i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

92
i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER JUMANTIK DALAM PEMBERANTASAN DBD DI DESA KETITANG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : PAMBUDI J 410 050 017 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

Transcript of i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

Page 1: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

i

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER JUMANTIK DALAM PEMBERANTASAN DBD

DI DESA KETITANG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

PAMBUDI

J 410 050 017

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2009

Page 2: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

ii

@2009 Hak Cipta Pada Penulis

Page 3: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI

KADER JUMANTIK DALAM PEMBERANTASAN DBD DI DESA

KETITANG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN 2009

Disusun Oleh : Pambudi

NIM : J 410 050 017

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Surakarta, Oktober 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Dwi Astuti, S.Pd, M.kes. Noor Alis. S, SKM.

NIK. 756 NIK. 100.1043

Page 4: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI

KADER JUMANTIK DALAM PEMBERANTASAN DBD DI DESA

KETITANG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN 2009

Disusun Oleh : Pambudi

NIM : J 410 050 017

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal 1 Novembers 2009 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim Penguji Skripsi.

Surakarta, 1 November 2009

Ketua Penguji : Dwi Astuti, S.Pd, M. Kes ( )

Anggota Penguji I : Noor Alis S. SKM ( )

Anggota Penguji II : Sri Darnoto, SKM ( )

Mengesahkan

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Arif Widodo, A. Kep, M. Kes) NIK. 630

Page 5: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

v

MOTTO

"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi

dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha kaya lagi

Maha Penyantun."

(Q.S. Al Baqarah: 263)

“Allah SWT memerintahkan aku untuk selalu berbakti ibuku dan tidak

menjadikanku sebagai orang yang sombong dan celaka.”

(Q.S. Maryam: 32)

Nabi bersabda: “Berkunjunglah sekali waktu (silaturohmi) niscaya kalian akan

saling mencintai”.

(H.R. Al Baihaqi)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bapak dan Ibu tercinta

Terima kasih atas kasih sayang yang tiada henti–hentinya memberikan do’a dalam

setiap langkahku serta tetesan keringat perjuangan, mendidik dengan penuh cinta

tanpa mengenal lelah. Semoga ini menjadi awal ananda bisa membahagiakan

bapak dan ibu. Hanya doa yang bisa selalu ku panjatkan.

Seluruh Keluarga

Terima kasih atas saran, perhatian serta semangat yang telah engkau berikan agar

aku selalu lebih berpengalaman.

Sahabat-Sahabatku Kampus

Terima kasih selama ini sudah menjadi sahabatku yang paling berkesan. Semoga

tali persahabatan kita tidak akan pernah putus walaupun dimakan waktu dan usia.

Rekan-rekan aktifis kampus

BEM FIK angkatan 2005-2009 dan ORMAWA FIK semua bersama kalian aku

bisa tertawa, menangis serta dapat menjadikanku lebih berarti, bermanfaat dan

tambah dewasa.

Rakan-rekan kost Green house

(Agus Boyolali, Ridwan Sragen, Ridwan Tangerang, Harri Palu, Egga Kudus,

Dimas Jepara dan Bhakti bin Wesman Karanganyar) terimakasih atas bantuan

kalian semua dalam mengerjakan tulisan ini.

Teman-teman kesehatan masyarakat 2005 UMS

Terima kasih untuk kebersamaannya selama menempuh kuliah di UMS

Page 7: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

vii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Pambudi

Tempat/Tanggal : Magetan, 09 Oktober 1985

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Bulugunung RT 02 RW 22 Kecamatan Plaosan

Kabupaten Magetan 63361 JAWA TIMUR.

Riwayat Pendidikan: 1. Lulus SDN 2 Sri Jaya Makmur Musi Rawas Sumatra

Selatan tahun 1998

2. Lulus SMPN 1 Poncol Magetan Jawa Timur tahun

2001

3. Lulus SMAN 3 Magetan Jawa Timur tahun 2004

4. Menempuh pendidikan di Program Studi Kesehatan

Masyarakat FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta

sejak tahun 2005

Page 8: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

viii

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr Wb.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehaditat Allah SWT yang

telah menganugrahi kekuatan dan limpahan rahmat serta karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akir Skripsi “FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER JUMANTIK DALAM

PEMBERANTASAN DBD DI DESA KETITANG KECAMATAN

NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselasainya skripsi ini tidak

lepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Arif Widodo, A.Kep., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Ibu Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes (Epid) selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

3. Ibu Dwi Astuti, S.Pd, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan yang sangat berguna sehingga

tersusun skripsi ini.

4. Bapak Noor Alis. S, SKM selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan yang sangat berguna sehingga

tersusun skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang telah membantu dalam moril dan spiritual sehingga

terselesaikan penulisan skripsi ini.

6. Mas Elly Dwi Rianto, Mbak Yuniati, dan Adek kecilku Ahmad Sofyan Rianto

yang telah memberikan hamba semangat, inspirasi-inspirasi dan bantuan

hamba dalam segala hal.

7. Sahabat-sahabatku satu angkatan yang selalu menolong dan membantu

terselesainya skripsi ini.

Page 9: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

ix

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis melakukan penelitian.

Semoga Allah SWT memberikan pahala kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan penulis berharap semoga

karya tulis ini akan berguna dan bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang

membaca skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb  

Surakarta, November 2009

Penulis

Page 10: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HAK CIPTA ..................................................................................................... ii PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................................. iii PERNYATAAN PENGESAHAN ................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah .............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam Beradarah Dengue .................................................................. 7 B. Kader Juru Pemantau Jentik ................................................................. 14 C. Partisipasi ............................................................................................. 16 D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penularan DBD ........................... 21 E. Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Kader Terhadap

Pemberantasan DBD ............................................................................. 25 F. Kerangka Teori ..................................................................................... 28 G. Kerangka Konsep ................................................................................. 29 H. Hipotesis ............................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 30 B. Subjek Penelitian .................................................................................. 30 C. Lokasi dan Waktu................................................................................ 31 D. Populasi dan Sampel ............................................................................ 31 E. Variabel Penelitian ............................................................................... 32 F. Definisi Operasional Variabel (DOV) .................................................. 33 G. Pengumpulan Data ............................................................................... 34 H. Pengolahan Data ................................................................................... 37 I. Analisis Data .......................................................................................... 38

Page 11: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Umum Desa Ketitang .................................................................. 39 B. Hasil Analisis Univariat ....................................................................... 39 C. Hasil Analisis Bivariat .......................................................................... 42

BAB V PEMBAHASAN

A. Faktor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Kader Jumantik Dalam Pemberantasan DBD ............................................................................. 49

B. Faktor Yang Tidak Berhubungan Dengan Partisipasi Kader Jumantik Dalam Pemberantasan DBD ................................................................. 53

C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 54 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 55 B. Saran ..................................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori Penelitian .............................................................................. 28 2. Kerangka Konsep ........................................................................................... 29

Page 13: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional Variabel ........................................................................ 33 2. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Y ............................................. 36 3. Variabel Frekuensi Karakteristik Responden................................................. 42 4. Hubungan Antara Pendidikan Dengan Partisipasi ......................................... 43 5. Hubungan Antara Penghasilan Dengan Partisipasi ........................................ 44 6. Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Dengan Partisipasi .................................. 45 7. Hubungan Antara Ketersediaan Fasilitas Dengan Partisipasi ........................ 46 8. Rangkuman Hasil Analisis Bivariat Melalui Chi Square ............................. 46

Page 14: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner penelitian

2. Lembar Persetujuan Manjadi Responden

3. Peta Desa Ketitang

4. Surat keterangan ijin penelitian

5. Surat keterangan telah malakukan penelitian

6. Hasil analisis dengan manggunakan SPSS

7. Dokumentasi penelitian 

Page 15: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

xv

DAFTAR SINGKATAN

DBD : Demam Berdarah Dengue

JUMANTIK : Juru Pemantau Jentik

KLB : Kejadian Luar Biasa

LKMD : Lembaga Keamanan Masyarakat Desa

PJB : Pemeriksaan Jentik Berkala

POKJA : Kelompok Kerja

PSN : Pemeriksaan Sarang Nyamuk

WHO : World Health Organization

Page 16: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

xvi

ABSTRAK

PAMBUDI. J 410 050 017 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER JUMANTIK DALAM PEMBERANTASAN DBD DI DESA KETITANG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN TAHUN BOYOLALI 2009 xvi+56+15

Kabupaten Boyolali merupakan daerah endemis DBD dengan kasus pada tahun 2007 dari 8 kecamatan menjadi 11 kecamatan. Kecamatan yang endemis di Kabupaten Boyolali adalah Kecamatan Nogosari dimana pada tahun 2006 yaitu 17 penderita, tahun 2007 yaitu 37 penderita, dan meningkat pada tahun 2008 menjadi 52 penderita denga 1 penderita meninggal dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi kader jumantik dalam pemberantasan DBD di Desa Ketitang dengan menggunakan metode survai analitik pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi partisipasi kader jumantik dalam pemberantasan DBD adalah pendidikan p=0,003, penghasilan p=0,000 dan jenis pekerjaan p=0,002 mempunyai hasil yang signifikan terhadap partisipasi dalam pemberantasan DBD. Sedangkan faktor ketersediaan fasilitas p= 0,654 tidak berpengaruh dalam pemberantasan DBD. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader jumantik di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009 adalah pendidikan, penghasilan dan jenis pekerjaan.

Kata kunci : Partisipasi, Pendidikan, Pendapatan, Jenis Pekerjaan, Ketersediaan

Fasilitas Surakarta, Oktober 2009

Pembimbing I Pembimbing II Dwi Astuti, S.Pd, M.Kes. Noor Alis. S, SKM NIK. 756 NIK. 100. 1043

Mengetahui

Ketua Progdi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Yuli Kusumawati, SKM, M.Kes NIK. 863

Page 17: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

xvii

PAMBUDI. J 410 040 017 Influence factors with participation jumantik cadres in DHF eradication in the Ketitang village, Nogosari subdistrict, Boyolali district in 2009

ABSTRACT Boyolali district is a dengue endemic area it can be showed that DHF cases increase from 8 to 11 sub districts. One of endemic sub district is Nogosari where in 2006, it have 17 patients,37 patients in 2007 and increased in the year in 2008 to 52 patients plus 1 patient who died. This study aims to determine the factors that can influence participation of Jumantik cadres in DHF eradication in Ketitang, the study use a survey analytic with cross-sectional approach. The results show that the Jumantik cadres participation in DHF eradication can be influenced from the educational factor (p = 0.03), income factor(p = 0.00) and the types of work (p=0.03). Factors have a significant result with the participation in the eradication of dengue. While the facility availability factor (p=0,651) have no influence to eradicate the DHF. Based on these research can be concluded that the factors that affect participation to jumantik cadres in Ketitang village in 2009 is education, income and type of work factors. Keywords : Participation, Education, Income, Type of work, Facility availability .

Page 18: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya

cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah luas. Hal ini disebabkan

karena semakin tersebar luasnya virus dengue oleh nyamuk penularnya di

berbagai wilayah Indonesia. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan

mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lengkap serta fasilitas transportasi

yang modern (Depkes RI, 2005).

Penyakit DBD dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat dan

sering menimbulkan wabah (Siregar, 2004). Pada tanggal 16 Februari 2004

Menteri Kesehatan Republik Indonesia menetapkan terjadinya kejadian luar

biasa (KLB). Provinsi-provinsi tersebut adalah Nanggroe Aceh Darussalam,

Daereh Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa

Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara

Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan (Depkes RI, 2004).

Provinsi Jawa Tengah merupakan daerah endemis penyakit DBD.

