lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

248
UNIVERSITAS INDONESIA OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU (STUDI KASUS PEKERJAAN PIPING PROYEK X PADA PT Y) TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik Disusun Oleh MARUAHAL SIHOMBING 0806477560 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK JAKARTA JANUARI 2011 Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Transcript of lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Page 1: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

UNIVERSITAS INDONESIA

OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN

YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU

(STUDI KASUS PEKERJAAN PIPING

PROYEK X PADA PT Y)

TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik

Disusun Oleh

MARUAHAL SIHOMBING

0806477560

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK

JAKARTA JANUARI 2011

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 2: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 

 

UNIVERSITAS INDONESIA

OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN

YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU

(STUDI KASUS PEKERJAAN PIPING

PROYEK X PADA PT Y)

TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik

Disusun Oleh

MARUAHAL SIHOMBING

0806477560

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK

JAKARTA JANUARI 2011

224/FT.01/TESIS/03/2011 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 3: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  ii

 

PERNYATAAN ORISINALITAS

Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Maruahal Sihombing

NIM : 0806477560

Tanda Tangan :

Tanggal : 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 4: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  iii

 

PENGESAHAN

Tesis ini diajukan oleh : Nama : Maruahal Sihombing NIM : 0806477560 Program Studi : Teknik Sipil Judul Tesis :

Optimasi Biaya Mitigasi Faktor Risiko Dominan Yang Berpengaruh Pada Kinerja Waktu (Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y).

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknik pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT. ( )

Pembimbing : Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT. ( )

Penguji : Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP ( )

Penguji : Ir. Wisnu Isvara, MT ( )

Penguji : Bayu Aditya, ST, MT ( )

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : .......................... 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 5: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  iv

 

KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknik

Jurusan Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya menyadari

bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan

sampai pada penyusunan proposal tesis ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan proposal tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih

kepada:

(1) DR. IR. Yusuf Latief, MT selaku dosen mata kuliah metode penelitian

sekaligus pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran

untuk mengarahkan saya dalam penyusunan proposal tesis ini;

(2) IR. Eddy Subiyanto, MM. MT selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan proposal tesis ini, dan semua dosen-dosen yang telah

memberikan masukan kepada saya dalam penyusunan proposal tesis ini;

(3) Orang tua, istri tercinta dan semua keluarga saya yang telah memberikan

bantuan dukungan materil dan moral; dan

(4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan proposal

tesis ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala

kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat

bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, Januari 2011

Penulis

Maruahal Sihombing

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 6: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan

dibawah ini :

Nama : Maruahal Sihombing

NPM : 0806477560

Program Studi : Manajemen proyek

Departemen : Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

Jenis Karya : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif ( Non-Exclusive Royalty

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul

“OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG

BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU

(Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non

eksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/

formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan

mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama.

Saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta

Pada tanggal : Januari 2011

Yang menyatakan

(Maruahal Sihombing)

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 7: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

  vi

 

Maruahal Sihombing Dosen Pembimbing : NPM. 0806477560 Prof. DR. Ir. Yusuf Latief, MT Departemen Teknik Sipil Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT

OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU

(Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)

ABSTRAK

Faktor risiko dan ketidakpastian selalu ada pada setiap proyek yang mengakibatkan menurunnya kinerja dari sasaran proyek, salah satunya kinerja waktu dan biasanya kinerja waktu berdampak pada kinerja biaya. Pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak dalam mencapai sasaran proyek Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka sebaiknya melakukan mitigasi sedini mungkin. Mengingat biaya adalah salah satu sasaran penting dari proyek, maka usaha yang dilakukan untuk mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal. Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor - faktor risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja waktu dan harus dapat menentukan mana faktor risiko dominan, memahami dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan tersebut dan juga melakukan tindakan preventive dan corrective. Dalam melakukan mitigasi seharusnya terfokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi tepat guna dan biaya yang digunakan benar – benar biaya yang optimal

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal keterlambatan pekerjaan piping yang diakibatkan oleh faktor risiko dominan. Lewat survei, validasi pakar dan kuesioner akan didapatkan dampak, penyebab, tindakan preventive dan corrective. Selanjutnya dengan bantuan software analisa risiko berbasis @risk 4.5 akan dilakukan analisa dan simulasi data sampai didapatkan sasaran sesuai tujuan penelitian.

Hasil analisa dan simulasi menjadi pertimbangan bagi tim proyek dalam melakukan mitigasi. Dengan biaya preventive maka risiko dapat diantisipasi dan biaya corrective menjadi masukan buat tim proyek bahwa sebaiknya biaya mitigasi corrective ini sudah diperhitungkan dalam biaya risiko pada saat melakukan estimasi biaya proyek.

Kata – kata kunci : Kinerja Waktu, Risiko Dominan dan Optimasi Biaya.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 8: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  vii

 

Maruahal Sihombing College Instructor : NPM. 0806477560 Prof. DR. Ir. Yusuf Latief, MT Departement of Civil Engineering Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT

MITIGATION COST OPTIMIZATION OF DOMINANT RISK FACTORS THAT INFLUENCE ON TIME PERFORMANCE

(Case Study : Piping Work Project X in PT Y)

ABSTRACT

Risk factors and uncertainties always exist in every project that resulted in a decreased performance of the project objectives, one of which the performance of the performance period of time and usually have an impact on cost performance. Control and project control is an absolute must in achieving project objectives so that when a deviation occurs then you should do as early as possible mitigation. Given the cost is one important goal of the project, the work done for mitigation must take into account the optimal cost. Before performing the mitigation we must first understand what are the risk factors that affect the performance of time and should be able to determine where the dominant risk factor, understanding the impact and causes of the dominant risk factor and also perform preventive and corrective actions. In doing mitigation should focus on the dominant risk factor just so appropriate corrective action to be used and the right optimal cost.

This study aims to find optimal mitigation costs piping work delays caused by the dominant risk factor. Through the survey, and questionnaire validation experts will get the impact, causes, preventive and corrective actions. Furthermore, analysis and simulation with risk analysis software @ risk 4.5 to obtain objective data for their intended research.

Results of analysis and simulation of a consideration for the project team to mitigate. With the cost of the risk can be anticipated preventive and corrective costs become inputs for the project team that this corrective mitigation costs should already be calculated into the cost of risk at the time of the estimated project cost.

Key Word : Time Performance, Dominant Risk and Cost Optimization.

 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 9: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  viii

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.......................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

ABSTRACT...................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 3

1.2.1 Deskripsi Masalah ...... ......................................................... 3

1.2.2 Signifikansi Masalah ........................................................ 5

1.2.3 Rumusan Masalah .............................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian .... ...................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

1.5 Batasan Penelitian ...................................................................... 7

1.6 Metodologi Penelitian ............ ...................................................... 7

1.7 Sistematika Penulisan ............. ...................................................... 8

1.8 Referensi Penulisan ................ ...................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 10

2.1 Pendahuluan ............................................................................... 10

2.2 Project Scope Management ........................................................... 11

2.2.1 Project Scope Management .................................................. 11

2.2.2 Mengumpulkan informasi .................................................. 12

2.2.3 Mendefenisikan Ruang Lingkup Pekerjaan ......................... 12

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 10: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  ix

 

2.2.4 Menentukan Work Breakdown Structure (WBS)................. 13

2.2.5 Verifikasi Ruang Lingkup Kerja .......................................... 13

2.2.6 Pengontrolan ........................................................................ 13

2.3 Manajemen Waktu.......................................................................... 13

2.3.1 Tinjauan Umum …............................................................... 13

2.3.2 Manajemen Waktu ............................................................... 15

2.3.2.1 Menentukan Kegiatan ............................................... 15

2.3.2.2 Menentukan Urutan Pekerjaan .................................. 15

2.3.2.3 Estimasi Sumber Daya Untuk Pekerjaan.................... 16

2.3.2.4 Estimasi Durasi Kegiatan....... .................................. 16

2.3.2.5 Menyiapkan Jadwal Pekerjaan .................................. 16

2.3.2.6 Mengontrol Jadwal Pekerjaan .................................. 24

2.3.2.7 Produktfitas ........................... .................................. 30

2.4 Manajemen Biaya .......................................................................... 32

2.4.1 General ................. ............................................................... 32

2.4.2 Cost Estimating ................. .................................................. 35

2.4.3 Menentukan Anggaran Proyek ............................................. 36

2.4.4 Mengontrol Biaya ................................................................. 36

2.5 Manajemen Risiko ......................................................................... 37

2.5.1 General ................. ............................................................... 37

2.5.2 Manajemen Perencanaan Risiko .......................................... 38

2.5.3 Melakukan Identifikasi Risiko ............................................. 39

2.5.4 Melakukan Analisa Risiko Kualitatif dan Kuantitatif .......... 40

2.5.5 Melakukan Respon Terhadap Risiko ................................... 40

2.5.6 Melakukan Pengontrolan dan Monitoring Risiko ................ 41

2.5.7 Metode dan Cara dalam Manajemen Risiko ........................ 41

2.6 Sensitivitas Analisa Risiko ............................................................ 43

2.6.1 General ................. ............................................................... 43

2.6.2 @Risk Sebagai Alat Analisa Risiko ..................................... 43

2.7 Kerangka Penelitian ....................................................................... 47

2.8 Hipotesa Penelitian ........................................................................ 48

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 11: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  x

 

BAB III Metode Penelitian ........................................................................... 49

3.1. Pendahuluan ................................................................................. 49

3.2. Kerangka Pemikiran …………...................................................... 49

3.3. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 50

3.4. Strategi Penelitian........................................................................... 51

3.5. Proses Penelitian ............................................................................ 51

3.6. Variabel Penelitian ......................................................................... 54

3.7. Instrumen Penelitian........................................................................ 61

3.8. Teknik Pengumpulan Data dan Analisa Data ................................ 65

3.9. Kesimpulan ..................................................................................... 67

BAB IV Studi Kasus Proyek X ...................................................................... 68

4.1. Pendahuluan ............ …………...................................................... 68

4.2. Gambaran Umum EPC ................................................................... 68

4.3. Gambaran Umum Proyek X ........................................................... 69

BAB V Pengumpulan dan Analisa Data ....................................................... 71

5.1. Pendahuluan ............ …………...................................................... 71

5.2. Pengolahan Data dan Analisa Tahap Pertama ............................... 71

5.2.1 Uji Komparatif ...................................................................... 72

5.2.2 Analisa Deskriptif ................................................................. 72

5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 73

5.2.4 Uji Normalitas ....................................................................... 73

5.2.5 Analisa Hierarchy Process (AHP) ......................................... 74

5.2.6 Korelasi Non Parametris ....................................................... 74

5.3. Pengolahan Data dan Analisa Tahap Kedua .................................. 75

5.3.1 Faktor Risiko Dominan ......................................................... 75

5.3.2 Survey Lanjutan .................................................................... 76

5.3.3 Kuesioner Pendahuluan ......................................................... 81

5.3.4 Analisa Kualitatif .................................................................. 100

5.3.4 Analisa Kuantitatif.................................................................. 108

5.4. Kesimpulan ....... ............................................................................ 153

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 12: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  xi

 

BAB VI Pembahasan ...................................................................................... 155

6.1. Pendahuluan ............ …………...................................................... 155

6.2. Pembahasan ................................................... ............................... 155

6.2.1 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif .................. ...................... 155

6.2.2 Validasi Data Aktual Dilapangan .................. ...................... 156

6.3. Kesimpulan dan Saran Saran .................. ...................................... 157

Daftar Acuan ..................................................................................................... 159

Daftar Pustaka ........... ....................................................................................... 164

Daftar Lampiran ........ ....................................................................................... 167

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 13: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  xii

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Urutan Pekerjaan Untuk Pekerjaan Konstruksi ........................ 4

Gambar 2.1 : Project Scope Management Process ......................................... 12

Gambar 2.2 : Gambaran Manajemen Waktu .................................................. 16

Gambar 2.3 : Precedence Diagram Method ................................................. 17

Gambar 2.4 : Arrow Diagram Method ........................................................... 18

Gambar 2.5 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Berfluktuasi) .......................... 21

Gambar 2.6 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Tetap) .................................... 22

Gambar 2.7 : Pola Kebutuhan Sumber Daya (Bervariasi) ............................ 23

Gambar 2.8 : Gambaran Umum Manajemen Biaya ....................................... 33

Gambar 2.9 : Siklus Estimasi Biaya Menurut Asiyanto ................................ 36

Gambar 2.10 : Diagram Manajemen Risiko .................................................... 39

Gambar 2.11 : Beberapa Grafik Distribusi Probabilitas Risiko ...................... 46

Gambar 2.12 : Kerangka Berpikir Penelitian .................................................. 47

Gambar 3.1 : Proses dan Tahapan Penelitian ................................................. 52

Gambar 4.1 : Hubungan EPC dalam Siklus Proyek ....................................... 68

Gambar 5.1 : Grafik nilai mean, median dan modus ....................................... 72

Gambar 5.2 : Grafik Nilai Mean, Median, Modus Preventif .......................... 103

Gambar 5.3 : Grafik Nilai Mean, Median, Modus Korektif............................ 105

Gambar 5.4 : Hasil Simulasi Tindakan Preventif ........................................... 123

Gambar 5.5 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan

Pebruari 2010 ........................................................................... 146

Gambar 5.6 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan

Maret 2010 ............................................................................... 147

Gambar 5.7 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan

April 2010 ................................................................................ 148

Gambar 5.8 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan

Mei 2010 .................................................................................. 149

Gambar 5.9 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan

Juni 2010 .................................................................................. 150

Gambar 5.10 : Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 14: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  xiii

 

Juli 2010 ................................................................................... 151

Gambar 6.1 : Biaya Korektif Terhadap Waktu................................................ 156

Gambar 6.2 : Perbandingan Analisa dan Data Aktual .................................... 157

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 15: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  xiv

 

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Persentase Rencana vs Realisasi s/d Bulan Kesembilan Belas 3

Tabel 1.2 : Progress Keseluruhan s/d Bulan Kesembilan Belas ............... . 3

Tabel 1.3 : Rencana vs Realisasi Konstruksi Bulan Kesembilan Belas ..... 4

Tabel 2.1 : Faktor – Faktor Keterlambatan Pada Tiap Aspek.................... 28

Tabel 3.1 : Strategi Penelitian .................................................................... 51

Tabel 3.2 : Variabel Awal Penelitian ......................................................... 56

Tabel 3.3 : Variabel Hasil Validasi Pakar .................................................. 59

Tabel 3.4 : Skala Penelitian Kuesiner Pendahuluan ................................... 63

Tabel 3.5 : Skala Penelitian Kuesiner Utama ............................................. 64

Tabel 5.1 : Faktor Risiko Dominan ............................................................ 76

Tabel 5.2 : Responden Survey Lanjutan .................................................... 77

Tabel 5.3 : Survey Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab ................ 77

Tabel 5.4 : Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan................................... 81

Tabel 5.5 : Kuesioner Pendahuluan............................................................. 82

Tabel 5.6 : Profile Pakar ............................................................................. 87

Tabel 5.7 : Nilai Mean, Median dan Modus Hasil Validasi Pakar Untuk

Variabel Dampak dan Penyebab .............................................. 88

Tabel 5.8 : Ringkasan Perubahan Dampak dan Penyebab Setelah

Validasi Pakar .......................................................................... 89

Tabel 5.9 : Skala Penilaian Kuesioner Utama ........................................... 90

Tabel 5.10 : Kuesioner Kualitatif ................................................................. 91

Tabel 5.11 : Profile Responden Untuk Kuesioner Utama ............................ 100

Tabel 5.12 : Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Preventif .............. 102

Tabel 5.13 : Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Korektif ............... 104

Tabel 5.14 : Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus

< 3 ............................................................................................ 106

Tabel 5.15 : Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus

< 3 ............................................................................................ 108

Tabel 5.16 : Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus

> 3 ............................................................................................ 109

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 16: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  xv

 

Tabel 5.17 : Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek ........................ 111

Tabel 5.18 : Simulasi Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek ......... 112

Tabel 5.19 : Harga Satuan Manhour PT. X ........................................ ......... 112

Tabel 5.20 : Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli

S1/S2/S3.......................................................................... ......... 113

Tabel 5.21 : Analisa perbandingan harga yg didapat dan dikeluarkan oleh

kontraktor Proyek X ................................................................. 114

Tabel 5.22 : Analisa Biaya Tindakan PX1 ................................................... 115

Tabel 5.23 : Analisa Biaya Tindakan PX3 ................................................... 115

Tabel 5.24 : Analisa Biaya Tindakan PX4 ................................................... 116

Tabel 5.25 : Analisa Biaya Tindakan PX5 ................................................... 116

Tabel 5.26 : Analisa Biaya Tindakan PX6 ................................................... 116

Tabel 5.27 : Analisa Biaya Tindakan PX7 ................................................... 117

Tabel 5.28 : Analisa Biaya Tindakan PX9 ................................................... 117

Tabel 5.29 : Analisa Biaya Tindakan PX11.................................................. 117

Tabel 5.30 : Analisa Biaya Tindakan PX13.................................................. 118

Tabel 5.31 : Analisa Biaya Tindakan PX15.................................................. 118

Tabel 5.32 : Analisa Biaya Tindakan PX16.................................................. 119

Tabel 5.33 : Analisa Biaya Tindakan PX19.................................................. 119

Tabel 5.34 : Analisa Biaya Tindakan PX20.................................................. 119

Tabel 5.35 : Analisa Biaya Tindakan PX23.................................................. 120

Tabel 5.36 : Analisa Biaya Tindakan PX24.................................................. 120

Tabel 5.37 : Analisa Biaya Tindakan PX25.................................................. 120

Tabel 5.38 : Analisa Biaya Tindakan PX26.................................................. 121

Tabel 5.39 : Analisa Biaya Tindakan PX28.................................................. 121

Tabel 5.40 : Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus

> 3 ............... ....................... ....................... ....................... .... 125

Tabel 5.41 : Analisa Biaya Tindakan CX1 .................................................. 127

Tabel 5.42 : Analisa Biaya Tindakan CX2 .................................................. 127

Tabel 5.43 : Analisa Biaya Tindakan CX7 .................................................. 128

Tabel 5.44 : Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja ................ 129

Tabel 5.45 : Simulasi-1 ................................................................................ 137

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 17: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  xvi

 

Tabel 5.46 : Simulasi-2 ................................................................................ 138

Tabel 5.47 : Simulasi-3 ................................................................................ 139

Tabel 5.48 : Simulasi-4 ................................................................................ 140

Tabel 5.49 : Simulasi-5 ................................................................................ 141

Tabel 5.50 : Simulasi-6 ................................................................................ 142

Tabel 5.51 : Biaya Total Tindakan Korektif................................................. 143

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 18: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  xvii

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Simulasi Tindakan Korektif ............................................ 167

Lampiran 2 : Kuesioner Pendahuluan ............................................................ 168

Lampiran 3 : Kuesioner Utama ...................................................................... 169

Lampiran 4 : Lembar Asitensi ....................................................................... 170

Lampiran 5 : Risalah Sidang Tesis ................................................................ 171

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 19: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

1 Universitas Indonesia 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Proyek adalah suatu kegiatan yang sifatnya unik yang dibatasi oleh

waktu dan sumber daya, baik berupa manusia, material, biaya ataupun alat

sehingga hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase awal

proyek hingga fase penyelesaian proyek. Semakin tinggi tingkat kompleksitas

proyek dan semakin langkanya sumberdaya maka dibutuhkan juga peningkatan

sistem pengelolaan proyek yang baik dan terintegrasi. Suksesnya manajemen

proyek ditentukan pencapaian sasaran proyek yang sesuai waktu, sesuai anggaran,

pemakaian sumberdaya yang efektif dan memuaskan pengguna jasa [1] (Harold

Kernzer, PhD,2003).

Perencanaan maupun pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian

dari manajemen proyek secara keseluruhan. Kesuksesan proyek dapat diukur dari

pencapaian sasaran proyek yaitu tercapainya kualitas pekerjaan sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan, proyek dapat diselesaikan dalam waktu yang telah

ditetapkan dan masih dalam batas anggaran yang disediakan, bahkan kalau bisa

dibawah anggaran yang ada [2] (Ir. Asiyanto, MBA, IPM, 2005). Biaya yang telah

dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

harus diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana. Adanya

penyimpangan waktu dan biaya yang signifikan mengindikasikan pengelolaan

proyek yang buruk.

Keterlambatan jadwal dan cost overrun dalam proyek menjadi perhatian

utama bagi pemilik proyek maupun kontraktor [3] (Massimoluigi, 2005).

Keterlambatan biasanya selalu berdampak pada biaya, sedangkan biaya selalu

terkait dengan tingkat suku bunga dan laju inflasi yang selalu berubah setiap

waktu sehingga keterlambatan proyek dapat menjadi faktor kritis dan menjadi

kontribusi utama terhadap terjadinya pembengkakan biaya proyek. Dampak lain

dari keterlambatan proyek adalah timbulnya masalah besar bagi semua tim proyek

yang terlibat baik itu owner ataupun kontraktor, tim proyek owner akan dianggap

gagal dalam mengelola proyek dan juga jadwal untuk pengoperasian akan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 20: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

2  

  Universitas Indonesia  

terlambat, tentunya akan berdampak pada sales value. Sedangkan kontraktor akan

terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, cash in yang akan bermasalah

karena tidak bisa mengajukan invoice progres pekerjaan dan tentunya pihak lain

juga akan mengalami dampak negatif seperti subkontraktor dan vendor material

yang terlibat dalam proyek.

Masalah keterlambatan dalam dunia konstruksi menjadi fenomena yang

umum diseluruh dunia, hampir 60 – 70% proyek konstruksi mengalami

keterlambatan [4] (Murali S, 2007). Menurut laporan dari Standish Group dan

beberapa perusahaan konsultan bahwa 15% proyek gagal ditengah jalan dari 51%

proyek yang mengalami masalah waktu dan biaya, rata rata 43% mengalami cost

overrun [5] (Arlene, 2009).

Hasil studi yang dilakukan oleh CH2M HILL membuktikan bahwa

tingginya risiko dapat menyebabkan tutup beberapa perusahaan EPC di USA.

Hasil studi yang disampaikan pada World Coal Gasification Conference EPC

Company tanggal 12 April 2007, memaparkan di Amerika Serikat pada tahun

1967 terdapat 38 perusahaan yang bergerak dibidang Engineering Procurement

Construction (EPC) dan pembangkit, sedangkan pada tahun 2007 hanya tinggal

18 perusahaan saja. Tutup atau konsolidasinya banyak perusahaan EPC di USA

sebagian besar karena kegagalan menangani risiko dan mengendalikan proyek

EPC [6] (www.ch2mhill.com). Demikian juga dengan kondisi proyek EPC di

Indonesia cukup memprihatinkan, dari hasil survey pendahuluan pada beberapa

perusahaan yang bergerak dibidang EPC di Indonesia, dari beberapa proyek yang

berjalan selama tahun 2000 – 2007, terdapat 40% proyek mengalami

keterlambatan dan berdampak pada pembengkakan biaya. Kegagalan memenuhi

tujuan proyek sebagian besar disebabkan karena sistim pengontrolan yang kurang

memadai sehingga tidak ada peringatan sedini mungkin bagi tim proyek, gagal

menangani risiko dan juga strategi pengendalian risiko yang kurang bagus.

Jika permasalahan seperti ini dibiarkan berlarut-larut, tidak menutup

kemungkinan perusahaan EPC di Indonesia juga dapat mengalami kejadian yang

serupa seperti yang dialami perusahaan-perusahaan EPC di Amerika. Banyaknya

proyek yang mengalami kegagalan akibat tingginya risiko pada proyek EPC,

menjadi sangat menarik untuk diteliti risiko apa saja yang paling dominan yang

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 21: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

3  

  Universitas Indonesia  

berpengaruh pada kinerja waktu, mengetahui penyebab dari faktor risiko

dominan, mengetahui dampak terhadap kinerja yang diukur, menghasilkan

rekomendasi perbaikan dan menghitung biaya perbaikan yang optimal terhadap

kinerja yang diukur.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

1.2.1 Deskripsi Masalah

Proyek X dengan scope pekerjaan EPC (Engineering, Procurement,

Conctruction) yang dikerjakan oleh PT. Y mengalami keterlambatan. Realisasi

pekerjaan di lapangan selalu lebih rendah dari rencana semula dan berlangsung

selama beberapa periode, seperti terlihat pada tabel 1.1

Bulan-12 Bulan-16 Bulan-17 Bulan-18 Bulan-19

1 Total Rencana 74,39% 80,02% 84,37% 87,92% 90,86%

2 Total Realisasi 72,80% 78,08% 83,62% 86,95% 90,41%

Deviasi -1,59% -1,94% -0,75% -0,97% -0,45%

PeriodeDeskripsiNo

Tabel 1.1 Persentase Rencana vs Realisasi Sampai Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X

Jika keterlambatan ini terus terjadi, tentu akan sangat berpengaruh

dengan waktu penyelesaian akhir dari proyek tersebut. Sesuai dengan laporan

proyek pada bulan kelima, dapat dilihat bahwa kumulatif progres lebih rendah jika

dibandingkan dengan kumulatif rencana kontrak, terjadi deviasi sekitar 0.45%

seperti terlihat pada tabel 1.2 di bawah ini :

No Scope of Work WF (%) Cumm Progress (%)

Cumm Plan (%)

Variance (%)

1 Engineering 15 99,95 99,71 0,24

2 Procurement 45 98,13 95,62 2,51

3 Construction 40 78,15 82,18 -4,03

Overall 100 90,41 90,86 -0,45 Tabel 1.2 Progress Keseluruhan Pada Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X

Dari tabel 1.2 di atas keterlambatan itu sendiri terjadi pada tahap

konstruksi, deviasi yang cukup besar yaitu sebesar 4.03%, sedangkan untuk

pekerjaan engineering dan procurement sendiri tidak terjadi keterlambatan.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 22: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

4  

  Universitas Indonesia  

Keterlambatan pada tahap konstruksi akan menjadi masalah yang sangat besar

karena tahap konstruksi tersebut memiliki bobot yang cukup besar. Dari detail

progress konstruksi dapat diketahui komposisi masing - masing disiplin yang

mempunyai konstribusi penyebab keterlambatan seperti terlihat pada tabel 1.3 di

bawah ini :

No Scope of Work WF (%) Cumm Progress (%)

Cumm Plan (%)

Variance (%)

1 Site Preparation 8,83 100,00 100,00 02 Civil 24,67 92,78 95,70 -2,923 Mechanical 27,28 80,45 82,97 -2,524 Piping 28,83 69,37 77,96 -8,595 Electrical 4,29 49,86 49,61 0,256 Instrument 4,08 36,40 36,36 0,047 Insulation & Painting 2,02 40,45 50,49 -10,04

Overall 100 78,15 82,18 -4,03  

Tabel 1.3 Rencana vs Realisasi Konstruksi Pada Bulan Kesembilan Belas Sumber : Laporan Bulanan Proyek X

Dari tabel 1.3 diatas terlihat sangat jelas bahwa keterlambatan yang

cukup besar terjadi pada pekerjaan piping (8.59%) dan insulation & painting

(10.04). Namun pengaruh terbesar adalah pada pekerjaan piping karena bobot

pekerjaan tersebut paling besar diantara pekerjaan lainnya. Sedangkan untuk

pekerjaan insulation & painting tidak berpengaruh besar walupun pekerjaan

tersebut terlambat karena hanya memiliki bobot yang rendah.

Pekerjaan antara engineering, procurement dan construction sangat

berhubungan satu dengan yang lain, sehingga keterlambatan pekerjaan

sebelumnya akan berdampak pada pekerjaan selanjutnya dan jika mengacu pada

project detail schedule untuk pekerjaan konstruksi, urutan pekerjaan konstruksi

seperti pada gambar 1.1

instrument

electrical

insulation

precomm

civil & building

mechanical

Piping

 

Gambar 1.1 Urutan Pekerjaan Untuk Pekerjaan Konstruksi Sumber : Schedule Proyek X

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 23: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

5  

  Universitas Indonesia  

Dari gambar di atas jelas terlihat hubungan pekerjaan antara disiplin dan

jika pekerjaan piping mengalami keterlambatan akan berdampak terhadap

penyelesaian proyek secara keseluruhan dikarenakan peranan piping sebagai

interkoneksi antar equipment.

1.2.2 Signifikansi Masalah

Dengan mengacu pada identifikasi permasalahan dan data - data proyek

dapat disimpulkan ternyata pekerjaan piping memiliki kontribusi besar terhadap

keterlambatan proyek. Tentu saja jika hal ini terus terjadi, maka kinerja waktu

penyelesaian proyek akan bermasalah dan biaya akhir proyek kemungkinan besar

akan bertambah. Oleh karena itu studi kasus masalah pekerjaan piping ini menjadi

sangat penting untuk diteliti dikarenakan piping menjadi faktor dominan

penyebab keterlambatan yang harus dikendalikan, dilakukan perbaikan untuk

mencegah akibat yang ditimbulkan keterlambatan.

1.2.3 Rumusan Masalah

Pengontrolan dan pengendalian proyek merupakan hal yang mutlak

dalam mencapai sasaran proyek. Sehingga ketika terjadi penyimpangan maka

sebaiknya melakukan tindakan perbaikan sedini mungkin dan mengingat biaya

adalah salah satu sasaran penting dari proyek, maka usaha yang dilakukan untuk

mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal.

Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor

risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja waktu, selanjutnya menentukan

mana faktor risiko dominan dan yang tidak dominan. Dalam melakukan mitigasi

kita fokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan perbaikan menjadi

tepat guna dan biaya yang digunakan merupakan biaya yang optimal. Sehingga

dalam penyusunan karya tulis ini, timbul dua pertanyaan terhadap masalah yang

terjadi, yaitu :

- Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan

pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 24: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

6  

  Universitas Indonesia  

- Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko

dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap

konstruksi terutama pada pekerjaan piping?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk menjawab pertanyaan

yang timbul di dalam rumusan masalah yaitu :

- Mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada

keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan

piping. Didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya.

- Melakukan analisa dari faktor risiko dominan yaitu mendetailkan

dampak dan penyebab, menjelaskan serta menentukan tindakan

preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya dan

selanjutnya melakukan analisa biaya tindakan preventif dan korektif

sehingga dapat ditentukan biaya mitigasi yang optimal.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian, penulis berharap penelitian yang disusun

ini dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pasca

sarjana Fakultas Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek

Universitas Indonesia.

2. Bagi bidang akademik Universitas Indonesia, untuk melanjutkan

beberapa penelitian yang relevan yang dapat dilihat dari sudut

pandang yang berbeda sesuai dengan masalah yang penulis angkat.

Kemudian diharapkan penelitian ini akan dilanjutkan kembali untuk

dianalisa lebih dalam dengan sudut pandang yang berbeda pula.

3. Bagi perusahaan jasa konstruksi dan EPC, untuk memberikan suatu

masukan bagaimana menganalisa suatu peristiwa risiko yang

kemungkinan terjadi pada proyek yang sedang berjalan.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 25: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

7  

  Universitas Indonesia  

1.5 BATASAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa faktor risiko dominan yang

berpengaruh pada kinerja waktu dan berdampak pada biaya pada salah satu

proyek dari perusahaan EPC nasional yang ada. Di dalam penelitian ini dilakukan

beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis

angkat diantaranya :

1. Penelitian dilakukan dari sisi kontraktor.

2. Penelitian dilakukan pada proyek X.

3. Penelitian yang dilakukan adalah fokus pada tindakan preventif dan

korektif yang berpengaruh pada kinerja waktu dan berdampak pada

biaya.

1.6 METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus

keterlambatan proyek dengan data aktual dilapangan, kajian literatur yang

barkaitan dengan penelitian, observasi, wawancara langsung dengan pelaksana

proyek. Untuk identifikasi risiko sampai dengan didapatkannya faktor risiko

dominan akan mengacu pada hasil penelitian sebelumnya untuk obyek proyek

yang sama. Setelah semua data sudah dikumpulkan maka tahapan pertama yang

dilakukan adalah survei kepada Proyek X untuk mendetailkan dampak dan

penyebab terjadinya faktor risiko dominan, setelah itu variabel dampak dan

penyebab divalidasi dengan pakar untuk menentukan variabel dampak &

penyebab yang utama. Selanjutnya mendapatkan tindakan preventif dan korektif

untuk setiap variabel dampak & penyebab. Selanjutnya variabel tindakan

preventif dan korektif diolah menjadi kuesioner yang akan disebar kepada

responden untuk mendapatkan mana tindakan preventif dan korektif yang paling

berpengaruh pada waktu dan berdampak pada biaya. Selanjutnya dari hasil

pendapat responden dilakukan analisa biaya yang optimal untuk tindakan

preventif dan korektif. Simulasi untuk analisa biaya tindakan preventif dan

korektif dilakukan dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 26: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

8  

  Universitas Indonesia  

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam tesis ini adalah sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menguraikan tentang teori teori yang berhubungan dengan

penelitian dan dijadikan sebagai acuan dalam penelitian antara lain

: manajemen ruang lingkup, manajemen waktu, manajemen biaya,

manajemen risiko, pengolahan data dan analisa sensitivitas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menguraikan alur dan metode penelitian yang digunakan dalam

pengumpulan dan analisa data.

BAB IV GAMBARAN PROYEK SEBAGAI STUDI KASUS

Berisikan gambaran proyek yang dibahas sebagai obyek penelitian.

BAB V PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA DATA

Berisikan semua data pendukung untuk penelitian dan berisi

tentang hasil analisa data.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan kesimpulan dan saran sesuai dengan topik penelitian.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 27: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

9  

  Universitas Indonesia  

1.8 REFERENSI PENELITIAN

1. Feryan Fadhin (Skripsi 2010)

“Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam Pelaksanaan

Proyek EPC (Oil and Gas) (Studi Kasus : Proyek AB Pada PT. Y)”

2. Sarjono Puro (Tesis 2006)

“Tindakan Pencegahan Dan Perbaikan Terhadap Faktor Penyebab

Keterlambatan Pada Pekerjaan Pondasi Dalam Di Wilayah Jabotabek”

3. Praritama (Tesis 2005)

“Tindakan Korektif Dan Preventif Terhadap Sumber Resiko Yang

Menyebabkan Keterlambatan Pada Proyek Konstruksi Flyover Di

Propinsi DKI Jakarta”

4. Wahyu Hidayat (Tesis 2007)

“Faktor Faktor Risiko Yang Menyebabkan Rendahnya Produktifitas

Tenaga Kerja Terampil Yang Berpengaruh Terhadap Keterlambatan

Waktu Proyek”

5. Laode M Shaidin (Tesis 2003)

“Pengaruh Tindakan Koreksi Pada Proses Pengendalian Biaya terhadap

Kinerja Biaya Proyek”

6. Zul Effendi (Tesis 2003)

“Pengaruh Tindakan Koreksi Pada Proses Pengendalian Biaya Peralatan

Terhadap Peningkatan Kinerja Biaya Proyek”

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 28: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

10 Universitas Indonesia   

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENDAHULUAN

Untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yang sudah

ditentukan dalam bab 1, maka diperlukan dasar pemikiran ilmiah yang dilandasi

dengan teori - teori ilmiah yang berhubungan dengan topik penelitian. Dalam bab

ini akan difokuskan pembahasan teori yang meliputi manajemen scope,

manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen risiko, analisa pengolahan data.

Sebagai landasan dasar maka dalam bab ini juga akan dijelaskan kerangka

berpikir untuk mendapatkan sasaran penelitian.

Sasaran utama suatu proyek sering disebut dengan triple constraints,

yaitu : waktu – biaya – ruang lingkup yang mencakup mutu. Batasan waktu adalah

ketersediaan waktu dalam menyelesaikan proyek, batasan biaya adalah anggaran

proyek yang sudah ditentukan sedangkan batasan ruang lingkup adalah ketentuan

yang harus dihasilkan sesuai dengan sasaran proyek [7] (Jason, 2003).

Mengacu pada PMBOK 4th edition, manajemen proyek terdiri dari 9

(sembilan) knowledge area yaitu [8] (PMBOK, 2008) :

1. Project Integration Management.

2. Project Scope Management.

3. Project Time Management.

4. Project Cost Management.

5. Project Quality Management.

6. Project Human Resources Management.

7. Project Communication Management.

8. Project Risk Management.

9. Project Procurement Management.

Sembilan knowledge area di atas berhubugan dengan project

management process groups yang terdiri dari [9] (PMBOK, 2008) :

1. Initiating : mendefenisikan sebuah proyek baru atau sebuah tahapan

baru dari proyek yang sudah ada untuk mendapatkan kapan proyek

dimulai.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 29: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

11

  Universitas Indonesia  

2. Planning : menetapkan lingkup pekerjaan, menentukan sasaran dan

menentukan cara yang diperlukan untuk mencapai sasaran proyek.

3. Executing : melaksanakan pekerjaan yang sudah ditentukan pada

rencana manajemen proyek sampai selesai dan sesuai dengan

spesifikasi.

4. Monitoring & Controlling : memonitor, mereview progres kemajuan

pekerjaan dan kinerja proyek, mengidentifikasi kemungkinan adanya

perubahan dari rencana dan menentukan hal yang berhubungan

dengan perubahan.

5. Closing : menyelesaikan semua kegiatan terhadap semua proses

yang ada untuk menutup proyek secara formal.

2.2 PROJECT SCOPE MANAGEMENT

Dalam sub bab ini akan dijelaskan proses dalam menentukan ruang

lingkup dalam satu proyek yang mencakup input, tools & technique dan

outputnya.

2.2.1 Project Scope Management

Project scope management adalah suatu proses untuk memastikan semua

deliverable proyek sampai selesai. Mengelola ruang lingkup proyek menjadi

perhatian utama dalam menentukan dan mengontrol mana yang termasuk ruang

lingkup dan mana yang bukan. Proses dalam ruang lingkup manajemen proyek

ada lima bagian seperti dijelaskan di bawah dan gambar 2.1 [10] (PMBOK, 2008)

- Mengumpulkan Informasi : mendefenisikan dan mengumpulkan

dokumen yang diperlukan stakeholder sesuai dengan sasaran proyek.

- Mendefenisikan ruang lingkup kerja : menyiapkan detail gambaran

proyek.

- Menentukan work breakdown structure (WBS) : menyiapkan

struktur pembagian kerja, pengelompokan paket paket pekerjaan dan

menjadi komponen yang mudah dikontrol.

- Memverifikasi ruang lingkup kerja : menyusun deliverable yang

sudah pasti secara keseluruhan dari proyek.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 30: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

12

  Universitas Indonesia  

- Pengontrolan : memonitor status proyek dan ruang lingkup serta

mengontrol jika ada perubahan.

Gambar 2.1 Project Scope Management Process Sumber : PMBOK, 2008

2.2.2 Mengumpulkan Informasi

Suksesnya sebuah proyek dipengaruhi oleh kemampuan untuk

memahami dan mengelola apa yang diinginkan proyek termasuk mengukur,

menentukan kebutuhan proyek dan keinginan dari semua stakeholder. Informasi

ini menjadi landasan dalam menentukan work breakdown structure (wbs), biaya,

jadwal, dan rencana pengendalian mutu [11] (PMBOK, 2008).

2.2.3 Mendefenisikan Ruang Lingkup Pekerjaan

Menyiapkan detail dari ruang lingkup proyek menjadi faktor yang

penting dalam suksesnya sebuah proyek dan menentukan deliverable yang utama,

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 31: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

13

  Universitas Indonesia  

asumsi asumsi yang berlaku dan batasan yang sudah ditentukan pada tahap

inisiasi proyek [12] (PMBOK, 2008).

2.2.4 Menentukan Work Breakdown Structure (WBS)

WBS adalah Pengelompokan elemen proyek yang berorientasi

deliverable yang melingkupi semua kegiatan proyek. Pekerjaan yang tidak masuk

dalam WBS merupakan pekerjaan diluar kegiatan proyek. Harus diidentifikasikan

dalam satuan yang mudah dikelola, dibudgetkan, dischedulkan dan dikendalikan.

WBS berfungsi sebagai baseline untuk pengukuran dan pengendalian kinerja

proyek, meningkatkan akurasi estimasi cost, schedule dan resources [13] (Radian

Z, 2009).

2.2.5 Verifikasi Ruang Lingkup Kerja

Verifikasi ruang lingkup pekerjaan yaitu mereview kembali apa yang

menjadi deliverable proyek dengan sponsor proyek dan menginformasikan ruang

lingkup secara formal kepada semua yang terlibat pada proyek [14] (PMBOK,

2008).

2.2.6 Pengontrolan

Pengontrolan proyek bertujuan untuk memonitor yang sudah

direncanakan dan memastikan semua perubahan, rekomendasi tindakan perbaikan

berjalan dengan baik [15] (PMBOK, 2008).

2.3 MANAJEMEN WAKTU

Dalam sub bab ini akan dijelaskan tinjauan teori yang mencakup proses

dalam manajemen waktu dan faktor - faktor yang berdampak pada manajemen

waktu.

2.3.1 Tinjauan Umum

Proses perencanaan adalah menentukan apa yang harus dikerjakan,

dikerjakan oleh siapa dan kapan akan dikerjakan. Ada sembilan komponen utama

dalam tahap perencanaan yaitu [16] (Harold Kernzer, 2003) :

- Objective (sasaran dan target).

- Program (strategi).

- Schedule (rencana mulai dan akhir pekerjaan).

- Budget (rencana biaya untuk mencapai sasaran).

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 32: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

14

  Universitas Indonesia  

- Forecast (proyeksi hal yang terjadi).

- Organization (team yang terlibat dan tanggung jawab).

- Policy (kebijakan yang berlaku).

- Procedure (prosedur).

- Standart (kriteria team atau individu yang memenuhi syarat).

Konsekwensi dari sebuah perencanaan yang tidak baik adalah [17]

(Harold Kernzer, 2003) :

- Inisiasi proyek yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

- Semangat yang tidak jelas.

- Kekecewaan, kekacauan, mencari cari yang salah.

- Hukuman bagi yang tidak bersalah.

- Promosi team baru diluar proyek.

Beberapa masalah yang biasanya terjadi dalam menyiapkan sasaran

proyek [18] (Harold Kernzer, 2003) :

- Sasaran proyek bukan merupakan persetujuan semua tim proyek

dan sasaran proyek terlalu kaku untuk dirobah.

- Waktu yang tidak cukup dalam menentukan sasaran proyek.

- Sasaran yang tidak terukur dan dokumentasi yang kurang baik.

- Usaha antara client dan personel proyek yang tidak terkoordinasi.

- Keluar masuknya personil proyek.

Beberapa studi penelitian sudah dilakukan, bahwa adanya usaha yang

dilakukan sebelum perencanaan (pre-project planning) sangat berhubungan

dengan suksesnya suatu proyek, menetapkan hasil proyek dengan pre-project

planning mengurangi risiko dan meningkatkan kinerja schedule sampai dengan

40% [19] (Dr. Janaka, 2006).

Perencanaan sebuah proyek sama halnya dengan menyusun suatu puzzle,

yaitu mendapatkan setiap potongan tanpa ada yang hilang dan menyusun tiap

potongan dengan logika sehingga didapatkan suatu gambar yang bagus. Sama

halnya dengan perencanaan dalam konstruksi, harus ditentukan list yang komplit

dari semua kegiatan dan menyusun tiap kegiatan dengan berbagai cara untuk

mendapatkan kebutuhan proyek yang sesuai. Detail kegiatan dapat langsung

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 33: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

15

  Universitas Indonesia  

diambil dari gambar, dokumen kontrak, pengalaman proyek sebelumnya,

consultant dan masukan dari beberapa pihak [20] (Dr. Tarek Hegazi , 2006).

2.3.2 Manajemen Waktu

Manajemen waktu adalah proses untuk mengelola waktu penyelesaian

proyek dari awal sampai selesai, gambaran umum manajemen waktu menurut

PMBOK dijelaskan pada gambar 2.2. Secara garis besar manajemen waktu dibagi

menjadi enam bagian besar yaitu [21] (PMBOK, 2008) :

- Menentukan kegiatan.

- Menentukan urutan pekerjaan.

- Estimasi sumber daya untuk pekerjaan.

- Estimasi durasi pekerjaan.

- Menyusun jadwal kerja.

- Pengontrolan jadwal kerja.

2.3.2.1 Menentukan Kegiatan

Adalah proses identifikasi kegiatan yang spesifik untuk menghasilkan

deliverable proyek dan akan menjadi landasan dasar untuk estimasi, penjadwalan,

eksekusi dan pengontrolan [22] (PMBOK, 2008).

2.3.2.2 Menentukan Urutan Pekerjaan

Adalah proses menentukan urutan kegiatan dalam satu proyek dimana

antara kegiatan dihubungkan dengan masuk akal, tiap kegiatan harus dihubungkan

paling tidak terhadap pekerjaan sebelum atau pekerjaan sesudahnya [23]

(PMBOK, 2008).

Ada empat jenis hubungan antara kegiatan dalam satu proyek [24]

(PMBOK, 2008) :

FS (Finish to Start) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada

selesainya kegiatan pendahulunya.

SS (Start to Finish) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada

mulainya kegiatan pendahulunya.

FF (Finish to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada

selesai kegiatan pendahulunya.

SF (Start to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada

mulainya kegiatan pendahulunya.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 34: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

16

  Universitas Indonesia  

Gambar 2.2 Gambaran Manajemen Waktu Sumber : PMBOK, 2008

2.3.2.3 Estimasi Sumber Daya Untuk Pekerjaan

Estimasi jenis dan jumlah untuk material, manpower, alat dan persediaan

lain untuk mendukung pelaksanaan kegiatan [25] (PMBOK, 2008).

2.3.2.4 Estimasi Durasi Kegiatan

Estimasi perkiraan lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan dengan menggunakan acuan informasi dari ruang lingkup kerja, jenis

sumber daya, estimasi jumlah sumber daya dan kalender kerja [26] (PMBOK,

2008).

2.3.2.5 Menyiapkan Jadwal Pekerjaan.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 35: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

17

  Universitas Indonesia  

2.3.2.5.1 Tinjauan Umum.

Untuk menyiapkan jadwal pekerjaan maka perlu menganalisa urutan

pekerjaan, durasi, kebutuhan sumber daya dan batasan – batasan yang ada dan

biasanya prosesnya bisa berulang. Menentukan rencana mulai dan selesainya

proyek termasuk milestone [27] (PMBOK, 2008).

Tujuan utama dari penjadwalan adalah memberi gambaran yang

menjelaskan bagaimana dan kapan proyek akan selesai sesuai dengan yang sudah

ditentukan pada project scope oleh tim proyek [28] (PMI, 2007). Kebanyakan

orang cenderung langsung menggunakan software untuk scheduling dan berpikir

bisa menghasilkan manager proyek yang instan, merupakan ide yang salah karena

pada kenyataannya hampir tidak mungkin bisa menggunakan software scheduling

kecuali sudah memahami tentang project management dan scheduling. Awalnya

sistem penjadwalan hanya berupa diagram garis – garis (bar charts) yang dibuat

pertama kali oleh Henry Gantt dan sering kita sebut dengan Gantt Chart, tetapi

bar charts mempunyai kelemahan, susah menentukan dampak keterlambatan

suatu pekerjaan karena bar charts tidak menunjukkan ketergantungan antar

kegiatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dibuatlah dua metode

penjadwalan yaitu : Critical Path Method yang dibuat oleh Du Pont dan Program

Evaluation and Review Technique yang dibuat oleh U.S Navy and The Booze, dua

duanya menggunakan diagram panah untuk menjelaskan sequence kerja dan

hubungan ketergantungan tiap aktivitas dalam proyek. Critical Path Method

dibagi menjadi dua bagian yaitu : Precedence Diagram Method (diagram

precedence) seperti dijelaskan pada gambar 2.3 dan Arrow Diagram Method

(diagram anak panah) seperti dijelaskan pada gambar 2.4 [29] (James P Lewis,

2007).

Gambar 2.3 Precedence Diagram Method (diagram precedence) Sumber : Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 36: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

18

  Universitas Indonesia  

Precedence Diagram Method : informasi kegiatan dipresentasikan dalam

kotak dan hubugan antar kegiatan dengan garis penghubung, biasanya dimulai

dengan kegiatan yang paling kiri.

Gambar 2.4 Arrow Diagram Method (diagram anak panah) Sumber : Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007

Arrow Diagram Method : kegiatan digambarkan dalam bentuk panah

yang menyatakan deskripsi kegiatan, durasi dan sumber dayanya.

