USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"
-
Upload
aisyah-hading -
Category
Documents
-
view
221 -
download
5
description
Transcript of USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"
BSDN
JURNAL BUSANA DAN DESAIN
ISSN 0216-1788
Volume 6, Nomor 1, Maret 2011, him. 1-75
Terbit dua kali setahun pada bulan Maret dan September. Berisi tulisan yang
diangkat dari hasil penelitian dibidang busana dan desain. ISSN 0216-1788
Ketua Penyunting Marniati
Wakil Ketua Penyunting Anneke Endang Karyaningrum
Penyunting Pelaksana IndartI Luttiyah Hidayati
Pelaksana Tata Usaha Siti Mazizatus
Pembantu Pelaksana Tata Usaha Sutanto
Sekretariat Jurnal Busana dan Desain: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Kampus UNESA
Ketintang 60231 Telepon (031) 8274400, email: [email protected].
Jurnal Busana dan Desain diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya dan Ikatan Penata Busana
Indonesia (IPBI) Kartini.
Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalani
media lain. Naskah diketik di atas kertas HVS A4 spas] tunggal sepanjang 15-20
halaman, dengan format schcrti tercantum pada halaman belakang (Petunjuk Bagi
Calan Penulis Jurnal l3usana dan Desain). Naskah yang masuk dievaluasi dan
disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.
Dieetak di Percetakan UNESA Press. Is] diluar tanggung jawab Percetakan.
USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"
Suraidah Hading.
St. Aisyah H.
Sri Rejelci
Universitas Negeri Makasar, JI. AP Pettarani
Abstract: The Business of `Bunga Wellu P3P UNM" Sanggar Busana. The aim of
this study is to describe the activities of Business at "Buwiga Wellu P3P UNM"
Sanggar Busana. Data collected by interview, observation and documentation.
Results of the research points out: 1) kinds of business are a) dressmaker and
convection, b) sewing and design courses, and c) printing; 2) Efforts to increase
the quality of prints made by conventional and innovative. 3) constraints is not
only the lack of computerized facilities, but also the limited capability of the
workforce. In general, screen printing handled by men, but in this effort to be
addressed by women, and lack of facilities at Sanggar Busana.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan usaha di Sanggar
Busana Bunga Wellu P3P UNM. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pertama, gambaran usaha sanggar busana Bunga Wellu (1) modiste dan produk
konveksi; (2) kursus menjahit dan desain; (3) penyablonan; kedua. Upaya
peningkatan kualitas mutu sablon dapat dilakukan baik secara konvensional
maupun inovatif dengan memperhatikan dan menguasai pembuatan sablon itu
sendiri dan mampu memunculkan dalam bentuk nyata karena pekerjaan menya-
blon merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga atau kekuatan laki-laki
seperti mencuci screen sehingga menjadi kendala apalagi jika hal itu dilakukan
oleh perempuan. Ketiga, kendala bukan hanya pada kurangnya fasilitas atau
sarana computer tetapi juga kendala image bahwa pekerjaan sablon itu inasih
dominan sebagai pekerjaan laki-laki. Selain itu juga kendala yang terkait dengan
saran dan prasarana yang masih terbatas pada sanggar busana bunga wellu ini.
Kata kunci: Penyablonan, modiste, produk konveksi, kursus desain
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah
membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Selain manfaat
bagi kehidupan manusia disuatu sisi perubahan tersebut telah membawa manusia
ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Hal ini perlu disikapi seti
ap komponen bangsa Indonesia agar bisa bersaing di era globalisasi tersebut. Kua-
litas sumber daya manusia yang merupakan para pelaku para pelaku wirausaha
dituntut untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam menciptakan usaha, ke-
mudian bisa diterima dimasyarakat dan bernilai ekonomis sehingga dapat mem-
berikan peluang lapangan kerja agar pengangguran semakin berkurang.
Salah satu jenis usaha yang memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas
dan memiliki keterampilan serta keuletan dalam menciptakan sebuah karya yang
memuaskan bagi konsumen adalah jenis usaha di bidang sablon. Untuk
mewujudkan peningkatan mutu suatu usaha yang bergerak dibidang sablon
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas hal ini dapat terealisasi dengan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan wirausaha.
Seiring dengan perkembangan jenis usaha dalam bidang sablon semakin
bertambah dan marak di Makassar, seorang wirausaha harus memperhatikan ke-
puasan konsumen dan menjaga kualitas produknya. Demikian pula dengan pela-
yanan dan servis yang diberikan oleh wirausaha sablon akhirnya akan dapat me-
ningkatkan kuantitas produknya.
