i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

86
i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

Transcript of i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

Page 1: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

Page 2: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

ii KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Presiden R.I No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 mewajibkan setiap unit yang merupakan entitas

akuntabilitas kinerja atau Eselon I untuk menyusun dan menyajikan Laporan Kinerja atas

prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan.

Laporan Kinerja tersebut disampaikan setiap tahun kepada Pimpinan Kementerian

Perdagangan sebagai bentuk akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pokok serta

fungsinya untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Laporan

Kinerja Eselon I tersebut haruslah merupakan gabungan menyeluruh dari Laporan Kinerja

Eselon-Eselon II di bawahnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, disusunlah Laporan Kinerja Tahun 2018 Eselon II ini

yang berisi Perjanjian Kinerja yang sudah ditetapkan untuk tahun 2018 serta pencapaian

kinerja atau realisasi pencapaian sasaran dan analisis terhadap pencapaian kinerja dari

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting, yang merupakan unit Eselon II di bawah Eselon I Direktorat Jenderal Perdagangan

Dalam Negeri.

Ke depan, kami berharap agar Laporan Kinerja Tahun 2018 dapat menjadi acuan, bahan

masukan serta umpan balik bagi Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

untuk bekerja dengan lebih baik, efektif dan efisien dalam melayani masyarakat.

Jakarta, April 2019

Direktur Barang Kebutuhan Pokok

Dan Barang Penting

Tuti Prahastuti

Page 3: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

iii RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Dit.

Bapokting) sebagai salah satu sarana pemantauan dan Evaluasi atas kinerja pelaksanaan

dokumen-dokumen Perencanaan yang disinkronisasi dan dituangkan dalam Perjanjian

Kinerja. Berdasarkan Perjanjian Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting Tahun 2018, terdapat 3 Sasaran Strategis yang diperjanjikan yang dapat diuraikan

menjadi 3 indikator kinerja strategis sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini.

Tabel 1 Ringkasan Realisasi Seluruh Indikator Kinerja pada Laporan Kinerja Dit.

Bapokting Tahun 2018

NO SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu

i. Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu

85% 83% 97,65%

2 Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah

ii. Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah

75% 70,4% 93,9%

3 Terjaganya fluktuasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting

iii. Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui

4 Kebijakan

4 Kebijakan

100%

Rata-rata 97,2%

Sumber : Data TU Bapokting 2018

Secara keseluruhan terdapat 3 indikator kinerja. Dari keseluruh IK tersebut, 3 indikator.

Dua indikator yang tidak mencapai target adalah persentase provinsi yang harga barang

kebutuhan pokoknya stabil antar waktu (83%) dan persentase provinsi yang harga barang

kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah (70,4%). Sedangkan indikator yang mencapai target

adalah jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang

penting (100%) yang mana ketiganya dapat mencapai atau melampaui target yang ditetapkan

dalam Perjanjian Kinerja dan Rencana Aksi.

Page 4: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

iv RINGKASAN EKSEKUTIF BAB I PENDAHULUAN

Capaian deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu tahun 2018 adalah sebesar

83,0%, di bawah target >=85%, realisasi pencapaian target Januari s/d Desember 2018 yaitu

83,0%/85,3% = 97,65%. Dasar penentuan angka target minimum 85% atau 29 provinsi adalah

untuk mengantisipasi kondisi 5 daerah non sentra produksi pangan yang akses distribusi dan

logistiknya masih kurang memadai (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT).

Perhitungan deviasi antar waktu hanya dilakukan pada 2 periode, yaitu s/d Juni dan s/d

Desember, karena toleransi harga yang tidak stabil hanya 2 bulan dalam satu tahun (rata-rata

1 bulan setiap 6 bulan) dengan pertimbangan adanya 2 festive season (HBKN) yaitu pada

Puasa-Lebaran dan Natal-Tahun Baru.

Tidak tercapainya target deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu antara lain

disebabkan fluktuasi harga daging dan telur ayam ras khususnya saat Puasa-Lebaran dan

periode akhir tahun 2018 akibat berbagai faktor antara lain kenaikan harga input (pakan) yang

berdampak pada naiknya harga di level farmgate.

Capaian deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah tahun 2018 adalah

sebesar 70,4%, di bawah target 75% Realisasi pencapaian target Januari s/d Desember:

70,4%/75% = 93,86%. Dasar penentuan angka target minimum 75% adalah melihat dari past

performance rata-rata pencapaian deviasi harga bapok antar wilayah per TW tahun 2016-

2017 adalah sekitar 73% serta realisasi pencapaian target kovar harga bapok antar wilayah

tahun 2017 sekitar 92%. Tidak tercapainya target deviasi harga barang kebutuhan pokok antar

wilayah tahun2018 antara lain disebabkan tingginya disparitas harga jagung antar wilayah

khususnya antara sentra produksi dengan sentra konsumsi.

Pedoman mekanisme operasi pasar adalah indikator yang diminta oleh Kantor Staf

Presiden (KSP) untuk ditambahkan di Dit. Bapokting di tahun 2018. Hal ini dilakukan dalam

rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan operasi pasar yang mana pada akhirnya akan

memperbaiki kinerja indikator lainnya yang terkait stabilitas harga barang kebutuhan pokok,

yaitu indikator persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar

waktu, persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah dan

pedoman kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang

penting.

Terkait operasi pasar ini, kebijakan yang dikeluarkan di tahun 2018 adalah:

1) Surat Mendag nomor 58 tanggal 2 Mei 2018 tentang penetapan harga acuan pembelian

di petani dan harga acuan penjualan di konsumen dengan harga komoditi Jagung di

konsumen Rp.4.000, kedelai Rp.9.200, gula Rp.12.500, minyak goreng Rp.11.000,

bawang merah Rp.32.000, daging sapi Rp.105.000, daging sapi beku Rp.80.000, daging

ayam ras Rp.32.000, telur ayam ras Rp.22.000.

2) Surat Mendag nomor 59 tanggal 22 Mei 2018 tentang kewajiban pencantuman label

kemasan beras kepada pelaku usaha yang memperdagangkan beras dalam kemasan,

berlaku untuk jenis beras premium, medium dan beras khusus. Pada label beras

memberi keterangan yaitu berupa merek, jenis beras, keterangan campuran dalam hal

Page 5: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

v BAB I PENDAHULUAN

beras dicampur dengan varietas beras lain, berat/isi bersih atau netto dalam satuan

kilogram atau gram, tanggal pengemasan dan nama beserta alamat pengemas beras

atau importir beras.

3) Surat mendag nomor 62 tanggal 23 Mei 2018 tentang penetapan harga khusus daging

ayam ras yang mewajibkan pemasok daging ayam ras menjual kepada toko swalayan

dan pasar rakyat berdasarkan harga khusus yaitu untuk provinsi daerah khusus Ibukota

Jakarta, Jawa Barat, dan Banten maksimal Rp.31.500,-/kg, untuk Provinsi Jawa Timur

dan Jawa Tengah maksimal Rp.30.000,-/kg; dan untuk provinsi selain itu maksimal

Rp.32.500,-/kg.

4) Terakhir dikeluarkan adalah surat mendag nomor 96 tanggal 19 September 2018

permendag ini merupakan pengganti permendag nomor 58 tahun 2018 tentang Harga

Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen dengan harga yang

masih sama.

Secara umum realisasi anggaran Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting pada tahun 2018 sebesar 99,3%. Semula anggaran Direktorat Barang Kebutuhan

Pokok dan Barang Penting sebesar Rp.37.000.000.000 (dipa awal), kemudian dengan

terbitnya surat usulan revisi anggaran dengan nomor 409/PDN/SD/12/2018 tanggal 11

Desember 2018 dengan rincian penambahan anggaran yang di peruntukan untuk stabilisasi

harga gula oleh perum bulog sebesar Rp.346.943.307.000 dan untuk pembelian gabah/beras

dengan fleksibelitas harga sebesar Rp.305.622.327.000, sehingga anggaran Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting menjadi Rp.689.565.634.000 dan berhasil

direalisasikan sebesar Rp.684.788.148.700.

Page 6: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

vi DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR................................................................................................... ii

RINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................................ iii

DAFTAR ISI............................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................................. 2

B. Struktur Organisasi.......................................................................................... 3

C. Aspek Strategis Organisasi.............................................................................. 8

D. Isu Strategis Organisasi................................................................................... 11

BAB II PERENCANAAN KINERJA............................................................................... 12

A. PERENCANAAN STRATEGIS..................................................................................... 13

Visi............................................................................................................................. 13

Misi............................................................................................................................ 13

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila......................... 13

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.................................................. 14

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum..................... 14

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu................................... 14

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan....................... 14

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari..................................................... 15

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri,

maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.................................. 15

Page 7: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

vii BAB I PENDAHULUAN

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan

dunia internasional.................................................................................... 15

Sembilan Agenda Prioritas.................................................................... 15

B. Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2018................................................................. 20

C. Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting............... 23

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA............................................................................. 26

A. Capaian Kinerja Organisasi.............................................................................. 27

B. Kinerja Anggaran............................................................................................. 47

BAB IV PENUTUP..................................................................................................... 50

LAMPIRAN.............................................................................................................. 54

Page 8: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

viii BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Barang Kebutuhan Pokok

Dan Barang Penting......................................................................... 5

Gambar 2 Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan........................ 6

Gambar 3 Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan..................... 6

Gambar 4 Komposisi Pegawai Dit. Bapokting Berdasarkan Usia.................... 7

Gambar 5 Komposisi Pegawai Per SUBDIT..................................................... 8

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Gambar 1 Mendag Melakukan Pantauan Harga Menjelang Puasa

Dan Lebaran................................................................................ 28

Gambar 2 Pelaksanaan Pasar Murah Kemendag Dalam Rangka Hari

Besar Keagamaan Nasional 2018 yang dilaksanakan

Di Parkiran Kemendag................................................................... 35

Gambar 3 Pelaksanaan Pemantauan Harga dan Stock di Pasar Rakyat........ 37

Gambar 4 Pelaksanaan Pasar Murah Kemendag Dalam Rangka Pelepasan

Operasi Pasar Beras Medium........................................................ 39

LAMPIRAN

Gambar 1 Rencana Kerja Tahun 2018........................................................... 55

Gambar 2 Pengukuran Kinerja Program/Kegiatan

Dan Realisasi Tahun 2018.............................................................. 66

Gambar 3 Contoh Perhitungan IKU Antar Wilayah........................................ 72

Gambar 4 Contoh Perhitungan IKU Antar Waktu........................................... 73

Gambar 5 Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok

Dan Barang Penting Tahun 2018..................................................... 75

Page 9: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

ix BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR TABEL

BAB II PERENCANAAN KINERJA

TABEL 1 Tujuan dan Sasaran Pengintegrasian dan Perluasan

Pasar Dalam Negeri........................................................................ 17

TABEL 2 Rencana Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok

Dan Barang Penting Tahun 2018...................................................... 21

TABEL 3 Pagu Anggaran Dit. Bapokting Tahun 2018 Berdasarkan

Program............................................................................................ 23

TABEL 4 Rincian Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok

Dan Barang Penting Tahun 2018...................................................... 25

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

TABEL 1 Indikator Kinerja Kegiatan 1............................................................ 29

Tabel 1.1 Indikator Kinerja Kegiatan 1........................................................... 29

TABEL 2 Perkembangan Deviasi Harga Barang Kebutuhan Pokok

Antar Waktu.................................................................................... 30

TABEL 3 Indikator Kinerja Kegiatan 2............................................................ 40

TABEL 3.1 Indikator Kinerja Kegiatan 2.......................................................... 40

TABEL 4 Persentase Provinsi Yang Harga Barang Kebutuhan Pokoknya

Stabil Antar Wilayah Periode Januari-Desember 2018................... 40

TABEL 5 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Barang Kebutuhan Pokok dan

Barang Penting Tahun 2015-2018.................................................... 47

TABEL 5.1 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Barang Kebutuhan Pokok dan

Barang Penting Tahun 2015-2018.................................................... 47

TABEL 6 Perincian Anggaran Direktorat Barang Kebutuhan Pokok

Dan Barang Penting Tahun 2018.................................................... 43

TABEL 7 Perincian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Barang

Page 10: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

x BAB I PENDAHULUAN

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Menurut IKU

Tahun 2018...................................................................................... 44

Page 11: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

Page 12: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

2 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran Direktorat

Barang Kebutuhan

Pokok dan Barang

Penting sebagai

Institusi Negara

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah

rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang

dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan

data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada

instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan

peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP

pada Kementerian Negara/Lembaga merupakan amanat dari

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang dituangkan lebih

lanjut dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sebagai tindak

lanjut dari penetapan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014,

tanggal 18 Agustus 2015 Kementerian Perdagangan telah

menetapkan Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan

Kementerian Perdagangan yang tertuang dalam Surat Keputusan

Menteri Perdagangan Nomor Kepmendag No. 794/M-

DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan

Kementerian Perdagangan (merupakan penyempurnaan dari

Kepmendag Nomor 1011 Tahun 2012).

Laporan

Akuntabilitas

Kinerja sebagai

perwujudan

kewajiban

pelaporan dalam

Sistem AKIP

Salah satu tahapan dalam implementasi SAKIP adalah pengukuran

kinerja. Dalam Kepmendag 794/2015 pengukuran Kinerja adalah

proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai

keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam

mewujudkan visi, misi dan strategi, atau kegiatan manajemen yang

membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar,

rencana, atau target sebagaimana indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Pengukuran (capaian) kinerja merupakan sebuah

mekanisme pemantauan dan pengendalian pencapaian kinerja yang

bermanfaat memberikan informasi bagi pimpinan tentang program

dan kegiatan yang realisasi indikator kinerjanya masih di bawah

target sehingga dapat segera ditindaklanjuti. Selanjutnya, hasil

pengukuran kinerja dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan

Laporan Kinerja. Laporan Kinerja merupakan bentuk

pertanggungjawaban akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan

fungsi yang dipercayakan kepada kementerian atas penggunaan

anggaran. Pelaporan kinerja di lingkungan Kementerian

Page 13: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

3 BAB I PENDAHULUAN

Perdagangan diterapkan secara bertingkat mulai dari tingkat unit

kerja eselon II/satuan kerja sampai dengan kementerian, serta

dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan.

B. Struktur Organisasi

Reformasi

Birokrasi

Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok

dan Barang

Penting menuju

tata kerja yang

lebih baik

Dalam visi-misinya, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla

berkeyakinan bahwa salah satu cara untuk membawa Indonesia

berdikari dalam ekonomi, negara harus mampu menempatkan

rakyat sebagai pelaku utama dalam pembentukan produksi dan

distribusi nasional. Melalui pencapaian berdikari ekonomi, Jokowi-JK

ingin mengembangkan daya hidup bangsa dan membawa bangsa

Indonesia dalam posisi sederajat dalam membangun kerjasama yang

produktif dalam tataran pergaulan internasional. Untuk

mewujudkan cita-cita berdikari ekonomi, Jokowi-JK kemudian

menyusun langkah-langkah yang lebih detil melalui Sembilan

Agenda Prioritas (Nawa Cita). Secara khusus, di dalam Nawa Cita ada

tiga agenda yang dapat dikaitkan langsung dengan perwujudan

Indonesia yang berdikari secara ekonomi, yaitu: agenda ketiga

melalui pembangunan Indonesia dari pinggiran, agenda keenam

melalui peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional; serta agenda ketujuh melalui penggerakan sektor

strategis ekonomi domestik. Maka selanjutnya adalah tugas dari

pemerintah, dimana Kementerian Perdagangan merupakan bagian

di dalamnya, untuk secara gotong-royong dan profesional

mendorong perwujudan agenda prioritas Pemerintahan Jokowi-JK.

Peran Kementerian Perdagangan dalam pelaksanaan Nawacita

adalah meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa melalui

peningkatan ekspor nonmigas dan jasa yang bernilai tambah tinggi,

serta memperkuat pasar domestik melalui peningkatan efisiensi

logistik dan distribusi nasional. Sasaran yang hendak dicapai dalam

penguatan pasar domestik melalui peningkatan efisiensi logistik dan

distribusi nasional yang akan dicapai terkait perdagangan dalam

negeri pada tahun 2015-2019 adalah:

1. Menurunkan rasio biaya logistik terhadap PDB sebesar 5,0

persen per tahun sehingga menjadi 19,2 persen di tahun 2019.

2. Menurunkan rata-rata dwelling time menjadi sebesar 3-4 hari.

3. Terjaganya koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok

antarwaktu di bawah 9 persen dan koefisien variasi harga barang

Page 14: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

4 BAB I PENDAHULUAN

kebutuhan pokok antar wilayah rata-rata di bawah 13,0 persen

per tahun yang antara lain didukung melalui pembangunan

dan/atau revitalisasi/rehabilitasi 5.000 pasar rakyat/pasar

tradisional.

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, sebagai

salah satu unit di dalam Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam

Negeri Kementerian Perdagangan, memiliki peran penting dalam

mendukung penguatan pasar dalam negeri dan pengamanan pasar

dalam negeri, khususnya sasaran ketiga di atas yaitu terjaganya

koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu dan

antar wilayah. Hal ini sesuai dengan tugas Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting dalam Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Perdagangan, yaitu: melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis

dan supervisi, evaluasi, dan pelaporan di bidang barang kebutuhan

pokok dan barang penting. Tugas tersebut dilaksanakan dengan

menjalankan fungsi sbb: penyiapan perumusan kebijakan,

penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan, penyiapan penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, penyiapan bahan

pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang barang kebutuhan

pokok dan barang penting.

Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut Dit. Bapokting

memiliki 5 (lima) unit Eselon III yaitu Subdit Barang Kebutuhan Pokok

Hasil Pertanian dan Peternakan, Subdit Barang Kebutuhan Pokok

Hasil Industri dan Perikanan Kelautan, Subdit Barang Penting, Subdit

Informasi Pasar, Subdit Pengawasan dan Tata Usaha.

