USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

19

description

Jurnal

Transcript of USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

Page 1: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"
Page 2: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

BSDN

JURNAL BUSANA DAN DESAIN

ISSN 0216-1788

Volume 6, Nomor 1, Maret 2011, him. 1-75

Terbit dua kali setahun pada bulan Maret dan September. Berisi tulisan yang

diangkat dari hasil penelitian dibidang busana dan desain. ISSN 0216-1788

Ketua Penyunting Marniati

Wakil Ketua Penyunting Anneke Endang Karyaningrum

Penyunting Pelaksana IndartI Luttiyah Hidayati

Pelaksana Tata Usaha Siti Mazizatus

Pembantu Pelaksana Tata Usaha Sutanto

Sekretariat Jurnal Busana dan Desain: Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Kampus UNESA

Ketintang 60231 Telepon (031) 8274400, email: [email protected].

Jurnal Busana dan Desain diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya dan Ikatan Penata Busana

Indonesia (IPBI) Kartini.

Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalani

media lain. Naskah diketik di atas kertas HVS A4 spas] tunggal sepanjang 15-20

halaman, dengan format schcrti tercantum pada halaman belakang (Petunjuk Bagi

Calan Penulis Jurnal l3usana dan Desain). Naskah yang masuk dievaluasi dan

disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya.

Dieetak di Percetakan UNESA Press. Is] diluar tanggung jawab Percetakan.

Page 3: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

Suraidah Hading.

St. Aisyah H.

Sri Rejelci

Universitas Negeri Makasar, JI. AP Pettarani

Abstract: The Business of `Bunga Wellu P3P UNM" Sanggar Busana. The aim of

this study is to describe the activities of Business at "Buwiga Wellu P3P UNM"

Sanggar Busana. Data collected by interview, observation and documentation.

Results of the research points out: 1) kinds of business are a) dressmaker and

convection, b) sewing and design courses, and c) printing; 2) Efforts to increase

the quality of prints made by conventional and innovative. 3) constraints is not

only the lack of computerized facilities, but also the limited capability of the

workforce. In general, screen printing handled by men, but in this effort to be

addressed by women, and lack of facilities at Sanggar Busana.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan usaha di Sanggar

Busana Bunga Wellu P3P UNM. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pertama, gambaran usaha sanggar busana Bunga Wellu (1) modiste dan produk

konveksi; (2) kursus menjahit dan desain; (3) penyablonan; kedua. Upaya

peningkatan kualitas mutu sablon dapat dilakukan baik secara konvensional

maupun inovatif dengan memperhatikan dan menguasai pembuatan sablon itu

sendiri dan mampu memunculkan dalam bentuk nyata karena pekerjaan menya-

blon merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga atau kekuatan laki-laki

seperti mencuci screen sehingga menjadi kendala apalagi jika hal itu dilakukan

oleh perempuan. Ketiga, kendala bukan hanya pada kurangnya fasilitas atau

sarana computer tetapi juga kendala image bahwa pekerjaan sablon itu inasih

dominan sebagai pekerjaan laki-laki. Selain itu juga kendala yang terkait dengan

saran dan prasarana yang masih terbatas pada sanggar busana bunga wellu ini.

Kata kunci: Penyablonan, modiste, produk konveksi, kursus desain

Page 4: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

PENDAHULUAN

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah

membawa perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Selain manfaat

bagi kehidupan manusia disuatu sisi perubahan tersebut telah membawa manusia

ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Hal ini perlu disikapi seti

ap komponen bangsa Indonesia agar bisa bersaing di era globalisasi tersebut. Kua-

litas sumber daya manusia yang merupakan para pelaku para pelaku wirausaha

dituntut untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam menciptakan usaha, ke-

mudian bisa diterima dimasyarakat dan bernilai ekonomis sehingga dapat mem-

berikan peluang lapangan kerja agar pengangguran semakin berkurang.

Salah satu jenis usaha yang memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas

dan memiliki keterampilan serta keuletan dalam menciptakan sebuah karya yang

memuaskan bagi konsumen adalah jenis usaha di bidang sablon. Untuk

mewujudkan peningkatan mutu suatu usaha yang bergerak dibidang sablon

dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas hal ini dapat terealisasi dengan

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan wirausaha.

Seiring dengan perkembangan jenis usaha dalam bidang sablon semakin

bertambah dan marak di Makassar, seorang wirausaha harus memperhatikan ke-

puasan konsumen dan menjaga kualitas produknya. Demikian pula dengan pela-

yanan dan servis yang diberikan oleh wirausaha sablon akhirnya akan dapat me-

ningkatkan kuantitas produknya.

