lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id
Embed Size (px)
Transcript of lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id
-
UNIVERSITAS INDONESIA
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN
YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(STUDI KASUS PEKERJAAN PIPING
PROYEK X PADA PT Y)
TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
Disusun Oleh
MARUAHAL SIHOMBING
0806477560
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK
JAKARTA JANUARI 2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
UNIVERSITAS INDONESIA
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN
YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(STUDI KASUS PEKERJAAN PIPING
PROYEK X PADA PT Y)
TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik
Disusun Oleh
MARUAHAL SIHOMBING
0806477560
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK
JAKARTA JANUARI 2011
224/FT.01/TESIS/03/2011
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Maruahal Sihombing
NIM : 0806477560
Tanda Tangan :
Tanggal :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
iii
PENGESAHAN
Tesis ini diajukan oleh : Nama : Maruahal Sihombing NIM : 0806477560 Program Studi : Teknik Sipil Judul Tesis :
Optimasi Biaya Mitigasi Faktor Risiko Dominan Yang Berpengaruh Pada Kinerja Waktu (Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y).
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknik pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.
Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT. ( )
Pembimbing : Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT. ( )
Penguji : Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP ( )
Penguji : Ir. Wisnu Isvara, MT ( )
Penguji : Bayu Aditya, ST, MT ( )
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : ..........................
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
iv
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknik
Jurusan Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan proposal tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan proposal tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) DR. IR. Yusuf Latief, MT selaku dosen mata kuliah metode penelitian
sekaligus pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal tesis ini;
(2) IR. Eddy Subiyanto, MM. MT selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan proposal tesis ini, dan semua dosen-dosen yang telah
memberikan masukan kepada saya dalam penyusunan proposal tesis ini;
(3) Orang tua, istri tercinta dan semua keluarga saya yang telah memberikan
bantuan dukungan materil dan moral; dan
(4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan proposal
tesis ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, Januari 2011
Penulis
Maruahal Sihombing
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan
dibawah ini :
Nama : Maruahal Sihombing
NPM : 0806477560
Program Studi : Manajemen proyek
Departemen : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-Exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG
BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non
eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama.
Saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : Januari 2011
Yang menyatakan
(Maruahal Sihombing)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
vi
Maruahal Sihombing Dosen Pembimbing : NPM. 0806477560 Prof. DR. Ir. Yusuf Latief, MT Departemen Teknik Sipil Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT
OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU
(Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)
ABSTRAK
Faktor risiko dan ketidakpastian selalu ada pada setiap proyek yang mengakibatkan menurunnya kinerja dari sasaran proyek, salah satunya kinerja waktu dan biasanya kinerja waktu berdampak pada kinerja biaya. Pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak dalam mencapai sasaran proyek Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka sebaiknya melakukan mitigasi sedini mungkin. Mengingat biaya adalah salah satu sasaran penting dari proyek, maka usaha yang dilakukan untuk mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal. Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor - faktor risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja waktu dan harus dapat menentukan mana faktor risiko dominan, memahami dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan tersebut dan juga melakukan tindakan preventive dan corrective. Dalam melakukan mitigasi seharusnya terfokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi tepat guna dan biaya yang digunakan benar benar biaya yang optimal
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal keterlambatan pekerjaan piping yang diakibatkan oleh faktor risiko dominan. Lewat survei, validasi pakar dan kuesioner akan didapatkan dampak, penyebab, tindakan preventive dan corrective. Selanjutnya dengan bantuan software analisa risiko berbasis @risk 4.5 akan dilakukan analisa dan simulasi data sampai didapatkan sasaran sesuai tujuan penelitian.
Hasil analisa dan simulasi menjadi pertimbangan bagi tim proyek dalam melakukan mitigasi. Dengan biaya preventive maka risiko dapat diantisipasi dan biaya corrective menjadi masukan buat tim proyek bahwa sebaiknya biaya mitigasi corrective ini sudah diperhitungkan dalam biaya risiko pada saat melakukan estimasi biaya proyek.
Kata kata kunci : Kinerja Waktu, Risiko Dominan dan Optimasi Biaya.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
vii
Maruahal Sihombing College Instructor : NPM. 0806477560 Prof. DR. Ir. Yusuf Latief, MT Departement of Civil Engineering Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT
MITIGATION COST OPTIMIZATION OF DOMINANT RISK FACTORS THAT INFLUENCE ON TIME PERFORMANCE
(Case Study : Piping Work Project X in PT Y)
ABSTRACT
Risk factors and uncertainties always exist in every project that resulted in a decreased performance of the project objectives, one of which the performance of the performance period of time and usually have an impact on cost performance. Control and project control is an absolute must in achieving project objectives so that when a deviation occurs then you should do as early as possible mitigation. Given the cost is one important goal of the project, the work done for mitigation must take into account the optimal cost. Before performing the mitigation we must first understand what are the risk factors that affect the performance of time and should be able to determine where the dominant risk factor, understanding the impact and causes of the dominant risk factor and also perform preventive and corrective actions. In doing mitigation should focus on the dominant risk factor just so appropriate corrective action to be used and the right optimal cost.
This study aims to find optimal mitigation costs piping work delays caused by the dominant risk factor. Through the survey, and questionnaire validation experts will get the impact, causes, preventive and corrective actions. Furthermore, analysis and simulation with risk analysis software @ risk 4.5 to obtain objective data for their intended research.
Results of analysis and simulation of a consideration for the project team to mitigate. With the cost of the risk can be anticipated preventive and corrective costs become inputs for the project team that this corrective mitigation costs should already be calculated into the cost of risk at the time of the estimated project cost.
Key Word : Time Performance, Dominant Risk and Cost Optimization.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.......................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
ABSTRACT...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 3
1.2.1 Deskripsi Masalah ...... ......................................................... 3
1.2.2 Signifikansi Masalah ........................................................ 5
1.2.3 Rumusan Masalah .............................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .... ...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
1.5 Batasan Penelitian ...................................................................... 7
1.6 Metodologi Penelitian ............ ...................................................... 7
1.7 Sistematika Penulisan ............. ...................................................... 8
1.8 Referensi Penulisan ................ ...................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10
2.1 Pendahuluan ............................................................................... 10
2.2 Project Scope Management ........................................................... 11
2.2.1 Project Scope Management .................................................. 11
2.2.2 Mengumpulkan informasi .................................................. 12
2.2.3 Mendefenisikan Ruang Lingkup Pekerjaan ......................... 12
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
ix
2.2.4 Menentukan Work Breakdown Structure (WBS)................. 13
2.2.5 Verifikasi Ruang Lingkup Kerja .......................................... 13
2.2.6 Pengontrolan ........................................................................ 13
2.3 Manajemen Waktu.......................................................................... 13
2.3.1 Tinjauan Umum ............................................................... 13
2.3.2 Manajemen Waktu ............................................................... 15
2.3.2.1 Menentukan Kegiatan ............................................... 15
2.3.2.2 Menentukan Urutan Pekerjaan .................................. 15
2.3.2.3 Estimasi Sumber Daya Untuk Pekerjaan.................... 16
2.3.2.4 Estimasi Durasi Kegiatan....... .................................. 16
2.3.2.5 Menyiapkan Jadwal Pekerjaan .................................. 16
2.3.2.6 Mengontrol Jadwal Pekerjaan .................................. 24
2.3.2.7 Produktfitas ........................... .................................. 30
2.4 Manajemen Biaya .......................................................................... 32
2.4.1 General ................. ............................................................... 32
2.4.2 Cost Estimating ................. .................................................. 35
2.4.3 Menentukan Anggaran Proyek ............................................. 36
2.4.4 Mengontrol Biaya ................................................................. 36
2.5 Manajemen Risiko ......................................................................... 37
2.5.1 General ................. ............................................................... 37
2.5.2 Manajemen Perencanaan Risiko .......................................... 38
2.5.3 Melakukan Identifikasi Risiko ............................................. 39
2.5.4 Melakukan Analisa Risiko Kualitatif dan Kuantitatif .......... 40
2.5.5 Melakukan Respon Terhadap Risiko ................................... 40
2.5.6 Melakukan Pengontrolan dan Monitoring Risiko ................ 41
2.5.7 Metode dan Cara dalam Manajemen Risiko ........................ 41
2.6 Sensitivitas Analisa Risiko ............................................................ 43
2.6.1 General ................. ............................................................... 43
2.6.2 @Risk Sebagai Alat Analisa Risiko ..................................... 43
2.7 Kerangka Penelitian ....................................................................... 47
2.8 Hipotesa Penelitian ........................................................................ 48
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
x
BAB III Metode Penelitian ........................................................................... 49
3.1. Pendahuluan ................................................................................. 49
3.2. Kerangka Pemikiran ...................................................... 49
3.3. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 50
3.4. Strategi Penelitian........................................................................... 51
3.5. Proses Penelitian ............................................................................ 51
3.6. Variabel Penelitian ......................................................................... 54
3.7. Instrumen Penelitian........................................................................ 61
3.8. Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data ................................ 65
3.9. Kesimpulan ..................................................................................... 67
BAB IV Studi Kasus Proyek X ...................................................................... 68
4.1. Pendahuluan ............ ...................................................... 68
4.2. Gambaran Umum EPC ................................................................... 68
4.3. Gambaran Umum Proyek X ........................................................... 69
BAB V Pengumpulan dan Analisa Data ....................................................... 71