Penyebarannya meliputi 33 kabupaten atau kota dan tercatat sekitar 9% dari

jumlah desa termasuk daerah endemis, Kabupaten Banjarnegara dan

Wonosobo yang tidak endemis (Saraswati, 2003). Kabupaten Boyolali

termasuk daerah endemis dengan kasus pada tahun 2007 dari 8 kecamatan

Page 19: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

2

menjadi 11 kecamatan. Kecamatan yang endemis di Kabupaten Boyolali

adalah Kecamatan Nogosari dimana pada tahun 2006 yaitu 17 penderita, tahun

2007 yaitu 37 penderita, dan meningkat pada tahun 2008 menjadi 52

penderita, hal ini diperparah dikarenakan pada tahun 2007 dan 2008 ada 1

penderita meninggal dunia (DKS Boyolali, 2007).

Pencegahan DBD digalakkan dan dilaksanakan secara terorganisir di

kota maupun di desa, mencakup penyuluhan dan pendidikan pengelolaan

penderita bagi dokter dan paramedis, dan pemberantasan sarang nyamuk

dengan peran serta masyarakat, sehingga diharapkan angka penderita DBD di

Indonesia dari tahun ke tahun akan menurun (Herke dan Sigarlaki, 2007). Hal

ini sesuai dengan indikator Indonesia sehat 2010 yaitu angka kesakitan DBD

per-100.000 penduduk adalah 2 (Depkes, 2003).

Kader juru pemantau jentik (Jumantik) yang aktif diharapkan akan

mempengaruhi menurunkan angka kasus DBD, oleh karena itu diperlukan

upaya peningkatan keaktifan jumantik melalui motivasi yang dilakukan oleh

dinas kesehatan (Yulianti, 2007). Menurut Widyanti (2006) menyatakan

bahwa, faktor yang mempengaruhi upaya pencegahan DBD adalah tindakan

masyarakat, tingkat pendidikan, informasi dan partisipasi sosial menunjukan

angka yang signifikan terhadap pengaruh masyarakat dalam pencegahan DBD

di wilayah Puskesmas II Surakarta.

Salah satu faktor yang mendorong peningkatan kasus DBD adalah

keterbatasan petugas-petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan secara

berkesinambungan dan kepedulian rakyat terhadap hal tersebut, sehingga perlu

Page 20: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

3

adanya peningkatan penyuluhan dari petugas kesehatan kapada masyarakat

baik perorangan, keluarga dan masyarakat (Soeparmanto dan Pranata, 2006).

Membasmi jentik nyamuk tak cukup dilakukan pemerintah saja,

melainkan butuh partisipasi seluruh masyarakat juga, perlu kesediaan,

kemauan dan tindakan nyata. Program pemberantasan sarang nyamuk (PSN)

tak cukup dilakukan satu-dua kali, melainkan rutin atau berkala terlebih setiap

musim jangkitan DBD (Nadesul, 2007).

Partisipasi di bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota

masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan secara mandiri. Partisipasi

memiliki kedudukan yang demikian penting, sehingga partisipasi diharapkan

dapat semakin bermutu sesuai dengan proses dan tingkat kemajuan yang

terjadi dalam masyarakat dari waktu ke waktu (Notoatmodjo, 2007).

Menurut penelitian (Dalimunthe, 2008) ada 4 faktor yang

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pemberantasan penyakit malaria

antara lain adalah pendidikan, penghasilan, pekerjaan dan ketersediaan

fasilitas menujukan angka yang signifikan terhadap pengaruh partisipasi

masyarakat.

Peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai beberapa faktor partisipasi

kader jumantik Desa Ketitang dalam rangka pelaksanaan pemberantasan

DBD. Para kader diharapkan bisa berpartisipasi secara aktif dalam

pemberantasan DBD, harapannya dengan peran aktif kader dalam pencegahan

DBD dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD pada

Page 21: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

4

masyarakat, sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan kesehatan yang

setinggi-tingginya.

B. Perumusan Masalah

1. Rumusan umum

Faktor apa sajakah yang mempengaruhi partisipasi kader jumantik

dalam pemeberantasan DBD di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ?

2. Rumusan khusus

a. Apakah ada pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap kader

jumantik dalam partisipasi pemberantasan DBD ?

b. Apakah ada pengaruh faktor penghasilan terhadap kader jumantik

dalam partisipasi pemberantasan DBD ?

c. Apakah ada pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap kader jumantik

dalam partisipasi pemberantasan DBD ?

d. Apakah ada pengaruh faktor ketersediaan fasilitas terhadap kader

jumantik dalam partisipasi pemberantasan DBD ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi partisipasi para kader jumantik dalam pemberantasan

DBD.

Page 22: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

5

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap kader

jumantik dalam partisipasi pemberantasan DBD.

b. Untuk mengetahui pengaruh faktor penghasilan terhadap kader

jumantik dalam partisipasi pemberantasan DBD.

c. Untuk mengetahui pengaruh faktor jenis pekerjaan terhadap kader

jumantik dalam partisipasi pemberantasan DBD.

d. Untuk mengetahui pengaruh faktor ketersediaan fasilitas terhadap kader

jumantik dalam partisipasi pemberantasan DBD.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan masukan dalam penyusunan perencanaan program

kesehatan, evaluasi program dan upaya peningkatan program kesehatan,

khususnya pemberantasan DBD.

2. Bagi Kader Jumantik

Memberikan gambaran dan informasi kepada kader tentang faktor-

faktor yang berkaitan erat dengan partisipasi mereka dalam program

pemantauan jentik nyamuk.

3. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang berkaitan erat

dengan partisipasi para kader dalam pemberanasan DBD di Desa Ketitang

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali.

Page 23: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi pada pembahasan

mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi para kader

Jumantik Desa Ketitang dalam pemberantasan DBD di Desa Ketitang

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009.

Page 24: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Demam Berdarah Dengue

1. Pengertian

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue.

Penyakit ini ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes

albopictus yang mempunyai kebiasaan menggit mangsanya pada saat

siang hari. Masa inkubasi virus ini adalah 2-10 hari di dalam tubuh vektor

dan akan muncul dikelenjar liur nyamuk dan siap menginfeksi manusia

yang tergigit (Soegijanto, 2004).

Virus dengue mempunyai 4 serotipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3

dan DEN 4. Keempat serotipe tersebut yang menyebabkan infeksi paling

berat di Indonesia, yaitu DEN 3. Virus Dengue berukuran 35-45 nm, Virus

ini dapat terus tumbuh dan berkembang dalam tubuh manusia dan nyamuk.

Nyamuk betina menyimpan virus tersebut pada tubuhnya. Nyamuk jantan

akan menyimpan virus pada nyamuk betina saat melakukan kontak

seksual. Selanjutnya, nyamuk betina akan menularkan virus ke manusia

melalui gigitan (Satari dan Meiliasai, 2004).

2. Gejala DBD

WHO dalam (Soegijanto, 2004) diagnosis yang terdiri dari kriteria

klinis dan laboratoris. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk

mengurangi dioagnosis secara berlebihan, antara lain:

Page 25: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

8

a. Kriteria klinis

1) Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung

selama 2-7 hari.

2) Terdapat manifestasi perdarahan.

3) Pembesaran hati.

4) Syok, yang ditandai dengan nadi kecil dan cepat dengan tekanan

nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien

tampak gelisah.

b. Kriteria laboratoris

1) Trombositopeni (100.000/mm3 atau kurang).

2) Hemakonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20%

atau lebih menurut standar umum dan jenis kelamin.

3. Derajat DBD

Mengingat derajat berat ringan penyakit berbeda-beda, maka

diagnosa secara klinis dapat dibagi atas WHO dalam (Siregar, 2004)

adalah sebagai berikut:

a. Derajat I (ringan)

Demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinis lain, dengan

manifestasi pendarahan.

b. Derajat II (sedang)

Penderita dengan gejala yang sama, sedikit lebih berat karena

ditemukan perdarahan spontan kulit dan perdarahan lain.

Page 26: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

9

c. Derajat III (berat)

Penderita dengan gejala kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah,

tekanan nadi menyempit (>20 mmhg) atau hipotensi disertai kulit

dingin, lembab dan penderita menjadi gelisah.

d. Derajat IV (berat)

Penderita syok berat dengan tensi tak dapat diukur dan nadi yang tak

dapat diraba.

4. Patogenesis

Menurut (Soegijanto, 2004) patogenesis DBD masih merupakan

masalah yang kontroversi. Dua teori umum yang dipakai dalam

menjelaskan perubahan patogenesis pada DBD. Yang pertama adalah

hipotesis infeksi, yaitu hipotesis yang menyatakan secara tidak langsung

bahwa pasien yang mengalami infeksi kedua kalinya dengan dengue

serotipe yang heterolog (serotipe yang berbeda), mempunyai resiko lebih

besar untuk kemungkinan mendapatkan DBD. Antibodi heterolog yang

telah ada dalam tubuh sebelumnya akan mengenali virus lain yang

menginfeksi kemudian membentuk kompleks antigen antibodi. Yang

kedua, menyatakan bahwa virus dengue seperti halnya semua virus

binatang yang lain secara genetik dapat merubah sebagai akibat dari

tekanan pada seleksi sewaktu virus tersebut melakukan replikasi pada

tubuh manusia maupun tubuh nyamuk. Di samping itu, terdapat beberapa

tingkatan virus yang mempunyai kemampuan untuk menimbulkan wabah

yang lebih besar.

Page 27: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

10

5. Panatalaksanaan

Pasien demam dengue dapat berobat jalan, tidak perlu dirawat. Pada

fase demam, pasien sebaiknya dianjurkan perawatan menurut (Hadinegoro

dan Satari, 2004) adalah sebagai berikut:

a. Tirah baring selama masih demam.

b. Obat kompres hangat diberikan apabila diperlukan. Untuk menurunkan

suhu menjadi < 390C dianjurkan pemberian parasetamol.

c. Pada pasien dewasa diperlukan obat yang ringan kadang-kadang

diperlukan untuk mengurangi rasa sakit kepala dan nyeri otot.

d. Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus buah, sirop,

susu, selain air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari.

e. Monitor suhu badan dan jumlah trombosit serta kadar hematokrit (kadar

trombosit dalam darah) sampai normal kembali.

Pasien DBD saat suhu turun pada umumnya merupakan tanda

penyembuhan. Meskipun semua pasien harus diobservasi terhadap

komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari setelah suhu turun. Hal ini

disebabkan oleh karena kemungkinan kita sulit membedakan demam

dengue dan demam berdarah dengue pada fase demam. Perbedaan sangat

jelas pada saat suhu turun, yaitu pada demam dengue akan terjadi

penyembuhan, sedangkan pada demam berdarah dengue terdapat tanda

awal kegagalan sirkulasi (syok).

Page 28: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

11

6. Morfologi dan lingkaran hidup vektor DBD

a. Morfologi,

1) Nyamuk dewasa

Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan

dengan rata-rata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam

dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki.

2) Kepompong

Kepompong (pupa) berbentuk seperti ”koma”. Bentuknya

lebih besar namun ramping dibanding larvanya. Pupa berukuran

lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain.

3) Jentik (larva)

Ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan pertumbuhan larva

tersebut, yaitu:

a) Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm

b) Instar II : 2,5-3,8 mm

c) Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II

d) Instar IV : berukuran paling besar 5mm

4) Telur

Telur berwarna hitam dengan ukuran ±0,08 mm, berbentuk

oval yang mengapung satu persatu pada permukaan air yang jernih,

atau menempel pada dinding tempat penampung air.

