hukum+hooke+n+getaran+pegas(2)
-
Upload
aprinando-hutahaean -
Category
Documents
-
view
443 -
download
2
Transcript of hukum+hooke+n+getaran+pegas(2)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA SEKOLAH I
HUKUM HOOKE dan GETARAN PEGAS
Oleh :
Nama : Brian Prihatmoko
NPM : A1E008026
Hari/Tgl : Jumat, 19 Maret 2010
Dosen : Dra.Connie F, M.Pd
Drs. Indra Sakti, M. Pd
Asisten : Cariti Dassa Urra
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIDKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2010
I. JUDUL:
Hokum Hooke dan Getaran Pegas
II. TUJUAN
hokum hooke :mencari hubungan gaya dan pertambahan perpanjangan
pegas.
Getaran pegas :mencari hubungan periode pegas dengan massa
III.LANDASAN TEORI
Hukum Hooke Pada Pegas
Pada tahun 1676, Robert Hooke mengusulkan sutu hokum fisika yang
menyangkut pertambahan panjang sebuah benda elastic yang dikenai oleh suatu
gaya. Menurut Hooke, pertambahan panjang berbanding lurus dengan yang
diberikan pada benda. Secara matematis, hokum Hooke ini dapat dituliskan
sebagai
F= k . x
Dengan
F = gaya yang dikerjakan (N)
x = pertambahan panjang (m)
k = konstanta gaya (N/m)
(Bob Foster, 2004:122-123)
Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. elastis atau elastsisitas adalah
kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar
yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada
sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan
karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.
Perlu kita ketahui bahwa gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu.
Sebuah karet bisa putus jika gaya tarik yang diberikan sangat besar, melawati
batas elastisitasnya. Demikian juga sebuah pegas tidak akan kembali ke bentuk
semula jika diregangkan dengan gaya yang sangat besar. Jadi benda-benda elastis
tersebut memiliki batas elastisitas. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada
pegas tersebut tidak diberikan gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada
ujung pegas berada dalam posisi setimbang (lihat gambar a). Untuk semakin
memudahkan pemahaman dirimu,sebaiknya dilakukan juga percobaan.
Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas akan
memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga
benda kembali ke posisi setimbangnya (gambar b).
Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh -x, pegas juga memberikan gaya
pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke kanan sehingga benda kembali
ke posisi setimbang (gambar c).
Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas
yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika x =
0).
Secara matematis ditulis :
Persamaan ini sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan hukum
hooke. Hukum ini dicetuskan oleh paman Robert Hooke (1635-1703). k adalah
konstanta dan x adalah simpangan. Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya
pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan simpangan x. Ketika kita
menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah F ke kiri (berlawanan
arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x berarah ke kiri
(negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan.
Jadi gaya F selalu bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah
konstanta pegas. Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas.
Semakin besar konstanta pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya
yang diperlukan untuk menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin
elastis sebuah pegas (semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang
diperlukan untuk meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita
akan memberikan gaya luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan
pada benda.
(http://www.gurumuda.com/2008/10/hukum-hooke-dan-elastisitas/)
Getaran adalah gerak bolak-balik secara periodik yang selalu melalui titik
keseimbangan.Satu getaran adalah gerakan dari titik mula-mula dan kembali ke titik
tersebut. Periode (waktu getar) adalah waktu yang digunakan untuk mencapai satu
getaran penuh, dilambangkan T (sekon atau detik).Frekuensi adalah banyaknya getaran
tiap detik, dilambangkan f (Hertz). Amplitudo adalah simpangan maksimum dari suatu
getaran, dilambangkan A (meter).Simpangan adalah jarak besarnya perpindahan dari titik
keseimbangan ke suatu posisi, dilambangkan Y (meter). Sudut fase getaran adalah sudut
tempuh getaran dalam waktu tertentu, dilambangkan (radian). Fase getaran adalah
perbandingan antara lamanya getaran dengan periode, dilambangkan. Kecepatan sudut
adalah sudut yang ditempuh tiap satuan waktu
Hubungan f dan T :
f = 1T
Pegas
X m
F
Sebuah pegas yang digantung vertikal ke bawah ujungnya diberi beban m ditarik
dengan gaya F sehingga pegas bertambah panjang sebesar x, kemudian gaya dilepas,
maka beban bersama ujung pegas akan mengalami gerak harmonik dengan periode :
T=2π √ mk
f = 12π √ k
m
T = periode (s)
f = frekuensi pegas (Hz)
m = massa beban (kg)
π = 22/7 atau 3,14
k = konstanta pegas (N/m)
Nilai k dapat dicari dengan rumus hukum Hooke yaitu :
F = k y
Pada pegas :
F = m a = mπ2 y = m ( 2π
T )2
y
(http://www.google.co.id/search?