Menurut Alma (2000) seorang Wirausaha adalah pelaku dari kewirausahaan, yaitu
orang yang memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu menggali dan
menemukan peluang serta mewujudkan menjadi usaha yang menghasilkan ni
la/laba. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang
menghasilkan disebut prosess kewirausahaan. Dalam kegiatan mewujudkan
peluang tersebut seorang wirausaha: 1) Memiliki komitmen dan deternimasi dan
ketekunan 2) Mengarah kepada pencapaian dan pertumbuhan 3) Berorientasi
kepada sasaran dan peluang 4) Mengambil inisiatif dan pertanggung jawaban
personal 5) Tidak kenal menyerah dalam memecahkan masalah 6) Realistis dan
memiliki gaya humor 7) Memanfaatkan dan selalu mencari umpan balik 8) Dapat
mengendalikan permasalahan-permasalahan di dalam perusahaan 9) Mampu
mengelola dan menghitung risiko 10) Tidak berorientasi kepada status 11) Me-
miliki integritas dan dapat dipercaya,
Sifat-sifat yang bukan wirausaha antara lain: kurang komitmen, kurang do rongan
untuk pencapaian, menghindari pertanggung jawaban pribadi, tidak berorintasi
kepada pernecahan masalah, tidak realistis dan terlalu serius, menghindari umpan
balik, didorong atas desakan orang lain, tidak dapat mengelola risiko,
mendambakan status dan kekuasaan, tidak memiliki integritas dan tidak dapat
dipercaya
Ciri tersebut sering juga disebut ci ri-ciri pembawaan. Sekarang pada umum nya
berpendapat bahwa ciri-ciri tersebut dapat diajarkan. Kegunaan pemaawman ciri-
ciri tersebut untuk mengetahui sejauhmana kadar kewirausahaan telah dimi-
likinya. Karena kewirausahaan diinterpretasikan sebagai proses, ditinjau dari segi
praktis sifat-sifat tersebut untuk diiinternalisasikan sehingga seseorang memiliki
jiwa kewirausahaan yang tangguh.
Sedangkan menurut Slot dan Minnaar (1996). Seorang wirausaha harus memiliki
strategi. Ada beberapa keputusan strategic yang diperlukan dalam kondisi
pertumbuhan, yaitu: a) Perubahan produk barang dan jasa. Hal ini menyang kut
pertanyaan: Produk dan jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? Bagai-
mana perubahan kebutuhan mereka apakah dapat ditentukan? b) Strategi yang
menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pa sar, divesifikasi produk dan jasa, integra-
si regional, atau ekspansi usaha. Ini menyangkut pertanyaan: Bagaimana pasar
dapat dicapai? Bagaimana posisi strategis perusahaan harus diperbaiki? Peluang
mana yang akan diambil? c) Kemampuan untuk memperoleh modal investasi da
lam rangka penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian
peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Hal ini
menyangkut pertanyaan:berapa mo-dal yang diperlukan untuk investasi tersebut
dan darimana sumbernya? d) Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki
keterampilan yang unik untuk meng-
implementasikan strategi. Pertanyaannya adalah bagaimana sumber daya manusia
itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses di pasar? e) Analisis pesaing
baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan strategi bersaing.
Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya, dan komitmen yang
dimiliki pesaing dimasa lalu. Apakah pesaing akan merespons strategi yang kita
terapkan? Kemampuan dan perencanaan apa yang diperlukan untuk respons
mereka? f) Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan
untuk memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan
dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan selalu
mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya? g) Penentuan
harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Apakah ke-
putusan penentuan harga dibandingkan
dengan strategi lain? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk se-tiap pasar
sudah dipahami? h) Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apa kah ada
aksi strategis untuk merespons kebutuhan masyarakat? i) Pengaruh perturnbuhan
perusahaan yang cepat terhadap aliran kas. Apakah pertumbuhan perusahaan
menimbulkan kekurangan likui di atas perusahaan?
Basu dan Irawan (1980) menyatakan bahwa bagi seorang Wirausaha wajib
mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan
menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik
yang tidak tertandingi oleh pesaing lain. Cara menciptakan pelayanan dan
kepuasan pelanggan dapat dilakukan sebagai berikut: dengarkan dan perhatikan
pelanggan, tetapkan pelayanan yang terba-ik, tetapkan ukuran dan kinerja standar,
berikan perlindungan hak-hak karyawan, latih karyawan cara memberikan
pelayanan yang istimewa, gunakan teknologi yang mem
berikan pelayanan terbaik, berikan hadiah bagi pelayanan terbaik.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengernukakan bahwa peningkatan
mutu sablon sangat dibutuhkan untuk memuaskan konsumen sehingga kelancaran
suatu usaha dapat tercapai dengan baik, hal inilah yang melatar belakangi
penelitian ini. Rumusan Masalah adalah: pertama, Bagaimana gambaran
penyablonan busana tekstil di P3P UNM. Kedua, upaya apa yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu sablon bahan tekstil di P3P UNM? Ketiga, kendala apa yang
dihadapi dalam meningkatkan mutu sablon? Adapun manfaat penelitian yang
diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, untuk mengetahui
sejauh mana gambaran penyablonan bahan-bahan tekstil di P3P UNM, kedua,
sebagai bahan masukan atau informasi mengenai upaya apa yang harus dilakukan
untuk meningkatkan mutu sablon kain tekstil. Ketiga, diharapkan kendala yang
dihadapi dalam meningkatkan mutu sablon dapat teratasi.
MIETODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang berupaya me-
nggambarkan peningkatan mutu sablon kain tekstil di Makassar. Penelitian ini di
laksanakan di P3P UNM. Variabel dan Indikator. disesuaikan dengan rumusan
masalah adalah pertama, gambaran penyablonan bahan tekstil di kota Makasar;
kedua, upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan mutu sablon tekstil; ketiga,
kendala apa yang dihadapi dalam meningkatkan mutu sablon.
Teknik dan Prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan
data adalah sebagai berikut: pertama, tekn.ik wawancara atau interview; kedua,
teknik wawancara atau interview adalah merupakan pertanyaan yang disampaikan
secara lisan, koresponden me
mberikan informasi yang ditanyakan pewawancara, maka dilakukan berdasarkan
pedoman wawancara secara instruktur. Ketiga, teknik Observasi digunakan de-
ngan tujuan mendapatkan gambaran menyeluruh tentang permasalahan yang di-
teliti, data yang tidak terungkap secara terbuka dalam wawancara, karena berbagai
sebab dapat diungkapkan dengan observasi misalnya melihat secara langsung
basil sablon pada'kain tekstil. Keempat, teknik Dokumentasi berkaitan dengan li-
terature yang digunakan berupa buku pelajaran dan laporan penelitian. Studi lite-
rature merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan informasi yang penting
dalain penelitian kualitatif, khususnya yang berkaitan dengan konsep-konsep teori
yang diperlukan untuk menunjang analisis data dan penelitian.
Subjek penelitian disebut informasi adalah sebagai individu yang memenuhi
kategori yang telah ditentukan yaitu seluruh karyawan yang bekerja di P3P UNM.
Subjek penelitian yang memberikan informasi atau data yang dibutuhkan
sehubunga dengan masalah penelitan "Pe nyablonan Peningkatan Mutu Teknik
Pe-nyablonan pada Kain Tekstil" maka ya-ng menjadi subjek dalam penelitian ini
adalah semua karyawan yang bekerja di P3P UNM. Secara purposive ( bertujuan)
untuk melihat teknik penyablonan pads kain tekstil. Dengan demikian sampel
pengertian metode survey atau statistik tidak dipakai disini. Oleh karena penelitian
ini berpijak pada "Paradigma Kualitatif ' jadi tidak mengenal sampel, dengan kata
lain penelitian ini tidak berorientasi pada jumlah subjek, tetapi berdasarkan data
totalitas informasi yang digali secara mendalam dan utuh mclalui basil wawancara
mendalam.
Teknik nalisis data menurut Moleong (1983) merupakan proses mengatur urutan
data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
Analisis data itu dilakukan secara
cermat dan mendalam agar dapat menguraikan fakta dari basil penelitian.
HASIL DAN PI MBAHASAN
Gambaran Pcnyablonan busana Tekstil di P3P UNI\'1
Penyablonan yang dilakuakan di Sanggar Bunga Wellu P3P baru mulai dirintis
pada bulan Januari 2007. usaha penyablonan diadakan karena penjahitan "rompi
KKN UNM" memerlukan logo dan tulisan dibagian saku dan topi, sehingga
penjahitan kadang terhambat karena sablon belum selesai. Oleh karena itu, usaha
sablon dilakukan disanggar ini. Srikandi sebagai kepala pengelola Busana di
Sanggar Bunga Wellu P3P ini juga melakukan usaha sablon, karena terinspirasi
dari pelatihan yang telah dilakukan oleh Jurusan PKK yang disponsori SP4 UNM.
Dengan pengalaman dari pelatihan itu, maka sablon logo dan tulisan ro
mpi KKN UNM yang diupesan sebanyak 400 lembar itu dicetak. Bahan kainnya
adalah tekstil Drill Americana.
Usaha Sablon ini dibantu oleh Abdi namun dia memiliki keterampilan menyablon.