Page 29: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

12

b. Lingkaran hidup

Nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk lainnya mengalami

metamorfosis sempurna, yaitu: telur menjadi jentik kemudian

kepompong dan fase yang terakir adalah nyamuk. Stadium telur, jentik

dan kepompong hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan menetas

menjadi jentik dalam waktu ±2 hari setelah telur terendam dalam air.

Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari dan stadium kepompong

berlangsung antara 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk

dewasa selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai umur

rata-rata antara 2-3 bulan.

7. Pemberantasan Vektor DBD

a. Pemberantasan nyamuk dewasa

Pemberantasan nyamuk dewasa dilakukan dengan cara

penyemprotan dengan insektisida. Mengingat kebiasaan nyamuk senang

hinggap pada benda-benda bergantungan, maka penyemprotan tidak

dilakukan di dinding rumah seperti pada pemberantasan nyamuk

menular malaria.

Alat yang digunakan adalah mesin fog (pengasapan) dan

penyemprotan dengan cara pengasapan tidak mempunyai efek residu.

Untuk membasmi penularan virus dengue penyemprotan dilakukan dua

siklus dengan inetrval 1 minggu. Pada penyemprotan siklus pertama,

semua nyamuk yang mengandung virus dengue dan nyamuk-nyamuk

lainnya akan mati. Tetapi akan segara muncul nyamuk-nyamuk baru

Page 30: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

13

yang diantaranya akan menghisap darah pada penderita viremia (pasien

yang positif terinfaksi DBD) yang masih ada yang dapat menimbulkan

terjadinya penularan kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan

penyemprotan yang pertama agar nymuk baru yang infektif tersebut

akan terbasmi sebelum sempat menularkan pada orang lain.

Tindakan penyemprotan dapat membasmi penularan, akan tetapi

tindakan ini harus diikuti dengan pemberantasan terhadap jentiknya

agar populasi nyamuk penular dapat tetap ditekan serendah-rendahnya.

b. Pemberantasan Jentik

Menurut (Depkes RI, 2005) dalam memberantasan jentik nyamuk

Aedes aegypty yang dikenal dengan PSN DBD dilakukan dengan cara:

a. Fisik

Pemberantasan dengan cara ini dikenal sebagai kegiatan 3 M

yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak WC, menutup tempat

penampungan air, mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan

barang-barang bekas. Pengurasan tempat-tempat penampungan air

perlu dilakukan secara teratur sekurang-kurangnya satu minggu

sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang biak di tempat itu. Pada

saat ini telah dikenal pula dengan istilah 3M PLUS yaitu, kegiatan

3M yang diperluas. Bila PSN-DBD dilaksanakan oleh seluruh

masyarakat, maka populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan

serendah-rendahnya, sehingga DBD tidak menular lagi. Untuk itu

upaya penyuluhan dan motivasi kapada masyarakat harus dilakukan

Page 31: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

14

secar terus-menerus dan berkesinambungan, oleh karena keberadaan

jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.

b. Kimia

Pemberantasan jentik Aedes aegypti dengan mengunakan

insektisida pembasmi jentik yang dikenal dengan istilah larvasidasi.

c. Biologi

Pemberantasan cara ini menggunakan ikan pemakan jentik

(ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang). Dapat juga

menggunakan Bacillus thuringiensis var Israeliensis (Bti).

B. Kader Juru Pemantua Jentik DBD (Jumantik)

1. Pengertian

Kader juru pemantau jentik (jumantik) adalah kelompok kerja

kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue di tingkat Desa

dalam wadah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (Depkes RI, 1992).

2. Tujuan

Menggerakkan peran serta masyarakat dalam usaha pemberantasan

penyakit DBD, terutama dalam pemberantasan jentik nyamuk penularnya

sehingga penularan penyakit demam berdarah dengue di tingkat desa,

dapat dicegah atau dibatasi.

Page 32: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

15

Menurut Depkes RI (2005) peran kader kesehatan dalam

menanggulangi DBD adalah:

a. Sebagai anggota PJB di rumah-rumah dan tempat umum.

b. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat.

c. Mencatat dan melaporkan hasil PJB Kepala Dusun atau Puskesmas

secara rutin minimal setiap minggu dan bulanan.

d. Mencatat dan melaporkan kasus kejadian DBD kepada RW/Kepala

Dusun atau Puskesmas.

e. Melakukan PSN dan pemberantasan DBD secara sederhana seperti

pemberian bubuk abate dan ikan pemakan jentik.

3. Susunan organnisasi keder jumantik

a. Kader jumantik merupakan kelompok kerja kegiatan pemberantasan

penyakit demam derdarah dengue.

b. Kepala desa selaku ketua umum.

c. Susunan organisasi kader jumantik disesuiakan dengan kondisi dan

situasi serta kebutuhan setempat.

d. Berdasarkan ketentuan yang ada, bahwa didalam organisasi LKMD

dapat dibentuk Pokja yang hanya melaksanakan jenis kegiatan dari

seksi yang sesuai dengan bidang dan tugas dan fungsinya.

4. Uraian Tugas dan Fungsi Kader Jumantik DBD

a. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan jumantik.

b. Memimpin dan menyelenggarakan pertemuan.

c. Menetapkan jadwal waktu pertemuan berkala.

Page 33: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

16

d. Menetapkan langkah-langkah pemecahan masalah.

e. Melaporkan hasil kegiatan.

f. Menyiapkan penyelenggaraan pertemuan (undangan, tempat

pertemuan).

g. Menyiapkan laporan berkala kegiatan Pokja kepada ketua LKMD.

h. Menyiapkan bahan pertemuan misalnya data-data hasil PJB.

i. Memberikan bimbingan teknis pelaksanaan pemeriksaan jentik.

j. Memberiakan penyuluhan dan memberikan bimbingan teknis

penyuluhan kepada para penyuluh.

k. Mencatat kegiatan-kegiatan penyuluhan dan lain-lain.

l. Melaksanakan pemeriksaan jentik di 30 rumah secara acak di tiap RW

sekurang-kurangnya tiap 3 bulan dan menyampaikan hasilnya kepada

ketua LKMD.

m. Membantu pelatihan kader pemeriksa jentik.

n. Merencanakan kegiatan masyarakat secara bersama-sama untuk

melaksasnakan PSN.

o. Menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaaan penanggulangan penyakit

DBD.

C. Partisipasi

Menurut Notoatmodjo (2007) Partisipasi masyarakat adalah ikut

sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-

permasalahan masyarakat tersebut. Partisipasi dibidang kesehatan berarti

Page 34: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

17

keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah

kesehatan mereka sendiri. Dalam hal ini masyarakat sendirilah yang aktif

memikirkan, memecahkan, melaksanakan dan mengevaluasikan program-

program kesehatan. Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan

membimbingnya. Di dalam partisipasi setiap anggota masyarakat dituntut

suatu kontibusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas

pada dana dan finansial saja tetapi dapat terbentuk dalam tenaga (daya) dan

pemikiran (ide). Dalam hal ini dapat diwujudkan dalam 4M yakni, manpower

(tenaga), money (uang), material (benda-benda) dan mind (ide atau gagasan)

Hubungan dengan fasilitas dan tenaga kesehatan, partisipasi masyarakat

dapat diarahkan untuk mencukupi kelengkaan tersebut. Dengan kata lain

partisipasi masyarakat dapat menciptakan fasilitas dan tenaga kesehatan

pelayanan kesehatan yang diciptakan dengan adanya partisipasi masyarakat

didasarkan kepada idealisme:

1. Community fell need (Pengertian dari masyarakat)

Pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, ini berarti bahwa

masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut. Sehingga pelayanan

kesehatan bukan karena dibutuhkan karena diturunkan dari atas, yang

belum dirasakan perlunya, tetapi tumbuh dari bawah yang diperlukan

masyarakat dan untuk masyarakat.

2. Organisasi pelayanan masyarakat kesehatan yang berdasarkan partisipasi

masyarakat. Hal ini bararti bahwa fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul

dari masyarakat sendiri.

Page 35: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

18

3. Pelayanan kesehatan tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri.

Artinya tenaga dan penyelenggaranya akan ditangani oleh anggota

masyarakat itu sendiri yang dasarnya sukarela.

Uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa filosifis partisipasi

masyarakat dalam pelayanan kesehatan masyarakat adalah terciptanya suatu

pelayanan untuk masyarakat dari masyarakat dan oleh masyarakat.

Cara yang dapat dilakukan utuk mangajak atau menumbuhkan

partisipasi masyarakat. Pada pokoknya ada dua cara, antara lain:

1. Partisipasi dengam paksaan

Artinya memakasa masyarakat untuk kontribusi dalam suatu program, baik

melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan maupun dengan

perintah lisan saja. Cara ini akan lebih cepat hasilnya dan mudah. Tetapi

masyarakat akan takut, merasa dipaksa dan kaget karena dasarnya bukan

kesadaran tetapi ketakutan. Akibatnya masyarakat tidak akan mempunyai

rasa memiliki terhadap program yang ada.

2. Partisipasi dengan persuasi (kesadaran)

Artinya suatu parisipasi yang didasari pada kesadaran. Sukar tetapi bila

tercapai hasilnya akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara.

3. Partisipasi dengan edukasi (pendidikan)

Partisipasi ini dimulai dengan penerangan, pendidikaan dan sebagainya

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Page 36: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

19

Elemen-lemen partisipasi masyarakat diantaranya sebagai berikut:

1. Motivasi

Persyaratan utama masyarakat berpartisipasi adalah motivasi. Tanpa

motivasi masyarakat sulit berpartisipasi pada segala program. Timbulnya

motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luarnya hanya

meragsang saja. Untuk itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam

rangka merangsang tumbuhnya motovasi dalam suatu masyarakat.

2. Komunikasi

Suatu komunikasi yang baik adalah yang dapat menyampaikan pesan, ide

dan informasi kepada masyarakat. Media masa, seperti TV, radio, poster,

film dan sebagainya. Semua itu sangat efektif untuk manyampaikan pesan

yang akirnya dapat menimbulkan partisipasi.

3. Kooperasi

Kerja sama dengan instansi-instansi di luar kesehatan masyarakat dan

instansi kesehatan sendiri adalah mutlak diperlukan. Adanya team work

(kerja sama tim) antara mereka ini akan membantu menumbuhkan

partisipasi.

4. Mobilisasi

Hal ini berarti bahwa partisipasi itu bukan hanya terbatas pada tahap

pelaksaan program. Partipasi masyarakat dapat dimulai seawal mungkin

sampai ke akhir mungkin, dari identifikasi masalah, menentukan prioritas

masalah, perncanaan program, pelaksaan sampai dengan monitoring dan

evaluasi program.

Page 37: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

20

Metode-metode yang dipakai dalam partisipasi adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan masyarakat, diperlukan untuk memperoleh simpati

masyarakat. Pendekatan ini terutama ditunjukan kepada pimpinan

masyarakat, baik yang formal maupun informal.

2. Pengorganisasian masyarakat dan pembentukan tim

a. Dikoordinasikan oleh lurah atau kepala desa.

b. Tim kerja yang dibentuk tiap RT, anggota tim adalah pemuka-pemuka

masyrakat RT yang bersangkutan dan pimpinan oleh ketua RT.

3. Survei diri

Tiap tim kerja di RT melakukan survei di masyarakatnya masing-masing

dan diolah serta diprentasikan kepada warganya.

4. Perencanaan program

Perencanaan dilakukan oleh masyarakat sendiri setelah mendengarkan

presentasi survei diri dari tim kerja, serta telah menentukan bersama

tentang prioritas masalah akan dipecahkan.

5. Training (Pelatihan)

6. Rencana evaluasi

Dalam menyusun rencana evaluasi perlu ditetapkan kriteria keberhasilan

suatu program, secara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyrakat atau

kader itu sendiri.

