I PENDAHULUAN II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM...

53
Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015 DAFTAR ISI I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1-1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1-1 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ............................... 1-2 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD .................. 1-3 II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1 Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD ........................................... 2-8 2.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah ......................................................... 2-18 2.3 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah .................................................................. 2-24 2.4 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah......................................................... 2-39 III PENUTUP .................................................................................................................................. 3-1

Transcript of I PENDAHULUAN II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM...

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1-1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1-1 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ............................... 1-2 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD .................. 1-3

II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD 2.1 Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD ........................................... 2-8 2.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah ......................................................... 2-18 2.3 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah .................................................................. 2-24 2.4 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah ......................................................... 2-39

III PENUTUP .................................................................................................................................. 3-1

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

1-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka konsistensi dan keselarasan program pembangunan serta penyesuaian

dengan kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, maka disusun Kebijakan Umum

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (KU P-

APBD TA 2015) yang mendasarkan pada program prioritas pembangunan yang tertuang

dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Kota Bekasi tahun 2015.

KU P-APBD TA 2015 Kota Bekasi merupakan dokumen perencanaan anggaran yang

digunakan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Perubahan APBD Tahun 2015. Selanjutnya, KU P-APBD dan PPAS Perubahan merupakan

acuan dalam penyusunan Rancangan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2015.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, Perubahan APBD dapat disebabkan apabila terjadi:

Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan Umum APBD (KUA) yang

telah ditetapkan sebelumnya;

Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar SKPD,

antar kegiatan, dan antar jenis belanja;

Keadaan darurat;

Keadaan luar biasa.

Selain hal-hal tersebut, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 27

Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja

Pembangunan Daerah Tahun 2015 juga disebutkan bahwa penyesuaian APBD dilakukan

apabila terdapat keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya

harus digunakan untuk tahun berjalan serta adanya pergeseran pagu kegiatan antar

SKPD, penghapusan kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif,

penambahan atau pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi

dan kelompok sasaran kegiatan.

Dengan memerhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD Kota Bekasi

Tahun Anggaran 2015 sampai dengan bulan Juni 2015 dan perkembangan yang tidak

sesuai dengan asumsi-asumsi dalam KUA Kota Bekasi TA 2015, maka perlu dilakukan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

1-2

penyesuaian terhadap APBD Kota Bekasi yang ditetapkan melalui Perda Nomor 04 tahun

2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015.

Penyesuaian asumsi-asumsi tersebut meliputi perubahan asumsi makro ekonomi;

asumsi pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang berimplikasi pada struktur

APBD TA 2015; serta untuk melaksanakan dan mempercepat prioritas pembangunan

dalam rangka pencapaian target-target kinerja dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJMD) Kota Bekasi Tahun 2013-2018. Dari sisi pendapatan, penyesuaian

perlu dilakukan karena terdapat kenaikan pendapatan daerah, baik yang berasal dari

pendapatan asli daerah, dana perimbangan maupun Lain-Lain pendapatan yang sah.

Perubahan terhadap pendapatan yang berasal dari pos Lain-Lain Pendapatan Daerah

Yang Sah perlu dilakukan antara lain untuk menyesuaikan terhadap Bantuan Keuangan

dari Provinsi Jawa Barat yang diterima setelah Perda Nomor 04 Tahun 2015 tentang

APBD Kota Bekasi TA 2015 ditetapkan.

Kebijakan Umum Perubahan APBD Kota Bekasi TA 2015 memuat diantaranya:

1. Perbedaan asumsi dengan Kebijakan Umum Anggaran yang ditetapkan sebelumnya;

2. Program dan kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung dalam Perubahan

APBD Tahun 2015 dengan mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD

Perubahan, yang sangat dibutuhkan dan disesuaikan dengan skala prioritas;

3. Capaian target kinerja program dan kegiatan yang berubah, baik berkurang atau

bertambah karena kondisi yang berubah dari penetapan target sebelumnya.

1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD

Tujuan penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KU P-APBD) adalah

menyediakan dokumen perencanaan penganggaran tahunan yang disepakati bersama

antara Pemerintah dengan DPRD Kota Bekasi untuk digunakan sebagai acuan dalam

penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Perubahan APBD (PPA P-APBD) dan

penyesuaian Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)

serta kriteria Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah (DPPA-SKPD).

Penyusunan dan penetapan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KU P-APBD) merupakan

upaya dalam melakukan penyesuaian capaian target kinerja dan/atau prakiraan

dan/atau Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan

sebelumnya untuk dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD

serta ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Kebijakan Umum Perubahan APBD (KU P-

APBD) memberikan penjelasan tentang pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

1-3

dalam melakukan perubahan, antara lain: (i) perbedaan asumsi dengan KU-APBD TA

2015 yang ditetapkan sebelumnya; (ii) program dan kegiatan yang diusulkan untuk

diakomodir dalam Perubahan APBD dengan pertimbangan sisa waktu pelaksanaan APBD

tahun anggaran berjalan; (iii) capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus

dikurangi dalam Perubahan APBD apabila asumsi KUA tidak tercapai; dan (iv) capaian

target kinerja program dan kegiatan yang harus ditingkatkan dalam perubahan APBD

apabila melampaui asumsi KUA.

1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD

Landasan hukum penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja (KU P-APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :

(1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah

Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663);

(2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3851);

(3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

(4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(5) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

(7) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

1-4

(8) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

(9) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka

Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran NegaraRepublik

Indonesia Nomor 4700);

(10) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

(11) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

(12) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti UndangAUndang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembarang Negara Nomor 246, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5589);

(13) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;

(14) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Daerah;

(15) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia No. 4124;

(16) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

(17) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(18) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

1-5

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4737);

(19) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

(20) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4817);

(21) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

(22) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia 4817);

(23) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

(24) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5);

(25) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 3);

(26) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tatacara

Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

(27) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 310);

(28) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

1-6

(29) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);

(30) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah;

(31) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Tahun 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 470);

(32) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.07/2014 tentang Pelaksanaan dan

Pertanggungjawaban Transfer Daerah dan Dana Desa;

(33) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2014 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;

(34) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;

(35) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 42 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas

Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;

(36) Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 751 Tahun

2015 tentang Pemberian Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan Dalam

Bentuk Uang Kepada Individu, Keluarga, Masyarakat, Kelompok Masyarakat,

Organisasi Kemasyarakatan, Pemerintah Daerah Lain dan Pemerintah serta Partai

Politik pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;

(37) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Wilayah Administrasi Kecamatan dan Kelurahan Kota Bekasi;

(38) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota

Bekasi;

(39) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi Tahun 2011-2031;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

1-7

(40) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Kota Bekasi;

(41) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun 2013-2018;

(42) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 04 Tahun 2015 Tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun 2015;

(43) Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Kota Bekasi Tahun 2015;

(44) Peraturan Walikota Bekasi Nomor 36 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Perubahan Kota Bekasi Tahun 2015.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-1

BAB II

PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Kebijakan Umum Perubahan APBD (KU P-APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2015

merupakan upaya dalam melakukan penyesuaian capaian target kinerja dan/atau

prakiraan dan/atau Rencana Keuangan Pemerintah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2015

yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah

dan DPRD Kota Bekasi serta ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Penjelasan yang akan

disampaikan dalam dokumen KU P-APBD Kota Bekasi TA 2015 mencakup beberapa

pertimbangan yang mendasari perubahan yang dilakukan, yaitu:

(i) perbedaan asumsi dengan KU-APBD TA 2015 yang telah ditetapkan sebelumnya;

(ii) program dan kegiatan yang diusulkan untuk ditampung dalam P-APBD dengan

mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD TA 2015;

(iii) capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus dikurangi dalam P-APBD

apabila asumsi KUA tidak tercapai; dan

(iv) capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus ditingkatkan dalam P-

APBD apabila melampaui asumsi KUA.

Mengacu pada ketentuan yang diatur dalam pasal 155 Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 Tahun 2007 serta memperhatikan pertimbangan tersebut diatas, alasan yang

meyebabkan perlunya dilakukan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

adalah: (i) perkembangan yang tidak sesuai asumsi KUA; (ii) keadaan yang menyebabkan

harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar

jenis belanja; (iii) keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya

harus digunakan dalam tahun berjalan; (iv) keadaan darurat; dan (v) keadaan luar biasa.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2015

yang telah ditetapkan, dan selanjutnya menjadi dasar dalam perhitungan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Kota Bekasi TA 2015 adalah seperti

dirangkum pada Tabel-2.1, dengan penjelasan sebagai berikut:

(i) Anggaran Pendapatan ditetapkan sebesar Rp. 3.662.667.813.067,00 yang

terdiri atas Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 1.325.896.803.750,00, Dana

Perimbangan sebesar Rp. 1.380.334.288.000,00 dan Lain-Lain Pendapatan Daerah

yang Sah sebesar Rp. 956.436.721.317,00;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-2

(ii) Anggaran Belanja ditetapkan sebesar Rp. 4.188.655.800.274,00 yang terdiri atas

Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 1.662.999.790.601,00 dan Belanja Langsung

sebesar Rp. 2.525.656.009.673,00; dan

(iii) Anggaran Pembiayaan Daerah (netto) sebesar Rp. 525.987.987.207,00 yang

terdiri atas Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp. 550.518.357.007,00 dan

Pengeluaran Pembiayaan sebesar Rp. 24.530.369.800,00.

Tabel-2.1

RINGKASAN APBD KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2015

NO URAIAN ALOKASI ANGGARAN KETERANGAN

I PENDAPATAN 3.662.667.813.067

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1.325.896.803.750

2 Bagian Dana Perimbangan 1.380.334.288.000

3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 956.436.721.317

II BELANJA 4.188.655.800.274

1 Belanja Tidak Langsung 1.662.999.790.601

a. Belanja Pegawai 1.585.984.415.801

b. Belanja Bunga 300.000.000

c. Belanja Hibah 45.657.192.000

d. Belanja Bantuan Sosial 25.000.000.000

e. Belanja Bantuan Keuangan 1.058.182.800

f. Belanja Tidak Terduga 5.000.000.000

2 Belanja Langsung 2.525.656.009.673

a. Belanja Langsung Penunjang Urusan 236.912.707.500

b. Belanja Langsung Urusan 2.288.743.302.173

SURPLUS / (DEFISIT) (525.987.987.207)

III PEMBIAYAAN (Netto) 525.987.987.207

1 Penerimaan Pembiayaan 550.518.357.007

2 Pengeluaran Pembiayaan 24.530.369.800

3 SiLPa Tahun Berjalan - Sumber : Hasil Analisis dan Pembahasan TAPD Kota Bekasi, Juli 2015

Selanjutnya, dalam perjalanan realisasi anggaran sepanjang semester pertama TA 2015

terdapat transfer bantuan khusus (specific grant) dari Pemerintah Pusat dan Propinsi,

yang diterima setelah penetapan APBD TA 2015 sebagaimana diuraikan diatas.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 pada bagian Lampiran

nomor III butir (1) huruf (a) sub-butir (3) sub-huruf (c), menetapkan bahwa ‘Pendapatan

dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) milik pemerintah daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-3

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana

Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat

Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014 Hal Petunjuk

Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan serta Pertanggungjawaban Dana

Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah’. Kemudian,

pada Lampiran yang sama nomor III butir (1) huruf (b) sub-butir (1) sub-huruf (a)

menetapkan bahwa ‘Pendapatan DBH-Pajak yang terdiri atas … dan DBH-Cukai Hasil

Tembakau (DBH-CHT) dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai

Perkiraan Alokasi DBH-Pajak Tahun Anggaran 2015. Apabila Peraturan Menteri Keuangan

dimaksud belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari DBH-Pajak didasarkan pada:

(1) Realisasi pendapatan DBH-Pajak 3 (tiga) tahun terakhir yaitu Tahun Anggaran 2013,

Tahun Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran 2011; atau (2) Informasi resmi dari

Kementerian Keuangan mengenai daftar alokasi transfer ke daerah Tahun Anggaran 2015.

Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan tentang perkiraan alokasi DBH-Pajak di luar

DBH-CHT ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2015

ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DBH-Pajak dimaksud

pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015 atau

dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD

Tahun Anggaran 2015’. Selanjutnya, masih pada Lampiran yang sama nomor III butir (1)

huruf (c) sub-butir (15) menetapkan bahwa ‘Pendapatan daerah yang bersumber dari

bantuan keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus yang diterima dari

pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam APBD

penerima bantuan, sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan. Apabila

pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan tersebut diterima setelah

peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2015 ditetapkan, maka pemerintah

daerah harus menyesuaikan alokasi bantuan keuangan dimaksud pada peraturan daerah

tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015 atau dicantumkan dalam LRA bagi

pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015. Dalam

hal bantuan keuangan tersebut diterima setelah penetapan peraturan daerah tentang

Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015, maka bantuan keuangan tersebut ditampung

dalam LRA pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota penerima bantuan’.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka alokasi dana dari sumber spesifik grant telah

diperhitungkan ke dalam anggaran pada perhitungan Perubahan Penjabaran APBD

Kota Bekasi TA 2015. Transfer anggaran tersebut secara garis besar terdiri dari sebagai

berikut: (i) sebesar Rp. 10.898.118.000,00 yang berasal dari selisih antara pendapatan

dari pengembalian kelebihan pembayaran ASKES dengan pendapatan Dana Kapitasi JKN

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-4

sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 dan Surat

Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014; (ii) sebesar Rp.