Page 15: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

5 BAB I PENDAHULUAN

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Barang Kebutuhan Pokok

dan Barang Penting

Sumber: Data TU Dit. Bapokting 2018

Dari struktur diatas Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting memiliki kekuatan dan jumlah personil/Sumber Daya

Manusia (SDM) adalah sebagai berikut:

A. Jabatan

1. Direktur : 1 orang

2. Kepala Sub Direktorat : 5 orang

3. Kepala Seksi : 10 orang

4. Kepala Sub Bagian : 1 orang

5. Staf Pelaksana : 28 orang

6. Fungsional : 1 orang

JUMLAH : 41 orang

DIREKTORAT

BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG

PENTING

SUBDIT

Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian

dan Peternakan

SEKSI Hasil Pertanian

SEKSI

Peternakan

SUBDIT

Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri

dan Perikanan Kelautan

SEKSI

Hasil Industri

SEKSI

Hasil Perikanan dan Kelautan

SUBDIT Barang Penting

SEKSI Hasil Industri

SEKSI Hasil Penunjang Pertanian dan Pertambangan

SUBDIT

Informasi Pasar

SEKSI

Informasi Harga

SEKSI

Informasi Stok

SUBDIT Pengawasan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting

SEKSI

Pengawasan Barang Kebutuhan Pokok

SEKSI

Pengawasan Barang Penting

Fungsional Perencana Subbagian Tata Usaha

Page 16: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

6 BAB I PENDAHULUAN

B. Golongan

Gambar 2 Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

C. Pendidikan

Gambar 3 Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan

Pendidikan

Dilihat dari jenjang Pendidikan yang dimiliki, pegawai direktorat

barang kebutuhan pokok dan barang penting memiliki komposisi

pegawai dengan tingkat pendidikan mulai dari SLTA s.d tingkat

pendidikan S2. Persentase jumlah pegawai di setiap jenjang

pendidikan berbeda-beda, untuk tingkat pendidikan SLTA mencapai

2%, tingkat pendidikan D3 mencapai 3%, tingkat pendidikan S1

mencapai 49% dan tingkat pendidikan S2 mencapai 46%.

Dengan persentase jumlah pegawai yang memiliki jenjang

Pendidikan S1 cukup tinggi, yaitu 49%, maka dapat dinyatakan

bahwa kualitas tingkat Pendidikan pegawai Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting cukup memadai. Persentase

0

5

10

15

20

25

30

35

IV III II

Jumlah 8 32 1

Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

46%

49%

3% 2%

Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

S2

S1

D3

SLTA

Page 17: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

7 BAB I PENDAHULUAN

tersebut juga sudah dihitung sesuai komposisinya masing-masing

dan kebutuhan di bagiannya masing-masing.

Gambar 4 Komposisi Pegawai Dit. Bapokting Berdasarkan Usia

Sumber: Data TU Dit. Bapokting 2018

Dilihat dari komposisi umur, dapat dinyatakan bahwa cukup banyak

pegawai yang akan menjelang pensiun (>50 tahun). Hal ini

mengindikasikan perlunya ada segera regenarasi pegawai di

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting supaya

tetap dapat menjalankan tusinya dengan baik di kemudian hari.

0

5

10

15

20

20-30 30-40 40-50 >50

Jumlah 5 16 5 15

Komposisi Jumlah Pegawai Sesuai Usia

Page 18: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

8 BAB I PENDAHULUAN

Gambar 5 Komposisi Pegawai Per SUBDIT

Sumber: Data TU Dit. Bapokting 2018

C. Aspek Strategis Organisasi

Uraian Tugas

Pokok dan Fungsi

Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok

dan Barang Penting

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting mempunyai

fungsi penting dalam mendukung tercapainya sasarn dan tujuan

Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Dalam hal ini fungsi

dalam menjaga ketersedian pasokan dan stabilitas harga barang

kebutuhan pokok berfungsi mendukung peran Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri dalam memenuhi agenda Nawa Cita.

Mengacu pada agenda ketiga dalam Nawa Cita yaitu membangun

Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan, ada peran yang bisa diambil

oleh Ditjen PDN. Peran Ditjen PDN dalam hal ini adalah

mengoptimalkan perdagangan antar pulau dengan cara melakukan

pengelolaan stok dan logistik di daerah yang dianggap termarjinalkan.

Langkah ini tentunya diukung oleh ketersediaan pasokan komoditi

yang diperdagangkan seperti barang kebutuhan pokok. Dengan

tersedianya pasokan, maka perdagangan akan lebih lancar dan

dengan demikian membantu penyebaran barang kebutuhan pokok

dan/atau barang penting di wilayah-wilayah terluar Indonesia.

Peran pemerintah yang terkandung dalam agenda keenam untuk

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit

Page 19: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

9 BAB I PENDAHULUAN

bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. Dengan adanya peningkatan

produktivitas bagi masyarakat sehingga rakyat indonesia siap dalam

persaingan di pasar internasional. Semakin meningkat

produktivitasnya maka meningkat juga kompetensi masyarakat untuk

bersaing dengan bangsa-bangsa Asia lainnya. Hal ini dilakukan

pemerintah agar masyarakat Indonesia menjadi peran penting di

pasar Internasional.

Disamping mendukung agenda ketiga, Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri juga berperan untuk agenda ketujuh yaitu

penggerakan sektor ekonomi domestik termasuk melalui penguatan

iklim usaha sehingga terwujud kepastian berusaha serta penguatan

dan pemberdayaan pelaku usaha. Hal ini dicapai dengan menjaga

kestabilan harga komoditas barang kebutuhan pokok pada tingkat

yang wajar yang diperdagangkan sehingga dapat memberikan insentif

bagi pelaku usaha untuk meningkatkan usahanya. Dengan semakin

kuatnya kapasitas dan kompetensi pelaku usaha domestik, mereka

akan tetap mampu bertahan dan bahkan mampu melakukan ekspansi

usaha yang pada akhirnya menggerakan perekonomian domestik.

Disamping itu, Ditjen Perdagangan Dalam Negeri juga berperan

meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, sehingga dapat

menekan laju impor khususnya barang-barang yang pada hakekatnya

dapat diproduksi didalam negeri. Penguatan pelaku usaha yang

dibarengi dengan peningkatan penggunaan produk dalam negeri

akan berdampak pada bergeraknya perekonomian domestik. Hal ini

dicapai dengan menjaga stabilitas harga komoditi barang kebutuhan

pokok pada tingkat yang wajar di dalam negeri sehingga produsen

memperoleh insentif yang cukup. Dengan demikian, jaminan

ketersediaan pasokan dalam negeri dari produsen dalam negeri akan

dapat ditingkatkan. Bergeraknya sektor ekonomi domestik juga

berarti mendukung target inflasi <5%, peningkatan konsumsi

produksi dalam negeri sebesar 92,3-93,1 % dari nilai konsumsi rumah

tangga pada tahun 2019 dan penurunan impor barang konsumsi.

Berdasarkan Permendag Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Direktorat

Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting merupakan unit

pelaksana sebagian tugas dan fungsi Kementerian Perdagangan yang

berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan. Tugas

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting adalah

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

Page 20: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

10 BAB I PENDAHULUAN

norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan

teknis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan di bidang barang

kebutuhan pokok dan barang penting.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 201,

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang barang kebutuhan

pokok dan barang penting;

b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang barang

kebutuhan pokok dan barang penting;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di

bidang barang kebutuhan pokok dan barang penting;

d. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan

supervisi di bidang barang kebutuhan pokok dan barang penting;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang barang kebutuhan

pokok dan barang penting; dan

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting terdiri atas:

a. Subdirektorat Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan

Peternakan;

b. Subdirektorat Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri dan

Perikanan Kelautan;

c. Subdirektorat Barang Penting;

d. Subdirektorat Informasi Pasar;

e. Subdirektorat Pengawasan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting; dan

f. Subbagian Tata Usaha.

Page 21: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

11 BAB I PENDAHULUAN

D. Isu Strategis Organisasi

Memastikan

ketersediaan

pasokan dan

menjaga stabilitas

harga barang

kebutuhan pokok

dan barang

penting di daerah

melalui

peningkatan

kelancaran

distribusi

Salah satu faktor yang mempengaruhi instabilitas harga pangan

adalah faktor supply and demand. Oleh karena itu, data terkait

ketersediaan bahan pangan harus selalu diawasi dan dilaporkan oleh

Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat. Koordinasi menjadi

kunci utama dalam memastikan ketersediaan barang dipasar, dan

tidak hanya terbatas pada koordinasi pemerintah pusat dengan

pemerintah daerah namun juga antara pemerintah dengan pelaku

pasar.

Disamping itu, pemantauan ke lapangan perlu untuk dilakukan dalam

memastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok serta

mengantisipasi terjadinya lonjakan harga akibat pendistribusian yang

tidak berjalan secara efektif dan efisien melalui kebijakan-kebijakan

yang bersifat preventif. Pemerintah juga perlu untuk melakukan

intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung melalui

kebijakan dalam rangka memastikan ketersediaan pasokan dan

stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting.

Page 22: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA 12

BAB II

PERENCANAAN

KINERJA

Page 23: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

13 BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Strategis

Rencana Strategik

Direktorat

Jenderal

Perdagangan

Dalam Negeri

Tahun 2015 – 2019

Visi

Misi

Visi dan Misi Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

adalah sebagai berikut:

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.

Sementara visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan

INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR, dengan

penjelasan sebagai berikut:

Mandiri: berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan

sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada

kemampuan dan kekuatan sendiri.

Maju: berarti tingkat kemakmuran yang tinggi disertai dengan

sistem dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap.

Adil: berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk

apapun, baik antarindividu, gender, maupun wilayah.

Makmur: berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat

Indonesia telah terpenuhi sehingga dapat memberikan makna

dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain.

Visi tersebut diwujudkan melalui 8 (delapan) misi yaitu:

1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila

dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui

pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan

hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat

beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,

mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur

budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa

Indonesia sebagai landasan spiritual, moral, dan etika

pembangunan bangsa.

Page 24: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

14 BAB II PERENCANAAN KINERJA

2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing dengan membangun

sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing;

meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui

penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi

secara berkelanjutan; membangun infrastruktur yang maju;

mereformasi bidang hukum dan aparatur negara; dan

memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan

setiap wilayah, menuju keunggulan kompetitif dengan

membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan

pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri.

3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum

dengan memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih

kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat

kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin

pengembangan media dan kebebasan media dalam

mengkomunikasikan kepentingan masyarakat; dan

membenahi struktur hukum, meningkatkan budaya hukum dan

menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif,

dan memihak pada rakyat kecil.

4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu dengan

membangun kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang

melampui kekuatan esensial minimum dan disegani di kawasan

regional dan internasional; memantapkan kemampuan dan

meningkatkan profesionalisme Polri untuk melindungi dan

mengayomi masyarakat, mencegah tindak kejahatan, dan

menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas

lembaga intelijen dan kontra-intelijen negara dalam

penciptaan keamanan nasional; serta meningkatkan kesiapan

komponen cadangan dan komponen pendukung pertahanan

dan kontribusi industri pertahanan nasional dalam sistem

pertahanan semesta.

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

dengan meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi

kesenjangan sosial secara menyeluruh dengan meningkatkan

keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan

wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan

dan pengangguran secara drastis; menyediakan akses yang

sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial

Page 25: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

15 BAB II PERENCANAAN KINERJA

Sembilan Agenda

Prioritas

serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan

diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.

6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari dengan memperbaiki

pengelolaan pembangunan untuk menjaga keseimbangan

antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan

kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan

tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam

kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui

pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk

permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi;

meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan

lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk

mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan

kenyamanan; serta meningkatkan pemeliharaan dan

pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

pembangunan.

7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang

mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan

pemerintah; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia

yang berwawasan kelautan; mengelola wilayah laut nasional

untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan

kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara

terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber

kekayaan laut secara berkelanjutan.

8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan

dunia internasional dengan memantapkan diplomasi Indonesia

dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional;

melanjutkan komitmen Indonesia dalam pembentukan

identitas dan pemantapan integrasi internasional dan regional;

dan mendorong kerja sama internasional, regional dan bilateral

antarmasyarakat, antarkelompok, serta antarlembaga di

berbagai bidang.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju

Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang

ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan

Page 26: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

16 BAB II PERENCANAAN KINERJA

sembilan agenda prioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut

NAWA CITA, yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap

bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga

negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata

kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan

terpercaya.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat

daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi

sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,

bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat

Indonesia.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit

bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melaksanakan revolusi karakter bangsa.

9. Mempengaruhi kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial

Indonesia.

Selaras dengan visi, misi, dan sembilan agenda prioritas

pembangunan Pemerintah, maka agenda prioritas Direktorat

Jenderal Perdagangan Dalam Negeri adalah:

1. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat

daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan

(NAWACITA 3).

2. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit

bersama bangsa-bangsa Asia lainnya (NAWACITA 6).

3. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik (NAWACITA 9).

Page 27: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

17 BAB II PERENCANAAN KINERJA

Agenda tersebut pencapaiannya dinyatakan dalam tujuan dan

sasaran strategis yang dinyatakan dalam Rencana Strategis

(Renstra) Ditjen PDN sebagai dasar perencanaan strategis.

Untuk Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting,

tidak mempunyai Rencana Strategis tersendiri, tetapi mengacu

kepada Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN) sebagai pedoman untuk

mencapai kinerja yang optimal selama 5 (lima) tahun ke depan.

Dalam perencanaan strategis tersebut mencakup Tujuan Strategis,

dan Sasaran Strategis Ditjen Perdagangan Dalam Negeri adalah

sebagai berikut, sedangkan visi dan misi Ditjen Perdagangan

Dalam Negeri sendiri mengacu pada visi dan misi pemerintah.

Tabel 1 Tujuan dan Sasaran Pengintegrasian dan Perluasan Pasar Dalam Negeri

Sumber: Data TU Dit. Bapokting 2018

Tujuan 1:

Pengintegrasian

dan Perluasan

Pasar Dalam

Negeri

Sasaran yang ingin dicapai:

1) Meningkatnya pertumbuhan PDB sektor perdagangan. Indikator

yang digunakan untuk mengukur kinerja meningkatnya

pertumbuhan PDB sektor perdagangan adalah pertumbuhan

PDB sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, bukan Mobil

dan Sepeda Motor. Pertumbuhan PDB sektor perdagangan tidak

MIS

I TU

JUA

N

SASA

RA

N

6. Meningkatnya Konektivitas Distribusi dan

Logistik Nasional

7. Meningkatnya Konsumsi Rumah Tangga Nasional terhadap Produk Dalam

Negeri

11. Meningkatnya Pelayanan dan

Kemudahan Berusaha

9. Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan Pokok

dan Barang Penting

8. Memperkecil Kesenjangan Harga Barang Kebutuhan Pokok

dan Barang Penting Antar Daerah

1.Pengintegrasian dan Perluasan Pasar Dalam

Negeri

2. Peningkatan Penggunaan dan Perdagangan Produk

Dalam Negeri (PDN)

3. Peningkatan Kelancaran Distribusi dan Jaminan

Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

4. Peningkatan Iklim Usaha dan Kepastian

Berusaha

5.Meningkatnya Pertumbuhan PDB Sektor

Perdagangan

Kontribusi PDB Sub Sektor Perdagangan terhadap PDB

Nasional tanpa migas (5)

Meningkatnya Kapasitas Logistik Perdagangan (6,10)

Menurunnya Rasio Antara Deviasi Harga Provinsi-Provinsi dan Harga Rata-Rata Nasional untuk Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri (8)

Menurunnya Rasio Antara Deviasi Harga Provinsi-Provinsi dan Harga Rata-Rata Nasional untuk Barang Kebutuhan

Pokok Hasil Peternakan (8)

Menurunnya Rasio Antara Deviasi Harga Provinsi-Provinsi dan Harga Rata-Rata Nasional untuk Barang Penting (8)

Peningkatan kapasitas pelaku usaha dagang kecil menengah

(7)

Menurunnya Koefisien Variasi Harga Barang Kebutuhan Pokok

Hasil Industri (9)

Menurunnya Koefisien Variasi Harga Barang Kebutuhan Pokok

Hasil Peternakan (9)

Menurunnya Koefisien Variasi Harga Barang Penting (9)

Kepastian hukum dalam berusaha di

bidang perdagangan

dalam negeri (11)

Page 28: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

18 BAB II PERENCANAAN KINERJA

terlepas dari kondisi perekonomian nasional yang sangat

dipengaruhi oleh berbagai hal, di antaranya adalah konsumsi

masyarakat dan konsumsi pemerintah. Oleh karena itu,

meningkatnya daya beli masyarakat dan pengeluaran

pemerintah dapat mendorong laju pertumbuhan konsumsi

nasional sehingga memacu pertumbuhan perekonomian

nasional.

2) Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana distribusi dan

logistik nasional. Indikator yang digunakan untuk mengukur

kinerja meningkatnya konektivitas distribusi dan logistik nasional

adalah:

a) Jumlah Pasar Rakyat Tipe A;

b) Jumlah Pasar Rakyat Tipe B;

c) Jumlah Pusat Distribusi Regional (PDR);

d) Pertumbuhan omzet pedagang pasar rakyat Tipe A yang telah

direvitalisasi.

Tujuan 2:

Peningkatan

Penggunaan dan

Perdagangan

Produk Dalam

Negeri

Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatnya konsumsi produk

dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional. Penetapan

sasaran ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan produksi

dalam negeri sehingga pada akhirnya dapat turut serta mendorong

pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, meningkatnya konsumsi

masyarakat terhadap produk dalam negeri dapat membantu

menguatkan daya saing dari produk nasional dan meningkatkan

citra dari produk dalam negeri. Pada akhirnya, meningkatnya

produksi dalam negeri, menguatnya daya saing produk nasional, dan

meningkatnya citra dari produk dalam negeri dapat memberikan

stimulus besar bagi lahirnya kemandirian ekonomi melalui

keseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi.