Menurut Alma (2000) seorang Wirausaha adalah pelaku dari kewirausahaan, yaitu

orang yang memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu menggali dan

menemukan peluang serta mewujudkan menjadi usaha yang menghasilkan ni

la/laba. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang

menghasilkan disebut prosess kewirausahaan. Dalam kegiatan mewujudkan

peluang tersebut seorang wirausaha: 1) Memiliki komitmen dan deternimasi dan

ketekunan 2) Mengarah kepada pencapaian dan pertumbuhan 3) Berorientasi

kepada sasaran dan peluang 4) Mengambil inisiatif dan pertanggung jawaban

personal 5) Tidak kenal menyerah dalam memecahkan masalah 6) Realistis dan

Page 5: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

memiliki gaya humor 7) Memanfaatkan dan selalu mencari umpan balik 8) Dapat

mengendalikan permasalahan-permasalahan di dalam perusahaan 9) Mampu

mengelola dan menghitung risiko 10) Tidak berorientasi kepada status 11) Me-

miliki integritas dan dapat dipercaya,

Sifat-sifat yang bukan wirausaha antara lain: kurang komitmen, kurang do rongan

untuk pencapaian, menghindari pertanggung jawaban pribadi, tidak berorintasi

kepada pernecahan masalah, tidak realistis dan terlalu serius, menghindari umpan

balik, didorong atas desakan orang lain, tidak dapat mengelola risiko,

mendambakan status dan kekuasaan, tidak memiliki integritas dan tidak dapat

dipercaya

Ciri tersebut sering juga disebut ci ri-ciri pembawaan. Sekarang pada umum nya

berpendapat bahwa ciri-ciri tersebut dapat diajarkan. Kegunaan pemaawman ciri-

ciri tersebut untuk mengetahui sejauhmana kadar kewirausahaan telah dimi-

likinya. Karena kewirausahaan diinterpretasikan sebagai proses, ditinjau dari segi

praktis sifat-sifat tersebut untuk diiinternalisasikan sehingga seseorang memiliki

jiwa kewirausahaan yang tangguh.

Sedangkan menurut Slot dan Minnaar (1996). Seorang wirausaha harus memiliki

strategi. Ada beberapa keputusan strategic yang diperlukan dalam kondisi

pertumbuhan, yaitu: a) Perubahan produk barang dan jasa. Hal ini menyang kut

pertanyaan: Produk dan jasa baru apa yang diinginkan oleh pelanggan? Bagai-

mana perubahan kebutuhan mereka apakah dapat ditentukan? b) Strategi yang

menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pa sar, divesifikasi produk dan jasa, integra-

si regional, atau ekspansi usaha. Ini menyangkut pertanyaan: Bagaimana pasar

dapat dicapai? Bagaimana posisi strategis perusahaan harus diperbaiki? Peluang

mana yang akan diambil? c) Kemampuan untuk memperoleh modal investasi da

lam rangka penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian

peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Hal ini

menyangkut pertanyaan:berapa mo-dal yang diperlukan untuk investasi tersebut

dan darimana sumbernya? d) Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki

keterampilan yang unik untuk meng-

implementasikan strategi. Pertanyaannya adalah bagaimana sumber daya manusia

Page 6: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses di pasar? e) Analisis pesaing

baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan strategi bersaing.

Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya, dan komitmen yang

dimiliki pesaing dimasa lalu. Apakah pesaing akan merespons strategi yang kita

terapkan? Kemampuan dan perencanaan apa yang diperlukan untuk respons

mereka? f) Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan

untuk memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan

dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan selalu

mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama-lamanya? g) Penentuan

harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Apakah ke-

putusan penentuan harga dibandingkan

dengan strategi lain? Apakah analisis elastisitas permintaan untuk se-tiap pasar

sudah dipahami? h) Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apa kah ada

aksi strategis untuk merespons kebutuhan masyarakat? i) Pengaruh perturnbuhan

perusahaan yang cepat terhadap aliran kas. Apakah pertumbuhan perusahaan

menimbulkan kekurangan likui di atas perusahaan?

Basu dan Irawan (1980) menyatakan bahwa bagi seorang Wirausaha wajib

mengetahui bahwa salah satu cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan dan

menarik pelanggan baru adalah dengan menyajikan pelayanan yang lebih baik

yang tidak tertandingi oleh pesaing lain. Cara menciptakan pelayanan dan

kepuasan pelanggan dapat dilakukan sebagai berikut: dengarkan dan perhatikan

pelanggan, tetapkan pelayanan yang terba-ik, tetapkan ukuran dan kinerja standar,

berikan perlindungan hak-hak karyawan, latih karyawan cara memberikan

pelayanan yang istimewa, gunakan teknologi yang mem

berikan pelayanan terbaik, berikan hadiah bagi pelayanan terbaik.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengernukakan bahwa peningkatan

mutu sablon sangat dibutuhkan untuk memuaskan konsumen sehingga kelancaran

suatu usaha dapat tercapai dengan baik, hal inilah yang melatar belakangi

penelitian ini. Rumusan Masalah adalah: pertama, Bagaimana gambaran

penyablonan busana tekstil di P3P UNM. Kedua, upaya apa yang dilakukan untuk

meningkatkan mutu sablon bahan tekstil di P3P UNM? Ketiga, kendala apa yang

Page 7: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

dihadapi dalam meningkatkan mutu sablon? Adapun manfaat penelitian yang

diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, untuk mengetahui

sejauh mana gambaran penyablonan bahan-bahan tekstil di P3P UNM, kedua,

sebagai bahan masukan atau informasi mengenai upaya apa yang harus dilakukan

untuk meningkatkan mutu sablon kain tekstil. Ketiga, diharapkan kendala yang

dihadapi dalam meningkatkan mutu sablon dapat teratasi.

MIETODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang berupaya me-

nggambarkan peningkatan mutu sablon kain tekstil di Makassar. Penelitian ini di

laksanakan di P3P UNM. Variabel dan Indikator. disesuaikan dengan rumusan

masalah adalah pertama, gambaran penyablonan bahan tekstil di kota Makasar;

kedua, upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan mutu sablon tekstil; ketiga,

kendala apa yang dihadapi dalam meningkatkan mutu sablon.

Teknik dan Prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan

data adalah sebagai berikut: pertama, tekn.ik wawancara atau interview; kedua,

teknik wawancara atau interview adalah merupakan pertanyaan yang disampaikan

secara lisan, koresponden me

mberikan informasi yang ditanyakan pewawancara, maka dilakukan berdasarkan

pedoman wawancara secara instruktur. Ketiga, teknik Observasi digunakan de-

ngan tujuan mendapatkan gambaran menyeluruh tentang permasalahan yang di-

teliti, data yang tidak terungkap secara terbuka dalam wawancara, karena berbagai

sebab dapat diungkapkan dengan observasi misalnya melihat secara langsung

basil sablon pada'kain tekstil. Keempat, teknik Dokumentasi berkaitan dengan li-

terature yang digunakan berupa buku pelajaran dan laporan penelitian. Studi lite-

rature merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan informasi yang penting

dalain penelitian kualitatif, khususnya yang berkaitan dengan konsep-konsep teori

yang diperlukan untuk menunjang analisis data dan penelitian.

Subjek penelitian disebut informasi adalah sebagai individu yang memenuhi

kategori yang telah ditentukan yaitu seluruh karyawan yang bekerja di P3P UNM.

Page 8: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

Subjek penelitian yang memberikan informasi atau data yang dibutuhkan

sehubunga dengan masalah penelitan "Pe nyablonan Peningkatan Mutu Teknik

Pe-nyablonan pada Kain Tekstil" maka ya-ng menjadi subjek dalam penelitian ini

adalah semua karyawan yang bekerja di P3P UNM. Secara purposive ( bertujuan)

untuk melihat teknik penyablonan pads kain tekstil. Dengan demikian sampel

pengertian metode survey atau statistik tidak dipakai disini. Oleh karena penelitian

ini berpijak pada "Paradigma Kualitatif ' jadi tidak mengenal sampel, dengan kata

lain penelitian ini tidak berorientasi pada jumlah subjek, tetapi berdasarkan data

totalitas informasi yang digali secara mendalam dan utuh mclalui basil wawancara

mendalam.

Teknik nalisis data menurut Moleong (1983) merupakan proses mengatur urutan

data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Analisis data itu dilakukan secara

cermat dan mendalam agar dapat menguraikan fakta dari basil penelitian.

HASIL DAN PI MBAHASAN

Gambaran Pcnyablonan busana Tekstil di P3P UNI\'1

Penyablonan yang dilakuakan di Sanggar Bunga Wellu P3P baru mulai dirintis

pada bulan Januari 2007. usaha penyablonan diadakan karena penjahitan "rompi

KKN UNM" memerlukan logo dan tulisan dibagian saku dan topi, sehingga

penjahitan kadang terhambat karena sablon belum selesai. Oleh karena itu, usaha

sablon dilakukan disanggar ini. Srikandi sebagai kepala pengelola Busana di

Sanggar Bunga Wellu P3P ini juga melakukan usaha sablon, karena terinspirasi

dari pelatihan yang telah dilakukan oleh Jurusan PKK yang disponsori SP4 UNM.

Dengan pengalaman dari pelatihan itu, maka sablon logo dan tulisan ro

mpi KKN UNM yang diupesan sebanyak 400 lembar itu dicetak. Bahan kainnya

adalah tekstil Drill Americana.

Usaha Sablon ini dibantu oleh Abdi namun dia memiliki keterampilan menyablon.