Page 38: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

21

D. Faktor Yang Mempengaruhi Penularan DBD

Menurut penelitian Fathi, et al (2005) ada peranan faktor lingkungan

dan perilaku terhadap penularan DBD, antara lain:

1. Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk turut menunjang atau sebagai salah satu faktor

risiko penularan penyakit DBD. Semakin padat penduduk, semakin mudah

nyamuk Aedes menularkan virusnya dari satu orang ke orang lainnya.

Pertumbuhan penduduk yang tidak memiliki pola tertentu dan urbanisasi

yang tidak terencana serta tidak terkontrol merupakan salah satu faktor

yang berperan dalam munculnya kembali kejadian luar biasa (KLB).

2. Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk di daerah yang mengalami KLB penyakit DBD

sama dengan mobilitas penduduk di daerah yang tidak mengalami KLB

penyakit DBD.

3. Sanitasi Lingkungan

Hal ini disebabkan karena kenyataan di lapangan menunjukkan

kondisi sanitasi lingkungan yang tidak jauh berbeda antara daerah dengan

KLB penyakit DBD tinggi dan daerah dengan KLB penyakit DBD.

Sebenarnya kondisi sanitasi lingkungan berperan besar dalam

perkembangbiakan nyamuk Aedes, terutama apabila terdapat banyak

kontainer penampungan air hujan yang berserakan dan terlindung dari

sinar matahari, apalagi berdekatan dengan rumah penduduk.

Page 39: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

22

4. Keberadaan Kontainer

Keberadaan kontainer yang mempengaruhi keberadaan jentik adalah

letak, macam, bahan, warna, bentuk volume dan penutup kontainer serta

asal air yang tersimpan dalam kontainer sangat mempengaruhi nyamuk

Aedes betina untuk menentukan pilihan tempat bertelurnya. Keberadaan

kontainer sangat berperan dalam kepadatan vektor nyamuk Aedes, karena

semakin banyak kontainer akan semakin banyak tempat perindukan dan

akan semakin padat populasi nyamuk Aedes. Semakin padat populasi

nyamuk Aedes, maka semakin tinggi pula risiko terinfeksi virus DBD

dengan waktu penyebaran lebih cepat sehingga jumlah kasus penyakit

DBD cepat meningkat yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya

KLB. Dengan demikian program pemerintah berupa penyuluhan kesehatan

masyarakat dalam penanggulangan penyakit DBD antara lain dengan cara

menguras, menutup, dan mengubur (3M) sangat tepat dan perlu dukungan

luas dari masyarakat dalam pelaksanaannya.

5. Kepadatan Vektor

Data kepadatan vektor nyamuk Aedes yang diukur dengan

menggunakan parameter ABJ yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kota.

Hal ini nampak peran kepadatan vektor nyamuk Aedes terhadap daerah

yang terjadi kasus KLB. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh para peneliti sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin tinggi

angka kepadatan vektor akan meningkatkan risiko penularan.

Page 40: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

23

6. Tingkat Pengetahuan DBD

Pengetahuan merupakan hasil proses keinginan untuk mengerti, dan

ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terutama indera

pendengaran dan pengelihatan terhadap obyek tertentu yang menarik

perhatian terhadap suatu objek.

7. Sikap

Masyarakat bersikap tidak serius dan tidak berhati-hati terhadap

penularan penyakit DBD akan semakin bertambah risiko terjadinya

penularan penyakit DBD. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Thurstone

et al. seperti dikutip oleh Azwar (2003) bahwa sikap seseorang terhadap

suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favourable)

maupun perasaan tidak mendukung atau memihak (unfavourable) pada

obyek tersebut. Pendapat senada juga dikemukakan oleh La Pierre seperti

dikutip oleh Azwar (2003) yang menyatakan bahwa sikap adalah suatu

pola perilaku. Secara sederhana, sikap dapat dikatakan adalah respons

terhadap stimulus (pemberian) sosial yang telah terkondisikan.

Disimpulkan bahwa semakin kurang sikap seseorang atau masyarakat

terhadap penanggulangan dan pencegahan penyakit DBD maka akan

semakin besar kemungkinan timbulnya KLB penyakit DBD.

8. Tindakan PSN

Tindakan PSN meliputi tindakan masyarakat menguras air kontainer

secara teratur seminggu sekali, menutup rapat kontainer air bersih, dan

mengubur kontainer bekas seperti kaleng bekas, gelas plastik, barang

Page 41: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

24

bekas lainnya yang dapat menampung air hujan sehingga menjadi sarang

nyamuk yang dikenal dengan istilah tindakan 3M dan tindakan abatisasi

atau menaburkan butiran abate ke dalam tempat penampungan air bersih

yang mempunyai efek residu sampai 3 bulan.

Hasil yang didapat ini sesuai dengan pernyataan Suroso (2003)

bahwa tindakan 3M merupakan cara paling tepat dalam pencegahan dan

penanggulangan terjadinya KLB penyakit DBD. Demikian juga WHO

(2000) telah menyatakan bahwa pemberantasan jentik nyamuk Aedes

dengan penaburan butiran Temephos dengan dosis 1 ppm dengan efek

residu selama 3 bulan cukup efektif menurunkan kepadatan populasi

nyamuk Aedes atau meningkatkan angka bebas jentik.

9. Pengasapan (Fogging)

Tindakan pengasapan seharusnya dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu

waktu antara pengasapan pertama dan berikutnya (kedua) harus dalam

interval 7 hari, dengan maksud jentik yang selamat dan menjadi nyamuk

Aedes dapat dibunuh pada pengasapan yang kedua.

Pengasapan pada umumnya menggunakan insektisida misalnya

malathion dalam larutan minyak solar tidak begitu efektif dalam

membunuh nyamuk dewasa dan kecil pengaruhnya dalam menurunkan

kepadatan populasi nyamuk Aedes, apalagi siklus pengasapannya tidak 2

kali dengan interval 7 hari. Sebaliknya tindakan pengasapan memberikan

rasa aman yang semu kepada masyarakat yang dapat mengganggu

program pembersihan sarang nyamuk seperti 3M dan abatisasi. Dari segi

Page 42: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

25

politis, cara ini disenangi karena terkesan pemerintah melakukan tindakan

yang terlihat nyata untuk mencegah dan menanggulangi penyakit ini.

10. Penyuluhan DBD

Penyuluhan dari Dinas Kesehatan dan kurangnya pengertian tentang

apa yang harus dilakukan oleh petugas sebelum melakukan penyuluhan,

seperti identifikasi hal-hal apa saja yang penting bagi masyarakat dan apa

yang harus diimplementasikan pada tingkat masyarakat, tingkat wilayah,

atau tingkat penentu kebijakan. Perlu dipahami, penyuluhan bukanlah

semata-mata sebagai forum penyampaian hal-hal yang boleh atau tidak

boleh dilakukan masyarakat. Sebaiknya masyarakat dibekali pengetahuan

dan ketrampilan tentang cara-cara pengendalian vektor yang

memungkinkan mereka menentukan pilihan terbaik segala hal yang

berkaitan dengan masalah kesehatan secara individu maupun secara

kolektif.

E. Faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader terhadap

pemberantasan DBD

Program pencegahan DBD yang efektif adalah dilaksanakan secara

integral mencakup beberapa komponen. Pendidikan bagi lingkungan

kesehatan terutama dalam pengelolaan penderita secara efektif dan PSN

dengan peran serta masyarakat. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian

DBD. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberadaan jentik nyamuk Aedes

Page 43: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

26

di suatu daerah adalah faktor kesehatan lingkungan, pengetahuan dan

pelaksanaan PSN pada suatu daerah.

Keberhasilan upaya PSN ini memerlukan waktu yang cukup lama

karena erat kaitannya dengan perilaku masyarakat. Sementara penyakit DBD

cenderung menyebar luas, insiden meningkat disertai kematian, oleh karena

itu digunakan insektisida untuk membatasi penyebaran penyakit dan

mencegah KLB. Menurut Hiswani (2003) ada beberapa kebijakan pemerintah

untuk mengurangi kasus DBD di Indonesia antara lain:

1. Penyuluhan dilaksanakan melalui berbagai jalur komunikasi dan informasi

kepada masyarakat oleh petugas kesehatan dan sektor terkait, pemuka

masyarakat dan orang yang mengetahui tentang penyakit demam berdarah

dengue.

2. Upaya pencegahan DBD ditingkat desa dilaksankan secara swadaya dan

dikoordinasiakan oleh Pokja DBD.

3. Pembinaan pelaksanaannya dilakukan oleh Pokjanal DBD oleh tim

Pembina LKMD ditiap tingkat administrasi pemerintah.

4. Setiap kasus DBD dilaporkan kepada puskesmas untuk dilakukan

penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan seperlunya.

5. Di desa endemis dilakukan penyemprotan dan abatisasi selektif untuk

membatasi penularan dan pencegahan KLB.

Page 44: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

27

Menurut Achmad (1997), menyatakan variabel yang mempengaruhi

partisipasi ibu rumah tangga dalam PSN-DBD yang meliputi pengetahuan

dan adanya anjuran serta kunjungan petugas kesehatan ke rumah yang

menunjukan hubungan secara bermakna antar variabel.

Berdasarkan hasil penelitian (Dalimunthe, 2008) yang berjudul

“Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam Program

Pencegahan Malaria Di Kecamatan Saibu Kabupaten Mandailing Natal”

variabel yang mempengaruhi masyarakat agar ikut berpatisipasi dalam

pemberantasan penyakit malaria antara lain sebagai berikut:

1. Pendidikan

2. Umur

3. Penghasilan

4. Ketersediaan fasilitas

5. Pekerjaan

Faktor umur tidak tidak berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat.

Ketersediaan dan kecukupan fasilitas dalam pengelolaan program

memungkinkan terkait dengan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan

pemberantasan penyakit maria. Penambahan fasilitas yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan program pencagahan penyakit, serta kerja sama lintas program

dalam menggerakan masyarakat berpartisipasi dalam program pencegahan

penyakit merupakan hal yang sangat perlu dilakukan.

Page 45: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

28

F. Kerangka Teori

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka disusun

kerangka teori sebagai berikut:

Gambar 1.Kerangka Teori

Derajat DBD

Gejala DBD

Pemberantasan DBD

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Morfologi dan lingkaran hidup

vektor DBD

Penatalaksanaan DBD

Partisipasi Kader jumantik

Petogenesis DBD

1. Nyamuk dewasa 2. Jentik nyamuk

Pendidikan Penghasilan Ketersediaan fasilitas

Pekerjaan

Penularan DBD

Page 46: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

29

G. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 2. Kerangka Konsep

H. Hipotesis

Hipotesis yang akan peneliti uji dalam penelitian ini adalah:

a. Ada pengaruh antara tingkat pendidikan kader jumantik terhadap

partisipasi pemberantasan DBD.

b. Ada pengaruh antara penghasilan kader jumantik terhadap partisipasi

pemberantasan DBD.

c. Ada pengaruh antara jenis pekerjaan kader jumantik terhadap partisipasi

pemberantasan DBD.

d. Ada pengaruh antara ketersediaan fasilitas kader Jumantik terhadap

partisipasi pemberantasan DBD.

Partisipasi kader Jumantik pemberantasan DBD

Pendidikan

Jenis Pekerjaan

Ketersediaan

Penghasilan

Page 47: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode survai analitik

pendekatan cross sectional dimana rancangan studi epidemologi yang

mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor peneliti) dengan cara

mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari

populasi tunggal, pada suatu saat atau periode (Murti, 1997).

