FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI IBU RUMAH...
Transcript of FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI IBU RUMAH...
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI IBU RUMAH
TANGGA DALAM PEMBERDAYAAN LINGKUNGAN MELALUI KEGIATAN DAUR ULANG SAMPAH ANORGANIK
(Studi Kasus: Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang Selatan)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh :
UMU SALAMAH 1110054000016
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1436 H/ 2014 M
\
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul FAKTOR YAI\ic MEMPENGARUHI PARTISIPASI IBURUI}TAH TAIYGGA DALAM PEMBERDAYAAII LINGKUNGAIY MELALUIKEGIATAN DAUR ULAI\G SATIPAH ANORGANIK (Studi Kasus: Di ViUaInti Persada Rt 06, Pamulang Timur, Tangsel) telatr diujikan dalam sidingmunaqosyah di Fakultas IImu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Junrsan Pengembangan
Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada. Skripsi ini telah dterimasebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Pada
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 30 Oktober 2014
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota
NIP. 19710520 1999A3 2 A02
Anggota,
M. Hudri- M. AgNIP. 19720606 199803 I 003
NrP. 19690322199603 2 00i
Penguji I
__4%Prpf. Dr. H. Asep Usman Ismail. MANrP. 19600720199103 I 00r
Penguji II
Pembimbing
NrP. 19450720197803 I 002
ii
SURAT PERNYATAAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Umu Salamah
NIM : 1110054000016
Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 27-Juni-1992
Alamat : Kupu Pasir Putih Rt 01/ 05 Sawangan Depok
Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Judul Skripsi : Faktor Yang mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah
Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui
Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik (Studi Kasus
Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur,
Tangerang Selatan)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strarta satu (SI) di Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
didalamnya terdapat plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi
berdasarkan undang-undangn yang berlaku di Universitas Islam Negri Syarif
Hidyatullah Jakarta.
Jakarta, 17 November 2014
Penulis,
Umu Salamah
FAKTOR YAI{G MEMPENGART]HI PARTISIPASI IBU RUMAIITAIIGGA DALAM PEMBERDAYAAIY LINGKT'NGAIT MELALTII
KEGIATAN DAT]R T]LAI\G SAMPAH AI\IORGAI\IK
(Studi Kasus: Di Villa Inti Persada Rt 06, Pamulang Timur, Tangsel)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Umu Salamah
1110054000016
Menyetujui
Pembimbing Skripsi
rrrP. 19450720 197806 I 402
JIJRUSAN PENGEMBANGAN IVIASYAIIAIQ{T ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
. {.INIVERSITAS ISLAM NEGRI
JAIA{IUA
1435 Hl ?A1,4}/{
lil
iv
ABSTRAK
Umu Salamah:
Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam
Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah
Anorganik di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel
Program pemberdayaan masyarakat selalu memakai peran partisipasi
seseorang, karna tanpa adanya partisipasi masyarakat sebuah program belum tentu
akan terlaksana dengan baik dan partisipasi juga menjadi salah satu tolak ukur
dalam keberhasilan program pemberdayaan dengan melihat seberapa besarnya
partisipasi masyarakat dalam program tersebut.
Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakatdalam
proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalambentuk
kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian,modal dan
atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil pembangunan.
Pada penelitian ini peneliti mengambil dua rumusan, yaitu: pertama,
Bagaimana bentuk partisipasi ibu rumah tangga di Villa Inti Persada RT 06
dalamkegiatan daur ulang sampah anorganik?Kedua,Faktor apa saja yang
mempengaruhi ibu rumah tangga dalam melakukan kegiatan daur ulang sampah
anorganik?
Pendekatan yang penulis gunakan yaitu pendekatan kualitatif, digunakan
untuk menjawab rumusan masalah dan mendeskripsikaan data-data yang
diperoleh dilapangan. Teori yang dipakai menurut buku Soetomo, Strategi-
strategi Pembangunan Masyarakat, partisipasi masyarakat yang dimaksudkan
adalah partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan mulai dari
pengambilan keputusan dalam identifikasi masalah dan kebutuhan, perencanaan
program, pelaksanaan program serta dalam evaluasi dan menikmati hasil.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam pelaksanaan program
pemberdayaan lingkungan melalui kegiatan daur ulang sampah anorganik, ibu-ibu
rumah tangga turut berpartisipasi dan cukup antusias mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pelembagaan serta monitoring dan evaluasi. Dampak dari kegiatan
daur ulang sampah anorganik ini mampu mengembangkan diri dan
memberdayakan orang lain. Memberikan perubahan yang positif dalam
kebersihan lingkungan. Kemudian banyak faktor yang mempengaruhi partisipasi
dalam kegiatan tersebut diantaranya orang akan berpartisipasi apabila mereka
merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting, orang harus merasa bahwa aksi
mereka akan membuat perubahan, berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan
dihargai, orang harus bisa berrpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya serta
struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamiiin, segala puji hanya milik Allah SWT Tuhan
semesta alam. Sujud syukur dipanjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas segala
kemurahan, cinta dan kasih sayang-Nya serta rahmat dan karunia-Nya tak
terhingga yang senantiasa diberikan kepada hamba-nya, sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabat beliau sehingga akhir zaman.
Alhamdulillah, dengan usaha dan tekad yang kuat sehingga skripsi ini
dapat penulis selesaikan, meskipun banyak kendala, hambatan dan rintangan yang
penulis hadapi ditengah jalan hingga akhir proses penulisan. Yang terkadang
menjadi beban penulis dan penghambat proses, namun itu semua penulis jadikan
sebuah pembelajaran serta pengalaman yang berharga. Sehingga atas izin Allah
SWT semua masalah dapat terselesaikan.
Terselesainya skripsi ini, sungguh anugrerah terindah yang penulis
rasakan. Namun anugerah tidak akan tercapai tanpa adanya proses dan dukungan,
baik moril maupun materil. Maka untuk itulah, penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disamping itu penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi
ini, penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnyakepada semua pihak yang telah memberikan
vi
bantuannya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Terutama yang telah
mencurahkan cinta, kasih sayang, do’a, motivasi serta dukungan sehingga masa
study ini dapat terselesaikan, dari lubuk hati yang paling dalam penulis sampaikan
rasa hormat dan ta’dzim yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua saya,
Umi tercinta Ibu Masriah dan Bapak tersayang Bapak Salimat HN, yang
senantiasa selalu mendo’akan dalam sujudnya kepada Allah SWT. Semoga Umi
dan Bapak selalu dapat diberikan kesehatan dan kebahagian dunia akhirat oleh
Allah SWT. Selain bimbingan dari kedua orang tua, penulis juga banyak
menerima motivasi, bimbingan, kontribusi, do’a serta dukungan dari berbagai
pihak, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Beserta pembantu Dekan dan jajarannya.
2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si dan Bapak Hudri, M.Ag, selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
3. Prof. Dr. Syamsir Salam, M.Si, selaku dosen pembimbing, yang telah
memberikan arahan dan bantuan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi
ini.
4. Bapak Dr. Tantan Hermansyah, M.Si, dan Bapak Muhtadi, M.Si. selaku
dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, dan seluruh Bapak dan Ibu
Dosen yang pernah mengajar di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2010 yang telah
meluangkan waktunya untuk menyalurkan ilmunya.
5. Seluruh staff Yayasan Bank Sampah Melati Bersih Indonesia, Bapak Drs. H.
Bambang Budi Susetiyo, MM, Bapak Riska Dwi Anggana dan Teh Roy Imas
Maesayaroh, yang telah membimbing dalam menyelasaikan penyusunan
skripsi ini.
6. Seluruh pengurus Bank sampah dan Program Daur Ulang Sampah Anorganik
Villa Inti Persada RT 06 Pamulang Timur, Tangsel, yang telah meluangkan
vii
waktu dan membantuuntuk melengkapkan data dalam menyelesaikan skripsi
ini.
7. Kepada para staff kelurahan Pamulang Timur, Tangerang Selatan yang telah
bersedia dan membantu dalam pelengkapan data untuk menyelesaikan skripsi
ini.
8. Kepada sahabat-sahabat tercinta dan seperjuangan, Saudari Mia Mai’syatur
R, Nur Handayani, Resha Purnama, Lilis Yunengsih, Nurul Vivi Aryanti P,
Sri Rahmayani, Maya Indah J, Badzlia Rusyidina F, Vivih Rahmawati, Ika
Septi T, Desia Cahya N, Yulia Yusyunita, Anisa F. Dan saudara Fikri
Dzulkarnain, M. Ikbal AG, M. Irfan, Ujang K, M Imamuddin A, Taufik R,
ade R, Anfal, Septiawan B, Viqih A, serta teman-teman COMDEV yang
lainnya angkatan 2010, atas semangat, do’a dan motivasinya, semoga
persahabatan kita tetap terjaga.
9. Teruntuk semua keluarga dan kerabat dekat Latifah Syahlini, Siti
Nurhalimah, Ibunda Dra. Patmasariningsih, Teh Siti Rokoyah, S.Pd.I Teh Siti
Roiyah, S.Pd.I, Ka’ Rianah Adam Dewi Aawaluddin, S.Pd.I, Ka Bunga
Nurmawaddah Nasution, S.Kom.I yang selalu memberikan support untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Jakarta, 17 September 2014
Umu Salamah
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 9
C. Batasan Masalah .............................................................................. 9
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10
F. Metodologi Penelitian ................................................................... 11
G. Tinjauan pustaka ........................................................................... 16
H. Sistematika penulisan .................................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 20
A. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi ........................................ 20
B. Partisipasi ...................................................................................... 21
1. Pengertian Partisipasi .............................................................. 21
2. Tujuan Partisipasi .................................................................... 23
3. Tahapan-Tahapan Partisipasi .................................................. 24
ix
C. Pemberdayaan Lingkungan ........................................................... 26
1. Pengertian Pemberdayaan ....................................................... 27
2. Pembangunan Berkelanjutan ................................................... 29
D. Daur Ulang Sampah ...................................................................... 30
1. Pengertian Daur Ulang ............................................................ 30
2. Manfaat Daur Ulang ................................................................ 31
3. Pengertian Sampah .................................................................. 31
4. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan. ............................ 34
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PROFIL BANK
SAMPAH MELATI BERSIH .......................................................... 37
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 37
1. Latar Belakang Kelurahan Pamulang Timur............................ 37
2. Letak Geografis Kelurahan Pamulang Timur .......................... 38
3. Jumlah Penduduk Kelurahan Pamulang Timur........................ 39
4. Gambaran Keislaman Masyarakat Pamulang Timur ............... 43
5. Aktivitas Ekonomi Kelurahan Pamulang Timur ...................... 44
6. Sejarah Berdirinya Perumahan Villa Inti Persada
RT 06 Pamulang Timur ........................................................... 46
B. Profil Bank Sampah Melati Bersih Villa Inti Persada
RT 06, Pamulang Timur, TangerangSelatan ................................. 47
1. Sejarah Berdirinya Bank Sampah Melati ................................. 47
2. Keorganisasian ......................................................................... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 54
A. Partisipasi Ibu Rumah TanggaDalam Kegiatan Daur Ulang
Sampah Anorganik ....................................................................... 54
x
1. Tahap Perencanaan Awal ........................................................ 59
2. Tahap Pelaksanaan Program ................................................... 60
3. Tahap Pelembagaan Program .................................................. 67
4. Tahap Monitoring dan evaluasi ............................................... 68
5. Pemasaran Produk ................................................................... 70
B. Faktor yang mempengaruhi ibu rumah tangga dalam
melakukan kegiatan daur ulangsampah anorganik ........................ 72
1. Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa
isu atau aktivitas tersebut penting .......................................... 72
2. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat
perubahan ............................................................................... 74
3. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai........... 74
4. Orang harus bisa berpartisipasi, dan didukung dalam
partisipasinya .......................................................................... 74
5. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan ........................ 76
BABV PENUTUP .......................................................................................... 77
A. Kesimpulan .................................................................................... 77
B. Saran ............................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 40
Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ................................................... 40
Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan........................................... 41
Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Agama ..................................................... 42
Tabel 5 Data Anggota Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik RT 06
Periode 2013-2014 .............................................................................. 53
Tabel 7 Pembagian Tugas Kerja Anggota Daur Ulang Sampah
Anorganik ............................................................................................ 61
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ................................................................................................................ 49
Gambar 2 ................................................................................................................ 50
Gambar 3 ................................................................................................................ 52
Gambar 4 ................................................................................................................ 62
Gambar 5 dan Gambar 6 ........................................................................................ 63
Gambar 7 dan Gambar 8 ........................................................................................ 64
Gambar9 ................................................................................................................. 64
Gambar 10 dan Gambar 11 .................................................................................... 65
Gambar 12 .............................................................................................................. 65
Gambar 13 dan Gambar 14 .................................................................................... 71
Gambar 15 dan Gambar 16 .................................................................................... 71
Gambar 17 .............................................................................................................. 72
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Pengesahan Proposal Skripsi
2. Pembimbing Skripsi
3. Surat Izin Penelitian Kepada Yayasan Bank Sampah Melati Bersih
Indonesia
4. Surat Izin Penelitian Kepada Bank Sampah Villa Inti Persada
5. Surat Izin Penelitian Kepada Kecamatan Pamulang
6. Surat Izin Penelitian Kepada Kelurahan Pamulang Timur
7. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
8. Absensi Pertemuan Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik
Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel
9. Pedoman Wawancara
10. Hasil Wawancara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perusakan lingkungan adalah perbuatan manusia yang sadar atau tidak
sadar, langsung maupun tidak langsung mengakibatkan rusaknya suatu
lingkungan. Penggalian tanah pasir atau batu-batuan yang mengandung resiko
tanah longsor dan banjir, membabati hutan, berburu tanpa mengindahkan
Undang-undang Perburuan adalah contoh perusakan lingkungan yangmasih
merajalela.1
Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa manusia dianjurkan dan bahkan
Allah selalu mengingatkan kepada kita dengan bencana-bencana alam, agar
selalu menjaga lingkungan yang telah diberikan oleh Allah dan janganlah
saling merusak karena Allah akan menjaganya pula. Sebagaimana dijelaskan
dalam Surah Al-A’raf ayat 56:
“ Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Masalah lingkungan sekarang ini bukan hanya tanggung jawab
segelintir orang, tetapi sudah menjadi tugas dan kewajiban semua orang untuk
menjaga dan memelihara lingkungan agar tetap asri. Lingkungan yang asri
akan mendatangkan kemanfaatan bagi umat manusia di bumi ini. Tumbuh-
tumbuhan, ternak, dan segala ciptaan Tuhan akan berkembang dengan baik,
1Dwidjoseputro, Ekologi Manusia dengan Lingkungannya, (Jakarta: Erlangga, 1990). h: 12
2
dilingkungan yang asri guna kepentingan manusia. Sayangnya lingkungan
yang asri sudah banyak yang rusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung
jawab, sehingga bencana terjadi dimana-mana.2
Ancaman banjir setiap musim hujan di berbagai belahan dunia
termasuk di Indonesia adalah akibat dari ulah manusia sendiri, penebangan
hutan bebas, pembuangan sampah yang sembarangan dan berbagai akibat
lainnya. Berbagai wilayah di Indonesia setiap musim hujan harus mengalami
banjir dan tanah longsor, seperti di daerah Ibu Kota Jakarta dan Manado yang
sering mengalamai banjir bandang.
Kerusakan lingkungan telah mengglobal. Hal ini berpengaruh terhadap
perubahan iklim, timbulnya bencana alam, timbulnya penyakit, serta
kelangsungan hidup manusia, binatang dan tumbuhan beserta spesies-
spesiesnya. Salah satu penyebab kerusakan tersebut adalah sampah. Sampah
saat ini menjadi persoalan pokok di kota-kota besar. Khususnya di Indonesia.
Beberapa kota besar yang sedang berjuang menagatasi permasalahan sampah
sampai saat ini adalah Jakarta, Bandung, Medan dan Batam. Masalah
persampahan itu sangat kompleks. Oleh karena itu, perlu penyelesaian yang
menyeluruh dan terintegritas serta didukung oleh semua lapisan masyarakat.
Sikap masyarakat yang masih tidak peduli dengan sampah harus diubah.
Begitu pula dengan komponen-komponen penentu kebijakan (pemerintah)
yang berurusan dengan isu ini semuanya harus berubah menjadi lebih baik.3
Masalah sampah sampai saat ini tak kunjung usai, sampah memang
tidak bisa dihindari dan dijauhkan, namun kita pula harus memikirkan
2Hj. Masriah Dr,MM dan H. Mujahid D.R,MPd, Pembangunan Ekonomi Berwawasan
Lingkungan, (Malang: IKIP Universitas Negeri, 2011), h. 95. 3Kuncoro Sejati, Pengolahan Sampah Terpadu, (Yogyakarta: PT. Kanisius, 2009), h. 5
3
bagaimana sampah dapat terkendali dan terkelola dengan baik, karena sampah
adalah aksesoris sebagian hidup kita, misalnya dengan kita memakan,
memakai dan membeli pasti akan ada limbah yang akan dibuangnya seperti
plastik dan sisa makanannya.
Permasalahan sampah merupakan masalah umum semua Negara.
Tertutama Negara berkembang yang mengalami pertambahan penduduk yang
diikuti oleh proses urbanisasi dan perubahan pola konsumsi dari bahan alami
kebahan buatan manusia dan teknologi. Semula, komposisi sampah adalah
lebih dari 50 % bahan organik yang bisa dikembalikan ke alam dan kurang
dari 50 % berupa kimia buatan dari bahan mineral, kimia dan lain-lain. Namun
di kota, peranan bahan organis, kimia dan mineral cendrung meningkat. Hal
ini disebabkan karena masyarakat kota semakin banyak mengkonsumsi non
program. Sampah organik terdiri dari bahan organik sehingga masih bisa di
gunakan kembali memperkaya dan mempersubur alam.4
Salah satu kongkret mencegah polusi limbah rumah tangga terhadap
lingkungan adalah: memisah-misahkan sampah yang dapat hancur oleh alam
seperti kertas, karton dan sisa makanan dari berbagai sampah yang tidak
hancur seperti kaca, plastik dan metal atau memisahkan sampah-sampah yang
dapat diolah kembali dari sampah yang tidak dapat diolah kembali.5
Berbicara mengenai lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan dari
peranan perempuan. Sejatinya perempuan berpotensi besar dalam penanganan
atau pelestarian lingkungan hidup. Ketika terjadi kerusakan lingkungan yang
merupakan akibat dari penggunaan sumber daya alam yang tidak
4Emil Salim, Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi, (Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara, 2010), h. 224 5 Meth Kusumahadi, Warga Berdaya, (Yogyakarta: Satunama, 2007).. Cet-1, h. 222
4
memperhatikan kelestarian lingkungan, maka perempuan menjadi pihak yang
paling beresiko terkena dampak dari kerusakan lingkungan tersebut.
Kehidupan perempuan paling besar memang bersentuhan langsung dengan
alam, mulai dari kegiatan rumah tangga, produksi, konsumsi hingga kegiatan
sosial perempuan, pendek kata perempuan lebih sering berhubungan dengan
alam ketimbang laki-laki.6
Pemerintah dalam upayanya menegaskan dalam UU no. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bahwa setiap
kegiatan harus bisa melindungi lingkungannya dan mengelolakan sisa dari
kegiatannya agar tidak mencemari lingkungan yang akan merusak kualitas
lingkungan.
Sampai saat ini pengelolaan sampah di tingkat RT/RW hingga
kelurahan di Tangerang Selatan juga memburuk. Meski sudah ada program
dari bank sampah sampai pengelolaan terpadu, sampah di perumahan malah
tidak terurus.7 Dulu, sampah diambil setiap hari, kadang pagi kadang sore.
Namun, mungkin sudah 3-4 bulan ini sampah yang menumpuk beberapa hari
baru diambil. Desember 2013 lalu malah pernah sampai satu minggu sampah
tidak diambil.
Program pengelolaan sampah ini merupakan salah satu cara untuk
kembali melestarikan lingkungan dan juga dapat membantu pemerintah kota
Tangsel. Sampah sangat menjijikan bagi masyarakat, namun sekarang sudah
dapat menghasilkan uang, sampah dikelola dengan baik dan dijadikan
6Artikel diaksespada20maret2014 darihttp://eprints.uns.ac.id/6143/1/211852511201-
108301.pdf 7Artikel diakses pada 21 April 2014
darihttp://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/20/1031246/Proyek.di.Tangsel.Berantakan
5
penghasilan untuk para ibu-ibu rumah tangga, ini adalah salah satu strategi
baru dalam pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan. Sampah-sampah
yang dijadikan untuk keterampilan ini adalah sampah-sampah anorganik atau
limbah domestik yang tidak dapat dijual kepada lapak Bank Sampah Melati
Bersih atau pemulung karena pabrik tidak dapat menangani dan tidak bisa di
hancurkan kecuali dengan dibakar, seperti plastik-plastik, bungkusan kopi,
susu, mie instan dan lain-lain, yang apabila dibuang disembarang tempat akan
berdampak kepada kerusakan lingkungan.
Menurut laporan United Nation Development (UNDP) tahun 1998,
sebanyak 2,7 juta orang setiap tahun meninggal akibat pencemaran lingkungan
lewat polusi udara karena emisi-emisi industry, gas buang kendaraan bermotor
dan bahan bakar fosil yang dibakar dirumah-rumah. Karenanya, manusia
menderita kerusakan pernafasan, penyakit jantung dan paru-paru serta kanker.
Sebanyak 2,2 juta manusia yang meninggal berada dipedesaan terkena polusi
udara diruangan karena pembakaran bahan bakar tradisional.8
Kunci berhasilnya program pembangunan dibidang lingkungan hidup
ada ditangan manusia dan masyarakat, karena itu sangatlah penting untuk
menumbuhkan pengertian, kesadaran, motivasi dan penghayatan dikalangan
masyarakat untuk berperanserta dalam mengembangkan lingkungan hidup.