Abdi dibantu oleh seorang temannya namanya Ibrahim. Abdi dengan Ibrahim

Page 9: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

mengatur desain Lay Out pada screen. Untuk mencetak gambar pada ba-han

tekstil lebih banyak dilakukan oleh Ibrahim. Mencetak gambar logo dalam jumlah

banyak, misalnya setiap 10 logo screemiya harus selalu dibersihkan. Gam bar

dengan warna yang ditumpuk harus dikerjakan dengan teliti, misalnya logo yang

menggunakan empat warna: Perta-ma, warna dasar putih, dicetak semua, kedua,

warna tulisan warna biru, dicetak satu persatu sampai selesai semua warna biru

dan ditunggu sampai agak kering. Ketiga, menyusul warna kuning yang di-

tumpuk diatas warna putih, terakhir; ke-empat warna hitam sebagai bayangan ya-

ng merupakan garis-garis (logo TK Da-rul

Ichsan). Berbeda dengan logo KKN UNM yaitu menggunakan dua warna.

Bahan-bahan yang disablon adalah saku-saku rompi dan topi KKN, selain itu

kami juga menyablon bahan yang sudah jadi karena ada pemesanan dan desainnya

biasanya tergantung pemesan dan yang buat dari sanggar bunga wellu/P3P.

kadang juga disanggar ini menyablon taplak meja, celemek dan desainnya dibuat

kan dari sanggar bunga wellu atau P3P. Bahan taplak meja ini adalah kain tetoron,

sedangkan bahan celemek kain oxford motif flora, ada juga celemek dari bahan

belacu dengan motif "koki" .

Proses pembuatan tas sablon dari kain belacu, menggunakan dua warna, ya itu

merah jambu untuk bunganya. sedangkan daun warna hijau. Penyablonan hanya

satu susun warna, tidak menumpuk warna. Cara kerjanya ialah : pertama

campuran warna menggunakan rabber ne tral 76 dicampur dengan warna pink ke-

mudian dilengketkan pada kain belacu. Sebelum warna dilengketkan pada kain,

maka kain itu sendiri dilengketkan pada tripleks yang sudah diberi lem meja, ke

mudian kain diratakan untuk memudahkan ketika meletakkan screen atau cetakan

motif. Kedua campuran warna/rabber netral 76 dicampur dengan warna hijau

kemudian dilengketkan. Pembuatan tas ini hanya 1 kali proses penyablonannya

kendala dalam pembuatan tas tidak ada (wawancara dengan Ibrahim, 11 Juni

2007) Proses penyablonan kain santun A simetris warna kuning emas. Campuran

warna/Rabber netral 76 coklat kuning tidak menggunakan warna dasar. Kendala

boleh dikat tidak ada karena bunganya kecil sehingga semua motif dapat dimuat

dalam satu talang screen.

Page 10: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

Proses baju A simetris warna biru; Proses pengerjaannya; pertama,warna da sar:

Rabber white 200; Campuran warna rabber netral 76 biru 2x naik; cat yang

digunakan sama dengan yang lainnya adalah sangkyo blue FG; terakhir pasang

top coat (bahan pengkilat) kendala dalam pengerjaamiya tidak ada.

Warna biru: sangkyo blue FG kendalannya tidak ada. Proses baju A simetris

warna biru proses pengerjaanya; Dasar : Rabber white 200; campuran warna:

Rabber netral 76 biru 2x naik. Terakhir top coat; kendala dalam pengerjaamlya,

tidak ada.

Kaos hitam gambar sulawesi dan baju bodo lippa sabbe. Dasar pakai rabber white

200 2x sablon. Warna kuning Rubber netral 76 campuran warna kuning deef

yellow asli; baju bodohnnya merah, biru, hitam, coklat,muda semua warna

memakai rubber netral; terakhir

top coat (pengkilat). Proses pembuatan tas sablon dari kain belacu. Campuran

warna/rabber netral 76 dicampur dengan warna pink kemudian dilengketkan pada

kain belacu. Campuran warna/rabber netral 76 dicampur dengan warna hijau ke-

mudian dilengketkan. Pembuatan tas ini hanya 1 kali proses penyablonan; kendala

dalam pembuatan tas, tidak ada.

Proses pembuatan bantalan kursi dari kain parasut. Dasar putih (rubber white

200); campuran warna (Rubber netral), merah, hijau, hitam: Top coat (peng kilat)

kendala yang dihadapi dalarn proses pembuatannya, tidak ada. Proses pem butan

bantalan kursi , kain satin. Dasar: pakai rabber white 200; Campuran war-

na:Rabber netral 76 pink; Campuran war na: Rabber netral 76 dicampur, Clear top

coat terakhir (pengkilat); kendala dalam pengerjaanya tidak ada. Ukuran screen

(talang) kurang besar jadi menghambat proses pengeijaan bantalan kursi; kenapa

dikatakan menghambat? karena pekerjaannya rumit.