Sasaran dalam jangka panjang, Perencanaan Strategis Direktorat

Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Tahun 2018

mengacu pada Rencana Strategis Jangka Panjang Direktorat

Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tahun 2015-2019 dengan

sasaran program sebagai berikut:

1) Meningkatnya kreativitas, kapasitas, dan kompetensi UMKM

perdagangan serta penggunaan Produk Dalam Negeri.

Page 29: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

19 BAB II PERENCANAAN KINERJA

2) Meningkatnya konsumsi produk dalam negeri dalam konsumsi

rumah tangga nasional.

Tujuan 3:

Peningkatan

Kelancaran

Distribusi dan

Jaminan Pasokan

Barang

Kebutuhan Pokok

dan Barang

Penting

Sasaran yang ingin dicapai dalam pengamanan ketersediaan dan

kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting

adalah:

1) Memperkecil Kesenjangan Harga Barang Kebutuhan Pokok dan

Barang Penting Antar Daerah;

2) Stabilisasi Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting;

dan

3) Meningkatnya Pengawasan Barang Beredar di Wilayah

Perbatasan.

Tujuan 4:

Peningkatan Iklim

Usaha dan

Kepastian

Berusaha

Sasaran yang ingin dicapai dalam peningkatan iklim usaha dan

kepastian berusaha bidang perdagangan dalam negeri adalah

meningkatnya pelayanan dan kemudahan berusaha di bidang

Perdagangan Dalam Negeri dan bidang Perdagangan Luar Negeri.

Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja meningkatnya

kepastian dan kemudahan berusaha bidang perdagangan dalam

negeri adalah:

1) Terintegrasinya layanan perizinan perdagangan di daerah

dengan Sistem Informasi Kementerian Perdagangan;

2) Prosentase Kab/Kota yang dapat menerbitkan SIUP TDP

maksimal 3 Hari.

Dalam rangka mencapai visi misi, dan program prioritas Pemerintah

serta tujuan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kemendag

2015-2019 tersebut maka Ditjen Perdagangan menyiapkan program

Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri yang didukung dengan

kegiatan berupa: (1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya; (2) Peningkatan Kelancaran Distribusi Bahan Pokok;

(3) Pengembangan Kelembagaan dan Pelaku Usaha Perdagangan; (4)

Pengembangan Kapasitas Logistik Perdagangan dan Sarana

Perdagangan; (5) Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri

dan Pemberdayaan Dagang Kecil dan Menengah; dan (6)

Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Daerah. Program

Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri merupakan

pencerminan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perdagangan

Dalam Negeri, sedangkan kegiatan mencerminkan tugas dan fungsi

Unit Kerja Eselon II/Satuan Kerja atau penugasan tertentu di

lingkungan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri. Untuk Direktorat

Page 30: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

20 BAB II PERENCANAAN KINERJA

Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, kegiatannya adalah:

Peningkatan Kelancaran Distribusi Bahan Pokok.

Untuk Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting,

maka yang terkait adalah tujuan 3: “Peningkatan Kelancaran

Distribusi dan Jaminan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan

Barang Penting”

Hal tersebut yang kemudian diterjemahkan dan tugas dan fungsi

serta dinyatakan dalam rencana kerja Direktorat Barang Kebutuhan

Pokok dan Barang Penting yaitu berupa program kerja: Peningkatan

Stabilitas Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting” yang mempunyai 3 sasaran program dan masing-masing

indikatornya sebagai berikut:

1) Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu

Dinyatakan pencapaiannya dalam indikator sasaran:

- Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya

stabil antar waktu

2) Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah

Dinyatakan pencapaiannya dalam indikator sasaran:

- Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya

stabil antar wilayah

3) Terjaganya fluktuasi harga barang kebutuhan pokok dan barang

penting

Dinyatakan pencapaiannya dalam indikator sasaran:

- Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang

kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui

B. RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUN 2018

Rencana Kerja

Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok

dan Barang

Penting Tahun

2018

Rencana Kerja (Renja) Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting mendukung Rencana Kerja Direktorat Jenderal Perdagangan

Dalam Negeri yang adalah dokumen rencana pembangunan

perdagangan dalam negeri sebagai penjabaran dari tujuan, sasaran dan

indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis

Kementerian Perdagangan, yang akan dilaksanakan selama satu tahun

anggaran.

Page 31: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

21 BAB II PERENCANAAN KINERJA

Tabel 2 Rencana Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan

Barang Penting Tahun 2018

Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja Target

Satuan

Target

Terjaganya

deviasi harga

barang

kebutuhan

pokok antar

waktu

Persentase provinsi yang

harga barang kebutuhan

pokoknya stabil antar waktu

85 %

Terjaganya

deviasi harga

barang

kebutuhan

pokok antar

wilayah

Persentase provinsi yang

harga barang kebutuhan

pokoknya stabil antar wilayah

75 %

Terjaganya

fluktuasi harga

barang

kebutuhan

pokok dan

barang penting

Jumlah kebijakan teknis

bidang stabilitas harga

barang kebutuhan pokok dan

barang penting yang di

setujui:

1. Permendag 58 Tahun

2018 tanggal 2 Mei 2018

2. Permendag 59 Tahun

2018 tanggal 22 Mei 2018

3. Permendag 62 Tahun

2018 tanggal 23 Mei 2018

4. Permendag 96 Tahun

2018 tanggal 19 Sept

2018

4 Kebijakan

Sumber: Renstra Ditjen Perdagangan Dalam Negeri 2018

Secara detail kegiatan yang mendukung rencana kinerja tersebut di

atas antara lain meliputi:

1. Penyusunan dan penyempurnaan kebijakan di bidang bahan pokok

dan barang penting.

Page 32: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

22 BAB II PERENCANAAN KINERJA

2. Peningkatan pemahaman dan kebijakan bahan pokok dan barang

penting melalui pembinaan, pelatihan, dan bimbingan teknis.

3. Peningkatan pemahaman kebijakan informasi harga dan non harga

melalui pelatihan petugas operasionalisasi SP2KP di pusat dan

daerah, pelatihan petugas pemantau harga dan pasokan bawang

dan cabe di pasar induk, bimbingan teknis operasionalisasi sistem

informasi bawang merah, dan FGD identifikasi harga dan pasokan

bahan pokok.

4. Peningkatan kualitas dan ketersediaan data/informasi harga dan

non harga melalui rapat koordinasi nasional dalam rangka

menghadapi HBKN, Penetrasi Pasar, Operasi Pasar, Supervisi atas

pengumpulan, pengolahan dan penyebaran informasi harga dan

non harga, operasionalisasi dan optimalisasi Sistem Pemantauan

Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP).

5. Peningkatan kualitas dan ketersediaan data/informasi bahan

pokok melalui pengamanan kelancaran distribusi komoditi bahan

kebutuhan pokok, pelaksanaan pasar murah, penyusunan profil

dan rapat koordinasi

6. Peningkatan kualitas dan ketersediaan data/informasi barang

penting di sentra distribusi

7. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya.

Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA)

Untuk mendanai pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, disusunlah Rencana Kerja dan

Anggaran (RKA) yang berisi rincian alokasi anggaran yang diperlukan

dalam rangka pencapaian hasil (outcome) dan keluaran (output) yang

terukur selama periode 1 (satu) tahun anggaran. Pada awal tahun 2018

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting mendapat

alokasi anggaran sebesar Rp. 37.000.000.000, namun setelah revisi

terdapat tambahan transfer SABA-99 ke DIPA 90 Direktorat Bapokting

sebesar Rp.652.565.634.000 yang di peruntuk untuk penggantian

pengadaan beras dan gula dalam rangka CSHP oleh BULOG. Sehingga

PAGU Dit. Bapokting menjadi Rp.689.565.634.000, dengan rincian

sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini.

Page 33: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

23 BAB II PERENCANAAN KINERJA

Tabel 3 Pagu Anggaran Dit. Bapokting Tahun 2018 Berdasarkan

Program

No Satker/Unit Eselon II Nilai DIPA Awal Nilai DIPA Revisi

(Akhir)

1 2 3 4

1 Peningkatan Stabilitas Harga Dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok Dan Barang Penting

37,000,000,000 689,565,634,000

2 Stabilitas Harga Gula Oleh Perum BULOG

346,943,307,000

3 Pembelian Gabah/Beras dengan Fleksibelitas Harga

305,622,327,000

Total 689,565,634,000

Sumber: Data Dit. Bapokting 2018

C. Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Kontrak Kinerja

Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok

dan Barang

Penting Tahun

2018

Perjanjian Kinerja merupakan perwujudan kesepakatan antara

atasan dan bawahan dalam menetapkan kinerja sesuai dengan

tujuan dan sasaran dalam Rencana Strategis. Perjanjian Kinerja

menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu

instansi pemerintah dalam satu tahun anggaran dengan

mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Dalam rangka

mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan

dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, Direktur Barang

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting telah menandatangani

Perjanjian Kinerja Tahun 2018 yang mencakup Sasaran Strategis,

Indikator Sasaran Strategis, Target, Program, dan Anggaran.

Perjanjian Kinerja menjadi acuan dalam pengukuran capaian

Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja (IK) dalam Pelaporan Kinerja

Dit Bapokting tahun 2018, dimana secara keseluruhan terdapat 3

Indikator Kinerja dari 3 Sasaran Program Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang telah ditetapkan pada

tahun 2018 sebagai berikut:

1. Sasaran program: Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan

pokok antar waktu. Sasaran ini menyatakan bahwa Dit. Bapokting

ingin menjaga deviasi harga barang kebutuhan pokok antar

waktu dengan pertimbangan adanya 2 festive season (HBKN)

yaitu pada Puasa-Lebaran dan Natal-Tahun Baru yang dinyatakan

dalam indikator sasaran sbb:

Page 34: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

24 BAB II PERENCANAAN KINERJA

Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya

stabil antar waktu

Indikator ini mengukur stabilitas harga barang kebutuhan

pokok antar waktu dari seluruh provinsi di Indonesia (untuk

suatu selang waktu tertentu). Semakin baik stabilitas

harganya, dinyatakan dalam nilai koefisien variasi yang

semakin kecil. Untuk periode 2015-2019 targetnya adalah 9%;

dengan target di 2018 adalah 85%.

2. Sasaran program: Terjaganya deviasi harga barang kebutuhan

pokok antar wilayah. Sasaran ini menyatakan bahwa Dit.

Bapokting ingin menjaga deviasi harga barang kebutuhan pokok

di seluruh wilayah Indonesia yang dinyatakan dalam indikator

sasaran sbb:

Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya

stabil antar wilayah

Indikator ini mengukur stabilitas harga barang kebutuhan

pokok antar wilayah (provinsi) yang ada di Indonesia dalam

selang waktu tertentu. Semakin baik stabilitas harganya,

dinyatakan dalam nilai Deviasi harga yang semakin kecil.

Untuk periode 2015-2019 targetnya adalah 14,2% s/d 13,0%;

dengan target di 2018 adalah 75%.

3. Sasaran program: Terjaganya fluktuasi harga barang kebutuhan

pokok dan barang penting. Sasaran ini menyatakan bahwa Dit.

Bapokting ingin menjaga fluktuasi harga barang kebutuhan pokok

dan barang penting yang dinyatakan dalam indikator sasaran

sbb:

Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang

kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui

Indikator ini mengukur jumlah mekanisme operasi pasar yang

dihasilkan. Untuk tahun 2018, targetnya adalah 4 kebijakan.

Page 35: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

25 BAB II PERENCANAAN KINERJA

Tabel 4 Rincian Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Tahun 2018

PROGRAM

UTAMA KEGIATAN SASARAN

INDIKATOR KINERJA ANGGARAN (Rp)

URAIAN SATUAN TARGET

Pengembangan

Perdagangan

Dalam Negeri

Peningkatan

Stabilitas

Harga dan

Pasokan

Barang

Kebutuhan

Pokok dan

Barang

Penting

Persentase provinsi

yang harga barang

kebutuhan pokoknya

stabil antar waktu

Persentase

Provinsi

% 85

689,565,634,000 Persentase provinsi

yang harga barang

kebutuhan pokoknya

stabil antar wilayah

Persentase

Provinsi

% 75

Jumlah kebijakan

teknis bidang

stabilitas harga

barang kebutuhan

pokok dan barang

penting yang di

setujui

Jumlah

Kebijakan

Kebijakan 4

7,344,920,000

Sumber: Data Dit. Bapokting 2018

Page 36: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014

BAB IV PENUTUP 26

BAB III

AKUNTABILITAS

KINERJA

Page 37: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 27

A. Capaian Kinerja Organisasi

Realisasi IKU

Direktorat

Barang

Kebutuhan

Pokok dan

Barang Penting

tahun 2018

Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) pada Laporan Kinerja

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting tahun 2018

secara umum di bagi 3 sasaran, yaitu Terjaganya deviasi harga barang

kebutuhan pokok antar waktu, Terjaganya deviasi harga barang

kebutuhan pokok antar wilayah dan Terjaganya fluktuasi harga barang

kebutuhan pokok dan barang penting yang masing-masing sasaran

memiliki indikator yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Sasaran 1

Terjaganya

Deviasi Harga

Barang

Kebutuhan

Pokok Antar

Waktu

INDIKATOR 1 : “Persentase Provinsi Yang Harga Barang Kebutuhan

Pokoknya Stabil Antar Waktu”

Sasaran kedua dari peningkatan kelancaran distribusi dan jaminan

pasokan barang kebutuhan pokok adalah stabilisasi harga barang

kebutuhan pokok. Sasaran ini menggambarkan bahwa harga komoditi

barang kebutuhan pokok secara nasional dalam satu tahun tidak

mengalami fluktuasi harga yang ekstrim.

Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja stabilisasi harga

barang kebutuhan pokok adalah menurunnya koefisien variasi harga

barang kebutuhan pokok antar waktu. Target dari koefisien dimaksud

sepanjang tahun 2015-2019 sesuai dengan target dari RPJMN 2015-

2019 adalah kurang dari 9%. Adapun komoditi barang kebutuhan pokok

dan barang penting yang menjadi target pengukuran indikator sasaran

ini adalah 10 (sepuluh) komoditi barang kebutuhan pokok. Semakin

kecilnya deviasi harga barang kebutuhan pokok dapat mengindikasikan

stabilitas harga barang kebutuhan pokok secara nasional yang

terkendali, atau dengan kata lain rata-rata harga barang kebutuhan

pokok secara nasional tidak mengalami fluktuasi harga yang ekstrim.

Page 38: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 28

Gambar 1 Mendag Melakukan Pantauan Harga Menjelang Puasa dan Lebaran

Sumber : Foto Aplikasi SIPEG

Capaian Deviasi

Harga Barang

Kebutuhan

Pokok Antar

Waktu Tahun

2018

Capaian deviasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu tahun

2018 adalah sebesar 83,0%, di bawah target >=85%, realisasi

pencapaian target Januari s/d Desember 2018 yaitu 83,0%/85,3% =

97,65%. Dasar penentuan angka target minimum 85% atau 29 provinsi

adalah untuk mengantisipasi kondisi 5 daerah non sentra produksi

pangan yang akses distribusi dan logistiknya masih kurang memadai

(Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT). Perhitungan deviasi

antar waktu hanya dilakukan pada 2 periode, yaitu s/d Juni dan s/d

Page 39: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 29

Desember, karena toleransi harga yang tidak stabil hanya 2 bulan

dalam satu tahun (rata-rata 1 bulan setiap 6 bulan) dengan

pertimbangan adanya 2 festive season (HBKN) yaitu pada Puasa-

Lebaran dan Natal-Tahun Baru.

Pada Indikator Kinerja Tahun 2015-2017 yaitu koefisien variasi harga

barang kebutuhan pokok antar waktu merupakan Indikator yang sama

dengan masing-masing nilai target pada tahun 2015 sebesar <9% dan

realisasi sebesar 3,3% serta capaian sebesar 163%, untuk target pada

tahun 2016 masih tetap sama sebesar <9% dan realisasi sebesar 3,6%

serta capaian sebesar 250%, lalu target pada tahun 2017 sebesar <9%

dan realisasi mencapai 2% serta capaian sebesar 178%. Pada tahun

2018 berdasarkan hasil reviu KemenpanRB Indikator kinerja

mengalami perubahan Indikator yaitu persentase provinsi yang harga

barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu, perubahan tersebut

dikarenakan adanya perhitungan yang berbeda pada Indikator

sebelumnya. Adapun uraian persentase pada target di tahun 2018

sebesar 85% dan realisasi sebesar 83% serta capaian sebesar 97,65%.

Tabel 1. Indikator Kinerja Kegiatan 1

Indikator Kinerja Kegiatan

2015 2016 2017

Target Realisasi Capaian (%)

Target Realisasi Capaian (%)

Target Realisasi Capaian (%)

IKK IV: Menurunnya koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar waktu

<9% 3,3% 163% <9% 3.6% 250% <9% 2% 178%

Sumber: Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Tabel 1.1 Indikator Kinerja Kegiatan 1

Indikator Kinerja Kegiatan

2018 Target Jangka Menengah

Target Realisasi Capaian (%)

Target di

2019

Realisasi di 2018

Capaian (%)

IKK IV: Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu 85% 83% 97,65% 85% 83% 97,65%

Sumber: Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Page 40: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 30

Tabel 2 Perkembangan Deviasi Harga Barang Kebutuhan Pokok Antar Waktu

2018 Persentase Provinsi yang Harganya Stabil

Januari s/d Juni Januari s/d Desember

BERAS 79,4% 82,4%

GULA 97,1% 94,1%

JAGUNG 79,4% 67,6%

KEDELAI 88,9% 83,3%

TEPUNG TERIGU 94,1% 97,1%

MINYAK GORENG 100,0% 96,9%

SUSU 100,0% 97,1%

DAGING AYAM 50,0% 35,3%

DAGING SAPI 100,0% 100,0%

TELUR 85,3% 76,5%

RATA-RATA 85,3% 83,0%

Sumber : Data Dit. Bapokting

Tidak tercapainya target deviasi harga barang kebutuhan pokok antar

waktu antara lain disebabkan fluktuasi harga daging dan telur ayam ras

khususnya saat Puasa-Lebaran dan periode akhir tahun 2018 akibat

berbagai faktor antara lain kenaikan harga input (pakan) yang

berdampak pada naiknya harga di level farmgate.

