i Rektor, - Universitas Negeri Makassar renstra 2015-2019.pdf · sebagai dasar dalam penyusunan...
Transcript of i Rektor, - Universitas Negeri Makassar renstra 2015-2019.pdf · sebagai dasar dalam penyusunan...
i
KATA PENGANTAR
Evaluasi Program dan Capaian Kinerja Rencana Strategis (Renstra)
Berdasarkan hasil kinerja pelaksanaan program dan kegiatan antara
tahun 2011‒2015. Rencana strategis di susun dengan harapan dapat digunakan
sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan
pimpinan, yang akan diterapkan pada Renstra UNM 2015‒2019 diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan
keputusan pimpinan, yang akan diterapkan pada Renstra UNM 2015‒2019.
Berdasarkan Evaluasi Program dan Capaian Kinerja UNM tahun
2011‒2015, disamping memberikan gambaran capaian hasil, juga memberikan
informasi rencana program dan kegiatan prioritas UNM tahun 2015‒2019 yang
meliputi berbagai strategis serta program dan kegiatan prioritas.
Akhirnya dengan tersusunnya Renstra UNM 2015‒2019, diharapkan
dapat mendorong peningkatan capaian kinerja di tahun mendatang, dengan
memantapkan pelaksanaan program secara lebih konsisten, terpadu, dan
akuntabel.
Universitas Negeri Makassar (UNM) Tahun 2011‒2015 merupakan bagian dari
fungsi manajemen sebagai bentuk upaya pengendalian berbagai program yang
akan dilakukan untuk menilai kemajuan dan keberhasilan kinerja UNM. Penilaian
terhadap kemajuan dan keberhasilan tersebut juga mencakup keselarasan
program mulai dari proses perencanaan hingga realisasi pelaksanaan kegiatan,
baik kegiatan fisik maupun non fisik. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
indikator capaian kinerja untuk mencapai sasaran serta manfaat yang diperoleh
dari kegiatan tersebut.
Makassar, Oktober 2017
Rektor,
Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................. 1
1.2 LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL ................. 3
1.3 LANDASAN HUKUM ........................................................... 8
1.4 PILAR STRATEGIS ............................................................. 9
BAB II KONDISI UMUM UNM
2.1 ANALISIS KONDISI INTERNAL UNM .................................. 11
2.2 ANALISIS KONDISI EKSTERNAL UNM ................................. 18
2.3 TANTANGAN .................................................................... 21
BAB III VISI, MISI, NILAI, TUJUAN, MOTTO, SASARAN STRATEGIS
DAN ARAH KEBIJAKAN
3.1 VISI ................................................................................. 24
3.2 MISI ................................................................................ 26
3.3 NILAI .............................................................................. 29
3.4 TUJUAN ........................................................................... 30
3.5 MOTTO ........................................................................... 32
3.6 SASARAN STRATEGIS ....................................................... 32
3.7 SASARAN ......................................................................... 33
BAB IV RENCANA STRATEGIS
4.1 TUJUAN ........................................................................... 35
4.2 SASARAN .......................................................................... 42
4.3 STRATEGI ........................................................................ 43
iii
TAHUN 2016-2020
5.1 RESTRUKTURISASI PROGRAM DAN KEGIATAN UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR ..................................................... 71
5.2 KEWENANGAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR ............ 73
5.3 PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK UNIVERSITAS
BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
NEGERI MAKASSAR TAHUN 2016-2020 ............................ 74
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1. Arsitektur Restrukturisasi Program dan Kegiatan ................. 72
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Pengembangan Kapasitas dan Manajemen Organisasi/ Lembaga 75
Tabel 5.2. Pengembangan Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK dan bidang
layanan ................................................................................ 80
Tabel 5.3. Peningkatan Mutu Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan
Publikasi Ilmiah .................................................................... 82
Tabel 5.4. Peningkatan Sarana, Prasarana dan Penataan Lingkungan menuju
Kampus Modern. .................................................................. 85
Tabel 5.5. Pengembangan Karakter Mahasiswa dan Hubungan Alumni .... 93
Tabel 5.6. Pengembangan Tatakelola Keuangan dan Kesejahteraan Dosen,
Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa ................................... 99
Tabel 5.7. Perluasan Jejaring, Kemitraan, dan Komunikasi antar Lembaga 104
1
1.1. LATAR BELAKANG
Visi pendidikan nasional dalam renstraKementerian Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggiadalah Terselenggaranya Layanan Prima
Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia
Cerdas Komprehensif. Dalam kaitannya dengan visi pendidikan
nasional tersebut, agenda utama sistem pendidikan tinggi nasional
adalah mewujudkan visi yang mengamanatkan perlunya perguruan
tinggi nasional memiliki organisasi secara sehat sehingga berfungsi
efektif, yang terlihat pada hal berikut.
1. Ketersediaan dan keterjangkuan pendidikan
Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan tinggi
berkualitas, relevan, dan berdaya saing internasional dengan
memperhatikan karakteristik daerah.
2. Kualitas
(a) Pendidikan yang efektif untuk memenuhi kebutuhan
mahasiswa dan mengembangkan kemampuan intelektual
mahasiswa sehingga mampu menjadi warga negara yang
bertanggung jawab dan memberi sumbangan bagi
kemampuan bangsa dalam berkompetisi;
BAB I. PENDAHULUAN
2
(b) Program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
berfungsi sebagai inkubator untuk mengintegrasikan
perkembangan dan kemajuan IPTEKSdalam rangka
memaksimalkan ketercapaian dan keterpakaian pengetahuan
mutakhir;
(c) Sistem pendidikan yang memberi sumbangan bagi
pengembangan masyarakat demokratis, beradab, dan inklusif
yang memenuhi kriteria akuntabilitas; dan
(d) Manajemen keuangan komprehensif yang merangsang
partisipasi pendukung (stakeholder, termasuk pemerintah
daerah) dan secara langsung mengaitkan investasi baru
dengan anggaran.
3. Kesetaraan
Ketercapaian dan keterjangkauan yang diperoleh dari sistem
pendidikan dapat membuka peluang bagi semua warga negara
terhadap proses belajar yang menarik dengan memperhatikan
keberagaman latar belakang sosial-budaya, ekonomi, dan
geografi yang memungkinkan seseorang mencapai potensi
puncaknya sepanjang hayat.
4. Kepastian
Menuntut perlunya pendidikan keterampilan alternatif untuk
mahasiswa melalui penyesuaian diri dengan tuntutan
masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri. Sejalan dengan hal
tersebut, visi Universitas Negeri Makassar yang menekankan
3
wawasan kewirausahaan guna memberikan alternatif
pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam jangka pendek. Dengan
demikian, UNM mempersiapkan alumni, baik sebagai tenaga
kependidikan profesional, ilmuwan profesional maupun berjiwa
wirausaha sehingga memberi sumbangan bagi masyarakat,
bangsa, negaradan agama.
Pelaksanaan dan pengembangan Pendidikan di UNM kedepan
mengacu pada Renstra Kemristekdikti Tahun 2015-2019, hasil
capaian renstra UNM Tahun 2011-2015, Program Prioritas UNM dan
pengembangan UNM Tahun2015-2019, yang selanjutnya dijabarkan
kedalam Renstra Universitas Negeri Makassar Tahun 2015-2019.
Karenanya, Renstra Universitas Negeri Makassar Tahun 2015-2019
menjadi pedoman bagi semua fakultas, pascasarjana, lembaga,
unit-unit pelaksana teknis, jurusan, dan program studi dalam
lingkungan UNM.
1.2. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN NASIONAL
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip
dasar dalam pelaksana pembangunan pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan landasan filosofis tersebut, sistem pendidikan nasional
menempatkan mahasiswa sebagai makhluk yang diciptakan oleh
Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya untuk mengemban
tugas dalam memimpin kehidupan yang berharkat dan bermartabat
4
serta menjadi manusia yang bermoral, berbudi luhur, dan berakhlak
mulia.
Pendidikan merupakan upaya memberdayakan mahasiswa untuk
berkembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
mahasiswa yang menjunjung tinggi dan memegang teguh norma
dan nilai sebagai berikut:
i. norma agama dan kemanusiaan dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,
makhluk individu, maupun makhluk sosial;
ii. norma persatuan bangsa untuk membentuk karakter bangsa
dalam rangka memelihara keutuhan bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
iii. norma kerakyatan dan demokrasi untuk membentuk
manusia yang memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
kerakyatan dan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; dan
iv. nilai-nilai keadilan sosial untuk menjamin terselenggaranya
pendidikan yang merata dan bermutu bagi seluruh bangsa serta
menjamin penghapusan segala bentuk diskriminasi dan
terlaksananya pendidikan untuk semua dalam rangka
mewujudkan masyarakat berkeadilan sosial.
5
Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada beberapa paradigma
universal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
1.2.1. Pemberdayaan Manusia Seutuhnya
Memperlakukan mahasiswa sebagai subyek merupakan
penghargaan sebagai manusia yang utuh. Mahasiswa
memiliki hak untuk mengaktualisasikan dirinya secara
optimal dalam aspek kecerdasan intelektual, spiritual, sosial,
dan kinestetik. Paradigma ini merupakan pondasi dari
pendidikan kreatif yang mengidamkan mahasiswa menjadi
subyek pembelajar sepanjang hayat yang mandiri,
bertanggung jawab, kreatif, inovatif, dan berkewirausahaan.
1.2.2. Pembelajaran Sepanjang Hayat Berpusat pada
Mahasiswa
Pembelajaran merupakan proses yang berlangsung seumur
hidup, yaitu pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat
yang diselenggarakan secara terbuka dan multimakna.
Pembelajaran sepanjang hayat berlangsung secara terbuka
yang dapat diakses oleh mahasiswa setiap saat dan tidak
dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pembelajaran dengan
sistem terbuka diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan
dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur
pendidikan (multi entry-multi exit system).
6
Pendidikan multimakna diselenggarakan dengan berorientasi
pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan akhlak
mulia, budi pekerti luhur, watak, kepribadian, atau karakter
unggul, serta berbagai kecakapan hidup (life skills).
Paradigma ini memperlakukan, memfasilitasi, dan
mendorong mahasiswa menjadi subyek pembelajar mandiri
yang bertanggung jawab, kreatif, inovatif, dan
berkewirausahaan.
1.2.3. Pendidikan untuk Semua
Upaya pemenuhan akan kebutuhan pendidikan sebagai hak
azasi manusia. Pemenuhan atas hak tersebut didapatkan
melalui pendidikan yang bermutu, dilaksanakan berdasarkan
pada ukuran keadilan dan pemerataan atas hasil
pembangunan dan sekaligus menjadi investasi sumber daya
manusia yang diperlukan untuk mendukung pembangunan
bangsa. Hak untuk mendapatkan pendidikan sebagai
pemenuhan hak asasi manusia telah menjadi komitmen
global. Oleh karena itu, program pendidikan untuk semua
diselenggarakan dengan sistem pendidikan terbuka dan
demokratis agar dapat menjangkau mereka yang berdomisili
di tempat terpencil serta mereka yang mempunyai kendala
ekonomi dan sosial.
Paradigma ini menjamin keberpihakan kepada mahasiswa
yang memiliki hambatan fisik dan/atau mental, hambatan
7
ekonomi dan/atau sosial, atauhambatan geografis dan/atau
budaya, yaitu layanan pendidikan untuk menjangkau mereka
yang tidak terjangkau. Keberpihakan diwujudkan dalam
bentuk penyelenggaraan pendidikan layanan
khusus,sehingga menjamin terselenggaranya pendidikan
yang demokratis, merata, dan berkeadilan.
1.2.4. Pendidikan untuk Perkembangan, Pengembangan,
dan/atau PembangunanBerkelanjutan (PuP3B)
Pendidikan menghasilkan manusia berakhlak mulia yang
menjadi rahmat bagi semesta alam. Manusia seperti itu
memenuhi kebutuhannya dengan memperhatikan kebutuhan
generasi saat ini dan akan datang (keberlanjutan
intergenerasional). Paradigma ini mengajak manusia untuk
berpikir tentang keberlanjutan planet bumi dan
keberlanjutan keseluruhan alam semesta.
Pendidikan harus menumbuhkan pemahaman tentang
pentingnya keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem,
yaitu pemahaman bahwa manusia adalah bagian dari
ekosistem. Pendidikan harus memberikan pemahaman
kepada manusia tentang nilai-nilai tanggungjawab sosial.
Dengan nilai-nilai itu,manusia akan memahami secara kritis
tentang lingkungan dan semua bentuk intervensi terhadap
lingkungan termasuk pembangunan.
8
1.3. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum Renstra Universitas Negeri Makassar Tahun 2015-
2019 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
4. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
5. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
6. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
7. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
8. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
9. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005--2025.
10. Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
11. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik.
12. Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
13. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
9
14. PP No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen.
15. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
16. Permendikbud No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi Indonesia.
17. Permenristekdikti Nomor 50 Tahun 2017 tentang Rencana
Strategis Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Tahun 2015-2019.
18. Hasil Rapat Kerja Daerah (Rakerda) UNM Tahun 2013.
1.4. PILAR STRATEGIS
Pilar strategis pendidikan di Universitas Negeri Makassar (UNM)
mengacu pada Pilar strategis landasan filosofisRenstra Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015-2019 sebagai
berikut:
1. Pendidikan Agama serta Akhlak Mulia.
2. Pengembangan dan Pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi.
3. Proses Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis.
4. Evaluasi yang terstandardisasi, Akreditasi, dan Sertifikasi yang
Memberdayakan.