134.678.105.180,00 yang berasal dari Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat

berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 42 Tahun 2015 tanggal 30 Maret

2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2015

tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015;

(iii) sebesar Rp .3.205.310.000,00 yang berasal dari BH-CHT berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan mengenai Perkiraan Alokasi DBH-Pajak Tahun Anggaran 2015; dan (iv)

sebesar Rp. 98.148.000.000,00 yang berasal dari Bantuan Keuangan Provinsi DKI Jakarta

berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota JakartaNomor 751

tahun 2015 tanggal 8 Mei 2015 tentang Pemberian Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan

Keuangan Dalam Bentuk Uang Kepada Individu, Keluarga, Masyarakat, Kelompok

Masyarakat, Organisasi Kemasyarakatan, Pemerintah Daerah Lain dan Pemerintah Serta

Partai Politik Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.

Dengan demikian, maka dalam Penjabaran APBD TA 2015 terdapat perubahan Jumlah

Pendapatan APBD TA 2015 menjadi sebesar Rp. 3.909.597.346.247,00 (diluar

penerimaan dari pos pembiayaan) dan Jumlah Belanja APBD TA 2015 berubah menjadi

Rp. 4.435.585.333.454,00. Rincian perubahan perhitungan yang dilakukan pada

Perubahan Penjabaran APBD TA 2015 disajikan pada Tabel-2.1.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-5

Tabel-2.1 PERUBAHAN PADA PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2015

NO URAIAN

APBD TA 2015 %

Naik/Turun APBD Murni Perubahan

Penjabaran APBD

I PENDAPATAN 3.662.667.813.067 3.909.597.346.247 6,74%

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1.325.896.803.750 1.336.794.921.750 0,82% 2 Bagian Dana Perimbangan 1.380.334.288.000 1.383.539.598.000 0,23%

3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

956.436.721.317 1.189.262.826.497 24,34%

II BELANJA 4.188.655.800.274 4.435.585.333.454 5,90%

1 Belanja Tidak Langsung 1.662.999.790.601 1.660.441.001.601 -0,15% a. Belanja Pegawai 1.585.984.415.801 1.585.984.415.801 0,00% b. Belanja Bunga 300.000.000 300.000.000 0,00% c. Belanja Hibah 45.657.192.000 45.657.192.000 0,00% d. Belanja Bantuan Sosial 25.000.000.000 25.000.000.000 0,00% e. Belanja Bantuan Keuangan 1.058.182.800 1.058.182.800 0,00% f. Belanja Tidak Terduga 5.000.000.000 2.441.211.000 -51,18%

2 Belanja Langsung 2.525.656.009.673 2.775.144.331.853 9,88% a. Belanja Langsung Penunjang

Urusan 236.912.707.500 236.912.707.500

0,00% b. Belanja Langsung Urusan 2.288.743.302.173 2.538.231.624.353 10,90% SURPLUS / (DEFISIT) (525.987.987.207) (525.987.987.207) 0,00%

III PEMBIAYAAN (Netto) 525.987.987.207 525.987.987.207 0,00%

1 Penerimaan Pembiayaan 550.518.357.007 550.518.357.007 0,00%

2 Pengeluaran Pembiayaan 24.530.369.800 24.530.369.800 0,00% 3 SiLPa Tahun Berjalan - -

Sumber : Hasil Analisis dan Pembahasan dengan TAPD Kota Bekasi, Juli 2015

Selanjutnya, dalam rangka menyusun perhitungan Perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (P-APBD), terdapat beberapa kebijakan Pemerintah Pusat, Propinsi

maupun Kota Bekasi yang berkaitan langsung dengan perubahan jumlah Anggaran

Pendapatan maupun Anggaran Belanja. Kebijakan tersebut antara lain berpengaruh

terhadap jumlah anggaran pendapatan yang diperkirakan mengalami penambahan yang

menyebabkan surplus anggaran dikarenakan adanya penambahan penerimaan pada

komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari Pendapatan Pajak Daerah,

Hasil Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Selain itu,

penambahan penerimaan juga terjadi pada komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang

Sah yang berasal dari pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi. Selain itu juga terdapat

perubahan pada Pembiayaan Daerah, dalam hal mana pada komponen Penerimaan

Pembiayaan Daerah terdapat penambahan penerimaan yang berasal dari pos SiLPA tahun

anggaran 2014.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-6

Penambahan penerimaan pendapatan yang cukup signifikan pada hakekatnya

merupakan implikasi dari adanya kebijakan Pusat dan Provinsi, yang menyebabkan

diperlukannya perubahan/penyesuaian proporsi alokasi anggaran belanja daerah, baik

alokasi pada anggaran belanja tidak langsung maupun anggaran belanja langsung.

Perubahan alokasi anggaran pada komponen Belanja Tidak Langsung adalah

pengurangan alokasi anggaran pada pos Belanja Pegawai dan penambahan alokasi

anggaran pada pos Belanja Bantuan Sosial. Sementara itu, perubahan alokasi anggaran

pada komponen Belanja Langsung adalah penambahan alokasi anggaran pada pos

Belanja Langsung Penunjang Urusan maupun Belanja Langsung Urusan. Berdasarkan

kondisi seperti tersebut, maka perubahan dan/atau penyesuaian yang dilakukan pada

alokasi anggaran belanja daerah hanya merupakan implikasi dari adanya penambahan

penerimaan pendapatan, sehingga penyesuaian/perubahan yang dilakukan tidak

mengakibatkan terjadinya defisit anggaran belanja. Dengan demikian, arah kebijakan

dalam Pembiayaan Daerah pada tahun anggaran 2015 dapat difokuskan pada antisipasi

defisit anggaran, penyelesaian kewajiban Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga dan

penyelesaian utang pinjaman daerah, serta penyertaan modal Pemerintah Daerah.

Berdasarkan berbagai pertimbangan atas berbagai asumsi dan perubahan asumsi dalam

perhitungan rencana target capaian penerimaan pendapatan daerah, belanja daerah, dan

pengelolaan pembiayaan, jumlah Anggaran Belanja pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2015 setelah Perubahan (P-APBD) adalah

sebesar Rp. 4.698.258.684.741,37 yang terdiri atas anggaran Belanja Tidak Langsung

sebesar Rp. 1.567.216.713.204,37 dan Belanja Langsung sebesar Rp.

3.131.041.971.537,00. Kemudian, jumlah Anggaran Pendapatan pada P-APBD TA

2015 ditetapkan sebesar Rp. 3.983.301.736.416,00 dan Anggaran Pembiayaan

Daerah (Netto) diperhitungkan sebesar Rp. 714.956.948.325,37. Pada Tabel-2.2

disajikan ringkasan tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-

APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2015, mencakup anggaran pendapatan, anggaran

belanja, dan anggaran pembiayaan daerah.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-7

Tabel-2.2 PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

(P-APBD) KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2015

Sumber : Hasil Analisis dan Pembahasan dengan TAPD Kota Bekasi, Juli 2015

Berdasarkan uraian tersebut diatas, uraian selanjutnya akan menyajikan penjelasan

tentang asumsi dan perubahan-perubahan asumsi yang mendasari perhitungan

penyusunan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Kota Bekasi

Tahun Anggaran 2015, yang mencakup asumsi dasar penetapan kebijakan penyusunan

anggaran, asumsi penerimaan pendapatan daerah, asumsi belanja daerah, dan asumsi

penerimaan / pengeluaran pembiayaan daerah. Selanjutnya, berdasarkan asumsi dan

perubahan asumsi tersebut, akan diuraikan pula mengenai beberapa perubahan

kebijakan anggaran pendapatan, perubahan kebijakan anggaran belanja, dan perubahan

kebijakan anggaran pembiayaan daerah, yang menjadi acuan dalam pelaksanaan APBD

TA 2015.

SEBELUM PERUBAHAN

(APBD Murni)

SETELAH PERUBAHAN

(APBD Perubahan)Rp %

1 2 3 4 5 6

1. PENDAPATAN DAERAH 3,662,667,813,067.00 3,983,301,736,416.00 320,633,923,349.00 8.75%

1.1 Pendapatan Asli Daerah 1,325,896,803,750.00 1,357,769,511,350.00 31,872,707,600.00 2.40%

1.2 Dana Perimbangan 1,380,334,288,000.00 1,380,385,469,000.00 51,181,000.00 0.00%

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 956,436,721,317.00 1,245,146,756,066.00 288,710,034,749.00 30.19%

2 BELANJA DAERAH 4,188,655,800,274.00 4,698,258,684,741.37 509,602,884,467.37 12.17%

2.1 Belanja Tidak Langsung 1,662,999,790,601.00 1,567,216,713,204.37 (95,783,077,396.63) -5.76%

2.1.1 Belanja Pegawai 1,585,984,415,801.00 1,487,410,127,404.37 (98,574,288,396.63) -6.22%

2.1.2 Belanja Bunga 300,000,000.00 300,000,000.00 - 0.00%

2.1.3 Belanja Hibah 45,657,192,000.00 49,007,192,000.00 3,350,000,000.00 7.34%

2.1.4 Belanja Bantuan Sosial 25,000,000,000.00 25,000,000,000.00 - 0.00%

2.1.5 Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa

1,058,182,800.00 1,058,182,800.00 - 0.00%

2.1.6 Belanja Tidak Terduga 5,000,000,000.00 4,441,211,000.00 (558,789,000.00) -11.18%

2.2 Belanja Langsung 2,525,656,009,673.00 3,131,041,971,537.00 605,385,961,864.00 23.97%

2.2.1 Belanja Langsung Penunjang Urusan 236,912,707,500.00 241,412,707,500.00 4,500,000,000.00 1.90%

2.2.2 Belanja Langsung Urusan 2,288,743,302,173.00 2,889,629,264,037.00 600,885,961,864.00 26.25%

SURPLUS/DEFISIT (525,987,987,207.00) (714,956,948,325.37) (188,968,961,118.37) 35.93%

3 PEMBIAYAAN DAERAH 525,987,987,207.00 714,956,948,325.37 188,968,961,118.37 35.93%

3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 550,518,357,007.00 746,952,936,446.37 196,434,579,439.37 35.68%

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya

550,518,357,007.00 746,952,936,446.37 196,434,579,439.37 35.68%

3.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 24,530,369,800.00 31,995,988,121.00 7,465,618,321.00 30.43%

3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah

Daerah

24,200,000,000.00 24,200,000,000.00 - 0.00%

3.2.2. Pembayaran Pokok Utang 330,369,800.00 330,369,800.00 - 0.00%

3.2.3 Dana Bergulir - 7,465,618,321.00 7,465,618,321.00 100.00%

3.2.4 Pembayaran Hutang Kepada Rekanan - - - NA

NO. URAIAN

APBD TA.2015 BERTAMBAH/(BERKURANG)

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-8

2.1 Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

Penyusunan dan penetapan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja (KUPA / KU P-APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2015 mempertimbangkan

serta memperhitungkan kembali berbagai kondisi yang terjadi baik dalam skala lokal,

regional, maupun nasional. Kondisi-kondisi tersebut menjadi asumsi dasar dalam

penyusunan dan penetapannya, sehingga terdapat beberapa asumsi yang dipandang

perlu untuk dirubah dan disesuaikan dengan perkembangan kondisi yang ada seiring

dengan pelaksanaan APBD TA 2015 selama semester pertama.

2.1.1 Asumsi Dasar Pendapatan

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan kajian potensi penerimaan pendapatan sampai akhir TA 2015,

sejumlah sub komponen sumber pendapatan mengalami koreksi (penurunan)

jumlah penerimaan. Namun demikian, pada beberapa sub komponen sumber

pendapatan tertentu didapat indikasi capaian hasil penerimaan dan potensi

penerimaan yang dapat dioptimalkan. Oleh karena itu, target penerimaan

Pendapatan Asli Daerah secara kumulatif tidak mengalami perubahan yaitu

sebesar Rp. 1.325.896.803.750,00. Dengan demikian, penerimaan pendapatan

asli daerah dari masing-masing sumber penerimaan pendapatan diasumsikan

sebagai berikut:

Penerimaan dari pos Pendapatan Pajak Daerah secara kumulatif tidak

mengalami perubahan yaitu sebesar Rp. 1.006.583.747.200,00 , namun

terjadi pergeseran/penyesuaian target penerimaan (penurunan atau kenaikan)

pada beberapa sub komponen sumber penerimaan pajak daerah. Penurunan

target penerimaan terjadi pada pos Pajak Hiburan, pajak reklame dan Pajak

Bumi & Bangunan (PBB), sedangkan kenaikan penerimaan ditargetkan pada

pos Pajak Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, dan Pajak Air

Bawah Tanah;

Penerimaan dari pos Hasil Retribusi Daerah dirubah dari semula sebesar

Rp. 59.126.840.000,00 menjadi Rp. 60.667.215.000,00 atau naik sekitar Rp.