Tidak tercapainya Capaian Deviasi Harga Barang Kebutuhan Pokok Antar

Waktu ini berpengaruh pada koefisien variasi harga barang kebutuhan

pokok antar waktu yaitu stabilitas harga barang kebutuhan pokok antar

waktu tidak terjaga kestabilan harganya baik berdasarkan harga acuan

maupun harga barang kebutuhan pokok lainnya antar waktu

sebelumnya.

Catatan komoditas yang mempengaruhi capaian indikator kinerja tahun 2018

BERAS Pada komoditi beras terjadi disparitas harga yang mengalami ketidak

stabilan harga antar waktu antara bulan Januari-Juni yaitu pada daerah

Padang, Palembang, Jayapura, Bangka Belitung dan Manokwari.

GULA Pada komoditi gula harga stabil.

JAGUNG Pada komoditi jagung terjadi disparitas harga yang mengalami ketidak

stabilan harga antar waktu antara bulan Januari-Desember yaitu pada

daerah Banda Aceh, Pekanbaru, Bengkulu, Kupang, Gorontalo,

Page 41: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 31

Banjarmasin, Manado, Palu, Jayapura, Tanjung Pinang dan Tanjung

Selor.

KEDELAI Pada komoditi kedelai terjadi disparitas yang mengalami ketidak

stabilan harga antar waktu antara bulan Januari-November yaitu pada

daerah Banda Aceh, Jambi, Pontianak, Banjarmasin dan Samarinda.

TEPUNG TERIGU Pada komoditi tepung terigu terjadi disparitas harga yang mengalami

ketidak stabilan harga antar waktu antara bulan Januari, Maret, April,

Oktober, dan November yaitu pada daerah Pekanbaru.

MINYAK

GORENG

Pada komoditi minyak goreng terjadi disparitas harga yang mengalami

ketidak stabilan harga antar waktu antara bulan Januari, Februari,

Maret, Agustus, September, Oktober, November dan Desember yaitu

pada daerah Banten.

SUSU Pada komoditi susu terjadi disparitas harga yang mengalami ketidak

stabilan harga antar waktu antara bulan Januari-April yaitu pada

daerah Palu.

DAGING AYAM Pada komoditi daging ayam terjadi disparitas harga yang mengalami

ketidak stabilan harga antar waktu antara bulan Februari, Maret, April,

Mei, Juni, Agustus, September, Oktober November dan Desember

yaitu pada daerah Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang,

Bangkulu, Denpasar, Mataram, Kupang, Gorontalo, Pontianak,

Palangkaraya, Samarinda, Manado, Palu, Makassar, Kendari, Ambon,

Bangka Belitung, Maluku Utara, Mamuju dan Tanjung Selor.

DAGING SAPI Pada komoditi daging sapi harga stabil.

TELUR AYAM

RAS

Pada komoditi telur ayam harga stabil.

Perhitungan tabel 2 untuk masing-masing komoditi tersebut diatas diperoleh

berdasarkan rumusan sebagai berikut:

Perhitungan capaian tersebut diperoleh dari membandingkan target dan

realisasi dengan rumus sebagai berikut:

% Capaian = {∑ % 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊

∑ % 𝒕𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕} x100%

Cara Perhitungan:

1. Hitung batas atas = rata-rata harga selama 1 tahun dalam satu provinsi

dalam 1 komoditi dikalikan 9% nilai koefisien variasi antar waktu.

2. Hitung jumlah bulan yang selisih harganya diatas batas atas, jika kurang

dari 2 bulan yang harganya diatas harga rata-rata tahunan maka stabil.

3. Hitung jumlah provinsi yang stabil tiap komoditi dibagi jumlah provinsi

dikali 100%.

Page 42: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 32

4. Hitung rata-rata persentase harga provinsi yang stabil dibagi jumlah

komoditi.

Contoh: Komoditi Beras

Beras untuk wilayah Banda Aceh (tabel terlampir) :

1. Batas atas = jumlah rata-rata dikali 9%, maka nilai rata-rata sebesar

9,394 dikali 9% maka batas atasnya menjadi 845.44.

2. Dari Januari-Desember 2018 selisih harga bulanan dibandingkan batas

atas tidak ada lebih besar dari batas atas maka nilai masing-masing

bulan yang selisih harganya dibawah batas atas seluruhnya bernilai

nol dan jika dijumlahkan selama satu tahun menghasilkan nilai nol

atau dibawah dua, maka wilayah Banda Aceh untuk komoditi beras

dinyatakan stabil.

3. Lakukan nomor 1-2 untuk seluruh provinsi, lalu hitung berapa provinsi

yang stabil berbanding dengan jumlah provinsi dikalikan 100% =

capaian komoditi.

Lakukan proses 1-3 untuk seluruh komoditi, lalu hitung jumlah

capaian komoditi tersebut dibagi jumlah komoditi. (Rincian tabel

terlampir di lampiran halaman 72).

Upaya Ditjen

PDN dalam

Mencapai

Target

Berbagai upaya dilakukan oleh Kemendag dalam melakukan stabilisasi

harga barang kebutuhan pokok antar waktu sehingga mampu

mencapai target yang telah ditetapkan antara lain melalui:

1) Hal utama yang berperan penting dalam pencapaian target deviasi

harga barang kebutuhan pokok antar waktu ini adalah

dilakukannya kegiatan Penetrasi Pasar menjelang puasa/lebaran

dan Natal/Tahun Baru sehingga menjaga stabilitas harga barang

kebutuhan pokok pada kedua waktu tersebut yang mana biasanya

berpotensi timbul gejolak harga berdasarkan data-data historikal

yang ada.

2) Kegiatan Penetrasi Pasar ini dilakukan dalam bentuk pemantauan

langsung di pasar-pasar rakyat di berbagai wilayah di seluruh

Indonesia dan bekerjasama dengan Perum Bulog dan pelaku usaha

bapok yang ada di daerah tersebut (distributor) untuk memasok

barang kebutuhan pokok yang tampak naik harganya di pasar

tersebut pada waktu itu.

3) Penetapan kebijakan harga acuan barang kebutuhan pokok.

Sebagaimana surat No. 58 tahun 2018 telah diterbitkan Permendag

tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan

Page 43: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 33

Penjualan di Konsumen. Terdapat 10 komoditi yang ditetapkan

harganya yaitu beras, gula, jagung, kedelai, tepung terigu, minyak

goreng, susu, daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam ras.

Perhitungan harga acuan melibatkan Kementerian/ Lembaga terkait

serta para pelaku usaha di masing-masing komoditi. Penetapan harga

acuan dilakukan dengan mempertimbangkan struktur biaya yang wajar,

mencakup antara lain biaya produksi, biaya distribusi, keuntungan

pelaku usaha, dan biaya-biaya lainnya.

Harga acuan dipakai oleh Perum BULOG dan/atau BUMN lainnya yang

mendapat penugasan pemerintah dalam melakukan pembelian barang

kebutuhan pokok di petani dan penjualan di konsumen. Dalam

melaksanakan pembelian dan penjualan tersebut, Perum BULOG

dan/atau BUMN lain dapat bekerjasama dengan BUMN, BUMD,

koperasi, dan/atau swasta.

Harga acuan merupakan kebijakan harga yang dilakukan dalam kondisi

normal, sementara sesuai Perpres 71/2015, dalam “kondisi tertentu”,

yaitu apabila terjadi gangguan kegiatan perdagangan nasional,

gangguan pasokan, dan kondisi harga berada di atas/di bawah harga

acuan, Kemendag dapat menetapkan kebijakan lain sebagai berikut:

1) Kebijakan Harga khusus (saat festive season atau saat terjadi

gejolak harga); Harga eceran tertinggi dalam rangka Operasi Pasar;

dan Harga subsidi.

2) Pengelolaan stok dan logistik melalui optimalisasi perdagangan

antar pulau/daerah; pengawasan stok di gudang/pelabuhan; dan

koordinasi penyediaan stok pemerintah.

3) Pengelolaan ekspor impor.

Penugasan Operasi Pasar kepada Perum BULOG dan kerjasama

dengan pelaku usaha dalam upaya stabilisasi pasokan dan harga

beras.

Kemendag akan terus mengoptimalkan peran BULOG sebagai

penyangga dan stabilisator harga beras melalui penugasan untuk

melakukan Operasi Pasar di daerah-daerah yang mengalami gejolak

harga. Melalui Permendag No. 57/M-DAG/PER/8/2017 tanggal 24

Agustus 2017, Kemendag menugaskan Perum BULOG untuk

melaksanakan Operasi Pasar di titik-titik yang mengalami kenaikan

harga, dengan harga penjualan di gudang BULOG Rp. 8.100/kg dan

harga penjualan di tingkat eceran maksimal Rp. 10.250/kg.

Terkait operasi pasar ini, maka kebijakan yang terakhir dikeluarkan

adalah surat mendag nomor 569/M-DAG/SD/5/2018 tanggal 08 Mei

2018 tentang ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium

dengan menggunakan CBP untuk menambah pasokan beras medium di

Page 44: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 34

seluruh Indonesia bersama Perum BULOG. Dengan harapan Mendag

agar tahun ini OP beras berlangsung lebih baik.

Kemendag juga mengaktifkan peran asosiasi dan BUMD seperti

PERPADI, Pasar Induk Beras Cipinang, PD Pasar Jaya, dan para

pedagang beras untuk menjaga harga pada tingkat harga acuan dan

tidak melakukan penimbunan.

1) Penyediaan alternatif pasokan daging yang lebih murah ke pasar

Daging yang beredar di pasar sebagian besar merupakan daging

segar yang harganya relatif mahal. Karena itu, Kemendag

membuka distribusi daging beku yang harganya relatif lebih murah

ke pasar rakyat yang memliki fasilitas rantai dingin agar masyarakat

dapat memperoleh alternatif pasokan daging yang lebih murah.

Selain itu, Kemendag juga membuka impor daging kerbau dari

India yang disalurkan ke wilayah Jabodetabek oleh Perum BULOG

bekerjasama dengan distributor daging. Daging beku dijual dengan

harga maksimal Rp.80 ribu/kg, lebih murah dibanding rata-rata

harga daging segar di kisaran Rp.98-105 ribu/kg.

2) Kegiatan Bazar Ramadhan atau Pasar Murah telah dilaksanakan

selama total 10 (sepuluh) hari kerja di 4 (empat) lokasi yaitu:

a) Kantor Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian

(PPSDK) Cihanjuang Bandung pada 28-29 Mei 2018, dengan

jumlah pengunjung lebih dari 2.000 orang yang sebagian besar

merupakan masyarakat di sekitar wilayah kantor PPSDK,

meliputi 7 kelurahan di Kecamatan Cihanjuang.

Bazar diikuti oleh sekitar 32 peserta yang menempati 30 stand

tersedia, dimana 70% merupakan pelaku usaha pangan pokok

dan 30% pelaku UKM binaan Kemendag. Jumlah omzet

penjualan selama 2 (dua) hari mencapai lebih dari Rp300 juta.

b) Kantor Direktorat Metrologi Bandung pada 30 – 31 Mei 2018

dengan jumlah pengunjung sekitar 500 orang yang sebagian

besar merupakan masyarakat dan pegawai kantor sekitar.

Bazar diikuti oleh sekitar 33 peserta yang menempati 30 stand

tersedia, dengan omzet penjualan selama 2 (dua) hari

mencapai lebih dari Rp260 juta.

c) Kantor Pusat Kementerian Perdagangan pada 4-7 Juni 2018

dihadiri oleh lebih dari 2.000 orang yang merupakan

masyarakat sekitar dan pegawai internal serta pegawai kantor

sekitar Kemendag. Bazar diikuti oleh 51 peserta yang

menempati 47 stand tersedia, dengan total omzet penjualan

sekitar Rp1,5 miliar.

Page 45: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 35

d) Kantor Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu pada

6–7 Juni 2018 dihadiri oleh sekitar 700 pengunjung dan total

nilai penjualan sekitar Rp280 juta rupiah.

e) Barang kebutuhan pokok pada Bazar Ramadan dijual dibawah

harga acuan/HET yang ditetapkan untuk beberapa komoditi,

antara lain beras dijual Rp8.500-8.950/kg untuk beras medium,

dan Rp11.000-12.000/kg untuk beras premium; daging sapi

beku dijual Rp77.000-80.000/kg dan daging kerbau Rp70.000-

75.000/kg; minyak goreng kemasan sederhana Rp10.000-

11.000/lt; daging ayam beku Rp32.000/kg; telur ayam

Rp20.000/kg; gula pasir Rp10.000/kg; bawang putih Rp12.000-

15.000/kg. Di samping itu peserta dari ritel nasional juga

menjual paket sembako dengan potongan harga mencapai 50

% dari harga normal.

Gambar 2 Pelaksanaan Pasar Murah Kemendag Dalam Rangka Hari Besar Keagamaan

Nasional 2018 yang dilaksanakan di Parkiran Kemendag

Page 46: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 36

Sumber : Foto dari Aplikasi SIPEG

3) Melakukan Pemantauan Harga dan Stok

a) Melakukan pemantauan harga di 108 pasar 34 Ibu Kota

Propinsi yang bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Propinsi

dan Perum Bulog.

b) Melakukan pemantauan harga di 90 pasar 57 Kabupaten Kota.

c) Melakukan serangkaian kegiatan pemantauan harga dan

stok/pasokan bawang merah di 20 Pasar Induk Perdagangan

Utama bawang merah asal Brebes.

d) Pemantauan stok/pasokan beras di Pasar Induk beras Cipinang.

e) Pemantauan harga dan stok/pasokan produk Altikultura di

Pasar Induk Keramat Jati.

4) Penetrasi Pasar Tahun 2018

a) Memastikan terlaksananya HET barang kebutuhan pokok

terutama: beras medium, gula pasir, minyak goreng kemasan

sederhana, bawang putih, dan daging beku (Permendag Nomor

96/M-DAG/PER/9/2018).

b) Memastikan kecukupan stok di gudang Bulog, gudang

Distributor pada daerah lokasi penetrasi pasar.

c) Memastikan pasokan barang kebutuhan pokok oleh Divre

Bulog, Produsen/Importir/Distributor ke para Pedagang di

Pasar pantauan BPS cukup dan lancar tanpa kendala.

Page 47: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 37

Gambar 3 Pelaksanaan Pemantauan Harga dan Stock di Pasar Rakyat

Sumber : Foto dari Aplikasi SIPEG

Page 48: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 38

Sasaran 2

Terjaganya

Deviasi Harga

Barang

Kebutuhan

Pokok Antar

Wilayah

INDIKATOR 2 : “Persentase Provinsi Yang Harga Barang Kebutuhan

Pokoknya Stabil Antar Wilayah”

Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja memperkecil

kesenjangan harga barang kebutuhan pokok antar provinsi adalah

Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil

antar wilayah. Pada tahun 2018, target dari deviasi dimaksud sesuai

dengan Renstra PDN adalah 75%. Hal ini dapat diartikan bahwa pada

tahun 2018 perbedaan harga suatu komoditi di suatu daerah terhadap

harga rata-rata nasional adalah 75%.

Indikator ini menggambarkan kondisi perbedaan/deviasi harga barang

kebutuhan pokok antar daerah. Adapun barang kebutuhan pokok yang

akan menjadi target untuk pengukuran sasaran memperkecil

kesenjangan harga barang kebutuhan pokok antar daerah dan

stabilisasi harga barang kebutuhan pokok terdiri dari 10 (sepuluh)

komoditi barang kebutuhan pokok yaitu: (1) beras; (2) gula; (3) jagung

(4) kedelai; (5) terigu; (6) minyak goreng; (7) susu; (8) daging ayam; (9)

daging sapi; (10) telur ayam. Dengan menurunnya disparitas harga

antar daerah untuk barang kebutuhan pokok menunjukkan distribusi

barang kebutuhan pokok semakin baik dan diharapkan kesenjangan

daya beli masyarakat di satu daerah dengan daerah lain semakin kecil.

Dengan kata lain, pasar kebutuhan pokok diharapkan semakin efisien.

Page 49: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 39

Gambar 4 Pelaksanaan Pasar Murah Kemendag Dalam Rangka Pelepasan Operasi Pasar

Beras Medium

Sumber : Foto Aplikasi SIPEG

Dengan kata lain, pasar kebutuhan pokok diharapkan semakin efisien.

Pada Indikator Kinerja Tahun 2015-2017 yaitu koefisien variasi harga

barang kebutuhan pokok antar wilayah merupakan Indikator yang

sama dengan masing-masing nilai target pada tahun 2015 sebesar

<14,2% dan realisasi sebesar 14% serta capaian sebesar 101%,

sedangkan target pada tahun 2016 mengalamai kenaikan pada capaian

yaitu sebesar 112% dan target sebesar <14,2% serta realisasi sebesar

12,6%, lalu target pada tahun 2017 mengalami penurunan capaian

dikarenakan perubahan target pada Indikator yaitu sebesar <13,8% dan

realisasi mencapai 14,8% serta capaian sebesar 92,8%. Pada tahun

2018 mengalami perubahan Indikator yaitu persentase provinsi yang

harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah, perubahan

tersebut dikarenakan adanya perhitungan yang berbeda pada Indikator

sebelumnya. Adapun uraian persentase pada target di tahun 2018

sebesar 75% dan realisasi sebesar 70,4% serta capaian sebesar 93,86%.