5. Peningkatan Profesionalitas tenaga edukasi dan administrasi
UNM.
6. Penyediaan Sarana Belajar yang Mendidik.
10
7. Pembiayaan Pendidikan sesuai Prinsip Pemerataan dan
Berkeadilan.
8. Penyelenggaraan Pendidikan yang Terbuka dan Merata.
9. Pemberdayaan Peran Masyarakat.
10. Pusat Pembudayaan dan Pembangunan Masyarakat.
11
2.1. ANALISIS KONDISI INTERNAL UNM
UNM sebagai suatu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam upaya
penciptaan tenaga kependidikan yang berkualitas. Hal tersebut
disadari bahwa UNM merupakan salah satu perguruan tinggi yang
telah cukup lama berkiprah dalam bidang pendidikan dan
pengajaran. Namun demikian, UNM menyadari pula bahwa terdapat
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan
dalam penyusunan rencana strategi. Kekuatan dan kelemahan
tersebut perlu diangkat ke permukaan agar memudahkan untuk
dianalisis. Berikut ini adalah identifikasi serta elaborasi kekuatan dan
kelemahan tersebut.
1. Kekuatan
a. UNM memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan Tridharma
Perguruan Tinggi. Pengalaman ini tumbuh sejalan dengan
sejarah UNM dari sebuah fakultas dalam lingkungan Universitas
BAB II. KONDISI UMUM UNM
12
Hasanuddin pada tahun 1961 hingga menjadi IKIP pada tahun
1965 dan dikonversi menjadi Universitas Negeri Makassar pada
tahun 1999. Dalam bidang pendidikan, UNM memiliki
pengalaman menyelenggarakan pendidikan tenaga
kependidikan dan nonkependidikan. Dalam bidang penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat, UNM berpengalaman
melaksanakan program yang berskala lokal, nasional, dan
internasional. Program yang berskala internasional antara lain
penelitian Development of Educational Intervention System for
Improving The Quality of Life of The Rural Poor Through Self
Reliance (Delsilife) dan penelitian Social Changes in The Rural
Communities. UNM dalam melaksanakan programnya memiliki
pengalaman bekerjasama dengan berbagai lembaga
pemerintah dan swasta seperti: UNESCO, INNOTECH SEAMEO,
AUSAID, USAID, One Asia Foundation, Toyota Castle, Kedubes
berbagai universitas di Indonesia seperti, ITB, UPB, UGM,
Unibraw, UNJ, Unhas, UIN Alauddin, beberapa pemda baik
tingkat kabupaten/kota maupun provinsi dan berbagai
stakeholder lainnya serta berberapa perusahaan sepert,
Pertamina, AJB Bumiputera, Asuransi Jasa Raharja, Bank
Mandiri, Bank BNI, PT Vale Indonesia Tbk.
b. UNM memiliki Sumber Daya Manusia yang berlatar belakang
budaya kearifan lokal dan menganut budaya „siri na
pacce’yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan, kerja keras,
disiplin, jujur, dan mandiri. Sumber daya manusia yang dimiliki
13
UNMkhusus tenaga edukasi sebanyak 854 yang terdiri atas: (1)
dosen yang memiliki kualifikasi akademik yang cukup memadai,
yakni 887 orang (41%) berkualifikasi pendidikan S-2,239 orang
(58%) yang bergelar Doktor S-3, dan sisanya 30 orang (1%)
berkualifikasi S-1 dan (2) tenaga administrasi yang secara
kuantitas jumlahnya cukup memadai, yakni 468 orang.
c. UNM memiliki lokasi kampus yang strategis di mana kampus 1,
2, 3, dan 4yang terletak di jantung kota Makassar sehingga
sangat memberikan kemudahan bagi UNM dalam berkegiatan
serta memberi kemudahan bagi masyarakat untuk
memanfaatkan fasilitas. Makna strategis lokasi kampus UNM
juga terlihat pada kemungkinan dimanfaatkannya sebagian
lahan kampus untuk membangun fasilitas yang produktif dalam
memenuhi kebutuhan finansial UNM, seperti Gedung
Kewirausahaan, khususnya dalam rangka UNM menuju status
BLU (Badan Layanan Umum) perguruan tinggi sesuai PP RI No.
17/2010.
d. UNM memiliki kampus di berbagai daerah, yakni di Parepare
(Kampus 5) dan Watampone (Kampus 6). Dengan adanya
kampus di daerah tersebut, UNM memiliki kemudahan dalam
memberikan layanan kepada masyarakat di daerah (khususnya
di kawasan Kota Parepare dan kawasan Bone, Soppeng dan
Wajo) dan mengembangkan berbagai program produktif.
14
e. Minat dosen UNM sangat tinggi dalam mengembangkan diri
saat ini ada sekitar 250 orang dosen yang melanjutkan
pendidikanpada jenjang pendidikan Magister danDoktor, baik
dalam negeri maupun luar negeri.
f. Jumlah dosen UNM yang memenangkan program penelitian dan
Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun.
g. Adanya fakultas/jurusan/program studi yang hanya dimiliki oleh
UNM sebagai PTN di kawasan Timur Indonesia. Misalnya
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Pendidikan Teknik Otomotif (S-1),
Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer (S-1), Program
Studi Desain Komunikasi Visual (S-1), Program Studi Pendidikan
IPS (S-1), Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (S-
2), Pendidikan Matematika (S-2), Pendidikan Kimia (S-2),
Pendidikan Biologi (S-2), Pendidikan Fisika (S-2), Pendidikan
Seni Rupa (S-2), Program Studi Administrasi Pendidikan (S-2),
Program Studi Bimbingan Konseling (S-2), Pendidikan Bahasa
(S-2), Pendidikan Bahasa Jerman (S-2), Pendidikan Teknologi
Kejuruan (PTK) (S-2), Pendidikan IPS (S-2), Pendidikan Jasmani
dan Olahraga (S-2), PKLH (S-2). Kemudian pada jenjang
pendidikan S3, UNM mengelola 7 (tujuh) program studi, yaitu
Program Studi Administrasi Publik, Program Studi Sosiologi,
Program Studi Bahasa Indonesia, Program Studi Ilmu
Pendidikan, Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup
15
(PKLH), Program Studi Pendidikan Ekonomi, dan Program Studi
Bahasa Inggris.
h. UNM telah memiliki gedung laboratorium kewirausahaandalam
bentuk pengelolaan hotel, minimarket, restoran, dan cafe, serta
inkubator bisnis yang sangat mendukung terbinanya wawasan
kewirausahaan bagi mahasiswa sebagaimana yang
diamanatkanoleh visi UNM.
i. Diberikannya perluasan mandat bagi UNM untuk menghasilkan
tenaga kependidikan dan tenaga nonkependidikan. Mandat ini
merupakan konsekuensi perubahan status IKIP Ujungpandang
menjadi UNM.
j. Terdapat beberapa unit pendukung yang strategis dan
berkenaan langsung dengan kepentingan publik, baik pada
level regional, nasional, maupun internasional seperti UPPL,
Perpustakaan, ICT, Pusat Sekolah Efektif, Testing Center, Pusat
Bahasa, Pusat Penjaminan Mutu, dan Perpustakaan.
Kesemuanya merupakan unsur pendukung yang memiliki peran
dalam upaya peningkatan kapasistas universitas.
k. Adanya layanan jasa yang dapat ditawarkan UNM kepada
masyarakat seperti layanan tes (Bahasa, Potensi Akademik,
16
Psikologi), bimbingan dan konseling, testing center, dan
sebagainya.
l. Kepercayaan yang sangat tinggi dari pemerintah pusat dalam
mengelola berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat untuk wilayah bagian timur Indonesia. Adanya
kepercayaan dari Kemristekdikti khususnya Direktorat
Kelembagaan dan Kerjasama dalam pemberian hibah
Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI)
kategori I dan II, hibah Pameran Pendidikan Perguruan Tinggi
di Thailand, dan hibah Kerjasama dan Muhibah Seni ke Inggris.
m. Makin meningkatnya jumlah universitas asing yang ingin
menjalin kerjasama dengan UNM.
n. Adanya peningkatan jumlah lulusan sekolah menengah yang
ingin melanjutkan pendidikan di UNM dari tahun ke tahun.
o. Alumni UNM tersebar dalam berbagai bidang, terutama dalam
bidang pendidikan dan membina berbagai kelompok peserta
didik dan lembaga pendidikan yang berdampak langsung dalam
upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
17
2. Kelemahan
Dibalik kekuatan UNM seperti yang terungkap di atas, terdapat
pula beberapa kelemahan, sebagai berikut:
a. Sistem penunjang administrasi dan akademik belum terpadu
dan terintegrasi, yang meliputi sistem teknologi informasi,
sistem penjaminan mutu, program unggulan, dan jurnal
terakreditasi.
b. Kuantitas dan kualitas pelayanan sarana prasarana belajar
belum optimal, serta belum tertatanya lingkungan kampus UNM
yang bersih, hijau, menarik, dan nyaman.
c. Sistem akreditasi program studi belum berkesinambungan.
d. Kompetensi dosen belum merata yang tercermin pada
kesenjangan kompetensi antara dosen pada satu bidang studi
dengan bidang studi yang lain.
e. Kemampuan dan keterampilan tenaga administrasi dan laboran
masih rendah.
f. Motivasi dan sikap kompetitif belum membudaya di kalangan
sivitas akademika.
g. Hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang
dilaksanakan oleh dosen kurang dimanfaatkan bagi kebutuhan
masyarakat luas.
18
h. Prestasi belajar mahasiswa yang tercermin pada masih lamanya
waktustudi dan lamanya menunggu pekerjaan.
i. Terpisahnya lokasi kampus di beberapa kota dan tempat, yakni
di Gunungsari Baru (Kampus 1), Banta-Bantaeng (Kampus 2),
Parang Tambung (Kampus 3), Tidung (Kampus 4), Pare-Pare
(Kampus 5), dan Watampone (Kampus 6) menyebabkan
tingginya biaya operasional dalam rangka koordinasi
kelembagaan.
j. Sumber dana yang dapat membiayai kegiatan operasional UNM
masih terbatas.
k. Gangguan keamanan yang menimbulkan kerugian bagi UNM
masih sering terjadi. Kerugian ini terutama disebabkan oleh
rendahnya “sense of belonging” warga kampus sehingga
semangat untuk memelihara fasilitas kampus rendah.
l. Kegiatan pengembangan penalaran, minat, dan kesejahteraan
mahasiswa belum efektif.
m. Data base alumni UNM yang komprehensif dan mutakhir, belum
tersedia.
2.2. ANALISIS KONDISI EKSTERNAL UNM
Kondisi lingkungan eksternal UNM tentunya berbeda dengan apa
yang terjadi di beberapa dekade yang lalu. Perubahan masyarakat
dan kompetisi di lingkungan global yang semakin ketat, membawa
UNM berada di tengah-tengah pusaran perubahan di tingkat
lokal,regional, nasional, dan internasional. Peran dan kontribusi UNM
19
dalam setiap aktivitas sangat ditentukan oleh arti penting dari setiap
perubahan yang dilakukan kepada masyarakat luas sesuai dengan
visi dan misi UNM. Pengembangan UNM ke depan sangat
dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti sosial budaya, ekonomi,
teknologi, dan politik. Kondisi eksternal diatas yang akan
mempengaruhi pengembangan UNM dalam kurun waktu lima tahun
mendatang di antaranya adalah:
1. Jumlah peminat untuk masuk ke UNM dalam periode lima tahun
ke depan diprediksi akanmengalami lonjakan yang signifikan.
Sementara itu, daya tampung UNM relatif terbatas.
2. UNM dihadapkan pada persoalan yang kompleks, mengingat
kondisi dan karakteristik mahasiswanya yang sebagian besar
berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi menengah ke
bawah. Dengan demikian, pendapatan universitas dari
masyarakat yang bersumber dari UKT belum merupakan andalan
utama. Dana yang berasal dari pemerintah dan yang terhimpun
dari masyarakat belum memadai. Unit costrata-rata per
mahasiswa per tahun menurut standarnasional sebesar 18 juta
rupiah. Sedangkan, untuk mahasiswa UNM (capaian indikator
kinerja renstra UNM 2013/2014), unit cost rata-rata mahasiswa
per tahun, baru sebesar 8.8 juta rupiah (48.8%).
3. Rencana perubahan UNM menjadi Universitas Berbadan Layanan
Umum yang otonom sesuai PP No. 17/2010 pada intinya adalah
perubahan dari keterbatasan ke keleluasaan (otonomi) dalam
20
mengelola universitas. Otonomi ini memberikan keleluasaan
untuk melakukan berbagai terobosan kebijakan, sehingga lebih
fleksibel dalam menghadapi tantangan global dan sekaligus
mengantisipasi kebutuhan masyarakat. Dengan otonomi
memungkinkan UNM menjalin kemitraan secara langsung dengan
perguruan tinggi lain, baik dalam maupun luar negeri. Melalui
kemitraan ini UNM melakukan rujuk mutu (benchmarking) untuk
meningkatkan kualitas, sekaligus memperoleh kesempatan untuk
memperluas layanan kepada publik.
4. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dan PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
memberi peluang kepada UNM untuk memaksimalkan perannya
sebagai LPTK, baik melalui program akademik, sertifikasi,
maupun pendidikan profesi. Hal ini tidak hanya akan
meningkatkan minat lulusan SMA dan sederajat untuk menjadi
guru atau tenaga kependidikan lainnya, tetapi juga diperkirakan
akan meningkatkan peran UNMsecara kelembagaan. Dengan
demikian, citra dan kredibilitas UNM akan meningkat.
