I. PENDAHULUAN Latar Belakangscholar.unand.ac.id/25136/3/BAB I.pdf · cara yang manual, yaitu hanya...

3
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian salah satunya adalah jeruk. Menurut Balitbangtan (2016), produktivitas usaha tani jeruk Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi, yaitu sekitar 17-25 ton/ha dari potensi 25- 40 ton/ha. Tingginya produktivitas tersebut disebabkan karena tanaman jeruk dapat tumbuh dan diusahakan petani di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan varietas atau spesies komersial yang berbeda dan dapat dikonsumsi oleh masyarakat berpendapatan rendah hingga yang berpenghasilan tinggi. Salah satu varietas lokal buah jeruk yang terdapat di Indonesia adalah jeruk Siam Gunung Omeh (Citrus nobilis var. Microcarpa). Daerah pengembangan jeruk ini terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat dengan luas sekitar 907,.93 ha dan produksi rata-rata 7000 ton lebih per tahun. Pengembangan jeruk ini terdapat di tiga kecamatan, diantaranya Kecamatan Bukit Barisan, Kecamatan Suliki dan Kecamatan Gunung Omeh (Harian Haluan, 2015). Tujuan dilakukannya pengembangan jeruk Siam Gunung Omeh adalah untuk meningkatkan pendapatan petani karena komoditi ini bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai nilai harga yang baik di pasar (Info Publik, 2016). Menurut Setiawan dan Trisnawati (1999), jeruk Siam dapat dipanen pada umur 6-8 bulan setelah bunga mekar. Ciriciri fisik buah jeruk setelah dipanen adalah warna kekuning-kuningan (jingga), buah tidak terlalu keras jika dipegang, bagian buah agak empuk dan jika dijentik dengan jari tidak terlalu nyaring. Hasil pemanenan jeruk kemudian akan dipasarkan, akan tetapi sebelum sampai ke pasar jeruk tersebut harus disortasi untuk menentukan tingkat kualitas jeruk tersebut. Proses sortasi jeruk Siam Gunung Omeh di daerah penghasil masih menggunakan cara yang manual, yaitu hanya mengandalkan perkiraan ukuran dari jeruk tersebut termasuk dalam tingkatan yang besar, menengah atau kecil. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sekarang ini membuat proses sortasi semakin beragam dengan berbagai parameter mutu seperti warna, diameter, berat, density dan sebagainya. Selain itu, berbagai peralatan sortasi juga telah banyak dikembangkan. Pengembangan peralatan sortasi diperlukan sifat-

Transcript of I. PENDAHULUAN Latar Belakangscholar.unand.ac.id/25136/3/BAB I.pdf · cara yang manual, yaitu hanya...

Page 1: I. PENDAHULUAN Latar Belakangscholar.unand.ac.id/25136/3/BAB I.pdf · cara yang manual, yaitu hanya mengandalkan perkiraan ukuran dari jeruk tersebut termasuk dalam tingkatan yang

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian salah

satunya adalah jeruk. Menurut Balitbangtan (2016), produktivitas usaha tani jeruk

Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi, yaitu sekitar 17-25 ton/ha dari potensi 25-

40 ton/ha. Tingginya produktivitas tersebut disebabkan karena tanaman jeruk

dapat tumbuh dan diusahakan petani di dataran rendah hingga dataran tinggi

dengan varietas atau spesies komersial yang berbeda dan dapat dikonsumsi oleh

masyarakat berpendapatan rendah hingga yang berpenghasilan tinggi.

Salah satu varietas lokal buah jeruk yang terdapat di Indonesia adalah jeruk

Siam Gunung Omeh (Citrus nobilis var. Microcarpa). Daerah pengembangan

jeruk ini terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat dengan

luas sekitar 907,.93 ha dan produksi rata-rata 7000 ton lebih per tahun.

Pengembangan jeruk ini terdapat di tiga kecamatan, diantaranya Kecamatan Bukit

Barisan, Kecamatan Suliki dan Kecamatan Gunung Omeh (Harian Haluan, 2015).

Tujuan dilakukannya pengembangan jeruk Siam Gunung Omeh adalah untuk

meningkatkan pendapatan petani karena komoditi ini bernilai ekonomi tinggi dan

mempunyai nilai harga yang baik di pasar (Info Publik, 2016).