Page 50: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 40

Tabel 3. Indikator Kinerja Kegiatan 2

Indikator Kinerja Kegiatan

2015 2016 2017 Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi Capaian

(%)

IKK ii: Menurunnya koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah

<14.2% 14% 101% <14,2% 12,6% 112% <13,8% 14,8% 92,8%

Sumber: Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Tabel 3.1 Indikator Kinerja Kegiatan 2

Indikator Kinerja Kegiatan

2018 Target Jangka Menengah

Target Realisasi Capaian (%) Target di 2019

Realisasi di 2018

Capaian (%)

IKK ii: Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah

75% 70,4% 93,86% 75% 70.4% 93,86%

Sumber: Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Tabel 4 Persentase Provinsi Yang Harga Barang Kebutuhan Pokoknya Stabil Antar Wilayah Periode Januari-Desember 2018

2018 Persentase Provinsi yang

Harganya Stabil TW-1 TW-2 TW-3 TW-4

JANUARI 70,2%

69.4%

70.7% 70.3% 70,4%

FEBRUARI 69,8%

MARET 68,1%

APRIL 69,5%

MEI 72,6%

JUNI 73,8%

JULI 73,4%

Page 51: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 41

AGUSTUS 72,2%

SEPTEMBER 63,0%

OKTOBER 69,9%

NOVEMBER 71,4%

DESEMBER 71,0%

Sumber : Data Dari Dit. Bapokting (2018)

Dari tabel diatas bahwa Indikator Kinerja IK 2 tidak tercapainya target

deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah tahun 2018 antara

lain disebabkan tingginya disparitas harga daging ayam antar wilayah

khususnya antara sentra produksi dengan sentra konsumsi. Capaian

deviasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah tahun 2018 adalah

sebesar 70,4%, di bawah target 75% Realisasi pencapaian target Januari

s/d Desember: 70,4%/75% = 93,86%. Dasar penentuan angka target

minimum 75% adalah melihat dari past performance rata-rata

pencapaian deviasi harga bapok antar wilayah per TW tahun 2016-2017

adalah sekitar 73% serta realisasi pencapaian target kovar harga bapok

antar wilayah tahun 2017 sekitar 92%.

Tidak tercapainya IKK 2 ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga antar wilayah

sebagai berikut:

BERAS Pada komoditi beras terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut

terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Pekanbaru, Palembang,

Manokwari dan Tanjung selor pada bulan Desember.

KEDELAI Pada komoditi kedelai terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut

terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Jambi, Bangkulu, Jakarta,

Semarang, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Manado, Makassar,

Ambon, Jayapura, Banten, Maluku Utara, Mamuju dan Manokwari

pada bulan Desember.

JAGUNG Pada komoditi jagung terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut

terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Banda Aceh, Medan,

Padang, Pekanbaru, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung,

Semarang, Yogyakarta, Mataram, Kupang, Gorontalo, Pontianak,

Makassar, Kendari, Jayapura, Banten, Mamuju, Manokwari dan

Tanjung Pinang pada bulan Desember.

Page 52: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 42

GULA Pada komoditi gula terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut

terjadi di daerah Manokwari pada bulan Desember.

MINYAK

GORENG

Pada komoditi minyak goreng terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga

tersebut terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Semarang,

Surabaya, Gorontalo, Samarinda, Ambon, Jayapura, Banten, Maluku

Utara dan Manokwari pada bulan Desember.

TERIGU Pada komoditi terigu terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut

terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Jambi, Bengkulu, Bandung,

Semarang, Yogyakarta, Kupang, Pontianak, Palangkaraya, Mamuju,

Tanjung Pinang dan Tanjung Selor pada bulan Desember.

DAGING SAPI Pada komoditi daging sapi terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga

tersebut terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Kupang,

Makassar, Ambon, Tanjung Pinang dan Tanjung Selor pada bulan

Desember.

DAGING AYAM Pada komoditi daging ayam terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga

tersebut terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Banda Aceh,

Pekanbaru, Kupang, Pontianak, Palangkaraya, Samarinda, Bangka

Belitung, Maluku Utara, Mamuju, Manokwari dan Tanjung Selor pada

bulan Desember.

TELUR AYAM Pada komoditi telur ayam terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga

tersebut terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Banda Aceh,

Medan, Padang, Bengkulu, Kupang, Palangkaraya, Jayapura, Maluku

Utara, Manokwari dan Tanjung Selor pada bulan Desember.

SUSU Pada komoditi susu terjadi fluktuasi harga, fluktuasi harga tersebut

terjadi di beberapa daerah seperti di daerah Banda Aceh, Jakarta,

Denpasar, Palu dan Tanjung Selor pada bulan Desember.

Page 53: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014

BAB IV PENUTUP 43

Perhitungan capaian tersebut diperoleh dari membandingkan target

dan realisasi dengan rumus sebagai berikut:

% Capaian = {∑ % 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒊𝒔𝒂𝒔𝒊

∑ % 𝒕𝒂𝒓𝒈𝒆𝒕} x100%

Cara Perhitungan:

1. Hitung rata-rata nasional = total rata-rata harga di tiap provinsi.

2. Hitung nilai mutlak (ABS) = nilai harga dikurang nilai rata-rata nasional.

3. Hitung Batas Atas = nilai rata-rata nasional dikali 13.8%.

4. Hitung persentase = Jumlah provinsi dibagi dengan Provinsi.

5. Hitung rata-rata per bulan = nilai rata-rata seluruh persentase pada

komoditi antar wilayah.

Contoh: Komoditi Jagung

1. Rata-rata nasional = jumlah rata-rata harga di seluruh provinsi, maka

nilai rata-rata nasional sebesar 7,592.

2. Nilai mutlak (ABS) = nilai harga di tiap provinsi dikurangi dengan nilai

rata-rata nasional.

3. Lakukan perhitungan nomor 2 untuk seluruh provinsi ditiap komoditi

perbulan, lalu hitung Nilai batas atas = nilai rata-rata nasional

dikalikan 13,8%, maka nilai batas atas komoditi jagung sebesar

1,048.

4. Lakukan perhitungan nomor 2-3 untuk seluruh provinsi ditiap

komoditi perbulan, lalu hitung persentase = jumlah provinsi dibagi

dengan total jumlah provinsi maka nilai persentase untuk komoditi

jagung sebesar 38,2%.

5. Lakukan perhitungan 2-4 untuk seluruh provinsi ditiap komoditi

perbulan, lalu hitung rata-rata perbulan = total nilai rata-rata

persentase pada komoditi antar wilayah maka nilai persentase untuk

seluruh komoditi pada bulan Desember sebesar 71,0%. (Rincian

tabel terlampir di halaman 73).

Upaya

Direktorat

Barang

Kebutuhan

Pokok dan

Barang Penting

Dalam rangka menurunkan deviasi harga barang pokok antar wilayah,

Dit. Bapokting melakukan berbagai program/kegiatan yang menunjang

Indikator Kinerja Koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar

wilayah sebagai berikut:

1) Pemantauan Harga dan Pengawasan

Melakukan pemantauan harga harian di 34 propinsi di 198 pasar,

dan dipublikasikan melalui website: http://ews.kemendag.go.id//

Page 54: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

44 BAB IV PENUTUP

dalam Mencapai

Target

2) Peningkatan Kelancaran Pendistribusian Barang Pokok

Bekerjasama dengan Stakeholder Terkait di Pusat dan Daerah

a) Operasi pasar di daerah-daerah yang kekurangan pasokan atau

harganya lebih tinggi dari harga acuan dalam Permendag

27/2017.

b) Bekerjasama dengan SATGAS Pangan untuk pengamanan

distribusi dan pencegahan aksi spekulasi melalui

penimbunan/penundaan pengeluaran komoditi bapok (misal

beras) dari tempat penyimpanan/gudang.

c) Program tol laut/gerai maritim untuk meningkatkan pasokan

ke daerah-daerah pelosok yang jauh dari pusat distribusi.

3) Penetapan Kebijakan

a) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96/M-

DAG/PER/9/2018 tanggal 19 September 2018 tentang Harga

Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan

di Tingkat Konsumen untuk komoditas pangan seperti beras,

jagung ,kedelai, gula, Minyak Goreng, bawang merah, Daging di

bagi menjadi 2 yaitu: daging sapi dan Daging Beku, Daging

Ayam Ras dan Telur Ayam Ras. Harga acuan ini akan berlaku

selama empat bulan dan akan dievaluasi sesuai kondisi yang

berkembang. Berikut ini rincian harga acuan penjualan tujuh

komoditas pangan di tingkat konsumen, yang mulai berlaku

September 2018 hingga empat bulan ke depan. Harga beras,

Rp. 9.500,- per kilogram, Jagung Rp. 4.000,- per kilogram

(Curah), Harga Kedelai ke perajin tahu/tempe Rp. 9.200,- per kg

(Lokal) dan Rp. 6.800,- per kg (Impor). Gula Rp. 12.500,- per kg,

Minyak Goreng Rp. 10.500,- per Liter (Curah) dan Rp. 11.000,-

per Liter (Kemasan Sederhana). Bawang Merah Rp. 32.000,- per

kg. Daging Sapi Rp. 50.000,-per kg (tetelan) hingga Rp.

105.000,- (paha belakang) untuk daging segar dan Rp. 80.000,-

(Sapi) per kg untuk daging beku. Daging Ayam Ras Rp. 32.000

per kg dan Telur Ayam Ras Rp. 22.000 per kg.

b) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/M-

DAG/PER/3/2017 tanggal 30 Maret 2017 tentang Pendaftaran

Pelaku Usaha Distribusi Barang Kebutuhan Pokok. Dalam

permendag ini, pelaku usaha distributor harus melakukan

resgistrasi melalui SIPT online dengan mengisi formulir yang

tersedia secara lengkap dan benar. Untuk pengumpulan berkas

dapat dilakukan dengan cara scan berkas lalu di unggah ke web

SIPT online, berkas yang diperlukan adalah:

i. Tanda Daftar Perusahaan (TDP);

Page 55: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

45 BAB IV PENUTUP

ii. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan

iii. Kartu Tanda Penduduk atau Paspor Penanggung Jawab

Perusahaan;

Setelah persyaratan registerasi sudah lengkap dan jika sudah di

approve melalui SIPT online maka surat perizinan akan di

proses. Setelah itu pelaku usaha diwajibkan untuk melaporkan

pergerakan stok yang dimilikinya (diperoleh dari mana dan

disalurkan ke mana sejumlah berapa) dan Peraturan Menteri

Perdagangan ini masih berlaku sampai adanya kebijakan baru.

c) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-

DAG/PER/8/2017 tanggal 24 Agustus 2017 tentang Penetapan

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium yang sebesar Rp.

9.450/kg (wilayah Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB) sampai Rp

10.250/kg (wilayah Maluku dan Papua) serta Harga Eceran

Tertinggi untuk Beras Premium yang sebesar Rp 12.800/kg

(wilayah Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB) sampai Rp

13.600/kg (wilayah Maluku dan Papua). Sesuai peraturan

Menteri Perdagangan yang sudah di tetapkan jika pelaku usaha

distributor yang melanggar permendag akan dikenakan sanksi

dan permendag diatas masih berlaku hingga dibuat permendag

terbaru.

Sasaran 3

Terjaganya

Fluktuasi Harga

Barang

Kebutuhan

Pokok dan

Barang Penting

INDIKATOR 3 : “Jumlah Kebijakan Teknis Bidang Stabilisasi Harga

Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Yang di Setujui”

Pedoman mekanisme operasi pasar adalah indikator yang diminta oleh

Kantor Staf Presiden (KSP) untuk ditambahkan di Dit. Bapokting di

tahun 2018. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas

pelaksanaan operasi pasar yang mana pada akhirnya akan

memperbaiki kinerja indikator lainnya yang terkait stabilitas harga

barang kebutuhan pokok, yaitu indikator persentase provinsi yang

harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu, persentase

provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah

dan Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan

pokok dan barang penting yang di setujui.

Analisis pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) 3 pada Tahun 2018,

target indikator 3 ini di Tahun 2018 adalah 4 kebijakan. Terkait Operasi

Pasar ini, kebijakan yang dikeluarkan di Tahun 2018 adalah:

1) Peraturan Menteri Perdagangan nomor 58 tanggal 2 Mei 2018

tentang penetapan harga acuan pembelian di petani dan harga

acuan penjualan di konsumen dengan harga komoditi Jagung di

konsumen Rp.4.000, kedelai Rp.9.200, gula Rp.12.500, minyak

Page 56: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

46 BAB IV PENUTUP

goreng Rp.11.000, bawang merah Rp.32.000, daging sapi

Rp.105.000, daging sapi beku Rp.80.000, daging ayam ras

Rp.32.000, telur ayam ras Rp.22.000.

2) Peraturan Menteri Perdagangan nomor 59 tanggal 22 Mei 2018

tentang kewajiban pencantuman label kemasan beras kepada

pelaku usaha yang memperdagangkan beras dalam kemasan,

berlaku untuk jenis beras premium, medium dan beras khusus.

Pada label beras memberi keterangan yaitu berupa merek, jenis

beras, keterangan campuran dalam hal beras dicampur dengan

varietas beras lain, berat/isi bersih atau netto dalam satuan

kilogram atau gram, tanggal pengemasan dan nama beserta alamat

pengemas beras atau importir beras.

3) Peraturan Menteri Perdagangan nomor 62 tanggal 23 Mei 2018

tentang penetapan harga khusus daging ayam ras yang

mewajibkan pemasok daging ayam ras menjual kepada toko

swalayan dan pasar rakyat berdasarkan harga khusus yaitu untuk

provinsi daerah khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, dan Banten

maksimal Rp.31.500,-/kg, untuk Provinsi Jawa Timur dan Jawa

Tengah maksimal Rp.30.000,-/kg; dan untuk provinsi selain itu

maksimal Rp.32.500,-/kg.

4) Peraturan Menteri Perdagangan nomor 96 tanggal 19 September

2018 permendag ini merupakan pengganti permendag nomor 58

tahun 2018 tentang Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga

Acuan Penjualan di Konsumen dengan harga yang masih sama.

Selain kebijakan tersebut, Dit. Bapokting juga melakukan kegiatan

Pemetaan Pelaksanaan Kebijakan Operasi Pasar bekerjasama dengan

pihak ketiga untuk mengetahui kondisi pelaksanaan Operasi Pasar di

daerah yang mana hasilnya dipergunakan sebagai bahan masukan

penyusunan kebijakan operasi pasar.

Dengan demikian dapat disampaikan bahwa pencapaian target

indikator kinerja 3 dari tahun 2015-2018 ini adalah 4 rancangan dan

realisasi 4 rancangan dengan capaian 100% karena pedoman operasi

pasar.

Page 57: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

47 BAB IV PENUTUP

Tabel 5 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Barang Kebutuhan Pokok dan

Barang Penting Tahun 2015-2018

Indikator Kinerja Kegiatan

2015 2016 2017

Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi

Capaian (%)

Target Realisasi Capaian

(%)

IKK IV: Jumlah rekomendasi kebijakan barang kebutuhan pokok dan barang

strategis

4 Kebijakan

4 Kebijakan

100% 4

Rancangan 4

Rancangan 100%

4 Rancangan

4 Rancangan

100%

Sumber: Dari Dit. Bapokting 2015-2017

Tabel 5.1 Jumlah Rekomendasi Kebijakan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Tahun 2015-2018

Indikator Kinerja Kegiatan

2018 Target Jangka Menengah

Target Realisasi Capaian

(%) Target di

2019 Realisasi di 2018

Capaian (%)

IKK III: Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui

4 Kebijakan

4 Kebijakan

100% 4

Kebijakan 4

Kebijakan 100%

Sumber: Dari Dit.Bapokting Tahun 2018

Analisis Pencapaian target ini adalah hasil dari rapat koordinasi antara

kemendag sebagai regulator dengan perum BULOG sebagai operator

pelaksana OP (Operasi Pasar), selain itu dilakukan juga koordinasi

dengan distributor beras, penggilingan beras dan PT. Foodstation

Tjipinang sebagai mitra perum BULOG dalam melakukan OP (Operasi

Pasar), khususnya dalam hal penyediaan beras dan pendistribusian

beras dalam Operasi Pasar. Koordinasi lain juga dilakukan dengan

SATGAS Pangan Polri dalam hal mengamankan pelaksanaan Operasi

Pasar.

B. Kinerja Anggaran

Kinerja

Anggaran

Direktorat

Barang

Kebutuhan

Secara umum realisasi anggaran Direktorat Barang Kebutuhan Pokok

dan Barang Penting pada tahun 2018 sebesar 99,3%. Semula anggaran

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting sebesar

Rp.37.000.000.000 (dipa awal), kemudian dengan terbitnya surat

usulan revisi anggaran dengan nomor 409/PDN/SD/12/2018 tanggal 11

Desember 2018 dengan rincian penambahan anggaran yang di

Page 58: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

48 BAB IV PENUTUP

Pokok dan

Barang Penting

peruntukan untuk stabilisasi harga gula oleh perum bulog sebesar

Rp.346.943.307.000 dan untuk pembelian gabah/beras dengan

fleksibelitas harga sebesar Rp.305.622.327.000, sehingga anggaran

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting menjadi

Rp.689.565.634.000 dan berhasil direalisasikan sebesar

Rp.684.788.148.700.

Dalam penambahan anggaran tersebut terdapat beberapa alasan atau

pertimbangan perlunya revisi anggaran yaitu:

1. Untuk memenuhi kebutuhan Prioritas Nasional pada Satker

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting;

2. Cadangan stabilisasi harga pangan merupakan upaya dalam rangka

stabilisasi harga pangan yang diperuntukan untuk penggantian

selisih harga penugasan pengadaan beras dan gula kepada Bulog

dalam rangka stabilisasi harga pangan;

3. Untuk meningkatkan kualitas belanja dan optimalisasi penggunaan

anggaran.