Dalam hubungan terdapat ketentuan dalam pasal UULH yang menyatakan:
“pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran
masyarakat akan tanggung jawabnya dalam pengelolaan lingkungan hidup
melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan dan penelitian tentang lingkungan
hidup”.9
8GadisArivia dkk, Perempuan dan Ekologi, (Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2002), h. 4
9 Koesnadi Hardjasoemantri, Aspek Hokum Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 1986). h. 19
6
Diakhir abad ke-20, timbul berbagai gerakan kesadaran masyarakat
yang menaruh perhatian terhadap keadaan lingkungan. Ini berkaitan dengan
kesadaran untuk menjaga planet tempat tinggal manusia menjadi bersih, sehat
dan hijau. Berbagai organisasi lingkungan hidup bermunculan serta barang-
barang recycled menjadi kecendrungan gaya hidup orang-orang kota, dan
bahkan dalam berliburan ada kegiatan yang kemudian dikenal dengan sebutan
ekoturisme. Anak-anak pun sejak dini diberi pendidikan lingkungan hidup,
diajari menyanyi binatang dan lingkungannya, dan memberi perhatian pada
binatang-binatang langka.10
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna
meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan
inisiatif dari masyarakat.11
Pemberdayaan masyarakat harus selalu berupaya
untuk memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan membuat setiap orang dalam
masyarakat terlibat secara aktif dalam proses-proses dan kegiatan masyarakat,
serta untuk menciptakan kembali masa depan masyarakat dan individu.
Dengan demikian, partisipasi merupakan suatu bagian penting dari
pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran. Semakin banyak orang yang
menjadi peserta aktif dan semakin lengkap partisipasinya, semakin ideal
kepemilikan dan proses masyarakat serta proses-proses inklusif yang akan
diwujudkan.12
10
Ibid, h. 111 11
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h. 137 12
Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Cet: ke- 3,
h. 285
7
Partisipasi, sebagai suatu konsep dalam pengembangan masyarakat,
digunakan secara umum dan luas. Partisipasi adalah sebuah konsep sentral,
dan prinsip dasar pengembangan masyarakat karena, diantara banyak hal,
partisipasi terkait erat dengan gagasan HAM.13
Jadi, partisipasi merupakan salah satu sifat pemberdayaan, karena
pemberdayaan akan terjadi jika masyarakatnya turut berparitisipasi dalam
suatu kegiatan. Bisa disebut pemberdayaan karena adanya masyarakat yang
mau menjadi lebih mandiri, keberlanjutan dan tidak ketergantungan.
Jika diasumsikan bahwa produksi sampah plastik di Indonesia
menduduki peringkat kedua penghasil sampah domestik yaitu sebesar 5,4 juta
ton pertahun. Berdasarkan data statistik persampahan domestik Indonesia,
jumlah sampah plastik tersebut merupakan 14 % dari total produksi sampah di
Indonesia Sementara berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah (BPLHD) Jakarta, tumpukan sampah di wilayah DKI Jakarta
mencapai lebih dari 6.000 ton perhari dan sekitar 13 persen dari jumlah
tersebut berupa sampah plastik.Dari seluruh sampah yang ada, 57 %
ditemukan di pantai berupa sampah plastik. Sebanyak 46 ribu sampah plastik
mengapung di setiap mil persegi samudera bahkan kedalaman sampah plastik
di Samudera Pasifik sudah mencapai hampir 100 meter.14
Oleh sebab itu
langkah positif untuk pengurangan sampah melalui prinsip 3R yaitu Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (mendaur ulang).
13
Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif
Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Cet: ke- 3,
h. 295 14
Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2014 darihttp://www.antaranews.com/berita/417287/
produksi-sampah-plastik-indonesia-54-juta-ton-per-tahun
8
Jumlah volume sampah di Indonesia diprediksi mencapai 130.000 ton/
hari. Kapasitas sampah di Tanah Air yang semakin menggunung seiring
dengan bertambahnya jumlah penduduk mencapai 270 juta pada tahun 2025.15
Salah satu program Bank Sampah yang dapat membantu mengurangi
volume sampah yang semakin hari semakin meningkat yaitu dengan cara
mengolah kembali limbah anorganik yang dapat didaur ulang. Daur ulang
merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah anorganik yang
menghasilkan barang-barang yang berharga atau pernak pernik yang dapat
berguna sehinggadapat merubah paradigma masyarakat akan sampah,
paradigma pengelolaan sampah yang selama ini digunakan pemerintah yaitu
Kumpul – Angkut – Buang menimbulkan berbagai kasus dan akan berdampak
kepada banjir bandang dan longsor. Selain itu sampah memiliki nilai
ekonomis yang tinggi dan dapat membantu ekonomi rumah tangga, seperti
yang telah dilakukan oleh ibu-ibu perumahan Villa Inti Persada yaitu dengan
cara mendaur ulang sampah anorganik yang tidak mudah hancur.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan adanya
kegiatan kerajinan ini banyak manfaaat yang didapat selain menambahnya
kebutuhan rumah tangga dapat menjadikan ibu-ibu lebih kreatif, menambah
kegiatan bermanfaaat serta dapat bersinergi dengan masyarakat lain.
Sebenarnya sampah bukanlah sesuatu yang tidak berharga. Sampah adalah
sesuatu yang bernilai bila kita tahu dan mau memanfaatkannya kembali. Uang
yang dihasilkan dari penjualan barang-barangnya pun tidak sedikit.
15
Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2014 dari http://m.bisnis.com/quick-
news/read/20140224/77/205728/volume-sampah-indonesia-130.000-tonhari
9
Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian ”Faktor Yang
Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan
Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik (Studi
Kasus: Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengidentifikasi
permasalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang bersih
2. Kurangnya pengelolaan sampah terpadu
3. Tidak ada perhatian khusus dari pihak yang berwajib terhadap kebersihan
lingkungan
4. Sikap masyarakat yang masih acuh dengan sampah
5. Pencemaran lingkungan
6. Kurangnya partisipasi masyarakat terhadap pemberdayaan lingkungan
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan penulis membatasi
konsep-konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan
pembahasan yang sistematis, terarah, jelas dan lebih fokus, maka penulis
membatasinya, partisipasi ibu rumah tangga dalam kegiatan daur ulang
sampah anorganik dibatasi pada dimensi ruang lingkup rumah tangga,
pekerjaan domestik, kegiatan sosial. Terutama bagaimana faktor yang
mempengaruhi partisipasi ibu rumah tangga dalam kegiatan daur ulang
sampah anorganik. Dalam hal ini penulis memfokuskan penelitian ini didaerah
Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.
10
D. Rumusan Masalah
Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih terstruktur dan tidak melebar
kepada pembahasan lainnya, penulis merumuskan masalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana partisipasi ibu rumah tangga di Villa Inti Persada RT 06
dalamkegiatan daur ulang sampah anorganik?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu rumah tangga dalam
melakukan kegiatan daur ulang sampah anorganik?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian dengan judul Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu
Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur
Ulang Sampah Anorganik di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur,
Tangerang Selatan, mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui partisipasi ibu rumah tangga dalam pemberdayaan
lingkungan melalui kegiatan daur ulang sampaj anorganik
b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu-ibu
rumah tangga dalam melakukan kegiatan kerajinan tangan daur ulang
sampah anorganik
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan, dapat memberikan sumbangan
pengetahuan dan pemikiran bagi ilmu-ilmu kemasyarakatan,
lingkungan dan dapat dijadikan sebagai rujukan maupun referensi
dalam kajian pemberdayaan lingkungan yang memfokuskan dibidang
11
lingkungan dan praktikum mahasiswa selanjutnya, terutama pada
jurusan Pengembangan Masyarakat Islam.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian yang diharapkan, dapat menambah wawasan,
kreativitas, pengetahuan dan pengalaman penulis secara langsung di
lapangan, khususnya tentang partisipasi ibu rumah tangga dalam
kegiatan kerajinan tangan melalui daur ulang sampah anorganik,
menjadikan sebagai bahan evaluasi pada kegiatan kerajinan tangan
dalam pengolahan sampah.
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan
menggunakan pengamatan, wawancara, atau penelaahan sebagai alat
pengumpul datanya. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk memahami
makna yang terkandung dalam permasalahan penelitian ini. Dalam
penelitian kualitatif ini, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,
gambar dan bukan angka-angka. Hal itu karena adanya penerapan metode
kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi
kunci terhadap apa yang sudah diteliti.16
Karena penulis bermaksud ingin
mendeskripsikan Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah
Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang
Sampah Anorganik (Studi Kasus: Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang
Timur, Tangsel).
16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), Cet. Ke-30, h. 11
12
2. Teknik Pemilihan Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di daerah Tangerang Selatan yakni di
Perumahan Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang selatan.
Alasan peneliti mengambil di daerah tersebut karena pada dasarnya di
wilayah kota Tangerang Selatan sudah banyak yang mengikuti program
Yayasan Bank Sampah Melati Bersih yaitu pengelolaan sampah namun,
belum banyak yang melakukan kegiatan daur ulang sampah, baik sampah
organik maupun sampah anorganik dan memberdayakan lingkungan
dengan sungguh-sungguh, hanya sebatas dengan pemilahan dan
penimbangan sampah, dan hanyaterdapat di beberapa daerah yang
melakukan kegiatan daur ulang sampah anorganik, salah satunya yang
masih berjalan lancar yaitu daerah Villa Inti Persada RT 06, Pamulang
Timur, Tangerang Selatan.
3. Sumber Data
a. Data Primer adalah data atau informasi yang didapat langsung pada
saat penelitian berlangsung
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau
dokumen yang berkaitan dengan sumber data penelitian
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu
dengan panca indra lainnya. Dan pemahaman observasi atau
pengamatan ini, sesungguhnya yang dimaksudkan dengan metode
13
observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk
menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.17
Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih objektif dalam setiap kegiatan daur
ulang sampah anorganik. Dalam observasi ini peneliti melakukan
catatan lapangan dalam setiap kesempatan pengamatan yaitu pada
setiap pertemuan kelompok perminggu, mengikuti rapat rutin pengurus
Bank Sampah, apa yang peneliti rasakan, dengar dan lihat oleh panca
indra akan diinterpretasikan kedalam catatan lapangan sesuai dengan
data yang dibutuhkan.
b. Wawancara
Wawancara adalah perbincangan yang menjadi sarana untuk
mendapatkan informasi tentang orang lain, dengan tujuan penjelasan
atau pemahaman tentang orang tersebut dalam hal tertentu. Hasil
wawancara merupakan suatu laporan subjektif tentang sikap seseorang
terhadap lingkungannya dan terhadap dirinya. Suatu wawancara
berbeda dari perbincangan biasa, dalam hal tujuan dan kedalaman
informasi yang digali dalam wawancara. Wawancara adalah
percakapan langsung kepada seseorang, yang dilakukan oleh kedua
pihak atau lebih, pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaannya. 18
Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai ibu-ibu rumah
tangga di perumahan Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur,
17
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif(Jakarta: Prenada Media Group: 2009) Cet ke-3, H: 115 18
Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan Wawancara, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2004), h. 63
14
dengan tujuan untuk mengetahui bentukpartisipasi ibu rumah tangga
dalam pemberdayaan lingkungan melalui kegiatan daur ulang sampah
anorganik dan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ibu-ibu
rumah tangga dalam melakukan kegiatan kerajinan tangan daur ulang
sampah anorganik. Adapun kegunaan dalam penelitiannya adalah,
sebagai bahan masukan dan informasi kepada ibu-ibu untuk selalu
membangkitkan partisipasi dalam pemberdayaan lingkungan, dan hasil
dari penelitian dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi para ibu-ibu
agar meningkatkan faktor yang dapat mempengaruhi dalam melakukan
kegiatan daur ulang sampah anorganik sehingga memperoleh hasil
yang lebih baik.
Dan sebelum penulis melakukan wawancara, penulis membuat
panduan wawancara yang disusun dengan rapih dan siap diajukan
langsung ke responden. Guna memperoleh gambaran dan informasi
yang akurat tentang kegiatan daur ulang sampah anorganik.
c. Teknik Analisis Data
Analisis data, menurut Patton dalam Lexy J. Moleong (2012),
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam
suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data.19
Setelah peneliti melakukan observasi serta wawancara
penulis menganalisa data hasil observasi dan pengamatan serta
menyimpulkannya.
19
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 280
15
d. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki
kriteria:
1) Kreadibilitasi (derajat kepercayaan) dengan teknik triangulasi yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan: pertama,
membandingkan data hasil wawancara; kedua, membandingkan
keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang lain; ketiga, membandingkan dokumen dengan
unit analisis.
2) Ketekunan atau pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan
atau isu yang sedangn dicari kemudian memusatkan diri pada hal
tersebut secara rinci.
3) Kepastian dengan pemeriksaan audit kepastian. Maksudnya bahwa
sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan
beberapa orang terhadap pandangan, pendapat, dan penemuan
seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu
subjektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau banyak
orang, barulah dapat dikatakan objektif . jadi objektivitas –
subjektivitas nya suatu hal tergantung pada orang. 20
Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, penulis mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif
20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 324-326
16
Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for
Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Cetakan II tahun 2007. Lokasi penelitian sendiri akan dilakukan di
Komunitas kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik di Peruamahan
Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.
G. Tinjauan Pustaka
Dalam Penyusunan Skripsi ini, sebelumnya telah ada beberapa karya
ilmiah yang membasah mengenai partisipasi dan kegiatan daur ulang sampah
yang peneliti temukan, yang pembahasannya hampir menyerupai dengan judul
penelitian yang peneliti angkat. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan seperti menduplikat hasil karya orang lain, maka
peneliti sangat perlu untuk mempertegas perbedaan antara masing-masing
judul dan masalah yang dibahas dari beberapa skripsi yang dibuat sebelumnya.
Adapun skripsi yang pembahasannya hampir menyerupai dengan judul
penelitian yang peneliti angkat adalah skripsi yang berjudul “Pemberdayaan
Masyarakat: Studi kasus di Perumahan Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13
Kelurahan Pamulang Barat” yang disusun oleh Bunga Nurmawaddah
Nasution, mahasiswi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2013.
Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa Bank Sampah yang dilakukan oleh
Bank Sampah Melati Bersih BPI di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09
dan RW 13 Tangerang Selatan Banten. Studi ini menemukan bahwa
partisipasi warga di RW 09 dan 13 Bukit Pamulang Indah dan Kontribusi
Bank Sampah terhadap kebersihan lingkungan di Perumahan Bukit Pamulang
Indah cukup signifikan.
17
Skripsi lain yang pembahasannya hampir menyerupai judul penelitian
yang peneliti angkat adalah skripsi berjudul “Pemberdayaan Anak Jalanan
Melalui Program Daur Ulang Sampah Di Rumah Belajar Keluarga Anak
Langit”, yang disusun oleh Juli Antono mahasiswaJurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2012. Dalam skripsi ini membahas bagaimana
proses perekrutan anak jalanan, pengelolaan program, pemberdayaaan anak
jalanan, proses dan partisipasi anak jalanan serta dampak dari program daur
ulang sampah di Rumah Belajar Keluarga anak langit.
Selanjutnya dalam skripsi lain yang hampir menyerupai judul
penelitian yang peneliti angkat adalah skripsi berjudul “Partisipasi Badan
Keswadayaan Masyarakat “Setia Abadi” Dalam Upaya Penanggulangan
Pengangguran Di Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok”,
yang disusun oleh Nur Komalasari mahasiswi Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, tahun 2010. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
bantuan peminjaman modal serta pelatihan yang diberikan oelh pemerintah
sangat membantu dalam peningkatan usaha dan penciptaan lapangan kerja.
Dari ketiga judul skripsi diatas, peneliti tegaskan bahwa dalam skripsi
ini sangat berbeda dengan karya ilmiah sebelumnya. Adapun yang
membedakan dari skripsi lain adalah mengenai Faktor Yang Mempengaruhi
Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam Pemberdayaan Lingkungan Melalui
Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik (Studi Kasus: Di Villa Inti Persada
RT 06 Pamulang Timur, Tangerang Selatan). Dalam penelitian ini peneliti
ingin mengetahui Partisipasi ibu rumah tangga di Villa Inti Persada RT 06
18
Pamulang Timur dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik dan faktor
yang mempengaruhi ibu-ibu dalam melakukan kegiatan kerajinan tangan daur
ulang sampah anorganik.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, penulis
berusaha membuat sistematika khusus dengan jalan menggelompokkan
berdasarkan kesamaan dan hubungan masalah yang ada.
BAB I : Pendahuluan, pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori, dalam bab ini akan menguraikan kajian teoritis
yang meliputi: Pertama, teori faktor yang mempengaruhi
partisipasi, teori partisipasi, yang menjelaskan pengertian
partisipasi, tujuan partisipasi dan tahapan-tahapan partisipasi.
Kedua, menjelaskan pengertian pemberdayaan, tujuan dan
proses pemberdayaan, pengertian lingkungan, tahapan
pemberdayaan lingkungan, strategi pemberdayaan lingkungan
dan model pemberdayaan lingkungan. Ketiga, Pengertian daur
ulang, manfaat daur ulang, pengertian sampah, penjelasan
konsep 3R dalam pengolahan sampah.
BAB III : Gambaran umum, pada bab ini terdapat dua sub yang akan
peneliti paparkan. Pertama, mengenai gambaran umum lokasi
yang terdiri dari latar belakan kelurahan Pamulang Timur, letak
19
geografi Kelurahan Pamulang Timur, jumlah penduduk
Kelurahan Pamulang Timur, gambaran keislaman masyarakat
Pamulang Timur, aktivitas ekonomi Kelurahan Pamulang
Timur, sejarah berdirinya perumahan Villa Inti Persada. Kedua,
tentang Profil Bank Sampah Melati Bersih Villa Inti Persada RT
06 yang terdiri dari sejarah berdirinya Bank Sampah Melati
Bersih, keorganisasian.
BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini berisiskan
tentang partisipasi ibu rumah tangga dalam kegiatan daur ulang
sampah anorganik dan faktor yang mempengaruhi partisipasi ibu
rumah tangga dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik di
Villa Inti Persada RT 06 Pamulang Timur, Tangsel.
BAB V : Penutup, bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran
penulis
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi
Ada bermacam-macam faktor yang mendorong kerelaan untuk terlibat,
bisa karena kepentingan bisa karena solidaritas. Menurut Jim Ife dan Frank
Tesorier, kondisi-kondisi yang mendorong partisipasi adalah, sebagai berikut:
a. Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas
tersebut penting
b. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan
c. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai
d. Orang harus bisa berrpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya
e. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.1
Mendorong dan mendukung partisipasi adalah suatu proses yang
membutuhkan keterampilan, dan melibatkan pemantauan terus-menerus
tentang dampaknya terhadap rakyat mengenai partisipasi dalam kegiatan-
kegiatan pengembangan masyarakat. Partisipasi harus menghasilkan keluaran
positif, baik dari segi membangun kepercayaan pribadi dan dalam segi kontrol
terhadap lingkungan seseorang dan kemampuan untuk mempengaruhi
keputusan yang akan memberi dampak pada kehidupan orang. Hal-hal
tersebut bukanlah keluaran yang secara otomatis mengalir dari partisipasi.2
1Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif Pengembangan
Masyarakat Di Era Globalisasi, h. 310-312 2Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif Pengembangan
Masyarakat Di Era Globalisasi, h. 313
21
B. Partisipasi
1. Pengertian Partisipasi
Partisipasi sering diberi makna keterlibatan seseorang secara
sukarela tanpa tekanan dan jauh dari perintah. Partisipasi pada dasarnya
adalah kerelaan, tetapi bagaimana dapat menyalurkan kerelaan tersebut
apabila salurannya sendiri tidak jelas.3
Partisipasi didefinisikan baik deskriptif maupun normative,
terutama harus menekankan bahwa segala perkembangan masyarakat dan
pembangunan masyarakat merupakan proses yang hanya bisa berhasil jika
dijalankan buka saja bagi tetapi juga bersama dan dengan oleh rakyat
sendiri.4
Dalam program pengembangan masyarakat partisipasi sangat
penting. Karena partisipasi ini akan menentukan keberhasilan suatu
program pengembangan masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat itu
haruslah bersifat substansi yakni, mereka bener-bener berpartisipasi dari
mulai perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring serta evaluasi
program tersebut. Sehingga masyarakat memiliki tanggung jawab yang
besar karena sejak awal sudah terlibat dalam program tersebut. Partisipasi
dapat diartikan juga sebagai sikap keterbukaan pada persepsi dan perasaan
pihak lain; partisipasi berarti, perhatian mendalam mengenai perbedaan
atau perubahan yang akan dihasilkan suatu proyek sehubungan dengan
kehidupan masyarakat; partisipasi kesadaran mengenai kontribusi yang
dapat diberikan oleh pihak-pihak lain untuk suatu kegiatan.5
3Hetifah Sj Sumarto, Inovasi, Prtisipasi dan Good Governance: 20 Prakarsa Inovatif dan
Partisipatif di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), Cet ke-2, h. 188-189 4Johannes Muller, Perkembangan Masyarakat Lintas-Ilmu, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006), h. 256 5 Tantan Hermansyah dkk, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam, h. 32
22
Menurut pandangan penulis partisipasi adalahalat dan juga tujuan
untuk terlaksananya setiap program yang ada dimasyarakat, karna tanpa
adanya partisipasi masyarakat, program kegiatan tidak akan berjalan lancar
dalam jangka waktu yang lama.
Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian partisipasi
menurut Mikkelsen dalam Soetomo (2006), ada enam tafsiran dan makna
yang berbeda tentang partisipasi. Pertama, partisipasi adalah kontribusi
sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam
pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi adalah usaha membuat
masyarakat semakin peka dalam meningkatkan kemauan menerima dan
kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan. Ketiga, partisipasi
adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau
kelompok terkait dalam mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu. Keempat, partisipasi adalah
pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staff dalam
melakukan persiapan, pelaksanaan dan monitoring proyek, agar
memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak
sosial. Kelima, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat
dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Keenam, partisipasi adalah
keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan
lingkunggan mereka.6
Dari beberapa pengertian partisipasi yang telah dipaparkan oleh
para ahli, sedangkan partisipasi menurut penulis adalah sebuah
6Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), h. 438.