5. Dengan semakin luasnya otonomi daerah, yakni pelimpahan
sebagian besar kewenangan pusat berikut anggarannya kepada
pemerintah daerah, merupakan suatu peluang bagi UNM untuk
menjadi mitra kerja pemerintah daerah dalam bidang ekonomi,
sosial, budaya, dan IPTEKS.
21
6. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan
dengan menyediakan anggaran pendidikan sebesar 20% dari
APBN dan APBD memberi peluang bagi UNM untuk berperan
serta secara lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam memperbaiki
kualitas pendidikan.
7. Rendahnya pemanfaatan hasil penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat yang dapat memperoleh Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI), serta masih rendahnya kualitas SDM UNM
untuk bersaing di era Knowledge-Based Economy, Science and
Technology.
8. PerkembanganIPTEKS menuntut penguasaan TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) bagi sivitas akademika UNM.
2.3. TANTANGAN
Berdasarkan analisis terhadap kekuatan dan kelemahan serta faktor
internal dan eksternal, dapat diidentifikasi berbagai tantangan yang
dihadapi UNM dalam melaksanakan pembangunan pendidikan lima
tahun ke depan. Tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai
berikut:
(1) Memberikan kesempatankepada seluruh warga negara untuk
memperoleh akses pendidikan yang bermutu di perguruan
tinggi.
(2) Mengembangkan kebijakan pemberdayaan pendidik dan tenaga
kependidikan dengan memperhatikan profesionalisme.
22
(3) Meningkatkan kualitas pendidikan di perguruan tinggi dalam
upaya pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
(4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pendidikan keguruan,
kejuruan, dan profesi untuk memenuhi kebutuhan lokal dan
nasional serta mampu bersaing secara global.
(5) Meningkatkan kemitraan yang sinergis dengan dunia usaha,
industri dan organisasi profesi.
(6) Meningkatkan kerjasama yang efektif dengan pemerintah
daerah dan lembaga lain.
(7) Mengembangkan kebijakan yang mengintegrasikan muatan
budi pekerti, kebanggaan warga negara, peduli kebersihan,
peduli lingkungan, dan peduli ketertiban dalam
penyelenggaraan pendidikan.
(8) Merencanakan dan mempersiapkan penyelenggaraan
Perguruan Tinggi sesuai PP No. 17/2010.
(9) Memperbaiki dan meningkatkan kredibilitas Penyelenggaraan
Sistem Ujian Masuk Perguruan Tinggi.
(10) Mengembangkan kebijakan-kebijakan untuk memperkuat dan
memperluas pemanfaatan TIK di bidang Pembelajaran.
(11) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
(12) Meningkatkan keefektifan proses pembelajaran di
laboratorium/studio.
(13) Meningkatkan kompetensi dosen.
(14) Peningkatan kegiatan kemahasiswaan.
(15) Pengembangan program Tri Dharma Perguruan Tinggi berbasis
sumber daya manusia dan alam.
23
(16) Peningkatan prasarana dan sarana penunjang proses
pembelajaran.
(17) Terbatasnya daya tampung, sementara animo masyarakat
untuk masuk ke UNM meningkatbersamaan dengan
diembannya tugas menyelenggarakan program peningkatan
mutu guru dan calon guru.
(18) Peningkatan citra universitas yang kurang positif akibat
tindakan destruktif yang dilakukan oleh unsur sivitas
akademika.
(19) Penguatan kapasitas sistem kelembagaan.
(20) Peningkatan pelayanan akademik.
(21) Penciptaan dan pemeliharaan budaya akademik.
(22) Peningkatan manajemen berbasis kinerja.
(23) Peningkatan kapasitas dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi (TIK).
(24) Pemberdayaan perpustakaan secara optimal.
(25) Mengembangkan kebijakan yang kondusif untuk mewujudkan
UNM sebagai Perguruan Tinggi menjadi World Class University
(WCU).
(26) Meningkatkan kerjasama dengan berbagai institusi baik local,
nasional, regional dan international.
24
3.1. VISI
Universitas Negeri Makassar sebagai lembaga pendidikan tinggi,
memiliki tanggung jawab dalam pengembangan bidang kependidikan
dan non-kependidikan. Dalam mewujudkan tanggungjawab tersebut,
visi Universitas Negeri Makassar (UNM) sejalan dengan visi
Kemristekdikti 2019 “Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu
serta kemampuan iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing
bangsa”. Oleh karena itu, visi UNM 2025 dirumuskan sebagai
berikut:
“UNM sebagai pusat pendidikan, pengkajian, dan
pengembangan ilmu pendidikan, sains, teknologi, dan
seni berwawasan kependidikan dan kewirausahaan”
Untuk menjadi pusat pendidikan, pengkajian, dan pengembangan
pendidikan, sains, teknologi, dan seni berwawasan kependidikan dan
kewirausahaan yang unggul untuk menghasilkan lulusan profesional
sebagai insan kamil (insan paripurna), UNM berupaya menjadi
perguruan tinggi yang terbaik dan unggul baik dalam bidang
kependidikan dan non kependidikan. Dengan menjadi yang terbaik,
UNM dapat memiliki daya tarik bagi: (a) mahasiswa unggul untuk
belajar; (b) ilmuwan dalam mencari temuan IPTEKS mutakhir; (c)
pemilik modal untuk berinvestasi; (d) lembaga pemerintah dan
BAB III. VISI, MISI, NILAI, TUJUAN,
MOTTO,SASARAN STRATEGIS DAN ARAH
KEBIJAKAN
25
swasta untuk bekerjasama; serta (e) dermawan untuk menyalurkan
bantuannya.
Menjadi yang terbaik dalam kegiatan pendidikan,
pengkajian/penelitian, dan pengembangan IPTEKS tidaklah mudah.
Untuk itu, diperlukansumber daya manusia (pimpinan, staf pengajar
dan administrasi) yang unggul serta didukung oleh fasilitas sarana
dan prasarana yang memadai. Dengan dukungan sumber daya
manusia serta fasilitas yang prima, manajemen modern profesional,
suasana kondusif bagi kegiatan pendidikan, pengkajian/penelitian,
serta pengembangan IPTEKS dapat terwujud. Hanya suasana
kondusif semacam inilah yang mampu menelorkan lulusan, kajian,
serta produk IPTEKS yang kompetitif. Disadari bahwa mendapatkan
sumberdaya manusia yang berkualitas di tengah merosotnya
kualitas pendidikan nasional dewasa ini, merupakan tantangan yang
berat. Demikian pula untuk mendapatkan fasilitas yang diperlukan
dalam kegiatan pendidikan, pengkajian/penelitian, serta
pengembangan IPTEKS tidaklah mudah dalam suasana krisis multi-
dimensi yang dihadapi Indonesia dewasa ini. Tantangan ini tentu
tidak dapat tertanggulangi dengan bersikap apatis dan menunggu.
Ia harus dihadapi dengan sikap positif dan kreatif. Dalam konteks
inilah, wawasan kependidikan dan kewirausahaan sebagai salah satu
aspek yang tercantum dalam visi UNM memiliki makna yang dalam.
Dengan wawasan kependidikan dan kewirausahaan, UNM berupaya
untuk secara sadar mengembangkan potensi manusia ke arah yang
lebih positif yakni manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak
26
mulia, menguasai IPTEKS, berpikir produktif,kreatif, memiliki etos
kerja, berdisiplin, serta cerdas dalam memanfaatkan peluang.
Untuk mengejawantahkan visi 2025, maka disusunlah visi
UNM 2015-2019 yaitu “Terwujudnya Layanan Prima
Tridharma Perguruan Tinggi untuk menghasilkan
insan yang cerdas, profesional, dan bermartabat"
Dengan demikian, visi yang dicanangkan oleh UNM tentu saja tidak
boleh dibiarkan hanya berfungsi sekedar sebagai visi kosong yang
bersifat normatif dan dekoratif. Visi harus menjadi sumber inspirasi
dan motivasi yang tercermin pada setiap kebijakan dan tindakan
pemimpin, dosen, staf administrasi, dan mahasiswa. Visi tersebut
harus menjiwai strategi dan arah kebijakan UNM.
3.2. MISI
Dalam rangka turut serta mewujudkan visi pendidikan nasional
tahun 2015-2019, UNM tampil dengan visinya yang khas dan
spesifik. Di atas kekhasan dan kespesifikan visi UNM ini secara
operasional termanisfestasikan dalam misi yang diemban.
Mengacu pada misi pendidikan nasional tahun 2015-2019, misi UNM
adalah:
1. Menghasilkan sumber daya manusia profesional di bidang
kependidikan dan non kependidikan yang memiliki:
a. Ketakwaan, moral, nilai-nilai etika, integritas intelektual,
toleransi perbedaan, serta aspirasi memperjuangkan
27
kebenaran dan kemajuan ilmu pnegetahuan, teknologi, dan
seni;
b. Kemauan dan kemampuan untuk berlatih kepemimpinan
dan keintelektualan pribadi dalam bidang pekerjaan yang
dipilihnya;
c. Pikiran kreatif dan kritis, termasuk pemecahan masalah
secara intelektual melalui kegiatan membaca, meneliti,
menulis, dan berbicara secara efektif.
2. Menciptakan iklim dan budaya akademik yang kondusif bagi
mahasiswa untuk:
a. Mempersiapkan diri menyelesaikan program-program
sarjana, pascasarjana, dan profesional yang berkualitas dan
tepat waktu;
b. Memelihara lingkungan hidup dan pembelajaran yang
menuntut tantangan guna menumbuhkembangkan
kemampuan menyelesaikan masalah;
c. Menumbuhkembangkan kemampuan sosial kemasyarakatan
dan kemandiriannya untuk menjadi sumber kebanggaan
Universitas, alumni, masyarakat, dan bangsa.
3. Memberikan layanan kepada masyarakat luas untuk peningkatan
kualitas hidup masyarakat, bangsa, dan negara yang
menekankan:
28
a. Penerapan IPTEK guna menumbuhkembangkan potensi
daerah dalam menunjang kemandirian dan pelaksanaan
otonomi daerah;
b. Penanaman keyakinan bahwa UNM merupakan sumber daya
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
c. Pengembangan dan peningkatan sumber-sumber dukungan
pemerintah dan masyarakat melalui pengakuan umum atas
program dan sumber dayanya;
d. Pemberian dorongan dan pengakuan yang semestinya
kepada anggota masyarakat yang ikut berperan dalam
pencapaian tujuan UNM
4. Mengembangkan lembaga (Universitas) menjadi teaching and
research yang dapat memenuhi kebutuhan pembangunan
bangsa melalui:
a. Pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
b. Sistem informasi dan manajemen bagi pelayanan sivitas
akademika pada khususnya dan pelayanan kepada
masyarakat luas pada umumnya;
c. Kerja sama yang saling menguntungkan dengan lembaga
dan instansi di dalam dan luar negeri, khususnya dalam
perwujudan tridharma perguruan tinggi.
29
3.3. NILAI
UNM menyadari bahwa visi dan misi yang dicanangkan dapat
terwujud apabila didukung dan ditopang oleh penerapan tata nilai
yang ideal. Tata nilai merupakan landasan, pijakan, dan arah bagi
sikap dan perilaku seluruh sivitas akademika dalam menjalan tugas
pokok dan fungsinya. Tata nilai diharapkan akan menjadi pemersatu
bagi hati dan pikiran seluruh sivitas akademika dalam mewujudkan
layanan optimal di bidang pendidikan.
Dengan memperhatikan filosofi, tata nilai budaya masyarakat dan
budaya akademik UNM, maka dirumuskan nilai yang dijunjung tinggi
yakni "Mengutamakan kreativitas, kompetisi, profesional,
keunggulan, dan kebebasan akademik yang dilandasi oleh kejujuran,
amanah, dan tanggung jawab". Rumusan nilai ini merupakan
kristalisasi dari berbagai nilai yang dipandang positif dalam
mewujudkan visi UNM.Untuk itulah, rumusan nilai ini hendaknya
dipahami dalam konteks yang lebih luas. Dengan nilai “keunggulan”,
terkandung makna keunggulan dalam berbagai aspek yang positif
seperti kemandirian, keproduktifan, kekreatifan, kecerdasan, dan
kepekaan sosial.
30
3.4. TUJUAN
Untuk merealisasikan Visi misi di atas, maka ditetapkanlah tujuan
sebagai berikut:
1. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa;
2. Membentuk manusia kreatif, cakap terampil, dan inovatif;
3. Membentuk manusia yang bertanggung jawab atas bangsa dan
negara;
4. Membentuk manusia yang bertanggung jawab atas
pengetahuan, sikpa, perilaku, dan kesejahteraan masyarakat
Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya;
5. Membentuk manusia yang mampu memangku jabatan negara,
jabatan penting, dan pekerjaan masyarakat yang membutuhkan
pendidikan, pengajaran, perencanaan, konseling, evaluasi, dan
pengetahuan lainnya;
6. Mengembangkan ilmu pengetahuan, kependidikan dan
nonkependidikan sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan,
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
31
7. Menghasilkan tenaga ahli yang profesional pada berbagai bidang
dan jenjang ilmu pengetahuan, memiliki kemampuan dalam
menunjang kelancaran pelaksanaan pembangunan Nasional;
8. Menghasilkan tenaga kependidian dan nonkependidikan yang
berkemampuan akademik serta profesional di bidangnya;
9. Mengembangkan dan menghasilkan berbagai karya inovatif
produktif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
menghadapi tantangan dan persaingan global;
10. Mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan dan
nonkependidikan dalam jabatan (inservice training) untuk
jabatan tenaga kependidikan dan nonkependidikan untuk tenaga
penunjang akademik di dalam maupun luar negeri;
11. Menyiapkan dan membina tenaga akademik untuk LPTK dan
non LPTK serta berbagai lembaga lainnya;
12. Mengabdikan ilmu, teknologi, dan/atau seni untuk kepentingan
dan pemenuhan kebutuhan masyarakat;; dan
13. Mengembangkan pelayanan sistem informasi dan manajemen
untuk sivitas akademika UNM dan masyarakat luas.