5.1. Pendahuluan ............ ...................................................... 71
5.2. Pengolahan Data dan Analisa Tahap Pertama ............................... 71
5.2.1 Uji Komparatif ...................................................................... 72
5.2.2 Analisa Deskriptif ................................................................. 72
5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 73
5.2.4 Uji Normalitas ....................................................................... 73
5.2.5 Analisa Hierarchy Process (AHP) ......................................... 74
5.2.6 Korelasi Non Parametris ....................................................... 74
5.3. Pengolahan Data dan Analisa Tahap Kedua .................................. 75
5.3.1 Faktor Risiko Dominan ......................................................... 75
5.3.2 Survey Lanjutan .................................................................... 76
5.3.3 Kuesioner Pendahuluan ......................................................... 81
5.3.4 Analisa Kualitatif .................................................................. 100
5.3.4 Analisa Kuantitatif.................................................................. 108
5.4. Kesimpulan ....... ............................................................................ 153
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
xi
BAB VI Pembahasan ...................................................................................... 155
6.1. Pendahuluan ............ ...................................................... 155
6.2. Pembahasan ................................................... ............................... 155
6.2.1 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif .................. ...................... 155
6.2.2 Validasi Data Aktual Dilapangan .................. ...................... 156
6.3. Kesimpulan dan Saran Saran .................. ...................................... 157
Daftar Acuan ..................................................................................................... 159
Daftar Pustaka ........... ....................................................................................... 164
Daftar Lampiran ........ ....................................................................................... 167
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Urutan Pekerjaan Untuk Pekerjaan Konstruksi ........................ 4
Gambar 2.1 : Project Scope Management Process ......................................... 12
Gambar 2.2 : Gambaran Manajemen Waktu .................................................. 16
Gambar 2.3 : Precedence Diagram Method ................................................. 17
Gambar 2.4 : Arrow Diagram Method ........................................................... 18
Gambar 2.5 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Berfluktuasi) .......................... 21
Gambar 2.6 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Tetap) .................................... 22
Gambar 2.7 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Bervariasi) ............................ 23
Gambar 2.8 : Gambaran Umum Manajemen Biaya ....................................... 33
Gambar 2.9 : Siklus Estimasi Biaya Menurut Asiyanto ................................ 36
Gambar 2.10 : Diagram Manajemen Risiko .................................................... 39
Gambar 2.11 : Beberapa Grafik Distribusi Probabilitas Risiko ...................... 46
Gambar 2.12 : Kerangka Berpikir Penelitian .................................................. 47
Gambar 3.1 : Proses dan Tahapan Penelitian ................................................. 52
Gambar 4.1 : Hubungan EPC dalam Siklus Proyek ....................................... 68
Gambar 5.1 : Grafik nilai mean, median dan modus ....................................... 72
Gambar 5.2 : Grafik Nilai Mean, Median, Modus Preventif .......................... 103
Gambar 5.3 : Grafik Nilai Mean, Median, Modus Korektif............................ 105
Gambar 5.4 : Hasil Simulasi Tindakan Preventif ........................................... 123
Gambar 5.5 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Pebruari 2010 ........................................................................... 146
Gambar 5.6 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Maret 2010 ............................................................................... 147
Gambar 5.7 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
April 2010 ................................................................................ 148
Gambar 5.8 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Mei 2010 .................................................................................. 149
Gambar 5.9 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Juni 2010 .................................................................................. 150
Gambar 5.10 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
xiii
Juli 2010 ................................................................................... 151
Gambar 6.1 : Biaya Korektif Terhadap Waktu................................................ 156
Gambar 6.2 : Perbandingan Analisa dan Data Aktual .................................... 157
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Persentase Rencana vs Realisasi s/d Bulan Kesembilan Belas 3
Tabel 1.2 : Progress Keseluruhan s/d Bulan Kesembilan Belas ............... . 3
Tabel 1.3 : Rencana vs Realisasi Konstruksi Bulan Kesembilan Belas ..... 4
Tabel 2.1 : Faktor Faktor Keterlambatan Pada Tiap Aspek.................... 28
Tabel 3.1 : Strategi Penelitian .................................................................... 51
Tabel 3.2 : Variabel Awal Penelitian ......................................................... 56
Tabel 3.3 : Variabel Hasil Validasi Pakar .................................................. 59
Tabel 3.4 : Skala Penelitian Kuesiner Pendahuluan ................................... 63
Tabel 3.5 : Skala Penelitian Kuesiner Utama ............................................. 64
Tabel 5.1 : Faktor Risiko Dominan ............................................................ 76
Tabel 5.2 : Responden Survey Lanjutan .................................................... 77
Tabel 5.3 : Survey Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab ................ 77
Tabel 5.4 : Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan................................... 81
Tabel 5.5 : Kuesioner Pendahuluan............................................................. 82
Tabel 5.6 : Profile Pakar ............................................................................. 87
Tabel 5.7 : Nilai Mean, Median dan Modus Hasil Validasi Pakar Untuk
Variabel Dampak dan Penyebab .............................................. 88
Tabel 5.8 : Ringkasan Perubahan Dampak dan Penyebab Setelah
Validasi Pakar .......................................................................... 89
Tabel 5.9 : Skala Penilaian Kuesioner Utama ........................................... 90
Tabel 5.10 : Kuesioner Kualitatif ................................................................. 91
Tabel 5.11 : Profile Responden Untuk Kuesioner Utama ............................ 100
Tabel 5.12 : Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Preventif .............. 102
Tabel 5.13 : Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Korektif ............... 104
Tabel 5.14 : Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus
< 3 ............................................................................................ 106
Tabel 5.15 : Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus
< 3 ............................................................................................ 108
Tabel 5.16 : Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus
> 3 ............................................................................................ 109
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
xv
Tabel 5.17 : Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek ........................ 111
Tabel 5.18 : Simulasi Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek ......... 112
Tabel 5.19 : Harga Satuan Manhour PT. X ........................................ ......... 112
Tabel 5.20 : Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli
S1/S2/S3.......................................................................... ......... 113
Tabel 5.21 : Analisa perbandingan harga yg didapat dan dikeluarkan oleh
kontraktor Proyek X ................................................................. 114
Tabel 5.22 : Analisa Biaya Tindakan PX1 ................................................... 115
Tabel 5.23 : Analisa Biaya Tindakan PX3 ................................................... 115
Tabel 5.24 : Analisa Biaya Tindakan PX4 ................................................... 116
Tabel 5.25 : Analisa Biaya Tindakan PX5 ................................................... 116
Tabel 5.26 : Analisa Biaya Tindakan PX6 ................................................... 116
Tabel 5.27 : Analisa Biaya Tindakan PX7 ................................................... 117
Tabel 5.28 : Analisa Biaya Tindakan PX9 ................................................... 117
Tabel 5.29 : Analisa Biaya Tindakan PX11.................................................. 117
Tabel 5.30 : Analisa Biaya Tindakan PX13.................................................. 118
Tabel 5.31 : Analisa Biaya Tindakan PX15.................................................. 118
Tabel 5.32 : Analisa Biaya Tindakan PX16.................................................. 119
Tabel 5.33 : Analisa Biaya Tindakan PX19.................................................. 119
Tabel 5.34 : Analisa Biaya Tindakan PX20.................................................. 119
Tabel 5.35 : Analisa Biaya Tindakan PX23.................................................. 120
Tabel 5.36 : Analisa Biaya Tindakan PX24.................................................. 120
Tabel 5.37 : Analisa Biaya Tindakan PX25.................................................. 120
Tabel 5.38 : Analisa Biaya Tindakan PX26.................................................. 121
Tabel 5.39 : Analisa Biaya Tindakan PX28.................................................. 121
Tabel 5.40 : Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus
> 3 ............... ....................... ....................... ....................... .... 125
Tabel 5.41 : Analisa Biaya Tindakan CX1 .................................................. 127
Tabel 5.42 : Analisa Biaya Tindakan CX2 .................................................. 127
Tabel 5.43 : Analisa Biaya Tindakan CX7 .................................................. 128
Tabel 5.44 : Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja ................ 129
Tabel 5.45 : Simulasi-1 ................................................................................ 137
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
xvi
Tabel 5.46 : Simulasi-2 ................................................................................ 138
Tabel 5.47 : Simulasi-3 ................................................................................ 139
Tabel 5.48 : Simulasi-4 ................................................................................ 140
Tabel 5.49 : Simulasi-5 ................................................................................ 141
Tabel 5.50 : Simulasi-6 ................................................................................ 142
Tabel 5.51 : Biaya Total Tindakan Korektif................................................. 143
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Hasil Simulasi Tindakan Korektif ............................................ 167
Lampiran 2 : Kuesioner Pendahuluan ............................................................ 168
Lampiran 3 : Kuesioner Utama ...................................................................... 169
Lampiran 4 : Lembar Asitensi ....................................................................... 170
Lampiran 5 : Risalah Sidang Tesis ................................................................ 171
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
1 Universitas Indonesia
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Proyek adalah suatu kegiatan yang sifatnya unik yang dibatasi oleh
waktu dan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat
sehingga hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal
proyek hingga fase penyelesaian proyek. Semakin tinggi tingkat kompleksitas
proyek dan semakin langkanya sumberdaya maka dibutuhkan juga peningkatan
sistem pengelolaan proyek yang baik dan terintegrasi. Suksesnya manajemen
proyek ditentukan pencapaian sasaran proyek yang sesuai waktu, sesuai anggaran,
pemakaian sumberdaya yang efektif dan memuaskan pengguna jasa [1] (Harold
Kernzer, PhD,2003).
