I. KATA PENGANTAR -...
Transcript of I. KATA PENGANTAR -...
I. KATA PENGANTAR
Seiring puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat dan curahan karunia-Nya, kami dengan gembira dan bangga dapat
mempersembahkan Laporan Kinerja Kementerian Agama Tahun 2016.
Laporan Kinerja ini disusun sebagai implementasi Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja Tahun 2016 menjabarkan capaian kinerja tahunan dalam
pencapaian tujuan/sasaran strategi Kementerian Agama selama tahun kerja 2016.
Laporan ini menggambarkan capaian sasaran strategi selama kurun waktu satu
tahun dan tantangan yang dihadapi serta solusi yang direkomendasikan.
Secara keseluruhan program yang dilaksanakan adalah untuk mencapai visi
Kementerian Agama 2015 – 2019 dalam rangka mendukung visi pembangunan
nasional yaitu ”Terwujudnya masyarakat Lampung yang taat beragama, rukun,
cerdas, mandiri dan sejahtera lahir dan batin".
Pelaksanaan program yang efektif, efisien dan akuntabel telah menjadi
perhatian semua Satker pusat dan daerah. Sebagai wujud pelaksanaan kinerja
organisasi laporan kinerja Kementerian Agama Tahun 2016 menyajikan pelaksanaan
tugas dan fungsi Kementerian Agama yang berorientasi pada hasil sebagai bentuk
penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola kepemerintahan
yang baik (good governance). Metode penyusunan laporan kinerja secara maksimal
menerapkan sistem pengumpulan dan pengolahan data melalui sistem berjenjang
serta monitoring dan evaluasi Penetapan Kinerja dari setiap satuan organisasi.
Laporan kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung tahun
2016 merupakan media pertanggungjawaban atas mandat dan capaian kinerja yang
telah ditetapkan, serta menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dan umpan
balik bagi langkah perbaikan di masa mendatang.
Bandar Lampung, 19 April 2017
Kepala,
Drs. H. Suhaili, M.Ag.
NIP. 196608111994031002
II. DAFTAR ISI
Hal
I. KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1
II. DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
III. IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................................ 4
IV. PERJANJIAN KINERJA ........................................................................................ 8
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 8
A. Latar Belakang .......................................................................... 8 B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ...................................... 10 C. Aspek Strategis ......................................................................... 11 D. Sistem Penyajian ...................................................................... 12
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ............................. 14
A. RPJMN 2015-2019................................................................... 15 B. Rencana Strategis Tahun 2015-2019 ...................................... 23 C. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 .................................................. 68
V. CAPAIAN KINERJA .............................................................................................. 71
A. CAPAIAN KINERJA ...................................................................................... 71
B. CAPAIAN ANGGARAN ................................................................................. 81
C. HAMBATAN/KENDALA ................................................................................. 83
C.1. HAMBATAN UMUM .............................................................................. 83
C.2. HAMBATAN DALAM PENCAPAIAN TARGET PER INDIKATOR ..... 83
D. UPAYA TINDAK LANJUT ............................................................................. 83
VI. PENUTUP ........................................................................................................... 84
(Kesimpulan)
III. IKHTISAR EKSEKUTIF
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung menjalankan peran
dan tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Peran strategis
Kementerian Agama dilaksanakan sesuai dengan arah Kebijakan Strategis Nasional
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) periode 2015 -
2019. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung diperhadapkan dengan
berbagai tantangan yang semakin berat khususnya dalam pelayanan dan pembinaan
keagamaan. Dalam mencapai fokus prioritas bidang agama, Kementerian Agama
menetapkan Visi “Terwujudnya Masyarakat Lampung yang Taat Beragama, Rukun,
Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Sesuai tugas dan fungsinya, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Lampung memiliki Kebijakan dan strategi maka Kementerian Agama Lampung
menetapkan 5 (lima) strategi pembinaan dan pelayanan, yang juga merupakan arah
kebijakan dan strategi Kementerian Agama RI. Lima hal pokok yang menjadi
sasaran strategis Kementerian Agama Lampung dalam penetapan/perjanjian kinerja,
yaitu: (1) terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama; (2)
terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama; (3) terwujudnya
peningkatan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan
pendidikan keagamaan Islam; (4) peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji
dan umrah, dan; (5) perwujudan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan
berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional.
Dari 5 (lima) Sasaran Strategis tersebut, oleh Kementerian Agama
Provinsi Lampung, menjabarkan dalam 9 (sembilan) program dan 26 (dua puluh
enam) indikator kinerja. Adapun rincian capaian kinerja masing-masing indikator
tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel pengukuran kinerja
tahun 2016 triwulan I sampai dengan triwulan IV sebagai berikut :
Sasaran Strategis 1
Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama
Indikator Kinerja Triwulan I Triwulan IV
Target Realisasi % Target Realisasi %
1. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Islam
41,803,743,500 15,265,388,796 36.52% 2,461,355,000 2,484,850,734 97.99%
2. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Kristen
1,893,096,750 1,498,172,024 79.14% 748,200,000 742,788,000 99.28%
3. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Katolik
3,547,930,500 887,669,611 25.02% 1,297,125,000 1,051,007,200 81,03%
4. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Hindu
3,366,487,250 3,473,338,576 103.17% 1,526,250,000 1,484,808,500 97.28%
5. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Budha
2,674,013,250 1,168,375,086 43.69% 1,258,257,000 1,123,799,000 89.31%
Sasaran Strategis 2
Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama
Indikator Kinerja
Triwulan I Triwulan IV
Target Realisasi % Target Realisasi %
1. Kualitas pembinaan kerukunan hidup umat beragama dan pemberdayaan KUB
778,475,250
61,450,000
7.89%
1,730,000,000
1,709,233,800 98.8%
Sasaran Strategis 3
Terwujudnya peningkatan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam
Indikator Kinerja
Triwulan I Triwulan IV
Target Realisasi % Target Realisasi %
1. Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi RA/BA dan Madrasah
126,834,504,000
14,997,792,106
11.82%
502,650,093,000 464,197,838,823 92.35%
2. Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan
dan Subsidi Pendidikan Agama Islam
3,403,250,000 259,035,000 7.61% 10,332,188,000 8,156,866,000 78.95%
3. Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan dan Subsidi Pendidikan Keagamaan Islam
6,159,237,500 171,650,000 2.79% 18,411,000,000 10,625,093,000 57.71%
4. Dukungan Manajemen Pendidikan dan Pelayanan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Islam
189,235,266,000 88,106,463,207 46.56% 681,264,299,000 648,655,694,437 95.21%
Sasaran Strategis 4
Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah
Indikator Kinerja
Triwulan I Triwulan IV
Target Realisasi % Target Realisasi %
1. Kualitas Pelayanan Haji 249,696,500 31,090,000 12.45% 291,675,000 271,986,400 93.25%
2. Kualitas Pembinaan Haji dan Umrah 781,845,000 174,170,000 22.28% 2,740,596,000 2,545,799,500 92.89%
3. Pengelolaan Dana Haji 25,275,000 - 0.00% 100,625,000 91,480,000 90.91%
4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Penyelenggaraan Haji dan Umrah
2,299,955,750 1,252,253,387 54.45% 9,927,342,000 9,464,368,134 95.34%
Sasaran Strategis 5
Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional
Indikator Kinerja Triwulan I Triwulan IV
Target Realisasi % Target Realisasi %
1. Pembinaan Administrasi Hukum dan KLN 41,487,500 0 0.00% 523,066,000 520,850,000 99.58%
2. Pembinaan Administrasi Kepegawaian 476,171,250 17,850,000 3.75% 1,398,870,000 1,341,046,544 95.87%
3. Pembinaan Administrasi Keuangan dan BMN
9,033,671,000 3,651,936,420 40.43% 35,359,808,000 30,663,860,305 86.72%
4. Pembinaan Administrasi Organisasi dan Tata Laksana
242,612,750 0 0.00% 559,220,000 556,450,096 99.5%
5. Pembinaan Administrasi Perencanaan 1,265,288,750 61,450,000 4.86% 3,007,017,000 2,906,816,532 96.67%
6. Pembinaan Administrasi Umum 5,288,400,750 1,404,216,059 26.55% 16,633,209,000 15,420,904,988 92.71%
7. Pembinaan Administrasi Informasi Keagamaan dan Kehumasan
219,458,000 0.00 0.00% 536,901,000 523,595,272 97.52%
8. Penyediaan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Agama
- - - - - -
Berdasarkan data di atas, secara keseluruhan kinerja Kementerian
Agama dalam tahun 2016 triwulan I sampai dengan triwulan IV mencapai
rata-rata sebesar 51,37%. Secara umum sasaran strategis Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2016 triwulan I sampai
dengan triwulan IV telah dapat dilaksanakan dengan baik, namun demikian
hasil yang diperoleh masih perlu mendapat perhatian pada masa yang akan
datang. Dalam Penyelenggaraan ibadah haji dan umrah misalnya, yang
merupakan program rutin tahunan Kementerian Agama, program ini
dilaksanakan dengan memperhatikan aspek kualitas penyelenggaraan yang
ditandai dengan tingkat kepuasan jamaah. Kegiatannya meliputi pembinaan,
pelayanan, perlindungan kepada jamaah, penyediaan sarana informasi yang
memadai, tata kelola yang baik dan bersih, serta penataan sistem kerja sama
yang baik dengan pihak eksternal.
Dalam Program Pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan
akses, mutu, relevansi dan daya saing serta tata kelola, akuntabilitas,
pencitraan, dan penguatan Pendidikan Islam sehingga peningkatan akses,
mutu, kesejahteraan, dan subsidi pada RA, Madrasah dan Pendidikan Agama
Islam serta Keagamaan Islam dapat tercapai.
Laporan kinerja dapat memberikan gambaran yang jelas dan
transparan tentang tercapainya keluaran dan hasil pelaksanaan program
kegiatan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun
2016 triwulan I sampai dengan triwulan IV.
IV. PERJANJIAN KINERJA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan bidang Agama merupakan salah satu bidang
pembangunan yang berperan penting dalam mewujudkan suasana
kehidupan yang agamis. Peran itu lahir karena agama memiliki landasan
filosofi dalam mengatur dan menata kehidupan manusia sebagai subyek
pembangunan. Agama pada sisi definisi, merupakan seperangkat aturan
dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan yang ghaib,
khususnya dengan Tuhannya; mengatur hubungan manusia dengan
sesamanya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.
Kemudian secara khusus dapat diterjemahkan sebagai suatu sistem
keyakinan yang dianut manusia dalam bertindak dan berbuat memberi
respon terhadap apa yang diyakininya. Terjemahan itu yang kemudian
dirumuskan menjadi konsep dasar pembangunan bidang agama.
Ada lima konsep dasar yang menjadi filosofi pembangunan bidang
agama, yaitu; (1) agama merupakan sumber nilai spiritual, moral, dan
etika manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara; (2) agama menjadi
penghormatan dan perlindungan atas hak asasi manusia sebagai warga
Negara; (3) agama menjamin manusia untuk hidup rukun, damai,
tentram, bahagia, dan sejahtera; (4) agama sebagai dasar keyakinan
manusia untuk dapat hidup bersama; (5) agama sebagai acuan
pengembangan karakter dan jati diri bangsa. Nilai-nilai filosofi itu menjadi
bagian dari isi landasan konstitusional negara yang menjadi sumber
produk hukum.
Pada kerangka pembangunan nasional, pembangunan bidang
agama selain memiliki fungsi nilai spritual, juga memiliki fungsi edukatif
(mendidik), salvatif (penyelamatan), profetik (kenabian), integratif
(pemersatu), transformatif (perubahan), dan solutif (pemecah masalah)
dalam berbagai dimensi pembangunan. Berbagai fungsi di atas
menandakan bahwa pembangunan bidang agama tidak hanya berfokus
pada aspek spritual tetapi mencakup berbagai dimensi kehidupan
manusia, sehingga dalam pelaksanaan perlu dibuat Rencana Strategi
(Renstra) secara terarah, komprehensif, efektif, dan efisien. Agar
penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik dan memenuhi
harapan masyarakat dengan menunjukkan kinerja yang optimal dan
sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional dan maka seluruh instansi pemerintah menyusun rencana
strategis (Renstra) setiap lima tahun sekali sehingga dicapai tujuan yang
obyektif, terukur, dan tepat sasaran. Renstra dijabarkan lebih lanjut
dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap setahun sekali guna
menentukan dan melaksanakan prioritas pembangunan. Sedangkan hasil
pencapaian sasaran, kemudian dilaporkan dan dievaluasi melalui
instrumen SAKIP.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 mengamanatkan pelaksanaan anggaran berbasis
kinerja maka peranan LAKINJ menjadi sangat strategis, sebagaimana
ditegaskan dalam PP Nomor 8 Tahun 2005. Permenpan dan RB Nomor
29
Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menyebutkan bahwa
setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tupoksi serta kewenangan dalam
mengelola sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan
kepadanya berdasarkan perencanaan strategis (strategic plan).
B. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama,
maka kedudukan, tugas dan fungsi, susunan organisasi dan tata kerja
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung adalah sebagai
berikut:
1. Kedudukan
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dalam
Pasal 3 Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012
berkedudukan di provinsi, berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri Agama dan di pimpin oleh Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung.
2. Tugas Pokok
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dalam
Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 4: “Kantor
Wilayah Kementerian Agama provinsi mempunyai tugas
melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah
provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.”
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung Wilayah menyelenggarakan
fungsi:
1) Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di
bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan umat beragama
kepada masyarakat di provinsi;
2) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang haji dan umrah;
3) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan
madrasah, pendidikan agama dan keagamaan;
4) Pembinaan kerukunan umat beragama;
5) Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan
administrasi dan informasi;
6) Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian,
pengawasan, dan evaluasi program; dan
7) Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi
terkait, dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan
tugas kementerian di provinsi.
Bagan struktur organisasi Kementerian Agama dapat dilihat dalam
gambar 1.
C. Aspek Strategis
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah
menetapkan 3 Dimensi Pembangunan :
1. Dimensi Pembangunan Manusia, meliputi :
- Pendidikan
- Kesehatan
- Perumahan
- Mental/Karekter
2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan
- Kedaulatan Pangan
- Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan
- Kemaritiman dan Kelautan
- Pariwisata dan Industri
3. Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan
- Antar Kelompok Pendapatan
- Antar Wilayah: 1).Desa, 2).Pinggiran,3).Luar Jawa,4). Kawasan Timur
Prioritas yang menjadi tanggung jawab dan terkait dengan tugas
fungsi Kementerian Agama adalah prioritas bidang pendidikan dan yang
berhubungan dengan lintas bidang revolusi mental dan bidang
pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama (bab 2) Buku II :
Agenda Pembangunan Bidang. Selain itu Kementerian Agama juga
mendukung keseluruhan kegiatan prioritas lainnya dalam upaya
peningkatan pelayanan di berbagai sektor.
Berkaitan dengan pencapaian target prioritas dalam RPJMN Tahun
2015-2019, maka ditetapkan pokok-pokok strategi dan kebijakan Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2015-2019
yang difokuskan pada 5 bidang yaitu:
1. Meningkatan kualitas kehidupan umat beragama;
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama;
3. Meningkatkan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan
agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam;
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah;
5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan
berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang
profesional.
E. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini menyampaikan capaian
kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Triwulan I
sampai dengan IV Tahun 2016. Capaian kinerja tersebut
diperbandingkan dengan perjanjian/penetapan kinerja yang ditargetkan
tahun sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja Kementerian Agama.
Analisis capaian kinerja terhadap perencanaan kinerja yang sudah
ditetapkan ini akan diketahui masalah atau kendala demi perbaikan
kinerja di masa datang.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja K a n w i l Kementerian
Agama Provinsi Lampung berpedoman pada Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai berikut:
BAB I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang,
maksud dan tujuan, kedudukan, taugas pokok dan fungsi, program
strategis dan sistematika penyajian.
BAB II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan secara ringkas dokumen
perencanaan yang menjadi dasar pelaksanaan program, kegiatan dan
anggaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun
2016 meliputi RPJMN 2015-2019, Rencana Strategis Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2015-2019 dan Penetapan
Kinerja Tahun 2016.
BAB III – Akuntabilitas Kinerja Tahun Triwulan I sampai dengan IV tahun
2016, menjelaskan analisis pencapaian kinerja Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung dikaitkan dengan
pertanggungjawaban publik terhadap pencapaian sasaran strategis untuk
triwulan I sampai dengan IV tahun 2016 yang dikaitkan dengan
dukungan anggaran/keuangan.
BAB IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan
Kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dan
menguraikan rekomendasi yang diperlukan untuk perbaikan kinerja di
masa datang.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, memiliki
tugas memiliki tugas membantu Menteri Agama untuk menyelenggarakan
urusan di bidang keagamaan dalam wilayah Provinsi Lampung.
Tugas dan tanggung jawab bidang agama diarahkan pada upaya
pemerintah untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan
moral, landasan etika, pembinaan akhlak mulia dan menjadi orientasi dan
motivasi bagi daya dorong umat dalam mewujudkan Indonesia yang religius,
aman, damai dan sejahtera. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang
pelayanan dan bimbingan kehidupan umat beragama kepada
masyarakat di provinsi;
2. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang haji dan umrah;
3. Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah,
pendidikan agama dan keagamaan;
4. Pembinaan kerukunan umat beragama;
5. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan
informasi;
6. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan
evaluasi program; dan
7. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan
lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian di
provinsi.
A. RPJM 2015-2019
Kebijakan dan strategi pembangunan nasional diarahkan pada
peningkatan kualitas kehidupan umat beragama. Di dalam RPJMN
2015-2019 disebutkan bahwa peningkatan kualitas kehidupan umat
beragama dilakukan melalui empat fokus prioritas, yaitu Pertama,
peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama masyarakat
melalui: (a) peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai budaya
yang terkandung dalam ajaran agama; (b) peningkatan wawasan
keagamaan yang selaras dengan wawasan dan komitmen kebangsaan
dengan mengaplikasikan sikap toleransi antara pemeluk agama dan
penganut kepercayaan, Hak Asasi Manusia (HAM), dan gender yang
berwawasan multikultural; (c) peningkatan motivasi dan partisipasi umat
beragama dalam pembangunan nasional; (d) peningkatan wawasan
keagamaan masyarakat untuk mengurangi berbagai aliran sempalan dan
tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama; (e) peningkatan
ketahanan umat beragama terhadap ekses negatif ideologi-ideologi
yang tidak sesuai dengan nilai luhur bangsa; (f) peningkatan upaya
mewujudkan kesalehan sosial sejalan dengan kesalehan ritual; (g)
pengembangan pusat kajian keagamaaan dan sumber belajar
masyarakat; (h) peningkatan pemanfaatan sumber-sumber informasi
keagamaan dan perpustakaan rumah ibadah; (i) penguatan peran media
massa dan teknologi informasi sebagai wahana internalisasi nilai-nilai
agama; dan (j) penguatan peran agama dalam pembentukan karakter dan
peradaban bangsa.
Kedua, peningkatan kualitas kerukunan umat beragama, yang
dilaksanakan melalui: (a) pembentukan dan peningkatan efektivitas
forum kerukunan umat beragama; (b) pengembangan sikap dan perilaku
keberagamaan yang inklusif dan toleran; (c) penguatan kapasitas
masyarakat dalam menyampaikan dan mengartikulasikan aspirasi-
aspirasi keagamaan melalui cara-cara damai; (d) peningkatan dialog dan
kerjasama intern dan antarumat beragama dengan pemerintah dalam
pembinaan kerukunan umat beragama; (e) peningkatan koordinasi
antarinstansi/lembaga pemerintah dalam upaya penanganan konflik
terkait isu-isu keagamaan; (f) pengembangan wawasan multikultur bagi
guru-guru agama, penyuluh agama, siswa, mahasiswa, dan para pemuda
calon pemimpin agama; (g) peningkatan peran Indonesia dalam dialog
lintas agama di dunia internasional; dan (h) penguatan peraturan
perundang-undangan terkait kehidupan keagamaan, seperti perlunya
penyusunan undang-undang tentang perlindungan dan kebebasan
beragama.
Ketiga, peningkatan kualitas pelayanan kehidupan umat beragama,
melalui: (a) peningkatan pengelolaan dan fungsi rumah ibadat; (b)
peningkatan mutu pelayanan dan pengelolaan dana sosial keagamaan
(zakat, wakaf, infak, sedekah, dana persembahan kasih/dana kolektif,
dana punia, dan dana paramita serta dana ibadah sosial lainnya); (c)
peningkatan kapasitas lembaga-lembaga sosial keagamaan; (d)
peningkatan jaringan dan sistem informasi lembaga sosial keagamaan;
(e) pengembangan berbagai kebijakan dan peraturan perundang-
undangan yang secara jelas menjabarkan kewenangan dan kewajiban
pemerintah dalam memberikan perlindungan atas hak beragama
masyarakat; dan (f) penerapan sistem pemantauan dan evaluasi
pembangunan bidang agama yang berkelanjutan dan efektif; (g)
reformasi birokrasi; (h) penyiapan laporan keuangan dengan opini wajar
tanpa pengecualian; dan (i) penguatan struktur organisasi instansi pusat
dan instansi vertikal yang sesuai dengan tuntutan perkembangan.
Keempat, pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar melalui: (a)
peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji sesuai standar
pelayanan minimal dalam rangka memperoleh sertifikatI SO9000: 2001;
(b) pemantapan penerapan dan pemanfaatan sistem informasi haji
terpadu (Siskohat); (c) penyediaan jaringan Siskohat di seluruh
kabupaten/kota; (d) peningkatan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas
penyelenggaraan ibadah haji; (e) pemantapan landasan peraturan
perundang-undangan tentang profesionalisme penyelenggaraan ibadah
haji; dan (f) penyiapan draft undang-undang tentang pengelolaan dana
haji.
Selain itu, keempat fokus prioritas pembangunan bidang agama di
atas juga perlu didukung oleh: (a) peningkatan kualitas manajemen dan
tata kelola pembangunan bidang agama; (b) peningkatan sistem
informasi dan pelayanan publik; (c) peningkatan penelitian dan
pengembangan pembangunan bidang agama; (d) peningkatan
pendidikan dan pelatihan; dan (e) peningkatan koordinasi dan kerjasama
lintas bidang, lintas sektor, lintas program, lintas pelaku, dan lintas
kementerian/lembaga (K/L).
Selain kebijakan di dalam kehidupan umat beragama, dirumuskan
pula kebijakan pada bidang pendidikan nasional yang diarahkan kepada
peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan menuju
terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi
pekerti, dan kemandirian bangsa yang kuat. Kebijakan ini dilakukan
melalui delapan fokus prioritas, yaitu: Pertama, peningkatan kualitas
wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata melalui:
(a) penyelenggaraan pendidikan dasar bermutu yang terjangkau bagi
semua dalam kerangka pelaksanaan standar pelayanan minimal untuk
mencapai standar nasional pendidikan; (b) pemantapan/rasionalisasi
implementasi Bantuan Operasional Sekolah (BOS); (c) peningkatan daya
tampung SMP/MTs/sederajat terutama di daerah terpencil dan kepulauan;
(d) penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang, peningkatan
angka melanjutkan, serta penurunan rata-rata lama penyelesaian
pendidikan diberbagai jenjang untuk mendukung peningkatan efisiensi
internal pendidikan; (e) penuntasan rehabilitasi ruang kelas
SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/ sederajat untuk memenuhi standar
pelayanan minimal; (f) peningkatan mutu proses pembelajaran; (g)
peningkatan pendidikan inklusif untuk anak-anak cerdas dan
berkebutuhan khusus; dan (h) peningkatan kesempatan lulusan
SD/MI/sederajat yang berasal dari keluarga miskin untuk dapat
melanjutkan ke SMP/MTs/sederajat, serta (i) penguatan pelaksanaan
proses belajar mengajar dengan iklim yang mendukung tumbuhnya
sikap saling menghargai, sportif, kerjasama, kepemimpinan, kemandirian,
partisipatif, kreatif, dan inovatif (soft skills), jiwa kewirausahaan, serta
memperkuat pendidikan akhlak mulia, kewarganegaraan, dan
pendidikan multikultural serta toleransi beragama guna mewujudkan
peserta didik yang bermoral, beretika, berbudaya, beradab, toleran, dan
memahami keberagaman.