Abdi dibantu oleh seorang temannya namanya Ibrahim. Abdi dengan Ibrahim
mengatur desain Lay Out pada screen. Untuk mencetak gambar pada ba-han
tekstil lebih banyak dilakukan oleh Ibrahim. Mencetak gambar logo dalam jumlah
banyak, misalnya setiap 10 logo screemiya harus selalu dibersihkan. Gam bar
dengan warna yang ditumpuk harus dikerjakan dengan teliti, misalnya logo yang
menggunakan empat warna: Perta-ma, warna dasar putih, dicetak semua, kedua,
warna tulisan warna biru, dicetak satu persatu sampai selesai semua warna biru
dan ditunggu sampai agak kering. Ketiga, menyusul warna kuning yang di-
tumpuk diatas warna putih, terakhir; ke-empat warna hitam sebagai bayangan ya-
ng merupakan garis-garis (logo TK Da-rul
Ichsan). Berbeda dengan logo KKN UNM yaitu menggunakan dua warna.
Bahan-bahan yang disablon adalah saku-saku rompi dan topi KKN, selain itu
kami juga menyablon bahan yang sudah jadi karena ada pemesanan dan desainnya
biasanya tergantung pemesan dan yang buat dari sanggar bunga wellu/P3P.
kadang juga disanggar ini menyablon taplak meja, celemek dan desainnya dibuat
kan dari sanggar bunga wellu atau P3P. Bahan taplak meja ini adalah kain tetoron,
sedangkan bahan celemek kain oxford motif flora, ada juga celemek dari bahan
belacu dengan motif "koki" .
Proses pembuatan tas sablon dari kain belacu, menggunakan dua warna, ya itu
merah jambu untuk bunganya. sedangkan daun warna hijau. Penyablonan hanya
satu susun warna, tidak menumpuk warna. Cara kerjanya ialah : pertama
campuran warna menggunakan rabber ne tral 76 dicampur dengan warna pink ke-
mudian dilengketkan pada kain belacu. Sebelum warna dilengketkan pada kain,
maka kain itu sendiri dilengketkan pada tripleks yang sudah diberi lem meja, ke
mudian kain diratakan untuk memudahkan ketika meletakkan screen atau cetakan
motif. Kedua campuran warna/rabber netral 76 dicampur dengan warna hijau
kemudian dilengketkan. Pembuatan tas ini hanya 1 kali proses penyablonannya
kendala dalam pembuatan tas tidak ada (wawancara dengan Ibrahim, 11 Juni
2007) Proses penyablonan kain santun A simetris warna kuning emas. Campuran
warna/Rabber netral 76 coklat kuning tidak menggunakan warna dasar. Kendala
boleh dikat tidak ada karena bunganya kecil sehingga semua motif dapat dimuat
dalam satu talang screen.
Proses baju A simetris warna biru; Proses pengerjaannya; pertama,warna da sar:
Rabber white 200; Campuran warna rabber netral 76 biru 2x naik; cat yang
digunakan sama dengan yang lainnya adalah sangkyo blue FG; terakhir pasang
top coat (bahan pengkilat) kendala dalam pengerjaamiya tidak ada.
Warna biru: sangkyo blue FG kendalannya tidak ada. Proses baju A simetris
warna biru proses pengerjaanya; Dasar : Rabber white 200; campuran warna:
Rabber netral 76 biru 2x naik. Terakhir top coat; kendala dalam pengerjaamlya,
tidak ada.
Kaos hitam gambar sulawesi dan baju bodo lippa sabbe. Dasar pakai rabber white
200 2x sablon. Warna kuning Rubber netral 76 campuran warna kuning deef
yellow asli; baju bodohnnya merah, biru, hitam, coklat,muda semua warna
memakai rubber netral; terakhir
top coat (pengkilat). Proses pembuatan tas sablon dari kain belacu. Campuran
warna/rabber netral 76 dicampur dengan warna pink kemudian dilengketkan pada
kain belacu. Campuran warna/rabber netral 76 dicampur dengan warna hijau ke-
mudian dilengketkan. Pembuatan tas ini hanya 1 kali proses penyablonan; kendala
dalam pembuatan tas, tidak ada.
Proses pembuatan bantalan kursi dari kain parasut. Dasar putih (rubber white
200); campuran warna (Rubber netral), merah, hijau, hitam: Top coat (peng kilat)
kendala yang dihadapi dalarn proses pembuatannya, tidak ada. Proses pem butan
bantalan kursi , kain satin. Dasar: pakai rabber white 200; Campuran war-
na:Rabber netral 76 pink; Campuran war na: Rabber netral 76 dicampur, Clear top
coat terakhir (pengkilat); kendala dalam pengerjaanya tidak ada. Ukuran screen
(talang) kurang besar jadi menghambat proses pengeijaan bantalan kursi; kenapa
dikatakan menghambat? karena pekerjaannya rumit.