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah para kader juru pemantau jentik

(Jumantik) Desa ketitang Kecamatan Nogoasri Kabupaten Boyolali yang

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang

layak untuk dilakukan penelitian atau dijadikan responden. Kriteria dalam

penelitian ini adalah:

a. Terdaftar sebagai kader jumantik Desa Ketitang.

b. Aktif dalam kegiatan jumantik Desa Ketitang.

c. Dapat berkomunikasi secara verbal atau dapat membaca dan menulis.

d. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat pernyataan.

Page 48: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

31

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan subjek penelitian yang tidak dapat mewakili

sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Tidak terdaftar sebagai kader jumantik Desa Ketitang.

b. Tidak aktif dalam kegiatan jumantik Desa Ketitang.

c. Tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau dapat membaca dan

menulis.

d. Tidak bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat

pernyataan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari,

Kabupaten Boyolali. Waktu pelaksaaan penelitian adalah pada bulan Agustus

2009.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kader juru

pemantau jentik (Jumantik) di Kelurahan Ketitang Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali dengan jumlah kader 39 orang.

Page 49: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

32

2. Sampel

a. Jumlah sampel

Besar sampelnya adalah total populasi sebanyak 39 kader.

b. Teknik atau cara pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Exhaustive

Sampling. Karena jika tidak mengambil semuanya menimbulkan

persepsi diskriminasi (Murti, 2006). Yaitu dengan cara mengambil

seluruh populasi, yang tercantum sebagai kader jumantik yang aktif

melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) antara waktu

1-4 minggu terakir, sehingga jumlah kader sebanyak 60 orang menjadi

39 orang. Jumlah ini diperoleh melalui uji pendahuluan yang dilakukan

bersamaan dengan penelitian, hasil dari uji pendahuluan ini diperoleh

sebanyak 39 kader jumantik aktif di Desa Ketitang Kecamatan

Nogosari Kabupaten Boyolali jumlah ini dijadikan sebagai sampel

penelitian.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah gejala yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang menjadi fokus dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini

terdiri dari variabelbebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas

Pendidikan, penghasilan, jenis pekerjaan dan ketersediaan fasilitas.

Page 50: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

33

2. Variabel terikat

Partisipasi kader jumantik.

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dijelaskan pada Tabel 1.

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel

No Variabel

Deskripsi

Skala ukur

Hasil ukur

1 2 3 4 5

Pendidikan Penghasilan Jenis pekerjaan Ketersediaan Fasilitas Partisipasi kader jumantik

Tingkat pendidikan formal responden yang di katagorikan tinggi dan rendah. Pendapatan responden yang dikatagorikan menurut UMR Kota Boyolali. Jenis pekerjaan responden yang dikatagorikan formal dan informal. Tersedianya alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan jumantik. Keaktifan kader dalam kegiatan pemantauan jentik berkala (PJB) memotivasi dan memberikan penyuluhan kepada anggota keluarga yang terdapat jentik nyamuk pada saat pemeriksaaan.

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal

1. Tinggi 2. Rendah

1. Tinggi 2. Rendah

1. Formal 2. Informal

1. Ada 2. Tidak ada

1. Aktif 2. Tidak

aktif

Page 51: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

34

G. Pengumpulan Data

1. Jenis data

a. Kuantitatif meliputi pendidikan, penghasilan, jenis pekerjaan,

ketersediaan fasilitas.

b. Kualitatif meliputi partisipasi para kader jumantik dalam

pemberantasan DBD.

2. Sumber data

a. Data primer

Data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan

kuesioner dan wawancara langsung kepada responden dengan

menggunakan pedoman wawancara.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari kantor Desa Ketitang berupa jumlah

jumlah kader jumantik. Selain itu di peroleh lewat internet, studi

pustaka dan data kejadian DBD melalui puskesmas Nogosari

3. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melalui wawancara

secara langsung kepada kapada responden mengenai identitas responden,

pendidikan, umur dan ketersediaan fasilitas. Dengan menggunakan

kuesioner terstruktur untuk mengukur variabel yang akan diteliti.

Sedangkan untuk data sekunder dengan mendatangi instansi yang terkait

untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

Page 52: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

35

4. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan variabel

penelitian yang harus dijawab oleh responden. Kuesioner diuji dengan uji

validitas dan reliabilitas.

a. Uji vaiditas dan reliabilitas

Sifat valid memberikan pengertian bahwa alat ukur yang

digunakan mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari nilai yang

kita inginkan. Uji validitas instrumen menggunakan uji korelasi product

momen person. Uji reliabilitas dengan rumus Alfa Cronbach.

Rumus korelasi product momen person (Abdurahman dan

Muhidin, 2006).

=

Keterangan:

: Korelasi antar variabel x dan y

: Skor masing-masing skala

: Skor ganjil

: Skor genap

N : Banyaknya subjek

Page 53: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

36

Hasil uji coba kuesioner dilaksanakan diluar sampel penelitian,

selanjutnya uji validitasnya menggunakan uji korelasi product moment.

Suatu item dinyatakan valid jika nilai korelasi product moment yang

dihasilkan lebih besar dari nilai rtabel (0,444). Nilai rtabel dengan jumlah

sampel (N=20) dan pada signifikansi 5%. Hasil uji validitas bahwa nilai

rata-rata rxy=0,511 karena nilai rxy>0,0444 maka kuesioner tersebut

dinyatakan valid.

Tabel 2. Tingkat Keeratan hubungan

Variabel X dan Variabel Y

No Besar rxy Keterangan

1 0,00-<0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap

tidak ada)

2 ≥0,20-<0,40 Hubungan rendah

3 ≥0,40-<0,70 Hubungan sedang atau cukup

4 ≥0,70-<0,90 Hubungan kuat atau tinggi

5 ≥-0,90≤1,00 Hubungan sangat kuat atau sangat tinggi

Rumus Alfa Cronbach (Abdurahman dan Muhidin, 2006)

Keterangan:

:Reabilitas instrumen

:Banyaknya bulir soal

:Jumlah varians bulir

:Varians total

Page 54: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

37

Hasil uji reliabilitas koesioner penelitian ini menunjukkan r11=

1,000 sebagaimana dapat dilihat pada tabel nilai reliabilitas, sehingga

kuesioner dinyatakan reliabel dan memiliki hubungan yang sangat kuat.

G. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian akan diolah (editing, coding, entri dan

tabulating data)

1. Editing

Data yang telah terkumpul dikoreksi dilapangan sehingga data dapat

langsung dilengkapi dan di sempurnakan. Editing dilakukan atas

kelengkapan pengisian kuesioner, kejelasan jawaban, konsistensi antar

jawaban, relevansi antar jawaban dan keserangaman satuan pengukur.

2. Coding

Memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan data.

3. Entry

Dengan menggunakan komputer untuk untuk dilakukan analisis data

dengan program SPSS ver 16.00.

4. Tabulating

Mengelompokan data sesuai variabel yang akan diteliti guna

memudahkan analisis data.

Page 55: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

38

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik dengan

menggunakan:

1. Analisi univariat

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

persentase dari tiap variabel seperti pendidikan kader jumantik,

penghasilan, jenis pekerjaan, ketersediaan alat dan bahan serta partisipasi

kader dalam kegiatan jumantik.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan. Variabel bebas (independen) dan

variabel terikat (dependen) dengan uji statistik chi square (χ2). Pengujian

normalitas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan

pengambilan keputusan jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima atau

data berdistribusi normal, sedangkan jika probabilitas < 0,05, maka Ho

ditolak atau data tidak berdistribusi normal. Analisis chi square dilakukan

dengan mengunakan SPSS 16 dengan tingkat signifikan p>0,05 (taraf

kepercayaan 95%). Dasar pengambilan keputusan dengan tingkat

kepercayaan 95%:

a. Jika nilai sig p > 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.

b. Jika nilai sig p < 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak.

Page 56: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

D. Data Umum Desa Ketitang

1. Gambaran Umum 

Desa Ketitang terdiri dari 4 dusun dengan jumlah Rukun Warga

(RW) sebanyak 11 buah dan Rukun Tetangga (RT) sebanyak 39 buah.

Luas wilayah 588,47 dan berpenduduk 6.595 jiwa yang terdiri dari 3.148

laki-laki, 3.177 perempuan, dan Kepala Keluarga (KK) miskin 468 jiwa.

2. Batas Wilayah Desa Ketitang

Batas-batas wilayah Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten

Boyolali adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kalijambe (Sragen).

Sebelah Selatan : Sembungan.

Sebelah Barat : Guli dan Rembun.

Sebelah Timur : Jeron dan Gondang Rejo (Karanganyar).

E. Hasil Analisis Univariat

Responden dalam penelitian ini adalah kader jumantik Desa Ketitang

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009. Jumlah responden

sebanyak 39 kader yang memenuhi kriteria inklusi, jumlah responden ini

diperoleh dari uji pendahuluan mengenai keaktifan dari para kader jumantik

Page 57: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

40

dalam 1-4 minggu dalam pelaksanaan PSN. Data yang yang diperoleh

peneliti mengenai karakteristik responden disajikan dalam tabel berikut ini.

1. Karateristik responden

a. Pendidikan

Distribusi pendidikan responden berdasarkan Tabel 3. dapat

diketahui bahwa kader jumantik Desa Ketitang adalah yang

berpendidikan tinggi (D3/S1) sebanyak 7 responden (17,9%),

pendidikan SMA sebanyak 10 responden (25,7%), pendidikan SMP

sebanyak 15 responden (38,5%), pendidikan SD sebanyak 7 responden

(17,9%). Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa rata-rata

pendidikan kader jumantik Desa ketitang adalah rendah (SMP) dengan

jumlah 15 responden (38,5%).

b. Penghasilan

Distribusi penghasilan responden berdasarkan Tabel 3. dapat

diketahui bahwa kader jumantik Desa Ketitang adalah berpenghasilan

tinggi (diatas UMR Kota Boyolali) sebanyak 20 responden (51,3%) dan

yang berpenghasilan rendah (dibawah UMR Kota Boyolali) sebanyak

19 responden (48,7%). Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa

rata-rata penghasilan kader jumantik Desa Ketitang adalah tinggi (diatas

UMR Kota Boyolali) dengan jumlah 20 responden (51,3%).

c. Jenis pekerjaan

Distribusi jenis pekerjaan responden berdasarkan Tabel 3. dapat

diketahui bahwa kader jumantik Desa Ketitang adalah yang bekerja

Page 58: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

41

pada bidang formal sebanyak 14 responden (35,9%) dan yang bekerja

pada bidang informal sebanyak 25 responden (64,1%). Berdasarkan

Tabel 3. dapat diketahui bahwa rata-rata jenis pekerjaan kader jumantik

Desa Ketitang adalah pada bidang informal sebanyak 25 responden

(64,1%) dimana jenis pekerjaan tersebut tidak mempunyai surat

keputusan dari pemerintah daerah ataupun negara (pada bidang swasta).

d. Ketersediaan fasilitas

Distribusi ketersediaan fasilitas yang diperlukan pada saat dalam

kegiatan jumantik berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa yang ada

sebanyak 36 responden (92,3%) dan tidak ada sebanyak 2 responden

(5,1%). Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa rata-rata fasilitas

pada saat kegiatan jumantik yang terdapat pada kader jumantik Desa

Ketitang adalah sangat baik yaitu sebanyak 36 responden (92,3%).