1.540.375.000,00 yang diperkirakan didapat dari pos Retrisbusi Jasa Umum

(Retribusi Pelayanan Pemeriksaan dan / atau Pengujian Alat Pemadam

Kebakaran, pos Retribusi Jasa Usaha (Retribusi Pelayanan Tempat Olahraga)

dan Retribusi Perizinan Tertentu (Retribusi Pemberian Perpanjangan IMTA

kepada Pemberi Kerja Tenaga Kerja Asing);

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-9

Penerimaan dari pos Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

dirubah semula Rp. 11.827.021.850,00 menjadi Rp. 11.021.236.450,00 atau

menurun sekitar Rp. 805.785.400,00 yang diakibatkan penurunan target

penerimaan dari pos Bagian Laba Atas Penyertaan Modal pada Perusahaan

Milik Daerah. Koreksi target penerimaan bagian laba yang mengalami

penurunan adalah dari PDAM Tirta Patriot dan BPRS Syari’ah, sedangkan yang

mengalami kenaikan adalah dari PT Bank Jabar-Banten (BJB). Sementara itu

bagian laba dari PDAM Tirta Bhagasasi tidak mengalami perubahan;

Penerimaan dari pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dirubah dari

semula Rp. 248.359.194.700,00 menjadi Rp. 279.497.312.700,00 atau naik

sekitar Rp. 31.138.118.000,00 yang diperkirakan didapat dari peningkatan

penerimaan pada pos Penerimaan Bunga Deposito (Rekening Deposito pada

Bank Jabar-Banten/BJB), Pendapatan BLUD, dan Pendapatan Dana Kapitasi

JKN-FKTP Puskesmas;

b. Dana Perimbangan

Penerimaan pendapatan dari sumber Dana Perimbangan yang direncanakan

semula Rp. 1.380.334.288.000,00 dirubah menjadi Rp. 1.380.385.469.000,00

atau naik sekitar Rp. 51.181.000,00 yang disebabkan oleh penyesuaian target

penerimaan pada pos Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak dari Rp.

143.047.538.000,00 menjadi sebesar Rp. 143.098.719.000,00. Secara

nominal, target penerimaan dari pos Bagi Hasil Pajak meningkat secara

signifikan yang didapat dari kenaikan target bagi hasil Pajak Penghasilan

Orang Pribadi dan Cukai Hasil Tembakau, meskipun di sisi lain terdapat

koreksi target (penurunan) pada bagi hasil dari PBB sektor Pertambangan.

Kemudian koreksi (penurunan) target penerimaan yang juga signifikan

adalah pada pos Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, akibat dari

penurunan signifikan target bagi hasil dari Pertambangan Minyak Bumi dan

bagi hasil dari Pertambangan Gas Bumi;

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Penerimaan pendapatan dari sumber Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

yang direncanakan semula Rp. 956.436.721.317,00 dirubah menjadi sebesar Rp.

1.245.146.756.066,00 atau naik sekitar Rp. 288.710.034.749,00 (naik sekitar

30,19%) yang diperoleh dari peningkatan jumlah penerimaan pada pos Dana Bagi

Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya (Pajak Kendaraan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-10

Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bahan Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor, Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan, dan Roko) serta pos

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya (Bantuan

Keuangan dari Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI Jakarta);

d. Asumsi Dasar Lainnya

Beberapa kondisi eksternal dalam skala regional Nasional maupun regional Jawa

Barat diasumsikan akan mempengaruhi penerimaan pendapatan Kota Bekasi,

sehingga patut dipertimbangkan dalam rangka penetapan Kebijakan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja (P-APBD) Kota Bekasi. Kondisi tersebut antara

lain adalah:

Perekonomian Indonesia tahun 2015 diperkirakan masih dipengaruhi oleh

perlambatan perekonomian dunia, sehingga angka pertumbuhan ekonomi

nasional terkoreksi menjadi 5,7% atau 0,1 persen lebih rendah dibandingkan

dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam nota keuangan RAPBN-P 2015

yang sebesar 5,8 persen;

Rata-rata nilai tukar rupiah yang semula dalam APBN 2015 disumsikan

sebesar Rp. 11.900 diperkirakan akan berada di kisaran Rp. 12.400 sampai Rp.

13.500 per-USD, dan suku bunga Bank Indonesia (SPN 3 bulan) yang semula

diasumsikan 6,0% diperkirakan akan lebih tinggi dan bertahan pada posisi

6,2%;

Laju inflasi nasional diperhitungkan sekitar 5,7% atau lebih tinggi dari APBN

tahun 2015 yang diasumsikan sebesar 4,4%, dan defisit RAPBN-P tahun 2015

diperkirakan 1,90 persen terhadap PDB (turun dari defisit APBN tahun 2015

sebesar 2,21 persen thd PDB);

Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berada pada kisaran

rata-rata US$70 per barel atau lebih rendah dari asumsi ICP dalam APBN

tahun 2015 sebesar US$105 per barel, dan rendahnya harga minyak dunia

diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2015 mengingat pasokan

minyak yang masih berlebih, terutama dengan adanya potensi pemanfaatan

shale oil dan gas;

Lifting minyak diperkirakan akan terealisasi sebesar 849 ribu barel per hari

atau lebih rendah dibandingkan dengan asumsi dalam APBN tahun 2015 yang

ditetapkan sebesar 900 ribu barel per hari;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-11

Lifting gas bumi diperkirakan mencapai 1.177 ribu barel setara minyak per

hari, atau lebih rendah bila dibandingkan dengan asumsi lifting gas bumi pada

APBN tahun 2015 yang ditetapkan sebesar 1.248 ribu barel setara minyak per

hari;

Kebijakan dalam RAPBN-P tahun 2015 adalah pengalihan belanja kurang

produktif ke belanja yang lebih produktif dalam rangka mempercepat

pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan, yang ditempuh melalui

efisiensi belanja subsidi dengan tidak memberikan subsidi untuk BBM jenis

premium, subsidi tetap (fixed subsidy) untuk BBM jenis minyak solar, dan tetap

memberikan subsidi untuk BBM jenis minyak tanah;

Kebijakan tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

Pemerintah dalam mendanai program/kegiatan yang lebih produktif, juga

dimaksudkan untuk mewujudkan APBN yang lebih sehat dengan

meminimalisir kerentanan fiskal dari faktor eksternal seperti fluktuasi harga

minyak mentah dunia dan nilai tukar rupiah;

Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal dan langkah pengamanan

pelaksanaan APBN tahun 2015 dilakukan pada pendapatan negara, belanja

negara, maupun pembiayaan anggaran;

Perubahan pokok kebijakan di bidang pendapatan negara:

(a) kebijakan pendapatan perpajakan, antara lain: (1) upaya optimasi

pendapatan tanpa mengganggu perkembangan investasi dan dunia usaha;

(2) melanjutkan kebijakan reformasi di bidang administrasi perpajakan,

pengawasan dan penggalian potensi, dan perbaikan peraturan perundang-

undangan; dan (3) memberikan insentif perpajakan dalam bentuk pajak

dan bea masuk ditanggung Pemerintah bagi sektor-sektor tertentu;

(b) kebijakan pendapatan bukan pajak (PNBP), antara lain: (1) menahan

turunnya lifting minyak bumi yang disebabkan oleh natural decline dan

upaya penemuan cadangan minyak baru; (2) pendapatan SDA nonmigas,

PNBP lainnya dan BLU diproyeksi sesuai dengan asumsi pertumbuhan

ekonomi dan besaran tarif; dan (3) bagian Pemerintah atas laba BUMN

mengakomodir kebijakan pembangunan infrastruktur pemerintah;

Perubahan pokok kebijakan belanja, antara lain; (1) upaya peningkatan

efisiensi Belanja Pemerintah Pusat termasuk melalui penataan struktur belanja

dengan mengurangi belanja kurang produktif dan mengalihkannya ke belanja

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-12

yang lebih produktif dan penataan struktur Kementerian Negara/Lembaga

Kabinet Kerja; (2) adanya perubahan kebijakan untuk mengakomodasi

program-program inisiatif baru sebagai penjabaran dan implementasi visi dan

misi pemerintahan baru hasil Pemilu 2014, yang tertuang dalam konsep

Nawacita dan Trisakti; dan (3) perubahan termasuk pergeseran alokasi Belanja

Negara yang dimungkinkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang

APBN Tahun 2015;

Kebijakan belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa tetap mengacu pada

APBN tahun 2015 dengan beberapa penyesuaian untuk mengakomodasi

perkembangan asumsi dasar ekonomi makro dan menyelaraskan dengan visi,

misi, dan prioritas pembangunan Kabinet Kerja. Selain itu, dalam rangka

memenuhi amanat Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, akan

dialokasikan tambahan Dana Desa dalam RAPBN Perubahan tahun 2015 untuk

mendukung pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat;

Kebijakan pokok di bidang pembiayaan anggaran tetap mengacu pada APBN

tahun 2015 dengan beberapa penyesuaian untuk mengakomodasi

perkembangan asumsi dasar ekonomi makro dan mendukung terwujudnya

agenda prioritas nasional (Nawacita);

Program prioritas yang mendapat dukungan dari pembiayaan anggaran

antara lain: (1) peningkatan kedaulatan pangan; (2) pembangunan

infrastruktur dan maritim; (3) pembangunan industri pertahanan nasional; dan

(4) mendukung industri kedirgantaraan. Dukungan pembiayaan anggaran

tersebut berupa tambahan PMN kepada BUMN yang digunakan untuk

investasi dan sekaligus memperkuat permodalan sehingga dapat me-leverage

kemampuan pendanaan BUMN terkait. Selanjutnya, BUMN sebagai agent of

development dapat berperan lebih aktif dalam mendukung terwujudnya

Nawacita;

Perubahan anggaran pendidikan sejalan dengan perubahan volume belanja

negara agar dapat memenuhi amanat pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar

1945 Amendemen ke-4 dengan tetap menjaga kesinambungan fiskal, yang juga

memperhitungkan adanya kebijakan penambahan cakupan peserta Kartu

Indonesia Pintar (KIP) untuk mendukung program wajib belajar pendidikan

dasar 9 tahun dan pendidikan menengah universal (wajib belajar 12 tahun).

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-13

2.1.2 Asumsi Belanja Daerah

a. Asumsi ekonomi makro

Laju inflasi berpengaruh terhadap kesinambungan pembiayaan pembangunan di

daerah, yang dapat dilihat dari indikasi kemampuan keuangan daerah dalam

penyediaan anggaran untuk kebutuhan pembiayaan pelaksanaan pembangunan

pada semua sektor kegiatan. Dampak inflasi akan menjadi persoalan serius bagi

perekonomian, mengingat inflasi yang tinggi berpotensi menyebabkan BI tidak

menurunkan “BI rate“ yang berakibat pada kesulitan perbankan untuk

menurunkan suku bunga kredit. Konsekuensi dari cost of fund yang mahal

menyebabkan surat utang pemerintah harus memberikan imbalan bunga yang

tinggi. Pada gilirannya, semua dampak bermuara pada inflasi yang tinggi akibat

ketidakberhasilan pengelolaan stabilitas.

Tingkat inflasi nasional pada Mei 2015 mencapai 0,50%, lebih tinggi dibanding

kondisi Mei 2014 yang mengalami inflasi 0,16%. Meskipun asumsi makro APBN-P

2015 menetapkan target inflasi sebesar 5,3% dan Bank Indonesia (BI)

menargetkan inflasi 2015 sebesar 4% plus minus 1%, namun inflasi pada Mei

2015 yang mencapai 0,50% sepatutnya memperoleh perhatian serius. Kondisi ini

menunjukkan bahwa laju inflasi nasional tahunan (year on year) mencapai 7,15%

yang berarti lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencapai 6,79%.

Memperhatikan kondisi tersebut, laju inflasi di Kota Bekasi sampai akhir

semester II tahun 2015 dikhawatirkan tidak dapat dijaga kestabilannya agar tidak

melampaui 4,5% plus minus 1%.

Secara teoritis, realisasi inflasi menandakan ada kenaikan atau tarikan

permintaan (demand pull inflation) dan desakan biaya (cost push inflation).

Berdasarkan data BPS tercatat inflasi pada Mei 2015 dipengaruhi oleh kenaikan

indeks pada komponen inti (core) 0,23%, komponen yang harganya diatur

pemerintah (administered prices) 0,38% dan komponen bergejolak (volatile)

1,52%. Sementara itu, tercatat bahwa inflasi Mei 2015 berasal dari sumbangan

inflasi komponen inti 0,13%, barang/jasa yang harganya diatur pemerintah

memberikan sumbangan inflasi 0,08%, dan komponen bergejolak sebesar 0,29%.