Kedua, peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan
menengah, melalui: (a) peningkatan akses pendidikan menengah jalur
formal dan non-formal untuk dapat menampung meningkatnya lulusan
SMP/MTs/sederajat sebagai dampak penuntasan Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; (b) rehabilitasi gedung-gedung
SMA/SMK/MA/sederajat; (c) peningkatan kualitas dan relevansi
pendidikan menengah untuk memberikan landasan yang kuat bagi
lulusan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya atau
memasuki dunia kerja; (d) peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan
menengah kejuruan, dan pelatihan keterampilan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan termasuk kebutuhan lokal untuk menghasilkan
lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan memiliki etos
kewirausahaan; (e) harmonisasi pendidikan menengah kejuruan,
pendidikan tinggi vokasi dan pelatihan keterampilan untuk membangun
sinergi dalam rangka merespons kebutuhan pasar yang dinamis; (f)
peningkatan kemitraan antara pendidikan kejuruan, pendidikan tinggi
vokasi, dan pelatihan keterampilan dengan dunia industri dalam rangka
memperkuat intermediasi dan memperluas kesempatan pemagangan
serta penyelarasan pendidikan/pelatihan dengan dunia kerja; (g)
peningkatan pendidikan kewirausahaan untuk jenjang pendidikan
menengah; dan (h) peningkatan ketersediaan guru satuan pendidikan
kejuruan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan
termasuk kebutuhan lokal.
Ketiga, peningkatan profesionalisme dan pemerataan distribusi
guru dan tenaga kependidikan, melalui: (a) peningkatan kualifikasi
akademik, sertifikasi, evaluasi, pelatihan, pendidikan, dan penyediaan
berbagai tunjangan guru; (b) penguatan kemampuan guru, termasuk
kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam menjalankan paradigma
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, entrepreneurial, dan
menyenangkan; (c) peningkatan kompetensi guru melalui pengembangan
profesional berkelanjutan (continuous professional development); (d)
pemberdayaan peran kepala sekolah sebagai manager sistem pendidikan
yang unggul; (e) revitalisasi peran pengawas sekolah sebagai entitas
quality assurance; (f) peningkatan kapasitas dan kualitas lembaga
pendidik tenaga kependidikan (LPTK) untuk mencetak guru yang
berkualitas secara masif, termasuk dalam menyelenggarakan pre-service
training yang bermutu; (g) peningkatan pengawasan pendirian LPTK dan
pengendalian mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guru; (h)
peningkatan efisiensi, efektivitas, pengelolaan, dan pemerataan distribusi
guru; dan (i) penyediaan tenaga pendidik di daerah terpencil,
perbatasan, dan kepulauan sesuai dengan standar pelayanan minimal.
Keempat, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan non-
formal, melalui: (a) penguatan kapasitas lembaga penyelenggara
pendidikan non-formal; (b) peningkatan pendidikan kecakapan hidup
untuk warga negara usia sekolah yang putus sekolah atau tidak
melanjutkan sekolah dan bagi warga usia dewasa; (c) peningkatan
pengetahuan dan kecakapan keorangtuaan (parenting education) dan
homeschooling serta pendidikan sepanjang hayat; dan (d) peningkatan
keberaksaraan penduduk yang diikuti dengan upaya pelestarian
kemampuan keberaksaraan dan peningkatan minat baca.
Kelima, peningkatan minat dan budaya gemar membaca
masyarakat, melalui: (a) penyelenggaraan dan pengelolaan
perpustakaan sebagai pusat sumber belajar masyarakat; (b) revitalisasi
perpustakaan; (c) peningkatan ketersediaan layanan perpustakaan secara
merata; (d) peningkatan kualitas dan keberagaman koleksi perpustakaan;
(e) peningkatan promosi gemar membaca dan pemanfaatan
perpustakaan; dan (f) pengembangan kompetensi dan profesionalitas
tenaga perpustakaan.
Keenam, peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini
yang holistik dan integratif untuk mendukung tumbuh kembang secara
optimal sehingga memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan
selanjutnya. Ketujuh, peningkatan kualitas pendidikan agama dan
keagamaan, melalui peningkatan jumlah dan kapasitas guru, kapasitas
penyelenggara, pemberian bantuan, dan fasilitasi penyelenggaraan
pendidikan, serta pengembangan kurikulum dan metodologi pembelajaran
pendidikan agama dan keagamaan yang efektif sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Kedelapan, pemantapan pelaksanaan sistem pendidikan nasional,
dengan meningkatkan: (a) percepatan penyusunan peraturan
perundangan untuk mendukung pemantapan pelaksanaan sistem
pendidikan nasional; (b) penataan pelaksanaan pendidikan yang
diselenggarakan oleh berbagai kementerian/lembaga dan pemerintah
daerah secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundangan; dan
(c) pengembangan kurikulum baik nasional maupun lokal yang
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya,
dan seni serta perkembangan global, regional, nasional, dan lokal
termasuk pendidikan agama, pengembangan kinestetika dan integrasi
pendidikan kecakapan hidup untuk meningkatkan etos kerja dan
kemampuan kewirausahaan peserta didik dalam rangka mendukung
pendidikan berwawasan pembangunan berkelanjutan.
Selain delapan fokus prioritas di atas, juga perlu didukung oleh
kebijakan-kebijakan strategis lainnya. Pertama, peningkatan efisiensi dan
efektivitas manajemen pelayanan pendidikan melalui: (a) pemantapan
pelaksanaan desentralisasi pendidikan; (b) pengelolaan pendanaan di
tingkat pusat dan daerah yang transparan, efektif, dan akuntabel serta
didukung oleh sistem pendanaan yang andal; (c) peningkatan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan,
antara lain dalam bentuk komite sekolah; (d) peningkatan kapasitas
pemerintah pusat dan daerah untuk memperkuat pelaksanaan
desentralisasi pendidikan termasuk di antaranya dalam bentuk dewan
pendidikan di tingkat kabupaten/kota; (e) peningkatan kapasitas satuan
pendidikan untuk mengoptimalkan pelaksanaan otonomi pendidikan,
termasuk manajemen berbasis sekolah (MBS); dan (f) konsolidasi sistem
informasi dan hasil penelitian dan pengembangan pendidikan untuk
dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan, memperkuat
monitoring, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaan program-program
pendidikan.
Kedua, penguatan sistem evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi
termasuk sistem pengujian dan penilaian pendidikan dalam rangka
penilaian kualitas dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.
Ketiga, penyusunan peraturan perundang-undangan yang menjamin
tercapainya pendidikan dasar sembilan tahun yang bermutu dan
terjangkau.
Keempat, peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan
prasarana pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, dan didukung
oleh ketersediaan buku-buku mata pelajaran yang berkualitas dan murah,
untuk memenuhi standar pelayanan minimal termasuk di daerah
pemekaran baru.
Kelima, peningkatan penerapan dan pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi di bidang pendidikan termasuk penyediaan
internet bercontent pendidikan mulai jenjang pendidikan dasar sampai
pendidikan tinggi.
Keenam, peningkatan karakter bangsa peserta didik termasuk
internalisasi nilai-nilai budaya ke dalam proses pembelajaran, kurikulum,
dan kegiatan ekstrakurikuler, serta peningkatan mutu bahasa Indonesia
sebagai bahasa ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta bahasa
perhubungan luas antara bangsa.
Upaya peningkatan akses dan kualitas pelayanan pendidikan
tersebut juga ditujukan untuk mengurangi kesenjangan taraf pendidikan
antarwilayah, gender, dan antartingkat sosial ekonomi dengan
meningkatkan: (a) pemihakan pada siswa dan mahasiswa yang berasal
dari keluarga miskin melalui pemberian bantuan beasiswa bagi siswa dan
mahasiswa miskin; (b) pemihakan kebijakan bagi daerah dan satuan
pendidikan yang tertinggal (underprivileged); (c) pengalokasian
sumberdaya yang lebih memihak kepada daerah dan satuan pendidikan
yang tertinggal; (d) pemihakan kebijakan pendidikan yang responsif
gender di seluruh jenjang pendidikan; (e) pengembangan instrumen
untuk memonitor kesenjangan antarwilayah, gender, dan antar tingkat
sosial ekonomi; dan (f) peningkatan advokasi dan capacity building bagi
daerah dan satuan pendidikan yang tertinggal.
Arah kebijakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Lampung juga terkait erat dengan sasaran strategis nasional bidang
pendidikan yang diarahkan kepada peningkatan akses, kualitas dan
relevansi pendidikan menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat,
kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan kemandirian bangsa yang
kuat. Selaras dengan sasaran strategis nasional bidang agama dan
pendidikan, kebijakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Lampung tahun 2015-2019 diarahkan kepada lima hal pokok, yaitu:
1. Peningkatan kualitas kehidupan umat beragama;
2. Peningkatkan kualitas kerukunan umat beragama;
3. Peningkatkan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan
agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam;
4. Peningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah;
5. Pewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa
serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional.
B. Rencana Strategis Tahun 2015 -2019
Propinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 14
Tahun 1964 tanggal 8 Maret 1964, yang secara geografis luas wilayah
seluruhnya 35,376,5 km2 termasuk sungai, danau dan tepi pantai.
Propinsi Lampung terletak pada ujung tenggara Pulau Sumatera dengan
letak giografis berada antara 103º40’-105º.50 Bujur Timur dan 3º45-6º45
Lintang Selatan. Secara administrasi batas-batas wilayah Propinsi
Lampung adalah sebelah selatan ber batasan dengan Selat Sunda,
sebelah utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Selatan dan
Propinsi Bengkulu, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, dan
sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Dalam perspektif historis, Lampung sejak resmi diakui sebagai
propinsi memiliki tiga kabupaten dan satu kotamadya, yaitu Lampung
Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Bandar Lampung.
Daerah propinsi Lampung ditetapkan sebagai propinsi berdasarkan
undang-undang nomor 14 tahun 1964. Sebelum itu ia merupakan daerah
keresidenan yang termasuk dalam wilayah propinsi Sumatera Selatan. Ibu
kota propinsi Lampung yang kini berada di Bandar Lampung pada
awalnya merupakan gabungan dari Kota Kembar Tanjungkarang dan
Telukbetung yang terletak di mulut Teluk Lampung. Berdasarkan sensus
tahun 2010 (BPS. Provinsi Lampung, 2010) jumlah penduduk Provinsi
Lampung tercatat 7.104,572 jiwa atau mengalami peningkatan 1,01% dari
sensus tahun 2000 yang tercatat 6.654.354 jiwa.
Letak geografis Provinsi Lampung cukup strategis karena
merupakan pintu gerbang Pulau Sumatera baik masuk ke Pulau Jawa
maupun sebaliknya, sekaligus juga merupakan penyangga Ibukota
Negara. Daerah ini memiliki 15 Kabupaten/kota yang terdiri dari 13
kabupaten yaitu: Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara,
Lampung Barat, Tulang Bawang, Tangamus, Lampung Timur, Way
Kanan, Pesawaran, Pringsewu, Tulang Bawang Barat, Mesuji, Pesisir
Barat dan 2 Kota yaitu Kota Bandar Lampung dan Kota Metro, yang
meliputi 227 kecamatan dan 2627 desa/kelurahan.
Dengan kondisi geografis dan kependudukan sebagaimana diuraikan
diatas, Bagian pokok rencana strategis Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Lampung menjabarkan arah kebijakan dan strategi yang
selanjutnya akan dijabarkan dalam bentuk program jangka menengah yang
hendak dicapai dan indikator pencapaiannya (outcomes), kegiatan strategis,
keluaran (output); strategi implementasi dan pendanaan. Rencana Strategis
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung 2015-2019
disusun berdasarkan kerangka logis dan alur berpikir, sebagaimana
telah diuraikan tersebut. Proses penyusunan juga telah dilakukan secara
partisipatif antar unit-unit di bawah Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Lampung. Secara ringkas substansi Renstra Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1. Visi
Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung dirumuskan
berdasarkan visi Kementerian Agama RI yang berbunyi,
”Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas,
mandiri, dan sejahtera lahir dan batin”.
Mengacu pada visi ini, maka Kementerian Agama Provinsi Lampung
merumuskan visi, ”Terwujudnya masyarakat Lampung yang taat
beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir dan
batin"
2. Misi
Untuk mencapai visi di atas, dirumuskan misi sebagai berikut:
a) Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama
masyarakat;
b) Meningkatkan pembinaan dan pengkajian keluarga sakinah,
produk halal, ibadah sosial, dan kemitraan umat;
c) Meningkatkan akses dan mutu Raudhatul Atfal, Madrasah, dan Pendidikan Agama dan Keagamaan;
d) Meningkatkan kulaitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah;
e) Meningkatkan kualitas pelayanan zakat dan wakaf;
f) Meningkat mutu penyelenggaraan Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren;
g) Meningkatkan dan melestarikan kerukunan hidup umat beragama
melalui pemberdayaan rumah ibadah;
h) Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan
berwibawa.
3. Tujuan
Tujuan jangka panjang pembangunan di bidang agama yang hendak
dicapai oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung
adalah “Terwujudnya masyarakat Indonesia yang beragama, maju,
sejahtera, dan cerdas, serta saling menghormati antar pemeluk
agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”.
5. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan Renstra ini adalah
sebagai acuan penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program
kegiatan pembangunan jangkah menengah tahun 2015 s.d. tahun
2019 di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung.
6. Sasaran
Berdasarkan atas tujuan dan dengan mempertimbangkan kondisi,
potensi dan permasalahan yang ada, dan sinergi dengan visi, misi
dan tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan, selanjutnya
Kementerian Agama menetapkan dan menjabarkan dalam sasaran-
sasaran strategis yang hendak dicapai selama tahunan pada periode
tahun 2015-2019 menurut lima bidang prioritas, yaitu: kehidupan umat
beragama, kerukunan umat beragama, pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan, penyelenggaraan ibadah haji dan tata kelola
pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Sasaran strategis dan
indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran strategis selama
tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :
1) Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama;
2) Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama;
3) Terwujudnya peningkatan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah,
pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam;
4) Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah,
5) Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang bersih dan
berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang
profesional.
Adapun lima sasaran strategis yang hendak dicapai Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung menurut lima bidang prioritas
sebagai berikut:
a. Bidang Kehidupan umat beragama
Sasaran strategis bidang kehidupan umat beragama adalah
“Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama”
yang ditandai antara lain dengan:
1) Meningkatnya pemahaman dan perilaku keagamaan umat
beragama yang seimbang, moderat dan inklusif; 2)Meningkatnya
motivasi dan partisipasi umat beragama dalam pembangunan
nasional; 3) Menurunnya aliran sempalan dan tindakan kekerasan
yang mengatasnamakan agama; 4) Meningkatnya kualitas
pribadi umat beragama yang berakhlak mulia dan beretika; 5)
Meningkatnya harkat dan martabat umat beragama dalam
membangun jati diri bangsa; 6) Meningkatnya peran umat beragama
dalam membangun harmoni antar peradaban; 7) Meningkatnya
pemberdayaan potensi ekonomi keagamaan; 8) Menguatnya
sinergi kebijakan dalam pengelolaan potensi ekonomi
keagamaan; 9) Meningkatnya akses umat beragama
terhadap sumberdaya ekonomi keagamaan dalam upaya
meningkatkan taraf hidup dan kesejateraan umat beragama; 10)
Meningkatnya peran dan kualitas penyuluh agama; dan 11)
Meningkatnya pelayanan administrasi keagamaan sesuai dengan
SPO (StandarProsedur Operasional).
b. Bidang Kerukunan Umat Beragama
Sasaran strategis bidang kerukunan umat beragama adalah
“Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan umat beragama”
yang ditandai antara lain dengan: 1) Meningkatnya dialog dan
kerjasama antar umat beragama dalam rangka memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa; 2) Meningkatnya peran Indonesia
dalam dialog lintas agama di dunia Internasional; 3)
Meningkatnya harmoni intern dan antar umat beragama; 4)
Berdirinya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di setiap
Kabupaten/Kota; 5) Berkembangnya pemahaman keagamaan
masyarakat berwawasan multikultural, gender, dan HAM; dan 6)
Tersedianya program siaga dini pencegahan konflik umat beragama;
c. Bidang Raudhatul Athfal, Madrasah, Pendidikan Agama
Islam, dan Pendidikan Keagamaan Islam
Sasaran strategis bidang Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan
agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam adalah
“Terwujudnya peningkatan kualitas Raudhatul Athfal,
madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan
Islam”, yang ditandai antara lain dengan: 1) Meningkatnya akses
masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini berbasis
keagamaan yang bermutu (RA, BA, TA, TPA, TPQ dan
sejenisnya); 2) Meningkatnya akses masyarakat terhadap Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Pesantren
Salafiyah Ula dan Pesantren Salafiyah
Wustho yang bermutu; 3) Meningkatnya akses masyarakat terhadap
Madrasah Aliyah (MA) dan Pesantren Salafiyah Ulya bermutu; 4)
Terwujudnya Madrasah Aliyah bertaraf internasional di setiap
provinsi; 5) Meningkatnya akses masyarakat terhadap pendidikan
tinggi agama; 6) Meningkatnya mutu dan daya saing pendidikan
tinggi agama; 7) Tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP)
bagi satuan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan; 8)
Tersedianya Ma’had Aly pada pondok pesantren; 9) Tersedianya
layanan pendidikan non formal (Paket A, B, dan C) serta pendidikan
vokasional pada pondok pesantren; 10) Meningkatnya mutu
pengelolaan dan layanan pendidikan pesantren dan pendidikan
diniyah; 11) Meningkatnya mutu pendidikan agama di sekolah; 12)
Meningkatnya mutu, profesionalitas dan kesejahteraan pendidik dan
tenaga kependidikan; 13) Meningkatnya mutu pengelolaan
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan; 14) Terwujudnya
pesantren sebagai pusat pendidikan dan pemberdayaan ekonomi
umat;
15) Tersedianya layanan pendidikan madrasah satu atap dan
pesantren terpadu di wilayah perbatasan atau daerah khusus;
dan 16) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan agama dan pendidikan keagamaan.
d. Bidang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
Sasaran strategis penyelenggaraan ibadah haji dan umrah adalah
“Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah”, yang ditandai antara lain dengan: 1) Terwujudnya jemaah
haji dan Umrah mandiri; 2) Terwujudnya petugas profesional dan
dedikatif; 3) Terwujudnya standar pelayanan minimal pada seluruh
komponen pelayanan haji dan umrah; 4)
Terwujudnya sistem informasi yang handal;
5) Terwujudnya dukungan manajemen yang menyeluruh dalam
penyelenggaraan haji; 6) Tersedianya peraturan perundang-
undangan yang memadai; dan 7) Meningkatnya pengelolaan
dana haji dan umrah.
e. Bidang Tata Kelola Kepemerintahan
Sasaran strategis bidang tata kelola kepemerintahan adalah
“Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah,
dan; (5) perwujudan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan
berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan
yang profesional”, yang ditandai antara lain dengan: 1)
Terwujudnya reformasi birokrasi secara menyeluruh baik di instansi
pusat maupun daerah; 2) Meningkatnya jumlah aparatur yang
mengikuti diklat dengan siklus minimal 5 (lima) tahunan; 3)
Terwujudnya laporan keuangan Kementerian Agama dengan opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP);
4) Terwujudnya struktur organisasi instasi pusat dan instansi vertikal
Kementerian Agama yang sesuai dengan tuntutan perkembangan;
5) Menurunnya jumlah dan nilai temuan hasil pemeriksaan BPK,
BPKP dan Inspektorat Jenderal;
6) Meningkatnya recovery, revaluasi, pemanfaatan, dan kualitas
pengelolaan aset; 7) Terbangunnya rintisan e-government dalam
rangka efektivitas dan efisiensi pelayanan; 8) Meningkatnya kualitas
aparatur sumberdaya manusia melalui sistem rekrutmen,
penempatan dan pembinaan yang profesional; 9) Terbangunnya
sistem informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien; 10)
Meningkatnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian sebagai basis
kebijakan; dan 11) Terbangunnya citra positif Kementerian
Agama sebagai institusi Pemerintah yang bersih dan berwibawa.
Dalam rangka upaya untuk mewujudkan keberhasilan
pencapaian tujuan dan kelima sasaran starategis jangka menengah
tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung
telah menetapkan berbagai kebijakan dan program dengan
menetapkan indikator-indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan
pencapaian program tersebut. Adapun program-program yang akan
dilaksanakan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Lampung sebagai berikut:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama
Tujuan utama program ini adalah meningkatnya koordinasi
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, pembinaan, serta
pemberian dukungan manajemen kepada semua unit organisasi
di lingkungan Kementerian Agama Lampung.
Hasil jangka menengah yang hendak dicapai pada program ini
adalah meningkatnya kualitas penyelenggaraan koordinasi
pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada semua unit yang ada, sehingga
dapat meningkatkan kinerja keseluruhan karyawan Kementerian
Agama. Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab
Bagian Sekretariat Kantor Wilayah kementerian Agama Provinisi
Lampung.
Ada 10 kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan dalam
rangka mencapai hasil jangka menengah (outcomes) yang
diharapkan, yaitu:
a. Pembinaan Administrasi Perencanaan
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya data dan informasi perencanaan;
2) Tersedianya dokumen perencanaan dan anggaran;
3) Tersedianya laporan pengendalian dan evaluasi
program.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui pengelolaan data dan
informasi perencanaan; penyiapan bahan perencanaan dan
pengalokasian anggaran; pelayanan revisi dokumen
anggaran; penyusunan laporan; pengendalian dan evaluasi
pelaksanaan program; penyiapan draft RPJMN,
penyusunan rencana strategis, penyusunan RKT, sehingga
dapat meningkatkan kinerja keseluruhan karyawan
Kementerian Agama Provinsi Lampung. Pelaksanaan
program ini menjadi tanggung jawab Bagian Tata Usaha
Kantor Wilayah Kementerian Agama.
b. Pembinaan administrasi kepegawaian
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya pegawai sesuai kebutuhan dan formasi;
2) Meningkatnya kompetensi dan profesionalitas
pegawai;
3) Terlaksananya pelayanan mutasi;
4) Terlaksanannya pelayanan kenaikan pangkat dan
golongan pegawai;
5) Tersedianya data dan informasi kepegawaian secara
on line dan akurat.
Keluaran tersebut dicapai antara lain melalui pemetaan
kebutuhan dan formasi pegawai; peningkatan kualitas system
kerja karyawan, penciptaan mekanisme dan sistem
rekruitmen pegawai yang baik; pelaksanaan diklat, workshop,
dan sejenisnya secara bermutu; penciptaan model pelayanan
yang efektif di bidang administrasi
kepegawaian; pengangkatan, kepangkatan, pensiunan dan
pemberhentian pegawai; pengumpulan, pengolahan dan
penyajian data kepegawaian; pengembangan sistem aplikasi
pendataan; pengembangan jaringan kelembagaan; serta
sosialisasi dan publikasi.
c. Administrasi Keuangan dan BMN
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya dokumen pembiayaan dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP);
2) Terkelolanya keuangan secara efektif dan efisien;
3) Tersedianya dokumen keuangan;
4) Tersedianya dokumen Barang Milik Negara (BMN);
5) Tersedianya laporan keuangan secara periodik yang
akuntabel.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui pembinaan dan
peningkatan pelayanan administrasi pembiayaan;
pembayaran gaji; pembinaan dan pelaksanaan PNBP;
pelaksanaan pengujian dokumen tagihan; pembinaan
perbendaharaan satuan kerja dan penyelenggaraan tata
usaha; recovery, revaluasi, pendataan dan penertiban Barang
Milik Negara (BMN); optimalisasi penerapan aplikasi
pelaporan setiap periodik; serta peningkatan mutu
penyusunan laporan keuangan.
d. Pembinaan administrasi organisasi dan tata laksana
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Adanya kebijakan pembinaan administrasi,
manajemen, dan organisasi;
2) Tertatanya organisasi dan manajemen kerja yang
profesional;
3) Tersedianya standar pelayanan minimal serta sistem
dan prosedur kerja yang tepat;
4) Tersedianya laporan evaluasi kinerja organisasi secara
periodik;
5) Terciptanya mekanisme kerja yang prosedural.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui analisis dan
koordinasi perumusan visi, misi, kebijakan, dan
pembakuan organisasi; penyiapan bahan koordinasi
pimpinan; pengembangan kelembagaan; analisis jabatan;
pengkajian, penilaian dan pembinaan organisasi; penyusunan
dan pembinaan manajemen kantor, pengembangan SPM dan
SPO sebagai kontrol kualitas, penerapan sistem dan prosedur
kerja organisasi; pelaksanaan, evaluasi, dan pembinaan
akuntabilitas kinerja organisasi; pengkoordinasian dan
pembinaan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan;
serta pembinaan pelaksanaan pengawasan melekat.
e. Pembinaan hukum dan KLN
Hasil yang diharpakan dari kegiatan ini adalah:
1) Terciptanya aparatur yang sadar dengan aturan-aturan
yang berlaku;
2) Meningkatnya kualitas penyuluhan dan advokasi
hukum;
3) Tersedianya dokumen bantuan dan kerjasama;
4) Tersedianya kegiatan pembinaan sadar hukum. Keluaran
di atas dapat dicapai melalui munculnya kesadaran
aparatur pada aturan-aturan yang berlaku di lembaga,
ketersediaan konsep-konsep kebijakan; peningkatan
koordinasi dan sosialisasi undang-undang dan peraturan
lainnya, ketersediaan materi penyuluhan yang sesuai
dengan kebutuhan; tersedianya bantuan
hukum; adanya pengembangan kerjasama dengan
instansi/lembaga lain; meningkatnya mutu pengelolaan
bantuan belajar/dharma siswa; serta penyelesaian
dokumen bantuan dan kerjasama dengan sektor lain.
f. Pembinaan administrasi umum
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan tersebut
adalah:
1) Terciptanya sistem pengadministrasian persuratan;
2) Meningkatnya kualitas petugas administrasi;
3) Tersedianya dokumen bantuan;
4) Tersedianya dokumen-dokumen surat, administrasi
bantuan, dan administrasi fasilitas negara .
