Human Encapsulation

20
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN HUMAN ENCAPSULATION OLEH : Surya Dharma 1102670 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

description

Keterbatasan manusia adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, baik dalam pikiran, perasaan, perbuatan, maupun dalam karya manusia. Manusia mampu membuat pesawat dengan teknologi yang sangat tinggi, namun tetap saja ada kerusakan yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sehebat apapun, manusia tetap memiliki keterbatasan. Namun dengan keterbatasan yang dimiliki bukanlah sebuah halangan ataupun alasan bagi manusia untuk berkarya.

Transcript of Human Encapsulation

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

HUMAN ENCAPSULATION

OLEH :Surya Dharma1102670

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI PADANG2013

Human EncapsulationKeterbatasan manusia adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan, baik dalam pikiran, perasaan, perbuatan, maupun dalam karya manusia. Manusia mampu membuat pesawat dengan teknologi yang sangat tinggi, namun tetap saja ada kerusakan yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sehebat apapun, manusia tetap memiliki keterbatasan. Namun dengan keterbatasan yang dimiliki bukanlah sebuah halangan ataupun alasan bagi manusia untuk berkarya1.Memori.Secara etimologi (asal kata), memori adalah keberadaan akan pengalaman masa lampau yang hidup kembali, catatan yang berisi penjelasan, alat di komputer yang dapat menyimpan dan merekam informasi. Memori juga berarti ingatan yang mempunyai arti lebih luas yaitu:1. Apa yang diingat, yang terbayang di pikiran sepanjang ingatan.2. Alat atau daya batin untuk mengingat atau menyimpan sesuatu yang pernah diketahui (dipahami atau dipelajari).3. Pikiran, dalam arti angan-angan, kesadaran.4. Apa yang terbit di hati, seperti niat atau cita-cita.Gros dan CO mengatakan: Kapasitas neuropsikologi dari otak manusia untuk memproses dan merekam informasi dapat merupakan faktor pembatas yang dominan untuk pertumbuhan keseluruhan informasi yang tersimpan secara global, dengan kenyataan kendala ekonomi hanya memiliki pengaruh yang diabaikan. Dengan kata lain, informasi global tidak dapat tumbuh lebih cepat daripada kemampuan kita untuk menyerap atau memonitor itu.Hal ini masuk akal dan menimbulkan beberapa opsi yang menarik untuk penelitian masa depan. Misalnya, akan menarik untuk melihat bagaimana kecerdasan mesin bisa mengubah persamaan ini. Sangat mungkin bahwa mesin dapat dirancang untuk mendistorsi hubungan kita dengan informasi.John von Neumann di Universitas Yale tahun 1956 pernah memperkirakan kapasitas otak manusia sebesar tiga puluh lima exabyte (satu exa=seribu peta=sejuta tera=semiliar giga). Prof Ralph Merkle dari Georgia Tech mengusulkan melakukan eksperimen langsung yang mencatat kapasitas otak secara langsung. Ia mengambil beberapa hasil studi sebelumnya, dan melakukan kalkulasi ulang. Hasilnya mengesankan sekali. Kapasitas memori kita diperkirakan hanya sekitar 200 megabyte. Otak kita sangat istimewa karena dia tak melakukan processing dan penyimpan seperti komputer. Otak mampu melakukan pengelolaan sumber daya memori yang luar biasa sehingga dengan kapasitas sekian, ia mampu menyimpan dan mengolah informasi jauh lebih handal daripada komputer.Menurut MIT Technology Review telah muncul bukti bahwa kapasitas otak untuk menyerap informasi membatasi jumlah data yang dapat dihasilkan manusia. Pemrosesan informasi dapat dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu: Coding (Pengodean), Storage (Penyimpanan), dan Retrieval (Penarikan Kembali).1. Coding (Pengodean) adalah proses pengambilan informasi dengan reseptor sensorik yang menerima sebuah suara, gambaran, arti dll. Pengambilan memori ini hanya bertahan dalam jangka pendek.2. Storage (Penyimpanan) adalah informasi yang telah diambil melalui pengodean, kemudian disimpan dalam jangka waktu yang lebih panjang dari pengodean.3. Retrieval (Penarikan Kembali) adalah proses penarikan kembali informasi yang sudah didapat dari proses pengodean dan penyimpanan. Pada proses ini, memori ditempatkan dan dibawa ke alam sadar agar berguna. Beberapa informasi yang ditangkap atau diambil sekilas dalam waktu yang singkat biasanya sulit disimpan dalam ingatan jangka panjang.Berikut ini adalah tahapan memori pada manusia:

Sensory RegisterTahap ini adalah tahap pertama dalam pengambilan informasi. Tahap ini merupakan salinan dari sensory experience, yaitu sensor yang menangkap pembelajaran yang dialami manusia (informasi). Sensory register dapat menyimpan informasi yang cukup lama, tergantung pada proses penangkapannya. Contohnya, jangka waktu penyimpanan memori yang disamakan melalui informasi yang sekilas, akan berbeda jangka waktu penyimpanannya dengan informasi yang diterima secara jelas (tidak sekilas).Informasi yang telah disampaikan ke sensory register tidak dapat bertahan lama, namun dapat menggabungkan bagian-bagian dari sensori eksperince. Fakta ini telah ditemukan oleh George Sperling. Sperling melakukan penelitian pada partisipan dengan menggunakan 12 huruf.G K E QR Y H TC M L A

Dia memperlihatkan huruf-huruf disamping kepada partisipan selama 30 detik. Kemudian, dia menanyakan kembali apa saja huruf tersebut. Sebelumnya Sperling tidak memberitahukan kolom mana yang diingat.Sebagai gantinya, dia memberikan petunjuk mengingat kepada mereka untuk membacanya menggunakan nada. Nada tinggi diucapkan pada baris pertama, nada sedang pada baris kedua, dan nada kecil pada baris ketiga. Nada yang paling terakhir diucap adalah huruf yang terakhir diingat.Informasi visual yang didapatkan pada sensori register bisa hilang dan tergantikan dengan cepat dengan informasi yang biasanya jarang kita anggap penting unuk diingat. Biasanya, kebanyakan dari kita memiliki daya serap pada saat mendengarkan pembicaraan orang lain.

Short-Term Memory (STM)Short Term Memory (ingatan jangka pendek) adalah sebuah sistem ingatan pada otak yang berfungsi untuk menyimpan informasi sementara yang diterima dan memproses informasi yang diperlukan saat kita sedang berpikir. Informasi yang diterima akan dipindahkan atau ditransfer dari sensory register ke short term memory. Ada dua proses pengendalian dalam STM, yaitu Rehearsal dan Chunking.

1. RehearsalSecara umum, informasi dari STM dapat hilang secara cepat, kecuali jika informasi tersebut diperbaharui dan informasi itu kadang sering hilang hanya dalam waktu beberapa detik. Namun, informasi pada STM dapat diperbarui dengan cara pengulangan latihan informasi (Rehearsal) agar informasi tersebut dapat bertahan pada STM. Pengulangan informasi yang disimpan di STM diibaratkan juggling menggunakan bola. Bola akan tetap dalam kondisi sempurna selama melakukan juggling, artinya bola tersebut berada di udara. Tetapi, segera setelah berhenti juggling, bola tersebut jatuh ke tanah. Ada beberapa contoh informasi pada STM dapat diperoleh, seperti wangi parfum, not lagu, rasa buah, posisi jari, dan daftar nama. Manusia memiliki preferensi untuk mengubah informasi menjadi suara, atau akustik kode, sedapat mungkin untuk penyimpanan di STM. Jika seseorang diminta untuk menghafal daftar huruf (misalnya B, P, V, R, M, K), ia mungkin akan menghafalnya dengan cara membaca bunyi hurufnya (Be, Pe, Ve, eR, eM, Ka), bukan bentuk hurufnya. Intinya, dalam rehearsal, informasi yang diterima harus dilatih berulang-ulang agar informasi tersebut tidak hilang.