Berdasarkan data tersebut, kenaikan angka inflasi disebabkan oleh terjadinya

kenaikan harga bahan makanan bergejolak (volatile food). Peningkatan inflasi

volatile food terutama terjadi pada komoditas cabai, daging, telur ayam ras,

bawang merah, dan bawang putih. Namun demikian, dengan perkembangan

realisasi inflasi Mei 2015 tersebut, BI menilai bahwa target inflasi 2015 di kisaran

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-14

4% plus minus 1% masih dapat dicapai. Meskipun realisasi inflasi pada Mei 2015

tersebut menunjukkan angka di atas rata-rata inflasi historis pada Mei dalam lima

tahun terakhir. Tekanan inflasi diperkirakan akan terus berlanjut pada Ramadhan

dan Lebaran yang jatuh pada Juni dan Juli 2015, yang mana trend kenaikan inflasi

umumnya disebabkan oleh faktor musiman berupa lonjakan harga-harga bahan

makanan pokok pada bulan Ramadhan dan Lebaran. Disamping itu, pengalaman

realisasi target inflasi yang tidak memenuhi/mencapai target dalam lima tahun

terakhir, merupakan kondisi yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan

langkah-langkah strategis selain strategi dan kebijakan yang disiapkan oleh

Pemerintah dan BI dalam menekan potensi laju inflasi.

Merujuk pada perkembangan kondisi inflasi nasional, perkembangan laju inflasi

di Kota Bekasi kemungkinan besar akan turut terpengaruh. Namun demikian,

indikasi yang ada menunjukkan perkembangan kondisi cenderung membaik yang

ditunjukkan oleh pergerakan indeks harga konsumen (IHK) yang relatif stabil

pada akhir semester I tahun 2015. Meskipun belum diperoleh indikasi nyata dari

pergerakan harga konsumen pada triwulan I dan II tahun 2015, namun dapat

dilihat bahwa inflasi tertinggi cenderung terjadi pada kelompok/jenis makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau. Sementara itu, kelompok komoditas

transport, komunikasi dan jasa keuangan justru cenderung mengalami deflasi,

sehingga kondisi tersebut perlu tetap dicermati agar tidak terjadi secara menerus.

Dengan demikian, laju inflasi dapat di Kota Bekasi diharapkan tetap terjaga dalam

kisaran +/- 1% dibawah laju inflasi nasional.

Mencermati kondisi seperti diuraikan diatas, dan dengan memperhatikan asumsi

inflasi nasional yang diprediksikan kurang dari 6,0% (sekitar 5,7%), maka inflasi

Kota Bekasi pada tahun 2015 (yoy) diasumsikan akan berada pada kisaran 4,5%

sampai 5,5%. Asumsi sedemikian pada dasarnya dilandasi oleh trend

perkembangan ekonomi di Kota Bekasi yang masih menunjukkan indikasi

pertumbuhan dinamis. Implikasi perubahan indeks harga konsumen yang

diperkirakan masih akan berpengaruh besar terhadap trend inflasi di Kota Bekasi

adalah kelompok/jenis komoditas bahan makanan, minuman, rokok dan

tembakau. Demikian pula dengan kelompok/jenis komoditas transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan, diperkirakan akan mempunyai kontribusi

terhadap potensi inflasi di Kota Bekasi, yang disebabkan oleh diterapkannya

regulasi nasional terhadap jenis/komoditas tersebut.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-15

Dengan menjaga laju inflasi sedemikian, sektor-sektor yang rentan terhadap

perubahan laju inflasi akan dapat dipertahankan atau dikembangkan potensi dan

daya dukungnya terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi. Hal tersebut

terutama terhadap sektor-sektor unggulan berdaya saing tinggi dan selama ini

menjadi pendorong dan penggerak utama perekonomian Kota Bekasi, antara lain

mencakup: (i) sektor Industri Pengolahan; (ii) sektor Listrik, Gas dan Air minum;

dan (iii) sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Dengan demikian, upaya

penyediaan prasarana dan sarana dasar maupun pendukung pertumbuhan

ekonomi Kota Bekasi perlu diprioritaskan.

b. Isu-isu Strategis

Sejalan perkembangan kondisi sampai dengan akhir semester II TA 2015, hasil

pelaksanaan pembangunan tahun 2015 ternyata belum menunjukkan capaian

yang maksimal sebagaimana direncanakan. Perkembangan kondisi yang ada

masih menunjukkan sejumlah permasalahan yang belum terselesaikan dan masih

memerlukan penanganan guna mencapai target penyelesaian sesuai rencana yang

ditetapkan. Sebagaimana telah dirumuskan dalam RKPD dan RKPD Perubahan

tahun 2015, permasalahan dan tantangan yang merupakan fokus sasaran

penanganan dan penyelesaian melalui rencana pembangunan tahun 2015 adalah

sebagai berikut:

1. Penataan Ruang

a. Semakin besarnya luas lahan terbangun dan semakin menyusutnya

luasan lahan tidak terbangun;

b. Ruang Terbuka Hijau terhadap seluruh luasan wilayah Kota Bekasi baru

mencapai 24,1%. Hal ini berpengaruh pada daya serap tanah terhadap

curah hujan dan aliran air. Porsi RTH ini masih di bawah porsi RTH

yang seharusnya sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang RTRW

Nasional yaitu 30%;

2. Daerah Rawan Bencana

Kota Bekasi adalah wilayah yang tergolong rawan banjir. Pada kurun waktu

2009 sampai dengan 2013 dimana pada kurun waktu tersebut wilayah yang

mengalami banjir adalah seluas 621 Ha dimana penyebab utama terjadinya

banjir pada kurun waktu tersebut adalah curah hujan lokal, buruknya

system drainase yang ada serta berada pada satu kesatuan Daerah Aliran

Sungai (DAS) dengan wilayah lain;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-16

3. Demografis

Tingginya laju pertumbuhan penduduk yaitu sebesar 5,12% dengan

tingkat kepadatan penduduk mencapai 11.986 jiwa per kilometer persegi.

4. Sosial Kemasyarakatan

Tingginya jumlah PMKS.

5. Pendidikan

a. Permasalahan yang menjadi perhatian terbesar di dalam aspek

pendidikan Kota Bekasi adalah rata-rata lama sekolah yang masih di

bawah 12 tahun.

b. Tingkat kelulusan pada setiap jenjang pendidikan masih rendah.

6. Kesehatan

a. Belum optimalnya UHH

b. Jumlah kasus gizi buruk, AKI, Angka kematian Balita tinggi

7. Perekonomian

a. Belum meratanya pendapatan masyarakat;

b. Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2014 berkisar 30,52% dari total

pendapatan daerah yang berarti pendapatan Kota Bekasi masih

didominasi oleh dana perimbangan pusat ke daerah.

8. Perindustrian dan Pariwisata

a. Daya serap industri terhadap tenaga kerja rendah;

b. Tingginya kasus perselisihan antara pekerja dan perusahaan.

9. Kebudayaan dan Kesenian

a. Belum optimalnya pelestarian nilai- nilai budaya dan kesenian asli Kota

Bekasi;

b. Belum optimalnya pelestarian bangunan dan monument bersejarah

yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan kebudayaan

dan kesenian Kota Bekasi.

10. Kepemudaan dan Olahraga

Tingginya jumlah generasi muda di Kota Bekasi perlu mendapat

perhatian yang baik agar dapat memberikan konstribusi bagi pembangunan

Kota Bekasi yang lebih baik. Potensi generasi muda yang besar perlu

diarahkan untuk memberikan kekuatan bagi pembangunan kota dan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-17

meminimalisir potensi negatif yang dapat timbul dari pergaulan generasi

muda.

11. Daya Saing Daerah

a. Salah satu permasalahan pada aspek daya saing adalah lamanya proses

perijinan usaha di Kota Bekasi yang secara langsung mempengaruhi

minat investor untuk menanamkan modalnya.

b. Faktor kondusifitas politik dan keamanan menjadi faktor lainnya yang

mempengaruhi daya saing Kota Bekasi.

c. Tingginya angka kriminalitas di KotaBekasi haruslah mampu dikurangi

untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggl

di KotaBekasi dan bagi para investor dan pengusaha yang hendak

menanamkan modal di Kota Bekasi.

12. Infrastruktur dan Sarana dan Prasarana

Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana dalam pembangunan

Kota Bekasi.

Sebagaimana telah dirumuskan dan disusun sejak Rancangan Awal RKPD sampai

dengan terbentuknya kesepakatan dan ditetapkannya RKPD tahun 2015, secara

normatif Rencana Kerja Pemerintah Kota Bekasi TA 2015 tetap diarahkan untuk

mewujudkan visi ”Bekasi Maju, Sejahtera, dan Ihsan” sesuai dengan target

pencapaian visi-misi yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013-2018. Merujuk pada landasan tematik

pembangunan tahunan yang telah ditetapkan, maka isu-isu strategis yang

menjadi dasar dalam penyusunan RKPD Perubahan Tahun 2015 adalah:

1. Program peningkatan layanan pendidikan wajib belajar 12 tahun dan

peningkatan pencapaian rata-rata lama sekolah;

2. Integrasi Jamkesda dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan;

3. Pengembangan kapasitas kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM;

4. Pengendalian pemanfaatan tata ruang sesuai RTRW, pembangunan dan

peningkatan jalan, jembatan dan drainase kota, penanggulangan dan

pengendalian banjir;

5. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengelolaan sampah dan

pengendalian pencemaran air dan udara;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-18

6. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejateraan sosial;

7. Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, pembinaan dan

pengembangan aparatur, optimalisasi pemanfaatan TIK dan peningkatan

kualitas perencanaan pembangunan dengan penerapan prinsip SMART

(Spesific, Measurable, Attainable, Realistic, Time Bound).

2.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah

2.2.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah

Perubahan kebijakan perencanaan pendapatan disusun berdasarkan trend

historis pertumbuhan realisasi penerimaan Pendapatan Daerah tahun 2013

(tahun transisi) dan tahun 2014 (tahun pertama periode RPJMD 2013-2018), serta

perkembangan situasi perekonomian lokal, regional dan nasional.

Trend historis pertumbuhan Pendapatan Daerah tahun 2009-2014 menurut

komponen pembentuknya adalah: (i) pendapatan asli daerah rata-rata 38,51%

per-tahun, (ii) dana perimbangan rata-rata 9,75% per-tahun, dan (iii) lain-lain

pendapatan daerah yang sah rata-rata 28,72% per-tahun. Realisasi pertumbuhan

pendapatan TA 2014 (dari TA 2013) mencapai 20,49% dengan pertumbuhan

penerimaan pendapatan pada masing-masing komponen pembentuknya sebagai

berikut: (i) pertumbuhan penerimaan dari sumber PAD mencapai 20,44% atau

dibawah rata-rata trend pertumbuhan historis; (ii) pertumbuhan penerimaan dari

sumber Dana Perimbangan mencapai 13,27% atau diatas rata-rata trend

pertumbuhan historis; dan (iii) pertumbuhan penerimaan dari sumber Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 31,22% atau diatas rata-rata trend

pertumbuhan historis. Kondisi tersebut menunjukkan perkembangan kemampuan

keuangan daerah relatif cukup baik, yang berarti bahwa potensi perbaikan jumlah

penerimaan pendapatan diperkirakan masih dapat dilakukan pada tahun

anggaran berjalan.

Pada APBD 2015 (murni) diterapkan strategi antisipatif dalam menyusun rencana

penerimaan pendapatan yang berasal dari sumber diluar komponen Pendapatan

Asli Daerah (PAD). Pemerintah telah menetapkan beberapa langkah kebijakan

nasional terkait dengan kondisi tersebut, antara lain: rencana relokasi struktur

anggaran DAU pada DAK yang diperuntukkan mendukung stabilitas pertumbuhan

ekonomi masyarakat, restrukturisasi anggaran keuangan daerah melalui

peningkatan penerimaan komponen pendapatan asli daerah, dan efisiensi

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-19

anggaran pembangunan melalui peningkatan kontribusi peran serta dunia usaha

dan masyarakat.