hl=id&q=getaran+pegas&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta=&aq=f&oq=)
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat Dan Bahan Percobaan Hukum Hooke
No Nama Alat/Bahan
1 Dasar statif
2 Batang statif pendek
3 Batang statif panjang
4 Balok penahan
5 Kaki statif
6 Beban 50 gram
7 Jepit penahan
8 Pegas spiral
9 Penggaris
Alat Dan Bahan Getaran Pegas
No Nama Alat/Bahan
1 Dasar statif
2 Batang statif pendek
3 Batang statif panjang
4 Balok penahan
5 Kaki statif
6 Beban 50 gram
7 Jepit penahan
8 Pegas spiral
9 Penggaris
10 Stopwatch
V. PERSIAPAN PERCOBAAN
a. Langkah Percobaan hukum hooke
1. Digantungkan 1 beban (w) = 0,5 N pada pegas sebagai gaya awal (F0).
2. Diukur panjang awal (I0) pegas dan dicatat hasilnya pada tabel yang
disediakan.
3. Ditambahkan 1 beban dan diukur kembali panjamg pegas (I). Dicatat hasil
pengamatan kedalam tabel.
4. Diulangi langkah 3 dengan setiap kali menambah 1 beban
Gambar Rangkaian
b. Langkah Percobaan Getaran Pegas
1. Dipasang 1 beban pada pegas.
2. Ditarik beban ke bawah sejauh kira-kira 2 cm dan siapkan stopwatch di tangan.
3. Dilepaskan beban, bersamaan dengan menekan (menghidupkan) stopwatch.
4. Dihitung sampai 10 getaran dan tepat pada saat itu, matikan stopwatch. Di catat hasil pengamatan ke dalam tabel,
5. Dihitung waktu untuk 1 getaran (periode, T) dan lengkapi isian tabel.
6. Diulangi langkah 1 sampai 5 dengan simpangan 3 cm.
7. Diulangi langkah 2 sampai 6 dengan setipa kali menambah 1 beban.
Gambar Rangkaian
VII. HASIL PENGAMATAN
Hokum hooke
(lo = 6,7.10-2)
W (N) ΔF (W-Fo)N L(m) Δl=(l-lo) m
1 0,5 15,5. 10-2 8,4. 10-2
1,5 1 19,6. 10-2 12,9. 10-2
2 1,5 24,3.10-2 17,6. 10-2
2,5 2 28,6. 10-2 21,9. 10-2
3 2,5 33,1. 10-2 26,4. 10-2
Getaran pegas
Simpangan(m) 2.10-2 2.10-2 2.10-2 2.10-2 3.10-2 3.10-2 3.10-2 3.10-2
Massa beban(kg) 5.10-2 10.10-2 15.10-2 20.10-2 5.10-2 10.10-2 15.10-2 20.10-2
Waktu untuk 10 4,72 6,75 7,72 8,49 4,56 6,18 7,63 8,23
ayunan(t,s)
Perioda(T,s) 0,472 0,675 0,772 0,849 0,456 0,618 0,763 0,823
T2(s2) 0,22 0,456 0,596 0,720 0,207 0,382 0,582 0,677
VIII.PEMBAHASAN
Perhitungan
Hokum Hooke
∆ F=−k .∆ x
W −Fo=−k . ∆ x (tanda negative karena gaya yang dilakuakn pegas
adalah gaya k=∆ F∆ x
pemulih yang berlawanan dengan gaya pegas.)
1 . Untuk Berat Beban 1 NF0 = 0,5 Nl = 15,1cm = 0,151ml0 = 6,7cm = 0,067 mW = 1 N∆F= W – F0
= (1- 0,5)N = 0,5N∆l = l – l0
= (0,151 – 0,067)m= 0,084 m
2. Untuk Berat Beban 1,5 NF0 = 0,5 Nl = 19,6 cm = 0,19ml0 = 6,7cm = 0,067 mW = 2 N∆F= W – F0
= (1,5- 0,5)N = 1,0N∆l = l – l0
= (0,19 –0,067) m= 0,129m
3. Untuk Berat Beban 2 NF0 = 0,5 Nl = 15,1 cm = 0,151ml0 = 6,7cm = 0,067 mW = 2 N∆F = W – F0
= (2- 0,5)N = 1,5N∆l = l – l0
= (0,243 –0,067)m= 0,176 m
4. Untuk Berat Beban 2,5 NF0 = 0,5 Nl = 28,6 cm = 0,286 ml0 = 6,7cm = 0,067 m W = 2,5 N∆F = W – F0
= (2,5- 0,5)N = 2N∆l = l – l0
= (0,286 – 0,067)m=0,219m
5. Untuk Berat Beban 3,0 NF0 = 0,5 Nl = 33,1 cm = 0,331 ml0 = 6,7cm = 0,067 m W = 3,0 N∆F = W – F0
= (3,0- 0,5)N = 2,5 N∆l = l – l0
= (0,331 – 0,067)m=0,264 m
Untuk mencari konstanta tetapan pegas menggunakan rumus:
K= ΔFΔl
1. Untuk Berat Beban 1 N
∆F = 0,5 N
∆l = 0,084 m
K= ΔFΔl
= 0,5 N0,084 m
=5 , 95 N /m
2. Untuk Berat Beban 1,5 N
∆F= 1 N
∆l = 0,129m
K= ΔFΔl
= 1 N0,129m
=7 ,75/m
3. Untuk Berat Beban 2 N
∆F = 1,5 N
∆l = 0,176 m
K= ΔFΔl
= 1,5 N0,176 m
=8 ,52/m
4. Untuk Berat Beban 2,5 N
∆F = 2 N
∆l = 0,21 m
K= ΔFΔl
= 2 N0,21m
=9 ,52 N /m
5. Untuk Berat Beban 3.0N
∆F = 2,5 N
∆l = 0,264m
K= ΔFΔl
= 2,5 N0,264m
=9 , 46 N /m
Getaran Pegas
Untuk simpangan 2 cm
Massa beban 50 gramDik :
Simpangan = 2cm = 0,02 m
m = 50gr = 0,05 kg
n = 10 ayunan
t = 4,72 s
Dit :T……..?