Page 59: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

42

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Responden Frekuensi (f)

Prosentase (%)

1 Pendidikan a. Tinggi

1) D3/S1

b. Rendah

1) SD

2) SMP

3) SMA

4) Tidak sekolah

Total

7

7

15

10

0

39

17,9

17,9

38,5

25,7

0

100

2 Penghasilan a. Tinggi

b. Rendah

Total

20

19

39

51,3

48,7

100

3 Jenis pekerjaan

a. Formal

b. Informal

Total

14

25

39

35,9

64,1

100

4 Ketersediaan fasilitas

a. Ada

b. Tidak ada

Total

37

2

39

94,8

5,2

100

Page 60: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

43

C. Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji Chi Square dengan

menggunakan tingkat kepercayaan 95% (p=0,05%) dengan menggunakan

bantuan SPSS versi 16 yang dilakukan dengan kriteria pengambilan

kesimpulan berdasarkan tingkat signifikan (nilai p).

1. Hasil analisis bivariat pada masing-masing variabel antara lain:

a. Pendidikan responden

Proporsi responden yang berpendidikan tinggi (D3/S1) (17,9%)

dan berpendidikan rendah (SD, SMP dan SMA) (82,1%). Hasil analisis

dengan program SPSS 16 diperoleh nilai statistik p < 0,05 yaitu sebesar

0,003. Berarti H0 ditolak, maka hasilnya menunjukan signifikan artinya

ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan partisipasi kader

jumantik dalam pemberantasan DBD Di Desa Ketitang Kecamatan

Nogosari Kabupaten Boyolali. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Hubungan antara pendidikan dengan partisipasi

No Pendidikan Frekuensi

Nilai p N (%)

1 Pendidikan tinggi 7 17,9 0,003

2 Pendidikan rendah 32 82,1

Total 39 100

Page 61: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

44

b. Penghasilan responden

Proporsi responden yang mempunyai penghasilan tinggi (diatas

UMR Kota Boyolali) (51,2%) dan berpendidikan rendah (dibawah

UMR Kota Boyolali) (48,7%). Dari data kuesioner diperoleh data

bahwa untuk pemberian insentif dari Kelurahan atau dari Puskesmas

tidak terdapat pemberian insentif, melainkan dalam bentuk bantuan

bantuan yang sifatnya dapat membantu kalancaran dalam kagiatan

jumantik. Biasanya berupa alat dan bahan yang biasa dipakai dalam

kegitan PJB, contohnya bubuk abate, lampu senter, kaos seragam dan

lain sebagainya. Hasil analisis statistik dengan menggunakan program

SPSS 16 diperoleh nilai statistik p < 0,05 yaitu sebesar 0,000. Berarti

H0 ditolak, maka hasilnya menunjukan signifikan artinya ada hubungan

bermakna antara penghasilan responden dengan partisipasi kader

jumantik dalam pemberantasan DBD Di Desa Ketitang Kecamatan

Nogosari Kabupaten Boyolali. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5. Hubungan antara penghasilan dengan partisipasi

No Penghasilan Frekuensi

Nilai p N (%)

1 Penghasilan tinggi 20 51,2 0,000

2 Penghasilan rendah 19 48,7

Total 39 100

Page 62: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

45

c. Jenis pekerjaan responden

Proporsi responden yang bekerja (formal) (35,8%) dan bekerja

(tidak formal) (64,1%). Hasil analisis statistik dengan menggunakan

program SPSS 16 diperoleh nilai statistik p < 0,05 yaitu sebesar 0,002.

Berarti H0 ditolak hasilnya menunjukan signifikan, artinya ada

hubungan bermakna antara jenis pekerjaan responden dengan

partisipasi kader jumantik dalam pemberantasan DBD Di Desa Ketitang

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Hasil selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hubungan antara jenis pekerjaan dengan partisipasi

No Jenis pekerjaan Frekuensi

Nilai p N (%)

1 Formal 14 35,8 0,002

2 Informal 25 64,1

Total 39 100

d. Ketersediaan fasilitas responden

Proporsi ketersediaan fasilitas responden ada (94,8%) dan tidak

ada 2 (5,2%). Hasil analisis statistik dengan menggunakan program

SPSS 16 diperoleh nilai statistik p > 0,05 yaitu sebesar 0,654. Berarti

H0 diterima maka hasilnya menunjukan tidak signifikan artinya tidak

ada hubungan bermakna antara ketersediaan fasilitas dengan partisipasi

kader jumantik dalam pemberantasan DBD Di Desa Ketitang

Page 63: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

46

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Hasil selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 6.

Tabel 7. Hubungan antara ketersediaan fasilitas dengan partisipasi

No Ketersediaan failitas Frekuensi

Nilai P N (%)

1 Ada 37 94,8 0,654

2 Tidak ada 2 5,2

Total 39 100

2. Rangkuman hasil bivariat

Rangkuman hasil uji bivariat tentang faktor yang mempengaruhi

partisipasi kader jumantik Di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali dalam pemberantasan DBD. Data rangkuman dari hasil

analisis bivariat dapat dilihat seperti Table 8. dibawah ini.

Tabel 8. Rangkuman hasil analisis bivariat melalui uji Chi Square

No Variabel Nilai

p α Keterangan

1

Pendidikan

0,003

0,05

Ada hubungan yang sangat signifikan

2 Penghasilan 0,000

0,05

Ada hubungan yang sangat signifikan

3 Jenis pekerjaan

0,002

0,05

Ada hubungan yang sangat signifikan

4 Ketersediaan fasilitas

0,654 0,05

Tidak ada hubungan yang signifikan

Page 64: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

47

Berdasarkan Tabel 8. dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi partisipasi kader jumantik dalam pemberantasan DBD

adalah faktor: pendidikan, penghasilan, jenis pekerjaan. Mempunyai

hubungan yang signifikan dengan partisipasi para kader dalam

pemberantasan DBD di wilayah Desa Ketitang Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali. Sedangkan faktor ketersediaan fasilitas tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan dengan partisipasi para kader dalam

pemberarantasan DBD di wilayah Desa Ketitang Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali.

Page 65: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

48

BAB V

PEMBAHASAN

Menurut data dari Dinas Kesehatan Sosial Boyolali tahun 2008 Desa

Nogosari masih merupakan daerah yang mempunyai status endemis, dimana data

jumlah korban antara kurun waktu tahun 2006-2008 korban yang terjangkit kasus

DBD pada desa ini terus mengalami peningkatan dan diantaranya ada korban yang

meninggal pada tahun 2008.

Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi partisipasi kader jumantik dalam pemberantasan DBD Di Desa

Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali 2009. Pembuktian hipotesis

penelitian ini menggunakan uji chi square.

Sebagian besar pendidikan kader jumantik Di Desa Ketitang Kecamatan

Nogosari Kabupaten Boyolali adalah berpendidikan SMP yaitu sebesar 38,4%.

Dan menurut penelitian ini pendidikan tersebut termasuk rendah. Hal ini akan

sangat berpengaruh dalam setiap menerima informasi dan perubahan sikap. Yang

mencerminkan belum sepenuhnya menerima informasi tentang pencegahan dan

penularan penyakit yang diberikan oleh petugas kesehatan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan akan sangat berpengaruh dalam menerima informasi dan perubahan

sikap. Menurut Mugiati (2005) tingkat pendidikan di suatu wilayah dapat

menggambarkan kualitas penduduk di daerah tersebut. Semakin tinggi tingkat

pendidikan maka kualitas penduduk akan semakin baik pula jika diukur dari aspek

pengetahuan. Namun hal tersebut belum tentu dapat menjamin kesadaran dan

Page 66: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

49

kedewasaan masyarakat. Apabila tingginya tingkat pendidikan diiringi dengan

kesadaran dan kedewasaan yang tinggi, maka bukan hal yang mustahil jika dapat

mewujudkan tatanan kehidupan yang semakin baik pula. Sebagian besar

pendidikan responden adalah SMP sehingga kemampuan untuk menerima

informasi tentang arti pentingnya pemberantasan DBD masih rendah. semakin

tinggi tingkat pendidikan akan sangat berpengaruh dalam menerima informasi dan

perubahan sikap.

Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa pendidikan, penghasilan, jenis

pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap partisipasi para kader

jumantik Di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali 2009 dalam

pemberantasan DBD. Sedangkan faktor lainnya yaitu ketersediaan fasilitas tidak

memiliki hubungan yang signifikan terhadap partisipasi para keder jumantik Di

Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali 2009 dalam

pemberantasan DBD. Adapun faktor-faktor tersebut yang memiliki hubungan

yang signifikan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

A. Fakor Yang Berhubungan Dengan Partisipasi Kader Jumantik Dalam

Pemberantasan DBD

Hasil analisis bivariat masing-masing variabel menunjukkan bahwa

variabel yang terbukti berhubungan dengan partisipasi kader jumantik dalam

pemberantasan DBD antara lain:

Page 67: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

50

1. Pendidikan

Hasil analisis statistik melalui chi square menunjukkan bahwa ada

hubungan antara pendidikan dengan partisipasi para kader dalam

pemberantasan DBD di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten

Boyolali pada α = 0,05 dengan p = 0,003. Para kader yang berpendidikan

tinggi terbukti mempunyai pengaruh tehadap partisipasi dalam

pemberantasan DBD. Responden yang berpendidikan tinggi akan

mengakibatkan tindakan partisipasi pemberantasan DBD akan semakin

baik. Hal ini dikarenakan informasi dan perubahan sikap responden yang

mempunyai pendidikan lebih tinggi pengetahuannya dalam

pemberantasan penyakit DBD.

Hal ini sesuai dengan penelitian Widyanti (2006) yang dilakukan di

Desa Makam Haji wilayah kerja Puskesmas II Kartasura. Menyatakan

tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap tindakan masyarakat

dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Variabel pendidikan dalam

penelitian ini mempunyai odd ratio 7,633 yang berarti (interval

keyakinan 95% 2,417-24,107). Artinya pendidikan mempunyai pengaruh

yang signifikan, sehingga dalam peneltian ini terbukti bahwa pendidikan

mempunyai pengaruh terhadap pencegahan DBD.

Menurut Helmi dan Faizah (2008) dengan judul “ pengaruh

pendidikan kesehatan tentang penyakit demam berdarah dengue terhadap

perilaku aktif pencegahan penyakit demam berdarah dengue pada ibu-ibu

warga Minapadi Kelurahan Nusukan Kota Surakrata” membuktikan

Page 68: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

51

bahwa ada perbedaan rata-rata perilku aktif pencegahan DBD sebelum

dan sesudah pendidikan kesehatan. Hasil uji hipotesis dengan uji t

memperoleh nilai t hitung sebesar 9,733 > t hitung 2, 042 pada taraf

signifikan 5%. Adanya perbedaan tersebut membuktikan bahwa

pendidikan kesehatan mampu meningkatkan kualitas perilaku aktif dalam

pencegahan DBD. Nilai rata-rata perilaku pencegahan DBD sesudah

pendidikan kesehatan (11,636) terlihat lebih tinggi dari pada nilai rata-

rata perilaku aktif pencegahan sebelum pendidikan kesehatan (9,242).

2. Penghasilan

Hasil analisis statistik melalui chi square menunjukkan bahwa ada

hubungan antara penghasilan dengan partisipasi para kader dalam

pemberantasan DBD di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten

Boyolali pada α = 0,05 dengan p = 0,000. Pada variabel penghasilan ini

terbukti mempunyai pengaruh tehadap partisipasi dalam pemberantasan

DBD. Responden yang memiliki penghasilan diatas UMR Kota Boyolali

memiliki pengaruh partisipasi yang tinggi dalam pemberantasan DBD.

Hal ini dikarenakan responden yang berpenghasilan tinggi akan bisa

meluangkan banyak waktu untuk bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan

jumantik, selain itu banyak waktu dari kader berada di rumah sehingga

pada saat jadwal jumantik yang dilaksanakan setiap hari minggu.