Keluaran dari kegiatan tersebut dapat dicapai melalui
pengembangan sistem tata persuratan dan kearsipan yang
efektif; peningkatan kualitas jabatan fungsional arsiparis;
pengembangan mutu pelayanan ketatausahaan dan
kerumahtanggaan; peningkatan pelayanan; penyusunan
rencana pengadaan berbasis kebutuhan; pembenahan
manajemen pelayanan, penyimpanan, pendistribusian, dan
pemeliharaan perlengkapan di lingkungan Bagian Tata
Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Lampung; pembinaan pengadaan perlengkapan di lingkungan
Kementerian; dan pelayanan kerumahtanggaan, dan
penertiban pendataan barang- barang inventaris negara.
g. Pembinaan kerukunan hidup umat beragama
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Terciptanya masyarakat yang hidup rukun dan damai;
2) Lahirnya kesadaran saling menghargai antara pemeluk
agama;
3) Munculnya sikap kerjasama antara pemeluk agama.
4) Tersedianya tempat bertemunya para tokoh agama.
5) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi
kerukunan hidup umat beragama.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui peningkatan
pembinaan kehidupan umat beragama, pengintensifan
pertemuan tokoh lintas agama, pemberdayaan FKUB,
penyediaan bantuan operasional, penataan manajemen
administrasi kerukunan, pembinaan tenaga administrasi
kerukunan, penguatan koordinasi, pengembangan sistem
monitoring dan evaluasi, pengembangan kapasitas
kelembagaan, serta peningkatan sarana dan prasarana.
h. Pembinaan Administrasi Informasi Keagamaan dan
Kehumasan
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini
adalah:
1) Meningkatnya kualitas kehumasan dan pencitraan
kepada publik;
2) Tersedianya data dan informasi keagamaan yang valid
dan reliabel;
3) Tersedianya sistem informasi yang terpadu;
4) Terpublikasikannya informasi program Kegiatan
Kementerian Agama kepada masyarakat luas.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui penyelenggaraan
kegiatan kehumasan; pembinaan, dan pelaksanaan
hubungan antara lembaga resmi dan ormas;
penyelenggaraan penerangan masyarakat; pengembangan
kerjasama dengan media massa; pembinaan bidang
kehumasan; pengembangan perencanaan dan pembinaan;
peningkatan sistem dan analisis data informasi
keagamaan; pembinaan keterampilan statistika; penguatan
sistem pengelolaan informasi keagamaan; serta
pengembangan jaringan komunikasi data; dan peningkatan
pengelolaan website.
i. Pembinaan Administrasi Korps Pegawai Republik Indonesia
(KORPRI)
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini
adalah:
1) Meningkatnya pembinaan pegawai;
2) Tersedianya dukungan layanan pembinaan
kepegawaian;
3) Meningkatnya kesejahteraan pegawai;
4) Meningkatnya mutu layanan kepegawaian.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui optimalisasi
pembinaan pegawai, peningkatan kinerja layanan
kepegawaian, pemberian bantuan kesejahteraan pegawai,
dan peningkatan mutu pegawai.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Negara Kementerian Agama
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan penyediaan
sarana dan prasarana penunjang pelayanan tugas dan fungsi
unit-unit organisasi Kementerian Agama. Hasil yang dicapai
melalui program ini adalah meningkatnya mutu sarana dan
prasarana yang dapat mendukung fungsi pelayanan bagi unit-
unit di dalamnya. Indikator yang digunakan untuk mengukur
keberhasilan pencapaian program ini adalah meningkatnya rasio
jumlah dan mutu sarana dan prasarana terhadap kebutuhan.
Target yang ditetapkan untuk
rasio jumlah adalah 70% pada tahun 2016 menjadi 95%
pada tahun 2019. Sedangkan target yang ditetapkan untuk rasio
mutu adalah 40% pada tahun 2016 menjadi 70% pada tahun
2019. Pelaksanaannya menjadi tanggung jawab bagian tata
usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung.
3. Program Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Penyelenggaraan ibadah haji dan umrah merupakan program
rutin tahunan Kementerian Agama yang mengutamakan
aspek manajemen, pelayanan, dan kerjasama dengan pihak
eksternal.
Program ini dilaksanakan dengan memperhatikan aspek kualitas
penyelenggaraan yang ditandai dengan tingkat kepuasan
jamaah. Kegiatannya meliputi pembinaan, pelayanan,
perlindungan kepada jamaah, penyediaan sarana informasi yang
memadai, tata kelola yang baik dan bersih, serta penataan
sistem kerja sama yang baik dengan pihak eksternal.
Adapun hasil jangka menengah yang hendak dicapai melalui
program ini adalah meningkatnya kualitas
pembinaan, pelayanan, dan pengembangan sistem informasi
haji dan umrah serta hubungan dengan pihak dengan pihak
eksternal.
Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat 4 kegiatan prioritas
yaitu:
a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya dokumen anggaran dan kegiatan;
2) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi keuangan;
3) Meningkatnya kualitas ketatalaksanaan dan kepegawaian;
4) Penataan administrasi perkantoran dan pelayanan
umum;
5) Pengembangan kualitas data dan informasi.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui peningkatan
koordinasi pelaksanaan tugas; optimalisasi pembinaan dan
pemberian dukungan administrasi satuan organisasi;
penyusunan rencana dan program kegiatan; peningkatan
mutu pelayanan data; pengembangan sistem informasi
kelembagaan; peningkatan mutu laporan dan akuntabilitas
kinerja; peningkatan kualitas pembinaan dan pelayanan
administrasi keuangan; optimalisasi pelaksanaan anggaran
dan pengelolaan perbendaharaan; pembinaan dan pelayanan
keortalaan dan kepegawaian; penyiapan peraturan
perundang-undangan; peningkatan kualitas pelayanan dan
pembinaan ketatausahaan, kearsipan,
pengelolaan BMN, dan kerumahtanggaan;
peningkatan pelayanan keprotokolan; dan pengembangan
sarana prasarana kelembagaan.
b. Pembinaan Haji dan Umrah.
Keluaran yang diharapkan dapat dihasilkan dari kegiatan
ini adalah:
1) Adanya dukungan pengelolaan administrasi pembinaan
haji;
2) Meningkatnya kualitas bimbingan dan penyuluhan haji;
3) Meningkatnya kualitas pembinaan petugas haji;
4) Meningkatnya pembinaan dan pengawasan kepada
KBIH, PIHK, dan PPIU.
Hasil dari kegiatan dimaksud dapat dicapai melalui
peningkatan kualitas pengelolaan administrasi haji dan
umrah; peningkatan mutu modul/materi pembinaan dan
bimbingan haji; peningkatan kualitas dan penyediaan
penyuluh/petugas bimbingan; optimalisasi pembinaan dan
pengawasan KBIH, PIHK, dan PPIU; penguatan koordinasi
dan kerjasama kelembagaan; pengembangan sarana
prasarana; dan peningkatan mutu pelayanan haji dan umrah.
c. Pelayanan Haji dan Umrah.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Adanya dukungan manajemen administrasi pelayanan;
2) Meningkatnya kualitas pelayanan pendaftaran calon
jamaah haji;
3) Meningkatnya kualitas pelayanan dokumen;
4) Meningkatnya kualitas pelayanan akomodasi dan
konsumsi;
5) Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut dapat dicapai
melalui peningkatan dukungan administrasi pelayanan;
optimalisasi pelayanan pendaftaran, dokumen perjalanan,
transportasi, akomodasi, konsumsi, dan kesehatan;
peningkatan pelayanan keamanan dan perlindungan;
penyediaan dan peningkatan kualitas petugas; penguatan
koordinasi kelembagaan; peningkatan sarana dan
parasarana, serta pengembangan mutu pelayanan
ketatausahaan.
d. Pengelolaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Umrah.
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Terlaksananya dukungan manajemen administrasi
pengelolaan BPIH dan Sistem Informasi Haji (SIH);
2) Tersedianya dokumen anggaran dan kegiatan BPIH;
3) Meningkatnyaakuntabilitas pengelolaan dana Non-BPIH
(DAU);
4) Meningkatnya kualitas Sistem Informasi Haji.
Keluaran tersebut dicapai antaralain melalui peningkatan
Kualitas pengelolaan BPIH, Non-BPIH (DAU) dan
pengembangan Sistem Informasi Haji; serta pelayanan
ketatausahaan.
4. Program Pendidikan Islam
Program Pendidikan Islam bertujuan untuk meningkatkan akses,
mutu, relevansi dan daya saing serta tata kelola, akuntabilitas,
pencitraan, dan penguatan Pendidikan Islam.
Indikator yang menjadi acuan untuk mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan program dimaksud adalah meningkatnya
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni
(APM).
Tujuan program dapat dicapai melalui pelaksanaan kegiatan
sebagai berikut:
a. Dukungan manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya.
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya data dan informasi perencanaan;
2) Tersedianya dokumen perencanaan dan angaran;
3) Meningkanyanya kualitas pelayanan administrasi
keuangan;
4) Meningkatnya kualitas pelayanan ketatalaksanaan,
kepegawaian, serta Tersedianya peraturan perundang-
undangan;
5) Meningkatnya kualitas administrasi perkantoran dan
pelayanan umum.
Keluaran hasil kegiatan dapat dicapai melalui koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi, satuan organisasi; penyusunan rencana dan
program kegiatan; penyiapan dan pengolahan data;
pengembangan sistem informasi; penyusunan laporan dan
evaluasi program serta akuntabilitas kinerja; pembinaan
dan pelayanan administrasi keuangan; pelaksanaan anggaran
dan perbendaharaan; penyusunan laporan akuntasi dan
verifikasi keuangan; pembinaan dan pelayanan
organisasi dan tata laksana; pengelolaan
kepegawaian; dan pelayanan ketatausahaan.
b. Peningkatan akses dan mutu Madrasah Ibtidayah.
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya layanan pendidikan MI;
2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan MI;
3) Meningkatnya mutu dan daya saing MI;
4) Meratanya mutu pendidikan MI;
5) Meningkatnya mutu tata kelola MI.
Capaian kegiatan dapat diperoleh melalui penyediaan dan
pengembangan sarana prasarana MI termasuk di daerah
bencana, terpencil dan tertinggal; pemanfaatan teknologi
informasi dalam kegiatan pembelajaran dan pengelolaan
pendidikan; penyediaan bantuan peningkatan mutu
madrasah; pengembangan kurikulum dan bahan ajar;
peningkatan partisipasi masyarakat; penilaian dan
pelaksanaan akreditasi; peningkatan kualitas
manajemen madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola
pendidikan. Selain itu untuk mencapai kegiatan ini juga
perlu memperhatikan berbagai hal yang terkait pendidikan
anak usia dini dan RA/BA.
c. Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Tsanawiyah
Capaian hasil dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan
Madrasah Tsanawiyah (MTs);
2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan MTs;
3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan MTs;
4) Meningkatnya mutu tata kelola MTs;
5) Terciptanya pemerataan mutu MTs.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui penyediaan dan
pengembangan sarana prasarana MTs, termasuk di daerah
bencana, terpencil dan tertinggal; pemanfaatan teknologi
informasi dalam kegiatan pembelajaran dan pengelolaan
pendidikan; penyediaan bantuan peningkatan mutu
madrasah; pengembangan kurikulum dan bahan ajar;
peningkatan partisipasi masyarakat; penilaian dan
pelaksanaan akreditasi; peningkatan kualitas manajemen
madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola madrasah.
d. Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Aliyah
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan
Madrasah Aliyah (MA);
2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan MA;
3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan MA;
4) Meningkatnya mutu tata kelola MA;
5) Terciptanya pemerataan mutu madrasah.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui penyediaan dan
pengembangan sarana prasarana MA, termasuk di daerah
bencana, terpencil dan tertinggal; pemanfaatan teknologi
informasi dalam kegiatan pembelajaran dan pengelolaan
pendidikan; penyediaan bantuan peningkatan mutu
madrasah; pengembangan kurikulum dan bahan ajar;
peningkatan partisipasi masyarakat; penilaian dan
pelaksanaan akreditasi; peningkatan kualitas manajemen
madrasah; serta peningkatan mutu tata kelola madrasah.
