I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan...

63
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini Indonesia termasuk negara pengimpor buah jeruk terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Malaysia, dengan volume impor sebesar 94.696 ton, sedangkan ekspornya hanya sebesar 1.261 ton dengan tujuan ke Malaysia, Brunei Darusalam, dan Timur Tengah. Ekspor buah jeruk nasional masih sangat kecil tersebut membuka peluang pemacuan produksi buah jeruk nasional karena disamping untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah dan juga akan dapat meningkatkan devisa ekspor nasional. Impor buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk yang prima namun belum bisa dipenuhi produsen dalam negeri (Anonimous, 2013). Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas buah jeruk adalah dengan menyediakan bibit unggul. Bibit unggul didapatkan dari tanaman yang diperbanyak secara vegetatif, atau gabungan antara vegetatif untuk batang atas dan generatif untuk batang bawah. Bibit seperti ini dinamakan dengan okulasi. Pengadaan bibit secara okulasi sudah banyak dikembangkan, terutama dalam usaha menciptakan bibit-bibit jeruk unggul yang cepat menghasilkan dan tahan terhadap kemungkinan serangan hama dan penyakit. Secara umum bibit okulasi selama ini paling diminati karena merupakan perpaduan dua sifat unggul tetuanya, baik untuk bibit batang bawah maupun untuk batang atas merupakan bibit yang terpilih sifat unggulnya (Pracaya, 2009). Okulasi dilakukan dengan menggunakan

Transcript of I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan...

Page 1: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Saat ini Indonesia termasuk negara pengimpor buah jeruk terbesar kedua

di Asia Tenggara setelah Malaysia, dengan volume impor sebesar 94.696 ton,

sedangkan ekspornya hanya sebesar 1.261 ton dengan tujuan ke Malaysia, Brunei

Darusalam, dan Timur Tengah. Ekspor buah jeruk nasional masih sangat kecil

tersebut membuka peluang pemacuan produksi buah jeruk nasional karena

disamping untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja,

konsumsi buah dan juga akan dapat meningkatkan devisa ekspor nasional. Impor

buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar

(konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk yang prima

namun belum bisa dipenuhi produsen dalam negeri (Anonimous, 2013).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas buah jeruk adalah dengan

menyediakan bibit unggul. Bibit unggul didapatkan dari tanaman yang

diperbanyak secara vegetatif, atau gabungan antara vegetatif untuk batang atas

dan generatif untuk batang bawah. Bibit seperti ini dinamakan dengan okulasi.

Pengadaan bibit secara okulasi sudah banyak dikembangkan, terutama dalam

usaha menciptakan bibit-bibit jeruk unggul yang cepat menghasilkan dan tahan

terhadap kemungkinan serangan hama dan penyakit. Secara umum bibit okulasi

selama ini paling diminati karena merupakan perpaduan dua sifat unggul tetuanya,

baik untuk bibit batang bawah maupun untuk batang atas merupakan bibit yang

terpilih sifat unggulnya (Pracaya, 2009). Okulasi dilakukan dengan menggunakan

Page 2: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

2

mata tunas (mata tempel) yang diambil dengan sedikit kulitnya dari cabang entres

pohon induk, kemudian ditempelkan pada batang bawah yang telah disayat

kulitnya (Nugroho dan Roskitko, 2005).

Mata tempel dari batang atas (entres) yang digunakan dalam okulasi harus

dalam keadaan segar, tetapi di lapangan sering terjadi penundaan (Abdurrahman,

Sudiyanti, dan Basumo. 2007). Kondisi ini terjadi pula pada petani penangkar

bibit buah-buahan di Kalimantan Tengah, karena petani dengan modal yang tidak

terlalu besar umumnya tidak atau belum mampu memiliki Blok Fondasi (BF) dan

atau Blok Penggandaan Mata Tempel (BPMT) ditempat pembibitannya, sehingga

harus mengambil entres dari tempat lain pada balai benih benih milik pemerintah,

swasta dan penangkar-penangkar bibit yang sudah memiliki BF dan BPMT,

walaupun jaraknya cukup jauh dari tempat pembibitan penangkar.

Sering kali entres tidak segera diokulasikan karena terhambat waktu dan

jarak, hal ini dihawatirkan dapat menurunkan kualitas entres yang akan diokulasi.

Resiko penundaan okulasi entres tersebut dapat diatasi dengan teknologi

penyimpanan entres. Selama ini entres disimpan dengan media pembungkus agar

kelembaban dan kesegaran entres dapat terjaga dengan baik (Abdurrahman et al.,

2007). Hasil penelitian Anindiawati (2011), penyimpanan entres sampai 3 hari

dengan bahan pembungkus alumunium foil, pelepah pisang dan irisan temulawak

mampu menghasilkan bibit okulasi tumbuh tertinggi mencapai 78 %.

Bertolak dari kondisi yang terjadi tersebut, kiranya perlu dilakukan

penelitian mengenai pengaruh lama simpan dan jenis pembungkus entres terhadap

keberhasilan okulasi tanaman jeruk manis (Citrus sinensis L.).

Page 3: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

3

1.2. Perumusan Masalah

Saat melakukan okulasi mata tempel hendaknya entres yang digunakan

dalam kondisi segar, tetapi pada kenyataannya hal ini tidak dapat dipenuhi karena

sering terhambat jarak maupun waktu. Untuk waktu simpan entres yang tidak

terlalu lama dapat diatasi dengan penyimpanan entres pada jenis pembungkus

yang sesuai, agar kelembaban maupun kesegaran mata tempel tetap terjaga.

Berdasarkan hal ini dapat ditarik perumusan masalah yaitu :

a. Apakah perbedaan lama penyimpanan dan jenis pembungkus entres

mengakibatkan perbedaan keberhasilan okulasi tanaman jeruk?

b. Apakah entres dapat disimpan dan mampu bertahan untuk digunakan sebagai

bahan okulasi?

c. Jenis pembungkus entres manakah yang mampu mempertahankan kondisi

entres untuk dapat dipakai sebagai bahan okulasi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengaruh lama simpan dan pembungkus entres terhadap

keberhasilan okulasi tanaman jeruk.

b. Untuk mengetahui lama penyimpanan entres yang dilakukan agar

keberhasilan okulasi tanaman jeruk manis dapat dipertahankan.

c. Untuk mengetahui jenis pembungkus entres yang baik agar keberhasilan

okulasi tanaman jeruk manis dapat ditingkatkan.

Page 4: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

4

1.4. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

a. Terdapat interaksi pengaruh lama simpan dan jenis pembungkus entres

terhadap keberhasilan okulasi pada tanaman jeruk manis.

b. Semakin lama entres disimpan akan berakibat menurunkan tingkat

keberhasilan okulasi pada tanaman jeruk manis.

c. Jenis pembungkus entres dari kertas koran yang dibasahi akan mampu

mempertahankan tingkat keberhasilan okulasi yang lebih tinggi pada tanaman

jeruk manis.

Page 5: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Jeruk

Jeruk manis banyak ditanam di daerah 20-400 0LU dan 20-400 0LS. Di

daerah subtropis, ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 650 m dpl,

sedangkan di katulistiwa dapat ditanam sampai ketinggian 2000 m dpl (Pracaya,

2009).

Suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman jeruk antara 25-300C. Aktivitas

pertumbuhan tanaman jeruk sangat terganggu jika suhu kurang 130C, tetapi masih

dapat bertahan pada suhu 380C. Untuk jeruk keprok temperatur rata-rata yang

diperlukan adalah 200C (Soelarso, 1999).

Tanaman jeruk membutuhkan penyinaran matahari, sekitar 50-70%.

Keadaan udara yang lembab akan menimbulkan lebih banyak penyakit cendawan,

sebaliknya keadaan udara yang kering akan menimbulkan lebih banyak serangan

hama terutama kutu perisai dan kutu penghisap lainnya. Di daerah-daerah jeruk di

Indonesia rata-rata kelembabannya berkisar 50-85% dan 70-80% (Joesoep, 1993).

Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi

liat 7-27%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.

Jenis tanah andosol dan latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk (Pracaya,

2009).

Jeruk siam membutuhkan pH antara 5-7,5. Hasil maksimum diperoleh

pada pH 6. Tanah yang ber pH dibawah kisaran tersebut, tanaman jeruk

memperlihatkan gejala yang sama dengan defisiensi unsur hara: daun menguning

dan buahnya tidak dapat berkembang dengan baik. Sedang kan pada tanah yang

Page 6: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

6

mempunyai pH diatas kisaran tersebut, tanaman jeruk memperlihatkan gejala

seperti kekurangan unsur borium pada pucuk-pucuk daun. Jika terpaksa menanam

pada tanah diluar kisaran pH tersebut, maka perlu dilakukan netralisasi tanah

(Anonimous, 2004).

2.2. Perbanyakan Secara Okulasi

Okulasi sering juga disebut dengan menempel, oculatie (Belanda) atau

budding (Inggris). Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai

kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil

okulasi mempunyai mutu lebih baik dari pada induknya. Bisa dikatakan demikian

karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan

tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang

mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran kurang baik.

Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai batang bawah.

Sedangkan tanaman yang mempunyai buah lezat diambil mata tunasnya untuk

ditempelkan pada batang bawah dikenal dengan sebutan batang atas (Nalia, 2009)

Okulasi merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan memadukan bibit

yang baik dari batang atas dan batang bawah. Pelaksanaannya akan terjadi

pertautan batang atas dan batang bawah melalui proses dua tahap, yaitu

pembesaran dan pembelahan sel kambium baru yang menghubungkan kambium

batang atas dan batang bawah, pembentukan jaringan vaskuler yang mengalirkan

nutrisi dan air dari batang bawah ke batang atas, sel kambium baru dan vaskuler

(Yuniastuti et al, 1992).

Page 7: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

7

Pemilihan batang atas pada okulasi ditunjukkan pada pemilihan mata

tempel yang akan dipasang pada batang bawah. Penentuan cabang sebagai entres

merupakan syarat pengambilan mata tempel pada tanaman yang memiliki sifat

yang unggul. Mata tempel yang terletak di ketiak daun yang mempunyai daun

besar lebih baik dari pada yang berasal dari ketiak daun yang daunnya berukuran

lebih kecil. Mata tempel yang berasal dari ranting yang terlalu muda akan

memerlukan waktu yang relatif lama untuk tumbuh. Mata tempel yang baik

digunakan sebagai okulasi adalah yang terletak di bagian tengah dan sedikit

pangkal sedangkan bagian yang terletak di ujung tidak dapat dipakai karena masih

berbentuk sudut sehingga kulit sukar dikupas (Jamnah, 1996).

Untuk memperoleh mata tempel yang mempunyai kualitas baik maka

sebaiknya mata tempel ini diambil dari pohon induk yang benar-benar mempunyai

kualitas yang baik pula. Syarat pohon induk yang baik yaitu bebas penyakit serta

hasil dari micrografting yang berada pada pengawasan Blok Pengadaan Mata

Tempel (BPMT) dan disertifikasi BPSB (Susanto et al, 2004).