Hal ini sesuai dengan penelitian Widyanti (2006) yang menyatakan

tingkat pendapatan mempunyai pengaruh terhadap tindakan masyarakat

dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Variabel penghasilan dalam

Page 69: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

52

penelitian ini mempunyai odd ratio 6,495 yang berarti (interval

keyakinan 95% 1,603-26,327). Artinya pendapatan keluarga mempunyai

pengaruh yang signifikan, sehingga dalam peneltian ini terbukti bahwa

pendapatan mempunyai pengaruh terhadap pencegahan DBD.

3. Jenis pekerjaan

Hasil analisis statistik melalui chi square menunjukkan bahwa ada

hubungan antara jenis pekerjaan dengan partisipasi para kader dalam

pemberantasan DBD di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten

Boyolali pada α = 0,05 dengan p = 0,002. Pada variabel ini terbukti

bahwa jenis pekerjaan mempunyai pengaruh tehadap partisipasi dalam

pemberantasan DBD. Hal ini dikarenakan jenis pekerjaan formal yang

mempunyai surat keputusan (SK) baik dari negara ataupun pemerintah

daerah mempunyai jaminan dan tunjangan-tunjangan. Kader yang bekerja

pada bidang formal pada akir pekan akan mempunyai waktu luang lebih

banyak dirumah, sehingga pada saat jadwal kegiatan jumantik yang

dilaksanakan pada setiap hari minggu tidak akan mengganggu untuk

mencari nafkah kelurga. Tetapi pada responden yang memiliki pekerjaan

pada bidang informal akan berpengaruh sebaliknya, terutama dalam

proses pencarian nafkah untuk kesejahteraan keluarga waktu dan hari

tidak teratur. Sehingga pada hari libur waktu para kader juga mempunyai

kegiatan mencari nafkah, sehingga pada saat pelaksanaan jumantik juga

akan ikut tergangu.

Page 70: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

53

Hal ini sesuai dengan pernyataan (Dalimunthe, 2008) bahwa

pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam

program pencegahan penyakit.

B. Faktor Yang Tidak Berhubungan Dengan Partisipasi Para Kader

Jumantik Dalam Pemberantasan DBD

1. Ketersediaan fasilitas

Hasil analisis statistik melalui chi square menunjukkan bahwa ada

tidak ada hubungan antara ketersediaan fasilitas dengan partisipasi para

kader dalam pemberantasan DBD di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali pada α = 0,05 dengan p = 0,654. Pada variabel ini

tidak terbukti mempunyai pengaruh tehadap partisipasi dalam

pemberantasan DBD. Berdasarkan hasil kuesioner, fasilitas tersedia di

dalam kader juamantik Desa Ketitang antara lain lampu senter, alat tulis,

bubuk abate, form pengisian tiap rumah, form pengisian hasil jumantik,

buku dan ikan pemakan jentik dalam keadaan yang keadaan yang

mencukupi karena tiap kader telah telah memiliki alat dan bahan pada

saat kegiatan jumantik. Akan tetapi untuk ikan pemakan jentik dan bubuk

abate tidak ada. Hal ini disebabkan tidak adanya bantuan baik dari pihak

Kelurahan ataupun Puskesmas tidak menyediakan bahan tersebut secara

rutin pada saat melakukan kegiatan jumantik. Pada saat sistem pelaporan

PJB kepeda ketua jumantik juga kurang lancar, sehingga untuk proses

Page 71: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

54

teguran-teguran kapada Dusun yang kurang aktif tidak bisa berjalan

dengan maksimal.

Hal ini sesuai dengan penelitian (Widiastuti, 2006) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

ketersediaan alat dan bahan dalam partisipasi kader. Variabel

katersediaan fasilitas dalam penelitian ini mempunyai p = 0,739 (p>0,05)

sehingga Ho diterima artinya bahwa tidak ada hubungan yang signifikan,

sehingga dalam penelitian ini terbukti bahwa ketersediaan fasilitas tidak

mempunyai pengaruh terhadap partisipasi.

C. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan dalam memberikan pertanyaan kepada responden yang pada

saat pengisian kuesioner kurang jujur dalam menjawab pertanyaan,

sehingga peneliti melakukan pendekatan kepada responden.

2. Keterbatasan dalam menemui responden pada saat bulan ramadhan,

reponden banyak yang melakukan aktifitas memasak. Sehingga waktu

untuk pengisian kuesioner tidak bisa maksimal.

3. Kemungkinan terdapatnya bias atau kesalahan sangat mungkin terjadi.

4. Kurangnya waktu bagi peneliti dalam melakukan pendekatan dengan

responden untuk mendapatkan kepercayaan dari responden bahwa

jawaban mereka tidak akan disebarluaskan, sehingga kemungkinan

adanya jawaban dari responden yang tidak jujur.

Page 72: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

55

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi partisipasi kader dalam pemberantasan DBD Di Desa Ketitang

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali 2009, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan antara pendidikan responden dengan partisipasi para kader

dalam pemberantasan DBD Di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali 2009.

2. Ada hubungan antara pengasilan responden dengan partisipasi para kader

dalam pemberantasan DBD Di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali 2009.

3. Ada hubungan antara jenis pekerjaan responden dengan partisipasi para

kader dalam pemberantasan DBD Di Desa Ketitang Kecamatan Nogosari

Kabupaten Boyolali 2009.

4. Tidak ada hubungan antara ketersediaan fasilitas responden dengan

partisipasi para kader dalam pemberantasan DBD Di Desa Ketitang

Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali 2009.

Page 73: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

56

E. Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan

a. Memberikan kebijakan-kebijakan yang memihak khususnya kader

jumantik dalam pemberantasan DBD.

b. Melakukan pelatihan pada kader tentang pemberantasan DBD,

terutama untuk para kader jumantik yang baru.

c. Memberikan panyuluhan secara berkala kepada kader jumantik,

sehingga para kader jumantik tetap semangat untuk pelaksanaan

pemberantasan DBD.

d. Memberikan penghargaan kepada kadus aktif.

2. Bagi Kader Jumantik

a. Ikut aktif berpartisipasi dalam membantu program dari Puskesmas

dalam melaksanakan pemberantasan DBD.

b. Mengikuti program-program yang telah direncanakan oleh Puskesmas,

sehingga program tersebut bersinergis antara Puskesmas dan kader

jumantik Di Desa Ketitang dalam pemberantasan DBD.

c. Melaporkan hasil-hasil apa saja yang telah dicapai oleh para kader

jumantik pada tiap kadus tentang perkembangan DBD.

3. Bagi peneliti

a. Melakukan penelitian lain dengan variabel-variabel yang berbeda.

b. Melakukan penelitian dengan sampai ke analisis mulivariat sehingga

kita akan mengetahui seberapa besar nilai-nilai dalam setip variabel

yang diteliti tentang penguaruh antar variabel.  

Page 74: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

57

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman dan Muhidin. 2006. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setya

Achmad HH. 1997. Variabel Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga

dalam Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Cermin Dunia Kedokteran. No. 199. November 1997.

Cahyo K. 2006. Kajian Faktor-faktor Perilaku Dalam Keluarga Yang

Mempengaruhi Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kelurahan Meteseh Kota Semarang. Media Litbang Kesehatan XVI Nomor 4 Tahun 2006: 32-41.

Dalimunthe. 2008. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Dalam Program Pencegahan Malaria Di Kecamatan Saibu Kabupaten Mandailing Natal. [Tesis]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Sumatra Utara.

Depkes RI. 1992. Petunjuk Teknis Penggerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk

(PSN) Demam Beradarah Dengeu. Jakarta: Direktorat Jendral PP-PL. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta. 2005 a. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue

di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral PP-PL. 2005 b. Demam Berdarah Dengue Sudah Normal Kembali Pada

Kondisi Normal. Jakarta. DKS Boyolali. 2007. Profil Dinas Kesehatan Sosial Kabupaten Boyolali 2007.

Boyolali: DKS Boyolali. Fathi, et al. 2005. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan

Demam Berdarah Dengue Di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2, No. 1, Juli 2005: 1-10.

Hadinegoro dan Satari. 1999. Demam Berdarah Dengue Naskah Lengkap

Pelatihan Bagi Pelatih Dokter Spesialis anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Tatalaksanaan Kasus DBD. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hiswani. 2003. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue

(DBD). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.

Page 75: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

58

Kustini H dan Betty F. 2008. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Penyakit Demam Berdarah Dendue Terhadap Perilaku Aktif Pencegahan Demam Berdarah Dengue Pada Ibu-ibu Warga Minapadi Kelurahan Nusukan Kota Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697. Vol. 1 No. 1, Maret 2008: 36-42.

Mugiati. 2005. Hubungan Antara Peranan Kontak Tani Dengan Dinamika

Kelompok Tani di Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. (Skripsi) Surakarta: Fakultas Pertanian UNS.

Murti B. 2006. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif Di Bidang Kesehatan . Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

1997. Prinsip Dan Metode Riset Epidemologi. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press. Nadesul H. 2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Jakarta: Kompas. Notoatomodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rhineka

Cipta. Saraswati LD. 2003. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Anggota

Dasawisma Dengan ABJ Dalam Rangka Pelaksanaan Piket Bersama Di Kelurahan Sarirejo Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang Timur. [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Deponegoro.

Satari HI dan Meiliasari. 2004. Perawatan Di Rumah & Rumah Sakit. Jakarta:

2004 Sigarlaki HJO. 2007. Karakteristik Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap

Penyakit Demam berdarah. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 23. No. 3, Septembar 2007: 148-153.

Siregar FA. 2004. Epidemologi dan Demam Berdarah Dengue (DBD) di

Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara. Soegijanto H. 2004. Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di Indonesia.

Surabaya: Airlangga University Press Soeparmanto P. dan Pranata. 2006. Peningkatan Penanggulangan Penyakit

Demam Berdarah Dengue Berbasis Masuarakat Dengan Penyuluhan. Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 22, No. 2, Juni 2006: 75-81.

Page 76: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

59

Widyanti IT. 2006. Faktor-faktor Yang memepengaruhi Tindakan Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Desa Makam Haji Wilayah Kerja Puskesmas II Kartasura. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Yulianti NS. 2007. Pengaruh Keaktifan Juru Pemanatau Jenti (Jumantik)

Terhadap Angka Bebas Jentik (ABJ) dan Kejadian Demam Berdarah Dengue(DBD) (Studi Pada Peiaksanaan "Gerakan Jumat Berseri + PSN 60 Menit" di Kota Mojokerto). [Tesis]. Surabaya: Airlangga University Library.

Page 77: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

60

LAMPIRAN

Page 78: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

61

Lampiran 1

Kuesioner Pendahuluan

KUESIONER PENDAHULUAN A. Identitas Responden:

1. Nama : 2. Alamat :

B. Pertanyaan-pertanyaan: 1. Apakah Ibu aktif melakukan kegiatan jumantik? a. Ya b. Tidak 2. Berapa lama ibu menjadi kader jumantik, sebutkan? ..................................................................................... 3. Apa yang ibu lakukan saat kegiatan jumantik? .......................................................................................

4. Pilihlah aktivitas yang ibu lakukan pada saat melakukan kegiatan jumantik? a. Pemeriksaan jentik b. Memotivasi c. Memberikan teguran d. Tidak melakukan hal diatas

5. Berapa kali Ibu melakukan kegiatan diatas sebagai kader jumantik? a. 1 Minggu sekali b. 2 Minggu sekali c. 3 Minggu sekali d. 4 Minggu sekali

Page 79: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

62

Kuesioner Penelitian

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI

KADER JUMANTIK DALAM PEMBERANTASAN DBD

DI DESA KETITANG KECAMATAN NOGOSARI

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

PETUNJUK

a. Bacalah pertanyaan dengan baik dan telitilah sebelum anda menjawab pertanyaan.

b. Beri tanda (X) pada kolom yang disediakan yang paling sesuai dengan keadaan

keadaan para kader jumantik pada saat sekarang ini.

c. Kuesioner ini tidak akan mempengaruhi dalam pada kehidupan sosial saudara.

d. Untuk kelancaran penelitian ini mohon diisi jawaban yang sesuai dengan pengetahuan

saudara, tidak perlu bertanya kepada yang lain. Jawab dengan jujur dan apa adanya.

e. Karahasiaan saudara akan tetap kami jaga.