e. Penyediaan Subsidi Pendidikan Madrasah Bermutu
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi MI dan MTs;
2) Tersalurkannya beasiswa untuk siswa miskin.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui penyediaan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi madarasah
ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah; penyediaan beasiswa
bagi siswa berprestasi dan siswa miskin, termasuk didaerah
bencana, terpencil dan tertinggal; serta penyediaan
safeguarding (monitoring, rakor, evaluasi) bagi BOS pada
tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
f. Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Madrasah
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan;
2) Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui penyediaan dan
peningkatan kualifikasi guru, pengawas, dan tenaga
kependidikan; penyediaan beasiswa dan bantuan pendidikan
lainnya; peningkatan kompetensi kepala madrasah; serta
penyediaan tunjangan fungsional, profesi, dan purna bakti.
g. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Keagamaan Islam
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedia dan terjangkaunya layanan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren;
2) Meningkatnya mutu layanan Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren;
3) Meningkatnya mutu dan daya saing lulusan Pendidikan
Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren;
4) Meningkatnya mutu tata kelola Pendidikan Non
Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui penyediaan BOS
pada pondok pesantren penyelenggara program Wajar
Dikdas; penyediaan dan pengembangan sarana prasarana
Pendidikan Non Formal, Diniyah, dan Pondok Pesantren,
termasuk di daerah bencana, terpencil dan tertinggal;
peningkatan mutu lulusan dan daya saing; penyaluran
beasiswa; pengembangan kurikulum dan bahan ajar;
peningkatan partisipasi masyarakat; pengembangan
kemitraan dengan berbagai pihak; pengembangan Ma'had Aly
pada pondok pesantren; serta peningkatan mutu tata
kelola pondok.
h. Penyediaan Subsidi Pendidikan Keagamaan Islam Bermutu
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah
tersedia dan tersalurkannya BOS pada pendidikan
keagamaan dan beasiswa bagi santri yang berprestasi.
Keluaran ini dapat dicapai melalui penyaluran BOS pada
satuan pendidikan keagamaan dan penyediaan beasiswa
bagi santri berprestasi.
i. Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya layanan pendidikan agama Islam pada
sekolah;
2) Meningkatnya mutu layanan pendidikan agama Islam
pada sekolah;
3) Meningkatnya kualitas pemahaman dan pengamalan
ajaran agama peserta didik.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui penyediaan dan
pengembangan sarana prasarana Pendidikan Agama Islam
(PAI) pada sekolah, termasuk di daerah bencana,
terpencil dan tertinggal; pembentukan dan peningkatan
kapasitas Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) PAI, dan Kelompok Kerja
Pengawas (Pokjawas) Pendidikan Agama Islam;
pengembangan kurikulum dan bahan ajar PAI;
pengembangan standar model PAI pada sekolah; serta
peningkatan partisipasi dan kemitraan sekolah, masyarakat
dan pihak terkait lainnya dalam pengembangan PAI.
j. Peningkatan Mutu dan Kesejahteraan Pendidik dan
Pengawas Pendidikan Agama Islam
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya profesionalisme tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan agama Islam;
2) Meningkatnya kesejahteraan tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan agama Islam.
Keluaran ini dapat dicapai melalui peningkatan kompetensi
dan kualifikasi pendidikan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan agama Islam; penyediaan beasiswa dan
bantuan pendidikan lainnya bagi guru; peningkatan wawasan
guru melalui program pertukaran guru PAI; penyediaan
subsidi tunjangan fungsional bagi guru PAI
non-PNS; penyediaan tunjangan profesi bagi guru PAI;
dan tunjangan khusus bagi guru PAI di daerah terpencil.
5. Program Bimbingan Masyarakat Islam
Tujuan utama program ini adalah terselenggaranya
pembinaan dan pelayanan bimbingan Masyarakat Islam, baik
menyangkut sumber daya manusia, manajemen, pelayanan, dan
maupun sarana prasarana. Hasil yang dicapai dalam jangka
menengah adalah meningkatnya kualitas bimbingan, pelayanan,
pemberdayaan, dan pengembangan potensi umat.
Program dimaksud dikembangkan melaui komponen- komponen
kegiatan sebagai berikut:
a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya perencanaan program, data, dan
informasi perencanaan;
2) Terlaksananya administrasi keuangan.
3) Terlaksananya pelayanan administrasi organisasi
dan tata laksana serta kepegawaian.
4) Terlaksananya administrasi dan manajemen tugas
umum.
Keluaran tersebut dicapai antara lain melalui koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi satuan organisasi, penyusunan rencana dan
program kegiatan, penyiapan dan pengolahan data,
pengembangan sistem informasi serta penyusunan laporan
dan evaluasi program dan akuntabilitas kinerja; pembinaan
dan pelayanan administrasi keuangan, penyusunan
rencana dan pengelolaan keuangan, pelaksanaan
anggaran dan perbendaharaan, serta penyusunan laporan
akuntansi dan verifikasi keuangan; pembinaan dan
pelayanan di bidang ortala, pengelolaan kepegawaian dan
penyiapan peraturan perundang-undangan; serta pelayanan
dan pembinaan urusan ketatausahaan, kearsipan, BMN,
kerumahtanggaan, dan perlengkapan.
b. Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya dukungan manajemen adminstrasi
urusan agama Islam dan pembinaan Syariah;
2) Meningkatnya pelayanan kepenghuluan dan
pemberdayaan KUA;
3) Meningkatnya pembinaan dan pemberdayaan keluarga
sakinah;
4) Meningkatnya pembinaan dan pemberdayaan masjid;
5) Meningkatnya pelayanan bimbingan dan jaminan
produk halal;
6) Meningkatnya pelayanan pembinaan Syariah dan hisab
rukyat.
Keluaran tersebut dicapai melalui bimbingan dan
pelayanan di bidang kepenghuluan dan pemberdayaan
Kantor Urusan Agama; bimbingan dan pelayanan jaminan
produk halal; pemberdayaan keluarga dan konsultasi
keluarga, bimbingan dan pembinaan keluarga sakinah;
bimbingan dan pelayanan pembinaan kemakmuran,
manajemen dan sarana kemasjidan; bimbingan dan
pelayanan, pengembangan, dan pembinaan hukum Islam;
penyelenggaraan dan pembinaan hisab rukyat dan pelayanan
sumpah keagamaan; serta pelayanan dan penyelenggaraan
tata usaha.
c. Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya dukungan manajemen administrasi
urusan agama Islam dan pembinaan syariah;
2) Meningkatnya kualitas penyuluhan agama Islam;
3) Terwujudnya kemitraan dan pemberdayaan umat
Islam;
4) Meningkatnya kualitas penyelenggaraan MTQ dan
pengembangan Tilawatil Quran;
5) Terselenggaranya publikasi dakwah dan Hari Besar
Islam;
6) Berkembangnya seni dan budaya Islam. Keluaran tersebut dicapai melalui bimbingan dan
pelayanan penyuluhan agama Islam; pemberdayaan
lembaga, pengembangan materi dan metode penyuluhan;
pengembangan jalinan kemitraan dan ukhuwah Islamiyah;
pembinaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) serta
pembinaan Qari dan Hafidz; penyusunan bahan pembinaan
penyelenggaraan publikasi dakwah dan Hari Besar Islam
(HBI) serta penyiapan naskah rekaman dan siaran
keagamaan; pengembangan perpustakaan keagamaan dan
pembinaan seni keagamaan pada masyarakat; serta
pelayanan dan penyelenggaraan tata
usaha.
d. Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Zakat.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya dukungan manajemen adminstrasi
pemberdayaan dan pengembangan zakat;
2) Terselenggaranya bimbingan dan penyuluhan zakat;
3) Terlaksananya pengelolaan dan pemberdayaan zakat;
4) Meningkatnya pembinaan lembaga zakat;
5) Meningkatnya pembinaan ibadah sosial.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui bimbingan dan
pelayanan penyusunan materi dan metode pengumpulan,
pengolahan, dan analisis data penyuluhan zakat; pengelolaan
dan pemberdayaan zakat, pengembangan potensi ekonomi
dan model zakat produktif; pembinaan dan kerja sama
antar lembaga pengelola zakat; pembinaan dan pelayanan
pemberdayaan ibadah sosial; serta pelayanan ketatausahaan.
e. Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Wakaf.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya dukungan manajemen adminstrasi
pemberdayaan dan pengembangan wakaf;
2) Terlaksananya inventarisasi, sertifikasi, dan
terlindunginya aset wakaf;
3) Terselenggaranya bimbingan dan penyuluhan wakaf;
4) Terselenggaranya pemberdayaan wakaf produktif;
5) Meningkatnya pembinaan lembaga wakaf.
Keluaran tersebut dicapai melalui bimbingan dan
pelayanan inventarisasi data dan sertifikasi wakaf;
pelayanan advokasi dan perlindungan wakaf;
pengumpulan, pengolahan, dan analisis data penyuluhan
wakaf; penyusunan materi dan metode penyuluhan;
pengelolaan dan pemberdayaan wakaf produktif;
pengembangan kemitraan kelembagaan wakaf; pelayanan
bina lembaga wakaf dan kemitraan; serta pelaksanaan
pelayanan ketatausahaan.
6. Program Bimbingan Masyarakat Kristen
Tujuan utama program ini adalah terselenggaranya
bimbingan, pelayanan pendidikan Masyarakat Kristen. Hasil
yang hendak dicapai dalam jangka menengah adalah
meningkatnya kualitas bimbingan, pelayanan pendidikan,
pemberdayaan dan pengembangan potensi umat.
Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab Bimbingan
masyarakat Kristen.
Ada 3 kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan dalam
rangka mencapai hasil jangka menengah (outcomes) yang
diharapkan, yaitu:
a. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya data dan informasi perencanaan;
2) Terlaksananya administrasi keuangan;
3) Terlaksananya pelayanan administrasi organisasi dan
tata laksana serta kepegawaian;
4) Terlaksananya administrasi dan manajemen tugas
umum.
Keluaran tersebut dicapai melalui koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi
satuan organisasi, penyusunan rencana dan program
kegiatan, penyiapan dan pengolahan data, pengembangan
sistem informasi serta penyusunan laporan dan evaluasi
program dan akuntabilitas kinerja; pembinaan dan pelayanan
administrasi keuangan, penyusunan rencana dan pengelolaan
keuangan, pelaksanaan anggaran dan perbendaharaan, serta
penyusunan laporan akuntansi dan verifikasi keuangan;
pembinaan dan pelayanan di bidang ortala, pengelolaan
kepegawaian dan penyiapan peraturan perundang-undangan;
serta pelayanan dan pembinaan urusan ketatausahaan,
kearsipan, BMN, kerumahtanggaan, dan perlengkapan.
b. Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Kristen.
Keluaran yang akan dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya dukungan manajemen administrasi,
pembinaan dan pelayanan urusan agama Kristen;
2) Meningkatnya pelayanan penyuluh dan tenaga teknis
keagamaan Kristen;
3) Meningkatnya pembinaan dan pemberdayaan seni dan
budaya Kristen;
4) Meningkatnya pembinaan keesaan dan pemberdayaan
gereja, lembaga persekutuan oikumenis dan lembaga
keagamaan Kristen lainnya.
Keluaran tersebut dicapai antara lain melalui bimbingan
dan pelayanan di bidang pembinaan lembaga-lembaga
agama Kristen; pelayanan dan Keesaan Gereja; bimbingan
dan pelayanan di bidang penyuluhan, tenaga teknis
keagamaan dan pembinaan keluarga; bimbingan dan
pelayanan di bidang pengembangan seni dan budaya
agama Kristen; serta pelayanan dan penyelenggaraan
ketatausahaan.
c. Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Kristen.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan
pelayanan pendidikan agama Kristen;
2) Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kurikulum
pendidikan tingkat dasar;
3) Meningkatnya kualitas supervisi dan sertifikasi
tenaga pendidik dan kependidikan tingkat dasar;
4) Meningkatnya kualitas pengelolaan dan pembinaan
sarana dan prasarana teknologi pendidikan tingkat dasar;
5) Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kurikulum
pendidikan tingkat menengah;
6) Meningkatnya kualitas supervisi dan sertifikasi tenaga
pendidik dan kependidikan tingkat menengah;
7) Meningkatnya kualitas pengelolaan dan pembinaan
sarana dan prasarana teknologi pendidikan tingkat
menengah.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui pembinaan dan
pelayanan pendidikan agama Kristen; bimbingan dan
pelayanan pembelajaran dan kurikulum, supervisi, dan
sertifikasi serta pembinaan sarana dan teknologi
pendidikan tingkat dasar; bimbingan dan pelayanan
pembelajaran serta kurikulum, akreditasi dan sertifikasi
pendidikan serta sarana dan teknologi pendidikan tingkat
menengah; bimbingan dan pelayanan pembelajaran serta
kurikulum, akreditasi dan sertifikasi pendidikan serta
pembinaan sarana dan teknologi pendidikan tingkat
menengah; pelayanan dan penyelenggaraan ketatausahaan.
