
4.2.2 Analisis responden 2 .......................................................... 62
4.2.2. l Jdentitas subyek ................................................... 62
4.2.2.2 Gambaran umum .................................................. 63
~.2.2.3 Persepsi diri aspek fi~;ik .......................................... 65
4.2.2.4 Persepsi diri aspek psikis ....................................... 65
4.2.2.5 Persepsi diri aspek sosial ...................................... 66
4.2.2.6 Persepsi diri dalam menilai kernampuan .............. 69
4.2.2.7 Persepsi diri dalam menilai aspirasi .................... 71
4.2.2.8 Hasil /\nalisis Subyek ............................................ 71
42.3 Analisis responden 3 ........................................................... 73
4.2.3. J 'dentiti1S subyek .................................................... 73
4.2.3.2 Ga11bacan umum .................................................. 74
4.2.3.3 Pei sepsi diri aspek fisik ......................................... 75
4.2.3.4 Perseps' diri aspek psikif ........................................ 76
4.2.3.:i Persepsi diri aspek sosial ...................................... 77
4.2.3.6 Persepsi diri dalarn rnenilai kemampuan .............. 85
4.2.3.7 Persepsi d:ri dalam menilai aspirasi ..................... 87
4.2.3.8 Ha-:;il Analisis Subyek ............................................ 88
4.2.4 Analisis responden 4 ........................................................... 90
4 .2.4. I ldentita , subyek ................................................... 90
4.2.4.2 Gambaran umum ............................................... 91
'1.2.4.3 Persepsi diri aspek fisik ........................................ 93
4.2.4..+ Persepsi diri aspek psikis .................................... 94
4.2.4.5 Persepsi diri aspek sosial ...................................... 95
4.7..4.6 Persepsi diri dalam menilai kemampuan .............. 100
4.2.4.7 Persepsi diri dalam menil8i aspirasi ..................... 100
4.2.4.8 Analisis Subyek ..................................................... 101
4.3 Analisis t ·1tar Subyek .................................................................... 103
BAB I/ PEMUTUP
5.l l<esimpulan ..................................................................................... 108
5.2 Diskusi ............................................................................................ 108
5.3 Saran ............................................................................................. 110
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
BAB 1
PENOAHULUAN
·1.1 LATAR BELAKANG
Kehidupan sosial kota besar sedikit banyaknya mampu membentuk dan
mengubah perilaku masyarakat secara signifikan. Mereka yang oerasal dari
beberapa daerah dengan berbagai latar belakang kehidupan secara periodik
berbondong-bondong datang dan menetap di ibu kota dcngan berbagai
rnal<sud dan tujuan. Segala daya dan upaya dilakukan agar merel<a dapat
bertahan hidup. Kehidupan yang lebih bail< adalah tujuan utama yang
diharapkan. Keadaan seperti itulah yang dapat membentuk pola perilal<u
indiviclu-individu ini untuk bersil<ap kompetitif, bersaing satu sama lain demi
mempertahankan hid up atau bahkan sampai menrarah ke sikap individualis
yang kronis.
Sebagian ada yang berhasil dan sul<ses, tapi ticlak sediki! pula clari mereka
y;c;ng belum dapat mewuj:.idl<an i:npian serta cita-citanya, bahkan jauh lebih
terpuruk dari kehidupan sebelumnya. Seperti komunitas yang lekat dengan
kemiskir.an, gelandang3n, pcngangguran bahl<an sampai ada yang menjadi
pekerja-pekerja seks kome Jial, hal tersebL't adalah realitas sosial yang
tengah terjadi di masyarakat.
Menurut Hall dan Pfeiffer 2000; UNCRD 1996 (dalam Jo Santoso, 2006), saa+
ini ra!n-rata pertumbuhan penduduk urban sekita 2 - 2,fi kali lebih cepat
-:!aripada pe1iumbuhan penduduk rata-rata nasional. Dengan rata-rata
pei-tumbuhan pendudul< nasional seki!ar 1,5 % per tahun, pertumbuhan
1 .<haniscisi di Indonesia berkisar antara 3,0 - .3,5 % per tahun.
Mengingat setiap tahun jumlah kaum urban ini terus meningkat, keadaan
tersebut kian menambah panjang daftar pekerjaan rumah yang harus diatasi
oleh pemerintah. Pasalnya, banyak dari mereka yang mempunyai keluarga di
kampung halaman tanpa memiliki keahlian yang cukup turut serta mencari
pen_;ihidupan di ibu kota. Paoahal menurut D2ldjoeni (19£17), kola merupakan
sumber dari kemerosotan rnocaJ, sikap materiali.>me dan individualisme.
Apa IE ;ii urbanisasi melahirka1 men!alitas kota dimana sikap, ide, kepribadian
manusianya berbeda dengan yang terdapat di pedesaan. Gejala yang jelas di
kola berupa d --,.,anisasi pribadi, aneka kejahatan, korupsi, prostitusi dan
kekalutan dalam banyak hal.
Berbagai upaya telah dilal<ukan pemerintah dalam menangani masalah
tersebut. Misalnya terhadap pekerja seks komersial, setiap saat pernerintah
kola rnelakukan penertiban di ternpat-tempat yang diketahui sebagai sarang
prostitusi. Namun masalah itu belum dapat teratasi secara maksimal, mereka
yang telah terjaring dan dimasukkan ketempat panti rehabilitasi tetap saja
ada yang masih kembali melakukan pekerjaan sebelumnya setelah mereka
keluar. Keadaan seperti ini sungguh sangat memprihatinkan, ala:; dasar
inilah penulis mulai tertarik terhadap fenomena sisi gelap kehidupan kota
yann dirasa semakin komplek.
Fenomena para Pekerja Seks Komersil (PSK) I Wanita Tuna Susila yang
tengah mewarnai kehiclupan l<ota sekarang, pekerjaan ini tidak hanya
dilakukan oleh orang-orang dewasa saja bal1kan banyak di antara mereka
adalah anak-anak di bawah umur. Menurut Neni Uta111i Adiningsih (2004),
berdasarkan penelitian ILO-IPEC (International Labour Organization
lnternationa! Programme on The Elimination of C!'ld Labour), tercatat 21.000
refYlaja p·Jtri menjadi PSI<. Kehidupan yang jauh dari nilai-·nilai moral tersebut
mungkin saja terpaks i lll•'lreka lakukan ataupun senga.!a dengan berbagai
macam alasan serta 1a1ar belakang permasalahan kehiclupan yang
!nembel)a1inya. Seperti kemiskinan, te1jebak penjualan wanita oleh orang
orang yang tidak bertanggung jawab, pengaruh pergaulan bebas, prustrasi
te!·hadap pasangannya, broKen home dan lain sebagainya. Bahkan semua ini
bisa saja rnenjadi sebuah mata ratai yang terus menyambung dari tiap
generasi. Seseorang yang telah terb;asa hidup ci: 'ingkungan atau keluarga
yang akrab dengan dunia p,ostitusi mungki11 saja suatu saat aka11 terdorong
untuk melakukan hal yang "ama seperti orang-orang disekitarnya. Menurut
Soerjono Soekanto (1982), lingkungan merupalrnn keseluruhan d2ri kondisi
maupun benda yang ditempat1 manusia dan yang mempengaruhi seluruh
kehidupan manusia. Oleh l<arena itu, secara teorilis konsep diri akan
'::rbentuk disini. Konsep diri terbentuk karena adanya in teraksi seseorang
dengan orang disekltarnya. Apa yang <Jipersepsikan seseorang tentang
c'1ri1wa, ti::lak terlepas dari struktur, peran dan status sosial yang dbandang
or:ing tersebut. Struktur, peran dan status merupakan gejala yang dihasilkan
dari adanya interaksi antara individu yang satu dengan individu yang lain,
antara individu dengan l<elompok atau kelompok dengan i<elompok.
Apapun itu, fenomena prostitusi ini merupakan sisi gelap l<ehidupan kola
yang menjadi perhatian serius pihak pemerintah selama ini. Pemerintah telah
mendirikan lcmbaga-lembaga rehabilitasi atau Panti-panti sosial dibeberapa
tempat. Panti Sosial Karya Wanita "Mulya Jaya" salah satunya, merupakan
lembaga yang menangani masillal1 wanita tuna susila yang berada di wilayah
Jakarta timur. ·~·. '"'Ila ini mempuyai model organisasi yang memiliki
kekm~tan yang disusun dalam kesatuan mental spiritual clan fisik material
dibawah satu pimpinar, sehingga akan d<1pat melaksanakan tugasnya, serta
program-program kegiatannya berada di bawah tanggung jawab langsung
kepala kantor wilayah departemen sosial (Kep. Men. 22/HUK/95 Tanggal 22
April 1995).
Semua yang telah masuk pada panti ini diperlakukan sebagai siswa yang
perlu mendapatkan bimbingan serta rehabilitasi. Konsep diri merupakan hal
yang penting dalam kehidupan seseorang karena konsep diri akan
menentul<an bagaimana seseorang berperilaku dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Tujuan diadakannya program-program di PSKW seperti
pembinaan fisik, pembinaan mental spiritual, pembinaan sosial, pernbinaan
•)erilaku, pelatihan keterampilan, dan lain seb<igainya, salah satunya adalah
untuk merangsang siswa agar dapat menemukan dan menentukan konsep
diri yang positif sebagai seorang yang pernah terjun ke dunia malam (Modul
Pelayanan Rehabilitasi Sosial di PSKW, 2000).
Tidal< sedikit lembaga ini berhasil menyelamatkan wanita-wanita tuna susila
dari dunia prosti'• 1si yang ·c:lah dijalaninya. Waiau pun begitu, seperti yang
telah dikemukakan di a"1~ ada pula yang tetap melanjutkan pekerjaannya
s9telah keluar masuk ~·;inti. Feriomena seper;.i itu dapat saja terjadi dan tidak
·nenutup kemungkinan indiv.Ju yang telah rr.emiliki konsep diri positif ketika
masih rnenjadi siswa di PSKW kemudian berubah menjadi negatif setelah
keluar dari PSKW. Karena lingkungan tempat dimana individu 1;119gal
berpengaruh besar terhadap perkembangan konsep diri.
Dalam penelitian ini penulis 1kan mencoba mengupas lebih dalam tentang
konsep diri indiv1du yang notabene sebagai PSI< ketika berada dalam proses
rehabililasi di Panti Sosial Karya Wanita (PSf<:W) Mulya .Jaya.
Didasari oleh latar belakang masalah tersebut c:1 itas, maka penulis
1-Jermaksud mengadakan penelitian ilmiah dengan judul: "Gambaran Konsep
Diri mswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya PGlsar Reba
, dl<arta 1 imur"
'l .2 IDENTIFIKASI IVIASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka muncul beberapa
pPrt<rnyaan yang berkaitan dengan penelitian.
Bagaimana persepsi subyek terhadap aspek fisik dirinya?
2. Bagamana persev;i subyek terhadap aspek psikologisnya
(f arakteristiknya)?
3. Bagaimana persepsi subyek terhadap aspek sosial dirinya
(bagaimana ide-ide dan persepsi-persepsi diri individu
me. '""epsikan hubungan dengan orang lain)?
4. Bagaimana persepsi subyek terhadap aspek kemampuan dirinya
(rnotivasi, prestasi, kelemahan dan kegagalan)?
5. Bagaimana persepsi subyek terhadap aspek aspirasi clirinya
(tujuan hiclupnya)?
1.3 PEMBATASAN MASALAH DAN PERUMLISAN MASALAH
1.3.1. Pembatasan Masalah
Bertitik tolak pada Jata1· belakang masalah clan 1dentifikasi masalah tersebut
dim:3s, maka penelitian ini hanya kami batasi pada;
a. Penelitian dilakukan pada siswa Panti Sosial Karya Wanita (PSKW)
'Mulya Jaya" Pasar Rebo
b. 1~enelitian dilakukan untuk mengetahui konsep diri siswa Panti
Sosial Karya Wanita (PSKW) "Mulya Jaya" Pasar Rebo.
1.3.2. Perumusan Masalah
Berdasar'1an latar belakang dan identifikasi masalah maka perumusan
masalah dalr.im penelitian ini adalah, "Bagaimana gambaran konsep diri
siswa PSKW "Muly« Jay;oi" Pasar Rebo Jakarta Timur?".
1A TUJUAN DAl·J h/IANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan unt11k mengetahui gambaran konsep diri s.iswa Panti
Sosial Karva Wanita (PSKW) "Mulya jaya" Pasar Rebo Jakarta Timur. Dari
hasil penelitian ini diharapkan al<an 111emberika11 gambara11 mengenai konsep
diri para siswa.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapka11 dapat nie:11berikan gambaran
tentang konsep diri pada siswa Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar
Reba ,Jakarta Timur.
:"ecara prakt's, penelitian ini diharapkan mampu menjadi landasan bagi
perielitian sejenis dan mengisi khazanah keilmuwan atau kepustakaan -
khususnya - di Fakultas Psil<ologi UIN Jakarta.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
LJntuk 1116.nudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis 111enyusun dalam
li111a bab, dan setiap bab te1·':liri dari beberapa sub-bab. Adapun gambaran
mengenai bab-bab tersebut adalah sebagai be-ikut:
BAB I : PENDAHULUAN, antara lain; latar belakang, pembatasan
111asalah, perumusan Ill< salah, tujuan penelitian, manfaat
pPnelitian, sistematika penulisan.
EAB II : l(AJIAN PUSTAKA, 111eliputi:
a. Konsep diri ; Pengertian kosep diri, Prose;; Pembentukan
Konsep Diri, Perkembangan Kor:sep Diri.
b. Wa111. 1 Tuna Susila; Pengertian WTS, Proses menjadi WTS.
c. Kerangka Berpikir.
BAB Ill : METODOLC•GI PENEUTIAN, meliputi:
a. Jenis Penelitian; pendekatan penelitian, metode penelitian
kualitatif.
b. Metode Pengumpulan Data; wawancara, observasi.
c. lnstrumen Penelitian; pedoman wawancara, lernbar observasi
dan ca ta tan subyek, a lat bantu pengumpulan data.
a. Kearakteristik Subyek.
b. Subyek Penelitian.
c. Teknik Analisis Data; organisasi data, kodinu.
d. Prosedur dan Pelaksanaan; tahap pelaksanaan penelitian.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
BAB V : KESIMPULAl\I, DISKUSI DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
2.1 KONSEP DIRI
BAB2
~(AJIAN TEORI
2.1.1 Pengertian Konsep Diri
Menurut Hurlock (i 973), 'self concept are images people have of them
selves. They are composite to beliefs they about them selves; their physical,
psychological, social, and their achievemenf. Konsep diri adalah g2mbaran
seseorang tentang dirinya. Gambaran ini merupal<an gabungan kepercayaan
orang tersebut mengenai diri sendiri yang meliputi karakteristik, fisik,
1Jsikologis, sosial, emosi, aspirasi dan prestasi.
Konsep diri terdiri dar, cispek fisik dan psikologis. Aspel< psikologis
merupakan konsep mengenai karakteristik-karakteristik tertentu, kemampuan
dan ketidakmampuannya, latar belakang dan masa depannya; yang terdiri
dari kualitas-kualitas yang mempengaruhi penyesuaia'1nya terhadap
kehidupan, sepe1ii keberanian, :<emanciirian, kejujuran, kepercayaan diri (self
confidence).
Carl R. Rogers (dalam Hall & Undzey, 1993), berpendapat bahwa konsep diri
menyangkut persepsi diri )'ang menunjuk cara seseorang memandang
dirinya, menilai dir!nya, menilai kemampuanny: 1 dan bagaimana ia berpikir
'.entang dirinya. Disamping itu, konsep diri juga menyangkut bagaimana
seseorang mempersepsikan hubungan dengan orang lain dan berbagai
1,1acam 3Spek dalam kehidupan serta nilai-ni1ai yang menyertai persepsi itu.
Menurut Jacinta F. l'<ini (2002), konsep diri dapat didefinisikan secara umum
sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya.
Seseorang dikat21'an mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan
memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa
apa, tidal< kornpeten, gagal, malang, tidal< menarik, ticlak disukai dan
kehilangan claya tarik terhac1ap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan
cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan clan kesempatan yang
clihadapinya. la ticlak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih
sebagai hala1 '"'"· 1Jrang dengan konsep diri negatif, al<an mudah menyerah
sebelum berperang dan jil<a gagal, al<an ada dua pihal< yang disalahkan,
ent3h itu menyalahl<an diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan orang
lam.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih
optimis, pen uh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala
sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan
dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai
penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Orang
clengan konsep diri yang positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat
hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang
akan datang.
Menurut Jalaludin Rahmat (1999), orang yang memiliki konsep diri positif
ditandai dengan lima hal :
1. Kemampuan mengatasi masalah
2. Merasa seta.·a clengan orang lain.
3. MenE1 ma pujian tanpa rasa malu
4. la menyadari. bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan d«.n perilal<.u yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
5. la mampu memperbaiki dirinya korena ia sang9up mengungkapkan
aspek-aspek kepcibad:an yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubahnya.
Berda!;arkan pendapat para ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan
.Jahwa konsep diri merupal<an suatu hal yang sangat p011ting dalam
kPhidupan seseorang. KarE ,1a dengan konsep diri seseorang dapat menilai,
memandang dan berpikir tentang dirinya cehingga akan menetukan
bagaimana ia bersikap dan berperilaku.
L.. i .2 F'erkembangan Konsep Diri
Krmsep di'i tidak dibawa sejak lahir, tetapi secara bertahap sedikit demi
sedii<i1 timbul sejalan dengan berkembangnya kemampuan persepsi individu.
Konsep cliri rnanusia terbentuk rnelalui proses belajar sejak rnasa
pertumbuhan .aseorang manusia dari kecil hingga dewasa. Bayi yang baru
lahir tidak memiliki konsep diri karena rnereka lidak rnernbedakan antara
dirinya der• Jan ling1,ungan sekitarnya. Menurut Allport (dalam Hall & Lindzey,
1993), bayi yang baru !ahir tirlak mengetahui tentang siapa dirinya.
KonsE ;J diri mulai terbentuk s<iat anak berusia 18-24 bulan, mereka dapat
mengenal diri di depan cennin clan rnenyadari bahwa dirinya secara fisik
terpisal~ dari lit .,,, rngan sekitarnya (Papalia & Olds, 2001 ). Se lain
linf1kungan, pengalarnan dan po/a asuh orang tua turut memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau
respon orang tua dan !.ngkungan akan rnenjadi bahan inforrnasi bagi
seseorang untuk menilai siapa dirinya. Fitts ('1971) menambahkan; tidak ada
pengalarnan yang lebih penting dibandingkan denga11 n pengalaman
pertama individu dengan keluarganya. Keluargalah yang pertama
memperkenc ";an kehidupan pada anak, dan memperkenalkan individu
dengan pengertian awal mengenai dirinya yang menjadi dasar bagi
pembentukan kon ~ep diri selanjutnya. Disinilah seseorang pertama kalinya
rnenemukan dasar dari konsep dirinya, yang akan mengarahkan seluruh
kehidupariny a dikemudian hari.
Lebih lanjut G.H. Mead (1934) menulis bahwa konsep diri merupakan produk
sosial yang d;""nluk melalui proses internalisasi dan organisasi pengalaman
pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman psikologis ini merupakan
hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi mengenai
dirinya yang diterima dari orang-orang penting disekitarnya.
Jadi seseorang menilai dirinya berdasarkan apa yang dia alami clan clapatkan
clari lingkungan. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik clan positif,
maka ia akan merasa dirinya cukup berl1arga sehingga tumbuhlah konsep cliri
Jang positif.
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi l<onsep Diri
Konsep diri bukanlah fal<tor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang
dipelajari dan terbentuk clari pengalaman individu dalam berhubungan
dengan individu lain. Dalam berintera\si dengan orang lain ini, setiap individu
aka'l menerima tanggapan. Tanggapan yang diberikan tersebut akan
dijadikan cermin untuk menilai dan memandang dirinya. Jadi, konsep diri juga
terbentuk karena suatu proses umpan balik dari individu lain.
Menurut Argy (dalam Hardy, Malcom, Stave & Hayes, 1985), perkembangan
ko~sep diri dipengwuhi oleh empat faktor, yaitu:
·1. Reaksi dari orang Jain
Coolev (dalam Hardy & Hayes, 1985) membuktikan bahwa dengan
meni;amati pencerminan perilaku diri sendiri terhadap respon yang
diberikan oleh orang lain maka individu dapat mempelajari dirinya
sendiri. Orang-orang yang memiliki arti pada diri individu (significant
other) s<c ... ., · "erpengaruh dalam pembentukan konsep diri.
2. Perbandingan dengan orang lain
Konsep diri yan~1 dimilild individu sangat tergantun~1 kepada
baga1mana care irdividu membandingkan dirinya dengan orang lain.
3. Peranan individu
Setiap individu memainkan peranan yang berbeda-beda dan pada
setiap peran tersebut individu diharapkan akan melakukan perbuatan
dengan cara-cara tertentu pula. Harapan-harapan dan pengalaman
yang berkaitan dengan peran yang berbeda-beda berpengaruh
terhadap konsep diri seseorang. ME:nurut Kuhn (dalam Hardy, Malcom,
Stave & Hayes, '1985) sejalan dengan pertumbuh::innya individu akan
me11ggabungkan lebih banyak peran kedalam konsep dirinya.
4. Ide . ..ifikasi terhadap orang lain
Kalau seorang anak mengagumi seorang dewasa, maka anak
seri 1gkali m..mcoba menjacli pe1~gikut orang clewasa tersebut dengan
cara meniru beberapci nilai, kayakinan dan perbuatan. Proses
identif1kasi tersebut m8nyebabkan individu merasakan bahwa dirinya
telah memiliki beberapa sifat dari yang dikagumi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep diri
berkembang serta te, oentuk seiring dengan pertumbuhan manusia melalui
proses belajar. Proses belajar yang dilal(Ukan individu dalam pembentukan
konsep dirinya diperoleh dengan melihat reaksi-reaksi orang lain terhadap
perbuatan yang telah dilakukan, rnelakukan perbandingan dirinya dengan
orang lain, rnernenuhi harapan-harapan orang lain, alas peran yang
dirnainkannya serta 111el21kukan identifikasi terhadap oran~J yang dikagumi
2. 1 A Peranan Konsep Diri dalam Menentukan Perilaku
l<onsep diri tidak terlepas dari masalah citra diri, PE•nilaian diri, gambaran diri,
penerimaan diri, dan harga diri. Bagairnana individu memandang dirinya akan
tampak dari seluruh perilaku, bila seseorang memandang dirinya tidak
mempJnyai cukup l<ernampuan untuk melakukan suatu tugas, maka seluruh
perilakunya akan menunjukan ketidakmampuannya. Mc. Candles (dalam
Clara Pudjijogyanti, 1955) menyatakan bahwa konsep diri merupakan
seperangkat harapan serta penilaian perilaku yang menunjukan pada
harapan-harapan.