Kondisi realisasi anggaran ini jika dibandingkan tahun 2017 maka lebih

baik, yaitu terjadi peningkatan realisasi dari 92,6% di 2017 menjadi

99,3% di 2018. Hal ini selain karena dipengaruhi penambahan anggaran

CSHP Beras dan Gula, juga karena koordinasi pelaksanaan anggaran

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang lebih baik

dari sebelumnya.

Namun demikian, dapat disampaikan juga bahwa secara umum

kendala-kendala yang dihadapi dalam penyerapan anggaran antara

lain:

1. Perubahan pagu/revisi pagu;

2. Perubahan prioritas kegiatan/perubahan kegiatan;

3. Adanya serapan anggaran secara nasional;

4. Penambahan anggaran CSHP Gula dan Beras.

Page 59: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

49 BAB IV PENUTUP

Tabel 6 Perincian Anggaran Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Tahun 2018

No Satker/Unit

Eselon II Nilai DIPA

Awal Nilai DIPA

Revisi

Realisasi Sisa Anggaran

Rupiah % Rupiah %

1 2 3 4 5 6 7 8

1

DIREKTORAT BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

37,000, 000,000 689,565,634,000 684,788,148,700 99,3% 4,777,485,300 0,7%

Sumber: Sistem Aplikasi SATUDJA dan Sistem Aplikasi SAS 2018 Kemenkeu

Tabel 7 Perincian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Menurut IKU Tahun 2018

NO INDIKATOR

KINERJA KEGIATAN

OUTPUT TARGET ANGGARAN REALISASI %

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Persentase provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar waktu

Persentase Provinsi

85%

689.565.634.000 684.788.148.300 99% 2 Persentase

provinsi yang harga barang kebutuhan pokoknya stabil antar wilayah

Persentase Provinsi

75%

3 Jumlah kebijakan teknis bidang stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting yang di setujui

Jumlah Kebijakan

4

Kebijakan 7.344.920.000 5.508.389.839 75%

Sumber: Sistem Aplikasi SATUDJA dan Sistem Aplikasi SAS 2018 Kemenkeu

Page 60: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

50 BAB IV PENUTUP

BAB IV

PENUTUP

Page 61: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

51 BAB IV PENUTUP

Realisasi Yang

Baik Perlu

Dipertahankan

Untuk Masa-

masa Mendatang

Tata pemerintahan yang baik (good governance) dapat terwujud dan

berlanjut dengan adanya kerjasama yang intensif dan baik antara

semua pihak yang terlibat di dalam implementasi program dan kerja

sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang ada.

Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting sesuai

dengan Permendag Nomor 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

perdagangan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan

pemerintahan negara.

Pada tahun 2018, Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting telah melaksanakan kegiatan dengan output yang

mendukung indikator kinerja khususnya terkait: (1) jumlah

rekomendasi kebijakan barang kebutuhan pokok dan barang

strategis, (2) jumlah pembinaan/ bimbingan teknis di bidang barang

kebutuhan pokok dan barang penting, (3) terjaganya deviasi harga

barang kebutuhan pokok antar waktu, (4) terjaganya deviasi harga

barang kebutuhan pokok antar wilayah, (5) laporan harga dan non

harga barang kebutuhan pokok, (6) evaluasi perkembangan harga

bahan pokok, (7) terjaganya deviasi harga barang kebutuhan pokok

antar waktu, dan (8) terjaganya deviasi harga barang penting antar

waktu.

Hasil yang baik telah tercapai termasuk memenuhi kesesuaian antara

perencanaan dan realisasi di seluruh unit pada Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. Harapannya, tahun-tahun

mendatang realisasi kinerja yang sesuai rencana di seluruh unit-unit

kerja dapat tercapai dan tetap terlaksana secara teratur.

Rata-Rata

Keseluruhan

Indikator Kinerja

Kegiatan

Direktorat

Barang

Kebutuhan

Pokok dan

Barang Penting

Kegiatan-kegiatan yang mendukung indikator penyusunan

rekomendasi kebijakan telah tercapai dengan tersusunnya 4 (empat)

jenis kebijakan. Sumbangan seluruh realisasi kegiatan tersebut

memberikan realisasi target indikator penyusunan kebijakan sebesar

100%, yang dapat diartikan bahwa kinerja Direktorat Barang

Kebutuhan Pokok dan Barang Penting untuk menciptakan norma,

standar, prosedur dan kriteria di bidang barang kebutuhan pokok dan

barang penting telah dilaksanakan secara optimal.

Hasil baik tersebut tentunya memberikan gambaran mengenai

seluruh kegiatan Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting dilaksanakan dengan prinsip akuntabilitas yakni mendukung

Page 62: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

52 BAB IV PENUTUP

pencapaian sasaran strategis serta memiliki pertanggungjawaban

masing-masing.

Melengkapi kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting. Diharapkan kondisi ini dapat mendukung pengambilan

keputusan yang tepat dalam menyusun rekomendasi kebijakan (IKU

penyusunan rekomendasi kebijakan) maupun mencapai stabilitas

mengurangi variasi harga barang kebutuhan pokok dan barang

penting (IKU deviasi harga).

Sekalipun pada tahun 2018 telah terjadi penghematan anggaran,

namun kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting telah optimal dan efektif dalam mencapai target sesuai

indikator kinerja.

Secara umum pencapaian kinerja ini didukung juga oleh berbagai

aspek seperti arahan dan kebijakan pimpinan, ketersediaan sarana

dan prasarana, pengaturan manajemen sumber daya manusia, serta

koordinasi antar subdit, antar direktorat, maupun lintas sektoral/

instansi.

LAPKIN

Direktorat

Barang

Kebutuhan

Pokok dan

Barang Penting

Tahun 2018

LAPKIN Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Tahun 2018 merupakan dokumen yang menggambarkan tentang

realisasi kinerja sekaligus merupakan wujud transparansi dan

akuntabilitas Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

dalam melaksanakan dan mendukung Visi Pembangunan

Perdagangan sesuai Renstra Perdagangan 2015 – 2019.

Kesimpulan penting yang dapat ditarik dari penyusunan LAPKIN ini

adalah Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan

Barang Penting menjadi landasan akuntabilitas dimana didalamnya

terdapat indikator-indakator kinerja yang sudah dapat mewakili

dengan baik atas tugas dan fungsi Direktorat Barang Kebutuhan Pokok

dan Barang Penting. Namun demikian masih memerlukan suatu

inovasi-inovasi agar semakin baik dalam aspek metode pengukuran

dan koordinasi serta sosialisasi.

Penyusunan LAPKIN Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang

Penting ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada berbagai

pihak yang berkepentingan mengenai hasil realisasi kinerja tahun

2018 dan juga sebagai suatu langkah memenuhi komitmen dan

pertanggung-jawaban secara transparan dan akuntabel.

Page 63: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

53 BAB IV PENUTUP

Penyusunan LAPKIN ini relatif belum memuat secara sempurna potret

kinerja, namun kesimpulan yang dapat ditarik kiranya dapat berfungsi

sebagai feedback terhadap penyusunan Rencana dan Penetapan

Kinerja pada masa mendatang.

Page 64: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014

LAMPIRAN 54

LAMPIRAN

Page 65: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014

LAMPIRAN 55

Gambar 1 Rencana Kerja Tahun 2018

Page 66: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

LKj DIREKTORAT BAHAN POKOK DAN BARANG STRATEGIS 2014

LAMPIRAN 56

Page 67: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

57 LAMPIRAN

Page 68: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

58 LAMPIRAN

Page 69: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

59 LAMPIRAN

Page 70: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

60 LAMPIRAN

Page 71: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

61 LAMPIRAN

Page 72: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

62 LAMPIRAN

Page 73: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

63 LAMPIRAN

Page 74: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

64 LAMPIRAN

Page 75: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

65 LAMPIRAN

Page 76: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

66 LAMPIRAN

Gambar 2 Pengukuran Kinerja Program/KegiatanTahun 2018

kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi

090.02.09 Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri 0 687,994,895,000 684,747,475,100 3,247,419,900 0.47% 99.53%

3720 Peningkatan Stabilitas Harga dan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting 0 687,994,895,000 684,747,475,100 3,247,419,900 0.47% 99.53%

3720.001 Rancangan Kebijakan Pedoman Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting [Base Line] 4 Rancangan 6,766,165,000 5,467,716,239 1,298,448,761 19.19% 80.81%

3720.001.001 Rancangan Kebijakan Bidang Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan Peternakan 0 2,648,225,000 1,876,500,581 771,724,419 29.14% 70.86%

051 Merancang Kebijakan 0 1,503,925,000 807,738,456 696,186,544 46.29% 53.71%

A PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT DENGAN BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN 0 947,325,000 496,563,106 450,761,894 47.58% 52.42%

521211 Belanja Bahan 0 293,825,000 159,250,250 134,574,750 45.80% 54.20%

521213 Honor Output Kegiatan 0 22,500,000 - 22,500,000 100.00% 0.00%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,400,000 29,823,650 576,350 1.90% 98.10%

522141 Belanja Sewa 0 94,500,000 3,900,000 90,600,000 95.87% 4.13%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 285,600,000 185,687,000 99,913,000 34.98% 65.02%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 125,500,000 47,250,000 78,250,000 62.35% 37.65%

524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 95,000,000 70,652,206 24,347,794 25.63% 74.37%

B PELAKSANAAN FGD KOMODITI BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN 0 538,630,000 298,275,350 240,354,650 44.62% 55.38%

521211 Belanja Bahan 0 119,680,000 51,041,900 68,638,100 57.35% 42.65%

521213 Honor Output Kegiatan 0 10,150,000 7,800,000 2,350,000 23.15% 76.85%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,000,000 29,933,450 66,550 0.22% 99.78%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 250,800,000 192,100,000 58,700,000 23.41% 76.59%

524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 128,000,000 17,400,000 110,600,000 86.41% 13.59%

C OPERASIONAL TIM KETERSEDIAAN DAN STABILISASI HARGA BAHAN POKOK DAN BARANG PENTING 0 17,970,000 12,900,000 5,070,000 28.21% 71.79%

521211 Belanja Bahan 0 12,900,000 12,900,000 - 0.00% 100%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 5,070,000 - 5,070,000 100.00% 0.00%

522141 Belanja Sewa 0 - - -

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 - - -

D Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

052 Mendiseminasi Kebijakan 0 1,144,300,000 1,068,762,125 75,537,875 6.60% 93.40%

A BIMBINGAN TEKNIS KEBIJAKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL PERTANIAN DAN PETERNAKAN 0 953,520,000 878,253,125 75,266,875 7.89% 92.11%

521211 Belanja Bahan 0 72,000,000 69,110,000 2,890,000 4.01% 95.99%

521213 Honor Output Kegiatan 0 16,400,000 12,300,000 4,100,000 25.00% 75.00%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 28,000,000 24,500,000 3,500,000 12.50% 87.50%

522141 Belanja Sewa 0 16,800,000 16,800,000 - 0.00% 100%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 75,200,000 70,700,000 4,500,000 5.98% 94.02%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 78,000,000 52,500,000 25,500,000 32.69% 67.31%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 667,120,000 632,343,125 34,776,875 5.21% 94.79%

B Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

C SURVEY MERK DAN KUALITAS BERAS 0 190,780,000 190,509,000 271,000 0.14% 99.86%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 190,780,000 190,509,000 271,000 0.14% 99.86%

3720.001.002 Rancangan Kebijakan Bidang Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri dan Perikanan Kelautan 0 1,952,105,000 1,505,980,301 446,124,699 22.85% 77.15%

051 Merancang Kebijakan 0 1,551,655,000 1,111,121,911 440,533,089 28.39% 71.61%

A PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT DENGAN BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN 0 1,235,230,000 853,609,401 381,620,599 30.89% 69.11%

521211 Belanja Bahan 0 269,395,000 219,603,000 49,792,000 18.48% 81.52%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 34,975,000 34,742,285 232,715 0.67% 99.33%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 150,000,000 114,100,000 35,900,000 23.93% 76.07%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 564,060,000 358,344,779 205,715,221 36.47% 63.53%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 84,800,000 45,450,000 39,350,000 46.40% 53.60%

524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 132,000,000 81,369,337 50,630,663 38.36% 61.64%

B PELAKSANAAN FGD KOMODITI BAPOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN 0 316,425,000 257,512,510 58,912,490 18.62% 81.38%

521211 Belanja Bahan 0 33,840,000 31,773,000 2,067,000 6.11% 93.89%

521213 Honor Output Kegiatan 0 8,100,000 8,100,000 - 0.00% 100%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 21,000,000 20,929,510 70,490 0.34% 99.66%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 66,000,000 58,250,000 7,750,000 11.74% 88.26%

524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 113,275,000 90,590,000 22,685,000 20.03% 79.97%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 74,210,000 47,870,000 26,340,000 35.49% 64.51%

REALISASIANGGARAN

PERIODE 1 JAN-31 DES 2018

DIREKTORAT BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

Page 77: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

67 LAMPIRAN

kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi

C Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

052 Mendiseminasi Kebijakan 0 400,450,000 394,858,390 5,591,610 1.40% 98.60%

A BIMBINGAN TEKNIS KEBIJAKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN 0 400,450,000 394,858,390 5,591,610 1.40% 98.60%

521211 Belanja Bahan 0 24,600,000 21,742,500 2,857,500 11.62% 88.38%

521213 Honor Output Kegiatan 0 4,650,000 4,400,000 250,000 5.38% 94.62%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 6,600,000 6,531,790 68,210 1.03% 98.97%

522141 Belanja Sewa 0 11,400,000 11,340,000 60,000 0.53% 99.47%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 22,800,000 20,450,000 2,350,000 10.31% 89.69%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 330,400,000 330,394,100 5,900 0.00% 100.00%

B Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

3720.001.003 Rancangan Kebijakan Bidang Barang Penting 0 2,165,835,000 2,085,235,357 80,599,643 3.72% 96.28%

051 Merancang Kebijakan 0 678,086,000 614,789,909 63,296,091 9.33% 90.67%

A PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT DENGAN BARANG PENTING 0 130,020,000 95,997,509 34,022,491 26.17% 73.83%

521211 Belanja Bahan 0 23,050,000 23,006,000 44,000 0.19% 99.81%

521213 Honor Output Kegiatan 0 8,750,000 4,250,000 4,500,000 51.43% 48.57%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,000,000 29,622,600 377,400 1.26% 98.74%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 42,000,000 15,900,000 26,100,000 62.14% 37.86%

524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 6,000,000 3,000,000 3,000,000 50.00% 50.00%

524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 20,220,000 20,218,909 1,091 0.01% 99.99%

B PELAKSANAAN FGD KOMODITI BARANG PENTING 0 78,796,000 72,698,300 6,097,700 7.74% 92.26%

521211 Belanja Bahan 0 6,016,000 4,500,000 1,516,000 25.20% 74.80%

521213 Honor Output Kegiatan 0 4,500,000 4,500,000 - 0.00% 100%

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 0 3,900,000 2,739,000 1,161,000 29.77% 70.23%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 10,500,000 10,497,000 3,000 0.03% 99.97%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 20,100,000 17,700,000 2,400,000 11.94% 88.06%

524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 33,780,000 32,762,300 1,017,700 3.01% 96.99%

C KOORDINASI DALAM RANGKA PENYUSUNAN DAN PENYEMPURNAAN BARANG DALAM PENGAWASAN 0 469,270,000 446,094,100 23,175,900 4.94% 95.06%

521211 Belanja Bahan 0 32,703,000 32,488,100 214,900 0.66% 99.34%

521213 Honor Output Kegiatan 0 3,800,000 - 3,800,000 100.00% 0.00%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,222,000 30,140,000 82,000 0.27% 99.73%

522141 Belanja Sewa 0 27,300,000 26,340,000 960,000 3.52% 96.48%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 259,600,000 241,492,200 18,107,800 6.98% 93.02%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 6,300,000 6,300,000 - 0.00% 100%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 109,345,000 109,333,800 11,200 0.01% 99.99%

D Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

052 Mendiseminasi Kebijakan 0 1,487,749,000 1,470,445,448 17,303,552 1.16% 98.84%

A BIMBINGAN TEKNIS KEBIJAKAN DISTRIBUSI BARANG DALAM PENGAWASAN 0 1,487,749,000 1,470,445,448 17,303,552 1.16% 98.84%

521211 Belanja Bahan 0 320,299,000 319,900,000 399,000 0.12% 99.88%

521213 Honor Output Kegiatan 0 18,500,000 18,498,000 2,000 0.01% 99.99%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,000,000 26,982,000 3,018,000 10.06% 89.94%

522141 Belanja Sewa 0 63,000,000 59,955,000 3,045,000 4.83% 95.17%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 94,000,000 84,000,000 10,000,000 10.64% 89.36%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 961,950,000 961,110,448 839,552 0.09% 99.91%

B Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

3720.002 Data Harga dan Stok Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting yang akurat [Base Line] 12 Data dan Informasi 677,847,130,000 675,974,264,061 1,872,865,939 0.28% 99.72%

3720.002.001 Data Atau Informasi Harga dan Stok 0 14,356,162,000 13,780,464,410 575,697,590 4.01% 95.99%

051 Mengumpulkan, Mengolah dan Mempublikasikan Data Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting 0 6,487,730,000 6,143,868,610 343,861,390 5.30% 94.70%

A PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN PUBLIKASI HARGA BAPOK DAN BANTING 0 1,631,058,000 1,525,561,252 105,496,748 6.47% 93.53%

521211 Belanja Bahan 0 88,670,000 84,538,775 4,131,225 4.66% 95.34%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 36,000,000 35,950,500 49,500 0.14% 99.86%