Kaos hitam gambar sulawesi dan baju bodo lippa sabbe. Warna dasar memakai
rabber white 200 2x sablon; warna kuning; Rubber netral 76 campur warna
kuning deef yellow asli; naik hitam; baju bodonya merah, biru, hitam coklat
muda. Semua warna memakai rubber netral; terakhir top coat (peng-
kilat). Cara member sihkan screen atau talang yaitu diberi air penghapus
(outoscrip powder) kemudian digosok sampai rata kemudian didiam-kan kirakira
5 sampai 10 menit kemudi-an dibilas dengan air selanjutnya dijemur
hingga kering. Cara penyinaran yang me makai lampu; membutuhkan waktu kira-
kira 5 sampai 10 menit. Cara penyinaran dengan menggunakan sinar matahari. Me
mbutuhkan waktu kira-kira 5 sampai 10 menit.
Usaha di Sanggar Busana Bunga WeHu P3P UNM
Usaha yang dilakukan sanggarP3P atau bunga wellu untuk meningkatkan mutu
sablon adalah : upaya peningkatan kwalitas mutu sablon pada kain, terus cat yang
digunakan pada baju harus juga diperhatikan dan dilihat mutunya dan kain yang
akan disablon juga harus bisa menyerap cat supaya dapat kelihatan lebih indah
dan bagus, sehingga pelanggan puas dengan hasil keija. Dari sanggar bunga wellu.
Untuk sementara pelanggan
secara individual belum ada, oleh karena pesanan sablon secara individual belum
ada pemesannya. Baru dilakukan promosi dan itu dilakukan dengan membuat sa-
blon baju-baju sendiri (staf sanggar bunga wellu). Selain baju dibuat juga mukena
yang praktis modelnnya berupa baju panjang, pakai resleting di depan, ini
promosikan pada parneran diesnatalis UNM, sanggar busana Bunga Wellu ber-
gabung dengan Lemlit UNM (lembaga penelitian). Mukena baju ini ternyata di-
minati akhirnya dibuat lagi produk kedua menggunakan satu piece kain asahi pu-
tih. Motifnya dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
Bagian depan baju mukena desain motif bunga aster Mukena baju dengan warna
putih dengan motif bunga yang berwarna biru yang berjejer dengan huruf Y
dengan lengan lonceng dan mempunyai kerutan di atas pergelangan ta
ngan dan kera Shanghai dengan memakai restleting (tutup tarik) pada bagian
depan agar terlihat lebih menarik. Mukena baju tampak dari belakang dan
mempunyai motif sama dengan yang didepan cuma bedanya yang dibelakang
hanya sampai punggung dan pada bagian le-ngan sama dengan yang didepan.
Mukena baju dengan warna putih dengan kombinasi war na hijau dan warna
merah sehingga kelihatan lebih mewah dengan motif bunga Y yang berjejer
dengan lengan lonceng dan mempunyai kerutan diatas pergolangan tangan dan
mempunyai motif yang sama dengan yang diatas dan memakai resleting (tutup
tarik) pada bagian depan agar terlihat lebih menarik. Mukena baju tampak dari
belakang motifnya sama. yang membedakan motifnya sampai hanya dipunggung
dan pada bagian lengan mempunyai kerutan.
Mukena baju dengan kain parasut dengan motif anggrek dengan model Y dengan
warna biru, model lengan ada kerutan diatas pergelangan tangan sehingga sangat
tampak menarik. Mukena tampak dari belakang dan mempunyai kembang sama
pada bagian depan dan belakang hanya sampai dipunggung dan lebih menarik.
Gambar 1: Produk Busana Hasil Sanggar Busana Bunga
Selain mukena baju dibuat pula mukena kerudung dan rok seperti di bawah ini.
Mukena/kerudung: yanf tampak dari depan dan belakang mukena dengan warna
yang berbeda. Mukena jilbab de-
ngan motif bunga anggrek dengan warna hijau dengan kombinasi warna merah sa-
ngat indah dilihat dan motifnya tidak terlalu banyak di bagian belakangnya juga
ada motif yang berjejer tapi tidak terlalu berdempet.Roknya juga mempunyai mo-
tif pada bagian bawah dan kembangnya pun tidak terlalu banyak. Mukena jilbab
dengan motif anggrek dan warnanya hanya 1 macam warna biru sehingga keliha-
tan agak sederhana. Roknya juga mempu nyai motif sama dengan jilbabnya tapi
ha nya bagian bawah saja ada kembangnya. Secara garis besar upaya yang
dilakukan adalah membuat variasi produk seperti in dividual yang berbeda dengan
yang ada dipasaran misalnya dengan membuat variasi desain motif dengan dasar
flora, fau na dan geometris. Desain motif diupayakan supaya kelihatan sederhana,
tetapi cu kup menarik. Produk itu sudah ditentu-kan oleh pernesan, seperti logo
KKN de-sain motif dan ukuran sudah
ditentukan. Srikandi (Juli 2007) menjelaskan bahwa "upaya yang dilakukan yang
lain untuk mengembangkan produk" ialah dengan membuat berbagai produk
misalnya macam blus dengan berbagai bahan tekstilnya seperti shifon, shantun,
rayon, sutera. Sedangkan bantal kursi berbagai motif dengan bahan satin dan