Seseorang yang mengatakan 'saya tidal< akan bisa menghadapi masalah ini
nanti, karena saya oranc yang lernah'. SesunggL·'lnya ia akan merumuskan
harapan yang akan terjacl1 Patokan atau harapan tersebut rnenyebabkan
individu tersebut tidal m(rnpunyai motivasi yang baik untuk rnencapai
keberhasilan yang maksimal untuk lepas dari masalahnya. Sehingga perilaku
yang diti1rbulkan tidak rnenguntungkan bagi :ndividu. Sil<ap dan pandangan
terhadap dirinya itu sangat rnempengaruhi individu dalam menafsirkan
pengalamannya. Sebuah kejadian akan ditafsirkan secara berbeda antara
inciividu yang satu dengan yang lainnya.
2.2. WANITA TUNA SUSILA (WTS)
2.2.1 Pengertian Wanita Tuna Susila (WTS)
I .artono (2001), seks komersil adalah perilaku hubungan seksual yang tidak
didasari oleh adanya keterikatan emosional atau diluar pernikahan dan selalu
ditandai oleh transaksi bisnis diantara keduanya, dengan imbalan uang atau
barang. Pela cur wanita disebut dalam bahasa asingnya; prostitue, sedangkan
dalarn bahasa kasarnya ialah; sundal, balon, /ante. Dan akhir-akhir ini muncul
istilah perek dan jablay. Kira-kira pad a tahun 60-an oleh beberapa pihak
terutama ole petugas sosial, dipergunakan istilah eupemistis untuk
rnemperhalus artinya, ialah; Wanita Tuna Susila (WTS). Sedangkan pelacur
pria disel" ut gigolc.
Supratiknyc. (1995), Wanita Tuna Susila (WTS) adalah wanita pekerja seks
komersial yang memberiKan layanan hubungan seksual dengan
mengharapkan imbalan sejumlah uang. Wanita-wanita ini biasanya
menempati tempat-tempat tertentu yang biasa dijadikan tempat lokalisasi
pelacuran. Alasan .. okok seorang wanita menjadi Peke1ja seks komersil pada
umumnya adalah faktor ekonomi. Tuntutan untuk bertahan hidup seringkali
menjadi sebuah alasan kenapa seorang wanita-wanita ini terjun kedunia
prostitusi. Mereka rela berkorb<1n demi sejumlah uang sekedar untuk mencari
makan dan kebutuhan-kebutuhan yang lain.
Kartono (2001) menambahkan, seks komersil merupakan "profesi" yang
sangat tua usianya, se-tua umur kehidupan manusia itu sendiri. Seks
komersil itu selalu ada pada semua negara berbudaya, sejak jaman purba
sampai sekarang. Dan senantiasa menjadi masalah sosial, atau rnenjadi
obyel< urusan hukum dan tradisi. Selanjutnya, dengan perkembangan
teknologi, industri dan kebudayaan manusia turut berkembang pula seks
komersil dalam berbagai bentuk dan ting\alannya.
2.2.2. Jenis-Jenis Pelacuran
Secara teknis ada empat macam prostitusi/pelacuran (Coleman, Butcher, dan
Carson, 1980):
1. l-lubungan heteroseksual dimana pihak perempuan menerima
pembayaran.
2. l-lub1: 1gan h'3!u1oseksual dimana seorang lelaf;i menerima
pembayaran
3. Pelacuran I ornoseksual dimana seorang lelaki menawarkan
layanan hubungc.n homoseksual i<epada lelaki Jain.
4. Pelaouran homoseks•Jal dimana seorang perempuan menawarkan
layanan hubungan homoseksual kepada perempuan lain.
Namun yang relatif masih paling lazim terjadi adc1lcih tipe pertama, pihak
perempuan menerima bayaran. Secara umum pelacunn atau prostitusi
dikategorikan dalarn beberapa jenis, yaitu:
a. Pelacuran jalanan
lstilal1 yang biasa digunakan untuk WTS jenis ini adalah "street
walker'. Kelornpok ini termasuk WTS yang masih liar karena mereka
tidak terkoordinir dan terdaftar. WTS ini biasanya menunggu tamu di
pinggir jalan-jala11 tertentu. Terutama pada malam hari mereka
biasanya berdiri ditempat yang remang-remang. Kosmetik wajah yang
digunakan biasanya berlebihan seperti bedak yang tebal dan warna
lipstik yang mencolok. Model pakaian yang digunakan biasanya
menonjolkar bagian-bagian tubuh tertentu. Mereka tidak segan-segan
menggoda laki-laki yang melalui daerah rnereka, misalnya dengan
111ela1nbaikan tangan dan memberikan tanda-tanda tertentu lainnya.
Pada umurnnya mereka tennasuk WTS kelas rendah, seperti supir,
buruh pabrik, pedagang kecil dan sebagainya. WTS jenis inilah yang
sering ditangkap olel1 anggota Palisi Pamong Praja yang bekerja sama
dengan r ~· ·'""'I\ kemudian diserahkan kepanti rehabilitasi.
b. Pelacuran Panggila11 (Ca// Girl Prostitution)
lstilah yang dipakai untuk WTS jenis ini adalah "Call Girl". Di Indonesia
diketahui WTS jenis ini biasanya digunakan melalui perantara yang
ber·fungsi sebagai mucikari atau germo. Mereka biasanya kencan
didalam hotel atau rumah-rurnah peristirahatan di daerah pegunungan
(Villa). Mereka tergolong WTS kelas menengah atau tinggi. Tamunya
biasanya dari golongan elite laki-laki iseng yang mempunvai uang
banyak, pengusaha besar dan sebagainya.
c Pelacuran Rumah bordir (Brothel Prostitution)
WTS yang berpraktek di rum ah bordir dapat dibagi tiga golongan.
Golongan pertarna adalall rumall bordir yang berpencar dan biasanya
becampur de'lgan rumah penduduk. Golongan kedua adalah rumah
bordir yang berpusat pada suatu kJmplek yang biasanya merupakan
suatu kelompok perumahan biasa. Golongan yang ketiga, yaitu bordir
yang disebut lokalisasi dan didirikan berdasarkan surat keputusan
pernerintah daerah.
d. Pelacuran Terselub1.,ng (Clandestine Prostitution)
pelacuran terselubung biasanya terdapat pada tempat-tempat seperti
klub n1alam,tennat dansa, panti pijat bahkan salon kecantikan. WTS
ini tergol, · ig l'e!2s .Jtas karena tamu-tamu biasanya adalah pengusaha
bm;ar a tau pejab 3t
e. Pelacur I .matir (Am3teur Prostiwt1on)
Pelacur ini biasanya uersifat sangat rahasia sehingga hanya diketahui
oleh orang-orang tertentu saja. lstilail amatir digunakan karena selain
melakukan praktek pelacuran biasanya juga mempunyai profesi lain
yang diketahui oleh masyarakat luas. Pelacur ini tergolong kelas tinggi
:Ja11 sangat selektif dalam memilih tamu-t~.m·.nya.
2.2.3. Faktor-faktor l\ilenjadi Wanita Tuna Susila (WTS)
r~aldor-fal\tor yang meny(=babkan seseorang menjadi seorang PSK, menurut
Supratiknya ('1995). ada dua kemungkina11: Pedama, seorang calon PSK
mendatangi rumah pro3titusi langsung dan berlatih menjadi seorang PSK;
namun cara ini kurang lazim, yang lebih lazim adalal1: f\edua, seorang calon
PSK berguru pada seorang PSK senior y;o,ng sudah berpengalaman atau
menyerahkan diri pada seorang germo. Begitu terjalin kontak dan keputusan
untuk menjadi PSK sudah bulat, maka pendatang baru tersebut menjalani
sejenis rna9ang selama beberapa waktu. Setelah dinilai cukup terampil dan
mulai memiliki langganan sendiri, masa magang dianggap selesai dan
mulailah ia kini menjadi PSK penuh.
Menurut Soel1anto ( 1990), ada dua faktor yang menyeba!okan timbulnya
pelacuran, yaiti.: faktor "ksogen dan endogen.
Adapun faktor eksogen ada'-:ih sebagai berikut:
a. l<emiskinan I tekanan ekonomi.
b. Tingl1at pendidikan yang rendah.
c. F'engaruh mass media (garnbar-garnbar porno).
d. Dtputusk;in pacar I ditinggal suami.
Sedangkan faktor indogen adalah sebagai berikut :
a. Konflik mental.
b. Situasi hidup yang tidak rnenguntungkan pada masa kanak-kanak.
c. Pola kepribadian yang kurang dewasa.
d. Taraf intelegensia yang rendah.
Me 1t1rut Kartono (2001 ), perbuatan melacurkan diri ini dilakukan baik sebagai
kegiatan sambilan atau pengisi waktu senggang (amateurisme), maupun
sebagai peke ·'aan pen uh atau propesi. Namun akhir-akhir ini juga banyak
wanita yang akhirnya rnenjadi pelacur bukan atas kemauan mereka. Hal ini
sering terj1di pado: Nanita·wanita muda yang rnencari pekerjaan lewat biro
biro jasa penyaluran tenaga kerja ilegal. Mereka dijanjikan disalurkan ke
pekerjaan-pukerjaan yang rnenarik baik didalam rnaupun diluar negeri,
namun kenyataannya 'dijual' ke pusat-pusat hiburan dan dipaksa menjadi
pelacur.
Aclapula anak-ana" ibawah urnur yang terpaksa rnenjacli PSK karena
doronga11 orang-orang terclekat disebabkan hirnpitan ekonorni yang
rnembebani keluarga mereka. Atau sekedar karena pengaruh dari pergaulan
bebas den(Jan gaya hidup yang jauh dari norma-norrna sosial pada
urnumnya, sehingga mereka terjerumus ke duni3 prostitusi.
2.3. Kerangka Berfikir
Untuk mengetahui perkembangan l<onsep diri siswa Panl:i Sosial Karya
Wanita (PSKW) "Mulya Jaya" Pasar Rebo, penulis rnengambil teori Hurlock
untuk d:jadikan suatu teori dasar (Grounded Theory). Yaitu, konsep diri
rnerupakan garnbaran seseorang tentang dirinya dimana gambaran ini
merupakan gabungan kepercayaan tentang diri sendiri yang meliputi
l<arakteristik, fisik, psikologis, sosial, emosi, aspirasi dan prestasi.
Konsep diri merupakan faktor yang terbentuk ketika individu berinteraksi
dengan lingkungannya, bila individu yak in bahwa orang-orang disekitarnya
menyenangi dan memandang baik keberadaannya maka ia akan berpikir
positif tentang dirinya, l)egitu juga sebaliknya individu akan berpikir negatif
l<etika orang-orang disekitarnya berpikir negatif pula. Dergan kata lain,
konsep diri posicif individu akan terbentuf( jika ada faktor-faktor pendukung
yang membentuknya. Secara konseptual hal ini akan terjadi. Namun pada
/\(oadaan tertentu dapa~ tarjadi ,-.ebaliknya, jika ai lingkungan tersebut
meman~J faktor pendukung 1tu ada akan tetapi subyek memiliki persepsi diri
negatif. maka yang terjadi 2ialal 1 konsep diri negatif pad a diri subyek.
Jika berpatokan pada teori yang ada dimana konsep diri merupakan
gambaran persepsi diri dari beberapa aspek. M<Jka >iswa yang berada di
I 'SKW dala111 membangun konsep dirinya tergantung bagaimana rnereka
rnempersepsikan dirinya ketika berada di p2,nti. Bila individu dapat
r.1eryesuaikan diri dengan baik dan persepsi yang 111uncul adalah positif
maka inclividu akan memilil<i konsep diri positif, begitu pun sebaliknya.
Disa111ping itu latar belakang kehidupan subyek sebelum menjadi siswa di
PSKW dan hal yang menyebabkan ia masuk panti pun s:ingat mempengaruhi
konsep diri inclividu.
Seorang siswa dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih optimis,
pen uh percaya diri uan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, jug a
terhadap kegagalan yang dialaminya. Karena kegagalan bukan dipandang
sebagai kematian, namun lebih menjadikannya sebagai penemuan clan
pelajaran berharga untuk melangkah ke depan.
Secara konseptual perkembangan kunsep diri pada siswa PSKW dapat di
gambarkan sebagai berikut:
[~;-J -Tcrjaring:J
Masuk menjadi
Lsis~ a_i::s K~
Proses Rehabilitasi o Pembinaan Fisik o Pcmbinaan Mental
Spiritual o Pernbinaan Sosial o Pembinaan Pcrilaku o Pelatihan
Ketcrampilan f _') Resosi<ilisasi
----• penghuni panti [
lnteraksi dengan
-(l~embina & siswa lain)
r o - R~aksi I pandangan orang lain thd subjek
o Pcrbandingan dcngan orang lain
u Peranan individu () : ientifikasi dengan
orang lain
Respons
Mempengaruhi konsep diri
Self perceptions o Aspek psikis o Aspek fisik o Aspek social o Menilai kemampuan/
Potensi o Menilai aspirasi
[!osi1il: 1-..- ------------------~I-j> Negatif J i1(;~~~ri positif -)
,_ f-· o Mampu mcngatasi rnasalah o l\1erasa sctara dengan orang lain o Menerima pujian tan pa rasa malu J Menyadari bahwa perasaan, keinginan,
& perilaku tidak seluruhnya disetuji 111a'.>yarakat
o 13crusah:1 rnempcrbaiki diri, introspcksi, clan bcrusaha berubah
Konsep diri ne_:atif J o Peka pada kritik o Responsive terhadap pujian o Mempunyai sikap hiperkritis o Merasa tidak disenangi orang lain o Merasa tidak diperhatikan o Bersilrnp pesimis terhadap
kornpetisi
BAB:~
METODOLOGI PENELITIA.N
3.1. Jenis Penelitiar.
3.1.1. Pendekatan Penelitian
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis melakuan deskripitik dengan menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,
:'004) metode l<ulitatif merupakan proserlur penelitian yang menghasilkan data
1les~<riptik berupa kata-kata '.ertulis atau lisan dari orang-oran~J dan prilaku yang
d; 1pat diamati. Dalam pe. ,dekatan kualitatif, peneliti berusaha memahami subyek
dalam l<erangka berpikir subyel< sencliri. Dengan demikian yang terpenting adalah
bagaimana subyek menghayati hidupnya, memandang, menilai, serta berpikir
tentang dirinya. Melalui penelitian kualitatif menurut Cresswell (dalam
Poerwandari, 1998) peneliti dapat menggali proses arti dan pemahaman tentang
perigalaman serta penghayatan individu.
3.1.2. f>letode Penelitian Kualitatif
Menurut Moleong (2006), metode penelitian kualitatif adalah metode untuk
menggali fenomena tentang apa yang dialarni subyek penelil:ian seperti perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic, dan dengan cara desl<rip1;i dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada konteks khusus yang alarniah dan dengan
rnernanfaatkar. berbagai rnetode alarniah.
3.2. Metode Pengumpulan Data
3.2.1. Wawancara
Maksud wawancara dalarn penelitian adalah sebagaimana yang dikemukakan
Moleong (2004) adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh
peneliti sebagai pewawancara, dengan mengajukan pertanyan kepada
:esponden. Dalam pe11eliti<rn ini peneliti akan menggunakan pertanyaan yang
mendalam, rnenurut (Moleo1-g, 2004) pertanyaan mendalam bertujuan untuk
rnenggali lebih dalam lagi tentang he.I yang dipersoalkan, agar persoalan dalam
wawancara mendapatkan hasil maksimal. Dalam wawancara rnendalam yang
secara langsung menurut Guba Ian Lincon (dalam Moleong, <~004) bermaksud
untuk menggali lebih dalam lagi untuk keperluan:
1. Klarifikasi untuk keperluan jika informasi yang dibutuhkan rnasih dipersoalkan
sebelumnya.
2. Kesadaran kritis jika responden ditanyakan untuk mernucuskan atau lebih
kntis lagi, menaggapi sesuatu, menilai, atau memberikan contoh tentang
c.esu;.tu Kata Tanya dalam hal ini ialah" mengapa"" dalam hal apa"
3. Pe'1jelasan jik2 pewancara memerlukan inforrnasi me~genai berbagai aspek
atau dimensi dari suatu pertanyaan
4. Refokus jika responden ditanyai untuk mengaitkan, membandingkan, atau
mempertentan0"an jawabanya dengan topik atau ide
5. lnformasi tentang intensitas perasaan responden. Dalam hal ini pertanyaan
berkisar pac;a bentuk "pertanyan pripadi" pertanyaan "alasan mengapa",
sampai pada pertanyaan "inter'sitas"
3.2.3. Observasi
U ituk memperkaya data-data yang didapat dari wawancara dilakukan observasi
sc:bagai metode pe~unjang. Observasi merupakan metode pengumpulan data
esEnsial dalam penelitian. Y'in (2003), Observasai sering kali bermanfaat
memberikan inforrnasi tambahan, yaitu dengan mendapatkan i~ambar terperinci
mengenai kegiatan, perilaku, tindakan individu serta proses selama wawancara.
Observasi biasa disebut juga dengan pengamatan, yang bertujuan untuk melihat
tingkal1 laku, performance subyek, aktivitas subyek, hubungan subyek dengan
oran:;i-orang sekitar.
3.3. lnstrumen Penelitian
3.3.1. Pedoman vvawancara
Pedoman wawancara yang digunakan sebagai pegangan bagi pewawancara agar
tetap pada tujuan penelitian. juga berfungsi untuk mengingatkan akan topik-topik
yang ingin oigali serta apa yang belum dan sudah ditanyakan serta memudahkan
kategorisasian dalam melakukan analisis data.
3.3.2. Lembar Observasi da11 :::.atatan Subyel<
Digunakan urnuk mencaf.3! hal-hal yang dianggap penting, dapat membantu
menerangkan lebih lanjut c.'1ta y;rng diperoleh atau berpangciruh terhadap jalannya
wawancara. Hal-/1al yang di•;ai:at meliputi setting tempat wawancara berlangsung,
lama wawancara, hal-hal yang terjadi selama wawancara mungkin berlangsung
terhadap hasil wawar.cara, penampilan subyek secara keseluruhan, respon
subyek dalarn rnenjawab pertanyaa1· -pertanyaan yang diberikan, dan hal-hal yang
dianggap penting untuk rnenambah data penelitian.
3.3.3. Alat Bantu Pengumpu:an Data
Peneliti mcmggunakan alat perekarn (recorder) sebagai cara a9ar data yang
diperc:eh lebih leri9kap dan akurat dan tidal< ada da\a yarg terlewatkan. Alat ini
juga memud:ihkan peneliti untuk mengulang r.asil wawancar:oi agar diperoleh hasil
yang utuh, sesuai dengan apa yang disampaikan subyek dalam wawancara dan
memudahkan penelitian untuk mensistematisasikan data secara lengkap dan detail
sehingga data dapat .nemunculkan gambaran tentang topik y;~ng dibahas.
3.4. Subyek Penelitian
3.4.1. Kriteria Subyek
Karena masa pembinaan di Panti Sosial Karya VVanita (PSKVV) "Mulya Jaya"
Pasar Rebo seiarna 3 (tiga) bulan, rnaka subyek ya11g akan diteliti adalah siswa
yang telah tinggal di panti selama 2-3 bulan.
3.4.2. Jurnlah Subyek
Menwut Strauss, tidal< ada ketentuan baku men!;ienai jurnlah minimal subyek yang
harus dipenuhi dalam penelitian kualitatif, berdasarkan hal tersebut rnaka dengan
metode wawancara mendalarn disimpulkan bahwa tidak ada batas jumlah subyek
(dalarn Poe1wand . .ii, 1995). Penelitian ini dilakukan terhadap 4 orang siswa PSKW
Mulya Jaya. Pemilihan subyek dalarn penelitian ini dilakukan dengan purpossive
sampling dim2na sarnpel diarnbil dari populasi yang memenuhi kriteria tertentu.
Dari keseluruhan siswa PSKW Mulya Jaya yang rnemenuhi k1·iteria yang diajukan
penelit1, kemudian dipilih beberapa orang yang menjadi responden dalam
penelitian ini.
3.5. Teknik Analisis Data
Menurut S8iddel ("I 998), pad a proses analisis data kualitatif yaitu berjalan sebagai
b )rikut:
• Mencata' 11ang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi
kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.
• Mengurnpulkan, rnemilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.
• Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu rnempunyai
makna. mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan
men1buat temuan-temuan umum.
3.5. 1. Orgar.isasi Data
Mengorganisasikan data adalah proses awal dalam analisis data. Dengan
pengorganisasian yang sistematis ini memungkinkan peneliti mendapatkan data
yang baik. mendokurnentasikan anaiisis yang dilakukan dan menyimpan data dan
analisis yanri lJe ·kaitan dalarn penyelesaian penelitian (Poerwandari, '1995). Dalarn
penelitian ini data diorganisasikan dengan :
1. Niencatat data rnenjad1 bentuk telcs
2. Mengelornpokan data dalarn kategori-kategon ce1ientu sesuai dengan
pokok-pokok pe. masalahan yang ingin dijawab. Dalarn tahap pertama
adalah dilakukannya snorting data untuk mem .,ih data yang relevan
dengan pokok pPrma~<?lahan, dan tahap kedua dilakukan coding atau
pengelompokan d<Jta ke dalam berbagai kategori
3. Melakukan interpre'a~i awal terhadap setiap kategori data
4. Mengidentifikasi tema utama atau kategori utama dari data yang
terkumpul untuk melihat gamb<1ran apa yang paling utama tampil dan
dirasakan subyek. Apabila ditemukan tema utama, maka hasil interpretasi
lainnya merupakan penunjang dalam penjelasan dinamika tema tersebut.
5. Menulis t1asil akhir. Dari semua data yang ade disirnpulkan hal-hal yang
umum dan memberi perhatian pada hal-hal khusus yang ditemukan
subyek dan mengaju kembali pada teori dan permasalahan penelitian.
3.5.2. Kading
Pemberian kodin~J atau kode adalah langkah penting sebelum analisis, yang
dimaksud aclalah i:engorganisasian terhadap jalannya wawancara. Hal-ha! yang
dicatat meliputi setting tempat wawancara ber!angsung, lama wawancara, hal-hal
yang terjacli selama wawancara, penampilan subyek secara keseluruhan, respon
subyek terhadap pertanyaan--perl<'nyaan dan cara menyampaikan informasi.
Kading dalam penelitian ini adalah :
1. Setting !empat wawancarn, sehubungan dengan tempat subyek berada di
asrama pan ti, maka agar lebih kondusif wawancara dilakukan di dalam
ruangan yang khusus dipersiapkcin oleh petugas I pernbimbing yang
bersangkutan.