522141 Belanja Sewa 0 5,400,000 5,400,000 - 0.00% 100%

Page 78: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

68 LAMPIRAN

kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi

522151 Belanja Jasa Profesi 0 21,500,000 16,200,000 5,300,000 24.65% 75.35%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 610,088,000 527,851,900 82,236,100 13.48% 86.52%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 100,300,000 99,295,975 1,004,025 1.00% 99.00%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 621,000,000 615,050,000 5,950,000 0.96% 99.04%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 44,000,000 37,200,000 6,800,000 15.45% 84.55%

524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 104,100,000 104,074,102 25,898 0.02% 99.98%

B PEMANTAUAN HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK (BAPOK) 0 3,613,212,000 3,399,662,200 213,549,800 5.91% 94.09%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 3,613,212,000 3,399,662,200 213,549,800 5.91% 94.09%

C OPERASIONALISASI SISTEM PEMANTAUAN PASAR KEBUTUHAN POKOK (SP2KP) 0 798,000,000 778,162,000 19,838,000 2.49% 97.51%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 798,000,000 778,162,000 19,838,000 2.49% 97.51%

D VALIDASI DATA HARGA BARANG KEBUTUHAN POKOK 0 445,460,000 440,483,158 4,976,842 1.12% 98.88%

521211 Belanja Bahan 0 18,880,000 15,238,000 3,642,000 19.29% 80.71%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 7,000,000 6,970,500 29,500 0.42% 99.58%

522141 Belanja Sewa 0 49,140,000 48,280,800 859,200 1.75% 98.25%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 370,440,000 369,993,858 446,142 0.12% 99.88%

E Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

052 Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Data dan Informasi Harga dan Stok 0 6,768,262,000 6,537,083,942 231,178,058 3.42% 96.58%

A RAKOR DAN KUNKER DALAM RANGKA STABILISASI HARGA DAN PASOKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK, HBKN DAN CUACA EKSTRIM 0 3,141,180,000 3,116,398,978 24,781,022 0.79% 99.21%

521211 Belanja Bahan 0 392,110,000 392,017,419 92,581 0.02% 99.98%

521213 Honor Output Kegiatan 0 14,100,000 13,700,000 400,000 2.84% 97.16%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 36,000,000 35,994,500 5,500 0.02% 99.98%

522141 Belanja Sewa 0 262,170,000 258,052,000 4,118,000 1.57% 98.43%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 266,400,000 253,000,000 13,400,000 5.03% 94.97%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 1,923,900,000 1,918,685,059 5,214,941 0.27% 99.73%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 34,500,000 33,450,000 1,050,000 3.04% 96.96%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 212,000,000 211,500,000 500,000 0.24% 99.76%

B VERIFIKASI KETERSEDIAAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING 0 737,322,000 658,424,035 78,897,965 10.70% 89.30%

521211 Belanja Bahan 0 35,222,000 21,566,000 13,656,000 38.77% 61.23%

521213 Honor Output Kegiatan 0 2,600,000 2,600,000 - 0.00% 100%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 21,000,000 18,589,000 2,411,000 11.48% 88.52%

522141 Belanja Sewa 0 48,000,000 47,320,000 680,000 1.42% 98.58%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 22,800,000 21,400,000 1,400,000 6.14% 93.86%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 489,200,000 438,844,035 50,355,965 10.29% 89.71%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 46,200,000 36,390,000 9,810,000 21.23% 78.77%

524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 72,300,000 71,715,000 585,000 0.81% 99.19%

C PENGAWASAN KHUSUS BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING 0 716,480,000 679,974,300 36,505,700 5.10% 94.90%

521211 Belanja Bahan 0 5,060,000 765,000 4,295,000 84.88% 15.12%

522141 Belanja Sewa 0 64,800,000 53,019,000 11,781,000 18.18% 81.82%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 625,620,000 606,690,300 18,929,700 3.03% 96.97%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 21,000,000 19,500,000 1,500,000 7.14% 92.86%

D PENETRASI PASAR DALAM RANGKA STABILISASI HARGA DAN STOK/PASOKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK 0 1,061,280,000 999,400,629 61,879,371 5.83% 94.17%

521211 Belanja Bahan 0 150,640,000 149,482,575 1,157,425 0.77% 99.23%

521213 Honor Output Kegiatan 0 11,600,000 9,450,000 2,150,000 18.53% 81.47%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 60,940,000 25,667,000 35,273,000 57.88% 42.12%

522141 Belanja Sewa 0 102,000,000 95,775,000 6,225,000 6.10% 93.90%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 32,000,000 28,900,000 3,100,000 9.69% 90.31%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 669,600,000 668,226,054 1,373,946 0.21% 99.79%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 34,500,000 21,900,000 12,600,000 36.52% 63.48%

E PEMANTAUAN STOK DAN PASOKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK (BAPOK) 0 962,000,000 933,110,000 28,890,000 3.00% 97.00%

522131 Belanja Jasa Konsultan 0 962,000,000 933,110,000 28,890,000 3.00% 97.00%

F Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

G PEMANTAUAN STOK DAN PASOKAN BARANG KEBUTUHAN POKOK 0 150,000,000 149,776,000 224,000 0.15% 99.85%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 150,000,000 149,776,000 224,000 0.15% 99.85%

Page 79: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

69 LAMPIRAN

kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi

053 Meningkatkan Pemahaman Informasi Harga dan Stok 0 1,100,170,000 1,099,511,858 658,142 0.06% 99.94%

A PELATIHAN PETUGAS PEMANTAU HARGA DAN STOK PADA SISTEM PEMANTAUAN PASAR KEBUTUHAN POKOK / SP2KP (DARI 34 PROVINSI) 0 383,394,000 383,338,842 55,158 0.01% 99.99%

521211 Belanja Bahan 0 60,824,000 60,800,000 24,000 0.04% 99.96%

521213 Honor Output Kegiatan 0 1,300,000 1,300,000 - 0.00% 100%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 7,000,000 7,000,000 - 0.00% 100%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 13,500,000 13,500,000 - 0.00% 100%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 57,750,000 57,744,764 5,236 0.01% 99.99%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 243,020,000 242,994,078 25,922 0.01% 99.99%

B PELATIHAN KONTRIBUTOR PEMANTAU HARGA DAN STOK BAPOK KAB/KOTA (DI 90 PASAR) 0 716,776,000 716,173,016 602,984 0.08% 99.92%

521211 Belanja Bahan 0 20,800,000 20,800,000 - 0.00% 100%

521213 Honor Output Kegiatan 0 3,600,000 3,300,000 300,000 8.33% 91.67%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 11,980,000 11,980,000 - 0.00% 100%

522141 Belanja Sewa 0 1,200,000 1,200,000 - 0.00% 100%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 33,840,000 33,800,000 40,000 0.12% 99.88%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 11,480,000 11,426,598 53,402 0.47% 99.53%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 633,876,000 633,666,418 209,582 0.03% 99.97%

C Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

3720.002.002 Data Atau Informasi Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan Peternakan 0 311,486,656,000 310,477,027,640 1,009,628,360 0.32% 99.68%

051 Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Data dan Informasi 0 311,486,656,000 310,477,027,640 1,009,628,360 0.32% 99.68%

A KOORDINASI DALAM RANGKA PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI KOMODITI BAHAN KEBUTUHAN POKOK AGRO 0 1,968,245,000 1,538,480,440 429,764,560 21.83% 78.17%

521211 Belanja Bahan 0 203,145,000 117,976,100 85,168,900 41.93% 58.07%

521213 Honor Output Kegiatan 0 30,400,000 - 30,400,000 100.00% 0.00%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 30,000,000 29,747,450 252,550 0.84% 99.16%

522141 Belanja Sewa 0 201,000,000 131,135,100 69,864,900 34.76% 65.24%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 1,394,200,000 1,206,371,790 187,828,210 13.47% 86.53%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 109,500,000 53,250,000 56,250,000 51.37% 48.63%

B VERIFIKASI PELAKU USAHA DAN DISTRIBUSI DAGING AYAM RAS DAN TELUR AYAM RAS 0 3,000,000,000 2,712,297,500 287,702,500 9.59% 90.41%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 2,864,065,000 2,712,297,500 151,767,500 5.30% 94.70%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 135,935,000 - 135,935,000 100.00% 0.00%

C TIM PEMANTAU RPH DAN FEEDLOTER 0 106,884,000 53,441,700 53,442,300 50.00% 50.00%

521211 Belanja Bahan 0 1,884,000 - 1,884,000 100.00% 0.00%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 18,900,000 18,430,500 469,500 2.48% 97.52%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 86,100,000 35,011,200 51,088,800 59.34% 40.66%

D TIM KETERSEDIAAN DAN STABILISASI HARGA BAHAN POKOK DAN BARANG PENTING (SK MENDAG) 0 124,400,000 9,800,000 114,600,000 92.12% 7.88%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 124,400,000 9,800,000 114,600,000 92.12% 7.88%

F Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

G Rapat Koordinasi Teknis Pemangku Kepentingan Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian dan Peternakan 0 664,800,000 540,681,000 124,119,000 18.67% 81.33%

521211 Belanja Bahan 0 128,700,000 112,958,000 15,742,000 12.23% 87.77%

521213 Honor Output Kegiatan 0 18,900,000 1,450,000 17,450,000 92.33% 7.67%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 15,000,000 14,847,000 153,000 1.02% 98.98%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 387,000,000 304,200,000 82,800,000 21.40% 78.60%

524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 115,200,000 107,226,000 7,974,000 6.92% 93.08%

H STABILISASI HARGA BERAS 0 305,622,327,000 305,622,327,000 - 0.00% 100%

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 0 305,622,327,000 305,622,327,000 - 0.00% 100%

3720.002.003 Data Atau Informasi Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri dan Perikanan Kelautan 0 350,587,012,000 350,370,147,721 216,864,279 0.06% 99.94%

051 Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Data dan Informasi 0 350,587,012,000 350,370,147,721 216,864,279 0.06% 99.94%

A KOORDINASI DALAM RANGKA PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI KOMODITI BAPOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN 0 1,596,830,000 1,552,968,180 43,861,820 2.75% 97.25%

521211 Belanja Bahan 0 151,555,000 123,952,200 27,602,800 18.21% 81.79%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 34,725,000 34,625,530 99,470 0.29% 99.71%

522141 Belanja Sewa 0 94,500,000 91,100,000 3,400,000 3.60% 96.40%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 115,850,000 115,555,000 295,000 0.25% 99.75%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 1,167,200,000 1,155,535,450 11,664,550 1.00% 99.00%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 33,000,000 32,200,000 800,000 2.42% 97.58%

Page 80: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

70 LAMPIRAN

kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi

B MONITORING DAN PENYELENGGARAAN PASAR MURAH 0 1,528,050,000 1,480,242,518 47,807,482 3.13% 96.87%

521211 Belanja Bahan 0 57,550,000 52,137,000 5,413,000 9.41% 90.59%

521213 Honor Output Kegiatan 0 51,000,000 51,000,000 - 0.00% 100%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 16,000,000 14,177,470 1,822,530 11.39% 88.61%

522141 Belanja Sewa 0 21,000,000 16,950,000 4,050,000 19.29% 80.71%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 1,175,000,000 1,160,671,050 14,328,950 1.22% 98.78%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 192,500,000 172,256,998 20,243,002 10.52% 89.48%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 15,000,000 13,050,000 1,950,000 13.00% 87.00%

C MONITORING KEBUTUHAN DAN KETERSEDIAAN KOMODITI BAPOK HASIL INDUSTRI DAN PERIKANAN KELAUTAN (TEPUNG TERIGU) 0 244,825,000 169,997,053 74,827,947 30.56% 69.44%

521211 Belanja Bahan 0 37,837,000 37,210,000 627,000 1.66% 98.34%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 15,000,000 11,740,410 3,259,590 21.73% 78.27%

522141 Belanja Sewa 0 23,100,000 8,420,000 14,680,000 63.55% 36.45%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 162,288,000 111,426,643 50,861,357 31.34% 68.66%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 6,600,000 1,200,000 5,400,000 81.82% 18.18%

D Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

E PENDATAAN TDPUD BAPOK 0 274,000,000 223,632,970 50,367,030 18.38% 81.62%

521211 Belanja Bahan 0 17,750,000 16,798,000 952,000 5.36% 94.64%

521213 Honor Output Kegiatan 0 6,750,000 6,750,000 - 0.00% 100%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 15,000,000 14,967,170 32,830 0.22% 99.78%

522141 Belanja Sewa 0 21,000,000 13,500,000 7,500,000 35.71% 64.29%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 170,000,000 140,867,800 29,132,200 17.14% 82.86%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 43,500,000 30,750,000 12,750,000 29.31% 70.69%

F STABILISASI HARGA GULA 0 346,943,307,000 346,943,307,000 - 0.00% 100%

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 0 346,943,307,000 346,943,307,000 - 0.00% 100%

3720.002.004 Data Atau Informasi Barang Penting 0 1,417,300,000 1,346,624,290 70,675,710 4.99% 95.01%

051 Meningkatkan Kualitas dan Ketersediaan Data dan Informasi 0 1,417,300,000 1,346,624,290 70,675,710 4.99% 95.01%

A SUPERVISI DAN KOORDINASI DALAM RANGKA PENYEDIAAN DATA DAN INFORMASI KOMODITI BARANG PENTING 0 1,417,300,000 1,346,624,290 70,675,710 4.99% 95.01%

521211 Belanja Bahan 0 426,950,000 408,000,000 18,950,000 4.44% 95.56%

521213 Honor Output Kegiatan 0 11,550,000 - 11,550,000 100.00% 0.00%

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 0 19,500,000 18,694,000 806,000 4.13% 95.87%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 24,150,000 23,782,580 367,420 1.52% 98.48%

522141 Belanja Sewa 0 94,500,000 92,320,000 2,180,000 2.31% 97.69%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 80,000,000 46,000,000 34,000,000 42.50% 57.50%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 708,200,000 705,527,710 2,672,290 0.38% 99.62%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 52,450,000 52,300,000 150,000 0.29% 99.71%

B Penghematan Belanja Barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 0 - - -

521212 Belanja Barang Transito 0 - - -

3720.951 Layanan Internal (Overhead) [Base Line] 1 Layanan 919,440,000 914,647,124 4,792,876 0.52% 99.48%

3720.951.001 Layanan Internal (Overhead) 0 919,440,000 914,647,124 4,792,876 0.52% 99.48%

051 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 0 387,419,000 385,948,724 1,470,276 0.38% 99.62%

A PENGADAAN PERALATAN DAN MESIN 0 387,419,000 385,948,724 1,470,276 0.38% 99.62%

532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 0 387,419,000 385,948,724 1,470,276 0.38% 99.62%

056 Dukungan Internal Lainnya 0 532,021,000 528,698,400 3,322,600 0.62% 99.38%

A SINKRONISASI PROGRAM KERJA INTERNAL 0 139,112,000 137,862,400 1,249,600 0.90% 99.10%

521211 Belanja Bahan 0 8,432,000 8,364,000 68,000 0.81% 99.19%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 9,000,000 8,776,000 224,000 2.49% 97.51%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 12,000,000 11,400,000 600,000 5.00% 95.00%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 86,580,000 86,322,400 257,600 0.30% 99.70%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 23,100,000 23,000,000 100,000 0.43% 99.57%

B PENGUATAN PEMBINAAN KINERJA INTERNAL 0 142,030,000 139,985,000 2,045,000 1.44% 98.56%

521211 Belanja Bahan 0 40,360,000 40,025,000 335,000 0.83% 99.17%

521213 Honor Output Kegiatan 0 4,700,000 4,700,000 - 0.00% 100%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 10,500,000 10,479,000 21,000 0.20% 99.80%

522151 Belanja Jasa Profesi 0 20,370,000 19,800,000 570,000 2.80% 97.20%

Page 81: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

71 LAMPIRAN

kode uraian vol sat pagu realisasi sisa % sisa % realisasi

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 1,800,000 1,581,000 219,000 12.17% 87.83%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 7,000,000 6,750,000 250,000 3.57% 96.43%

524114 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0 15,280,000 14,650,000 630,000 4.12% 95.88%

524119 Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0 42,020,000 42,000,000 20,000 0.05% 99.95%

C MONITORING PELAKSANAAN PROGRAM DIREKTORAT 0 250,879,000 250,851,000 28,000 0.01% 99.99%

521211 Belanja Bahan 0 7,981,000 7,956,000 25,000 0.31% 99.69%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 3,500,000 3,500,000 - 0.00% 100%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 239,398,000 239,395,000 3,000 0.00% 100%

3720.994 Layanan Perkantoran [Base Line] 12 Bulan 2,462,160,000 2,390,847,676 71,312,324 2.90% 97.10%

3720.994.001 Layanan Perkantoran 0 2,462,160,000 2,390,847,676 71,312,324 2.90% 97.10%

002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 0 2,462,160,000 2,390,847,676 71,312,324 2.90% 97.10%

A OPERASIONAL KANTOR 0 1,260,404,000 1,203,765,331 56,638,669 4.49% 95.51%

521111 Belanja Keperluan Perkantoran 0 91,200,000 91,116,750 83,250 0.09% 99.91%

521115 Honor Operasional Satuan Kerja 0 223,440,000 186,040,000 37,400,000 16.74% 83.26%

521211 Belanja Bahan 0 48,300,000 48,136,000 164,000 0.34% 99.66%

521213 Honor Output Kegiatan 0 7,480,000 - 7,480,000 100.00% 0.00%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 42,000,000 41,956,100 43,900 0.10% 99.90%

522112 Belanja Langganan Telepon 0 30,000,000 19,334,977 10,665,023 35.55% 64.45%

522141 Belanja Sewa 0 321,018,000 320,907,816 110,184 0.03% 99.97%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 89,496,000 89,496,000 - 0.00% 100%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 358,470,000 357,789,800 680,200 0.19% 99.81%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 15,000,000 15,000,000 - 0.00% 100.00%