Perencanaan maupun pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian
dari manajemen proyek secara keseluruhan. Kesuksesan proyek dapat diukur dari
pencapaian sasaran proyek yaitu tercapainya kualitas pekerjaan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan, proyek dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditetapkan dan masih dalam batas anggaran yang disediakan, bahkan kalau bisa
dibawah anggaran yang ada [2] (Ir. Asiyanto, MBA, IPM, 2005). Biaya yang telah
dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan
harus diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana. Adanya
penyimpangan waktu dan biaya yang signifikan mengindikasikan pengelolaan
proyek yang buruk.
Keterlambatan jadwal dan cost overrun dalam proyek menjadi perhatian
utama bagi pemilik proyek maupun kontraktor [3] (Massimoluigi, 2005).
Keterlambatan biasanya selalu berdampak pada biaya, sedangkan biaya selalu
terkait dengan tingkat suku bunga dan laju inflasi yang selalu berubah setiap
waktu sehingga keterlambatan proyek dapat menjadi faktor kritis dan menjadi
kontribusi utama terhadap terjadinya pembengkakan biaya proyek. Dampak lain
dari keterlambatan proyek adalah timbulnya masalah besar bagi semua tim proyek
yang terlibat baik itu owner ataupun kontraktor, tim proyek owner akan dianggap
gagal dalam mengelola proyek dan juga jadwal untuk pengoperasian akan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
2
Universitas Indonesia
terlambat, tentunya akan berdampak pada sales value. Sedangkan kontraktor akan
terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, cash in yang akan bermasalah
karena tidak bisa mengajukan invoice progres pekerjaan dan tentunya pihak lain
juga akan mengalami dampak negatif seperti subkontraktor dan vendor material
yang terlibat dalam proyek.
Masalah keterlambatan dalam dunia konstruksi menjadi fenomena yang
umum diseluruh dunia, hampir 60 70% proyek konstruksi mengalami
keterlambatan [4] (Murali S, 2007). Menurut laporan dari Standish Group dan
beberapa perusahaan konsultan bahwa 15% proyek gagal ditengah jalan dari 51%
proyek yang mengalami masalah waktu dan biaya, rata rata 43% mengalami cost
overrun [5] (Arlene, 2009).
Hasil studi yang dilakukan oleh CH2M HILL membuktikan bahwa
tingginya risiko dapat menyebabkan tutup beberapa perusahaan EPC di USA.
Hasil studi yang disampaikan pada World Coal Gasification Conference EPC
Company tanggal 12 April 2007, memaparkan di Amerika Serikat pada tahun
1967 terdapat 38 perusahaan yang bergerak dibidang Engineering Procurement
Construction (EPC) dan pembangkit, sedangkan pada tahun 2007 hanya tinggal
18 perusahaan saja. Tutup atau konsolidasinya banyak perusahaan EPC di USA
sebagian besar karena kegagalan menangani risiko dan mengendalikan proyek
EPC [6] (www.ch2mhill.com). Demikian juga dengan kondisi proyek EPC di
Indonesia cukup memprihatinkan, dari hasil survey pendahuluan pada beberapa
perusahaan yang bergerak dibidang EPC di Indonesia, dari beberapa proyek yang
berjalan selama tahun 2000 2007, terdapat 40% proyek mengalami
keterlambatan dan berdampak pada pembengkakan biaya. Kegagalan memenuhi
tujuan proyek sebagian besar disebabkan karena sistim pengontrolan yang kurang
memadai sehingga tidak ada peringatan sedini mungkin bagi tim proyek, gagal
menangani risiko dan juga strategi pengendalian risiko yang kurang bagus.
Jika permasalahan seperti ini dibiarkan berlarut-larut, tidak menutup
kemungkinan perusahaan EPC di Indonesia juga dapat mengalami kejadian yang
serupa seperti yang dialami perusahaan-perusahaan EPC di Amerika. Banyaknya
proyek yang mengalami kegagalan akibat tingginya risiko pada proyek EPC,
menjadi sangat menarik untuk diteliti risiko apa saja yang paling dominan yang
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
3
Universitas Indonesia
berpengaruh pada kinerja waktu, mengetahui penyebab dari faktor risiko
dominan, mengetahui dampak terhadap kinerja yang diukur, menghasilkan
rekomendasi perbaikan dan menghitung biaya perbaikan yang optimal terhadap
kinerja yang diukur.
1.2 PERUMUSAN MASALAH 1.2.1 Deskripsi Masalah
Proyek X dengan scope pekerjaan EPC (Engineering, Procurement,
Conctruction) yang dikerjakan oleh PT. Y mengalami keterlambatan. Realisasi
pekerjaan di lapangan selalu lebih rendah dari rencana semula dan berlangsung
selama beberapa periode, seperti terlihat pada tabel 1.1
Bulan-12 Bulan-16 Bulan-17 Bulan-18 Bulan-19
1 Total Rencana 74,39% 80,02% 84,37% 87,92% 90,86%
2 Total Realisasi 72,80% 78,08% 83,62% 86,95% 90,41%
Deviasi -1,59% -1,94% -0,75% -0,97% -0,45%
PeriodeDeskripsiNo
Tabel 1.1 Persentase Rencana vs Realisasi Sampai Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X
Jika keterlambatan ini terus terjadi, tentu akan sangat berpengaruh
dengan waktu penyelesaian akhir dari proyek tersebut. Sesuai dengan laporan
proyek pada bulan kelima, dapat dilihat bahwa kumulatif progres lebih rendah jika
dibandingkan dengan kumulatif rencana kontrak, terjadi deviasi sekitar 0.45%
seperti terlihat pada tabel 1.2 di bawah ini :
No Scope of Work WF (%) Cumm Progress (%)
Cumm Plan (%)
Variance (%)
1 Engineering 15 99,95 99,71 0,24
2 Procurement 45 98,13 95,62 2,51
3 Construction 40 78,15 82,18 -4,03
Overall 100 90,41 90,86 -0,45 Tabel 1.2 Progress Keseluruhan Pada Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X
Dari tabel 1.2 di atas keterlambatan itu sendiri terjadi pada tahap
konstruksi, deviasi yang cukup besar yaitu sebesar 4.03%, sedangkan untuk
pekerjaan engineering dan procurement sendiri tidak terjadi keterlambatan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
4
Universitas Indonesia
Keterlambatan pada tahap konstruksi akan menjadi masalah yang sangat besar
karena tahap konstruksi tersebut memiliki bobot yang cukup besar. Dari detail
progress konstruksi dapat diketahui komposisi masing - masing disiplin yang
mempunyai konstribusi penyebab keterlambatan seperti terlihat pada tabel 1.3 di
bawah ini :
No Scope of Work WF (%) Cumm Progress (%)
Cumm Plan (%)
Variance (%)
1 Site Preparation 8,83 100,00 100,00 02 Civil 24,67 92,78 95,70 -2,923 Mechanical 27,28 80,45 82,97 -2,524 Piping 28,83 69,37 77,96 -8,595 Electrical 4,29 49,86 49,61 0,256 Instrument 4,08 36,40 36,36 0,047 Insulation & Painting 2,02 40,45 50,49 -10,04
Overall 100 78,15 82,18 -4,03
Tabel 1.3 Rencana vs Realisasi Konstruksi Pada Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X
Dari tabel 1.3 diatas terlihat sangat jelas bahwa keterlambatan yang
cukup besar terjadi pada pekerjaan piping (8.59%) dan insulation & painting
(10.04). Namun pengaruh terbesar adalah pada pekerjaan piping karena bobot
pekerjaan tersebut paling besar diantara pekerjaan lainnya. Sedangkan untuk
pekerjaan insulation & painting tidak berpengaruh besar walupun pekerjaan
tersebut terlambat karena hanya memiliki bobot yang rendah.
Pekerjaan antara engineering, procurement dan construction sangat
berhubungan satu dengan yang lain, sehingga keterlambatan pekerjaan
sebelumnya akan berdampak pada pekerjaan selanjutnya dan jika mengacu pada
project detail schedule untuk pekerjaan konstruksi, urutan pekerjaan konstruksi
seperti pada gambar 1.1
instrument
electrical
insulation
precomm
civil & building
mechanical
Piping
Gambar 1.1 Urutan Pekerjaan Untuk Pekerjaan Konstruksi Sumber : Schedule Proyek X
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
5
Universitas Indonesia
Dari gambar di atas jelas terlihat hubungan pekerjaan antara disiplin dan
jika pekerjaan piping mengalami keterlambatan akan berdampak terhadap
penyelesaian proyek secara keseluruhan dikarenakan peranan piping sebagai
interkoneksi antar equipment.