2. Durasi waktu wawancara yang diperlukan pada setiap subyek kurang
lebih 60 menit setiap wawancara, sehingga tiga kali wawancara diperlukan
waktu 180 menit.
3. Penampilan subyek selama wawancara berjalan.
4. Respon subyek terhadap pertanyaan yang diajukan secara keseluruhan,
dalam hal menjawab pertanyaan peneliti.
3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian
3.6.1. Tahap pe,rsiapan penelitian
Setelah rnenentukan masalah, peneliti rnenelusuri berbagai literatur untuk
mendap:itkan landasan teori yang kuat bagi penelitian ini. Setelah itu peneliti
memutuskan untuk terjun ke lapangan penelitian guna mengenal objel\ yang akan
diperlukan informasinya. Untuk itu penulis memberikan beberapa tahapan dalam
persiapan penelitian, diantaranya :
I. Peneliti menyusun pedoman wawancara yang .ikan di9unakan
2. Menunjukan pedoman wawancara kepada pernbimbing penelitian sebagai
uji awal dan frlce validity terhadap keabsahan bentuk batasan
3. Menje:askari tujuan ::ienelitian dan meminta kesediaan untuk menjadi
responden
4. Melakukan wawancara t ,rhadap satu ornng subyek sebagai uji coba dan
mendapatkan gambaran awal mengenai wawancara-wawancara
selanjutnya
5. Membuat perbaikan pedoman wawancara berdasarkan pendapat dari
pembimbing
3.6.2. Tahap Pelaksanaan penelilian
Di dal2111 penelilia11 kualitatif, peran peneliti amat penting seba9ai pengumpul data
utama. Hal ini dije!askan oleh Patton (dalam Poerwandari, 1998) penelitian yang
sebenarnya menjadi instrument d a lam hal ini seorang peneliti perlu
mempertimbangka bagaimana membangun rapor yang baik serta mendapat
kepercayaan dari subyek yang akan diteliti. Di bawah ini penulis memberikan
beberapa tahapan dalar. pelaksanaan penelitian:
1. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara yang telah
dibuat. Untuk wawancara
2. Memindahkan hasil re~aman wawancara dalam bentuk verbatim tertulis.
3. Menyort1r hasil wawancara untuk mendapatkan hasil yang relevan dengan
penelitian.
4. Melakukan analisis data dan interpretasi data.
5. Membuat Kc.~. '""Jian.
6. Membuat diskusi terhadap kesimpulan dan seluruh hasil penelitian.
7. Dengan memperhatikan hasil penelitian, l<esimpulan, dan diskusi yang
telah dilakukan, mengajukan saran-saran dan rekomendasi.
BAB4
HASIL PENEL.ITIAN
4.1. G/'.MBARAN UMUM PANTI S.OSlt,L KARYA WANITA
(PSKW) MULYA JAVA PASAR RERO JAKARTA TIMUR
4.1.1. Sejarah Singkat Berdiri;-iya Panti Sosial Karya Wanita Mulya
Jay a
Panti Sosial Kaya Wanita "Mulya Jaya" adalah salah satu Jembaga yang
menanga11i masalah wanita tuna susila. Lembaga ini did1rikan oleh
Departemen Sosial RI., pada tahun 1959 panti ini berstatus Pilot Projek Pusat
Pendidikan Wanita, sebagai projek percontohan Depsos. F'embangunan dan
pe11yempurnaan panti 1ni dilakulnn secara bertahap. Setahun kemudian
tepatnya tanggal 20 Desember 1960 dibuka oleh Menteri Sosial Bapak H.
Moeljadi Djojomartono (Alm) C:engan nama Mulya Jaya berdasarkan motto
panti sendiri yaitu, "Wanita l1i1L•:ya Negara Pas ti ,!aya".
Pada tahun 1963 pan!i ini diresmikan menjadi Panti Pendidikan Wanita
(PPW) Mulya. ., berdasarkan SK Menteri Sosial RI No. HUK/4-1-9/10005
tangoal 1 Jur1i 1963. Setelah enam tal1un kemudian (1969) pada pelita 1
disempurr.akan ke.i1bali menjadi Pant1 Pendidikan dan Pengajaran Kegunaan
Wanita "Mulya Jaya" (P3KW). Dan pada tahun 1979 ditetapkan menjadi Panti
Rehabilitasi Wanita Tuna Susila "Mulya Jaya" (PRWTS) dengan SK Menteri
Sosial dengan No. 41/HUK/Kep/Xl/1979 tanggal 1 November ·1979 yang
sekaligus diterbitkan struktur organi<asi dan tata kerja panti di seluruh
Indonesia.
Berdasarkan SK Menteri Sosial di alas pula pada akhirnya tanggal 31
Desember 1982, Panti Rehabilitasi Wanita Tuna Susila "Mulya Jaya"
diserahkan pada Kanwil Departemen Sosial DK! Jakarta dan sejak tanggal 23
! .. pril ·1994 nama Panti Rehabilitasi Wanita (PRW) "Mulya Jaya" dengan
Mensos l~I No. 14/HUK/1994, dan pada tanggal 24 April 1995 diktapkan
meniadi Pan~i Sosial Karya Wanita (PSKW) "Mulya Jaya" sampai sekarang.
4.1.2 Visi, Misi, Motto dan Tujuan Panti Sosial Karya Wanita
"Mulya Jaya"
Mengenai visi dan misi dari Par1ti Sosial Karya Wanita "Mulya Jaya" ini bisa
dilihat clari <lksternal dan internal:iya, yaitu:
I. Eksternal: Menekankan lajunya perkembangan/ mobilisasi
permasalahan tuna susila terutama Wanita Tuna Susila. .
2. Internal: Diharapkan para siswa mampu hid up secara normatif dan
:)ersosialisasi ke dalarn keluarga atau masyarakat.
Adapun motto Panti Sosial Karya Wanita adalah: "Tat Twam Asi". Dari
bahasa Sansekerta, yang artinya: "Aku adalah engkau, engkau adalah aku".
Tujuan didirii<annya lernbaga ini adalah terbina dan berkE~mbangnya tata
kehidupan sosi'll pare tu11i1 susila yang meliputi pemuliha~1 kembali rasa
harga diri. tanggung jawab sm,.ial se1ta kemauan melaksanakan fungsi
sosialnya dalarn kehid up an dan penghidupa11 masyarakat.
4.1.3 ldentitas Panti
I. "lama Pan ti : Pan ti Sosial Karya Wanita "Mulya Jaya".
Status Panti : Unit f-'elal<sana Teknis di bidang Rehabilitasi Sosial
dan Pelayanan l}ertanggung jawab langsung kepada Sekretaris Uta111a1
Badan Kesejahteraan Sosial Nasional.
3. Alarnat: Jalan Tat Twam Asi RT/RVV. 08/02. Ke!. Gedong,
Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.
4. Sasaran Palayanan : Wanita Penyandang Masalah Tuna Susila,
didapat dari:
a. Hasil pene1tiban Pernda (Dinas Sosial, Trantib clan Aparat
Keamanan l"innya).
b. Hasil motivasi Pel<erja Sosial (Pek Soc\ di lokasi kantung-kantung
r:.iwan tindak tuna susila.
c. Penyerah< n pihak keluarga maupun Grganisasi Sosial.
4.1.4 Prnses Rehabilitasi Wanita Tuna Susila
4.1.4.1. lclenlifikasi Klien
a. Asal Klien
I ) Penerimaan Kantib dan instansi terkait
2) Motivasi petugas sosial masyarak: t
3) Menyerahkan
b. Syarat Penerimaan Klien/Siswa
I l Wanita Tuna Susila
2; Tidal< sedang berurusan dengan pihak kEpolisian
J l Usia 13 s/cl 35 tahun
4) Suhat jasmani clan rohani/ tidal< sakit ingatan
SJ Tidak mengidap penyakit ber3t dan menular kecuali penyakit
kelamin
6) Wajib tinggal di 'srama clan mematuhi ketentuan yang berlaku
7) Wajib mengikuti bimbingan mental ~osial clan 'fisik serta
kelerampilan.
4.1.4.2. Rehabilitasi
Dilaksanakan dengan memberikan bimbingan mental, sosial, keterampilan
kerja dan pelayanan f;sik lainnya.
"· Bimbingan ff·ental, sosial.
b. Keterampilan dan penyaluran, keamanan dan kebersihan
c. Pendidikan jasmani/ olah raga
d. Therapy kelomp01< at;iu individual dan penyuluhan ke~;ehatan
c. Kruistik
4.1.4.3. Penyaluran
a. Persiapan Penyaluran
Dengan penilaian klien sudah :
I J Sehat mental dan fisik
'.'.) Perkembangan pribadi stabil
3J Memiliki keterampilan
-I 1 :ap menyesuaikan diri
b. Jenis Penyaluran :
I 1 Nikah, nikah untuk transn~igrasi
2) Bekerja pada perusahaan konveksi, catering, pramuwisma,
TKW keluar negeri
3) Wiraswasta
·ll Kembali pada keluarga
c. Pcmbinaan Lanjutan
Dengan tujuan mengikuti perkembangan, konsultasi dan pembinaan
dan penilaian terhadap perkembangan pribadi, sikap mental dan
kemampuan daya guna dalam partisipasinya di rnasyarakat
membe11"~ bantuan stimulant.
4.2. Analisis Individual Subyek
4.2.1. Responden 10
4.2.1.1. ldentitas Subyek
a. Nama lengkap
2. Nama Panggilan
3. Tempat tanggal lahir
4. Umur I Usia
5. .Jenis kelamin
6. Anak ke
7. Stat11s
8. Asal daerah
9. Alamat sekarang
JO. Agama
l I. Pendidikan t2rahi1
:CO
:N
: Bogar, 20 Oktober 1901
: 16 tahun
: Perempuan
2 dari 4
: Belum menikah
: Bogar
: Bubulak Pondok - Bogor
: Islam
: SMP Negeri
bersaudara
4.2.1.2. Gambaran Umum
Wanita yang lahir 16 tahun yang lalu ini berasal dari Bogar, anak ke dua
dari em pat bersaudara. la memiliki postur tubuh sedikit gemuk, tinggi
badan sedang, kulit sawo matang dan berambut ikal. Setiap kali peneliti
melak11kan wawancara ia lebih sering memakai kaos.
N selalu menunjukkan s1kap sopan dan bersahabat, di samping itu ia lebih
terbuka dalam mengutarakan pengalaman-pengalaman hidupnya. Setiap
pertanyaan yang diberikan N menjawabnya dengan responsif dan
komunikatif. Sesekali matanya berkaca-kaca ketika mengutarakan
pengalaman-pengalaman pahitnya kepada penulis.
1\1 adalall pribadi yang belum pernah merasakan kasih sayang dari
seorang bapak, sampai saat ini N belum mengenal secara fisik bapak
kandung : ~ng sebenarnya dan tidak pernah mengetahui dimana
keberadaan bapaknya itu. Ketika umur enam tahun ibunya meninggal dan
tinggal bersamc> kakaknya.
Sejak kecil ia mempunyai keinginan yang keras dan rnemiliki prinsip hidup
yang kuat. Mengamen di jalanan adalah kesenangannya. Walaupun
ibunya selalu melarang melakukan itu, tapi ia tetap memaksa turun ke
jalan sepulang sekolah. F'ekerjaan itu terus ia geluti sampai sebelum
masuk PSKW Mulya Jaya. Di jalanan inilah ia merasakan banyak
pengalaman-pengalaman yang beragam baik susah maupun senang,
namun ia tetap menjalaninya dan menekuni profesinya itu sebagai jalan
hidupnya.
Masuk PSKW Mulya Jaya tidak pernah disangka sebelumnya oleh N,
karena ia rnerasa bukan bagian dari wanita-wanita pekerja seks
komersial. la terjaring ket;ka pulang ngamen. Namun setelah masuk di
PSKW ia menemukan makna hidupnya kembali, dari sini banyak manfaat
yang ia rasakan setelah menjadi siswa di lembaga ini terutama ketika
rnengikuti bimbingan rol1ani islam, N menemukan kete11angan setiap kali
menjalankan shalat dan memperoleh pelajaran !>elelah mengikuti
bimbingan keterampilan.
Berikut aclalah beberapa petikan hasil wawancara yang menggambarkan
persepsi diri subyek dalam berbagai aspek
4.2.1.3. Gambaran Persepsi Diri Dalam As1~i;;k Fisik
N termasuk orang yang nerima apa adanya, apapun yang terdapat pada
clirinya ia terima. N ;elc.lu percaya diri clengan fisik yang ia milil<i saat ini,
sehingga ia tidak muclah merasa renclah diri ketika berada di hadapan
orang ycing baru ia kenal. Kepercayaan diri itu tumbuh dengan sendirinya
karena telcil1 te1 bias;;. menghadapi orang-orang di jalanan dengan
mengamen dari bL:s ke bt.s.
"Aku kan o,-ang nya cuek, PD aja sih, karena udah terbiasa kali ya .. kalau ngarnen di bis jur 3 n ;1anyi-nyanyi aja, orang mau dengerin mau engga ya terserah dia".
N tidak perduli terhadap orang yang mernandang dirinya l<mang menarik,
tapi ia rnerasa senang l<a'au seseorang memandang sebaliknya.
"Ge'er sih engga ya .. kalau di bilang uitu seneng sih, tapi N nanya clulu ora11g teh Jiat dari apanya. Kali aja lih<1tnya cuma dari dandanan N aja bukan dari hati. Jadi ga terlalu clipikirin".
Mergem1i persepsi cliri terhadap fisik yang dimiliki, kepercayaan diri
subyek ini merupakan hal yang positif clan penting untuk dalam
menurnlJuhkan konsep diri.
4.2.1.4. Gambai-an Persepsi Diri Dalam Aspek Psikis
"Pertan .a, semua keluarga N teh me Ii hat muka. N katanya judes, N ga mau diornongin karena N ga pernah ngomongin orang lain. Kedua, N ga mau disuruh-suruh l«~rja kalau ga pengennya sendiri gitu Ketiga, N kan ditinggalin orang tua dua duanya, jadi kalau N ngeliat orang yang masih punya orang tua lengkap gitu teh suka ngiri, malah aku tu orangnya suka sirik sa .1pe ga rnau ngoniong sama orang 1tu, misalnya kalau clisini ada yang dibesuk gitu, N suka sirik disitu clan ga mau ngomong sama orangnya. Jadi ga ramah tarnah lah. Jacli N tu orangnya pemarah, sirik, goreng ad at (bhs. Sunda : sifat :elek_pen) kalau bahasa sunda na mah".
l\etika orang-oc lllg terdekatnya m':!mandang bahwa 1a seorang yang
angkuh, N pun merasa bahwa ia memiliki sifat yang kurang perduli
terhadap omongan orang, pemarah, dan memiliki sifat yang buruk.
Begitupun ketika ia mone111ukan ada seseorang yang memiliki orang tua
lengkap, ia merasa iri karena ia tidak memiliki orang tua seperti yang
dimiliki orang tersebut. Akan tetapi, terhadap sifat yang dimilikinya itu N
;nerasa kura11 8 . ·aman dan hilang kepercayaan diri.
"Sebenarnya ga seneng, pengennya sich punya sifat !eh yang bisa ngelebihi orang yang lebih baik lagi sama orang!, tapi Nga bisa ngejalaninnya. Aku juga ga nge1ii .. !"
menyadari hal itu N memiliki keinginan untuk merubah sikapnya. N
mengingi11kan sifat yang di pandang baik olel1 orang lain, narrl'Jn N
merasa l\urang mampu untuk 111erubahnya.
"Jujur ya ka . ., sebenarnya aku nolak dan pengen berubah tapi susaa .. h bang et!".
4.2.1.5. Gambaran Persepsi Diri Dalam Aspek Sosial
a. Hubungan Sosial L.ingkungan Keluarga, orang-orang terdEikat dan
Masyarakat sekitar Sebelum Masuk PSKW
Sejal\ kecil N belum mengenal sosok seorang bapak. Tampaknya ketika N
belum mengerti apa-apa ada ketidakharmonisan yang terjadi antara ibu
dan bapaknya sehingga terjadi perceraian. Olell karena itu ibunya
menutupi keberadaan bapaknya tersebut. Walaupun ibunya mengatakan
bahwa bapaknya 1\1 telah meninggal, tapi N masih rneyakini bahwa
bapaknya rnasih ada.
"Kalnu al.u kan belum pernah ngerasain dididik sama bapa, walaupun kala mamah bapa sudah meninggal tapi aku yakin bapa ada dan masih hidup s;:impai sekarang, tapi ga tau dimana, soalnya aku pernah ciikasih uang sama orang katanya dari bapa aku, berarti masih ada kan'I.
N menilai ibunya cukup baik dan perhatian dalam mendidik, walaupun N
mengake1i ia sering kal menentangnya.
"Kalau mamah me·1didik aku ya .. baik sich, mamah tu suka ngomel·ngomel sama N karena bandel, tapi mukul, gampar ga pernah. waktu mamah masih ada aku sering dilarang ngamen tapi aku bandel."
Menyadari keluarganya bukan keluarga yang serba kecukupan, yang
tertanam di hati N saat itu adalah ingin hidup mandiri. Sejak kecil N
rnemilik1 sifal clan kemauan yang keras, keinginannya mengamen dan
bergaul l.iersama anak-anak jalanan begitu kuat. Sepulang sekolah kerap
kali ia tu ·n kejalan. Melihat perilaku N seperti itu sering kali ibunya
melarang, tapi N sering tidak menghiraukan.
Dengan saudara-saudaranya yang lain N menunjukan sikap yang baik.
Hubungan kekeluargaan tetap terjalin walaupun antara N dan saudara-
saudara yang lainnya memiliki bapak yang berbeda, menurut N ibunya
pernah rnenika' delapan kali. Lalu ketika N umur enam tahun ibunya
meninggal, setelah itu ia tinggal bersama nenek dan kakaknya sampai
sekarang
"Tadikan aku bilarig k<'llau mamah tuh nikah 8 (delapan) kali ya, jadi saudara kandung ada empat orang, terus yang saudara seibu beda bapa banyak. Hubungannya akrab dan ga pernah ada konflik. Mereka menganggap aku seperti saudara kandung sendiri, begitu juga aku mengang[ '"nva sarna. Sebenarnya hubungan N sama keluarga baikbaik aja, rnarnci .. ·.an jug a dah meninggal waktu aku umur 6 (enam) tahun, jadi sekarang tinggal cuma sama nenek terus sama kaka. Jadi paling deket sarna kaka".
Selepas kepergian ibunya, kakak N bertanggung jawab penuh terhadap
diri N, sil1apnya tegas dan over protective dalarn menclidik adiknya itu.
Terkadang N rnendapat perlakuan kasar dari kakaknya bila tidak menuruti
perintahnya.
"Kaka orangnya galak, mamahkan kalau marah ga svl~a maen pukul jadi kadang aku suka berani ngebantah. Tapi kaka sering mukul, tampar N kalau lagi marah. Jadi Nga berani ngelawan. Hali N cuma takut sama kaka doang. kalau kaka' rnara:1 N cuma diem aja, kalau disuruh ini itu N selalu turutin".
Seringnya N di jalanan rnembuat tetangga-tetangganya rnenilai skeptis
tert1ada,J diri N. la dianggap sebagai anak nakal yang mernilild pergaulan
bebas. Dari situlah N rnerasa tidak nyaman dan enggan bergaul sama
te tan(lg <1-tetangganya.
"I-: ·»1 ingan sama tetangga aku gak terlalu deket, jarang gabung. Soalnya gin1 "~ ibu-ibu kan banyaknya gosipin orang, nah N gak sukanya disitu. N sering denger omongan-omongan gak enak dari tetangga, kaya dibilang anak nakallah, anak gak benerlah, sampe pernah mau berantem sama mereka.
Sejak rn2ndengar omongan orang yang kurang enak itu, N menganggap
semua orang memandangnya jelek. Akhirnya ia memilih diam dan jarang
berhubungan dengan orang-orang yang ia kenal disekitar rumah.
"Gimana ya ka .. tetangga-tetangga tuh memandang N gimanaa .. gilu!. Padahal aku gak pernah usil dan ga pernah ganggu mereka tapi mereka tu kaya sinis gitu. Pernah sich temen-temen ngamen maen kerum2h pake pakaian agak kurang sopan , mungkin dari situ kali jadi memanclang ke cliri N teh jelek. Mal<anya dirumah tu Nga betah".
Begitu jt.ga l;etika N berada cli Jingkungan sekolahnya, N jarang bergaul
dengan leman-teman sekolahnya begitu juga clengan guru-guru yang
mengajarnya.
"Mungkin karena l\J ngarnen kali. Semenjak itu sarna guru sama anal< sekolah jarang ngobrol".
Akhirnya N mer asa lellih nyaman ketika beracla di jalan, bergaul bersama
anak-anak jalana1·. atau ternan-teman sesama pengamen. Di jalan N bisa
mengekspresikan keluh kesahnya, bisa bercanda, dan bergaul dengan
orang-orang yang tidal< 'l1e:nandang jelek terhadap clirinya.
" ... cuma sama anak-Einak ngamen aja bergaulnya, suka bercanda, curhat. N kan ngan:en dari l~ecil, kalau pulang sekolah langsung ke jalan, terus kaiau pulang keru111ah paling didalarn terus ga l<eluar",
Di jalan l\I banyak mene mil<c:n apa yang N inginkan. 1\kan tetapi, tidak
selama:1ya N menemukan kesenangan dijalan, iapun mengal;;;mi
pengala1 nan-pengalaman pa hit sebagai nnak j<ilanan. N sernpat
mengalami traumatis berat, ia pernah mendc:IJat perlakuan asusila oleh
pacarnya yang juga sesama pengamen. Dalam hal ini secara terbuka
menceritakan panjang lebar kisahr,ya kepada peneliti.
"l<ejadiannya waktu N ulang tahun (N mengenang_pen) ... "
f\ilalc-1111 itu N bersama leman-teman nya berkurnpul di rumahnya
selepas pulang ngamen. Sepertinya mereka telah merencanakan
sebelurnnya unt"k rnerayakan pesta ulang tal1un N yang ke-12. Ide itu
keluar dari D yang N akui sebagai kekasihnya.
Di rumah N-lah mereka merayakan pesta tersebut karena
kebetulan kakak N yang juga serumah sedang tidak ada malam itu.
Mereka yang berjumlah sepuluh orang tennasuk N menghabiskan malam
itu dengcrn 111"'. · 1m minuman keras.
"Pertama N ga minta, dia yang ngajakin minum-minum sama temen-temen yang lain, pada make lah disitu dirumah N. Rame !ah dirumah itu, l<ebeneran kaka lagi ga ada".