7. Program Bimbingan Masyarakat Katolik
Program ini bertujuan untuk mewujudkan bimbingan dan
pendidikan agama Katolik. Hasil yang hendak dicapai pada
program ini adalah terwujudnya mayarakat Katolik yang seratus
persen Katolik dan seratus persen Pancasilais dalam Negara
Kesatuan yang berbhinneka tunggal ika.
Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab Bimbingan
Masyarakat Katolik. Ada 3 kegiatan prioritas yang akan
dilaksanakan dalam rangka mencapai hasil jangka menengah
(outcomes) yang diharapkan, yaitu:
a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya data dan informasi perencanaan;
2) Terlaksananya administrasi keuangan;
3) Terlaksananya pelayanan administrasi organisasi dan
tata laksana serta kepegawaian;
4) Terlaksananya administrasi dan manajemen tugas
umum.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi satuan organisasi, penyusunan rencana dan
program kegiatan, penyiapan dan pengolahan data,
pengembangan sistem informasi serta penyusunan laporan
dan evaluasi program dan akuntabilitas kinerja; pembinaan
dan pelayanan administrasi keuangan, penyusunan rencana
dan pengelolaan keuangan, pelaksanaan anggaran dan
perbendaharaan, serta penyusunan laporan akuntansi dan
verifikasi keuangan; pembinaan dan pelayanan di bidang
ortala, pengelolaan kepegawaian dan penyiapan peraturan
perundang- undangan; serta pelayanan dan pembinaan
urusan ketatausahaan, kearsipan, BMN, kerumahtanggaan,
dan perlengkapan serta keprotokolan.
b. Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Katolik.
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini
adalah:
1) Meningkatnya dukungan manajemen adminstrasi
urusan agama Katolik;
2) Meningkatnya fungsi dan layanan bimbingan lembaga
keagamaan Katolik;
3) Meningkatnya tugas bimbingan dan penyuluhan agama
Katolik;
4) Terlaksananya pemberdayaan umat.
Keluaran tersebut dicapai melalui pelayanan dan
bimbingan urusan agama Katolik; pembinaan dan
pemberdayaan umat Katolik; pembinaan dan pemberdayaan
lembaga keagamaan; pembinaan dan pemberdayaan
penyuluhan agama Katolik; penyusunan pedoman
bimbingan, juklak dan juknis; pembinaan dan
pemberdayaan kegiatan keagamaan Katolik inkulturatif
(Budaya Lokal); sosialisasi/workshop/seminar keagamaan
Katolik; supervisi bimbingan masyarakat Katolik;
pemberian bantuan pembinaan dan pemberdayaan
Lembaga/Organisasi keagamaan Katolik di tingkat pusat,
cabang, ranting; pemberian bantuan pembinaan/
pemberdayaan tempat peribadatan Katolik dan tempat
ziarah agama Katolik; bantuan pembinaan dan
pemberdayaan; seminari agama Katolik; pembinaan dan
pemberdayaan kemitraan; pembinaan dan pemberdayaan
kerukunan hidup umat beragama; pengadaan sarana dan
prasarana keagamaan Katolik berupa kitab suci Katolik, Buku-
buku, peralatan peribadatan Katolik, peralatan
penyuluhan/penerangan agama Katolik, sarana mobilitas, dan
sarana keagamaan Katolik lainnya; serta pelayanan
ketatausahaan.
c. Pengelolaan dan pembinaan pendidikan Katolik.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan
pendidikan Katolik;
2) Terlaksananya pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan Katolik tingkat dasar;
3) Terlaksananya pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan Katolik tingkat menengah.
Keluaran tersebut dicapai antara lain melalui pembinaan dan
pelayanan pendidikan agama; penyusunan pedoman juklak,
juknis, dan naskah ujian negara pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan Katolik disemua jenjang
pendidikan; sosialisasi/ worshop/seminar kependidikan
agama dan pendidikan keagamaan Katolik; pembinaan
dan pemberdayaan kurikulum pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan katolik di semua jenjang
pendidikan; pembinaan dan pemberdayaan lembaga
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Katolik;
pembinaan dan pemberdayaan tenaga kependidikan
agama dan pendidikan keagamaan Katolik disemua
jenjang pendidikan; pemberian bantuan pembinaan dan
pemberdayaan lembaga pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan Katolik di semua jenjang pendidikan; pemberian
bantuan peningkatan kualitas tenaga kependidikan agama
dan pendidikan keagamaan Katolik di semua jenjang
pendidikan; sertifikasi guru/pengawas pendidikan agama
Katolik; bantuan beasiswa pendidikan bagi murid/mahasiswa,
guru, dosen, dan pengawas pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan Katolik; bantuan kepada organisasi
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan Katolik;
bantuan sarana, prasarana, dan operasional pendidikan
agama dan pendidikan keagamaan Katolik; akreditasi
lembaga pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
Katolik; monitoring dan supervisi pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan Katolik; pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan agama dan pendidikan keagamaan
Katolik berupa buku pendidikan agama Katolik, buku
perpustakaan pendidikan agama Katolik, peralatan
pendidikan/laboratorium pendidikan agama Katolik, sarana
mobilitas, dan sarana pendidikan lainnya; serta pelayanan
ketatausahaan.
8. Program Bimbingan Masyarakat Hindu
Secara umum, program ini bertujuan untuk terlaksananya
dukungan manajemen, bimbingan dan pendidikan agama Hindu.
Hasil yang hendak dicapai pada program jangka menengah ini
adalah terwujudnya peningkatan kinerja yang menjamin
transparansi, akuntabilitas, kenaikan ketaatan beribadat, dan
kecerdasan serta sikap peserta didik pendidikan agama
Hindu. Pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab
Bimbingan Masyarakat Hindu.
Ada 3 kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan dalam
rangka mencapai hasil jangka menengah (outcomes) yang
diharapkan, yaitu:
a. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya.
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini
adalah:
1) Tersedianya Data dan Informasi Perencanaan;
2) Tersusunnya Laporan Keuangan yang Akuntabel;
3) Terlaksananya Pelayanan Administrasi Organisasi dan
Tata Laksana serta Kepegawaian;
4) Terlaksananya Administrasi dan Manajemen Tugas
Umum.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
pengelolaan administrasi satuan organisasi, penyusunan
rencana dan program kegiatan, penyiapan dan pengolahan
data, pengembangan sistem informasi serta penyusunan
laporan dan evaluasi program dan akuntabilitas kinerja;
pembinaan dan pelayanan administrasi keuangan,
penyusunan rencana dan pengelolaan keuangan,
pelaksanaan anggaran dan perbendaharaan, serta
penyusunan laporan akuntansi dan verifikasi keuangan;
pembinaan dan pelayanan dibidang ortala, pengelolaan
kepegawaian, dan pelayanan dan pembinaan urusan
ketatausahaan, kearsipan, BMN, kerumahtanggaan, dan
perlengkapan.
b. Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Hindu.
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Terlaksananya pembinaan lembaga keagamaan;
2) Meningkatnya kuantitas penyuluhan agama dan
kualitas tenaga penyuluh;
3) Tersedianya sarana-prasarana keagamaan;
4) Terbinanya kerukunan intern umat beragama.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui pembinaaan dan
pelayanan urusan agama Hindu; bimbingan dan pelayanan
bina lembaga agama dan lembaga keagamaan Hindu;
bimbingan dan pelayanan penyuluhan dan tenaga teknis
keagamaan Hindu; bimbingan dan pelayanan sarana,
upacara, seni budaya dan pariwisata agama Hindu; serta
pelayanan ketatausahaan.
c. Pengelolaan dan Pembinaan Pendidikan Hindu.
Keluaran (outputs) yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini
adalah:
1) Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan
pendidikan Hindu;
2) Terlaksananya pembinaan dan pelayanan pendidikan
tingkat dasar;
3) Terlaksananya pembinaan dan pelayanan pendidikan
tingkat menengah;
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui pelayanan dan
bimbingan pendidikan agama Hindu; bimbingan dan
pelayanan kurikulum, pengajaran, supervisi, ketenagaan dan
kesiswaan; serta pelayanan ketatausahaan.
9. Program Bimbingan Masyarakat Buddha
Secara umum program ini bertujuan untuk mewujudkan
penyelenggaran dan kebijkan teknis dibidang masyarakat
Buddha dan pendidikan agama Buddha. Hasil yang dapat
dicapai dalam jangka menengah adalah meningkatnya
kualitas bimbingan, pelayanan, pemberdayaan, pengembangan
potensi umat; dan pengembangan pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan Buddha. Pelaksanaan program ini
menjadi tanggung Bimbingan Masyarakat Buddha.
Ada 2 kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan dalam
rangka mencapai hasil jangka menengah (outcomes) yang
diharapkan, yaitu:
a. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya.
Keluaran yang hendak dihasilkan dari kegiatan ini adalah:
1) Tersedianya data dan informasi perencanaan;
2) Terlaksananya administrasi keuangan;
3) Terlaksananya pelayanan administrasi organisasi dan
tata laksana serta kepegawaian;
4) Terlaksananya administrasi dan manajemen tugas
umum.
Keluaran tersebut dicapai antara lain melalui koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi satuan organisasi, penyusunan rencana dan
program kegiatan, penyiapan dan pengolahan data,
pengembangan sistem informasi serta penyusunan laporan
dan evaluasi program dan akuntabilitas kinerja; pembinaan
dan pelayanan administrasi keuangan, penyusunan
rencana dan pengelolaan keuangan, pelaksanaan
anggaran dan perbendaharaan, serta penyusunan laporan
akuntansi dan verifikasi keuangan; pembinaan dan pelayanan
di bidang ortala, pengelolaan kepegawaian, dan pelayanan
pembinaan urusan ketatausahaan, kearsipan, BMN,
kerumahtanggaan, dan perlengkapan,
b. Pembinaan dan pelayanan keagamaan dan pendidikan
Buddha serta pelayanan teknis lainnya.
Keluaran yang dapat dihasilkan dari kegiatan ini adalah.
1) Meningkatnya kualitas pelayanan dan pembinaan
bidang lembaga dan upacara keagamaan Buddha;
2) Meningkatnya pelayanan dan pembinaan di bidang
penyuluhan dan tenaga teknis penyuluh serta
peningkatan wawasan multikultural bagi penyuluh;
3) Meningkatnya pelayanan dan pembinaan di bidang
pendidikan agama tingkat Dasar dan Menengah.
Keluaran tersebut dapat dicapai melalui pelayanan dan
bimbingan Urusan dan Pendidikan Agama Buddha;
bimbingan dan pelayanan lembaga dan upacara keagamaan;
bimbingan dan pelayanan pembinaan penyuluh dan tenaga
teknis keagamaan; bimbingan dan pelayanan pendidikan
agama Buddha tingkat dasar, menengah dan tinggi; serta
pelayanan ketatausahaan.