Keuntungan antara Precedence Diagram Method dan Arrow Diagram

Method antara lain [30] (James P Lewis, 2007) :

- Mengetahui apakah completion date project dapat tercapai

- Mengetahui mana kegiatan yang harus selesai pada waktunya, mana

kegiatan yang masih bisa diundur

- Mengetahui critical path (jalur kritis) dari suatu proyek yaitu

kegiatan yang mempunya durasi terpanjang dan tidak bisa dilakukan

paralel.

Teknik penjadwalan sangat membantu dalam mencapai sasaran proyek

dan yang umum dipakai adalah [31] (Harold Kerzner, 2003) :

1. Gantt or Bar Chart

2. Milestone Chart

3. Networks

- Program Evaluation and Review Technique (PERT)

- Arrow diagram method (ADM)

- Precedence diagram method (PDM)

- Graphical Evaluation and Review Technique (GERT)

Keuntungan dari network scheduling techniques antara lain :

- Formatnya menjadi landasan utama untuk perencanaan, prediksi dan

acuan bagi manajemen dalam mengambil keputusan bagaimana

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 37: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

19

  Universitas Indonesia  

menyiapkan sumber daya untuk melakukan proyek tepat waktu dan

sesuai sasaran.

- Membantu manajemen dalam mengevaluasi alternatif lain lewat

beberapa pertanyaan yang muncul seperti : berapa lama

keterlambatan yang berdampak pada penyelesain proyek, mana

kegiatan yang kritis dan mana kegiatan yang punya waktu luang.

- Membantu untuk mendapatkan kerangka untuk pelaporan.

- Membantu untuk mengidentifikasi jalur terpanjang, jalur kritis dan

membantu untuk penjadwalan analisa risiko.

2.3.2.5.2 Penjadwalan Sumber Daya.

Penjadwalan sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, material dan

modal / biaya dapat merupakan bagian dari master schedul atau dapat juga

sebagai bagian yang terpisah dari master schedule.

Untuk proyek yang cukup kompleks, pemilahan schedule sumber daya

dari master schedule, dengan detailnya dilakukan subschedule, adalah langkah

terbaik untuk memudahkan monitoring. Tujuan penjadwalan sumber daya adalah

memastikan jumlah atau jenis sumber daya dapat diketahui sejak awal dan

tersedia biila dibutuhkan. Tetapi bila ketersediaan sumber daya terrbatas, maka

biasanya durasi proyek menjadi lebih lambat dari yang direncanakan. Sebaliknya,

dengan menambah jumlah sumber daya, durasi proyek dapaat dipercepat. Bila

ketersediaan sumber daya cukup tetapi distribusi selama berlangsungnya proyek

berfluktuasi, maka hal ini akan mengurangi tingkat efektivitas dan efisiensi

penggunaan sumber daya. Bila jumlah sumber daya yang dimiliki terbatas dan

ketersediaannya tidak mencukupi, sedangkan durasi adalah batasan kurun waktu

proyek, maka penjadwalan dapat dilakukan dengan perataan sumber daya

(resources leveling) [32] (Ir. Abrar Husen, MT, 2009).

2.3.2.5.3 Penjadwalan Sumber Daya Yang Terbatas.

Sumber daya yang terbatas adalah salah satu alasan mengapa

penjadwalan diperlukan. Penjadwalan dimaksudkan supaya pelaksanaan proyek

tetap dapat berlangsung, caranya dengan mengoptimalkan penggunaan sumber

daya.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 38: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

20

  Universitas Indonesia  

Sumber daya yang terbatas karena ketersediaannya yang memang langka

dapat membuat masalah besar bagi pelaksanaan proyek, karena hal ini akan

memengaruhi durasi proyek. Makin sedikit jumlah ketersediaannya, durasi proyek

akan semakin lama karena banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan. Ujung –

ujungnya adalah adanya sangsi dari pemilik proyek yang berupa denda atau

pemutusan hubungan kerja sepihak karena keterlambatan proyek. Oleh karena itu,

perencanaan sumber daya yang langka seperti peralatan / mesin dengan teknologi

tinggi, tukang khusus ukir / pahat, dan material yang harus diimpor harus

direncanakan dan dibuat sebaik mungkin agar kegiatannya, tidak terganggu [33]

(Ir. Abrar Husen, MT, 2009).

Ada dua jenis batasan (constraints) yang harus diperhatikan dalam

penjadwalan proyek, karena batasan tersebut berpengaruh terhadap waktu kerja

dari suatu kegiatan. Dua batasan tersebut adalah :

1. Logical constraints, batasan yang diakibatkan oleh hubungan antar

kegiatan

2. Resources constraints, batasan yang diakibatkan oleh ketersediaan

sumber daya

Selain itu, ada 4 aturan yang dapat diterapkan pada penjadwalan proyek

dalam hubungannya, dengan alokasi sumber daya yang terbatas, yaitu :

1. Aturan 1, memprioritaskan kegiatan yang mempunyai nomor J-node

terkecil, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan tersebut

dengan basis kontinu (Continuous Basis)

2. Aturan 2, memberikan prioritas pada kegiatan kritis atau mendekati

kritis dengan total float paling rendah, lalu dilakukan penjadwalan

terhadap kegiatan tersebut dengan cara basis kontinu (Continuous

Basis)

3. Aturan 3, memberikan prioritas pada kegiatan yang mempunyai

durasi paling pendek, lalu dilakukan penjadwalan terhadap kegiatan

tersebut dengan cara basis kontinu (Continuous Basis)

4. Aturan 4, setelah salah satu dari 3 aturan diatas terpenuhi, diberikan

prioritas pada kegiatan dengan prioritas rendah dengan cara basis

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 39: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

21

  Universitas Indonesia  

terputus (non continuous basis), kemudian dilakukan interupsi oleh

kegiaatan yang lebih tinggi prioritasnya.

2.3.2.5.4 Perataan Sumber Daya (Resources Leveling).

Perataan sumber daya adalah meratakan frekuensi alokasi sumber daya

dengan tujuan memastikan bahwa jumlah / jenis sumber daya dapat diketahui dari

awal dan tersedia bila dibutuhkan. Biasanya bila jumlah sumber daya dikurangi,

durasi akan bertambah, begitu juga sebaliknya.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perataan sumber daya adalah

mengidentifikasikan sumber daya yang terbatas dan yang dibutuhkan untuk

seluruh jumlah durasi dari suatu proyek. Ini karena alokasi sumber daya yang

langka dan ketersediaannya terbatas harus diprioritaskan. Bila ketersediaannya

tidak mencukupi, pengadaannnya akan menimbulkan biaya yang lebih tinggi.

Perataan sumber daya dimaksudkan agar alokasi tingkat pemakaian sumber daya

dapat diketahui sehingga penyelesaian proyek menjadi lebih logis. Dalam

perataan sumber daya, biasanya durasi proyek dianggap tetap. Sedangkan jumlah

sumber daya diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan ketersediaan. Ada

beberapa pola distribusi sumber daya selama durasi proyek, yaitu :

1. Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan bentuk

berfluktuasi

Gambar 2.5 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Berfluktuasi)

Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009

Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang

dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola di atas dapat dilakukan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 40: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

22

  Universitas Indonesia  

bila sumber daya tertentu seperti tukang, yang dibutuhkan dengan jumlah

maksimum 15 pada hari – hari tertentu, dikurangi pada hari yang lain.

Namun untuk sumber daya mobile crane hal ini agak sulit dilakukan

karena mobilisasi mobile crane terganggu dengan pemakaian yang

berfluktuasi seperti di atas.

2. Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan jumlah

tetap

Gambar 2.6 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Tetap)

Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009

Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang

dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola ini mempunyai tingkat

pemakaian sumber daya yang sama selama durasi proyek. Akan tetapi,

agak sulit melakukan penjadwalan proyek dengan tingkat kebutuhan

sumber daya yang selalu sama.

3. Pola kebutuhan sumber daya sepanjang durasi proyek dengan bentuk

bervariasi.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 41: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

23

  Universitas Indonesia  

Gambar 2.7 Pola Kebutuhan Sumber Daya (Bervariasi) Sumber : Ir. Abrar Husen, MT, 2009

Luas area = 1200 resources days adalah jumlah sumber daya yang

dibutuhkan selama durasi proyek 120 hari. Pola ini mempunyai tingkat

pemakaian sumber daya yang disesuaikan dengan kondisi proyek. Pada

awal proyek jumlahnya sedikit, kemudian pada pertengahan proyek

dibutuhkan sumber daya maksimum 12 per hari, dan turun hingga akhir

proyek.

Metode perataan sumber daya bertujuan mendapatkan pola

kebutuhan sumber daya yang sesuai. Metode ini dapat dilakukan dengan

cara :

1. Memulai seluruh kegiatan proyek berada di antara waktu mulai

paling awal (early start time) dan waktu mulai paling lambat (late

start time), sehingga durasi proyek tidak bertambah.

2. Berdasarkan ketersediaan waktu yang dibatasi dengan mengatur

jumlah sumber daya yang dibutuhkan.

3. Berdasarkan ketersediaan sumber daya yang terbatas dengan

menambah durasi proyek.

4. Berdasarkan penjadwalan dengan membuat diagram batang

nonkontinu.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 42: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

24

  Universitas Indonesia  

2.3.2.6 Mengontrol Jadwal Pekerjaan.

Mengontrol adalah memonitor status progres proyek dan mengontrol

setiap perubahan jadwal terhadap baseline schedule. Pengontrolan fokus pada hal

– hal di bawah ini [34] (PMBOK, 2008) :

- Menentukan status terbaru dari jadwal proyek.

- Memahami faktor yang berdampak pada perubahan jadwal.

- Menentukan jika ada perubahan jadwal kerja.

- Mengelola setiap perubahan jadwal yang terjadi.

Mengontrol identik dengan kekuatan dan perintah tetapi tidak jarang

seorang manajer proyek punya banyak tanggung jawab tetapi punya otoritas yang

kecil, hal ini dibuktikan lewat survey kepada beberapa coorporate officer

(presidents dan vice president) bahwa otoritas penuh pada coorporate office tidak

menjamin orang lain melakukan apa yang mereka inginkan [35] (James P Lewis,

2007).

Defenisi controlling dalam suatu proyek adalah tindakan

membandingkan aktual progress terhadap rencana semula sehingga tindakan

perbaikan dapat dilakukan secepatnya pada saat terjadi penyimpangan rencana.

Satu cara yang baik untuk mengontrol proyek adalah tiap individu dalam tim

proyek harus mengontrol pekerjaan masing masing dan beberapa hal yang perlu

diperhatikan oleh setiap individu dalam tim proyek adalah [36] (James P Lewis,

2007) :

- Apa yang harus dikerjakan harus jelas.

- Memahami rencana bagaimana melakukan pekerjaan tersebut.

- Pengalaman dan sumber daya yang cukup untuk melakukan

pekerjaan tersebut.

- Selalu ada masukan dari setiap pekerjaan yang dilakukan.

- Otoritas yang jelas dalam mengambil tindakan perbaikan ketika ada

penyimpangan rencana.

Project controlling pada dasarnya lebih sering berhubungan dengan

jadwal, laporan progress, laporan biaya. Nilai tambah dalam project control selain

sebatas laporan adalah analisa jadwal, analisa kecenderungan progres dan biaya

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 43: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

25

  Universitas Indonesia  

proyek,mengidentifkasi perubahan, dan tindakan koreksi ketika ditemukan adanya

penyimpangan pada proyek [37] (Mr. Nicholas, JC, 2005).

Beberapa tools dan technique dalam pengontrolan proyek [38] (PMBOK,

2008) :

- Project Review : membandingkan dan menganalisa kinerja jadwal

seperti jadwal mulai dan jadwal selesai, presentasi pekerjaan yg

sudah selesai, sisa waktu,biasanya dalam konsep earn value

mangement disebut dengan schedule varian.

- Varian Analysis : ukuran kinerja jadwal dalam hal ini schedule

varian (SV) dan schedule performance index (SPI) biasanya

digunakan untuk menilai besarnya penyimpangan terhadap baseline

schedule.

- Project Management Software : software manajemen proyek dapat

membantu untuk mengetahui selisih antara rencana dan aktual

dimulainya pekerjaan, juga mendapatkan prediksi berapa lama

penyimpangan jadwal dikarenakan adanya perubahan jadwal.

- Resources Leveling : mengoptimalkan pendistribusian sumber daya

pada pekerjaan.

- What if Scenario Analysis : dilakukan untuk keadaaan “apa yang

harus dilakukan jika penyimpangan setelah perbaikan tetap terjadi”

biasanya menggunakan sistim komputer untuk menemukan skenario

yang lain, monte carlo salah satu alat yang umum dipakai.

- Adjust Leads and Lags : digunakan untuk jadwal yang sudah

terlambat supaya tetap mengacu pada jadwal yang sudah

direncanakan.

- Schedule Compression : digunakan untuk jadwal yang sudah

terlambat supaya tetap mengacu pada jadwal yang sudah

direncanakan.

Keterlambatan proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi tiga

bagian yaitu [39] (Mr. Khalid, 2005) :

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 44: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

26

  Universitas Indonesia  

- Excusable compensable delay : disebabkan oleh owner dan adanya

perpanjangan waktu dan penambahan biaya yang akan dibayar

owner.

- Excusable noncompensable delay : disebabkan oleh bencana alam

dan kontraktor bisa mengajukan perpanjangan waktu.

- Non-excusable delay : disebabkan oleh kontraktor dan owner akan

mengenakan finalti pada kontraktor.

Beberapa hal yang menyebabkan keterlambatan proyek [40] (Mr.

Massimoluigi C, 2005) :

- Pemahaman yang kurang tentang proyek (scope, technical,

specification, project environment).

- Pemahaman yang kurang terhadap kontrak.

- Kurang pengalaman pada proyek yang sama.

- Pengalaman manajerial yang kurang antara tim proyek.

- Kadang kapasita keuangan yang tidak memadai.

Jika dilakukan identifikasi penyebab keterlambatan proyek, maka

klasifikasi penyebab keterlambatan pada suatu proyek digunakan pendekatan

melalui pihak – pihak yang berperan atas keterlambatan yakni sebagai faktor

internal, serta faktor eksternal yang diuraikan sebagai berikut :

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah penyebab keterlambatan yang disebabkan

pleh pihak pelaksana proyek. pada proyek konstruksi, pihak pelaksana

proyek adalah kontraktor. Pada faktor internal atau faktor pelaksanaan,

aspek – aspek yang potensial dapat menyebabkan keterlambatan

diantaranya, karena faktor material, alat, pekerja serta manajemen

pelaksanaan [41] (Ahuya, H.N, 1976).

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor keterlambatan yang

disebabkan oleh pihak – pihak diluar pihak pelaksana proyek, tetapi

berperan secara langsung atas proses konstruksi. Faktor ekternal tersebut

dapat meliputi keterlambatan yang disebabkan oleh pihak owner,

pengawas, serta dari alam.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 45: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

27

  Universitas Indonesia  

- Penyebab yang disebabkan oleh keadaan alam [42] (Clark

Wilson, 2002) :

• Kondisi –kondisi lokasi yang tidak sesuai dengan yang

diharapkan

• Cuaca yang kurang baik dan Peperangan

• Bencana alami seperti banjir, api, dan gempa bumi

• Tindakan dari pejabat negara

- Penyebab dari pihak pemilik (Owner) [43] (CM Popescu, C

Charoengam, 1995) :

• Pembebasan lahan di sekitar lokasi proyek

• Keterlambatan memberikan Surat Perintah Kerja

• Penyediaan dana yang tidak mencukupi

• Kegagalan dalam menyediakan perlengkapan atau

komponen material

• Menghambat pekerjaan

Faktor – faktor keterlambatan yang mempengaruhi kinerja kontraktor

dapat dirangkum dalam tabel dibawah ini [44] (MZ Abd Majid and Ronald MC

Cafffer, 1998)

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 46: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

28

  Universitas Indonesia  

Tabel 2.1 Faktor – Faktor Keterlambatan Pada Tiap Aspek Sumber : MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, 1998

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 47: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

29

  Universitas Indonesia  

Beberapa cara pengontrolan proyek yang dapat diaplikasikan pada

kontraktor dan owner [45] (Mr. Nicholas J. Candela, 2005) :

- Update Process : diskusikan langsung tiap individu mengapa proyek

terlambat dan temukan jawabanya jika akibat keterlambatan

dikarenakan oleh pihak lain.

- Standard Report : siapkan format laporan yang nyaman dipahami

tim proyek setiap minggu.

- Written Analysis : komunikasikan dan dokumentasikan hasil analisa,

forecasting termasuk dampak dari keterlambatan schedule, cost over-

runs, cost under-runs.

- Critical Path Analysis, schedule slippage and float analysis: analisa

jalur kritis, schedule yang terlambat dan float analysis harus selalu

dikomunikasikan dengan tim terkait.

- Productivity Analysis : untuk mengevaluasi kinerja sumber daya

terhadap waktu yang terpakai.

- Change Management Analysis : harus proactive sebagai acuan

manajemen dalam mengambil keputusan.

- Cost Forecasting and Analysis : analisa biaya yang sudah terpakai

dan rencana biaya sampai proyek selesai.

- Analysis of Project Curve : diagram yang simpel (S-curve atau

histogram) dapat menjelaskan ringkasan detail schedule, earn value

dan cost report.

Menurut R.J Mockler (1972), pengontrolan didefinisikan sebagai usaha

yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran dan tujuan

perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan

standar, menganalisis kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan

tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara

efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaraan dan tujuan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian

membutuhkan standar atau tolak ukur sebagai pembanding, alaat ukur kinerja, dan

tindakan koreksi yang akan dilakukan bila terjadi penyimpangan. Kegiatan yaang

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 48: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

30

  Universitas Indonesia  

dilakukan daalam proses pengendalian dapat berupa pengawasan, pemeriksaan

serta tindakan koreksi, yang dilakukan selama proses implementasi.

Sasaran dan tujuan proyek seperti optimasi kinerja biaya, mutu, waktu

dan keselamatan kerja harus memiliki format standar dan kriteria sebagai alat

ukur, agar dapat mengindikasikan pencapaian kinerja proyek. Alat ukur yang

digunakan dapat berupa jadwal, kuantitas pekerjaan, standar mutu/spesifikasi

pekerjaan, serta standar keselamatan dan kesehatan kerja, yang untuk selanjutnya

diproses dalam suatu sistem informasi. Sistem informasi ini mengolah data – data

yang kemudian menghasilkan informasi penting untuk pengambilan keputusan.

Bila hasil informasi mengindikasikan terdapat penyimpangan terhadap

standar yang telah ditentukan, tindakan selanjutnya adalah melakukaan koreksi,

seperti mengubah metode pelaksanaan, mengeluarkan biaya untuk penaambahan

tenaga kerja, peralatan, dan material serta perbaikan penjadwalan, perbaikaan

mutu pekerjaan yang disesuaikan dengan standar dan kebutuhan sesungguhnya

[46] (Ir. Abrar Husen, MT, 2009).

2.3.2.7 Produktifitas

Produktivitas memiliki beberapa pengertian. Dalam statistik

pembangunan nasional dinyatakan sebagai output yang dihasilkan dibagi dengan

input, seperti jam tenga kerja atau biaya tenaga kerja. Bagi pemilik (owner)

perusahaan atau proyek mungkin dapat berarti biaya per unit dari hasil yang

diproduksi oelh fasilitas yang dimiliki. Bagi kontraktor, ukurannya adalah jumlah

atau prosentase dari biaya lebih kecil atau dibawah dari pembayaran yang diterima

dari pemilik proyek [47] (Oglesby, 1989).

Nilai acuan dari produktivitas dihitung berdaasarkan setiap data lamanya

durasi jam kerja dan jumlah yang terpasang atau dihasilkan dalam harian dimana

tidak ada perubahan pekerjaan atau pekerjaan ulang, gangguan atau kerusakan dan

cuaca buruk [48] (H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. 1995)

Produktivitas mengacu pada total dari jumlah yang diproduksi dalam

periode waktu tertentu, sedangkan produktivitas mengacu pada jumlah yang

diproduksi per jam pekerja (work hour). Produktivitas yang buruk menghasilkan

biaya yang tinggi per unitnya. Untuk meningkatkantotal produktivitas, total jam

kerja harus dikurangi.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 49: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

31

  Universitas Indonesia  

Membicarakan produktivitas dalam konstruksi hendaknya pertama –

tama dilihat dari pihak – pihak yang terlibat dan peraturan yang berlaku. Dalam

proyek konstruksi, secara sederhana terdapat empat pihak atau grup penting yang

mempengaruhi produktivitas, yaitu pemilik (owner), perancang (designer),

kontraktor dan tenaga kerja (labor) [49] (Oglesby. Op.Cit h.13)

Dalam rangka pengajuan tender, produktivitas akan sangat besar

pengaruhnya terhadap biaya total proyek, minimal pada aspek jumlah tenaga kerja

dan fasilitas yang diperlukan. Proyek konstruksi pada umumnya berlangsung

dalam kondisi yang berbeda – beda, sehingga dalam merencanakan dan

mengalokasikan tenaga kerja sebaiknya dilengkapi dengan analisis tingkat

produktivitas berdasarkan faktor – faktor mempengaruhinya pada setiap lokasi

proyek. Faktor – faktor tersebut misalnya keadaan geografis, iklim, keterampilan

tenaga kerja yang ada, pengalaman dan pengaturan yang berlaku. [50] (Oglesby.

Op. Cit. H.14).

Nilai produktivitas merupakan suatu nilai prosentase dari seorang atau

gruup tenga kerja berdasarkan suatu acuan berupa waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut. Untuk mendapatkaan nilai tersebut, maka harus

dilakukan pengukuran, sebab pengukuran tersebut merupakan suatu alat

manajemen yang sangat penting dalam membantu mengevaluasi pengalokasian

dan kebutuhan tenaga kerja serta penghematan waktu yang dapat direalisasikan.

Produktivitas bervariasi berdasarkaan aplikasinya pada setiap pekerjaan

yang berbeda di industri konstruks. Dalam mengukur nilai produktivitas ada

beberapa model, yaitu economic models, project-specific models, dan activity

oriented models. Pada pelaksanaan proyek di lapangan, kontraktor sering tertarik

pada produktivitas tenaga kerja. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam pengertian

dibawah ini [51] (Thomas and Mathew 1985) :

- Produktivitas tenaga kerja = Output / Labour Cost

- Produktivitas tenaga kerja = Output / Work – hour

Produktivitas juga dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Produktivitas = Output / input

- Produktivitas = Unit / work – hour

- Produktivitas = Total output / Total work hours

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 50: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

32

  Universitas Indonesia  

2.4 MANAJEMEN BIAYA

Dalam sub bab ini akan dijelaskan tinjauan teori yang mencakup proses

dalam manajemen biaya, faktor - faktor yang berdampak pada manajemen biaya

dan beberapa jurnal penelitian yang membahas tentang pengaruh manajemen

biaya pada proyek.

2.4.1 General

Manajemen biaya proyek adalah suatu proses yang mencakup

perencanaan, estimasi, penganggaran dan pengendalian biaya agar proyek dapat

diselesaikan dengan anggaran yang sudah ditentukan. Gambaran umum

manajemen biaya dapat dijelaskan pada gambar 2.8 dan manajemen biaya dibagi

atas tiga bagian besar [52] (PMBOK, 2008) :

- Estimasi biaya : melakukan penaksiran terhadap biaya yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.

- Menentukan anggaran : mengumpulkan estimasi tiap kegiatan atau

paket pekerjaan untuk menentukan total biaya yang akan dijadikan

acuan anggaran proyek.

- Mengontrol biaya : mengontrol status pengeluaran dalam proyek dan

memonitor perubahan terhadap rencana awal biaya.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 51: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

33

  Universitas Indonesia  

Gambar 2.8 Gambaran Umum Manajemen Biaya Sumber : PMBOK, 2008

Pengontrolan biaya pada umumnya hal yang sama penting buat semua

perusahaan tanpa memandang ukuran perusahaannya. Banyak orang tidak paham

dengan istilah pengontrolan biaya karena pengontrolan biaya tidak hanya sebatas

monitor dan menyalin data tetapi yang paling penting adalah menganalisa status

keuangan untuk melakukan tindakan koreksi sebelum terjadi kesalahan. Secara

komplit pengontrolan biaya menggambarkan manajeman biaya yang baik yang

harus meliputi [53] (Harold Kerzner, 2003) :

- Cost Estimating.

- Cost Accounting.

- Project Cash Flow.

- Company Cash Flow.

- Direct Labor Costing.

- Overhead Rate Costing.

- Cara lain seperti : insentif, finalty, dan bagi hasil

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 52: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

34

  Universitas Indonesia  

Aspek yang sangat penting dari pengontrolan biaya proyek adalah

memahami defenisi dari pengontrolan biaya. Dibawah ini merupakan hal- hal

yang diharapkan dari pengontrolan biaya [54] (Bill G T) :

- Sistim yang bisa menampilkan pemasukan dan pengeluaran setiap

satu produk selesai dilaksanakan.

- Mudah diakses untuk proyek yang sedang berjalan dan mudah

dianalisa status proyeknya setiap saat.

- Mudah membandingkan antara progress proyek dengan besarnya

pengeluaran.

- Meminimalkan pembengkakan biaya dengan mendeteksi sedini

mungkin dan mengarahkannya kembali.

Beberapa proyek mengalami kinerja yang tidak baik karena tidak tanggap

pada risiko dan kurang adanya tanggung jawab dalam mengambil keputusan.

Beberapa faktor yang menyebabkan suatu proyek overrun antara lain [55] (Dr.

Janaka R, 2010) :

- Kurang realistis pada saat estimasi biaya.

- Lama dan besarnya biaya dibawah estimasi.

- Contingensi terlalu rendah.

- Perubahan project specification dan design yang tidak

diperhitungkan pada biaya.

- Perbedaan nilai mata uang terabaikan.

- Perubahan quantity dan harga tidak dievaluasi.

- Tidak mempertimbangkan risiko lingkungan.

- Alokasi biaya untuk safety dan kebutuhan lingkungan terlalu rendah.

- Estimasi yang rendah pada inovasi teknologi yang berisiko tinggi.

Penelitian lain mengungkapkan beberapa faktor penyebab terjadinya

overruns biaya proyek antara lain [56] (Indriani Santoso) :

- Data dan informasi proyek yang kurang lengkap.

- Manajer proyek yang tidak kompeten.

- Kenaikan harga material.

- Kualitas tenaga kerja yang buruk.

- Tingginya harga sewa peralatan.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 53: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

35

  Universitas Indonesia  

- Cara pembayaran yang tidak tepat waktu.

- Selalu terjadi penundaan pekerjaan.

- Adanya kebijakan keuangan dari pemerintah.

Secara garis besar biaya suatu proyek dibagi menjadi dua bagian besar

yaitu [57] (Ir. Asiyanto, 2005) :

- Biaya langsung : seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik

proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan

diproyek dan biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang

diperlukan oleh proyek tersebut.

- Biaya tidak langsung : seluruh biaya yang terkait secara tidak

langsung, yang dibebankan pada proyek. Biaya ini biasanya terjadi

diluar proyek seperti pemasaran, biaya overhead dikantor pusat,

jumlahnya relatif sama tiap bulannya.

2.4.2 Cost Estimating

Estimasi biaya melakukan penaksiran terhadap biaya yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan proyek, menggunakan prediksi berdasarkan informasi yang

ada saat itu. Biaya jual beli dan risiko juga harus dipertimbangkan seperti

pengadaan sendiri atau beli, beli atau sewa, berbagi sumber daya untuk

mengoptimalkan biaya proyek [58] (PMBOK, 2008).

Faktor yang mempengaruhi keakuratan dalam menyiapkan estimasi biaya

konstruksi seperti di bawah ini dan proses pembuatan estimasi sering diulang bila

mendapat angka yang kurang diinginkan, prosesnya merupakan suatu siklus yang

dapat ditunjukkan pada gambar 2.9 [59] (Ir. Asiyanto, 2005) :

- Jadwal konstruksi dan Metode kerja konstruksi.

- Dasar produktivitas tenaga kerja dan Metode estimasi.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 54: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

36

  Universitas Indonesia  

Gambar 2.9 Siklus Estimasi Biaya Menurut Asiyanto Sumber : Asiyanto, 2005

2.4.3 Menentukan Anggaran Proyek

Cost Budgeting adalah mengumpulkan estimasi tiap kegiatan atau paket

pekerjaan untuk menentukan total biaya yang akan dijadikan acuan anggaran

proyek [60] (PMBOK, 2008).

Estimasi biaya dan penentuan anggaran saling berkaitan, estimasi yang

jelek dapat menghasilkan anggaran yang tidak realistik, akibatnya dapat

kehilangan kontrol dan menjadi persoalan bagi keuangan. Perbedaan antara

estimasi biaya dengan anggaran adalah [61] (Ir. Asiyanto, 2005) :

- Estimasi biaya : diperlukan untuk menetapkan harga jual, diperlukan

untuk penyajian pihak luar perusahaan, formatnya sesuai dengan

permintaan pemilik proyek.

- Anggaran : diperlukan untuk menetapkan biaya produksi atau biaya

pelaksanaan, sebagai pedoman pembelanjaan dalam pelaksanaan

proyek, untuk keperluan sendir, formatnya lebih cenderung satu

macam.

2.4.4 Mengontrol Biaya

Mengontrol biaya yang dimaksud disini adalah memonitor status proyek

untuk mengetahui status budget proyek dan mengontrol jika ada perubahan

terhadap rencana biaya semula. Hal hal yang perlu diperhatikan pada

pengontrolan biaya proyek adalah [62] (PMBOK, 2008) :

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 55: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

37

  Universitas Indonesia  

- Memonitor kinerja biaya untuk mendeteksi dan mengerti faktor –

faktor yang menyebabkan prubahan pada cost baseline.

- Mencatat semua perubahan yang bertentangan dengan cost baseline

secara akurat.

- Melakukan pencegahan terhadap perubahan yang salah.

- Menginformasikan para stakeholder untuk menyetujui perubahan.

- Memastikan cost overruns yang diharapkan tidak melebihi batasan.

Ada beberapa metode pengontrolan biaya yang sering dipakai antara lain

: earn value management, forecasting, to-complete performance index,

performance reviews, variance analysis, project management software. [63]

(PMBOK, 2008).

2.5 MANAJEMEN RISIKO

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai konsep manajemen risiko,

mulai dari pengertian risiko, bagian – bagian risiko dan tinjauan penelitian lain

mengenai risiko dalam satu proyek.

2.5.1 General

Manajemen risiko adalah suatu proses dalam melakukan perencanaan

risiko, identifikasi, analisa, respon, monitoring dan kontrol risiko pada satu

proyek. Adapun definisi lain adalah risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu

yang berdampak negatif terhadap sasaran, diukur dengan melihat konsekuensi

yang mungkin terjadi dan besarnya probabilitas dari risiko tersebut. Sehingga

risiko merupakan fungsi dari probabilitas atau kemungkinan terjadinya dan akibat

dari tidak dapat dicapainnya tujuan proyek atau dinyatakan dengan model

matematik : Risiko = Probabilitas x Akibat. [64] (Risk Management Standards

Australia, AS/NZS 4360:1999).

Gambaran manajemen risiko suatu proyek digambarkan pada gambar

2.10 secara garis besar manajemen risko mencakup [65] (PMBOK, 2008):

- Manajemen perencanaan risiko : memutuskan bagaimana melakukan

pendekatan terhadap perencanaan dan pelaksanaan aktifitas dari

manajemen risiko untuk proyek yg dilaksanakan.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 56: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

38

  Universitas Indonesia  

- Melakukan identifikasi risiko : memastikan risiko mana saja yang

mungkin terjadi atau memberikan dampak terhadap proyek dan

mendokumentasikan karakteristik risiko – risiko tersebut.

- Melakukan analisa risiko qualitatif dan kuantitatif : memprioritaskan

risk untuk dianalisa lebih lanjut atau melakukan penilaian dan

menggabungkan kemungkinan – kemungkinan yang terjadi dan

berdampak .

- Melakukan respon terhadap risiko : mengembangkan pilihan dan

tindakan untuk meningkatkan kesempatan dan mengurangi ancaman

terhadap tujuan proyek.

- Melakukan pengontrolan dan monitor risiko : urutan identifikasi

risiko, mengawasi risiko yang tersisa, mengidentifikasi risiko baru,

pelaksanaan rencana respon terhadap risiko dan evaluasi seluruh

efektifitasnya dalam proyek secara keseluruhan.

2.5.2 Manajemen Perencanaan Risiko

Perencanaan manajemen risiko adalah proses untuk menentukan

pendekatan dan kegiatan – kegiatan menajemen risiko yang akan dilakukan.

Proses perencanaan manajemen risiko penting untuk menentukan tingkatan, jenis

dan kelayakan dari risiko yang dikaji, pengaruh proyek bagi

organisasi/perusahaan terhadap sumber daya dan waktu, dan untuk menentukan

acuan yang disepakati untuk mengevaluasi risiko. Proses perencanaan manajemen

risiko seharusnya dilakukan seawal mungkin selama perencanaan proyek.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 57: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

39

  Universitas Indonesia  

Gambar 2.10 Diagram Manajemen Risiko Sumber : PMBOK, 2008

2.5.3 Melakukan Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dilakukan untuk menentukan risiko – risiko yang

mungkin mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristiknya.

Identifikasi risiko merupakan proses yang berulang karena risiko baru mungkin

diketahui sejalan dengan progress proyek.

- Iterasi pertama dapat dilakukan oleh sebagian dari tim proyek atau

tim manajemen risiko.

- Iterasi kedua dapat dilakukan oleh tim proyek dan stakeholder

utama.

- Untuk menghindari analisis yang bias, orang – orang yang tidak

terlibat dalam proyek dapat dilibatkan pada iterasi terakhir

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 58: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

40

  Universitas Indonesia  

2.5.4 Melakukan Analisa Risiko Kualitatif dan Kuantitatif

Analisis kualitatif menggunakan bentuk kata atau skala deskriptif untuk

menerangkan besaran potensi konsekuensi dan kemungkinan terjadinya

konsekuensi tersebut. Skala – skala ini bisa diadaptasikan atau disesuaikan agar

cocok dengan situasi yang ada, dan deskrisi yang berbeda – beda bisa digunakan

untuk risiko – risiko yang berbeda – beda. Analisa qualitative yang digunakan

adalah :

- Sebagai suatu aktifitas penyaringan awal untuk mengidentifikasi

risiko – risiko yang membutuhkan analisis yang lebih rinci.

- Dimana level risiko tidak menjustifikasi (membenarkan) waktu dan

upaya yang dibutuhkan untuk melakukan suatu analisis yang lebih

lengkap

- Dimana data numeris tidak memadai untuk dilakukann ya suatu

analisis kuantitatif.

Analisis risiko kuantitatif dilakuakan pada risiko yang diprioritaskan.

Analisis risiko kuantitatif merupakan dampak dari kejadian risiko dan

memberikan penilaian numerik pada risiko tersebut. Analisis risiko kuantitatif

merupakan pendekatan kuantitatif untuk membuat keputusan dengan adanya

ketidakpastian. Dalam beberapa kasus, analisa kuantitatif mungkin tidak

diperlukan untuk menyusun respons yang efektif terhadap risiko.

2.5.5 Melakukan Respon Terhadap Risiko

Fokus pada item yang berisiko tinggi setelah melalui kualitatif dan

kuantitatif analisis. Mengidentifikasi dan menempatkan pihak tertentu untuk

menangani tiap risiko. Strategi yang digunakan pada risk monitoring and control

adalah :

- Avoidance : menghindari risiko dengan mengganti rencana proyek.

- Transference : pemindahan risiko kepada pihak lain yang dianggap

mampu mengambil langkah – langkah dan mengurangi risiko.

- Mitigation : mencoba mereduksi kemungkinan dan dampak dari

setiap risiko yang masih masuk akal, butuh biaya dan waktu tetapi

masih menjadi pilihan yang lebih baik dibanding tidak mengurangi

sama sekali.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 59: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

41

  Universitas Indonesia  

- Acceptance : manajer proyek dan tim memutuskan untuk menerima

risiko yang pasti dan mengidentifikasi setiap strategi untuk

menyelesaikan risiko.

2.5.6 Melakukan Pengontrolan dan Monitoring Risiko

Mengontrol dan memonitor risiko adalah berfungsi untuk tetap

mengidentifikasi risiko yang ada, risiko yang masih sisa dan kemungkinan risiko

yang baru, memastikan pelaksaaan respon pada risiko berjalan secara efektif.

Yang termasuk dalam risk monitoring dan control adalah :

- Memilih alternatif strategi lain untuk respon risiko.

- Mengimplementasikan rencana kontigensi.

- Menentukan tindakan koreksi.

- Merencanakan ulang proyek.

2.5.7 Metode dan Cara dalam Manajemen Risiko

Ada banyak cara dan alat untuk menganalisa risiko dan membuat

keputusan untuk hal yang tidak pasti mulai dari cara yang simpel sampai dengan

bantuan komputer. Manajemen risiko adalah salah satu aspek dalam ilmu

manajemen dan ada dua cara yang umum dipergunakan yaitu deterministic dan

probabilistic/stochastic. Asumsi untuk deterministic adalah nilai variabel sudah

pasti, sedangkan stokastik adalah faktor ketidakpastian yang tidak dapat

diprediksi, biasanya berlaku pada dunia konstruksi. Beberapa teknik mengambil

keputusan yang biasa dipakai pada manajemen risiko antara lain [66] (Roger

Planagan, 1993) :

- The risk premium..

- Risk adjsuted discount rate.

- Subjective probabilitas.

- Decision Analysis.

- Sensitivity Analysis.

Teknik analisa risiko sudah lama dikenal sebagai alat dalam membantu

mengambil keputusan untuk hal hal yang tidak pasti. Digunakan sangat terbatas

karena mahal, susah mengoperasikan dan butuh syarat tertentu dalam aplikasi

komputer. Tetapi perkembangan dunia komputer menjadi sangat memungkinkan

teknik dapat dioperasikan oleh banyak pihak. Salah satu tools yang terbaru adalah

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 60: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

42

  Universitas Indonesia  

“@risk, suatu tool analisa risiko yang berbasis excel. Dengan @risk dan excel

semua jenis risiko dapat diolah dalam bentuk pemodelan mulai dari bisnis

pengetahuan dan rekayasa [67] (Palisade, 2005).

Suatu proyek berskala besar harus mempunya framework yang

terintegrasi untuk mengelola risiko yang ada. Bagan kerja pengelolaan risiko

proyek yang konvensional cenderung menekankan risiko pada bisnis dan sering

kali mengabaikan risiko operasionalnya. Proyek sering kali gagal diakibatkan

karena rasiko operasional seperti : project leadership, contractor dan supplier

yang tidak kompeten, kerumitan dari sisi teknikal. Analytic Hierarchy Process

(AHP) salah satu alat yang sangat membantu untuk membuat keputusan yang

dinamis selama proyek berjalan. AHP dapat menghasilkan mekanisme monitoring

dan control yang efektif untuk semua stakeholder [68] (Dr. Prasanta Dey, 2009).

Analisa dan evaluasi risiko pada proyek konstruksi dengan menggunakan

Analytic Hierarchy Process juga sudah diterapkan lewat penelitian pada salah

satu proyek di canada. Penggunaan AHP pada konststruksi juga sangat luas,

sebuah metode estimasi risiko yang menggabungkan metode kualitatif dan

kuantitatif [69] (HU Xingfu, 2009).

Pengelolaan risiko dalam proyek juga tidak terbatas pada salah satu alat,

sebagian besar manager proyek dikorea dalam mengambil keputusan masih

menggunakan intuisi, pertimbangan dan belajar dari pengalaman sebelumnya

dibandingkan dengan menggunakan suatu sistim yang sudah formal dalam

mengelola risiko. Menurut hasil penelitian penulis bahwa hal ini terjadi karena

kurang familiar dengan konsep dan methode risiko [70] (Soon Kim,et all, 2000).

Risiko keterlambatan dalam proyek merupakan topik penelitian yang

banyak dalam area manajemen risiko. Analisa risiko sebagian besar menggunakan

metode PERT atau CPM, disamping itu monte carlo simulation juga menjadi

salah satu metode yang digunakan untuk melakukan analisa risiko proyek [71]

(Dr. Prasanta K Dey, 2001).

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 61: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

43

  Universitas Indonesia  

2.6 SENSITIVITAS ANALISA RESIKO

2.6.1 General

Penentuan tingkat probabilitas faktor risiko,sifatnya sangat subyektif dan

sulit diukur secara pasti, tetapi hal tersebut penting untuk dilakukan. Oleh karena

itu ada beberapa teknik untuk menentukan tingkat probabilitas antara lain [72] (

Ir. Asiyanto, 2009) :

- Brainstorming

- Sensitivity Analysis

- Probability Analysis

- Delphi Method

- Monte Carlo

- Decision Tree Analysis

- Utility Teori

- Decision Teory

Saat kita ingin mengolah data untuk keperluan forecast, mengembangkan

strategi dan membuat keputusan maka pasti kita akan mempertimbangkan dengan

analisa risiko. Dari beberapa alternatif tools yang ada untuk analisa risiko

software @risk 4.5 salah satu pilihan dimana @risk 4.5 mempunya kemampuan

untuk pemodelan tingkat tinggi dan berbasis excel [73] (Palisade, 2005).

2.6.2 @Risk Sebagai Alat Analisa Risiko [74] (Palisade, 2005)

Langkah pertama untuk menganalisa risiko dan pemodelan adalah

memahami risiko yang signifikan dan akan kebutuhannya. Beberapa contoh

dibawah ini membantu kita untuk memahami risiko yang signifikan:

- Risiko untuk pemasaran dan pengembangan produk yang baru :

apakah R&D sudah paham masalah tekniknya, apakah pesaing lain

akan memasuki pasar.

- Risiko untuk analisa dan manajemen aset: apakah manajemen baru

akan berdampak pada harga pasar.

- Risiko perencanaan dan manajemen operasi : apakah perlu stok

tertentu untuk kebutuhan pasar yang belum terprediksi.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 62: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

44

  Universitas Indonesia  

- Risiko untuk perencanaan dan konstruksi : apakah perlu forecast

untuk biaya material dan pekerja, apakah mogoknya karyawan

berdampak pada jadwal proyek.

- Risiko investasi dan risiko kebijakan.

Analisa risiko dengan @risk 4.5 adalah metode kuantitatif untuk

menentukan hasil dari suatu peluang yang terdistribusi. Secara umum teknik

analisa risiko @risk 4.5 ada empat langkah yaitu :

- Tentukan Model : menentukan permasalahan dalam worksheet excel.

- Identifikasi faktor ketidakpastian : variable dalam worksheet axcel,

tentukan variable yang tidak pasti untuk dianalisa.

- Lakukan simulasi untuk menganalisa model : untuk menentukan

range dan kemungkinan yang mungkin terjadi terhadap variable

worksheet.

- Buat keputusan : berdasarkan hasil dan beberapa pilihan.

2.6.2.1 Menentukan Model @Risk 4.5

@risk 4.5 dan excel akan sangat membantu untuk membentuk pemodelan

yang logis dan komplit dari setiap permasalahan yang ada dan kelebihan dari

@risk 4.5 adalah kita bekerja dengan excel yang sudah familiar dalam kehidupan

sehari hari.

Variabel sebagai masukan menjadi salah satu elemen dasar excel yang

perlu ditentukan untuk dianalisa, sebagai contoh jika pemodelan yang kita

inginkan adalah simulasi keuangan maka yang menjadi variabel pemodelan

adalah sesuatu tentang penjualan, biaya, pendapatan, keuntungan. Dalam

penelitian ini pemodelan yang akan dilakukan adalah analisa biaya yang

berdampak pada waktu, maka variabel yang akan dianalisa bisa berupa harga

satuan, detail harga dan jumlah.

2.6.2.2 Menganalisa Pemodelan dengan Simulasi

Simulasi dengan @risk 4.5 kadang disebut sebagai simulasi montecarlo.

Simulasi @risk 4.5 menggunakan metode distribusi hasil akhir yang dilakukan

komputer secara berulang ulang sampai didapatkan kombinasi nilai variabel yang

paling optimal.

Dalam @risk 4.5 simulasi menggunakan dua cara yang berbeda yaitu :

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 63: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

45

  Universitas Indonesia  

- Dengan memilih variabel nilai yang sudah ditentukan pada

worksheet excel.

- Melakukan kalkulasi ulang dengan nilai yang baru.

Ada dua cara pendekatan untuk analisa risiko dengan menggunakan

@risk 4.5 dimana kedua duanya baik yang bertujuan untuk mendapatkan peluang

distribusi yang mungkin terjadi untuk setiap variabel yang tidak pasti. Cara

pertama yaitu mendeskripsikan pemodelan yang kita inginkan dan @risk 4.5 akan

melakukan analisa yang cepat dengan fitur yang ada didalamnya, sangat efektif

untuk analisa data yang berjumlah besar. Sedangkan pendekatan kedua adalah

pendekatan analisis yaitu setiap variabel yang ingin kita analisa dibentuk dalam

persamaan matematika, hal ini kurang praktis untuk beberapa pengguna

komputer, cenderung sulit dan tingkat kerumitan yang tinggi.

2.6.2.3 Membuat Keputusan : Interprasi Hasil

Hasil analisa @risk 4.5 berupa tabel tabel distribusi kemungkinan,

sehingga sipengambil keputusan harus menginterpretaskan hasil analisa sebelum

mengambil keputusan.

Beberapa cara untuk menginterpretasikan hasil analisa yaitu :

- Interpretasi dengan cara tradisional : Sebagian besar pengambil

keputusan membandingkan hasil yang didapat terhadap satu standar

atau nilai minimum yang menjadi acuan. Jika hasilnya paling bagus

maka otomatis akan menggunakannya sebagai hasil tetapi banyak

pengambil keputusan tidak memahami bahwa hasil keputusan tidak

berdampak pada ketidakpastian.

- Interpretasi dengan @risk 4.5 analisis : hasil analisa @risk 4.5

memberikan gambaran penuh bagi sipengambil keputusan,

pengembangan yang luar biasa dalam melakukan pendekatan

terhadap keadaan terburuk, yang diharapkan dan keadaan yang

terbaik.

Gambar 2.11 menggambarkan beberapa contoh distribusi probabilitas

kejadian

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 64: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

46

  Universitas Indonesia  

Gambar 2.11 Beberapa Grafik Distribusi Probabilitas Risiko Sumber : Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade Coorporation, 2005

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 65: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

47

  Universitas Indonesia  

2.7 KERANGKA PENELITIAN

Kerangka penelitian akan dijelaskan seperti diagram gambar 2.12

`

Gambar 2.12 Kerangka Berpikir Penelitian Sumber : Olahan Sendiri

Proyek X mengalami keterlambatan secara berulang.

Dari hasil analisa deduktif maka penyebab keterlambatan proyek adalah pekerjaan piping.

PERMASALAHAN

Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?

Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?”

RUMUSAN PERMASALAHAN

Laporan Proyek

Buku dan jurnal jurnal ilmiah yang mencakup : Manajeman Scope, Manajemen waktu, manajemen biaya, manajemen risiko, analisa sensitivitas

TINJAUAN PUSTAKA

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus keterlambatan proyek, kajian literatur yang barkaitan dengan penelitian, analisa lanjut dari penelitian sebelumnya, survey lanjutan, analisa dan simulasi

Mengacu pada penelitian sebelumnya untuk mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping

Mencari dampak & penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping dan mendapatkan tindakan preventif dan korektif. Analisa kualitatif dan kuantitatif

Melakukan simulasi untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari tindakan preventif dan korektif

METODE PENELITIAN

Hasil Analisa dan Rekomendasi

Untuk menghasilkan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat harus terlebih dahulu mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping.

Simulasi beberapa rekomendasi tindakan perbaikan (mitigasi) dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5 akan mempermudah kita untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada pada keterlambatan pekerjaan piping.

HIPOTESA

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 66: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

48

  Universitas Indonesia  

2.8 HIPOTESIS PENELITIAN

Dari hasil perumusan kerangka berpikir dan landasan teori maka

didapatkan hipotesa seperti dibawah ini :

1. Untuk menghasilkan rekomendasi tindakan perbaikan yang tepat

harus terlebih dahulu mendapatkan faktor risiko dominan yang

berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping.