23
sukarelawan atau kerjasama masyarakat terhadap suatu kegiatan, untuk
meningkatkan kemampuan dan mengembangkan potensi diri. Dalam hal
ini ibu-ibu rumah tangga melakukan kegiatan pemberdayaan lingkungan
yaitu berupa pendaur ulangan sampah anorganik tanpa adanya paksaan,
tidak mengharapkan imbalan atau sesuatu yang menguntungkan bagi diri
sendiri melainkan hanya untuk menyalamatkan lingkungannya.
Oleh sebab itu, partisipasi masyarakat yang dimaksudkan adalah
partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan mulai dari
pengambilan keputusan dalam identifikasi masalah dan kebutuhan,
perencanaan program, pelaksanaan program serta dalam evaluasi dan
menikmati hasil.7
2. Tujuan Partisipasi
Dalam proses kegiatan ada beberapa tujuan yang diharapkan dalam
berpartisipasi, diantaranya:
a. Berupaya memberdayakan rakyat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan mereka sendiri secara lebih berarti
b. Berupaya untuk menjamin peningkatan peran rakyat dalam inisiatif-
inisiatif pembangunan
c. Fokus pada peningkatan kemampuan rakyat untuk berpartisipasi bukan
sekedar mencapai tujuan-tujuan proyek yang sudah ditetapkan
sebelumnya
d. Partisipasi dipandang sebagai suatu proses jangka panjang
7Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), h. 440
24
e. Partisipasi sebagai tujuan relative lebih aktif dan dinamis8
f. Melibatkan masyarakat dalam mendisain proses pengambilan
keputusan dan sebagai hasilnya meningkatkan kepercayaan mereka,
sehingga masyarakat dapat menerima keputusan dan menggunakan
dalam sistem yang ada ketika mereka menghadapi suatu problem-
problem dibidang kemasyarakatan
g. Menyalurkan dan menfasilitasi masyarakat dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan guna meningkatkan rasa kebersamaan dengan
mengajak masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.9
3. Tahapan-tahapan Partisipasi
a. Tahap Perencanaan
Partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan dalam
pemberdayaan, indikatornya dapat dilihat, pada keikutsertaan anggota
masyarakat dalam musyawarah penentuan program, identifikasi dan
masalah, ataupun pembuatan formula kegiatan/ program
kemasyarakatan tersebut.10
b. Tahap Pelaksanaan
Partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat adalah ikut
serta dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan
sebelumnya. Rangkaian kegiatan dalam pelaksanaan diikuti secara
seksama dan cermat. Warga masyarakat aktif sebagai pelaksana
maupun pemanfaat program.
8Jim Ife & Frank Tesoriero, Community Development: Sebagai Alternatif Pengembangan
Masyarakat Di Era Globalisasi, h. 296 9Tantan Hermansyah dkk, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam, h. 33
10 Ibid. h. 33
25
c. Tahap Pelembagaan Program
Partisipasi pada tahap ini, anggota masyarakat ikut serta
merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan program. Langkah
partisipasinya, masyarakat ikut serta dalam merumuskan dan membuat
model-model pendanaan program, penguat lembaga-lembaga
pengelola program dan melakukan pengkaderan anggota masyarakat
sebagai pengatur SDM bagi program tersebut. Partisipasi pada tahap
ini memiliki makna penting, karena masyarakat yang akan melanjutkan
program ini perlu dipersiapkan agar mereka dapat berbuat, berkarya
dan bekerja bagi kesinambungan program tersebut. Dengan demikian,
masyarakat dapat terbiasa dan sudah memiliki kapasitas serta jaringan
dalam melakukan operasionalisasinya.
d. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Pada tahap monitoring dan evaluasi, masyarakat ikut serta
mengawasi pelaksanaan program. Pengawasan ini menjadi penting
agar program pemberdayaan tersebut dapat memiliki kinerja
administrasi artinya tata pelaksanaan dapat dipertanggungjawabkan
dengan dokumen-dokumen pelaporan yang semestinya berlaku atau
sesuai dengan perundang-undangan.
Tedapat empat tahapan dalam partisipasi, yaitu tahap
perencaan, pelaksanaan, pelembagaan dan monitoring dan evaluasi
program, dari keempat tahap tersebut saling berkaitan dan harus
beraturan, karena dalam tahapan masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda. Dalam tahap perencanaan awal, menjelaskan bagaimana
26
masyarakat dalam pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan
keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat. Pada tahap pelaksanaan
program, tahap ini merupakan tahap terpenting dalam pembangunan,
sebab inti dari pembangunan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata
partisipasi pada tahap ini seperti partisipasi dalam bentuk sumbangan
pemikiran, materi, serta keterlibatan anggota dalam melaksanakan
program. Lalu tahap pelembagaan, pada tahap ini anggota masyarakat
ikut serta merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan program.
Selanjutnya yang terakhir tahap MONEV, tahap ini dianggap penting
sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini sebagai umpan balik yang
dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan proyek
selanjutnya.
C. Pemberdayaan Lingkungan
Pemebrdayaan lingkungan adalah upaya memberdayakan atau
memberikekuatan kepada yang tidak berdaya, agar mampu bergerak sendiri.
Pemberdayaan lingkungan juga dapat diartikan sebagai penyelamatan
lingkungan melalui pengelolaan lingkungan. Membahas masalah
pemberdayaan “Lingkungan Hidup”, dapat dibagi menjadi tiga konteks, yaitu
antara lain:
1. Menciptakan suasana yang memungkinkan berkembangnya potensi
2. Memperkuat potensi yang dimiliki melalui pemberian bantuan
3. Melindungi dan memberdayakan “Lingkungan Hidup” yang ada.11
11
Artikel diakses pada tanggal 3 November 2014 dari
http://aryasetta.wordpress.com/2013/03/15/pemberdayaan-lingkungan/
27
Pengembangan berwawasan lingkungan sebenarnya merupakan
strategi pengelolaan sumber daya untuk tercapainya pengembangan
berkelanjutan. Dalam UUPLH-97 hanya diatur secara tegas “pengembangan
berwawasan lingkungan” (eco-development), yaitu upaya sadar dan berencana
menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pengembangan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.12
1. Tujuan Pemberdayaan Lingkungan
Memberdayakan lingkungan sama halnya juga dengan
menyelamatkan, melestarikan dan mengelola lingkungan. Lingkungan
yang hidup seharusnya dikelola dengan baik agar dapat memberikan
kehidupan dan kesejahteraan bagi manusia. Adapun tujuan pemberdayaan
lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan
hidup sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya
b. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana
c. Terwujudnya manusia sebagai Pembina lingkungan hidup
d. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk generasi
sekarang dan mendatang
e. Terlindungnya Negara terhadap dampak kegiatan luar wilayah Negara
yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.13
Kelestarian alam sangat dibutuhkan untuk menopang kebutuhan
hidup manusia. Ironisnya, justru kerusakan alam dan penurunan daya
12
Sugeng P. Haryanto dkk, Permasalahan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi
Lampung, (Lampung: Pusat Penelitian Lingkungan, 2005), 12 13
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan menerapkan ISO 14001, (Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001), h. 21-22
28
dukung lingkungan sebagian besar diakibatkan oleh kegiatan manusia
dengan berbagai kepentingannya.Dengan demikian, berarti terdapat
kesenjangan pada manusia tentang belum dimilikinya kesadaran dan
kepedulian. Untuk itu maka kesenjangan tersebut harus segera diambil
tindakan agar manusia memahami pentingnya pemberdayaan lingkungan
melalui pendidikan, pelatihan, informasi dan sebagainya. Terwujudnya
manusia sebagai pemberdaya lingkungan menjadi harapan kita semua agar
kelestarian lingkungan dapat serasi dan seimbangn sesuai dengan
peruntukannya. Maka disinilah dibutuhkan peran semua pihak dan seluruh
lapisan masyarakat agar berperan dan berpartisipasi untuk melestarikan
lingkungan.14
Peran strategis untuk pemberdayaan lingkungan terutama pihak
pemerintah yang memiliki kewenangan besar seperti eksplorasi sumber-
sumber alam. Unsur penting bagi tercapainya pembangunan berwawasan
lingkungan adalah terwujudnya manusia sebagai Pembina lingkungan
dimanapun iaberada. Manusia yang berada dipemerintahan mempunyai
peran yang sangat strategis yaitu mengeluarkan kebijakan dan
mengawasinya. Manusia yang bergerak disektor dunia usaha industri, jasa,
berperan langsung untuk mencemari atau tidak mencemari lingkungannya.
Manusia yang bergerak disektor pendidikan mempunyai peran penting
untuk jangka panjang, karena akan membentuk manusia yang seutuhnya
agar mempunyai wawasan dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Masyarakat umum juga mempunyai peran yang penting dimanapun
14
Ibid. h. 22
29
mereka berada untuk secara aktif menjaga dan melindungi lingkungan agar
terhindar dari kerusakan.15
2. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah salah satu keberhasilan dalam
pemberdayaan lingkungan. Dampak dari pembangunan yang tidak
berwawasan lingkungan, pada umumnya mengakibatkan kerusakan
lingkungan dan penurunan daya dukung lingkungan. Kondisi tersebut
merupakan kontribusi dari pemerintah sebagai pengambil dan pengawas
kebijakan serta dunia usaha sebagai pihak berperan langsung disektor
pembangunan. Akibat dari pembangunan yang tidak berwawasan
lingkungan, masyarakatlah yang menanggung akibatnya. Kegiatan
pembangunan seharusnya dan mengacu pada kondisi dalam dan
pemanfaatannya agar berwawasan lingkungan. Adapun ciri-ciri
pembangunan yang berkelanjutan meliputi:
a. Menjaga kelangsungan hidup manusia dengan cara melestarikan
fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dalam arti
memanfaatkan sumber daya alam sebanyak alam dan teknologi
pengelolaan mampu menghasilkan secara lestari.
c. Memberi kesempatan kepada sektor dan kegiatan lainnya didaerah
untuk berkembang bersama-sama baik dalam kurun waktu yang sama
maupun kurun waktu yang berbeda secara berkelanjutan.
15
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan menerapkan ISO 14001,h. 22 h. 22-23
30
d. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem
untuk memasok sumber daya alam, memberdayakan, melidungi, serta
mendukung kehidupan secara terus-menerus.
e. Menggunakan prosedur dan data yang memperhatikan kelestarian
fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan baik
sekarang maupun masa yang akan datang.16
Dalam upaya mendukung tujuan pembangunan yang berkelanjutan
telah dilakukan upaya-upaya memasukan unsur lingkungan dalam
memperhitungkan kelayakan suatu pembangunan. Unsur-unsur lingkungan
yang menjadi suatu paket dengan kegiatan pembangunan yang
berkelanjutan akan lebih menjamin kelestarian lingkungan hidup dan
mempertahankan dan atau memperbaiki daya dukung lingkungannya.
Dengan dimasukkannya unsur-unsur lingkungan menjadi satu paket
dengan pembangunan berkelanjutan seharusnya sekaligus
memperhitungkan kelayakan ekonominya.17
D. Daur Ulang Sampah
1. Pengertian Daur Ulang
Daur ulang merupakan salah satu strategi pengelolaan sampah
anorganik yang terdiri dari atas kegiatan pemilihan, pengumpulan,
pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/ material bekas
pakai.18
Kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru dipemilahan
awal, karena jika sampah telah dipilah sejak awal akan memudahkan
16
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan menerapkan ISO 14001,h. 23-24 17
Ibid. h. 24 18
Kuncoro Sejati, Pengolahan Sampah Terpadu, (Yogyakarta: PT. Kanisius, 2009), h. 46
31
proses selanjutnya. Kita tak perlu lagi menyortir dan memilah, hanya
tinggal mengolahnya kembali.
Pengertian daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan
bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang
sebenarnya dapat menjadikan sesuatu yang berguna, mengurangi bahan
baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi,
kerusakan lahan dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan
proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemisahan,
pengumpulan, pemprosesan, pendistribusian dan pembuatan produk atau
material bekas pakai dan komponen utama dalam manajeman sampah
modern.19
2. Manfaat Daur Ulang
Manfaat dari daur ulang adalah memiliki nilai jual/ income dari
penghasilan atau pemanfaatan daur ulang limbah tersebut, mencegah
adanya sampah yang sebenarnya dan agar dapat menjadi sesuatu yang
berguna. Manfaat yang dirasakan dari masyarakat tersebut, dapat
mengurangi volume sampah, berkurangnya limbah domestik, lingkungan
menjadi asri, serta banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
sekitar.
3. Pengertian Sampah
Sampah didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak digunakan
atau tidak dikehendaki dan harus dibuang, yang dihasilkan oleh kegiatan
19
Juli Antono, “Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Daur Ulang Sampah Di
Rumah Belajar Keluarga Anak Langit, “ (Skripsi S1 Fakultas Dakwah & Komuniikasi, Universitas
Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 26
32
manusia. Dengan demikian, sampah dapat berasal dari kegiatan industry,
pertambangan, pertanian, peternakan, perikanan, transportasi, rumah
tangga, perdagangan dan kegiatan manusia lainnya.20
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas
manusia.Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau
sampah.Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi
kita terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari-hari. Dengan
demikian jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita
konsumsi. Oleh karena itu pengelolaan sampah tidak bisa di lepas juga
dari pengelolaan gaya hidup masyarakat.
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk
menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir.
Secara garis besar, kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengendalian
timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transfor, pengolahan
dan pembuangan akhir.21
Dalam buku lain dijelaskan, sampah ialah segala sesuatu yang
tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ada
yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang
membusuk terutama terdiri atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa
daging, daun dan lain-lain. Sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa
plastik, kertas, karet, logam ataupun abu, bahan bangunan bekas dan lain-
lain. Sampah terbagi menjadi dua, yaitu:
20
Prof. Dr. Ir. Karden Eddy Sontang Manik, M.S, Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2007), Cet-ke 3, h. 67 21
Kuncoro Sejati, Pengolahan Sampah Terpadu, h. 24
33
a. Sampah yang membusuk/ Organik
Sampah ini dalam bahasa Inggris disebut garbage, yaitu yang
mudah membusuk karena aktivitas mikroorganisme.Dengan demikian
pengelolaan lainnya menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan
maupun dalam pembuangannya.22
Sampah organik ini biasanya dijadikan sebagai kompos atau
pupuk organik untuk tanaman atau tumbuh-tumbuhan karena sampah
organik ini tidak dapat didaur ulang dan akan hancur dengan
sendirinya.
b. Sampah yang tidak membusuk/ Anorganik
Sampah jenis ini dalam bahasa Inggris disebut refuse. Biasanya
terdiri atas kertas-kertas, plastik, logam, gelas, karet dan lainnya yang
tidak dapat membusuk atau sulit membusuk.23
Sampah anorganik ini adalah sampah kering yang dapat didaur
ulang. Contohnya: sampah-sampah plastik indomart atau alfamart
dapat dijadikan tas, dompet atau keterampilan yang lainnya, yang telah
dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di perumahan Villa Inti Persada
RT 06 apabila tidak dapat didaur ulang, maka proses untuk
memusnahkannya dengan pembakaran namun, resiko dari pembekaran
sampah sangat berbahaya. Oleh sebab itu ibu-ibu rumah tangga ini
memanfaatkan sampah anorganik ini dengan mendaur ulangnya
menjadi aksesoris atau pernak-pernik.
22
Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, h. 153 23
Ibid. h. 153
34
4. Penjelasan 3R Dalam Pengelolaan Sampah
Paradigma pengelolaan sampah Kumpul-Angkut-Buang
(Landfiling), yang selama ini kita gunakan harus segera dirubah, karena
(Landfiling) tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah besar pada
lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang baru harus bisa
menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara
mendaur ulang semua limbah yang dibuang, kembali ke ekonomi
masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap
sumberdaya alam. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah sudah diberlakukan. Setiap rumah tangga sebagai
penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan urusan sampah dan
pengelolaan sampah tidak dapat diselesaikan hanya oleh Pemerintah saja,
tetapi harus dilakukan secara komperhensif dan terpadu dari hulu ke hilir
agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan
aman bagi lingkungan serta dapat merubah prilaku masyarakat.24
3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih
menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan
berbagai permasalahannya. 3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle.
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan
untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti
mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle
berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau
produk baru yang bermanfaat.25
24
Buletin Bank Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah, 2014, Cet ke-1. h. 2 25
Artikel diakses pada 20 Mei 2014 darihttp://pintohatta.blogspot.com/2013/04/pengertian-3r-
reusereducerecycle.html
35
Ada 3 prinsip R yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk pengelolaan sampah, diantaranya:
a. Reuse (memakai kembali). Pilihlah barang-barang yang disposable
(sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian
barang sebelum menjadi sampah.
b. Reduce (mengurangi). Meminimalisasi barang atau material yang kita
gunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin
banyak sampah yang dihasilkan.
c. Recycle (mendaur ulang). Tidak semua barang bisa didaur ulang,
namun saat ini sudah ada industri non-formal dan rumah tangga yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain.26
Salah satu upaya dalam mengatasi masalah persampahan di
Indonesia, dilakukan oleh para ibu-ibu rumah tangga dalam mendaur ulang
sampah anorganik adalah melalui prinsip 3R (Reuse, Reduce dan
Recycle).Ketiga prinsip tersebut merupakan alternatifpengolahan sampah
yang baik dan terstruktur dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari. Reuse adalah menggunakan kembali, maksudnya barang yang sudah
dibeli dan dipakai maka digunakan kemblai, misalnya bahan-bahan yang
terbuat dari plastik seperti botol-botol Aqua jangan langsung dibuang
sebaiknya agar di gunakan kembali untuk mengisi air-air bersih. Reduce
adalah proses megurangi sampah yang bisa dilakukan dengan cara
memakai produk yang tahan lama. Sedangkan Recycle adalah
memanfaatkan kembali sampah-sampah anorganik yang dapat di jadikan
26
Kuncoro Sejati, Pengolahan Sampah Terpadu, h. 65
36
barang-barang berharga seperti dibuat tas, dompet, aksesoris, dan lain-lain.
Karena dengan cara ini dapat mengurangi tingkat volume sampah yang
ada, langkah positif dari ketiga prinsip tersebut dapat membantu untuk
pengurangan dan penumpukan sampah dimana-mana.
37
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PROFIL BANK SAMPAH
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Latar Belakang Kelurahan Pamulang Timur
Pamulang Timur adalah sebuah kelurahan disebelah timur
kecamatan pamulang hasil pemekaran daerah yang dulunya hanya
bernama pamulang atau kemantrenan yang masuk pada wilayah
kecamatan Ciputat. Pamulang Timur terdiri dari dua kata yaitu Pamulang
dan Timur. Istilah Pamulang berasal dari kata “Pulangin” atau
“Kembalikan” dan Timur adalah Petunjuk Arah. Karena luas wilayah
pamulang yang sangat luas jumlah penduduk yang semakin padat, maka
pada tanggal 25 Mei 1980 berdasarkan kesepakatan warga, daerah
pamulang dipecah menjadi dua wilayah yaitu Pamulang Timur yang
letaknya disebelah timur dan desa Pamulang Barat yang lokasinya berada
disebelah barat Pamulang, secara bersama-sama dengan 77 Desa lainnya
di Kabupaten Tangerang. Dengan adanya pemekaran tersebut, praktis
masyarakat kedua desa tersebut mempunyai pemerintahnya sendiri-sendiri
dalam mengatur warganya. Sedangkan nama Pamulang dijadikan nama
sebuah kecamatan yang terpisah dengan kecamatan Ciputat yang hingga
kini telah menaungi 8 desa atau kelurahan yang masuk wilayahnya
termasuk desa Pamulang Timur. Kemudian sebagaimana Undang-undang
Nomor 51 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi
Banten tanggal 26 November 2008 yang terdiri dari 7 Kecamatan dengan
54 Kelurahan/ Desa, maka Kelurahan Pamulang Timur sebagai salah satu
38
Kelurahan yang berada dalam wilayah Kecamatan Pamulang Kota
Tangerang Selatan.1
2. Letak Geografis Kelurahan Pamulang Timur
Pamulang Timur merupakan salah satu kelurahan yang berada di
wilayah kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Letaknya berada disebelah
barat dari kota Jakarta dan sebelah barat laut dari kota Depok dengan luas
wilayah sekitar 283, 80 Ha. Letak Kelurahan ini cukup strategi karena
berada diantara beberapa kota yaitu Tangerang yang masuk wilayah
Banten, ibukota Jakarta, Depok dan Bogor yang masuk wilayah Jawa
Barat. Karena letaknya yang strategis itu, maka kelurahan ini sekarang
banyak dihuni oleh para penduduk pindahan yang datang dari luar daerah.
Kebanyakan mereka berasal dari kota Jakarta dan sekitarnya.
Bahkan tidak jarang yang datang dari Jawa dan luar Pulau Jawa.
Wilayah kelurahan Pamulang Timur mempunyai batas wilayah
sebagai berikut:2
a. Sebelah Barat : Berbatasan dengan kelurahan Pamulang Barat
kecamatan Pamulang kabupaten Tangerang
provinsi Banten.
b. Sebelah Utara : Berbatasan dengan kelurahan Ciputat kecamatan
Ciputat kabupaten Tangerang provinsi Banten.
c. Sebelah Timur : Berbatasan dengan kelurahan Pondok Cabe
kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten.
1Data Monografi Kelurahan Pamulang Timur, Juni 2014
2Data Monografi Kelurahan Pamulang Timur, Juni 2014
39
d. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan kelurahan Serua kecamatan
Sawangan kabupaten Depok provinsi Jawa Barat.
Berdasarkan wilayah administrasi, letak lokasi kegiatan daur ulang
berada di sebelah barat yaitu berada di kelurahan Pamulang Timur
kecamatan Pamulang kabupaten Tangerang provinsi Banten.