Kaos hitam gambar sulawesi dan baju bodo lippa sabbe. Warna dasar memakai

rabber white 200 2x sablon; warna kuning; Rubber netral 76 campur warna

kuning deef yellow asli; naik hitam; baju bodonya merah, biru, hitam coklat

muda. Semua warna memakai rubber netral; terakhir top coat (peng-

kilat). Cara member sihkan screen atau talang yaitu diberi air penghapus

(outoscrip powder) kemudian digosok sampai rata kemudian didiam-kan kirakira

Page 11: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

5 sampai 10 menit kemudi-an dibilas dengan air selanjutnya dijemur

hingga kering. Cara penyinaran yang me makai lampu; membutuhkan waktu kira-

kira 5 sampai 10 menit. Cara penyinaran dengan menggunakan sinar matahari. Me

mbutuhkan waktu kira-kira 5 sampai 10 menit.

Usaha di Sanggar Busana Bunga WeHu P3P UNM

Usaha yang dilakukan sanggarP3P atau bunga wellu untuk meningkatkan mutu

sablon adalah : upaya peningkatan kwalitas mutu sablon pada kain, terus cat yang

digunakan pada baju harus juga diperhatikan dan dilihat mutunya dan kain yang

akan disablon juga harus bisa menyerap cat supaya dapat kelihatan lebih indah

dan bagus, sehingga pelanggan puas dengan hasil keija. Dari sanggar bunga wellu.

Untuk sementara pelanggan

secara individual belum ada, oleh karena pesanan sablon secara individual belum

ada pemesannya. Baru dilakukan promosi dan itu dilakukan dengan membuat sa-

blon baju-baju sendiri (staf sanggar bunga wellu). Selain baju dibuat juga mukena

yang praktis modelnnya berupa baju panjang, pakai resleting di depan, ini

promosikan pada parneran diesnatalis UNM, sanggar busana Bunga Wellu ber-

gabung dengan Lemlit UNM (lembaga penelitian). Mukena baju ini ternyata di-

minati akhirnya dibuat lagi produk kedua menggunakan satu piece kain asahi pu-

tih. Motifnya dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.

Bagian depan baju mukena desain motif bunga aster Mukena baju dengan warna

putih dengan motif bunga yang berwarna biru yang berjejer dengan huruf Y

dengan lengan lonceng dan mempunyai kerutan di atas pergelangan ta

ngan dan kera Shanghai dengan memakai restleting (tutup tarik) pada bagian

depan agar terlihat lebih menarik. Mukena baju tampak dari belakang dan

mempunyai motif sama dengan yang didepan cuma bedanya yang dibelakang

hanya sampai punggung dan pada bagian le-ngan sama dengan yang didepan.

Mukena baju dengan warna putih dengan kombinasi war na hijau dan warna

merah sehingga kelihatan lebih mewah dengan motif bunga Y yang berjejer

dengan lengan lonceng dan mempunyai kerutan diatas pergolangan tangan dan

Page 12: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

mempunyai motif yang sama dengan yang diatas dan memakai resleting (tutup

tarik) pada bagian depan agar terlihat lebih menarik. Mukena baju tampak dari

belakang motifnya sama. yang membedakan motifnya sampai hanya dipunggung

dan pada bagian lengan mempunyai kerutan.

Mukena baju dengan kain parasut dengan motif anggrek dengan model Y dengan

warna biru, model lengan ada kerutan diatas pergelangan tangan sehingga sangat

tampak menarik. Mukena tampak dari belakang dan mempunyai kembang sama

pada bagian depan dan belakang hanya sampai dipunggung dan lebih menarik.

Gambar 1: Produk Busana Hasil Sanggar Busana Bunga

Selain mukena baju dibuat pula mukena kerudung dan rok seperti di bawah ini.