2. Simulasi beberapa rekomendasi tindakan perbaikan (mitigasi)

dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5 akan

mempermudah kita untuk mendapatkan biaya mitigasi yang optimal

dari faktor risiko dominan yang berpengaruh pada pada

keterlambatan pekerjaan piping.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 67: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

49 Universitas Indonesia 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan

dalam penulisan tesis, instrument penelitian dan langkah – langkah penelitian

mulai dari persiapan sampai dengan penyajian dan pengolahan data. Penelitian

dilakukan untuk optimasi biaya mitigasi faktor risiko dominan yang berpengaruh

pada kinerja waktu. Pada bab ini akan diuraikan mengenai tahapan penelitian

yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan yang terdiri dari kerangka

pemikiran, pertanyaan penelitian, strategi penelitian, proses penelitian, variabel –

variabel penelitian, instrument penelitian, proses pengumpulan dan analisa data.

3.2 Kerangka Pemikiran

Dari pembahasan teori – teori pada bab 2 maka dapat disusun kerangka

pemikiran sebagai berikut : sasaran dari setiap proyek adalah tepat waktu, sesuai

anggaran, sesuai dengan mutu dan memuaskan pelanggan. Mengingat setiap

proyek mempunyai risiko maka pengontrolan dan pengendalian proyek

merupakan hal yang mutlak dalam mencapai sasaran proyek. Sehingga ketika

terjadi penyimpangan maka sebaiknya melakukan mitigasi sedini mungkin dan

usaha yang dilakukan untuk mitigasi harus memperhitungkan biaya yang optimal.

Sebelum melakukan mitigasi terlebih dahulu kita harus memahami faktor

- faktor risiko apa saja yang berpengaruh pada kinerja yang diukur dan harus

dapat menentukan mana faktor risiko dominan dan yang tidak dominan. Dalam

melakukan mitigasi kita fokus pada faktor risiko dominan saja sehingga tindakan

perbaikan menjadi tepat guna dan biaya yang digunakan benar – benar biaya yang

optimal. Sehingga dalam penyusunan karya tulis ini, sangat perlu untuk

mengatahui tahapan – tahapan yang penting dalam melakukan tindakan perbaikan

dengan biaya yang optimal.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 68: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

50  

    Universitas Indonesia  

3.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka pertanyaan dalam

penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditentukan pada bab 1

yaitu :

- Faktor risiko dominan apa saja yang berpengaruh pada keterlambatan

pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping?

- Bagaimana mendapatkan biaya mitigasi yang optimal dari faktor risiko

dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap

konstruksi terutama pada pekerjaan piping?

Untuk menjawab Research Question pertama, penelitian ini mengacu

pada hasil penelitian sebelumnya yaitu untuk mendapatkan faktor risiko dominan

yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada

pekerjaan piping. Tahapan penelitian sebelumnya akan dijelaskan secara umum

pada penelitian ini.

Untuk menjawab Research Question kedua, maka terlebih dahulu

mendetailkan dampak dan penyebab faktor risiko dominan lewat survey lanjutan

dalam bentuk wawancara kepada beberapa tim proyek yang berhubungan dengan

pekerjaan piping dan kajian dari laporan kemajuan proyek. Selanjutnya hasil

survey lanjutan ditabulasikan menjadi kuesioner pendahuluan untuk divalidasi

kepada pakar proyek. Hasil validasi kuesioner pendahuluan selanjutnya dilakukan

analisa deskriptif untuk mendapatkan nilai modus, dan variabel penyebab

dominan yang didapat adalah variabel yang memiliki nilai modus dengan angka

satu. Selanjutnya variabel penyebab dominan dikembalikan kepada pakar proyek

untuk mendapatkan tindakan preventif dan korektif. Semua variabel tindakan

preventif dan korektif yang sudah didapatkan dari pakar diolah menjadi kuesioner

utama untuk disebar kepada responden untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok tentang mana tindakan preventif dan korektif

yang paling berdampak pada biaya. Langkah selanjutnya melakukan analisa biaya

untuk tindakan preventif dan korektif dan simulasi dengan menggunakan program

analisa risiko @risk 4.5.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 69: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

51  

    Universitas Indonesia  

3.4 Strategi Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai, maka diperlukan strategi penelitian yang tepat. Ada beberapa jenis

strategi penelitian antara lain : eksperimen, survey, analisa, historis dan studi

kasus. Masing masing strategi diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian

tertentu. Strategi penelitian perlu mempertimbangkan 3 (tiga) hal, yaitu jenis

pertanyaan yang digunakan, kendali terhadap peristiwa yang diteliti dan fokus

terhadap peristiwa yang sedang berjalan atau baru diselesaikan [75] (Yin, R. K,.

(1994)). Menurut Robet K Yin, ada beberapa strategi penelitian sesuai dengan

perumusan masalah yang ada, seperti tabel 3.1

Strategi

Bentuk Pertanyaan Penelitian Kontrol dari penel

iti dengan tindakan dari penelitian yang aktual

Tingkat fokus dari kesamaan penelitian yang

lalu

Eksperimen Bagaimana, Mengapa Ya Ya

Survey Siapa, Apa, Dimana, berapa banyak Tidak Ya

Analisis Siapa, Apa, Dimana, berapa banyak Tidak Tidak

Historis Bagaimana, Mengapa Tidak Tidak

Studi Kasus Bagaimana, Mengapa Tidak Ya

Tabel 3.1 Strategi Penelitian Sumber : Robet K Yin, “Studi Kasus Desain dan Metode”

Mengacu pada tabel di atas maka strategi penelitian yang cocok adalah

menggunakan strategi studi kasus dan analisis keterlambatan pekerjaan piping

proyek X pada PT Y.

3.5 Proses Penelitian

Proses atau tahapan dalam penelitian ini mengacu pada alur penelitan

seperti pada gambar 3.1.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 70: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

52  

    Universitas Indonesia  

Gambar 3.1 Proses dan Tahapan Penelitian Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Studi Literatur & Mengumpulkan Data Sekunder

MULAI

Menentukan Variabel

Penelitian (Studi Literartur)

Validasi, Klarifikasi dan

Verifikasi Pakar

Kuesioner

Pengumpulan dan Tabulasi Data

Uji Validitas dan Realibilitas

Uji Normalitas

Pengolahan Data Dengan AHP

Didapatkan Faktor Risiko

Dominan

Mendetailkan Dampak & Penyebab Faktor Risiko

Dominan Sebagai Kuesioner Pendahuluan

Validasi Variabel Dampak & Penyebab Faktor Risiko

Dominan Pada Pakar

Mendapatkan Tindakan Preventif dan Korektif dari

Pakar Untuk Setiap Dampak & Penyebab

Tindakan Preventif & Korektif Selanjutnya Diolah Menjadi Kuesioner Utama

Untuk Disebar Kepada Responden Proyek X

Analisa Biaya dan Simulasi Tindakan Preventif &

Korektif Dengan Menggunakan Software

Analisa Risiko @Risk 4.5

Analisa dan Kesimpulan

Selesai

Mengolah Hasil Kuesioner Yang Diisi Oleh Responden Proyek X dan Menentukan

Tindakan Preventif & Korektif Yang Paling

Berdampak Pada Biaya (analisa deskriptif)

Uji Komparatif

Analisa Deskriptif

Korelasi Non Parametris

Analisa Deskriptif Hasil Validasi Pakar

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 71: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

53  

    Universitas Indonesia  

Secara garis besar tahapan penelitian ini adalah tahap identifikasi, survey

lanjutan, validasi pakar, kuesioner, analisa kuesioner, analisa biaya, simulasi dan

kesimpulan.

1. Tahap Identifikasi

Tahap ini dimulai dengan merumuskan masalah dari latar

belakang yang telah dikemukakan, selanjutnya ditentukan topik

penelitian yang akan dibahas. Kemudian melakukan studi literatur

mengenai topik yang telah ditetapkan. Lalu dilakukan penyusunan

referensi-referensi yang berkaitan dengan topik tersebut. Tahap

selanjutnya adalah mengemukakan hipotesis serta menyusun alur

mengenai metode yang akan digunakan pada penelitian ini.

2. Data Primer dari Penelitian Sebelumnya

Mengacu pada hasil penelitian sebelumnya yaitu mendapatkan

faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan

pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping.

3. Survey Lanjutan

Melakukan survey lanjutan dalam bentuk wawancara kepada

beberapa tim proyek yang terlibat dengan pekerjaan piping dan

survey lewat laporan kemajuan proyek untuk mendapatkan dampak

dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh

pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada

pekerjaan piping. Hasil survey ini menjadi kuesioner pendahuluan

dan detail proses survey lanjutan akan dijelaskan pada sub bab

pengolahan dan analisa data.

4. Validasi Pakar

Hasil survey selanjutnya ditabulasikan untuk divalidasi ke pakar

proyek untuk memastikan variabel dampak dan penyebab yang

paling berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi

terutama pada pekerjaan piping. Hasil validasi pakar selanjutnya

dilakukan analisa deskriptif untuk menentukan mana variabel

penyebab yang dominan, dengan mengacu kepada nilai modus yang

bernilai satu. Selanjutnya variabel penyebab yang mempunyai nilai

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 72: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

54  

    Universitas Indonesia  

modus sama dengan satu diserahkan kepada pakar untuk

menentukan tindakan preventif dan korektif. Hasil tindakan preventif

dan korektif selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama yang akan

disebar kepada responden Proyek X untuk menilai mana tindakan

preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya.

5. Tahap Analisis, Simulasi dan Kesimpulan

Selanjutnya kuesioner utama yang sudah diisi oleh reponden

Proyek X diolah untuk mendapatkan tindakan preventif dan korektif

yang paling berdampak pada biaya, yang terlebih dahulu dilakukan

analisa deskriptif untuk mendapatkan variabel – variabel tindakan

preventif dan korektif yang palilng berdampak pada biaya.

Selanjutnya melakukan analisa biaya untuk tindakan preventif dan

korektif, melakukan simulasi dengan bantuan program analisa risiko

@risk 4.5 untuk mendapatkan berapa biaya yang optimal untuk

tindakan preventif dan korektif. Memberikan kesimpulan dan saran –

saran sesuai dengan hasil penelitian.

3.6. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini diperlukan pengukuran terhadap variabel - variabel

baik variabel bebas maupun variabel terikat. Secara teoritis, variable didefinisikan

sebagai atribut seseorang atau subyek yang mempunyai variasi antara satu orang

dengan orang yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain [76] (Prof. Dr.

Sugiyono, 2010).

Jadi dinamakan variabel karena ada variasinya (masing-masing dapat

berbeda). Contoh: tinggi badan, berat badan, motivasi, sikap, perilaku, kualitas,

harga, promosi, dan lain-lain. Jadi variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya.

Macam-macam variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor. Dalam

bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 73: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

55  

    Universitas Indonesia  

bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen

Disebut variabel output, variabel tergantung adalah variabel

yang memberikan reaksi / respon jika dihubungkan dengan variabel

bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang faktornya diamati

dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh

variabel bebas. Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat,

karena adanya variabel bebas.

3. Variabel Moderator

Adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti

untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap

hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel tergantung.

Variabel moderat merupakan variabel yang faktornya diukur,

dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah

variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan

variabel tergantung. Merupakan variabel yang mepengaruhi

(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel

independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai

variabel independen kedua.

4. Variabel Intervening (Antara)

Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel

independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau

memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur.

5. Variabel Kontrol

Dalam penelitian peneliti selalu berusaha menghilangkan atau

menetralkan pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara

variabel bebas dan variabel tergantung. Suatu variabel yang

pengaruhnya akan dihilangkan disebut variabel kontrol. Variabel

kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol oleh

peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikontrol

varibel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 74: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

56  

    Universitas Indonesia  

Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi

oleh faktor luar yang tidak diteliti.

Variabel penelitian biasanya disimbolkan dengan Y dan X. Apabila

variabel Y disebabkan oleh variabel X, maka Y merupakan variabel terikat

sedangkan X merupakan variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel yang

digunakan adalah variabel bebas dan terikat, dimana variabel terikat (Y) adalah

besarnya biaya yang optimal untuk tindakan preventif dan korektif dan variabel

bebas (X) adalah rekomendasi – rekomendasi yang berdampak pada biaya. Y =

f(X)

Dimana :

Y = Kinerja Waktu Yang Berdampak Pada Biaya

X = Faktor Risiko Dominan

Variabel awal untuk penelitian ini seperti tabel 3.2

Tabel 3.2 Variabel awal Penelitian

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 75: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

57  

    Universitas Indonesia  

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 76: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

58  

    Universitas Indonesia  

Variabel yang mengacu pada literatur, selanjutnya divalidasi sama pakar

yang berpengalaman dibidang proyek EPC (engineering, procurement,

construction) sehingga didapatkan variabel yang selanjutnya diolah menjadi

kuesioner yang akan disebar keresponden, seperti tabel 3.3 [77] (Ferian Fadhin,

2010).

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 77: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

59  

    Universitas Indonesia  

Material  Material disini adalah material yang dibutuhkan dalam pekerjaan piping 1  Terjadi kehilangan material dalam pelaksanaan pekerjaan karena rendahnya 

pengawasan di gudang/tempat penyimpanan 2  Terjadi  kerusakan material dalam pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan 

dalam proses pemindahan material 3  Terjadi kerusakan material dalam pelaksanaan pekerjaan akibat cara 

penyimpanan yang buruk 4  Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule 

pekerjaan yang akan dilakukan akibat kesalahan perencanaan 5  Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di 

lapangan akibat kesalahan perencanaan   6  Terjadi kesalahan dalam penggunaan material akibat kecerobohan pekerja 

dalam proses pekerjaan  7  Terjadi kekurangan material akibat kesalahan pekerja dalam urutan/sequence

pemasangan pipa 8  Terjadi reject material akibat tidak sesuainya material yang diadakan dengan 

spesifikasi yang diinginkan 

Tenaga Kerja 

Seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan piping

9  Terjadi penurunan kekompakan tim kerja akibat buruk/tidak adanya komunikasi antar tenaga kerja 

10  Terjadi ketidaksesuaian kebutuhan jumlah pekerja akibat alokasi atau estimasi jumlah tenaga kerja yang tidak tepat 

11  Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah 

12  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya kelengkapan yang dibutuhkan untuk menunjang proses pekerjaan 

13  Terjadi penurunan semangat kerja akibat nilai upah tidak sesuai dengan yang diharapkan tenaga kerja 

 14  Terjadi penurunan motivasi kerja akibat tidak ada/sedikitnya nilai bonus yang didapatkan jika pekerjaan dapat selesai tepat/lebih cepat dari waktunya  

15  Terjadinya protes dalam bentuk mogok kerja atau bermalas2an dalam bekerja akibat keterlambatan dalam pembayaran upah para pekerja 

16  Terjadi kecemburuan antar tenaga kerja akibat adanya perbedaan dalam pemberian imbalan dan perhatian terhadap tiap tenaga kerja  

17  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kelelahan karena terlalu memaksakan diri dalam mengambil shift pekerjaan 

18  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat perasaan jenuh dalam melakukan pekerjaan yang berulang dalam waktu yang lama 

19  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat adanya perselisihan antar tenaga kerja 

20  Terjadi penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat adanya kecelakaan kerja di lapangan 

21  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat pekerja yang merasa tertekan akibat tuntutan pekerjaan 

22  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya/tidak dipakainya APD (Alat Pelindung Diri) yang disediakan oleh pihak proyek 

23  Terjadi penurunan efektifitas pekerjaan karena tingkat kedisiplinan tenaga kerja yang buruk 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 78: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

60  

    Universitas Indonesia  

Peralatan  Seluruh jenis peralatan yang digunakan dalam pekerjaan piping 24  Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan akibat kesalahan dalam schedule 

pengadaan  25  Terjadi penurunan efektifitas pekerjaan karena kurangnya jumlah/komposisi 

peralatan 26  Terjadi kehilangan alat – alat ringan dalam pelaksanaan pekerjaan akibat 

proses penyimpanan yang tidak baik 27  Terjadi ketidakcocokan kapasitas alat dengan pekerjaan yang dilakukan akibat 

proses perencanaan yang kurang baik 28  Terjadi kerusakan alat akibat dari alat yang bekerja terlalu berat diluar batas 

kewajaran  29  Terjadi kerusakan alat akibat rendahnya kemampuan operator/pekerja dalam 

menggunakan alat 30  Terjadi idle time (pekerjaan berhenti) karena tidak tersedianya stand by unit 

untuk menggantikan alat yang sedang diistirahatkan 31  Terjadi penurunan produktivitas pekerjaan akibat kemampuan 

operator/pekerja yang rendah dalam menggunakan alat 

Manajemen Proyek Konstruksi 

Manajemen proyek yang mempengaruhi kinerja pekerjaan piping 

32  Terjadi pemborosan waktu pekerjaan akibat pemilihan metode kerja pemipaan yang salah  

33  Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena koordinasi dan komunikasi yang kurang antara kontraktor dan subkontraktor  

34  Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian akibat kurangnya staf tenaga ahli yang berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan 

35  Terjadi pekerjaan ulang karena kesalahan pekerja akibat kurangnya koodinasi dan pemahaman pekerja dalam melaksanakan pekerjaan 

36  Terjadi pekerjaan ulang karena kesalahan pekerja akibat instruksi kerja yang kurang jelas dari pimpinan 

37  Terjadi keterlambatan penyelesaian akibat tidak ada/kurangnya inovasi dari staff engineer dalam menghadapi permasalahan di lapangan 

Perencanaan Pekerjaan 

Seluruh perencanaan dari pekerjaan piping

38  Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena kesalahan dalam penyusunan urutan pekerjaan 

39  Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena kesalahan dalam penyusunan jadwal untuk tenaga kerja 

40  Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena kesalahan desain engineering 41  Terjadi ketidaksesuaian waktu penyelesaian pekerjaan karena perencanaan 

estimasi waktu yang tidak akurat 42  Terjadi change order dari permintaan owner dan tidak ada/lambatnya 

kesepakatan antara owner dan kontraktor mengenai waktu penyelesaian (apakah diberi waktu tambahan atau tidak, jika diberi apakah waktu tambahan sesuai dengan estimasi dari pihak kontraktor) 

43  Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor 

44  Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik di dalam tim kerja sub kontraktor 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 79: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

61  

    Universitas Indonesia  

45  Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan akibat keterkaitan dengan suplier/sub kontraktor lain yang tidak berlangsung dengan baik 

46  Terjadi keterlambatan dalaam penyelesaian pekerjaan akibat kurangnya monitoring dan pengendalian oleh kontraktor terhadap sub kontraktor 

47  Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan 

48  Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan akibat terjadi permasalahan di dalam tubuh sub kontraktor (kesulitan finansial/kebangkrutan,perselisihan,dll) 

Project Site  Keadaan di lapangan yang mempengaruhi kelangsungan pekerjaan piping 49  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat penataan site layout yang 

tidak baik dan tidak mendukung proses pelaksanaan pekerjaan 50  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat overcrowding/kepadatan 

lokasi pekerjaan 51  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya kenyamanan 

kerja di lokasi proyek 52  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat kurangnya ketersediaaan 

penerangan pada saat proses pelaksanaan 53  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat minimnya jumlah atau 

jauhnya lokasi barak untuk para pekerja 54  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat minimnya atau jauhnya 

lokasi dasilitas umum (musholla, MCK) bagi para pekerja  Keadaan Lingkungan 

Keadaan lingkungan/alam di dalam maupun di sekitar lokasi proyek yang berpengaruh pada kelangsungan pekerjaan piping 

55  Terjadi penurunan produktivitas tenaga kerja akibat aksesibilitas menuju atau pun ddi dalam lokasi proyek tidak mendukung 

56  Terjadi penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat cuaca yang kurang baik dalam proses pelaksanaaan 

57  Terjadi penundaan pelaksanaaan pekerjaaan akibat timbulnya bencana alam yang mempengaruhi kelangsungan pekerjaan 

58  Terjadi penundaan pelaksanaan pekerjaan akibat adanya demonstrasi/protes warga sekitar kepada proyek yang dilaksanakan 

59  Terjadi kerusakan lingkungan, polusi udara, atau air karena proyek yang dilaksanakan dan berakibat terhambatnya proses pelaksanaan pekerjaan 

60  Terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaanakibat tuntutan budaya masyarakat sekitar 

61  Terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan karena adanya/banyaknya utilitas eksisting (pipa gas, air, listrik)yang tidak diketahui sebelumnya 

3.7 Instrumen Penelitian

Data awal dalam penelitian yang dilakukan ini mengacu pada hasil

penelitian sebelumnya yaitu menggunakan faktor risiko dominan yang

berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada

pekerjaan piping. Survey lanjutan dan kuesioner sebagai instrumen penelitian.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 80: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

62  

    Universitas Indonesia  

1. Survey Lanjutan

Dalam bentuk wawancara langsung dengan tim proyek dan juga

survey lewat laporan kemajuan proyek untuk mendetailkan dampak

dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh

pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada

pekerjaan piping. Mengingat penelitian ini adalah studi kasus maka

survey difokuskan pada tim proyek yang benar benar memahami

pekerjaan dan permasalahan pekerjaan piping. Maka yang harus

diwawancara adalah tim yang mewakili pekerjaan enginering,

procurement dan construction yaitu : Project Control Engineer,

Scheduler, Piping Engineer, Piping Designer, Piping Procurement,

Piping Construction.

2. Kuesioner Pendahuluan

Kuesioner ini merupakan hasil tabulasi dari survey lanjutan

yang menjadi kuesioner pendahuluan yang ditujukan untuk pakar

proyek dengan tujuan untuk memvalidasi variabel dampak dan

penyebab faktor risiko dominan yang berpengaruh pada

keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan

piping yang didapatkan dari hasil wawancara sebelumnya dan

laporan kemajuan proyek. Sehingga didapatkan variabel dampak dan

penyebab yang berpengaruh pada waktu penyelesaian pekerjaan

piping lewat analisa deskriptif yaitu variabel dampak dan penyebab

dengan nilai modus sama dengan nilai satu. Langkah selanjutnya

adalah pakar proyek menentukan tindakan preventif dan korektif

untuk setiap variabel dampak dan penyebab. Hasil tabulasi tindakan

preventif dan korektif yang sudah ditentukan oleh pakar proyek

selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama.

2.1 Kriteria Pakar

Kriteria pakar sebagai pihak yang melakukan validasi :

- Terlibat dalam proyek sejak awal

- Memahami proses proyek secara keseluruhan

- Memiliki pendidikan yang menunjang di bidangnya

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 81: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

63  

    Universitas Indonesia  

- Pengalaman pada proyek refinery minimal 10 tahun

Dari kriteria diatas dan mengacu pada struktur organisasi yang

ada pada proyek maka pakar yang akan memvalidasi hasil survey

adalah : Vice President, Project Manager, Lead Project Engineer,

Project Control Manager, Chief Construction Control, Senior

Scheduler, Senior Designer, Construction Manager.

2.2 Skala Penelitian

Sebagai penilaian, dalam kuesioner ini menggunakan skala

Guttman yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat

jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya Yakin – Tidak Yakin, Ya –

Tidak, Benar - Salah. Dalam penelitian ini digunakan 2 (dua) skala

nilai yang dimaksudkan agar hasil/data yang didapatkan lebih valid.

Keterangan skala penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Skala Dampak dan Penyebab Keterangan

1 Signifikan Dampak dan Penyebab sangat

berpengaruh pada kinerja waktu

0 Tidak Signifikan Dampak dan Penyebab tidak

berpengaruh pada kinerja waktu

Tabel 3.4 Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan Sumber : Olahan Data Sendiri

3. Kuesioner Utama

Setelah mendapatkan tindakan preventif dan korektif

selanjutnya diolah menjadi kuesioner utama yang akan disebar

kepada seseorang atau sekelompok untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi terhadap setiap tindakan preventif dan korektif.

3.1 Kriteria Responden

Kriteria responden yang diharapkan :

- Terlibat dalam proyek

- Memahami proses proyek secara keseluruhan

- Memiliki pendidikan yang menunjang di bidangnya

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 82: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

64  

    Universitas Indonesia  

3.2 Skala Penelitian

Sebagai penilaian, dalam kuesioner ini menggunakan skala

Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang tindakan preventif dan korektif

yang berdampak pada biaya. Dalam penelitian ini digunakan 5 (lima)

skala nilai yang dimaksudkan agar data yang didapatkan lebih valid.

Keterangan skala penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Skala Kinerja Waktu Yang Berdampak Pada Biaya

Keterangan

1 Tidak Berpengaruh Kinerja waktu tidak berdampak pada biaya

2 Kurang Berpengaruh Kinerja waktu berdampak tidak signifikan pada biaya

3 Cukup Berpengaruh Kinerja waktu berdampak cukup signifikan pada biaya

4 Berpengaruh Kinerja waktu berdampak signifikan pada biaya

5 Sangat Berpengaruh Kinerja waktu berdampak sangat signifikan pada biaya

Tabel 3.5 Skala Penilaian Kuesioner Utama Sumber : Olahan Data Sendiri

3.8 Pengumpulan dan Analisa Data

3.8.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Data

Jenis Penelitian secara umum dibagi menjadi dua, yaitu : Penelitian

Primer dan Penelitian Sekunder

1. Penelitian Primer

Penelitian primer membutuhkan data atau informasi dari

sumber pertama, dalam penelitian ini data primernya adalah faktor

risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan

tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Yang didapatkan

dari hasil penelitian sebelumnya dari hasil penelitian sebelumnya.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 83: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

65  

    Universitas Indonesia  

2. Penelitian Sekunder

Penelitian sekunder menggunakan bahan yang bukan dari

sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau

informasi untuk menjawab masalah yang diteliti. Data – data dan

informasi yang digunakan untuk mendukung penelitian ini

didapatkan dari tinjauan pustaka melalui buku, jurnal, artikel,

penelitian sebelumnya, dan media internet.

3.8.2 Teknik Pengumpulan dan Analisa Data

Tahap I

Mendapatkan faktor risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Data pada tahap pertama ini didapatkan dari hasil peneliti sebelumnya. Output penelitian sebelumnya ini menjadi inputan pada penelitian ini. Y = f(X1 + X2 + X3 + -- + Xn)

Tahap II

• Mendetailkan dampak dan penyebab terjadinya X1, X2, X3, -- , Xn dengan metode wawancara pada Project Control Engineer, Scheduler, Piping Engineer, Piping Designer, Piping Procurement, Piping Construction dan juga laporan kemajuan proyek. Hasil survey lanjutan ini menjadi kuesioner pendahuluan

• Tujuan dengan metode wawancara : untuk efisiensi waktu dan mendapatkan informasi yang akurat.

• Hasil yang diharapkan adalah sesuai dengan format tabel dibawah

No Faktor Dominan Dampak Penyebab

1 X-1 X-1.1 :............ X-1.1.1: ....................

X-1.2:............. X-1.1.2: ....................

2 X-2 X-2.1 :............ X-2.1.1: ....................

X-2.2 :............ X-2.1.2: ....................

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 84: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

66  

    Universitas Indonesia  

Tahap III

• Melakukan validasi X1-1, X1-2, X2-1, X2-2, -- , Xn-n terhadap pakar • Menggunakan kuesioner, dengan skala penilaian seperti tabel 3.3 • Tujuannya untuk mendapatkan variabel dampak dan penyebab yang utama

dalam penyelesaian pekerjaan piping • Format kuesioner pendahuluan seperti pada tabel di bawah

No Dampak Penyebab Skala Penilaian

1 0

X-1.1.1 ................. ....................

X-2.1.1 ................. .....................

--- ................. .....................

Xn-n ................. .....................

Tahap IV

• Mendapatkan tindakan preventif dan korektif untuk setiap dampak dan penyebab, didapatkan dari pakar proyek dengan analisa deskriptif

• Hasil tindakan preventif dan korektif selanjutnya diolah menjadi kuesioner yang akan disebar ke responden untuk menilai tindakan preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya

No Penyebab &

Penyebab

Tindakan

Preventif

Tindakan

Korektif

X-1.1.1 ................. .................... ....................

X-2.1.1 ................. ..................... .....................

--- ................. ..................... .....................

Xn-n ................. ..................... .....................

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 85: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

67  

    Universitas Indonesia  

3.9 Kesimpulan

Dalam penelitian ini digunakan dua metode penelitian yaitu survey

dan analisis. Metode penelitian survey digunakan untuk mendapatkan

dampak dan penyebab terjadinya faktor risiko dominan yang berpengaruh

pada keterlambatan pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan

piping, mendapatkan tindakan preventif dan korektif yang paling

berpengaruh kepada kinerja waktu dan berdampak pada biaya dan metode

analisi digunakan untuk mendapatkan biaya tindakan preventif dan

korektif yang optimal dari faktor risiko dominan yang berdampak pada

biaya penyelesaian pekerjaan piping dengan bantuan simulasi program

manajemen risiko @risk 4.5.

Tahap VI

• Olah data dan analisa kuesioner • Analisa biaya tindakan preventif dan korektif

Tahap VII

Kesimpulan dan Saran Saran

Tahap V

• Mengolah tindakan preventif dan korektif menjadi kuesioner utama • Skala penilaian menggunakan tabel 3.4 • Format kuesioner utama seperti si bawah ini

Pada Tahapan EPC – Terjadi Perisitwa

Dampak &

Penyebab Preventif Skala Penilaian Korektif Skala Penilaian

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

------------- --------------

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 86: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

68 Universitas Indonesia 

BAB 4 STUDI KASUS PROYEK X

4.1 Pendahuluan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan biaya yang optimal

dalam melakukan mitigasi faktor risiko dominan yang menyebabkan

keterlambatan pekerjaan piping pada proyek X di PT. Y. Proyek X dengan ruang

lingkup pekerjaan EPC (engineering, procument dan construction). Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dan analisa terhadap pekerjaan

piping yang merupakan salah satu disiplin pekerjaan yang mengalami

keterlambatan pada Proyek X.

4.2 Gambaran Umum EPC (Engineering, Procurement, Construction) 

EPC merupakan singkatan dari Engineering, Procurement, Construction.

Kadang-kadang juga ditambah Installation sehingga menjadi EPCI. Juga bisa

ditambah C lain menjadi EPCIC jika dimasukkan Commissioning (test unjuk

kerja). EPC adalah melakukan rekayasa (engineering) dari suatu proyek,

melakukan pembelian (procure) barang yang terkait dan kemudian membangun

(construct). Dalam pelaksanaannya perusahaan yang bergerak pada EPC

menjembatani dan mengkordinasikan seluruh bagian yang terkait dalam

pembangunan suatu proyek, mulai dari licensor, vendor, shipper bahkan sampai

operator. Proyek EPC terdiri dari tiga fase, hubungan interaksi antara ketiga fase

kegiatan dalam siklus proyek tersebut terlihat pada gambar 4.1 [78] [Radian Z.

2007]

Gambar 4.1 Hubungan EPC dalam siklus proyek Sumber : Rahdian Z, 2007

ENGINEERING 

PROCUREMENT

CONSTRUCTION

Project Life Cycle

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 87: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

69  

 Universitas Indonesia 

4.3 Gambaran Umum Proyek X

Sasaran Proyek X yang dilakukan PT. Y adalah Engineering,

Procurement, Construction, Commissioning dan Start up. Piping dalam suatu

industri adalah suatu yang unik, karena tidak hanya sebatas menentukan desain

saja, tapi kita juga harus bisa menentukan estetika untuk instalasi equipment yang

terkoneksi dengan pipa. Dari sisi engineering, maka piping tidak lepas dari

isometric drawing, dimana kaidah dalam isometric tidak hanya menjelaskan

sumbu pipanya saja tapi disertai informasi mengenai line number, spool number,

item number yang berhubungan dengan material list, weld number, dimensi pipe

spool, elevasi, posisi dan identifikasi pipe support juga beberapa hal yang

mungkin ingin ditambahkan oleh designer, seperti flow direction. Sebagian besar

tahapan pekerjaan untuk piping adalah welding yang biasanya dibagi dua bagian

besar yaitu field weld dan shop weld. Penentuan field weld maupun shop weld

berdasarkan pertimbangan mendasar yang harus dilakukan oleh designer, seperti

koneksi dengan equipment, tie-in dengan existing line dan sebagainya. Field dan

shop weld juga mempertimbangkan biaya persiapan welding yang mungkin mahal

karena harus mempersiapkan alat bantu akses contoh : scaffolding.

Sebagai tools engineering dalam mendesign piping salah satunya adalah

PDMS (Plant Design Management System), dengan program semacam PDMS

bisa langsung keluar draft requisition for inquiry untuk piping material, valve,

gasket, bolt & nuts, pipe support, dan lain-lain. Saat ini bisa dikatakan semua

perusahaan EPC besar telah menggunakan perangkat lunak yang bisa

menggambar 3D dalam merancang produknya. Ada kalanya diperlukan

penggambaran pipe routing secara 3D, kemudian memproyeksikannya dalam

pandangan isometric untuk memeriksa apakah ada clash dalam sistem

perpipaannya.

Field weld jelas lebih rumit dalam pengerjaannya dengan

mempertimbangkan aspek safety, accessibility, cost dan lebih besar

kemungkinannya terjadi weld defect pada field weld dibanding shop weld.

Isometric dibuat untuk memudahkan pipe fitter dalam memfabrikasi spool dengan

menunjukkan dimensi-dimensi kunci yang dibutuhkan, orientasi dan material-

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 88: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

70  

 Universitas Indonesia 

material yang dibutuhkan sehingga spool tersebut bisa difabrikasi sesuai dengan

keinginan pihak client.

Risiko dalam dunia proyek suatu kejadian yang berpeluang terjadi dan

tidak terjadi, sehingga pemahaman dan pengelolaan risiko dalam Proyek X ini

sangatlah penting, terutama merespon risiko ketika ditemukan adanya

penyimpangan dari target yang diharapkan. Merespon risiko selalu identik dengan

biaya, untuk itu sangat diharapkan kalau risiko yang harus direspon adalah risiko

yang berdampak tinggi terhadap pekerjaan secara keseluruhan.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 89: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

71 Universitas Indonesia 

BAB 5 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

5.1 Pendahuluan

Bab ini menjelaskan proses pengumpulan dan analisis data yang

dilakukan untuk mendapatkan hasil sesuai dengan pertanyaan penelitian. Pertama

melakukan studi literatur yang mendukung topik penelitian, selanjutnya variabel

yang didapat dari studi literatur divalidasi kepada para pakar yang sudah

berpengalaman diproyek sehingga didapatkan variabel sebenarnya untuk diolah

menjadi kuesioner yang akan disebar kepada responden.

Setelah mendapatkan data kuesioner yang diisi responden maka

pengolahan dan analisa data dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :

- Pengolahan dan analisa tahap pertama : menjelaskan secara umum

tahapan dan analisa sampai didapatkan pertanyaan penelitian

pertama, yaitu faktor risiko dominan yang berpengaruh pada kinerja

waktu.

- Pengolahan dan analisa tahap kedua : menjelaskan secara detail

tahapan dan analisa untuk mendapatkan pertanyaan penelitian yang

kedua, yaitu survei untuk mendetailkan dampak dan penyebab,

validasi hasil survei kepada pakar, menentukan tindakan preventif

dan korektif, survei responden untuk menentukan mana tindakan

preventif dan korektif yang paling berdampak pada biaya, analisa

data dan melakukan optimasi dengan bantuan software @risk 4.5

sampai didapatkan biaya yang optimal untuk tindakan preventif dan

korektif.

5.2 Pengolahan Data dan Analisa Tahap Pertama

Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan studi literatur dan

didapatkan 75 variabel awal untuk penelitian. Tahap kedua adalah melakukan

verifikasi, klarifikasi dan validasi kepada para pakar yang dianggap memiliki

kualifikasi dalam masalah keterlambatan pelaksanaan proyek. Dari hasil validasi

pakar didapatkan variabel penelitian sebanyak 61. Tahap ketiga adalah mengolah

variabel yang sudah disetujui oleh pakar menjadi kuesioner untuk didapatkan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 90: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

72  

                                                                           Universitas Indonesia 

jawaban atas besarnya pengaruh dan dampak atas seluruh pertanyaan risiko dari

variabel yang ada dan akan disebar kepada stakeholder yang terlibat langsung

dalam pelaksanaan proyek EPC. Tahap keempat, adalah melakukan uji dan olah

data hasil tanggapan responden untuk mendapatkan faktor risiko dominan yang

berpengaruh kepada kinerja waktu. Jumlah kuesioner yang mendapta tanggapan

dari responden adalah 25 buah dari total 64 yang disebar keresponden.

5.2.1 Uji Komparatif

Uji komparatif yang digunakan ialah dengan pengujian K Sample bebas

(Uji Kruskal Wallis H). Uji ini diadakan untuk menguji perbedaan jawaban

kuisoner oleh responden yang terdapat dalam sampel ke dalam dua kelompok

dengan dua kriteria yang berbeda. Uji ini digunakan untuk menguji beda dengan

menggunakan dua rata-rata variabel dan jumlah data sampel penelitian yang

sedikit (kurang dari 30). Uji ini diterapkan pada pengalaman kerja, pendidikan,

dan jabatan responden terhadap variabel yang ditanyakan.

Untuk X8, X25, X44, dan X60 dimana ada perbedaan persepsi

responden yang berbeda tingkat pengalaman. Untuk X2, X4, X5, X8, dan X18,

dimana ada perbedaan persepsi responden yang berbeda tingkat pendidikan.

Untuk variable X8 dimana ada perbedaan persepsi responden yang berbeda

jabatan kerja.

5.2.2 Analisa Deskriptif

Analisa deskriptif dilakukan untuk meringkas data hasil responden untuk

mengetahui nilai ringkasan statistik. Ringkasan nilai statistik bisa digambarkan

dalam bentuk tabulasi dan grafik. Dangan bantuan SPSS makan untuk variabel

kinerja waktu (Y) memiliki nilai mean sebesar 3.28, nilai median sebesar 3 dan

nilai modus sebesar 4.

Gambar 5.1 Grafik nilai mean, median dan modus Sumber : Ferian Fadhin, 2010

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 91: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

73  

                                                                           Universitas Indonesia 

5.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui konsistensi atau stabilnya suatu

jawaban. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat

data tersebut valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunkan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur, dan instrumen dikatakan reliabel apabila

instrumen tersebut digunakan untuk obyek yang sama akan menghasilkan data

yang sama. Uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan software SPSS maka

didapatkan beberapa variabel yang tidak valid yaitu :

- X1 = Terjadi kehilangan material dalam pelaksanaan pekerjaan

karena rendahnya pengawasan di gudang/tempat penyimpanan

- X3 = Terjadi kerusakan material dalam pelaksanaan pekerjaan

akibat cara penyimpanan yang buruk

- X7 = Terjadi kekurangan material akibat kesalahan pekerja dalam

urutan/sequence pemasangan pipa

- X10 = Terjadi ketidaksesuaian kebutuhan jumlah pekerja akibat

alokasi atau estimasi jumlah tenaga kerja yang tidak tepat

- X23 = Terjadi penurunan efektifitas pekerjaan karena tingkat

kedisiplinan tenaga kerja yang buruk

- X40 = Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena kesalahan desain

engineering

- X60 = Terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaanakibat

tuntutan budaya masyarakat sekitar

Variabel di atas dinyatakan tidak valid setelah dilakukan uji validitas

sehingga variabel tersebut harus dikeluarkan dalam pengolahan data selanjutnya.

5.2.4 Uji Normalitas

Uji normalitas tidak selalu diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji

statistik akan lebih baik jika telah dilakukan uji normlitas [80] [Imam Ghozali,

2001]. Uji ini dilakukan untuk mengetahui distribusi dari data yang telah

didapatkan dari responden. Data dapat berdistribusi normal maupun tidak normal.

Jenis distribusi yang didapatkan menentukan apakah analisa selanjutnya

parametris atau non parametris. Hasil uji normalitas yang didapatkan bahwa data

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 92: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

74  

                                                                           Universitas Indonesia 

terdistribusi tidak normal sehingga pengolahan data menggunakan non parametris

dimana salah satunya menggunakan Analisa Hierarchy Process (AHP).

5.2.5 Analisa Hierarchy Process (AHP)

Data yang telah ditabulasikan selanjutnya dianalisa dengan metode AHP

yang dimulai dengan perlakukan normalisasi matriks, perhitungan konsistensi

matriks, konsistensi hirarki dan tingkat akurasi, dan perhitungan nilai faktor yang

selanjutnya dibuat peringkat berdasarkan bobot hasil perhitungan.

Dari analisa normalisasi matriks, perhitungan konsistensi matriks, hirarki

dan tingkat akurasi, perhitungan nilai faktor maka didapatkan sepuluh variabel

yang memiliki nilai faktor risiko dominan yang dominan (High Risk), yaitu

variabel X4, X5, X6, X11, X15, X24, X43, X47, X48 dan X57. Variabel tersebut

kemudian yang akan dikelola lebih lanjut karena dianggap memiliki konstribusi

yang besar terhadap keterlambatan yang terjadi pada proyek yang menjadi

tinjauan.

5.2.6 Korelasi Non Parametris

Korelasi adalah suatu asosiasi (hubungan) antara variabel – variabel yang

diinginkan. Disini akan disoroti mengenai aspek untuk analisis korelasi, yaitu

apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara

variabel – variabel dalam populasi asal sampel. Dan yang kedua, jika ada

hubungan, seberapa kuat hubungan anatar variabel tersebut. Keeratan hubungan

itu dinyatakan dengan nama koefisien korealasi [81] [Singgih Santoso, 2003].

Korelasi yang digunakan adalah menguji antara seluruh variabel X

dengan variabel Y dengan menggunakan uji hubungan asosiatif dengan bantuan

SPSS versi 17 memakai metode korelasi Spearman Rank. Metode korelasi

Spearman Rank tidak terikat oleh asumsi bahwa populasi yang diselidiki harus

berdistribusi normal. Untuk populasi sampel yang diambil sebagai sampel

maksimal 5 < n < 30 pasang [82] [Riduwan, 2006].

Dari sepuluh variabel yang paling berpengaruh variabel X15 dan X57

memang merupakan faktor risiko dominan yang dapat menyebabkan

keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan piping, namun kedua variabel

teresbut tidak memiliki hubungan yang cukup kuat terhadapt variabel Y yaitu

kinerja waktu dari proyek yang menjadi fokus studi kasus yang dilakukan.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 93: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

75  

                                                                           Universitas Indonesia 

Dengan begitu variabel tersebut selanjutnya tidak digunakan dalam pembahasan

selanjtunya. Sehingga didapatkan delapan faktor risiko dominan yang paling

berpengaruh kepada kinerja waktu penyelesaian pekerjaan piping yaitu :

- Variabel X5

Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak

dengan di lapangan

- Variabel X4

Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule

pekerjaan yang akan dilakukan

- Variabel X48

Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan akibat terjadi permasalahan di

dalam tubuh sub kontraktor (kesulitan

finansial/kebangkrutan,perselisihan,dll)

- Variabel X6

Terjadi kesalahan dalam penggunaan material

- Variabel X47

Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang

dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang

diinginkan

- Variabel X24

Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan

- Variabel X11

Terjadi pemborosan waktu kerja

- Variabel X43

Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena

instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub

kontraktor

5.3 Pengolahan Data dan Analisa Tahap Kedua 

5.3.1 Faktor Risiko Dominan 

Dari hasil analisa data tahap pertama maka didapatkan delapan faktor

risiko dominan yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping seperti

dijelaskan pada tabel 5.1 [83] [Feryan Fadhin, 2010]

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 94: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

76  

                                                                           Universitas Indonesia 

No Sub-Faktor Variabel Peristiwa 1 Material X5 Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan

dalam kontrak dengan di lapangan 2 Material X4 Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material

dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan

3 Sub-Kontraktor X48

Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan akibat terjadi permasalahan di dalam tubuh sub kontraktor (kesulitan finansial/kebangkrutan,perselisihan,dll)

4 Material X6 Terjadi kesalahan dalam penggunaan material

5 Sub-Kontraktor X47

Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan

6 Peralatan X24 Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan

7 Tenaga Kerja X11 Terjadi pemborosan waktu kerja

8 Sub-Kontraktor X43

Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor

Tabel 5.1 Faktor Risiko Dominan Sumber : Ferian Fadhin, 2010

5.3.2 Survei Lanjutan

Survei lanjutan adalah melakukan penelitian lanjut dari analisa dan

pengolahan data tahap pertama. Survei lanjutan ini dilakukan dalam bentuk

wawancara langsung dengan beberapa tim proyek yang terlibat langsung dengan

pekerjaan piping yang mewakili tahapan pekerjaan engineering, procurement dan

constuction. Dasar pertimbangan survei dalam bentuk wawancara adalah supaya

informasi yang didapatkan lebih cepat dan lebih akurat. Tujuan dari survei

lanjutan ini adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai

penyebab dari faktor risiko dominan yang berdampak pada keterlambatan

pekerjaan Piping pada Proyek X di PT. Y, sasaran pertanyaan untuk kedelapan

faktor risiko dominan mewakili tahapan pekerjaan engineering, procurement dan

construction. Disamping wawancara langsung survei lanjutan juga dilakukan

terhadap laporan kemajuan proyek untuk mengetahui histori data pekerjaan

piping.

Responden yang terlibat dalam tahap survei lanjutan ini totalnya 11

orang yang mewakili engineering, procurement dan construction dan

ditabulasikan sesuai dengan tabel 5.2 dan detail hasil survei dari responden

didapatkan variabel dampak dan penyebab seperti pada tabel 5.3

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 95: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

77  

                                                                           Universitas Indonesia 

No Urut Posisi Departemen Pengalaman

A Lead Project Engineer Engineering 13 Tahun

B Piping Engineer Engineering 9 Tahun

C Piping Engineer Engineering 9 Tahun

D PDS Lead Engineering 15 Tahun

E Purch Engineer Procurement 5 Tahun

F S/C Engineer Procurement 5 Tahun

G Sr. Scheduler Project Management 14 Tahun

H Sr. Const Control Construction 10 Tahun

I Project Control Engineer Construction 3 Tahun J Site Control Engineer Construction 6 Tahun

K QA/QC QA/QC 10 Tahun

Tabel 5.2 Responden Survei Lanjutan Sumber : Hasil Olah Sendiri No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab 1 X5 (Material)

Engineering & Construction

Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan

Penambahan material dan Adanya kenaikan volume welding

Kesalahan perencanaan engineering

Kualitas pekerjaan rendah

Kesalahan perencanaan engineering

Waktu pengadaan akan menjadi lama

Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai

Waktu pengadaan akan menjadi lama

Modifikasi dan drawing yang berubah rubah

Waktu pengadaan akan menjadi lama

Kurang memahami kontrak induk proyek

Penambahan Material Pemakaian material yang tidak efektif

Penambahan Jam Kerja dan penambahan biaya kerja

Rework pekerjaan dilapangan

Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 96: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

78  

                                                                           Universitas Indonesia 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab 2 X4 (Material)

Procurement Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan

Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat

Kesalahan perencanaan engineering

Pemasangan material menjadi tertunda

Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat

Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya

Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta

3 X48 (Subkontraktor)

Construction & Engineering

Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan

Produktifitas menurun Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik

Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik

Manajemen internal subkontraktor tidak bagus

Kinerja subkontraktor rendah

Salah memilih subkontraktor

Kualitas design rendah Gambar/Drawing engineering tidak sesuai

Kinerja subkontraktor rendah

Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman

Kualitas pekerjaan rendah

Engineer yang kurang berpengalaman

4 X6 (Material)

Construction Terjadi kesalahan dalam penggunaan material

Penggunaan material tidak efektif

Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan

Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan

Pengawasan yang kurang dari kontraktor

Banyak material yang reject

Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor

Banyak material yang reject

Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai

Banyak material yang reject

Engineer yang kurang berpengalaman

Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 97: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

79  

                                                                           Universitas Indonesia 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab 5 X47

(Subkontraktor)

Engineering & Construction

Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan

Produktifitas tidak sesuai dengan rencana

Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai

Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok

Pengawasan yang kurang dari kontraktor

Pemborosan waktu kerja karena salah install

Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya

6 X42(Peralatan)

Procurement Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan

Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat

Kesalahan dalam schedule pengadaan

Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang

Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin

Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat

Pengawasan yang kurang dari kontraktor

Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat

Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor

7 X11 (Tenaga Kerja)

Engineering, Procurment and Construction

Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah

Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak

Drawing terlambat

Fabrikasi akan terlambat

Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

Pemasangan dilapangan akan terlambat

Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu

Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 98: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

80  

                                                                           Universitas Indonesia 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab 8 X47

(Subkontraktor)

Engineering, Procurment and Construction

Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor

Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding machine

Kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor

Target Pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati

Subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti

Pemasangan dilapangan akan terlambat

Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan

Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula

Permasalahan isometric dan review spool drawing

Pengiriman Material dari shop ke field terlambat

Kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field

Perpanjangan durasi proyek

Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design

Perubahan schedule kerja dilapangan

Monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor

Cash flow bermasalah

tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak

Produktifitas rendah

Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan

Mulai Pekerjaan terlambat

Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie-in

Produktifitas rendah

Cuaca yang tidak mendukung

Koordinasi kerja tidak maksimal

Management Subcon tidak punya kapabilitas dan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik

Tabel 5.3 Survei Pendahuluan Detail Dampak dan Penyebab - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 99: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

81  

                                                                           Universitas Indonesia 

5.3.3 Kuesioner Pendahuluan

5.3.3.1 Validasi Dampak dan Penyebab

Hasil survei pendahuluan selanjutnya diolah menjadi kuesioner awal

untuk divalidasi kepada pakar proyek. Tujuan dari validasi ini adalah untuk

menentukan mana variabel dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan yang

paling tepat. Adapun kriteria pakar adalah :

- Memahami proses proyek secara keseluruhan

- Memiliki pendidikan yang menunjang didalamnya

- Pengalaman pada proyek refinery minimal 10 tahun

Pada tahap validasi ini setiap pakar memilih, mengoreksi dan memberi

tanggapan terhadap detail dampak dan penyebab dari delapan faktor risiko

dominan yaitu dengan menggunakan skala penilaian Guttman. Skala Guttman

adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan konsisten.