blacu. Selain itu juga upya membuat berbagai tas yang fungsional seperti tas
mukena dengan berbagai motif dan bahan tekstil seperti blacu, sutera, dan kain
parasut. Bahkan rencana untuk pengembangan berikutnya akan mambuat sablon
baju koko dengan bahan shantung, karena ini diperkirakan akan laku menjelang
bulan puasa, rancangan motifnya belum dilayout. Contoh-contoh yang telah
diproduk baik baju maupun bantal kursi dan tas dapat dilihat pada uraian berikut
ini. Blus biru dengan motif kain bunga dengan kembang bulat menggunakan
model simetris. Motif bunga langsung didesain di komputer dengan menggunakan
tuls dan drag untuk daunnya sedangkan untuk daun alang-alang
menggunakan fasilitas komputer. Gambar baju yang saya punya saya sesuaikan
dengan desain gambar sehingga ke lihatan lebih menarik dan indah di lihat. Blus
santun berwarna kuning emas, yang menggunakan motif bunga dengan potongan
A simetris jadi gambar bunganya
harus sesuai dengan model bajunya yang mempunyai potongan A simetris sehing-
ga bunganya dibuat menjalar supaya senada dengan model bajunya agar tampak
lebih mencolok dan lebih manis. Blus de ngan tetoron alur coklat karena model-
nya memakai kera shanghai dengan lengan suai maka saya ambil motif bunga
berjejer kebawah supaya lebih kelihatan berdiri bunganya dan kelihatn lebih me-
narik dan lebih resmi karena blus ini bagus dipakai ditempat yang resmi misalnya
acara pernikahan.
Blus dengan kain rayon silk motif bunga tunggal ini sangat sederhana dan motif
bunga yang dibuat sangat sederhana karena warna bajunya menggunakan warna
pink maka saya memberikan warna hitam pada bagian bunganya supava kelihatan
tidak mencolok dan sesuai blus inipun bisa dipakai kekantor. Blus denga warna
hijau dengan motif bintik-bintik dan mempunyai potongan pada bagian bawah
dada dan memakai lengan lonceng dan kera sanghai dengan memakai restleting
(tutup tarik) pada bagian depan agar terlihat lebih menarik. Blus dengan warna
hijau tampak dari belakang denga motif bintik dipunggung di bagian bawah
mempunyai motif pada bagian belakang sama dengan yang didepan sehingga
kelihatan lebih menarik.Celemek blacu yang mempunyai motif koki sangat unik
dan sederhana dan walaupun sederhana terkesan lucu dan sangat menarik dilihat
gambarnya karena warna ga mbar senada dengan warna pinggirannya. Celemek
blacu yang mempunyai motif koki sangat unik dan sederhana de ngan
menggunakan warna merah pada bagian pinggirannya sama dengan gambar yang
ada pada celemek.
Gambar 2: Produk PclengkapBusana dan Lenan Rumah Tangga Hasil Sanggar
Busana Bunga Wellu
Tas mukena dari kain belacu ini sangat bagus untuk dibawa bepergian karena
motif bunga alang-alang dengan wa ma yang sesuai sehingga nampak lebih hidup.
Tas mukena dari kain blacu ini sangat bagus untuk dibawa bepergian karena motif
bunga kembang pecah sangat menarik dengan warna biru dan terli hat lebih cerah.
Selanjutnya, tas mukena dari kain blacu ini sama, hanya warna yang membedakan
dan tidak ribet jika dibawa kemana-mana dengan kombinasi wama antara hijau
dengan merah. Tas mukena ini sama dengan yang diatas war nanya pun sama, tas
ini juga bisa di-isi dengan baju untuk bisa dibawa kemanamana. Tas mukena kain
asahi ini juga bagus dipakai untuk bepergian karena warna yang bagus serta
modelnnya yang santai dan ukurannya yang cukup besar sehingga dapat di isi
dengan pakaian yang akan dibawa. Tas mukena dari kain asahi ini motifnnya
sama cuma yang membedakan warna dasar dari tas itu sendi ri. Tas mukena yang
berwarna putih ini dengan motif yang sama yaitu motif ang grek yang membuat
tas tersebut kelihatan lebih cantik dilihat dan mudah untuk dibawa.
Bantal kursi yang menggunakan motif bunga anggrek sangat sederhana tapi
terkesan lebih mewah. Bantal kursi yang menggunakan bahan satin dengan motif
abstrak dengan warna putih sehingga kelihatan mewah. Bantal kursi ini sangat
bagus untuk disimpan diruang te
ngah karna warna yang dimiliki warna lembut. Bantal kursi dengan bahan satin
motif dan mempunyai warna dasar yang berbeda dengan motif yang sama terke-
san lebih mencolok warna merah kelihatan lebih terang sekali makanya dipadukan
dengan warna putih sehingga tidak terlalu menyala.Bantal kursi dengan warna
dasar biru dengan motif yang sama dengan warna dasar coklat tampak lebih manis
dengan dipadukan warna putih. Bantal kursi dengan warna dasar biru dipadukan
denga warna merah sehingga terkesan sederhana tapi kombinasi wara yang sangat
bagus.