Mukena/kerudung: yanf tampak dari depan dan belakang mukena dengan warna

yang berbeda. Mukena jilbab de-

ngan motif bunga anggrek dengan warna hijau dengan kombinasi warna merah sa-

ngat indah dilihat dan motifnya tidak terlalu banyak di bagian belakangnya juga

ada motif yang berjejer tapi tidak terlalu berdempet.Roknya juga mempunyai mo-

tif pada bagian bawah dan kembangnya pun tidak terlalu banyak. Mukena jilbab

dengan motif anggrek dan warnanya hanya 1 macam warna biru sehingga keliha-

tan agak sederhana. Roknya juga mempu nyai motif sama dengan jilbabnya tapi

ha nya bagian bawah saja ada kembangnya. Secara garis besar upaya yang

dilakukan adalah membuat variasi produk seperti in dividual yang berbeda dengan

yang ada dipasaran misalnya dengan membuat variasi desain motif dengan dasar

flora, fau na dan geometris. Desain motif diupayakan supaya kelihatan sederhana,

tetapi cu kup menarik. Produk itu sudah ditentu-kan oleh pernesan, seperti logo

KKN de-sain motif dan ukuran sudah

Page 13: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

ditentukan. Srikandi (Juli 2007) menjelaskan bahwa "upaya yang dilakukan yang

lain untuk mengembangkan produk" ialah dengan membuat berbagai produk

misalnya macam blus dengan berbagai bahan tekstilnya seperti shifon, shantun,

rayon, sutera. Sedangkan bantal kursi berbagai motif dengan bahan satin dan

blacu. Selain itu juga upya membuat berbagai tas yang fungsional seperti tas

mukena dengan berbagai motif dan bahan tekstil seperti blacu, sutera, dan kain

parasut. Bahkan rencana untuk pengembangan berikutnya akan mambuat sablon

baju koko dengan bahan shantung, karena ini diperkirakan akan laku menjelang

bulan puasa, rancangan motifnya belum dilayout. Contoh-contoh yang telah

diproduk baik baju maupun bantal kursi dan tas dapat dilihat pada uraian berikut

ini. Blus biru dengan motif kain bunga dengan kembang bulat menggunakan

model simetris. Motif bunga langsung didesain di komputer dengan menggunakan

tuls dan drag untuk daunnya sedangkan untuk daun alang-alang

menggunakan fasilitas komputer. Gambar baju yang saya punya saya sesuaikan

dengan desain gambar sehingga ke lihatan lebih menarik dan indah di lihat. Blus

santun berwarna kuning emas, yang menggunakan motif bunga dengan potongan

A simetris jadi gambar bunganya

harus sesuai dengan model bajunya yang mempunyai potongan A simetris sehing-

ga bunganya dibuat menjalar supaya senada dengan model bajunya agar tampak

lebih mencolok dan lebih manis. Blus de ngan tetoron alur coklat karena model-

nya memakai kera shanghai dengan lengan suai maka saya ambil motif bunga

berjejer kebawah supaya lebih kelihatan berdiri bunganya dan kelihatn lebih me-

narik dan lebih resmi karena blus ini bagus dipakai ditempat yang resmi misalnya

acara pernikahan.

Blus dengan kain rayon silk motif bunga tunggal ini sangat sederhana dan motif

bunga yang dibuat sangat sederhana karena warna bajunya menggunakan warna

pink maka saya memberikan warna hitam pada bagian bunganya supava kelihatan

tidak mencolok dan sesuai blus inipun bisa dipakai kekantor. Blus denga warna

hijau dengan motif bintik-bintik dan mempunyai potongan pada bagian bawah

dada dan memakai lengan lonceng dan kera sanghai dengan memakai restleting

(tutup tarik) pada bagian depan agar terlihat lebih menarik. Blus dengan warna

Page 14: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

hijau tampak dari belakang denga motif bintik dipunggung di bagian bawah

mempunyai motif pada bagian belakang sama dengan yang didepan sehingga

kelihatan lebih menarik.Celemek blacu yang mempunyai motif koki sangat unik

dan sederhana dan walaupun sederhana terkesan lucu dan sangat menarik dilihat

gambarnya karena warna ga mbar senada dengan warna pinggirannya. Celemek

blacu yang mempunyai motif koki sangat unik dan sederhana de ngan

menggunakan warna merah pada bagian pinggirannya sama dengan gambar yang

ada pada celemek.

Gambar 2: Produk PclengkapBusana dan Lenan Rumah Tangga Hasil Sanggar

Busana Bunga Wellu

Tas mukena dari kain belacu ini sangat bagus untuk dibawa bepergian karena

motif bunga alang-alang dengan wa ma yang sesuai sehingga nampak lebih hidup.

Tas mukena dari kain blacu ini sangat bagus untuk dibawa bepergian karena motif

bunga kembang pecah sangat menarik dengan warna biru dan terli hat lebih cerah.

Selanjutnya, tas mukena dari kain blacu ini sama, hanya warna yang membedakan

dan tidak ribet jika dibawa kemana-mana dengan kombinasi wama antara hijau

dengan merah. Tas mukena ini sama dengan yang diatas war nanya pun sama, tas

ini juga bisa di-isi dengan baju untuk bisa dibawa kemanamana. Tas mukena kain

asahi ini juga bagus dipakai untuk bepergian karena warna yang bagus serta

modelnnya yang santai dan ukurannya yang cukup besar sehingga dapat di isi

dengan pakaian yang akan dibawa. Tas mukena dari kain asahi ini motifnnya

sama cuma yang membedakan warna dasar dari tas itu sendi ri. Tas mukena yang

berwarna putih ini dengan motif yang sama yaitu motif ang grek yang membuat

tas tersebut kelihatan lebih cantik dilihat dan mudah untuk dibawa.

Bantal kursi yang menggunakan motif bunga anggrek sangat sederhana tapi

Page 15: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

terkesan lebih mewah. Bantal kursi yang menggunakan bahan satin dengan motif

abstrak dengan warna putih sehingga kelihatan mewah. Bantal kursi ini sangat

bagus untuk disimpan diruang te

ngah karna warna yang dimiliki warna lembut. Bantal kursi dengan bahan satin

motif dan mempunyai warna dasar yang berbeda dengan motif yang sama terke-

san lebih mencolok warna merah kelihatan lebih terang sekali makanya dipadukan

dengan warna putih sehingga tidak terlalu menyala.Bantal kursi dengan warna

dasar biru dengan motif yang sama dengan warna dasar coklat tampak lebih manis

dengan dipadukan warna putih. Bantal kursi dengan warna dasar biru dipadukan

denga warna merah sehingga terkesan sederhana tapi kombinasi wara yang sangat

bagus.