Entres harus segera digunakan untuk okulasi atau untuk sambung, karena

penundaan okulasi dan penyambungan yang lebih dari satu hari sejak

pengambilan entres akan menurunkan persentase bibit jadi dan memperlambat

pertumbuhan. Ukuran mata tempel diusahakan sama atau sedikit lebih kecil dari

batang bawah. Pada saat penempelan, bagian bawah dan salah satu sisinya harus

rapat dengan salah satu sisi jendela batang bawah. Mata tempel yang sudah

diambil segera ditempelkan pada jendela okulasi batang bawah, kemudian diikat

dengan menggunakan tali yang telah disiapkan (Sumarsono dan Lasimin, 2002).

Page 8: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

8

Keberhasilan penempelan memerlukan kompatibilitas antara batang bawah

dan mata tempel serta kemampuan mata tempel itu sendiri untuk pecah dan

tumbuh. Adanya kelambatan pecah tunas pada mata tempel sering dikaitkan

dengan kondisi dorman dari mata tempel di pohon induknya (Evan dan Sharp,

1981) dalam Supriyanto (1995) dalam Anindiawati (2011).

Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan teknik ini menurut Ashari

(1995) adalah sukarnya kulit kayu batang bawah dibuka, terutama pada saat

tanaman dalam kondisi pertumbuhan aktif, yakni pada saat berpupus atau daun-

daunnya belum menua. Hal ini berkaitan dengan kondisi fisiologis tanaman.

Sebaiknya okulasi dilakukan saat tanaman dalam kondisi dorman. Budding dapat

menghasilkan sambungan yang lebih kuat, terutama pada tahun-tahun pertama

daripada metode grafting lain karena mata tunas tidak mudah bergeser.

Perbanyakan secara okulasi, batang bawah jeruk yang sering digunakan

adalah batang bawah Rough Lemon dan Japanese Citroen. Kedua kultivar ini

dipilih karena berbagai macam keunggulan yang dimiliki. Selain itu ada juga

varietas lain yang cukup menjanjikan dan telah banyak digunakan di luar negeri,

diantaranya : Flying Dragon, Citumelo, Volkameriana dan Rangpur Lime

(Susanto et al., 2004).

Menurut Soegondo (1996) (dalam Lukman, 2004) bahwa keberhasilan

penyambungan bibit ditentukan oleh kondisi tanaman (umur, besar, kesegaran dan

pertumbuhan) batang bawah dan batang atas (entres) serta curah hujan dan

kelembaban di sekitar pembibitan. Lama penyimpanan dan media penyimpanan

batang atas sebelum dilakukan penyambungan juga berpengaruh dalam

Page 9: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

9

keberhasilan, selain itu tingkat ketrampilan dari teknisi juga menentukan tingkat

keberhasilan.

Penggunaan batang bawah yang beragam dapat mempengaruhi keserasian

dengan batang atas sehingga kualitas buah yang dihasilkan beragam, dan

akibatnya sulit bersaing di pasar internasional. Dari delapan sifat mutu jeruk yang

diamati, hanya warna kulit buah dan kadar air buah yang tidak dipengaruhi oleh

batang bawah. Batang bawah yang baik adalah batang bawah yang serasi dengan

batang atas, terutama dari varietas komersial. Ketidakserasian antara batang atas

dan batang bawah dapat terjadi dengan gejala antara lain pertumbuhan vegetatif

terhambat, pertumbuhan batang bawah dan batang atas terlalu cepat, daun

menguning pada akhir pertumbuhan dan tanaman mati sebelum waktunya

(Martias et al, 1997).

Menurut Hartman dan Davis, Jr ,1990 (dalam Mansyah, 1998) menyatakan

bahwa mekanisme kompatibilitas harus dilihat berdasarkan sifat fisiologi,

biokimia dan sistem anatomi secara bersamaan. Cadangan nutrisi batang bawah

lebih menentukan keberhasilan okulasi atau penyambungan daripada nutrisi yang

dikandung oleh entres. Okulasi dua tanaman yang serasi akan menghasilkan

tanaman yang kuat dan berumur panjang.

Tingkat keberhasilan okulasi dapat mencapai 100% apabila pemeliharaan

atau perawatan selama okulasi dan setelah pemangkasan batang bawah sangat

diperhatikan. Selain perawatan atau pemeliharaan, keberhasilan okulasi juga

dipengaruhi oleh keserasian batang atas dan bawah, umur, kemampuan mata

Page 10: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

10

tempel untuk pecah dan tumbuh, iklim, dan keterampilan teknis okulator itu

sendiri (Anonimous, 2007).

2.3. Penyimpanan Entres

Dalam pelaksanaan okulasi seringkali mengalami kendala, yaitu bila mata

tempel (entres) diambil dari tempat yang cukup jauh. Padahal keberhasilan okulasi

salah satu faktor yang mempengaruhi adalah keadaan dari mata tempel saat akan

ditempel. Mata tempel yang digunakan dalam okulasi harus dalam keadaan segar,

tetapi di lapangan sering terjadi penundaan bahan entres yang sudah diambil.

Entres tidak segera diokulasikan karena terhambat waktu dan jarak dengan lokasi

pembibitan. Penundaan ini dapat diatasi dengan menyimpan entres dalam media

pembungkus agar kelembaban dan kesegaran entres dapat terjaga dengan baik

(Abdurahman et al., 2007).

Cabang entres harus dalam kondisi segar saat disambungkan atau

ditempelkan di batang bawah. Oleh karena itu, setelah dipotong harus segera

disambungkan atau ditempelkan di batang bawah yang telah disiapkan. Apabila

entres didatangkan dari lokasi yang berjauhan dengan lokasi batang bawah,

diperlukan perlakukan khusus agar entres tetap segar. Potong entres sepanjang 20-

30 cm, lalu rompes seluruh daunnya untuk mengurangi terjadinya penguapan yang

dapat menyebabkan entres kehilangan air sehingga menjadi keriput dan layu. Jika

lokasi pengambilan entres sangat jauh, sebaiknya bungkusan entres dilapisi

dengan pelepah pisang. Pelepah pisang mengandung banyak air dan rongga-

rongga udara sehingga dapat menghambat masuknya panas dari luar ke bagian

dalam entres. Apabila diinapkan, letakkan entres di dalam ruang yang

Page 11: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

11

menggunakan Air Conditioning (AC) tetapi jangan menyimpannya di dalam

lemari pendingin karena dapat menyebabkan mata tunas entres mati (Ardianto,

2009 dalam Anindiawati 2011).

Menurut Sukarmin et al. (2010) pengambilan entres dari jarak jauh dapat

dilakukan dengan cara membungkus entres dengan kertas koran yang

dilembabkan kemudian baru dibungkus dengan plastik dan diikat dengan tali baru

dimasukkan ke dalam kardus. Cara pengemasan ini dimaksudkan agar

kelembaban entres tetap terjaga. Entres yang layu atau kurang segar dikarenakan

kadar airnya berkurang akibat penguapan selama penyimpanan. Entres yang

kurang segar ini sangat mempengaruhi proses pertautan antara batang atas dan

batang bawah sehingga dapat mempengaruhi persentase keberhasilan okulasi.

Untuk itu perlu diperhatikan kriteria entres yang baik yaitu tidak terlalu tua/muda,

kondisi entres tidak flushing (pupus), bentuk bulat tidak pipih, dorman dan sehat.

Penyimpanan entres dalam penelitian ini, selain menggunakan pelepah

pisang dan kertas koran juga akan dicobakan styrofoam. Styrofoam atau plastik

busa masih termasuk golongan plastik. Umumnya Styrofoam berwarna putih dan

terlihat bersih. Bentuknya juga simpel dan ringan. Sebenarnya Styrofoam

merupakan nama dagang yang telah dipatenkan oleh Perusahaan Dow Chemical

untuk polystyrene foam. Styrofoam merupakan bahan plastik yang memiliki sifat

khusus dengan struktur yang tersusun dari butiran dengan kerapatan rendah,

mempunyai bobot ringan, dan terdapat ruang antar butiran yang berisi udara yang

tidak dapat menghantar panas sehingga hal ini membuatnya menjadi insulator

panas yang baik dan dapat mempertahankan kelembaban (Yosef, 2013).

Page 12: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

12

2.4. Kondisi Lingkungan Tumbuh

Lingkungan tumbuh yang optimal diperlukan untuk proses penyembuhan

luka jaringan mata tempel dan semaian batang bawah. Oksigen, temperatur dan

kelembapan mempunyai peranan penting dalam mengatur proses penyatuan

jaringan. Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan cara pengikatan okulasi yang

tidak terlalu kencang, temperatur optimal berkisar 20 – 30 oC dan kelembapan

udara dipertahankan di atas 70% (Setiono dan Supriyanto, 2004)

Page 13: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

13

III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Sukarno-Hatta, Kelurahan Kasongan

Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian

dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juni 2014.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah batang bawah jeruk

jenis Javanshe citroen (JC), batang atas (entres) jeruk varietas Siam Banjar Kelas

Benih Pokok (BP), pelepah batang pisang, styrofoam, kertas koran, tali plastik,

pupuk urea, tanah, polibag ukuran 15 cm x 25 cm, kain lap pembersih, label

percobaan. Sedangkan alat yang digunakan adalah gunting pangkas tanaman dan

pisau okulasi, kamera digital, penggaris, timbangan analitik, jangka sorong, dan

alat tulis.

3.3. Metode Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

(RAL) faktorial dengan dua faktor perlakuan, faktor pertama adalah lama

peyimpanan entres (S) terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu:

S0 = okulasi dilakukan dengan lama penyimpanan entres maksimal 9 jam sejak

dari pemotongan entres dari pohon induk jeruk.

S1 = okulasi dilakukan dengan lama penyimpanan entres maksimal 30 jam sejak

dari pemotongan entres dari pohon induk jeruk

Page 14: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

14

S2 = okulasi dilakukan dengan lama penyimpanan entres maksimal 52 jam sejak

dari pemotongan entres dari pohon induk jeruk.

S3 = okulsi dilakukan dengan lama penyimpanan entres maksimal 78 jam sejak

dari pemotongan entres dari pohon induk jeruk.

Faktor kedua adalah jenis pembungkus entres (B) meliputi 3 taraf , yaitu:

- B1 = pelepah pisang

- B2 = styrofoam

- B3 = kertas koran

Dari kedua faktor perlakuan tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan

seperti pada Tabel 1. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang 3 kali

sehingga diperoleh 36 satuan percobaan (Gambar Lampiran 21), sedangkan

masing-masing satuan percobaan terdiri dari 10 tanaman, sehingga jumlah seluruh

tanaman untuk percobaan ini adalah 360 tanaman.

Tabel 1. Kombinasi perlakuan lama penyimpanan entres (S) dan jenis pembungkus entres (B).

Lama penyimpanan

(S)

Jenis pembungkus (B)

B1 B2 B3

S0 S0B1 S0B2 S0B3

S1 S1B1 S1B2 S1B3 S2 S2B1 S2B2 S2B3 S3 S3B1 S3B2 S3B3

Menurut Yitnosumarto (1993), model linier aditif yang dipergunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y ijk = µ + Si + Bj + (SB)ij + Ɛ ijk

dimana:

Y ijk = Nilai pengamatan pengaruh perlakuan lama simpan (S) taraf ke-i (0,1,2,3), perlakuan jenis pembungkus entres (B) taraf ke- j (1,2,3) pada ulangan ke-k (k=1,2,3).

Page 15: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

15

µ = Nilai tengah (rata-rata) umum

Si = Pengaruh perlakuan lama simpan taraf ke-i (i=0,1,2,3).

Bj = Pengaruh jenis pembungkus entres taraf ke-j (j=1,2,3).