Misalnya : Yakin – Tidak Yakin, Benar – Salah. Keterangan skala penilaian yang

digunakan adalah seperti pada tabel 5.4

Skala Dampak & Penyebab Keterangan 1 Signifikan Dampak & Penyebab sangat berpengaruh

pada kinerja waktu 0 Tidak Signifikan Dampak & Penyebab tidak berpengaruh

pada kinerja waktu Tabel 5.4 Skala Penilaian Kuesioner Pendahuluan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Kuesioner pendahuluan untuk divalidasi oleh pakar proyek seperti pada

tabel 5.5

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 100: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

82  Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan  

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0  

                                                                           Universitas Indonesia 

1 X5 (Material) Engineering

& Construction

Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan

1. Penambahan material

dan Adanya kenaikan volume welding

1. Kesalahan perencanaan engineering

2. Kualitas pekerjaan rendah

2. Kesalahan perencanaan engineering

3. Waktu pengadaan akan menjadi lama

3. Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai

4. Waktu pengadaan akan menjadi lama

4. Modifikasi dan drawing yang berubah rubah

5. Waktu pengadaan akan menjadi lama

5. Kurang memahami kontrak induk proyek

6. Penambahan Material 6. Pemakaian material yang tidak efektif

7. Banyak Material yang tidak terpakai

7. Rework pekerjaan dilapangan

2 X4 (Material) Procurement Terjadi kesalahan dalam

schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan

1. Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat

1. Kesalahan perencanaan pengadaan

2. Pemasangan material menjadi tertunda

2. Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat

3. Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya

3. Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 101: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

83  Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan  

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0  

                                                                           Universitas Indonesia 

spesifikasi yang diminta 3 X48 (Sub-Kontraktor) Construction

& Engineering Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan 1. Produktifitas menurun

1. Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik

2. Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik

2. Manajemen internal subkontraktor tidak bagus

3. Kinerja subkontraktor rendah

3. Salah memilih subkontraktor

4. Kualitas design rendah 4. Gambar engineering tidak sesuai

5. Kinerja pekerja subkontraktor rendah

5. Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman

6. Kualitas pekerjaan rendah

6. Engineer yang kurang berpengalaman

4 X6 (Material) Construction Terjadi kesalahan dalam

penggunaan material 1. Penggunaan material

tidak efektif 1. Kecerobohan pekerja dalam

proses pekerjaan

2. Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan

2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor

3. Banyak material yang reject

3. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor

4. Banyak material yang reject

4. Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai

5. Banyak material yang reject

5. Engineer yang kurang berpengalaman

5 X47 (Sub-Kontraktor) Engineering & Terjadi kesalahan hasil 1. Produktifitas tidak sesuai 1. Gambar/drawing

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 102: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

84  Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan  

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0  

                                                                           Universitas Indonesia 

Construction pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan

dengan rencana engineering yang tidak sesuai

2. Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok

2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor

3. Pemborosan waktu kerja karena salah install

3. Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya

6 X24 (Peralatan) Procurement Terjadi keterlambatan

pengadaan peralatan 1. Mobilisasi peralatan ke

lapangan akan terlambat 1. Kesalahan dalam schedule

pengadaan

2. Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang

2. Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin

3. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat

3. Pengawasan yang kurang dari kontraktor

4. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat

4. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor

7 X11 (Tenaga Kerja) Engineering,

Procurment and Construction

Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah

1. Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak

1. Tidak Memahami Spesifikasi dalam kontrak

2. Pengadaan barang jadi terlambat

2. Metode kerja pengadaan yang kurang tepat

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 103: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

85  Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan  

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0  

                                                                           Universitas Indonesia 

3. Fabrikasi akan terlambat

3. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

4. Pemasangan dilapangan akan terlambat

4. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

5. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu

5. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

8 X43 (Sub-kontraktor) Engineering,

Procurment and Construction

Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor

1. Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding machine

1. Kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor

2. Target Pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati

2. Subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi

3. Pemasangan dilapangan akan terlambat

3. Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan

4. Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula

4. Permasalahan isometric dan review spool drawing,

5. Pengiriman Material dari shop ke field terlambat

5. Kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 104: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

86  Tabel 5.5 Kuesioner Pendahuluan  

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0  

                                                                           Universitas Indonesia 

6. Perpanjangan durasi

pekerjaan

6. Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design

7. Perubahan schedule kerja dilapangan

7. Monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor

8. Cash flow bermasalah

8. tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak

9. Produktifitas rendah 9. Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan

10. Mulai Pekerjaan

terlambat

10. Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie-in

11. Produktifitas rendah

11. Cuaca yang tidak mendukung

12. Koordinasi kerja

tidak maksimal

12. Management Subcon tidak punya kapabilitas dan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 105: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

87  

                                                                           Universitas Indonesia 

Profile pakar yang terlibat untuk validasi kuesioner pendahuluan adalah

seperti pada tabel 5.6 No Pakar Umur Posisi Pengalaman Tanggapan

1 Yusairi 45 Tahun Vice President 20 Tahun Mengurangi variabel

2 Juanto S 41 Tahun PC Manager 15 Tahun Mengurangi variabel

3 Hadiwijaya 45 Tahun C C C 20 Tahun Mengurangi variabel

4 Yayan S 36 Tahun Lead PE Piping 13 Tahun Mengurangi variabel

5 Wukir T W 40 Tahun Sr. Scheduler 14 Tahun Mengurangi variabel

Tabel 5.6 Profile Pakar Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Setelah divalidasi oleh pakar proyek maka beberapa dampak dan

penyebab direvisi, maka dilakukan analisa deskriptif untuk mengetahui mana

variabel dampak dan penyebab yang paling dominan yaitu dengan mengacu

kepada nilai modus yang bernilai satu dari analisa deskriptif. Hasil analisa

deskriptif seperti pada tabel 5.7 dimana variabel dampak dan penyebab dengan

nilai modus bernilai < 1 selanjutnya dieliminir dan yang menjadi variabel dampak

dan penyebab yang utama adalah variabel dengan nilai modus > 1.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 106: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

88  

                                                                           Universitas Indonesia 

X5‐1 X5‐2 X5‐3 X5‐4 X5‐5 X5‐6 X5‐7 X4‐1 X4‐2 X4‐3 X48‐1 X48‐2 X48‐3 X48‐4 X48‐5 X48‐6 X6‐1 X6‐2 X6‐3 X6‐4 X6‐5 X47‐1 X47‐2 X47‐3P1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1P2 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1P3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1P4 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1P5 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Mean 1,00 0,60 1,00 0,40 0,00 0,80 1,00 0,80 0,20 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,40 1,00 0,60 1,00 0,20 0,40 0,60 0,60 1,00Median 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00Modus 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00

X5 X4 X48 X6 X47

 

X24‐1 X24‐2 X24‐3 X24‐4 X11‐1 X‐11‐2 X11‐3 X‐11‐4 X11‐5 X43‐1 X43‐2 X43‐3 X43‐4 X43‐5 X43‐6 X43‐7 X43‐8 X43‐9 X43‐10 X43‐11 X43‐12P1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0P2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1P3 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1P4 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0P5 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0

Mean 1,00 1,00 0,20 1,00 0,80 0,60 0,80 0,20 0,40 1,00 0,80 0,20 0,20 1,00 0,80 1,00 1,00 1,00 0,20 0,60 0,40Median 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 0,00Modus 1,00 1,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 0,00 0,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 0,00 1,00 0,00

X24‐1 X11 X43

Tabel 5.7 Nilai Mean, Median dan Modus Hasil Validasi Pakar Untuk Variabel Dampak dan Penyebab Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 107: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

89  

                                                                           Universitas Indonesia 

Dari hasil analisa deskriptif maka untuk variabel dampak dan penyebab

yang mempunyai nilai modus > 1 menjadi variabel utama untuk dampak dan

penyebab. Sehingga didapatkan perubahan variabel dampak dan penyebab seperti

pada tabel 5.8

No Faktor Risiko

Dominan

Jumlah Dampak dan

Penyebab Sebelum

Divalidasi

Jumlah Dampak dan Penyebab

Sesudah Divalidasi

1 X5 (Material) 7 buah 5 buah

2 X4 (Material) 3 buah 2 buah

3 X48 (Subkontraktor) 6 buah 5 buah

4 X6 (Material) 5 buah 3 buah

5 X47 (Subkontraktor) 3 buah 3 buah

6 X42 (Peralatan) 4 buah 3 buah

7 X11 (Tenaga Kerja) 5 buah 3 buah

8 X43 (Subkontraktor) 12 buah 7 buah

Tabel 5.8 Ringkasan Perubahan Dampak dan Penyebab Setelah Validasi Pakar Sumber : Hasil Olahan Sendiri

5.3.3.2 Menentukan Tindakan Preventif dan Korektif

Setelah mendapatkan dampak dan penyebab yang sudah pasti, langkah

selanjutnya adalah menentukan tindakan preventif dan korektif yang didapatkan

dari pakar proyek. Dari hasil survei dan wawancara dengan pakar maka

didapatkan tabulasi yang menjelaskan dampak dan penyebab dari setiap faktor

risiko dominan. Tindakan preventif dan korektif selanjutnya diolah menjadi

kuesioner utama yang akan disebar kepada seseorang atau sekelompok

stakeholder proyek X untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi terhadap

setiap tindakan preventif dan korektif. Adapun kriteria responden adalah :

- Terlibat dalam proyek dan memahami proses proyek secara

keseluruhan

- Memiliki pendidikan yang menunjang dibidangnya

Skala penilaian terhadap kuesioner utama ini menggunakan skala Likert

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi stakeholder tentang

tindakan preventif dan korektif yang berdampak pada biaya. Dalam penelitian ini

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 108: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

90  

                                                                           Universitas Indonesia 

digunakan 5 (lima) skala nilai yang dimaksudkan agar data yang didapatkan lebih

valid. Keterangan skala penelitian yang digunakan adalah seperti pada tabel 5.9 Skala Tindakan Yang Berdampak Pada Biaya Keterangan

1 Tidak Berpengaruh Tindakan tidak berdampak pada biaya

2 Kurang Berpengaruh Tindakan berdampak tidak signifikan pada biaya

3 Cukup Berpengaruh

Tindakan berdampak cukup signifikan pada biaya

4 Berpengaruh Tindakan berdampak signifikan pada biaya

5 Sangat Berpengaruh

Tindakan berdampak sangat signifikan pada biaya

Tabel 5.9 Skala Penilaian Kuesioner Utama Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Format skala kuesioner yang akan disebar kepada stakeholder proyek X

adalah seperti pada tabel 5.10

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 109: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

91  

                                                                           Universitas Indonesia 

I Pada Tahap Engineering & Construction - Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan

Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran

Tindakan Korektif Skala Pengukuran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1.1

Penambahan material dan adanya kenaikan volume welding - Kesalahan perencanaan engineering

Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai

Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai benar benar paham

1.2

Kualitas pekerjaan rendah - Kesalahan perencanaan engineering

Merekrut tenaga piping engineer yang sudah berpengalaman

Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru

1.3

Waktu pengadaan akan menjadi lama - Engineer tidak memahami pekerjaan & tools yang dipakai

Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru

Meminjam material piping yang spesifikasinya sesuai dari proyek lain

1.4

Penambahan Material - Pemakaian material yang tidak efektif

Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse

Menambah material handling supervisor untuk memperketat pengawasan permintaan material

1.5

Banyak material yang tidak terpakai- Rework pekerjaan dilapangan

Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping

Selalu menggunakan drawing revisi terakhir sebagai acuan pemasangan piping

Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 110: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

92  

                                                                           Universitas Indonesia 

II Pada Tahap Procurement - Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan

Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran

Tindakan Korektif Skala Pengukuran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

2.1

Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat - Kesalahan perencanaan pengadaan

Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor

Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara)

2.2

Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya- Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta

Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor

Membuat sistem yang mendukung approval client secara online (membuat sistim online yang bisa diakses orang orang tertentu untuk proses approve dokumen)

Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 111: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

93  

                                                                           Universitas Indonesia 

III Pada Tahap Engineering & Construction - Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan

Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran

Tindakan Korektif Skala Pengukuran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

3.1 Kualitas design rendah- Gambar engineering tidak sesuai

Memahami secara mendalam spesifikasi piping yang dijelaskan dalam kontrak

Mengganti piping designer yang lebih berpengalaman

3.2

Produktifitas menurun - Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik

Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang direview oleh kontraktor

Menambah piping supervisor dilapangan untuk memperketat pengawasan pekerjaan subkontraktor

3.3

Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik - Manajemen internal subkontraktor tidak bagus

Kontraktor seharusnya melakukan interview pada subkontraktor pada saat proses prakualifikasi

Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu

3.4

Kinerja subkontraktor rendah- Salah memilih subkontraktor

Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek

Memberikan finalti kepada subkontraktor sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak

3.5

Kinerja pekerja subkontraktor rendah- Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman

Kontraktor harus mereview calon pekerja subkontraktor sebelum diterjunkan ke lapangan

Memberikan training kepada subkontraktor

Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 112: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

94  

                                                                           Universitas Indonesia 

IV Pada Tahap Construction - Terjadi Kesalahan Penggunaan Material

Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran

Tindakan Korektif Skala Pengukuran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

4.1

Penggunaan material tidak efektif - Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan pengelasan

Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan

Menambah welding supervisor untuk mengawasi proses pekerjaan pengelasan

4.2

Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan- Pengawasan yang kurang dari kontraktor

Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan

Menambah QA/QC supervisor untuk meningkatkan pengawasan kualitas pekerjaan

4.3

Banyak material yang reject- Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor

Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor

Memberikan pengarahan kepada subkontraktor sebelum pekerjaan dimulai

Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 113: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

95  

                                                                           Universitas Indonesia 

V Pada Tahap Engineering & Construction - Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan

Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran

Tindakan Korektif Skala Pengukuran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

5.1

Produktifitas tidak sesuai dengan rencana - Gambar engineering yang tidak sesuai dengan design yang sebenarnya

Memberikan training tentang basic design piping

Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan

5.2

Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok- Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor

Menyiapkan kontrak kerja yang jelas dan mudah dipahami oleh subkontraktor

Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas

5.3

Pemborosan waktu kerja karena salah install - Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya

Kontraktor terlibat mereview pekerja subkontraktor sesuai dengan kualitas yang diinginkan

Mengarahkan pekerja subkontraktor sesuai dengan metode kerja yang sebenarnya

Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 114: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

96  

                                                                           Universitas Indonesia 

VI Pada Tahap Procurement - Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan

Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran

Tindakan Korektif Skala Pengukuran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

6.1

Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat- Kesalahan schedule mobilisasi/demobilisasi peralatan

Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait

Meminjam peralatan yang dibutuhkan dari proyek lain

6.2

Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang - Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin

Menyiapkan metode I/O (input/output) proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan

Meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan sistim pengontrolan dari tim project control

6.3

Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat- Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor

Subontraktor harus memahami secara detail isi kontrak kerja yang diberikan kontraktor

Menambah construction control engineer yang bisa membantu subkontraktor untuk memahami pekerjaan

Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 115: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

97  

                                                                           Universitas Indonesia 

VII Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction - Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah

Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran

Tindakan Korektif Skala Pengukuran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

7.1

Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak – Tidak memahami spesifikasi dalam kontrak

Menempatkan piping engineer yang mampu memahami kontrak dan spesifikasi piping

Melakukan reject dan rework pekerjaan secepat mungkin

7.2

Pengadaan barang jadi terlambat- Metode kerja pengadaan yang kurang tepat

Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami

Membeli material yang ready stok

7.3

Fabrikasi akan terlambat- Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen pada setiap fabrikator

Menambah supervisor dan project control pada fabrikator

Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 116: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

98  

                                                                           Universitas Indonesia 

VIII Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction - Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor

Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran

Tindakan Korektif Skala Pengukuran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

8.1

Perpanjangan durasi pekerjaan- Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design

Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dan owner proyek

Mempercepat proses review dan approve revisi design

8.2

Pengiriman material dari shop ke field terlambat-kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field

Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek

Menambah project control disetiap fabrikator untuk memonitor schedule pengiriman setiap saat

8.3

Perubahan schedule kerja dilapangan-monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor

Menyiapkan metode pengontrolan schedule konstruksi yang efektif sebagai acuan bagi kontraktor dan subkontraktor

Menambah construction control engineer dari kontraktor dan subkontraktor

Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 117: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

99  

                                                                           Universitas Indonesia 

Dampak & Penyebab Tindakan Preventif Skala Pengukuran

Tindakan Korektif Skala Pengukuran

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

8.4

Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding mechine-kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor

Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor

Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan

8.5

Target pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati-subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi

Kontraktor mengarahkan subkontraktor untuk menyiapkan target pekerjaan dan metode pemasangan piping

Menambah personil project control untuk mengarahkan subkontraktor menyiapkan dan memonitor rencana dan target kerja

8.6

Cashflow bermasalah – tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak

Menyiapkan schedule pekerjaan dilapangan lebih singkat daripada schedule yang disepakati pada owner proyek

Merevisi kontrak kerja yang mengatur soal claim progres invoice supaya invoice tetap bisa diclaim sesuai dengan progres yang tercapai

8.7

Produktifitas rendah – hari libur, perayaan hari besar keagamaan dan cuaca hujan

Mempertimbangkan hari libur, hari besar keagamaan dan cuaca pada saat menyiapkan schedule induk

Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja

Tabel 5.10 Kuesioner Kualitatif - Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 118: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

100  

                                                                           Universitas Indonesia 

5.3.4 Analisa Kualitatif

5.3.4.1 Hasil Kuesioner Utama

Survei kuesioner utama dilakukan kepada para stakeholder yang terlibat

langsung dalam pelaksanaan proyek X. Kuesioner utama disebar sebanyak 48

buah dan responden yang memberikan tanggapan sebanyak 20 buah, berarti

tingkat pengembalian sebesar 42%. Profile responden yang memberikan

tanggapan terhadap kuesioner seperti pada tabel 5.11

Responden Jabatan Pengalaman

(Thn) Pendidikan

R1 Project Control Manager 15 S2 R2 Chief Construction Control 20 S1 R3 Lead Project Engineer Piping 13 S1 R4 Sr. Construction Control 10 S1 R5 Project Control 5 S2 R6 Sr. Scheduler 14 S2 R7 Construction Control 8 S1 R8 Piping Engineer 9 S1 R9 Piping Engineer 9 S1

R10 PDS Lead 15 S1

R11 Cost Control 8 S2 R12 Cost Control 9 S1 R13 Cost Control 8 S1 R14 Piping Field Engineer 8 S1 R15 Piping Suprintendent 15 S1 R16 Sr. Cost Control 20 S2 R17 Construction Manager 15 S1 R18 Purchase Coordinator 30 S1 R19 QC Engineer 10 S1 R20 Piping Engineer 7.5 S1

Tabel 5.11 Profile Responden Untuk Kuesioner Utama Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 119: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

101  

                                                                           Universitas Indonesia 

Responden terdiri dari latar belakang pendidikan yang cukup memadai

dan bisa memahami sasaran pada setiap pernyataan dalam setiap tindakan

preventif dan korektif. Tiap responden mengisi kuesioner penelitian menentukan

skala penilaian tindakan preventif dan korektif. Untuk analisa kualitatif maka

hasil kuesioner dari setiap responden ditabulasikan seperti pada tabel 5.12 dan

tabel 5.13, dimana penulisan varibel untuk tindakan preventif adalah PX1, PX2,....

PX31. Sedangkan penulisan variabel untuk tindakan korektif adalah CX1, CX2,

..., CX31.

Hasil penilaian dari responden selanjutnya ditabulasikan untuk

mengetahui ringkasan statistik penilaian dari distribusi data yang ada. Biasanya

ukuran yang dipakai dalam ringkasan statistik adalah nilai mean, median, dan

modus yang dijelaskan dalam bentuk grafik seperti gambar 5.2 dan 5.3

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 120: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

102  

                                                                           Universitas Indonesia 

PX1 PX2 PX3 PX4 PX5 PX6 PX7 PX8 PX9 PX10 PX11 PX12 PX13 PX14 PX15 PX16 PX17 PX18 PX19 PX20 PX21 PX22 PX23 PX24 PX25 PX26 PX27 PX28 PX29 PX30 PX31R1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3R2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3R3 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 4 2 2 2 2 2R4 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2R5 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3R6 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2R7 3 1 1 3 3 2 3 2 3 3 1 1 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4R8 2 1 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 4 5 4 3 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 3R9 3 1 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 2 2 3 3 2 4 2R10 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 2 2R11 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3R12 3 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 4 4 4 2 3 3 2 2R13 3 2 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4R14 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2R15 3 2 1 2 3 3 3 4 3 2 3 1 2 2 3 4 2 2 4 3 1 1 3 3 2 4 2 4 2 3 2R16 1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3R17 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 4 2 3 3 2 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 3 2 4 2 3 4R18 3 1 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2R19 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1R20 2 1 2 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 1 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3

Mean 2,15 1,85 2,30 2,55 2,45 2,65 2,65 2,45 2,70 2,35 2,60 2,30 2,65 2,20 2,65 2,90 2,45 2,60 3,05 2,85 2,35 2,30 2,90 2,85 2,90 3,00 2,55 2,95 2,50 2,55 2,60Median 2,00 2,00 2,50 3,00 2,50 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,50 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50 3,00 2,50 2,50 2,50Modus 3,00 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00 Tabel 5.12 Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Preventif Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 121: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

103  

                                                                           Universitas Indonesia 

Gambar 5.2 Grafik Nilai Mean, Median dan Modus dari Tindakan Preventif Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 122: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

104  

                                                                           Universitas Indonesia 

CX1 CX2 CX3 CX4 CX5 CX6 CX7 CX8 CX9 CX10 CX11 CX12 CX13 CX14 CX15 CX16 CX17 CX18 CX19 CX20 CX21 CX22 CX23 CX24 CX25 CX26 CX27 CX28 CX29 CX30 CX31

R1 3 5 2 4 2 3 4 3 5 3 2 4 4 4 2 4 4 2 3 3 5 2 3 5 1 5 5 3 5 3 4R2 3 5 2 4 2 3 4 4 4 4 2 4 5 5 2 4 4 2 2 3 5 2 3 5 1 4 4 4 4 2 4R3 4 5 1 5 1 4 3 3 4 4 2 4 5 5 2 4 4 3 2 3 5 2 2 5 2 4 5 4 4 3 3R4 5 5 2 5 3 4 4 2 5 4 1 5 5 5 3 5 4 2 3 2 5 3 2 5 1 5 5 5 4 3 3R5 5 5 2 5 2 5 5 3 5 5 3 3 4 5 2 5 4 2 2 3 5 3 2 5 3 5 4 5 5 2 4R6 4 5 2 4 2 5 3 2 5 5 2 5 5 5 2 5 5 2 2 3 4 3 4 5 2 3 3 5 5 2 5R7 3 3 2 3 2 4 3 2 5 3 3 4 5 5 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 5 5 3 5 3 3R8 4 5 4 4 1 5 4 2 4 4 2 5 5 5 2 5 4 2 2 5 4 2 2 5 2 4 4 5 5 2 5R9 5 5 2 5 4 5 4 1 5 3 3 5 5 5 3 5 5 2 3 3 5 3 2 5 1 5 5 5 5 3 3R10 4 4 4 5 3 4 4 2 5 4 3 4 5 5 2 5 4 3 2 3 5 2 4 5 2 5 5 4 5 2 4R11 3 5 1 5 2 5 4 2 5 3 2 5 5 5 1 5 5 2 3 3 5 3 3 5 2 5 5 5 5 2 5R12 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 4 5 3 4 4 2 2 4 3 3 3 4 3 5 3 4 5 2 3R13 4 4 3 4 2 5 5 3 5 4 1 3 5 5 2 4 5 2 3 3 5 2 2 3 2 5 3 4 5 2 4R14 4 5 3 3 3 5 3 3 4 5 2 4 4 4 2 5 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3R15 3 5 4 3 5 4 3 2 3 4 3 4 4 5 3 5 4 3 2 3 3 2 3 4 2 4 4 4 4 2 4R16 4 5 2 5 3 5 5 2 5 5 2 3 5 5 3 5 5 5 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 5 2 5R17 4 5 4 5 3 4 4 1 5 4 2 4 5 5 2 4 4 2 2 4 5 2 2 5 2 5 5 3 5 2 4R18 5 5 2 5 3 5 5 2 5 4 3 5 5 5 2 5 4 2 4 4 5 3 2 5 3 5 5 5 4 3 3R19 4 4 4 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3R20 4 5 4 3 3 4 5 5 5 3 3 4 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5

Mean 3,95 4,70 2,65 4,15 2,50 4,35 3,90 2,45 4,60 3,85 2,30 4,10 4,65 4,80 2,30 4,50 4,25 2,45 2,60 3,25 4,30 2,55 2,65 4,45 2,15 4,50 4,25 4,20 4,60 2,45 3,85Median 4,00 5,00 2,00 4,00 2,00 4,00 4,00 2,00 5,00 4,00 2,00 4,00 5,00 5,00 2,00 5,00 4,00 2,00 2,00 3,00 5,00 2,00 2,50 5,00 2,00 5,00 4,00 4,00 5,00 2,00 4,00Modus 4,00 5,00 2,00 5,00 2,00 4,00 4,00 2,00 5,00 4,00 2,00 4,00 5,00 5,00 2,00 5,00 4,00 2,00 2,00 3,00 5,00 2,00 2,00 5,00 2,00 5,00 5,00 4,00 5,00 2,00 3,00 Tabel 5.13 Hasil Tabulasi Kuesioner Untuk Tindakan Korektif Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 123: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

105  

                                                                           Universitas Indonesia 

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31

Mean

Median

Modus

Gambar 5.3 Grafik Nilai Mean, Median dan Modus dari Tindakan Korektif Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 124: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

106  

 Universitas Indonesia 

5.3.4.2 Analisa Kualitatif Tindakan Preventif

Dari hasil ringkasan statistik tindakan preventif seperti pada tabel 5.12

maka didapatkan nilai ringkasan seperti berikut :

- Nilai Mean untuk semua variabel berkisar antara 2.05 sampai dengan 3.05

- Nilai Median untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 3.00

- Nilai Modus untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 3.00

Sebagian besar responden menilai bahwa tindakan preventif lebih

cenderung berdampak tidak signifikan. Tindakan preventif dilakukan diawal

sebelum peristiwa risiko terjadi, dalam studi kasus ini karena memang risiko

sudah terjadi maka tindakan preventif ini digunakan sebagai lesson learn untuk

proyek yang lain supaya tidak terjadi peristiwa risiko yang berulang.

Beberapa variabel tindakan preventif dengan nilai mean, median dan

modus < 3, seperti pada tabel 5.14 adalah “tindakan berdampak tidak signifikan

terhadap biaya” dan variabel tersebut otomatis dieliminir untuk analisa kuantitatif.

No

Variabel Tindakan

1 PX2 Merekrut tenaga piping engineer yang sudah berpengalaman

2 PX8 Memahami secara mendalam spesifikasi piping yang dijelaskan dalam kontrak

3 PX10 Kontraktor seharusnya melakukan interview pada subkontraktor pada saat proses prakualifikasi

4 PX12 Kontraktor harus mereview calon pekerja subkontraktor sebelum diterjunkan ke lapangan

5 PX14 Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan

6 PX17 Menyiapkan kontrak kerja yang jelas dan mudah dipahami oleh subkontraktor

7 PX18 Kontraktor terlibat mereview pekerja subkontraktor sesuai dengan kualitas yang diinginkan

8 PX21 Subontraktor harus memahami secara detail isi kontrak kerja yang diberikan kontraktor

9 PX22 Menempatkan piping engineer yang mampu memahami kontrak dan spesifikasi piping

10 PX27 Menyiapkan metode pengontrolan schedule konstruksi yang efektif sebagai acuan bagi kontraktor dan subkontraktor

Tabel 5.14 Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 125: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

107  

 Universitas Indonesia 

No

Variabel Tindakan

11 PX29 Kontraktor mengarahkan subkontraktor untuk menyiapkan target pekerjaan dan metode pemasangan piping

12 PX30 Menyiapkan schedule pekerjaan dilapangan lebih singkat daripada schedule yang disepakati pada owner proyek

13 PX31 Mempertimbangkan hari libur, hari besar keagamaan dan cuaca pada saat menyiapkan schedule induk

Tabel 5.14 Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

5.3.4.3 Analisa Kualitatif Tindakan Korektif

Dari hasil ringkasan statistik tindakan korektif seperti pada tabel 5.13

maka didapatkan nilai ringkasan seperti berikut :

- Nilai Mean untuk semua variabel berkisar antara 2.15 sampai dengan 4.70

- Nilai Median untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 5.00

- Nilai Modus untuk semua variabel berkisar antara 2.00 sampai dengan 5.00

Dari hasil ringkasan statistik diatas, maka didapatkan beberapa hasil

analisa sebagai berikut :

- Didapatkan 11 buah variabel korektif yang mempunyai nilai mean, median

dan modus < 3, sehingga dapat diartikan kalau tindakan korektif tersebut

mempunyai dampak yang tidak signifikan terhadap biaya. Kesebelas

variabel tersebut secara otomatis tidak akan dihitung dalam analisa

kuantitatif. Adapun kesebelas variabel tersebut adalah : CX3, CX5, CX8,

CX11, CX15, CX18, CX19, CX22, CX23, CX25 dan CX30.

- Dari hasil nilai mean, median dan modus sebagian besar responden menilai

bahwa tindakan korektif sangat berdampak pada biaya. Biaya untuk

tindakan korektif jauh lebih besar karena risiko sudah terjadi dan tindakan

korektif adalah tindakan untuk mengurangi dampak dari risiko tersebut.

- Beberapa variabel tindakan korektif dengan nilai mean, median dan modus

< 3, seperti pada tabel 5.15 adalah “tindakan berdampak tidak signifikan

terhadap biaya” dan variabel tersebut otomatis dieliminir untuk analisa

kuantitatif

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 126: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

108  

 Universitas Indonesia 

No

Variabel Tindakan

1 CX3 Meminjam material piping yang spesifikasinya sesuai dari proyek lain

2 CX5 Selalu menggunakan drawing revisi trakhir sebagai acuan pemasangan piping

3 CX8 Mengganti piping designer yang lebih berpengalaman

4 CX11 Memberikan finalti kepada subkontraktor sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak

5 CX15 Memberikan pengarahan kepada subkontraktor sebelum pekerjaan dimulai

6 CX18 Mengarahkan pekerja subkontraktor sesuai dengan metode kerja yang sebenarnya

7 CX19 Meminjam peralatan yang dibutuhkan dari proyek lain

8 CX22 Melakukan reject dan rework pekerjaan secepat mungkin

9 CX23 Membeli material yang ready stok

10 CX25 Mempercepat proses review dan approval design

11 CX30 Merevisi kontrak kerja yang mengatur soal claim progres invoice supaya invoice tetap bisa diclaim sesuai dengan progres yang dicapai

Tabel 5.15 Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus < 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

5.3.5 Analisa Kuantitatif

Selain analisa kualitatif maka dalam penelitian ini juga dilakukan analisa

kuantitatif, untuk mendapatkan biaya yang optimal antara biaya tindakan preventif

dan tindakan korektif. Dalam analisa ini, dibagi dua yaitu analisa biaya tindakan

preventif dan analisa biaya tindakan korektif.

5.3.5.1 Analisa Biaya Untuk Tindakan Preventif.

Didapatkan 18 buah tindakan preventif yang mempunyai nilai mean,

median dan modus > 3, seperti pada tabel 5.16. Variabel ini akan dipakai sebagai

acuan untuk analisa kuantitatif, yaitu untuk mendapatkan total biaya yang optimal

untuk tindakan preventif.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 127: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

109  

 Universitas Indonesia 

No Variabel Tindakan 1 PX1 Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai

2 PX3 Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru

3 PX4 Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse

4 PX5 Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping

5 PX6 Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor

6 PX7 Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor

7 PX9 Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang direview oleh kontraktor

8 PX11 Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek

9 PX13 Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan

10 PX15 Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor

11 PX16 Memberikan training tentang basic design piping 12 PX19 Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan

dan didiskusikan dengan tim terkait

13 PX20 Menyiapkan metode I/O (input/output) proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan

14 PX23 Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami

15 PX23 Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen pada setiap fabrikator

16 PX25 Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dan owner proyek

17 PX26 Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek

18 PX28 Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor

Tabel 5.16. Tindakan Preventif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Dari semua tindakan preventif di atas maka analisa biaya yang digunakan

adalah total pemakaian manhour untuk melakukan tindakan preventif. Sebagai

landasan perhitungan untuk analisa biaya tindakan preventif mengacu pada

beberapa hal antara lain :

- Harga satuan yang digunakan mengacu pada proyek X

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 128: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

110  

 Universitas Indonesia 

- Analisa pendekatan dengan mengacu kepada “Surat Edaran Bersama

Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan,

17 Maret 2000” dan “Pedoman Standar Minimal RAB & HPS, yang

dikeluarkan Inkindo 2008, sebagai Konsultan Owner Untuk Proyek

X”.

Beberapa hal yang menjadi pertimbangan bagi kontraktor Proyek X

dalam mendapatkan harga satuan tenaga ahli kepada owner dan juga

pertimbangan untuk mengeluarkan harga satuan kepada tenaga ahli untuk

melaksanakan Proyek X :

- Mengingat sistim tender Proyek X ini bersifat terbuka maka proses

penentuan kontraktor pemenang mengacu kepada harga penawaran

yang sesuai dan lebih mendekati dengan owner estimate.

- Untuk proyek ini owner menggunakan harga satuan yang

dikeluarkan oleh konsultan Inkindo sebagai acuan dalam

menentukan owner estimate.

- Kontraktor Proyek X berusaha mendapatkan satuan harga manhours

yang optimal dari owner.

- Kontraktor Proyek X berusaha mengeluarkan satuan harga manhours

tenaga ahli lebih kecil dari harga yang ditawarkan kepada owner

tetapi harus tetap mengacu kepada “Surat Edaran Bersama Tentang

Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret

2000”.

- Ketika susah mendapatkan sumber daya dalam kondisi tertentu,

kontraktor Proyek X berusaha mengeluarkan harga maksimal tetapi

tetap mempertimbangkan keuntungan.

Dari beberapa kondisi diatas maka kontraktor Proyek X mempunyai tiga

kondisi dalam menentukan harga satuan yang akan dikeluarkan kepada tenaga ahli

yang akan dilibatkan pada Proyek X, adapun kondisi harga satuan itu adalah :

- Harga Minimal : Harga dengan batasan minimal yang dikeluarkan

kontraktor untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan dan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 129: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

111  

 Universitas Indonesia 

tetap mengacu kepada batasan minimal yang dikeluarkan oleh

Bappenas dan Menteri Keuangan tentang standar rencana anggaran

biaya tenaga ahli.

- Harga Medium : Harga aktual yang dipakai PT. Y pada Proyek X.

Harga ini tentunya sudah mempertimbangkan keuntungan. Data

aktual harga satuan ini bisa menjadi acuan dalam menentukan harga

minimal dan harga maksimal dengan mengacu kepada peraturan

yang dikeluarkan oleh Bappenas & Menteri Keuangan dan harga

satuan yang dikeluarkan oleh konsultan client.

- Harga Maksimum : Harga yang harus dikeluarkan kontraktor untuk

tetap memenuhi sumber daya sesuai dengan kebutuhan proyek. Pada

dasarnya harga akan semakin tinggi ketika permintaan meningkat

dengan sumber daya yang terbatas. Harga maksimum ini tentunya

tetap mempertimbangkan keuntungan kontraktor.

Surat edaran bersama tentang rencana anggaran biaya yang dikeluarkan

oleh Bappenas dan Menteri Keuangan 17 Maret 2000, Petunjuk penyusunan

Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk jasa konsultansi (Biaya Langsung Personil

(Remuneration) dan Biaya Langsung Non Personil (Direct Reimbursable Cost)).

Perhitungan Biaya Langsung Personil (BLP) dijelaskan seperti pada tabel 5.17

Tabel 5.17 Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek Sumber : Bappenas dan Menteri Keuangan, 2000

Simulasi dengan menggunakan tabel 5.17 maka kontraktor Proyek X

mendapatkan nilai minimum dan maksimum dari owner dan juga nilai minimum

dan maksimum yang dikeluarkan oleh kontraktor Proyek X, detailnya seperti pada

tabel 5.18

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 130: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

112  

 Universitas Indonesia 

Minimal Maksimal Minimal MaksimalAsumsi Gaji Dasar ( Basic Salary) 1.000 1.000 1.000 1.000 Beban Biaya Sosial - BBS (Social Charge) 300 400 300 400 Beban Biaya Umum - BBU (Overhead) 500 1.300 Tunjangan Penugasan - TP 100 300 100 300 Keuntungan - K 100 100 Total Biaya Langsung Personel 2.200 3.100 1.400 1.700

Harga Yang Didapat Kontraktor Harga Yang Dikeluarkan KontraktorKomponen Gaji

Tabel 5.18 Simulasi Perhitungan Biaya Langsung Personil Proyek Sumber : Bappenas dan Menteri Keuangan, 2000

Dengan asumsi Gaji Dasar/Basic Salary sebesar IDR 1.000,- maka akan

didapatkan estimasi penawaran minimum dari kontraktor kepada owner sebesar

IDR 2.200 dan penawaran maksimun IDR 3.100. Sedangkan biaya yang

dikeluarkan kontaktor Proyek X tanpa memperhitungkan komponen BBU dan K,

sehingga didapatkan nilai minimal manhours yang harus diberikan kontraktor

kepada tenaga ahli ± 52.83% dan maksimum ± 64.15%.

Satuan harga manhours yang digunakan kontraktor Proyek X seperti pada

tabel 5.19 No Jabatan Mhrs Satuan 1 Project Manager 162.188 IDR 2 Project Procurement Manajer 166.258 IDR 3 Engineering Manager 156.088 IDR 4 Project Control Manager 161.836 IDR 5 HSE Manager 126.876 IDR 6 QC Manager 124.794 IDR 7 Construction Manager 140.806 IDR 8 Sr. Piping Engineer 128.383 IDR 9 Lead Engineer 121.383 IDR

10 Piping Engineer 60.497 IDR 11 Piping Field Engineer 62.860 IDR 12 IT Engineer 65.984 IDR 13 Project Control Engineer 57.953 IDR 14 Logistik Engineer 62.236 IDR 15 QC Engineer 63.912 IDR 16 Piping Designer 55.861 IDR 17 Construction Control Engineer 55.660 IDR 18 Cost Control 43.514 IDR 19 Material Handling Spv 35.634 IDR 20 Piping Supervisor 45.900 IDR 21 Welding Supervisor 48.508 IDR 22 QA/QC Supervisor 46.751 IDR 23 Supervisor Fabrikasi 38.923 IDR

Tabel 5.19 Harga Satuan Manhour PT. X Sumber : Proyek X pada PT. Y

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 131: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

113  

 Universitas Indonesia 

Perhitungan konversi minimum biaya langsung personil menurut satuan

waktu yang dikeluarkan oleh Inkindo sebagai konsultan owner Proyek X adalah :

- SBOM = SBOS/4,1

- SBOH = (SBOB/22) X 1.1

- SBOJ = (SBOH/8) X 1,3

Dimana :

- SBOB = Satuan Biaya Orang Bulan

- SBOM = Satuan Biaya Orang Minggu

- SBOH = Satuan Biaya Orang Hari

- SBOJ = Satuan Biaya Orang Jam

Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli S1/S2/S3 dengan

undangan nasional berdasarkan pengalaman profesi yang setara, seperti pada tabel

5.20

Tabel 5.20 Biaya Langsung Personil Tahun 2008 untuk tenaga ahli S1/S2/S3 Sumber : Inkindo, 2008

Analisa pendekatan antara tabel 5.19 dan tabel 5.20, untuk beberapa

tenaga ahli dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman maka didapatkan

analisa perbandingan seperti pada tabel 5.21

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 132: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

114  

 Universitas Indonesia 

NO POSISI TAHUN PENDIDIKAN INKINDOPENGALAMAN 2008 Mhrs % Terhadap Inkindo

1 PROJECT MANAGER 17 S1SBOB 33.250.000 SBOM 8.109.756 SBOH 1.662.500 SBOJ 270.156 162.188 60,03%

2 PROJECT PROCUREMENT MANAGER 20 S1SBOB 37.700.000 SBOM 9.195.122 SBOH 1.885.000 SBOJ 306.313 166.258 54,28%

3 ENGINEERING MENAGER 17 S1SBOB 33.250.000 SBOM 8.109.756 SBOH 1.662.500 SBOJ 270.156 156.088 57,78%

4 PROJECT CONTROL MANAGER 15 S2SBOB 41.200.000 SBOM 10.048.780 SBOH 2.060.000 SBOJ 334.750 161.836 48,35%

5 CONSTRUCTION MANAGER 15 S1SBOB 30.250.000 SBOM 7.378.049 SBOH 1.512.500 SBOJ 245.781 140.806 57,29%

6 LEAD PROJECT ENGINEER 13 S1SBOB 27.250.000 SBOM 6.646.341 SBOH 1.362.500 SBOJ 221.406 121.383 54,82%

7 Sr. SCHEDULER 14 S2SBOB 28.750.000 SBOM 7.012.195 SBOH 1.437.500 SBOJ 233.594 128.383 54,96%

8 PROJECT CONTROL 3 S1SBOB 12.350.000 SBOM 3.012.195 SBOH 617.500 SBOJ 100.344 57.953 57,75%

9 ENGINEER 9 S1SBOB 21.300.000 SBOM 5.195.122 SBOH 1.065.000 SBOJ 173.063 60.497 34,96%

PROYEK X

Tabel 5.21 Analisa perbandingan harga yg didapat dan dikeluarkan oleh

kontraktor Proyek X Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Dari tabel 5.21 maka didapatkan analisa pendekatan bahwa harga yang

dikeluarkan oleh kontraktor Proyek X sebesar ± 53.36% (berada antara 52.83%

dan ± 64.15%) dari harga yang didapat dari owner. Sehingga dari analisa – analisa

diatas didapatkan variabel harga satuan manhour yang dikeluarkan oleh

kontraktor Proyek X

Detail analisa biaya untuk tindakan preventif adalah :

1. Jenis tindakan preventif

2. Variabel biaya, bisa berupa manhours, mandays, material, dll

3. Total variabel yaitu jumlah variabel yang diperlukan untuk tindakan

preventif, didapatkan sesuai dengan analisa tindakan yang sudah disetujui

pakar proyek.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 133: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

115  

 Universitas Indonesia 

4. Unit biaya dari variabel, yang dibagi tiga kondisi yaitu :

- Harga Minimum

- Harga Medium

- Harga Maksimum

5. Total biaya dari tindakan dengan menggunakan alat bantu program analisa

risiko @risk 4.5

Sebelum melakukan analisa biaya untuk tindakan preventive maka

terlebih dahulu deskripsi setiap tindakan diverifikasi kepada salah satu pakar

proyek.

PX1 = Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai.

Melakukan konsinyering kontrak proyek dan yang terlibat adalah tim inti proyek

(Manajer dan Engineer Level 1) yang dilaksanakan selama empat sampai lima

hari dikantor. Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel

5.22 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 32 40 160.578  162.188  194.987          6.213.043        2 Procurement Manager Mhrs 32 40 164.607  166.258  199.880          6.368.947        3 Engineering Manager Mhrs 32 40 154.539  156.088  187.654          5.979.373        4 Project Control Manager Mhrs 32 40 160.229  161.836  194.564          6.199.544        5 Construction Manager Mhrs 32 40 139.408  140.806  169.281          5.393.944        6 Lead Project Engineer Tiap Disiplin Mhrs 224 280 120.178  121.383  145.930          32.549.265      7 Engineer Tiap Disiplin Mhrs 224 280 59.897    60.497    72.732            16.222.559      8 Scheduler Mhrs 32 40 57.378    57.953    69.673            2.220.040        9 Cost Control Mhrs 32 40 43.082    43.514    52.314            1.666.920        10 Project Control Mhrs 32 40 57.378    57.953    69.673            2.220.040        

Total Biaya Preventif PX1 85.033.676     

No Keterangan Total BiayaSatuan Harga VariabelTotal Variabel

 

Tabel 5.22 Analisa Biaya Tindakan PX1 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX3 = Menyiapkan panduan design piping yang menjadi acuan bagi

piping engineer baru. Panduan disiapkan oleh Lead Project Engineer selama tiga

sampai empat hari, direview oleh Engineering Manager dan di approve oleh

Project Manager.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.23 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987,45    690.338           2 Engineering Manager Mhrs 6 8 154.539  156.088  187.654,03    1.162.656        3 Lead Project Engineer Piping Mhrs 24 32 120.178  121.383  145.930,28    3.616.585        Total Biaya Preventif PX3 5.469.579        

No Keterangan Satuan Harga Variabel Total BiayaTotal Variabel

 

Tabel 5.23 Analisa Biaya Tindakan PX3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 134: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

116  

 Universitas Indonesia 

PX4 = Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse.

Disiapkan oleh Logistik Engineer selama tiga sampai empat hari, direview oleh

Procurement Manager dan approve oleh Project Manager.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.24 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Procurement Manager Mhrs 6 8 164.607  166.258  199.880          1.238.406        3 Logistik Engineer Mhrs 24 32 61.618    62.236    74.822            1.854.311        Total Biaya Preventif PX4 3.783.055        

No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.24 Analisa Biaya Tindakan PX4 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX5 = Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping.

Disiapkan oleh Piping Engineer, Lead Project Engineer dan Construction

Manager selama empat sampai lima hari, direview oleh Engineering Manager dan

diapprove oleh Project Manager.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.25 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Engineering Manager Mhrs 6 8 154.539  156.088  187.654          1.162.656        3 Construction Manager Mhrs 32 40 139.408  140.806  169.281          5.393.944        4 Lead Project Engineer Piping Mhrs 32 40 120.178  121.383  145.930          4.649.895        5 Piping Engineer Mhrs 32 40 59.897    60.497    72.732            2.317.508        Total Biaya Preventif PX5 14.214.341     

No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.25 Analisa Biaya Tindakan PX5 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX6 = Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan

kebutuhan kontruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor.