Renstra Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun
2015–2019 dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Renstra Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Lampung Tahun 2015–2019
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Program 1 : Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama Sasaran Strategis 1 Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, pembinaan, serta pemberian dukungan manajemen kepada semua unit organisasi di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Prov. Lampung
1. Presentase SDM berkinerja baik
2. Rasio kecukupan anggaran 3. Rasio ketersediaan sarana
Prasarana
Program 2 : Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Kementerian Agama Sasaran Strategis 2
Meningkatnya mutu dan
penyediaan sarana dan prasarana
penunjang pelayanan tugas dan fungsi unit-unit organisasi
1. Rasio ketersediaan Sarana prasarana terhadap kebutuhan
2. Sarana prasarana bermutu
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Program 3 : Program Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
Sasaran Strategis 3
Meningkatnya kualitas pembinaan
Pelayanan dan pengembangan
sistem informasi haji dan umrah
1. Indeks kualitas pembinaan 2. Indeks kualitas pelayanan 3. Indeks kualitas pengembangan
informasi haji 4. Indeks kualitas pembinaan umrah
Program 4 : Program Pendidikan Islam
Sasaran Strategis 4 Meningkatknya akses, mutu, relevansi dan daya saing serta tata
1. Angka Partisipasi Kasar (APK) Lembaga Pendidikan Islam
� RA/BA
kelola, akuntabilitas, pencitraan, dan penguatan Pendidikan Islam
� MI � MTs � MA � Pondok Pesantren � TPQ � Kel. Belajar Paket A, B dan C
2. Angka Partisipasi Murni (APM)
Lembaga Pendidikan Islam � RA/BA � MI � MTs � MA
� Pondok Pesantren � TPQ � Kel. Belajar Paket A, B dan C
Program 5 : Program Bimbingan Masyarakat Islam
Sasaran Strategis 5 Meningkatnya kualitas pembinaan
dan pelayanan bimbingan
Masyarakat Islam, baik
menyangkut sumber daya manusia,
manajemen, pelayanan, dan maupun sarana prasarana
1. Indeks kualitas bimbingan 2. Indeks kualitas pelayanan 3. Indeks kualitas pemberdayaan 4. Indeks kualitas pengembangan
Program 6 : Program Bimbingan Masyarakat Kristen
Sasaran Strategis 6 Meningkatnya kualitas bimbingan, dan pelayanan pendidikan Masyarakat Kristen
1. Indeks kualitas bimbingan
2. Indeks kualitas pelayanan 3. Indeks kualitas pemberdayaan 4. Indeks kualitas pengembangan
Sasaran
Indikator Kinerja Utama
Program 7 : Program Bimbingan Masyarakat Katolik
Sasaran Strategis 7 Meningkatnya kualitas bimbingan, dan pelayanan pendidikan Masyarakat Katolik
1. Indeks kualitas bimbingan
2. Indeks kualitas pelayanan
3. Indeks kualitas pemberdayaan 4. Indeks kualitas pengembangan
Program 8 : Program Bimbingan Masyarakat Hindu
Sasaran Strategis 8
Meningkatnya kualitas bimbingan,
dan pelayanan pendidikan Masyarakat Hindu
1. Indeks kualitas bimbingan
2. Indeks kualitas pelayanan 3. Indeks kualitas pemberdayaan 4. Indeks kualitas pengembangan
Program 9 : Program Bimbingan Masyarakat Budha
Sasaran Strategis 9 Meningkatnya kualitas bimbingan, dan pelayanan pendidikan Masyarakat Budha
1. Indeks kualitas bimbingan
2. Indeks kualitas pelayanan 3. Indeks kualitas pemberdayaan
4. Indeks kualitas pengembangan
7. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sesuai Permenpan Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama (IKU) dipergunakan untuk
mengukur capaian sasaran strategis. Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
termuat dalam Renstra masih terbatas mengukur keberhasilan program-
program yang dilaksanakan. Namun indikator- indikator outcome dari
sasaran strategis program yang termuat dalam Renstra telah
dipergunakan sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian
Program dalam penganggaran/DIPA/RKA-KL. Mengingat pada awal
pelaksanaan Renstra Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Lampung mengalami kesulitan dalam mengukur capaian sasaran
prioritas/strategis yang akan dilaporkan dalam Laporan Akuntabilitas
Kinerja, maka pada Tahun 2016 Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Lampung berupaya menyusun Indikator Kinerja Utama (IKU)
yang mengacu pada RPJMN 2015-2019 dan Renstra serta Draft
Indikator Kinerja Utama Kementerian Agama RI, sebagaimana tabel
berikut:
Indikator Kinerja Utama (IKU) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
1. Terwujudnya
peningkatan kualitas
kehidupan umat beragama
1. K ualitas bimbingan terhadap masyarakat
umat beragama Islam
2. K ualitas pelayanan terhadap masyarakat umat beragama Kristen
3. K ualitas pemberdayaan terhadap
masyarakat umat beragama Katolik
4. K ualitas kualitas pengembangan terhadap
masyarakat umat beragama Hindu
5. K ualitas kualitas pengembangan terhadap
masyarakat umat beragama Budha
2. Terwujudnya
peningkatan kualitas
kerukunan umat
beragama KUB
1. Kualitas pembinaan kerukunan hidup umat
beragama
2. Terlaksananya pembinaan administrasi
kerukunan hidup umat beragama 3. Terwujudnya
peningkatan kualitas Raudhatul Athfal, madrasah, pendidikan agama Islam, dan pendidikan keagamaan Islam
1. Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan
dan Subsidi RA/BA dan
Madrasah
2. Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan
dan Subsidi Pendidikan
Agama Islam
3. Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan
dan Subsidi Pendidikan
Keagamaan Islam
4. Dukungan Manajemen Pendidikan dan
Pelayanan Tugas Teknis
Lainnya Pendidikan Islam
4. Peningkatan kualitas
penyelenggaraan
ibadah haji dan umrah
1. Kualitas Pelayanan Haji
2. Kualitas Pembinaan Haji dan Umrah
3. Pengelolaan Dana Haji
4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya Penyelenggaraan Haji
dan Umrah
5. Terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang bersih dan berwibawa serta terwujudnya aparatur pelayanan keagamaan yang profesional
1. Pembinaan Administrasi Hukum dan KLN
2. Pembinaan Administrasi Kepegawaian
3. Pembinaan Administrasi Keuangan dan BMN
4. Pembinaan Administrasi Organisasi dan Tata
Laksana
5. Pembinaan Administrasi Perencanaan
6. Pembinaan Administrasi Umum
7. Pembinaan Administrasi Informasi
Keagamaan dan Kehumasan
8. Penyediaan Sarana dan Prasarana Aparatur
Kementerian Agama
C. Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Gambaran keterkaitan sasaran dengan IKU tertuang dalam Perjanjian Kinerja Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2016 yang telah
disepakati/diperjanjikan pada bulan 29 Januari 2016, sebagaimana disajikan dalam
tabel berikut:
Perjanjian Kinerja Kanwil Kementerian Agama Prov. Lampung Tahun 2016
No Sasaran Indikator Kinerja Target
1 2 2 3 4
1 Meningkatnya kualitas dan ketersediaan bimbingan dan fasilitasi keagamaan
1 Jumlah Penyuluh dan Tenaga Teknis Keagamaan Islam yang difasilitasi dalam Pembinaan dan Pengembangan
30
2 Jumlah Penyuluh dan Tenaga Teknis Keagamaan Kristen yang Difasilitasi dalam Pembinaan dan Pengembangannya
50
3 Jumlah penyuluh dan tenaga teknis keagamaan Katolik yang difasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan
70
4 Jumlah penyuluh dan tenaga teknis keagamaan Hindu yang difasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan
45
5 Jumlah penyuluh dan tenaga teknis keagamaan Buddha yang difasilitasi dalam pembinaan dan pengembangan
90
6 Persentase lembaga sosial keagamaan Islam yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya
2
7 Persentase lembaga sosial keagamaan Kristen yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya
100
8 Persentase lembaga sosial keagamaan Hindu yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya
6
9 Persentase lembaga sosial keagamaan Buddha yang difasilitasi untuk ditingkatkan kualitas pelayanannya
8
2 Meningkatnya akses masyarakat tidak mampu terhadap Program Indonesia Pintar pada pendidikan dasar-menengah melalui manfaat Kartu Indonesia Pintar (KIP)
1 Jumlah siswa MI/Ula/SDTK 13.901
2 Jumlah siswa MTs/Wustha/SMPTK 17.694
3 Jumlah siswa MA/Ulya/SMTK 3.128
3 Meningkatnya harmoni sosial dan kerukunan antar umat beragama
1 Jumlah FKUB pada tingkat kabupaten Kota
16
4 Meningkatnya Angka Partisipasi Penduduk Usia Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Tinggi
1 APK RA 4,38
2 APK MI/Ula 11,52
3 APM MI/Ula 9,62
4 APK MTs/Wustha 22,74
5 APK MA/Ulya 10,68
6 APM MA/Ulya 7,7
7 APM MTs/Wustha 16,89
5 Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama
1 Jumlah Kantor Urusan Agama yang memenuhi standar pelayanan dalam layanan administrasi keagamaan
203
2 Jumlah Rumah Ibadah Agama Islam yang Difasilitasi untuk Ditingkatkan Kualitas Pelayanannya
5
6 Menurunnya jumlah siswa yang tidak melanjutkan pendidikan
1 Angka putus sekolah MI/ULA 0,24
2 Angka putus sekolah MTs / Wustha 0,25
3 Angka putus sekolah MA/Ulya/SMTK 0,18
7 Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan
1 Dana Zakat yang terhimpun (Triliun Rupiah)
3.000.000.000
2 Persentase tanah wakaf bersertifikat 65
3 Jumlah lembaga zakat yang memenuhi standar pelayanan minimal
5
8 Meningkatnya jaminan kualitas pelayanan pendidikan
1 Persentase Pendidikan RA yang terakreditasi minimal B
14,49
2 Persentase Pendidikan MI yang terakreditasi minimal B
45,16
3 Persentase MTs yang terakreditasi minimal B
42,58
4 Persentase MA yang terakreditasi minimal B
31,62
5 Rata-rata nilai ujian nasional MI/SDTK 47,83
6 Rata-rata nilai ujian sekolah MTs/SMPTK
47,27
7 Rata-rata nilai ujian sekolah MA/SMATK
46,19
9 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang transparan, efisien, dan akuntabel
1 Jumlah jemaah haji yang dilayani. 4.991
2 Jumlah pembimbing haji bersertifikat 24
10 Meningkatnya proporsi pendidik yang kompeten dan profesional pada pendidikan umum berciri khas agama
1 Persentase guru RA-Madrasah berkualifikasi minimal S1/D4
78,38
2 Persentase guru RA-Madrasah bersertifikasi
35,57
11 Meningkatnya proporsi pendidik yang kompeten dan profesional pada pendidikan umum berciri khas agama
1 Persentase guru RA-Madrasah berkualifikasi minimal S1/D4
78,38
2 Persentase guru RA-Madrasah bersertifikasi
35,57
12 Terselenggaranya tatakelola pembangunan bidang agama yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel
1 Persentase temuan BPK, BPKP dan Itjen yang ditindaklanjuti
90
13 Meningkatnya akses pendidikan keagamaan sesuai aspirasi umat beragama
1 Jumlah peserta didik pada pendidikan keagamaan Islam
12.593
2 Jumlah peserta didik pada pendidikan keagamaan Kristen
60
3 Jumlah peserta didik pada pendidikan keagamaan Hindu (Pasraman)
340
4 Jumlah peserta didik pada pendidikan keagamaan Buddha (SMB, Dhammasekha, Pabbajja Samanera, dan Widya Darma)
100
5 Jumlah peserta didik pada pendidikan keagamaan Konghucu
50
No Program Anggaran
1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Agama
58.018.091.000
2 Pendidikan Islam 1.462.662.942.000
3 Penyelenggaran Haji dan Umroh 12.459.646.000
4 Bimbingan Masyarakat Islam 158.298.707.000
5 Bimbingan Masyarakat Kristen 7.162.163.000
6 Bimbingan Masyarakat Katolik 10.965.878.000
7 Bimbingan Masyarakat Hindu 12.055.320.000
8 Bimbingan Masyarakat Budha 10.066.607.000
9 Kerukunan Umat Beragama 1.730.000.000
Total 1.733.419.354.000
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung telah membuat
penetapan kinerja tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan,
tugas, dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini mengacu pada Renstra
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung serta RPJMN tahun
2015-2019. Oleh karena itu indikator- indikator kinerja dan target tahunan
yang digunakan dalam penetapan kinerja ini adalah indikator kinerja utama
tingkat Kementerian Agama RI yang telah ditetapkan dan telah
diintegrasikan dalam Renstra Kementerian Agama RI tahun 2015-2019.
Penetapan Kinerja Tingkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Lampung Tahun 2016 dapat dimanfaatkan dalam memantau dan
mengendalikan pencapaian kinerja, pelaporan capaian realisasi kinerja
dalam Laporan Kinerja, dan menilai keberhasilan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung. Penetapan Kinerja Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2015 mengacu pada
dokumen Renstra, RKT, dan dokumen penganggaran/ pelaksanaan
anggaran (DIPA) sebagaimana dalam tabel berikut:
Penetapan Kinerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2016 s.d. Triwulan IV
Sasaran Strategis 1
Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan umat beragama
Indikator Kinerja
Target 1. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan
Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Islam 100%
2. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan
Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Kristen 100%
3. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan
Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Katolik 100%
4. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan
Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Hindu 100%
5. Kualitas bimbingan, Pelayanan, Pemberdayaan dan
Pengembangan terhadap masyarakat umat beragama Budha 100%