3. Jumlah Penduduk Kelurahan Pamulang Timur
Penduduk kelurahan Pamulang Timur adalah keturunan warga
Betawi Pinggiran yang telah menetap sejak dahulu. Berbeda dengan warga
Betawi Kota yang kental dengan kebudayaan betawi asli, kebudayaan
warga kelurahan Pamulang Timur sebagai warga Betawi Pinggiran banyak
dipengaruhi oleh mereka yang datang dari luar wilayah ini, seperti Jawa
dan Sunda. Seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk kelurahan
semakin hari semakin meningkat. Banyak para perantau yang berdatangan
dari Pulau Jawa dan Sumatera singgah dan menetap di kelurahan ini.
Berdasarkan Wilayah Administrasi Kelurahan Pamulang Timur Tahun
2014, jumlah penduduk kelurahan Pamulang Timur adalah 33.872 jiwa
dengan jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak 97 dari 27 RW, sedangkan
jumlah Kepala Keluarga(KK) adalah 8.910kepala keluarga sedangkan
jumlah Kepala Keluarga Miskin adalah 301 Kepala Keluarga (KK).3
Untuk dapat melihat lebih jelas jumlah penduduk kelurahan
Pamulang Timur, berikut disajikan jumlah mereka berdasarkan
kualifikasinya.
3Wawancara pribadi dengan bapakZainuddin selaku Staff kelurahan Pamulang Timur,
hari Rabu, tanggal 14 Mei 2014, pukul: 10.00, di kantor kelurahan Pamulang Timur
40
a. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.
Tabel 1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin, di Villa Inti Persada RT 06,
Pamulang Timur, Tangsel, Tahun 2014
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 16.907
2 Perempuan 16.965
Total 33.872
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pamulang Timur, Juni 2014
Berdasarkan Tabel diatas, jumlah penduduk kelurahan
Pamulang Timur antara laki-laki dan perempuan hampir sama, namun
jumlah perempuan lebih banyak 58 jiwa dibandingkan dengan laki-
laki, begitupun dengan pemberdayaan lingkungan ini, kaum
perempuan yang lebih memiliki sikap kesadarannya terhadap
lingkungan, dan kegiatan daur ulang sampah anorganik hanya
dilakukan oleh para ibu-ibu rumah tangga.
b. Jumlah Penduduk Menurut Usia
Tabel 2
Jumlah Penduduk Pria dan Wanita Berdasarkan Kelompok Usia, di Villa
Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel, Tahun 2014
No Kelompok Umur Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 0-3 789 761 1.450
2 4-5 1.497 1.558 2.055
3 6-15 3.871 3.919 7.785
4 16-25 3.884 3.901 7.785
5 26-40 3.375 3.397 6.772
6 41-60 2.931 2.942 5.873
7 ≥ 60 597 550 1.147
Total 16.907 16.965 33.872
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pamulang Timur, Juni 2014
41
Dari Tabel 2 diatas, terlihat jelas bahwa penduduk diantara usia
16-25 tahun merupakan yang paling banyak di lingkungan kelurahan
Pamulang Timur, yaitu sebesar 22,99 %, diikuti usia 6-15 tahun
dengan presentase 22,90 %. Sedangkan yang paling sedikit adalah
penduduk dengan usia lebih dari 60 tahun, sebesar 3,38 %. Usia balita
hanya 4,58%. Kegiatan daur ulang sampah anorganik ini lebih banyak
dilakukan oleh ibu-ibu berusia 26-50, dimana usia-usia tersebut usia
yang masih produktif.
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 3
Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berdasarkan Pekerjaan, di
Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel, Tahun 2014
Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah
TNI/ POLRI 107 0 107
PNS 521 143 664
Peg. Swasta 3.780 2.171 5.951
Wiraswasta 2.127 802 2.929
Pedagang 1.158 926 2.084
Pelajar/ Mahasiswa 4.521 4.318 8.839
Tidak Bekerja 2.751 2.713 5.464
Lain-lain 1.929 1275 3.204
Total 16894 12348 29242
Sumber: Data Monografi Kelurahan Pamulang Timur, Juni 2014
Menurut tabel di atas, pekerjaan sebagian besar penduduk
Pamulang Timur adalah berprofesi sebagai pegawai swasta, atau
sebesar 17, 57% dari penduduk kelurahan Pamulang Timur yang
bekerja. Hal ini disebabkan karena letak kelurahan itu yang dekat
42
dengan beberapa jantung kota seperti Tangerang, Depok, Jakarta dan
Bogor, sehingga akses bekerja dapat dilakukan dari berbagai kota
tersebut. Sedangkan yang bekerja sebagai wiraswasta sebesar 8, 64%
dari penduduk wilayah Pamulang Timur,sangat jauh jumlah jaraknya
dengan pegawai swasta. Sedangkan yang bekerja sebagai pedagang
ada sejumlah 6, 15%, biasanya pedagang ini yang memiliki usaha
pedagang besar dan pedagang kecil. Mereka ada yang berjualan diluar
rumah dan ada juga yang berjualan ditempat tinggal sendiri. Pegawai
Negri Sipil (PNS) yang ada dilingkungan ini banyak yang didominasi
oleh para guru yang berada dibawah naungan Departemen Agama.
Jumlah PNS ini hanya sebesar 1, 96% dari jumlah tenaga kerja
Pamulang Timur. Dan yang berprofesi TNI/ POLRI sebesar 0, 32%,
sangat sedikit jumlahnya karena yang berprofesi TNI/ POLRI hanya
kaum laki-laki saja. Selebihnya jumlah mahasiswa/ pelajar, yang tidak
bekerja (pengangguran dan lanjut usia) sebesar 42, 14%.
d. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Tabel 4
Jumlah Penduduk Menurut Agama, di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang
Timur, Tangsel, Tahun 2014
No Agama Jumlah
1 Islam 21.642
2 Protestan 202
3 Katolik 794
4 Hindu 175
5 Budha 31
6 Kepercayaan 0
Sumber: wawancara pribadi dengan staff kelurahan Pamulang Timur
43
Hasil wawancara dengan staff kelurahan Pamulang Timur,
agama Islam menjadi agama mayoritas di kelurahan Pamulang Timur.
Sebanyak 94, 73% memilih agama Islam sebagai agama kepercayaan.
Kebanyakan mereka yang memilih Islam adalah warga asli kelurahan
Pamulang Timur. Sedangkan sisanya sebesar 5,24% adalah penganut
agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu dan Budha.
Semuanya adalah penduduk pindahan yang telah menetap di kelurahan
tersebut. Sebagian mereka tinggal di komplek-komplek perumahan
yang ada dikelurahan tersebut. Masyarakat Pamulang Timur tidak
mengenal adanya agama kepercayaan tertentu, sehingga dari mereka
tidak ada yang menjadikan agama kepercayaan sebagai pegangan
hidup.
4. Gambaran KeIslaman Masyarakat Pamulang Timur
Dari hasil wawancara, tentang jumlah penduduk kelurahan
Pamulang Timur berdasarkan agama, terlihat jelas bahwa masyarakat
kelurahan tersebut hampir semuanya beragama Islam. Hanya sebagian
kecil saja yang memilih agama lain sebagai agamanya. Terlebih lagi pada
masyarakat asli kelurahan Pamulang Timur, tidak ada dari mereka yang
menganut agama diluar Islam. Islam adalah agama Allah yang telah turun
temurun ada dikalangan masyarakat Pamulang Timur. Walaupun demikian
mereka selalu menghormati orang lain yang buka muslim. Hidup
berdampingan dan saling membantu antar sesama. Hal ini dapat dibuktikan
bahwa sampai saat ini tidak pernah terjadi permasalahan ataupun benturan-
benturan yang bersifat keagamaan.
44
Masyarakat kelurahan Pamulang Timur secara keseluruhan cukup
baik dalam menjalankan perintah agama. Hal ini dapat terlihat pada
berbagai kegiatan keagaamaan yang dikerjakan oleh sebagian besar
masyarakatnya seperti menjalankan kewajiban shalat berjama’ah,
pengajian majlis ta’lim oleh ibu-ibu yang hampir ada disetiap RW.
Pengadaan sarana prasarana ibadah masih terus dilakukan
masyarakat Pamulang Timur. Hingga kini sudah ada 13 Masjid, 19
Musholla dan 26 Majlis Ta’lim yang menjadi tempat ibadah kaum
muslimin sehari-hari. Kondisi bangunan fisik baik Masjid maupun
Musholla sudah cukup memadai untuk menampung masyarakat yang akan
menjalankan aktivitas keagaamnnya. Selain sebagai sarana ibadah, Masjid
dan Musholla juga dijadikan sebagai pendidikan dengan mendirikan
lembaga pendidikan nonformal seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an
untuk anak-anak usia pra sekolah dan sekolah dasar diluar Madrasah
Ibtidaiyah dan Madrasah Diniyah yang ada dilingkungan Pamulang Timur.
Hal ini dilakukan guna menumpuk penerus bangsa dan agama yang selalu
ingat ajaran Islam.4
5. Aktivitas Ekonomi Kelurahan Pamulang Timur
Sebelum memasuki tahun 1990-an, kelurahan Pamulang Timur
yang waktu itu masih berstatus sebagai desa termasuk salah satu kelurahan
yang mempunyai area persawahan yang cukup luas. Puluhan hektar sawah
membentang dari sebelah utara sampai selatan desa. Padi, singkong, cabe,
jagung, sayuran, perikanan dan peternakan menjadi penunjang ekonomi
4Wawancara pribadi dengan bapak Ade, selaku Staff Kelurahan Pamulang Timur, hari
Kamis, tanggal 29 Mei 2014, pukul: 01.00, di kantor kelurahan Pamulang Timur
45
masyarakat saat itu, hasil pertanian dan perikanan tersebut biasanya
digunakan untuk konsumsi sendiri ataupun sebagian dijual kepada
pemborong yang siap membawanya kepasar. Selain itu sebagian kecil dari
mereka berprofesi sebagai pedagang sayuran yang berdagang dipasar
tradisional didaerah perkotaan seperti pasar induk dan petak Sembilan.
Barang dagangan biasanya didapatkan dari hasil tanaman mereka ataupun
membelinya dari para tetangga.
Seiring berjalannya waktu, perubahan-perubahan mulai terjadi pada
masyarakat kelurahan Pamulang Timur yang kantornya terletak dijalan
Pinang RT 02 RW 03 No 02 Pamulang Timur Jaya. Area persawahan dan
pertanian disulap menjadi komplek-komplek pemukiman warga yang
dibangun oleh para pengusaha perumahan. Masyarakat yang dulunya
menjadi petani dan peternak harus mencari solusi untuk mengganti
pekerjaan mereka guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Sebagian
dari mereka kini beralih profesi sebagai pedagang, buruh, dan tak sedikit
yang menjadi tukang ojek. Keberadaan komplek-komplek perumahan
tersebut bagi sebagian orang telah membuat mereka kehilangan mata
pencahariannya, bahkan untuk beralih profesi pun mereka sulit karena tak
punya keterampilan dan modal. Namun bagi sebagian yang lain hal ini
telah membawa keberuntungan nasib yang cukup baik. Banyak dari
mereka yang mendapatkan pekerjaan dengan mengais uang sebagian supir
pribadi, keamanan komplek, tukang kebun, kuli bangunan, penjaga rumah,
pedagang keliling sampai buruh cuci bagi ibu-ibu rumah tangga.
46
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya pembanguan
komplek-komplek perumahan membawa kemajuan pembangunan yang
signifikan di kelurahan tersebut. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap
sosioekonomi masyarakat. Kios-kios pedagang menjamur disepanjang
jalan yang melintasi kelurahan. Mereka banyak yang mengandalkan
dagangannya sebagai sumber pokok penghasilan. Sejumlah pengusaha
mini market pun mulai melirik kawasan ini sebagai salah satu proyek
perluasan usaha. Setidaknya sampai saat ini sudah ada 4 pasar mini market
yang membuka cabang diwilayah kelurahan Pamulang Timur. Jalan-jalan
menuju daerah perkotaan mulai ramai dengan adanya sarana angkutan
umum seperti angkot dan taksi, belum lagi tukang ojeg yang dapat ditemui
hampir diseluruh jalan-jalan kawasan Pamulang Timur.
6. Sejarah Berdirinnya Perumahan Villa Inti Persada RT 06, Pamulang
Timur
Villa Inti Persada merupakan perumahan yang baru berdiri pada tahun
1998 mulai dari pemekaran antara Pamulang Timur dengan Pamulang
Barat. Awalnya wilayah ini hanya tempat perkebunan masyarakat sekitar,
dijadikan sebagai lahan untuk sumber mata pencaharian mereka, namun
seiring berjalannya waktu banyak masyarakat yang berdatangan atau
dinamakan dengan urbanisasi untuk menempatkan wilayah tersebut, dari
berbagai suku dan kota, maka sampai saat ini terbentuklah suatu wilayah
karena padatnya penduduk yang saling berdatangan, yang mana pada
perumahan Villa Inti Persada ini terbagi menjadi dua RW, yaitu RW 019
dan 028. Dan pada RW 019 berjumlah 6 RT dari 600 KK, pada setiap RT
47
nya berjumlah ± 100 KK, namun pada penelitian ini akan dilakukan di RT
06 RW 019.5
B. Profil Bank Sampah Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur,
Tangerang Selatan
1. Sejarah Berdirinya Bank Sampah
Awal mula berdirinya Bank sampah di Villa Inti Persada RT 06,
berawal dari mengikuti program pelatihan jenazah di MUI (Majlis Ulama
Indonesia) yaitu ibu Evi Susilowati yang pada saat ini menjadi ketua Bank
Sampah sekaligus program daur ulang sampah anorganik, dari kegiatan
tersebut ibu Evi mendapatkan sumber informasi tentang Bank Sampah
Melati Bersih. Kemudian ibu Evi mengundang Yayasan Bank Sampah
Melati Bersih Indonesia pada hari Sabtu, 9 Pebruari 2013, Bank Sampah
Melati Bersih menerima undangan untuk memberikan penjelasan
mengenai mekanisme kerja bank sampah di kelompok pengajian ibu-ibu
RT.06 Perumahan Villa Inti Persada, Pamulang, Tangerang Selatan.6
Letak lokasi kegiatan daur ulang sampah anorganik berada di Villa
Inti Persada RT 06 Pamulang timur, dimana lokasi ini cukup jauh dari
kawasan ibu kota Tangerang Selatan, Pamulang Timur ini terletak
diperbatasan antara kota Depok dengan kota Tangerang Selatan.
5Wawancara pribadi dengan Bapak Andar Kurniawan selaku Pengurus RT 06, Villa Inti
Persada, Pamulang Timur, hari Senin, tanggal 19 Mei 2014, pukul 15.00, di Perumahan Villa Inti
Persada, Pamulang – Tangerang Selatan 6Wawancara pribadi dengan ibu Evi Susilowaty, selaku Ketua Program Daur Ulang
Sampah Anorganik Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, hari senin, tanggal 19 Mei 2014,
pukul 14.00, di Perumahan Villa Inti Persada, Pamulang – Tangerang Selatan
48
a. Sosialisasi Awal Yayasan Bank Sampah Melati Bersih kepada
Bank Sampah Villa Inti Persada
Pada hari Sabtu, 9 Maret 2013, Yayasan Bank Sampah Melati
Bersih kembali berkunjung ke Villa Inti Persada, untuk memenuhi
undangan kedua Pengurus Bank Sampah Villa Inti Persada, membantu
sosialisasi bank sampah ke warga dilingkungan RT 06. Kunjungan ini
merupakan sosialisasi kedua untuk memperkenalkan tujuan bank
sampah, manfaat bank sampah, membentuk oraganisasi, serta
mekanisme kerja bank sampah, sekaligus menetapkan hari pembukaan
dan menentukan jadwal penimbangan sampah. Jadwal penimbangan
sampah yang telah ditetapkan di Villa Inti Persada ini yaitu setiap hari
sabtu dalam dua minggu sekali.Dan Bank Sampah Villa Inti Persada
terbentuk pada tanggal 16 Maret 2013. Sampai saat ini Bank Sampah
Villa Inti Persada sudah berusia genap satu tahun dan berjalan lancar
dalammenjalankan tugas-tugasnya seperti penimbangan sampah,
pemilahan sampah organik dan anorganik, pengelolaan sampah dan
pendaur ulangan sampah anorganik.7
Awal pembukaan anggotanya berjumlah 50 orang dari 90 KK
(Kepala Keluarga) dalam satu RT yaitu RT 06, namun sampai
sekarang perkembangannya semakin meningkat, Jumlahnya
nasabahnya menjadi 100 anggota dari 2 RT yaitu RT 06 dan 07. Dalam
pemberdayaan lingkungan ini warganya sangat antusias dengan
kegiatan tersebut, namun pada kedua RT tersebut belum semua warga
yang menyadari bahwa sampah mempunyai nilai yang berharga
meskipun dilihatnya menjijikan setelah digunakan, tanpa adanya
7Profil Bank Sampah Melati Bersih tahun, 2012
49
sosialisasi, tanpa paksaan, warga hanya diberi tahu dan diajak dari
mulut kemulut, mereka berdatangan dengan sendirinya untuk
mengikuti program bank sampah.8
Gambar 1
Suasana Sosialisasi
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Bank Sampah Villa Inti Persada merupakan turunan atau
dibawah nauangan Lembaga Bank Sampah Melati Bersih. Bank
Sampah Melati Bersih adalah salah satu program dari Yayasan Bunga
Melati Indonesia. Program ini diluncurkan dengan fokus utama adalah
melakukan pemberdayaan dan peningkatan kesadaran masyarakat
terhadap kelestarian lingkungan dengan cara memotivasi, mengajak
masyarakat untuk mengolah sampah anorganik melalui metode 3R
(reuse, reduce, recycle). Lembaga ini mempunyai Visi dan Misi, yaitu:
1. Visi
“Terwujudnya Bank Sampah yang mandiri untuk membangun
ekonomi kerakyatan serta lingkungan yang bersih dan hijau
sehingga tercipta masyarakat yang sehat”.
8Wawancara pribadi dengan ibu Evi Susilowaty, Ketua Program Daur Ulang Sampah
Anorganik Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, hari senin, tanggal 19 Mei 2014, pukul
14.00, di Perumahan Villa Inti Persada, Pamulang – Tangerang Selatan
50
2. Misi
a. Mengurangi jumlah timbulan sampah yang diangkut ke
Tempat Pemprosesan Akhir (TPA).
b. Mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat
sehingga mempunyai nilai ekonomi dan potensi yang
produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.
c. Merubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah
secara benar dan ramah lingkungan.
d. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
e. Menciptakan lapangan pekerjaan.
f. Membudayakan ekonomi kerakyatan.9
b. Frekwensi Waktu Penimbangan
Gambar 2
Frekwensi Waktu Penimbangan
NAMA BANK SAMPAH MELATI BERSIH VILLA INTI PERSADA
BERDIRI 16 MARET 2013
ALAMAT PERUMAHAN VILLA INTI PERSADA, RT.06/RW.019, PAMULANG TIMUR, PAMULANG, TANGERANG SELATAN
JADWAL PENIMBANGAN
FREKWENSI 1 (SATU) KALI DALAM 2 (DUA) MINGGU
HARI SABTU
JAM 15.00
JUMLAH ANGGOTA (APRIL 2013)
38 KK
Sumber data: Profil Bank Sampah Melati Bersih tahun, 2012
9Profil Bank Sampah Melati Bersih tahun, 2012
51
Dari gambar 2 diatas, pemilahan sampah organik dan anorganik
sekaligus penimbangan sampah, dilakukan pada hari sabtu setiap dua
minggu sekali, yang dihadiri oleh seluruh anggota bank sampah di
Villa Inti Persada dan didampingi oleh pengurus bank sampah melati
bersih. Pertemuan ini dilakukan untuk memilah sampah organik dan
anorganik yang pada dua minggu sekali sebelum sampah anorganik
didaur ulang dan juga memilah sampah anorganik yang tidak dapat
diterima oleh lapak bank sampah melati bersih.
c. Strategi Bank Sampah
Bank sampah Pamulang Timur, mempunyai strategi dalam
Pemberdayaan lingkungan, strategi yang dilakukan Bank Sampah
bersih adalah:
1) Melakukan kampanye hidup bersih dan go green
2) Menciptakan kesadaran kebersihan lingkungan kepada masyarakat
dan generasi muda untuk ikut serta mengelola sampah mereka
3) Menyelenggarakan pelatihan, pembinaan dan pendampingan
4) Melakukan kerja sama dengan pabrik, pengusaha, instansi dibidang
pengelolaan dan daur ulang sampah10
2. Keorganisasian
Organisasi ini dibentuk untuk mengurusi Program Daur Ulang
Sampah Anorganik dari mulai pengumpulan sampah, pemilahan sampah,
pengolahan sampah, sampai kepada pemasaran produksi dan dokumentasi.
10
Profil Bank Sampah Melati Bersih tahun, 2012
52
Gambar 3
Struktur Kepengurusan
Program Daur Ulang Sampah Anorganik RT 06, Pamulang Timur
Sumber: Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang didapat dari pengurus program daur ulang
sampah anorganik di Villa Inti Persada RT 06, anggota yang aktif dalam
kegiatan daur ulang sampah berjumlah 10 orang. Berikut tabel data
anggota RT 06 Periode Sept 2013-Juni 2014 di perumahan Villa Inti
Persada yang sudah penulis buat, sebagai berikut:
PENASEHAT
Ratih Gito
Hj. Ana Yayan
Mustiko Ketua RT 06
BENDAHARA
Ana Cahyono
KETUA
Evi Susilowati
SEKRETARIS
Sinta
DESIGNER
Nita Katrina
HUMAS
Sari
53
Tabel 5
Data Anggota Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik RT 06 Periode 2013-
2014
No Nama Usia Pekerjaan Mulai Bergabung
1 Ratih 65 Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
2 Mustiko 68 Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
3 Yayan 65Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
4 Evi 36 Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
5 Cahyono 40Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
6 Elfi 49Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
7 Sinta 36 Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
8 Rika 38Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
9 Sari 32 Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
10 Nita 49Tahun Ibu Rumah Tangga Maret 2013
Sumber: Hasil Penelitian
54
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS
A. Partisispasi Ibu Rumah Tangga Dalam Kegiatan Daur Ulang Sampah
Anorganik
Kerusakan lingkungan telah mengglobal, salah satu penyebab
kerusakannya adalah sampah. Permasalahan mengenai sampah sangat
kompleks dan perlu membutuhkan perhatian khusus, sebab sampah menjadi
persoalan nasional, oleh karena itu perlu adanya penyelesaian yang
menyeluruh serta didukung oleh semua lapisan masyarakat dan bagaimana
semestinya masyarakat menyikapi permasalahan sampah. Sikap masyarakat
yang masih tidak peduli dengan sampah harus diubah.