1.2.2 Signifikansi Masalah
Dengan mengacu pada identifikasi permasalahan dan data - data proyek
dapat disimpulkan ternyata pekerjaan piping memiliki kontribusi besar terhadap
keterlambatan proyek. Tentu saja jika hal ini terus terjadi, maka kinerja waktu
penyelesaian proyek akan bermasalah dan biaya akhir proyek kemungkinan besar
akan bertambah. Oleh karena itu studi kasus masalah pekerjaan piping ini menjadi
sangat penting untuk diteliti dikarenakan piping menjadi faktor dominan
penyebab keterlambatan yang harus dikendalikan, dilakukan perbaikan untuk
mencegah akibat yang ditimbulkan keterlambatan.
1.2.3 Rumusan Masalah
Pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak
dalam mencapai sasaran proyek. Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka
sebaiknya melakukan tindakan perbaikan sedini mungkin dan mengingat biaya
adalah salah satu sasaran penting dari proyek, maka usaha yang dilakukan untuk
mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal.
Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor
risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja waktu, selanjutnya menentukan
mana faktor risiko dominan dan yang tidak dominan. Dalam melakukan mitigasi
kita fokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi
tepat guna dan biaya yang digunakan merupakan biaya yang optimal. Sehingga
dalam penyusunan karya tulis ini, timbul dua pertanyaan terhadap masalah yang
terjadi, yaitu :
- Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan
pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
6
Universitas Indonesia
- Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko
dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap
konstruksi terutama pada pekerjaan piping?
1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menjawab pertanyaan
yang timbul di dalam rumusan masalah yaitu :
- Mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada
keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan
piping. Didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya.
- Melakukan analisa dari faktor risiko dominan yaitu mendetailkan
dampak dan penyebab, menjelaskan serta menentukan tindakan
preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya dan
selanjutnya melakukan analisa biaya tindakan preventif dan korektif
sehingga dapat ditentukan biaya mitigasi yang optimal.
1.4 MANFAAT PENELITIAN Berdasarkan tujuan penelitian, penulis berharap penelitian yang disusun
ini dapat memberikan manfaat, diantaranya :
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pasca
sarjana Fakultas Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek
Universitas Indonesia.
2. Bagi bidang akademik Universitas Indonesia, untuk melanjutkan
beberapa penelitian yang relevan yang dapat dilihat dari sudut
pandang yang berbeda sesuai dengan masalah yang penulis angkat.
Kemudian diharapkan penelitian ini akan dilanjutkan kembali untuk
dianalisa lebih dalam dengan sudut pandang yang berbeda pula.
3. Bagi perusahaan jasa konstruksi dan EPC, untuk memberikan suatu
masukan bagaimana menganalisa suatu peristiwa risiko yang
kemungkinan terjadi pada proyek yang sedang berjalan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
7
Universitas Indonesia
1.5 BATASAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa faktor risiko dominan yang
berpengaruh pada kinerja waktu dan berdampak pada biaya pada salah satu
proyek dari perusahaan EPC nasional yang ada. Di dalam penelitian ini dilakukan
beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis
angkat diantaranya :
1. Penelitian dilakukan dari sisi kontraktor.
2. Penelitian dilakukan pada proyek X.
3. Penelitian yang dilakukan adalah fokus pada tindakan preventif dan
korektif yang berpengaruh pada kinerja waktu dan berdampak pada
biaya.
1.6 METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
keterlambatan proyek dengan data aktual dilapangan, kajian literatur yang
barkaitan dengan penelitian, observasi, wawancara langsung dengan pelaksana
proyek. Untuk identifikasi risiko sampai dengan didapatkannya faktor risiko
dominan akan mengacu pada hasil penelitian sebelumnya untuk obyek proyek
yang sama. Setelah semua data sudah dikumpulkan maka tahapan pertama yang
dilakukan adalah survei kepada Proyek X untuk mendetailkan dampak dan
penyebab terjadinya faktor risiko dominan, setelah itu variabel dampak dan
penyebab divalidasi dengan pakar untuk menentukan variabel dampak &
penyebab yang utama. Selanjutnya mendapatkan tindakan preventif dan korektif
untuk setiap variabel dampak & penyebab. Selanjutnya variabel tindakan
preventif dan korektif diolah menjadi kuesioner yang akan disebar kepada
responden untuk mendapatkan mana tindakan preventif dan korektif yang paling
berpengaruh pada waktu dan berdampak pada biaya. Selanjutnya dari hasil
pendapat responden dilakukan analisa biaya yang optimal untuk tindakan
preventif dan korektif. Simulasi untuk analisa biaya tindakan preventif dan
korektif dilakukan dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
8
Universitas Indonesia
1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam tesis ini adalah sebagai berikut
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi
penelitian dan sistematika penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Menguraikan tentang teori teori yang berhubungan dengan
penelitian dan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian antara lain
: manajemen ruang lingkup, manajemen waktu, manajemen biaya,
manajemen risiko, pengolahan data dan analisa sensitivitas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menguraikan alur dan metode penelitian yang digunakan dalam
pengumpulan dan analisa data.
BAB IV GAMBARAN PROYEK SEBAGAI STUDI KASUS
Berisikan gambaran proyek yang dibahas sebagai obyek penelitian.
BAB V PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA
Berisikan semua data pendukung untuk penelitian dan berisi
tentang hasil analisa data.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan kesimpulan dan saran sesuai dengan topik penelitian.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
9
Universitas Indonesia
1.8 REFERENSI PENELITIAN
1. Feryan Fadhin (Skripsi 2010)
Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam Pelaksanaan
Proyek EPC (Oil and Gas) (Studi Kasus : Proyek AB Pada PT. Y)
2. Sarjono Puro (Tesis 2006)
Tindakan Pencegahan Dan Perbaikan Terhadap Faktor Penyebab
Keterlambatan Pada Pekerjaan Pondasi Dalam Di Wilayah Jabotabek
3. Praritama (Tesis 2005)
Tindakan Korektif Dan Preventif Terhadap Sumber Resiko Yang
Menyebabkan Keterlambatan Pada Proyek Konstruksi Flyover Di
Propinsi DKI Jakarta
4. Wahyu Hidayat (Tesis 2007)
Faktor Faktor Risiko Yang Menyebabkan Rendahnya Produktifitas
Tenaga Kerja Terampil Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan
Waktu Proyek
5. Laode M Shaidin (Tesis 2003)
Pengaruh Tindakan Koreksi Pada Proses Pengendalian Biaya terhadap
Kinerja Biaya Proyek
6. Zul Effendi (Tesis 2003)
Pengaruh Tindakan Koreksi Pada Proses Pengendalian Biaya Peralatan
Terhadap Peningkatan Kinerja Biaya Proyek
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
10 Universitas Indonesia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENDAHULUAN
Untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yang sudah
ditentukan dalam bab 1, maka diperlukan dasar pemikiran ilmiah yang dilandasi
dengan teori - teori ilmiah yang berhubungan dengan topik penelitian. Dalam bab
ini akan difokuskan pembahasan teori yang meliputi manajemen scope,
manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen risiko, analisa pengolahan data.
Sebagai landasan dasar maka dalam bab ini juga akan dijelaskan kerangka
berpikir untuk mendapatkan sasaran penelitian.
Sasaran utama suatu proyek sering disebut dengan triple constraints,
yaitu : waktu biaya ruang lingkup yang mencakup mutu. Batasan waktu adalah
ketersediaan waktu dalam menyelesaikan proyek, batasan biaya adalah anggaran
proyek yang sudah ditentukan sedangkan batasan ruang lingkup adalah ketentuan
yang harus dihasilkan sesuai dengan sasaran proyek [7] (Jason, 2003).
Mengacu pada PMBOK 4th edition, manajemen proyek terdiri dari 9
(sembilan) knowledge area yaitu [8] (PMBOK, 2008) :
1. Project Integration Management.
2. Project Scope Management.
3. Project Time Management.
4. Project Cost Management.
5. Project Quality Management.
6. Project Human Resources Management.
7. Project Communication Management.
8. Project Risk Management.
9. Project Procurement Management.
Sembilan knowledge area di atas berhubugan dengan project
management process groups yang terdiri dari [9] (PMBOK, 2008) :
1. Initiating : mendefenisikan sebuah proyek baru atau sebuah tahapan
baru dari proyek yang sudah ada untuk mendapatkan kapan proyek
dimulai.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
11
Universitas Indonesia
2. Planning : menetapkan lingkup pekerjaan, menentukan sasaran dan
menentukan cara yang diperlukan untuk mencapai sasaran proyek.
3. Executing : melaksanakan pekerjaan yang sudah ditentukan pada
rencana manajemen proyek sampai selesai dan sesuai dengan
spesifikasi.