(SB)ij = Pengaruh interaksi perlakuan lama simpan pada taraf ke-i dan jenis pembungkus entres taraf ke-j.

Ɛijk = Galat percobaan dari perlakuan lama simpan pada taraf ke-i dan jenis pembungkus entres pada taraf ke-j yang mendapat ulangan ke-k.

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Penyiapan Batang Bawah

Supaya okulasi berhasil dengan baik dicari tanaman yang kulitnya mudah

dikupas dari kayunya, yaitu tanaman yang masih aktif dalam pertumbuhan sel-sel

kambium aktif dalam pembelahan diri dan akan segera membentuk jaringan baru

bila kulit diambil dari kayunya (Pracaya, 2009).

Batang bawah yang digunakan adalah jenis Jeruk Javansche citroen (JC)

(Tabel Lampiran 1) berumur 6 bulan (Gambar Lampiran 22), dengan diameter

batang pada ketinggian 20 cm dari permukaan media tanam rata-rata 0,42 cm

(Tabel Lampiran 3), batang bawah ditanam pada polybag ukuran 15 cm x 25 cm,

yang berisi media tanah jenis tanah Podsolik, dan diatas media tanah diberi

penutup tanah berupa sekam padi yang bertujuan untuk mencegah media tanam

tidak cepat kering, yang diakibatkan oleh sinar matahari yang berlebih dan

mencegah cipratan media tanam oleh air hujan ke batang dan daun tanaman yang

akan mengakibatkan timbulnya jamur, Satu minggu sebelum okulasi batang

bawah diberi pupuk urea 2 gram setiap tanaman, bertujuan supaya pada saat

okulasi kulit dan kayu batang bawah jeruk tidak keras dan mudah diiris.

Page 16: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

16

3.4.2. Penyiapan Batang Atas

Batang atas yang digunakan adalah jeruk manis varietas Siam Banjar

(Tabel Lampiran 2), dengan kelas Benih Pokok (BP) yang diambil dari Blok

Perbanyakan Mata tempel (BPMT) berumur 2 tahun (Gambar Lampiran 24),

berlokasi di Balai Benih Hortikultura Keruing, yang beralamat di Desa Keruing,

Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan

Tengah.

Entres diambil dari BPMT yang berada didalam screen house (Gambar

Lampiran 23), diambil dari beberapa tanaman dengan varietas yang sama, setiap

tanaman dipilih entres yang lurus dan dipotong 30 cm dari pucuk tanaman yang

terkena sinar matahari, entres berupa ranting dari cabang skunder pertama

berwarna hijau (Gambar Lampiran 25).

3.4.3. Pengemasan Cabang Entres

Entres yang telah dipotong langsung, di rompes daunnya (Gambar

Lampiran 26) dan seharusnya di okulasi pada hari itu juga, namun karena pada

penelitian ini jarak antara sumber entres dengan batang bawah yang akan

diokulasi cukup jauh sekitar 70 km, sehingga terdapat perlakukan dimana entres

disimpan beberapa jam kemudian baru dilakukan pengokulasian, maka entres

dikemas terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut:

1. Potong cabang entres sepanjang 30 cm sebanyak 48 entres , setiap 4 entres

diikat menjadi satu menggunakan tali plastik, sampai mendapatkan 12 ikat

(Gambar Lampiran 27)

Page 17: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

17

2. Ambil 4 ikatan entres, kemudian setiap 1 ikat dibungkus pelepah pisang lalu

masukan dalam kantong plastik, setiap bungkus diberi tanda tulisan 9 jam, 30

jam, 52 jam dan 78 jam (Gambar Lampiran 28).

3. Ambil 4 ikatan entres, kemudian setiap 1 ikat dibungkus kertas Koran yang

dilembabkan/dibasahi air lalu masukan dalam kantong plastik, setiap bungkus

diberi tanda tulisan 9 jam, 30 jam, 52 jam dan 78 jam (Gambar Lampiran 30)

4. Ambil 4 ikatan entres, kemudian setiap ikat langsung di beri tanda tulisan 9

jam, 30 jam, 52 jam dan 78 jam,dan masing-masing ikatan dimasukan dalam

dalam box styorofoam (Gambar Lampiran 29).

5. Masukan kedalam dus, kemasan yang menggunakan pelepah pisang dan kertas

koran yang dilembabkan/dibasahi, kecuali yang dikemas styrofoam.

6. Ambil semua kemasan dan bawa ketempat pembibitan untuk di okulasi

dengan menggunakan angkutan sepeda motor (Gambar Lampiran 31)

7. Simpan seluruh kemasan untuk lama penyimpanan 30, 52 dan 78 jam

diletakan di bawah naungan paranet kecuali kemasan penyimpanan 9 jam

langsung di okulasi.

3.4.4. Pengerjaan Okulasi

Lama pengerjaan okulasi untuk masing-masing perlakuan S0, S1, S2 dan

S3 kurang lebih satu jam. Okulasi dilakukan dengan cara batang bawah dikupas

beserta kayunya secara vertikal sepanjang 1-2 cm sedalam 0,2-0,5 cm dengan

lebar 0,2-0,4 cm. Mata tunas dari cabang entres jeruk dikupas dengan kayunya

sepanjang 1-2 cm, selanjutnya mata tunas disisipkan pada kupasan batang bawah

kemudian diikat dengan tali plastik tranparan. Pengikatan dilakukan mulai dari

Page 18: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

18

bawah ke atas (seperti susun sirih) tujuannya agar pada waktu hujan atau

penyiraman air tidak masuk kedalam balutan okulasi, yang akan menyebabkan

okulasian busuk dan mati, proses tahapan okulasi tanaman jeruk diperlihatkan

pada Gambar Lampiran 38.

Balutan plastik transparan okulasi dibuka 21 hari setelah okulasi (HSO),

mata tunas yang berwarna hijau menandakan bahwa okulasian berhasil hidup

(jadi). Batang bawah kemudian di potong diatas okulasian sepanjang 2-3 cm.

Mata tunas yang berwarna coklat atau kering atau busuk menandakan okulasian

gagal/tidak jadi.

3.4.5. Pemeliharaan Tanaman

Tanaman disiram 2 hari sekali apabila tidak turun hujan, agar media tanah

tetap lembab, tumbuhan penggangu seperti rumput atau gulma yang tumbuh di

polibag (Gambar Lampiran 38 dan 39) dan sekitar lahan percobaan di bersihkan

dengan cara dicabut, sehingga tidak menggangu tanaman utama. Tunas yang

tumbuh pada batang bawah dibuang, supaya tunas hasil okulasi yang sudah

tumbuh cukup mendapat makanan dan tumbuh dengan baik (Gambar Lampiran 32

dan 33).

3.5. Pengamatan

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :

1. Persentase Keberhasilan Okulasi Hidup (%)

Persentase keberhasilan okulasi dihitung pada saat pembukaan plastik

okulasi dari mata tempel yaitu 21 Hari Setelah Okulasi (HSO) atau 3 minggu

setelah okulasi. Bibit ditandai dengan tunas okulasi yang berwarna hijau.

Page 19: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

19

Persentase keberhasilan okulasi hidup dihitung dengan menggunakan rumus :

Jumlah tanaman okulasi yang hidup Persentase (%) = X 100 % Jumlah tanaman okulasi 2. Persentase Tumbuh kalus (%)

Persentase pertumbuhan kalus pada sayatan batang bawah dihitung pada

saat pembukaan plastik okulasi dari mata tempel yaitu 21 HSO atau 3 minggu

setelah okulasi. Tumbuhnya kalus ditandai dengan ada nya penebalan kulit

tanaman berwarna putih pada bekas irisan okulasi dilukai. Persentase tumbuh

kalus dihitung dengan menggunakan rumus :

Jumlah irisan okulasi tumbuh kalus Persentase (%) = X 100 % Jumlah tanaman okulasi 3. Waktu Pecah Tunas (hari)

Waktu pecah tunas, dihitung dari hari saat pelaksanaan okulasi sampai

pecah mata entres pecah tunas. Kriteria pecah mata tunas dilihat dari saat

kuncup mata entres okulasi yang tadinya ditutupi oleh dua kelopak berwarna

kecokelatan telah membuka.

4. Jumlah Daun (helaian)

Jumlah daun hasil okulasi tumbuh pada mata tempel dihitung pada umur

60 hari setelah okulasi, kriteria daun yang di hitung adalah daun yang sudah

terbuka.

Page 20: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

20

5. Diameter Batang Tunas (cm)

Diameter batang tunas diukur menggunakan jangka sorong dari satu cm

dari bagian pangkal tunas. Pengamatan dilakukan pada umur 30, 45 dan 60

hari setelah okulsi.

6. Panjang Tunas (cm)

Panjang tunas okulasi diukur dari pangkal tunas sampai pangkal daun

terakhir. Pengukuran dilakukan pada umur 60 hari setelah okulasi.

7. Persentase Okulasi Tumbuh (%)

Persentase okulasi tumbuh dihitung pada saat 60 hari setelah okulasi (HSO).

Persentase okulasi tumbuh dihitung dengan menggunakan rumus:

Jumlah tanaman okulasi Tumbuh Persentase (%) = X 100 % Jumlah tanaman okulasi 3.6. Analisis Data

Mengetahui pengaruh perlakuan yang di uji dilakukan analisis secara

statistik dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf α = 5 % dan α =

1%. Apabila perlakuan berpengaruh nyata dan sangat nyata dilanjutkan dengan uji

beda rata-rata dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf α = 5%.

Page 21: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis ragam pada semua variabel pangamatan

diketahui bahwa interaksi perlakuan lama simpan dan jenis pembungkus entres

tidak berpengaruh nyata, sedangkan perlakuan faktor tunggal lama simpan

mamberikan pengaruh sangat nyata pada variabel pengamatan persentase

keberhasilan okulasi hidup unur 21 HSO dan persentase okulasi tumbuh umur 60

HSO dan memberikan pengaruh nyata pada waktu pecah tunas. Adapun

perlakuan faktor tunggal jenis pembungkus entres memberikan pengaruh nyata

pada variabel pengamatan persentase keberhasilan okulasi hidup umur 21 HSO

dan persentase okulasi tumbuh umur 60 HSO. Tidak nyata pengaruh interaksi

kedua faktor perlakuan terhadap semua variabel yang diamati, diduga salah satu

perlakuan pengaruhnya kurang optimal khususnya pada faktor perlakuan jenis

pembungkus. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pada semua variabel pengamatan,

diketahui hasil rata-rata pengaruh jenis pembungkus lebih rendah dibandingkan

nilai rata-rata lama simpan.

4.1. Persentase Keberhasilan Okulasi Hidup dan Okulasi Tumbuh

Data hasil pengamatan persentase keberhasilan okulasi hidup 21 HSO dan

Persentase Okulasi Tumbuh 60 HSO dapat dilihat pada Tabel Lampiran 4, dan 6,

sedangkan analisis ragamnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 5, dan 7. hasil

analisis ragam menunjukan bahwa interaksi pengaruh lama simpan dan jenis

pembungkus entres terhadap keberhasilan okulasi tanaman jeruk manis

mengakibatkan tidak berpengaruh nyata, tetapi masing-masing faktor tunggal

Page 22: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

22

lama simpan dan jenis pembungkus menunjukan pengaruh sangat nyata dan

berpengaruh nyata pada persentase keberhasilan okulasi hidup 21 HSO dan

persentase okulasi tumbuh 60 HSO.