Disiapkan oleh Scheduler selama empat sampai lima hari, direview oleh Lead

Project Engineer, Engineering Manager, Project Control Manager, Procurement

Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project Manager.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.26 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Procurement Manager Mhrs 16 24 164.607  166.258  199.880          3.538.304        3 Engineering Manager Mhrs 6 8 154.539  156.088  187.654          1.162.656        4 Project Control Manager Mhrs 16 24 160.229  161.836  194.564          3.444.191        5 Construction Manager Mhrs 16 24 139.408  140.806  169.281          2.996.635        6 Lead Project Engineer Piping Mhrs 16 24 120.178  121.383  145.930          2.583.275        7 Scheduler Mhrs 32 40 57.378    57.953    69.673            2.220.040        Total Biaya Preventif PX6 16.635.440     

No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.26 Analisa Biaya Tindakan PX6 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 135: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

117  

 Universitas Indonesia 

PX7 = Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati

oleh client dan kontraktor. Disiapkan Project Control selama dua sampai tiga hari,

direview oleh Project Control Manager, Enginering Manager, Construction

Manager, Procurement Manager dan diapprove oleh Project Manager.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.27 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Engineering Manager Mhrs 6 8 154.539  156.088  187.654          1.162.656        3 Project Control Manager Mhrs 6 8 160.229  161.836  194.564          1.205.467        4 Procurement Manager Mhrs 6 8 164.607  166.258  199.880          1.238.406        5 Construction Manager Mhrs 6 8 139.408  140.806  169.281          1.048.822        6 Project Control Mhrs 16 24 57.378    57.953    69.673            1.233.356        Total Biaya Preventif PX7 6.579.045        

No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.27 Analisa Biaya Tindakan PX7 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX9 = Subkontraktor harus menyiapkan metode kerja untuk piping yang

direview oleh kontraktor. Disiapkan subkontraktor, direview selama satu sampai

dua hari oleh Lead Project Engineer Piping, Enginering Manager, Project Control

Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project Manager.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.28 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           3 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539  156.088  187.654          1.993.124        4 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229  161.836  194.564          2.066.515        5 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408  140.806  169.281          1.797.981        6 Lead Project Engineer Piping Mhrs 8 16 120.178  128.383  145.930          1.577.965        Total Biaya Preventif PX9 8.125.923        

No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.28 Analisa Biaya Tindakan PX9 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX11 = Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai

dengan kebutuhan proyek. Disiapkan Lead Project Engineer dan Procurement

Engineer selama empat sampai lima hari, direview oleh Enginering Manager,

Procurement Manager, Project Control Manager, Construction Manager dan

diapprove oleh Project Manager.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.29 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Procurement Manager Mhrs 8 16 164.607  166.258  199.880          2.122.982        3 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539  156.088  187.654          1.993.124        4 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229  161.836  194.564          2.066.515        5 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408  140.806  169.281          1.797.981        6 Lead Project Engineer Piping Mhrs 32 40 120.178  121.383  145.930          4.649.895        7 Procurement Engineer Mhrs 32 40 61.618    62.236    74.822            2.384.114        Total Biaya Preventif PX11 15.704.950     

No Keterangan Total Variabel Total BiayaSatuan Harga Variabel

 

Tabel 5.29 Analisa Biaya Tindakan PX11 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 136: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

118  

 Universitas Indonesia 

PX13 = Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan.

Disiapkan selama tiga sampai empat hari oleh Lead Project Engineer, Piping

Engineer, QC Engineer, direview oleh Enginering Manager, Project Control

Manager, QA/QC Manager, Construction Manager dan diapprove oleh Project

Manager.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.30 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539  156.088  187.654          1.993.124        3 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229  161.836  194.564          2.066.515        4 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408  140.806  169.281          1.797.981        5 QA/QC Manager Mhrs 8 16 123.555  124.794  150.031          1.593.524        6 Lead Project Engineer Piping Mhrs 24 32 120.178  121.383  145.930          3.616.585        7 QC Engineer Mhrs 24 32 63.278    63.912    76.837            1.904.251        8 Piping Engineer Mhrs 24 32 59.897    60.497    72.732            1.802.507        Total Biaya Preventif PX13 15.464.825     

No Keterangan Satuan Harga VariabelTotal Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.30 Analisa Biaya Tindakan PX13 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX15 = Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview

oleh kontraktor. Disiapkan oleh subkontraktor, direview selama satu sampai dua

hari oleh Lead Project Engineer, Enginering Manager, Project Control Manager,

QA/QC Manager, HSE Manager, Construction Manager dan diapprove oleh

Project Manager.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.31 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 QA/QC Manager Mhrs 8 16 123.555  124.794  150.031          1.593.524        3 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539  156.088  187.654          1.993.124        4 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229  161.836  194.564          2.066.515        5 HSE Manager Mhrs 8 16 125.616  126.876  152.534          1.620.102        6 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408  140.806  169.281          1.797.981        7 Lead Project Engineer Piping Mhrs 8 16 120.178  121.383  145.930          1.549.965        Total Biaya Preventif PX15 11.311.549     

Total BiayaNo Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel

 

Tabel 5.31 Analisa Biaya Tindakan PX15 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX16 = Memberikan training tentang basic design piping selama tiga

sampai empat hari. Trainernya Senior Piping Engineer dan Pesertanya Piping

Engineer sebanyak tiga orang dan Piping Designer sebanyak tiga orang.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.32

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 137: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

119  

 Universitas Indonesia 

UnitVariabel Min Max Min Med Max

1 Sr. Piping Engineer Mhrs 24 32 127.108  128.383  154.346          3.825.149        2 Piping Engineer Mhrs 72 96 59.897    60.497    72.732            5.407.520        3 Piping Designer Mhrs 72 96 55.306    55.861    67.158            4.993.115        Total Biaya Preventif PX16 14.225.783     

No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.32 Analisa Biaya Tindakan PX16 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX19 = Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan

kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait. Disiapkan oleh

Scheduler selama tiga sampai empat hari, direview oleh Lead Project Engineer

Piping, Project Control Manager, Engineering Manager, Procurement Manager,

Construction Manager, QA/QC Manager, HSE Manager dan diapprove oleh

Project Manager .

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.33 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Procurement Manager Mhrs 16 24 164.607  166.258  199.880          3.538.304        3 Engineering Manager Mhrs 16 24 154.539  156.088  187.654          3.321.874        4 Project Control Manager Mhrs 16 24 160.229  161.836  194.564          3.444.191        5 Construction Manager Mhrs 16 24 139.408  140.806  169.281          2.996.635        6 QA/QC Manager Mhrs 16 24 123.555  124.794  150.031          2.655.874        7 HSE Manager Mhrs 16 24 125.616  126.876  152.534          2.700.170        8 Lead PE Piping Mhrs 16 24 120.178  121.383  122.950          2.430.073        9 Scheduler Mhrs 24 32 57.378    57.953    69.673            1.726.698        Total Biaya Preventif PX19 23.504.157     

No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.33 Analisa Biaya Tindakan PX19 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX20 = Menyiapkan Metode Input/Output proses supaya antar disiplin

paham akan sequences pekerjaan. Disiapkan oleh Project Control selama tiga

sampai empat hari, direview oleh Project Control Manager, Lead Project Engineer

Semua Disiplin, Engineering Manager, Procurement Manager, Construction

Manager, QA/QC Manager, HSE Manager dan dan diapprove oleh Project

Manager .

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.34 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Procurement Manager Mhrs 8 16 164.607  166.258  199.880          2.122.982        3 Engineering Manager Mhrs 8 16 154.539  156.088  187.654          1.993.124        4 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229  161.836  194.564          2.066.515        5 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408  140.806  169.281          1.797.981        6 QA/QC Manager Mhrs 8 16 123.555  124.794  150.031          1.593.524        7 HSE Manager Mhrs 8 16 125.616  126.876  152.534          1.620.102        8 Lead Project Engineer Semua Disiplin Mhrs 56 112 120.178  121.383  145.930          10.849.755      9 Project Control Mhrs 24 32 57.378    57.953    69.673            1.726.698        Total Biaya Preventif PX20 24.461.020     

No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.34 Analisa Biaya Tindakan PX20 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 138: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

120  

 Universitas Indonesia 

PX23 = Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah

dipahami. Disiapkan selama dua sampai tiga hari oleh Lead Project Engineer

Piping bersama Procurement Engineer, direview oleh Procurement Manager dan

diapprove oleh Project Manager .

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.35 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Procurement Manager Mhrs 6 8 164.607  166.258  199.880          1.238.406        3 Lead Project Engineer Piping Mhrs 16 24 120.178  121.383  145.930          2.583.275        4 Procurement Engineer Mhrs 16 24 61.618    62.236    74.822            1.324.508        Total Biaya Preventif PX23 5.836.527        

No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.35 Analisa Biaya Tindakan PX23 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX24 = Menyiapkan prosedur approval dokumen pada setiap fabrikator.

Disiapkan oleh Project Control Engineer selama tiga sampai empat hari, direview

oleh Lead Project Engineer Piping, Procurement Manager, Project Control

Manager dan diapprove oleh Project Manager .

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.36 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Procurement Manager Mhrs 8 16 164.607  166.258  199.880          2.122.982        3 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229  161.836  194.564          2.066.515        4 Lead Project Engineer Piping Mhrs 8 16 120.178  121.383  145.930          1.549.965        5 Project Control Mhrs 24 32 57.378    57.953    69.673            1.726.698        Total Biaya Preventif PX24 8.156.498        

No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.36 Analisa Biaya Tindakan PX24 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX25 = Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor

dengan owner. Melakukan rapat rutin selama empat sampai lima hari antara

owner dan kontraktor. Tim kontraktor yang terlibat adalah : Lead Project Engineer

Semua Disiplin, Engineering Manager, Project Control Manager

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.37 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Engineering Manager Mhrs 32 40 160.578  162.188  194.987          6.213.043        2 Project Control Manager Mhrs 32 40 160.229  161.836  194.564          6.199.544        3 Lead Project Engineer Semua Disiplin Mhrs 224 280 120.178  121.383  145.930          32.549.265      Total Biaya Preventif PX25 44.961.853     

No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.37 Analisa Biaya Tindakan PX25 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX26 = Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman

material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 139: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

121  

 Universitas Indonesia 

schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek. Tim kontraktor hanya

mereview dan yang terlibat adalah : Project Control, Lead Project Engineer

Semua Disiplin, Scheduler, Project Control Manager dan approve oleh Project

Manager

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.38 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Manager Mhrs 3 5 160.578  162.188  194.987          690.338           2 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229  161.836  194.564          2.066.515        3 Lead Project Engineer  Mhrs 56 112 120.178  121.383  145.930          10.849.755      4 Scheduler Mhrs 8 16 57.378    57.953    69.673            740.013           5 Project Control Mhrs 8 16 57.378    57.953    69.673            740.013           Total Biaya Preventif PX26 15.086.635     

No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.38 Analisa Biaya Tindakan PX26 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

PX28 = Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi

peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor. Tim

kontraktor hanya mereview dan yang terlibat adalah : Lead Project Engineer

Semua Disiplin, Scheduler, Project Control, Project Control Manager,

Construction Manager, QA/QC Manager, HSE Manager dan diapprove oleh

Project Manager

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.39 Unit

Variabel Min Max Min Med Max1 Project Control Manager Mhrs 5 8 160.578  162.188  194.987          1.121.799        2 Construction Manager Mhrs 8 16 139.408  140.806  169.281          1.797.981        3 Project Control Manager Mhrs 8 16 160.229  161.836  194.564          2.066.515        4 QA/QC Manager Mhrs 8 16 123.555  124.794  150.031          1.593.524        5 HSE Manager Mhrs 8 16 125.616  126.876  152.534          1.620.102        6 Lead Project Engineer semua Disiplin Mhrs 56 112 120.178  121.383  145.930          10.849.755      7 Project Control Mhrs 8 16 57.378    57.953    69.673            740.013           8 Scheduler Mhrs 8 16 57.378    57.953    69.673            740.013           Total Biaya Preventif PX28 20.529.703     

No Keterangan Total Variabel Satuan Harga Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.39 Analisa Biaya Tindakan PX28 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

5.3.5.1.1 Optimasi Biaya Tindakan Preventive

Untuk setiap biaya tindakan preventif dilakukan analisa optimasi biaya

dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5, tujuan dari optimasi ini adalah

untuk mendapatkan research question yang kedua yaitu melakukan optimasi

untuk mendapatkan biaya yang optimal dengan probabilitas tertinggi dari setiap

tindakan preventif.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 140: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

122  

 Universitas Indonesia 

Ada beberapa langkah - langkah dalam melakukan optimasi dengan

bantuan program @risk 4.5 yaitu :

- Buka aplikasi @risk 4.5 dan file yang akan dioptimasi

- Menentukan output dari estimasi

- Menentukan setting iterasi

- Menentukan jenis report atau output dari nilai yang akan dioptimasi

- Running simulasi

Dari tahapan di atas maka untuk setiap nilai yang dioptimasi akan

didapatkan probabilitas terjadinya nilai yang dioptimasi. Optimasi biaya tindakan

untuk masing masing tindakan preventif disertakan dalam lampiran dan optimasi

biaya tindakan preventif secara keseluruhan seperti pada gambar 5.4

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 141: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

123  

 Universitas Indonesia 

Simulation Results forTotal Biaya Untuk Tindakan Preventif / L219

Statistic Value %tile ValueMinimum 315.640.288           5% 329.037.280          

Maximum 361.394.272           10% 331.215.648          

Mean 339.080.097           15% 332.671.680          

Std Dev 6.123.275                20% 333.859.264          

Variance 3,74945E+13 25% 334.950.976          

Skewness 0,052613345 30% 335.831.072          

Kurtosis 2,931442763 35% 336.625.920          

Median 339.028.704           40% 337.520.640          

Mode 338.481.184           45% 338.286.688          

Left X 329.037.280           50% 339.028.704          

Left P 5% 55% 339.796.864          

Right X 349.313.920           60% 340.618.176          

Right P 95% 65% 341.411.552          

Diff X 20.276.640              70% 342.279.200          

Diff P 90% 75% 343.205.696          

#Errors 0 80% 344.239.648          

Filter Min 85% 345.408.544          

Filter Max 90% 346.959.552          

#Filtered 0 95% 349.313.920          

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,340 0,343

#2 Mhrs / Total Biaya / 0,338 0,328

#3 Mhrs / Total Biaya / 0,338 0,332

#4 Mhrs / Total Biaya / 0,338 0,329

#5 Mhrs / Total Biaya / 0,331 0,318

#6 Mhrs / Total Biaya / 0,243 0,219

#7 Mhrs / Total Biaya / 0,232 0,219

#8 Mhrs / Total Biaya / 0,169 0,152

#9 Mhrs / Total Biaya / 0,120 0,117

#10 Mhrs / Total Biaya / 0,086 0,080

#11 Mhrs / Total Biaya / 0,082 0,072

#12 Mhrs / Total Biaya / 0,073 0,075

#13 Mhrs / Total Biaya / 0,072 0,077

#14 Mhrs / Total Biaya / 0,069 0,077

#15 Mhrs / Total Biaya / 0,063 0,076

#16 Mhrs / Total Biaya / 0,059 0,075

Workbook Name Analisa Tindakan Preventif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:01:07

Number of Inputs 214

Number of Outputs 19

Sampling Type Latin Hypercube

Random Seed 75936538

Summary Information

Summary Statistics

Sensitivity

Simulation Start Time 13/12/2010 7:23

Simulation Stop Time 13/12/2010 7:24

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya Untuk TindakanPreventif/L219

Val

ues

in 1

0 -

8

Values in Millions

0

1

2

3

4

5

6

7

Mean=3.390801E+08

315 327.5 340 352.5 365315 327.5 340 352.5 365

5% 90% 5% 329.0373 349.3139

Mean=3.390801E+08

Distribution for Total Biaya Untuk TindakanPreventif/L219

Values in Millions

0.000

0.200

0.400

0.600

0.800

1.000

Mean=3.390801E+08

315 327.5 340 352.5 365315 327.5 340 352.5 365

5% 90% 5% 329.0373 349.3139

Mean=3.390801E+08

Regression Sensitivity for Total BiayaUntuk Tindakan Pr...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/L130 .071 Mhrs / Total Biaya/L198 .072 Mhrs / Total Biaya/L117 .073 Mhrs / Total Biaya/L178 .076 Mhrs / Total Biaya/L213 .08 Mhrs / Total Biaya/L159 .085 Mhrs / Total Biaya/L199 .086 Mhrs / Total Biaya/L12 .12 Mhrs / Total Biaya/L12 .168 Mhrs / Total Biaya/L190 .232 Mhrs / Total Biaya/L11 .245 Mhrs / Total Biaya/L159 .336 Mhrs / Total Biaya/L190 .339 Mhrs / Total Biaya/L213 .341 Mhrs / Total Biaya/L11 .342 Mhrs / Total Biaya/L199 .345

-1 -0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75 1

 

Gambar 5.4 Hasil Simulasi Tindakan Preventif Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 142: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

124  

 Universitas Indonesia 

Dari hasil simulasi dengan program @risk 4.5 maka didapatkan beberapa

keputusan antara lain :

- Dari semua tindakan preventif maka probabilitas kejadian untuk biaya

tindakan preventif adalah 50.36%, artinya nilai sebesar IDR

339.084.559 untuk tindakan preventif terhadap peristiwa resiko diatas

probabilitasnya berada pada nilai rata – rata. Sehingga untuk

probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka diperlukan total biaya

tindakan preventif sebesar IDR 349.313.920

- Dari hasil simulai dengan program @risk 4.5, maka didapatkan lima

variabel yang memiliki nilai sensitivitas yang tinggi yang akan

mempengaruhi biaya tindakan korektif yaitu penggunaan manhour

Lead Project Engineer pada tindakan korektif PX26, PX1, PX28,

PX25, PX23, artinya tindakan preventif sangat dipengaruhi oleh

kemampuan Lead Project Engineer dalam mengidentifikasi tindakan

tindakan preventif diawal proyek untuk mencegah terjadinya risiko,

karena seorang Lead Project Engineer pada proyek X bertanggung

jawab penuh pada tahapan pekerjaan dari awal sampai akhir (seorang

Lead Project Engineer bertanggung jawab penuh terhadap semua

tahapan pekerjaan Engineering, Procurement dan Construction).

- Dari hasil simulasi diatas dapat disimpulkan bahwa peranan Lead

Project Engineer sangat diharapkan untuk memahami secara cermat

tindakan tindakan preventif yang mempengaruhi kinerja waktu

pekerjaan piping antara lain : kemampuan mereview dokumen

subkontraktor, memahami kontrak proyek sejak awal, menyiapkan

prosedur dan finalisasi design proyek secara keseluruhan antara

kontraktor dengan owner.

5.3.5.2 Analisa Biaya Untuk Tindakan Korektif.

Dari hasil analisa kualitatif maka didapatkan 11 variabel dari total 31

variabel yang mempunya nilai mean, median dan modus < 3, sehingga kesepuluh

varibel ini dieliminir dalam analisa kuantitatif. Total tindakan korektif yang

mempunyai nilai mean, median dan modus > 3, seperti pada tabel 5.40. Variabel

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 143: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

125  

 Universitas Indonesia 

ini akan dipakai sebagai acuan untuk analisa kuantitatif, yaitu untuk mendapatkan

total biaya untuk tindakan korektif.

Beberapa yang menjadi acuan dasar untuk menentukan analisa biaya

tindakan korektif antara lain :

- Data proyek dan progres pekerjaan sampai dengan bulan Nopember

2009, ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pekerjaan piping

sebelum melakukan tindakan korektif.

- Sisa pekerjaan piping terhitung mulai bulan Desember 2009, sebagai

dasar perhitungan untuk tindakan korektif supaya kinerja waktu tetap

dapat tercapai

- Harga satuan variabel untuk tindakan korektif adalah nilai medium dan

nilai maksimum, hal ini diasumsikan bahwa harga satuan tindakan

korektif cenderung jauh lebih besar dibanding dengan harga satuan

tindakan preventif. No Variabel Tindakan 1 CX1 Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai benar benar

paham

2 CX2 Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru

3 CX4 Menambah material handling supervisor untuk memperketat pengawasan permintaan material

4 CX6 Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara)

5 CX7 Membuat sistem yang mendukung approval client secara online (membuat sistim online yang bisa diakses orang orang tertentu untuk proses approve dokumen)

6 CX9 Menambah piping supervisor dilapangan untuk memperketat pengawasan pekerjaan subkontraktor

7 CX10 Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu

8 CX12 Memberikan training kepada subkontraktor

9 CX13 Menambah welding supervisor untuk mengawasi proses pekerjaan pengelasan

Tabel 5.40 Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 144: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

126  

 Universitas Indonesia 

No Variabel Tindakan 10 CX14 Menambah QA/QC supervisor untuk meningkatkan pengawasan kualitas

pekerjaan

11 CX16 Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan

12 CX17 Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas

13 CX20 Meningkatkan produktivitas dengan meningkatkan sistim pengontrolan dari tim project control

14 CX21 Menambah construction control engineer yang bisa membantu subkontraktor untuk memahami pekerjaan

15 CX24 Menambah supervisor dan project control pada fabrikator

16 CX26 Menambah project control disetiap fabrikator untuk memonitor schedule pengiriman setiap saat

17 CX27 Menambah construction control engineer dari kontraktor dan subkontraktor

18 CX28 Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan

19 CX29 Menambah personil project control untuk mengarahkan subkontraktor menyiapkan dan memonitor rencana dan target kerja

20 CX31 Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja

Tabel 5.40 Tindakan Korektif Dengan Nilai Mean, Median dan Modus > 3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Berdasarkan area pekerjaan maka pekerjaan piping dibagi menjadi dua

area yaitu :

- ISBL (Inside Battery Limit Area)

- OSBL (Outside Battery Limit Area)

Sebagian besar pekerjaan piping adalah pekerjaan welding / pengelasan

dan komposisi pekerjaan welding dibagi menjadi dua kategori yaitu :

- Shop weld adalah pengelasan yang dilakukan ditempat fabrikasi

- Field Weld adalah pengelasan yang dilakukan di lapangan

Beberapa dasar analisa untuk tindakan korektif pekerjaan piping antara

lain :

- Data proyek X untuk pekerjaan piping menggunakan data per

Nopember 2009, untuk mengetahui kinerja pekerjaan piping.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 145: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

127  

 Universitas Indonesia 

- Sisa pekerjaan untuk shop weld sudah harus diselesaikan Desember

2009 dan sisa pekerjaan untuk field weld sudah harus dikerjakan

Pebruari 2009, sehingga pekerjaan lain yang terkait dengan piping dan

pekerjaan test akan silaksanakan sampai dengan Juli 2010.

- Jika sisa pekerjaan field weld tidak terselesaikan sampai dengan

Pebruari 2010 maka akan dirubah metode pekerjaan, yaitu pekerjaan

yang berhubungan dengan piping dan test dilakukan secara paralel.

- Tindakan korektif disini tidak merubah critical path.

Detail Analisa Biaya Untuk Tindakan Korektif.

CX1 = Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai

benar benar paham. Dari Laporan MM proyek X sampai dengan bulan Nopember

2010 terdapat 10 Engineer. Maka tindakan korektif untuk CX1 adalah melakukan

training semua engineer selama tiga sampai empat hari dan trainernya cukup

menggunakan Sr Engineer yang ada.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.41 Unit

Variabel Min Max Med Max1 Sr. Piping Engineer Mhrs 48 64 128.383   154.346    7.916.411        2 Piping Engineer  Mhrs 240 320 60.497     72.732      18.652.063      Total Biaya Korektif CX1 26.568.475     

No Keterangan Jumlah Variabel Biaya Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.41 Analisa Biaya Tindakan CX1 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

CX2 = Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi

piping engineer yang baru. Total Sr. Engineer sampai dengan Nopember 2010 ada

dua orang sementara total Engineer 10 orang, untuk itu sebaiknya ada

penambahan Sr. Engineer satu atau dua orang selama tiga bulan.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.42 Unit

Variabel Min Max Med Max1 Sr. Piping Engineer Mhrs 600 1200 128.383   154.346    127.228.041   

Total Biaya Korektif CX2 127.228.041   

No Keterangan Total Variabel Biaya Variabel Total Biaya

Tabel 5.42 Analisa Biaya Tindakan CX2 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

CX7 = Membuat sistem yang mendukung approval client secara online.

Membuat suatu sistem jalur komunikasi online yang bisa diakses oleh tim tertentu

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 146: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

128  

 Universitas Indonesia 

sesuai dengan otoritas yang sudah ditentukan. Disiapkan oleh IT engineer selama

tiga sampai emapt hari.

Detail analisa biaya manhours yang digunakan seperti pada tabel 5.43 Unit

Variabel Min Max Med Max1 IT Engineer Mhrs 24 40 65.984     79.328      2.324.987        

Total Biaya Korektif CX7 2.324.987        

No Keterangan Total Variabel Biaya Variabel Total Biaya

 

Tabel 5.43 Analisa Biaya Tindakan CX7 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Analisa biaya tindakan korektif untuk variabel : CX4, CX9, CX13,

CX10, CX13, CX14, CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 akan

didapatkan setelah analisa produktifitas pekerjaan piping sampai bulan Nopember

2009 dan analisa kinerja sisa pekerjaan piping. Beberapa landasan analisa

tindakan korektif untuk variabel CX4, CX9, CX13, CX10, CX13, CX14, CX20,

CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 antara lain :

- Variabel minimum dan maksimum didapat dengan acuan analisa

produktifitas pekerjaan.

- Target pertama tindakan korektif adalah menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan schedule awal proyek yaitu pekerjaan harus sudah

selesai Pebruari 2010 dan alternatif lainya adalah merobah metode

pekerjaan yaitu sisa pekerjaan tetap bisa diselesaikan mundur dari

schedule awal tetapi tidak merubah critical path dari proyek atau sisa

pekerjaan bisa diselesaikan bersamaan dengan pekerjaan yang lainya,

yaitu alternatif pertama pekerjaan diselesaikan Maret 2010, alternatif

kedua pekerjaan diselesaikan April 2010, alternatif ketiga pekerjaan

diselesaikan Mei 2010, alternatif pekerjaan diselesaikan Juni 2010 dan

alternatif terakhir pekerjaan diselesaikan bulan Juli 2010.

- Dasar analisa penambahan tenaga kerja untuk tindakan korektif

dijelaskan pada tabel 5.44

Detail analisa biaya tindakan korektif untuk variabel : CX4, CX9, CX13,

CX10, CX13, CX14, CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 seperti pada

tabel 5.44

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 147: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

129  

 Universitas Indonesia 

Shop Weld Total Pekerjaan  214.931     Dia‐Inch

Analisa Tindakan Korektif Shop weld Dengan Target Schedule Des 2009Des'09

Qty Unit Qty Unit

1 Fabrikator A ‐ OSBL Area 58.339                             Dia‐Inch 51.626       Dia‐Inch 6.713      Welder 14                                    MMProductivity 252                                 DI/DayProductivity 18                                   

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Des'2009 6.713       DI/Month292           DI/Day

Area Kerja 1                                      Fabrikasi 16             WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 2               Welder

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                 MMKebutuhan 1               1             MM ‐                ‐                MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan 1               1             MM 1               1               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan ‐                ‐              MM ‐                ‐                MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 1                 MMKebutuhan 2               2             MM 2               2               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan 1               2             MM 1               2               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan 1               2             MM 1               2               MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan 1               1             MM 1               1               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan ‐                ‐              MM ‐                ‐                MM

2 Fabrikator A ‐ ISBL Area 156.591                          Dia‐Inch 140.927    Dia‐Inch 15.664    Welder 20                                    MMProductivity 500                                 DI/DayProductivity 25                                   

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Des'2009 15.664     DI/Month681           DI/Day

Area Kerja 1                                      Fabrikasi 27             WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 7               Welder

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                 MMKebutuhan 1               1             MM ‐                ‐                MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan 1               1             MM 1               1               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan ‐                ‐              MM ‐                ‐                MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 1                 MMKebutuhan 3               3             MM 2               2               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan 1               2             MM 1               2               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                 MMKebutuhan 1               2             MM ‐                1               MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan 1               1             MM 1               1               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                  MMKebutuhan ‐                ‐              MM ‐                ‐                MM

No Pekerjaan Qty UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan

Kebutuhan MPUnit Unit

Tambahan MP

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 148: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

130  

 Universitas Indonesia 

Field Weld Total Pekerjaan  256.015      Dia‐Inch

Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Schedule Awal Feb 2010Des'09 Jan'10 Feb'10

Qty Unit Qty Unit

1 86.841                             Dia‐Inch 46.648     Dia‐Inch 40.193       Welder 15                                    MMProductivity 195                                  DI/DayProductivity 13                                    DI/W/DayRemaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 13.398        DI/Month

536            DI/DayArea Kerja 17                                    Area 41               WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 26              

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)               0               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                 2               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)               0               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                 3               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                 3               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                  ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                 3               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                 2               MM

2 ISBL Area 169.174                           Dia‐Inch 65.716     Dia‐Inch 103.458    Welder 18                                    MMProductivity 234                                  DI/DayProductivity 13                                    DI/W/Day

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 34.486        1 Bulan1.379         Hari

Area Kerja 21                                    Area 106            WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 88               WelderManpower Dari Kontraktor

Min Mak Min Mak1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja

Manpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                 1               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                 3               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                 1               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 11           13           MM 9                 11             MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                 4               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                  ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                 4               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                 3               MM

No Pekerjaan Qty Unit

OSBL Area

Progres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 149: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

131  

 Universitas Indonesia 

Field Weld Total Pekerjaan  256.015      Dia‐Inch

Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Maret 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10

Qty Unit Qty Unit1 86.841                                       Dia‐Inch 46.648     Dia‐Inch 40.193       Welder 15                                              MMProductivity 195                                            DI/DayProductivity 13                                              DI/W/Day

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 10.048        1 Bulan402              Hari

Area Kerja 17                                              Area 31                WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 16               

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MM

Kebutuhan 3             4             MM (1)                 0               MM2 Material Handling‐Berdasarkan Area Kerja

Manpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                  2               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MM

Kebutuhan 3             4             MM (1)                 0               MM4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total Welder

Manpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                  2               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MM

Kebutuhan 3             4             MM 2                  3               MM6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area Kerja

Manpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                   ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MM

Kebutuhan 3             4             MM 2                  3               MM8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area Kerja

Manpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                  2               MM

2 ISBL Area 169.174                                     Dia‐Inch 65.716     Dia‐Inch 103.458     Welder 18                                              MMProductivity 234                                            DI/DayProductivity 13                                              DI/W/DayRemaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 25.865        1 Bulan

1.035          HariArea Kerja 21                                              Area 80                WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 62                Welder

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                  1               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                  3               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                  1               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 8             10           MM 6                  8               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                  4               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                   ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                  4               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                  3               MM

UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan

OSBL Area

No Pekerjaan Qty

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 150: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

132  

 Universitas Indonesia 

Field Weld Total Pekerjaan  256.015      Dia‐Inch

Analisa Tindakan Korektif Dengan Target April 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10

Qty Unit Qty Unit

1 86.841                                      Dia‐Inch 46.648     Dia‐Inch 40.193      Welder 15                                             MMProductivity 195                                           DI/DayProductivity 13                                             DI/W/Day

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 8.039         1 Bulan322            Hari

Area Kerja 17                                             Area 25               WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 10              

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)               0               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                 2               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)               0               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 2             3             MM 0                 1               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                 3               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                  ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                 3               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                 2               MM

2 ISBL Area 169.174                                    Dia‐Inch 65.716     Dia‐Inch 103.458   Welder 18                                             MMProductivity 234                                           DI/DayProductivity 13                                             DI/W/Day

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 20.692       1 Bulan828            Hari

Area Kerja 21                                             Area 64               WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 46               Welder

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                 1               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                 3               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                 1               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 6             8             MM 4                 6               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                 4               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                  ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                 4               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                 3               MM

Pekerjaan Qty UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan

No

OSBL Area

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 151: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

133  

 Universitas Indonesia 

Field Weld Total Pekerjaan  256.015      Dia‐Inch

Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Mei 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Mei'10

Qty Unit Qty Unit

1 86.841                                       Dia‐Inch 46.648     Dia‐Inch 40.193       Welder 15                                              MMProductivity 195                                            DI/DayProductivity 13                                              DI/W/Day

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 6.699          1 Bulan268             Hari

Area Kerja 17                                              Area 21                WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 6                 

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)                0               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                  2               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)                0               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 2             3             MM 0                  1               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                  3               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                   ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                  3               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                  2               MM

1 ISBL Area 169.174                                     Dia‐Inch 65.716     Dia‐Inch 103.458    Welder 18                                              MMProductivity 234                                            DI/DayProductivity 13                                              DI/W/Day

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 17.243        1 Bulan690             Hari

Area Kerja 21                                              Area 53                WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 35                Welder

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                  1               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                  3               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                  1               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 5             7             MM 3                  5               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                  4               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                   ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                  4               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                  3               MM

UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan

Pekerjaan Qty

OSBL Area

No

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 152: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

134  

 Universitas Indonesia 

Field Weld Total Pekerjaan  256.015      Dia‐Inch

Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Juni 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Mei'10 Jun'10

Qty Unit Qty Unit1 86.841                                       Dia‐Inch 46.648     Dia‐Inch 40.193       Welder 15                                              MMProductivity 195                                            DI/DayProductivity 13                                              DI/W/Day

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 5.742          1 Bulan230             Hari

Area Kerja 17                                              Area 18                WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 3                 

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)                0               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                  2               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)                0               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 2             2             MM (0)                0               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                  3               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                   ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                  3               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                  2               MM

1 ISBL Area 169.174                                     Dia‐Inch 65.716     Dia‐Inch 103.458    Welder 18                                              MMProductivity 234                                            DI/DayProductivity 13                                              DI/W/DayRemaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 14.780        1 Bulan

591             HariArea Kerja 21                                              Area 45                WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 27                Welder

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                  1               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                  3               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                  1               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 5             6             MM 3                  4               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                  4               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                   ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                  4               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                  3               MM

OSBL Area

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

No Pekerjaan Qty UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan

Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 153: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

135  

 Universitas Indonesia 

Field Weld Total Pekerjaan  256.015      Dia‐Inch

Analisa Tindakan Korektif Dengan Target Juni 2010Des'09 Jan'10 Feb'10 Mar'10 Apr'10 Mei'10 Jun'10 Jul'10

Qty Unit Qty Unit

1 86.841                                       Dia‐Inch 46.648     Dia‐Inch 40.193       Welder 15                                              MMProductivity 195                                            DI/DayProductivity 13                                              DI/W/Day

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 5.024          1 Bulan201             Hari

Area Kerja 17                                              Area 15                WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 0                 

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)                0               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                  2               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 3             4             MM (1)                0               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 2             2             MM (0)                (0)              MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                  3               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                   ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 3             4             MM 2                  3               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 3             4             MM 1                  2               MM

1 ISBL Area 169.174                                     Dia‐Inch 65.716     Dia‐Inch 103.458    Welder 18                                              MMProductivity 234                                            DI/DayProductivity 13                                              DI/W/Day

Remaining Pekerjaan Harus Diselesaikan Feb'2010 12.932        1 Bulan517             Hari

Area Kerja 21                                              Area 40                WelderPerlu Penambahan Welder dari subkontraktor 22                Welder

Manpower Dari KontraktorMin Mak Min Mak

1 Piping  Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                  1               MM

2 Material Handling‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                  3               MM

3 Piping Supervisor‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 4                   MMKebutuhan 4             5             MM 0                  1               MM

4 Welding Supervisor‐Berdasarkan Total WelderManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                  3               MM

5 QA/QC Supervisor‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                  4               MM

6 Supervisor Fabrikasi‐Berdasarkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 ‐                    MMKebutuhan ‐              ‐              MM ‐                   ‐                MM

7 Project Control/scheduler‐Berdasrkan Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 1                   MMKebutuhan 4             5             MM 3                  4               MM

8 Const Control Engineer‐Berdasarkan Total Area KerjaManpower Sampai Nopember 2009 2                   MMKebutuhan 4             5             MM 2                  3               MM

No Pekerjaan Qty UnitProgres s/d Nop'09 Remaining Pekerjaan

OSBL Area

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Kebutuhan MPUnit

Tambahan MPUnit

Tabel 5.44 Analisa Produktifitas dan Kebutuhan Tenaga Kerja-Lanjutan Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 154: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

136  

 Universitas Indonesia 

Dari analisa produktifitas sesuai dengan tabel 5.44 didapatkan analisa

biaya tindakan korektif untuk variabel CX4, CX9, CX13, CX10, CX13, CX14,

CX20, CX21, CX24, CX26, CX27 dan CX29 dengan lima kondisi antara lain :

- Simulasi-1 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan pekerjaan field

weld selesai sampai dengan akhir Pebruari 2010, sesuai dengan tabel

5.45

- Simulasi-2 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir Maret 2010, sesuai dengan tabel 5.46

- Simulasi-3 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir April 2010, sesuai dengan tabel 5.47

- Simulasi-4 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir Mei 2010, sesuai dengan tabel 5.48

- Simulasi-5 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir Juni 2010, sesuai dengan tabel 5.49

- Simulasi-6 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir Juli 2010, sesuai dengan tabel 5.50

- Nilai total variabel minimum dan maksimum untuk penambahan

manhours dibagi menjadi tiga kategori yaitu :

- Untuk piping engineer, material handling engineer, QA/QC

supervisor, project control dan construction control, didapatkan

nilai minumum variabel dengan kondisi 1 orang engineer

bertanggung jawab untuk 5 area, sedangkan untuk nilai

maksimum jika 1 orang engineer bertanggung jawab untuk 4

area kerja.

- Untuk welding supervisor, penambahan manhours tergantung

dari jumlah walder yang akan diawasi. Untuk nilai

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 155: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

137  

 Universitas Indonesia 

minimumnya didapat jika 1 welding supervisor mengawasi 10

orang welder dan nilai maksimumnya didapat jika 1 orang

welding supervisor mengawasi 8 welder.

Sehingga didapatkan detail analisa untuk tindakan korektif antara lain Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 250           250           48.508     58.318     13.353.202              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250           500           38.923     46.794     16.072.008              7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 500           500           48.508     58.318     26.706.403              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                250           38.923     46.794     5.357.336                7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148           

Field Weld ‐ Februari 2010 3 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 750           1.500        62.236     74.822     77.095.153              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 1.500        2.250        48.508     58.318     100.149.013           5 QA/QC Supervisor Mhrs 1.500        2.250        46.751     56.205     96.520.609              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38.923     46.794     ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 1.500        2.250        57.953     69.673     119.649.162           8 Construction Control Engineer Mhrs 750           1.500        55.660     66.916     68.949.319              ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                750           60.497     72.732     24.980.442              2 Material Handling Mhrs 1.500        2.250        62.236     74.822     128.491.922           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                750           45.900     55.182     18.952.745              4 Welding Supervisor Mhrs 6.750        8.250        48.508     58.318     400.596.050           5 QA/QC Supervisor Mhrs 2.250        3.000        46.751     56.205     135.128.853           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38.923     46.794     ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 2.250        3.000        57.953     69.673     167.508.827           8 Construction Control Engineer Mhrs 1.500        2.250        55.660     66.916     114.915.531           Total Biaya Field Weld ‐ Peb'10 1.452.937.628        

Total Variabel Biaya Variabel

Total Variabel Biaya Variabel

Tabel 5.45 Simulasi-1 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 156: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

138  

 Universitas Indonesia 

Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 250           250           48.508     58.318     13.353.202              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250           500           38.923     46.794     16.072.008              7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 500           500           48.508     58.318     26.706.403              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                250           38.923     46.794     5.357.336                7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148           

Field Weld ‐ Maret 2010 4 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60497,35 72731,674 ‐                               2 Material Handling Mhrs 1000 2000 62236,055 74821,995 102.793.538           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45899,543 55181,766 ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 1000 2000 48507,948 58317,665 80.119.210              5 QA/QC Supervisor Mhrs 2000 3000 46750,503 56204,814 128.694.146           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 2000 3000 57952,996 69672,777 159.532.216           8 Construction Control Engineer Mhrs 1000 2000 55660,225 66916,341 91.932.425              ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                1000 60497,35 72731,674 33.307.256              2 Material Handling Mhrs 2000 3000 62236,055 74821,995 171.322.563           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                1000 45899,543 55181,766 25.270.327              4 Welding Supervisor Mhrs 6000 8000 48507,948 58317,665 373.889.647           5 QA/QC Supervisor Mhrs 3000 4000 46750,503 56204,814 180.171.804           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 3000 4000 57952,996 69672,777 223.345.103           8 Construction Control Engineer Mhrs 2000 3000 55660,225 66916,341 153.220.708           Total Biaya Field Weld ‐ Mar'10 1.723.598.944        

Total Variabel Biaya Variabel

Total Variabel Biaya Variabel

Tabel 5.46 Simulasi-2 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 157: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

139  

 Universitas Indonesia 

Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 250           250           48.508     58.318     13.353.202              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250           500           38.923     46.794     16.072.008              7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 500           500           48.508     58.318     26.706.403              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                250           38.923     46.794     5.357.336                7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148           

Field Weld ‐ April 2010 5 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60497,35 72731,674 ‐                               2 Material Handling Mhrs 1250 2500 62236,055 74821,995 128.491.922           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45899,543 55181,766 ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs ‐                1250 48507,948 58317,665 33.383.004              5 QA/QC Supervisor Mhrs 2500 3750 46750,503 56204,814 160.867.682           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 2500 3750 57952,996 69672,777 199.415.270           8 Construction Control Engineer Mhrs 1250 2500 55660,225 66916,341 114.915.531           ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                1250 60497,35 72731,674 41.634.070              2 Material Handling Mhrs 2500 3750 62236,055 74821,995 214.153.204           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                1250 45899,543 55181,766 31.587.909              4 Welding Supervisor Mhrs 5000 7500 48507,948 58317,665 333.830.042           5 QA/QC Supervisor Mhrs 3750 5000 46750,503 56204,814 225.214.755           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 3750 5000 57952,996 69672,777 279.181.379           8 Construction Control Engineer Mhrs 2500 3750 55660,225 66916,341 191.525.886           Total Biaya Field Weld ‐ Apr'10 1.954.200.655        

Total Variabel Biaya Variabel

Total Variabel Biaya Variabel

Tabel 5.47 Simulasi-3 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 158: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

140  

 Universitas Indonesia 

Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 250           250           48.508     58.318     13.353.202              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250           500           38.923     46.794     16.072.008              7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 500           500           48.508     58.318     26.706.403              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                250           38.923     46.794     5.357.336                7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148           

Field Weld ‐ Mei 2010 6 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60497,35 72731,674 ‐                               2 Material Handling Mhrs 1500 3000 62236,055 74821,995 154.190.307           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45899,543 55181,766 ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs ‐                1500 48507,948 58317,665 40.059.605              5 QA/QC Supervisor Mhrs 3000 4500 46750,503 56204,814 193.041.219           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 3000 4500 57952,996 69672,777 239.298.324           8 Construction Control Engineer Mhrs 1500 3000 55660,225 66916,341 137.898.638           ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                1500 60497,35 72731,674 49.960.884              2 Material Handling Mhrs 3000 4500 62236,055 74821,995 256.983.845           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                1500 45899,543 55181,766 37.905.491              4 Welding Supervisor Mhrs 4500 7500 48507,948 58317,665 320.476.840           5 QA/QC Supervisor Mhrs 4500 6000 46750,503 56204,814 270.257.706           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 4500 6000 57952,996 69672,777 335.017.654           8 Construction Control Engineer Mhrs 3000 4500 55660,225 66916,341 229.831.063           Total Biaya Field Weld ‐ Mei'10 2.264.921.576        

Total Variabel Biaya Variabel

Total Variabel Biaya Variabel

Tabel 5.48 Simulasi-4 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 159: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

141  

 Universitas Indonesia 

Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 250           250           48.508     58.318     13.353.202              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250           500           38.923     46.794     16.072.008              7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 500           500           48.508     58.318     26.706.403              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                250           38.923     46.794     5.357.336                7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148           

Field Weld ‐ Juni 2010 7 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60497,35 72731,674 ‐                               2 Material Handling Mhrs 1750 3500 62236,055 74821,995 179.888.691           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45899,543 55181,766 ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs ‐                ‐                48507,948 58317,665 ‐                               5 QA/QC Supervisor Mhrs 3500 5250 46750,503 56204,814 225.214.755           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 3500 5250 57952,996 69672,777 279.181.379           8 Construction Control Engineer Mhrs 1750 3500 55660,225 66916,341 160.881.744           ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                1750 60497,35 72731,674 58.287.698              2 Material Handling Mhrs 3500 5250 62236,055 74821,995 299.814.486           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                1750 45899,543 55181,766 44.223.073              4 Welding Supervisor Mhrs 5250 7000 48507,948 58317,665 327.153.441           5 QA/QC Supervisor Mhrs 5250 7000 46750,503 56204,814 315.300.657           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 5250 7000 57952,996 69672,777 390.853.930           8 Construction Control Engineer Mhrs 3500 5250 55660,225 66916,341 268.136.240           Total Biaya Field Weld ‐ Jun'10 2.548.936.094        

Total Variabel Biaya Variabel

Total Variabel Biaya Variabel

Tabel 5.49 Simulasi-5 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 160: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

142  

 Universitas Indonesia 

Shop Weld ‐ Desember 2009 1 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 250           250           48.508     58.318     13.353.202              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs 250           500           38.923     46.794     16.072.008              7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60.497     72.732     ‐                               2 Material Handling Mhrs 250           250           62.236     74.822     17.132.256              3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45.900     55.182     ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs 500           500           48.508     58.318     26.706.403              5 QA/QC Supervisor Mhrs 250           500           46.751     56.205     19.304.122              6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                250           38.923     46.794     5.357.336                7 Project Control/scheduler Mhrs 250           250           57.953     69.673     15.953.222              8 Construction Control Engineer Mhrs ‐                ‐                55.660     66.916     ‐                               Total Biaya Shop Weld ‐ Des'09 166.268.148           

Field Weld ‐ Juli 2010 8 Bulan

No Keterangan Unit Total BiayaVariabel Min Max Med Max

OSBL AREA1 Piping  Engineer Mhrs ‐                ‐                60497,35 72731,674 ‐                               2 Material Handling Mhrs 2000 4000 62236,055 74821,995 205.587.076           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                ‐                45899,543 55181,766 ‐                               4 Welding Supervisor Mhrs ‐                ‐                48507,948 58317,665 ‐                               5 QA/QC Supervisor Mhrs 4000 6000 46750,503 56204,814 257.388.292           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 4000 6000 57952,996 69672,777 319.064.433           8 Construction Control Engineer Mhrs 2000 4000 55660,225 66916,341 183.864.850           ISBL AREA

1 Piping  Engineer Mhrs ‐                2000 60497,35 72731,674 66.614.512              2 Material Handling Mhrs 4000 6000 62236,055 74821,995 342.645.127           3 Piping Supervisor Mhrs ‐                2000 45899,543 55181,766 50.540.654              4 Welding Supervisor Mhrs 4000 6000 48507,948 58317,665 267.064.033           5 QA/QC Supervisor Mhrs 6000 8000 46750,503 56204,814 360.343.608           6 Supervisor Fabrikasi Mhrs ‐                ‐                38923,006 46794,369 ‐                               7 Project Control/scheduler Mhrs 6000 8000 57952,996 69672,777 446.690.206           8 Construction Control Engineer Mhrs 4000 6000 55660,225 66916,341 306.441.417           Total Biaya Field Weld ‐ Jul'10 2.806.244.208        

Total Variabel Biaya Variabel

Total Variabel Biaya Variabel

Tabel 5.60 Simulasi-6 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 161: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

143  

 Universitas Indonesia 

Dan biaya total tindakan korektif untuk masing masing simulasi adalah

seperti pada tabel 5.61

Total Tindakan Korektif Sampai Februari 2010 1.775.327.279    

Total Tindakan Korektif Sampai Maret 2010 2.045.988.595    

Total Tindakan Korektif Sampai April 2010 2.276.590.306    

Total Tindakan Korektif Sampai Mei 2010 2.587.311.227    

Total Tindakan Korektif Sampai Juni 2010 2.871.325.745    

Total Tindakan Korektif Sampai Juli 2010 3.128.633.859     

Tabel 5.61 Biaya Total Tindakan Korektif Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Sedangkan analisa tindakan korektif untuk variabel : CX6, CX12, CX16,

CX17, CX28, CX31 dilakukan dengan analisa pendekatan deskriptif.

CX6 = Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim

transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat

udara). Menurut studi literatur “The 2010 Global Construction Cost and

Reference Yearbook 10th Annual Edition” perubahan pengiriman material dari

inland freight menjadi air freight akan menaikkan biaya pengiriman sebesar :

5.5% - 6.5% dari total biaya material.

CX10 = Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu

untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu. Hal ini kurang

efektif dilakukan karena akan memperlambat proses pekerjaan, sehingga alternatif

lain adalah mengelola subkontraktor yang ada dengan penambahan pengawasan

dari kontraktor.

CX12 = Memberikan training kepada subkontraktor. Untuk efisiensi

waktu dan biaya diharapkan tindakan korektif ini dapat dilakukan berupa

pengarahan yang lebih intensif dari supervisor kepada subkontraktor.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 162: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

144  

 Universitas Indonesia 

CX16 = Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk

mengejar ketertinggalan pekerjaan. Mengingat semua pekerjaan pengelasan

dikerjakan oleh subkontraktor, maka penambahan jam kerja harus menyesuaikan

kemampuan dan ketersediaan dari subkontraktor.