4. Monitoring & Controlling : memonitor, mereview progres kemajuan
pekerjaan dan kinerja proyek, mengidentifikasi kemungkinan adanya
perubahan dari rencana dan menentukan hal yang berhubungan
dengan perubahan.
5. Closing : menyelesaikan semua kegiatan terhadap semua proses
yang ada untuk menutup proyek secara formal.
2.2 PROJECT SCOPE MANAGEMENT
Dalam sub bab ini akan dijelaskan proses dalam menentukan ruang
lingkup dalam satu proyek yang mencakup input, tools & technique dan
outputnya.
2.2.1 Project Scope Management
Project scope management adalah suatu proses untuk memastikan semua
deliverable proyek sampai selesai. Mengelola ruang lingkup proyek menjadi
perhatian utama dalam menentukan dan mengontrol mana yang termasuk ruang
lingkup dan mana yang bukan. Proses dalam ruang lingkup manajemen proyek
ada lima bagian seperti dijelaskan di bawah dan gambar 2.1 [10] (PMBOK, 2008)
- Mengumpulkan Informasi : mendefenisikan dan mengumpulkan
dokumen yang diperlukan stakeholder sesuai dengan sasaran proyek.
- Mendefenisikan ruang lingkup kerja : menyiapkan detail gambaran
proyek.
- Menentukan work breakdown structure (WBS) : menyiapkan
struktur pembagian kerja, pengelompokan paket paket pekerjaan dan
menjadi komponen yang mudah dikontrol.
- Memverifikasi ruang lingkup kerja : menyusun deliverable yang
sudah pasti secara keseluruhan dari proyek.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
12
Universitas Indonesia
- Pengontrolan : memonitor status proyek dan ruang lingkup serta
mengontrol jika ada perubahan.
Gambar 2.1 Project Scope Management Process Sumber : PMBOK, 2008
2.2.2 Mengumpulkan Informasi
Suksesnya sebuah proyek dipengaruhi oleh kemampuan untuk
memahami dan mengelola apa yang diinginkan proyek termasuk mengukur,
menentukan kebutuhan proyek dan keinginan dari semua stakeholder. Informasi
ini menjadi landasan dalam menentukan work breakdown structure (wbs), biaya,
jadwal, dan rencana pengendalian mutu [11] (PMBOK, 2008).
2.2.3 Mendefenisikan Ruang Lingkup Pekerjaan
Menyiapkan detail dari ruang lingkup proyek menjadi faktor yang
penting dalam suksesnya sebuah proyek dan menentukan deliverable yang utama,
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
13
Universitas Indonesia
asumsi asumsi yang berlaku dan batasan yang sudah ditentukan pada tahap
inisiasi proyek [12] (PMBOK, 2008).
2.2.4 Menentukan Work Breakdown Structure (WBS)
WBS adalah Pengelompokan elemen proyek yang berorientasi
deliverable yang melingkupi semua kegiatan proyek. Pekerjaan yang tidak masuk
dalam WBS merupakan pekerjaan diluar kegiatan proyek. Harus diidentifikasikan
dalam satuan yang mudah dikelola, dibudgetkan, dischedulkan dan dikendalikan.
WBS berfungsi sebagai baseline untuk pengukuran dan pengendalian kinerja
proyek, meningkatkan akurasi estimasi cost, schedule dan resources [13] (Radian
Z, 2009).
2.2.5 Verifikasi Ruang Lingkup Kerja
Verifikasi ruang lingkup pekerjaan yaitu mereview kembali apa yang
menjadi deliverable proyek dengan sponsor proyek dan menginformasikan ruang
lingkup secara formal kepada semua yang terlibat pada proyek [14] (PMBOK,
2008).
2.2.6 Pengontrolan
Pengontrolan proyek bertujuan untuk memonitor yang sudah
direncanakan dan memastikan semua perubahan, rekomendasi tindakan perbaikan
berjalan dengan baik [15] (PMBOK, 2008).
2.3 MANAJEMEN WAKTU
Dalam sub bab ini akan dijelaskan tinjauan teori yang mencakup proses
dalam manajemen waktu dan faktor - faktor yang berdampak pada manajemen
waktu.
2.3.1 Tinjauan Umum
Proses perencanaan adalah menentukan apa yang harus dikerjakan,
dikerjakan oleh siapa dan kapan akan dikerjakan. Ada sembilan komponen utama
dalam tahap perencanaan yaitu [16] (Harold Kernzer, 2003) :
- Objective (sasaran dan target).
- Program (strategi).
- Schedule (rencana mulai dan akhir pekerjaan).
- Budget (rencana biaya untuk mencapai sasaran).
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
14
Universitas Indonesia
- Forecast (proyeksi hal yang terjadi).
- Organization (team yang terlibat dan tanggung jawab).
- Policy (kebijakan yang berlaku).
- Procedure (prosedur).
- Standart (kriteria team atau individu yang memenuhi syarat).
Konsekwensi dari sebuah perencanaan yang tidak baik adalah [17]
(Harold Kernzer, 2003) :
- Inisiasi proyek yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
- Semangat yang tidak jelas.
- Kekecewaan, kekacauan, mencari cari yang salah.
- Hukuman bagi yang tidak bersalah.
- Promosi team baru diluar proyek.
Beberapa masalah yang biasanya terjadi dalam menyiapkan sasaran
proyek [18] (Harold Kernzer, 2003) :
- Sasaran proyek bukan merupakan persetujuan semua tim proyek
dan sasaran proyek terlalu kaku untuk dirobah.
- Waktu yang tidak cukup dalam menentukan sasaran proyek.
- Sasaran yang tidak terukur dan dokumentasi yang kurang baik.
- Usaha antara client dan personel proyek yang tidak terkoordinasi.
- Keluar masuknya personil proyek.
Beberapa studi penelitian sudah dilakukan, bahwa adanya usaha yang
dilakukan sebelum perencanaan (pre-project planning) sangat berhubungan
dengan suksesnya suatu proyek, menetapkan hasil proyek dengan pre-project
planning mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja schedule sampai dengan
40% [19] (Dr. Janaka, 2006).
Perencanaan sebuah proyek sama halnya dengan menyusun suatu puzzle,
yaitu mendapatkan setiap potongan tanpa ada yang hilang dan menyusun tiap
potongan dengan logika sehingga didapatkan suatu gambar yang bagus. Sama
halnya dengan perencanaan dalam konstruksi, harus ditentukan list yang komplit
dari semua kegiatan dan menyusun tiap kegiatan dengan berbagai cara untuk
mendapatkan kebutuhan proyek yang sesuai. Detail kegiatan dapat langsung
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
15
Universitas Indonesia
diambil dari gambar, dokumen kontrak, pengalaman proyek sebelumnya,
consultant dan masukan dari beberapa pihak [20] (Dr. Tarek Hegazi , 2006).
2.3.2 Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah proses untuk mengelola waktu penyelesaian
proyek dari awal sampai selesai, gambaran umum manajemen waktu menurut
PMBOK dijelaskan pada gambar 2.2. Secara garis besar manajemen waktu dibagi
menjadi enam bagian besar yaitu [21] (PMBOK, 2008) :
- Menentukan kegiatan.
- Menentukan urutan pekerjaan.
- Estimasi sumber daya untuk pekerjaan.
- Estimasi durasi pekerjaan.
- Menyusun jadwal kerja.
- Pengontrolan jadwal kerja.
2.3.2.1 Menentukan Kegiatan
Adalah proses identifikasi kegiatan yang spesifik untuk menghasilkan
deliverable proyek dan akan menjadi landasan dasar untuk estimasi, penjadwalan,
eksekusi dan pengontrolan [22] (PMBOK, 2008).
2.3.2.2 Menentukan Urutan Pekerjaan
Adalah proses menentukan urutan kegiatan dalam satu proyek dimana
antara kegiatan dihubungkan dengan masuk akal, tiap kegiatan harus dihubungkan
paling tidak terhadap pekerjaan sebelum atau pekerjaan sesudahnya [23]
(PMBOK, 2008).
Ada empat jenis hubungan antara kegiatan dalam satu proyek [24]
(PMBOK, 2008) :
FS (Finish to Start) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada
selesainya kegiatan pendahulunya.
SS (Start to Finish) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada
mulainya kegiatan pendahulunya.
FF (Finish to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada
selesai kegiatan pendahulunya.
SF (Start to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada
mulainya kegiatan pendahulunya.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
16
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Gambaran Manajemen Waktu Sumber : PMBOK, 2008
2.3.2.3 Estimasi Sumber Daya Untuk Pekerjaan
Estimasi jenis dan jumlah untuk material, manpower, alat dan persediaan
lain untuk mendukung pelaksanaan kegiatan [25] (PMBOK, 2008).
2.3.2.4 Estimasi Durasi Kegiatan
Estimasi perkiraan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan menggunakan acuan informasi dari ruang lingkup kerja, jenis
sumber daya, estimasi jumlah sumber daya dan kalender kerja [26] (PMBOK,
2008).