32
3.5. MOTTO
Motto UNM adalah: “Tetap Jaya dalam Tantangan
(Victorious Conquering Challenges)”
3.6. SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis UNM mengacu pada Program Prioritas UNM,
sebagai berikut:
1. Pengembangan kapasitas dan manajemen organisasi/lembaga.
2. Pengembangan inovasi pembelajaran berbasis tik dan bidang
layanan.
3. Peningkatan mutu penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
dan publikasi ilmiah.
4. Peningkatan sarana, prasarana dan penataan lingkungan
menuju kampus modern.
5. Pengembangan karakter mahasiswa dan hubungan alumni.
6. Pengembangan tatakelola keuangan dan kesejahteraan dosen,
tenaga kependidikan, dan mahasiswa.
7. Perluasan jejaring, kemitraan, dan komunikasi antar lembaga.
33
3.7. SASARAN
1. Peningkatan profesionalisme lulusan.
2. Pengembangan inovasi pembelajaran berbasis TIK dan bidang
layanan.
3. Pengembangan karakter mahasiswa dan hubungan alumni.
4. Peningkatan daya saing lulusan.
5. Pengembangan kapasitas dan manajemen organisasi/ lembaga.
6. Peningkatan sarana, prasarana, dan penataan lingkungan
menuju kampus modern.
7. Pengembangan tata kelola keuangan dan kesejahteraan dosen,
tenaga kependidikan, serta mahasiswa.
8. Peningkatan kualitas hidup masyarakat.
9. Pencitraan kegiatan kemahasiswaan.
10. Peningkatan mutu penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
dan publikasi ilmiah.
11. Pengembangan jejaring kerja sama dalam bidang pendidikan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat.
34
Mengacu pada visi, misi, dan nilai yang diunggulkan serta
analisis lingkungan strategis UNM, maka disusunlah suatu rencana
strategis dalam wujud Rencana Induk (master plan) yang merupakan
rencana menyeluruh dan terpadu UNM dalam penetapan kebijakan,
penyusunan program dan kegiatan dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dimiliki dan keadaan lingkungan yang dihadapi. Rencana
strategis yang dimaksudkan sebagai pedoman bagi pimpinan, dosen, staf
administrasi, dan mahasiswa UNM. Rencana strategis UNM dirancang
untuk kurun waktu empat tahun ke depan yang kemudian dijabarkan
secara tahunan. Operasionalisasi dari rencana strategis ini tercermin
pada program yang disusun secara terinci.
Rencana strategis disusun ini tidak hanya merupakan acuan
dalam perumusan kebijakan dan pengimplementasian program, tetapi
juga sekaligus merupakan suatu instrumen danpertanggungjawaban
serta tolok ukur kinerja UNM. Dengan mengacu pada rencana strategis
tersebut, kinerja UNM dalam memaksimalkan kekuatan serta
meminimalkan kelemahan yang dimiliki. Rencana strategis ini bukanlah
sesuatu yang kaku, namun dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
yang dapat berubah setiap saat. UNM secara terus menerus mencermati
BAB IV. RENCANA STRATEGIS
35
proses dan hasil implementasi rencana yang telah dicanangkan dan
melakukan perbaikan serta penguatan bila diperlukan.
Rencana strategis yang akan dipaparkan dalam Buku Renstra
UNM tahun 2015—2019ini hanyalah garis besar yang mencakup tujuan,
sasaran, dan strategi.
4.1. TUJUAN
Tujuan berikut ini merupakan penjabaran dari 7 Sasaran Strategis
UNM yang telah dirumuskan pada Bab III, yang diidentifikasi
sebagai Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Adapun rumusan tujuan
tersebut berdasarkan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) adalah
sebagai berikut:
1. Pengembangan kapasitas dan manajemen organisasi/lembaga
(FKK I):
a. Rangking PT Nasional.
b. Akreditasi Institusi).
c. Jumlah Program Studi berakreditasi Internasional
d. Rasio jumlah Dosen terhadap Mahasiswa
e. Persentase Dosen dengan jabatan Lektor Kepala
f. Persentase Dosen dengan jabatan Guru Besar
g. Persentase Tenaga Kependidikan dengan sertifikasi
kompetensi
36
2. Pengembangan inovasi pembelajaran berbasis tik dan bidang
layanan (FKK II):
a. Persentasi Pelayanan tepat waktu dan berkualitas.
b. Persentase tingkat pendidikan Tenaga Pendidik yang
sesuai dengan bidang kerja
c. Persentase efektifitas metode pengajaran kurikulum sesuai
dengan kebutuhan pasar kerja.
3. Peningkatan mutu penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
dan publikasi ilmiah (FKK III):
a. Jumlah publikasi internasional.
b. Jumlah HKI yang didaftarkan
c. Jumlah publikasi nasional
d. Jumlah Prototipe R&D
e. Jumlah Prototipe Industri
f. Jumlah Produk Inovasi
4. Peningkatan sarana, prasarana dan penataan lingkungan
menuju kampus modern(FKK IV):
a. Persentase Standar Fasilitas Pendukung Pembelajaran
dengan standar yang ditetapkan oleh Dikti.
b. Rasio Jumlah mahasiswa pada ruang kelas pembelajaran.
37
5. Pengembangan karakter mahasiswa dan hubungan alumni(FKK
V):
a. Jumlah Mahasiswa yang berwirausaha
b. Persentase lulusan bersertifikat kompetensi dan profesi
c. Persentase Program Studi terakreditasi unggul
d. Persentase lulusan Perguruan Tinggi yang langsung
bekerja
e. Jumlah Mahasiswa berprestasi
f. Persentase lulusan tepat waktu
g. Rata-rata lama studi lulusan (Tahun)
h. Rata-rata IPK lulusan
6. Pengembangan tatakelola keuangan dan kesejahteraan dosen,
tenaga kependidikan, dan mahasiswa(FKK VI):
a. Persentase mahasiswa penerima beasiswa.
b. Persentase dosen berkualifikasi S3
c. Persentase dosen bersertifikat pendidik
d. Hasil penilaian akuntabilitas kinerja Institusi
7. Perluasan jejaring, kemitraan, dan komunikasi antar
lembaga(FKK VII):
a. Jumlah mahasiswa asing yang bersertifikat program BIPA
(Bahasa Asing bagi Penutur Asing).
38
4.2. SASARAN
Yang dimaksudkan dengan sasaran di sini adalah sesuatu yang akan
dicapai oleh UNM melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan
dalam kurun waktu empat tahun. Sebagai sesuatu yang akan
dicapai, sasaran harus dirumuskan secara spesifik, terukur, dan
realistis untuk dicapai. Sasaran ini merupakan penjabaran tujuan
yang telah dirumuskan di atas.
1. Peningkatan profesionalisme lulusan;
a. Meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan industri
dan kebutuhan masyarakat.
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Pengembangan inovasi pembelajaran berbasis TIK dan bidang
layanan;
a. Meningkatkan pengetahuan dosen untuk membuat media
pembelajaran berbasis TIK.
3. Pengembangan karakter mahasiswa dan hubungan alumni;
a. Mengembangkan karakter mahasiswa melalui lembaga
kemahasiswaan dan pendampingan alumni.
4. Peningkatan daya saing lulusan;
a. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris bagi
mahasiswa.
b. Meningkatkan kemampuan wirausaha mahasiswa.
39
5. Pengembangan kapasitas dan manajemen organisasi/ lembaga;
a. Mendorong kualitas lembaga dan unit kerja.
6. Peningkatan sarana, prasarana, dan penataan lingkungan menuju
kampus modern;
a. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana.
b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan.
7. Pengembangan tata kelola keuangan dan kesejahteraan dosen,
tenaga kependidikan, serta mahasiswa;
a. Peningkatan tata kelola universitas.
8. Peningkatan kualitas hidup masyarakat;
a. Pengembangan kegiatan desa binaan.
9. Pencitraan kegiatan kemahasiswaan;
a. Fasilitasi kemampuan mahasiswa untuk pengembangan
prestasi.
10. Peningkatan mutu penelitian, pengabdian kepada masyarakat,
dan publikasi ilmiah;
a. Mendorong peningkatan inovasi dosen.
b. Memfasilitasi dosen dalam penerbitan jurnal dan karya tulis.
c. Mendorong peningkatan motivasi dosen menulis buku
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dosen
40
e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepada
masyarakat
11. Pengembangan jejaring kerja sama dalam bidang pendidikan,
penelitian, pengabdian kepada masyarakat;
a. Peningkatan jumlah kerja sama.
b. Fasilitasi kewirausahaan mahasiswa melalui Corporate Social
Responsibility (CSR)
4.3. STRATEGI
Untuk mencapai sasaran yang dikemukakan di atas, perlu
dirumuskan kebijakan yang bersifat operasional yang kemudian
dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan.