CX17 = Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas. Hal ini

kurang efektif dilakukan karena akan memperlambat proses pekerjaan, sehingga

alternatif lain adalah mengelola subkontraktor yang ada dengan penambahan

pengawasan dari kontraktor.

CX28 = Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan.

Sebagian besar peralatan konstruksi untuk pekerjaan piping menjadi tanggung

jawab dari subkontraktor, sehingga penambahan peralatan konstruksi berdampak

tidak signifikan terhadap kontraktor.

CX31 = Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan

memberikan insentif kepada pekerja. Anggaran yang diberlakukan pada proyek X

untuk insentif adalah sebesar 0.83% dari nilai kontrak pekerjaan. Jika insentif ini

diberlakukan maka akan ada pengeluaran sebesar 0.83% dari nilai kontrak

pekerjaan piping.

5.3.5.2.1 Optimasi Biaya Tindakan Korektif

Untuk setiap biaya tindakan korektif dilakukan analisa optimasi biaya

dengan bantuan program analisa risiko @risk 4.5, tujuan dari optimasi ini adalah

untuk mendapatkan research question yang kedua yaitu melakukan optimasi untuk

mendapatkan biaya yang optimal dengan probabilitas tertinggi dari setiap

tindakan korektif.

Ada beberapa langkah - langkah dalam melakukan optimasi dengan

bantuan program @risk 4.5 yaitu :

- Buka aplikasi @risk 4.5 dan file yang akan dioptimasi

- Menentukan output dari estimasi

- Menentukan setting iterasi

- Menentukan jenis report atau output dari nilai yang akan dioptimasi

- Running simulasi

Dari tahapan di atas maka untuk setiap nilai yang dioptimasi akan

didapatkan probabilitas terjadinya nilai yang dioptimasi. Optimasi biaya tindakan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 163: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

145  

 Universitas Indonesia 

untuk masing masing tindakan korektif disertakan dalam lampiran dan optimasi

biaya tindakan korektif secara keseluruhan dengan enam simulasi adalah sebagai

berikut :

- Simulasi-1 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan pekerjaan field

weld selesai sampai dengan akhir Pebruari 2010, sesuai dengan gambar

5.5

- Simulasi-2 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir Maret 2010, sesuai dengan gambar 5.6

- Simulasi-3 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir April 2010, sesuai dengan gambar 5.7

- Simulasi-4 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir Mei 2010, sesuai dengan gambar 5.8

- Simulasi-5 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir Juni 2010, sesuai dengan gambar 5.9

- Simulasi-6 : tindakan korektif untuk menyelesaikan sisa pekerjaan

shop weld sampai dengan akhir Desember 2009 dan field weld sampai

dengan akhir Juli 2010, sesuai dengan gambar 5.10

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 164: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

146  

 Universitas Indonesia 

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Februari 2010 / Total Biaya / I195

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.550.722.944        5% 1.671.718.272       

Maximum 1.998.967.936        10% 1.694.441.600       

Mean 1.774.580.270        15% 1.709.266.176       

Std Dev 62.388.554              20% 1.721.489.792       

Variance 3,89233E+15 25% 1.731.941.504       

Skewness 0,026939898 30% 1.741.234.176       

Kurtosis 2,909161779 35% 1.749.797.632       

Median 1.774.054.528        40% 1.758.301.440       

Mode 1.679.420.288        45% 1.766.266.880       

Left X 1.671.718.272        50% 1.774.054.528       

Left P 5% 55% 1.782.110.848       

Right X 1.878.273.920        60% 1.790.429.952       

Right P 95% 65% 1.799.223.040       

Diff X 206.555.648            70% 1.807.283.200       

Diff P 90% 75% 1.816.707.328       

#Errors 0 80% 1.827.282.432       

Filter Min 85% 1.839.377.664       

Filter Max 90% 1.855.094.144       

#Filtered 0 95% 1.878.273.920       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya /  0,390 0,390

#2 Mhrs / Total Biaya /  0,370 0,364

#3 Mhrs / Total Biaya /  0,335 0,328

#4 Mhrs / Total Biaya /  0,241 0,246

#5 Mhrs / Total Biaya /  0,231 0,219

#6 Mhrs / Total Biaya /  0,230 0,223

#7 Mhrs / Total Biaya /  0,217 0,205

#8 Mhrs / Total Biaya /  0,214 0,198

#9 Mhrs / Total Biaya /  0,209 0,217

#10 Mhrs / Total Biaya /  0,208 0,206

#11 Mhrs / Total Biaya /  0,188 0,203

#12 Mhrs / Total Biaya /  0,184 0,176

#13 Mhrs / Total Biaya /  0,181 0,171

#14 Mhrs / Total Biaya /  0,174 0,170

#15 Mhrs / Total Biaya /  0,147 0,147

#16 Mhrs / Total Biaya /  0,109 0,107

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Sensitivity

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

7

Mean=1,77458E+09

1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2

5% 90% 5% 1,6717 1,8783

Mean=1,77458E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=1,77458E+09

1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2

5% 90% 5% 1,6717 1,8783

Mean=1,77458E+09

Regression Sensitivity for Cell I195

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I69 ,114 Mhrs / Total Biaya/I71 ,143 Mhrs / Total Biaya/I67 ,175 Mhrs / Total Biaya/I69 ,179 Mhrs / Total Biaya/I60 ,18 Mhrs / Total Biaya/I59 ,186 Mhrs / Total Biaya/I63 ,212 Mhrs / Total Biaya/I72 ,214 Mhrs / Total Biaya/I62 ,22 Mhrs / Total Biaya/I71 ,221 Mhrs / Total Biaya/I65 ,232 Mhrs / Total Biaya/I57 ,235 Mhrs / Total Biaya/I66 ,239 Mhrs / Total Biaya/I68 ,339 Mhrs / Total Biaya/I68 ,37 Mhrs / Total Biaya/I14 ,392

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

 

Gambar 5.5 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Pebruari 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 165: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

147  

 Universitas Indonesia 

 

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Maret 2010 / Total Biaya / I197

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.755.001.088       5% 1.918.980.352      

Maximum 2.341.331.200       10% 1.947.168.640      

Mean 2.045.421.115       15% 1.965.669.760      

Std Dev 76.798.778             20% 1.980.241.536      

Variance 5,89805E+15 25% 1.992.422.144      

Skewness 0,058659188 30% 2.004.180.864      

Kurtosis 2,939801334 35% 2.015.619.584      

Median 2.044.694.400       40% 2.025.520.000      

Mode 1.967.211.392       45% 2.034.922.368      

Left X 1.918.980.352       50% 2.044.694.400      

Left P 5% 55% 2.054.593.792      

Right X 2.172.138.240       60% 2.064.410.880      

Right P 95% 65% 2.074.510.848      

Diff X 253.157.888           70% 2.085.554.048      

Diff P 90% 75% 2.096.521.088      

#Errors 0 80% 2.110.444.416      

Filter Min 85% 2.125.375.360      

Filter Max 90% 2.145.208.576      

#Filtered 0 95% 2.172.138.240      

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,401 0,395

#2 Mhrs / Total Biaya / 0,314 0,302

#3 Mhrs / Total Biaya / 0,259 0,265

#4 Mhrs / Total Biaya / 0,258 0,245

#5 Mhrs / Total Biaya / 0,252 0,255

#6 Mhrs / Total Biaya / 0,250 0,232

#7 Mhrs / Total Biaya / 0,244 0,233

#8 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,232

#9 Mhrs / Total Biaya / 0,229 0,216

#10 Mhrs / Total Biaya / 0,226 0,214

#11 Mhrs / Total Biaya / 0,202 0,195

#12 Mhrs / Total Biaya / 0,198 0,191

#13 Mhrs / Total Biaya / 0,193 0,197

#14 Mhrs / Total Biaya / 0,192 0,177

#15 Mhrs / Total Biaya / 0,153 0,140

#16 Mhrs / Total Biaya / 0,122 0,119

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Sensitivity

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

Mean=2,045421E+09

1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4

5% 90% 5% 1,919 2,1721

Mean=2,045421E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,045421E+09

1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4

5% 90% 5% 1,919 2,1721

Mean=2,045421E+09

Regression Sensitivity for Cell I197

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I93 ,124 Mhrs / Total Biaya/I95 ,153 Mhrs / Total Biaya/I93 ,19 Mhrs / Total Biaya/I91 ,192 Mhrs / Total Biaya/I84 ,194 Mhrs / Total Biaya/I83 ,2 Mhrs / Total Biaya/I87 ,23 Mhrs / Total Biaya/I96 ,232 Mhrs / Total Biaya/I86 ,239 Mhrs / Total Biaya/I95 ,242 Mhrs / Total Biaya/I89 ,253 Mhrs / Total Biaya/I92 ,258 Mhrs / Total Biaya/I81 ,258 Mhrs / Total Biaya/I90 ,258 Mhrs / Total Biaya/I14 ,318 Mhrs / Total Biaya/I92 ,404

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

 Gambar 5.6 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Maret 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 166: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

148  

 Universitas Indonesia 

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai April 2010 / Total Biaya / I199

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.941.428.480         5% 2.124.822.784        

Maximum 2.612.318.464         10% 2.157.581.056        

Mean 2.275.968.282         15% 2.179.523.328        

Std Dev 92.204.068               20% 2.197.470.720        

Variance 8,50159E+15 25% 2.211.895.040        

Skewness ‐0,010723925 30% 2.226.201.088        

Kurtosis 2,898605245 35% 2.240.321.536        

Median 2.275.774.976         40% 2.251.868.160        

Mode 2.056.361.600         45% 2.264.286.208        

Left X 2.124.822.784         50% 2.275.774.976        

Left P 5% 55% 2.288.235.008        

Right X 2.425.434.368         60% 2.300.962.560        

Right P 95% 65% 2.312.077.824        

Diff X 300.611.584             70% 2.325.666.560        

Diff P 90% 75% 2.338.536.448        

#Errors 0 80% 2.354.180.608        

Filter Min 85% 2.373.375.232        

Filter Max 90% 2.393.811.968        

#Filtered 0 95% 2.425.434.368        

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / $ 0,419 0,405

#2 Mhrs / Total Biaya / $ 0,271 0,265

#3 Mhrs / Total Biaya / $ 0,267 0,255

#4 Mhrs / Total Biaya / $ 0,266 0,265

#5 Mhrs / Total Biaya / $ 0,265 0,250

#6 Mhrs / Total Biaya / $ 0,251 0,252

#7 Mhrs / Total Biaya / $ 0,251 0,238

#8 Mhrs / Total Biaya / $ 0,240 0,231

#9 Mhrs / Total Biaya / $ 0,237 0,233

#10 Mhrs / Total Biaya / $ 0,201 0,184

#11 Mhrs / Total Biaya / $ 0,198 0,192

#12 Mhrs / Total Biaya / $ 0,197 0,201

#13 Mhrs / Total Biaya / $ 0,195 0,178

#14 Mhrs / Total Biaya / $ 0,190 0,188

#15 Mhrs / Total Biaya / $ 0,159 0,153

#16 Mhrs / Total Biaya / $ 0,135 0,129

Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Sensitivity

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

Mean=2,275968E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,1248 2,4254

Mean=2,275968E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,275968E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,1248 2,4254

Mean=2,275968E+09

Regression Sensitivity for Cell I199

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I117 ,13 Mhrs / Total Biaya/I119 ,161 Mhrs / Total Biaya/I116 ,192 Mhrs / Total Biaya/I115 ,196 Mhrs / Total Biaya/I108 ,2 Mhrs / Total Biaya/I117 ,201 Mhrs / Total Biaya/I107 ,207 Mhrs / Total Biaya/I111 ,238 Mhrs / Total Biaya/I120 ,24 Mhrs / Total Biaya/I119 ,249 Mhrs / Total Biaya/I110 ,252 Mhrs / Total Biaya/I113 ,263 Mhrs / Total Biaya/I14 ,265 Mhrs / Total Biaya/I105 ,265 Mhrs / Total Biaya/I114 ,268 Mhrs / Total Biaya/I116 ,417

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

 

Gambar 5.7 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan April 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 167: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

149  

 Universitas Indonesia 

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Mei 2010 / Total Biaya / I201

Statistic Value %tile ValueMinimum 2.210.119.680          5% 2.407.431.680       

Maximum 2.977.118.464          10% 2.444.477.440       

Mean 2.587.615.814          15% 2.470.446.336       

Std Dev 110.595.455             20% 2.490.875.392       

Variance 1,22314E+16 25% 2.510.449.664       

Skewness 0,062256717 30% 2.528.081.408       

Kurtosis 2,810739366 35% 2.543.777.280       

Median 2.587.118.592          40% 2.559.043.328       

Mode 2.418.272.256          45% 2.573.325.312       

Left X 2.407.431.680          50% 2.587.118.592       

Left P 5% 55% 2.600.834.048       

Right X 2.772.109.824          60% 2.614.725.376       

Right P 95% 65% 2.628.472.832       

Diff X 364.678.144             70% 2.645.399.552       

Diff P 90% 75% 2.662.845.184       

#Errors 0 80% 2.681.534.720       

Filter Min 85% 2.704.327.424       

Filter Max 90% 2.731.483.904       

#Filtered 0 95% 2.772.109.824       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / $ 0,417 0,427

#2 Mhrs / Total Biaya / $ 0,275 0,282

#3 Mhrs / Total Biaya / $ 0,268 0,266

#4 Mhrs / Total Biaya / $ 0,262 0,253

#5 Mhrs / Total Biaya / $ 0,250 0,255

#6 Mhrs / Total Biaya / $ 0,249 0,254

#7 Mhrs / Total Biaya / $ 0,240 0,233

#8 Mhrs / Total Biaya / $ 0,237 0,240

#9 Mhrs / Total Biaya / $ 0,216 0,214

#10 Mhrs / Total Biaya / $ 0,210 0,204

#11 Mhrs / Total Biaya / $ 0,206 0,198

#12 Mhrs / Total Biaya / $ 0,201 0,201

#13 Mhrs / Total Biaya / $ 0,196 0,200

#14 Mhrs / Total Biaya / $ 0,163 0,164

#15 Mhrs / Total Biaya / $ 0,155 0,154

#16 Mhrs / Total Biaya / $ 0,131 0,151

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Sensitivity

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Mean=2,587616E+09

2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3

5% 90% 5% 2,4074 2,7721

Mean=2,587616E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,587616E+09

2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3

5% 90% 5% 2,4074 2,7721

Mean=2,587616E+09

Regression Sensitivity for Cell I201

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I141 ,13 Mhrs / Total Biaya/I140 ,153 Mhrs / Total Biaya/I143 ,16 Mhrs / Total Biaya/I139 ,199 Mhrs / Total Biaya/I132 ,2 Mhrs / Total Biaya/I141 ,202 Mhrs / Total Biaya/I131 ,21 Mhrs / Total Biaya/I14 ,221 Mhrs / Total Biaya/I135 ,238 Mhrs / Total Biaya/I144 ,24 Mhrs / Total Biaya/I143 ,249 Mhrs / Total Biaya/I134 ,252 Mhrs / Total Biaya/I137 ,261 Mhrs / Total Biaya/I138 ,269 Mhrs / Total Biaya/I129 ,269 Mhrs / Total Biaya/I140 ,417

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

 

Gambar 5.8 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Mei 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 168: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

150  

 Universitas Indonesia 

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Juni 2010 / Total Biaya / I203

Statistic Value %tile ValueMinimum 2.417.510.400       5% 2.682.735.616        

Maximum 3.305.537.536       10% 2.724.386.816        

Mean 2.871.680.618       15% 2.752.646.144        

Std Dev 114.457.355           20% 2.775.291.392        

Variance 1,31005E+16 25% 2.794.444.800        

Skewness ‐0,010640265 30% 2.811.620.608        

Kurtosis 2,955199479 35% 2.828.786.688        

Median 2.870.935.040       40% 2.843.810.048        

Mode 2.609.683.456       45% 2.857.679.104        

Left X 2.682.735.616       50% 2.870.935.040        

Left P 5% 55% 2.886.481.920        

Right X 3.060.617.216       60% 2.900.150.272        

Right P 95% 65% 2.915.506.944        

Diff X 377.881.600           70% 2.930.721.024        

Diff P 90% 75% 2.949.279.488        

#Errors 0 80% 2.968.067.840        

Filter Min 85% 2.991.797.760        

Filter Max 90% 3.019.137.280        

#Filtered 0 95% 3.060.617.216        

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,302 0,298

#2 Mhrs / Total Biaya / 0,302 0,303

#3 Mhrs / Total Biaya / 0,296 0,299

#4 Mhrs / Total Biaya / 0,283 0,279

#5 Mhrs / Total Biaya / 0,282 0,268

#6 Mhrs / Total Biaya / 0,272 0,271

#7 Mhrs / Total Biaya / 0,268 0,256

#8 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,218

#9 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,237

#10 Mhrs / Total Biaya / 0,227 0,231

#11 Mhrs / Total Biaya / 0,226 0,228

#12 Mhrs / Total Biaya / 0,215 0,211

#13 Mhrs / Total Biaya / 0,181 0,171

#14 Mhrs / Total Biaya / 0,153 0,140

#15 Mhrs / Total Biaya / 0,148 0,135

#16 Mhrs / Total Biaya / 0,139 0,140

Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Sensitivity

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mean=2,871681E+09

2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4

5% 90% 5% 2,6827 3,0606

Mean=2,871681E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,871681E+09

2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4

5% 90% 5% 2,6827 3,0606

Mean=2,871681E+09

Regression Sensitivity for Cell I203

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I162 ,139 Mhrs / Total Biaya/I165 ,146 Mhrs / Total Biaya/I164 ,154 Mhrs / Total Biaya/I167 ,181 Mhrs / Total Biaya/I14 ,214 Mhrs / Total Biaya/I163 ,224 Mhrs / Total Biaya/I165 ,228 Mhrs / Total Biaya/I156 ,228 Mhrs / Total Biaya/I164 ,234 Mhrs / Total Biaya/I168 ,271 Mhrs / Total Biaya/I159 ,272 Mhrs / Total Biaya/I158 ,281 Mhrs / Total Biaya/I167 ,283 Mhrs / Total Biaya/I161 ,295 Mhrs / Total Biaya/I153 ,301 Mhrs / Total Biaya/I162 ,303

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Gambar 5.9 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Juni 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 169: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

151  

 Universitas Indonesia 

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Juli 2010 / Total Biaya / I205

Statistic Value %tile ValueMinimum 2.655.006.976        5% 2.920.618.752      

Maximum 3.617.144.832        10% 2.966.793.472      

Mean 3.131.399.460        15% 2.998.097.920      

Std Dev 128.139.936            20% 3.023.865.856      

Variance 1,64198E+16 25% 3.044.237.312      

Skewness 0,033313771 30% 3.063.780.608      

Kurtosis 2,916272663 35% 3.081.212.416      

Median 3.130.614.016        40% 3.096.953.088      

Mode 2.983.297.792        45% 3.114.086.656      

Left X 2.920.618.752        50% 3.130.614.016      

Left P 5% 55% 3.145.963.008      

Right X 3.343.269.376        60% 3.162.371.328      

Right P 95% 65% 3.180.666.624      

Diff X 422.650.624            70% 3.198.409.216      

Diff P 90% 75% 3.218.206.720      

#Errors 0 80% 3.239.383.552      

Filter Min 85% 3.266.586.112      

Filter Max 90% 3.298.246.400      

#Filtered 0 95% 3.343.269.376      

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya /  0,307 0,306

#2 Mhrs / Total Biaya /  0,303 0,301

#3 Mhrs / Total Biaya /  0,297 0,303

#4 Mhrs / Total Biaya /  0,288 0,288

#5 Mhrs / Total Biaya /  0,284 0,261

#6 Mhrs / Total Biaya /  0,275 0,261

#7 Mhrs / Total Biaya /  0,272 0,274

#8 Mhrs / Total Biaya /  0,241 0,229

#9 Mhrs / Total Biaya /  0,239 0,229

#10 Mhrs / Total Biaya /  0,232 0,219

#11 Mhrs / Total Biaya /  0,225 0,218

#12 Mhrs / Total Biaya /  0,190 0,181

#13 Mhrs / Total Biaya /  0,184 0,163

#14 Mhrs / Total Biaya /  0,148 0,149

#15 Mhrs / Total Biaya /  0,144 0,159

#16 Mhrs / Total Biaya /  0,129 0,131

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Sensitivity

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juli 201...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mean=3,131399E+09

2,6 2,875 3,15 3,425 3,72,6 2,875 3,15 3,425 3,7

5% 90% 5% 2,9206 3,3433

Mean=3,131399E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juli 201...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=3,131399E+09

2,6 2,875 3,15 3,425 3,72,6 2,875 3,15 3,425 3,7

5% 90% 5% 2,9206 3,3433

Mean=3,131399E+09

Regression Sensitivity for Cell I205

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I182 ,132 Mhrs / Total Biaya/I186 ,144 Mhrs / Total Biaya/I189 ,149 Mhrs / Total Biaya/I191 ,185 Mhrs / Total Biaya/I14 ,191 Mhrs / Total Biaya/I187 ,227 Mhrs / Total Biaya/I180 ,233 Mhrs / Total Biaya/I189 ,233 Mhrs / Total Biaya/I188 ,241 Mhrs / Total Biaya/I192 ,272 Mhrs / Total Biaya/I183 ,274 Mhrs / Total Biaya/I191 ,288 Mhrs / Total Biaya/I182 ,288 Mhrs / Total Biaya/I185 ,298 Mhrs / Total Biaya/I186 ,304 Mhrs / Total Biaya/I177 ,308

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Gambar 5.10 Optimasi Tindakan Korektif Sampai Dengan Juli 2010 Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 170: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

152  

 Universitas Indonesia 

Dari hasil simulasi dengan program @risk 4.5 maka didapatkan beberapa

keputusan antara lain :

- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Pebruari 2010 maka

probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.79%,

artinya nilai sebesar IDR 1.775.327.279 untuk tindakan korektif

terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata

– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka

diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 1.878.273.920.

- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Maret 2010 maka

probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.65%,

artinya nilai sebesar IDR 2.045.988.595 untuk tindakan korektif

terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata

– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka

diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 2.172.138.240.

- Dari semua tindakan korektif sampai dengan April 2010 maka

probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.33%,

artinya nilai sebesar IDR 2.276.590.306 untuk tindakan korektif

terhadap peristiwa resiko probabilitasnya dibawah nilai rata – rata.

Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka

diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 2.425.434.368.

- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Mei 2010 maka

probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.07%,

artinya nilai sebesar IDR 2.587.311.227 untuk tindakan korektif

terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata

– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka

diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 2.772.109.824.

- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Juni 2010 maka

probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 50.13%,

artinya nilai sebesar IDR 2.871.325.745 untuk tindakan korektif

terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata

– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka

diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 3.060.617.216.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 171: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

153  

 Universitas Indonesia 

- Dari semua tindakan korektif sampai dengan Juli 2010 maka

probabilitas kejadian untuk biaya tindakan korektif adalah 49.40%,

artinya nilai sebesar IDR 3.128.633.859 untuk tindakan korektif

terhadap peristiwa resiko diatas probabilitasnya berada pada nilai rata

– rata. Sehingga untuk probabilitas yang lebih tinggi atau ≥ 95% maka

diperlukan total biaya tindakan preventif sebesar IDR 3.343.269.376.

- Dari hasil simulai dengan program @risk 4.5, maka didapatkan lima

tindakan korektif yang paling sensitif kepada penambahan biaya

tindakan korektif yaitu : penambahan welding supervisor, penambahan

material handling engineer, penambahan piping engineer, penambahan

project control engineer dan penambahan construction control

engineer.

5.4 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan tahapan – tahapan analisa yang sudah dilakukan

maka didapatkan beberapa saran antara lain :

- Setelah melakukan beberapa tahap penelitian dan analisa pada studi

kasus penelitian ini, didapatkan perbandingan biaya untuk tindakan

preventif dan korektif, sebagai masukan buat proyek proyek kedepan

bahwa biaya tindakan pencegahan dampak dari suatu risiko jauh

lebih besar dari biaya tindakan pencegahan risiko tersebut.

- Untuk proyek – proyek kedepan diharapkan identifikasi dan analisa

risiko supaya benar – benar dilakukan secara cermat.

- Untuk proyek – proyek kedepan sangat perlu melakukan identifikasi

tindakan preventif dalam upaya mengurangi terjadinya peristiwa

risiko pada proyek maupun pada pekerjaan yang lebih spesifik.

- Dalam melakukan tindakan korektif harus melakukan analisa yang

mendalam berupa kajian atau optimasi, untuk mengetahui antara

biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperolah perusahaan

baik itu owner, kontraktor maupun subkontraktor.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 172: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

154  

 Universitas Indonesia 

- Untuk mendapatkan biaya yang optimal dari suatu tindakan perlu

dilakukan beberapa tahapan analisa data yang lebih detail sehingga

didapatkan nilai yang optimal.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 173: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

  155 Universitas Indonesia  

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Pendahuluan

Setelah melakukan serangkaian penelitian terhadap study kasus

keterlambatan pekerjaan piping proyek X di PT. Y maka pada bab ini akan

dilakukan perbandingan analisa yang dilakukan pada penelitian terhadap validasi

data aktual yang didapatkan dari proyek X.

6.2 Pembahasan

6.2.1 Analisa Kualitatif dan Kuantitatif

Dari hasil analisa deskriptif maka didapatkan kesimpulan antara lain :

- Biaya tindakan korektif jauh lebih besar dibandingkan biaya tindakan

preventif, karena biaya untuk mengurangi dampak risiko yang sudah

terjadi jauh lebih besar dari biaya mencegah terjadinya risiko

tersebut.

- Adanya perbandingan biaya tindakan preventif terhadap biaya

tindakan korektif, menjadi lesson learn untuk proyek proyek kedepan

supaya identifikasi tindakan preventif suatu risiko dilakukan secara

cermat.

- Untuk mendapatkan biaya yang optimal perlu melakukan beberapa

tahapan analisa data sehingga biaya yang akan dikeluarkan

merupakan biaya yang benar benar optimal dan hasil yang didapatkan

maksimal.

- Identifikasi tindakan preventif sedini mungkin akan mempengaruhi

biaya penyelesaian pekerjaan dan semakin cepat melakukan tindakan

korektif maka dampak risiko akan semakin cepat dieliminir dan

tentunya biaya tindakan akan lebih sedikit.

- Tindakan korektif untuk mengurangi dampak risiko yang sudah

terjadi sangat mempengaruhi kinerja waktu suatu pekerjaan. Semakin

cepat tindakan korektif dilakukan maka kinerja waktu akan semakin

baik dan biaya tindakan perbaikannya cenderung lebih sedikit dan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 174: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

156  

    Universitas Indonesia 

semakin lama tindakan korektif dilakukan maka kinerja waktu akan

bermasalah dan biaya tindakannya cenderung lebih besar. Sesuai

dengan hasil dari serangkaian analisa sebelumnya maka semakin

lama tindakan korektif maka biaya yang akan dikeluarkan akan

semakin cenderung naik seperti dijelaskan pada gambar 6.1

1.500.000.000 

2.500.000.000 

3.500.000.000 

1 2 3 4 5 6

Biaya Optimal Korektif vs Waktu

 

Gambar 6.1 : Biaya Korektif Terhadap Waktu Sumber : Hasil Olahan Sendiri

6.2.2 Validasi Hasil Analisa

Untuk memperkuat hasil analisa pada penelitian ini maka dilakukan

validasi data yaitu dengan membandingkan hasil analisa terhadap data aktual

proyek X. Didapatkan beberapa data aktual dari proyek X yang mendukung

analisa penelitian, antara lain :

- Rencana schedule untuk pekerjaan piping proyek X seharusnya

harus diselesaikan pada bulan Kesembilan belas pada jadwal proyek

dan aktualnya pekerjaan piping diselesaikan pada bulan kedua puluh

tiga.

- Sampai dengan bulan kedua puluh empat, ada perbedaan biaya

manpower pekerjaan piping antara rencana dan aktual, dimana nilai

aktual lebih rendah dari rencana (kekurangan manpower dari yang

sudah direncanakan).

- Mundurnya schedule penyelesaian pekerjaan piping juga berdampak

kepada penambahan biaya untuk material sebesar 42.44% dari

anggaran yang sudah ditentukan.

- Dampak dari penambahan biaya material sebesar 42.44% dari

anggaran yang sudah ditentukan juga berdampak kepada penambahan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 175: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

157  

    Universitas Indonesia 

biaya pemasangan pekerjaan piping sebesar 36.84% dari anggaran

yang sudah ditentukan.

6.3 Kesimpulan dan Saran Saran

Dari pembahasan di atas maka disimpulkan beberapa hal antara lain :

- Dari hasil analisa diharapkan adanya penambahan manpower dari sisi

engineering, procurement dan construction dengan biaya yang

optimal dengan tujuan supaya tiap tahapan pekerjaan dapat dilakukan

sesuai dengan schedule dan resources yang sudah direncanakan.

- Dari data aktual dilapangan diketahui bahwa aktual biaya manpower

tiap bulannya jauh lebih rendah dari biaya manpower yang sudah

direncanakan, sedangkan biaya material dan biaya pemasangan

mengalami penambahan yang cukup drastis.

- Kekurangan manpower pada tahap eksekusi untuk pekerjaan

engineering, procurement dan construction berdampak kepada

penambahan jumlah pekerjaan yang berdampak kepada penambahan

biaya material yang cukup signifikan. Penambahan jumlah material

yang cukup signifikan juga menyebabkan waktu penyelesaian

pekerjaan bertambah sehingga berdampak kepada penambahan biaya

pemasangan yang cukup signifikan juga.

- Kekurangan manpower sesuai dengan data aktual menjadi penguat

hasil analisa bahwa seharusnya ada penambahan manpower supaya

pembengkakan biaya material dan biaya pekerjaan dapat dikurangi.

Perbandingan kekurangan biaya manpower antara analisa dan data

aktual dijelaskan pada gambar 6.2.

1.500.000.000 

2.500.000.000 

3.500.000.000 

1 2 3 4 5 6

Rencana

Analisa

 

Gambar 6.1 : Perbandingan Analisa dan Data Aktual Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 176: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

158  

    Universitas Indonesia 

- Perlu ditingkatkan pemahaman dan penanganan risiko yang

berpengaruh pada kinerja waktu maupun biaya.

- Tindakan preventif terhadap suatu risiko jauh lebih baik

dibandingkan dengan tindakan korektif. Dampak biaya tindakan

korektif jauh lebih besar daripada tindakan korektif, dalam studi

kasus ini didapatkan perbandingan antara biaya korektif dan

preventif, yaitu biaya korektif lebih besar ±(5.2 – 9.2) X biaya

preventif.

- Pengelolaan risiko sebaiknya mempertimbangkan dampaknya

terhadap biaya penyelesaian pekerjaan dikarenakan biaya juga salah

satu kinerja utama dari proyek.

- Melakukan simulasi untuk mendapatkan harga tindakan yang optimal

sangat membantu untuk mengambil keputusan terhadap tindakan

yang akan dilakukan.

- Pemahaman yang mendalam alat bantu risiko sangat membantu untuk

mendapatkan analisa yang lebih akurat.

- Hasil analisa dalam penelitian ini menjadi lesson learn bagi PT. Y

untuk proyek yang sama, seharusnya memperhitungkan adanya biaya

biaya untuk pengelolaan risiko atau cost of quality yang dimasukkan

pada saat proposal.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 177: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

159 Universitas Indonesia  

DAFTAR REFERENSI

[1] Harold Kerzner, Ph.D, Project Management System Approach to

Planning, Scheduling and Controlling, 8th Edition. Hal 3

[2] Ir. Asiyanto, MBA, IPM., Construction Project Cost Manajement,

Pradnya Paramita, Jakarta, 2005. Hal. 151

[3] Massimoluigi C, PE CCE, Guidelines to Mitigate Schedule delay, from the

owner viewpoint, Cost Engineering Journal, 2005

[4] Murali S., Causes and effect of delay in Malasyan construction industri,

International Jurnal of Project Management, 2007

[5] Arlene M, Respect Triangle, Cost Engineering Journal Vol 5, 2009

[6] www.ch2mhill.com

[7] Jason W, Project Management Guide Book. Hal 4

[8] PMBOK Guide 4th edition. Hal 43

[9] PMBOK Guide 4th edition. Hal 39

[10] PMBOK Guide 4th edition, Hal 103

[11] PMBOK Guide 4th edition, Hhal 105

[12] PMBOK Guide 4th edition, Hal 113

[13] Radian Z, Bahan Kuliah Manajemen Proyek, 2009

[14] PMBOK Guide 4th edition, Hal 123

[15] PMBOK Guide 4th edition, Hal 125

[16] Harold Kerzner, Ph.D, Project Management a System Approach to

Planning, Scheduling and Controlling, 8th edition, 2003, Hal 380

[17] Ibid, hal 378

[18] Ibid, hal 387

[19] Dr. Janaka Y R, Project Planning and scheduling its impact to projct

outcome, AACE Journal, 2006

[20] Dr. Tarek Hegazi, P.Eng, Simplified Project Management for Construction

Practitioners, Cost Engineering Journal, 2006

[21] PMBOK Guide 4th edition, hal 129

[22] PMBOK Guide 4th edition, hal 133

[23] PMBOK Guide 4th edition, hal 137

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 178: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

160 Universitas Indonesia  

[24] PMBOK Guide 4th edition, hal 128

[25] PMBOK Guide 4th edition, hal 142

[26] PMBOK Guide 4th edition, hal 147

[27] PMBOK Guide 4th edition, hal 153

[28] PMI Institut, The Practice Standard for Scheduling, PMI Global Standard,

2007. hal 1

[29] James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007,

hal 72

[30] James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007,

hal 73

[31] Harold Kerzner, Ph.D, Project Management a System Approach to

Planning, Scheduling and Controlling, 8th edition, 2003, hal 449 – 486

[32] Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009, hal.

146.

[33] Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009, hal.

147

[34] PMBOK Guide 4th edition, hal 161

[35] James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007,

hal 100

[36] James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007,

hal 102

[37] Mr. Nicholas J C, Analyse This, Project Control Analysis, AACE Journal,

2005

[38] PMBOK Guide 4th edition, hal 162

[39] Mr. Khalid S Al-Ghatani and Dr. Satish B. Mohan, Total Float

Management for Delay Analysis, AACE 2005

[40] Mr. Massimoluigi C, PE, CCE, Project Schedule Delay vs Strategic

Project Planning, AACE 2005

[41] Ahuja, H.N, “ Construction Performance Control by Network”, John

Willey&Sons, New York, 1976

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 179: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

161 Universitas Indonesia  

[42] Clark Wilson,”An overview of Construction Claims : How they arised and

how to avoid them”, Seminar for construction contracting for public

entities in British Colombia, October, 31, 2002

[43] CM Popescu, C Charoengam, ”Project Planning, Scheduling, And Control

in Construction”,John Wiley & Sons, Canada, 1995, p.190

[44] MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, “ Factors of Nonexcusable

Delays That Influence Contractors Performance”, Journal Of

Management In Engineering vol 14 May/June, 1998, p 42-48

[45] Mr. Nicholas J. Candela, Project Control Analysis, AACE 2005

[46] Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009, hal.

162

[47] Oglesby. Productivity Improvement in Construction. Newyork. McGraw-

Hill. 1989 : 5

[48] H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. Quantitative Effect of

Construction Changes on Labor Productivity, Journal of Construction

Engineering and Management, September 1995 : 293

[49] Oglesby. Op.Cit h.13

[50] Oglesby. Op. Cit. H.14

[51] Thomas and Mathew 1985

[52] PMBOK Guide 4th edition, hal 165 – 167

[53] Harold Kerzner, Ph.D, Project Management a System Approach to

Planning, Scheduling and Controlling, 8th edition, 2003, hal 565

[54] Bill G Tompkins, Project Cost Control for Manager, Hal 6

[55] Dr. Janaka Ruwanpura and Dr. George J, P.Eng, Why Cost and Schedule

Overruns on Mega Oil Sands Projects?, Cost Engineering Journal, 2010

[56] Indriani Santoso, Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa tipe Proyek

Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil UK Petra

[57] Ir. Asiyanto,MBA,IPM, Construction Project Cost Management, Pradnya

Paramita, 2005.Hal 30

[58] PMBOK Guide 4th edition, hal 169

[59] Ir. Asiyanto, MBA, IPM, Construction Project cost management, PP 2005.

Hal 45

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 180: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

162 Universitas Indonesia  

[60] PMBOK Guide 4th edition, hal 175

[61] Ir. Asiyanto,MBA,IPM, Construction Project Cost Management, Pradnya

Paramita, 2005.Hal 132

[62] PMBOK Guide 4th edition, hal 179

[63] PMBOK Guide 4th edition, hal 183

[64] Risk Management Standards Australia, AS/NZS 4360:1999

[65] PMBOK Guide 4th edition, hal 274

[66] Roger Planagan, Risk Management and Construction, Oxford 1993, Hal

97

[67] Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade

Coorporation, 2005

[68] Dr. Prasanta Dey, Managing Risk of Large Scale Construction Projects,

Cost Engineering Jurnal, 2009

[69] HU Xingfu,Analysis and Evaluation on the Risk of the Construction

Project, Canadian Social Science Journal, 2009

[70] Soon Kim and Deepak Bajaj,Risk Management in Construction : An

Approach for Contractors in South Korea, Cost Engineering Jurnal, 2000

[71] Dr. Prasanta K Dey, Sthepen O O,Project Time Risk Analysis Through

simulation, Cost Engineering Jurnal, 2001

[72] Ir. Asiyanto, MBA,IPM, Manajemen Risiko Untuk Kontraktor, Pradnya

Paramita, 2009

[73] Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade

Coorporation, 2005

[74] Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade

Coorporation, 2005

[75] Robet K Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Rajagrafindo Perkasa,

Jakarta. 2002. hal 7

[76] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

Alfabeta, Jakarta. 2010. Hal 38

[77] Feryan Fadhin, Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam

Pelaksanaan Proyek EPC (Oil and Gas), UI, Jakarta. 2010. Hal 96

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 181: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

163 Universitas Indonesia  

[78] Radian Z. Hosen, Presentasi EPC Project Overview, Jakarta, 24 Januari

2007

[79] Laporan bulanan Proyek X, 2010

[80] Imam Ghozali, 2001

[81] Singgih Santoso, 2003

[82] Drs. Ridwan, M.B.A,. Skala Pengukuran Variabel Variabel Penelitian,

Alfabeta Bandung 2002, hal 27

[83] Feryan Fadhin, Strategi Pengendalian Waktu Berbasis Risiko Dalam

Pelaksanaan Proyek EPC (Oil and Gas), UI, Jakarta. 2010. Hal 96, hal 159

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 182: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

  164   Universitas Indonesia 

 

DAFTAR PUSTAKA

Harold Kerzner, Ph.D, Project Management System Approach to Planning, Scheduling and Controlling, 8th Edition. Ir. Asiyanto, MBA, IPM., Construction Project Cost Management, Pradnya Paramita, Jakarta, 2005. Massimoluigi C, PE CCE, Guidelines to Mitigate Schedule Delay, from the Owner Viewpoint, Cost Engineering Journal, 2005. Murali S., Causes and effect of delay in Malasyan Construction Industri, International Jurnal of Project Management, 2007. Arlene M, Respect Triangle, Cost Engineering Journal Vol 5, 2009. www.ch2mhill.com. Jason W, Project Management Guide Book. PMBOK Guide 4th edition. Radian Z, Bahan Kuliah Manajemen Proyek, 2009 Dr. Janaka Y R, Project Planning and Scheduling its Impact to Projct Outcome, AACE Journal, 2006. Dr. Tarek Hegazi, P.Eng, Simplified Project Management for Construction Practitioners, Cost Engineering Journal, 2006. PMI Institut, The Practice Standard for Scheduling, PMI Global Standard, 2007. James P Lewis, Fundamental of Project Management, 3rd edition, 2007. Ir. Abrar Husen, MT, Manajemen Proyek, Andi, Yogyakarta, 2009. Mr. Nicholas J C, Analyse This, Project Control Analysis, AACE Journal, 2005. Mr. Khalid S Al-Ghatani and Dr. Satish B. Mohan, Total Float Management for Delay Analysis, AACE 2005. Ahuja, H.N, Construction Performance Control by Network, John Willey&Sons, New York, 1976. Clark Wilson, An overview of Construction Claims : How they arised and how to avoid them, Seminar for construction contracting for public entities in British Colombia, October, 31, 2002.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 183: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

  165   Universitas Indonesia 

 

CM Popescu, C Charoengam, Project Planning, Scheduling, And Control in Construction,John Wiley & Sons, Canada, 1995.

MZ Abd Majid and Ronald MC Cafffer, Factors of Nonexcusable Delays That Influence Contractors Performance, Journal Of Management In Engineering vol 14 May/June, 1998.

Mr. Nicholas J. Candela, Project Control Analysis, AACE 2005.

Oglesby. Productivity Improvement in Construction. Newyork. McGraw-Hill. 1989.

H. Randolph Thomas, Carmen L. Napolitan. Quantitative Effect of Construction Changes on Labor Productivity, Journal of Construction Engineering and Management, September 1995.

Thomas and Mathew 1985

Bill G Tompkins, Project Cost Control for Manager.

Dr. Janaka Ruwanpura and Dr. George J, P.Eng, Why Cost and Schedule Overruns on Mega Oil Sands Projects?, Cost Engineering Journal, 2010.

Indriani Santoso, Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa tipe Proyek Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil UK Petra.

Risk Management Standards Australia, AS/NZS 4360:1999.

Roger Planagan, Risk Management and Construction, Oxford 1993.

Palisade,Risk Analysis and Simulation add-in for Microsoft Excel, Palisade Coorporation, 2005.

Dr. Prasanta Dey, Managing Risk of Large Scale Construction Projects, Cost Engineering Jurnal, 2009.

HU Xingfu,Analysis and Evaluation on the Risk of the Construction Project, Canadian Social Science Journal, 2009.

Soon Kim and Deepak Bajaj,Risk Management in Construction : An Approach for Contractors in South Korea, Cost Engineering Jurnal, 2000.

Dr. Prasanta K Dey, Sthepen O O,Project Time Risk Analysis Through simulation, Cost Engineering Jurnal, 2001.

Ir. Asiyanto, MBA,IPM, Manajemen Risiko Untuk Kontraktor, Pradnya Paramita, 2009.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 184: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

  166   Universitas Indonesia 

 

Robet K Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, Rajagrafindo Perkasa, Jakarta. 2002.

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Jakarta. 2010.

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 185: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  167

 

DAFTAR LAMPIRAN 1 :

Hasil Simulasi Tindakan Korektif

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 186: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Biaya Korektif CX1 / Total Biaya / I8

Statistic Value %tile ValueMinimum 21.127.866          5% 23.411.284         

Maximum 32.655.748          10% 24.001.164         

Mean 26.549.102          15% 24.415.756         

Std Dev 1.985.520             20% 24.767.458         

Variance 3,94229E+12 25% 25.082.832         

Skewness 0,136626032 30% 25.376.404         

Kurtosis 2,523305482 35% 25.667.484         

Median 26.490.206          40% 25.960.338         

Mode 24.084.744          45% 26.228.906         

Left X 23.411.284        50% 26.490.206         

Workbook Name Analisa Tindakan Korektif Re

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8

Val

ues

in 1

0 -7

Values in Millions

0,0000,2000,4000,6000,8001,0001,2001,4001,6001,8002,000

Mean=2,65491E+07

20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34

5% 90% 5% 23,4113 29,9433

Mean=2,65491E+07

Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8

0,600

0,800

1,000 Mean=2,65491E+07 Mean=2,65491E+07

Left X 23.411.284        50% 26.490.206         

Left P 5% 55% 26.749.526         

Right X 29.943.286          60% 27.007.890         

Right P 95% 65% 27.306.438         

Diff X 6.532.002             70% 27.605.376         

Diff P 90% 75% 27.943.254         

#Errors 0 80% 28.325.760         

Filter Min 85% 28.737.050         

Filter Max 90% 29.250.524         

#Filtered 0 95% 29.943.286         

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya 0,767 0,771

#2 Mhrs / Total Biaya 0,500 0,490

#3 Mhrs / Total Biaya 0,332 0,315

#4 Mhrs / Total Biaya 0,212 0,216

#5 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022

#6 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,019

#7 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,027

#8 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,021

#9 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,025

#10 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,023

#11 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,019

#12 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,025

#13 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,019

#14 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,020

#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022

Sensitivity

Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8

Val

ues

in 1

0 -7

Values in Millions

0,0000,2000,4000,6000,8001,0001,2001,4001,6001,8002,000

Mean=2,65491E+07

20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34

5% 90% 5% 23,4113 29,9433

Mean=2,65491E+07

Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8

Values in Millions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,65491E+07

20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34

5% 90% 5% 23,4113 29,9433

Mean=2,65491E+07

Regression Sensitivity for Total BiayaKorektif CX1 / To...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I187 ,001 Mhrs / Total Biaya/I139 ,001 Mhrs / Total Biaya/I38 ,001 Mhrs / Total Biaya/I182 ,001

Mhrs / Total Biaya/I92-,001 Mhrs / Total Biaya/I84 ,001

Mhrs / Total Biaya/I85-,001 Mhrs / Total Biaya/I117-,001 Mhrs / Total Biaya/I107-,001 Mhrs / Total Biaya/I115-,001

Mhrs / Total Biaya/I6 ,212 Mhrs / Total Biaya/I6 ,332 Mhrs / Total Biaya/I7 ,5 Mhrs / Total Biaya/I7 ,767

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022

#16 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,024

Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8

Val

ues

in 1

0 -7

Values in Millions

0,0000,2000,4000,6000,8001,0001,2001,4001,6001,8002,000

Mean=2,65491E+07

20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34

5% 90% 5% 23,4113 29,9433

Mean=2,65491E+07

Distribution for Total Biaya KorektifCX1 / Total Biaya/I8

Values in Millions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,65491E+07

20 23,5 27 30,5 3420 23,5 27 30,5 34

5% 90% 5% 23,4113 29,9433

Mean=2,65491E+07

Regression Sensitivity for Total BiayaKorektif CX1 / To...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I187 ,001 Mhrs / Total Biaya/I139 ,001 Mhrs / Total Biaya/I38 ,001 Mhrs / Total Biaya/I182 ,001

Mhrs / Total Biaya/I92-,001 Mhrs / Total Biaya/I84 ,001

Mhrs / Total Biaya/I85-,001 Mhrs / Total Biaya/I117-,001 Mhrs / Total Biaya/I107-,001 Mhrs / Total Biaya/I115-,001

Mhrs / Total Biaya/I6 ,212 Mhrs / Total Biaya/I6 ,332 Mhrs / Total Biaya/I7 ,5 Mhrs / Total Biaya/I7 ,767

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 187: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Biaya Korektif CX2 / Total Biaya / I16

Statistic Value %tile ValueMinimum 77.952.816          5% 88.255.680         

Maximum 184.856.912        10% 92.597.888         

Mean 126.928.729        15% 97.076.376         

Std Dev 25.416.371          20% 101.453.208       

Variance 6,45992E+14 25% 105.436.720       

Skewness 0,094046614 30% 109.721.424       

Kurtosis 1,974286239 35% 113.887.064       

Median 126.317.336        40% 117.843.384       

Mode 92.606.824          45% 121.911.840       

Left X 88.255.680          50% 126.317.336       

Left P 5% 55% 130.541.624       

Workbook Name Analisa Tindakan Korektif Re

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya KorektifCX2 / Total Biaya/I16

Valu

es in

10

-8

Values in Millions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

1,400

Mean=1,269287E+08

60 95 130 165 20060 95 130 165 200

5% 90% 5% 88,2557 168,2881

Mean=1,269287E+08

Distribution for Total Biaya KorektifCX2 / Total Biaya/I16

0,400

0,600

0,800

1,000 Mean=1,269287E+08 Mean=1,269287E+08

Right X 168.288.064        60% 134.983.136       

Right P 95% 65% 139.148.896       

Diff X 80.032.384          70% 143.698.304       

Diff P 90% 75% 147.644.608       

#Errors 0 80% 151.751.936       

Filter Min 85% 156.402.512       

Filter Max 90% 161.570.512       

#Filtered 0 95% 168.288.064       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya 0,964 0,966

#2 Mhrs / Total Biaya 0,265 0,246

#3 Mhrs / Total Biaya ‐0,001 0,021

#4 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,017

#5 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018

#6 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,020

#7 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,021

#8 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022

#9 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018

#10 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,021

#11 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,017

#12 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,019

#13 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,022

#14 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018

#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,022

#16 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,024

Sensitivity

Distribution for Total Biaya KorektifCX2 / Total Biaya/I16

Valu

es in

10

-8

Values in Millions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

1,400

Mean=1,269287E+08

60 95 130 165 20060 95 130 165 200

5% 90% 5% 88,2557 168,2881

Mean=1,269287E+08

Distribution for Total Biaya KorektifCX2 / Total Biaya/I16

Values in Millions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=1,269287E+08

60 95 130 165 20060 95 130 165 200

5% 90% 5% 88,2557 168,2881

Mean=1,269287E+08

Regression Sensitivity for Total BiayaKorektif CX2 / To...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I106-,001 Mhrs / Total Biaya/I57-,001

Mhrs / Total Biaya/I158 ,001 Mhrs / Total Biaya/I138 ,001 Mhrs / Total Biaya/I113 ,001 Mhrs / Total Biaya/I161 ,001 Mhrs / Total Biaya/I191 ,001

Mhrs / Total Biaya/I143-,001 Mhrs / Total Biaya/I168-,001

Mhrs / Total Biaya/I45-,001 Mhrs / Total Biaya/I70 ,001

Mhrs / Total Biaya/I35-,001 Mhrs / Total Biaya/I153-,001

Mhrs / Total Biaya/I118 ,003 Mhrs / Total Biaya/I14 ,265 Mhrs / Total Biaya/I14 ,964

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 188: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Biaya Korektif CX7 / Total Biaya / I25

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.592.084             5% 1.763.007            

Maximum 3.158.004             10% 1.842.789            

Mean 2.322.066             15% 1.904.218            

Std Dev 357.556                20% 1.964.885            

Variance 1,27847E+11 25% 2.022.133            

Skewness 0,067609239 30% 2.082.685            

Kurtosis 2,049938884 35% 2.143.315            

Median 2.323.487             40% 2.202.669            

Mode 2.099.505             45% 2.263.843            

Left X 1.763.007             50% 2.323.487            

Left P 5% 55% 2.380.852            

Workbook Name Analisa Tindakan Korektif Re

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya KorektifCX7 / Total Biaya/I25

Valu

es in

10

-7

Values in Millions

0123456789

10

Mean=2322066

1,4 2 2,6 3,21,4 2 2,6 3,2

5% 90% 5% 1,763 2,9005

Mean=2322066

Distribution for Total Biaya KorektifCX7 / Total Biaya/I25

0,400

0,600

0,800

1,000 Mean=2322066 Mean=2322066

Right X 2.900.493             60% 2.440.587            

Right P 95% 65% 2.494.560            

Diff X 1.137.487             70% 2.550.621            

Diff P 90% 75% 2.603.718            

#Errors 0 80% 2.664.952            

Filter Min 85% 2.729.943            

Filter Max 90% 2.796.896            

#Filtered 0 95% 2.900.493            

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya 0,941 0,942

#2 Mhrs / Total Biaya 0,342 0,318

#3 Mhrs / Total Biaya 0,001 0,019

#4 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,017

#5 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,024

#6 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,017

#7 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018

#8 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,023

#9 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,017

#10 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,024

#11 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,017

#12 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018

#13 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,018

#14 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,023

#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,034

#16 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,018

Sensitivity

Distribution for Total Biaya KorektifCX7 / Total Biaya/I25

Valu

es in

10

-7

Values in Millions

0123456789

10

Mean=2322066

1,4 2 2,6 3,21,4 2 2,6 3,2

5% 90% 5% 1,763 2,9005

Mean=2322066

Distribution for Total Biaya KorektifCX7 / Total Biaya/I25

Values in Millions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2322066

1,4 2 2,6 3,21,4 2 2,6 3,2

5% 90% 5% 1,763 2,9005

Mean=2322066

Regression Sensitivity for Total BiayaKorektif CX7 / To...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I86-,001 Mhrs / Total Biaya/I90 ,001

Mhrs / Total Biaya/I138-,001 Mhrs / Total Biaya/I165 ,001

Mhrs / Total Biaya/I153-,001 Mhrs / Total Biaya/I35 ,001 Mhrs / Total Biaya/I115 ,001 Mhrs / Total Biaya/I81 ,001 Mhrs / Total Biaya/I105 ,001 Mhrs / Total Biaya/I159 ,001

Mhrs / Total Biaya/I134-,001 Mhrs / Total Biaya/I158 ,001 Mhrs / Total Biaya/I183 ,001 Mhrs / Total Biaya/I23 ,342 Mhrs / Total Biaya/I23 ,941

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 189: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Peb'10 / Total Biaya / I73

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.268.560.256         5% 1.360.877.696       

Maximum 1.637.102.464         10% 1.380.803.584       

Mean 1.452.528.519         15% 1.393.673.344       

Std Dev 56.301.821              20% 1.404.584.960       

Variance 3,1699E+15 25% 1.413.560.704       

Skewness 0,0469709 30% 1.421.630.976       

Kurtosis 2,880951168 35% 1.429.831.424       

Median 1.452.351.488         40% 1.437.495.936       

Mode 1.341.261.184         45% 1.444.803.456       

Left X 1.360.877.696         50% 1.452.351.488       

Left P 5% 55% 1.459.398.528       

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya Field Weld- Peb'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

7

Mean=1,452529E+09

1,25 1,35 1,45 1,55 1,651,25 1,35 1,45 1,55 1,65

5% 90% 5% 1,3609 1,5468

Mean=1,452529E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Peb'10 / Total...