Malam semakin /arut, mereka terbawa meriahnya suasana pesta
dan gelak tawa ala anak jalanan. Di saat itulah tanpa N sadari, D (kekasih
N) memanfaatkan N dengan mencekoki minuman yang te/ah dicampuri
•;/:;at !<eras. Akhirnya N tidak sadarkan diri sampai beberapa waktu.
"N ga sadar, kan habis minum, biasanya ka/au minum jack danie/ atau topi t'°;ring kan ga kebawa mabok atau gimana gitu, ga' taunya di minuman 1tu ada yang nyampurin obat".
IJisaat N ..idak sadarkan diri itu, D memanfaatkan kesempatan
dengan melakukan tindakan asusila.
''. tiba-tiba N tidur <Jja, temen-temen 1\1 cewe sernuanya kaya gitu. Kan semua sepuluh orang, cewe lirna, cowo lima, sepasang ewang !ah. Tic'ur aja ga tau apa-apak3n N. Mungkin anak-anak mah udah biasa kan ngelakuin sama cowonya, sedangkan Nga tau apa-apa, udah tidur aja N. Pas bangun .. normal, N tetep pake baju, cuma yang bikin N curiga baju yang taclinya merah ko' jadi kuning, baju temen N itu, perasaan N rnasih inget gilu f · ~,,l<e baju apa. siapa yang ngebuka .. ?"
Dari benak N muncul kecurigaan setelah bangun dari tidurnya.
Ketika ia sadari bat1wa pakaian yang ia pakai ada yano rnengganti N
merasal.an keganjilan yano lain dari tubul1 N, seluruh tubuhnya
rnerasakan sakit terutamoi dibagian yang paling sensitif.
"N nanya sarna anak-anak. N kan /emes tuh, pas N bangun, keaclaa11 N lull ga bisa jalan gitu, sakit banget itu nya N (bagian paling fensitif_pen). Kata N ko' sakit disini, sakit disana .. sedangkan kaki N tuh ga' bisa clempet (rapat_pen), ngejagang terus".
l<etika merasakan k.eanehan pada tubuhnya, N menanyakan hal
tersebut kepada A teman perempuannya. Ketika ditanya masalah itu A
terkesan menutupi apa yang ia lihat malam itu kepada N, dan A malah
menang1s setelah didesak karena tak kuasa mengutarakan. Akhirnya A
meminl'1 N memutar VCD porno dan menjelaskann bahwa semalam ia
diperlakukan seperti apa yang ia lihat di VC1) itu. Spontan N shock dan
langsung mencari D yang telah pergi entah kemana setelah kejadian itu.
' .Lu semalem di gituin sama cowo lu, kata A N kaget kan, disitu N nangis, langsung nyari D, aku telpon, kebetulan HP dia, dompet dia masih ada di situ".
Siang itu l\aka~ N tiba dirumah, N terpaksa memberitahukan apa
yang te11adi su.nalarn. Tapi yang te1jadi kakak N marah besardan N pun
mendapat pukulan be;tubi-tubi.
"?as kaka pulang, N terpaksa ngomong kan sama kaka N, pokoknya pikiran N tell kacaulah, udah gil bisa apa-apa lagi. Dibanding entm ketahuari di belakang N takut di apa-apain. N ngomong ke kaka N, disitu aku di marahin, di i:: 1kulil1 habis .. habisan (subyek tampak sedih __ pen)'.
Sc:telah itu K;3kak dan keluarga N nierninta sernua yang acla malam
itu u11tuk berkumpul.
" .. uclah gitu si D-nya di suruh kerumah, semuanya clikum'pulin sarna keluarga N, ternen-temen N juga yang ada waktu itu, terus 11inuma.1-rninuman bekas N clikumpulin"
Semua yang hadir di tempat itu diinterogasi oleh kakaknya N
tennasL k D. N hanya tertunduk tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ditanyain tuh semua, semuanya ngakuin, Nga bisa ngomong apaapa kan?, apa/agi nge/iat kaka marah gitu. Kaka bilang sama si D, kamu mau tanggung jawab npa engga?. Ya udah deh kawin aja, kata D. Kan N ga mau disitu, apaan kawin?!. Gini aja kata N, <aJau N hamil oke N mau jaJanin N rnau kawin, tapi kalau Nga hamil Nga mau. N udah muak /ah ibaratnya liat muka si [' teh.
IV!endengar keputusan N seperti itu, l<akaknya N bertambah marah
dan mengusir N.
" ... ya udah terserah .. !!, kaka N emosi tuh, marnh, langsung ngusir N. Udal1 .. kaka ga mau iang9ung malu .. !! pergi .. pergi .. cape ngurusin kamu!!. Saal itu juga N perg: tiga tahun ga puJang. N ngel<ost sama anakanak rgamen.
Kejadia1: ini merupakan pengalaman terpahit r~. ia merasa sedih te/ah
kehilangan harga dirinya di mata keluarga. Lebih dari 1tu ia mengaJami
traumatis yang daJam, sehingga enggan bergauJ dengan teman Jaki-
Jakinya
"l\J stress ban get ka waktu itu. N di tanya sama cowo waJaupun temen sendiri juga ga mau, maJah muntahin mukanya KaJau Jagi istirahat ha bis ngamen gitu, ada yang bilang, N tar jaJan sama 9ua yu .. terus N bilang, muak gua liat muka Ju .. !. ujug-ujug muntah aja, ga tau gitu. Eh Ju kenapa, maksudnya apaan? Katanya".
Teman-temannya yang belum mengetahui apa yang diaJami N tampak
heran terhadap perubahan sikap N saat itu. BerawaJ dari situ ia lebih
senang bergaul dengan teman-teman perempuannya, akhirnya N
menemukan teman yang dirasa paling deket dan mernahami dirinya.
Ternyata temannya itu memiliki pengalaman traumatis yang sama dengan
N. Dengan alasan untuk .nenghindar dari D, akhirnya N memutuskan
untuk menjalin hubungan dengan Rn, seora11g perempuan lesbi.
"Aku sempet lesbi .. sama Rd, Rn namanya sih .. tapi nama cowonya Rd. Dia tuh dulu sempet sakit hati juga sama cowo akhirnya dia gitu, gayanya udah kaya cowo. Awalnya dia ngaku sendiri kalau dia lesbi. Si D kan r ~~ih ngejar-ngejar N terus, Nt N sih jadian sama Rd biar D ga noejar-ngejar" . rus. Tiga tahun aku ngelesbi".
Tiga tahun telah berlalu, N kembali kerumah dan mengakui l<esalahannya.
Kakalrnyu pun akhirnya memaafkan N.
b. Nubungan sosia/ di lingkungan Panti Sosia/ Karya Wanita (PSKW)
N telah rnengetahui bahwa PSKW adalah tempat rehabilitasi para pekerja
seks ko111ersial, karena sebelumnya N pernah mengunjungi temannya di
tempat ini.
Awai mulanya masuk PSf<W Pasar Rebo, karena N lElliangkap razia
petugas Pol PP ketika niengamen di jalan, N merasa shock ketika cli bawa
petugas, karena ia merasa bukan bagian dari wanita-wanita malam.
"Waktu dibawa kesini aku lagi ngamen, N kaget waktu itu jam setengal1 sembilan malem, N kan lagi duduk, sambil nunggu kaka pulang. Kaka kan kuliah sambil kerja, di pabrik jarum. N kan duduk aja di lampu
merah, sekalian nunggu rnobil berhenti kan .. ga lama N ngamen di a!lfJkot. N nyari tarnbahan buat ongkos pulang sarna kaka N, nyari lima ribu lagi Eh .. pas lagi ngarnen ada razia, sedangkan setahu N ya .. raziakRn siang, sore, pagi, ko' jadi rnalern. Fikir Nada apa ini, apa presiden lewat atau apa gitu.
N tidak bisa berbuat b;rnyak, rnau tidak rnau ia harus menerima
sernua11:1a. ·~ mergar:[1gap bahwa rnasuk ke PSKW sebagai cobaan,
walaupun awalnya • l rnera:ia ticlak terirna dengan sernua itu.
"Sernuanya pasti ngerasa ga betar ya pas kesini .. pertarna N pen[1en11ya kabur-kabur .
N terus 11:encoba untuk mer"yesuaikan cliri, ia butuh clua rninggu untuk
dapat rnenenangkan hatinya. Yang mernbu<it N tenang adalah ketika ia
beracla Ui rnushola, ia rnerasa rnenclapat peturijuk setiap kali mengikuti
kegiatan birnbingan rohani
"Dua rninggu (bisa rnenyesuaikan cliri_pen), yang bikin tenang N itu di mufhola, kan shalat, ngaji ya .. sama r•ak ustaclz. Jadi bagi N !uh pintu vang tcrciinya ketutup bisa kebuka, seclangkan dijalanan Nga pernah ngarasciin yang narnanya sl1olat clisini jacli sering shclat, ngaji, jacli N lama-larna J'ebawa aja gitu .. kebawa seneng. Tadinya kan pengennya kabur, kabur aja. Tapi sekarang uclah tenang"
Sarnpai ak!1irnya N rnenernukan kepercayaan diri kernbali clan banyak
cerintr uspeksi.
"Kepercayaan diri acla, jadi N bisa nyadar gitu ya .. punya salah sama orang tua N. Pokokr rya mah sejak N ikut kegiatan clisini N jadi percaya uiri, percaya diri l:Janget. Jadi N harus gini, gini (subyek
menjelaskan dengan isyarat_pen), ternyata N sadar !~itu, apa yang N pernah lakuin selama ini itu salah. Tapi N ga bisa lepas dari jiwa-jiwa jalanan gitu".
N mengaku telah mendapat kepercayaan diri setelah mengikuti semua
kegiatan. Di samping itu, selama menjadi siswa di PSKW ia merasa
diperlakukan dengan baik oleh para pembimbing, N pun merasa senang
rnengikuti semua kegiatan-kegiatan itu.
"IJisini ikut kegiatan ngejahit sama OP (Olah Pangan_pen) N seneng ikut itu".
"Pelayanan bail< semua. Orang-orangnya bisa di bawa asik. F'aling yang bikin ga enak cuma makan doang disini. Walaupun N dijalan gitu, ga pernah ngalamin makan ikan, ikan asin atau ikan apaan tuh, terus sayurnya ga berasa, nasinya juga suka ga mateng".
Sekian lama tinggal di PSKW, mau tidak mau ia harus berinteraksi
dengan lingkungan ya:ig ada. la bisa menerima dan mengikuti kegiatan
yang diselenggarakan, namun ia tidak bisa bergaul dengan bebas dengan
siswa-siswa I 1innya. la menemukan banyak lcetidakcocokan clengan
mereka
'Gak ada temen y'1ng deket disini, l\J ga mau deket sama tementemen kenapa, soalnya N ga percaya sama mereka. l\/lisalnya N lagi ngobrol nih sama kaka (peneliti_pen) nih, tar clia ngomongin, N tuh gini, gini. gitu, nah ga senenr~ya &Jitu. Jadi N :nah jarang curhat sama siapa aja, dari awal Nga percaya, udah N mah".
Sering kali N mengalami konflik dengan teman sekamarnya, karena hal-
hal yang :J..=pele.
"Sering, rnisalnya masalah nonton tv, masalah kamar mandi, kaya gitu di~;ini mah. Tapi kita ga berani berantem, takutnya di kensel (baca; cancel; di tangguhkan __ pen), di kensel tuh jadi yang tadinya tiga bu Ian di tambah enam bulan.
4.2.1.6. Gambaran PersE:psi Diri dalam Menilai kemampuan
(Motivasi, prestasi, kelemahan, kegagalan)
N sejak kecil memiliki bakat bermain musik, kemampuannya ini berawal
ketika ia merasc. .ertarik untuk mengamen mencari uang di jalanan
sepulang sekolah. Menyadari ia memiliki bakat tersebut ia berani
mengikuti kompetisi bermain musik disekolahnya. Selain itu prestasi yang
pernah diraih N adalah juara pertama lomba kemampuan berbahasa
sunda yang benar. Dari sinilah N mendapat beasiswa clari sekolahnya.
"Dapat prestas1 pernah, ikut lomba ngegitar juara satu, pelajaran bahasa sunda juara satu, dari situ dapat beasiswa N"
l<etika memperoleh itu ia merasa bangga karena bisa menunjukan bahwa
ia marnpu berprestasi disekolahnya.
"Bangga .. bahagia banget.. jadi yang selalu N harapin tu bisa tercapai. Bangganya, ternyata N bisa nunjukin bahwa N tuh bisa dalam pelajaran juga, bukan bisanya di jalanan doang gitu ..
Saal ini N merasa yakin bahwa potensi yang dimilikinya dapat berguna
bagi kehidupannya.
"Selalu berguna (potensi yang dimliki_pen), N bisa maen gilar bisa berguna bagi diri N sekarang, tapi bagi orang lain mah ga tau ya.
N meyalcini bahwa mengamen adalah jalan hidupnya, saat ini N telah
merasa bahwa ia tic'ak bisa lepas dari jiwa jalanan.
" ... Nga bisc lei:;as dari jiwa-jiwa jalanan gitu".
Satu ha! yang tidak bisa N terima ketika ada yang mengatakan bahwa ia
adalah sampah masyara~at !<arena profE1si11ya sebagai pengamen
jala11an. Dalarn ungkapariya ini N tampak santai dalam menyampaikan
kritik sosialnya.
" ... kalau anggapan orang kan, modele.r presiden gitu, kan ng21nggapnya sampah masyarakat kita-kita ilu. Tapi l<ita kan ga ngerasa gitu, kita cari uang halal, minta sama orang juga ga secara rnaksa kan .. ? cu ma ngeluarin suara sama main gitar doang!"
4 2.1. 7. Garnbaran Persepsi Diri Dalarn Menilai Aspirasi (Tujuan-
tuju&n nidup)
Setelah keluar dari panti N masih tetap ingin kembali ke jalanan sebagai
pengamen, namun kalau memungkinkan N bisa bekerja di suqlu tempat ia
akan meninggalkan profesinya itu.
"Masil1 tetep ngamen, tapi kalau ini mah .. disini kan kita ikut kegiatan keterampilan dapat ijazah gitu ya, mungkin dari situ kita bisa pake buat i ~rja yang lain".
" ... disini k;;,n N ikut jahit sarna esfit yah, jadi dari sini doang harapan biar bisa dapat kerja. Jadi disini tuh N harus sungguh sungguh belajar sampai 'J lolos c"'"pat ijaza/1. Dengan ijazah itukan bisa digunain buat mast.:k kerja, jadi karena itu doang N bisa giat be/ajar disini.
N termasui; individu yang memiliki jiwa sosial tinggi, hal ini ia buktikan
ketika mliknya sakit, ia dengan ikhlas mengurungkan Ntnya untuk memiliki
sepecfa 1notor dP.mi perawatan adi1<nya. Sekian lama ia l<umpulkan uang
hasil mengamerinya agar bisa membeli sepeda motor tersebut. Tapi
akhirnya ia sadar G .. J1wa kesehatan adiknya lebih pentin!;J. Sekarang N
tidak akin lagi mement1nglrnn diri sendiri, ia berharap bisa membiayai
adiknya
"Dulu pernah pengen punya motor, uang udah ada buat ngeridit dapal c!~1ri ngumpulin uang ngamen, sehari Rp.10.000, kadang Rp. 5000. pas maL. di gunain itu duit adik N sakit, masuk rumah sakit, usus buntu, kan bahaya juga ya, kata dol<ter sehari biaya rumah sakit Rp. 500.000, sedangkan gimana ya .. keluarga N keadaan ga ada. N bayar dulu tuh untuk uang ;:iertama, sebelum ada anak kuliah yang bayarin itu sernuanya. Jadi yang tadinya mau ngeriditjadi kebayar buat itu. Tapi sekarang udah ga ada keinginan beli motor lagi. N ingin biayair adik biar masa t.kpan adik Nga surarn aja gitu ... !".
Dari hati yang dalam N memiliki keinginan untuk bertemu ayahnya, ia
merindukan seorang ayah yang dari kecil meninggalkannya. N berharap
ketika usianya telah menginjak dewasa ia dapat bertemu dan
mend a npingin1 a jika ia menikah nan ti.
" ... kedua N pengen ketemu orang tua N, N yakin suatu saat harapan I~ bakal tercapai mungkin kalau N udah umur kepala dua, bakal ketemu l·apa N. Sedangk2n N nikah nanti mau sama siapa kan kalau ga ada wali mah".
4.2.1.8 . HASIL ANALISIS SUBYEK
Dari hasil \, ">rtcara tersebut diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan
b;;ihwa secara um um subyek merniliki persepsi diri yang positif walaupun
pada aspek-aspek tertentu diketahui negatif. Berikut adalah analisis pada
tiap-tiap aspek :
Persepsi diri pada aspek fisik, subyek begitu percaya diri dan tidak mudah
merasa rendah diri walaupun terhadap orang-orang yang baru ia temui.
l<.etika seseorang rnemandang dirinya rendah ia menyikapinya dengan
wajar, bahwa ia menyadari setiap individu berbeda persepsinya dalam
menilai seseorang.
Pada aspek psikis subyek menunjukan persepsi diri yang negatif. Subyek
menilai L·uruk karakter yang dimilikinya, ia menolak karakternya tersebut
tetapi ia merasa tidak mampu untuk mengubal1nya. la cenderung
emosional bila ada seseorang yang selalu mencapuri urusan-urusan nya.
Pada aspek sosial, dalarn hubungannya dengan lingkungan keluarga dan
orang-orang terdel,at, persepsi diri subyek terbilang positif dan rnemiliki
hubungan yang cukup bail<. Namun terhadap orang-orang disekitar
temp at linggalnya ia cenderung mengindar da1 menarik diri karena sering
ada l<diclakcocokan.
Setelah menjadi sis1Va cli PSKW Mulya Jaya, subyek rnampu
rnenyesuaikan diri clengan baik. Terhadap kegiatan yang acla ia rnenilai
positif clan mengikutinya clengan antusias sehingga ia pun menemukan
kepe:cayaan cliri ke.mbal1 seti:~lah mengikuti kegiatan tersebut terutama
setelah mengikuti bimbingan rohani Islam. Begitu juga hubungan dengan
para pembina terjalin cukup baik namun deng2n ternan-teman yang juga
sesarna siswa cli PSKW Mulya jaya tidak begitu akrab f;arena tidak
rnerasa ticlak cocok.
Persepsi cliri dalam menilai kernampuan (potensi). SelJelum masuk
rnenjacli siswa PSKW, subyek kurang mampu mengatasi masalah yang
terjacli padc Jirinya. l<etika subyek mengalami traumatis l<arena kejadian
yang pernah men1mpanya, ia atasi masalah nya itu den!~an hal yang
negatif. ·;etelah 111enjadi siswa di PSl<W, subyek lebih tenang dalam
mengatasi masalahnya. la lebih sering berintrospeksi diri pada saat
mengikuti bimbingan rohani dan berusaha berubah. Dalarn hal potensi
yang subyek miliki, ia menyukurinya dengan senang clan bangga.
Kema111puannya dalam memainkan gitar, ia yakini hal itu dapat bernilai
bagi kel1iclupannya saat i, ii clan suatu saat kelak.
Subyek 111e111iliki harapan-harapan serta tujuan hidup yang positif. la
berharap setelah keluar dari PSVW, keterampilan yang di dapat bisa
bermanfaat. Disamping itu harapan dapat bertemu ayahnya begitu besar.
4.2.2. Responden 2
4.2.2.1. ldentitas Subyek
a. Nama lengkap
b. Narnci Panggilan
c. Tempat tanggal lahir
d. Umur I Us1a
e. Jenis kelarrin
f. Anal·. l<e
g. Status
h. Asal daerah
I. Alai: .at sekarang
J. Again a
k. Pendidikan terahir
:RN
:N
: Bogar, 18 juli 1978
:29
: Perempuan
2 dari
: Belum menikah
: Bogar
6 bersaudara
: Menteng Ujung RT. 04 RW. 03
: Islam
;SMP
4.2.2.2. Garnbaran Urnum
RN yang lahir di Bogor 29 tahun yang lalu ini adalah anal< ke dua dari
enam b0rsaudara. Wanita yang mengaku belum pernah menikah ini
berkulit sawo mcitang dan berambut keriting tidak tercrtur dan selalu
menebar se ~/Um 111en9goda dan bersahabat. Subyek selalu berpakaian
seragam olah raga I• has P~>KW dalam setiap kunjungan penelitian.
Subyek berpenam~ il<'ln seadanya dan selalu bersikap agresif serta
komuniJ(atif setiap peneJ,ci melakukan W<iwancara. Pendidikan terakhir RN
adalah Sekolah Menen£1°1h P0rtama (SMP).
RN pemah mengalami l<egagalan dalam hidupnya, yaitu rencana
periikailannya gagal dengan pacar pe1iamanya. Sempat mengalami
traumatis tapi akhirnya ia mengaku bisa melupakan 11al itu dengan cara
sering /wng out (melakukan aktifitas di luar rumah) bernama teman
[Pmar1nya, dan sering ganti-ganti pacar. RN sempat menjadi penyanyi
dangdut karena iseng-iseng. Awalnya ia tidak bisa menyanyi tapi karena
terpengciruh tema11 akrabnya yang sudah lama menggeluti bidang itu
akhirnya ia terbawa dan rnulai menyukai bidang tersebut sampai
sekara11g.
"nlw baru clua tahL"I (sebagai PSK_pen))"
"Ya karena pergaulan lah .. terus !<arena ekonomi juga"
RN mengakui bahwa menjadi Pekerja Seks Komersil awalnya pengaruh
dari teman yang lebih dulu terjun keduniai prostitusi. Kebutuhan ekonomi
yang n<mjadi alasan f\N berani menjalankan praktek prostitusi itu.
;3elama dua tahun ia mE~nggeluti pekerjaan tersebut. Walaupun saat ini
l"N telal1 memiliki seseorang yang dijadikannya sebagai pacar tapi ia
tetap nic. · "kcinnya tanpa sepengetal1uan pacarnya tersebut.
"Aku me/akukan ini dengan terpaksa, itupun tanpa sepengetahuan pacar aku, kebetulan pacar aku kan kalau kerjanya ma/am jadi suka curi kesempatan"
RN telah menjadi siswa di PSKW se/ama 4 bu/an, terkena razia ketika ia
sedang rnakan mie disebuah warung didepan kontrakannya.
",\ku tuh waktu itu lagi rnakan mie sama teman-teman di warung depan kontrakan di Baranang Siang, tiba-tiba ada rame-rame, razia katanyat, sekitar jam Yz 9 an, masih sore!, terus aku disuruh masuk mobil ya uda/1 masuk aja. Oulu pernah, ngamen waktu itu rnau ngambil alatnya, kelam2 ~m. keburu ketangkap kitanya".