Kebijakan peningkatan Pendapatan Daerah dalam RPJMD Tahun 2013-2018 adalah

“peningkatan pendapatan daerah melalui penyempurnaan regulasi,

penggalian dan pengembangan potensi, dan aplikasi teknologi, yang disertai

dengan tertib administrasi pemungutan sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku”. Perencanaan target penerimaan pendapatan daerah

didasarkan pada arah kebijakan pendapatan daerah yang mengedepankan upaya

peningkatan peran dan kontribusi PAD dalam upaya meningkatkan

kemandirian keuangan daerah. Selaras dengan upaya tersebut, secara teknis

kebijakan yang akan diterapkan untuk mencapai target yang dicanangkan antara

lain adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari Pajak dan Retribusi

Daerah, terutama pada pos BPHTB dan PBB;

b. Penyempurnaan regulasi pajak dan retribusi daerah;

c. Identifikasi objek-objek pajak dan objek retribusi;

d. Intensifikasi pendapatan melalui penyesuaian tarif pajak dan retribusi;

e. Penyempurnaan sistem pemungutan pajak dan retribusi daerah;

f. Peningkatan hasil pengelolaan kekayaan daerah melalui pengelolaan

sumberdaya daerah secara profesional dan marketable.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, terdapat perubahan rencana penerimaan

pendapatan daerah yang diprioritaskan pada peningkatan penerimaan dari pos

Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya dari komponen retribusi daerah

serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Selanjutnya, perubahan

rencana penerimaan dari pos Dana Perimbangan diarahkan pada optimalisasi

dari sumber bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak. Sementara itu, perubahan

rencana penerimaan dari pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah diarahkan

pada peningkatan penerimaan dari sumber dana bagi hasil pajak dari propinsi dan

pemerintah daerah lainnya.

Berdasarkan kebijakan tersebut, perubahan kebijakan rencana pendapatan

daerah yang diterapkan dalam mendukung pencapaian target penerimaan

pendapatan daerah pada P-APBD tahun 2015 adalah:

1. Perencanaan penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dari pos Pendapatan Pajak Daerah yang mencakup:

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-20

a) Penerimaan dari pos pajak hotel melalui peningkatan target jumlah

penerimaan dari pajak hotel berbintang serta pajak rumah penginapan

dan sejenisnya;

b) Penerimaan dari pos pajak restoran melalui peningkatan target

jumlah penerimaan dari pajak rumah makan;

c) Penerimaan dari pos pajak hiburan melalui peningkatan target jumlah

penerimaan dari pajak tontonan diskotik, karaoke, klab malam dan

sejenisnya serta pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan

ketangkasan;

d) Penerimaan dari pos pajak reklame melalui peningkatan target

jumlah penerimaan dari pajak reklame kain;

e) Penerimaan dari pos pajak parkir melalui peningkatan target jumlah

penerimaan pajak parkir mobil dan motor sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2010;

f) Penerimaan dari pos pajak air bawah tanah melalui peningkatan

target jumlah penerimaan dari pajak air tanah;

2. Perencanaan penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dari pos Hasil Restribusi Daerah yang mencakup:

a) Penerimaan dari pos retribusi jasa usaha melalui penyesuaian tarif

dan/atau peningkatan target retribusi pelayanan tempat olahraga;

b) Penerimaan dari pos retribusi perizinan tertentu khususnya pada

pos retribusi pemberian perpanjangan IMTA kepada pemberi kerja

Tenaga Asing;

3. Perencanaan penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dari pos Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan yang

diperoleh dari penerimaan pada pos Bagian Laba atas Penyertaan Modal

pada Perusahaan Milik Daerah:

4. Perencanaan penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dari pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah yang mencakup:

a) Penerimaan dari pos penerimaan bunga deposito melalui

peningkatan jumlah dana simpanan melalui mekanisme perbankan;

b) Penerimaan dari pos pendapatan dana kapitasi JKN-FKTP

Puskesmas melalui optimalisasi kerja sama dan pengawasan

pelaksanaan di lapangan;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-21

5. Perencanaan penerimaan Dana Perimbangan dari pos Bagi Hasil Pajak

yang mencakup:

a) Penerimaan dari pos bagi hasil dari pajak penghasilan orang

pribadi melalui identifikasi dan inventarisasi wajib pajak serta

peningkatan pelayanan pemungutan pajak;

b) Penerimaan dari bagi hasil cukai hasil tembakau;

6. Perencanaan penerimaan Dana Perimbangan dari pos Bagi Hasil Bukan

Pajak / Sumber Daya Alam yang mencakup:

a) Penerimaan dari pos bagi hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan;

b) Penerimaan dari pos bagi hasil dari Pungutan Hasil Perikanan;

c) Penerimaan dari pos bagi hasil dari Pertambangan Panas Bumi;

d) Penerimaan dari pos bagi hasil dari penyisihan PBB dari Pusat;

e) Penerimaan dari pos bagi hasil dari Pertambangan Umum;

7. Perencanaan penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dari

pos Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

lainnya yang berasal dari penerimaan pada pos dana bagi hasil pajak

dari provinsi melalui intensifikasi penerimaan bagi hasil dari sumber pajak

kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan

bakar kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air

permukaan, dan pajak rokok;

8. Perencanaan penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dari

pos Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

yang berasal dari penetapan alokasi anggaran untuk pelaksanaan program

dan kegiatan dari Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI Jakarta yang

diperuntukkan bidang Pendidikan, bidang Kesehatan, bidang Pekerjaan

Umum dan bidang Perhubungan;

2.2.2 Perubahan Target Pendapatan Daerah

Pada Tabel-2.3 disajikan rangkuman Perubahan Rencana Pendapatan Daerah

Kota Bekasi tahun 2015 yang disusun berdasarkan pada perubahan kebijakan

sebagaimana diuraikan diatas.

Jumlah penerimaan pendapatan daerah dari sumber Pendapatan Asli Daerah

direncanakan sebesar Rp. 1.357.769.511.350,00, dari Dana Perimbangan

direncanakan sebesar Rp. 1.380.385.469.000,00, dari Lain-lain Pendapatan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-22

Daerah yang Sah direncanakan sebesar Rp. 1.245.146.756.066,00 dan dari

Pembiayaan direncanakan sebesar Rp. 714.956.948.325,37 (Netto). Dengan

demikian, target Penerimaan Pendapatan pada APBD TA 2015 setelah

perubahan adalah sebesar Rp. 3.983.301.736.416,00 tanpa memperhitungkan

penerimaan dari Pembiayaan (Netto) atau sebesar Rp. 4.698.258.684.741,37

apabila didalamnya termasuk penerimaan dari Pembiayaan (Netto).

Tabel-2.3 PERUBAHAN RENCANA PENDAPATAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015

SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN Rp %

1 2 3 4 5 6

1. PENDAPATAN DAERAH 3,662,667,813,067.00 3,983,301,736,416.00 320,633,923,349.00 8.75%

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,325,896,803,750.00 1,357,769,511,350.00 31,872,707,600.00 2.40%

1.1.1 Pajak Daerah 1,006,583,747,200.00 1,006,583,747,200.00 - 0.00%

1.1.2 Retribusi Daerah 59,126,840,000.00 60,667,215,000.00 1,540,375,000.00 2.61%

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan

11,827,021,850.00 11,021,236,450.00 (805,785,400.00) -6.81%

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 248,359,194,700.00 279,497,312,700.00 31,138,118,000.00 12.54%

1.2 DANA PERIMBANGAN 1,380,334,288,000.00 1,380,385,469,000.00 51,181,000.00 0.00%

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 143,047,538,000.00 143,098,719,000.00 51,181,000.00 0.04%

1.2.2 Dana Alokasi Umum 1,198,049,800,000.00 1,198,049,800,000.00 - 0.00%

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 39,236,950,000.00 39,236,950,000.00 - 0.00%

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG

SAH

956,436,721,317.00 1,245,146,756,066.00 288,710,034,749.00 30.19%

1.3.1 Pendapatan Hibah 4,100,000,000.00 4,100,000,000.00 - 0.00%

1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya

674,822,383,317.00 730,706,312,886.00 55,883,929,569.00 8.28%

1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 277,514,338,000.00 277,514,338,000.00 - 0.00%

1.3.4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

Pemerintah Daerah Lainnya

- 232,826,105,180.00 232,826,105,180.00 100.00%

3 PEMBIAYAAN DAERAH (Netto) 525,987,987,207.00 714,956,948,325.37 188,968,961,118.37 35.93%

3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 550,518,357,007.00 746,952,936,446.37 196,434,579,439.37 35.68%

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya

550,518,357,007.00 746,952,936,446.37 196,434,579,439.37 35.68%

3.1.2 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - NA

3.1.3 Penerimaan Piutang dari RSUD - - - NA

3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 24,530,369,800.00 31,995,988,121.00 7,465,618,321.00 30.43%

3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah

Daerah

24,200,000,000.00 24,200,000,000.00 - 0.00%

3.2.2 Pembayaran Pokok Utang 330,369,800.00 330,369,800.00 - 0.00%

3.2.3 Dana Bergulir - 7,465,618,321.00 7,465,618,321.00 NA

3.2.4 Pembayaran Hutang Kepada Rekanan - - - NA

NO. URAIANAPBD TA 2015 BERTAMBAH/(BERKURANG)

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-23

2.2.3 Upaya Pencapaian Target Pendapatan

Sesuai arah kebijakan, strategi pelaksanaan serta target capaian yang telah

ditetapkan, maka perlu dilakukan berbagai upaya yang terarah untuk dapat

mewujudkannya. Upaya-upaya untuk mencapai target yang ditetapkan dilakukan

secara terintegrasi, namun dikoordinasikan secara terstruktur berdasarkan

komponen pembentukkan Pendapatan Daerah. Untuk itu, strategi yang terarah

guna mencapai target dari masing-masing bagian komponen pendapatan adalah

seperti diuraikan dibawah ini.

(a) Penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) direncanakan

mampu mencapai Rp. 1.357.769.511.350,00. Upaya-upaya yang

dilakukan untuk mencapai target penerimaan sebagaimana direncanakan

antara lain adalah sebagai berikut :

a. Perkuatan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan

pendapatan daerah, melalui pelaksanaan pembinaan serta evaluasi

pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah;

b. Peningkatan pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ektensifikasi;

c. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui penyediaan sarana

dan prasarana pelayanan umum, penyempurnaan sistem pungutan,

dan peningkatan kapasitas aparatur;

d. Revitalisasi dan restrukturisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

agar mampu meningkatkan kontribusi pendapatan daerah;

e. Pengembangan kerjasama baik dalam hal upaya peningkatan

pendapatan daerah maupun pengelolaan asset daerah;

f. Peningkatan dan penggalian potensi sumber-sumber pendapatan lain.

(b) Penerimaan dari sumber Dana Perimbangan direncanakan mampu

diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.380.385.469.000,00. Upaya-upaya

yang dilakukan untuk mencapai target penerimaan sebagaimana

direncanakan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, pajak

Orang Pibadi Dalam Negeri (PPH OPDN), PPh pasal 21 dan BPHTB;

b. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Propinsi

dalam pelaksanaan pengelolaan Dana Perimbangan;

c. Konsultasi perubahan mekanisme alokasi dan restrukturisasi DAU dan

DAK, untuk tahun 2015 dan seterusnya.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-24

(c) Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah tidak dapat

direncanakan secara tepat dan definitif, oleh karena itu perkiraan jumlah

penerimaan antara lain didasarkan pada trend realisasi tahunan.

Berdasarkan kondisi tersebut, jumlah penerimaan yang direncanakan

pada TA 2015 sebesar Rp. 1.245.146.756.066,00. Upaya-upaya yang

dilakukan untuk mencapai target penerimaan sebagaimana direncanakan

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi dan konsultasi terkait dengan alokasi anggaran

tidak tetap / darurat yang direalisasikan dalam bentuk pendapatan

hibah dari pemerintah dan dana darurat;

b. Melakukan koordinasi dalam rangka efektifitas dan efisiensi pengelolaan

dana bagi hasil pajak dari propinsi dan pemerintah daerah lainnya;

c. Melakukan koordinasi dan konsultasi pengembangan program/

kegiatan terkait dengan alokasi dana penyesuaian dan otonomi khusus,

bantuan keuangan dari propinsi atau pemerintah daerah lainnya, dan

dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah.

2.3 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah

2.3.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah

Alokasi belanja daerah tahun 2008-2014 mengalami peningkatan signifikan

(sekitar 229,90%), yaitu dari Rp. 1,338,40-milyar pada tahun 2008 menjadi Rp.

4.415,51-milyar pada tahun 2014, dengan rata-rata peningkatan anggaran belanja

23,75% per-tahun. Selama periode tersebut, komposisi antara Belanja Tidak

Langsung (belanja aparatur) dengan Belanja Langsung (belanja publik) rata-rata

sekitar 52,17% (BTL) dan 47,83% (BL). Komposisi alokasi anggaran setiap tahun

menunjukkan kondisi yang berbeda, dimana pada tahun 2009, 2010, dan 2011

komposisi anggaran Belanja Tidak Langsung lebih besar dari Belanja Langsung,

sehingga tidak merefleksikan penganggaran yang berpihak pada pelayanan

publik. Baru kemudian pada tahun 2012, 2013, dan 2014 komposisi anggaran

dapat dirubah dimana komposisi Belanja Langsung lebih besar dari Belanja Tidak

Langsung, meskipun kondisi tersebut belum dapat dijadikan indikator alokasi

belanja aparatur yang merefleksikan kuantitas dan kualitas pelayanan publik

yang diselenggarakan.