2.3.2.5 Menyiapkan Jadwal Pekerjaan.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
17
Universitas Indonesia
2.3.2.5.1 Tinjauan Umum.
Untuk menyiapkan jadwal pekerjaan maka perlu menganalisa urutan
pekerjaan, durasi, kebutuhan sumber daya dan batasan batasan yang ada dan
biasanya prosesnya bisa berulang. Menentukan rencana mulai dan selesainya
proyek termasuk milestone [27] (PMBOK, 2008).
Tujuan utama dari penjadwalan adalah memberi gambaran yang
menjelaskan bagaimana dan kapan proyek akan selesai sesuai dengan yang sudah
ditentukan pada project scope oleh tim proyek [28] (PMI, 2007). Kebanyakan
orang cenderung langsung menggunakan software untuk scheduling dan berpikir
bisa menghasilkan manager proyek yang instan, merupakan ide yang salah karena
pada kenyataannya hampir tidak mungkin bisa menggunakan software scheduling
kecuali sudah memahami tentang project management dan scheduling. Awalnya
sistem penjadwalan hanya berupa diagram garis garis (bar charts) yang dibuat
pertama kali oleh Henry Gantt dan sering kita sebut dengan Gantt Chart, tetapi
bar charts mempunyai kelemahan, susah menentukan dampak keterlambatan
suatu pekerjaan karena bar charts tidak menunjukkan ketergantungan antar
kegiatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibuatlah dua metode
penjadwalan yaitu : Critical Path Method yang dibuat oleh Du Pont dan Program
Evaluation and Review Technique yang dibuat oleh U.S Navy and The Booze, dua
duanya menggunakan diagram panah untuk menjelaskan sequence kerja dan
hubungan ketergantungan tiap aktivitas dalam proyek. Critical Path Method
dibagi menjadi dua bagian yaitu : Precedence Diagram Method (diagram
precedence) seperti dijelaskan pada gambar 2.3 dan Arrow Diagram Method
(diagram anak panah) seperti dijelaskan pada gambar 2.4 [29] (James P Lewis,
2007).
Gambar 2.3 Precedence Diagram Method (diagram precedence) Sumber : Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
18
Universitas Indonesia
Precedence Diagram Method : informasi kegiatan dipresentasikan dalam
kotak dan hubugan antar kegiatan dengan garis penghubung, biasanya dimulai
dengan kegiatan yang paling kiri.
Gambar 2.4 Arrow Diagram Method (diagram anak panah) Sumber : Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007
Arrow Diagram Method : kegiatan digambarkan dalam bentuk panah
yang menyatakan deskripsi kegiatan, durasi dan sumber dayanya.
Keuntungan antara Precedence Diagram Method dan Arrow Diagram
Method antara lain [30] (James P Lewis, 2007) :
- Mengetahui apakah completion date project dapat tercapai
- Mengetahui mana kegiatan yang harus selesai pada waktunya, mana
kegiatan yang masih bisa diundur
- Mengetahui critical path (jalur kritis) dari suatu proyek yaitu
kegiatan yang mempunya durasi terpanjang dan tidak bisa dilakukan
paralel.
Teknik penjadwalan sangat membantu dalam mencapai sasaran proyek
dan yang umum dipakai adalah [31] (Harold Kerzner, 2003) :
1. Gantt or Bar Chart
2. Milestone Chart
3. Networks
- Program Evaluation and Review Technique (PERT)
- Arrow diagram method (ADM)
- Precedence diagram method (PDM)
- Graphical Evaluation and Review Technique (GERT)
Keuntungan dari network scheduling techniques antara lain :
- Formatnya menjadi landasan utama untuk perencanaan, prediksi dan
acuan bagi manajemen dalam mengambil keputusan bagaimana
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
19
Universitas Indonesia
menyiapkan sumber daya untuk melakukan proyek tepat waktu dan
sesuai sasaran.
- Membantu manajemen dalam mengevaluasi alternatif lain lewat
beberapa pertanyaan yang muncul seperti : berapa lama
keterlambatan yang berdampak pada penyelesain proyek, mana
kegiatan yang kritis dan mana kegiatan yang punya waktu luang.
- Membantu untuk mendapatkan kerangka untuk pelaporan.
- Membantu untuk mengidentifikasi jalur terpanjang, jalur kritis dan
membantu untuk penjadwalan analisa risiko.
2.3.2.5.2 Penjadwalan Sumber Daya.
Penjadwalan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, material dan
modal / biaya dapat merupakan bagian dari master schedul atau dapat juga
sebagai bagian yang terpisah dari master schedule.
Untuk proyek yang cukup kompleks, pemilahan schedule sumber daya
dari master schedule, dengan detailnya dilakukan subschedule, adalah langkah
terbaik untuk memudahkan monitoring. Tujuan penjadwalan sumber daya adalah
memastikan jumlah atau jenis sumber daya dapat diketahui sejak awal dan
tersedia biila dibutuhkan. Tetapi bila ketersediaan sumber daya terrbatas, maka
biasanya durasi proyek menjadi lebih lambat dari yang direncanakan. Sebaliknya,
dengan menambah jumlah sumber daya, durasi proyek dapaat dipercepat. Bila
ketersediaan sumber daya cukup tetapi distribusi selama berlangsungnya proyek
berfluktuasi, maka hal ini akan mengurangi tingkat efektivitas dan efisiensi
penggunaan sumber daya. Bila jumlah sumber daya yang dimiliki terbatas dan
ketersediaannya tidak mencukupi, sedangkan durasi adalah batasan kurun waktu
proyek, maka penjadwalan dapat dilakukan dengan perataan sumber daya
(resources leveling) [32] (Ir. Abrar Husen, MT, 2009).
2.3.2.5.3 Penjadwalan Sumber Daya Yang Terbatas.
Sumber daya yang terbatas adalah salah satu alasan mengapa
penjadwalan diperlukan. Penjadwalan dimaksudkan supaya pelaksanaan proyek
tetap dapat berlangsung, caranya dengan mengoptimalkan penggunaan sumber
daya.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
20
Universitas Indonesia
Sumber daya yang terbatas karena ketersediaannya yang memang langka
dapat membuat masalah besar bagi pelaksanaan proyek, karena hal ini akan
memengaruhi durasi proyek. Makin sedikit jumlah ketersediaannya, durasi proyek
akan semakin lama karena banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan. Ujung
ujungnya adalah adanya sangsi dari pemilik proyek yang berupa denda atau
pemutusan hubungan kerja sepihak karena keterlambatan proyek. Oleh karena itu,
perencanaan sumber daya yang langka seperti peralatan / mesin dengan teknologi
tinggi, tukang khusus ukir / pahat, dan material yang harus diimpor harus
direncanakan dan dibuat sebaik mungkin agar kegiatannya, tidak terganggu [33]
(Ir. Abrar Husen, MT, 2009).
Ada dua jenis batasan (constraints) yang harus diperhatikan dalam
penjadwalan proyek, karena batasan tersebut berpengaruh terhadap waktu kerja
dari suatu kegiatan. Dua batasan tersebut adalah :
1. Logical constraints, batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar
kegiatan
2. Resources constraints, batasan yang diakibatkan oleh ketersediaan
sumber daya
Selain itu, ada 4 aturan yang dapat diterapkan pada penjadwalan proyek
dalam hubungannya, dengan alokasi sumber daya yang terbatas, yaitu :
1. Aturan 1, memprioritaskan kegiatan yang mempunyai nomor J-node
terkecil, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut
dengan basis kontinu (Continuous Basis)
2. Aturan 2, memberikan prioritas pada kegiatan kritis atau mendekati
kritis dengan total float paling rendah, lalu dilakukan penjadwalan
terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontinu (Continuous
Basis)
3. Aturan 3, memberikan prioritas pada kegiatan yang mempunyai
durasi paling pendek, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan
tersebut dengan cara basis kontinu (Continuous Basis)
4. Aturan 4, setelah salah satu dari 3 aturan diatas terpenuhi, diberikan
prioritas pada kegiatan dengan prioritas rendah dengan cara basis
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
21
Universitas Indonesia
terputus (non continuous basis), kemudian dilakukan interupsi oleh
kegiaatan yang lebih tinggi prioritasnya.
2.3.2.5.4 Perataan Sumber Daya (Resources Leveling).
Perataan sumber daya adalah meratakan frekuensi alokasi sumber daya
dengan tujuan memastikan bahwa jumlah / jenis sumber daya dapat diketahui dari
awal dan tersedia bila dibutuhkan. Biasanya bila jumlah sumber daya dikurangi,
durasi akan bertambah, begitu juga sebaliknya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perataan sumber daya adalah
mengidentifikasikan sumber daya yang terbatas dan yang dibutuhkan untuk
seluruh jumlah durasi dari suatu proyek. Ini karena alokasi sumber daya yang
langka dan ketersediaannya terbatas harus diprioritaskan. Bila ketersediaannya
tidak mencukupi, pengadaannnya akan menimbulkan biaya yang lebih tinggi.