Kebiasaan masyarakat yang selalu membuang sampah di sungai dan
disembarang tempat telah membudidaya di kehidupan sehari-hari masyarakat
sejak lama, kebiasaan itu muncul akibat pola pandang dan pengetahuan
masyarakat tentang sampah dan lingkungan yang masih kurang. Sebagian
besar masyarakat yang tempat tinggalnya di lingkungan yang kumuh terlalu
menyepelekan masalah sampah dan hanya bisa menyalahkan pihak
Pemerintah tanpa mencoba instropeksi kesalahan mereka sendiri.
Selain dari kebiasaan masyarakat yang suka membuang sampah tidak
pada tempatnya, penyebab lain sampah menjadi masalah utama di Indonesia
adalah darikepedulian dan campur tangan Pemerintah. Pemerintah sendiri
sibuk dengan urusan politik dan perekonomian, namun tidak memikirkan
dengan penuntasan masalah lingkungan, seperti sampah ini. Contohnya, pada
pemukiman yang kumuh Pemerintah tidak menyediakan tempat pembuangan
55
sampah sementara, apalagi tempat pembuangan akhir, sehingga masyarakat
pun mencari jalan mudahnya saja untuk membuang sampah pada sungai atau
membuat tempat-tempat pembuangan sementara seenaknya, menjadikan
sampah menumpuk dimana-mana dan menjadi polusi karena tidak disentuh
oleh intervensi pemerintah.
“Ide awalnya kita melihat sampah yang bertumpukan didepan komplek
dan membuat kita resah dengan adanya tumpukan-tumpukan sampah tersebut
karena bau, malu dan membuat kita tidak nyaman dengan adanya tumpukan-
tumpukan sampah tersebut, selain itu kita mau membersihkan lingkungan kita
dari sampah-sampah.”1
Salah satu alasan terbentunya bank sampah Villa Inti Persada karena
ada sampah-sampah yang bertumpukan didepan komplek akibat dari tidak ada
tempat pembuangan sampah sementara, akhirnya masyarakat mencari jalan
pintas untuk membuang sampah dilahan yang kosong, hal ini membuat
keresahan masyarakat sehingga terbentuklah bank sampah, dan
melanjutkannya sampah-sampah anorganik yang tidak dapat diterima oleh
lapak bank sampah didaur ulang oleh ibu-ibu rumah tangga untuk dijadikan
barang-barang bernilai.
Kemudian paradigma pengelolaan sampah Kumpul-Angkut-Buang
(Landfiling), yang selama ini kita gunakan harus segera dirubah, karena
(Landfiling) tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah besar pada
lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang baru harus bisa menangani
semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur ulang semua
limbah yang dibuang baik sampah organik dan anorganik. Misalnya sampah
1Wawancara pribadi dengan ibu Ana Cahyono selaku bendahara program daur ulang
sampah anorganik pada hari 25 Agustus 2014, pukul 10.00 di rumah ibu Ana, di Perum Villa Inti
Persada C5/33, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
56
yang organik dapat dijadikan pupuk kompos untuk tanaman yang biasa kita
kenal dengan biopori, dan yang anorganik bisa dijadikan barang-barang yang
bernilai.
Kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan hidup belum
optimal bahkan cendrung banyak masyarakat yang tidak peduli. Sehingga hal
ini banyak menimbulkan bencana alam seperti banjir, longsor kerusakan
lingkungan dan lain-lain. Bahkan lingkungan yang kotor dapat menimbulkan
berbagai penyakit dimasyarakat seperti deman berdarah, gatal-gatal, alergi,
cikunyunya dan lain-lain. Maka dari itu kehadiran Bank Sampah Melati bersih
sangat membantu masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga
melalui pemberdayaan berwawasan limgkungan.
”Awalnya tetangga ada yang meninggal dan memakai mobil
ambulance yayasan Bunga Melati Bersih Indonesia, dari pihak Yayasan
memberikan sebuah kalender kepada kita, nah dari situ kita tahu ada Bank
Sampah lalu kita menghubungi pihak Bank Sampah dan mereka
meresponnya.”2
Bank Sampah ini adalah turunan atau dibawah nauangan Lembaga
Yayasan Bank Sampah Melati Bersih Indonesia. Bank Sampah Villa Inti
Persada adalah salah satu tempat yang telah bekerjasama dan mengikuti
program dari Yayasan Bank Sampah Melati Indonesia untuk bagaimana
menyikapi, mengelola dan menjaga lingkungan yang baik dan tetap asri.
Sampai saat ini Bank Sampah Melati Bersih sudah memiliki cabang Bank
Sampah diberbagai wilayah ± 45 Bank Sampah yang terdapat di berbagai
daerah, awalnya Yayasan Bank Sampah Melati Bersih hanya melayani
masyarakat di wilayah Tangerang Selatan namun sampai saat ini sudah
2Wawancara pribadi dengan ibu Ana Cahyono selaku bendahara program daur ulang
sampah anorganik pada hari 25 AAgustus 2014, pukul 10.00 di rumah ibu Ana, di Perum Villa Inti
Persada C5/33, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
57
melayani diluar Tangerang seperti Bogor, Depok dan Ibu Kota Jakarta.Dari
berbagai bank sampah yang terdapat di berbagai wilayah dan hanya terdapat
beberapa bank sampah yang melakukan kegiatan kerajinan tangan daur ulang
sampah anorganik, salah satunya didaerah Villa Inti Persada Pamulang Timur
dan sampai saat ini masih berjalan lancar.
Bank Sampah yang berlokasi di Villa Inti Persada RT 06 RW 19,
Pamulang Timur, Tanggerang Selatan, bertujuan agar masyarakan lebih
meyadari akan lingkungan yang bersih dan nyaman dari kotoran dan sampah-
sampahyang berserakan dimana-mana, dan mau memilah sampah organik dan
anorganik untuk didaur ulang dan dijadikan barang-barang yang bernilai
sehingga dapat dimanfaatkan kembali, tidak membuang sampah sembarangan
dan menyikapi lingkungan yang baik guna mengurangi tumpukan sampah
disekeliling perumahan serta menerapkan prinsip 3R yaitu Reuse, Reduce,
Recycle.
Diharapkan dengan adanya kegiatan kerajinan daur ulang sampah
anorganik sekaligus pemberdayaan lingkungan, bisa merubah pola fikir
masyarakat terhadap sampah, banyak masyarakat yang mengatakan sampah
adalah bahan yang menjijikan dan harus dibuang tidak dapat digunakan lagi,
namun sekarang ibu-ibu rumah tangga di Villa Inti Persada sudah dapat
membuktikan sampah adalah sesuatu yang bernilai dan berharga bila kita tahu
dan mau memanfaatkannya kembali. Pemberdayaan ini dilihat dari bentuk
partisipasi ibu-ibu rumah tangga dalam melakukan kegiatan daur ulang
sampah anorganik.
58
Partisipasi adalah suatu proses identifikasi diri sendiri untuk menjadi
peserta dalam suatu proses kegiatan bersama dalam situasi sosial
tertentu.3Partisipasi dimaksud keterlibatan dan keikutsertaan seseorang secara
aktif dan sukarela terhadap suatu proses kegiatan untuk mengembangkan
potensi diri.
Menurut Totok, bentuk pemberdayaan partisipasi masyarakat
merupakan keikutsertaan dengan sukarela tanpa adanya tekanan atau paksaan
dari pihak luar. Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan
masyarakat dalam suatu program kegiatan pembangunan, yaitu: partisipasi
uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, partisipasi keterampilan,
partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, partisipasi dalam proses
pengambilan keputusan dan partisipasi representatip.4
Masyarakat di Villa Inti Persada sudah turut berpartisipasi dalam
kegiatan ini, mulai dari penyumbangan fikiran dan ide, waktu tenaga, biaya,
barang, proses pelaksanaan kegiatan seperti membantu dalam pemilahan
sampah organik dan anorganik, mencuci, mengeringkan, menggunting-
gunting, mengepres/ menyetrika dan menjahit hingga sampai kepada tahap
pemasaran produksi. Partisipasi ini dilakukan tidak hanya dari kaum
perempuan namun dari setiap lapisan masyarakat di Villa Inti Persada RT 06
untuk turut ikut berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik
seperti bapak-bapak, anggota bank sampah sendiri, sampai kepada anak-anak.
Dalam buku Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam membagi
partisipasi ke dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
3Prof. Dr. H. Syamsir Salam, MS & Amir Fadhilah, S.Sos., M. Si. Sosiologi Pedesaan,
(Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h. 229 4Resty Dwi Anggraini, “Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Studi Atas Pembangunan Gedung
PAUD Di Kelurahan Petukangan Utara Pesanggarahan Jakarta Selatan, “ (Skripsi S1 Fakultas
Dakwah & Komuniikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 85
59
1. Tahap Perencanaan Awal
Dalam tahap ini bagaimana masyarakat dalam pengambilan
keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat dalam
rapat-rapat.
a. Proses Sosialisasi
Pada proses sosialisasi, para pengurus melakukan sosialisasikepada
masyarakat melalui arisan-arisan dan pengajian ibu-ibu, menjelaskan
bagaimana cara memilah sampah organik dan anorganik, bagaimana
mekanisme kerja bank sampah, memberikan jadwal dan membuat
program.
b. Rapat
Dalam rapat ini membentuk sebuah organisasi, mendata masyarakat
yang ikut kedalam program, membagi-bagi tugas pada setiap individu,
membicarakan pembentukan usaha, produk/ barang apa yang akan
dibuat, bagaimana proses pendaur ulangan, lalu bagaimana pemasaran
produknya dan bagaimana caranya produk/ barang tersebut dapat
diterima oleh masyarakat.
Pada tahap pembentukan bank sampah serta mengajak warga untuk
turut berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang ini ada beberapa faktor
penghambantnya seperti yang dikatakan oleh ibu nita:
“Faktor penghambatnya banyak, diantaranya: membentuk suatu
organisasi itu tidak mudah, kadang-kadang gampang dan kadang-kadang
susah, pokoknya susah-susah gampang deh mba… Awal-awalnya kami
belum terlalu kompak, akhirnya mendapat motivasi dari Yayasan Bank
Sampah Melati Bersih Indonesia, dan juga sering diikut sertakan dalam
kegiatan-kegiatannya seperti seminar, penyuluhan dll, akhirnya lama-
60
kelamaan ibu-ibunya paham, dan juga kita belum punya tempat untuk daur
ulang sampah anorganik.”5
Di perumahan Villa Inti Persada RW 019 terdapat delapan RT
namun belum semua warga yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pemberdayaan lingkungan ini karena masih banyak warga yang belum
menyadari akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih.
Ungkapan RT lain ketika diajak untuk mengikuti program bank
sampah “warganya itu males untuk mengumpulin sampah, aaah ekonomi
kita juga sudah cukup buat apa sih ngumpulin sampah, lagi pula sampah
kok dikumpul-kumpulin bikin pusing aja”6
Jadi ketika warga RT 06 berusaha untuk mengajak RT lain untuk
melakukan pemberdayaan lingkungan melalui pengelolaan sampah,
memilah sampah dan mendaur ulang sampah organik dan anorganik,
bermacam-macam tanggapan masyarakatnya, ada yang langsung mau dan
merespon dengan baik dan ada pula yang susah.
2. Tahap Pelaksanaan Program
Tahap ini yang merupakan tahap terpenting dalam suatu program,
sebab inti dari program adalah pelaksanaannya. Wujud nyata partisipasi
pada tahap ini seperti partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran,
materi, serta keterlibatan anggota dalam melaksanakan program.Pada
tahap pelaksanaan dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik, pengurus
membagi-bagi tugas, dari 10 anggota yang aktif dari mulai proses
pemilahan sampah, pengolahan sampah sampai kepada pemasaran
produksi dan masuk kedalam struktur organisasi, dalam kegiatan ini
masing-masing memiliki tugas sendiri.
5Wawancara pribadi dengan ibu Nita Katrina selaku Desainer program daur ulang sampah
anorganik pada hari senin 18Agustus 2014, pukul 13.00 di rumah ibu Nita, di Perum Villa Inti
Persada C4/18, Pamulang Timur, Tangerang Selatan 6Wawancara pribadi dengan ibu Nita Katrina selaku Desainer program daur ulang sampah
anorganik pada hari senin 18Agustus 2014, pukul 13.00 di rumah ibu Nita, di Perum Villa Inti
Persada C4/18, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
61
a. Pembagian Tugas Kerja
Tabel 6
Pembagian Tugas Kerja Anggota Daur Uang Sampah Anorganik, Di Villa
Inti Persada RT 06, Tahun 2014
Nama Jabatan Tugas
Ibu Ratih Gito
Ibu Hj. Ana. Y
Ibu Mustiko
Penasehat/
Pelindung
Ketiga orang tersebut lebih banyak memberikan
masukan, support, ide dan nasehat untuk anggota-
anggota yang ada dibawahnya.
Ibu Evi. S Ketua Program 1. Mencari informasi terkait pemesanan dan
pemasaran produk/ barang
2. Mencari bahan-bahan yang akan digunakan
untuk membuat produk/ barang
3. Penyaluran produknya kepada siapa
4. Melobi pertemuan antar bank sampah untuk
bertukar fikiran
5. Menghadiri undangan seperti event dan
moment besar
Ibu Sinta Sekretaris 1. Mencatat keperluan dan kekurangan daur ulang
sampah anorganik
2. Menyiapkan plastik untuk dipres atau disetrika
Ibu Ana. C Bendahara 1. Mencatat keungan, pemasukan dan pengeluaran
hasil penjualan produksi
2. Menjahit produk/ barang yang sudah dipola
untuk dijadikan suatu barang
Ibu Nita K Designer 1. Memberikan ide kepada pengurus lain
2. Mempola barang sebelum dijahit
3. Menjahit produk/ barang yang sudah dipola
untuk dijadikan suatu barang
Ibu Sari Humas 1. Menggunting-gunting plastik
2. Mengepres plastik
3. Menjahit plastik
4. Menghadiri undangan seperti event dan moment
besar
Ibu Elfiriani
Ibu Mudrikah Anggota
1. Mencuci Plastik
2. Mengepres atau menyetrika Plastik
Sumber: Hasil Penelitian
62
Selain dari ke 10 anggota tersebut ada beberapa orang sekitar
10 partisipan yang ikut dalam membantu pelaksanaannya, seperti
dalam memilah sampah, mencuci plastik, menggunting-gunting palstik
sebelum dibentuk menjadi barang-barang yang bisa dijual. Pada
pembagian tugas ini ketua program yang lebih banyak dalam
bertugasnya. Karena ketua program lebih banyak mempunyai
wewenang dalam program tersebut.
b. Proses Pembuatan
Gambar 4
Alur Daur Ulang Sampah Anorganik
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Seperti yang telah dijelaskan pada gambar 3 proses daur ulang
sampah anorganik. “Pertama-tama mencari kemasan-kemasan mie
instan, kantong kresek, kemudian kemasan-kemasan tersebut dicuci
sampai bersih, dijemur dan dielap, selanjutnya kemasan-kemasan
tersebut digunting-gunting menjadi kecil untuk ditaburkan diatas
plastik. Lalu yang kedua, plastik dibuka dan dilebarkan kemudian
ditaburkan kemasan-kemasan yang sudah digunting sebelumnya.
Kemudian yang ketiga plastik tersebut dipres atau disetrika dan
63
dibikin pola, untuk dijadikan barang yang mau dibuat seperti tas atau
yang lainnya dan yang terakhir keempat dijahit.”7
c. Hasil Produksi
Adapun hasil produksi daur ulang sampah anorganik yang sudah
dibuat oleh bank sampah Villa Inti Persada, diantaranya bermacam-
macam variasi tas, ada yang kecil dan besar sesuai dengan pesanan-
pesanan dan permintaan customer.
Gambar 5 dan Gambar 6
Tas Kecil Untuk Kepasar, Arisan, dan lain-lain
Sumber: Dokumentasi Peneliti
7Wawancara pribadi dengan ibu Nita Katrina selaku Designer program daur ulang
sampah anorganik pada hari senin 18Agustus 2014, pukul 13.00 di rumah ibu Nita, di Perum Villa
Inti Persada C4/18, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
64
Gambar 7 dan Gambar 8
Dompet Harganya Bervariasi Sesuai Dengan Model, Harganya Kisaran
@ Rp. 5.000, -15.000-,
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 9
Celemek Seharga @ Rp. 40.000-,
Sumber: Dokumentasi Peneliti
65
Gambar 10 Gambar 11
Tempat Pensil Warna tau Spidol Tempat Binder Atau Sarung
Digantung Di Dinding Seharga Tablet
@ Rp.10.000-,
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 12
Macam-macam Bentuk Gantungan, Digantung Di Dinding Untuk
Menyimpan Barang-barang Kecil, Seharga @ Rp. 30.000-,
Sumber: Dokumentasi Peneliti
66
d. Bahan-bahan dan alat-alat untuk mendaur ulang sampah
anorganik
Dalam kegiatan daur ulang sampah anorganik ini memerlukan
beberapa bahan-bahan dan alat-alat untuk merajut sampah-sampah
anorganik, dianataranya:
1) Kantong plastik kresek
2) Kemasan-kemasan sachetan kopi, mie instan, softex, sabun rinso,
permen, ciki-ciki dan lain-lain
3) Benang dan jarum
4) Mesin jahit
5) Setrikaan
6) Kertas kondaktris
Daur ulang sampah ini lebih memakai bahan dasar plastik
karena menurut ibu-ibu sampah-sampah plastik tidak mudah terurai
dan akan terurainya pada ratusan tahun kemudian, namun dengan
didaur ulang sampah-sampah plastik tersebut akan mengurangi proses
perusakan lingkungan, walaupun pada akhirnya akan dibuang namun
setidaknya akan memperlambat kerusakannya. Di Negara berkembang
ini hampir semua orang tidak akan terlepas dari yang namanya bahan
plastik dalam aktivitassehari-harinya. Plastik telah menjadi komponen
penting dalam kehidupan modern saat ini, misalnya ketika belanja di
Alfamart, Indomart, Carrefour dan pasar-pasar modern lainnya pasti
akan memakai kantong plastik, masalah ini belum dapat teratasi
bahkan pihak pemerintahpun sampai saat ini belum bisa memberikan
solusinya.
67
Seperti yang telah kita ketahui bahwa plastik sangat sulit
terurai, dan membutuhkan waktu yang sangat lama dalam
penghancurannya, ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri
dalam penanganannya. Pembuangan di Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) sampah bukanlah solusi yang cukup bijak dalam pengelolaan
sampah plastik ini. Peranan pemberdayaan lingkungan dalam hal daur
ulang sampah anorganik atau sampah-sampah plastik oleh ibu-ibu
rumah tangga di Villa Inti ini dapat mengurangi timbunan sampah
plastik, patut mendapatkan apresiasi meskipun ini tidak bisa
menghilangkan seratus persen sampah plastik yang ada. Perlu adanya
manajemen sampah plastik mulai dari lingkungan terkecil yaitu rumah
tangga hingga skala besar meliputi kawasan kota yang dikelola oleh
pemerintah kota atau daerah setempat. Untuk memudahkan
pengelolaan sampah plastik pada skala rumah tangga, maka perlu
adanya pemahaman tentang jenis-jenis plastik, kandungan materialnya,
hingga dampaknya terhadap lingkungan sehingga diharapkan terbentuk
manajemen pengelolaan yang tepat.
3. Tahap Pelembagaan Program
Pada tahappelembagaan,anggota masyarakat ikut serta
merumuskan keberlanjutan atau pelembagaan program. Langkah
partisipasinya, masyarakat ikut serta dalam merumuskan dan membuat
model-model pendanaan program, penguat lembaga-lembaga pengelola
program dan melakukan pengkaderan kepada anggota baru agar program
tetap berkelanjutan.
Tahap pelembagaan ini ibu-ibu memberikan wewenang kepada
anggota baru untuk turut bergabung dalam organisasi ini dan ikut
68
sertadalam program. Dalam tahap ini ibu-ibu sudah mulai mengadakan
pengkaderan kepada anggota-anggota baru untuk melanjuti program yang
sudah ada, seperti halnya mengajarkan kepada anak-anak yang sudah
dewasa untuk memilah sampah organik dan anorganik, bagaimana cara
penimbangan dan pengelolaannya, menghimbau kepada masyarakat yang
belum bergabung dengan kegiatan pemberdayaan lingkungan untuk turut
berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan lingkungan ini.Selain itu
untuk menguatkan lembaganya akan dibentuk sebuah badan koperasi, agar
lebih mempermudah untuk pemasaran produksi.
4. Tahap Monotoring dan Evaluasi
Tahap yang terakhir adalah monitoring dan evaluasi, tahap ini
dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini sebagai
umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan
program selanjutnya.