2. ChunkingHal terpenting yang perlu diketahui tentang STM adalah kapasitas penyimpanan yang cukup terbatas. Menurut George Miller, pengukuran kapasitas dari STM diperoleh dengan cara meminta peserta penelitian menghafalkan daftar yang sederhana dengan ukuran panjang yang berbeda. Panjang dari daftar yang dapat diingat oleh peserta diangap mewakili kapasitas dari STM. Jarang terjadi ketika kita mampu untuk menahan lebih dari lima hingga sembilan bit informasi dalam STM, terlepas dari sifat informasi itu. Ini adalah sebuah kapasitas yang sangat terbatas bahkan penelitian lebih lanjut mengatakan bahwa kapasitasnya bisa lebih kecil lagi untuk beberapa jenis informasi.

Selain itu, STM memiliki fungsi penting lainnya, yaitu berfungsi sebagai working memory pada kita. Ini berarti bahwa ruang di STM digunakan ketika ingatan lama dibawa keluar sementara dari memori jangka panjang untuk digunakan atau diperbarui. Ruang di STM ini juga digunakan saat kita berpikir tentang informasi ini. Kita selalu lupa tentang beberapa aspek dari persoalan yang kompleks karena persoalan tersebut melebihi kapasitas STM.

Salah satu keuntungan dari kapasitas penyimpanan kecil STM adalah bahwa mudah untuk melakukan pencarian didalamnya. Ketika kita mencoba untuk mengingat sesuatu di STM, kita tampaknya meneliti setiap detail yang disimpan di sana. Percobaan yang dilakukan oleh Saul Sternberg menyatakan bahwa kita sering menjelajahi STM secara mendalam setiap kali kita mencoba untuk mengingat sesuatu. Bahkan, percobaan Sternberg memberikan kita perkiraan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh kita untuk memeriksa setiap bit informasi yang tersimpan. Peserta diminta untuk menghafal daftar angka dengan panjang yang berbeda. Mereka kemudian ditunjukkan suatu nomor dan bertanya apakah itu dalam daftar mereka hanya menghafal. Ketika individu hanya menghafal daftar angka yang panjang, hal itu membuat mereka lebih lama untuk merespon dibanding ketika mereka menghafal daftar pendek. Bahkan, jumlah waktu yang diperlukan untuk merespon meningkatnya .04 detik untuk setiap item di STM. Rupanya, itulah waktu yang diperlukan untuk memeriksa setiap item STM.

Untungnya, ada beberapa cara yang efektif untuk mendapatkan kapasitas terbatas dari STM. Salah satu caranya adalah dengan membagi beberapa informasi yang diterima.

George Miller mengatakan bahwa informasi yang diterima dalan STM harus dipotong-potong atau dipisah agar lebih mudah diingat. Walaupun benar bahwa kita hanya dapat menyimpan lima sampai sembilan potongan di STM, kita seringkali dapat menempatkan lebih dari sedikit informasi ke setiap potongan. STM adalah tahap memori dengan kapasitas terbatas di mana informasi yang seringkali disimpan dalam kode, hilang dengan cepat kecuali dilakukan pelatihan. Kapasitas STM dapat diperluas dengan meningkatkan jumlah informasi yang harus dipelajari di setiap chunk (potongan). Namun, STM bukanlah tempat yang baik untuk menyimpan informasi untuk jangka waktu yang lama. Informasi harus ditransfer ke memori jangka panjang (Long Term Memory) untuk penyimpanan lebih permanen.

Long-Term Memory (LTM)Long Term Memory adalah sebuah sistem penyimpanan untuk informasi yang tersimpan dalam waktu jangka panjang. Kapasitas penyimpanan memori pada LTM lebih besar daripada STM. Oleh sebab itu, memori pada LTM sulit untuk dilupakan daripada LTM yang lebih mudah hilang.