Masuk l"SKW pasar Rebo adalah kali pertamanya, awalnya Rf\I merasa
sedih namun setelah beberapa hari kemudian RN mampu menyesuaikan
diri. Be:rikut adalah gambaran persepsi diri subyek dari beberapa aspek.
4.22.3. Gambaran Pe1·sepsi Diri Aspek Fisik
RN mer10atakan bahwa penampilannya biasa-uiasa saja tapi ia merasa
percaya liiri denuan h J, itu, ia tidak perduli kepada orang yang
memanliang dirinyc: kuranr, menarik. RN pun akan menunjukan sikap
cuek (baca; masa 1· ouoh) kepada orang t'-;rsebut. Tap1 sebaliknya ia akan
rnerasa senang jika ada "ang rnengatakan bahwa ia rnenarik.
'Cimana ya sem ig si11 .. tapi aku ga bangga"
4.2.2.4. Gambaran persepsi diri dalam aspek psikis
RN ac1alah pribadi yang 111udah bergaul den~1an siapa saja. Hal ini
membuEJt RN rnemiliki banyak tenian, sifatnya humcris sehingga siapapun
yang mengenalnya akan cepat rnerasa akrab.
"_;,ri khas nya .. ? tukang humor, bercanda bildn temen-temen ketawa. Marah suka kalau lagi kesel, '<alau acla yang nyakitin gitu .. suka .. tapi kalau yang biasa-bicisa aja mah ga pernah clianggap (subyek tersenyum_pen)".
RN merc.1sa penul1 percaya cliri dengan sifa': yang dimilikinya, RN
memar arni bar, .va sifal yang di milikinya itu harus diterimanya clan iapun
merasa puas dengan itu .
.. ,. Jkurangan RN g2 ada ah .. apa kekurangannya .. !, saya mah nerima crjci, menurut RN ga ada sifatjelek RN" ·
"Ya .. puas aja, RN emang kaya gini ini, ya udah l'{N mah nerima aja".
4.2.2.5. Gambaran Persepsi Diri Aspek Sosial
a. Hubungan Sosial Lingkungan Kelua~ga, orang-orang terdekat dan
Masyarakat sekitar Sebclum Masuk PSKW
l<eluarga RN termasuk keluarga yang harmo iis, orang tua RN begitu
perhatian terhadap dirinya terutama sang ayah.
"Orang tua sikapnya sayang lah ... kalau bandel ya .. suka diomelin. Paling deket sama bapa. Ga tahu, soalnya kalau jatuh gitu waktu kecil, suka rncmggilnya bapa terus saya mah, ga manggil mamah gitu. Tapi san1a rnamah juga deket juga sih sama, tapi lebih deket sama bapa. Suka kesini n;iejenguk"
"C''11ana ya ... ?! memperlakukan RN?! Ya biasa aja sih .. semua sayang, dulu bapa kalau aku ga pulang gitu suka di c:ariin, kemana gitu .. nanya-nanya sama yang lain"
Begitupun terhadap saudara-saudara RN yang lain, bubungan mereka
baik dan memperlakuka1• RN sebagai bagian dari keluarganya.
· Hubungan sama saudara-saudara biasa-biasa aja akrab, ya .. biasa aja deket gitu, sama kaka, ade, saudara-saudara juga deket, kan rumahnya deket~deketan jadi suka pada ngumpul, n~Jobrol. .. gitu".
Namun c· "'':cisyarakat RN lebih bersikap cuek (baca; masa bodoh), dan
jarang L;erhubungan dengan orang-orang sekitar tempat tinggal ketika
masih bersarna orang tuanya, ia lebih memilih berada didalam rumah.
"Hubungan sama tetangga cuek aja, aku kan jarang keluar, d"1ru111ah aja"
Hubungan dengan masyarakat ditempat tinggal orang tuanya itu tampak
adanya ketidakharmonisan, karena itulah ia memutuskan pergi dari
lingkungan tersebut dan tinggal disebuah kontrakan di daerah Baranang
Siang-Bogor.
"Gimana ya .. sebenarnya ada yang deket ada yang engga sih .. f:alau :;ang deket ya biasa aja, tapi kalau yang engga suka, kaya yang sirik gilu sama keluarga RN .. makanya aku ngerasa gimana qitu kalau disitu tuh, sekarangkan aku tinggal di Barang Siang, ngontral<''.
Sebcn1<irnya RN memiliki banyak teman di tempat tersebut namun banyak
dari mereka telah pindah rumah ataupun karena menikah turut bersama
sucimi-suaminya. Namun ada seorang yang masih akrab sampai sekarang
dan sekarang tinggal bersama RN di baranang Siang.
"Temen-temen banyak, temen sekolah dulu, tapi sekarang mah udah pada pindah, udah pada dibawa sama suaminya, ada yang ke jawa, ke Cin'lbon, terus ada .iuga yang emang pindai. rumah, malah sekarang sih te·11e11-te111en ?.f(U banyaknya di Bogar. Ada yang paling deket banget, kalau ada aoa-a,)a pasti sama dia, dia kan penyanyi, suka manggung, sekarai1g bateng ;1ku ngontrak disana (di Bogor_pe11)'.
Ketika peneliti 111er'ar.yaka11 tentang oran) yang RN kagumi, secara
spontan ia mengatakan bahwa ia kagum sama pacarnya yang sekarang
karenci perlakuan sayang yang ditunjukan padanya.
"!<arena dia (pacar RN_pen) sayang !ah .. oranfinya baH~. perhatian sama aku, pendiam, ga suka marah, udah ga ada lagi. Pokoknya baik lah, baik gitu".
Dari pacarnya tersebut ia menemukan banyak ha! yang tidak ia miliki.
Terkadang RN s•Ji(a membanclingkan sifat-sifat yang ia miliki dengan sifat-
sifat pacarnya tersebut karena ia merasa berbeda. RN pun memiliki
keinginan untuk menjadi seperti dia.
"Suka, kadang aku keras dia lembut. Kalau ada masalah gitu ya paling dia yang ngademin. Ada sifat yang ga aku miliki tapi dia punya gitu ka, kayci sifat diem, sabar. Kalau aku tuh orangnya kerns, kasar jadi susah."
b. Hubungan sosial di lingkungan Panti Sosia' Ka1ya Wanita (PSKW)
RN pdtama kalinya menjadi siswa PSf<W Pasar Rebo, awalnya ia
merasa tertekan c~n lklak bisa berbuat apa-apa un'uk bisa keluar dari
panti. RN butuh sei-.1inggu untuk mampu menyesuaik21n diri
"Pertama kesin' aku pikir ini tempat apaan gitu, lrn dikurung (subyel: tersonyum lebar), aku nangis seminggu !ho"
Setelal1 satu min~1gu, RN baru bisa melewati perasaan-perasaan sedih itu
karena disibukan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di panti.
· Seminggu .. (bisa menyesuaikan_.pen), tapi alhamdulilah nya bisa menyesuaikan diri lama-lama, ada hikmahnya ya .. cisinikan suka ngaji, sralat, di rumah kan sul(a belang bentong shalatnya, kalau disini shalat terus. Kalau di rumah ni ya .. subuh bangun, masih ngantuk ya udah tidur lagi .. (3ubyek ketawa_pen). Walaupun ngantuk disini mah bangun !:.hubuh rliharuskan ke musholal1, walaupun males juga harus IJerangkat.
Selama di panti RN sud ah dapat menemukan hal-hal positif yang bisa di
ambit. la aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan bagi siswa
termasuk bimbingan keterampilan OP (Olah Pangan) dan Tata Rias.
'Oisini tuh <11ia kegiatan keterampilan menjal1it, esfit (bordir), olah pangan (OP), salon. tata rias penganten. Nah .. yang aku ikutin OP sama tata rias".
Disamping itu, pelayanan yang diberikan oleh panti dirasakan RN sudah
cukup memuaskan termasul< bimbingan yang di berikan oleh para
petugas.
"Bagus, saya kira semua terpenuhi, ya .. cukup lah, makan tinggal makan, kalau scikit ada klinik"
'Pembirnbin9 bail\ semua disini".
4.2.2.6. Gambaran Persepsi Diri dalam Menilai kemampuan
1Motivasi, prestasi, kelemahan, l<egagalan)
RN mcmiliki potensi dal<1m seni tarik suara, ia pelajari ketika berteman
dengan SLvrang penyanyi panggilan. Sebelum masuk panti sebenarnya ia
berencana manggung di daerah Sukabumi bersama temannya itu, akan
tetapi _i keburu terkena razia
"Lah .. kan begini ceritanya ka .. 1 sebelum kesini tu Rl\J mau manggung, atuh keburu di bawa kesini..!, baru mau (Jitu, ke daerah Sukabm,1i".
RN menyadari bahwa ia belum bisa :oepenuhya menjadi seorang penyanyi
yang profesional, ia menunjukan sikap re11dah dirinya bila ada S•3Seorang
rnenilai bagus suaranya.
"Ga juga .. ga suka ngelebihin diri sendiri kita mah, biasa aja, jadi ga terlalu ngerasa puas, bisa jadi menurut kita bagus, menurut orang engga. Gimana ya .. seneng sih seneng tapi ga terlalu giman;3 gitu .. !".
Disisi lain RN adalcih pribadi yang pernah mengalami kegagalan dalam
hidupnya, r.·;qcam1 per:-iikahan dengan pacar pertam<mya gagal karena
satu hc.d. Sernpa\ r• 1engalarni trauma\is tapi RN bisa rnengatasinya dengan
cara RN sendiri.
" Kegagalan?!, rnenikah dulu gagal. .. sama pacar RN yang pertama. ga tau belum iodoh kali, kecewa sih, sernpet putus asa aku, sakit ati ~;oai1·11a"
"Cara ngatasinnya? Paling jalan sama temen-temen, bercandabercanda jadi kehibur deh .. Waktu itu, waktu habis putus (hubungan dengan pacar_pen) aku sering maen, jaran~1 dirumah".
RN serir;g berganti-ganti pacar satelah itu, sebagai bentuk pelarian dari
traumatis masa lalu. Dengan cara seperti itu ia berharap dapat melupakan
orang yang pernah menyakitinya.
·, \ku sering gonta-ganti pacar. Gimana ya .. ga tau juga sih .. pengennya sih bisa ngelupain dia (pacar pertama RN_pen) gitu".
4.2.2.7. Gambaran Persepsi Diri Dalam Menilai Aspirasi (Tujuantujuan hidup)
Setelah kel~ar dari panti RN berencana untuk menikah clan berusaha
meruball perilakuny<i agar lebih baik lagi serta menjacli istri yang berguna
bagi suciminya. karena nikah aclalah impian RN yang belum terpenuhi
sampai saat ini
"IVl<.1u nikah, hararian bisa berguna sama suami aku, nurut, jadi istri yanr:i sholihah!". ·
"Selain nikah .. (subyek berf.kir_pen), mungkin aku pengen jualan, buka warung lah kalau ada modal mah''.
Saat ini ia telah merasa yakin bahwa harapannya akan 1e1wujud setelah
keluar dari PSKW Pasar Reba, ia akan berusaha untuk mewujudkan
impiannya.
"f(ita kan disini di ajarin ini-itu ya . ., insya Allah nanti berguna lah, mungf~ir1 bisa jualan kecil-kecilan juga ga apa apa, yang penting berusaha lah (subyek tersenyum_pen)''.
4.2.1.8. Hasil Analisis Individual Subyek
Dari analisis hasil wawancara ditemukan bahwa RN memiliki konsep diri
positif. Peneliti dapat menyimpulkan dernikian karena melihat secara
umum persepsi subyek terhadap beberapa aspek lebih banyak
menunjukan hal yang positif. Berikut analisis persepsi subyek terhadap
aspek-cispek tersebut :
Persepsi diri dalam aspek fisik, subyek memiliki kepercayaan diri yang
tinggi. la tidak perduli kepada orang yang memandan9 dirinya kurang
menarik.
Kepercayaan diri ini pun subyek tunjukan ketika peneliti meminta untuk
menceritakan karakter yang dimilikinya. Subyek termasuk pribadi yang
terbuka, mudah bergaul dan humoris. Menurut subyek ia tidak memiliki
sifat jelek, ia meneri1T.a dengan senang karakter yang ia miliki sekarang.
Terhadap aspek so:>ial, hubungannya der·rian lingkunG1an keluarga dan
orang-orang terdekat, su')yel< menunjukan persepsi diri yang baik. Namun
hubungannya dengan lingkungan masyarakat sekitar tampak adanya
ketidakharmonisan. Subyek tidak menyadari bahwa setiap orang
mempunyai berbagai peraf;aan, keinginan dan perilaku yang tidak
seluruh11ya disetujui masyarakat.
Di lingkungan Panti Sosial Karya Wanita, subyek dengan cepat mampu
menyesuaikan diri. Dengan sifatnya yang muclah bergaul dan terbuka,
subyek pun marnpu berinteraksi dengan orang-orang yang baru ia kenal
di PSKW. Terhadap kegiatan-kegiatan yang ada, subyek menilai positif
clan mengikutinya dengan senang sehingga ia semakin percaya diri
sekaligus berusaha untuk dapat memperbaiki diri kearah yang lebih
positif.
SeJelurn masuk PSKW subyek tidak mampu mengatasi masalah
rr.asalahnyd dengan cara yang posilif, ia lebih suka lari dari masalah
masalai1 itu · 3ngan hal-hal yang negatif seperti sering banyak
menghabisl<an waktunya diluar rumah, merol<.ok dan berganti-ganti pacar.
Setelah n 1asuk ·m~njadi siswa, ia mer1yadari semua yang pernah ia
lakukan selama itu adalah salah.
M.::mgenai potensi yang d1 miliki, subyek menilai positif dan merasa yakin
hal itu akan bernilai bagi diri sendiri Harapan setelah keluar dari panti ia
ingin s2gera me.1ikah clan menjadi istri yang bail<, dalam hal ini pun ia
merdsa yak in kein[J ian dan impiannya itu dapat tercapa1.
4.2.3. Responden 3
4.2.3.1. ldentitas SubyE·k
1. Nama lengkar
b. Narna Panggilan
c. Te111pat tanggal iahir
d. Umur f Usia
e. Jenis kelamin
:SY
:S
: Bogar, 17 juli 1988
:19
: F'erempuan
f. Anak l<e : Tunggal
g. Sta Lis :Janda
h. Asal daerah : Warung Jarnbu Dua - E3ogor
I. Alarnat sekarang : Bantar Jati Kaurn - Bogar
J. Ag a ma : Islam
k. Pendidikan terahir :SMP
4.2.3.2. Gzimbaran Umum
Wanita asal Bogar ini la~1ir sernbilan belas tahun yang lalu sebagai anal<
tunggal. Si Kap polos ,ja1 r terbuka kesan pertarna yang did a pat ketika
melaku;1an w« v2nc;ira •..langan subyek. Setiap pertanyaan yang diberikan
ia menjawabnya de11~1a11 antusias, terkadang diselingi canda dan tawa.
Sikap11ya yang agreuf kornunikatif rnernbuatnya dengan leluasa
rnenceritakan pengalaman-pengalarnan pribadinya kepada peneliti.
Subyel< rnerniliki tubuh ar1k pE1ndek padat berisi, kulit sawo rnatang dan
berarnb11t tebal tertata.
Seja.< kc;cil SY adalah pribadi yang kurang 111e,1dapat perhatian dari orang
tua kandung, ketika urnur tujuh tahun ayahnya rneninggal, saat itu yang
rnenjadi tulang punggung keluarga teralih kepada ibunya. Hal ini
m·:r1aka ibunya sebagai single parent sering keluar rurnah mencari
penghasilan untuk m10:nghidupi anaknya. Namun jalan yang ditempuh
terr.yal<.i salah, ia rnernilih bekerja sebagai pekerja sek$; kome'isal.
Setelah SY mengetahui ibunya bekerja sebagai pelcerja malam ia merasa
kecewa dan lebih .memilih tinggal bersama neneknya.
Ketika umw 13 tahun SY mengikuti jejak ibunya menjacli PSK, pekerjaan
itu terus ia jala11ka11 :sampai sebelum masuk PSKW. Ketika peneliti
rnelakukan wawancara, saat ini ia masuk menjadi siswa di PSKW yang ke
tiga kalinya.
Berikut aclalah persepsi cliri SY dalam berbagai aspek, dari sini akan
diketal 1ui gambaran konsep cliri selJelum clan ketika menjadi siswa di
PSKW
4.2.3.3. Cambaran Persepsi Diri Aspek Fisik
"Biasa aja (penampilan_pen), menarik, engga banyak laga".
SY begitu percaya diri dengan fisik yang dimilil<inya, hal ini membuat ia
!idak 111"rasa re11dah diri ketika berada dihadapan orang yang baru saja ia
ke 1al. I;,. pun tidak perduli kepada oran(; yang rnemandang dirinya kurang
menarik. SY akan menunjukan sikap cuek (baca; masa bodoh) kepada
orang tersebut
"Biasa aja, ah .. ga pernail dianggap sih, cuek (masa bodoh_pen) aja. Orang mau nganggap apa masa bodoh S sih orang nya". Ketil<a ada yang mengatakan dirinya menarik ia mengatakan;
(Subyek ketawa_pen) cape deh .. ! ya paling S suka ngejawab; ih .. ga ada receh .. gituin c.ja udah .. ".
4.2.3.4. Garnbaran diri Dalarn Aspek Psikis
Disamp:ng sifatnya yang agresif, periang, dan cc ')at bergaul, SY adalah
pribadi ,ang bemn.i dan \anggung jawab. Maka tak heran ia di tunjuk
sebagai ketua di kar iar .mitnya. Ketika di tanya rnengenai karakternya ia
menjawab;
"f<arakter S kalau rr"salnya ada orang yang di nasihatin ga mau denger, itu S cPpet rnaral1 gitu, itu kan kalau didalam unit (kamar_pen), kita kcrn sul<a ngeberesin tempat tidur ya takutnya ada pEitugas gitu, <.>rangnya bandel-bandel palin[J S sukc. turun tangan gitu, S kan ketuanya masa S diem aja gilukan. Jadi S suka marah kalau ada sebabnya, l<alau ga ada (sebabnya_pen) ga pernah, itu juga l<alau ada yang gara-gara.
Akan tetapi, SY mera.sa kurang senang dengan sifat cepat marahnya itu.
la merasa bersalah setelah rnelakukan ilu terhadap te1nan-temannya
"Ya saneng ga seneng sih .. ya .. gimana ya .. kaya gimana .. gitu .. 1.kat.aw,, .Pen). Kadang suka mikir gitu ya habis rnarahin k.adang udahnya suka n:1esel gitu, kenapa ko aku ko bisa rnarahin anak :irang gitu,
istilahnya temen lah .. tapi kadang l\alau temennya bif:in kesel, kadang pengennya suka ngadat (kumat_pen). Pengen ngamuk gitu.
4.2.::J.5. Gambaran Persepsi Diri Aspek Sosial
a. Hubun\jan Sosial Lingkungan Keluarga, orang-orang terdekat dan
Masyarakac sekita.r Sebelum Masuk PSKW
SY lahir dan tumbuh dari keluarga yang broken dan kurang perhatian
oranp lu.:i terutama dari ibu. Ayahnya telah meninggal ketika U!11ur tujuh
tahun. Sejak ayahnya mer.:nggal itu ibunya sering keluar rumah mencari
penghasilan. Namun jalan yang diambil ibunya ternyata salah, ia lebih
meMilil 1 melacurkan diri dan jarang dirumah. SY kecil awalnya tidak
mengetahui bahwa ibunya bekerja sebagai PSK, tapi al<hirnya ia pun
mendengar "rnongan tidal< sedap dari seorang tetangga yang mengetahui
pekerjaan ibunya itu. Sejak saat itu SY merasa dikecewakan oleh ibunya,
karena ::urang perhatian dan jarang dirumah terlebih mengetahui bahwa
ibunya seorang· pelacur
"S dari umur 7 tahun udah ditinggalin sama bapa, meninggal. Kalau mamah l\erja malam ya .. (subyek mengenang_pen) aku masih inget ya waktu kecil, mamah suka bilang. "S, mamah berangl1at kerja dulu, S jangan sampe ngikutin l<elakuan mamal1 kaya gini. Awalnya aku' ga tau ma mah bilangnya kerja pabrik, nah akhirald1irnyzi ketahuan tetangga sebelah bilang, mamah kamu teh ~1ini, gini.. katanya perek. Nah dari situ teh aku diem-dieman sama mamah, ga mau lagi di l1asih duit ..;ama mamah. Kan kata nenek teh dosa maka1i duit dari kaya gi1u teh. Dari umur enam tahun sampe udah gede nini, ga sama mama!, l..Jgi".
Karena jarangnya bertemu dengan keluarga bapaknya cli Cireb:m SY
merasa kurang merasa dekat, sejak l<ecil ia lebih banyak berinteraksi
denga11 keluarga dari ibunya di Boger. Neneknya dulu pernah menikah
dua kali. lbunya SY adalah anak pe1iama dari dua bersaudara yang
sebapa1<, kemudian ia memiliki empat adik kanclung lagi dengan bapak
yang Lierbeda.
"l<alau keluarga dari bapaku jauh di cirebon, paling banyak deket sama l\,;luarga m::unah. Cuma keluarga mamah yang paling suka rewel gitu ya .. ade-adenya mamah yang cowo, kan adb-adenya mamahkan shalat s•"mua kalau cl1rur~ah, kalau S ga shalat suka gird, gini (111eneour_pe11) Alla tig11 orang yang pada mondok pesantren cuma beda bapa, jadi kalaL ma111ah mah cuma dua bersaudara, yang empatnya beda bapa. Semuanya ka11 enam crang.
Semer11ak ibunya ser,q1 kelucr rumal1, SY tinggal bersama neneknya.
Perlakuan sayang seorang nenek kepada cucunya itu ia tunjukan dengan
111engm:uh SY sampai tun .buh IJesar.
"Mamahku ga pernah ngurusin anak lah. Paling sama nenek, dari kecil aku sama nenel<, sama kakek, biaya :oekolah dibiayain sama nenek. Nenek sayang ba:1get sama aku.
Keluarga SY bukanlah keluarga yang serba kecukupan, ia tinggal
bersa11111 nenek dan l<akeknya dengan hidup yang sederhana. Tapi
te1 .1yat8 SY.kurang rnenerima keadaan tersebut, ia menginginkan
keadaai1 yang lebih dari itu. Di saat melihat teman-temannya serba
kecukupan, SY merasa terdorong hatinya ingin menjadi seperti mereka.
Keingin1n yang berlebihan itu semakin hari semakin kuat dirasal<an oleh
S (, Sejak itulah akl1irnya ia berani rela melepaskan keperawanannya
demi sejurnlah uang.
"Menjadi PSK dari umur 13 tahun, yang menyebabkan S masuk, !'.arena ekonomi j11ga ya, l<eluarga S pas-pasan hidupnya kan" .