Bantal kursi yang menggunakan, bahan satin motif symbol atom ini sangat
sederhana tapi warnanya lebih mencolok dan sangat sederhana. Bantal kursi yang
menggunakan, bahan satin dengan warna dasar hijau dengan motif siymbol atom
dengan warna pink dengan kombinasi warna hitam ini sangat sederhana tapi
warnanya lebih menjolok tapi sangat sederhana. Bantal kursi dengan warna dasar
kuning sangat mencolok warnannya dengan kombinasi warna pink campur hitam
sangat lebih mewah dilihat.
Baju kaos dengan warna dasar hitam lengan panjang disablon dengan war na putih
dengan gambar peta sulawesi selatan berwarna kuning dan hijau dan di permanis
oleh gambar busana adat dari sulawesi selatan yang diberi warna biru. Baju kaos
dengan warna dasar merah lengan pendek disablon dengan warna putih dengan
gambar peta sulawesi selatan berwama kuning dan hijau dan dipermanis oleh
gambar busana adat dari Sulawesi Selatan yang diberi warna biru. Baju kaos yang
dibuat ini adalah untuk mempromosikan Sulawesi Selatan. Pada pameran Dies
Natalis di Aula Amannagappa, Bapak Gubernur Sulsel sempat tertarik dengan
motif Sulsel dengan promosi baju bodo.
Berdasarkan pembahasan tentang upaya yang telah dilakukan dalam rangka
mengembangkan Sanggar Busana Bu-
nga Wellu, maka dapat disimpulkan bahwa tekstil sebagai bahan baku utama dari
produk busana, lenan rumah tangga, aksessori, dan juga untuk spanduk. Produk
sablon baju baju sudah banyak dibuat dan upaya peningkatan mutunya itu adalah
dengan pembuatan motif-motif yang menarik, ada yang dibuat dibuat sendiri ada
pula yang masih dipesan diluar, karena fasilitas komputer masih sangat terbatas,
seperti scanner dan printer belum ada, jadi motif diselesaikan di rumah Srikandi.
Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan niutu sablon
Penyablonan ini tadinya dibayangkan untuk dikerjakan oleh perempuan, namun
ternyata, pekerjaan sablon itu memerlukan tenaga laki-laki. Jadi sablon
merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga atau kekuatan seperti mencuci
screen berkali-kali, sehingga menjadi kendala untuk dilakukan oleh perem puan.
Oleh karena perempuan terbiasa hanya pada pekerjaan dalam proses
menjahit saja. Dengan demikian pada sanggar busana P3P ini semua pekerjaan
penyablonan semuanya dilakukan olch laki-laki, yaitu Abdi dan Ibrahim sebagai
pekerja harian di sanggar Bunga Wellu P3P. Ongkos kerja yang diberikan ter-
gantung dari jumlah pekerjaan produk yang dibuat, misalnya satu rangkaian sa-
blon dihitung berapa warna dan jumlah motif. Perhitungan ongkos satu sablon
tergantung dari junnlah warna, misalnya satu warna dihitung seribu, jadi 2 warna
berarti dua ribu rupiah (Rp. 2.000,-).
Selain itu kendala yang lain menurut Srikandi (wawancara Juli 2007) adalah
tenaga kerja tetap pada sanggar busana Bunga Wellu belum ada, semua tenaga
kerjanya adalah tenaga lepas (honorer). Ada pula tenaga kerja insidentil
(kebetulan) seperti mahasiswa yang melakukan Praktek Industri yang istilah la-
innya di sanggar busana ini ada magang
melakukan praktek kerja 3 sampai 4 bulan. Tenaga kerja perempuan ini tidak ikut
menyablon. Mereka hanya mengerjakan pekerjaan penjahitan. Kadang-kadang
juga ikut mengajar kursus menjahit dan kursus desain busana yang dilakukan di
sanggar busana Bunga Wellu ini.
Selanjutnya menurut Srikandi (Juli 2007) bahwa kendala yang sangat penting pula
adalah belum lengkapnya fasilitas computer terutama printer dan scanner. Oleh
karena alat sebagai penunjang utama untuk membuat desain berbagai motif-motif
untuk busana, lenan rumah tangga, aksesori.