Sejalan dengan diberlakukannya sejumlah aturan baru mengenai pengelolaan

keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-25

Tahun 2006 yang kemudian direvisi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 Tahun 2007 (merujuk pada PP No. 38/2007 dan PP No. 41/2007), dan

direvisi kembali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, telah dilakukan sejumlah

langkah teknis sebagai upaya penyesuaian pada arah kebijakan keuangan daerah.

Berdasarkan kondisi seperti diuraikan di atas dan merujuk pada kinerja

pelaksanaan APBD sampai dengan akhir Semester I TA 2015, maka dilakukan

kembali penyesuaian terkait dengan rencana belanja daerah. Kebijakan

penyusunan Belanja Daerah Kota Bekasi didasarkan pada pendekatan anggaran

kinerja (berorientasi pada hasil) dan pendekatan anggaran berimbang

(pertumbuhan belanja daerah sama dengan pertumbuhan pendapatan daerah),

yaitu ”Meningkatkan Akuntabilitas Perencanaan Anggaran serta memperjelas

efektifitas dan efisiensi penggunaan alokasi anggaran, yang berorientasi pada

Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing SKPD guna peningkatan Kinerja

Pelayanan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”.

Berdasarkan trend historis belanja daerah tahun 2008–2014, perubahan

signifikan pada belanja daerah tahun 2015 (kenaikan alokasi anggaran belanja

pelayanan publik seiring kenaikan potensi penerimaan pendapatan), dan

kebutuhan prioritas program dan kegiatan yang berorientasi pada peningkatan

kualitas dan kuantitas pelayan publik, maka perubahan kebijakan anggaran

belanja tahun 2015 diarahkan pada peningkatan proporsi dan efektifitas

belanja publik disertai penyesuaian proporsi dan efisiensi belanja aparatur

yang didasarkan pada isu-isu strategis serta prioritas program

pembangunan daerah tahun 2015.

Berdasarkan kebijakan tersebut, maka pelaksanaan penyusunan anggaran belanja

daerah bertujuan meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta

memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan alokasi anggaran dimaksud. Oleh

karenanya Belanja Daerah diprioritaskan untuk efektivitas dan efisiensi pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Dengan demikian, pada prinsipnya bahwa setiap peningkatan alokasi belanja

yang direncanakan harus diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Arah Kebijakan Belanja Daerah Kota Bekasi tahun 2015, mengacu kepada visi,

misi dan program Kepala Daerah terpilih, yang telah dirumuskan ke dalam Isu-isu

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-26

Strategis Pembangunan Kota Bekasi yang dikelompokkan pada bidang-bidang

sosial budaya, fisik, dan perekonomian sebagaimana ditetapkan dalam RKPD Kota

Bekasi tahun 2015. Oleh karena itu, kebijakan perencanaan anggaran belanja

daerah didasarkan pada prioritas sebagai berikut:

1. Belanja Daerah diprioritaskan untuk memenuhi kewajiban Daerah dalam

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang diwujudkan dalam bentuk

peningkatan : (i) pelayanan dasar (pendidikan dan kesehatan); (ii) fasilitas

sosial; dan (iii) fasilitas umum yang layak;

2. Belanja Daerah disusun berdasarkan standar pelayanan pelayanan minimal,

standar analisis belanja, standar harga, dan tolok ukur kinerja, dan secara

bertahap akan menerapkan standar analisis beban kerja per-SKPD;

3. Belanja Daerah terdiri dari belanja langsung, belanja tidak langsung non

urusan, dan belanja tidak langsung urusan, diarahkan pada peningkatan

kemampuan penyelenggaraan pelayanan publik (merujuk pada prinsip good

governance) yang didasarkan pada pola kinerja merit system agar mampu

mencerminkan pembiayaan yang dikeluarkan setara dengan kinerja dan

keluaran yang dihasilkan;

4. Pemerintah Daerah akan melakukan inventarisasi dan penilaian terhadap

seluruh barang milik Pemerintah Daerah dalam rangka menyusun Neraca

Awal Daerah secara bertahap dan berkelanjutan.

Berdasarkan arah kebijakan perencanaan belanja sebagaimana diuraikan diatas,

pada Tabel-2.4 disajikan Perubahan Rencana Belanja Daerah Kota Bekasi

Tahun Anggaran 2015. Secara keseluruhan, dibandingkan dengan usulan

sebelum perubahan, anggaran belanja daerah tahun 2015 mengalami kenaikan

sekitar 12,17%, dari semula sebesar Rp. 4.188.655.800.274,00 menjadi Rp.

4.698.258.684.741,37, yang terdiri dari:

(a) Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 1.567.216.713.204,37, turun sekitar

5,76% atau menurun sebesar Rp. 95.783.077.396,63 dari rencana anggaran

sebelum perubahan, disebabkan oleh: (i) penurunan pada pos belanja

pegawai sebesar Rp. 98.574.288.396,63; (ii) penurunan pada pos belanja tak

terduga sebesar Rp. 558.789.000,00; dan (iii) kenaikan pada pos belanja

hibah sebesar Rp. 3.350.000.000,00 (iv) sedangkan pada pos belanja bunga,

belanja bantuan sosial dan belanja bantuan keuangan kepada

provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa tidak mengalami perubahan.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-27

(b) Belanja Langsung sebesar Rp. 3.131.041.971.537,00, naik sekitar 23,97%

atau naik sebesar Rp. 605.385.961.864,00 dari rencana anggaran sebelum

perubahan, yang disebabkan penambahan anggaran pada: (i) pos belanja

langsung penunjang urusan sebesar Rp. 4.500.000.000,00; dan

(ii) pos belanja langsung urusan sebesar Rp. 600.885.961.864,00.

Tabel-2.4 PERUBAHAN RENCANA BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015

2.3.2 Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan

Keuangan, dan Belanja Tidak Terduga

Kelompok belanja ini disebut pula kelompok belanja tidak langsung yang

merupakan kelompok belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan. Berdasarkan penempatan anggaran,

anggaran Belanja Tidak Langsung dibedakan menjadi dua kelompok anggaran,

yaitu: Belanja Tidak Langsung SKPD, yang terdiri dari belanja pegawai; dan

Belanja Tidak Langsung PPKD, yang meliputi belanja belanja bunga, belanja

hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, dan belanja tak terduga.

SEBELUM PERUBAHAN

(APBD Murni)

SETELAH PERUBAHAN

(APBD Perubahan)Rp %

1 2 3 4 5 6

2 BELANJA DAERAH 4,188,655,800,274.00 4,698,258,684,741.37 509,602,884,467.37 12.17%

2.1 Belanja Tidak Langsung 1,662,999,790,601.00 1,567,216,713,204.37 (95,783,077,396.63) -5.76%

2.1.1 Belanja Pegawai 1,585,984,415,801.00 1,487,410,127,404.37 (98,574,288,396.63) -6.22%

2.1.2 Belanja Bunga 300,000,000.00 300,000,000.00 - 0.00%

2.1.3 Belanja Hibah 45,657,192,000.00 49,007,192,000.00 3,350,000,000.00 7.34%

2.1.4 Belanja Bantuan Sosial 25,000,000,000.00 25,000,000,000.00 - 0.00%

2.1.5 Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa

1,058,182,800.00 1,058,182,800.00 - 0.00%

2.1.6 Belanja Tidak Terduga 5,000,000,000.00 4,441,211,000.00 (558,789,000.00) -11.18%

2.2 Belanja Langsung 2,525,656,009,673.00 3,131,041,971,537.00 605,385,961,864.00 23.97%

2.2.1 Belanja Langsung Penunjang Urusan 236,912,707,500.00 241,412,707,500.00 4,500,000,000.00 1.90%

2.2.2 Belanja Langsung Urusan 2,288,743,302,173.00 2,889,629,264,037.00 600,885,961,864.00 26.25%

NO. URAIAN

APBD TA.2015 BERTAMBAH/(BERKURANG)

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-28

Pada APBD Tahun Anggaran 2015 pengisian pegawai telah disesuaikan dengan

struktur organisasi / kelembagaan, sehingga penyusunan Anggaran Belanja Tidak

Langsung dan Belanja Langsung Penunjang Urusan dilakukan berdasarkan

susunan SKPD baru. Selanjutnya berkaitan dengan kebijakan pada masing-masing

jenis belanja pada Belanja Tidak Langsung dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai;

1) Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD dihitung

berdasarkan pemutakhiran data pegawai per bulan Mei 2015, dengan

memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan sebesar

7% serta pemberian gaji ketiga belas;

2) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala,

kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan

memperhitungkan acress maksimum sebesar 2,5% dari belanja pegawai

untuk gaji pokok dan tunjangan;

3) Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi PNSD yang

dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-undang Nomor 24

Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan

dianggarkan pada Pos Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah. Terkait dengan hal tersebut, penyediaan anggaran untuk

pengembangan cakupan jaminan kesehatan bagi PNSD di luar cakupan

jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan

dianggarkan dalam APBD, kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan

perundang-undangan;

4) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian

bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD

serta PNSD dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011,

Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 tentang Perubahan

Kesembilan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan

Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan

Program Jaminan Sosial;

5) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang

Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah yaitu sebesar 5% dari target pendapatan,

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-29

serta dianggarkan pada Pos Anggaran SKPD yang mempunyai target

pendapatan;

6) Penganggaran Tambahan Penghasilan bagi PNSD, terdapat kenaikan

sebesar 25% dari anggaran sebelumnya;

b. Belanja Bunga dianggarkan untuk pembayaran bunga pinjaman jangka

panjang berupa pinjaman ke Pemerintah Pusat untuk program WJUDSP dan

MBUDSP;

c. Belanja Hibah, dianggarkan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang,

barang dan/ atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,

perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang secara

spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Pada APBD Tahun Anggaran 2015,

hibah diberikan antara lain untuk Sekolah swasta penerima dana BOS Pusat,

organisasi semi pemerintah yaitu KONI, PMI, Pramuka, Korpri dan PKK, serta

alokasi dana pendamping untuk pelaksanaan PNPM di Kota Bekasi. Selain itu

hibah juga diberikan kepada instansi vertikal dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan daerah (Kodim-0507 Bekasi), serta

masyarakat dan kelompok masyarakat. Kebijakan dari belanja hibah adalah

pencantuman nama penerima hibah beserta besarannya dalam RKA PPKD

didasarkan pada hasil rekomendasi SKPD serta Pertimbangan TAPD atas

usulan yang diajukan oleh Masyarakat/Kelompok Masyarakat;

d. Belanja Bantuan Sosial, dianggarkan untuk pemberian bantuan yang bersifat

sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada

kelompok/anggota masyarakat. Pada APBD Tahun Anggaran 2015, anggaran

belanja bantuan sosial ditetapkan untuk diberikan kepada organisasi

kemasyarakatan berupa organisasi/kegiatan keagamaan, organisasi/kegiatan

kepemudaan, bantuan kegiatan kemasyarakatan, kegiatan sosial, kegiatan

kependidikan dan bantuan organisasi profesi. Kebijakan belanja bantuan

sosial adalah Pencantuman nama penerima bantuan sosial beserta besarannya

dalam RKA PPKD didasarkan pada hasil rekomendasi SKPD serta

Pertimbangan TAPD atas usulan yang diajukan oleh Masyarakat/Kelompok

Masyarakat;

e. Belanja Bantuan Keuangan, dianggarkan untuk pemberian bantuan dalam

rangka untuk melaksanakan program khusus dari pemerintah pusat atau

pemerintah provinsi dalam rangka pemberdayaan masyarakat atau tujuan

lain yang telah ditentukan. Bantuan sosial juga diberikan kepada Partai Politik

sesuai ketentuan yang berlaku dengan mempertimbangkan kemampuan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-30

keuangan daerah. Bantuan keuangan kepada partai politik tahun 2015

dianggarkan pada pos anggaran BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan

kepada partai politik, dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima

bantuan keuangan. Pelaksanaan Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

berpedoman pada Keputusan Walikota Bekasi Nomor 218/Kep.401-

Kesbangpol/X/2014 tentang Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota

Bekasi Hasil Pemilu Tahun 2014 sampai berakhirnya masa jabatan

keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014 – 2019;

f. Belanja Tak Terduga, adalah pengeluaran yang diperuntukkan kegiatan yang

sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang, seperti penanggulangan

bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya,

termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun­tahun

sebelumnya yang telah ditutup. Tata Cara Pemberian dan

Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga agar berpedoman pada

Peraturan Walikota Bekasi Nomor 52 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga. Anggaran

Belanja Tidak Terduga dialokasikan pada Pos Anggaran BPKAD selaku Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah.