Monitoring adalah pemantauan secara terus menerus proses
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, monitoring juga diartikan sebagai
proses pengumpulan informasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi
selama proses implementasi atau penerapan program.8
a. Monitorng
Pada tahap monitoring ibu-ibu dan pengurus program daur
ulang sampah anorganik ikut serta dalam mengawasi pelaksanaan
program setelah adanya pengkaderan. Anggota yang lama memberikan
pemantauan dan pengawasan program yang telah diambil alih oleh
8Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2005), h. 118
69
anggota baru agar program daur ulang sampah anorganik ini tetap
berjalan lancar serta memberikan pelatihan bagaimana cara mendaur
ulang sampah anorganik dengan baik kepada anggota baru.
b. Evaluasi
Kemudian pada tahap evaluasi program, pihak Yayasan Bank
Sampah Melati Bersih Indonesia biasanya mengadakan evaluasi setiap
3 bulan sekali dalam pertemuan kepada Bank Sampah Villa Inti
Persada, membahas tentang jumlah sampah selama setahun, bagaimana
mengajak warga yang belum berpartisipasi agar semua RW yang ada
di Villa Inti Persada ikut dalam program pemberdayaan lingkungan ini,
menyadarkan masyarakat akan lingkungan bersih, laporan keuangan
penimbangan sampah selama setahun dan membicarakan sampah-
sampah yang tidak dapat di timbang kemudian didaur ulang.Evaluasi
adalah pengidentifikasian keberhasilan dan kegagalan atau rencana
kegiatan program.9
Selain itu ketua program daur ulang sampah anorganik juga
mengadakan evaluasi kepada anggotanya disaat-saat ada pertemuan,
perkumpulan, rapat atau ketika setelah adanya pemesanan dari
masyarakat. Dalam pertemuan ini membahas bagaimana kedepannya
untuk program daur ualng sampah anorganik ini,melihat apa kekurang
produk/ barang dan mengintrospeksi diri sendiri, melihat kesalahan
produk/ barang dengan apa yang sudah di buat,melihat barang-barang
yang belum rapih, seperti jahitannya yang kurang rapih atau seninya
9Edi Suharto, Ph.D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT
Refika Aditama, 2005), h. 119
70
yang kurang bagus, selanjutnya produk/ barang apa yang akan dibuat,
dan memperbaiki dari kinerja-kinerja yang sudah ada.
5. Pemasaran Produksi
Proses dalam pemasaran hasil daur ulangsampah anorganik yaitu
melalui bazaar atau pameran-pameran, mempromosikan kepada teman-
teman menyampaikannya dari mulut kemulut, sekolah-sekolah selain itu
dapat menerima pesanan berupa cindremata untuk acara pernikahan dan
pesta, tas untuk seminar, tas untuk sembako, dan dibantu juga dengan
bapak-bapak untuk pemasarannya, terkadang juga mendapat informasi dari
Yayasan Bank Sampah Melati Bersih. Namun melalui pameran-pameran
tidak terlalu banyak yang membeli lebih banyak pesanan meskipun
harganya lebih murah tapi kalau pesanan lebih banyak.
Kendala dalam pemasarannya “Orang-orang Indonesia masih malu
memakai produk/ barang sendiri atau dari buatan orang Indonesia sendiri,
mereka lebih mau memakai produk/ barang luar jadi agak sedikit sulit
untuk pemasarannya.”10
Dalam hal ini, kegiatan daur ulang sampah anorganik ini sudah
mendapatkan beberapa undangan untuk memamerkan hasil produksinya,
dan sering mendapatkan pesanan dari beberapa tempat, dalam event dan
moment pesta pernikahan dan ulang tahun, diantaranya:
10
Wawancara pribadi dengan ibu Nita Katrina selaku Designer program daur ulang
sampah anorganik pada hari senin 18Agustus 2014, pukul 13.00 di rumah ibu Nita, di Perum Villa
Inti Persada C4/18, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
71
Gambar 13 Gambar 14
Tas Ini Adalah Pesanan Dari Tas Ini Adalah Pesanan Dari Papua
Nahdahatul Ulama Seharga Seharga @ Rp. 37.000-40.000-,
@ Rp. 25.000-, Mereka Memesan Mereka Memesan Sebanyak 50 Buah
Sebanyak 300 Buah.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
Gambar 15 Gambar 16
Tas Ini Adalah Pesanan Dari BSD City Tas Ini Adalah Pesanan Dari
Seharga @ Rp. 37.000-40.000-, Masyarakat Villa Inti Persada
Mereka Memesan Sebanyak 500 Buah. Seharga @ Rp. 37.000-, Mereka
Memesan Sebanyak 20 Buah
Sumber: Dokumentasi Peneliti
72
Gambar 17
Sendal Hotel Adalah Pesanan Dari PT. SUN, Ada Dua Model Sendal, Yang
Dijahit @ Rp. 10.000-, Dan Yng Di Temple Dengan Lem @ Rp. 8.000-,
Sumber: Dokumentasi Peneliti
B. Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam
Melakukan Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik
Ada bermacam-macam faktor yang mendorong kerelaan untuk terlibat,
bisa karena kepentingan bisa karena solidaritas. Menurut Jim Ife dan Frank
Tesorier, kondisi-kondisi yang mendorong partisipasi adalah, sebagai berikut:
1. Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau
aktivitas tersebut penting
Salah satunya faktor yang mendorong partisipasi ibu-ibu rumah
tangga dalam pemberdayaan lingkungan mereka merasa bahwa isu atau
kegiatan tersebut penting dan merasa bahwa kegiatan mereka akan
membuat perubahan yang baik.
“Ibu-ibu disini rata-rata merasa bahwa kegiatan daur ulang sampah anorganik ini penting karena dari sampah akan menghasilkan uang, selain itu akan membersihkan lingkungan kita, dan saling memiliki sifat sosial yang tinggi”
11
11
Wawancara pribadi dengan ibu Nita Katrina selaku Designer program daur ulang sampah anorganik pada hari senin 18Agustus 2014, pukul 13.00 di rumah ibu Nita, di Perum Villa Inti Persada C4/18, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
73
Kesadaran lingkungan adalah salah satu yang menjadi faktor utama
dalam kegiatan ini. Seseorang akan berkesadaran lingkungan apabila ia
memiliki persepsi atau informasi tentang berbagai aspek lingkungan yang
mendukungnya, dan kesadaran itu meningkat sejalan dengan makin
banyaknya informasi yang diseraap didalam lingkungan yang terus
membinanya, makin menghayati, menyakini dan mengamalkan
“kebersihan adalah sebagian dari iman”. Sikap kesadaran lingkungan ini,
oleh karena itu, perlu dibinasecara luas dan berkesinambungan dalam
lingkup nasional secara bertahap agar dapat dibentuk budaya bersih
lingkungan, melalui semacam program terpadu pemasyarakatan kesadaran
lingkungan.12
Pemberdayaan lingkungan ini dilakukan sesuai dengan kesadaran
pada diri sendiri tanpa adanya paksaan atau perintah seseorang, hampir
dari setiap anggota melakukannya atas dasar kesadaran lingkungan dan
memiliki sifat sosial yang tinggi, tanpa mengaharapkan imbalan apapun
dan dari siapapun, hanya ingin menyalamatkan lingkungan dari
pencemaran dan kerusakan lingkungan agar lingkungan tetap asri dan
bersih dari sampah-sampah berserakan, karena lingkungan yang bersih
akan menciptakan kenyaman hidup demi berlangsungnya kehidupan anak
cucu dimasa yang akan datang.
“Bayangkan berapa generasi kita selanjutnya yang akan kita
selamatkan seandainya lingkungannya sudah rusak. Kasihan keturunan-
keturunan kita selanjutnya. Ini sampah kita kenapa orang lain yang harus
12
Kusdwiratri Setiono dkk, Manusia, Kesehatan dan Lingkungan (Kualitas Hidup Dalam
Perspektif Perubahan Lingkungan Global),(Bandung: PT. Alumni, 2010), h. 97
74
bertanggung jawab membersihkan sampah-sampah yang udah kita pakai,
seharus kita sendiri yang membuangnya”13
2. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan
Jika dilihat dari keberhasilan kegiatan daur ulang sampah
anorganik sepenuhnya belum bisa membersihkan semua lingkungan yang
kotor di Villa Inti Persada, namun setidaknya dapat membawa peubahan
yang positif dan mengurangi sampah-sampah yang berserakan dimana-
mana, serta dapat membantu meringankan beban para pengangkut sampah
(pemulung), karena di Villa Inti Persasda belum semua warga yang peduli
dengan lingkungannya sendiri.
3. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai
Dari setiap partisipan yang telah ikut berpatisipasi dari segi bentuk
apapun, misalnya seperti mencucui kemasan plastik, menjemur,
menggunting, membuat, sampai kepada proses rapat semuanya di terima
oleh para pengurus serta dihargai, bentuk penghargaan yang diberikan
kepada partisipan yaitu dengan diberikannya upah setelah membantu
untuk kegiatan tersebut, dengan tujuan apapun bentuk bantuan yang
dilakukannya dengan tenaga harus dihargai agar paradigma masyarakat
terhadap sampah pun akan berubah bahwa sampah yang menjijikan
memilki nilai ekonomis yang tinggi jika kita tahu dan mau mengelolanya.
4. Orang harus bisa berpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya
Dalam hal ini dari berbagai pihak juga sudah memberikan
dukungan untuk orang yang bisa turut berpartisipasi, karena selain
13
Wawancara pribadi dengan ibu Elfiriani selaku Anggota program daur ulang sampah
anorganik pada hari Rabu 20 Agustus 2014, pukul 11.00 di rumah ibu Tio, di Perum Villa Inti
Persada, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
75
memiliki sifat sosial dan motivasi dari diri sendiri motivasi dan dukungan
dari pihak luar juga sangat dibutuhkan seperti halnya dukungan dari
keluarga, karena semua anaggota kegiatan daur ulang sampah anorganik
sudah memiliki kelurga, dukungan dari seorang suami, anak-anak serta
keluarga lainnya juga sangat menentukan berjalannya kegiatan tersebut.
“Suami dan anak-anak saya juga mendukung untuk kegiatan ini,
dan sekarang anak-anak saya mulai mengikuti saya untuk membuang
sampah didua tempat organik dan anorganik, dan ketika sedang diluar
rumah atau sedang jalan-jalan apabila sambil membawa makanan maka
sampah-sampahnya tidak langsung dibuang, sampah-sampah tersebut
disimpan terlebih dahulu dan akan dibuangnya dirumah.”14
Yayasan juga memberikan dukungan dan motivasi, dengan
mengikut sertakan ibu-ibu dengan kegiatan-kegiatannya yang lain, seperti
seminar, pameran, penyuluhan, semua acara yang terkait dengan masalah
sampah, dan ibu-ibu merasa senang dengan diikut sertakan kedalam
kegaiatan-kegiatan tersebut, mereka menjadi tambah semangat dan
bertambahnya wawasan dan ide untuk mereka.
Selain mendapatkan dukungan dan motivasi dari keluarga, yayasan
serta sahabat,dukungan dari pihak pemerintah juga sangat dibutuhkan.
Dalam hal ini kegiatan daur ulang sampah anorganik juga sudah
mendapatkan dukungan berupa piagam penghargaan dari pihak pemerintah
oleh ibu wali kota Tangerang, karena Bank Sampah Villa Inti Persada
dianggap menjadi salah satu contoh untuk Bank Sampah lainnya, yang
sampai saat ini masih berjalan lancar, mulai dari pemilahan sampah,
anggota nasabah yang semakin bertambah dan sampai kepada program
14
Wawancara pribadi dengan ibu Sari selaku Humas program daur ulang sampah
anorganik pada hari senin 8September 2014, pukul 16.30 di rumah ibu Sari, di Perum Villa Inti
Persada C4/15, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
76
pengelolaan daur ulang sampah anorganaik. Ini menjadi salah satu faktor
motivasi juga untuk para ibu-ibu pendaur ulang sampah anorganik, mereka
merasakan kepuasan dengan apa yang dikerjakannya mendapatkan
apresiasi dan bermanfaat untuk orang lain. Selain itu, para mahasiswa dari
berbagai Universitas dan sekolah-sekolah mengunjungi kegiatan tersebut
untuk dijadikan bahan referensi tugas dan memintanya untuk penyuluhan.
Namun tidak dapat dipungkiri ekonomi juga menjadi salah satu
penyemangat dalam kegiatan ini, tetapi bukan menjadi penyebab utama
berjalannya kegiatan tersebut, ekonomi hanya menjadi penyebab kedua
dari kegiatan tersebut.
“Ekonomi kita belum sepenuhnya terpenuhi dari penghasilan daur
ualng sampah anorganik ini, karena hasilnya hanya bisa untuk tambahan-
tambahan keluarga dan uang jajan anak-anak, karena belum semua orang
yang mau menghargai produk/ barang Negaranya sendiri.”15
5. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan
Dalam hal ini setiap anggota saling memberikan motivasi dan
support satu sama lainnya, tidak ada yang menjatuhkan dan saling
membantu antara pengurus dengan anggota apabila dalam proses terdapat
kesulitan. Dan saling menghargai pendapat.
15
Wawancara pribadi dengan ibu Mudrikah selaku Anggota program daur ulang sampah
anorganik pada hari rabu 20 Agustus 2014, pukul 10.00 di rumah ibu Mudrikah, di Perum Villa
Inti Persada C5/25, Pamulang Timur, Tangerang Selatan
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan yang telah peneliti
lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Bentuk partisipasi yang ada di dalam masyarakat Villa Inti Persada
terhadap kegiatan daur ulang sampah anorganik merupakan partisipasi nyata
dan abstrak, mulai dari penyumbangan fikiran dan ide, waktu, tenaga, biaya,
barang, sampai kepada proses pelaksanaan kegiatan. Partisipasi tersebut untuk
memperlancarnya pelaksanaan kegiatan hingga ketahap pemasaran produksi.
Disadari karena para partisipan merupakan beberapa kelompok sosial (Majlis
Ta’lim dan arisan-arisan) dan memiliki jiwa sosial yang tinggi untuk
lingkungan.
Proses partisipasi ibu-ibu terhadap pemberdayaan lingkungan cukup
baik, dimulai dari tahap perencanaan awal, pelaksanan program, tahap
pelembagaan hingga monitoring dan evaluasi. Menghasilkan lingkungan yang
bersih, ibu-ibu lebih percaya diri untuk berperan didepan umum, dan
memahami akan pentingnya menjaga lingkungan bersih.Banyak pengaruh
yang dirasakan oleh masyarakat lain dari adanya kegiatan ini, dapat merubah
pola fikir masyarakat tentang paradigma sampah (kumpul-angkut-buang), dan
memberikan manfaat yang positif.
1. Upaya Penanganan Program
Menjadikan kawasan perumahan sebagai kawasan yang mendukung
lingkungan bersih dari sampah-sampah, dengan cara:
78
a. Melakukan sosialisasi akan pentingnya menjaga lingkungan yang asri,
dengan berpartisipasi melakukan pengelolaan sampah.
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan
bersih
c. Pengelolaan sampah secara terpadu, dengan meningkatkan prasarana
persampahan dengan melakukan pemilahan sampah organik dan
anorganik dan penimbangan sampah.
d. Menggalakkan prinsip 3R (Reuse,Reduce, Recycle) untuk sampah
anorganik dan mengelola sampah organik dengan dijadikan kompos di
lingkungan perumahan.
e. Pengawasan secara rutin terhadap pengelolaan sampah, sehingga
penanganan, pemeliharaan, perbaikan dapat dilakukan secara tepat
waktu.
f. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang bersih
g. Meningkatkan Sikap masyarakat yang masih acuh dengan sampah
B. Saran
Penulis memberikan saran-saran yang terkait dengan program
pemberdayaan lingkungan di Perumahan Villa Inti Persada, Pamulang Timur
terhadap kegiatan daur ulang sampah anorganik pada partisipasi ibu-ibu rumah
tangga, diantaranya:
1. Kepada para pengurus agar terus berusaha untuk meningkatkan minat para
warga yang lain untuk dapat berpartisipasi dalam menjaga lingkungannya
2. Diharapkan kepada pengurus agar dapat memvariasikan hasil produksi
kerajinan tangan pada kegiatan daur ulang sampah anorganik
79
3. Berupaya untuk terus aktif dan kreatif dalam mendaur ulang sampah
anorganik
4. Kepada para stackholder (pemerintah, pihak yayasan dan para dukungan
lainnya) agar terus memperhatikan dan memberikan motivasi kepada para
anggota bank sampah dan partisipan
5. Diperlukan studi lanjutan (pendidikan, penyuluhan) terhadap
pengembangan sistem sanitasi secara khusus dan terpadu pada kawasan
perumahan ini. Selain bertujuan untuk menjaga kondisi lingkungan tetap
terjaga baik, juga untuk meningkatkan daya dukung lingkungan pada
kawasan perumahan dan lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Daftar Buku
Arivia Gadis, Dkk. Perempuan dan Ekologi, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan,
2002.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Group, 2009.
Center for Quality Development and Assurance (CEQDA) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi
UIN Jakarta. Jakarta:CEQDA, 2007.
Dwidjoseputro. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya, Jakarta: Erlangga,
1990.
Hardjasoemantri, Koesnadi. Aspek Hokum Peran Serta Masyarakat dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas
Press, 1986.
Hermansyah, Tantan Dkk. Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam.
Haryanto Sugeng P Dkk, Permasalahan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Provinsi Lampung, Lampung: Pusat Penelitian Lingkungan, 2005
Ife, Jim & Tesoriero Frank. Community Development: Sebagai Alternatif
Pengembangan Masyarakat Islam Di Era Globalisasi, Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2006.
Kusumahadi, Meth. Warga Berdaya, Yogyakarta: Satunama, 2007.
Masriah dan Mujahid. Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, Malang:
Universitas Negeri Malang, 2011.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Muller, Johannes. Perkembangan Masyarakat Lintas-Ilmu, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006.
Rukminto Adi, Isbandi. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2001.
Salam Syamsir & Fadhilah Amir. Sosiologi Pedesaan, Jakarta: UIN Syarif
Hidyatullah, 2008.
Salim, Emil. Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi, Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara, 2010.
Sejati, Kuncoro. Pengelolaan Sampah Terpadu, Yogyakarta: PT. Kanisius, 2009.
Sj Sumarto, Hetifah. Inovasi, Partisipasi dan Good Govenrnance: 20 Prakarsa
Inovatif Dan Partisipatif di Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2004.
Soemirat Slamet, Juli. Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2004.
Soetomo. Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006.
Sontang Manik, Karden Eddy. Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta: PT. Ikrar
Mandiri Abadi, 2007.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Bandung: PT.
Refika Aditama, 2005.
Sunu, Pramudya. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001,
Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2001.
Tri Rahayu, Iin dan Ardi Ardani, Tristiadi. Observasi dan Wawancara, Malang:
Bayumedia Publishing, 2004.
Winardi. Motivasi Permotivasian Dalam Menejemen, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2001.
2. Daftar Sumber Internet
Artikel diakses pada 20 maret 2014 dari
http://eprints.uns.ac.id/6143/1/211852511201108301.pdf
Artikel diakses pada 21 April 2014 dari
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/20/1031246/Proyek.di.Tangs
el.Berantakan
Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2014 dari
http://www.antaranews.com/berita/417287/produksi-sampah-plastik-
indonesia-54-juta-ton-per-tahun
Artikel diakses pada tanggal 3 Juli 2014 dari http://m.bisnis.com/quick-
news/read/20140224/77/205728/volume-sampah-indonesia-130.000-
tonhari
Artikel diakses pada 20 Mei 2014 dari
http://pintohatta.blogspot.com/2013/04/pengertian-3r-
reusereducerecycle.html
Artikel diakses pada tanggal 3 November 2014 dari
http://aryasetta.wordpress.com/2013/03/15/pemberdayaan-lingkungan/
3. Daftar Sumber Skripsi
Antono, Juli. Pemberdayaan Anak Jalanan Melalui Program Daur Ulang
Sampah Anorganik Di Rumah Belajar Keluarga Anak Langit, Skripsi SI
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri
Jakarta, 2012
Dwi Anggraini, Resty. Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) Study atas
Pembangunan Gedung PAUD Di Kelurahan Petukangan Utara
Pesanggrahan Jakarta Selatan, Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negri Jakarta, 2014
Buletin Bank Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah, 2014
4. Daftra Informan
Wawancara pribadi dengan bapak Zainuddin selaku Staff kelurahan Pamulang
Timur, hari Rabu, tanggal 14 Mei 2014, pukul: 10.00, di kantor
kelurahan Pamulang Timur.
Wawancara pribadi dengan bapak Ade, selaku Staff Kelurahan Pamulang Timur,
hari Kamis, tanggal 29 Mei 2014, pukul: 01.00, di kantor kelurahan
Pamulang Timur.
Wawancara pribadi dengan Bpk Andar Kurniawan selaku Pengurus RT 06, Villa
Inti Persada, Pamulang Timur, hari Senin, tanggal 19 Mei 2014, pukul
15.00, di Perumahan Villa Inti Persada, Pamulang – Tangerang Selatan.
Wawancara pribadi dengan ibu EvI Susilowaty, selaku Ketua Program Daur
Ulang Sampah Anorganik Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur,
hari senin, tanggal 19 Mei 2014, pukul 14.00, di Perumahan Villa Inti
Persada, Pamulang – Tangerang Selatan.
Wawancara pribadi dengan ibu Ana Cahyono selaku bendahara program daur
ulang sampah anorganik pada hari 25 AAgustus 2014, pukul 10.00 di
rumah ibu Ana, di Perum Villa Inti Persada C5/33, Pamulang Timur,
Tangerang Selatan.
Wawancara pribadi dengan ibu Nita Katrina selaku Desainer program daur ulang
sampah anorganik pada hari senin 18Agustus 2014, pukul 13.00 di
rumah ibu Nita, di Perum Villa Inti Persada C4/18, Pamulang Timur,
Tangerang Selatan.
Wawancara pribadi dengan ibu Elfiriani selaku Anggota program daur ulang
sampah anorganik pada hari Rabu 20 Agustus 2014, pukul 11.00 di
rumah ibu Tio, di Perum Villa Inti Persada, Pamulang Timur,
Tangerang Selatan.
Wawancara pribadi dengan ibu Sari selaku Humas program daur ulang sampah
anorganik pada hari senin 8September 2014, pukul 16.30 di rumah ibu
Sari, di Perum Villa Inti Persada C4/15, Pamulang Timur, Tangerang
Selatan.