Menurut Setiawan dan Trisnawati (1999), jeruk Siam dapat dipanen pada

umur 6-8 bulan setelah bunga mekar. Ciri–ciri fisik buah jeruk setelah dipanen

adalah warna kekuning-kuningan (jingga), buah tidak terlalu keras jika dipegang,

bagian buah agak empuk dan jika dijentik dengan jari tidak terlalu nyaring. Hasil

pemanenan jeruk kemudian akan dipasarkan, akan tetapi sebelum sampai ke pasar

jeruk tersebut harus disortasi untuk menentukan tingkat kualitas jeruk tersebut.

Proses sortasi jeruk Siam Gunung Omeh di daerah penghasil masih menggunakan

cara yang manual, yaitu hanya mengandalkan perkiraan ukuran dari jeruk tersebut

termasuk dalam tingkatan yang besar, menengah atau kecil.

Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sekarang ini membuat

proses sortasi semakin beragam dengan berbagai parameter mutu seperti warna,

diameter, berat, density dan sebagainya. Selain itu, berbagai peralatan sortasi juga

telah banyak dikembangkan. Pengembangan peralatan sortasi diperlukan sifat-

Page 2: I. PENDAHULUAN Latar Belakangscholar.unand.ac.id/25136/3/BAB I.pdf · cara yang manual, yaitu hanya mengandalkan perkiraan ukuran dari jeruk tersebut termasuk dalam tingkatan yang

sifat produk pertanian seperti sifat hidrodinamika. Salah satu sifat hidrodinamika

produk pertanian adalah kecepatan terminal. Prinsip hidrodinamika digunakan

untuk sortasi buah-buahan tidak menimbulkan kerusakan fisik, kimia buah dan

mudah diaplikasikan di lapangan.

Menurut Mohsenin (1986), kecepatan terminal buah–buahan merupakan

kecepatan maksimum pada setiap buah hingga mencapai medium tertentu.

Selanjutnya, Jordan dan Clerk (2004) menjelaskan bahwa, buah–buahan dengan

kecepatan terminal yang berbeda akan mencapai kedalaman yang berbeda setelah

mengalir dengan jarak yang tetap. Penggunaan kecepatan terminal dapat

diaplikasikan pada proses sortasi buah salah satunya pada proses pencucian yang

mengakibatkan terpisahnya kotoran dari buah yang memiliki keuntungan rendah

korosi.

Beberapa penelitian tentang kecepatan terminal telah banyak dilakukan,

diameter pada buah apricot dengan persamaan kecepatan terminal Vt =

( )

(Mirzaee et al.,

2008), buah tomat dengan persamaan kecepatan terminal, Vt =

( )

(Taheri et al., 2010),

buah apel dengan persamaan kecepatan terminal, Vt = (

) (Kheiralipour et al., 2008), buah kiwi

dengan persamaan kecepatan terminal, Vt = ( )

(Jordan dan Clerk, 2004) dan sebagainya. Menurut petani

buah jeruk Siam Gunung Omeh umur jeruk dari tanam hingga berbuah

membutuhkan waktu 3 tahun, sedangkan umur buah dari berbunga hingga layak

panen adalah sekitar 6 bulan. Buah jeruk terdiri dari empat grade menurut

diameternya, terdiri dari diameter A, B, C dan D, tetapi grade yang paling banyak

ditemui adalah grade B dan C, selain itu grade B dan C lebih terjangkau oleh

masyarakat pada umumnya. Namun belum ada diperoleh informasi tentang

kecepatan terminal dari buah jeruk Siam Gunung Omeh. Berdasarkan hal di atas

penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Studi Sifat Hidrodinamis

Buah Jeruk Siam Gunung Omeh (Citrus nobilis var. Microcarpa)

Berdasarkan Diameter Buah”.

Page 3: I. PENDAHULUAN Latar Belakangscholar.unand.ac.id/25136/3/BAB I.pdf · cara yang manual, yaitu hanya mengandalkan perkiraan ukuran dari jeruk tersebut termasuk dalam tingkatan yang

1.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sifat hidrodinamis buah jeruk Siam

Gunung Omeh (Citrus nobilis var. Microcarpa) meliputi kecepatan terminal, gaya

apung dan koefisien drag.

1.3 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah pengembangan sistem sortasi berdasarkan

sifat hidrodinamis.