Tipe tipe Long Term Memory Long Term Memory memiliki beberapa tipe atau jenis. Ada tiga tipe dalam Long Term Memory, yaitu Procedural, Episodic, dan Semantic.1. Procedural MemoryProcedural memory adalah kemampuan pada memori yang membuat seseorang dapat melakukan sesuatu. Procedural juga berarti keterampilan yang merujuk pada pengetahuan yang dimiliki dalam memori. Seperti, saat seseorang bermain gitar maka orang tersebut memiliki kemampuan atau keterampilan dalam memainkan gitar.2. Semantic MemorySemantic memory adalah kemampuan pada memori yang membuat seseorang dapat menjabarkan, mengartikan, atau menjelaskan tentang sesuatu hal. Seperti, saat seorang pria mengatakan bahwa dia mengetahui apa itu gitar yang disertai dengan komponen-komponennya.3. Episodic MemoryEpisodic memory adalah kemampuan memori yang membuat seseorang dapat mendefinisikan suatu pengalaman yang spesifik. Artinya, pengalaman yang ada tidak akan terlupakan, baik ruang maupun waktunya. Seperti, saat di mana seorang pria membeli gitarnya dan dia mengetahui waktu dan tempat pembelian gitar.

Jika dikelompokkan lagi, maka Semantic Memory dan Episodic Memory merupakan satu grup dari suatu istilah yang disebut Declarative Memory, sedangkan Procedural Memory hanya berdiri sendiri. Namun, semuanya ini merupakan bagian dari Long Term Memory.

Pengaturan dalam LTMDapat kita ketahui sebelumnya bahwa adalah memungkinkan menggunakan STM dengan cara mengatur informasi dalam bagian yang lebih luas. Pengaturan informasi juga merupakan hal yang penting dalam LTM. Hal itu mungkin tidak berhubungan untuk membutuhkan kapasitas penyimpanan oleh LTM. Sebaliknya, organisasi atau pengelompokkan membantu pengambilan informasi dari jumlah yang banyak untuk disimpan dalam LTM. Tugas pengambilan ini sangat berbeda dengan STM.Bukti dari pengelompokkan LTM telah ada untuk beberapa waktu. Ketika peserta penelitian menghafal daftar baru item yang bisa dikategorikan, mereka cenderung untuk mengingat dalam kelompok-kelompok terkait. misalnya, Weston Bousfield (1953) meminta individu untuk menghafal daftar 60 kata yang dapat secara konseptual dikelompokkan ke dalam empat kategori: hewan, sayuran, nama, dan profesi. Meskipun kata-kata itu disajikan secara acak, peserta mengingat mereka dalam pengelompokan kategoris signifikannya lebih sering, daripada yang diharapkan. Ternyata, kata-kata itu disimpan dalam LTM menurut kategori yang dikelompokkan. Selain itu, ada bukti bahwa pengembalian dari LTM lebih baik ketika kita menerapkan pengelompokan dari informasi tersebut. Gordon Bower Stanford University kelompok riset (Bower & Clark, 1969) meminta peserta untuk menghafal 12 daftar 10 kata, seperti daftar berikut :anak laki-laki kain perahu rodaanjing topikereta rumahhantu susuSetengah dari individu diberi arahan untuk menghafal daftar kata-kata dalam urutan apapun, tapi yang lain diminta untuk membuat cerita yang mengandung semua kata dalam daftar untuk membuatnya ke dalam satu cerita. Misalnya, daftar sebelumnya bisa mengingat sebagai "anak laki-laki dengan topi menarik anjingnya dan perahu dalam gerobak dengan roda. ia melihat kain tergantung di sebuah rumah yang ia pikir adalah hantu. Hal itu membuatnya ketakutan begitu sehingga ia menumpahkan susu." Kelompok yang diberi gabungan kata-kata dalam cerita, mengingat 90% dari kata-kata tersebut, sedangkan kelompok lain mengingat hanya 15%.Pengelompokkan memori dalam LTM telah diindikasikan sebagai jaringan asosiatif oleh beberapa ilmuwan. Menurut pandangan ini, memori diasosiasikan atau berhubungan satu sama lain sesuai dengan pengalaman. Misalnya, anda memiliki pengalaman yang berhubungan antara sebuah lagu dengan liburan. Peneliti telah mempelajari pengoperasian dari jaringan asosiatif dengan cara melakukan penelitian pada partisipan mengenai pengetahuan umum.