1. Kebijakan
Berikut ini adalah rumusan kebijakan untuk memfasilitasi
tercapainya sasaran yang ditetapkan:
1. Peningkatan profesionalisme lulusan;
a. Peningkatan kualitas kurikulum pada setiap program
studi
b. Pengembangan kelas internasional
c. Peningkatan jumlah mahasiswa
d. Pelaksanaan kalender akademik tepat waktu
41
2. Pengembangan inovasi pembelajaran berbasis TIK dan
bidang layanan;
a. Peningkatan jumlah model pembelajaran berbasis TIK
3. Pengembangan karakter mahasiswa dan hubungan alumni;
a. Kerja sama dengan alumni dalam pengembangan
karakter mahasiswa
4. Peningkatan daya saing lulusan;
a. Peningkatan lingkungan akademis yang mendukung
kemampuan bahasa Inggris mahasiswa
b. Peningkatan kemampuan wirausaha mahasiswa
5. Pengembangan kapasitas dan manajemen organisasi/
lembaga;
a. Fasilitasi tata kelola universitas yang bermutu
6. Peningkatan sarana, prasarana, dan penataan lingkungan
menuju kampus modern;
a. Mendorong peningkatan kualitas sarana dan prasarana
b. Mendorong Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga
kependidikan
7. Pengembangan tata kelola keuangan dan kesejahteraan
dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa;
42
a. Peningkatan tata kelola universitas untuk kesejahteraan
dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa
8. Peningkatan kualitas hidup masyarakat;
a. Mengembangkan sistematika pengembangan desa
binaan
9. Pencitraan kegiatan kemahasiswaan;
a. Pengembangan prestasi mahasiswa dalam kompetisi
nasional dan internasional
10. Peningkatan mutu penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan publikasi ilmiah;
a. Fasilitasi peningkatan inovasi dosen
b. Pengembangan kemampuan dosen dalam penulisan
jurnal nasional dan internasional
c. Fasilitasi dosen dalam penerbitan buku
d. Fasilitasi peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian
dosen
e. Fasilitasi peningkatan kualitas dan kuantitas pengabdian
masyarakat dosen
11. Pengembangan jejaring kerja sama dalam bidang
pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat;
a. Mengembangkan kerja sama dengan lembaga lokal,
nasional, dan internasional
43
b. Memfasilitasi kewirausahaan mahasiswa melalui
Corporate Social Responsibility (CSR)
2. Program
Berikut ini adalah program yang dimaksudkan untuk tercapainya
sasaran tersebut di atas:
1. Peningkatan profesionalisme lulusan;
a. Penataan kurikulum pada setiap program studi
b. Pembentukan kelas internasional pada program studi
c. Peningkatan peminat pada setiap program studi
d. Pembukaan program studi baru
e. Penyelenggaraan perkuliahan
f. Peningkatan kualitas layanan perpustakaan
g. Peningkatan layanan sistem informasi akademik terpadu
2. Pengembangan inovasi pembelajaran berbasis TIK dan
bidang layanan;
a. Peningkatan kemampuan dosen dalam mengembangkan
media pembelajaran
3. Pengembangan karakter mahasiswa dan hubungan alumni;
a. Penigkatan peran alumni dalam pengembangan karakter
mahasiswa
4. Peningkatan daya saing lulusan;
44
a. Peningkatan kualitas pembelajaran bahasa Inggris pada
setiap prodi
b. Pengembangan kapasitas kewirausahaan mahasiswa
5. Pengembangan kapasitas dan manajemen organisasi/
lembaga;
a. Penerapan pengelolaan keuangan dengan BLU
6. Peningkatan sarana, prasarana, dan penataan lingkungan
menuju kampus modern;
a. Pengadaaan sarana dan prasarana
b. Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan
7. Pengembangan tata kelola keuangan dan kesejahteraan
dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa;
a. Peningkatan kapasitas tenaga kependidikan dan dosen
untuk peningkatan kualitas layanan
8. Peningkatan kualitas hidup masyarakat;
a. Pengembangan kegiatan desa binaan
9. Pencitraan kegiatan kemahasiswaan;
a. Fasilitasi prestasi mahasiswa
45
10. Peningkatan mutu penelitian, pengabdian kepada
masyarakat, dan publikasi ilmiah;
a. Pengembangan inovasi dosen
b. Peningkatan jumlah jurnal internasional
c. Peningkatan jumlah buku
d. Peningkatan jumlah penelitian skala nasional dan
internasional
e. Peningkatan kualitas dan kuantitas pengabdian
masyarakat
11. Pengembangan jejaring kerja sama dalam bidang
pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat;
a. Pengembangan program kerja sama
b. Peningkatan program pengembangan kewirausahaan
mahasiswa melalui Corporate Social Responsibility (CSR)
3. Kegiatan
Untuk merealisasikan program tersebut di atas, dilaksanakanlah
kegiatan berikut ini:
1. Workshop penyusunan kurikulum sesuai kebutuhan
stakeholder
a. Tersedianya kurikulum
b. Kesesuaian kurikulum dan silabus prodi dengan program
pendidikan
c. Frekuensi pembaharuan dan pengembangan kurikulum
46
2. Implementasi kurikulum berbasis standar nasional pendidikan
a. Tersedianya kurikulum
b. Kesesuaian kurikulum dan silabus prodi dengan program
pendidikan
c. Frekuensi pembaharuan dan pengembangan kurikulum
3. Pembentukan kelas internasional pada program studi
a. Tersedianya bahan ajar
b. Tersedianya data daya tampung
c. Tersedianya pedoman akademik
d. Tersedianya perangkat rencana studi
e. Tersedianya sarana perkuliahan yang memadai
f. Kesesuaian kualifikasi tenaga dengan tugas dan fungsi
4. Sosialisasi program studi
a. Ketersediaan informasi program PKL/PPL
b. Adanya rencana terstruktur pelaksanaan PKL/PPL
5. Pembukaan program studi baru
a. Jalur penerimaan per strata Sarjana
b. Jalur penerimaan per strata Magister /Doktor
c. Akses bagi calon mahasiswa berprestasi dari masyarakat
yang tidak mampu
d. Kesempatan bagi calon mahasiswa asing
e. Daya Tampung mahasiswa baru
47
f. Penyebaran informasi penerimaan mahasiswa
g. Proses penerimaan pendaftaran
h. Proses seleksi penerimaan mahasiswa
i. Pengumuman hasil seleksi penerimaan mahasiswa
j. Ketersediaan informasi registrasi mahasiswa
k. Kemudahan pelaksanaan berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi
l. Persentase Mahasiswa Baru yang daftar ulang terhadap
Mahasiswa yang diterima
6. Perencanaan akademik
a. Tersedianya perangkat rencana studi
b. Kemudahan pelaksanaan berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi
7. Monitoring perkuliahan
a. Tersedianya perangkat rencana studi
b. Kemudahan pelaksanaan berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi
8. Peningkatan layanan penasihat akademik
a. Persentase kehadiran minimal mahasiswa
b. Persentase kehadiran minimal dosen
c. Persentase kehadiran minimal dosen dan mahasiswa
48
9. Digitalisasi koleksi perpustakaan
a. Luas ruang perpustakaan
b. Ketersediaan sarana di ruang perpustakaan
c. Jenis buku dan jurnal untuk setiap Prodi
d. Jumlah buku dan jurnal
e. Ketersediaan buku teks yang dirujuk mata kuliah
f. Kemutakhiran buku dan jurnal
g. Ketersediaan perpustakaan elektronik
h. Lamanya jam layanan perpustakaan
i. Jangka waktu peminjaman di perpustakaan
j. Akses terhadap perpustakaan elektronik
k. Rasio luas ruang baca per mahasiswa di perpustakaan
10. Pembuatan katalog elektronik berbasis web
a. Luas ruang perpustakaan
b. Ketersediaan sarana di ruang perpustakaan
c. Jenis buku dan jurnal untuk setiap Prodi
d. Jumlah buku dan jurnal
e. Ketersediaan buku teks yang dirujuk mata kuliah
f. Kemutakhiran buku dan jurnal
g. Ketersediaan perpustakaan elektronik
h. Lamanya jam layanan perpustakaan
i. Jangka waktu peminjaman di perpustakaan
j. Akses terhadap perpustakaan elektronik
k. Rasio luas ruang baca per mahasiswa di perpustakaan
49
11. Pelatihan e-library bagi tenaga perpustakaan
a. Luas ruang perpustakaan
b. Ketersediaan sarana di ruang perpustakaan
c. Jenis buku dan jurnal untuk setiap Prodi
d. Jumlah buku dan jurnal
e. Ketersediaan buku teks yang dirujuk mata kuliah
f. Kemutakhiran buku dan jurnal
g. Ketersediaan perpustakaan elektronik
h. Lamanya jam layanan perpustakaan
i. Jangka waktu peminjaman di perpustakaan
j. Akses terhadap perpustakaan elektronik
k. Rasio luas ruang baca per mahasiswa di perpustakaan
12. Sosialisasi pemanfaatan perpustakaan
a. Luas ruang perpustakaan
13. Pengadaan sarana dan prasarana sistem informasi
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
50
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
14. Pelatihan pelayanan sistem komputerisasi dan informasi bagi
staf
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
51
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
15. Penerapan pelayanan administrasi online
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
16. Penambahan fasilitas sarana TIK
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
52
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
17. Penambahan kapasitas jaringan
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
53
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth )
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
18. Pelatihan e-learning bagi dosen
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth )
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
54
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
19. Sosialisasi e-learning bagi mahasiswa
a. Ketersediaan jaringan (bandwidth )
b. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
c. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
d. Ketersediaan database penyediaan TIK
20. Jaringan wirausaha alumni dan mahasiswa
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
21. Pekan pengembangan karakter mahasiswa
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
b. Tersedianyan panduan monitoring pelaksanaan kegiatan
kemahasiswaan
c. Tersedianyan saluran komunikasi kegiatan
kemahasiswaan
d. Adanya tindak lanjut hasil monitoring pelaksanaan
kegiatan kemahasiswaan
55
e. Tersedianya sistem dan instrumen evaluasi kegiatan
kemahasiswaan
f. Adanya sistem reward dan punishment terhadap
mahasiswa yg berprestasi melalui kegiatan
kemahasiswaan
g. Tersedianya layanan kegiatan mahasiswa berbasis TIK
sebagai feed back dan kepuasan atas layanan kepada
mahasiswa
h. Rasio penerima beasiswa dengan jumlah mahasiswa
22. Pengembangan lembaga kemahasiswaan
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
b. Tersedianyan panduan monitoring pelaksanaan kegiatan
kemahasiswaan
c. Tersedianyan saluran komunikasi kegiatan
kemahasiswaan
d. Adanya tindak lanjut hasil monitoring pelaksanaan
kegiatan kemahasiswaan
e. Tersedianya sistem dan instrumen evaluasi kegiatan
kemahasiswaan
f. Adanya sistem reward dan punishment terhadap
mahasiswa yg berprestasi melalui kegiatan
kemahasiswaan
56
g. Tersedianya layanan kegiatan mahasiswa berbasis TIK
sebagai feed back dan kepuasan atas layanan kepada
mahasiswa
h. Rasio penerima beasiswa dengan jumlah mahasiswa
23. Peningkatan kemampuan bahasa Inggris bagi dosen
a. Jumlah dosen dengan nilai TOEFL > 500
24. English Camp pada setiap fakultas
a. Jumlah kegiatan English Camp pada setiap fakultas
25. Pelatihan pengelolaan unit-unit usaha bagi mahasiswa
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
26. Peningkatan kegiatan kewirausahaan mahasiswa
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
27. Peningkatan layanan pembayaran gaji dan tunjangan
a. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
b. Tersedianya sarana layanan administrasi keuangan yang
memadai
c. Kesesuaian kualifikasi tenaga administrasi keuangan
dengan tugas dan fungsi
57
d. Jumlah pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
e. Jenis pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
f. Tersedianya pedoman penyusunan anggaran
g. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan anggaran
h. Tersedianya pedoman pelaksanaan program dan
anggaran
i. Ketepatan dan kecepatan waktu pencairan anggaran
j. Kesesuaian usul realisasi dengan rencana
k. Ketepatan dan kecepatan waktu revisi program dan
anggaran
l. Kesesuaian usul revisi program dan anggaran
m. Ketepatan dan kecepatan waktu pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran
n. Terlaksananya monitoring pelaksanaan anggaran
o. Keterbukaan informasi program, anggaran dan realisasi
p. Tersedianya sistem pelaporan keuangan
q. Tersusunnya laporan realisasi anggaran, neraca, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan secara
tepat waktu.
r. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
28. Penyusunan laporan dan updating data keuangan dengan
BLU
a. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
58
b. Tersedianya sarana layanan administrasi keuangan yang
memadai
c. Kesesuaian kualifikasi tenaga administrasi keuangan
dengan tugas dan fungsi
d. Jumlah pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
e. Jenis pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
f. Tersedianya pedoman penyusunan anggaran
g. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan anggaran
h. Tersedianya pedoman pelaksanaan program dan
anggaran
i. Ketepatan dan kecepatan waktu pencairan anggaran
j. Kesesuaian usul realisasi dengan rencana
k. Ketepatan dan kecepatan waktu revisi program dan
anggaran
l. Kesesuaian usul revisi program dan anggaran
m. Ketepatan dan kecepatan waktu pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran
n. Terlaksananya monitoring pelaksanaan anggaran
o. Keterbukaan informasi program, anggaran dan realisasi
p. Tersedianya sistem pelaporan keuangan
q. Tersusunnya laporan realisasi anggaran, neraca, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan secara
tepat waktu.
r. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
59
29. Pembinaan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut penerapan
pengelolaan keuangan dengan BLU
a. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
b. Tersedianya sarana layanan administrasi keuangan yang
memadai
c. Kesesuaian kualifikasi tenaga administrasi keuangan
dengan tugas dan fungsi
d. Jumlah pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
e. Jenis pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
f. Tersedianya pedoman penyusunan anggaran
g. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan anggaran
h. Tersedianya pedoman pelaksanaan program dan
anggaran
i. Ketepatan dan kecepatan waktu pencairan anggaran
j. Kesesuaian usul realisasi dengan rencana
k. Ketepatan dan kecepatan waktu revisi program dan
anggaran
l. Kesesuaian usul revisi program dan anggaran
m. Ketepatan dan kecepatan waktu pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran
n. Terlaksananya monitoring pelaksanaan anggaran
o. Keterbukaan informasi program, anggaran dan realisasi
p. Tersedianya sistem pelaporan keuangan
60
q. Tersusunnya laporan realisasi anggaran, neraca, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan secara
tepat waktu.
r. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
30. Implementasi sistem akuntasi pemerintahan
a. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
b. Tersedianya sarana layanan administrasi keuangan yang
memadai
c. Kesesuaian kualifikasi tenaga administrasi keuangan
dengan tugas dan fungsi
d. Jumlah pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
e. Jenis pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
f. Tersedianya pedoman penyusunan anggaran
g. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan anggaran
h. Tersedianya pedoman pelaksanaan program dan
anggaran
i. Ketepatan dan kecepatan waktu pencairan anggaran
j. Kesesuaian usul realisasi dengan rencana
k. Ketepatan dan kecepatan waktu revisi program dan
anggaran
l. Kesesuaian usul revisi program dan anggaran
m. Ketepatan dan kecepatan waktu pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran
n. Terlaksananya monitoring pelaksanaan anggaran
61
o. Keterbukaan informasi program, anggaran dan realisasi
p. Tersedianya sistem pelaporan keuangan
q. Tersusunnya laporan realisasi anggaran, neraca, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan secara
tepat waktu.
r. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
31. Penyusunan sistem akuntansi yang mendukung pengelolaan
BLU
a. Tersusunnya dokumen akuntansi
32. Penyusunan SOP pada tingkat universitas, fakultas, dan
program studi
a. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
b. Tersedianya SOP untuk setiap layanan
33. Penyusunan borang akreditasi program studi
a. Tersusunnya borang akreditasi program studi
34. Pengadaan gedung pendidikan dan perkantoran
a. Tersedianya pedoman penyusunan kebutuhan sarana
dan prasana
b. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan rencana
kebutuhan sarana dan prasarana
c. Kesesuaian rencana kebutuhan sarana dan prasarana
dengan kebutuhan
62
d. Tersedianya pedoman administrasi perlengkapan
e. Ketepatan dan kecepatan pengadaan sarana dan
prasarana
f. Kesesuain proses pengadaan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
g. Kesesuaian pengadaan sarana dan prasarana dengan
rencana kebutuhan
h. Kesesuaian penyimpanan sarana dan prasarana
i. Ketepatan dan kecepatan pendistribusian sarana dan
prasarana
j. Ketepatan dan kecepatan pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana
k. Terlaksananya monitoring pendayagunaan aset
l. Terlaksananya inventarisasi aset
m. Tersedianya data dan informasi perlengkapan
n. Tersedianya laporan pengelolaan perlengkapan
35. Pengadaan peralatan pendidikan dan perkantoran
a. Tersedianya pedoman penyusunan kebutuhan sarana
dan prasana
b. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan rencana
kebutuhan sarana dan prasarana
c. Kesesuaian rencana kebutuhan sarana dan prasarana
dengan kebutuhan
d. Tersedianya pedoman administrasi perlengkapan
63
e. Ketepatan dan kecepatan pengadaan sarana dan
prasarana
f. Kesesuain proses pengadaan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
g. Kesesuaian pengadaan sarana dan prasarana dengan
rencana kebutuhan
h. Kesesuaian penyimpanan sarana dan prasarana
i. Ketepatan dan kecepatan pendistribusian sarana dan
prasarana
j. Ketepatan dan kecepatan pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana
k. Terlaksananya monitoring pendayagunaan aset
l. Terlaksananya inventarisasi aset
m. Tersedianya data dan informasi perlengkapan
n. Tersedianya laporan pengelolaan perlengkapan
36. Operasional pemeliharaan gedung perkantoran
a. Tersedianya pedoman penyusunan kebutuhan sarana
dan prasana
b. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan rencana
kebutuhan sarana dan prasarana
c. Kesesuaian rencana kebutuhan sarana dan prasarana
dengan kebutuhan
d. Tersedianya pedoman administrasi perlengkapan
e. Ketepatan dan kecepatan pengadaan sarana dan
prasarana
64
f. Kesesuain proses pengadaan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
g. Kesesuaian pengadaan sarana dan prasarana dengan
rencana kebutuhan
h. Kesesuaian penyimpanan sarana dan prasarana
i. Ketepatan dan kecepatan pendistribusian sarana dan
prasarana
j. Ketepatan dan kecepatan pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana
k. Terlaksananya monitoring pendayagunaan aset
l. Terlaksananya inventarisasi aset
m. Tersedianya data dan informasi perlengkapan
n. Tersedianya laporan pengelolaan perlengkapan
37. Operasional pemeliharaan peralatan perkantoran
a. Tersedianya pedoman penyusunan kebutuhan sarana
dan prasana
b. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan rencana
kebutuhan sarana dan prasarana
c. Kesesuaian rencana kebutuhan sarana dan prasarana
dengan kebutuhan
d. Tersedianya pedoman administrasi perlengkapan
e. Ketepatan dan kecepatan pengadaan sarana dan
prasarana
f. Kesesuain proses pengadaan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
65
g. Kesesuaian pengadaan sarana dan prasarana dengan
rencana kebutuhan
h. Kesesuaian penyimpanan sarana dan prasarana
i. Ketepatan dan kecepatan pendistribusian sarana dan
prasarana
j. Ketepatan dan kecepatan pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana
k. Terlaksananya monitoring pendayagunaan aset
l. Terlaksananya inventarisasi aset
m. Tersedianya data dan informasi perlengkapan
n. Tersedianya laporan pengelolaan perlengkapan
38. Pembinaaan administrasi pengelolaan kepegawaian
a. Pemenuhan Dosen dengan kualifikasi minimal S2 yang
mengajar S1 dan Diploma
b. Pemenuhan Dosen dengan kualifikasi minimal S3 yang
mengajar S2 dan S3
c. Kesesuaian bidang keilmuan dengan mata kuliah yang
diampu
d. Jumlah dosen yang mengikuti peningkatan kualifikasi
pendidikan
e. Jumlah dosen yang mengikuti peningkatan kompetensi
39. Studi lanjut dan diklat tenaga kependidikan
a. Penyediaan tenaga kependidikan sesuai dengan
kualifikasi pendidikan
66
b. Penyediaan tenaga kependidikan sesuai dengan
kompetensi/bidang keahlian
c. Tersedianya sasaran kinerja pegawai
d. Perbandingan jumlah tenaga kependidikan dan
mahasiswa
e. Jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan
kualifikasi pendidikan
f. Jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan
kompetensi
40. Pembinaan karir tenaga kependidikan
a. Penyediaan tenaga kependidikan sesuai dengan
kualifikasi pendidikan
b. Penyediaan tenaga kependidikan sesuai dengan
kompetensi/bidang keahlian
c. Tersedianya sasaran kinerja pegawai
d. Perbandingan jumlah tenaga kependidikan dan
mahasiswa
e. Jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan
kualifikasi pendidikan
f. Jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan
kompetensi
41. Peningkatan kapasitas dosen dalam pengembangan karir
a. Pemenuhan Dosen dengan kualifikasi minimal S2 yang
mengajar S1 dan Diploma
67
b. Pemenuhan Dosen dengan kualifikasi minimal S3 yang
mengajar S2 dan S3
c. Kesesuaian bidang keilmuan dengan mata kuliah yang
diampuJumlah dosen yang mengikuti peningkatan
kualifikasi pendidikan
d. Jumlah dosen yang mengikuti peningkatan kualifikasi
pendidikan
e. Jumlah dosen yang mengikuti peningkatan kompetensi
42. Pengukuran kinerja lembaga oleh mahasiswa
a. Rasio mahasiswa yang terlibat penelitian dosen
dibandingkan total mahasiswa
43. Desa binaan
a. Jumlah Hasil PM untuk Penerapan, Pengamalan dan
Pembudayaan Iptek
b. Jumlah hasil PM untuk Penyelesaian Masalah yang di
hadapi Masyarakat
c. Jumlah hasil PM sebagai bahan Pengembangan Iptek
d. Jumlah hasil PM sebagai bahan pengayaan Bahan Ajar
atau Modul Pelatihan
e. Persentase Materi PM berdasarkan hasil Penelitian yang
dapat diterapkan langsung sebagai Kegiatan PM
f. Persentase Materi PM berdasarkan hasil Pengembangan
Ilmu
68
g. Frekuensi pelatihan metodologi, penyusunan proposal,
dan perencanaan kegiatan PM
h. Jumlah dosen yang mengikuti pelatihan metodologi,
penyusunan proposal, dan perencanaan kegiatan PM
i. Jumlah proposal PM yang diseminarkan
j. Jumlah masyarakat yang dilayani
44. Keikutsertaan mahasiswa dalam kompetisi nasional dan
internasional
a. Jumlah kompetisi nasional dan internasional yang diikuti
45. Insentif pengusulan HAKI
a. Jumlah pengusulan HAKI
46. Tim dosen inovatif
a. Jumlah dokumen inovasi dosen
47. Workshop penulisan jurnal
a. Jumlah draft jurnal
48. Insentif penerbitan jurnal nasional dan jurnal internasional
a. Jumlah artikel nasional dan internasional
49. Pelaksanaan seminar internasional dan seminar nasional
a. Jumlah seminar nasional dan internasional
69
50. Insentif penulisan buku
a. Jumlah dosen yang menerbitkan buku
51. Optimalisasi lembaga penerbit
a. Jumlah buku yang diterbitkan oleh lembaga penerbit
52. Workshop penulisan buku
a. Jumlah draft buku
53. Workshop penulisan proposal penelitian
a. Jumlah draft proposal penelitian
54. Workshop penulisan proposalpengabdian masyarakat
a. Jumlah draft proposal pengabdian masyarakat
55. Kerja sama pengabdian masyarakat dengan lembaga lain
a. Jumlah kerja sama pengabdian masyarakat
56. KKN Kebangsaan
a. Jumlah mahasiswa peserta KKN Kebangsaan
57. Riset kolaboratif
a. Jumlah riset kolaboratif
58. Konferensi internasional kolaboratif
a. Jumlah konferensi internasional kolaboratif
70
59. Pertukaran mahasiswa dengan universitas lain
a. Jumlah mahasiswa sebagai peserta pertukaran
mahasiswa
60. Bimbingan teknis peningkatan kualitas pendidikan
a. Jumlah kegiatan bimbingan teknis oleh lembaga
61. Pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR) yang
mendukung kewirausahaan
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
71
5.1. RESTRUKTURISASI PROGRAM DAN KEGIATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Dengan mengacu pada visi, misi, dan nilai yang diunggulkan
serta analisis lingkungan strategis UNM, maka disusunlah suatu
rencana strategis dalam wujud Rencana Induk (master plan) yang
merupakan rencana menyeluruh dan terpadu UNM dalam penetapan
kebijakan, penyusunan program dan kegiatan dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dan keadaan
lingkungan yang dihadapi. Rencana Induk yang dimaksudkan
sebagai pedoman bagi pimpinan, dosen, staf administrasi, dan
mahasiswa UNM ini, dirancang untuk kurun waktu empat tahun
yang kemudian dijabarkan secara tahunan. Operasionalisasi dari
rencana strategis ini tercermin pada program yang disusun secara
terinci.
Rencana induk yang disusun ini tidak hanya merupakan
acuan dalam perumusan kebijakan dan pengimplementasian
tindakan tetapi sekaligus juga merupakan suatu instrumen
pertanggungjawaban. Implementasi rencana strategis ini merupakan
tolok ukur kinerja UNM. Dengan mengacu pada rencana strategis
BAB V. PROGRAM PENGEMBANGAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TAHUN 2015‒2019
72
tersebut, kinerja UNM dalam memaksimalkan keunggulan kompetitif
serta meminimalkan kelemahan yang dimiliki dapat ditelusuri.
Tentu saja, rencana induk ini bukanlah sesuatu yang kaku
oleh karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang
dinamis yang dapat berubah setiap saat. Pimpinan UNM mestilah
secara terus menerus mencermati proses dan hasil implementasi
rencana yang telah dicanangkan, melakukan perbaikan dan
penguatan bila diperlukan, serta mengkomunikasikannya secara
seksama ke seluruh jajaran UNM.
Rencana induk yang akan dipaparkan di sini hanyalah garis
besar mencakup tujuan, sasaran, dan strategi (perhatikan Gambar
5.1).
Gambar 5.1 Arsitektur Restrukturisasi Program dan Kegiatan
73
5.2 KEWENANGAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
UNM menyadari bahwa untuk menjadi yang terbaik dalam
kegiatan pendidikan, pengkajian/penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) tidaklah mudah. Untuk
itu, diperlukan SDM, yaitu pimpinan, staf pengajar, mahasiswa dan
tenaga administasi yang unggul serta didukung oleh fasilitas yang
memadai, dan suasana akademik yang kondusif untuk mendukung
pencapaian output dan outcome yang memiliki daya saing global.
Pengembangan SDM yang berkualitas merupakan tantangan
yang berat. Namun demikian, UNM menyadari bahwa dengan sikap
optimis dan kreatif tantangan dan hambatan yang ada dapat
teratasi. Wawasan kependidikan dan kewirausahaan sebagai salah
satu aspek yang tercantum dalam visi UNM akan dijadikan spirit
perjuangan. Melalui wawasan kependidikan dan kewirausahaan,
UNM berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
beriman, berakhlak mulia, menguasai IPTEKS, berpikir produktif,
memiliki etos kerja, berdisiplin, serta cerdas dalam memanfaatkan
peluang.
Standardisasi Nasional di bidang pendidikan telah dipikirkan
dan dikembangkan oleh pemerintah. Lahirnya Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengawali usaha tersebut. Hal ini dibuktikan dengan pasal35 ayat
(1) dari UU No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan “Standar nasional
pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, prasarana dan sarana, pengelolaan,
74
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan
secara berencana dan berkala”.
Implementasi UU No. 20 Tahun 2003 tersebut diatur dengan
PP Nomor 19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan,
Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Permen Diknas No. 24
Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permen Diknas No. 22 Tahun
2006 dan Permen Diknas No. 23 Tahun 2006. Regulasi inilah yang
dijadikan UNM sebagai suatu acuan untuk rencana strategis.
Penerapan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
merupakan tantangan sekaligus peluang bagi UNM, karena
memungkinkan dilakukannyapengelolaan perguruan tinggi yang
otonom.
5.3.PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSARTAHUN 2015-2019
Jika mengacu kepada restrukturisasi program dan kegiatan
tersebut, UNM telah menyusun rencana strategis yang dihubungkan
dengan tujuan yang akan dicapai pada tahun 2014. Rencana
strategis UNM tahun 2015-2019 ini merupakan lanjutan dan
pengembangan rencana strategis tahun 2010-2014. Tujuan dan
sasaran renstra UNM tahun 2015-2019 akan dicapai melalui
Sembilan Sasaran Strategis yaitu (1) Pengembangan kapasitas dan
75
manajemen organisasi/lembaga, (2) Pengembangan inovasi
pembelajaran berbasis tik dan bidang layanan, (3) Peningkatan
mutu penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan publikasi
ilmiah, (4) Peningkatan sarana, prasarana dan penataan lingkungan
menuju kampus modern, (5)Pengembangan karakter mahasiswa
dan hubungan alumni, (6) Pengembangan tatakelola keuangan dan
kesejahteraan dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa, (7)
Perluasan jejaring, kemitraan, dan komunikasi antar lembaga.