A. No Responden.....

B. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

C. Jenis Pendidikan

a. Tamat SD

b. Tamat SMP

c. Tamat SMA

d. Tamat D3/S1

e. Tidak sekolah

f. Lainnya, sebutkan………………

D. Pekerjaan

a. Ibu rumah tangga

b. Pedagang

c. Petani

d. PNS

e. Swasta

Page 80: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

63

f. Lainya, sebutkan…………………

E. Penghasilan

1. Berapakah penghasilan setiap tiap bulan kelurga anda? Sebutkan Rp……………….

2. Apakah dalam kegiatan jumantik saudara mendapatkan dana insentif dari

pemerintah ataupun dari Puskesmas Nogosari?

a. Ya, Sebutkan Rp…………………..

b. Tidak

3. Apakah pemberian insentif yang diberikan oleh Pemerintah Desa atau Puskesmas

sesuai dengan beban kerja anda?

a. Ya

b. Tidak

4. Menurut saudara berapakah nominal pemberian insentif yang sesuai dengan kader

jumantik? Sebutkan Rp…………………

F. Ketersediaan fasilitas

1. Apakah ada fasilitas yang mencukupi pada saat melakukan kegiatan jumatik?

a. Ya, sebutkan apa saja:…………………

b. Tidak

2. Beri tanda (√) untuk ketersediaan fasilitas dalam jumantik?

No Alat dan Bahan Ya Tidak

1 Lampu senter

2 Alat tulis

3 Bubuk abate

4 Form pengisian pada tiap rumah

5 Form pengisian hasil jumantik

6 Buku

7 Ikan pemakan jentik

Page 81: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

64

3. Apakah dalam kegiatan jumantik saudara diberikan tanda atau seragam?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah para kader mendapatkan alat dan bahan dari Puskesmas ataupun dari

pemerintah Desa Ketitang?

a. Ya

b. Tidak

Page 82: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

65

Lampiran 2

Surat Ketersediaan Menjadi Responden

Penelitian

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keder Jumantik Dalam Pemberantasan DBD

Di Desa Ketitang Kecamata Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009

Pernyataan Ketersediaan Menjadi Responden

Penelitian tentang: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keder Jumantik

Dalam Pemberantasan DBD Di Desa Ketitang Kecamata Nogosari Kabupaten

Boyolali Tahun 2009. Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilakukan

oleh :

Nama :

Nim :

Mahasiswa S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Surakarta,………………2009

Responden

( )

Page 83: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

66

Lampiran 3

Pate Desa Ketitang

PoncolLoning Randualas

Nglarum

Bendorejo

Gondangrejo

Losari

RanduPelem

PokoPomahan

Pulorejo

Klodran

Asemsari

Margorejo

Nogosari

Widoro

Rejosari

Jangkungrejo

Manggen

Bekangan

Asemgrowong

Karangjoho

MiriDelen

Sukomulyo Sambirejo

Sambicilik

SentulWonosido

Gembosan

GembosanGembosan

Grnting

Bulu

Sajen

Tanjung

NgrangkahKemiri

GuliLor

Guli Kidul

Ngablak

Gempol

Wates

Gebel

Kajar Kec ik

Badan

Grogolan

Tegalgiri

Ds.Tegalgiri

Ds.Keyongan

Jengglong

Pundong

MandunganKenteng Gunung

GunungPelem

Londo

Grenjeng

Bakalan

Bibis

Taruban

Cengklik

Polo

Sendang

Sendangrejo

Nganngkruk

GumukrejoMojosari

Ngumbulrejo

Bulakrejo

Asrimulyo

Sumbercangkring

Dampak

Kayem

Jati

Keyongan

Putat

KlebenganTarub

Mlokolegi

MlokolegiLor

KidulRejomulyo

Kepoh

Kalikijing

Rejosari Klangsuran

Karangasem

Sanggrahan

Widoro

Jengglong

Pilangsari

Jembrangan

Watutebok

Potronayan

Tegalombo

Pilangkuk

DowoMakam

Kemloko

KarangNongko

Baseran

Sumurwaru

Karanglo

Mojolegi

Girangledok

Cabean

Mawung

Mangurejo

Tegalmulyo

Giranggunung

Pilang

KetitangRinginpitu

Tinawas

KrompakanTlangu

Mojorejo

Ringinrejo

Kedung Buntal

Klayutan

Mojosari

Baratan

Sempol

CemoroLemahireng

Pengkol

Jetis

Tubanrejo

Remi

Jetak

Rembun

Banyurejo

Mojo

Tagung

Tagung

Jangkungan

Jangkungan

Jeruk Manis

Kulon

Gejugan

Glonggong

Pulutan

BanyudonoSanggrahan

MencilNgemplak

Dilem

PojokWeru

Kedung KenongSidomulyo

Serbajadi

Ngemplak

Salemrejo

Bandungrejo

BandungMencil

Gantiwarno

Karanganyar

Purworejo

Kliwonan

Demen

Jeron

Sampu Cengklik

Gondangrejo

Pelemgulo

PenggungLemahabang

Sidomulyo

Krajan

GrinsingGrinsing

Jenalas

Jenalas

Kendel

Bendo

Sidorejo

Ngringin

Sembungan

Ngumbul

Etan

Mojo Baru

Lemahbang

U

S

B T

KAB.SRAGENKEC. KALIJAMBE

KECAMATAN ANDONG

KECAMATAN SIMO

KECAMATAN SAMBIKE

C. G

ON

DAN

GRE

JOKECAMATAN NGEMPLAK

Batas KecamatanBatas Desa

Kantor DesaKantor Kecamatan

Sungai

KETERANGAN :

:::::::::::::::

:

:

Jalan DesaJalan PUK

Tanah Subur / GadonPemukiman Penduduk

Lapangan

Pasar

Terminal

Koramil

Polsek

Puskesmas

Pasar Hewan

Tanah Tandus / Tadah Hujan

KAB.

KARA

NG

ANYA

R

Grojogan

PilangKulon

Kulon

Kulon

Etan

EtanEtanDadimulyo

Lor

Lor

Kidul

Pilang

Ds.Glonggong

Ds.Pulutan

Ds.Rembun

Ds.Ketitang

Ds.JeronDs.Sembungan

Ds.Potronayan

Ds.Guli

Ds.Kenteng

Ds.Pojok

Ds.Bendo

PETA KECAMATAN NOGOSARI

Gambar Pate Desa Ketitang

Page 84: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

67

Lampiran 4

Tabel Frekuensi Statistik Frequencies

Statistics

jenis pendidikan

responden

penghasilan

responden

ketersediaan alat

dan bahan jenis pekarjaan partisipasi kader

N Valid 39 39 39 39 39

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Jenis Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi (D3/s1) 7 17.9 17.9 17.9

Rendah (DS, SMP, SMA) 32 82.1 82.1 100.0

Total 39 100.0 100.0

Penghasilan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tinggi (diatas UMR boyolali 22 56.4 56.4 56.4

Rendah (dibawah UMR

boyolali) 17 43.6 43.6 100.0

Total 39 100.0 100.0

Ketersediaan Alat dan Bahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid ada 37 94.9 94.9 94.9

tidak ada 2 5.1 5.1 100.0

Total 39 100.0 100.0

Page 85: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

68

Jenis Pekarjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid formal 14 35.9 35.9 35.9

tidak formal 25 64.1 64.1 100.0

Total 39 100.0 100.0

Partisipasi Kader

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid aktif 17 43.6 43.6 43.6

tidak aktif 22 56.4 56.4 100.0

Total 39 100.0 100.0

Page 86: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

69

Lampiran 5

Tabel Hubungan Antar Variabel

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

ketersediaan alat dan bahan

* partisipasi kader 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

jenis pendidikan responden *

partisipasi kader 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

penghasilan responden *

partisipasi kader 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

jenis pekarjaan * partisipasi

kader 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

Tabel Hubungan Jenis Pendidikan Responden Dengan Partisipasi Kader

Crosstab

partisipasi kader

Total

aktif tidak aktifbukan sampel

jenis pendidikan responden

Tinggi (D3/s1) Count 7 0 0 7

% of Total 11.7% .0% .0% 11.7%

Rendah (DS, SMP, SMA) Count 19 13 0 32

% of Total 31.7% 21.7% .0% 53.3%

bukan sampel Count 13 3 5 21

% of Total 21.7% 5.0% 8.3% 35.0%

Total Count 39 16 5 60

% of Total

65.0% 26.7% 8.3% 100.0%

Page 87: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

70

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 16.203a 4 .003

Likelihood Ratio 19.021 4 .001

N of Valid Cases 60

a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .58. Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .461 .003

N of Valid Cases 60

Tabel Hubungan Penghasilan Responden Dengan Partisipasi Kader

Crosstab

partisipasi kader

Total aktif tidak aktif bukan sampel

penghasilan responden

Tinggi (diatas UMR boyolali Count 19 3 0 22

% of Total 31.7% 5.0% .0% 36.7%

Rendah (dibawah UMR boyolali) Count 11 11 0 22

% of Total 18.3% 18.3% .0% 36.7%

bukan sampel Count 9 2 5 16

% of Total 15.0% 3.3% 8.3% 26.7%

Total Count 39 16 5 60% of Total 65.0% 26.7% 8.3% 100.0%

Page 88: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

71

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 23.341a 4 .000

Likelihood Ratio 22.417 4 .000

N of Valid Cases 60

a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1.33. Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .529 .000

N of Valid Cases 60

Tabel Hubungan Ketersediaan Fasilitas Dengan Partisipasi Kader

Crosstab

partisipasi kader

Total aktif tidak aktif bukan sampel

ketersediaan alat

dan bahan

ada Count 14 8 3 25

% of Total 23.3% 13.3% 5.0% 41.7%

tidak ada Count 2 0 0 2

% of Total 3.3% .0% .0% 3.3%

bukan sampel Count 23 8 2 33

% of Total 38.3% 13.3% 3.3% 55.0%

Total Count 39 16 5 60

% of Total 65.0% 26.7% 8.3% 100.0%

Page 89: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

72

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 2.448a 4 .654

Likelihood Ratio 3.066 4 .547

N of Valid Cases 60

a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .17.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .198 .654

N of Valid Cases 60 Tabel Hubungan Jenis Pekerjaan Dengan Partisipasi Kader

Crosstab

partisipasi kader

Total aktif tidak aktif bukan sampel

jenis pekarjaan formal Count 13 1 0 14

% of Total 21.7% 1.7% .0% 23.3%

tidak formal Count 14 11 0 25

% of Total 23.3% 18.3% .0% 41.7%

bukan sampel Count 12 4 5 21

% of Total 20.0% 6.7% 8.3% 35.0%

Total Count 39 16 5 60

% of Total 65.0% 26.7% 8.3% 100.0%

Page 90: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

73

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 16.743a 4 .002

Likelihood Ratio 18.197 4 .001

N of Valid Cases 60

a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1.17.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .467 .002

N of Valid Cases 60

Page 91: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

74

Lampiran 6

Dokumentasi Penelitian

Gambar Pada Saat Melakukan Penelitian Dengan Dengan Kader Jumantik

Desa Ketitang

Page 92: i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI KADER ...

75

Gambar Pada Saat Melakukan Penelitian Dengan Dengan Ketua Jumantik

Desa Ketitang