0,400

0,600

0,800

1,000 Mean=1,452529E+09 Mean=1,452529E+09

Right X 1.546.763.520         60% 1.466.712.192       

Right P 95% 65% 1.474.436.352       

Diff X 185.885.824            70% 1.481.872.384       

Diff P 90% 75% 1.490.650.368       

#Errors 0 80% 1.500.103.168       

Filter Min 85% 1.510.910.592       

Filter Max 90% 1.525.758.848       

#Filtered 0 95% 1.546.763.520       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya /  0,409 0,401

#2 Mhrs / Total Biaya /  0,370 0,363

#3 Mhrs / Total Biaya /  0,267 0,262

#4 Mhrs / Total Biaya /  0,259 0,240

#5 Mhrs / Total Biaya /  0,258 0,251

#6 Mhrs / Total Biaya /  0,245 0,237

#7 Mhrs / Total Biaya /  0,241 0,221

#8 Mhrs / Total Biaya /  0,234 0,237

#9 Mhrs / Total Biaya /  0,232 0,234

#10 Mhrs / Total Biaya /  0,206 0,220

#11 Mhrs / Total Biaya /  0,202 0,196

#12 Mhrs / Total Biaya /  0,199 0,188

#13 Mhrs / Total Biaya /  0,190 0,186

#14 Mhrs / Total Biaya /  0,159 0,159

#15 Mhrs / Total Biaya /  0,129 0,111

#16 Mhrs / Total Biaya /  0,121 0,111

Sensitivity

Distribution for Total Biaya Field Weld- Peb'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

7

Mean=1,452529E+09

1,25 1,35 1,45 1,55 1,651,25 1,35 1,45 1,55 1,65

5% 90% 5% 1,3609 1,5468

Mean=1,452529E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Peb'10 / Total...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=1,452529E+09

1,25 1,35 1,45 1,55 1,651,25 1,35 1,45 1,55 1,65

5% 90% 5% 1,3609 1,5468

Mean=1,452529E+09

Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Peb'...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I66 ,122 Mhrs / Total Biaya/I69 ,128 Mhrs / Total Biaya/I71 ,157 Mhrs / Total Biaya/I67 ,193 Mhrs / Total Biaya/I69 ,198 Mhrs / Total Biaya/I60 ,198 Mhrs / Total Biaya/I59 ,206 Mhrs / Total Biaya/I63 ,234 Mhrs / Total Biaya/I72 ,237 Mhrs / Total Biaya/I62 ,244 Mhrs / Total Biaya/I71 ,245 Mhrs / Total Biaya/I65 ,257 Mhrs / Total Biaya/I57 ,261 Mhrs / Total Biaya/I66 ,265 Mhrs / Total Biaya/I68 ,374 Mhrs / Total Biaya/I68 ,408

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 190: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Jul'10 / Total Biaya / I193

Statistic Value %tile ValueMinimum 2.339.646.208       5% 2.604.032.512         

Maximum 3.295.397.632       10% 2.648.919.808         

Mean 2.809.347.709       15% 2.678.787.072         

Std Dev 125.315.689           20% 2.703.600.896         

Variance 1,5704E+16 25% 2.723.884.544         

Skewness 0,026541114 30% 2.742.773.248         

Kurtosis 2,937432035 35% 2.760.280.576         

Median 2.809.107.968       40% 2.776.748.032         

Mode 2.584.052.480       45% 2.793.442.048         

Left X 2.604.032.512       50% 2.809.107.968         

Left P 5% 55% 2.823.965.696         

Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya Field Weld- Jul'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mean=2,809348E+09

2,3 2,55 2,8 3,05 3,32,3 2,55 2,8 3,05 3,3

5% 90% 5% 2,604 3,0166

Mean=2,809348E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Jul'10 / Total...

0,400

0,600

0,800

1,000 Mean=2,809348E+09 Mean=2,809348E+09

Right X 3.016.610.048       60% 2.840.295.680         

Right P 95% 65% 2.856.477.696         

Diff X 412.577.536           70% 2.875.155.456         

Diff P 90% 75% 2.893.931.264         

#Errors 0 80% 2.915.436.544         

Filter Min 85% 2.939.778.816         

Filter Max 90% 2.972.761.856         

#Filtered 0 95% 3.016.610.048         

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,314 0,313

#2 Mhrs / Total Biaya / 0,311 0,307

#3 Mhrs / Total Biaya / 0,303 0,306

#4 Mhrs / Total Biaya / 0,297 0,292

#5 Mhrs / Total Biaya / 0,290 0,268

#6 Mhrs / Total Biaya / 0,281 0,268

#7 Mhrs / Total Biaya / 0,278 0,281

#8 Mhrs / Total Biaya / 0,251 0,232

#9 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,234

#10 Mhrs / Total Biaya / 0,239 0,225

#11 Mhrs / Total Biaya / 0,232 0,223

#12 Mhrs / Total Biaya / 0,190 0,173

#13 Mhrs / Total Biaya / 0,151 0,150

#14 Mhrs / Total Biaya / 0,147 0,163

#15 Mhrs / Total Biaya / 0,133 0,118

#16 Mhrs / Total Biaya / 0,132 0,133

Sensitivity

Distribution for Total Biaya Field Weld- Jul'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mean=2,809348E+09

2,3 2,55 2,8 3,05 3,32,3 2,55 2,8 3,05 3,3

5% 90% 5% 2,604 3,0166

Mean=2,809348E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Jul'10 / Total...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,809348E+09

2,3 2,55 2,8 3,05 3,32,3 2,55 2,8 3,05 3,3

5% 90% 5% 2,604 3,0166

Mean=2,809348E+09

Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Jul'...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I192 ,13 Mhrs / Total Biaya/I182 ,134 Mhrs / Total Biaya/I186 ,147 Mhrs / Total Biaya/I189 ,152 Mhrs / Total Biaya/I191 ,189 Mhrs / Total Biaya/I187 ,233 Mhrs / Total Biaya/I180 ,238 Mhrs / Total Biaya/I189 ,238 Mhrs / Total Biaya/I188 ,246 Mhrs / Total Biaya/I192 ,278 Mhrs / Total Biaya/I183 ,28 Mhrs / Total Biaya/I182 ,293 Mhrs / Total Biaya/I191 ,294 Mhrs / Total Biaya/I185 ,304 Mhrs / Total Biaya/I186 ,311 Mhrs / Total Biaya/I177 ,315

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 191: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Jun'10 / Total Biaya / I169

Statistic Value %tile ValueMinimum 2.119.845.248         5% 2.366.094.848       

Maximum 3.004.252.928         10% 2.407.847.680       

Mean 2.549.628.866         15% 2.433.905.920       

Std Dev 111.059.812            20% 2.457.518.592       

Variance 1,23343E+16 25% 2.474.673.664       

Skewness ‐0,014818351 30% 2.491.213.312       

Kurtosis 2,926376123 35% 2.505.684.224       

Median 2.550.367.488         40% 2.520.395.264       

Mode 2.415.979.264         45% 2.535.866.624       

Left X 2.366.094.848         50% 2.550.367.488       

Left P 5% 55% 2.563.239.168       

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya Field Weld- Jun'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mean=2,549629E+09

2,1 2,35 2,6 2,85 3,12,1 2,35 2,6 2,85 3,1

5% 90% 5% 2,3661 2,7329

Mean=2,549629E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Jun'10 / Total...

0,400

0,600

0,800

1,000 Mean=2,549629E+09 Mean=2,549629E+09

Right X 2.732.940.544         60% 2.577.777.152       

Right P 95% 65% 2.593.244.160       

Diff X 366.845.696            70% 2.608.549.120       

Diff P 90% 75% 2.624.241.664       

#Errors 0 80% 2.643.675.904       

Filter Min 85% 2.667.285.248       

Filter Max 90% 2.694.022.144       

#Filtered 0 95% 2.732.940.544       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya /  0,313 0,306

#2 Mhrs / Total Biaya /  0,313 0,312

#3 Mhrs / Total Biaya /  0,303 0,308

#4 Mhrs / Total Biaya /  0,290 0,276

#5 Mhrs / Total Biaya /  0,286 0,286

#6 Mhrs / Total Biaya /  0,282 0,280

#7 Mhrs / Total Biaya /  0,275 0,262

#8 Mhrs / Total Biaya /  0,239 0,226

#9 Mhrs / Total Biaya /  0,235 0,234

#10 Mhrs / Total Biaya /  0,235 0,242

#11 Mhrs / Total Biaya /  0,233 0,238

#12 Mhrs / Total Biaya /  0,186 0,175

#13 Mhrs / Total Biaya /  0,157 0,145

#14 Mhrs / Total Biaya /  0,155 0,139

#15 Mhrs / Total Biaya /  0,143 0,144

#16 Mhrs / Total Biaya /  0,134 0,127

Sensitivity

Distribution for Total Biaya Field Weld- Jun'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mean=2,549629E+09

2,1 2,35 2,6 2,85 3,12,1 2,35 2,6 2,85 3,1

5% 90% 5% 2,3661 2,7329

Mean=2,549629E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Jun'10 / Total...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,549629E+09

2,1 2,35 2,6 2,85 3,12,1 2,35 2,6 2,85 3,1

5% 90% 5% 2,3661 2,7329

Mean=2,549629E+09

Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Jun'...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I158 ,132 Mhrs / Total Biaya/I162 ,144 Mhrs / Total Biaya/I165 ,15 Mhrs / Total Biaya/I164 ,158 Mhrs / Total Biaya/I167 ,186 Mhrs / Total Biaya/I163 ,231 Mhrs / Total Biaya/I165 ,234 Mhrs / Total Biaya/I156 ,235 Mhrs / Total Biaya/I164 ,242 Mhrs / Total Biaya/I168 ,278 Mhrs / Total Biaya/I159 ,281 Mhrs / Total Biaya/I158 ,289 Mhrs / Total Biaya/I167 ,291 Mhrs / Total Biaya/I161 ,303 Mhrs / Total Biaya/I153 ,311 Mhrs / Total Biaya/I162 ,313

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 192: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Mar'10 / Total Biaya / I97

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.461.874.176        5% 1.605.568.000       

Maximum 1.990.512.384        10% 1.629.882.752       

Mean 1.723.369.364        15% 1.648.112.896       

Std Dev 72.439.664             20% 1.662.039.040       

Variance 5,2475E+15 25% 1.674.151.424       

Skewness 0,064078627 30% 1.684.736.256       

Kurtosis 2,922860779 35% 1.695.108.608       

Median 1.722.033.408        40% 1.704.404.864       

Mode 1.584.610.304        45% 1.712.768.640       

Left X 1.605.568.000        50% 1.722.033.408       

Left P 5% 55% 1.731.131.008       

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya Field Weld- Mar'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

Mean=1,723369E+09

1,4 1,6 1,8 21,4 1,6 1,8 2

5% 90% 5% 1,6056 1,8439

Mean=1,723369E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Mar'10 / Total...

0,400

0,600

0,800

1,000 Mean=1,723369E+09 Mean=1,723369E+09

Right X 1.843.923.840        60% 1.740.860.416       

Right P 95% 65% 1.750.574.720       

Diff X 238.355.840           70% 1.760.979.072       

Diff P 90% 75% 1.772.212.352       

#Errors 0 80% 1.784.252.672       

Filter Min 85% 1.799.198.976       

Filter Max 90% 1.817.447.552       

#Filtered 0 95% 1.843.923.840       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,427 0,424

#2 Mhrs / Total Biaya / 0,275 0,264

#3 Mhrs / Total Biaya / 0,273 0,278

#4 Mhrs / Total Biaya / 0,267 0,269

#5 Mhrs / Total Biaya / 0,265 0,244

#6 Mhrs / Total Biaya / 0,257 0,250

#7 Mhrs / Total Biaya / 0,257 0,244

#8 Mhrs / Total Biaya / 0,243 0,231

#9 Mhrs / Total Biaya / 0,239 0,229

#10 Mhrs / Total Biaya / 0,212 0,212

#11 Mhrs / Total Biaya / 0,209 0,202

#12 Mhrs / Total Biaya / 0,206 0,207

#13 Mhrs / Total Biaya / 0,203 0,187

#14 Mhrs / Total Biaya / 0,161 0,151

#15 Mhrs / Total Biaya / 0,134 0,128

#16 Mhrs / Total Biaya / 0,114 0,117

Sensitivity

Distribution for Total Biaya Field Weld- Mar'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

Mean=1,723369E+09

1,4 1,6 1,8 21,4 1,6 1,8 2

5% 90% 5% 1,6056 1,8439

Mean=1,723369E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Mar'10 / Total...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=1,723369E+09

1,4 1,6 1,8 21,4 1,6 1,8 2

5% 90% 5% 1,6056 1,8439

Mean=1,723369E+09

Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Mar'...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I90 ,126 Mhrs / Total Biaya/I93 ,132 Mhrs / Total Biaya/I95 ,163 Mhrs / Total Biaya/I93 ,203 Mhrs / Total Biaya/I91 ,203 Mhrs / Total Biaya/I84 ,204 Mhrs / Total Biaya/I83 ,212 Mhrs / Total Biaya/I87 ,245 Mhrs / Total Biaya/I96 ,246 Mhrs / Total Biaya/I86 ,254 Mhrs / Total Biaya/I95 ,258 Mhrs / Total Biaya/I89 ,269 Mhrs / Total Biaya/I90 ,273 Mhrs / Total Biaya/I81 ,273 Mhrs / Total Biaya/I92 ,274 Mhrs / Total Biaya/I92 ,429

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 193: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Biaya Field Weld ‐ Mei'10 / Total Biaya / I145

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.923.797.632         5% 2.089.322.240       

Maximum 2.655.968.512         10% 2.125.925.248       

Mean 2.265.564.063         15% 2.152.334.592       

Std Dev 107.506.234            20% 2.173.646.336       

Variance 1,15576E+16 25% 2.192.209.152       

Skewness 0,062189912 30% 2.208.239.616       

Kurtosis 2,86044548 35% 2.223.538.944       

Median 2.264.896.768         40% 2.238.412.288       

Mode 2.128.052.224         45% 2.251.422.208       

Left X 2.089.322.240         50% 2.264.896.768       

Left P 5% 55% 2.277.638.144       

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya Field Weld- Mei'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Mean=2,265564E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,0893 2,4464

Mean=2,265564E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Mei'10 / Total...

0,400

0,600

0,800

1,000 Mean=2,265564E+09 Mean=2,265564E+09

Right X 2.446.448.896         60% 2.290.808.576       

Right P 95% 65% 2.305.392.896       

Diff X 357.126.656            70% 2.321.301.760       

Diff P 90% 75% 2.337.703.424       

#Errors 0 80% 2.356.861.696       

Filter Min 85% 2.377.810.688       

Filter Max 90% 2.404.886.016       

#Filtered 0 95% 2.446.448.896       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya /  0,429 0,439

#2 Mhrs / Total Biaya /  0,280 0,289

#3 Mhrs / Total Biaya /  0,276 0,276

#4 Mhrs / Total Biaya /  0,268 0,260

#5 Mhrs / Total Biaya /  0,257 0,258

#6 Mhrs / Total Biaya /  0,254 0,266

#7 Mhrs / Total Biaya /  0,245 0,236

#8 Mhrs / Total Biaya /  0,245 0,249

#9 Mhrs / Total Biaya /  0,214 0,214

#10 Mhrs / Total Biaya /  0,211 0,207

#11 Mhrs / Total Biaya /  0,209 0,205

#12 Mhrs / Total Biaya /  0,202 0,205

#13 Mhrs / Total Biaya /  0,165 0,167

#14 Mhrs / Total Biaya /  0,158 0,162

#15 Mhrs / Total Biaya /  0,135 0,154

#16 Mhrs / Total Biaya /  0,116 0,129

Sensitivity

Distribution for Total Biaya Field Weld- Mei'10 / Total...

Valu

es in

10

-9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Mean=2,265564E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,0893 2,4464

Mean=2,265564E+09

Distribution for Total Biaya Field Weld- Mei'10 / Total...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,265564E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,0893 2,4464

Mean=2,265564E+09

Regression Sensitivity for Total BiayaField Weld - Mei'...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I138 ,127 Mhrs / Total Biaya/I141 ,133 Mhrs / Total Biaya/I140 ,159 Mhrs / Total Biaya/I143 ,165 Mhrs / Total Biaya/I139 ,204 Mhrs / Total Biaya/I132 ,206 Mhrs / Total Biaya/I141 ,208 Mhrs / Total Biaya/I131 ,216 Mhrs / Total Biaya/I135 ,245 Mhrs / Total Biaya/I144 ,246 Mhrs / Total Biaya/I143 ,257 Mhrs / Total Biaya/I134 ,258 Mhrs / Total Biaya/I137 ,268 Mhrs / Total Biaya/I129 ,277 Mhrs / Total Biaya/I138 ,277 Mhrs / Total Biaya/I140 ,43

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 194: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Februari 2010 / Total Biaya / I195

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.550.722.944        5% 1.671.718.272       

Maximum 1.998.967.936        10% 1.694.441.600       

Mean 1.774.580.270        15% 1.709.266.176       

Std Dev 62.388.554              20% 1.721.489.792       

Variance 3,89233E+15 25% 1.731.941.504       

Skewness 0,026939898 30% 1.741.234.176       

Kurtosis 2,909161779 35% 1.749.797.632       

Median 1.774.054.528        40% 1.758.301.440       

Mode 1.679.420.288        45% 1.766.266.880       

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

7

Mean=1,77458E+09

1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2

5% 90% 5% 1,6717 1,8783

Mean=1,77458E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...

0,600

0,800

1,000 Mean=1,77458E+09 Mean=1,77458E+09

Left X 1.671.718.272        50% 1.774.054.528       

Left P 5% 55% 1.782.110.848       

Right X 1.878.273.920        60% 1.790.429.952       

Right P 95% 65% 1.799.223.040       

Diff X 206.555.648            70% 1.807.283.200       

Diff P 90% 75% 1.816.707.328       

#Errors 0 80% 1.827.282.432       

Filter Min 85% 1.839.377.664       

Filter Max 90% 1.855.094.144       

#Filtered 0 95% 1.878.273.920       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya /  0,390 0,390

#2 Mhrs / Total Biaya /  0,370 0,364

#3 Mhrs / Total Biaya /  0,335 0,328

#4 Mhrs / Total Biaya /  0,241 0,246

#5 Mhrs / Total Biaya /  0,231 0,219

#6 Mhrs / Total Biaya /  0,230 0,223

#7 Mhrs / Total Biaya /  0,217 0,205

#8 Mhrs / Total Biaya /  0,214 0,198

#9 Mhrs / Total Biaya /  0,209 0,217

#10 Mhrs / Total Biaya /  0,208 0,206

#11 Mhrs / Total Biaya /  0,188 0,203

#12 Mhrs / Total Biaya /  0,184 0,176

#13 Mhrs / Total Biaya /  0,181 0,171

/ /

Sensitivity

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

7

Mean=1,77458E+09

1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2

5% 90% 5% 1,6717 1,8783

Mean=1,77458E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=1,77458E+09

1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2

5% 90% 5% 1,6717 1,8783

Mean=1,77458E+09

Regression Sensitivity for Cell I195

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I69 ,114 Mhrs / Total Biaya/I71 ,143 Mhrs / Total Biaya/I67 ,175 Mhrs / Total Biaya/I69 ,179 Mhrs / Total Biaya/I60 ,18 Mhrs / Total Biaya/I59 ,186 Mhrs / Total Biaya/I63 ,212 Mhrs / Total Biaya/I72 ,214 Mhrs / Total Biaya/I62 ,22 Mhrs / Total Biaya/I71 ,221 Mhrs / Total Biaya/I65 ,232 Mhrs / Total Biaya/I57 ,235 Mhrs / Total Biaya/I66 ,239 Mhrs / Total Biaya/I68 ,339 Mhrs / Total Biaya/I68 ,37 Mhrs / Total Biaya/I14 ,392

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya /  0,174 0,170

#15 Mhrs / Total Biaya /  0,147 0,147

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

7

Mean=1,77458E+09

1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2

5% 90% 5% 1,6717 1,8783

Mean=1,77458E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Februari...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=1,77458E+09

1,55 1,7 1,85 21,55 1,7 1,85 2

5% 90% 5% 1,6717 1,8783

Mean=1,77458E+09

Regression Sensitivity for Cell I195

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I69 ,114 Mhrs / Total Biaya/I71 ,143 Mhrs / Total Biaya/I67 ,175 Mhrs / Total Biaya/I69 ,179 Mhrs / Total Biaya/I60 ,18 Mhrs / Total Biaya/I59 ,186 Mhrs / Total Biaya/I63 ,212 Mhrs / Total Biaya/I72 ,214 Mhrs / Total Biaya/I62 ,22 Mhrs / Total Biaya/I71 ,221 Mhrs / Total Biaya/I65 ,232 Mhrs / Total Biaya/I57 ,235 Mhrs / Total Biaya/I66 ,239 Mhrs / Total Biaya/I68 ,339 Mhrs / Total Biaya/I68 ,37 Mhrs / Total Biaya/I14 ,392

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 195: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Maret 2010 / Total Biaya / I197

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.755.001.088       5% 1.918.980.352      

Maximum 2.341.331.200       10% 1.947.168.640      

Mean 2.045.421.115       15% 1.965.669.760      

Std Dev 76.798.778             20% 1.980.241.536      

Variance 5,89805E+15 25% 1.992.422.144      

Skewness 0,058659188 30% 2.004.180.864      

Kurtosis 2,939801334 35% 2.015.619.584      

Median 2.044.694.400       40% 2.025.520.000      

Mode 1.967.211.392       45% 2.034.922.368      

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

Mean=2,045421E+09

1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4

5% 90% 5% 1,919 2,1721

Mean=2,045421E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...

0,600

0,800

1,000 Mean=2,045421E+09 Mean=2,045421E+09

Left X 1.918.980.352       50% 2.044.694.400      

Left P 5% 55% 2.054.593.792      

Right X 2.172.138.240       60% 2.064.410.880      

Right P 95% 65% 2.074.510.848      

Diff X 253.157.888           70% 2.085.554.048      

Diff P 90% 75% 2.096.521.088      

#Errors 0 80% 2.110.444.416      

Filter Min 85% 2.125.375.360      

Filter Max 90% 2.145.208.576      

#Filtered 0 95% 2.172.138.240      

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,401 0,395

#2 Mhrs / Total Biaya / 0,314 0,302

#3 Mhrs / Total Biaya / 0,259 0,265

#4 Mhrs / Total Biaya / 0,258 0,245

#5 Mhrs / Total Biaya / 0,252 0,255

#6 Mhrs / Total Biaya / 0,250 0,232

#7 Mhrs / Total Biaya / 0,244 0,233

#8 Mhrs / Total Biaya / 0,241 0,232

#9 Mhrs / Total Biaya / 0,229 0,216

#10 Mhrs / Total Biaya / 0,226 0,214

#11 Mhrs / Total Biaya / 0,202 0,195

#12 Mhrs / Total Biaya / 0,198 0,191

#13 Mhrs / Total Biaya / 0,193 0,197

/ /

Sensitivity

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

Mean=2,045421E+09

1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4

5% 90% 5% 1,919 2,1721

Mean=2,045421E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,045421E+09

1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4

5% 90% 5% 1,919 2,1721

Mean=2,045421E+09

Regression Sensitivity for Cell I197

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I93 ,124 Mhrs / Total Biaya/I95 ,153 Mhrs / Total Biaya/I93 ,19 Mhrs / Total Biaya/I91 ,192 Mhrs / Total Biaya/I84 ,194 Mhrs / Total Biaya/I83 ,2 Mhrs / Total Biaya/I87 ,23 Mhrs / Total Biaya/I96 ,232 Mhrs / Total Biaya/I86 ,239 Mhrs / Total Biaya/I95 ,242 Mhrs / Total Biaya/I89 ,253 Mhrs / Total Biaya/I92 ,258 Mhrs / Total Biaya/I81 ,258 Mhrs / Total Biaya/I90 ,258 Mhrs / Total Biaya/I14 ,318 Mhrs / Total Biaya/I92 ,404

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya / 0,192 0,177

#15 Mhrs / Total Biaya / 0,153 0,140

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0

1

2

3

4

5

6

Mean=2,045421E+09

1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4

5% 90% 5% 1,919 2,1721

Mean=2,045421E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Maret 20...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,045421E+09

1,7 1,875 2,05 2,225 2,41,7 1,875 2,05 2,225 2,4

5% 90% 5% 1,919 2,1721

Mean=2,045421E+09

Regression Sensitivity for Cell I197

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I93 ,124 Mhrs / Total Biaya/I95 ,153 Mhrs / Total Biaya/I93 ,19 Mhrs / Total Biaya/I91 ,192 Mhrs / Total Biaya/I84 ,194 Mhrs / Total Biaya/I83 ,2 Mhrs / Total Biaya/I87 ,23 Mhrs / Total Biaya/I96 ,232 Mhrs / Total Biaya/I86 ,239 Mhrs / Total Biaya/I95 ,242 Mhrs / Total Biaya/I89 ,253 Mhrs / Total Biaya/I92 ,258 Mhrs / Total Biaya/I81 ,258 Mhrs / Total Biaya/I90 ,258 Mhrs / Total Biaya/I14 ,318 Mhrs / Total Biaya/I92 ,404

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 196: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai April 2010 / Total Biaya / I199

Statistic Value %tile ValueMinimum 1.941.428.480         5% 2.124.822.784        

Maximum 2.612.318.464         10% 2.157.581.056        

Mean 2.275.968.282         15% 2.179.523.328        

Std Dev 92.204.068               20% 2.197.470.720        

Variance 8,50159E+15 25% 2.211.895.040        

Skewness ‐0,010723925 30% 2.226.201.088        

Kurtosis 2,898605245 35% 2.240.321.536        

Median 2.275.774.976         40% 2.251.868.160        

Mode 2.056.361.600         45% 2.264.286.208        

Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

Mean=2,275968E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,1248 2,4254

Mean=2,275968E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...

0,600

0,800

1,000 Mean=2,275968E+09 Mean=2,275968E+09

Left X 2.124.822.784         50% 2.275.774.976        

Left P 5% 55% 2.288.235.008        

Right X 2.425.434.368         60% 2.300.962.560        

Right P 95% 65% 2.312.077.824        

Diff X 300.611.584             70% 2.325.666.560        

Diff P 90% 75% 2.338.536.448        

#Errors 0 80% 2.354.180.608        

Filter Min 85% 2.373.375.232        

Filter Max 90% 2.393.811.968        

#Filtered 0 95% 2.425.434.368        

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya /  0,419 0,405

#2 Mhrs / Total Biaya /  0,271 0,265

#3 Mhrs / Total Biaya /  0,267 0,255

#4 Mhrs / Total Biaya /  0,266 0,265

#5 Mhrs / Total Biaya /  0,265 0,250

#6 Mhrs / Total Biaya /  0,251 0,252

#7 Mhrs / Total Biaya /  0,251 0,238

#8 Mhrs / Total Biaya /  0,240 0,231

#9 Mhrs / Total Biaya /  0,237 0,233

#10 Mhrs / Total Biaya /  0,201 0,184

#11 Mhrs / Total Biaya /  0,198 0,192

#12 Mhrs / Total Biaya /  0,197 0,201

#13 Mhrs / Total Biaya /  0,195 0,178

/ /

Sensitivity

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

Mean=2,275968E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,1248 2,4254

Mean=2,275968E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,275968E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,1248 2,4254

Mean=2,275968E+09

Regression Sensitivity for Cell I199

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I117 ,13 Mhrs / Total Biaya/I119 ,161 Mhrs / Total Biaya/I116 ,192 Mhrs / Total Biaya/I115 ,196 Mhrs / Total Biaya/I108 ,2 Mhrs / Total Biaya/I117 ,201 Mhrs / Total Biaya/I107 ,207 Mhrs / Total Biaya/I111 ,238 Mhrs / Total Biaya/I120 ,24 Mhrs / Total Biaya/I119 ,249 Mhrs / Total Biaya/I110 ,252 Mhrs / Total Biaya/I113 ,263 Mhrs / Total Biaya/I14 ,265 Mhrs / Total Biaya/I105 ,265 Mhrs / Total Biaya/I114 ,268 Mhrs / Total Biaya/I116 ,417

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya /  0,190 0,188

#15 Mhrs / Total Biaya /  0,159 0,153

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

Mean=2,275968E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,1248 2,4254

Mean=2,275968E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai April 20...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,275968E+09

1,9 2,1 2,3 2,5 2,71,9 2,1 2,3 2,5 2,7

5% 90% 5% 2,1248 2,4254

Mean=2,275968E+09

Regression Sensitivity for Cell I199

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I117 ,13 Mhrs / Total Biaya/I119 ,161 Mhrs / Total Biaya/I116 ,192 Mhrs / Total Biaya/I115 ,196 Mhrs / Total Biaya/I108 ,2 Mhrs / Total Biaya/I117 ,201 Mhrs / Total Biaya/I107 ,207 Mhrs / Total Biaya/I111 ,238 Mhrs / Total Biaya/I120 ,24 Mhrs / Total Biaya/I119 ,249 Mhrs / Total Biaya/I110 ,252 Mhrs / Total Biaya/I113 ,263 Mhrs / Total Biaya/I14 ,265 Mhrs / Total Biaya/I105 ,265 Mhrs / Total Biaya/I114 ,268 Mhrs / Total Biaya/I116 ,417

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 197: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Mei 2010 / Total Biaya / I201

Statistic Value %tile ValueMinimum 2.210.119.680          5% 2.407.431.680       

Maximum 2.977.118.464          10% 2.444.477.440       

Mean 2.587.615.814          15% 2.470.446.336       

Std Dev 110.595.455             20% 2.490.875.392       

Variance 1,22314E+16 25% 2.510.449.664       

Skewness 0,062256717 30% 2.528.081.408       

Kurtosis 2,810739366 35% 2.543.777.280       

Median 2.587.118.592          40% 2.559.043.328       

Mode 2.418.272.256          45% 2.573.325.312       

Workbook Name l Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Mean=2,587616E+09

2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3

5% 90% 5% 2,4074 2,7721

Mean=2,587616E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...

0,600

0,800

1,000 Mean=2,587616E+09 Mean=2,587616E+09

Left X 2.407.431.680          50% 2.587.118.592       

Left P 5% 55% 2.600.834.048       

Right X 2.772.109.824          60% 2.614.725.376       

Right P 95% 65% 2.628.472.832       

Diff X 364.678.144             70% 2.645.399.552       

Diff P 90% 75% 2.662.845.184       

#Errors 0 80% 2.681.534.720       

Filter Min 85% 2.704.327.424       

Filter Max 90% 2.731.483.904       

#Filtered 0 95% 2.772.109.824       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / $ 0,417 0,427

#2 Mhrs / Total Biaya / $ 0,275 0,282

#3 Mhrs / Total Biaya / $ 0,268 0,266

#4 Mhrs / Total Biaya / $ 0,262 0,253

#5 Mhrs / Total Biaya / $ 0,250 0,255

#6 Mhrs / Total Biaya / $ 0,249 0,254

#7 Mhrs / Total Biaya / $ 0,240 0,233

#8 Mhrs / Total Biaya / $ 0,237 0,240

#9 Mhrs / Total Biaya / $ 0,216 0,214

#10 Mhrs / Total Biaya / $ 0,210 0,204

#11 Mhrs / Total Biaya / $ 0,206 0,198

#12 Mhrs / Total Biaya / $ 0,201 0,201

#13 Mhrs / Total Biaya / $ 0,196 0,200

/ / $

Sensitivity

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Mean=2,587616E+09

2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3

5% 90% 5% 2,4074 2,7721

Mean=2,587616E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,587616E+09

2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3

5% 90% 5% 2,4074 2,7721

Mean=2,587616E+09

Regression Sensitivity for Cell I201

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I141 ,13 Mhrs / Total Biaya/I140 ,153 Mhrs / Total Biaya/I143 ,16 Mhrs / Total Biaya/I139 ,199 Mhrs / Total Biaya/I132 ,2 Mhrs / Total Biaya/I141 ,202 Mhrs / Total Biaya/I131 ,21 Mhrs / Total Biaya/I14 ,221 Mhrs / Total Biaya/I135 ,238 Mhrs / Total Biaya/I144 ,24 Mhrs / Total Biaya/I143 ,249 Mhrs / Total Biaya/I134 ,252 Mhrs / Total Biaya/I137 ,261 Mhrs / Total Biaya/I138 ,269 Mhrs / Total Biaya/I129 ,269 Mhrs / Total Biaya/I140 ,417

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya / $ 0,163 0,164

#15 Mhrs / Total Biaya / $ 0,155 0,154

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Mean=2,587616E+09

2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3

5% 90% 5% 2,4074 2,7721

Mean=2,587616E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Mei 2010...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,587616E+09

2,2 2,4 2,6 2,8 32,2 2,4 2,6 2,8 3

5% 90% 5% 2,4074 2,7721

Mean=2,587616E+09

Regression Sensitivity for Cell I201

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I141 ,13 Mhrs / Total Biaya/I140 ,153 Mhrs / Total Biaya/I143 ,16 Mhrs / Total Biaya/I139 ,199 Mhrs / Total Biaya/I132 ,2 Mhrs / Total Biaya/I141 ,202 Mhrs / Total Biaya/I131 ,21 Mhrs / Total Biaya/I14 ,221 Mhrs / Total Biaya/I135 ,238 Mhrs / Total Biaya/I144 ,24 Mhrs / Total Biaya/I143 ,249 Mhrs / Total Biaya/I134 ,252 Mhrs / Total Biaya/I137 ,261 Mhrs / Total Biaya/I138 ,269 Mhrs / Total Biaya/I129 ,269 Mhrs / Total Biaya/I140 ,417

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 198: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Tindakan Korektif Sampai Juni 2010 / Total Biaya / I203

Statistic Value %tile ValueMinimum 2.417.510.400       5% 2.682.735.616        

Maximum 3.305.537.536       10% 2.724.386.816        

Mean 2.871.680.618       15% 2.752.646.144        

Std Dev 114.457.355           20% 2.775.291.392        

Variance 1,31005E+16 25% 2.794.444.800        

Skewness ‐0,010640265 30% 2.811.620.608        

Kurtosis 2,955199479 35% 2.828.786.688        

Median 2.870.935.040       40% 2.843.810.048        

Mode 2.609.683.456       45% 2.857.679.104        

Workbook Name il Analisa Tindakan Korektif Rev

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mean=2,871681E+09

2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4

5% 90% 5% 2,6827 3,0606

Mean=2,871681E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...

0,600

0,800

1,000 Mean=2,871681E+09 Mean=2,871681E+09

Left X 2.682.735.616       50% 2.870.935.040        

Left P 5% 55% 2.886.481.920        

Right X 3.060.617.216       60% 2.900.150.272        

Right P 95% 65% 2.915.506.944        

Diff X 377.881.600           70% 2.930.721.024        

Diff P 90% 75% 2.949.279.488        

#Errors 0 80% 2.968.067.840        

Filter Min 85% 2.991.797.760        

Filter Max 90% 3.019.137.280        

#Filtered 0 95% 3.060.617.216        

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya / 0,302 0,298

#2 Mhrs / Total Biaya / 0,302 0,303

#3 Mhrs / Total Biaya / 0,296 0,299

#4 Mhrs / Total Biaya / 0,283 0,279

#5 Mhrs / Total Biaya / 0,282 0,268

#6 Mhrs / Total Biaya / 0,272 0,271

#7 Mhrs / Total Biaya / 0,268 0,256

#8 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,218

#9 Mhrs / Total Biaya / 0,230 0,237

#10 Mhrs / Total Biaya / 0,227 0,231

#11 Mhrs / Total Biaya / 0,226 0,228

#12 Mhrs / Total Biaya / 0,215 0,211

#13 Mhrs / Total Biaya / 0,181 0,171

/ /

Sensitivity

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mean=2,871681E+09

2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4

5% 90% 5% 2,6827 3,0606

Mean=2,871681E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,871681E+09

2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4

5% 90% 5% 2,6827 3,0606

Mean=2,871681E+09

Regression Sensitivity for Cell I203

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I162 ,139 Mhrs / Total Biaya/I165 ,146 Mhrs / Total Biaya/I164 ,154 Mhrs / Total Biaya/I167 ,181 Mhrs / Total Biaya/I14 ,214 Mhrs / Total Biaya/I163 ,224 Mhrs / Total Biaya/I165 ,228 Mhrs / Total Biaya/I156 ,228 Mhrs / Total Biaya/I164 ,234 Mhrs / Total Biaya/I168 ,271 Mhrs / Total Biaya/I159 ,272 Mhrs / Total Biaya/I158 ,281 Mhrs / Total Biaya/I167 ,283 Mhrs / Total Biaya/I161 ,295 Mhrs / Total Biaya/I153 ,301 Mhrs / Total Biaya/I162 ,303

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1#14 Mhrs / Total Biaya / 0,153 0,140

#15 Mhrs / Total Biaya / 0,148 0,135

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...

Val

ues

in 1

0 -9

Values in Billions

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mean=2,871681E+09

2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4

5% 90% 5% 2,6827 3,0606

Mean=2,871681E+09

Distribution for Total Tindakan KorektifSampai Juni 201...

Values in Billions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=2,871681E+09

2,4 2,65 2,9 3,15 3,42,4 2,65 2,9 3,15 3,4

5% 90% 5% 2,6827 3,0606

Mean=2,871681E+09

Regression Sensitivity for Cell I203

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I162 ,139 Mhrs / Total Biaya/I165 ,146 Mhrs / Total Biaya/I164 ,154 Mhrs / Total Biaya/I167 ,181 Mhrs / Total Biaya/I14 ,214 Mhrs / Total Biaya/I163 ,224 Mhrs / Total Biaya/I165 ,228 Mhrs / Total Biaya/I156 ,228 Mhrs / Total Biaya/I164 ,234 Mhrs / Total Biaya/I168 ,271 Mhrs / Total Biaya/I159 ,272 Mhrs / Total Biaya/I158 ,281 Mhrs / Total Biaya/I167 ,283 Mhrs / Total Biaya/I161 ,295 Mhrs / Total Biaya/I153 ,301 Mhrs / Total Biaya/I162 ,303

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 199: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Simulation Results forTotal Biaya Shop Weld ‐ Des'09 / Total Biaya / I49

Statistic Value %tile ValueMinimum 142.642.896        5% 154.192.800       

Maximum 191.558.448        10% 156.768.960       

Mean 166.251.854        15% 158.485.472       

Std Dev 7.382.569             20% 159.898.512       

Variance 5,45023E+13 25% 161.148.224       

Skewness 0,054161429 30% 162.253.984       

Kurtosis 2,763101854 35% 163.241.472       

Median 166.123.968        40% 164.211.920       

Mode 154.135.456        45% 165.201.472       

Left X 154.192.800        50% 166.123.968       

Left P 5% 55% 167.083.648       

Workbook Name Analisa Tindakan Korektif Re

Number of Simulations 1

Number of Iterations 10000

00:00:53

Number of Inputs 232

Number of Outputs 15

Sampling Type Monte Carlo

Random Seed 5005734

Summary Information

Summary Statistics

Simulation Start Time 30/12/2010 22:15

Simulation Stop Time 30/12/2010 22:16

Simulation Duration

Distribution for Total Biaya Shop Weld- Des'09 / Total ...

Valu

es in

10

-8

Values in Millions

0

1

2

3

4

5

6

Mean=1,662519E+08

140 153,75 167,5 181,25 195140 153,75 167,5 181,25 195

5% 90% 5% 154,1928 178,5173

Mean=1,662519E+08

Distribution for Total Biaya Shop Weld- Des'09 / Total ...

0,400

0,600

0,800

1,000 Mean=1,662519E+08 Mean=1,662519E+08

Right X 178.517.344        60% 168.071.632       

Right P 95% 65% 169.111.056       

Diff X 24.324.544          70% 170.205.408       

Diff P 90% 75% 171.381.200       

#Errors 0 80% 172.673.648       

Filter Min 85% 174.084.192       

Filter Max 90% 175.871.088       

#Filtered 0 95% 178.517.344       

Rank Name Regr Corr#1 Mhrs / Total Biaya 0,503 0,502

#2 Mhrs / Total Biaya 0,500 0,493

#3 Mhrs / Total Biaya 0,421 0,390

#4 Mhrs / Total Biaya 0,418 0,415

#5 Mhrs / Total Biaya 0,193 0,189

#6 Mhrs / Total Biaya 0,139 0,124

#7 Mhrs / Total Biaya 0,138 0,126

#8 Mhrs / Total Biaya 0,124 0,111

#9 Mhrs / Total Biaya 0,123 0,106

#10 Mhrs / Total Biaya 0,116 0,113

#11 Mhrs / Total Biaya 0,114 0,103

#12 Mhrs / Total Biaya 0,114 0,105

#13 Mhrs / Total Biaya 0,096 0,075

#14 Mhrs / Total Biaya 0,000 ‐0,024

#15 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,030

#16 Mhrs / Total Biaya 0,000 0,027

Sensitivity

Distribution for Total Biaya Shop Weld- Des'09 / Total ...

Valu

es in

10

-8

Values in Millions

0

1

2

3

4

5

6

Mean=1,662519E+08

140 153,75 167,5 181,25 195140 153,75 167,5 181,25 195

5% 90% 5% 154,1928 178,5173

Mean=1,662519E+08

Distribution for Total Biaya Shop Weld- Des'09 / Total ...

Values in Millions

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mean=1,662519E+08

140 153,75 167,5 181,25 195140 153,75 167,5 181,25 195

5% 90% 5% 154,1928 178,5173

Mean=1,662519E+08

Regression Sensitivity for Total BiayaShop Weld - Des'0...