Wawancara pribadi dengan ibu Mudrikah selaku Anggota program daur ulang
sampah anorganik pada hari rabu 20 Agustus 2014, pukul 10.00 di
rumah ibu Mudrikah, di Perum Villa Inti Persada C5/25, Pamulang
Timur, Tangerang Selatan.
PROPOSAI, SI{RIPSI
. PARTISIPASI IBU RUMAH TANGGA DALAM MENDUKUNG
KEBERLANGSUNGAN PEMBERDAYAAI\ LINGKUNGAN MELALUI KEGIATAN
DAUR ULANG SAN,IPAH ANORGANIK
(Studi Kasus: Perumahan Villa Inti Persada RT 06 dan Pamulang Villa RW 017,
Tangset)
i i-v i!-l
Ly..r",s',, ,1.,[*^-vr
,t\ \) ,)
ffiffi
Oleh:
UMU SALAMAH
1 1 10054000016
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAI\4
FAKULTAS NUU DAKWAH DAN ILMU KOMTINIKASI
I]NIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
KBMENTBRIAN AGAMAUNTVERSITAS TSLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 IndonesiaWebsile : *vq.fdkuiniakarta.ac.id
Telepon/Fax : (021) 7437728 I 74703 5 80E-mail
I tl-,Lrtr I
Ncrnror : tln.01iF5lPP.00.9ft1$ l?014L-anrp : I ( satr"r) bundelHal : Bimbingan Skripsi
NanraNornor I)i'rkol<
.lttlusanSerlester'l'elp.
.ludLrl Sliripsi
lcrrttrrrsan :
I. I)chiinl. KetLra .l rrrusan l)cngc-nrbur)salt Nlilsverakat Islnrl
.lakaftir 8 April2(J'A
I lrnu Salarnalr1 l r0054000016Pcugcrn ["rangan Masr,,arakar I slamVllllDclapan)0896i7062-558Partisipasi lbu l{umalr 'i'angga clalarn N4cnclLrkLrng
Keb..rlttultsurrgao Pembcrrl avaan Li r^r gk u nsa n rnc l a l u i Kc-g i ata n
Daur [.1lanc Sanrpah l.inorganik (Studi Kasus: Perurnahan Villirlnti l)crslda R'[ 0(r cizrn l'linrul:lng Villa I{W 017 'l-angscl.
Kepada Yth.l'rof. I)r. II. Syarnsir Salarn, NilS
l)osen Fakultas lirnu Dakrvah cian llnru KonruniliasiLII N S_vari l' H ida,vatul lah .lakarta
,,1 ssu I tr m u' tiluih pn ll''r. Il'b.
IJcrsau:'ut ini karni srirnpaikan outlinc dan ncskah pruposal skripsi 1,ang diaiukan olelrtnalrasisu'a [:akultas Ilnru'Dakr.vah darr linru Konrunikasi tJIN Starif l'lidavatullah.lakartascbagai belikut.
Kanti ttrohon kesediai.ttm,"*a untuk nrenrtrinrbin-u nrahasisu,a tcrsetrut clalanrpcll\'Llsunan dan penyelesaian skripsinva sclarna (r bulan rlari tiurggal 21 ,\pril s.d.2.1 Oktober 2014.
l)entikian- atas pertatiatt clan kesediaarrnl'a karli sarn;raikarr terinra l<irsih.
lllts.strl trnttt'tt i ttihtm Uir ll'lt
itrt. [)cl<arr-
\\'al<il I)ckau Ilidanu Akaclcrrrili
\,l.lid, Ph.l)9710j j0 l()9[i0j I (x],1
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIJl. lr- H. JuandaNo. g5 Ciputat 15412 lndonesia
Tetepon/Fax : (02t) 743272t / 747u3 580Website: rw*'.fdkuiniakana.ac.id, Ernail : dakwah(!J)fdk.uiniakarta. ac id
N onrorI-arnpiranLIal
Jakarta,28\pril fllt,l:
: lzin
Dakrvah dan ilrnu Konru'ikasi LjIN Syarif Hida_vat,llalrbahrva :
Urnu Salarnahr110054000016Bogor, 27 Juni 1992VIII (Delapan)Pengem bangan lvlasyar.rkat IslanrSarvangan. Depok
: r.rn.01iF-5 /PP.a0.yqlfi norc
Penelitian (Skripsi)
Kepacla Yth.Pimpinan Bank Sanrpah
Perulnahau Inti Persada RT 06Tangerang Selatarr
diTernpat
,,1.s s a I am u' alai ht m H/r. IV b.
l)ekan Iraktrltas.lakarta rnenerangkan
NamaNornor PokokT'empat/'l'anggal LahirSenrester.l urusan/Konsentrasir\lamatTelp.
-fenrbusan :
I. Wakil Dekan Bidang Akadernik2. Ketua Julusan/Prodi. Pengembangan Masyarakat Islarn
aclalah bc'nar mahasisrva F'akultas Dakwah clan Ihnu Komunikasi LilN S,varifl-liclayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitiarr/mencari ciata clalam rangkarpcrrulisarr skripsi berjudul Pttrti.sipa.si IItu Rumcrh \-trngga clrtlrtnt iL'lentlt*uttgKaherlangsutlgutl Pentberdu)'utnt Lingkungttt malqlui
-
Kegiutun Duur Liiun.g,\unt1ruh Urusrgunik (Stutli Kuur,y: pentnruhan tr/illu Inti per.satlu R7- 06 tlunI'>otllrrlung I:i Ilu RrL' 0 I 7 Tuntcrung,\ckilon.
Se'huhrtttlt-liltl ' dertgan itu. clinrohon kiranya llapak,lhulsrlr. tllpurtncnct'itrla."tnengizinkan ntahasiswa karni icrsctrut claliirn pelalisiiuairrr kcgilriilclinralisLrri.
[)ctnikiarr, atas keriasittna c{an bantuarinva kanri nrcugucapkan tcrinri,r kasilr.
Il''u.t.suIuntu' uI ui k u m ll.'r Il'h
Subhan, N'lA
Dekan.
I l0 199i03
KEMENTERIAN AGAMAUNTVERSITAS ISLAM NEGERI (UII9SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIJl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Telepon/Fax : (021) 7432728 I 74703580Website: w.fdkuiniakarta.ac.id, E-mail : dakwahfarfdk.uiniakana.ac.id
NomorLarnpiranHal
: Un.0l/F5/PP.00.9/q?ob 12014
: Izin Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Kecamatan Pamulangdi
Ternpat
As,s ttl tr mu' a I aikt un Wr. Il' h.
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.iakarta menerangkan bahwa:
Jakarta, z{ n4ei ZOt+
UIN Syarif Hidayatullah
NamaNcmor PokokTernpat'Tanggal LahirSernesterJurusan/KonsentrasiAlarnatTelp.
Tembusan :
1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Pengembangan Masyarakat Islam
LImu SalarnahI l 10054000016Bcgor,27 Juru1992VIII (Delapzur)
Pengembangan Masyarakat IslamSawangan - Depok089637062558
adalah benar maliasiswa Fakultas llmu Dakwa-h dan Ilmu Komunikasi UINSyarif Hidayatullah Jakarta yang akzur melaksanakan penelitian/menczui <iata ciaiamrangka penulisan skripsi beriudul Partisipasi Ibu Runtah Tangga dalam MendukungKeberlcuzgsungan Pemberclayaan Lingkungan tnelalui Kegiatan Daur tJlangSampuh Anorganik (Sndi Kusus: L'ilh Inti Perscicla RT 06 Kelw'ahan PamulangTimur).
sehubungan dengan itr.r. dimohon kirarnya Bapavlbur/sdr. dapatmenerilna,/tnengizinkan mahasisrva kami tersebut dalarn pelaksanaan ke_siatandirnaksud.
Dernikian, atas kerjasama dan barrtuannya karni mengucapkan terima kasih.
l,V s,s al u nt u' cr I cr i ku m lL r. ll'b.
Dekan,
bhan, MA 110 199303 1 004
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UII9SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASIJl. Ir. H. JgandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia
Telepon/Fax : (02t) 7 432728 I 74203580Website: w'w,fdkuiniakarta_ac.id, E-mail : dakwah(Ofdt.uinjakarta.ac.id
NornorLarnpiranHal
: Un.0l/F5 /PP.00.91 q+a? t2014
: Izin Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Kelurahan Pamulang Tirnurdi
Tempat
As sal qm u' alaiktun IVr. il/b.
Dekan Fakultas.Iakarta menerangkan
NamaNomor PokokTempaVTanggal LahirSemesterJurusan/KonsentrasiAlzunatTol^1!rP.
T'embusan :
1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ka/Sekprodi Pengembangan Masyarakat Islam
Jakarta,zL Mei 2014
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UiN Syarif HidayatuLlahbahwa:
Umu Salamah1110054000016Bogor,'27 IDrn l:992VIII (Delapan)
Pengernbangan Masyarakat IslamSawangan - Depok089637062ss8
Subhan, MAal0110 199303 1t004
adalah benzu'tnahasiswa Fakultas llmu Dakrvah dan Ilmu Komunikasi UINSyarif Hidayatuliah Jakarta yang akan melaksanakan peneiitiarlmencari data clalanrangka penulisan skripsi berjudul Partisipasi Ibu Runtah Tangga tlalcm lulendukungKeberlungsungan Pemberclayaan Lingkungan melalui Ke.giatan Daur UlctngSampuh Anorganik (Sndt Kusus: l'illa Inti Persuda RT 06 Kelw.ahcrn Pamtilan.qTinrur).
sehubungan dengan itu. dirnohon kiranya Bapak/Ibu/sdr. dapatmerterima/mengizinkan mahasisrva kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatandirnaksud.
Dernikian, atas kerjasama dati bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
LV s sal a mu' q I cr ikum lYr. Wb.
Dekan,
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UTI9SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 7432728 I 74703580
Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia website: w.fdkuinjakarta.ac.id,E-mail : [email protected]
NomorLampiranHal
: Un.01/F5 tPP.00.stfll tzot+
: Izin Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth,Pimpinan Yayasan Bank Sampah Melati Bersih
diTempat
Assalamu' al qikum Wr. Wb,
Jakarta, l! Juni2}l+
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullahbahwa:
Umu SalamahI l 10054000016Bogor,27 luni1992VIIi (Delapan)Pengembangan Masyarakat IslamSawangan Depok089637062558
Dekan FakultasJakarta menerangkan
NamaNomor PokckTempat/Tangga! LahirSemesterJurusar/KonsentrasiAlarnatTelp.
Tembusan :
1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan/Prodi. Pengembangan Masyarakat Islam
adalah benar mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta yang akan melaksanaka-n penelitian/mencari data cialam rangkapenulisan skripsi berjudul Partisipasi lbu Rumah Tangga melalui PemberdayaanLingkwigan (Studi Kasus: Daur Ulang Sampah Anorganik di Villq Inti Persada RT06 RW I9).
Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr. dapat
menerima/mengizinkan mahasisrva kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatandimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.
Was s al amu' al aikum Wr. l4rb.
Dekan,
Subhan, MA110 199303 I 004
RUKUN TETANGGA OO2 RUKUN WARGA OO9
KELURAHAN PAMULANG TIMURSr:krstaris : .ll. Poncol l.cstari Rl-001/009 Panrulang Timur- Panrulang Telp. 021 9226016i
STJRAT.KETEitANGANNomor : 2401 14 -Kel.PT/2014
Yang ber-tanda tangan di bawah ini Lurah Pamulang Timur Kecamatan Pamulang Kota'l'angerang Selatan, dengan ini menerangkan yang sesungguhnya bahwa : UMU SALAMAH
tempat tinggal dijalan Kupu pasir Putih RT 001/005 Kel. Pasir Putih Kec.Sawangan Kota Depok
benar tclah rnelakukan pendataan penduduk diKelurahan Pamulang Timur Kecamatan Pamulang
Kota 'fangerang Selatan baik jumlah rnelalui golongan umur,pendidikan pekerjaan maupun
Kcgiatan kemasyarakatan atau pemuda.
Dernikian S'rat Keterangan ini dikel'rarkan unluk bahan periksa adanya.
2014TIMUR
Sekretaris Kelu,
YAYASANDUNCA MITATIINDONESIA,lmin L) hlwtfr *lw 5 ar A,sfw fr
YgaNr sAMPAH
Bukit Pamutang lndah, Btok F.20 No.5, Pamutang, Tangerang Selatan Tetp. (021) 70833014
SURAT KETERANGAN025/YBMI-BSMB/X/2014
Merujuk kepada surat dengan No. UN.01/FS/PP.009 1511712014 tentang permohonanpenetitian, dengan ini kami menyampaikan keterangan bahwa mahasiswi dibav,rahini:
NamaNIMFakuttasJurusanUniversitas
Umu Satamah1110054000016ltmu Dakwah dan ltmu KomunikasiPengembangan Masyarakat lstamUIN Syarif Hidayatuttah Jakarta
Adatah benar tetah melaksanakan penetitian/riset dalam penyetesaian skripsi diYayasan Bunga Melati lndonesia cq. Bank Sampah Metati Bersih dengan judut skripsi:
"Partisipasi lbu Rumah Tangga dalam Pemberdayaan Lingkungan melalui KegiatanDaur Ulang Sarnpah An-Organik di Vitla lnti Persada, RT.O6, Pamulang Timur,Tangerang Selatan"
Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan sebagaimanamestinya.
Tangerang Setatan, 23 Oktober 2014
Yayasan Bunga Metati lndonesia. i". I'ii.';,".. 5ei"-:,.-:.. "t.',y'
, t,,,:iji (,,.,
:.r',fl: ' '@
eR.'r;'."-.,'i"ft'ti':{-( Rizka Anggana
ABSENSI PERTEMUAI\I KEGIATAI\I DAT'R ULAI\G SAMPAH ANORGAI\IIK
BANK SAMPAH VILLA INTI PERSADA RT 06l OT9 PAMULANG TIMUR,PAMULANG
Hrntrangsat:.filtnggp.../:.&..:..Q.V...*a;4
EMAIL/ NO HP I PARAFt{lr^ kATPt N/t \e L4 /t$
iri ar,ti DB tLg't\t
9616 Bt bVri: Cp/ rs
tt B 3 4rS&f
Ketua/ Pengurus
PEDOMAN WAWANCARA
1. Apakah dalam partisipasi ini memakai tahap perencanaan, pelaksanaan
program, tahap pelembagaan serta monitoring dan evaluasi ?
2. Faktor Apa saja Yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Dalam
Pemberdayaan Lingkungan Melalui Kegiatan Daur Ulang Sampah Anorganik
Di Villa Inti Persada RT 06, Pamulang Timur, Tangsel ?
a. Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas
tersebut penting
b. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan
c. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai
d. Orang harus bisa berrpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya
e. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.
84
Profil Informan
Nama : Ibu Nita Katrina
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 49 Tahun
Waktu : 18-08-2014 (13.00-16.00)
Jabatan : Desainer
Bergabung : Maret 2014
Pertanyaan Informan (Pengurus Bank Sampah Dan Program Daur Ulang
Sampah Anorganik)
1. Sampai saat ini sudah berapa anggota yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan
daur ulang sampah anorganik?
Sampai saat ini yang ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang
sampah anorganik ini sebanyak 13 orang.
2. Dalam teori partisipasi menggunakan empat tahap partisipasi, apakah dalam
kegiatan daur ulang sampah anorganik ini menggunakan empat tahap tersebut
bu? Yaitu tahap perencanaan awal, tahap pelaksanaan program, tahap
pelembagaannya serta monitoring dan evaluasi program kegiatan daur ulang
sampah anorganik ini?
Pada tahap perencanaan: pertama-tama kami membentuk sebuah
organisasi, membagi-bagi tugas, membicarakan pembentukan usaha,
produk apa yang akan kita bikin, lalu bagaimana pemasarannya dan
bagaimana caranya produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat.
Tahap pelaksanaan program: mencari-cari informasi, mencari bahan-
bahan yang akan digunakan, penyalurannya kepada siapa, pertemuan
antar bank sampah untuk bertukar fikiran.
Tahap pelembagaan: akan dibentuk koperasi dari organisasi ini agar
pemasarannya lebih mudah.
Tahap monitoring dan evaluasi: evaluasi biasanya diadakan setiap 3
sampai 4 bulan sekali dari yayasan bunga melati bersih, membahas
tentang jumlah sampah berapa pertahun, bagaimana mengajak warga
yang belum berpartisipasi, laporan keuangan pertahun dan
membicarakan sampah-sampah yang tidak dapat timbang kemudian
didaur ulang.
3. Apa motivasi ibu dalam melakukan daur ulang sampah anorganik? Adakah
dorongan serta faktor yang mempengaruhi?Apakah karna faktor ekonomi atau
karna faktor kesadaran lingkungan?
Ibu-ibu disini rata-rata karna faktor kesadaran lingkungan, disamping
dapat uang tambahan pula.
85
4. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari
hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik ini? Dan jika karna faktor
kesadaran lingkungan, apakah lingkungan ini sudah bersih dan nyaman dan
tidak ada sampah yang bertumpuk-tumpuk dan berserakan dimana?
Kalau karna faktor ekonomi tapi ekonomi kita belum sepenuhnya
terpenuhi dari penghasilan daur ualng sampah anorganik ini, hanya bisa
untuk tambahan-tambahan saja.
Tapi kalau karna faktor kesadaran lingkungan sudah berhasil, karena
lingkungan menjadi bersih dan nyaman, dan kita membiasakan juga
kepada anak-anak kita untuk membuang sampah pada tempatnya dan
jika kita melihat sampah yang berserakan dimana-mana kita segera
untuk mengambilnya kemudian ditaro pada tempatnya, selain itu juga
kita dapat menghilangkan tumpukan-tumpukan sampah yang ada
didepan perumahan Villa Inti Persada.
5. Bagaimana sejarah berdirinya bank sampah? Ide awalnya dari mana dan siapa
pelopornya?
Awalnya ada kematian didaerah Villa Inti Persada, kemudian yayasan
Bunga Melati Bersih menyewakan mobil jenazahnya kepada warga
yang sedang berduka untuk memberikan pelayanan jenazahnya, nah
dari situ yayasan Bunga Melati Bersih memberikan kalender tentang
Bank Sampah Melati Bersih.
Ada salah satu warga Vila Inti Persada yaitu bapak hidayat yang
memberikan ide bahwa plasti-plastik dapat didaur ulang dan dijadikan
tas.
6. Bagaimana proses sosialisasi ke warga, sehingga mereka bisa menerima
kehadiran bank sampah ini?Kenapa mengikuti program bank sampah?
Pertama kali bank sampah melati bersih memberikan sosialisasinya
kepada warga yaitu melalui arisan ibu-ibu, kami mengikuti program
bank sampah melati bersih karena didepan komplek kami pada waktu
itu ada tumpukan-tumpukan sampah sehingga kami malu dan tidak
nyaman dengan tumpukan-tumpukan sampah tersebut, kemudian pihak
bank sampah melati bersih memberikan penjelasan bahwa sampah-
sampah anorganik seperti plastik dapat didaur ulang dan dengan
mengikuti program bank sampah ini dapat mengurangi limbah rumah
tangga yang ada di tumpukan-tumpukan depan komplek Vlla Inti
Persada.
7. Kenapa diadakan kegiatan daur ulang sampah anorganik ini? Apa alasannya?
Ya… karna banyaknya tumpukan-tumpukan sampah didepan
perumahan ini dan ada beberapa sampah anorganik yang tidak dapat
diterima oleh lapak bank sampah melati bersih. Alasannya agar ibu-ibu
mempunyai kegiatan, selain itu ada penghasilan tambahan.
8. Adakah faktor penghambat berdirinya bank sampah?
86
Faktor penghambantnya banyak, diantaranya: membentuk suatu
organisasi itu tidak mudah, kadang-kadang gampang dan kadang-
kadang susah, pokoknya susah-susah gampang, awal-awalnya belum
terlalu kompak, akhirnya mendapat motivasi dari yayasan bank sampah
melati bersih Indonesia, dan juga sering diikut sertakan kegiatan-
kegiatannya seperti seminar, penyuluhan dll, akhirnya lama-kelamaan
ibu-ibunya paham, dan juga kita belum punya tempat untuk daur ulang
sampah anorganik.
9. Bagaimana bu proses pendaur ulang sampah anorganiknya?
Pertama-tama mencari kemasan-kemasan mie instan, kantong kresek,
kemudian kemasan-kemasan tersebut dicuci sampai bersih, dijemur dan
dilap, selanjutnya kemasan-kemasan tersebut digunting-gunting
menjadi kecil untuk ditaburkan diatas plastik. Lalu yang kedua, plastic
dibuka dan dilebarkan kemudian ditaburkan kemasan-kemasan yang
sudah digunting. Kemudian yang ketiga plastik tersebut dipres dan
dibikin pola, maksudnya mau dibikin tas atau yang lainnya dan yang
terakhir dijahit.
10. Adakah prestasi atau penghargaan yang diperoleh bank sampah? dan adakah
tamu yang pernah datang mengunjungi bank sampah di Villa Inti Persada?
Kami sudah mendapatkan penghargaan berupa piagam dari ibu wali
kota Tangsel. Sudah banyak tamu yang datang ke bank sampah Villa
Inti Persada diantaranya: mahasiswa ATK untuk observasi, BINUS,
Mandiri Syari’ah memberikan bantuan, ibu-ibu bank sampah dari
Pamulang untuk study banding, murid-murid dari sekolah
11. Kerajinan apa saja yang sudah dibuat oleh bank sampah Villa Inti Persada?
Banyak… diantaranya: tas, dompet, celemek, sandal, tempat pengsil,
macam-macam gantungan.
12. Kalau saya boleh tau bu, uang hasil dari penjualan daur ulang sampah
anorganik ibu gunakan untuk apa bu?
Uangnya saya tabung untuk kebutuhan sekolah, rumah tangga dan lain-
lain.
13. Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik? Adakah
kendala dan hambatannya?