. "Kalau S kan engga kaya orang-orang atau anak-anak lain ya .. dimana ada barang yarg paling ngetrend bisa langsung kebeli karena orang tuanva mampu, kalm1 S kan engga, gimana caranya supaya dapat baju itu tanpa bantuan orar:g lain gitu .. nah, S terjun kesitu, keduN malam".
"Kerja kaya gitu keinginan sendiri, tanpa disuruh sama orang Jain juga g1tu .. dulu mah w1gga punya 1·ikiran apa-apa, cuma kepikiran gimana caranya bisa kebeli itu barang. Ga mikir-mikir dulu Jangsung terjun".
Pe'(erjaan ini SY lakukan setela!1 Lulus SMP yang awalnya bekerja
sebag~11 pembantu namun kemudian ia berhenti karena alasan bosan
dengan penghasilan ycing relatif kecil.
"Pas keluar SMP aku kerja jadi pembantu, dapat berapa bulan ya, bosen. S mah orang nya cepet bosenan, kerja-kerja gitu teh, terus denger dari temen S kalau pengen cepet dapat duit cuma sekejap turun aja ke jalan katanya gitu".
SaClt itu SY Jebih l:>anyak berhubungan dengan l<ehidupan di Juar
lingkungar keluarganya, ia telah mengikuti jejak ibunya sebagai PSK.
Setelah sekian lama SY berkecimpung di dunia prostitusi, tahun 2002 ia
sernpat berhenti melakukan pekerjaan itu karena harnil, yang kemudian ia
rnenikah setelah kelahiran anak perta1nanya pada tahun 2003. Namun
pernikahan itu hanya berumur satu tahun yang berakhir perceraian. tidak
lama setelah itu, di tahun 2004 ia kembali menikah dengan seorang
Batak. Dari hasil pemikahan yang kedua ini, ia rnemilil<:i dua orang anak.
Narnun itu pun ia kembali ditinggal suarninya setelah satu tahun menjalani
rumah tangga. Tanpa .3epengetahuan SY suaminya tersebut ternyata
meniketh dengan wanita lain dan sampai saat ini statusnya belum dicerai
kini anak-ano•\ dar lia-oil pernikahan itu ia titipkan bersama neneknya.
"Jadi gini ka (subyek ingin mengungkapkan awal ia jacli PSK_pen) rum ah S rendenga11 (Jitu ya sama temen (orang yang mempengaruhi SY _pe,1). Temen itu kan rnaennya di diskotik, S kan dulu mah ga tau cliskotik-diskotik acan, emang S dari ruMah ge udah bandel tapi banclelnya ge cuma ngeroko gitu, nah S !erus terjun tuh .. (ke dunia pro.>titusi_pen) perawar S di jual .. diju2llah ibaratnya sama orang padang di kasih lima ratus ribu".
SY rela merijual diri demi sejun~lafi uanf:, ia merasa bekerja
sebagai pemba11tu tidak dapat mencukupi ke':iutJhannya.
"Ya kita kan pengen punya du it lah, apaan atuh kalau jadi pemba11tu mah nunggunya berbulan-bulan, kalau itu mah kan cuma gitu doang kan ya (subyek senyum_pen), terus sampE1 tahun 2002 kerja kaya ~jitu, pas tahun 2003 nya S hamil, ga kerja-kerja itu lagi, S punya anak tiga, paling kecil satu tahun enam bulan. Pernah nikah sama orang batak 2004 keMaren. Anak diluar nikah satu, itu yang pertama, tapi itu juga pas udah ngelahirin langsung nikah".
Selama menjalar.kan propesinya sebagai PSK, tak jarc1ng kelika SY
mencnri pelanggan bersama teman-temannya di jalanan bertemu dengan
ibunya yang juga sedang mencari le.af;i hidung belang. Pertemuan itupun
layaknya seorang teman sesama profesi bukan sebagai ibu dan anak.
"Sama marnah? Suka sih .. (ketemu di jalan_pen) Cuma beda gitu, kalau 11 Jmah. nt,11gkrongnya di pajajaran, beda tempat, kalau S deketdeket rumah gitu, tapi ya sama polisi-polisi gitu ngobrol-ngobrol. Paling kalau seumpama l\etemu di jalan gitu ya, istilahnya kalau lagi ngelamar gitu ya .. katanya (ibu subvek bilang_pen) eh .. udah jannan bilang-bilang anak saya gitu, bilang aja temen gimana ke'..!"
SY dan ibunya lei ah sama- san1a menyadari bahwa rnereka adalah
seorang Peke1jc, Seks Komersial (PSK) ya11g membutuhkan penghasilan
lebih dari h~ ·· '·~rianya. Seolah-olah bekerja secara profesional tanpa
mema11dang hunbungan darah ibu dan anal<, ketika dijalan mereka adalah
te111a11.
Masyarakat dilirigkungan tempat tinggal SY telah banyak yang
mengetahui pro~)esi SY sebagai PSK, sehingga tak jarang orang
memandang buruk terhadap diri subyek. Bagi SY pandangan Hu telah
rnenjac:i hal biasa walaupun sering kali mendengar cemoohan yang lebih
pahit l3Ui dari itu tapi ia tidak menganggapnya.
"Ya suka ada yang usil sih, kalau S kan ka .. suka ngeroko dimana aja, jadi orang-orang melihatnya gimana gitu .. terus S kan kalau pulang
kerja suka agak siangan, l<ata orang-orang tell, heh .. ! jablay kF,siangan dapat cluit sekarung nil1"
SY merasa bahwa pekerjaan yang ia lakukan itu sudah menjadi pilihan
hidupnya. Walaupun terkadang dalam pikiran SY sering terlintas untul<
berhenti, tapi SY belurn bisa meninggalkan dunia malam, dengan alasan
kebutuhan hidup ~ang selalu mengekangnya.
la men:.liki 10 tenian laki-laki yang dianggap dekat, SY rnerasa nyaman
bila berteman dengar, lal<i-laki dibanding perempuan.
"Uanyak (tern a• :_pen), ta pi kebanyakan cowo semua. Sekitar sepulul: orang yang c'2ket. Soalnya enak bE·1iemannya kalau sama mereka. Kalau sama cewe itu banyak omongnya suka mengadu domba, jadi mendingan sama cow~ biElsanya tertutup, kalau cowokan ga pernah ngornong kesaria:kesini, paling ngomong sama temennya gitu. Kalau cewe kadang suka ngomong ke ibunya, sa;-na tetangga. Kata nenek S; karnu tuh gabung nya teh ,;ama cowo terus, kan ada yang sepantaran. Ah males, :,;ala S teh gitu. Jadi ngeroko-ngeroko !eh gampang ga usah beli".
Disaat SY berkurnpul dengan teman-terr.ar:nya itu, sering kali ia
menoapat nasillat dan motivasi agar ia meninguallcan pekerjaannya itu.
"Suka nasihatin (temannya SY _pen), soalnya mereka menganggap aku seperti adik. l<alau S berangkat, nongkrong gitu ya .. suka minum-11inum !minuman keras_pen) sama temen-temen. Si AB tuh yang suka
na £hati11; S, udah ga usah kerja kaya gitu katanya, rnendingan cari kerja yang he.la!, apalagi kc1111u cewe ga pantes lah kalau cewe tu ngeroko apalagi mm urn, mendingan di rumah terus cari suarni yang baik-baik, yang sayang sama karnu. Citu".
.~3siha•-nasihat dari seorang teman clianggapnya sebagai obrolan ringan
untuk 1.iengisi wal\tu luang sambil miriurn-minum. la seolah-olah telah
terlanjur menjalani kel1iclupan sebaga pekerja seks.
Disarnf.)ic1g itu, seringnya SY berhubungan clan berinteraksi clengan
banyak orang rnembuat ia rnenyaclari bahwa setiap orang rnemiliki
karakter yang berbeda, ia sering rnernbanclirgkan dirinya clengan orang
lain apalag; teri1aclap orang vang ia kagurni terutama nenek clan pacar SY
sencliri.
"Nenek orangnya sabar, perhatian sarna cucu-cucunya. Aku pengen sept ·· "'"'nek. Aku kan orang nya pernarah ya . ., engga sabaran orarign\•a (subyrch , rsenyum __ pen). Selain nenek, pacar. Karena dia ora11gnya ga cepet rnarah, jacli gini ka .. kalau S marah !eh paling dia diem aja. Ga oanyak ornong clia orangnya. Kalau S kan orangnya rarne .. ".
b. Hubunyan sosial di Jingkungan Panti Sosia/ J{arya Wanita (PSKW)
Di PSl~W Mulya Jaya ini bukan kali pertarnanya SY rnenjacli siswa clan di
bina clisini, sebelurnnya telah dua kali ia terjaring oleh petugas Pol PP.
Saal pertarna kali masuk panti SY rnengakui sangat sedil1 dan tidak dapat
rnE11ye:o11aikan cliri karena ia merasa seperti berada dalarn tahanan.
'r"ertanw, rnasuk sini teh kaya penjara gitu deh dif~urung. Sedihnya gini ka .. kalau rnakan itu, kan ternpat rnar<anannya pake itu ya .. (ternpat rnakan yang te.rbuat dari seng_pen) terus makan nasi pera (kurang matang_pen), sayurnya ga berasa apa-apa. Tapi lama-lama udah terbiasa ya. Yang bildn hati S tenang, banyak temen gitu ya .. curhat, jadi
pikiran teh ga terlaiu ruwet (kacau __ pen) banget. Padahal mah nas lagi sendiri, gimana g1tu ya di dalam sini !eh. Suka inget sama oran9 tua, sama nenek. Yang biasa ngobro1 sama nenek, temen-temen diluar gitu ya. terus p1sah".
N<1mun akhirnya ia dapat menyesuaikan diri. Ketika itu ia butuh satu
minggu untuk dapat seperti itu. Tapi berbeda untuk kali ini, kare·1a
sebelunmya pernah menjadi siswa disini maka ia telah mengetahui
kondisi yang ada sehingga lebih cepat menyesuaikan.
"t3is<; nyes113ikcin diri seminggu lebih lah waktu dulu mah, tapi yang sekaranJ mah ga terlalu walaupun sama sedih gitu, tapi ga kaya waktu pertan1e. sedih 1-a11gct. Tenangnya kalau lagi cerita gitu sama tementernen., lerus sa1inr1 r ')Or.ion gin pa car. Jadi seneng".
Hubungan SY denga1 siswa-siswa yang lairi terlihat cukup baik, ia
memiliki banyak tc"rnan, wc.1aupun begitu ia pernah mengalarni konflik
denga11 5alah sc;ora•lg siswa bernama SR karena hal yang sepele.
· "Ternen banyak, tapi yang paling deket ada dua orang, R sama H"
"Ga pernah ngalamin konflik. paling sama si SI~ itu, kalau rnau ke mush JI:.:. dia lull kalau mandi lama banget. Pernah berantem sarna dia. Tapi cli:' dah ke'uar kemaren, dia kan orang lam;oi disini. Jadi waktu aku masuk clia udah d11luan".
ni PSKW SY mernsakan pelayanan dan peilakuan yang baik dari parn.
per1·1bi11.:Jing, apal<1gi beberapa dari pembimbing sebagian telah <;tda yang
menge11al baik cie11g2n SY.
"Pelavanar, disini bagus. orangnya l:3ik-baik. Sama pembimbing ..Jku ga pernah di r naral1in. Paling dibilangin gini, pas waktu masuk itu, sa1.w bu Nendah: eh kamu lagi.. betah ya? Ya .. aku bilcing, pengen makan 11asi bu r~epen gitu aja .. S ketavw1 aja".
Selama di pi ti SY sudah dapat menemukan hal-hal positif yang bisa di
ambil. Setelah n.1e:igikuti beberapa kegiatan yang ada SY menemukan
kepercay<1an dirin, c1 kembali, terutama ketika mengikuti kegiatan yang
berhubungan dengan rohani Islam seperti shalat dan me11gaji.
"Setrlah :kut kegiat<rn disini S menemukan kepercayaan diri, yang tadinya S ga pernah shalat, disini shalat, ngaji. Terus banyal< ikut kegi<1tan. Kan di rumah mah ga pernah shalat. Paling nonton TV, depgerin radio, tcipe, gitu doang. Misalnya pergi l<erja malam pulangnya pagi, la11gsu11g tidur aja gitu .. kalau disinikan bisa tidur kalau habis pulang dari mushol:" terus JlcFJi ke mushala lagi shalat shubuh".
Dis<>1np111g itu ia a:ilif mengikuti kegiatan keterampilan yang di telah
selengg:.irakan ult 11 panti
"i(egiatan f:eterarnpilan y<0:11g paling S sukai apa ya .. (subyek berpikir __ pen) Oulu pernah ikut esfit, tapi sekarang S lagi il<ut tata rias \;ama OP (olah pangan_pen)".
4.2.3.6. C3~1mbawn Persepsi Diri dalarn Menilai kernarnpuan
(Motiv21si, prest 1:si, kelemahan, kegagalan)
SY merniliki keahl1a11 dalam bidang jahit-menjahit, dalam waktu-waktu
sengga ignya di Jalam kamar unit, ia suka membuat sulaman bunga,
nama sendiri di bcju dan handuknya. Melihat keahlian yang dimiliki SY ini,
ada beberapa temannya yang tertarik dan meminta untuk dibuatkan. SY
merasa senang kdika ada temannya , nemuji hasil karyanya itu.
"Kadang k1.lali lagi iseng ni ya .. di kamar, aku suka jahit-jahit baju, bikin nama, hiasa11 bunga di anduk, gitu ... kadang suka ada yang minta di bikiriin".
Dengan potensi y:rng dimilikinya, SY yakin suatu saat potensinya itu akan
bergun<., iJagi dirlr.y:i.Sslain hobi menjahit ia suka mendengarkan musik.
Dalarn l.1ida1 :1 n1u ·ik ii.. lebih suka pop dari pada dangdut.
"/\ku sul«1 , . usik kaya peterpan, ur rgu gitu .. kalau dangdut aku ga terlalu 'uka. Ga ti.LI ya .. ga suka aja".
Seli.1in j1dan hiclup SY ycing berliku-liku. SY juga pemah mengalami
kegagcilan dala:n hidupnya.
"Ya itu, ke~agalan rumah tangga, nikal- kan dua kali, yang pertama nikah scotelah pun /a anak, terus terakhir same. orang batak marga Shn. S !uh stalL:snya belum di cerai. Nikah sama dia kan tahun 2004, dia ninggalin S tahun 2005".
Seper'i yi..ng telal. digambarkan diatas S'( adalah pribadi yang tumbuh
dari kekarga bro/ ·:Jn dan lebih IJanyak menghabiska1 waktunya diluar
rumah yang kehiciupannya lebih keras. Ketika ia mengalami masalah
y2.ng berat ia lebih senang rnenghilangkan stressnya dengan nongkrong,
berkumpul dengan ternan-ternannya dan rninurn alkohol.
"Paling nongkrong, cerita sarna ternen, curhat gitu ya, ngeroko, minum".
4.2.3.7. Gambaran Persepsi Diri Dalam Menilai A~;pirasi (Tujuantujuar hidup)
t:narn tahun sudah SY belcerja sebagai PSf<, subyek rnenyadari bahwa
pekerjaz,1nya ini merniliki rnsiko yang berat. Saat ini SY rnerniliki
kemginan untuk berubah dan rneninggalkan pekerjaannya itu,
Selic., ~11a S pernah kepikiran pengen berhenti ya kerja gituan, cape. Kerja gitu kan resikonya berat Tapi girnana lagi yang cari rnakan siapa,
Namun dari ungkapan di alas tarnpak adanya ketidakyakinan dari diri S
bahwa ia akan bisa rneninggalkan pekerjaannya sebagai PSI<. Lagi-lagi ia
berpikir siapa lagi yang bisa rnencukupi kehidupanya.
Setelah mengalarni beberapa pengalaman pahit dengan gagalnya
mernbina rurnafi tangga yang baik bersarna orang yan~J ia kc;sihi, ternyata
SY belurn rnerasa putus asa untuk rnencoba rnenikah lagL
"Pengennya sih, m'.lnikah lagi. Di sini kalau ada nikah gratis aja, S mau ikut. Aku pengen ngejalanin hidup baru lagi. Pennen jadi istri yang solihah".
Menjalani hidup baru inilah yang ia harapkan dari pernikahannya itu.
Disamping itu keinginan dan impian SY yang belum terpenuhi ingin
segera ia raihnya. Saal ini SY merasa yakin bahwa impiannya itu pasti
akan terwujud. la akan berusaha semampunya dengan cara
meninggalkan pekerjaan sebelumnya sebagai PSK dan beke1ja di pabrik.
"Pengen hidu~, nyaman, kebutuhan ter~ 3nuhi, pengen punya rumah sendiri, kan c"Umah saya kecil ka .. "
"Mudah-nwdahan bisa, ninggalin kerja gill:an (t;ebagai PSK_pen) lagi ya .. kalau ada hwongan pengen kerja di pabrik permen, kalau ga ada ya ... mungkin buka usaha kecil-kecilan yang penting menghasilkan uang gitu .. "
4.2.3.8. Hasil Analisis Individual Sub~1ek
Dari hasil wawancara tusebut diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa secara um um subyek memiliki persE'psi diri yang posilif walaupun
paaa aspek-aspek tertentu diketahui ne[Ja~if. Berikut adalah analisis pada
tiap-tiap aspek :
Subyek begitu percaya diri terhadap fisiK yang dimilikinya, terlebih jika ada
seseorang yang memandang bahwa ia seorang yang menarik.
SY merupakan pribadi yang tegas namun terbuka dan mudah bergaul.
MengEcnai karakternya ini subyek menerima dengan positif bahwa ia
senarig dengan karakternya tersebut. Akan tetapi subyek akan bersikap
masa bodoh terhadap pandangan skeptis sesorang terhadap dirinya. la
juga mem1.1Ki sifat tidak pernah merasa puas terhadap apa yang ia miliki.
Dalam cispek sosial mengenai hubungannya dengan lingkungan keluarga,
orang-orang terdekat dan masyarakat sekitar, persepsi subyek
menunjukan hal yang negatif. Akan tetapi ter1adap aspek-aspek sosial
dilingkungan PSKV\I, subyek lebih menunjukan persepsi yang pos1tif.
Subyek mampu menyesuaikan di. i dengan cepat, hubungan dengan para
pembimbinri dan siswa-siswa yang lain pun cukup baik. Mengenai
kegiatan-kegiatan yang ada, subyek cukup antusias dalam mengikutinya.
la mengakui menemukan kepercayaan diri kembali dan selalu berfikir
positif setelah mengikuti kegiatan tersebut.
Persepsi diri subyek dalarn menilai kemampuan, mengenai motivasi,
prestasi, kelemahan dan kegagalan. Subyek menunjukan persepsi yang
berbeda pada saat sebelum dan sesudah menjadi siswa PSK\tV. Sebelum
m•:injadi siswa F'SKW, subyek tidak mampu mengatasi masala.h
masalahnya dengan cara yang positif, b lebih mudah prustasi serta lari
dari masalah dengan cara merokok dan minum minuman keras. Sele/ah
menjadi siswa subyek lebih banyak introspeksi diri dan berusaha berubah,
hal ini menjadikan subyek lebih bany;:1k berfikir positif. Terlebih masuk
menjadi siswa di PSKW ini adalah yang ke 3 (tiga) kalinya bagi subyek.
Dalam menilai aspirasi subyek menunjukan hal yang positif, subyek
memiliki harapan-harapan yang positif dari memulai hidup baru kembali
serta menikah lagi dengan laki-laki yang lebih baik. Menjadi istri yang
sholihah itulah harapannya. lmpian serta har2pan ini subyek meyakini
akan sogera ia raih setelah keluar dari PSKW.
4.2.4. Responden 4 (DR)
4.2.4.1. ldentnas Subyek
a. Nama lengkap
b. Nama Panggilan
c. Tempat tanggal lahir
cl. Umur I Usia
e. Je111s kelamin
L Anak ke
g. Status
h. Asal daerah
1. Alamat sekarang
J. Agama
:DR
:D
: Cikalong, 16-12-1986
: 21
: Perempuan
2
:Janda
: Cianjur
: Cikarang
: Islam
3 bersaudara
k. Pendidikan terahir : SD
4 .. -.1.2. Garnbaran Umum
Kurang percaya diri, itulah kesan perta.11a yang muncul pada DR saat
bertemu peneiiti. Wanita ini selalu menunjukan sikap ramah dan
bersahabat dalam setiap kunjungan penelitian, walaupun sesekali disaat
'Nawancara DR menebar senyum tapi kesan bahwa ia merasa tertekan
berada di panti nampak jelas di raut wajahnya. Dan tak jarang subyel<
terlihat kurang responsive eialam menjawab beberapa pertanyaan, DR
selalu me. ninta peneliti agar mengulang pertanyaan dan menanyakan
maksudnya.
DR lahir di"" "nq 21 tahun yang lalu. DR adalah pribadi yang tumbuh
dcri keluarga sederhana, anak ke dua dari tiga bersaudara ini t.elah
melewati berbagai pengalaman hidup yang berliku-liku, ayahnya seorang
wiraswasta yang kem11dian meninggalkan DR saat umur 1 ·1 tahun, ketika
ayahnya meninggal itu ia masih duduk di bangku kelas :5 (lima) SD. la
terpaksa merelaka11 kepergian ayahnya walaupun seusia DR ketika itu
relative muda yang masih butuh sosol< ayah sebagai figure ditengah
tengah keluarga. Apalagi DR adalah anak yang merasa paling dekat
dengan ayah. Narnun DR akhirnya merasa kepergian ayahnya itu sebagai
bagian dari ujian hidupnya.
Sepeninggal ayah, DR turut bersama parnannya (adik dari almarhum).
Setelah tinggal beberapa lama, ternyata DR menemukan sosok ayah
kembali dari diri paman, karena perlakuan yang ditunjukan kepada DR
sama sayangnya seperti kepada anaknya sendiri.
DR tinggal bersama paman sampai lulus dari SD (Sekolah Dasar), tiga
tahun kernudian genap umur 15 (lima belas) tahun DR memutuskan untuk
nikah rnuda l.eng211 sroorang pria bernama S yang telah lama dikenalnya,
narnun sayang pen•ikahannya tidak berlangsung lama karena suarninya
rnenikah lagi dengcJn wanit<1 lain. Akhirnya DR meminla untuk di cerai dan
kernbali tinggal bersarna sang parnan. Selarna lirna tahun menjalani
rum ah tangga yang kur .ng harmonis itu ia dikaruNi satu orang anak lal<i
laki. Tidak lama setelah perceraian ia beker!a sebagai buruh pabrik di
daerah Sukaburni. Tapi itupun akhirnya rlia mEmutuskan berhenti karena
ga1inya kecil.