524219 Beban Perjalanan Dinas Lainnya - Luar Negeri 0 34,000,000 33,987,888 12,112 0.04% 99.96%

B PEMELIHARAAN PERALATAN DAN MESIN LAINNYA 0 745,348,000 735,885,795 9,462,205 1.27% 98.73%

523111 Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 0 532,938,000 523,519,120 9,418,880 1.77% 98.23%

523129 Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya 0 212,410,000 212,366,675 43,325 0.02% 99.98%

C PEMBINAAN ADMINISTRASI KEUANGAN 0 187,930,000 184,406,350 3,523,650 1.87% 98.13%

521211 Belanja Bahan 0 13,000,000 13,000,000 - 0.00% 100%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 48,000,000 47,971,750 28,250 0.06% 99.94%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 89,430,000 89,384,600 45,400 0.05% 99.95%

524113 Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 0 37,500,000 34,050,000 3,450,000 9.20% 90.80%

D PEMBINAAN ADMINISTRASI DOKUMEN DIT. BAPOKTING 0 92,370,000 92,154,500 215,500 0.23% 99.77%

521211 Belanja Bahan 0 12,720,000 12,644,000 76,000 0.60% 99.40%

521811 Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0 79,650,000 79,510,500 139,500 0.18% 99.82%

E KEIKUTSERTAAN PADA SOSIALISASI/WORKSHOP/SEMINAR/FORUM/PELAKSANAAN KEGIATAN LAINNYA 0 171,858,000 171,213,300 644,700 0.38% 99.62%

524111 Beban Perjalanan Dinas Biasa 0 171,858,000 171,213,300 644,700 0.38% 99.62%

F PENGHAPUSAN BMN 0 4,250,000 3,422,400 827,600 19.47% 80.53%

521211 Belanja Bahan 0 1,020,000 1,020,000 - 0.00% 100%

522191 Beban Jasa Lainnya 0 3,230,000 2,402,400 827,600 25.62% 74.38%

Page 82: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

72 LAMPIRAN

Gambar 3 Contoh Perhitungan IKU Antar Wilayah

DESEMBER

1 Banda Aceh 9,600 984 9,000 1,179 5,050 2,542 12,000 119 9,550 1,382 10,000 597 130,000 12,260 25,576 9,946 22,214 4,031 14,000 3,595

2 M e d a n 11,000 416 10,417 238 5,000 2,592 11,460 421 10,151 781 10,329 926 112,016 5,724 30,944 4,578 22,438 3,807 9,667 738

3 P a d a n g 10,500 84 10,000 179 6,381 1,211 12,000 119 9,659 1,273 9,000 403 120,000 2,260 38,607 3,085 22,273 3,972 10,000 405

4 Pakanbaru 12,869 2,285 9,595 584 5,905 1,687 11,000 881 9,945 987 8,345 1,058 118,333 593 26,595 8,927 23,500 2,745 10,000 405

5 Jambi 9,202 1,382 8,000 2,179 8,000 408 11,548 333 9,641 1,291 7,048 2,355 120,000 2,260 32,635 2,887 23,873 2,372 10,298 107

6 Palembang 8,804 1,780 9,595 584 9,333 1,741 11,530 351 9,745 1,187 9,685 282 120,000 2,260 34,095 1,427 22,893 3,352 9,875 530

7 Bengkulu 10,157 427 8,000 2,179 8,000 408 11,310 571 10,060 872 12,810 3,407 120,000 2,260 34,190 1,332 22,524 3,721 9,976 429

8 Bandar Lampung 9,997 587 9,774 405 6,150 1,442 11,167 714 10,095 837 10,025 622 112,976 4,764 36,119 597 23,679 2,566 10,000 405

9 Jakarta 10,629 45 12,590 2,411 11,000 3,408 13,001 1,120 11,259 327 8,851 552 120,682 2,942 32,897 2,625 24,857 1,388 12,088 1,683

10 Bandung 11,894 1,310 10,457 2,865 12,229 348 11,814 882 7,410 1,993 121,381 3,641 37,610 2,088 26,143 102 10,090 315

11 Semarang 10,386 198 7,343 2,836 6,000 1,592 10,862 1,019 8,944 1,988 7,800 1,603 106,000 11,740 34,743 779 25,295 950 9,460 945

12 Yogyakarta 9,937 647 9,098 1,081 6,377 1,215 10,886 995 9,638 1,294 7,968 1,435 117,540 200 34,238 1,284 24,579 1,666 8,990 1,415

13 Surabaya 9,533 1,051 9,018 1,161 7,921 329 10,335 1,546 9,274 1,658 8,899 504 108,791 8,949 34,238 1,284 24,457 1,788 9,800 605

14 Denpasar 10,226 358 11,275 1,096 7,000 592 11,048 833 10,285 647 9,000 403 101,583 16,157 39,667 4,145 23,543 2,702 12,000 1,595

15 Mataram 9,758 826 9,627 552 5,000 2,592 12,000 119 10,300 632 9,817 414 119,167 1,427 40,079 4,557 24,343 1,902 9,982 423

16 Kupang 10,400 184 10,000 2,408 12,643 762 12,000 1,068 8,000 1,403 90,000 27,740 45,000 9,478 32,000 5,755 9,000 1,405

17 Gorontalo 10,357 227 5,315 2,277 12,500 619 12,500 1,568 9,000 403 110,000 7,740 35,905 383 26,895 650 11,000 595

18 Pontianak 11,429 845 8,229 1,950 6,150 1,442 10,857 1,024 10,762 170 8,060 1,343 127,440 9,700 30,369 5,153 24,137 2,108 10,000 405

19 Palangkaraya 10,417 167 15,226 5,047 6,611 981 12,000 119 10,500 432 10,905 1,502 122,690 4,950 40,476 4,954 30,248 4,003 9,500 905

20 Banjarmasin 10,350 234 7,569 2,610 7,811 219 10,732 1,149 9,642 1,290 9,071 332 126,468 8,728 34,659 863 26,316 71 9,765 640

21 Samarinda 11,399 815 11,050 871 7,908 316 12,155 274 13,664 2,732 10,179 776 124,405 6,665 27,946 7,576 28,931 2,686 9,513 892

22 Manado 10,225 359 7,100 3,079 7,325 267 12,226 345 11,202 270 9,071 332 110,000 7,740 37,333 1,811 29,105 2,860 9,500 905

23 P a l u 10,102 482 10,053 126 6,684 908 12,452 571 11,952 1,020 9,286 117 110,000 7,740 33,464 2,058 27,281 1,036 13,000 2,595

24 Makasar 9,623 961 12,397 2,218 6,000 1,592 12,095 214 10,897 35 9,095 308 99,206 18,534 33,190 2,332 24,635 1,610 10,000 405

25 Kendari 10,079 505 5,996 1,596 13,345 1,464 9,814 1,118 9,928 525 118,571 831 33,649 1,873 26,231 14 10,500 95

26 A m b o n 11,005 421 12,000 1,821 8,333 741 12,357 476 13,500 2,568 10,381 978 100,000 17,740 35,127 395 29,248 3,003 11,000 595

27 Jayapura 11,500 916 13,000 2,821 8,873 1,281 13,000 1,119 14,000 3,068 10,000 597 133,651 15,911 40,000 4,478 32,965 6,720 10,000 405

28 Banten 10,500 84 8,500 1,679 10,000 2,408 11,190 691 8,690 2,242 9,000 403 120,000 2,260 36,667 1,145 25,857 388 9,700 705

29 Bangka Belitung 10,432 152 10,000 179 8,095 503 10,262 1,619 10,000 597 120,000 2,260 28,095 7,427 24,190 2,055 10,000 405

30 Maluku Utara 10,730 146 15,452 5,273 7,452 140 13,317 1,436 12,765 1,833 10,143 740 110,000 7,740 42,738 7,216 32,114 5,869 11,603 1,198

31 Mamuju 9,917 667 8,700 1,479 6,000 1,592 12,262 381 12,000 1,068 8,000 1,403 120,000 2,260 30,000 5,522 27,743 1,498 10,000 405

32 Manokwari 13,323 2,739 14,571 4,392 10,000 2,408 13,738 1,857 14,524 3,592 10,595 1,192 120,000 2,260 46,905 11,383 31,833 5,588 11,548 1,143

33 Tanjung Pinang 9,845 739 9,190 989 15,000 7,408 11,952 71 11,067 135 11,000 1,597 142,262 24,522 40,310 4,788 24,000 2,245 9,900 505

34 Tanjung Selor 13,728 3,144 9,000 1,179 7,000 592 12,500 619 11,000 1,597 150,000 32,260 43,667 8,145 32,000 5,755 12,000 1,595

10,584 10,179 7,592 11,881 10,932 9,403 117,740 35,522 26,245 10,405

SUMBER : Dinas Perindag Propinsi

Batas Atas 1,461 1,405 1,048 1,640 1,509 1,298 16,248 4,902 3,622 1,436

Jml Provinsi 30 15 13 33 24 23 28 19 24 29

34 30 34 34 32 34 34 34 34 34

Presentase 88.2% 50.0% 38.2% 97.1% 75.0% 67.6% 82.4% 55.9% 70.6% 85.3%

DAGING SAPI DAGING AYAM TELUR AYAM SUSU KMBERAS KEDELAI JAGUNG GULA MINYAK GORENG TERIGU

Rata2 Nasional :

NO. NAMA KOTAKOMODITI

BERAS KEDELAI JAGUNG GULA MINYAK GORENG TERIGU DAGING SAPI DAGING AYAM TELUR AYAM SUSU KM

Page 83: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

73 LAMPIRAN

Gambar 4 Contoh Perhitungan IKU Antar Waktu (untuk 1 komoditi)

Tabel Perkembangan Harga Rata-Rata Berdasarkan Propinsi

Komoditi Beras Medium

Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 Mei-18 Jun-18 Jul-18 Agu-18 Sep-18 Okt-18 Nov-18 Des-18 RATA2 BATAS ATAS

1 Banda Aceh 9,618 9,300 9,300 9,290 9,200 9,200 9,391 9,400 9,400 9,426 9,600 9,600 9,394 845.44

224 94 94 103 194 194 3 6 6 32 206 206

2 M e d a n 10,931 11,234 11,217 10,978 10,998 11,000 10,996 11,000 11,000 11,000 11,000 11,000 11,030 992.66

98 205 187 52 32 30 33 30 30 30 30 30

3 P a d a n g 11,879 11,976 12,000 10,188 10,188 10,188 9,785 10,250 10,250 10,344 10,500 10,500 10,671 960.35

1,208 1,305 1,329 483 483 483 885 421 421 327 171 171

4 Pekanbaru 13,398 13,357 13,085 12,500 12,419 12,432 12,483 12,492 12,469 12,543 12,821 12,869 12,739 1,146.52

659 618 346 239 320 307 256 247 270 196 82 130

5 Jambi 9,000 9,000 9,000 9,000 9,007 9,000 9,000 9,090 9,050 9,070 9,018 9,202 9,036 813.27

36 36 36 36 30 36 36 54 14 34 18 166

6 Palembang 11,385 11,394 11,061 8,977 8,977 8,975 8,977 8,980 8,833 8,786 8,793 8,804 9,495 854.58

1,890 1,899 1,566 518 518 520 518 515 662 709 702 691

7 Bengkulu 11,145 11,110 10,886 10,105 9,453 9,375 9,375 9,537 9,883 10,000 10,065 10,157 10,091 908.18

1,054 1,019 795 14 638 716 716 554 208 91 26 66

8 Bandar Lampung 12,320 12,534 12,605 10,230 9,498 9,533 9,542 9,667 9,821 9,907 9,974 9,997 10,469 942.21

1,851 2,065 2,136 239 971 936 927 802 648 562 495 472

9 Jakarta 11,256 11,438 11,427 11,295 10,390 10,225 10,835 10,297 10,311 10,283 10,578 10,629 10,747 967.24

509 691 680 548 358 522 88 450 436 464 169 118

10 Bandung 11,945 12,316 11,981 12,021 11,953 11,882 11,900 11,890 11,897 11,903 11,897 11,894 11,957 1,076.09

11 359 24 64 3 75 57 67 60 54 60 63

11 Semarang 11,561 11,460 11,336 10,781 10,606 10,672 10,514 10,481 10,470 10,457 10,487 10,386 10,768 969.08

793 692 568 13 161 95 254 287 298 311 281 382

12 Yogyakarta 10,832 11,028 10,294 10,006 9,732 9,750 9,750 9,692 9,658 9,693 9,960 9,937 10,028 902.48

804 1,001 266 22 296 278 278 336 370 335 68 91

13 Surabaya 10,355 10,663 10,548 10,435 10,130 9,170 9,625 9,473 9,281 9,297 9,500 9,533 9,834 885.07

520 829 714 600 296 664 209 361 553 537 334 301

14 Denpasar 11,318 11,974 11,357 11,381 10,350 10,000 10,000 9,734 9,744 9,807 9,983 10,226 10,489 944.05

829 1,484 868 891 139 489 489 755 745 682 506 263

15 Mataram 9,220 10,053 9,703 9,833 9,508 8,833 9,053 9,087 9,408 9,667 9,727 9,758 9,487 853.87

268 565 216 346 21 654 434 400 79 180 240 271

16 Kupang 11,000 11,000 12,000 10,399 10,400 10,400 10,400 10,402 10,400 10,400 10,400 10,400 10,633 957.00

367 367 1,367 235 233 233 233 231 233 233 233 233

NAMA KOTANO.

Page 84: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

74 LAMPIRAN

Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 Mei-18 Jun-18 Jul-18 Agu-18 Sep-18 Okt-18 Nov-18 Des-18 RATA2 BATAS ATAS

17 Gorontalo 9,500 9,947 10,000 10,357 10,357 10,357 10,357 10,351 10,342 10,335 10,357 10,357 10,218 919.63

718 271 218 139 139 139 139 133 124 117 139 139

18 Pontianak 11,500 11,500 11,500 11,500 11,500 11,500 11,500 11,457 11,475 11,500 11,477 11,429 11,487 1,033.79

14 14 14 14 14 14 14 30 12 14 10 58

19 Palangkaraya 10,000 10,132 10,310 10,250 10,263 10,250 10,250 10,293 10,275 10,239 10,000 10,417 10,223 920.08

223 92 86 27 39 27 27 70 52 16 223 194

20 Banjarmasin 9,583 9,408 9,127 10,387 10,425 10,464 10,313 10,308 10,339 10,180 10,322 10,350 10,101 909.05

517 693 974 286 325 364 212 207 238 79 221 249

21 Samarinda 11,257 11,333 11,333 11,781 11,623 11,498 11,464 11,464 11,415 11,424 11,450 11,399 11,453 1,030.81

196 120 120 328 170 45 10 11 38 29 3 54

22 Manado 11,000 11,000 11,000 10,177 10,225 10,225 10,225 10,225 10,225 10,225 10,225 10,225 10,415 937.33

585 585 585 237 190 190 190 190 190 190 190 19023 P a l u 10,230 9,809 9,693 9,729 9,705 9,720 9,812 9,877 9,946 9,995 10,088 10,102 9,892 890.29

337 83 199 164 187 172 80 15 54 103 196 210

24 Makassar 9,955 10,149 9,968 10,405 9,977 9,649 9,729 9,914 9,799 9,659 9,618 9,623 9,870 888.33

84 279 98 534 106 222 142 44 71 211 252 247

25 Kendari 10,394 10,519 10,688 10,753 10,265 10,129 10,386 10,420 10,367 10,132 10,052 10,079 10,349 931.38

45 170 339 404 84 220 37 71 18 217 297 270

26 A m b o n 10,227 10,000 10,000 11,143 11,136 11,031 11,000 11,000 11,000 10,998 11,000 11,005 10,795 971.55

568 795 795 348 341 236 205 205 205 203 205 210

27 Jayapura 14,485 14,982 15,000 11,413 11,329 11,250 11,250 11,251 11,358 11,500 11,500 11,500 12,235 1,101.14

2,250 2,748 2,765 822 906 985 985 984 877 735 735 735

28 Banten 11,352 11,158 11,000 10,560 10,000 10,000 9,691 9,600 9,880 10,000 10,114 10,500 10,321 928.91

1,031 837 679 238 321 321 630 721 441 321 207 179

29 Bangka Belitung 13,214 13,100 12,933 9,900 9,775 9,760 10,324 10,320 10,393 10,425 10,410 10,432 10,915 982.39

2,298 2,185 2,018 1,015 1,141 1,155 592 595 522 490 505 483

30 Maluku Utara 10,000 10,000 10,000 11,992 11,456 11,500 10,606 10,763 10,706 10,667 10,697 10,730 10,760 968.38

760 760 760 1,232 696 740 153 3 54 93 63 3031 Mamuju 9,864 10,000 9,595 9,886 9,625 9,790 9,850 9,850 9,850 10,038 10,150 9,917 9,868 888.11

4 132 273 18 243 78 18 18 18 170 282 49

32 Manokwari 10,000 10,000 10,000 13,276 13,368 13,286 13,286 13,255 13,364 13,423 13,425 13,323 12,500 1,125.04

2,500 2,500 2,500 775 868 786 786 755 864 923 925 823

33 Tanjung Pinang 10,241 10,071 10,000 9,092 9,968 9,724 9,775 9,814 9,830 9,775 9,778 9,845 9,826 884.35

415 245 174 734 142 102 51 12 4 51 48 19

34 Tanjung Selor 14,727 15,000 15,000 13,625 13,625 13,714 13,714 13,683 13,714 13,714 13,714 13,728 13,997 1,259.69

731 1,003 1,003 372 372 283 283 314 283 283 283 269

Rata2 Nasional : 11,020 11,116 11,028 10,695 10,513 10,426 10,446 10,451 10,475 10,494 10,549 10,584

Koef. Var : 0.12 0.13 0.13 0.10 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.10 0.10

NAMA KOTANO.

Page 85: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

75 LAMPIRAN

Gambar 5 Kontrak Kinerja Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting

Tahun 2018

Page 86: i KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN

76 LAMPIRAN