Pemasarannya kita lakukan melalui bazaar atau pameran-pameran,
promosiin kepada teman-teman, sekolah-sekolah selain itu kita juga
menerima pesanan berupa cindremata, tas untuk seminar, tas untuk
sembako, dan dibantu juga dengan bapak-bapak untuk pemasarannya,
terkadang juga mendapat informasi dari yayasan Bank Sampah Melati
Bersih.
Kendalanya, orang-orang Indonesia masih malu memakai produk
sendiri dari buatan orang Indonesia, mereka lebih mau memakai produk
luar jadi agak sedikit sulit untuk pemasarannya.
87
14. Apa harapan kedepan ibu dari kreativitas/ keterampilan daur ulang sampah
anorganik ini?
Yaaa… Mudah-mudahan bisa berjalan terus menerus, bisa lebih baik
dan tidak bosan,ibu-ibu terus semangat. Trus juga kita punya tempat
atau kantor khusus untuk bank sampah agar melakukan daur ulangnya
bisa bareng-bareng dalam satu wadah.
15. Lalu rencana apa yang akan ibu lakukan untuk pemberdayaan lingkungan ini
agar tidak berhenti dan terus berjalan baik?
Insya Allah untuk kedepannya kita bisa ciptakan yang lebih baik dan
berkualitas agar masyarakat lebih bisa menerima barang-barang produk
orang Indonesia dan organisasi kita lebih berkembang dan ibu-ibunya
juga punya kegiatan.
16. Sampah-sampah apa saja bu yang bisa didaur ulang?
Seperti kemasan-kemasan kopi, mie instan, softex, sabun rinso, the
sachetan, plastik kresek.
88
Profil Informan
Nama : Ibu Ana Cahyono
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 40 Tahun
Waktu : 10.00-11.00 (25-08-2014)
Jabatan : Bendahara
Begabung : Maret 2013
Pertanyaan Informan (Pengurus Bank Sampah Dan Program Daur Ulang
Sampah Anorganik)
1. Partisipasi apa saja yang sudah dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan
daur ulang sampah anorganik ini?
Partisipasinya si seperti membantu-bantu dalam memilah-milah sampah
orgnaik dan anorganik, misalnya dari rumah mereka sudah memilah dan
menggunting-gunting sampah yang bisa dijadikan barang daur ulang, nanti
pas saat penimbangan mereka bawa dan diberikan kepada kami untuk
bahan-bahan daur ulang sampah anorganik
2. Dalam teori partisipasi menggunakan empat tahap partisipasi, apakah dalam
kegiatan daur ulang sampah anorganik ini menggunakan empat tahap tersebut
bu? Yaitu tahap perencanaan awal, tahap pelaksanaan program, tahap
pelembagaannya serta monitoring dan evaluasi program kegiatan daur ulang
sampah anorganik ini?
Waktu pertmuan dan rapat itu fleksible tidak ditentukan tergantung
keperluannya saja, jika mau ada acara-acara, kegiatan atau pemesanan.
3. Apa motivasi ibu dalam melakukan daur ulang sampah anorganik? Adakah
dorongan serta faktor yang mempengaruhi? Apakah karna faktor ekonomi
atau karna faktor kesadaran lingkungan?
Sebetulnya dari diri saya sendiri sudah tertanam pecinta lingkungan, dari
dulu saya sudah melatih diri saya untuk menjaga lingkungan dan memilah
sampah organik dan anorganik.
Karna faktor kesadaran lingkungan karena saya dari dasarnya sudah
mencitai lingkungan yang bersih dan kalau mendapat uangnnya karena ada
imbasnya saja dari daur ulang itu tapi bukan karena nilai ekonominya.
4. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari
hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik ini? Dan jika karna faktor
kesadaran lingkungan, apakah lingkungan ini sudah bersih dan nyaman dan
tidak ada sampah yang bertumpuk-tumpuk dan berserakan dimana?
Belum semua lingkungan yang bersih karena belum semua masyarakat
yang ikut dan mw peduli dengan lingkungan.
89
5. Bagaimana sejarah berdirinya bank sampah? Apa yang ibu ketahui tentang
Bank Sampah? Kenapa mengikuti program bank sampah? Ide awalnya dari
mana dan siapa pelopornya?
Awalnya tetangga ada yang meninggal dan memakai mobil ambulance
yayasan Bank Sampah Melati Bersih Indonesia, dari situ kita tahu ada
Bank Sampah lalu kita menghubungi pihak Bank Sampah dan mereka
merespon.
Ide awalnya kita melihat sampah yang bertumpukan didepan komplek nah
kita resah dengan adanya tumpukan-tumpukan sampah tersebut karena
baud an mau membersihkan lingkungan kita dari sampah-sampah tersebut.
6. Bagaimana proses sosialisasi ke warga, sehingga mereka bisa menerima
kehadiran bank sampah ini ?
Tiap pertemuan warga misalnya seperti arisan pengajian, jadi pengurus
mengajak dan memberikan informasi kepada warga untuk ikut bergabung
dengan bank sampah.
7. Kenapa diadakan kegiatan daur ulang sampah anorganik ini? Apa alasannya?
Kebetulan ada yang ngasih masukan salah satu warga kepada kita“ibu ini
sampah-sampah plastik bisa didaur ulang lho…” dan dia memberitahu
barang yang sudah jadi, barng-barangnya dan alat-alatnya dan akhirnya
kita belajar dan praktek bareng-bareng.
8. Adakah faktor penghambat berdirinya bank sampah ?
Pasti banyak… salah satunya menyadarkan warga itu g mudah untuk ikut
bergabung.
9. Adakah prestasi atau penghargaan yang diperoleh bank sampah? dan adakah
tamu yang pernah datang mengunjungi bank sampah di Villa Inti Persada?
Kalau penghargaan saya kurang tau, itu yang lebih tau ketuanya.
Banyak… Anak-anak mahasiswa dari beberapa kampus mengunjungi
kegiatan daur ulang sampah ini.
10. Sampai saat ini sudah berapa anggota yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan
bank sampah? masih adakah anggota yang belum ikut berpartisipasi dalam
kegiatan daur ulang sampah anorganik? Dan kenapa?
Ada 9 orang yang aktif dan tetap dalam pembuatan dan pemasarannya.
Dan ada juga yang menjadi tenaga lepas dan bantu-bantu dalam mencuci,
ngepres, gunting-gunting dan menjahit.
11. Kerajinan apa saja yang sudah dibuat oleh bank sampah Villa Inti Persada?
Sementara ini baru tas, celemek dll.
12. Kalau saya boleh tau bu, uang hasil dari penjualan daur ulang sampah
anorganik ibu gunakan untuk apa bu ?
90
Untuk anak-anak jajan saja, karena pendapatannya tidak seberapa besarnya
dan tambahan-tambahan keluarga.
11. Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik? Adakah
kendala dan hambatannya?
Dari mulut kemulut, mengikuti bazaar dan pameran-pameran,
menerima pesanan.
12. Apa harapan kedepan ibu dari kreativitas/ keterampilan daur ulang sampah
anorganik ini?
Harapannya agar kita lebih maju dan berkembang, lebih banyak
dikenal, trus bisa mempengaruhi secara baik kepada yang lain.
13. Lalu rencana apa yang akan ibu lakukan untuk pemberdayaan lingkungan ini
agar tidak berhenti dan terus berjalan baik?
Rencana mau mengadakan regenerasi kepada anak-anak muda, mulai
dari nol, seperti memperkenalkan dan mengajaknya untuk belajar
penimbangan dan mengangku-angkut sampah.
14. Apa yang ibu rasakan ketika menjadi ketua dalam kegiatan daur ulang sampah
anorganik ini?
Kesulitannya si ngg cuma ribet aja. Dan tidak ada kendala untuk
keuangannya dan mengalir lancer saja.
91
Profil Informan
Nama : Elfiriani
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 49 Tahun
Waktu : 20-08-2014 (11.00-13.00)
Jabatan : Anggota
Bergabung : Maret 2013
Pertanyaan Informan (Anggota)
1. Dalam teori partisipasi menggunakan empat tahap partisipasi, apakah dalam
kegiatan daur ulang sampah anorganik ini menggunakan empat tahap tersebut
bu? Yaitu tahap perencanaan awal, tahap pelaksanaan program, tahap
pelembagaannya serta monitoring dan evaluasi program kegiatan daur ulang
sampah anorganik ini?
Dalam tahap perencanaan kita merumuskan jadwal kegiatan, program apa
yang akan dibuat, membentuk struktur organisasi.
Dalam tahap pelaksanaansaya aktif dalam pembuatan dan penjualan
barangnya. Dalam tahap pelembagaan ini kita juga sudah menyiapkan
pengkaderan kepada anggota-anggota yang lain dan juga sudah
menghimbau kepada masyarakat.
Pada tahap monitoring dan evaluasi kita melihat apa kekurang kita dan
mengintrospeksi diri sendiri, melihat barang-barang yang belum rapih,
seperti jahitannya yang kurang rapih atau seninya yang kurang bagus, dan
memperbaiki dari kinerja-kinerja yang sudah ada.
1. Apa motivasi ibu mengikuti kegiatan pemberdayaan lingkungan ini? Adakah
dorongan serta faktor yang mempengaruhi?
Yaaa… dorongannya yang jelas karena demi perkembangan anak cucu
kita yang akan datang, kita harus menyelamatkan bumi ini, siapa lagi yang
akan menyalamatkan kalau bukan kita sendiri, otomatis akan berpengaruh
kepada keturunan-keturunan kita.
2. Faktor apa yang mendorong ibu untuk melakukan daur ulang sampah
anorganik? Apakah karna fktor ekonomi atu karna faktor kesadaran
lingkungan?
Salah satunya yaitu yaaa tidak bisa munafik karna faktor ekonomi
walaupun harga jualnya tidak seberapa. Faktor yang kedua yang tidak bisa
dinilai dengan uang, bayangkan berapa generasi kita selanjutnya yang kita
akan selamatkan seandainya lingkungannya sudah rusak. Kasihan
keturunan-keturunan kita selanjutnya.
3. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari
hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik dan jika karna faktor
kesadaran lingkungan, apakah lingkungan disini sudah bersih dan nyaman?
92
Belum terpenuhi karna harga jual barang hasil daur ulang anorganik juga
tidak seberapa.
Hasilnya ada, paling tidak untuk lingkungan sendiri, seperti sampah-
sampah yang tidak bisa ditimbang jadi dibuang kesungai, mungkin ada
sebagian masyarakat yang berfikiran seperti itu, tapi sekarang dapat didaur
ulang.
4. Apa yang ibu ketahui tentang bank sampah ?
Bank sampah adalah tempat pengelolaan sampah
5. Apa tanggapan ibu mengenai bank sampah dan apa pengaruh yang dirasakan
setelah adanya kegiatan pemberdayaan lingkungan ini ?
Tanggapan saya tentang adanya bank sampah sangat bermanfaat sekali
terhadap lingkungan, dimana yang selama ini sampah-sampah yang susah
terurai yang katanya terurainya ratusan tahun dengan kita daur ulangitu
akan mengurangi proses perusakan lingkungan walaupun itu tetap nanti
akan dibuang tapi setidak dapat memperlambat demi perkembangan anak
cucu kita.
6. Bagaimana kondisi lingkungan disekitar villa inti persada setelah adanya
pemberdayaan lingkungan sperti ini?
Mungkin selama ini biasanya apa-apa dibuang didepan komplek, dibawa
oleh pengangkut sampah. Tapi sekerang kita daur ulang dan kita kelola
dengan baik.
7. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan masyarakat setelah
dilaksanakannya kegiatan daur ulang sampah anorganik?
Perubahan-perubahannya yang pasti terhadap kehidupan yang ada
dlingkungan sendiri, seperti mungkin anak-anak yang biasa membuang
sampah sembarang tapi sekarang sudah ada wadahnya seperti bank
sampah yang sudah mengelola sampah.
8. Apa alasan ibu bergabung dalam program bank sampah?
Pertama alasannya, selama ini setiap harinnya saya mengantarkan anak
kesekolah karna ibu rumah tangga tapi sekarang anak-anak saya sudah
besar, dan sekarang banyak waktu luang dirumah, nah waktu luang itu
dipergunakan dengan bergabung dengan hal yang lebih bermanfaat seperti
kegiatan daur ulang sampah anorganik ini.
9. Menurut ibu, pemberdayaan lingkungan seperti ini sangat bermanfaat atau
tidak ?
Sangat bermanfaat sekali, kalau bisa jangan dikota-kota saja, kalau bisa
dikampung-kampung juga karena saya juga dari kampung.
10. Sampah apa saja yang dapat didaur ulang?
Seperti plastic, bungkusan mie instan, bungkus pewangi, ditergen dan lain-
lain
11. Apa tujuan ibu bergabung dalam program pemberdayaan lingkungan ini?
93
Tujuannya untuk memotivasi agar yang lainnya agar bisa ikut dan
bergabung dalam organisasi ini dan juga untuk menyelamatkan bumi ini.
12. Barang apa saja yang sudah terbuat dari hasil daur ulang sampah anorganik?
Tas, dompet, celemek, sandal.
13. Bagaimana dampak dari kegiatan daur ulang sampah anorganik?
Dampaknya positif bisa menghasilkan uang walaupun tidak seberapa tapi
lumayan untuk tambahan-tambahan keluarga dan rumah tangga.
14. Apa tanggapan ibu dalam kegiatan kerajinan tangan ini?
Tanggapan saya positif banget. Yang tadinya saya tidak tau selama ini
bumi sudah tercemar oleh sampah-sampah.
15. Kalau saya boleh tau bu, uang hasil dari penjualan daur ulang sampah
anorganik ibu gunakan untuk apa bu ?
Yaaa… umtuk tambahan-tambahan keluarga dan rumah tangga, untuk
jajan dan keperluan dapur
16. Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik?
System pemasarannya melalui pameran-pameran tapi tidak terlalu banyak
yang membeli lebih banyak pesanan msekipun harganya lebih murah tapi
kalau pesanan itu banyak.
94
Profil Informan
Nama : Ibu Mudrikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 38 Tahun
Waktu : 20-08-2014 (10.00-11.00)
Bergabung : Maret 2013
Pertanyaan Informan (Anggota)
1. Dalam teori partisipasi menggunakan empat tahap partisipasi, apakah dalam
kegiatan daur ulang sampah anorganik ini menggunakan empat tahap tersebut
bu? Yaitu tahap perencanaan awal, tahap pelaksanaan program, tahap
pelembagaannya serta monitoring dan evaluasi program kegiatan daur ulang
sampah anorganik ini?
Oowh… saya tidak mengikuti dari mulai perencanaannya, dan saya juga
kurang aktif dalam pelaksanaannya, saya sekedar berpartisipasi dalam
pembuatannya saja, seperti pencucian plastik dan mengepresnya. Dan saat-
saat kumpul, rapat ketua mengadakan evaluasi membahas bagaimana
kedepannya dalam mengelola daur ulang sampah ini.
1. Apa motivasi ibu mengikuti kegiatan pemberdayaan lingkungan ini? Adakah
dorongan serta faktor yang mempengaruhi?
Karena menjaga lingkungan, sampah-sampah yang tidak bisa lunak didaur
ulang, bisa dijadikan kerajinan tangan.
Kalau suami si mendukung dalam kegiatan daur ulang sampah ini.
2. Faktor apa yang mendorong ibu untuk melakukan daur ulang sampah
anorganik? Apakah karna faktor ekonomi atu karna faktor kesadaran
lingkungan?
Faktor kesadaran lingkungan saya mengikuti kegiatan daur ulang sampah
anorganik ini. Saling bekerjasama bagaimana agar lingkungan tetap bersih
dan mengurangi sampa-sampah yang tidak bisa dilunakan.
3. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari
hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik dan jika karna faktor
kesadaran lingkungan, apakah lingkungan disini sudah bersih dan nyaman?
Sepenuhnya belum bersih, karena belum semua masyarakat mau ikut
bekerjasama.
4. Apa yang ibu ketahui tentang bank sampah ?
Setahui saya bank sampah itu, sampah yang tidak bisa didaur ulang lalu
ditimbang dibank sampah dan yang bisa didaur ulang kita bikin kerajinan.
95
5. Apa tanggapan ibu mengenai bank sampah dan apa pengaruh yang dirasakan
setelah adanya kegiatan pemberdayaan lingkungan ini ?
Pengaruhnya lingkungannya menjadi bersih dan bisa mengurangi beban
pengangkut sampah.
6. Bagaimana kondisi lingkungan disekitar villa inti persada setelah adanya
pemberdayaan lingkungan seperti ini?
Tidak ada sampah-sampah lagi yang berserakan.
7. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan masyarakat setelah
dilaksanakannya kegiatan daur ulang sampah anorganik?
Bisa lebih peduli dengan sampah, biasanya sampah-sampah hanya dibuang
begitu saja tapi sekrang lebih bisa memilah untuk bisa didjadikan daur
ulang dan untuk kompos.
8. Apa alasan ibu bergabung dalam program bank sampah?
Yaaa… untuk menjaga lingkungan kita agar lebih bersih, yang organik
bisa dijadikan kompos dan yang anorganik bisa didaur ualng
9. Menurut ibu, pemberdayaan lingkungan seperti ini sangat bermanfaat atau
tidak ?
Ia kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, bermanfaat untuk keluarga da
lingkungan sekitar
10. Sampah apa saja yang dapat didaur ulang?
Bahan plastik, bungkus-bungkus makanan, plastic gelas, aqua, bungkus-
bungkus permen
11. Apa tujuan ibu bergabung dalam program pemberdayaan lingkungan ini?
Tujuannya… biar tahu apa gunanya daur ulang sampah, owh jadi sampah
yang lunak bisa dijadikan kompos dan sampah yang tidak lunak bisa
dijadikan kerajinan
12. Bagaimana dampak dari kegiatan daur ulang sampah anorganik?
Dampaknya sangat positif, bisa menjaga lingkungan biar tetap bersih dan
sampah tidak dimana-mana.
13. Apa hasil dari kegiatan daur ulang sampah anorganik ini?
Kita sudah membuat tas kecil dan besar, celemek, sandal hotel, tempat
tisu, dompet-dompet kecil,
14. Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik? Adakah
kendala dan hambatannya?
Saya kurang tau untuk pemasarannya mba… Karna saya hanya ikut dalam
pembuatannya saja.
96
Profil Informan
Nama : Ibu Hafsari Afriani
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Umur : 36 Tahun
Waktu : 04.30-05.30
Jabatan : Humas
Bergabung : November 2013
Pertanyaan Informan (Pengurus Bank Sampah dan Program Daur Ulang
Sampah Anorganik)
1. Apa motivasi ibu dalam melakukan daur ulang sampah anorganik? Adakah
dorongan serta faktor yang mempengaruhi? Apakah karna faktor ekonomi atau
karna faktor kesadaran lingkungan?
Motivasinya saya mau banyak temen, kebetulan saya punya jiwa sosial
sama dengan suami saya, sebelumnya saya pernah mengajar dirumah
yatim yang di deket lampu merah rumah sakit gaplek, dan ingin banyak
ilmu.
Motivasi dari luarnya suami dan keluarga juga sangat mendukung untuk
kegiatan sosial ini.
2. Jika karna faktor ekonomi, apakah ekonomi keluarga ibu sudah terpenuhi dari
hasil penjualan barang daur ulang sampah anorganik ini? Dan jika karna faktor
kesadaran lingkungan, apakah lingkungan ini sudah bersih dan nyaman dan
tidak ada sampah yang bertumpuk-tumpuk dan berserakan dimana?
Pasti karena faktor kesadaran lingkungan, apalagi kalau menghasilkan
sesuatu itu tambah semangat, agar lingkungan juga menjadi bersih.
3. Kenapa diadakan kegiatan daur ulang sampah anorganik ini? Apa alasannya?
Biar ibu-ibu yang tinggal dirumah punya kegiatan tapi disini yang aktif
hanya ibu-ibu itu lagi itu lagi g ada yang lain, kita si pengennya yang lain
juga bisa ikutan.
4. Bagaimana system pemasaran hasil daur ulang sampah anorganik? Adakah
kendala dan hambatannya?
Sementara ini baru hanya dari mulut kemulut dan pameran dan kita juga
belum mencoba untuk jual online dan memasukan keinternet.
5. Apakah dalam kegiatan daur ulang sampah ini menggunakan prinsip 3R?
Saya pribadi menggunakan 3R tersebut, kalau dari reduce, saya jarang
membawa aqua dan jarang untuk membeli air minum dan biasanya saya
membawanya botol minum sendiri dan ketika dirumah saudara atau
dirumah temen, saya isi kembali airnya jadi bisa go green juga.
Dan kalau recyle saya dan teman-teman yang lain memang melakukannya
97
6. Perubahan-perubahan apakah yang dirasakan masyarakat setelah
dilaksanakannya kegiatan daur ulang sampah anorganik?
Ya Alhamdulilah,,, ada peubahannya, sebagai contoh, dulu sampah setiap
hari pasti saya buang ketukang sampah dari dapur tapi sekarang bisa 3-4
hari baru saya buang tapi sudah dipilah, itu peubahan yang bisa rasakan.
Jika dilihat dari lingkungan sekitar, Alhmdulillah ada perubahan untuk
tukang sampahnya biasanya bisa 2-3 kali bulak balik mengecek sampah
dalam sehari tapi sekarang bisa sekali saja, itu artinya sudah bisa
meringankan beban tukang sampah dan sampah juga sudah mulai sedikit.
7. Apa hasil dari kegiatan pemberdayaan lingkungan ini?
Untuk Bank Sampahnya warga sekitar sini sudah mulai peduli, contohnya
anak saya sendiri ketika sedang jalan atau pergi dan sambil makan
sampah-sampahnya dikumpulin dan dikasih ke saya dan tidak dibuang
sembarangan begitu pun dengan teman-temannya yang lain kalau sedang
memakan sesuatu pasti sampah-sampahnya dibawa kerumahnya masing-
masing dan dirumah dipilah lagi sama ibunya.