Bantal kursi yang menggunakan, bahan satin motif symbol atom ini sangat

sederhana tapi warnanya lebih mencolok dan sangat sederhana. Bantal kursi yang

menggunakan, bahan satin dengan warna dasar hijau dengan motif siymbol atom

dengan warna pink dengan kombinasi warna hitam ini sangat sederhana tapi

warnanya lebih menjolok tapi sangat sederhana. Bantal kursi dengan warna dasar

kuning sangat mencolok warnannya dengan kombinasi warna pink campur hitam

sangat lebih mewah dilihat.

Baju kaos dengan warna dasar hitam lengan panjang disablon dengan war na putih

dengan gambar peta sulawesi selatan berwarna kuning dan hijau dan di permanis

oleh gambar busana adat dari sulawesi selatan yang diberi warna biru. Baju kaos

dengan warna dasar merah lengan pendek disablon dengan warna putih dengan

gambar peta sulawesi selatan berwama kuning dan hijau dan dipermanis oleh

gambar busana adat dari Sulawesi Selatan yang diberi warna biru. Baju kaos yang

dibuat ini adalah untuk mempromosikan Sulawesi Selatan. Pada pameran Dies

Natalis di Aula Amannagappa, Bapak Gubernur Sulsel sempat tertarik dengan

motif Sulsel dengan promosi baju bodo.

Berdasarkan pembahasan tentang upaya yang telah dilakukan dalam rangka

mengembangkan Sanggar Busana Bu-

nga Wellu, maka dapat disimpulkan bahwa tekstil sebagai bahan baku utama dari

produk busana, lenan rumah tangga, aksessori, dan juga untuk spanduk. Produk

Page 16: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

sablon baju baju sudah banyak dibuat dan upaya peningkatan mutunya itu adalah

dengan pembuatan motif-motif yang menarik, ada yang dibuat dibuat sendiri ada

pula yang masih dipesan diluar, karena fasilitas komputer masih sangat terbatas,

seperti scanner dan printer belum ada, jadi motif diselesaikan di rumah Srikandi.

Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan niutu sablon

Penyablonan ini tadinya dibayangkan untuk dikerjakan oleh perempuan, namun

ternyata, pekerjaan sablon itu memerlukan tenaga laki-laki. Jadi sablon

merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga atau kekuatan seperti mencuci

screen berkali-kali, sehingga menjadi kendala untuk dilakukan oleh perem puan.

Oleh karena perempuan terbiasa hanya pada pekerjaan dalam proses

menjahit saja. Dengan demikian pada sanggar busana P3P ini semua pekerjaan

penyablonan semuanya dilakukan olch laki-laki, yaitu Abdi dan Ibrahim sebagai

pekerja harian di sanggar Bunga Wellu P3P. Ongkos kerja yang diberikan ter-

gantung dari jumlah pekerjaan produk yang dibuat, misalnya satu rangkaian sa-

blon dihitung berapa warna dan jumlah motif. Perhitungan ongkos satu sablon

tergantung dari junnlah warna, misalnya satu warna dihitung seribu, jadi 2 warna

berarti dua ribu rupiah (Rp. 2.000,-).

Selain itu kendala yang lain menurut Srikandi (wawancara Juli 2007) adalah

tenaga kerja tetap pada sanggar busana Bunga Wellu belum ada, semua tenaga

kerjanya adalah tenaga lepas (honorer). Ada pula tenaga kerja insidentil

(kebetulan) seperti mahasiswa yang melakukan Praktek Industri yang istilah la-

innya di sanggar busana ini ada magang

melakukan praktek kerja 3 sampai 4 bulan. Tenaga kerja perempuan ini tidak ikut

menyablon. Mereka hanya mengerjakan pekerjaan penjahitan. Kadang-kadang

juga ikut mengajar kursus menjahit dan kursus desain busana yang dilakukan di

sanggar busana Bunga Wellu ini.

Selanjutnya menurut Srikandi (Juli 2007) bahwa kendala yang sangat penting pula

adalah belum lengkapnya fasilitas computer terutama printer dan scanner. Oleh

karena alat sebagai penunjang utama untuk membuat desain berbagai motif-motif

Page 17: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

untuk busana, lenan rumah tangga, aksesori.