Tabel 2. Nilai Rata-rata persentase keberhasilan okulasi hidup dan persentase okulasi tumbuh pada okulasi tanaman jeruk manis

Lama Simpan

(S) Jenis Pembungkus (B)

Rata-rata B1

(Pelepah Pisang) B2

(Styrofoam) B3

(Kertas Koran) Persentase keberhasilan okulasi hidup umur 21 HSO (%)

S0 (9 jam) S1 (30 jam) S2 (52 jam) S3 (78 jam)

83,33 90,00 80,00 100,00

76,67 83,33 80,00 100,00

90,00 90,00 93,33 100,00

83,33 a 87,78 a 84,44 a 100,00 b

Rata-rata 88,33 ab 85,00 a 93,33 b BNJ 5% S = 8,67 ; B = 6,79

Persentase okulasi tumbuh umur 60 HSO (%) S0 (9 jam) S1 (30 jam) S2 (52 jam) S3 (78 jam)

76,67 83,33 70,00 90,00

73,33 83,33 80,00 100,00

90,00 90,00 80,00 100,00

80,00 a 85,56 ab 76,67 a 96,67 b

Rata-rata 80,00 a 84,17 ab 90,00 b BNJ 5% S = 10,83 ; B = 8,49

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris atau kolom tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa nilai rata-rata persentase

keberhasilan okulasi hidup 21 HSO dan persentase okulasi tumbuh 60 HSO pada

tanaman jeruk manis akibat pengaruh lama simpan menunjukkan lama simpan 78

jam memberikan nilai rata-rata yang lebih tinggi yaitu 100% dan 96,67% dan

yang rendah yaitu 83,33% dan 80,00% pada lama simpan 9 jam, sedangkan

pengaruh nyata jenis pembungkus menunjukan jenis pembungkus kertas koran

memberikan nilai rata-rata yang lebih tinggi yaitu 93,33% dan 90,00%, sedangkan

Page 23: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

23

nilai rata-rata yang rendah 85,00% dan 80,00% pada jenis pembungkus styrofoam

dan pelepah pisang.

Terdapat kecendrungan entres jeruk disimpan sampai dengan 78 jam dan

jenis pembungkus kertas koran memperlihatkan rata-rata persentase keberhasilan

okulasi hidup dan okulasi tumbuh yang tinggi, jika dihubungkan dengan hipotesis

kedua yang diajukan dalam penelitian bahwa semakin lama entres disimpan

berakibat menurunkan keberhasilan okulasi hal ini tidak terbukti.

Keberhasilan okulasi hidup (Gambar 1) dan tumbuh pada tanaman jeruk

akibat pengaruh lama simpan, entres yang mengalami penyimpanan sampai

dengan 78 jam keberhasilan hidup ternyata lebih tinggi, hal ini diduga pada saat

entres diambil dari induknya dalam keadaan tidak aktif dalam pembelahan sel,

serta adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi entres bisa bertahan disimpan,

diantaranya adalah pengaruh kelembapan dan suhu pada pembungkus, serta

adanya dukungan kompatibilitas yang baik dari batang bawah.

Menurut Supriyanto (1995, dalam Anindiawati, Hartati dan Samanhudi,

2011). Keberhasilan okulasi (penempelan) memerlukan kompatibilitas antara

batang bawah dan kemampuan batang atas (mata tempel) itu sendiri untuk pecah

dan tumbuh. Selain itu menurut Mansyah 1998 dalam Anindiawati 2011,

keberhasilan okulasi penempelan juga sangat ditentukan oleh mekanisme

kompatibilitas itu sendiri, misalnya sifat fisiologi, boikimia dan sistem anatomi

secara bersamaan. Dengan demikian dapat diketahui adanya okulasi hidup dan

gagal atau mati (Gambar 2) tidak semata-mata disebabkan oleh perlakuan lama

penyimpanan dan jenis pembungkus entres akan tetapi bisa disebabkan oleh faktor

Page 24: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

24

lingkungan seperti kelembapan, cahaya matahari, atau pun suhu selain itu juga

bisa disebabkan dari faktor teknis saat pelaksanaan okulasi itu sendiri.

Temperatur dan kelembaban yang optimal akan mempertinggi

pembentukan jaringan halus, yang sangat diperlukan untuk berhasilnya suatu

tempelan. Temperatur yang diperlukan dalam penempelan berkisar antara 7,2-32,0

0C, bila temperatur kurang dari 7,2 0 C pembentukan kalus akan lambat. Bila lebih

dari 32 0C pembentukan kalus juga lambat dan dapat mematikan sel-sel pada

sambungan. Temperatur optimum pada penyambungan adalah 25-30 0C.

Penempelan memerlukan kelembaban yang tinggi, bila kelembaban rendah akan

mengalami kekeringan, dan menghambat/menghalangi pembentukan kalus pada

sambungan karena banyak sel-sel pada sambungan mati. Cahaya; Cahaya

matahari berpengaruh pada waktu pelaksanaan penempelan berlangsung. Oleh

karena itu penyambungan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi atau sore hari

pada saat matahari kurang kuat memancar dan sinarnya. Cahaya yang terlalu

panas akan mengurangi daya tahan batang atas terhadap kekeringan, dan dapat

merusak kambium pada daerah sambungan. (Anonimous, 2013).

Faktor teknis yang mempengaruhi keberhasilan okulasi adalah keahlian,

kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi

penyakit dan kerusakan pada kambium dan kesempurnaan alat dalam

penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali pengikat yang tipis

dan lentur (Anonimous, 2013)

Page 25: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

25

Gambar 1. Keberhasilan okulasi hidup

Gambar 2. Hasil okulasi gagal/ mati

Pengaruh jenis pembungkus entres terhadap keberhasilan okulasi hidup

dan okulasi tumbuh terdapat kecendrungan entres yang dibungkus dengan

pembungkus kertas koran secara rata-rata masing-masing keberhasilan okulasi

Okulasi berhasil hidup, mata entres terlihat hijau

Okulasi gagal/ mati mata entres kering, keriput dan warna coklat

Page 26: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

26

menunjukan hasil yang tinggi, diduga kertas koran memiliki fungsi dan peran

lebih baik untuk mempertahankan kelembaban sehingga kondisi kesegaran entres

tetap terjaga dibandingkan jenis pembungkus lainnya, jika dihubungkan dengan

hipotesis ketiga yang diajukan pada penelitian ini jenis pembungkus koran

mampu memepertahankan keberhasilan okulasi, hal ini terbukti dengan hasil

penelitian.

Bibit yang hidup dan mampu tumbuh setelah okulasi berasal dari mata

entres yang mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Keberhasilan okulasi

memerlukan kompatibilitas antara batang bawah dan batang atas (mata entres)

serta kemampuan mata entres tersebut untuk pecah dan tumbuh dengan adanya

hormon sitokinin, gibelarin dan auksin yang berfungsi merangsang pembelahan

dan pemanjangan sel. Menurut Supriyanto et al. (1995) dalam Anindiawati et al

(2011). Pecahnya mata tunas dikendalikan oleh keseimbangan asam absisik

(ABA) dan sitokinin, dimana pecahnya mata tunas (entres) akan terjadi pada

konsentreasi asam absisik mulai menurun dan sitokinin yang meningkat. Setelah

pecah mata tunas, tunas akan melakukan pertumbuhannya seperti pemanjangan

tunas, dan pertumbuhan daun. Dengan demikian bibit hasil okulasi tersebut dapat

melakukan fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat untuk pertumbuhannya

dan mampu bertahan hidup.

4.2. Persentase Tumbuh Kalus

Data hasil pengamatan persentase tumbuh kalus 21 HSO dapat dilihat

pada Tabel Lampiran 8, sedangkan analisis ragamnya tidak dapat dilanjutkan

disebabkan data hasil pengamatan menunjukan hasil rata-rata yang sama (tidak

Page 27: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

27

ada keragaman) yaitu semua sayatan batang bawah baik okulasi yang hidup

maupun yang gagal/mati semuanya terdapat tumbuh kalus, hanya saja kalus yang

tumbuh pada sayatan batang bawah yang berhasil hidup lebih tebal dibandingkan

kalus yang tumbuh pada sayatan batang bawah yang mati lebih tipis, seperti

diperlihatkan pada Gambar 3 dan 4.

Tabel 3. Rata-rata persentase tumbuh kalus pada okulasi tanaman jeruk manis

Lama Simpan (S)

Jenis Pembungkus (B) Rata-rata B1

(Pelepah Pisang) B2

(Styrofoam) B3

(Kertas Koran) S0 (9 jam) S1 (30 jam) S2 (52 jam) S3 (78 jam)

100,00 100,00 100,00 100,00

100,00 100,00 100,00 100,00

100,00 100,00 100,00 100,00

100,00 100,00 100,00 100,00

Rata-rata 100,00 100,00 100,00 BNJ 5% -

Berdasarkan Tabel 3, rata-rata persentase tumbuh kalus dari bekas sayatan

pada batang bawah yang mencapai 100% diakibatkan oleh fisiologis batang

bawah maupun batang atas (entres) dalam stadia aktif. Menurut Nahansyah

(1990) dalam Sutami, Mursid dan Sugian Noor (2009), keberhasilan sambungan

dipengaruhi oleh stadia pertumbuhan batang bawah, batang bawah yang lebih

muda ternyata lebih mempercepat proses penyatuan antara batang bawah dan

entris. Menurut Wijaya dan Tuherkih (1994) dalam Sutami et.al, (2009), bahwa

sel-sel kambium tanaman yang berada dalam stadia aktif membelah diri, proses

pembentukan kalus dan proses penyembuhan luka berlangsung dengan cepat,

sehingga keberhasilan sambungan hidup tinggi hal ini hanya terjadi pada tanaman

yang masih aktif membelah yaitu tanaman yang masih muda.

Page 28: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

28

Gambar 3. Kalus yang tumbuh pada hasil okulasi hidup

Gambar 4. Kalus yang tumbuh pada hasil okulasi yang gagal/mati

4.3. Waktu Pecah Tunas

Data hasil pengamatan waktu tumbuh tunas dapat dilihat pada Tabel

Lampiran 9, sedangkan analisis ragam dapat dilihat pada Tabel Lampiran 10,

Kalus tebal

Kalus tumbuh tipis

Page 29: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

29

Hasil analisis ragam menunjukan dari interaksi pengaruh lama simpan dan jenis

pembungkus entres terhadap waktu pecah tunas tidak berpengaruh nyata, tetapi

faktor tunggal lama simpan menunjukan pengaruh nyata pada waktu pecah tunas.

Pecahnya mata tunas entres jeruk ditandai dengan berubahnya mata entres

menjadi tunas pertama kali seperti diperlihatkan pada Gambar 5. Nilai rata-rata

waktu pecah tunas pada okulasi tanaman jeruk manis disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai rata-rata waktu pecah tunas (hari) pada okulasi tanaman jeruk manis Lama Simpan

(S) Jenis Pembungkus (B)

Rata-rata B1

(Pelepah Pisang) B2

(Styrofoam) B3

(Kertas Koran) S0 (9 jam) S1 (30 jam) S2 (52 jam) S3 (78 jam)

26 25 25 25

26 25 24 24

26 24 24 25

26 b 25 ab 24 a 25 ab

Rata-rata 25 25 25 BNJ 5% S = 1,47

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%

Dari Tabel 4, diketahui bahwa nilai rata-rata waktu pecah tunas okulasi

tanaman jeruk dari pengaruh lama simpan menunjukan lama simpan 52 jam

memberikan nilai rata-rata waktu pecah tunas lebih cepat yaitu 24 HSO sedangkan

waktu pecah tunas lebih lambat yaitu 26 HSO terdapat pada lama simpan 9 jam,

meskipun demikian secara rata-rata entres yang diperlakukan dengan

penyimpanan menunjukan kecepatan waktu pecah tunas lebih cepat dibandingkan

dengan entres yang tidak disimpan yaitu perlakuan lama simpan 9 jam.