2.3.3 Kebijakan Pembangunan Daerah

Berdasarkan rencana target capaian pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD

Kota Bekasi 2013-2018 serta arah kebijakan pembangunan dalam RKPD Kota

Bekasi tahun 2015, maka dalam rangka pencapaian rencana target pembangunan

telah ditetapkan isue-isue strategis yang menjadi acuan pokok dalam

perencanaan program pembangunan tahun 2015. Dalam RKPD tahun 2015

ditetapkan 7 (tujuh) isu strategis yang merupakan pokok perhatian dalam

penyelenggaraan Pembangunan Kota Bekasi tahun 2015 yaitu:

1. Program peningkatan layanan pendidikan wajib belajar 12 tahun dan

peningkatan pencapaian rata-rata lama sekolah;

2. Integrasi Jamkesda dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan;

3. Pengembangan kapasitas kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-31

4. Pengendalian pemanfaatan tata ruang sesuai RTRW, pembangunan dan

peningkatan jalan, jembatan dan drainase kota, penanggulangan dan

pengendalian banjir;

5. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengelolaan sampah dan

pengendalian pencemaran air dan udara;

6. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejateraan sosial;

7. Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, pembinaan dan pengembangan

aparatur, optimalisasi pemanfaatan TIK dan peningkatan kualitas

perencanaan pembangunan dengan penerapan prinsip SMART (Spesific,

Measurable, Attainable, Realistic, Time Bound).

Pengembangan dari keseluruhan isu-isu pokok tersebut telah dituangkan dalam

rumusan program strategis dan program prioritas pembangunan Kota Bekasi

tahun 2015 yang mencakup 26 Program Prioritas. Pada Tabel-2.5 disajikan

rangkuman tentang Program Strategis Pembangunan Kota Bekasi Tahun 2015.

Tabel-2.5 PROGRAM STRATEGIS PEMBANGUNAN TAHUN ANGGARAN 2015

NO PROGRAM STRATEGIS PROGAM PRIORITAS

1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

1. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

2. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan kdh

3. Program evaluasi kinerja pemerintahan daerah

4. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

5. Program penataan administrasi kependudukan

6. Program pengembangan data/informasi 7. Program perencanaan pembangunan

daerah. 2 Pembangunan Prasarana dan

Sarana 1. Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan

dan jembatan 2. Program pembangunan saluran

drainase/gorong-gorong 3. Program pengendalian banjir 4. Program kualitas air dan pengendalian

pencemaran air 5. Program peningkatan pelayanan angkutan 6. Program pengendalian pencemaran dan

perusakan lingkungan hidup 7. Program perlindungan dan konservasi

sumber daya alam.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-32

NO PROGRAM STRATEGIS PROGAM PRIORITAS

8. Program pengembangan perumahan. 9. Program pengembangan rumah susun huni

dan rumah susun sewa bagi masyarakat berpenghasilan rendah

10. Program perencanaan tata ruang. 11. Program pemanfaatan ruang. 12. Program pengendalian pemanfaatan ruang

3 Pendidikan 1. Program wajib belajar 12 tahun 2. Program peningkatan kualitas pendidikan

menengah 3. Program peningkatan mutu pendidik dan

tenaga kependidikan.

4 Kesehatan 1. Program upaya kesehatan masyarakat. 2. Program pelayanan kesehatan penduduk

miskin. 3. Program pengadaan, peningkatan dan

perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya.

4. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata.

5. Program pemberdayaan fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya

5 Sosial 1. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial.

2. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan anak dan perempuan.

3. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana olahraga.

6 Perekonomian 1. Program peningkatan kapasitas ekspor daerah

2. Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah

3. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi

4. Program peningkatan kesempatan kerja. 7 Keamanan,

Ketertiban dan Penanggulangan Bencana

1. Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal.

2. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

Sumber : RPJMD Kota Bekasi 2013-2018 dan RKPD Tahun 2015.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-33

3.3.4 Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan

a. Kebijakan Belanja Langsung Penunjang Urusan

Belanja Langsung Penunjang Urusan adalah belanja langsung yang tidak terkait

secara langsung dengan pelaksanaan salah satu urusan pemerintahan. Pada

rencana anggaran belanja tahun 2015, kebijakan Belanja Langsung Penunjang

Urusan diarahkan pada peningkatan pelayanan administrasi perkantoran,

peningkatan sumber daya aparatur serta pemenuhan sarana dan prasarana

aparatur, yang dituangkan dalam program sebagai berikut:

1). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

3). Program Peningkatan Disiplin Aparatur;

4). Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur; dan

5). Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja

dan keuangan.

b. Kebijakan Belanja Langsung Urusan Pemerintah Daerah

Belanja langsung urusan pemerintah daerah terdiri dari belanja langsung

urusan wajib dan belanja langsung urusan pilihan. Berdasarkan ketentuan

dalam pasal 7 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota, terdapat 26 (dua puluh

enam) urusan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah

Kabupaten / Kota, berkaitan dengan pelayanan dasar, dan 8 (delapan) urusan

yang bersifat pilihan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan

potensi unggulan daerah.

Relevan dengan hal tersebut di atas, kebijakan belanja langsung urusan yang

ditetapkan di Kota Bekasi untuk tahun 2015 merujuk pada arah kebijakan Tahun

Kedua RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 sebagai tahun pelayanan dasar

diarahkan untuk mencapai pemenuhan pelayanan dasar dalam kesejahteraan

masyarakat sehingga dapat meningkatkan percepatan pembangunan Kota Bekasi

ditahun pembangunan selanjutnya. Belanja langsung urusan yang ditetapkan

mencakup urusan wajib dan urusan pilihan yang terdiri dari:

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-34

(1) URUSAN WAJIB

a. Terkait Pelayanan Dasar (sesuai Standar Pelayanan Minimal, SPM), mencakup : 1) Pendidikan; 2) Kesehatan; 3) Lingkungan Hidup; 4) Pekerjaan Umum; 5) Ketahanan Pangan; 6) Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 7) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; 8) Sosial; 9) Tenaga Kerja; 10) Perumahan Rakyat; 11) Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan

Masyarakat; 12) Perhubungan; dan 13) Perlindungan Anak.

b. Tidak Terkait Pelayanan Dasar, mencakup : 1) Penataan Ruang; 2) Pertanahan; 3) Komunikasi dan Informatika; 4) Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah; 5) Penanaman Modal; 6) Kepemudaan dan Olah Raga; 7) Pemberdayaan Masyarakat Desa; 8) Pemberdayaan Perempuan; 9) Statistik; 10) Persandian; 11) Kebudayaan; 12) Perpustakaan; dan 13) Kearsipan.

(2) URUSAN PILIHAN

(1) Pertanian; (2) Pariwisata; (3) Industri; (4) Perdagangan; dan (5) Ketransmigrasian;

Kebijakan belanja langsung urusan pemerintah daerah, baik wajib maupun

pilihan, didasarkan pada kebijakan penanganan isu-isu strategis pembangunan

Kota Bekasi dan penetapan prioritas program pembangunan Kota Bekasi tahun

2015. Secara garis besar, kebijakan terkait dengan perencanaan anggaran belanja

langsung urusan pemerintah daerah antara lain adalah sebagai berikut:

(a). Kebijakan dalam penyusunan rencana belanja langsung urusan

diprioritaskan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat

sesuai kebutuhan dan dinamika sosial yang berkembang dalam

meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-35

(b). Kebijakan belanja langsung dalam konteks pembangunan infrastruktur/

suprastruktur diupayakan untuk melibatkan partisipasi swasta dan

masyarakat, agar dapat mendukung kemandirian ekonomi masyarakat

yang lebih jauh akan berdampak positif pada reduksi beban APBD, dan

menciptakan lapangan kerja baru serta menumbuhkan rasa memiliki;

(c). Kebijakan belanja langsung urusan dialokasikan untuk pembangunan

kebutuhan pelayanan dasar masyarakat dalam menciptakan keserasian

pembangunan antar kawasan di Kota Bekasi merujuk pada pola

pembangunan Bagian Wilayah Pembangunan (BWP) yang diarahkan untuk

:

Pembiayaan subsisdi operasional pendidikan, pembangunan/

rehabilitasi gedung sekolah, penambahan unit kelas rehabilitasi ruang

kelas SD dan SLTP serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan

pendidikan, untuk mempercepat penuntasan wajib belajar pendidikan

dasar 9 tahun, dan menunjang pelaksanaan wajib belajar pendidikan

menengah 12 Tahun;

Pembiayaan subsidi operasional pelayanan kesehatan,

pembangunan/rehabilitasi gedung Puskesmas/Pustu Polindes

kesehatan serta sarana prasarana penunjang kesehatan, untuk

meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan, terutama bagi penduduk miskin;

Pembangunan/rehabilitasi infrastruktur jaringan jalan, termasuk

prasarana dan sarana transportasi perkotaan, untuk meningkatkan

mobilitas arus barang dan produktivitas kegiatan perdagangan jasa

yang menunjang pertumbuhan ekonomi kerakyatan, ekonomi lokal

dan ekonomi regional;

Pengembangan, pembangunan/rehabilitasi pusat-pusat perdagangan

dan industri sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dalam skala

mikro, kecil dan menengah ;

Pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan,

keterbelakangan dan keterpencilan.

(d). Belanja pengadaan kendaraan bermotor lebih diutamakan untuk mobilitas

dinas pegawai, dan pelayanan umum masyarakat seperti ambulan, alat

berat dan kendaraan pengangkut sampah, dan untuk kendaraaan sejenis

lainnya. Pengadaan kendaraan bermotor untuk kepentingan operasional

legislatif dan eksekutif untuk sementara ditunda.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-36

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kebijakan perencanaan anggaran belanja SKPD didasarkan pada prioritas

program pembangunan sesuai arahan RKPD tahun 2015. Dengan demikian,

dasar penetapan anggaran belanja SKPD mengacu pada bobot peran SKPD dalam

pelaksanaan program dan kegiatan yang ditetapkan. Pada Tabel-2.6 disajikan

uraian Kebijakan yang menetapkan keterlibatan SKPD dalam setiap program,

yang selanjutnya mendasari penyusunan dan penetapan anggaran belanja SKPD.

Secara konseptual, tidak terjadi pengurangan cakupan program yang disebabkan

perkembangan kondisi anggaran tahun 2015. Pengurangan hanya terjadi pada

volume kegiatan penanganan ruang Sekretaris Daerah pasca kebakaran yang

disebabkan oleh penundaan anggaran pada pos Belanja Tidak Langsung sebesar

Rp. 2.558.789.000,00.

Sementara itu, penambahan volume kegiatan terjadi pada sektor-sektor sebagai

berikut: (i) kegiatan sektor pendidikan yang disebabkan oleh adanya lanjutan

pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus tahun sebelumnya

(TA 2008 s/d TA 2014) sebesar Rp. 21.769.163.360,00; (ii) sektor kesehatan yang

disebabkan adanya penambahan kegiatan yang dibiayai dari Dana Bagi Hasil Cukai

Tembakau tahun 2014 sebesar Rp. 3.657.128.789,00, penambahan kegiatan

pelayanan yang dibiayai oleh RSUD sebesar Rp. 28.722.425.895,00, dan

penambahan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat yang dibiayai dari (sisa)

dana JKN Puskesmas TA 2014 sebesar Rp. 15.394.711.540,00; (iii) sektor fisik

prasarana dan sarana perkotaan yang disebabkan adanya lanjutan pembangunan

fisik yang dibiayai dari Bantuan Provinsi DKI TA 2014 sebesar Rp. 388.530.500,00,

pembangunan fisik sarana dan prasarana yang dibiayai dari Bantuan Provinsi DKI

TA 2015 sebesar Rp. 98.148.000.000,00, dan pembangunan fisik sarana dan

prasarana yang dibiayai dari Bantuan Provinsi Jawa Barat TA 2015 sebesar Rp.

134.678.105.180,00; dan (iv) sektor-sektor lainnya proporsional selaras dengan

hasil evaluasi dan perencanaan pembangunan TA 2015 yang dibiayai dari surplus

penerimaan pada beberapa sumber pendapatan daerah sebesar Rp.

304.659.333.749,00 maupun dari sisa lebih pembiayaan anggaran tahun

sebelumnya (hasil audit BPK) sebesar Rp. 196.434.579.439,37.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-37

Tabel-2.6 KEBIJAKAN PENETAPAN SKPD PELAKSANA BERDASARKAN

PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA BEKASI TAHUN 2015

NO PRIORITAS

PEMBANGUNAN DAERAH

SASARAN SKPD PROGAM PRIORITAS

1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Reformasi birokrasi untuk mewujudkan tata

kelola Pemerintahan yang baik

BPKAD 1. Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah.

Inspektorat 2 Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

BKD 3 Program evaluasi kinerja pemerintahan daerah

Pengembangan sarana dan prasarana

Komunikasi untuk meningkatkan aksesi-

bilitas masyarakat terhadap informasi

Bagian Telematika Setda

4 Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

Peningkatan layanan administrasi

kependudukan melalui pembangunan sistem

kependudukan berbasis IT

Disdukcapil 5 Program Penataan Administrasi Kependudukan

Peningkatan kualitas perencanaan

pembangunan dengan menerapkan prinsip

SMART

Bappeda 6 Program Pengembangan data/informasi

Bappeda 7 Program perencanaan pembangunan daerah.