LTM memiliki 4 perbedaan dengan STM :1. Jumlah informasi yang disimpan dalam LTM sangat luas. Oleh sebab itu, kita tidak dapat memeriksa seluruh isi dari LTM saat kita mencari untuk informasi. Beda halnya dengan STM. Dalam LTM harus dilakukan indeks. Kita mengingat informasi dalam LTM menggunakan petunjuk-petunjuk.2. LTM berbeda dengan STM dalam hal informasi yang dapat disimpan dengan mudah. Pada umumnya, kita memanggil kembali informasi dalam STM berhubungan dengan kualitas fisik dari pengalaman kita (apa yang kita lihat, kita rasakan, kita sentuh, kita dengar.) dengan penekanan secara khusus pada kode yang diberikan kepada informasi tersebut. Informasi yang disimpan dalam LTM biasanya dengan makna informasinya atau kode semantiknya.3. LTM berbeda dengan STM dilihat dari penyebab terjadinya lupa. Memori dalam LTM tidak hanya tahan lama, tetapi juga benar-benar permanen. Tidak seperti STM, di mana informasi tidak perlu dilatih atau diproses agar dapat keluar dari sistem memori. 4. LTM dan STM berbeda dalam hal lokasinya. Informasi dalam STM terletak pada fungsi dari otak yang disebut lobus frontalis cortex, sedangkan informasi yang disimpan dalam LTM terintegrasi dalam hipokampus dan kemudian dialihkan pada daerah otak cortex yang melibatkan bahasa dan persepsi