Laju pertumbuhan pecah mata tunas dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya tingkat kompatibilitas batang bawah dan batang atas, yang

mengakibatkan penyaluran nutrisi makanan dari batang bawah akan lancar masuk

Page 30: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

30

menuju batang atas melalui jaringan yang telah menempel sempurna baik melalui

akar dan daun.

Gambar 5. Mata Tunas Okulasi Mulai Pecah

Menurut Nahansyah (1990) dalam Sutami et al. (2009), perbedaan tingkat

kecepatan mata tunas pecah diduga karena kemampuan tanaman yang berbeda

untuk membentuk pertautan okulasi yang berhubungan dengan jumlah kecepatan

pembentukan kalus. Menurut Hartmann dan Kesler (1978) dalam Sutami et.al.

2009. Bahwa proses pembentukan kalus diperlukan hormon dalam jumlah yang

cukup. Hormon ini berfungsi untuk memulai proses pembentukan jaringan dengan

menggunakan karbohidrat dan gula untuk pecah tunas.

4.4. Panjang tunas dan jumlah daun

Data hasil pengamatan panjang tunas dan jumlah daun dilihat pada Tabel

Lampiran 11,dan 13, sedangkan analisis ragam nya dapat dilihat pada Tabel

Lampiran 12, dan 14. Hasil analisis ragam menunjukan dari interaksi pengaruh

Page 31: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

31

lama simpan dan jenis pembungkus entres terhadap panjang tunas dan jumlah

daun mengakibatkan tidak berpengaruh nyata, begitu pula masing-masing faktor

tunggal lama simpan dan jenis pembungkus menunjukan tidak berpengaruh nyata.

Tabel 5. Rata-rata panjang tunas dan jumlah daun pada okulasi tanaman jeruk manis

Lama Simpan

(S) Jenis Pembungkus (B)

Rata-rata B1

(Pelepah Pisang) B2

(Styrofoam) B3

(Kertas Koran) Panjang tunas (cm)

S0 (9 jam) S1 (30 jam) S2 (52 jam) S3 (78 jam)

11,76 12,13 11,93 12,06

12,56 12,22 13,28 13,35

11,05 13,28 12,26 11,64

11,79 12,54 12,49 12,35

Rata-rata 11,97 12,85 12,06 BNJ 5% -

Jumlah daun (helai) S0 (9 jam) S1 (30 jam) S2 (52 jam) S3 (78 jam)

12,53 12,99 13,28 13,65

12,86 12,75 14,12 14,20

12,61 12,96 13,82 13,23

12,67 12,90 13,74 13,69

Rata-rata 13,11 13,48 13,16 BNJ 5% -

Tabel 5 menunjukan terdapat kecendrungan bahwa perlakuan entres yang

disimpan 30, 52 dan 78 jam rata-rata panjang tunas lebih panjang dan rata-rata

jumlah daun lebih banyak di bandingkan dengan perlakuan entres yang tidak

disimpan atau penyimpanan entres kurang dari 24 jam yaitu penyimpanan 9 jam,

semakin cepat waktu pecah tunas semakin cepat pula pertumbahan panjang tunas

dan jumlah daun seperti diperlihatkan pada Gambar 6.

Page 32: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

32

Gambar 6. Panjang tunas dan jumlah daun umur 60 HSO

Laju pertumbuhan tunas sangat dipengaruh oleh ketersediaan karbohidrat.

Daun-daun yang telah terbentuk akan segera melakukan fungsinya untuk

berfotosintesis. Dari sini akan dihasilkan karbohidrat dan zat pengatur tumbuh

(ZPT). Karbohidrat maupun ZPT baik auksin maupun sitokinin ditransfer dengan

peranan molekul air menuju daerah meristematis, diantara ujung tunas. Sel-sel

pada daerah tersebut akan memperbanyak diri dan memperpanjang ukuran

sehingga mengakibatkan pemanjangan tunas. Diduga adanya pertambahan daun

seiring dengan penambahan panjang tunas, semakin panjang tunas maka akan

menghasilkan pertambahan nodus-nodus yang berfungsi sebagai tempat keluarnya

daun. Perbedaan jumlah daun akan menimbulkan perbedaan pertumbuhan pada

tanaman, karena di dalam daun terdapat klorofil dan tempat terjadinya sintesis

fotosintat yang dibutuhkan oleh semua bagian tanaman (Septyarini, 2007 dalam

Anindiawati et al, 2011).

Page 33: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

33

4.5. Diameter batang Tunas

Data diameter batang tunas hasil okulasi yang tumbuh, diamatai mulai 30

HSO, 45 HSO dan 60 HSO, data pengamatan diameter batang tunas disajikan

pada Tabel Lampiran 15, 17 dan 19, sedangkan analisis ragamnya disajikan pada

Tabel Lampiran 16, 18 dan 20. Hasil analisis ragam menunjukan interaksi

pengaruh lama simpan dan jenis pembungkus entres terhadap diameter batang

tunas 30 HSO, 45 HSO dan 60 HSO tidak berpengaruh nyata, begitu pula

masing-masing faktor tunggal lama simpan dan jenis pembungkus juga menunjuk

kan tidak berpengaruh nyata.

Tabel 5. Rata-rata diameter batang tunas umur 30, 45 dan 60 HSO pada hasil okulasi tanaman jeruk manis

Lama Simpan

(S) Jenis Pembungkus (B)

Rata-rata B1

(Pelepah Pisang) B2

(Styrofoam) B3

(Kertas Koran) Diameter batang tunas umur 30 HSO

S0 (9 jam) S1 (30 jam) S2 (52 jam) S3 (78 jam

0,20 0,21 0,16 0,19

0,20 0,20 0,19 0,16

0,20 0,21 0,20 0,16

0,20 0,21 0,19 0,17

Rata-rata 0,19 0,19 0,19 BNJ 5% -

Diameter batang tunas umur 45 HSO S0 (9 jam) S1 (30 jam) S2 (52 jam) S3 (78 jam

0,26 0,27 0,26 0,26

0,28 0,26 0,25 0,25

0,25 0,27 0,27 0,25

0,26 0,27 0,26 0,25

Rata-rata 0,26 0,26 0,26 BNJ 5% -

Diameter batang tunas umur 60 HSO S0 (9 jam) S1 (30 jam) S2 (52 jam) S3 (78 jam

0,29 0,32 0,31 0,34

0,32 0,32 0,30 0,32

0,30 0,32 0,32 0,31

0,30 0,32 0,31 0,32

Rata-rata 0,32 0,31 0,31 BNJ 5% -

Page 34: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

34

Berdasarkan Tabel 5, terdapat kecendrungan rata-rata entres yang

mengalami penyimpanan ( 30, 52 dan 78 jam) menghasilkan diameter batang

tunas yang besar dibandingkan yang tidak disimpan (9 jam). Diameter batang

dipengaruhi oleh ketersediaan karbohidrat yang dihasilkan dari fotosintesis

melalui daun, semakin banyak jumlah daun pada hasil okulasi semakin banyak

karbohidrat yang dihasilkan oleh tanaman tersebut yang akan disuplai untuk

pembesaran batang tunas tanaman, keadaan batang tunas seperti diperlihatkan

Gambar 7.

Umur 30

Umur 45 HSO

Umur 60 HSO

Gambar 7. Diameter Batang Tunas Umur 30, 45 dan 60 HSO.

Pertumbuhan yang baik diindikasikan dengan kemampuan tanaman untuk

berfotosintesis lebih tinggi dan hasil fotosintesis (karbohidrat) yang dihasilkan

lebih banyak. Karbohidrat yang dihasilkan lebih banyak ditraslokasi lewat floem

dan dapat digunakan untuk memacu pertumbuhan termasuk perluasan sel batang

dan diindikasikan dengan diameter batang yang lebih lebar. Menurut Gardner,

Fearce dan Michell, (1991), munculnya daun diawali dengan sel-sel tentu didalan

kubah ujung, yang membelah menjadi meristematik dan menghasilkan

pembengkakan pada ujung batang. Pembengkakan tersebut meluas dan

Page 35: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

35

melingkari daerah ujung, terutama primordia pelepah daun, setelah leherdaun

terbentuk, sel-sel pada subhipodermis menjadi meristematik dan menghasilkan

suatu tunas ketiak, pertumbuhan yang berikutnya yaitu helai daun dan tangkai dan

ruas batang berasal dari meristem yang terdapat diantara jaringan yang

terdiferensiasi (interkalar).

Pertumbuhan tinggi batang terjadi didalam meristem interkalar dari ruas,

ruas itu memanjang sebagai akibat peningkatan jumlah sel. Pertumbuhan karena

pembelahan sel terjadi pada dasar ruas (yaitu interkalar) dan bukan pada meristem

ujung. Walaupun demikian aktivitas meristematik interkalar itu didistribusikan

keselururuh panjang lamina daun, selubung daun, dan ruas pada tahapan

primordia, dengan meningkatnya kedewasaan, aktivitas meristem berpindah ke

daerah basal dan kemudian berhenti (Sharman, 1942 dalam Gardner dkk, 1991).

Page 36: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

36

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini disimpulkan sebagai

berikut:

a. Adanya perlakuan lama simpan entres jeruk manis sampai 78 jam mampu

menghasilkan rata-rata persentase keberhasilan okulasi hidup sampai 100%

dan persentase okulasi tumbuh sampai 96,67%.

b. Perlakuan jenis pembungkus entres dengan menggunakan kertas koran mampu

menghasilkan rata-rata persentase keberhasilan okulasi hidup sampai 93,33%

dan persentase okulasi tumbuh sampai 90,00%.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah untuk penelitian selanjutnya sebaiknya

dilakukan lama peyimpanan yang lebih lama lagi, agar dapat mengetahui

seberapa lama daya simpan entres jeruk mampu bertahan disimpan dan dapat

tumbuh dengan baik pada perbanyakan bibit dengan teknik okulasi.

Page 37: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

37

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Sudiyanti dan Basuno. 2007. Teknik Okulasi Jeruk Manis dengan Perlakuan Masa Penyimpanan dan Media Pembungkus Entres yang Berbeda. Buletin Teknik Pertanian (12)1. www.pustaka.litbang.deptan.go.id. (14 Februari 2014).

Anindiawati, Y., Hartati,S. dan Samanhudi, 2011. Pengaruh Perlakuan Masa

Penyimpanan dan Bahan Pembungkus Entris Terhadap Pertumbuhan Awal Bibit Jeruk (Citrus sp.) Secara Okulasi. Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Anonimous. 2013. Prospek dan Arah Pengembangan Jeruk. Lembaga

Penelitian Pengembangan Pertanian http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/b3jeruk. (13 Februari 2014).