Tinggal di PSKW Pasar Rebo, awalnya DH tidak pernah menyangka bisa
~asuk ke tempat yang di huni oleh para mantan PSK (Pekerja Seks
Kornersi!). la mengaku salah satu korban salah tangkap petugas Pol PP,
karena DR merasa bukan bagian dari wanita-wanita pekerja seks dipinggir
ja1a11.
"Aku tinggal sama paman di Cikarang, aku sarna anaknya parnan, ade sepupu, pake motor ke Tegal Danas, salahnya malam, kita cari makanan ceritanya jarn setengan dua belasan, Tegal Danas kan rame, lagi cari rr1kanan, eh ada petugas razia, yang di bawa curna aku doang, anaknya paman l<an langsung_pulang, terus paman langsung nyusul ke polsek, ya udah katanya beresin aja dulu gitu kan, mau diberesin di polsek udah ga bisa, ya udah ... emang udah nasib aku ko, udah kaya gini mau bilang ap< .
'vlasuknya ke PSKW me nbuat DR sedih dan tidak bisa berbuat apa-apa
karena retugas masih ticlilk percaya bahwa DR bukan wanita malam,
n.:;rnun DR pasrah dan menerima nasib yang menimpanya.
"St .,,, iuga pas kesini tuh, ko yang salah juga bisa masuk. Sampe sini kan maleni, 1 nya udah ga bisa ngapa-apain lagi kan, langsung di masukin keruangan yang di sebelah sana itu ... hati sih pengen beromak, tapi emang udah nasib, ya .. terima aja mungkin aku harus gini".
Sekarang DR menjadi siswa PSKW, selama ini DR masih rnencoba
berusaha untuk bisa rnenyesuaikan diri.
4.2.4.3. Gambaran Diri Dalam Aspek Fisik
l~agi OR, penarnpilan tidal< terlalu penting, ketika di minta pendapatnya
tentang penarnpilan ia rnenjawab singl<at "Penarnpilanku bia:>a aja".
Secara fisik DR memiliki tubuh ideal, kulit pL.tih, tinggi, rambut lurus.
~Jamun dalam beberapa pertemuan DR tampak tidak terlalu
rnemperhatikan penampilan dan terkesan kurnal dengan rambut tidak
tertata rapih. DR rnerasa kurang perca·1a diri, ketika ditanya "apakah anda
percaya diri dengan penampilan sekarang?, subyek rnenjawab:
"Engga juga, biasa aja" .
"Kalau ada orang yang bilang aku kurang menarik, ya .. paling senyum aja sih, emang merasa, aku ga marah dibilang gitu"
DI" menyadari dirinya kurang menarik, ketika ada yang mengatakan
dirinyci cantikpun DI~ 1r1enanggapinya biasa aja.
"Ga pernah c'i ituin s;h (dianggap_ pen), biasa aja".
4.2.4.4. Gambaran diri ')alam Aspek Psikis
Sikap tertutup ditunjukan DR ketika peneliti menanyakan pertanyaan yang
berhubungan dengan psikis.
"Seperti apa ya .. (karakter DR_pen) ah hiasa-biasa aja, aku mah ga bis:i iniin (menjelaskan_pen), ya .. biasa aja, j2di aku punya karakter gini begini teh ga bisa nonjolin, aku tuh kalau dibilang ga punya ciri khas lah!".
DI'<. juga memiliki pribadi yang kurang respect terhadap stimulus yang
berhubungan dengan emosi. DR sering mernpunyai sifat kurang percaya
sama orang lain wa!aupun sama teman-temannya, DR 111e111punyai
banyak teman na1111in ia menganggapnya sebagai teman biasa.
" Banyak .. di Cianjur banyak, di Cikarang juga. Tapi yang deket L,anget gitu ga ada , semuanya biasa aja temenan bi::isa. Soalnya temen deket itu belum tentu bail< gitu hatinya (subyek skeptis __ pen), kalau D mah emang kaya gini, gitu, sama siapa aja biasa aja".
l<etika masuk panti pun subyek menunujukan sikap tertutup tersebut.
"Sekarang sama temen-tem1;n se unit (kamar_pen) udah pada kenal sih, awalnya aku merasa gimana gitu .. sama mereka tuh, aku kan orangnya rada susah bernaul jadi sama yang baru kenal tuh gimana ya .. "
"Kalau ada teman sekamar yang bikin ulah gitu ga suka diladenin !ah, ya .. 1.amanya orang kE.lau diladenin ujung-ujungnya ribut". 'ya itu .. D tu orangnya cuek kalau ada orang ini itu teh !~a pernah di iniin !ah, ngapain ribut".
t2.4.5. Garnbaran Diri Dalam Aspek Sosial
A. Hubungan Sosial l.ingkungan Keluarga, orang-orang terdekat dan
Masyarakat sekitar Sebelum Masuk PSKW
Secara emosional sejak kecil DR lebih deke! ke ayah, sosok ayah
dianggapnya sebagai orang yang bisa melindungi dan memahami apa
yang DR butuhkan
"D tu lebih cleket ke bapa, kalau mamah ga terlalu, soalnya bapak tu orangnya pediam, ga suka keras gitu kalau D punya salah, l<alau D ngapa-ngapain juga paling cuma dinasihatin aja, ga sul<a maen pukul"
Hati DR sangat terpukul ketika ayah nya meninggal, ia kehilan9an figure
v:oing sangat disayanginya padahal umur DR waktu itu terbilang masih
sangat muda, s0belas tahun, masih duduk di bangku kelas 5 SD.
Kepergian ayahnya sebagai tulang punggung keluargapun akhirnya
mempengaruhi kehidupan keluarganya. Paman AF (adik kandung
almarhum) merasa tergerak hat.inya untuk mengsuh DF~ sampai tumbuh
de""asa, akhirnya DR tinggal bersama paman.
" ... Pas papa meninggal gitu, paman AF yang gantiin, jadi kaya papa sendiri"
Selama ti11ggal bersam3 paman, DR mulai merasakan kembali
kei)ermakna;: i hidupn~a, ia menemukan kembali 5oso;; ayah dari diri
paman, sehingga SEiing l<al1 ia mempunyai keinginan rnenjadi seperti
pamnnnya.
"Pamc:n tu ga pemarah sih orangnya, kaya papa, jangankan sama saudara, sama istrinya aia sepengetahuan D ga perna.h marah. 0 ya .. kalau punya perasaan pengen seperti paman ada, ya .. pernah seperti itu, malah sering".
"Ya pernah (membandingkan_pen), makanya aku pengen seperti dia, ga suka marah, sabar orangnya"
Setamat dari Sekolah Dasar (SD), tiga tahun kemudian DR memutuskan
menikah muda dengan S, namun pernikahan tersebut tidak berlangsung
!?ma he1nya berjangka lima tahun dan dikaruniai satu orang anak. Suami
OR menikah lagi dengan wanita l:iin. Namu:i kepergian S itu tidak
rr.embuat DR terlalu di ambil pusing. OR menyadari hal ini s•Jdah
merupakan nasib yang harus ditanggung, dan akl1irnya mengikhlaskan
begilu saja kepergian ayah dari anc1knya itu.
"Pc·nah (mengalami kegagalan_pen) (subyek rnenarik nafas panjang_pen), 0 udah menikah tapi udah cerai, usia pernikahan baru lirna tahun dan punya anak satu"
"Oianya .ikah lagi ko .. ngapain, 0 nya ikhlas ko. 0 yang rninta cerai, ya udah kalau memang milih dia ga apa-apa aku bilang, terus pas cerai juga kita ga ada berantem dulu, engga ... D nya ik:hlas ko!".
"A\u ga mikirin kejadian itu, ngapain dipikirin, emang udah nasib ko. Kala" dipikirin mah disini juga stress".
Setelah perceraian itu 0 kembali tinggal bersama paman. Dan tidak Jama
setelal1 itu ia bekerja sebagai buruh pabrik di daerah Sukabumi. Tapi
itupun akhirnyd , 1 memutuskan berhenti karena gajinya tidak sesuai
dengan kebutuhan sehari-hari.
Hubungan DR dengan saudara kandung dibilang baik ..
"Aku punya ade satu, kaka satu. Kalau sama kaka 0 ga deket, soalnya kaka aku dari kecil sama nenek jadi ga terlalu deket. Kalau ketemu juga palin[J dua atau tiga bulan sekEdi, kaya !Jitu. Kalau sama ade emang deket soalnya kita serumah".
Hutungan densian saudara dari ayah tidak begitu dekat, kecuali paman.
Soalnya menu rut DR niereka belum pr-,rnah ketemu karena jaral\ mereka
yang berjauhan. Namun dengan saudara-saudara yang lain dari ibu,
menunjukan hubungan yang kurang harmonis.
"Hubungan sama keluarga y2.ng lain, DR nganggap biasa aja, yang namanya saudara juga, walaupun saudara gitu, ga sama, ada yang suka ada juga yang engga, jadi kaya gitu. Tapi saudara dari bapa sampai sekarang ga pernah ketemu karena mereka jauh".
Hubungan dengan teman DR menunjukan sil\ap menjaga jarak, walaupun
merasa akrab tapi tidak ada yang di anggap leman dekat oleh DR.
" Banyak .. (tern an Dl:;z_pen) di Cianjur banyak, di Cikarang juga. Tapi yang deket banget gitu ga ada , semuani l biasa aja temenan biasa. Soalnya temen deket itu belum tentu baik gitu hatinya (subyek skep!1s_pen), k2lau D mah emang kaya gini, gitu, sama siapa aja biasa aja".
Masyarakat memai.dang DR sebagai orang yang tertutup, dan !idak
begitu banyak bergaul.
" ... yang namany1 orang itu kan ada yang baik ada yang engga gitu, ada yang suka ada yang engga, ... rnakanya D jarang gitu akrab sama i!:Ju-ibu. Kadang-kadang ada sih yang suka negur, D jangan didalam terus atuh, maen dong kesini".
B. Hu:Jungan sosial dilingkungan Panti Sosinl K'lrya Wanita (PSKVll)
Tinggal di PSKW bagi DR adalah sebuah pengalaman pahit yang harus
dijalani, karena tinggal bersama para PSK (Pekerja Seks Kom_ersil) yang
1211gal1 direhabilitasi. Pasrah dan menerima nasib, sering kali l•3rucap dari
mulut DR.
"Sedih juga pas kesini tuh, ko yang salah jugc- bisa masuk. Sampe sini kan malem, D nya udah ga bisa ngapa-apain lagi kan, langsung di rnasukin keruangan yang di sebelah sana itu ... hati sih pengen berontal<, tapi harus gimana Jagi"
Hampir sebulan DR menjalani hati-harinya di PSKW, berbagai kegiatan
secara rutin selalu ia ikuti, namun kesedihan terus muncul disela-sela
waktu kosong. DR mencoba menyesuaikan ciiri sebaik mungkin dengan
berinteraksi dengan teman-teman sekamarnya agar dapat berbagi akan
tetapi akhirnya ia merasa adanya ketidakcocokan.
"Pertama aku berusaha akrab sama mereka (siswa lain_per.), tapi la·rna-lam J aku ngerasa ga' sreg sama omong-omongannya"
Dari kegiatan-kegiatan yang ada rli PSKW pada dasarnya merupakan
bagian dari proses rehabilitasi agar siswa memiliki motivasi dan
nwnemukan kepe. cayaan diri kembali sekaligus memiliki bekal setelah
keluar dari panti. Tapi bagi DR, tidak semua kegiatan dapat
menurnbuhkan kepercayaan dirinya karena DR rnasih rnerasa bukan
bagian dari orang-orang yang perlu direhabilitasi.
"Belurn menernukan (kepercayaan diri_pen), soalnya dari awal aku udah ngerasa ga betah jadi yang ada tell curna pusing"
"Sarnpai sekarang sebenarnya belum bisa terirna sih, tapi aku paksain".
"Girnana ya .. pusing lah, aku belum dapat apa .. apa, apalagi Curna lulusan SD ga bisa rnikir luas. Yang D rasakan masih pusing sarnpe sekarang".
4.2.4.6. Gambaran Diri Dalam Menilai Kemampuan (Potensi)
Latar belakang oendidikan yang rendah membuat DR tidak p~rcaya diri
dalam m 'Ongaktualisasikan potensi yang dimiliki. DR merasa tidak mampu
dalarn l1al-hal yang membutuhkan pemikiran, seperti berhitung
(Matematika), atau membuat pola pakaian untuk keterampilan menjahil,
dan lain-lain.
"Apa ya .. ga ada sih, ga tau apa ya .. ?! (subyek berfikir_pen). mungkin kalau aku disuruh ngitung kali ya .. modelan rnatematika gitu aku suka 1;a bisa".
" .... kalau ikut semua (kegiatan keterampilan_pen) ga keotakkan lah, kr.ya menjahit hanis bikin pola bikin apa, jadi harus mikir ~Jitu".
DR lebih suka hal-l1;il yang bersifat praktis seperti memasak dan tata rias.
Ketika peneliti menanyakan potensi yang dimiliki kepada DR kemudian
diberi waktu tintuk berfikir sejenak akhirnya DR mengungkapkan.
"Apa ya .. ? (Subyek diam_pen). Paling masak doang, ga ada lagi, namanya lulusan SD apa sih yang bisa .. ga ada!"
4.2.4.7. Gambaran Diri Dalam Menilai Aspirasi (Tujuan Hidup)
l<etika ditanya rencana yang akan dilakukan setelah keluar dari panti, DR
belum bisa menentukan rencananya sec;;,ra realistis
"Rencana .. ? ya keluar dari sini pengennya istirahat dt.:lu, ha bis itu ya mikir lagi pengen gimana gitu".
r<2hidupan keluarga DR dilaluinya tanpa f!gur seoran(J ayah sebagai
tulang punggung keluarga, sehingga kepergian ayah sangat
mempen, <ruhi keadaan ekonomi keluarga DR. Mengingat adik DR
semakin besar dan butuh perhatian baik moral maupun material, DR
mema~1ami ha: .cu bahwa ia adalah seorang kakak yang mempunyai
tanggung jawab untuk hal itu. Harapan besar yang DR belum terpenuhi
hingga suat ini adalah menyekolahkan adiknya.
"Harapan saya cuma satu, pengen nyekolahin ade, gitu aja".
DR yakin harapan tersebut akan tercapai, untuk membuktikan hal itu DR
a:(an berusaha L .. 1tuk kerja setelah keluar dari panti
"Caranyci ... keluar dari sini kerja !ah, pengennya cuma itu aja satu, pengen nyekolahin ade, nyukupin orang tua udah".
4.2.4.8. Hasil Analisis Individual Subyek
Kesan pertama yang didapat pada diri subyek setiap k.ali peneliti
melakukan wawancara tampak adanya kekurangpercayadirian.
Penampilan subyek terkesan kumal dan kurang bersemangat. Ketika
seseorang memandang dirinya kurang menarik ia akan bersikap biasa
saja. karena subyek memandang dirir1ya pun demikian.
l\llengenai persepsi diri dalam aspek psikis, subyek mc'lmiliki sikap masa
bodoh. Akan tetapi ia menerima dengan senang dengan karakternya
tersebut.
Persepsi diri aspek sosial hubungannya dalam keluarna dan orang-orang
terciekat, sebelum masuk menjadi siswa PSKW subyek menunjukan
persepsi diri yang positif. Namun masyarakat me111andang bahwa subyek
termasuk pribadi yang tertutup, dan subyekpun mengakui nya.
Hubungan susial dilin•Jkungan Panti Sosial Karya Wanita (PSKW), subyek
rnemiliki hubungan yang baik dengan para pembina namun dengan
sesama siswa PSf<llV suby3k kurang begitu dekat. Subyekpun mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan diri, karena ia merasa bukan bagian dari
wanita pekerja seks ko .. 1ersial yang di anggap perlu mendapatkan
bimbingan se1ia rehabilitasi. Walaupun subyek merasa tidak nyaman
tinggal di panti akan tetapi ia masih rrergggap positif semua kegiatan
yang ada.
Dalam menilai kemampuan atau potensi yang dimiliki mengenai motivasi,
prestasi, kelemahan dan kegagalan. Sebelum menjadi siswa di PSKW,
subyek rnemiliki kemampuan dalam mengatasi masalah yang ia hadapi
dengan ~ sitif, namun setelah menjadi siswa ia kurang mampu untuk itu.
la lebih sering menutup diri karena merasa tidal< ada seseorang yang bisa
rliajak bertukar pikiran.
Setelah keluar dari PSKW subyek memiliki tujuan-tujuan yang positif, ia
berharap dapat bekerja dengan peghasilan 11ang cukup serta
berkei,1ginan untuk menyekolahkan adiknya. Subyek merasa yakin suatu
saat keinginan dan harapannya tersebut dapat tercapai.
4.3. Anali<>is Antar SubyEik
Setelah dilakukan analisis individual terhadap masing-masing subyek
penelitian, dapat dilakukan analisis banding antar subyek yang di
gambarkan uc»~. · bentuk bagan. Dalam bagan berikut akan tergambar
persamaan dan perbedaan persepsi subyek dalam beberapa aspek,
selanjutnya akan diketahui konsep diri masing-masing subyek sebagai
siswa pada Panti So<.ial Karyil Wanita (PSKW) Mulya .Jaya Pasar Reba.
Tabcl 2
. ··--· ·---- ·-- off: Variabel co RN SY - ' A. Pe
a. I< rsepsi diri dalam aspek fisik
'1 '1 y x epercayaan diri terhadap penampilan yang
I dR
b. , n
l_c ... M
imiliki saat ini ,j '1 eaksi subyek terhadap pandanga n orang lain ·y x
1engenai fisik yang dimiliki '1 '1 '1 x 1enerima pujian tanpa rasa malu. . __ i._ __ ----
·---·-·----R. Persepsi diri dalam aspek psikis
1. Memahami karakter yang dimiliki 2. Penerimaan diri terhadap karakter yang dimil:ki 3. Menilai pandangan orang lain terhadap subyek
C. Persepsi diri dalam aspek social J. Hubungan Sosial Lingkungan Ke/uarga, orang
orang terdekat dan Masyarakat sekitar Sebelum MasukPSKW
x x x
a. Hubu11gan dengan anggota keluarga v b. Hubungan dengan masyarakat X c. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai
berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat.
y
; d. ldentifikasi terhadap orang lain. X e. Merasci setara dengan orang lain. f. Membcindingan diri dengan orang lain
Hu/Jungen sos1a/ di fi11gk1111gan Panti Sosial Karya \Vanita (PSKW) a. Penyesuaian diri di iingkungan PSKW. b. Hubungan dengan sesama siswa PSKW c. Hubungan dengan pembina. d. Tanggapan terhadap ke Jiatan yang ada di
PSKW. c. Menemukan kepercayaan diri kembali. f Berusaha memperbaiki diri, introspeksi, dan
berusahc1 berubah.
D. Persepsi diri da!am men:lai Kemampuan/ potensi (motivasi, prestasi, kelemahan ,jan kegagalan)
a. Kemampuan mengatasi masalah (sebelum menjadi siswa PSKW)
b. Kemampuan mengatasi masalah (setelah masuk '.T1enjadi siswa PSl<W)
c. Mengatasi masalah dengan cara yang positif (sebelum menjadi siswa PSKW)
d. 1v!engatasi masalah dengan cara yang positif (setelah menjadi siswa PSKW)
c. Meyakini potensi yang dimiliki dapat bernilai bagi diri sendiri
·--
y ,j
y x y y
y y
x
y
; x
y
y .
y y y y y y
y x x x x x
y x y x y x
y y y y y ,,/ y y
y ,,/ y y
x x
y y
x x
y y
y y
--y y x
y x y
y y .y
x x y
x y
x
x __ j
1
--y Menilai ootensi yang dimiliki g. Menerima prestasi yang pernah diraih
E. Pel'Sepsi diri dalam aspirasi (tujuan-tujuan hidup)
a. Memiliki harapan positif kedepan b. Meyakir; keinginan dan impiannya akan tercapai. c. Mampu merencanakan aspirasinya (tujuan-tujuan
hidupnya)
Keterangan :
CO, RN, SY, DR: Subyek
.,j: Ya
X: Tida'<
-r-T~T--x
" " " "
Dari penelitian ya11 8 elah dilakukan, melalui wawancara dan observasi,
setiap subyek memiliki persepsi diri yang berbeda dalam beberapa aspek.
Hal ini diketahui karena latar belakang subyel< yang berbeda. Dari 4 (empat)
subyel< yang ditemui, 2 (dua) diantaranya bul<an sebagai Pekerja Seks
f~omersial (PSK).
Setelah dilal<ukan analisis data, dapat diketahui bahwa l<onsep diri setiap
subyek pada aspel<-aspek tertentu menunjukan hal yang positif 1amun di
aspek lain menunjukan sisi yang negatif.
Melihat dari hasil analisis tersebut diatas, menunjukan bahwa 1 (satu) dari 4
(empat) subyek yang ada, memiliki konsep diri negative setelah menjadi
siswa di PSKVV. Hal ini dikarenakan penolakan diri subyek yang dianggap
sebagai bagian dari wanita Pekerja Seks Kornersial yang dianggap layak
diberikan pendidikan rehabilitasi sama seperti siswa-siswa yang lainnya,
sedangkan ia merasa bukan term.asuk dari mereka. Dennan demikian ia
menemukan ketidaknyamanan dan sulit menyesuaikan diri. Walaupun begitu,
ia masih menilai positif pelayanan serta keniatan-kegiata11 yang di berikan.
Lain hal nya de11gan CO walaupun subyek buka11 !E:rmasuk Pekerja Seks
Komersil tetapi ia mer:1sa menemukan jati dirinya kembali setelah masuk
menjacli siswa di PSKW. Wal<1upun awalnya ia merasa tertekan dan menolak
untuk tinggal di PSKW, namun akhirnya ia clapat menyesuaikan diri serta
cneyakini bahwa hal ini baJian dari pengalaman hidupnya. Hal ini
dikarenakan latar belakang subyek sebagai pengamen yang terbiasa hidup
dijalanan, ketahanan mentalnya pun lebih l:uat dioanding DR sehingga ia
lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkunga1111ya yang baru. Hubungan
dengan sesama siswa saat ini belum merasakan adanya kecocokan akan
tetapi subyek dapat menilai baik pelayanan yang diberikan dan berhubungan
bc.1k clengan para pembimbing serta menganggap positif semua kegiatan
yang ada, Gubyek pun begitu antusias mengikuti kegiatan tersebut. Selain itu
subyek juga dapat berusaha meruban dirinya untuk lebih baik lagi serta
m0ntiliki tujuan hidup yang realistis.
2 (dua) sub} k lainnya mengakui dirinya sebagai seorang PSK, mereka
adalah RN dan SY. RN, termasuk pribadi yang mudah bergaul dan humori3.