Perataan sumber daya dimaksudkan agar alokasi tingkat pemakaian sumber daya
dapat diketahui sehingga penyelesaian proyek menjadi lebih logis. Dalam
perataan sumber daya, biasanya durasi proyek dianggap tetap. Sedangkan jumlah
sumber daya diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ketersediaan. Ada
beberapa pola distribusi sumber daya selama durasi proyek, yaitu :
1. Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan bentuk
berfluktuasi
Gambar 2.5 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Berfluktuasi)
Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009
Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang
dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola di atas dapat dilakukan
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
22
Universitas Indonesia
bila sumber daya tertentu seperti tukang, yang dibutuhkan dengan jumlah
maksimum 15 pada hari hari tertentu, dikurangi pada hari yang lain.
Namun untuk sumber daya mobile crane hal ini agak sulit dilakukan
karena mobilisasi mobile crane terganggu dengan pemakaian yang
berfluktuasi seperti di atas.
2. Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan jumlah
tetap
Gambar 2.6 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Tetap)
Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009
Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang
dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola ini mempunyai tingkat
pemakaian sumber daya yang sama selama durasi proyek. Akan tetapi,
agak sulit melakukan penjadwalan proyek dengan tingkat kebutuhan
sumber daya yang selalu sama.
3. Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan bentuk
bervariasi.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
23
Universitas Indonesia
Gambar 2.7 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Bervariasi) Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009
Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang
dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola ini mempunyai tingkat
pemakaian sumber daya yang disesuaikan dengan kondisi proyek. Pada
awal proyek jumlahnya sedikit, kemudian pada pertengahan proyek
dibutuhkan sumber daya maksimum 12 per hari, dan turun hingga akhir
proyek.
Metode perataan sumber daya bertujuan mendapatkan pola
kebutuhan sumber daya yang sesuai. Metode ini dapat dilakukan dengan
cara :
1. Memulai seluruh kegiatan proyek berada di antara waktu mulai
paling awal (early start time) dan waktu mulai paling lambat (late
start time), sehingga durasi proyek tidak bertambah.
2. Berdasarkan ketersediaan waktu yang dibatasi dengan mengatur
jumlah sumber daya yang dibutuhkan.
3. Berdasarkan ketersediaan sumber daya yang terbatas dengan
menambah durasi proyek.
4. Berdasarkan penjadwalan dengan membuat diagram batang
nonkontinu.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
24
Universitas Indonesia
2.3.2.6 Mengontrol Jadwal Pekerjaan.
Mengontrol adalah memonitor status progres proyek dan mengontrol
setiap perubahan jadwal terhadap baseline schedule. Pengontrolan fokus pada hal
hal di bawah ini [34] (PMBOK, 2008) :
- Menentukan status terbaru dari jadwal proyek.
- Memahami faktor yang berdampak pada perubahan jadwal.
- Menentukan jika ada perubahan jadwal kerja.
- Mengelola setiap perubahan jadwal yang terjadi.
Mengontrol identik dengan kekuatan dan perintah tetapi tidak jarang
seorang manajer proyek punya banyak tanggung jawab tetapi punya otoritas yang
kecil, hal ini dibuktikan lewat survey kepada beberapa coorporate officer
(presidents dan vice president) bahwa otoritas penuh pada coorporate office tidak
menjamin orang lain melakukan apa yang mereka inginkan [35] (James P Lewis,
2007).
Defenisi controlling dalam suatu proyek adalah tindakan
membandingkan aktual progress terhadap rencana semula sehingga tindakan
perbaikan dapat dilakukan secepatnya pada saat terjadi penyimpangan rencana.
Satu cara yang baik untuk mengontrol proyek adalah tiap individu dalam tim
proyek harus mengontrol pekerjaan masing masing dan beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh setiap individu dalam tim proyek adalah [36] (James P Lewis,
2007) :
- Apa yang harus dikerjakan harus jelas.
- Memahami rencana bagaimana melakukan pekerjaan tersebut.
- Pengalaman dan sumber daya yang cukup untuk melakukan
pekerjaan tersebut.
- Selalu ada masukan dari setiap pekerjaan yang dilakukan.
- Otoritas yang jelas dalam mengambil tindakan perbaikan ketika ada
penyimpangan rencana.
Project controlling pada dasarnya lebih sering berhubungan dengan
jadwal, laporan progress, laporan biaya. Nilai tambah dalam project control selain
sebatas laporan adalah analisa jadwal, analisa kecenderungan progres dan biaya
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
25
Universitas Indonesia
proyek,mengidentifkasi perubahan, dan tindakan koreksi ketika ditemukan adanya
penyimpangan pada proyek [37] (Mr. Nicholas, JC, 2005).
Beberapa tools dan technique dalam pengontrolan proyek [38] (PMBOK,
2008) :
- Project Review : membandingkan dan menganalisa kinerja jadwal
seperti jadwal mulai dan jadwal selesai, presentasi pekerjaan yg
sudah selesai, sisa waktu,biasanya dalam konsep earn value
mangement disebut dengan schedule varian.
- Varian Analysis : ukuran kinerja jadwal dalam hal ini schedule
varian (SV) dan schedule performance index (SPI) biasanya
digunakan untuk menilai besarnya penyimpangan terhadap baseline
schedule.
- Project Management Software : software manajemen proyek dapat
membantu untuk mengetahui selisih antara rencana dan aktual
dimulainya pekerjaan, juga mendapatkan prediksi berapa lama
penyimpangan jadwal dikarenakan adanya perubahan jadwal.
- Resources Leveling : mengoptimalkan pendistribusian sumber daya
pada pekerjaan.
- What if Scenario Analysis : dilakukan untuk keadaaan apa yang
harus dilakukan jika penyimpangan setelah perbaikan tetap terjadi
biasanya menggunakan sistim komputer untuk menemukan skenario
yang lain, monte carlo salah satu alat yang umum dipakai.
- Adjust Leads and Lags : digunakan untuk jadwal yang sudah
terlambat supaya tetap mengacu pada jadwal yang sudah
direncanakan.
- Schedule Compression : digunakan untuk jadwal yang sudah
terlambat supaya tetap mengacu pada jadwal yang sudah
direncanakan.
Keterlambatan proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi tiga
bagian yaitu [39] (Mr. Khalid, 2005) :
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
26
Universitas Indonesia
- Excusable compensable delay : disebabkan oleh owner dan adanya
perpanjangan waktu dan penambahan biaya yang akan dibayar
owner.
- Excusable noncompensable delay : disebabkan oleh bencana alam
dan kontraktor bisa mengajukan perpanjangan waktu.
- Non-excusable delay : disebabkan oleh kontraktor dan owner akan
mengenakan finalti pada kontraktor.
Beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan proyek [40] (Mr.
Massimoluigi C, 2005) :
- Pemahaman yang kurang tentang proyek (scope, technical,
specification, project environment).
- Pemahaman yang kurang terhadap kontrak.
- Kurang pengalaman pada proyek yang sama.
- Pengalaman manajerial yang kurang antara tim proyek.
- Kadang kapasita keuangan yang tidak memadai.
Jika dilakukan identifikasi penyebab keterlambatan proyek, maka
klasifikasi penyebab keterlambatan pada suatu proyek digunakan pendekatan
melalui pihak pihak yang berperan atas keterlambatan yakni sebagai faktor
internal, serta faktor eksternal yang diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah penyebab keterlambatan yang disebabkan
pleh pihak pelaksana proyek. pada proyek konstruksi, pihak pelaksana
proyek adalah kontraktor. Pada faktor internal atau faktor pelaksanaan,
aspek aspek yang potensial dapat menyebabkan keterlambatan
diantaranya, karena faktor material, alat, pekerja serta manajemen
pelaksanaan [41] (Ahuya, H.N, 1976).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor keterlambatan yang
disebabkan oleh pihak pihak diluar pihak pelaksana proyek, tetapi
berperan secara langsung atas proses konstruksi. Faktor ekternal tersebut
dapat meliputi keterlambatan yang disebabkan oleh pihak owner,
pengawas, serta dari alam.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
27
Universitas Indonesia
- Penyebab yang disebabkan oleh keadaan alam [42] (Clark
Wilson, 2002) :
Kondisi kondisi lokasi yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan
Cuaca yang kurang baik dan Peperangan
Bencana alami seperti banjir, api, dan gempa bumi
Tindakan dari pejabat negara
- Penyebab dari pihak pemilik (Owner) [43] (CM Popescu, C
Charoengam, 1995) :
Pembebasan lahan di sekitar lokasi proyek
Keterlambatan memberikan Surat Perintah Kerja
Penyediaan dana yang tidak mencukupi
Kegagalan dalam menyediakan perlengkapan atau
komponen material
Menghambat pekerjaan
Faktor faktor keterlambatan yang mempengaruhi kinerja kontraktor
dapat dirangkum dalam tabel dibawah ini [44] (MZ Abd Majid and Ronald MC
Cafffer, 1998)
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
28
Universitas Indonesia
Tabel 2.1 Faktor Faktor Keterlambatan Pada Tiap Aspek Sumber : MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, 1998
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
29
Universitas Indonesia
Beberapa cara pengontrolan proyek yang dapat diaplikasikan pada
kontraktor dan owner [45] (Mr. Nicholas J. Candela, 2005) :
- Update Process : diskusikan langsung tiap individu mengapa proyek
terlambat dan temukan jawabanya jika akibat keterlambatan
dikarenakan oleh pihak lain.