2 Pembangunan Prasarana dan Sarana

Pembangunan dan pemeliharaan

infrastruktur jalan, jembatan dan drainase

Dinas Bimarta 1. Program rehabilitasi/ pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Dinas Bimarta 2 Program Pembangunan saluran drainase/gorong- gorong

Dinas Bimarta 3 Program pengendalian banjir

Peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui

pengelolaan sampah, RTH, pengendalian

pencemaran air, dan pencemaran udara dengan melibatkan

partisipasi masyarakat untuk perolehan Adipura

BPLH 4 Program kualitas air dan pengendalian Pencemaran air

BPLH 6 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

BPLH 7 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.

Peningkatan pra sarana dan sarana transportasi

terpadu melalui pembangunan jalur

pejalan kaki, jalur khusus sepeda, pengem-bangan

"commuter transit parking" perencanaan

MRT dan Terminal Induk

DisHub 5 Program peningkatan pelayanan angkutan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-38

NO PRIORITAS

PEMBANGUNAN DAERAH

SASARAN SKPD PROGAM PRIORITAS

Regional Pengendalian kepadatan

perumahan dan permukiman melalui

pengembangan hunian vertikal

Disbangkim 8 Program Pengembangan Perumahan.

Disbangkim 9 Program Pengembangan Rumah Susun Huni dan Rumah Susun Sewa bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Pengendalian pemanfaatan ruang

sesuai RTRW Kota Bekasi 2011-2031

Dinas Tata Kota 10 Program Perencanaan Tata Ruang.

Dinas Tata Kota 11 Program Pemanfaatan Ruang.

Dinas Tata Kota 12 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

3 Pendidikan Peningkatan layanan Pendidikan melalui wajib belajar 12 Tahun untuk

mendukung peningkatan pencapaian rata-rata

lama sekolah dan tingkat kelulusan

Dinas Pendidikan 1. Program Wajib Belajar 12 tahun

Dinas Pendidikan 2 Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Menengah

Dinas Pendidikan 3 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

4 Kesehatan Peningkatan kualitas layanan kesehatan

melalui pengembangan SDM, pembangunan

infrastruktur dan pengembangan sistem

layanan kesehatan untuk meningkatkan

pencapaian indeks kesehatan

Dinas Kesehatan 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat.

Dinas Kesehatan 2 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin.

Dinas Kesehatan 3 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya

Dinas Kesehatan 4 Program pengadaan,peningkatan sarana dan prasarana rumahsakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru- paru/rumah sakit mata.

Dinas Sosial 5 Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Lainnya

5 Sosial Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui pengendalian

pertumbuhan penduduk

Dinas Sosial 1. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial.

Peningkatan peran serta perempuan dalam

pembangunan, perlindungan perempuan

dan anak untuk mendukung pencapaian

kesetaraan gender

BPPPAKB 2 Program PeningkatanKualitas Hidup dan Perlindungan Anak dan Perempuan.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-39

NO PRIORITAS

PEMBANGUNAN DAERAH

SASARAN SKPD PROGAM PRIORITAS

Peningkatan aktualisasi peran pemuda dalam

pembangunan melalui perlibatan organisasi kepemudaan, prestasi

olahraga, wawasan kebangsaan, serta

orientasi wirausaha berbasis kreativitas

Disporbudpar 3 Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana olahraga.

6 Perekonomian Mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan usaha masyarakat untuk

meningkatkan indeks daya beli dan laju

pertumbuhan ekonomi

Disperindagkop 1. Program Peningkatan Kapasitas Ekspor Daerah

Disperindagkop 3 Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi

Peningkatan aksesibiltas permodalan dengan membentuk BLUD

pengelola dana bergulir bagi UMKM serta

pengembangan dan reorientasi sektor usaha UMKM kearah industri

kreatif

Disperindagkop 2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UKMK

Membangun iklim usaha yang kondusif dan

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia untuk menekan tingkat

pengangguran dan membuka lapangan kerja

baru

Dinas Tenaga Kerja

4 Program PeningkatanKesempatan Kerja.

7 Keamanan, Ketertiban dan Penanggulangan Bencana

Peningkatan ketentraman dan

ketertiban melalui pengembangan wawasan

kebangsaan

Kantor Satpol PP 1. Program pemeliharaankan trantibmas dan pencegahan tindak kriminal.

Peningkatan mitigasi bencana dan penanganan

masalah kesejahteraan sosial melalui peran serta

masyarakat dan penguatan kelembagaan

Badan Kesbang Pol

2 Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam

2.4 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan

maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Rekening pembiayaan dalam struktur

APBD dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Namun,

mengingat dalam pengeluaran pembiayaan terdapat komponen kewajiban pembayaran

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-40

utang yang harus dibayarkan dan juga terdapat rencana peningkatan pendapatan

maupun peningkatan pelayanan masyarakat melalui BUMD / BLUD, maka penganggaran

pengeluaran pembiayaan pada kenyataannya tidak melihat kondisi surplus maupun

defisit anggaran.

Kondisi anggaran pembiayaan tahun 2015 menunjukkan indikasi potensi surplus

anggaran cukup besar yang berasal dari SiLPA tahun anggaran 2014, sehingga

pemanfaatan SiLPA maupun potensi penerimaan pembiayaan lainnya perlu dilakukan

secara optimal. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka perubahan kebijakan

pembiayaan daerah dilakukan dengan difokuskan pada: (i) optimalisasi penerimaan

pembiayaan untuk mengantisipasi potensi atau menutup defisit anggaran belanja daerah;

dan (ii) peningkatan efektifitas pengeluaran pembiayaan yang diarahkan pada

pembayaran pokok hutang serta penyertaan modal pemerintah daerah pada BJB maupun

perusahaan-perusahaan daerah. Dengan penyesuaian kebijakan pembiayaan sedemikian,

maka perubahan pada APBD TA 2015 diharapkan mampu menunjang terbentuknya

kondisi anggaran berimbang.

2.4.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Kebijakan penerimaan pembiayaan menerapkan kaidah yang berlaku, yaitu

mengelola secara efisien dan efektif penerimaan dari sumber sebagai berikut: (i)

sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran 2014; (ii) pencairan

dana cadangan; (iii) hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; (iv)

penerimaan pinjaman daerah; dan (v) penerimaan piutang daerah (pemberian

pinjaman dan pengeluaran pembiayaan yang terdiri dari pembentukan dana

cadangan, penyertaan modal pemerintah, pembayaran cicilan pokok hutang yang

jatuh tempo, dan pemberian pinjaman).

Perubahan Kebijakan Penerimaan Pembiayaan tahun 2015 dilakukan dengan

mempertimbangkan kondisi anggaran yang relatif besar, sehingga perlu

pengelolaan efektif dan efisien agar dapat dioptimalkan dalam menuntaskan

kewajiban pemerintah daerah yang tertunda proses penyelesaiannya pada tahun

anggaran lalu (TA 2013 dan TA 2014). Pada komponen penerimaan pembiayaan

daerah, khususnya SiLPa, terdapat kenaikan jumlah penerimaan sebesar Rp.

196.434.579.439,37 (hasil audit BPK atas SiLPa 2014), sehingga SiLPa TA 2014

yang semula dianggarkan sebesar Rp. 550.518.357.007,00 dirubah menjadi Rp.

746.952.936.446,37.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

2-41

2.4.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Kebijakan pengeluaran pembiayaan ditetapkan untuk optimasi penerimaan

kembali pengeluaran pembiayaan yang diperuntukkan pembentukan dana

cadangan, penyertaan modal pemerintah, pembayaran cicilan pokok hutang yang

jatuh tempo, dan pemberian pinjaman. Prioritas kebijakan pengeluaran

pembiayaan pada tahun 2015 difokuskan pada pembiayaan netto untuk

mengantisipasi terjadinya defisit anggaran pada APBD 2015.

Perubahan kebijakan penerimaan pembiayaan yang dilakukan pada tahun 2015

adalah sebagai berikut :

(1) Mengalokasikan penerimaan pembiayaan dari SiLPA tahun 2014 untuk

dapat menutupi defisit anggaran yang terjadi pada APBD TA 2015 sebesar

Rp. 714.956.948.325,37;

(2) Merealisasikan pembayaran pokok utang berupa penerusan pinjaman

dari Pemerintah Pusat sebesar Rp. 330.369.800.00;

(3) Merealisasikan penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah pada

TA 2015 sebesar Rp. 24.200.000.000,00 yang dialokasikan untuk PDAM

Tirta Patriot sebesar Rp.19.200.000.000,00 dan PDAM Tirta Bhagasasi

sebesar Rp. 5.000.000.000,00;

(4) Merealisasikan kelanjutan pemberian Dana Bergulir untuk UMKM

sebesar Rp. 7.465.618.321,00.

Tabel-2.7 PERUBAHAN RENCANA PEMBIAYAAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015

SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN Rp %

1 2 3 4 5 6

3 PEMBIAYAAN DAERAH (Netto) 525,987,987,207.00 714,956,948,325.37 188,968,961,118.37 35.93%

3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 550,518,357,007.00 746,952,936,446.37 196,434,579,439.37 35.68%

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya

550,518,357,007.00 746,952,936,446.37 196,434,579,439.37 35.68%

3.1.2 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - NA

3.1.3 Penerimaan Piutang dari RSUD - - - NA

3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 24,530,369,800.00 31,995,988,121.00 7,465,618,321.00 30.43%

3.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah

Daerah

24,200,000,000.00 24,200,000,000.00 - 0.00%

3.2.2 Pembayaran Pokok Utang 330,369,800.00 330,369,800.00 - 0.00%

3.2.3 Dana Bergulir - 7,465,618,321.00 7,465,618,321.00 NA

3.2.4 Pembayaran Hutang Kepada Rekanan - - - NA

NO. URAIANAPBD TA 2015 BERTAMBAH/(BERKURANG)

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015

3-1

BAB III

P E N U T U P

Demikian Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KU P-

APBD) Tahun Anggaran 2015 ini dibuat sebagai pedoman dalam penyusunan Prioritas

dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(PPAS P-APBD) Tahun Anggaran 2015 dan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (RPAPBD) Tahun Anggaran 2015, yang merupakan panduan bagi

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka melaksanakan program dan

kegiatan.

Dalam hal setelah Nota Kesepakatan Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2015 antara

Walikota Bekasi dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota

Bekasi ini ditandatangani, kemudian terjadi perubahan sebagai akibat dari perubahan

kebijakan Pemerintah dan/atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang terkait dengan

Dana Perimbangan dan Bantuan Keuangan Provinsi, maka dapat dilakukan perubahan

asumsi pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah serta indikator kinerja

program/kegiatan dengan mengacu pada RKPD Perubahan Kota Bekasi Tahun 2015 dan

ketentuan yang ada. Perubahan tersebut dapat langsung ditampung dan/atau

disesuaikan pada saat proses pembahasan Rancangan Perubahan APBD TA 2015 tanpa

perlu untuk melakukan perubahan pada Nota Kesepakatan Kebijakan Umum Perubahan

APBD TA 2015.

Bekasi, 26 Agustus 2015

WALIKOTA BEKASI

Dr.H.RAHMAT EFFENDI

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA

PEMERINTAH KOTA BEKASI

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI

NOMOR : 322 Tahun 2015

06 Tahun 2015

TANGGAL : 26 Agustus 2015

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI

TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI

2015

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA PEMERINTAH KOTA BEKASI

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI

NOMOR : 322 Tahun 2015

06 Tahun 2015 TANGGAL : 26 Agustus 2015

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2015

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : DR.H. RAHMAT EFFENDI

Jabatan : Walikota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. A. Yani No. 1 Bekasi

bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kota Bekasi

2. a. Nama : H.TUMAI,SE

Jabatan : Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

b. Nama : H.EDI, S.Sos

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

c. Nama : Drs.HERI KOSWARA

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

d. Nama : MUHAMMAD DIAN,SH

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kota Bekasi.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) diperlukan Kebijakan Umum Perubahan-APBD yang

disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan

sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan APBD Tahun

Anggaran 2015.

Berdasarkan hal tersebut, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum Perubahan

APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (RP-APBD) Tahun Anggaran 2015, kebijakan pendapatan,

belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon

Anggaran Sementara Perubahan dan Perubahan APBD TA 2015.

Secara lengkap Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015 disusun dalam

Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.

Demikianlah Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS Perubahan) Tahun Anggaran 2015.

WALIKOTA BEKASI Selaku,

PIHAK PERTAMA

DR.H. RAHMAT EFFENDI

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA BEKASI Selaku,

PIHAK KEDUA

H.ANDI ZABIDI,SE TUMAI,SE E

KETUA

Drs.EDI,S.Sos WAKIL KETUA

Drs.HERI KOSWARA WAKIL KETUA

MUHAMMAD DIAN,SH WAKIL KETUA