8egitu ju ja deng ... 1 SY, memiliki.sifat terbuka dan agresif. Mereka dengan
cepat mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan panti. Apalagi SY yang
sebelumnya pemah 2 (dua) kali menjadi siswa disini. Mereka dapat
membentuk konsep diri setelah beberapa bulan tinggal dan di bina di PSKW.
Hal ini di tunjukan dengan adanya persepsi diri yang poBitif pada aspek
aspek sosial selama berada di panti serta dalam menilai kemampuan dan
as~1irasi (tujuan-luJ· an hidup) nya.
BAB 5
l<ESIMPULAN
Melihat data-data yang ditemuKan serta analisis hasil wawancara dengan
para subyek, peneliti menemukan tidak semua siswa dapat menentukan
konsep diri positif di PSKW Mulya Jaya. 2 (dua) subyek yaitu DR dan CO
yang teridentifikasi tukan sebagai wanita PSK, memiliki konsep diri yang
berbeda, DR 1, enunjuka11 konsep diri negatif sedarigkan CO memiliki konsep
diri positif. Sedangki n 2 (clua) subyek yang lain yaitu RN dan SY yang
keduanya memiliki L it;ir belakang sebagai wanita PSI< memiliki konsep diri
positif setelah menjadi siswa cli PSKW Mulya Jaya.
5.1. Diskusi
Panti Sosial Karya Wanita memiliki tujuan mer.1'1ina dan mengarahkan siswa
siswanya dengan melakukan rehabilitasi terhadap beberapa aspek yang
dib1.:tuhkan indiviclu. Disamping membina mental spiritual serta fisik material,
lembaga ini juga membantu individu dalarn membangun konsep diri positif
untuk bekal setelah keluar dari panti sehingga mereka memiliki kepercayaan
diri l<embali setelah i<embali ke mayarakat dengan kehidupan yang menurut
lingkungannya sesuai dengan norma-norma sosial.
~cimun tergantung bagairnana para siswa membangun persepsi dirinya
selarna berada di PSKW. Bila inclividu dapat menyesuaikan diri dengan baik
dan persepsi yang muncul adalah positif maka individu akan rnemiliki konsep
diri positif, begitu juga sebaliknya. Latar belakang kehidupan subyek sebelL·m
menjadi siswa di PSKIN dan hal yang menyebabkan ia rnasuk panti pun
~;angat mempengaruhi konsep diri individu.
Seperti ya111J te1·jadi pad a DR, subyek yang Iida:< memiliki latar belakang
seba9ai wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) justru merniliki konsep diri
negatif setelah menjadi siswa di PSKW. Sebelum menjacli siswa di PSKW,
jancla yang IE •, rnemiliki satu anak ini lebih mampu mengatasi segala
perrnasalahan hidupnya dengan tenang dan tabah. Sepe1ii ketika
ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil, kemudian ia memutuskan
tinggal sekian lama bersama paman dan saudaranya, setelah itu ia menikah
dalam usia yang relatif muda dan akhirnya rum ah tangganya hancur karena
suarninya menikah lagi. Akan tetapi ia tetap melaluinya demgan sabar karena
menganggap ha! itu sebagai nasib yang harus ia terima.
Seteiall masuk Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) sebagai korban salah
tangkap petugas, subyek tampak begitu hrpukul dan hilang kepercayaan cliri.
Hari-harinya di PSKW ia lalui dengan keterpaksaan dan tekanan, yang
akhirnya ia pun menilai negative terhadap orang-orang disekitarnya dan
kurang begitu merespon setiap kegiatan yang ada.
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan wawancara se1ta observasi
selama dua minggu, dengan intensitas bertemu 1 (satu) kali pertemuan
sebagai perkenalan dengan mengikuti salah satu kegiatan pada bimbingan
mental spiritual (kajian rohani Islam), dan 2 (dua) kali pertemuan dengan
masing-masing subyek U'ltuk wawancara dan observasi. Karena waktu yang
tidal< memungk1nkan peneliti tidak melakukan cross check terhadap data-data
yang dimiliki panti mengenai identitas subyek. Walaupun begitu data-data
ya11g didapat sudah b1sa mewakili untuk menggambarkan konsep diri siswa
yang berada di Panti Sosial l<arya Vvanita (PSl<W) Mulya Jaya Pasar Rebo.
5.2. Saran
Saran Metodologis
I. Untuk penelitiari serupa hendaknya dilakukan pendekatan lebih
mendalam dengan intensitas bertemu subyek lebih banyak, sehingga
d<Jta-data yang diperoleh dapat lebih maksimal.
2. Hendaknya dilakuakan cross che,:;k data has ii w 3Wancara dan
observasi dengan data yang dimiliki Panti, sehing£1a dapat dilakukan
perbandingan data.
S Jran Praktis
I. Pihak panti hendaknya menerima r;alon siswa leb1h selektif, sehingga
dapat menghindari kesalahan yang tidak diharapkan.
2. Selain dilakukan check medical terhadap calon sisvva yang layak
ditempatkan di r•anti, hendaknya ada beberapa psikolog yang dapat
mernbantu melakukan identifikasi individu secara persuasif untuk
mengungl<ap latar bele1!\ang kehidupan Galon siswa PSKW Mulya
JAya.
3. f'ara pembimbing yang lebih banyak berinteraksi dengan siswa
cliharapkan dapat memahami Kondisi psikologis siswa.
·L Setelah "'"l<ukan wawancara clengan beberapa siswa PSKW ternyata
mereka merasa banyak menemukan kepercayaan cliri clan makna
hiclupnya setelah mengikuti bimbingan rohani Islam Hal ini tentu saja
clapat mempengaruhi konsep cliri siswa ke arah yang lebih positif.
Dengan ini penulis mengharapkan agar kegiatan ini clapat dilakukan
lebih maksimal dengan menambah kegiatan yang lebih efektif serta
menambah petugas pembimbing yang tidal< hanya dilakukan oleh satu
orang saja.
5. Siswa yang merupakan saloh tangkap, diharapkan dapat menunjukkan
bul<l1-bukti otentik bahwa ia bukan wanita Pekerja Seks Komersial.
Para petugas pun di harapkan agar lebih bijak dalam men£1hadapi
kasus seperti itu.
DAFTAR PUSTAKA
Brosur, Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) "Mulya Jaya". Kepllv1ensos RI. No.
221HUK/1995
Brosur, Panli So3ial Karya Wanita Mulya Jaya dan Profil UPT (Pusat Hehabilitasi
Panti Sosial I Balai) dilingkungan Dirjen Pelayanan dan Rt:?hsos Depsos RI. JI.
Salemba Raya No. 28 Bag. Program dan lnformasi, Seke1tariat Dirjen
Pelayanan dan Rehsos, Jakarta : 2002.
Bertens, K. Sigmund FreJd Mmnperkenalkan Psikoanalisa; Lima Ceramah,
terjemahan oleh K. Bcte113 (eel. Ke-5) Penerbit; PT. Gramedia, Anggota
IK/\PI, ,Jakarta : 1984
Data dan lnforrnasi Panti Sosial l{arya Wanita "Mulya Jaya'', Departernen Sosial
Pasar Reba Jakarta Timur, 2002.
Daldjoeni, N. Drs. Seluk Beluk Masyarakat Kata Cet. Ke-5. Penerbit; PT. Alumni.
Bandung : '1997
Strauss, ;~nselrn & Corbin, Juliet. Dasar-dasar Pene.'d an Kualitatif,· Prosedur,
Teknik, dan Teori Grounded. (Get. Pertarna). Penerbit, PT Bina llrnu.
Suraoaya: 1997.
Fitts, N. H. The Self Concept and Self Actualizalion. Los Angeles: Western
Psychological Service. 1971
Giddens, /1nthony. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern; Suatu Analisis Karya
kerya Marx, Durkheim dan Max Weber. Edisi bahasa Indonesia. penerbit
Universitas Ir ionesia (Ul-Press). Jakarta : 1986
Hardy, Malcom & Hayes, Steve. Pengantar Psikologi (Edisi kedua). Penerbit;
Erlangga. Jakarta , 1985)
Huilock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Ke.'lidupan (Edisi Kelima). Penerbit; Erlangga. Jakarta : 1999
---------------· .. ·---------Adolescen( Development 4th edition, Tokyo, McGraw-Hill
Kogakhusha, ltd, (1973)
,1acinta F. Hini; Konsep Diri . hhtp://www.e-psil<ologi.com/dewasa/160502.htm.
Jakarta, 16 Mei ~u, '.
Kantor VViiayah Depsos Daerah Khusus lbu Kola Jakarta. Sekilas Panti Sosial
Karia Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo, Jakarta Timur. 1999
i<artono, K. Paio/ogi Sosial. ?enerbit; PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta : 2001
ModJI Pelayanan Rehacilitasi Sosial di PSKW (meliputi; Bintalsos dan
l<eterampilan), Badan Kesejahteraan Sosial Nasional Deputi ll/Bid2ng
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Jakarta, Tahun 2000
lv1oleong, Lexy J. Prof. Dr. MA. Metodo/ogi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. 20. Bandung : 2006
Neni Utami Adiningsih, Ir., M.T; 'Virgin', Remaja Putri Dan Ancaman Aids.
HYPERLINI< "http://www.mediaindonesia.go.id". Rabu, 15 Desember 2004@
02: 11 :26
Poerwandari, Kristi. Pendekatan Kualii'atif Dalam Penelitian Psiko/ogi. Jakarta:
LPSP3UI. 1998.
------------------------. Pendekatan Kualitatif Untuk penelitian Peri/aku Manusia.
Jakarta: L.PSP3UI. 200'1.
Papalia, D. E., & Olds, S. W. f-/uman Development. (8th ed). Boston: Mc Graw -
hill
Rahmat, Jalaluddin. Fsikol igi i<omunikasi. Penerbit; PT Remaja Rosdakarya
Bandung : 1999
Santoso, Jo. [fv1enyiasati] Koia Tanpa Warga. Penerbit; l<PG dan Centropolis,
Cetakan 1. Jakarta: 2006
Suban'irio, Bambang. Mengena. Pandangan Sigmund Freud. fa.rtikel Majalah
Psikologi Populer; Anda. Penerbit; Yayasan Bira Psikologi. Edisi ke-56. 1981
Yin, Robert I<. Prof. Dr. Study Kasus, (Design I~ MetodE). Edisi Revisi. Rajawali
Press. Jakarta : 2003
Veeger, i<..J. Rea!ita Sosial; Refleksi Fi/safat Sosial Alas f-/uoungan lndividu
f?Jasyarakat Dalam Cakrawa/a Sejarah Sosia!ogi. Penerbit; PT Gramedia
Pu:.;taka Utama. Jakarta : 1993
, ' ' ,,, ' ,, ' ,,,,,, ,, ' ;,,,,_,,,, '" ,, , ' ""' L' !':J' A 1,~Tl 1'.M Ei'i A GA.iVIA
Ul\fVEH.SITi\ii ISLAiVl i\ECEHI (UIN) S\1 AR.1F HIDAVATULI' AH .JAK/l.RTA
FAKULTAS PSJKOLOGI
,II. Kcrla Mukli No.5 Circudc Jalrn1·ia Sclatau 15419 Tclp. (021j 7433060 Fax. 747.14714
]\1o'dl'r
Larn p 1-la !
• lJr.01/F7/K/\LCI/ JI)> i7.0U7
l(<:pJ.da '{th,
[(qJ .a PSK\' 1 •• l'vlL'LYA JA Yi\" di .labrla T11nur
N~11na
'l'c1 q1~lli'l'gl Lahir ·\ I a m a i
1\kl 1sin IZ1il11ml 11'1bv;1t Ci1cbon, 20 llcsc111bc1 1981 Jl.c'cmpaka Pulih - Cipulal
J akarla. 7 Desernber 2007
/\J;·lah bcnar m;•hasis11-a Fak11'1w; Psikologi Ul'·~ Syrn :r l lidayaluliah Jakarta
,. l\\.l!!ll\1 ·I
'\';ihrn r\k~1dc1,11L
\II: (Tilc11 lkl;is I I 0 I 0700'2'.c 1) 51 2007i200X C:1ra1;1 I 1':-1 I
>~chul1u11gan :it:ngan tug:1s pcnyt.·le:.;;.1i;1·1 :-:kripsi _i,·;JJlU hc1j11dut : "(~nrnbarar>
kunscp diri Siswa Panii Sosial Ka1·ya Wanita ( l'SK\V) Mulya Jaya Pasw· }.l,l,_.l. o . ,'1r1Jh~1:<is,va lt.·r:;cbut 111<..'111crluk~n1 ii.in Pt•11·~'litia.1 di lembaga yang !',1q1cJk/lbu/:S111d;11.1 i'irnp:11 llkil k"rc'1E1 11'1 l111111i mohon kesccliaan J.\:.q)<tk/Ibu/:)1:1tid<JF1 u:1tuk n1cnt.nn1a 1'1:1h~isi:~\\a tersebut Jan 111enlberikan ban~~, ,1 t1tl './a.
/)...:1n1ki;111 ata.s pcrliari:1u (hn1 h<i111u:u: l5;1p;1k/lh1.1/~.;1uch1ra l:,·n1i ucapkan terin1u !-11sih.
DEPARTEMEN SOSIAL RI DIREKTORA T .JENDERAL PELA YANAN DAN REHABILITASI SOSL\.L __ _['ANTI SOSIALKARYA WANITAMULYAJ~YA
JI. Tat Twam Asi Komplek Depsos Pasar Rebo Jakarta Timur Telp. (021) 8400631
SURAT KETERA~GAN Nomor: 27/PSKW-1/I/2008
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Sub Bagian Tata Usaha Panti
Sosial Karya Wanita Mulya Jaya menerangkan bahwa :
Nama
NIM
Jurusan/Semester
Faku'tas
Program
: Akhsin Rahmat Hidayat
: 101070022954
: Psikologi I XIII
: Psikologi UIN Syarif didayatullah Jakarta
: S I
t1~lah selesai melaksanakan ?enelitian Untuk Penulisan Skripsi yang berjudul :
Gaidwran Konsep Diri Sisw 1 l'anti Sosial Karya Wa•dta (PSKW) Mulya Jaya Pasar
Rebo Jakarta l'imur selama 2 (dua) Minggu terhitung dari tanggal 10 Desember s/d
24 Desember 2007.
Demikia11 Surat Keteranc,an ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Pedoman Wawancara
A. Persepsi diri dalam aspek fisik
I. Apakah anda merasa senang dengan penampilan anda?
2. Apakah anda merasa percaya diri dengan fisik yang anda miliki?
3. f<etika aja seseAang memandang .~nda secara fisik kurang menarik,
ba9aimana anda menanggapinya?
B. Persepsi diri dalam aspek psikis
I. Ceritakan mengenai karakter anda?
2. Apakah anda puas atau senang dengan karakter anda saat ini?
3. Apakah anda menerima atau menolak karakter yang anda miliki?
~- Apakah anrl" pernah mengalami masalah yang berat?
5. De.igan masalah l mg anda hadapi itu, bagaimana perasaan anda?
6. A~·a yang anda lakukan ketika anda mengalami tekanan?
C. Persepsi diri dalam aspek sosial
I. Pekerjaan orang tua anda sebagai apa?
2. Ceritakan mengenai cara orang tua anda mendidik sejak kecil?
3. Ceritakan bagaimana hubungan anda dengan anggota keluarga dirumah
sewaktu kecil (bapak, ibu, kakak, adik, dan anggota keluarga lain yang
serumah)
4. Bauaimana hul•ungan anda dengan masyarakat?
5. bagaimana masya:akat (orang-orang di sekitar) memandang anda?
6. Apakah a11da memiliki banyak teman?
'l. Ceritakan bagaimana teman-teman anda?
8. Mulai kapan anda terjun ke dunia prostitusi?
9. Hal-hal apa yang menyebabkan sehingga anda ke dunia prostitusi?
I U. K8napa anda memilih dunia prostitusi?
I I. Kapan anda masuk panti?
I2. Suda'i oerapa lama anda berada disini?
13. Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali masuk panti?
14. Apakah sebelumnya pernah masuk kesini?
15. Butuh lJerapa lama ancla dapat menyesuaikan diri disini?
16. Apal·:ah anda pernah mengalami konflik dengar. sesama penghuni?
I 7. Berap<1 teman anrla yang paling dekat disini?
, 8. Coba ceritaka11 bag a1mana teman-teman anda itu?
19. Bagaimana menurut mda pelayanan disini?
20. 3agairnana dengan Jara pembirnbing disini?
:: I. Dari kegiatan-kegiatan yang ada disini, ape yang paling anda sukai?
22. Apa yang anda dapat setelah mengikuti kegiatan itu?
23. Apa'<ah anda punya sar211 atau kritik terhadap kegiatan-kegiatan yang ada
disini?
D. Persepsi diri dalarn menilai potensi (rnotivasi, prnstasi, kelemahan dan
kegagala11)
Apakah anda rnemilii<i keahlian?
2. f\enapa anda menyukai bidang tersebut?
3. Pernahkah anda rnerasa puas dari hasil vang pernah anda lakukan?
~. /'.pakah anda pernah mengalami kegagalan dalam hid up anda?
5. Bagaimana cara anda mengatasi kekecewaan yang Jnda alami itu?
G. Bidang apa yang tidak anda sukai?
7. Kenapa a1 1a tidal< menyukai bidang tersebut?
E:. PE, rs Ppsi diri dalam aspirasi (tujuan-tujuan hidup)
l. Apa hmapan anda setelah keluar dari panti?
2. Sebelum cinda terjun kedunia prostitusi, apakah cinta-cita anda?
3. Apa keingil"'n-keinginan anda yang belum terperuhi?
PERNY ATAAN KESEDIAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Usia : !01HN
Ala mat : Go 0 0 ~ 13 ,~ (\ T c:U2. ,j (r(1 r-aut"V!i tJctfi\1 V'\9 jq M\3 u Du a
Menyatakan bahwa:
1. Saya bersedia mEwjadi responden pene;itian yan9 dilakukan oleh
saudara Akhsin Rar nat Hidayat.
2. Saya bersedia untuk m( mberil<an data yang sebenar-benarnya dan
sesuai dengan apa yang dialami.
3. Data saya dijamin l<erahasiaannya dan hanya digunal<an untuk
kepentingan penelitian.
'7.o \) 12. <; QM \?>.e.~\':2. ------ ·----, ---, ---, 2007
~z;i/ <:f~. ----~-...•. ,..~ .-·
Tanda tangan
PERNY AT AAN KESEDIAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
" 0
Na ma D € J+ ;\:C,1 v I A-1\.J fl
Usia :?- \ h
Alam at
Menyatakan bahwa:
1 . Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh
saudara Al<hsin Rahmat Hidayat.
2. Saya bersedia ._,ntuk memberikan data yang sebenar-benarnya :Ian
sesuai dengan apa yang dialami.
3. Data saya dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
-----------, ---··, ----, 2007
Tandatangan
PIERNY ATAA~~ KESEDIJiu\N
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Name
Usia
Ala mat
IVkmyat<ikan bahwa:
1. Saya bersed a menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh
saudara Akhsir 1 Rah met Hidayat.
2. Saya bersedia unt11k memberikan data yang sebenar-benarnya dan
sesuai dengan apa yang dialami.
3. Data saya dijamin kerahasiaannya dan hanya cligunakan untuk
kepentingan penelitian.
[).o - I~ --·--------, ---, ---, 2007
Jftj I
Tandatangan
PERJ~Y ATAAN KESEDIAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Na ma
Usia ,1,, j - \,tin,
Ale, mat , _ ~)or,c\o\c ~rwnpu t -
loo \,o ,_,~'(: \ ·
Menyatakan bahwa:
'I. Saya bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh
saudara Akhsin Rahmat Hidayat.
2. Saya bersedia 1...1tuk memberikan data yang sebenar-benarnya c'an
sesuai dengan apa yang dialami.
3. Data saya dijamin l<erahasiaannya dan hanya digunakan untuk
l<epentingan penelitian.
"" ';.;'. \ 19- (JI. ----------, ----, --·--, 2007
Tandatangan
9~
D.ATA KONTROL
ilah data-data anda yang tertera di bawah ini:
1. Nama lengkap
2. Nama Panggilan ( 1/l"',,--,G)
3. Tempat tanmial lahir /_:S Ci G o !<-.. / 6' ')'q (,, / {?)? t?
4. Umur I Usia d f1 Tfln
~5. Jenis kelamin 7? !F /i:.<'- n-, I?(,/ /;':/ rl
6. Anak ke bersauda:ra
'l. Status
8. Asal daerah
9. Alamat sekmang
10.Agama I~
! j ( Cj//'YJ
11. Pe, 1didikan terahir
DAT1~ KONTROL
>ilah c1ata- fata anda yang tertera di bawah ini:
i. Nama lengl<a1
2. Nama Panggilan
3. Ternpat targgal lat .. .-
4. Urnur I Usia · '\C\'HJN . "
5. Jenis kelamin
6. P1na1<: ke dari Of'\0.1c:\\trl':J')L\l bersaudara
7 Status : ·)c\t'' ')c
L Asal daerah : Bo0o/Z u;o.Rv.n,~ jo,('r\!)\A Cl.Ao (?,cill\O-f-1, dctT\ lcau;'1
9. Alamat sel<arang
10.Agama : ISL« M.
11. Pendidil<an terahir
...
DJ' TA KONTROL
ilah da1a-data anda yang tertera di ba'Nah ini:
1. Nama lengkap
2. Nama Panggilan
3. Tempat tanggal lahir
4. Umur I Usia
5. Jenis kelamin
6. An2k ke
T Status
8. Asal daerah
9. Alamat sekarang
10.Agama
11. Pe~1didikan terahir
" c DEA, tt-1v11tt-.!il
0
; C-1 IC 14-l..O tJ G
: ,_ \ p
0
dari
: (_ 1 )C-J\\2 fJ-/'..l(J
bersaudara
' /
DATA KONTROL
:sila h data-data anda yang tertera di bawah ini:
1. Nama lengkap
2. Nama Panggilan
3. rempat tanggal 1'1hir
4. Umur I Usia
5. .lenis kela11in
6. Anal' ke
7. Status
8. Asal daerah
9. Alamat sekara118
10.Agama
11. Pendidikan terahir
Qt.CU Dt='·\ 9V\\:ln( 0 ?
\io9'"v- 0<> ol(:''\o~:>?r l0JI
i.6 -1 '.J 'l--·t-t n '
eke;:>. dari 4 5)_-:!,'>t~ bersaudara
q?C\l') \.,l.A\C8'1 \''Lt'<Hv.9n· ·- 0
1'0\'rl-1'.1'"1 •
sr<'\' n~0~; \'.\· UJ'dn . .t\'.9·J9-1>~'\:>u \;:><?J901- -
---'