Anonimous. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Okulasi

http://syarattumbuh.blogspot.com/2013/05/faktor-yang-berpengaruh-terhadap.html#sthash.HhX5memw.dpuf (19 Januari 2015).

Anonimous. 2011. Deskripsi Varietas Baru. Direktorat Perbenihan Hortikultura.

Direktorat Jendral Hortikultura. Kementrian Pertanian. Jakarta Anonimous, 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Cet. I. Agromedia

Pustaka, Jakarta. Anonimous. 2004. Budidaya Tanaman Jeruk. Aksi Agri Kanisius, Yogyakarta. Ashari, S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press, Jakarta. Barus, A. dan Syukri, 2008. Agroteknologi Tanaman Buah-Buahan. USU-Press,

Medan. Gardner, Franklin P., Pearce R. Brent, Mitchel Roger L. 1991. Fisiologi

Tanaman Budidaya. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI.Pers), 1991, X ; 428 halaman.

Jamnah. 1996. Pengaruh Lama Penyimpanan Bahan Entres terhadap Pertumbuhan

Okulasi Durian (Durio zibethinus). Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Borobudur, Jakarta.

Joesoef, M., 1993. Penuntun Berkebun Jeruk. Penerbit Bhratara, Jakarta.

Page 38: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

38

Lukman, W. 2004. Teknik Sambung Pucuk Menggunakan Stadium Entres yang Didefoliasi pada Jambu Mete. Buletin Teknik Pertanian, (9)1.

Mansyah, Ellina, M. Jawal, A. Susiloadi, dan I. Muas. 1998. Kompatibilitas

Manggis dengan Tiga Spesies Kerabatnya sebagai Batang Bawah. Jurnal Hortikultura 8(3):1163-1169.

Martias, I. Sutarto, dan S. Hadiati. 1997. Keserasian Beberapa Jenis Batang

Bawah dan Batang Atas Rambutan Komersial. Jurnal Hortikultura 7(1):524-529.

Nalia, A. 2009. Perbanyakan Tanaman Jeruk Keprok (Citrus Nabilus L. Dengan

Teknik Okulasi. http://digilib.uns.ac.id. (14 Februari 2014). Nugroho, H.P. dan J.M. Roskitko. 2005. Teknik pembibitan dan perbanyakan

vegetatif tanaman buah. World Agroforestry Centre/ICRAF International, Bogor.

Pracaya. 2009. Jeruk Manis: Varietas, budidaya dan pascapanen. Penebar

Swadaya, Depok. Setiono dan Supriyanto. 2004. Keunggulan Teknik Perbanyakan Okulasi Iriisan

pada Tanaman Jeruk. Jurnal Teknik Pertanian, (6) 1. Soelarso, R. B., 1999. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius, Yogyakarta. Sukarmin, Ihsan F, Edriyanto. 2009. Teknik Perbanyakan F1 Mangga dengan

Menggunakan Batang Bawah Dewasa Melalui Sambung Pucuk. Bul Tekn Petani. 14 (2) : 58-61

Sumarsono dan Lasimin. 2002. Teknik Okulasi Bibit Durian Pada Stadia Entres

dan Model Mata Tempel yang Berbeda. Jurnal Teknik Pertanian, (7) 1. Susanto, S., K. Suketi, Mukhlas dan L. Rachmawati. 2004. Penampilan

pertumbuhan jeruk besar (Citrus grandis L. Osbeck) CV. Cikoneng pada Beberapa Interstock. Bul. Agronomi. 32(2):7-1.

Sutami, Athaillah.M., dan Gusti M. S. N, 1990. Pengaruh Umur Batang Bawah

dan Panjang Entres Terhadap Keberhasilan Sambung Bibit Jeruk Siam Banjar Label Biru.Buletin 16 (2)

Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Rancangan, Analisa dan Interpretasinya.

Gramedia Pustaka. Jakarta.

Page 39: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

39

Yosef, H. 2013. Prinsip 3R pada Styrofoam. http://ml.scribd.com/doc/1536664/ MAKALAH-STYROFOAM. (14 Februari 2014).

Yuniastuti, S., Soegito, dan Rebin. 1992. Kombinasi Batang Atas dan Batang

Bawah pada Pembibitan Anggur dengan Okulasi. Jurnal Hortikultura 2(1):19-22.

Page 40: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

40

Lampiran 1. Deskripsi Jeruk Batang Bawah Varietas Japansche citroen

Uraian Deskripsi Asal Silsilah Golongan tanaman Tinggi tanaman Bentuk tajuk tanaman Bentuk penampang batang Diameter batang Warna batang Bentuk daum Ukuran daun Warna daun Bentuk bunga Warna kelopak bunga Warna mahkota bunga Warna kepala putik Warna benang benang sari Waktu berbunga Waktu panen Bentuk buah Ukuran buah Warna kulit buah Ketebalan kulit buah Warna daging buah Rasa daging buah Warna biji Bentuk biji Ujung biji Kadar gula Kadar vitamin C Kadar asam Jumlah juring perbuah Berat perbuah Jumlah buah pertandan Berat buah pertandan Daya simpan buah pada suhu 23-25 0C Hasil buah Identitas pohon induk tunggal Kode aksesi Perkiraan umur pohon induk Keterangan Pengusul Peneliti

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Balai Penelitian Tanaman jeruk dan Buah Subtropika Seleksi pohon induk Klon 3,3 meter Menyebar Bulat berlekuk 8,2 cm Hijau kecoklatan Lonjong Panjang 7,6 – 11,5 cm, lebar 3,8 – 5,5 cm Hijau tua Bulat panjang Hijau kecoklatan Putih kemerahan Putih kekuningan Kuning Awal musim hujan Ritmik (tidak terus menerus berbunga) Bulat Tinggi 5,2 – 6,4 cm, diameter 5,1 – 6,6 cm Hijau Kekuningan 0,15 – 0,30 cm Kuning Asam Coklat keputihan Memanjang sampai agak bulat Runcing 5,6 brix 43,3 mg/100 g 0,59 % 8 – 10 juring 89 -100 g 210 – 450 buah 35 – 75 kg 5 – 7 hari setelah panen 30 -75 kg/ pohon/ tahun Koleksi Plasma nurfah Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Subtropika ICS.04.01.0175 9 tahun Beradaptasi dengan baik di dataran rendah sampai tinggi dengan altitude 300 – 900 dpl Balai Penelitian Tanaman jeruk dan Buah Subtropika Chaereni Martasari, Hardiyanto, Nirmala F.Devy, Karsinah, Hadi Mulyanto (Balai Penelitian Tanaman jeruk dan Buah Subtropika)

Sumber : Departemen Pertanian (2011)

Page 41: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

41

Lampiran 2. Deskripsi Jeruk Varietas Siam Banjar

Uraian Deskripsi Nama Daerah Asal Tanaman Tinggi Tanaman Lebar Tajuk Bentuk Tanaman Percabangan Warna Batang Bentuk Batang Lingkar Batang Warna Daun Bagian Atas Warna Daun Bagian Bawah Lebar Daun Panjang Daun Tepi Daun Bentuk Bunga Jumlah Bunga/ Tandan Jumlah Bunga Jadi Buah Warna Buah Muda Warna Buah Matang Bentuk Buah Lingkar Buah Diameter Buah Tebal Kulit Buah Warna Daging Buah Jumlah Septa Tiap Buah Jumlah Biji Tiap Buah Berat Buah Utuh Berat Buah Kupasan Rasa Buah Aroma Buah Sifat Buah Kandungan Air Batang Bawah Produksi Buah/Pohon/Musim Perbanyakan Ketahanan Terhadap Hama Peneliti/ Pengusul

: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Jeruk Siam Banjar Kampung Sungai Madang, Desa Gudang Hirang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan 3 – 3,75 meter 2,5 – 2,7 meter Payung Melengkung Keatas Kecoklatan Bulat 20 cm Hijau Muda Hijau 3 - 5 cm 6 – 9 cm Bergerigi Seperti Lonceng 8 – 10 buah 6 -8 buah Hijau Orange kehijauan Bulat agak gepeng 22 – 24 cm 6,5 – 7,5 cm 1,3 – 1,7 mm kulit yang tebal mudah dikupas Orange 10 -13 6 – 9 biji 160 -175 g 150 – 165 g Manis segar Lebut Tahan dalam pengangkutan 86,44% JC 500 – 600 buah Cangkok, Okulasi Cukup tahan terhadap kutu daun jeruk (Aphids sp) Tidak Tahan Terhadap Kutu Dompolan (Planococcus citri) dan Kutu Medalion Jeruk (Aleuro canthus spineferus) Yayat Hidayat Hendarin, Hamidah, M. Syarbaini, Sri Setyasno, Surachmat Kusumo

Sumber : Departemen Pertanian (2011)

Page 42: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

42

Lampiran 3 . Data Diameter Batang Bawah Jeruk Javansche citroen Umur 6 Bulan

Pengukuran Diameter Batang Bawah Jeruk Jenis Javaneshe citroen (cm)

No Perlakuan UL ( 1 Hari Sebelum Okulasi)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata

1 S0B1

I 0.40 0.50 0.30 0.45 0.45 0.40 0.44 0.54 0.40 0.44 0.432

II 0.44 0.36 0.36 0.39 0.47 0.48 0.38 0.46 0.36 0.40 0.410

III 0.46 0.50 0.50 0.36 0.42 0.35 0.40 0.37 0.35 0.60 0.431

2 S0B2

I 0.33 0.42 0.41 0.34 0.44 0.38 0.42 0.33 0.46 0.59 0.412

II 0.44 0.31 0.34 0.32 0.47 0.39 0.38 0.55 0.45 0.36 0.401

III 0.44 0.4 0.35 0.33 0.36 0.44 0.42 0.45 0.36 0.42 0.397

3 S0B3

I 0.43 0.35 0.46 0.47 0.35 0.50 0.35 0.41 0.46 0.51 0.429

II 0.44 0.42 0.35 0.35 0.33 0.50 0.60 0.56 0.32 0.40 0.427

III 0.45 0.42 0.55 0.45 0.52 0.31 0.37 0.52 0.47 0.39 0.445

4 S1B1

I 0.44 0.56 0.50 0.34 0.35 0.35 0.55 0.45 0.46 0.33 0.433

II 0.37 0.50 0.43 0.33 0.33 0.55 0.36 0.42 0.41 0.40 0.410

III 0.42 0.50 0.42 0.40 0.40 0.42 0.35 0.50 0.37 0.55 0.433

5 S1B2

I 0.44 0.5 0.35 0.35 0.45 0.49 0.55 0.60 0.50 0.46 0.469

II 0.45 0.36 0.45 0.41 0.47 0.34 0.50 0.40 0.55 0.42 0.435

III 0.3 0.4 0.41 0.36 0.36 0.50 0.53 0.42 0.50 0.52 0.430

6 S1B3

I 0.46 0.44 0.32 0.45 0.35 0.38 0.45 0.35 0.48 0.50 0.418

II 0.46 0.39 0.43 0.45 0.50 0.50 0.49 0.5 0.50 0.45 0.467

III 0.4 0.4 0.5 0.37 0.50 0.38 0.40 0.41 0.46 0.39 0.421

7 S2B1

I 0.41 0.3 0.34 0.55 0.42 0.44 0.49 0.35 0.45 0.35 0.410

II 0.49 0.41 0.33 0.57 0.36 0.50 0.47 0.50 0.40 0.39 0.442

III 0.49 0.38 0.38 0.48 0.38 0.50 0.48 0.4 0.48 0.50 0.447

8 S2B2

I 0.5 0.45 0.42 0.35 0.42 0.45 0.40 0.35 0.49 0.33 0.416

II 0.31 0.37 0.60 0.36 0.4 0.40 0.48 0.48 0.48 0.30 0.418

III 0.46 0.37 0.42 0.43 0.55 0.35 0.60 0.50 0.42 0.54 0.464

9 S2B3

I 0.44 0.47 0.42 0.50 0.35 0.60 0.50 0.42 0.50 0.38 0.458

II 0.49 0.30 0.30 0.40 0.33 0.47 0.40 0.34 0.60 0.34 0.397

III 0.39 0.45 0.46 0.43 0.34 0.45 0.36 0.44 0.58 0.50 0.440

10 S3B1

I 0.47 0.45 0.3 0.57 0.40 0.40 0.45 0.40 0.40 0.39 0.423

II 0.31 0.54 0.44 0.36 0.35 0.34 0.35 0.50 0.40 0.36 0.395

III 0.40 0.35 0.35 0.54 0.32 0.30 0.50 0.39 0.41 0.47 0.403

11 S3B2

I 0.4 0.55 0.30 0.43 0.42 0.49 0.50 0.45 0.45 0.51 0.450

II 0.4 0.40 0.30 0.35 0.45 0.30 0.45 0.45 0.55 0.40 0.405

III 0.33 0.40 0.55 0.46 0.37 0.40 0.40 0.35 0.45 0.31 0.402

12 S3B3

I 0.42 0.36 0.33 0.38 0.34 0.40 0.40 0.35 0.44 0.47 0.389

II 0.47 0.47 0.49 0.44 0.32 0.39 0.33 0.46 0.35 0.40 0.412

III 0.33 0.30 0.45 0.43 0.33 0.36 0.32 0.34 0.49 0.47 0.382

Rata-rata 0.423

Page 43: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

43

Lampiran 4. Data Persentase Keberhasilan Okulasi Hidup (%) Umur 21 HSO

Lama Simpan Ulangan

Jenis Pembungkus (B) Total Rata-Rata

(S) B1 B2 B3

S0

I 90 70 90 250 83.33

II 80 80 100 260 86.67

III 80 80 80 240 80.00

Sub total 250 230 270 750 250

Rata-rata 83.33 76.67 90.00 83.33

S1

I 90 80 90 260 86.67

II 100 80 90 270 90.00

III 80 90 90 260 86.67

Sub total 270 250 270 790 263

Rata-rata 90.00 83.33 90.00 87.78

S2

I 70 70 90 230 76.67

II 80 90 100 270 90.00

III 90 80 90 260 86.67

Sub total 240 240 280 760 253

Rata-rata 80.00 80.00 93.33 84.44

S3

I 100 100 100 300 100

II 100 100 100 300 100

III 100 100 100 300 100

Sub total 300 300 300 900 300

Rata-rata 100 100 100 100

Total 1060 1020 1120 3200

Rata-rata 88.33 85.00 93.33 88.89

Lampiran 5. Analisa Ragam Persentase Keberhasilan Okulasi Hidup Umur 21 HSO

SK JK DB KT F

Hitung F Tabel

F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 2288.89 11 208.08 4.68** 2,22 3,09

Lama Simpan (S) 1577.78 3 525.93 11.83** 3.01 4.72

Jenis Pembungkus (B) 422.23 2 211.12 4.75* 3.40 5.61

Interaksi (SB) 288.88 6 48.15 1.08tn 2.51 3.67

Galat 1066.67 24 44.44

Total 3355.56 35

Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata * = berpengaruh nyata

** = berpengaruh sangat nyata

Page 44: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

44

Lampiran 6. Data Persentase Okulasi Tumbuh (%) Umur 60 HS0

Lama Penyimpanan Ulangan

Jenis Pembungkus (B) Total Rata-Rata

(S) B1 B2 B3

S0

I 80 70 90 240 80

II 70 70 100 240 80

III 80 80 80 240 80

Sub total 230 220 270 720 240

Rata-rata 76.67 73.33 90.00 80.00

S1

I 80 80 90 250 83.33

II 100 80 90 270 90.00

III 80 90 90 260 86.67

Sub total 260 250 270 780 260

Rata-rata 86.67 83.33 90.00 86.67

S2

I 60 70 70 200 66.67

II 80 90 100 270 90.00

III 70 80 70 220 73.33

Sub total 210 240 240 690 230

Rata-rata 70 80 80 76.67

S3

I 100 100 100 300 100

II 80 100 100 280 93.33

III 90 100 100 290 96.67

Sub total 270 300 300 870 290

Rata-rata 90 100 100 96.67

Total 970 1010 1080 3060

Rata-rata 80.83 84.17 90.00 85.00

Lampiran 7. Analisa Ragam Persentase Okulasi Tumbuh (%) Umur 60 HSO

SK JK DB KT F Hitung

F Tabel

F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 3030.33 11 275.51 3.97** 2,22 3,09

Lama Simpan (S) 2075.00 3 691.67 9.96** 3.01 4.72

Jenis Pembungkus (B) 656.67 2 302.79 4.36* 3.40 5.61

Interaksi (SB) 350.00 6 35.33 0.84tn 2.51 3.67

Galat 1666.67 24 69.44

Total 4697.22 35

Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata * = berpengaruh nyata

** = berpengaruh sangat nyata

Page 45: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

45

Lampiran 8. Data Persentase Tumbuh kalus (%) Umur 21 HSO

Lama Penyimpanan Ulangan

Jenis Pembungkus (B) Total

Rata-Rata (S) B1 B2 B3

S0

I 100 100 100 300 100

II 100 100 100 300 100

III 100 100 100 300 100

Sub total 300 300 300 900 300

Rata-rata 100 100 100 100

S1

I 100 100 100 300 100

II 100 100 100 300 100

III 100 100 100 300 100

Sub total 300 300 300 900 300

Rata-rata 100 100 100 100

S2

I 100 100 100 300 100

II 100 100 100 300 100

III 100 100 100 300 100

Sub total 300 300 300 900 300

Rata-rata 100 100 100 100

S3

I 100 100 100 300 100

II 100 100 100 300 100

III 100 100 100 300 100

Sub total 300 300 300 900 300

Rata-rata 100 100 100 100

Total 1200 1200 1200 3600

Rata-rata 100.00 100.00 100.00 100.00

Page 46: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

46

Lampiran 9. Data Waktu Pecah Tunas (hari) Saat Okulasi sampai Pecah Tunas

Lama Penyimpanan Ulangan

Jenis Pembungkus (B) Total

Rata-Rata (S) B1 B2 B3

S0

I 24.00 25.00 24.00 74.00 24.67

II 27.00 27.00 26.00 80.00 26.67

III 26.00 26.00 26.00 78.00 26.00

Sub total 77.00 77.00 77.00 232.00

Rata-rata 25.67 26.00 25.67 26.00

S1

I 23.00 24.00 24.00 71.00 23.67

II 25.00 26.00 24.00 75.00 25.00

III 25.00 25.00 25.00 75.00 25.00

Sub total 73.00 75.00 73.00 221.00

Rata-rata 24.33 25.00 24.33 25.00

S2

I 24.00 25.00 25.00 74.00 24.67

II 25.00 25.00 22.00 72.00 24.00

III 25.00 23.00 24.00 72.00 24.00

Sub total 74.00 73.00 71.00 218.00

Rata-rata 24.67 24.33 23.67 24.00

S3

I 25.00 26.00 24.00 75.00 25.00

II 26.00 24.00 25.00 75.00 25.00

III 23.00 23.00 25.00 71.00 23.67

Sub total 74.00 73.00 74.00 221.00

Rata-rata 24.517 24.367 24.767 25.00

Total 298.00 299.00 295.00 892.00

Rata-rata 25.00 25.00 25.00 24.78

Lampiran 10. Analisa Ragam Waktu Pecah Tunas (hari) saat Okulasi Sampai Pecah Tunas

SK JK DB KT F

Hitung

F Tabel F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 15.56 11 1.41 1.11 tn 2,22 3,09

Lama Simpan (S) 12.67 3 4.22 3.30 * 3.01 4.72

Jenis Pembungkus (B) 0.72 2 0.36 0.28 tn 3.40 5.61

Interaksi (SB) 2.17 6 0.36 0.28 tn 2.51 3.67

Galat 30.67 24 1.28

Total 46.22 35

Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata * = berpengaruh nyata

Page 47: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

47

Lampiran 11. Data Panjang Tunas Okulasi (cm) Umur 60 HSO

Lama Penyimpanan Ulangan

Jenis Pembungkus (B) Total Rata-Rata

(S) B1 B2 B3

S0

I 13.78 13.53 12.32 39.63 13.21

II 9.47 10.53 11.44 31.44 10.48

III 12.04 13.63 9.40 35.07 11.69

Sub total 35.29 37.69 33.16 106.14 35.38

Rata-rata 11.76 12.56 11.05 11.79

S1

I 13.11 13.58 11.20 37.89 12.63

II 13.20 9.80 14.87 37.87 12.62

III 10.08 13.27 13.77 37.12 12.37

Sub total 36.39 36.65 39.84 112.88 37.63

Rata-rata 12.13 12.22 13.28 12.54

S2

I 14.52 12.23 11.94 38.69 12.90

II 11.06 12.96 12.00 36.02 12.01

III 10.2 14.64 12.85 37.69 12.56

Sub total 35.78 39.83 36.79 112.4 37.47

Rata-rata 11.93 13.28 12.26 12.49

S3

I 10.68 13.57 11.4 35.65 11.88

II 13.24 10.34 11.53 35.11 11.70

III 12.27 16.15 11.98 40.4 13.47

Sub total 36.19 40.06 34.91 111.16 37.05

Rata-rata 12.06 13.35 11.64 12.35

Total 143.65 154.23 144.70 442.58

Rata-rata 11.97 12.85 12.06 12.29

Lampiran 12. Analisa Ragam Panjang Tunas Okulasi (cm) Umur 60 HSO

SK JK DB KT F

Hitung

F Tabel F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 16.82 11 1.53 0.48tn 2,22 3,09

Lama Simpan (S) 3.18 3 1.06 0.33tn 3.01 4.72

Jenis Pembungkus (B) 5.66 2 2.83 0.88tn 3.40 5.61

Interaksi (SB) 7.98 6 1.33 0.42tn 2.51 3.67

Galat 76.81 24 3.20

Total 93.63 35

Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata

Page 48: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

48

Lampiran 13. Data Jumlah Daun (cm) Umur 60 HSO

Lama Penyimpanan Ulangan

Jenis Pembungkus (B) Total Rata-Rata

(S) B1 B2 B3

S0

I 13.50 14.00 13.89 41.39 13.80

II 10.71 11.71 12.70 35.12 11.71

III 13.38 12.88 11.25 37.51 12.50

Sub total 37.59 38.59 37.84 114.02 38.01

Rata-rata 12.53 12.86 12.61 12.67

S1

I 13.88 13.13 12.11 39.12 13.04

II 13.60 11.00 13.78 38.38 12.79

III 11.50 14.11 13.00 38.61 12.87

Sub total 38.98 38.24 38.89 116.11 38.70

Rata-rata 12.99 12.75 12.96 12.90

S2

I 15 13.57 13.43 42.00 14.00

II 13.13 14.67 13.20 41.00 13.67

III 11.71 14.13 14.83 40.67 13.56

Sub total 39.84 42.37 41.46 123.67 41.22

Rata-rata 13.28 14.12 13.82 13.74

S3

I 13.67 14.30 13.4 41.37 13.79

II 13.38 11.50 13.00 37.88 12.63

III 13.89 16.80 13.30 43.99 14.66

Sub total 40.94 42.60 39.70 123.24 41.08

Rata-rata 13.65 14.20 13.23 13.69

Total 157.35 161.80 157.89 477.04

Rata-rata 13.11 13.48 13.16 13.25

Tabel Lampiran 14. Analisa Ragam Jumlah Daun (cm) Umur 60 HSO

SK JK DB KT F

Hitung

F Tabel F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 10.87 11 0.99 0.55tn 2,22 3,09