5.3.1 Pengembangan Kapasitas dan Manajemen
Organisasi/Lembaga
Tabel 5.1
Pengembangan Kapasitas dan Manajemen Organisasi/Lembaga
NO
INDIKATOR KINERJA UTAMA KONDISI
AWAL (2014)
TAHUN KET
2015 2016 2017 2018 2019
1 Rangking PT Nasional 65 60 50 28 26 26 Nominal
2 Akreditasi Institusi B B B A A A
3 Jumlah Program Studi
berakreditasi Internasional 0 1 1 1 1 1 Nominal
4 Rasio jumlah Dosen terhadap
Mahasiswa 1:35 1:30 1:30 1:30 1:30 1:30 Rasio
5 Persentase Dosen dengan
jabatan Lektor Kepala 40% 41% 41% 42% 45% 45% Rasio
6 Persentase Dosen dengan
jabatan Guru Besar 7 8% 9% 10% 10% 10% Rasio
7 Persentase Tenaga Kependidikan
dengan sertifikasi kompetensi 4% 5% 5% 6% 7% 7% Rasio
76
Pencapaian target program pengembangan kapasitas dan
manajemen organisasi/lembaga dicapai melalui:
1. Tenaga perpustakaan yang mampu mengoperasikan e-library
a. Luas ruang perpustakaan
b. Ketersediaan sarana di ruang perpustakaan
c. Jenis buku dan jurnal untuk setiap Prodi
d. Jumlah buku dan jurnal
e. Ketersediaan buku teks yang dirujuk mata kuliah
f. Kemutakhiran buku dan jurnal
g. Ketersediaan perpustakaan elektronik
h. Lamanya jam layanan perpustakaan
i. Jangka waktu peminjaman di perpustakaan
j. Akses terhadap perpustakaan elektronik
k. Rasio luas ruang baca per mahasiswa di perpustakaan
2. Jumlah staf pelayanan yang mampu memberikan layanan
komputerisasi
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
77
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan dan
Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
3. Jumlah dosen yang mampu membuat e-learning
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
78
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan dan
Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
4. Jumlah dosen dengan nilai TOEFL > 500
a. Jumlah dosen dengan nilai TOEFL > 500
5. Dokumen pengelolaan kepegawaian
a. Pemenuhan Dosen dengan kualifikasi minimal S2 yang
mengajar S1 dan Diploma
b. Pemenuhan Dosen dengan kualifikasi minimal S3 yang
mengajar S2 dan S3
c. Kesesuaian bidang keilmuan dengan mata kuliah yang
diampu
d. Jumlah dosen yang mengikuti peningkatan kualifikasi
pendidikan
e. Jumlah dosen yang mengikuti peningkatan kompetensi
6. Jumlah tenaga kependidikan yang melanjutkan studi atau
mengikuti diklat
a. Penyediaan tenaga kependidikan sesuai dengan kualifikasi
pendidikan
b. Penyediaan tenaga kependidikan sesuai dengan
kompetensi/bidang keahlian
79
c. Tersedianya sasaran kinerja pegawai
d. Perbandingan jumlah tenaga kependidikan dan mahasiswa
e. Jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan
kualifikasi pendidikan
f. Jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan
kompetensi
7. Jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti pelatihan
pengembangan karir
a. Penyediaan tenaga kependidikan sesuai dengan kualifikasi
pendidikan
b. Penyediaan tenaga kependidikan sesuai dengan
kompetensi/bidang keahlian
c. Tersedianya sasaran kinerja pegawai
d. Perbandingan jumlah tenaga kependidikan dan mahasiswa
e. Jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan
kualifikasi pendidikan
f. Jumlah tenaga kependidikan yang mengikuti peningkatan
kompetensi
8. Jumlah dosen yang mengikuti pelatihan pengembangan
kapasitas
a. Pemenuhan Dosen dengan kualifikasi minimal S2 yang
mengajar S1 dan Diploma
b. Pemenuhan Dosen dengan kualifikasi minimal S3 yang
mengajar S2 dan S3
80
c. Kesesuaian bidang keilmuan dengan mata kuliah yang
diampu
d. Jumlah dosen yang mengikuti peningkatan kualifikasi
pendidikan
e. Jumlah dosen yang mengikuti peningkatan kompetensi
5.3.2 Pengembangan Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK
dan bidang layanan
Tabel 5.2
Pengembangan Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK dan
bidang layanan
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA KONDISI
AWAL (2014)
TAHUN KET
2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentasi Pelayanan tepat waktu
dan berkualitas 60% 65% 65% 70% 75% 80% Rasio
2
Persentase tingkat pendidikan
Tenaga Pendidik yang sesuai
dengan bidang kerja
37% 37% 40% 50% 60% 65% Rasio
3
Persentase efektifitas metode
pengajaran kurikulum sesuai
dengan kebutuhan pasar kerja
60% 70% 75% 80% 90% 90% Rasio
Pencapaian target program pengembangan inovasi
pembelajaran berbasis TIK dan bidang layanan dapat
dicapai melalui :
1. Jumlah program studi yang merevisi kurikulum sesuai
kebutuhan stakeholder
a. Tersedianya kurikulum
81
b. Kesesuaian kurikulum dan silabus prodi dengan
program pendidikan
c. Frekuensi pembaharuan dan pengembangan
kurikulum
2. Revisi kurikulum berbasis standar nasional pendidikan
a. Tersedianya kurikulum
b. Kesesuaian kurikulum dan silabus prodi dengan
program pendidikan
c. Frekuensi pembaharuan dan pengembangan
kurikulum
3. Jumlah unit kerja yang mampu memberikan layanan
administrasi online
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan
laboratorium/ bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum
di laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah
praktikum di laboratorium/ bengkel/ studio
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana
praktikum di laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/
studio
82
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen,
Keuangan dan Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
5.3.3 Peningkatan Mutu Penelitian, Pengabdian kepada
Masyarakat, dan Publikasi Ilmiah
Tabel 5.3
Peningkatan Mutu Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat,
dan Publikasi Ilmiah
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA KONDISI
AWAL (2014)
TAHUN Ket
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah publikasi internasional 90 100 150 200 250 280 Kumulatif
2 Jumlah HKI yang didaftarkan 1 2 3 9 12 15 Kumulatif
3 Jumlah publikasi nasional 150 160 200 250 300 350 Kumulatif
4 Jumlah Prototipe R&D 0 1 2 2 2 2 Nominal
5 Jumlah Prototipe Industri 0 1 1 1 2 2 Nominal
6 Jumlah Produk Inovasi 0 1 1 1 2 2 Nominal
Pencapaian target program peningkatan mutu penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, dan publikasi ilmiahdapat
dicapai melalui :
83
1. Jumlah desa binaan
a. Jumlah Hasil PM untuk Penerapan, Pengamalan dan
Pembudayaan Iptek
b. Jumlah hasil PM untuk Penyelesaian Masalah yang di
hadapi Masyarakat
c. Jumlah hasil PM sebagai bahan Pengembangan Iptek
d. Jumlah hasil PM sebagai bahan pengayaan Bahan
Ajar atau Modul Pelatihan
e. Persentase Materi PM berdasarkan hasil Penelitian
yang dapat diterapkan langsung sebagai Kegiatan
PM
f. Persentase Materi PM berdasarkan hasil
Pengembangan Ilmu
g. Frekuensi pelatihan metodologi, penyusunan
proposal, dan perencanaan kegiatan PM
h. Jumlah dosen yang mengikuti pelatihan metodologi,
penyusunan proposal, dan perencanaan kegiatan PM
i. Jumlah proposal PM yang diseminarkan
j. Jumlah masyarakat yang dilayani
2. Pengusulan HAKI
a. Jumlah pengusulan HAKI
3. Dokumen inovasi dosen
a. Jumlah dokumen inovasi dosen
84
4. Draft jurnal
a. Jumlah draft jurnal
5. Artikel nasional dan internasional
a. Jumlah artikel nasional dan internasional
6. Seminar nasional dan internasional
a. Jumlah seminar nasional dan internasional
7. Jumlah dosen yang menerbitkan buku
a. Jumlah dosen yang menerbitkan buku
8. Jumlah buku yang diterbitkan oleh lembaga penerbit
a. Jumlah buku yang diterbitkan oleh lembaga penerbit
9. Jumlah draft buku
a. Jumlah draft buku
10. Jumlah draft proposal penelitian
a. Jumlah draft proposal penelitian
11. Jumlah draft proposal pengabdian masyarakat
a. Jumlah draft proposal pengabdian masyarakat
12. Jumlah kerja sama pengabdian masyarakat
a. Jumlah kerja sama pengabdian masyarakat
85
13. Jumlah mahasiswa peserta KKN Kebangsaan
a. Jumlah mahasiswa peserta KKN Kebangsaan
14. Jumlah riset kolaboratif
a. Jumlah riset kolaboratif
15. Jumlah konferensi internasional kolaboratif
a. Jumlah konferensi internasional kolaboratif
5.3.4 Peningkatan Sarana, Prasarana dan Penataan
Lingkungan menuju Kampus Modern
Tabel 5.4
Peningkatan Sarana, Prasarana dan Penataan Lingkungan
menuju Kampus Modern
NO
INDIKATOR KINERJA UTAMA KONDISI
AWAL (2014)
TAHUN Ket
2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentase Standar Fasilitas Pendukung Pembelajaran dengan standar yang ditetapkan oleh Dikti
50% 55% 60% 60% 70% 80% Rasio
2 Rasio Jumlah mahasiswa pada ruang kelas pembelajaran
1:35 1:35 1 : 30 1 : 30 1 : 29 1 : 28 Rasio
Pencapaian target program peningkatan sarana, prasarana
dan penataan lingkungan menuju kampus modern dapat
dicapai melalui :
1. Dokumen monitoring akademik pada setiap program studi
a. Tersedianya perangkat rencana studi
86
b. Kemudahan pelaksanaan berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi
2. Koleksi digital pada perpustakaan
a. Luas ruang perpustakaan
b. Ketersediaan sarana di ruang perpustakaan
c. Jenis buku dan jurnal untuk setiap Prodi
d. Jumlah buku dan jurnal
e. Ketersediaan buku teks yang dirujuk mata kuliah
f. Kemutakhiran buku dan jurnal
g. Ketersediaan perpustakaan elektronik
h. Lamanya jam layanan perpustakaan
i. Jangka waktu peminjaman di perpustakaan
j. Akses terhadap perpustakaan elektronik
k. Rasio luas ruang baca per mahasiswa di perpustakaan
3. Katalog perpustakaan berbasis web
a. Luas ruang perpustakaan
b. Ketersediaan sarana di ruang perpustakaan
c. Jenis buku dan jurnal untuk setiap Prodi
d. Jumlah buku dan jurnal
e. Ketersediaan buku teks yang dirujuk mata kuliah
f. Kemutakhiran buku dan jurnal
g. Ketersediaan perpustakaan elektronik
h. Lamanya jam layanan perpustakaan
i. Jangka waktu peminjaman di perpustakaan
j. Akses terhadap perpustakaan elektronik
87
k. Rasio luas ruang baca per mahasiswa di perpustakaan
4. Terlaksananya sosialisasi pemanfaatan perpustakaan
a. Luas ruang perpustakaan
5. Sistem informasi yang memadai pada setiap fakultas dan
unit kerja
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum
di laboratorium/ bengkel/ studio
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum
di laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
6. Jumlah unit kerja dengan fasilitas TIK yang memadai
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
88
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum
di laboratorium/ bengkel/ studio
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum
di laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
7. Jumlah bandwith
a. Rasio luas ruangan laboratorium/ bengkel/ studio per
mahasiswa
b. Kecukupan sarana untuk setiap ruangan laboratorium/
bengkel/ studio
c. Kecukupan alat untuk setiap mata kuliah praktikum di
laboratorium/ bengkel/ studio
d. Kecukupan bahan untuk setiap mata kuliah praktikum
di laboratorium/ bengkel/ studio
89
e. Ketersediaan prosedur penggunaan sarana praktikum
di laboratorium/ bengkel/ studio
f. Lamanya jam layanan di laboratorium/ bengkel/ studio
g. Ketersediaan jaringan (bandwidth)
h. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
i. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
j. Ketersediaan database penyediaan TIK
8. SOP pada tingkat universitas, fakultas, dan program studi
a. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
b. Tersedianya SOP untuk setiap layanan
9. Gedung pendidikan dan perkantoran
a. Tersedianya pedoman penyusunan kebutuhan sarana
dan prasana
b. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan rencana
kebutuhan sarana dan prasarana
c. Kesesuaian rencana kebutuhan sarana dan prasarana
dengan kebutuhan
d. Tersedianya pedoman administrasi perlengkapan
e. Ketepatan dan kecepatan pengadaan sarana dan
prasarana
f. Kesesuain proses pengadaan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
90
g. Kesesuaian pengadaan sarana dan prasarana dengan
rencana kebutuhan
h. Kesesuaian penyimpanan sarana dan prasarana
i. Ketepatan dan kecepatan pendistribusian sarana dan
prasarana
j. Ketepatan dan kecepatan pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana
k. Terlaksananya monitoring pendayagunaan aset
l. Terlaksananya inventarisasi aset
m. Tersedianya data dan informasi perlengkapan
n. Tersedianya laporan pengelolaan perlengkapan
10. Tersedianya peralatan yang mendukung pendidikan dan
perkantoran
a. Tersedianya pedoman penyusunan kebutuhan sarana
dan prasana
b. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan rencana
kebutuhan sarana dan prasarana
c. Kesesuaian rencana kebutuhan sarana dan prasarana
dengan kebutuhan
d. Tersedianya pedoman administrasi perlengkapan
e. Ketepatan dan kecepatan pengadaan sarana dan
prasarana
f. Kesesuain proses pengadaan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
91
g. Kesesuaian pengadaan sarana dan prasarana dengan
rencana kebutuhan
h. Kesesuaian penyimpanan sarana dan prasarana
i. Ketepatan dan kecepatan pendistribusian sarana dan
prasarana
j. Ketepatan dan kecepatan pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana
k. Terlaksananya monitoring pendayagunaan aset