2. Persepsi dan RepresentasiPersepsi dalam psikologi diartikan sebagai salah satu perangkat psikologis yang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan memaknakan sesuatu objek yang ada di lingkungannya. Menurut Scheerer persepsi adalah representasi fenomenal tentang objek distal sebagai hasil dari pengorganisasian dari objek distal itu sendiri, medium dan rangsangan proksinal (Salam, 1994).Dalam persepsi dibutuhkan objek atau stimulus yang mengenai alat indera dengan perantaraan syaraf sensorik, kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat kesadaran (proses psikologis). Selanjutnya, dalam otak terjadilah sesuatu proses hingga individu itu dapat mengalami persepsi (proses psikologis).Proses pemaknaan persepsi yang bersifat psikologis sangat dipengaruhi oleh pengalaman, pendidikan dan lingkungan sosial secara umum. Sarwono (1993) mengemukakan bahwa persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman- pengalaman dan cara berpikir serta keadaan perasaan atau minat tiap-tiap orang. Sehingga persepsi seringkali dipandang bersifat subjektif. Karena itu tidak mengherankan jika seringkali terjadi perbedaan paham yang disebabkan oleh perbedaan persepsi antara 2 orang terhadap 1 objek. Persepsi tidak sekedar pengenalan atau pemahaman, tetapi juga evaluasi bahkan persepsi juga bersifat inferensional (menarik kesimpulan).Kekeliruan atau perbedaan persepsi ini dapat membawa macam- macam akibat dalam hubungan antar manusia. Persepsi sosial berhubungan dengan adanya rangsangan-rangsangan sosial. Rangsangan- rangsangan sosial ini dapat mencakup banyak hal, dapat terdiri dari (a) orang atau orang-orang berikut ciri-ciri, kualitas, sikap dan perilakunya, (b) persitiwa-peristiwa sosial dalam pengertian peristiwa-peristiwa yang melibatkan orang-orang, secara langsung maupun tidak langsung, norma-norma, dan lain-lain.Penelitian lain menunjukkan bahwa proses persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman belajar dari masa lalu, harapan dan preferensi (Bartol & Bartol, 1994). Terkait dengan persepsi sosial, Istiqomah menyebutkan ada 3 hal yang mempengaruhi, yakni;Pertama, variabel obyek-stimulus. Kedua, variabel latar atau suasana pengiring keberadaan obyek-stimulus. Ketiga, variabel diri preseptor (pengalaman, intelegensia, kemampuan menghayati stimuli, ingatan, disposisi kepribadian, sikap, kecemasan, dan pengharapan).Representasi sosial merupakan asusumsi dasar pengetahuan kita tentang dunia untuk berpartisipasi dalam proses intersaksi sosial. Ini merupakan pandangan sosial untuk mempertahankan identitasnya dari gempuran dari luar. Dalam pandangan Moscovici (1973), representasi sosial merupakan system kognitif, logika dan bahasa. Seperti di kutip oleh Shikha Dixit58 berikut;. . . social representations are cognitive systems with a logic and language of their own and a pattern of implications, relevant to both values and concepts, and with a characterstic kind of discourse. They do not represent simply opinions about, images of or attitudes towards but theories or branches of knowledge in their own right, for the discovery and organization of reality.59Barker (2000), memahami bahwa, representasi mengandung makna pelibatan (inklusi) dan penyingkiran (ekslusi). Eksklusi dan inklusi selalu terkandung dalam proses kuasa. Pemahaman singkat yang diajukan oleh Chris Barker di atas sebenarnya memiliki uraian yang cukup panjang dalam konteks kajian budaya. Pola-pola representasi tidak serta merta berhubungan erat dengan rajutan dua identitas kebudayaan atau lebih yang membentuk pergumulan bersama, akan tetapi juga berkaitan erat dengan proses pembentukan sterotype. Menurut Dyer (dalam Barker 2000) stereotipe adalah pemberian ciri negatif terhadap orang-orang yang berbeda dengan diri kita.Teori representasi ini, oleh peneliti ditempatkan bukan dalam konteks cara kerja kekuasaan selama ini membentuk identitas. Namun representasi dalam konteks penelitian ini adalah untuk mengetahui cara kerja kebudayaan komunitas Tengger memunculkan identitasnya, dan tentu saja cara kerjanya berbeda dengan formasi diskursif yang salama ini dihadirkan oleh kekuasaan.Sebagaimana yang disampaikan oleh Andrew Edgar dan Peter Sedgwick Key Concept in Cultural Theory bahwa representasi juga berkaitan erat dengan pola pola perjuangan dalam mengusung nilai-nilai keterwakilan, pelembagaan politik, serta tekanan-tekanan politik. Dia juga memahami bahwa, representasi juga berhubungan erat dengan pembentukan konstitusi politik melalui proses- proses politik. Proses-proses politik itu sendiri berkenaan dengan diskursus seputar ras dan etnisitas.Karena representasi tercipta dari proses-proses politik, maka representasi kebudayaan sebenarnya sangat terkait dengan modus kerja kekuasaan. Representasi bisa dilihat sebagai proses yang sengaja diciptakan untuk menandai kehadiran identitas yang lain, tetapi juga simbol dominasi kelompok yang mencipta.Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain : Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek. Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat. Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah : Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

3. AtensiAtensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proseskognitif lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu.Sumberdaya mental manusia yang terbatas untuk memroses suatu rangsang membutuhkan bantuan untuk mempercepat waktu reaksi. Mengarahkan pada suatu informasi tertentu akan mempercepat proses mental mengolah suatu rangsang. Misalnya dalam mengemudi, atensi yang mengarahkan pengemudi pada situasi jalan raya akan mempercepat reaksinya menginjak pedal rem jika menghadapi situasi membahayakan. Atensi juga terpengaruh oleh perbedaan usia, terutama pada masa anak.Groover menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi persepsi dan ingatan adalah perhatian (attention). Perhatian merupakan aktivitas menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang membutuhkan kerja mental dan konsentrasi. Terdapat 5 jenis perhatian, yaitu:1. Perhatian selektif (Selective Attention)Perhatian selektif terdapat pada situasi dimana seseorang memantau beberapa sumber informasi sekaligus. Penerima informasi harus memilih salah satu sumber informasi yang paling penting dan mengabaikan yang lainnya. Faktor-faktor yang memengaruhi perhatian selektif adalah harapan, stimulus, dan nilai-nilai. Penerima informasi mengharapkan sebuah sumber tertentu menyediakan informasi dan memberikan perhatian lebih pada sumber tersebut, memilih stimulus yang paling memberikan efek atau terlihat dibanding yang lain, dan memilih sumber informasi yang paling penting.2. Perhatian terfokus (Focused Attention)Perhatian terfokus mengacu pada situasi dimana seseorang diberikan beberapa input namun harus fokus pada satu input saja selama selang waktu tertentu. Penerima informasi berfokus pada satu sumber/input dan tidak terdistraksi oleh gangguan-gangguan lain. Faktor yang berpengaruh terhadap perhatian terfokus adalah jarak dan arah, serta gangguan dari lingkungan sekitar. Penerima informasi akan lebih mudah menerima informasi dari sumber yang berada langsung di depannya.3. Perhatian terbagi (Divided Attention)Perhatian terbagi terjadi ketika penerima informasi diharuskan menerima informasi dari berbagai sumber dan melakukan beberapa jenis pekerjaan sekaligus.4. Perhatian yang terus menerus (Sustained Attention)Perhatian terus menerus dilakukan penerima informasi yang harus melihat sinyal atau sumber pada jangka waktu tertentu yang cukup lama. Dalam situasi ini sangat penting bagi penerima informasi untuk mencegah kehilangan sinyal.5. Kurang perhatian (Lack of Attention)Kurang perhatian merupakan situasi dimana penerima informasi tidak berkonsentrasi terhadap pekerjaannya. Situasi ini disebabkan oleh kebosanan/kejenuhan dan kelelahan. Ciri-ciri pekerjaan yang dapat menimbulkan situasi kurang perhatian adalah pekerjaan dengan siklus pendek, sedikit membutuhkan pergerakan tubuh, lingkungan yang hangat, kurangnya interaksi dengan pekerja lain, motivasi rendah, dan tempat kerja memiliki pencahayaan yang buruk.Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar. Proses otomatis tidak melibatkan kesadaran, misalkan mengarahkan pandangan pada rangsang yang menarik secara kognisi. Memperhatikan secara otomatis dilakukan tanpa bermaksud untuk memperhatikan suatu hal. Perhatian terhadap suatu hal atau tindakan dapat dibentuk sehingga menjadi otomatis (otomatisasi) melalui latihan dan frekuensi melakukan tindakan tersebut. Proses terkendali biasanya dikendalikan oleh kesadaran, bahkan membutuhkan kesadaran untuk dapat mengarahkan atensi secara terkendali. Biasanya proses terkendali membutuhkan waktu lebih lama untuk dilakukan, karena dilakukan secara bertahap.Proses pembiasaan terhadap suatu hal selain membentuk proses otomatisasi, namun juga membentuk habituasi yang justru menyebabkan atensi menjadi berkurang pada hal-hal berkaitan yang tidak menjadi fokus dari pembiasaan. Penginput data di komputer lebih memperhatikan poin informasi yang biasa diinputnya, namun kadang-kadang luput membaca informasi yang berbeda dari biasanya. Proses pembiasaan tidak hanya menjalankan tugas atensi, namun juga tugas-tugas lainnya seperti motorik, mengingat dan lain-lain