Lama Simpan (S) 8.07 3 2.69 1.51tn 3.01 4.72

Jenis Pembungkus (B) 0.98 2 0.49 0.27tn 3.40 5.61

Interaksi (SB) 1.813 6 0.30 0.17tn 2.51 3.67

Galat 42.82 24 1.78

Total 53.69 35

Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata

Page 49: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

49

Lampiran 15. Data Diameter Batang Tunas (cm) Umur 30 HSO

Lama Penyimpanan Ulangan

Jenis Pembungkus (B) Total Rata-Rata

(S) B1 B2 B3

S0

I 0.24 0.20 0.21 0.65 0.22

II 0.17 0.16 0.20 0.53 0.18

III 0.18 0.24 0.18 0.6 0.20

Sub total 0.59 0.60 0.59 1.78 0.59

Rata-rata 0.197 0.200 0.197 0.198

S1

I 0.19 0.22 0.21 0.62 0.21

II 0.23 0.17 0.23 0.63 0.21

III 0.22 0.20 0.20 0.62 0.21

Sub total 0.64 0.59 0.64 1.87 0.62

Rata-rata 0.213 0.197 0.213 0.208

S2

I 0.2 0.21 0.15 0.56 0.19

II 0.15 0.18 0.22 0.55 0.18

III 0.14 0.18 0.24 0.56 0.19

Sub total 0.49 0.57 0.61 1.67 0.56

Rata-rata 0.163 0.190 0.203 0.186

S3

I 0.15 0.14 0.16 0.45 0.15

II 0.25 0.13 0.14 0.52 0.17

III 0.16 0.22 0.18 0.56 0.19

Sub total 0.56 0.49 0.48 1.53 0.51

Rata-rata 0.187 0.163 0.160 0.170

Total 2.28 2.25 2.32 6.85

Rata-rata 0.190 0.188 0.193 0.190

Lampiran 16. Analisa Ragam Diameter Batang Tunas (cm) 30 HSO

SK JK DB KT F

Hitung

F Tabel F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 0.011 11 0.001 0.86tn 2,22 3,09

Lama Simpan (S) 0.007 3 0.002 2.00tn 3.01 4.72

Jenis Pembungkus (B) 0 2 0.000 0.00tn 3.40 5.61

Interaksi (SB) 0.004 6 0.001 0.57tn 2.51 3.67

Galat 0.028 24 0.001

Total 0.039 35

Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata

Page 50: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

50

Lampiran 17. Data Diameter Batang Tunas Okulasi (cm) Umur 45 HSO

Lama Penyimpanan Ulangan

Jenis Pembungkus (B) Total Rata-Rata

(S) B1 B2 B3

S0

I 0.28 0.27 0.26 0.81 0.27

II 0.25 0.25 0.26 0.76 0.25

III 0.25 0.31 0.24 0.80 0.27

Sub total 0.780 0.830 0.760 2.370 0.790

Rata-rata 0.260 0.277 0.253 0.263

S1

I 0.27 0.28 0.25 0.80 0.27

II 0.28 0.24 0.29 0.81 0.27

III 0.26 0.27 0.27 0.80 0.27

Sub total 0.810 0.790 0.810 2.410 0.803

Rata-rata 0.270 0.263 0.270 0.268

S2

I 0.28 0.24 0.24 0.76 0.25

II 0.25 0.25 0.26 0.76 0.25

III 0.24 0.26 0.30 0.80 0.27

Sub total 0.770 0.750 0.800 2.320 0.773

Rata-rata 0.257 0.250 0.267 0.258

S3

I 0.28 0.25 0.25 0.78 0.26

II 0.26 0.23 0.24 0.73 0.24

III 0.24 0.28 0.26 0.78 0.26

Sub total 0.780 0.760 0.750 2.290 0.763

Rata-rata 0.260 0.253 0.250 0.254

Total 3.140 3.130 3.120 9.390

Rata-rata 0.262 0.261 0.260

Lampiran 18. Analisa Ragam Diameter Batang Tunas (cm) Umur 45 HSO

SK JK DB KT F

Hitung

F Tabel F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 0.004 11 0.00 0.87tn 2,22 3,09

Lama Simpan (S) 0.002 3 0.00 1.60tn 3.01 4.72

Jenis Pembungkus (B) 1.667 2 0.83 0.40tn 3.40 5.61

Interaksi (SB) 0.002 6 0.00 0.80tn 2.51 3.67

Galat 0.01 24 0.00

Total 0.015 35

Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata

Page 51: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

51

Lampiran 19. Data Diameter Batang Tunas Okulasi (cm) Umur 60 HSO

Lama Penyimpanan Ulangan

Jenis Pembungkus (B) Total Rata-Rata

(S) B1 B2 B3

S0

I 0.30 0.30 0.30 0.90 0.30

II 0.27 0.30 0.30 0.87 0.29

III 0.31 0.35 0.29 0.95 0.32

Sub total 0.880 0.950 0.890 2.720 0.907

Rata-rata 0.293 0.317 0.297 0.302

S1

I 0.34 0.36 0.31 1.01 0.34

II 0.34 0.28 0.34 0.96 0.32

III 0.29 0.32 0.32 0.93 0.31

Sub total 0.970 0.960 0.970 2.900 0.967

Rata-rata 0.323 0.320 0.323 0.322

S2

I 0.34 0.27 0.30 0.91 0.30

II 0.32 0.29 0.32 0.93 0.31

III 0.28 0.34 0.35 0.97 0.32

Sub total 0.940 0.900 0.970 2.810 0.937

Rata-rata 0.313 0.300 0.323 0.312

S3

I 0.34 0.31 0.31 0.96 0.32

II 0.35 0.30 0.31 0.96 0.32

III 0.33 0.34 0.3 0.97 0.32

Sub total 1.020 0.950 0.920 2.890 0.963

Rata-rata 0.340 0.317 0.307 0.321

Total 3.81 3.76 3.75 11.32

Rata-rata 0.32 0.31 0.31 0.31

Lampiran 20. Analisa Ragam Diameter Batang Tunas (cm) 60 HSO

SK JK DB KT F

Hitung

F Tabel F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 0.006 11 0.00 0.87tn 2,22 3,09

Lama Simpan (S) 0.002 3 0.00 1.07tn 3.01 4.72

Jenis Pembungkus (B) 0.0001 2 0.00 0.08tn 3.40 5.61

Interaksi (SB) 0.003 6 0.00 0.80tn 2.51 3.67

Galat 0.015 24 0.00

Total 0.021 35

Keterangan : tn = tidak berpengaruh nyata

Page 52: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

52

Lampiran 21. Denah Tata Letak Satuan Percobaan

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x S2B1 (I) S0B1 (II) S2B3 (I) S3B1 (III)

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x S0B3 (II) S1B1 (III) S3B3 (I) S1B2 (II)

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x S0B2 (I) S2B2 (II) S0B1 (III) S3B2 (II)

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x S2B3 (III) S1B3 (I) S0B2 (II) S3B1 (I)

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x S0B1 (I) S2B1 (II) S3B3 (II) S1B1 (I)

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x S0B2 (III) S1B3 (II) S3B2 (I) S0B3 (III)

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x S2B2 (I) S3B3 (III) S2B1 (III) S1B2 (I)

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x S3B2 (III) S3B1 (II) S1B3 (III) S1B2 (III)

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x

x x x x x S0B3 (I) S1B1 (II) S2B2 (III) S2B3 (II)

Keterangan :

- S0 = disimpan 9 jam ditambah 1 jam lama pengerjaan okulasi - S1 = disimpan 30 jam ditambah 1 jam lama pengerjaan okulasi - S2 = disimpan 52 jam ditambah 1 jam lama pengerjaan okulasi - S3 = disimpan 78 jam ditambah 1 jam lama pengerjaan okulasi - B1 = pelepah pisang - B2 = Styrofoam - B3 = kertas koran dilembabkan/dibasahi - (I), (II), (III) = ulangan - X X X X X = Jumlah Tanaman

U

Page 53: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

53

Lampiran 22. Batang Bawah Jeruk Javaneshe citroen umur 6 Bulan Setelah Tanam.

Lampiran 23. Screen House BPMT Jeruk Varietas Siam Banjar sebagai Bahan Entres

Milik Balai benih Hortikultura Kerung.

Page 54: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

54

Lampiran 24. BPMT Tanaman Jeruk Varietas Siam Banjar didalam Screen House

Sebagai Bahan Entres.

Lampiran 25. Pengambilan Entres Jeruk pada Cabang pertama

Page 55: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

55

Lampiran 26. Perompesan Daun Enres Jeruk

Lampiran 27. Entres yang Sudah dirompes

Page 56: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

56

Lampiran 28. Pengemasan Entres Jeruk Menggunakan Pelepah Pisang

Gambar 29. Pengemasan Entres Jeruk Menggunakan Styrofoam

Page 57: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

57

Lampiran 30. Pengemasan Enres Menggunakan Kertas Koran

Lampiran 31. Kemasan di Angkut Menggunakan Sepeda Motor

Page 58: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

58

Lampiran 32. Batang Bawah yang Tumbuh Tunas

Lampiran 33. Tunas yang Tumbuh pada Batang Bawah sudah dibuang

Tunas Hasil Okulasi

Tunas yang tumbuh dari batang bawah

Page 59: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

59

Lampiran 34. Pengaruh Pembungkus Entres Terhadap Keberhasilan Okulasi Tumbuh 60 HSO

Page 60: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

60

Lampiran 35. Pengaruh Lama Simpan Terhadap Keberhasilan Okulasi Tumbuh 60 HSO

Page 61: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

61

Lampiran 36. Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus. L) yang Muncul di Tempat

Penelitian Jeruk.

Lampiran 37. Gulma Babadotan (Agratum conyzoides. L) yang Muncul di Tempat

Penelitian Jeruk.

Page 62: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

62

1. Siapkan batang bawah Javansche

citroen (JC)

2. Kulit batang bawah dikupas

beserta kayunya

3. Ambil entres jeruk varietas

Siam Banjar

4. Kupas entres yang ada matanya

sepanjang

5. Mata entres yang sudah

dikupas dengan kayunya.

6. Tempelkan mata entres pada

sayatan batang bawah

7. Mata entres telah disisipkan pada

irisan batang bawah.

8. Ikat mata enres dan batang

bawah dengan plastik trasparan mulai dari bawah keatas

9. Proses okulasi selesai

Lampiran 38. Proses Tahapan Okulasi Tanaman Jeruk.

Page 63: I. PENDAHULUAN - umpalangkaraya.ac.id · buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk

63