Std b Coefficients

Mhrs / Total Biaya/I189 ,001 Mhrs / Total Biaya/I60 ,002 Mhrs / Total Biaya/I46 ,038 Mhrs / Total Biaya/I35 ,096 Mhrs / Total Biaya/I47 ,113 Mhrs / Total Biaya/I38 ,115 Mhrs / Total Biaya/I37 ,116 Mhrs / Total Biaya/I42 ,123 Mhrs / Total Biaya/I33 ,124 Mhrs / Total Biaya/I36 ,138 Mhrs / Total Biaya/I45 ,14 Mhrs / Total Biaya/I44 ,192 Mhrs / Total Biaya/I37 ,419 Mhrs / Total Biaya/I46 ,42 Mhrs / Total Biaya/I45 ,501 Mhrs / Total Biaya/I36 ,504

-1 -0,75 -0,5 -0,25 0 0,25 0,5 0,75 1

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 200: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  168

 

DAFTAR LAMPIRAN 2 :

Kuesioner Pendahuluan

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 201: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU

(Studi Kasus: Proyek X Pada PT. Y)

 

 

KUESIONER PENELITIAN TESIS KEPADA PAKAR PROYEK

MARUAHAL SIHOMBING

08064775605

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK SALEMBA

OKTOBER 2010

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 202: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

2   

 

Pendahuluan

Proyek X Yang dikerjakan oleh PT Y dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Construction) mengalami keterlambatan beberapa periode, dengan mengacu pada data proyek ditemukan salah satu penyebab keterlambatan proyek adalah pekerjaan piping. Keterlambatan pekerjaan piping ini akan berdampak kepada kinerja waktu proyek dan juga kinerja biaya. Keterlambatan pekerjaan piping menjadi sangat menarik untuk diteliti. Sebelumya untuk keterlambatan pekerjaan piping ini sudah dilakukan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor – faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Penelitian tahap pertama pada studi kasus ini didapatkan “delapan faktor risiko dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan piping”. Untuk itu sangat perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui seberapa besar dampak keterlambatan terhadap biaya yang diperlukan untuk melakukan mitigasi (tindakan perbaikan) supaya proyek tetap dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menindaklanjuti penelitian sebelumnya, mengetahui

dampak dan penyebab faktor risiko dominan yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya, menyusun tindakan preventive dan corrective selanjutnya menghitung biaya yang optimal dalam melakukan mitigasi sehingga pekerjaan tetap bisa diselesaikan tepat waktu.

Kerahasiaan Informasi

Seluruh informasi yang diberikan dalam survey ini akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk keperluan akademis sesuai dengan peraturan pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Mengetahui :

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 203: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

3   

 

Data Peneliti

Nama : Maruahal Sihombing

NPM : 0806477560

Apabila anda memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai kuisioner ini, silahkan hubungi kami pada :

Nama Telepon Email Maruahal Sihombing 081383962772 [email protected] Prof. Ir. Yusuf Latief, MT. 08158977999 [email protected] Ir. Edy Subiyanto, MM, MT. 0816918124 [email protected]

Data Responden

1. Nama (Pengisi Kuisioner) :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Nama Proyek :

5. Jabatan Pada Proyek :

6. Proyek Mulai : Tanggal Bulan Tahun

7. Rencana Selesai : Tanggal Bulan Tahun

8. Lokasi Proyek :

9. Pemilik Proyek :

10. Perusahaan :

11. Pengalaman Kerja : (tahun)

12 Pendidikan Terakhir : SLTA / D3 / S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)

13. Tanda tangan :

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 204: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

4   

 

Petunjuk Pengisian  

a. Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, mohon kesabarannya untuk membaca kuisioner dengan teliti.

b. Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, setelah membaca dengan teliti mohon untuk memberikan tanda (√) pada salah satu kolom skala penilaian. Beri tanda (√) pada kolom yang bertanda 1 Jika pernyataan pada kolom “Penyebab” benar dan beri tanda (√) pada kolom yang bertanda 0 Jika pernyataan pada kolom “Penyebab” tidak benar.

c. Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, mohon kesediaannya untuk mengisi kolom tanggapan sesuai dengan pemahaman Bapak/ Ibu/ Saudara dan berhubungan dengan pernyataan yang ada.

Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, Kami ucapkan terima kasih.

Keterangan untuk skala penilaian

Skala Penilaian Keterangan

1 Ya Dampak dan Penyebab sangat berpengaruh pada kinerja waktu

0 Tidak Dampak dan Penyebab tidak berpengaruh pada kinerja waktu

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 205: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

5

 

Contoh Pengisian

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0 1 Engineering &

Construction Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan

Penambahan material Kesalahan perencanaan engineering

Amandemen kontrak pengadaan material

Tenaga engineer yang kurang berpengalaman

Setalah membaca dengan seksama dan pernyataan pada kolom penyebab benar, maka beri tanda pada kolom bertanda “1”

Beri tanggapan untuk pernyataan yang ada sesuai dengan pemahaman bapak/ibu/saudara

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 206: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

6   

 

BATASAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan dampak dan penyebab dari faktor risiko dominan

yang berpengaruh pada keterlambatan pekerjaan piping pada Proyek X dan selanjutnya

menyusun tindakan preventive dan corrective, sehingga dapat dihitung berapa biaya yang

optimal untuk melakun mitigasi. Di dalam penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah

sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis angkat diantaranya :

1. Penelitian dilakukan dari sisi internal perusahaan PT. Y

2. Penelitian dilakukan pada proyek X yang masih berlangsung (rentang waktu tahun

2008 - 2010).

3. Proyek tersebut merupakan proyek yang mengalami penyimpangan waktu

(keterlambatan)

4. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective

dan biaya yang optimal untuk melakukan mitigasi.

KUISIONER PENELITIAN

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 207: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0  

7

 

1 X5 (Material) Engineering &

Construction Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan

1. Penambahan material dan

Adanya kenaikan volume welding

1. Kesalahan perencanaan engineering

2. Kualitas pekerjaan rendah 2. Kesalahan perencanaan engineering

3. Waktu pengadaan akan menjadi lama

3. Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai

4. Waktu pengadaan akan menjadi lama

4. Modifikasi dan drawing yang berubah rubah

5. Waktu pengadaan akan menjadi lama

5. Kurang memahami kontrak induk proyek

6. Penambahan Material 6. Pemakaian material yang tidak efektif

7. Banyak Material yang tidak terpakai 7. Rework pekerjaan dilapangan

2 X4 (Material) Procurement Terjadi kesalahan dalam

schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan

1. Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat

1. Kesalahan perencanaan pengadaan

2. Pemasangan material menjadi tertunda

2. Penunjukan subkontraktor (contract administration) terlambat

3. Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya

3. Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta

3 X48 (Sub-Kontraktor) Construction &

Engineering Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan 1. Produktifitas menurun 1. Instruksi kerja dan pengawasan

tidak berjalan dengan baik

2. Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik

2. Manajemen internal subkontraktor tidak bagus

3. Kinerja subkontraktor rendah 3. Salah memilih subkontraktor

4. Kualitas design rendah 4. Gambar engineering tidak sesuai

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 208: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0  

8

 

5. Kinerja pekerja subkontraktor rendah

5. Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman

6. Kualitas pekerjaan rendah 6. Engineer yang kurang berpengalaman

4 X6 (Material) Construction Terjadi kesalahan dalam

penggunaan material 1. Penggunaan material tidak

efektif 1. Kecerobohan pekerja dalam

proses pekerjaan

2. Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan

2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor

3. Banyak material yang reject 3. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor

4. Banyak material yang reject 4. Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai

5. Banyak material yang reject 5. Engineer yang kurang berpengalaman

5 X47 (Sub-Kontraktor) Engineering &

Construction Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan

1. Produktifitas tidak sesuai dengan rencana

1. Gambar/drawing engineering yang tidak sesuai

2. Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok

2. Pengawasan yang kurang dari kontraktor

3. Pemborosan waktu kerja karena salah install

3. Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya

6 X24 (Peralatan) Procurement Terjadi keterlambatan

pengadaan peralatan 1. Mobilisasi peralatan ke

lapangan akan terlambat 1. Kesalahan dalam schedule

pengadaan

2. Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang

2. Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin

3. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat

3. Pengawasan yang kurang dari kontraktor

4. Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat

4. Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor

7 X11 (Tenaga Kerja) Engineering, Terjadi pemborosan waktu 1. Kualitas pekerjaan tidak 1. Tidak Memahami Spesifikasi

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 209: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU

(Studi Kasus: Proyek X Pada PT. Y)

 

 

KUESIONER PENELITIAN TESIS KEPADA PAKAR PROYEK

KUISIONER-2

MARUAHAL SIHOMBING

08064775605

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK SALEMBA

OKTOBER 2010

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 210: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Pendahuluan

Proyek X Yang dikerjakan oleh PT Y dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Construction) mengalami keterlambatan beberapa periode, dengan mengacu pada data proyek ditemukan salah satu penyebab keterlambatan proyek adalah pekerjaan piping. Keterlambatan pekerjaan piping ini akan berdampak kepada kinerja waktu proyek dan juga kinerja biaya. Keterlambatan pekerjaan piping menjadi sangat menarik untuk diteliti. Sebelumya untuk keterlambatan pekerjaan piping ini sudah dilakukan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor – faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Penelitian tahap pertama pada studi kasus ini didapatkan “delapan faktor risiko dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan piping”. Setelah didapatkan variabel dampak dan penyebab pada kuisioner pertama, selanjutnya perlu untuk diketahui tindakan tindakan preventive maupun tindakan corrective untuk setiap variabel penyebab. Dimana tindakan preventive adalah tindakan yang semestinya dilakukan sebelum peristiwa terjadi sedangkan tindakan corrective adalah tindakan perbaikan yang seharusnya dilakukan supaya kinerja waktu tetap bisa dicapai dan tidak berdampak pada kinerja biaya.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menindaklanjuti penelitian sebelumnya, mengetahui

dampak dan penyebab faktor risiko dominan yang sudah didapatkan dari penelitian sebelumnya, menyusun tindakan preventive dan corrective selanjutnya menghitung biaya yang optimal dalam melakukan mitigasi sehingga pekerjaan tetap bisa diselesaikan tepat waktu.

Kerahasiaan Informasi

Seluruh informasi yang diberikan dalam survey ini akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk keperluan akademis sesuai dengan peraturan pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Mengetahui :

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 211: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Data Peneliti

Nama : Maruahal Sihombing

NPM : 0806477560

Apabila anda memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai kuisioner ini, silahkan hubungi kami pada :

Nama Telepon Email Maruahal Sihombing 081383962772 [email protected] Prof. Ir. Yusuf Latief, MT. 08158977999 [email protected] Ir. Edy Subiyanto, MM, MT. 0816918124 [email protected]

Data Responden

1. Nama (Pengisi Kuisioner) :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Nama Proyek :

5. Jabatan Pada Proyek :

6. Proyek Mulai : Tanggal Bulan Tahun

7. Rencana Selesai : Tanggal Bulan Tahun

8. Lokasi Proyek :

9. Pemilik Proyek :

10. Perusahaan :

11. Pengalaman Kerja : (tahun)

12 Pendidikan Terakhir : SLTA / D3 / S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)

13. Tanda tangan :

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 212: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Petunjuk Pengisian  

Kepada Bapak/ Ibu/ Saudara, mohon kesediaannya untuk mengisi kolom tindakan preventive dan tindakan corrective untuk setiap dampak & penyebab yang sudah saudara tentukan pada kuisioner pertama.

Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, Kami ucapkan terima kasih.

Contoh Pengisian

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive

Tindakan Corrective

1 Engineering & Construction

Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan

Penambahan material Kesalahan

perencanaan engineering

Amandemen kontrak pengadaan material

Tenaga engineer yang kurang berpengalaman

Untuk setiap dampak dan penyebab yang sudah disetujui pada kuisioner pertama, mohon supaya memberikan tindakan preventivenya

Untuk setiap dampak dan penyebab yang sudah disetujui pada kuisioner pertama, mohon supaya memberikan tindakan correctivenya 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 213: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

BATASAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective, sehingga dapat

dihitung berapa biaya yang optimal untuk melakun mitigasi. Di dalam penelitian ini dilakukan

beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah yang ingin penulis angkat

diantaranya :

1. Penelitian dilakukan dari sisi internal perusahaan PT. Y

2. Penelitian dilakukan pada proyek X yang masih berlangsung (rentang waktu tahun

2008 - 2010).

3. Proyek tersebut merupakan proyek yang mengalami penyimpangan waktu

(keterlambatan)

4. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective

dan biaya yang optimal untuk melakukan mitigasi.

KUISIONER PENELITIAN

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 214: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective

 1  X5 (Material)           Engineering & 

Construction Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan 

   Penambahan material dan Adanya kenaikan volume welding 

Kesalahan  perencanaan engineering 

• Semua  tim  inti  proyek seharusnya  melakukan pemahaman  yang mendalam  tentang deliverable proyek/memahami  isi kontrak  pada  saat  proyek baru dimulai  

• Memberikan  training  pada engineer  

• Menambah  engineer  yang sudah senior mendampingi engineer yang baru terlibat dalam proyek 

         Kualitas pekerjaan rendah 

   Tenaga engineer yang kurang berpengalaman 

• Menyiapkan  prosedur rekruitmen  tim  proyek lengkap  dengan requirement engineer yang diperlukan 

• Seleksi engineer yang akan terlibat  dalam  proyek sudah  berpengalaman dalam proyek yang sama 

• Memberikan  training  pada engineer yang terlibat 

• Menambah  engineer senior  mendampingi engineer baru 

         Waktu pengadaan akan menjadi lama 

   Engineer tidak memahami pekerjaan dan tools yang dipakai 

• Menyiapkan  prosedur  / panduan  design  yang menjadi  acuan  bagi engineer baru 

• Semua  engineer  yang terlibat  dengan  design engineering  diberikan training  tools  yang  dipakai pada proyek

• Memberikan  training kembali  sampai  engineer benar benar paham 

        Modifikasi  dan  drawing  yang berubah rubah 

• Memberikan  training khusus  pada  tim  piping untuk  memahami pekerjaan design  

• Melakukan  training  secara periodik 

• Melibatkan senior engineer untuk  coaching  tim designer 

        Kurang  memahami  kontrak induk proyek 

   

      Penambahan Material  Pemakaian  material  yang tidak efektif 

• Menyiapkan  prosedur untuk  request material  ke warehouse 

• Pembelian  material  yang ready stock 

• Pengawasan  yang  lebih ketat

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 215: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective

        

Penambahan Jam Kerja dan penambahan biaya kerja 

 Rework pekerjaan dilapangan 

• Menyiapkan  prosedur sebagai  acuan  dalam memilih  subkontraktor yang sudah berpengalaman pada proyek yang sama 

• Subkontraktor  harus menyiapkan  prosedur metode  kerja  dan  harus direview oleh kontraktor

• Penambahan  pengawasan yang ketat dari kontraktor 

• Menambah jam kerja 

2  X4 (Material)           Procurement  Terjadi kesalahan 

dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan 

   Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat  Kesalahan  perencanaan 

engineering 

• Semua  tim  inti  proyek seharusnya  melakukan pemahaman  yang mendalam  tentang deliverable proyek/memahami  isi kontrak  pada  saat  proyek baru dimulai  

• Pengiriman material secara berkala 

• Membeli  material  yang ready stock 

• Mengganti  moda transportasi pengiriman 

      Pemasangan material menjadi tertunda 

Penunjukan  subkontraktor (contract  administration) terlambat 

   

      Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya 

Lamanya  keputusan  client terkait  dengan  pembelian material  yang  sesuai  dengan spesifikasi yang diminta 

• Menyiapkan  prosedur untuk  approval  dokumen yang disepakati oleh  client dan kontraktor 

• Menambah  jam  kerja  dan resources terkait 

• Melakukan  rapat koordinasi secara berkala 

3  X48 (Subkontraktor)           Construction & 

Engineering Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan 

    Produktifitas menurun 

Instruksi  kerja  dan pengawasan  tidak  berjalan dengan baik 

• Menyiapkan  prosedur sebagai  acuan  dalam memilih  subkontraktor yang sudah berpengalaman pada proyek yang sama 

• S/C  harus  menyiapkan prosedur  metode  kerja yang  direview  oleh kontraktor 

• Menambah  supervisor pengawasan 

• Melakukan  refresh  untuk memahami tujuan proyek 

• Menambah jam kerja 

      Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik 

Manajemen internal subkontraktor tidak bagus 

• Menyiapkan  prosedur panduan  dalam  memilih S/C yang sesuai 

• Mengganti manajemen S/C sehingga  perlu  waktu untuk  mereview  dan 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 216: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective

 • Kontraktor  seharusnya melakukan  interview  pada S/C pada saat prakualifikasi 

memilih  S/C  yang  lebih mampu 

        Kinerja subkontraktor rendah 

  Salah memilih subkontraktor 

• Menyiapkan  prosedur panduan  dalam  memilih S/C yang sesuai  

• Proses pemilihan S/C harus lebih ketat 

• Menambah  jumlah supervisor  dilapangan berikut  resources  yang terkait 

         Kualitas design rendah 

   Gambar/Drawing engineering tidak sesuai 

• Semua  tim  inti  proyek seharusnya  melakukan pemahaman  yang mendalam  tentang deliverable proyek/memahami  isi kontrak  pada  saat  proyek baru dimulai  

 

• Memberikan  training  pada engineer 

• Melibatkan engineer senior mendampingi  engineer yang baru 

      Kualitas pekerjaan rendah  Engineer  yang  kurang berpengalaman 

• Memberikan pelatihan dan training kepada engineer 

• Menyiapkan buku panduan yang bisa menjadi panduan bagi engineer

• Menambah  personil  QA supaya  pengawasan kualitas  pekerjaan  lebih ketat 

4  X6 (Material)           Construction  Terjadi kesalahan 

dalam penggunaan material 

 Penggunaan material tidak efektif 

Kecerobohan  pekerja  dalam proses pekerjaan 

• Kontraktor  harus menyiapkan  metode  kerja dan  prosedur  handling material 

• Melakukan training • Penambahan supervisor 

       Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan 

 Pengawasan yang kurang dari kontraktor 

• Menyiapkan  manpower planning  dan  menyiapkan job  description  yang menjadi  acuan  bagi  setiap personil  sesuai  dengan kebutuhan dilapangan 

• Penambahan pengawasan • Menambah  QA  untuk mengawasi  pekerjaan dilapangan 

       Banyak material yang reject 

Pemahaman  pekerjaan  yang kurang dari subkontraktor 

• Meminta  S/C  menyiapkan Quality Plan  yang direview oleh kontraktor 

• Penambahan  pengawasan dari kontraktor 

         Gambar/drawing  engineering 

yang tidak sesuai    

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 217: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective

         Engineer  yang  kurang 

berpengalaman • Memberikan pelatihan dan training  pada  saat  awal proyek 

• Menyiapkan panduan kerja untuk engineer baru 

• Menambah  personil  QA supaya  pengawasan kualitas  pekerjaan  lebih ketat 

5  X47 (Subkontraktor)           Engineering & 

Construction Terjadi kesalahan hasil pekerjaan karena mutu pekerjaan yang dihasilkan sub kontraktor tidak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan 

  Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak 

  Gambar/drawing  engineering yang tidak sesuai 

• Semua  tim  inti  proyek seharusnya  melakukan pemahaman  yang mendalam  tentang deliverable proyek/memahami  isi kontrak  pada  saat  proyek baru dimulai  

• Memberikan pelatihan dan training 

 

• Melakukan  kembali pelatihan dan training 

• Melibatkan engineer senior dan  berpengalaman  untuk segera  koreksi  pekerjaan yang salah 

      Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok 

Pengawasan yang kurang dari kontraktor 

   

        Pemahaman  pekerjaan  yang kurang dari subkontraktor 

• S/C  harus  benar  benar memahami  kontrak kerjanya  dengan kontraktor  sesuai  dengan scope pekerjaan 

• Melakukan  training  secara khusus  untuk  pemahaman design 

• Menambah Pengawasan 

        Penempatan  pekerja  yang tidak  sesuai  dengan keahliannya 

• S/C  Menyiapkan  prosedur pengadaan  manpower yang  direview  oleh kontraktor 

• Membentuk  tim rekruitmen  menentukan kriteria  pekerja  yang melibatkan orang lokal 

• Melakukan  training  dan coaching terhadap S/C 

6  X42 (Peralatan)           Procurement  Terjadi keterlambatan 

pengadaan peralatan Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat 

Kesalahan  dalam  schedule pengadaan 

• Menyiapkan  detail schedule  pengadaan  yang disepakati  dengan  semua tim terkait 

• Mempercepat  mobilisasi peralatan kelapangan 

• Menambah  jam  kerja dengan  mengoptimalkan peralatan yang ada  

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 218: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective

       Produktivitas pekerjaan 

dilapangan akan berkurang Kurang  memahami sinkronisasi  pekerjaan  antar disiplin 

• Menyiapkan  prosedur metode  kerja  dan metode I/O  proses  supaya  antar disiplin  paham  akan sequence pekerjaan 

• Menambah  supervisor dari kontraktor 

• Meningkatkan  target pekerjaan 

       Pemborosan waktu kerja dan 

penyelesaian pekerjaan akan terlambat 

Pengawasan yang kurang dari kontraktor 

   

        Pemahaman  pekerjaan  yang kurang dari subkontraktor 

• S/C  harus  memahami kontrak kerja 

• S/C  harus  menyiapkan metode  kerja  yang direview oleh kontraktor

• Menambah  supervisor dari kontraktor 

• Meningkatkan  target pekerjaan 

7  X11 (Tenaga Kerja)           Engineering, 

Procurment and Construction 

Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah 

 Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak 

 Drawing terlambat 

• Memberikan pelatihan dan training 

• Memahami  isi  kontrak secara teknis 

• Menambah  engineer  yang senior  dan  lebih berpengalaman  dalam design 

      Pengadaan barang jadi terlambat 

Metode  kerja  yang  kurang tepat   

• Menyiapkan  prosedur metode kerja  

• Mengganti  moda pengiriman material 

• Membeli  material  read stock 

      Fabrikasi akan terlambat  Lambat    mengambil keputusan  sehingga  waktu kerja cenderung menunggu 

• Menyiapkan  prosedur untuk  approval  dan communication procedure 

• Menambah jam kerja • Menambah manpower dan resources lainya 

      Pemasangan dilapangan akan terlambat 

    • Menambah jam kerja 

      Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu 

    • Menambah jam kerja 

8  X43 (Subkotraktor)           Engineering, 

Procurment and Construction 

Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub 

Pengadaan barang jadi terlambat 

Drawing  dari  engineering selalu  berubah  dan  approval drawing  tidak  cepat  dari  sisi owner dan kontraktor  

• Menyiapkan  prosedur untuk review dan approval  

• Melakukan  diskusi  rutin antara  owner/kontraktor dan S/C 

• Mengganti  moda transportasi 

• Pengiriman partial 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 219: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective

 kontraktor  • Prioritas  sesuai  dengan 

pengiriman dilapangan       Fabrikasi akan terlambat  Waktu yang relatif lama bagi 

engineering untuk memberi keputusan pada saat eksekusi pekerjaan dilapangan. 

• Menyiapkan  prosedur untuk approval dokumen 

• Menempatkan  engineer senior  yang  bisa  jadi decision maker dilapangan 

• Menambah jam kerja • Menambah supervisor • Menambah pekerja 

      Pemasangan dilapangan akan terlambat 

Tidak  validnya  data  yang diterima  subkontraktor  dan tim konstruksi dilapangan  

• Semua  tim  inti  proyek seharusnya  melakukan pemahaman  yang mendalam  tentang deliverable proyek/memahami  isi kontrak  pada  saat  proyek baru dimulai  

• Menambah  jam  kerja  dan resources yang terkait 

      Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula 

Permasalahan  isometric  dan review  spool  drawing, sehingga  persiapan  shop  di masing‐masing area  yang  masih  terdapat kekurangan 

   

      Cash flow proyek akan bermasalah 

Resources  yang  belum mencukupi  

• Menyiapkan  manpower plan  sebelum  proyek dimulai 

• Meningkatkan produktifitas  supaya progress  bisa  dikejar  dan bisa  submit  invoice penagihan 

      Perpanjangan durasi proyek  Beberapa  Line  mengalami revisi  sehingga  menambah dan mengurangi  Joint karena perubahan design  

• Menyiapkan  prosedur drafting 

• Melakukan training 

• Menambah  engineer  yang senior 

• Menambah QA/QC • Menambah drafter 

      Pembengkakan biaya proyek untuk memperpanjang penggunaan alat 

Modifikasi  erection  sesuai dengan perubahan drawing 

• Melakukan training • Menyiapkan  prosedur drafting 

• Menyiapkan prosedur 

• Melakukan  erection method yang sepatutunya 

        Perubahan  schedule  kerja dilapangan  

• Develop  project  detail schedule yang benar benar direview  oleh  tim  proyek inti 

• Merubah  metode  kerja, untuk  beberapa  pekerjaan yang  memungkikan dilakukan paralel 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 220: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Tindakan Preventive Tindakan Corrective

         Pengiriman  material  dari 

shop ke field terlambat.  • Menyiapkan  prosedur pengiriman  material  yang sudah  disepakati  dengan vendor 

• Mengirim  material  secara partial 

• Menggangti  moda pengiriman material 

        Piping  belum  bisa  dikerjakan menunggu  equipment terpasang 

   

        Peralatan  konstruksi  masih kurang  seperti  crane  belum ada, trolley  welding mechine 

• Menyiapkan  equipment plant  yang  sudah disepakati  bersama  antara devisi  pengadaan  dan devisi konstruksi 

• Menambah  eqipment sesuai  dengan  kebutuhan di lapangan 

        S/C  tidak  punya  target pekerjaan  yang  pasti  dan kurang  paham  dengan managemen konstruksi. 

• S/C  seharusnya Menyiapkan  project manajemen  plan  yang disetujui dan direview oleh kontraktor 

• Pembinaan  S/C  lewat training, membantu review dan diskusi dalam rapat 

        

Hari  libur  dan  perayaan  hari besar  keagamaan  yang mempengaruhi produktivitas  

• Develop  project  detail schedule  dengan mempertimbangkan  hari hari  libur  pada  calender schedule

• Memberikan intensif • Menambah  jam kerja pada hari kerja lain 

        Keterlambatan  pengurusan ijin  dilokasi  kerja  untuk pekerjaan  tertentu  seperti tie‐in 

   

        Cuaca  sangat mempengaruhi produktivitas  pekerjaan konstruksi  

• Pada  saat  Develop  project detail  schedule  harus mempertimbangkan rencana produktifitas pada musim hujan 

• Memberikan intensif • Menambah  jam kerja pada hari kerja lain 

        Subcon  tidak  bisa berkomunikasi yang baik

   

        Management  Subcon  tidak punya kapabilitas 

   

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 221: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0  

9

 

Procurment and Construction

kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah

sesuai dengan kontrak dalam kontrak

2. Pengadaan barang jadi terlambat

2. Metode kerja pengadaan yang kurang tepat

3. Fabrikasi akan terlambat

3. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

4. Pemasangan dilapangan akan terlambat

4. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

5. Penyelesaian pekerjaan tidak tepat waktu

5. Lambat mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu

8 X43 (Sub-kontraktor) Engineering,

Procurment and Construction

Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor

1. Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley welding machine

1. Kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor

2. Target Pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati

2. Subkontraktor tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi

3. Pemasangan dilapangan akan terlambat

3. Tidak validnya data yang diterima subkontraktor dan tim konstruksi dilapangan

4. Produktifitas fabrikasi tidak sesuai dengan rencana semula

4. Permasalahan isometric dan review spool drawing,

5. Pengiriman Material dari shop ke field terlambat

5. Kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field

6. Perpanjangan durasi

pekerjaan

6. Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design

7. Perubahan schedule kerja dilapangan

7. Monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 222: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

No Kegiatan Peristiwa Dampak Penyebab Skala Penilaian Tanggapan 1 0  

10

 

8. Cash flow bermasalah

8. tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak

9. Produktifitas rendah 9. Hari libur dan perayaan hari besar keagamaan

10. Mulai Pekerjaan

terlambat

10. Keterlambatan pengurusan ijin dilokasi kerja untuk pekerjaan tertentu seperti tie-in

11. Produktifitas rendah 11. Cuaca yang tidak mendukung

12. Koordinasi kerja

tidak maksimal

12. Management Subcon tidak punya kapabilitas dan Subcon tidak bisa berkomunikasi yang baik

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 223: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  169

 

DAFTAR LAMPIRAN 3 :

Kuesioner Utama

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 224: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

OPTIMASI BIAYA MITIGASI FAKTOR RISIKO DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA KINERJA WAKTU

(Studi Kasus: Proyek X Pada PT. Y)

 

 

KUESIONER PENELITIAN TESIS

MARUAHAL SIHOMBING

08064775605

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK SALEMBA

OKTOBER 2010

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 225: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Pendahuluan

Proyek X Yang dikerjakan oleh PT Y dengan ruang lingkup pekerjaan EPC (Engineering, Procurement & Construction) mengalami keterlambatan beberapa periode, pekerjaan piping salah satu penyebab keterlambatan. Keterlambatan pekerjaan piping ini akan berpengaruh kepada kinerja waktu dan berdampak pada biaya proyek. Keterlambatan pekerjaan piping ini menarik untuk diteliti dan sebelumnya untuk keterlambatan pekerjaan piping ini sudah dilakukan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor – faktor risiko dominan apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya keterlambatan pada pekerjaan tahap konstruksi terutama pada pekerjaan piping. Penelitian tahap pertama pada studi kasus ini didapatkan “delapan faktor risiko dominan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pekerjaan piping”. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian sebelumnya, sehingga tahapan selanjutnya adalah menjelaskan dampak dan penyebab dari delapan faktor risiko dominan, menentukan tindakan preventive dan corrective untuk setiap penyebab. Menentukan mana tindakan preventive dan corrective yang paling berdampak pada biaya. Menghitung biaya yang optimal untuk tindakan preventive dan corrective.

Tindakan preventive adalah tindakan yang semestinya dilakukan sebelum peristiwa terjadi sedangkan tindakan corrective adalah tindakan perbaikan yang seharusnya dilakukan supaya kinerja waktu tetap bisa dicapai.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : Mengetahuai mana tindakan preventive dan corrective yang paling berdampak pada biaya penyelesaian pekerjaan piping dan menghitung biaya yang optimal untuk tindakan preventive dan corrective pada Proyek X di PT Y.

Kerahasiaan Informasi

Seluruh informasi yang diberikan dalam survey ini akan dirahasiakan dan hanya dipakai untuk keperluan akademis sesuai dengan peraturan pada Program Pasca Sarjana Teknik Sipil Kekhususan Manajemen Proyek Universitas Indonesia. Mengetahui :

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 226: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Data Peneliti

Nama : Maruahal Sihombing

NPM : 0806477560

Apabila anda memiliki pertanyaan dan memerlukan keterangan lebih lanjut mengenai kuisioner ini, silahkan hubungi kami pada :

Nama Telepon Email Maruahal Sihombing 081383962772 [email protected] Prof. Ir. Yusuf Latief, MT. 08158977999 [email protected] Ir. Edy Subiyanto, MM, MT. 0816918124 [email protected]

Data Responden

1. Nama (Pengisi Kuisioner) :

2. Jenis Kelamin :

3. Umur :

4. Nama Proyek :

5. Jabatan Pada Proyek :

6. Proyek Mulai : Tanggal Bulan Tahun

7. Rencana Selesai : Tanggal Bulan Tahun

8. Lokasi Proyek :

9. Pemilik Proyek :

10. Perusahaan :

11. Pengalaman Kerja : (tahun)

12 Pendidikan Terakhir : SLTA / D3 / S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)

13. Tanda tangan :

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 227: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Petunjuk Pengisian  

1. Jawaban merupakan persepsi Bapak/Ibu. Mohon memberikan pilihan pada setiap pernyataan

apakah tindakan preventive dan corrective berdampak pada biaya sesuai dengan skala

pengukuran yang sudah ditentukan.

2. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda X pada kolom yang telah

disediakan.

Atas kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk dapat berpartisipasi dalam penelitian ini, Kami

ucapkan terima kasih.

Keterangan Penilaian Untuk Dampak Dari Terjadinya Risiko

Skala Tindakan Yang Berdampak Pada Biaya

Keterangan

1 Tidak Berpengaruh Tindakan tidak berdampak pada biaya

2 Kurang Berpengaruh Tindakan berdampak tidak signifikan pada biaya

3 Cukup Berpengaruh Tindakan berdampak cukup signifikan pada biaya

4 Berpengaruh Tindakan berdampak signifikan pada biaya

5 Sangat Berpengaruh Tindakan berdampak sangat signifikan pada biaya

Batasan Penelitian

Di dalam penelitian ini dilakukan beberapa pembatasan masalah sesuai dengan fokus masalah

yang ingin penulis angkat diantaranya :

1. Penelitian dilakukan dari sisi internal perusahaan PT. Y

2. Proyek tersebut merupakan proyek yang mengalami penyimpangan waktu (keterlambatan)

3. Fokus penelitian ini adalah untuk mendapatkan tindakan preventive dan corrective yang

paling berdampak pada biaya.

4. Pada kolom “Dampak & Penyebab” Tulisan cetak miring merupakan penyebab

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 228: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 KUISIONER PENELITIAN I  Pada Tahap Engineering & Construction ‐ Terjadi perbedaan kuantitas material yang dibutuhkan dalam kontrak dengan di lapangan

  Dampak & Penyebab  Tindakan Preventive Skala Pengukuran 

Tindakan Corrective Skala Pengukuran 

1  2  3  4  5  1  2  3  4  5 

Penambahan material dan adanya kenaikan volume welding ‐ Kesalahan perencanaan engineering 

Melakukan pemahaman kontrak pada saat proyek baru dimulai 

  Memberikan training tentang design piping pada engineer sampai benar benar paham 

Kualitas pekerjaan rendah ‐  Kesalahan perencanaan engineering 

Merekrut tenaga piping engineer yang sudah berpengalaman 

  Menambah piping engineer yang senior untuk mendampingi piping engineer yang baru 

Waktu pengadaan akan menjadi lama ‐ Engineer tidak memahami pekerjaan & tools yang dipakai  

Menyiapkan  panduan design piping yang menjadi acuan bagi piping engineer baru 

  Meminjam material piping yang spesifikasinya sesuai dari proyek lain 

Penambahan Material ‐ Pemakaian material yang tidak efektif 

Menyiapkan prosedur permintaan material piping dari warehouse 

  Menambah material handling supervisor untuk memperketat pengawasan permintaan material  

Banyak material yang tidak terpakai‐ Rework pekerjaan dilapangan 

Menyiapkan prosedur metode konstruksi pekerjaan piping 

  Selalu  menggunakan drawing  revisi  terakhir sebagai  acuan  pemasangan piping  

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 229: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 

II  Pada Tahap Procurement ‐ Terjadi kesalahan dalam schedule pengadaan material dengan schedule pekerjaan yang akan dilakukan

  Dampak & Penyebab  Tindakan Preventive Skala Pengukuran 

Tindakan Corrective Skala Pengukuran 

1  2  3  4  5  1  2  3  4  5 

Jadwal pengiriman material ke lapangan terlambat ‐ Kesalahan perencanaan pengadaan 

Menyiapkan schedule pengadaan material piping sesuai dengan kebutuhan konstruksi dan dikoordinasikan dengan tim pengadaan dan vendor 

  Pengiriman material piping secara berkala dan mengganti sistim transportasi pengiriman (yang tadinya pengiriman lewat darat menjadi lewat udara) 

Penyelesaian pekerjaan tidak sesuai dengan jadwal sebelumnya‐ Lamanya keputusan client terkait dengan pembelian material yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta 

Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen yang disepakati oleh client dan kontraktor 

  Membuat sistem yang mendukung approval client secara online (membuat sistim online yang bisa diakses orang orang tertentu untuk proses approve dokumen) 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 230: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 

III  Pada Tahap Engineering & Construction ‐ Terjadi ketidakjelasan proses pekerjaan

  Dampak & Penyebab  Tindakan Preventive Skala Pengukuran 

Tindakan Corrective Skala Pengukuran 

1  2  3  4  5  1  2  3  4  5 

8 Kualitas design rendah‐ Gambar engineering tidak sesuai 

Memahami secara mendalam spesifikasi piping yang dijelaskan dalam kontrak 

  Mengganti piping designer yang lebih berpengalaman 

Produktifitas menurun ‐ Instruksi kerja dan pengawasan tidak berjalan dengan baik 

Subkontraktor harus menyiapkan  metode  kerja untuk  piping  yang  direview oleh kontraktor  

  Menambah piping supervisor dilapangan untuk memperketat pengawasan pekerjaan subkontraktor 

10 

Koordinasi pekerjaan tidak berjalan dengan baik ‐ Manajemen internal subkontraktor tidak bagus 

Kontraktor seharusnya melakukan interview pada subkontraktor pada saat proses prakualifikasi 

  Mengganti manajemen subkontraktor sehingga perlu waktu untuk mereview dan memilih subkontraktor yang lebih mampu 

11 

Kinerja subkontraktor rendah‐ Salah memilih subkontraktor 

Menyiapkan prosedur pemilihan subkontraktor yang sesuai dengan kebutuhan proyek 

  Memberikan finalti kepada subkontraktor sesuai dengan yang disepakati dalam kontrak 

12 

Kinerja pekerja subkontraktor rendah‐ Pekerja subkontraktor kurang berpengalaman 

Kontraktor harus mereview calon pekerja subkontraktor sebelum diterjunkan ke lapangan 

  Memberikan training kepada subkontraktor  

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 231: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 

IV  Pada Tahap Construction ‐ Terjadi Kesalahan Penggunaan Material

  Dampak & Penyebab  Tindakan Preventive Skala Pengukuran 

Tindakan Corrective Skala Pengukuran 

1  2  3  4  5  1  2  3  4  5 

13 

Penggunaan material tidak efektif ‐ Kecerobohan pekerja dalam proses pekerjaan pengelasan 

Kontraktor harus menyiapkan metode kerja pengelasan  

  Menambah welding supervisor untuk mengawasi proses pekerjaan pengelasan 

14 

Kualitas pekerjaan tidak seperti yang diharapkan‐ Pengawasan yang kurang dari kontraktor 

Menyiapkan manpower planning dan menyiapkan job description yang menjadi acuan bagi setiap personil sesuai dengan kebutuhan dilapangan 

  Menambah QA/QC supervisor untuk meningkatkan pengawasan kualitas pekerjaan 

15 

Banyak material yang reject‐ Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor 

Meminta subkontraktor menyiapkan Quality Plan yang direview oleh kontraktor 

  Memberikan pengarahan kepada subkontraktor sebelum pekerjaan dimulai 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 232: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

  170

 

DAFTAR LAMPIRAN 4 :

Lembar Asistensi

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 233: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 

V  Pada Tahap Engineering & Construction  ‐ Terjadi kesalahan hasil pekerjaan  karena mutu pekerjaan  yang dihasilkan  sub kontraktor  tidak  sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan 

  Dampak & Penyebab  Tindakan Preventive Skala Pengukuran 

Tindakan Corrective Skala Pengukuran 

1  2  3  4  5  1  2  3  4  5 

16 

Produktifitas tidak sesuai dengan rencana ‐ Gambar engineering yang tidak sesuai dengan design yang sebenarnya 

Memberikan training  tentang basic design piping  

  Menambah jam kerja atau memberlakukan over time untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan 

17 

Pemborosan waktu kerja karena akan terjadi rewok‐ Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor 

Menyiapkan kontrak kerja yang jelas dan mudah dipahami oleh subkontraktor  

  Mengganti pekerja subkontraktor yang tidak berkualitas 

18 

Pemborosan waktu kerja karena salah install ‐ Penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan keahliannya 

Kontraktor terlibat mereview pekerja subkontraktor sesuai dengan kualitas yang diinginkan 

  Mengarahkan pekerja subkontraktor sesuai dengan metode kerja yang sebenarnya 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 234: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 

VI  Pada Tahap Procurement ‐ Terjadi keterlambatan pengadaan peralatan

  Dampak & Penyebab  Tindakan Preventive Skala Pengukuran 

Tindakan Corrective Skala Pengukuran 

1  2  3  4  5  1  2  3  4  5 

19 

Mobilisasi peralatan ke lapangan akan terlambat‐ Kesalahan schedule mobilisasi/demobilisasi peralatan 

Menyiapkan rencana mobilisasi equipment sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan didiskusikan dengan tim terkait 

  Meminjam peralatan yang dibutuhkan dari proyek lain 

20 

Produktivitas pekerjaan dilapangan akan berkurang ‐ Kurang memahami sinkronisasi pekerjaan antar disiplin 

Menyiapkan metode I/O (input/output)  proses supaya antar disiplin paham akan sequence pekerjaan 

  Meningkatkan produktivitasdengan meningkatkan sistim pengontrolan dari tim project control  

21 

Pemborosan waktu kerja dan penyelesaian pekerjaan akan terlambat‐ Pemahaman pekerjaan yang kurang dari subkontraktor 

Subontraktor harus memahami secara detail isi kontrak kerja yang diberikan kontraktor 

  Menambah construction control engineer yang bisa membantu subkontraktor untuk memahami pekerjaan 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 235: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 

VII  Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction ‐ Terjadi pemborosan waktu kerja akibat keterampilan maupun keahlian tenaga kerja yang rendah

  Dampak & Penyebab  Tindakan Preventive Skala Pengukuran 

Tindakan Corrective Skala Pengukuran 

1  2  3  4  5  1  2  3  4  5 

22 

Kualitas pekerjaan tidak sesuai dengan kontrak – Tidak memahami spesifikasi dalam kontrak 

Menempatkan piping engineer yang mampu memahami kontrak dan spesifikasi piping 

  Melakukan reject dan rework pekerjaan secepat mungkin  

23 

Pengadaan barang jadi terlambat‐ Metode kerja pengadaan yang kurang tepat   

Menyiapkan prosedur pengadaan material piping yang mudah dipahami 

  Membeli material yang ready stok 

24 

Fabrikasi akan terlambat‐ Lambat  mengambil keputusan sehingga waktu kerja cenderung menunggu 

Menyiapkan prosedur untuk approval dokumen pada setiap fabrikator 

  Menambah supervisor dan project control pada fabrikator 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 236: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 

VIII  Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction  ‐ Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena  instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor 

  Dampak & Penyebab  Tindakan Preventive Skala Pengukuran 

Tindakan Corrective Skala Pengukuran 

1  2  3  4  5  1  2  3  4  5 

25 

Perpanjangan durasi pekerjaan‐ Beberapa Line mengalami revisi sehingga menambah dan mengurangi Joint karena perubahan design 

Finalisasi design proyek secara keseluruhan antara kontraktor dan owner proyek 

  Mempercepat proses review dan approve revisi design 

26 

Pengiriman material dari shop ke field terlambat‐kesalahan schedule pengiriman material dari shop ke field 

Setiap fabrikator harus menyiapkan schedule pengiriman material dari shop ke field yang disetujui oleh kontraktor dan pemilik proyek dan schedule harus mengacu kepada schedule induk proyek 

  Menambah project control disetiap fabrikator untuk memonitor schedule pengiriman setiap saat 

27 

Perubahan schedule kerja dilapangan‐monitoring schedule yang kurang dari kontraktor dan subkontraktor 

 

 

 

 

Menyiapkan metode pengontrolan schedule konstruksi yang efektif sebagai acuan bagi kontraktor dan subkontraktor 

  Menambah construction control engineer dari kontraktor dan subkontraktor 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 237: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

 

VIII  Pada Tahap Engineering, Procurement & Construction  ‐ Terjadi keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan karena  instruksi/koordinasi yang tidak baik antara kontraktor dan sub kontraktor ‐ Lanjutan 

  Dampak & Penyebab  Tindakan Preventive Skala Pengukuran 

Tindakan Corrective Skala Pengukuran 

1 2 3 4 5  1 2 3 4 5 

28 

Peralatan konstruksi masih kurang seperti crane, trolley  welding mechine‐kesalahan schedule mobilisasi peralatan dari kontraktor dan subkontraktor 

Subkontraktor harus menyiapkan mobilisasi/demobilisasi peralatan sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan direview oleh kontraktor 

  Penambahan peralatan konstruksi sesuai dengan kebutuhan 

29 

Target pekerjaan tidak sesuai dengan schedule yang sudah disepakati‐subkontraktor  tidak punya target pekerjaan yang pasti dan kurang paham dengan managemen konstruksi 

Kontraktor mengarahkan subkontraktor untuk menyiapkan target pekerjaan dan metode pemasangan piping 

  Menambah personil project control untuk mengarahkan subkontraktor menyiapkan dan memonitor rencana dan target kerja 

30 

Cashflow bermasalah – tidak bisa claim progress invoice karena target pekerjaan selalu lebih rendah dari nilai yang sudah disepakati dalam kontrak 

Menyiapkan schedule pekerjaan dilapangan lebih singkat daripada schedule yang disepakati pada owner proyek  

  Merevisi kontrak kerja yang mengatur soal claim progres invoice supaya invoice tetap bisa diclaim sesuai dengan progres yang tercapai 

31 

Produktifitas rendah – hari libur, perayaan hari besar keagamaan dan cuaca hujan 

Mempertimbangkan hari libur, hari besar keagamaan dan cuaca pada saat menyiapkan schedule induk  

  Untuk hari libur dan hari besar keagamaan tetap bekerja dengan memberikan insentif kepada pekerja 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 238: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

 

  170

 

DAFTAR LAMPIRAN 4 :

Lembar Asistensi

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 239: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 240: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 241: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 242: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

  171

 

DAFTAR LAMPIRAN 5 :

Risalah Sidang Tesis

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 243: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 244: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 245: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Universitas Indonesia

UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROYEK

PROGRAM PENDIDIKAN S2 SALEMBA

PERNYATAAN PERBAIKAN PROPOSAL TESIS

Dengan ini menyatakan bahwa:

Hari : Jumat, 07 Januari 2011

Jam : 15.00 WIB - Selesai

Tempat : Ruang A101 Pasca Sarjana Depok

Telah berlangsung Ujian Tesis Semester Ganjil 2010/2011 Program Studi Teknik Sipil, Program Pendidikan Magister Bidang Ilmu Teknik Manajemen Proyek, Fakultas Teknik Universitas Indonesia dengan peserta:

Nama Mahasiswa : Maruahal Sihombing

No Mahasiswa : 0806477560

Judul Tesis : Optimasi Biaya Mitigasi Faktor Risiko

Dominan Yang Berpengaruh Pada Kinerja Waktu

(Studi Kasus Pekerjaan Piping Proyek X Pada PT Y)

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 246: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Universitas Indonesia

Dan dinyatakan harus menyelesaikan perbaikan tesis yang dimintakan Dosen Penguji, yaitu:

Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT

No Pertanyaan dan Saran Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Apakah faktor risiko dominan dari

penelitian sebelumnya divalidasi lagi? Hasil penelitian sebelumnya sudah divalidasi dan tidak perlu dilakukan validasi ulang. Penjelasan pada bab 5 – Hal 75

2 Munculkan Perbandingan antara biaya preventif dan korektif

Analisa sudah ditambah dan dimasukkan pada pembahasan pada bab 6 – Hal 157

Dosen Pembimbing: Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT

No Pertanyaan Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Harga satuan dapat dari mana ? Harga satuan didapat dari data aktual

proyek X, analisa pendekatan Surat Edaran Bersama Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret 2000. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 110 - 115

2 Analisa biaya hasilnya divalidasi ? Divalidasi/dibandingkan dengan data aktual proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115

3 Bagaimana menentukan biaya respon ? Sesuai dengan tindakan yang didapat dari pakar proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 247: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Universitas Indonesia

Dosen Penguji I: Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP

No Pertanyaan Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Revisi latar belakang masalah Bab 1 sudah revisi – Hal 2 2 Revisi latar belakang proyek Bab 4 sudah revisi – Hal 68

Dosen Penguji II: Ir. Wisnu Isvara, MT

No Pertanyaan Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Bagaimana menentukan resources untuk

tindakan preventif dan korektif ? Sesuai dengan tindakan yang didapat dari pakar proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115

2 Bagaimana menentukan unit cost untuk tindakan preventif dan korektif ?

Harga satuan didapat dari data aktual proyek X, analisa pendekatan Surat Edaran Bersama Tentang Rencana Anggaran Biaya (RAB), yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Menteri Keuangan, 17 Maret 2000. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 110 - 115

3 Bagaimana validasinya ? Divalidasi/dibandingkan dengan data aktual proyek X. Analisa dibahas pada bab 5 – Hal 115

Dosen Penguji III: Bayu Aditya, ST, MT

No Pertanyaan Perbaikan yang sudah dilakukan 1 Faktor faktor resiko dominan diperoleh

dari mana ? Dari hasil penelitian sebelumnya. Penjelasan pada bab 5 – Hal 76

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011

Page 248: lontar.ui.ac.idlontar.ui.ac.id/file?file=digital/20296289-T29928-Optimasi biaya.pdflontar.ui.ac.id

Universitas Indonesia

Tesis ini telah selesai diperbaiki sesuai dengan Ujian Tesis tanggal 07 Januari 2011 dan telah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing

Jakarta, Januari 2011

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Prof. Dr. Ir. Yusuf Latief, MT) (Ir. Eddy Subiyanto, MM, MT)

Penguji I Penguji II

(Juanto Sitorus, S.Si, MT, CPM, PMP) (Ir. Wisnu Isvara, MT)

Penguji III

(Bayu Aditya, ST, MT)

 

Optimasi biaya..., Maruahal Sihombing, FT UI, 2011