Namun demikian menurut Srikandi (wawancara Juli 2007) bahwa walaupun

berbagai kendala dihadapi sanggar busana Bunga Wellu akan berupaya untuk

mengembangkan penyablonan berbagai tekstil, sedangkan cat yang digunakan

barn satu macam yaitu merek "sankyo", belum mencobakan jenis cat lain, hasil

cat sankyo ini tidak luntur.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan basil yang telah dikemukakan pada bab sebelumnnya maka secara

umum dapat disimpulkan bahwa: pertama, gambaran penyablonan busana tekstil

di P3P UNM. Kegiatan yang dilakukan disanggar busana Bunga Wellu ini, bukan

hanya melayani jasa busana dan produk busana, namun juga melakukan kegiatan

"transfer of knowledge " atau mengajar pengetahuan busana dan desain dengan

melakukan kursus tata busana dan desain busana dan motif. Kursus desain busana

ini dilakukan secara manual dan juga dengan menggunakan komputerisasi.

Peserta kursus ini diberikan sertifikat sesuai dengan paket belajar busana yang

telah dipelajarinya. Terakhir yang dikembangkan adalah penyablonan pada

berbagai produk busana dan

lenan rumah tangga dengan menggunakan berbagai jenis tekstil.

Kedua, upaya peningkatan mutu teknik sablon kain tekstil di P3P pada umumnnya

sangat diperlukan ketelitian dalam proses penyablonan. Upaya peningkatan

kualitas mutu sablon dapat dilakukan terus menerus baik secara konvensional

maupun inovatif dengan memperhatikan dan menguasai pembuatan sablon itu

sendiri dan mampu memunculkan dalam bentuk nyata karena pekerjaan

menyablon merupakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga laki-laki atau

kekuatan laki-laki seperti mencuci screen sehingga menjadi kendala apalagi jika

hal itu dilakukan oleh perempuan.

Ketiga, kendala yang dihadapi ialah adanya gap ideologi dalam pekerjaan

penyablonan. Kesetaraan jender belum dapat teraplikasi secara total dalarn semua

pekerjaan oleh karena masih ada pemilahan pekerjaan, seperti pekerjaan sablon

masih dianggap sebagai pekerjaan laki-laki. Senada dengan pernyataan

Page 18: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

Nu-rul (wawancara 2007) sebagai karyawan sekaligus sebagai instruktur dalam

kursus menjahit di sanggar busana Bunga Wellu ini mengatakan bahwa "Sablon

itu memang cocoknya dikerjakan oleh laki-laki". Kenyataan pula bahwa karyawan

yang ada di sanggar ini belum ada perern puan yang meminati pekerjaan sablon

ini sehingga semua pekerjaan mulai menyusun lay out pada screen sampai

memoles cat di atas kain dilakukan oleh laki-laki, kecuali pembuatan motif desain

itu dilakukan oleh perempuan (Srikandi). Jadi dapat disimpulkan bahwa kendala

bukan hanya pada kurangnya fasilitas atau sarana computer tetapi juga kendala

image (ideologi) bahwa pekerjaan sablon itu masih dominan sebagai pekerjaan

laki-laki. Selain itu juga kendala yang terkait dengan saran dan prasarana yang

masih terbatas pada sanggar busana bunga wellu ini.

SARAN

Sebaiknya terus dilakukan upaya peningkatan mutu produk sablon dan

melengkapi sarana dan prasarana usaha

sablon Bunga Wellu P3P UNM. Sebaiknya dilakukan kaderisasi pada tenaga kerja

perempuan schingga membuktikan bahwa pekerjaan sablon bisa dilakukan baik

oleh laki-laki maupun perempuan.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari Oktober, (2000), Manaje

men Pemasaran dan Jasa, ALFA

BETA, Bandung.

Basu Swasta DH, dan Irawan, MBA.

1980.Manajemen Pemasaran Mo dern, Lembaga Akademi Manajemen

Perusahaan, YKPN, Yogya

karta.

Dariyanto, BSC. 1992. Teknik Pem

buatan Batik dan S, tblon. Semarang: Aneka Ilmu

Karmas,Sumarna. 1987. Teknik Membuat Sablon. Semarang: Dahma prize

Page 19: USAHA SANGGAR BUSANA "BUNGA WELLU P3P UNM"

Nohong.1998. Pengetahuan Tekstil. Makassar

Paassen, W.J.C, Van dan Ruygrok,J.H. 195 1. Tekstil. Jakarta : Groningen

Pujo, Siswanto. 2002. Kupas Tuntas Sablon Masa Kini. Yogyakarta. Absolute.

Rachbini. 1981. Sablon Screen Printing. Edisi IV

Sadori S, Naryo. 1998. Pengetahuan dan Keterampilan Sablon. Bandung PT

Angkasa

Slot, R, dan Minnaar, G, H, (1996), Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan,

Terjemahan Kwik Kian Gie, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Suhersono, Heri. 2005. Desain Motif Bordir Motif Flora Untuk Bagian Depan

Busana. Jakarta: Gramedia

Widya, L. 1976. Pengetahuan Barang Tekstil. Jakarta: lnsitut Keguruan Ilmu

Pendidikan