l. Terlaksananya inventarisasi aset
m. Tersedianya data dan informasi perlengkapan
n. Tersedianya laporan pengelolaan perlengkapan
11. Terpeliharanya gedung pendidikan dan perkantoran
a. Tersedianya pedoman penyusunan kebutuhan sarana
dan prasana
b. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan rencana
kebutuhan sarana dan prasarana
c. Kesesuaian rencana kebutuhan sarana dan prasarana
dengan kebutuhan
d. Tersedianya pedoman administrasi perlengkapan
e. Ketepatan dan kecepatan pengadaan sarana dan
prasarana
f. Kesesuain proses pengadaan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
g. Kesesuaian pengadaan sarana dan prasarana dengan
rencana kebutuhan
92
h. Kesesuaian penyimpanan sarana dan prasarana
i. Ketepatan dan kecepatan pendistribusian sarana dan
prasarana
j. Ketepatan dan kecepatan pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana
k. Terlaksananya monitoring pendayagunaan aset
l. Terlaksananya inventarisasi aset
m. Tersedianya data dan informasi perlengkapan
n. Tersedianya laporan pengelolaan perlengkapan
12. Terpeliharanya peralatan pendidikan dan perkantoran
a. Tersedianya pedoman penyusunan kebutuhan sarana
dan prasana
b. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan rencana
kebutuhan sarana dan prasarana
c. Kesesuaian rencana kebutuhan sarana dan prasarana
dengan kebutuhan
d. Tersedianya pedoman administrasi perlengkapan
e. Ketepatan dan kecepatan pengadaan sarana dan
prasarana
f. Kesesuain proses pengadaan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
g. Kesesuaian pengadaan sarana dan prasarana dengan
rencana kebutuhan
h. Kesesuaian penyimpanan sarana dan prasarana
93
i. Ketepatan dan kecepatan pendistribusian sarana dan
prasarana
j. Ketepatan dan kecepatan pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana
k. Terlaksananya monitoring pendayagunaan aset
l. Terlaksananya inventarisasi aset
m. Tersedianya data dan informasi perlengkapan
n. Tersedianya laporan pengelolaan perlengkapan
5.3.5 Pengembangan Karakter Mahasiswa dan Hubungan
Alumni
Table 5.5
Pengembangan Karakter Mahasiswa dan Hubungan Alumni
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA KONDISI
AWAL (2014)
TAHUN Ket
2015 2016 2017 2018 2019
1 Jumlah Mahasiswa yang berwirausaha
30 35 37 40 41 43 Nominal
2 Persentase lulusan bersertifikat kompetensi dan profesi
7% 8% 10% 12% 15% 20% Rasio
3 Persentase Program Studi terakreditasi unggul
60% 70% 80% 90% 90% 90% Rasio
4 Persentase lulusan Perguruan Tinggi yang langsung bekerja
40% 45% 50% 55% 60% 65% Rasio
5 Jumlah Mahasiswa berprestasi 5 8 10 10 15 20 Nominal
6 Persentase lulusan tepat waktu 40% 65% 50% 55% 60% 65% Rasio
7 Rata-rata lama studi lulusan (Tahun) 4,5 4,3 4,3 4,2 4,2 4,2 Nominal
8 Rata-rata IPK lulusan 3,2 3,3 3,5 3,6 3,6 3,6 Nominal
94
Pencapaian target program pengembangan karakter
mahasiswa dan hubungan alumni dapat dicapai melalui :
1. Jumlah program studi dengan kelas internasional
a. Tersedianya bahan ajar
b. Tersedianya data daya tampung
c. Tersedianya pedoman akademik
d. Tersedianya perangkat rencana studi
e. Tersedianya sarana perkuliahan yang memadai
f. Kesesuaian kualifikasi tenaga dengan tugas dan fungsi
2. Jumlah program studi yang melakukan sosialisasi ke
kabupaten/ kota
a. Ketersediaan informasi program PKL/PPL
b. Adanya rencana terstruktur pelaksanaan PKL/PPL
3. Jumlah program studi yang dibuka
a. Jalur penerimaan per strata Sarjana
b. Jalur penerimaan per strata Magister /Doktor
c. Akses bagi calon mahasiswa berprestasi dari
masyarakat yang tidak mampu
d. Kesempatan bagi calon mahasiswa asing
e. Daya Tampung mahasiswa baru
f. Penyebaran informasi penerimaan mahasiswa
g. Proses penerimaan pendaftaran
h. Proses seleksi penerimaan mahasiswa
95
i. Pengumuman hasil seleksi penerimaan mahasiswa
j. Ketersediaan informasi registrasi mahasiswa
k. Kemudahan pelaksanaan berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi
l. Persentase Mahasiswa Baru yang daftar ulang
terhadap Mahasiswa yang diterima
4. Dokumen perencanaan akademik pada setiap program
studi
a. Tersedianya perangkat rencana studi
b. Kemudahan pelaksanaan berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi
5. Dokumen layanan penasihat akademik
a. Persentase kehadiran minimal mahasiswa
b. Persentase kehadiran minimal dosen
c. Persentase kehadiran minimal dosen dan mahasiswa
6. Kegiatan sosialisasi e-learning bagi mahasiswa
a. Ketersediaan jaringan (bandwidth )
b. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
c. Ketersediaan prosedur penyediaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
d. Ketersediaan database penyediaan TIK
96
7. Jumlah mahasiswa yang dilibatkan dalam acara jaringan
wirausaha alumni dan mahasiswa
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
8. Terlaksananya kegiatan pekan pengembangan karakter
mahasiswa
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
b. Tersedianyan panduan monitoring pelaksanaan
kegiatan kemahasiswaan
c. Tersedianyan saluran komunikasi kegiatan
kemahasiswaan
d. Adanya tindak lanjut hasil monitoring pelaksanaan
kegiatan kemahasiswaan
e. Tersedianya sistem dan instrumen evaluasi kegiatan
kemahasiswaan
f. Adanya sistem reward dan punishment terhadap
mahasiswa yg berprestasi melalui kegiatan
kemahasiswaan
g. Tersedianya layanan kegiatan mahasiswa berbasis TIK
sebagai feed back dan kepuasan atas layanan kepada
mahasiswa
h. Rasio penerima beasiswa dengan jumlah mahasiswa
97
9. Jumlah lembaga kemahasiswaan yang berprestasi tingkat
nasional dan internasional
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
b. Tersedianyan panduan monitoring pelaksanaan
kegiatan kemahasiswaan
c. Tersedianyan saluran komunikasi kegiatan
kemahasiswaan
d. Adanya tindak lanjut hasil monitoring pelaksanaan
kegiatan kemahasiswaan
e. Tersedianya sistem dan instrumen evaluasi kegiatan
kemahasiswaan
f. Adanya sistem reward dan punishment terhadap
mahasiswa yg berprestasi melalui kegiatan
kemahasiswaan
g. Tersedianya layanan kegiatan mahasiswa berbasis TIK
sebagai feed back dan kepuasan atas layanan kepada
mahasiswa
h. Rasio penerima beasiswa dengan jumlah mahasiswa
10. Terlaksananya English Camp pada setiap fakultas
a. Jumlah kegiatan English Camp pada setiap fakultas
11. Jumlah unit usaha mahasiswa
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
98
12. Jumlah program studi yang melaksanakan kegiatan
kewirausahaan
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
13. Borang akreditasi program studi
a. Tersusunnya borang akreditasi program studi
14. Kompetisi nasional dan internasional yang diikuti
a. Jumlah kompetisi nasional dan internasional yang
diikuti
15. Kewirausahaan mahasiswa melalui Corporate Social
Responsibility (CSR)
a. Jumlah mahasiswa yang mengikuti pelatihan
kewirausahaan
99
5.3.6 Pengembangan Tatakelola Keuangan dan
Kesejahteraan Dosen, Tenaga Kependidikan, dan
Mahasiswa
Tabel 5.6
Pengembangan Tatakelola Keuangan dan Kesejahteraan
Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA KONDISI
AWAL (2014)
TAHUN
Ket
2015 2016 2017 2018 2019
1 Persentase mahasiswa penerima beasiswa
20% 21% 22% 25% 26% 30% Rasio
2 Persentase dosen berkualifikasi S3 30% 33% 35% 38% 42% 45% Rasio
3 Persentase dosen bersertifikat pendidik
80% 85% 90% 86% 97% 100% Rasio
4 Hasil penilaian akuntabilitas kinerja Institusi
D C B B B B Nominal
Pencapaian target program pengembangan tatakelola
keuangan dan kesejahteraan dosen, tenaga kependidikan,
dan mahasiswadapat dicapai melalui:
1. Terselenggaranya laporan keuangan tepat waktu.
a. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
b. Tersedianya sarana layanan administrasi keuangan
yang memadai
c. Kesesuaian kualifikasi tenaga administrasi keuangan
dengan tugas dan fungsi
d. Jumlah pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
100
e. Jenis pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
f. Tersedianya pedoman penyusunan anggaran
g. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan
anggaran
h. Tersedianya pedoman pelaksanaan program dan
anggaran
i. Ketepatan dan kecepatan waktu pencairan anggaran
j. Kesesuaian usul realisasi dengan rencana
k. Ketepatan dan kecepatan waktu revisi program dan
anggaran
l. Kesesuaian usul revisi program dan anggaran
m. Ketepatan dan kecepatan waktu pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran
n. Terlaksananya monitoring pelaksanaan anggaran
o. Keterbukaan informasi program, anggaran dan realisasi
p. Tersedianya sistem pelaporan keuangan
q. Tersusunnya laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
secara tepat waktu.
r. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
2. Laporan keuangan bulanan
a. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
b. Tersedianya sarana layanan administrasi keuangan
yang memadai
101
c. Kesesuaian kualifikasi tenaga administrasi keuangan
dengan tugas dan fungsi
d. Jumlah pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
e. Jenis pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
f. Tersedianya pedoman penyusunan anggaran
g. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan
anggaran
h. Tersedianya pedoman pelaksanaan program dan
anggaran
i. Ketepatan dan kecepatan waktu pencairan anggaran
j. Kesesuaian usul realisasi dengan rencana
k. Ketepatan dan kecepatan waktu revisi program dan
anggaran
l. Kesesuaian usul revisi program dan anggaran
m. Ketepatan dan kecepatan waktu pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran
n. Terlaksananya monitoring pelaksanaan anggaran
o. Keterbukaan informasi program, anggaran dan realisasi
p. Tersedianya sistem pelaporan keuangan
q. Tersusunnya laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
secara tepat waktu.
r. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
102
3. Tindak lanjut penerapan pengelolaan keuangan dengan
BLU
a. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
b. Tersedianya sarana layanan administrasi keuangan
yang memadai
c. Kesesuaian kualifikasi tenaga administrasi keuangan
dengan tugas dan fungsi
d. Jumlah pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
e. Jenis pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
f. Tersedianya pedoman penyusunan anggaran
g. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan
anggaran
h. Tersedianya pedoman pelaksanaan program dan
anggaran
i. Ketepatan dan kecepatan waktu pencairan anggaran
j. Kesesuaian usul realisasi dengan rencana
k. Ketepatan dan kecepatan waktu revisi program dan
anggaran
l. Kesesuaian usul revisi program dan anggaran
m. Ketepatan dan kecepatan waktu pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran
n. Terlaksananya monitoring pelaksanaan anggaran
o. Keterbukaan informasi program, anggaran dan realisasi
p. Tersedianya sistem pelaporan keuangan
103
q. Tersusunnya laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
secara tepat waktu.
r. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
4. Sistem akuntansi pemerintahan
a. Ketersediaan Sistem Informasi Manajemen, Keuangan
dan Pembelajaran
b. Tersedianya sarana layanan administrasi keuangan
yang memadai
c. Kesesuaian kualifikasi tenaga administrasi keuangan
dengan tugas dan fungsi
d. Jumlah pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
e. Jenis pelatihan bagi tenaga administrasi keuangan
f. Tersedianya pedoman penyusunan anggaran
g. Ketepatan dan kecepatan waktu penyusunan
anggaran
h. Tersedianya pedoman pelaksanaan program dan
anggaran
i. Ketepatan dan kecepatan waktu pencairan anggaran
j. Kesesuaian usul realisasi dengan rencana
k. Ketepatan dan kecepatan waktu revisi program dan
anggaran
l. Kesesuaian usul revisi program dan anggaran
m. Ketepatan dan kecepatan waktu pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran
104
n. Terlaksananya monitoring pelaksanaan anggaran
o. Keterbukaan informasi program, anggaran dan realisasi
p. Tersedianya sistem pelaporan keuangan
q. Tersusunnya laporan realisasi anggaran, neraca,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan
secara tepat waktu.
r. Tersusunnya LAKIP tepat waktu
5. Dokumen sistem akuntansi
a. Tersusunnya dokumen akuntansi
6. Jumlah mahasiswa yang ikut serta menilai kinerja lembaga
a. Rasio mahasiswa yang terlibat penelitian dosen
dibandingkan total mahasiswa
5.3.7 Perluasan Jejaring, Kemitraan, dan Komunikasi antar
Lembaga
Table 5.7
Perluasan Jejaring, Kemitraan, dan Komunikasi antar Lembaga
NO INDIKATOR KINERJA UTAMA KONDISI
AWAL (2014)
TAHUN Ket
2015 2016 2017 2018 2019
1
Jumlah mahasiswa asing yang
bersertifikat program BIPA (Bahasa
Asing bagi Penutur Asing)
15 20 20 30 30 30 Nominal
Pencapaian target program Perluasan Jejaring, Kemitraan,
dan Komunikasi antar Lembaga dapat dicapai melalui
105
1. Jumlah mahasiswa sebagai peserta pertukaran
mahasiswa
a. Jumlah mahasiswa sebagai peserta pertukaran
mahasiswa
2. Jumlah kegiatan bimbingan teknis oleh lembaga.
a. Jumlah kegiatan bimbingan teknis oleh lembaga