Namun demikian menurut Srikandi (wawancara Juli 2007) bahwa walaupun
berbagai kendala dihadapi sanggar busana Bunga Wellu akan berupaya untuk
mengembangkan penyablonan berbagai tekstil, sedangkan cat yang digunakan
barn satu macam yaitu merek "sankyo", belum mencobakan jenis cat lain, hasil
cat sankyo ini tidak luntur.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN
Berdasarkan basil yang telah dikemukakan pada bab sebelumnnya maka secara
umum dapat disimpulkan bahwa: pertama, gambaran penyablonan busana tekstil
di P3P UNM. Kegiatan yang dilakukan disanggar busana Bunga Wellu ini, bukan
hanya melayani jasa busana dan produk busana, namun juga melakukan kegiatan
"transfer of knowledge " atau mengajar pengetahuan busana dan desain dengan
melakukan kursus tata busana dan desain busana dan motif. Kursus desain busana
ini dilakukan secara manual dan juga dengan menggunakan komputerisasi.
Peserta kursus ini diberikan sertifikat sesuai dengan paket belajar busana yang
telah dipelajarinya. Terakhir yang dikembangkan adalah penyablonan pada
berbagai produk busana dan
lenan rumah tangga dengan menggunakan berbagai jenis tekstil.
Kedua, upaya peningkatan mutu teknik sablon kain tekstil di P3P pada umumnnya
sangat diperlukan ketelitian dalam proses penyablonan. Upaya peningkatan
kualitas mutu sablon dapat dilakukan terus menerus baik secara konvensional
maupun inovatif dengan memperhatikan dan menguasai pembuatan sablon itu
sendiri dan mampu memunculkan dalam bentuk nyata karena pekerjaan
menyablon merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga laki-laki atau
kekuatan laki-laki seperti mencuci screen sehingga menjadi kendala apalagi jika
hal itu dilakukan oleh perempuan.
Ketiga, kendala yang dihadapi ialah adanya gap ideologi dalam pekerjaan
penyablonan. Kesetaraan jender belum dapat teraplikasi secara total dalarn semua
pekerjaan oleh karena masih ada pemilahan pekerjaan, seperti pekerjaan sablon
masih dianggap sebagai pekerjaan laki-laki. Senada dengan pernyataan
Nu-rul (wawancara 2007) sebagai karyawan sekaligus sebagai instruktur dalam
kursus menjahit di sanggar busana Bunga Wellu ini mengatakan bahwa "Sablon
itu memang cocoknya dikerjakan oleh laki-laki". Kenyataan pula bahwa karyawan
yang ada di sanggar ini belum ada perern puan yang meminati pekerjaan sablon
ini sehingga semua pekerjaan mulai menyusun lay out pada screen sampai
memoles cat di atas kain dilakukan oleh laki-laki, kecuali pembuatan motif desain
itu dilakukan oleh perempuan (Srikandi). Jadi dapat disimpulkan bahwa kendala
bukan hanya pada kurangnya fasilitas atau sarana computer tetapi juga kendala
image (ideologi) bahwa pekerjaan sablon itu masih dominan sebagai pekerjaan
laki-laki. Selain itu juga kendala yang terkait dengan saran dan prasarana yang
masih terbatas pada sanggar busana bunga wellu ini.
SARAN
Sebaiknya terus dilakukan upaya peningkatan mutu produk sablon dan
melengkapi sarana dan prasarana usaha
sablon Bunga Wellu P3P UNM. Sebaiknya dilakukan kaderisasi pada tenaga kerja
perempuan schingga membuktikan bahwa pekerjaan sablon bisa dilakukan baik
oleh laki-laki maupun perempuan.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari Oktober, (2000), Manaje
men Pemasaran dan Jasa, ALFA
BETA, Bandung.
Basu Swasta DH, dan Irawan, MBA.
1980.Manajemen Pemasaran Mo dern, Lembaga Akademi Manajemen
Perusahaan, YKPN, Yogya
karta.
Dariyanto, BSC. 1992. Teknik Pem
buatan Batik dan S, tblon. Semarang: Aneka Ilmu
Karmas,Sumarna. 1987. Teknik Membuat Sablon. Semarang: Dahma prize
Nohong.1998. Pengetahuan Tekstil. Makassar
Paassen, W.J.C, Van dan Ruygrok,J.H. 195 1. Tekstil. Jakarta : Groningen
Pujo, Siswanto. 2002. Kupas Tuntas Sablon Masa Kini. Yogyakarta. Absolute.
Rachbini. 1981. Sablon Screen Printing. Edisi IV
Sadori S, Naryo. 1998. Pengetahuan dan Keterampilan Sablon. Bandung PT
Angkasa
Slot, R, dan Minnaar, G, H, (1996), Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan,
Terjemahan Kwik Kian Gie, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Suhersono, Heri. 2005. Desain Motif Bordir Motif Flora Untuk Bagian Depan
Busana. Jakarta: Gramedia
Widya, L. 1976. Pengetahuan Barang Tekstil. Jakarta: lnsitut Keguruan Ilmu
Pendidikan