- Standard Report : siapkan format laporan yang nyaman dipahami
tim proyek setiap minggu.
- Written Analysis : komunikasikan dan dokumentasikan hasil analisa,
forecasting termasuk dampak dari keterlambatan schedule, cost over-
runs, cost under-runs.
- Critical Path Analysis, schedule slippage and float analysis: analisa
jalur kritis, schedule yang terlambat dan float analysis harus selalu
dikomunikasikan dengan tim terkait.
- Productivity Analysis : untuk mengevaluasi kinerja sumber daya
terhadap waktu yang terpakai.
- Change Management Analysis : harus proactive sebagai acuan
manajemen dalam mengambil keputusan.
- Cost Forecasting and Analysis : analisa biaya yang sudah terpakai
dan rencana biaya sampai proyek selesai.
- Analysis of Project Curve : diagram yang simpel (S-curve atau
histogram) dapat menjelaskan ringkasan detail schedule, earn value
dan cost report.
Menurut R.J Mockler (1972), pengontrolan didefinisikan sebagai usaha
yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan
standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan
tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaraan dan tujuan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian
membutuhkan standar atau tolak ukur sebagai pembanding, alaat ukur kinerja, dan
tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan. Kegiatan yaang
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
30
Universitas Indonesia
dilakukan daalam proses pengendalian dapat berupa pengawasan, pemeriksaan
serta tindakan koreksi, yang dilakukan selama proses implementasi.
Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu
dan keselamatan kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat
ukur, agar dapat mengindikasikan pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang
digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan, standar mutu/spesifikasi
pekerjaan, serta standar keselamatan dan kesehatan kerja, yang untuk selanjutnya
diproses dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi ini mengolah data data
yang kemudian menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan.
Bila hasil informasi mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap
standar yang telah ditentukan, tindakan selanjutnya adalah melakukaan koreksi,
seperti mengubah metode pelaksanaan, mengeluarkan biaya untuk penaambahan
tenaga kerja, peralatan, dan material serta perbaikan penjadwalan, perbaikaan
mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan sesungguhnya
[46] (Ir. Abrar Husen, MT, 2009).
2.3.2.7 Produktifitas
Produktivitas memiliki beberapa pengertian. Dalam statistik
pembangunan nasional dinyatakan sebagai output yang dihasilkan dibagi dengan
input, seperti jam tenga kerja atau biaya tenaga kerja. Bagi pemilik (owner)
perusahaan atau proyek mungkin dapat berarti biaya per unit dari hasil yang
diproduksi oelh fasilitas yang dimiliki. Bagi kontraktor, ukurannya adalah jumlah
atau prosentase dari biaya lebih kecil atau dibawah dari pembayaran yang diterima
dari pemilik proyek [47] (Oglesby, 1989).
Nilai acuan dari produktivitas dihitung berdaasarkan setiap data lamanya
durasi jam kerja dan jumlah yang terpasang atau dihasilkan dalam harian dimana
tidak ada perubahan pekerjaan atau pekerjaan ulang, gangguan atau kerusakan dan
cuaca buruk [48] (H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. 1995)
Produktivitas mengacu pada total dari jumlah yang diproduksi dalam
periode waktu tertentu, sedangkan produktivitas mengacu pada jumlah yang
diproduksi per jam pekerja (work hour). Produktivitas yang buruk menghasilkan
biaya yang tinggi per unitnya. Untuk meningkatkantotal produktivitas, total jam
kerja harus dikurangi.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
31
Universitas Indonesia
Membicarakan produktivitas dalam konstruksi hendaknya pertama
tama dilihat dari pihak pihak yang terlibat dan peraturan yang berlaku. Dalam
proyek konstruksi, secara sederhana terdapat empat pihak atau grup penting yang
mempengaruhi produktivitas, yaitu pemilik (owner), perancang (designer),
kontraktor dan tenaga kerja (labor) [49] (Oglesby. Op.Cit h.13)
Dalam rangka pengajuan tender, produktivitas akan sangat besar
pengaruhnya terhadap biaya total proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja
dan fasilitas yang diperlukan. Proyek konstruksi pada umumnya berlangsung
dalam kondisi yang berbeda beda, sehingga dalam merencanakan dan
mengalokasikan tenaga kerja sebaiknya dilengkapi dengan analisis tingkat
produktivitas berdasarkan faktor faktor mempengaruhinya pada setiap lokasi
proyek. Faktor faktor tersebut misalnya keadaan geografis, iklim, keterampilan
tenaga kerja yang ada, pengalaman dan pengaturan yang berlaku. [50] (Oglesby.
Op. Cit. H.14).
Nilai produktivitas merupakan suatu nilai prosentase dari seorang atau
gruup tenga kerja berdasarkan suatu acuan berupa waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Untuk mendapatkaan nilai tersebut, maka harus
dilakukan pengukuran, sebab pengukuran tersebut merupakan suatu alat
manajemen yang sangat penting dalam membantu mengevaluasi pengalokasian
dan kebutuhan tenaga kerja serta penghematan waktu yang dapat direalisasikan.
Produktivitas bervariasi berdasarkaan aplikasinya pada setiap pekerjaan
yang berbeda di industri konstruks. Dalam mengukur nilai produktivitas ada
beberapa model, yaitu economic models, project-specific models, dan activity
oriented models. Pada pelaksanaan proyek di lapangan, kontraktor sering tertarik
pada produktivitas tenaga kerja. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam pengertian
dibawah ini [51] (Thomas and Mathew 1985) :
- Produktivitas tenaga kerja = Output / Labour Cost
- Produktivitas tenaga kerja = Output / Work hour
Produktivitas juga dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Produktivitas = Output / input
- Produktivitas = Unit / work hour
- Produktivitas = Total output / Total work hours
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
32
Universitas Indonesia
2.4 MANAJEMEN BIAYA
Dalam sub bab ini akan dijelaskan tinjauan teori yang mencakup proses
dalam manajemen biaya, faktor - faktor yang berdampak pada manajemen biaya
dan beberapa jurnal penelitian yang membahas tentang pengaruh manajemen
biaya pada proyek.
2.4.1 General
Manajemen biaya proyek adalah suatu proses yang mencakup
perencanaan, estimasi, penganggaran dan pengendalian biaya agar proyek dapat
diselesaikan dengan anggaran yang sudah ditentukan. Gambaran umum
manajemen biaya dapat dijelaskan pada gambar 2.8 dan manajemen biaya dibagi
atas tiga bagian besar [52] (PMBOK, 2008) :
- Estimasi biaya : melakukan penaksiran terhadap biaya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
- Menentukan anggaran : mengumpulkan estimasi tiap kegiatan atau
paket pekerjaan untuk menentukan total biaya yang akan dijadikan
acuan anggaran proyek.
- Mengontrol biaya : mengontrol status pengeluaran dalam proyek dan
memonitor perubahan terhadap rencana awal biaya.
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
33
Universitas Indonesia
Gambar 2.8 Gambaran Umum Manajemen Biaya Sumber : PMBOK, 2008
Pengontrolan biaya pada umumnya hal yang sama penting buat semua
perusahaan tanpa memandang ukuran perusahaannya. Banyak orang tidak paham
dengan istilah pengontrolan biaya karena pengontrolan biaya tidak hanya sebatas
monitor dan menyalin data tetapi yang paling penting adalah menganalisa status
keuangan untuk melakukan tindakan koreksi sebelum terjadi kesalahan. Secara
komplit pengontrolan biaya menggambarkan manajeman biaya yang baik yang
harus meliputi [53] (Harold Kerzner, 2003) :
- Cost Estimating.
- Cost Accounting.
- Project Cash Flow.
- Company Cash Flow.
- Direct Labor Costing.
- Overhead Rate Costing.
- Cara lain seperti : insentif, finalty, dan bagi hasil
Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011
-
34
Universitas Indonesia
Aspek yang sangat penting dari pengontrolan biaya proyek adalah
memahami defenisi dari pengontrolan biaya. Dibawah ini merupakan hal- hal
yang diharapkan dari pengontrolan biaya [54] (Bill G T) :
- Sistim yang bisa menampilkan pemasukan dan pengeluaran setiap
satu produk selesai dilaksanakan.
- Mudah diakses untuk proyek yang sedang berjalan dan mudah
dianalisa status proyeknya setiap saat.
- Mudah membandingkan antara progress proyek dengan besarnya
pengeluaran.
- Meminimalkan pembengkakan biaya dengan mendeteksi sedini
mungkin dan mengarahkannya kembali.
Beberapa proyek mengalami kinerja yang tidak baik karena tidak tanggap
pada risiko dan kurang adanya tanggung jawab dalam mengambil keputusan.
Beberapa faktor yang menyebabkan suatu proyek overrun antara lain [55] (D