Jawab:
Massa beban 100 gramDik :
Simpangan = 2cm = 0,02 m
m = 100gr = 0,1 kg
n = 10 ayunan
t = 6,75 s
Dit :T……..?
Jawab:
Untuk mencari konstanta pegas: Untuk mencarikonstanta pegas:
=0,1 (9 , 37 )2= 8,78
Massa beban 150 gramDik :
Simpangan = 2cm = 0,02 mm = 150gr = 0,15 kgn = 10 ayunant = 7,77 s
Dit :T……..?Jawab:
Untuk mencari konstanta pegas:
=0 ,15 (8 , 15 )2 = 9,97
Massa beban 200 gramDik :
Simpangan = 2cm = 0,02 mm = 200gr = 0,2 kgn = 10 ayunant = 8,49 s
Dit :T……..?Jawab:
Untuk mencari konstanta pegas:
=0,2 (7 , 47 )2 = 11,17
T=tn
=7 , 7710
=0 , 77→T 2=0 ,59
k=m(2πT )
2
=0 , 15(2 (3 ,14 )0 ,77 )
2
T=tn
=8 , 4910
=0 , 84→T 2=0 ,72
k=m(2πT )
2
=0,2(2 (3 ,14 )0 ,84 )
2
T=tn
=4 ,7210
=0 ,47→T 2=0 ,22
T=tn
=6 ,7510
=0 ,67→T 2=0 ,45
k=m(2πT )
2
=0,1(2 (3 ,14 )0 .67 )
2
2
2
45,0
14,3205,0
2
Tmk
Untuk simpangan 3 cm
Massa beban 50 gramDik :
Simpangan = 3cm = 0,03 mm = 50gr = 0,05 kgn = 10 ayunant = 4,56 s
Dit :T……..?Jawab:
Untuk mencari konstanta pegas:
¿0,05 (13,95 )2
k=9,73
Massa beban 100 gramDik :
Simpangan = 3cm = 0,03 mm = 100gr = 0,1 kgn = 10 ayunant = 6,18 s
Dit :T……..?Jawab:
Untuk mencari konstanta pegas :
=0,1(2 (3 , 14 )0 ,61 )
2
=0,1 (10 , 29 )2 = 10,59
Massa beban 200 gramDik :
Simpangan = 3cm = 0,03 mm = 200gr = 0,2 kgn = 10 ayunant = 8,23 s
Dit :T……..?
Jawab:
Massa beban 150 gramDik :
Simpangan = 3cm = 0,03 mm = 150gr = 0,15 kgn = 10 ayunant = 7,63 s
Untuk mencari konstanta pegas:
Dit :T……..?
Jawab:
k=m( 2πT )
2 T=tn
=6 ,1810
=0 ,61→T2=0 ,38
k=m( 2πT )
2
T=tn
=7 ,6310
=0 ,76→T 2=0 ,58T=
tn
=7 ,6310
=0 ,76→T 2=0 ,58
2
2
67,0
14,322,0
2
Tmk
73.1165,72,0 2
2
2
76,0
14,3215,0
2
Tmk
24,1026,815,0 2
Untuk mencari konstanta pegas: Untuk mencari konstanta pegas:
IX. Pembahasan TeoriPercobaan Pertama Berjudul Hukum Hooke
Hubungan antara gaya pertambahan panjang pegas dapat dicari dengan
percobaan hooke. Beban yang digantungkan pada pegas mempunyai berat beban atau
nilai w = 0,5 N nilai w ini dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan w = m .
g, dimana nilai massa beban adalah 50 gr dann nilai g adalah 10 m/s2 . nilai w = 0,5
N ditetapkan sebagai gaya awal pegas karena tidak ada gaya lain yang bekerja
padanya. Beban yang digantungkan tersebut menyebabkan pegas meregang ke
bawah. Panjang regangan pegas diukur untuk beban pertama, kemudian ditambahkan
beban pada pegas satu persatu mulai dari 50 gr (F0=0,5 N) sampai dengan (F5 = 3.0
N) kemudian diukur berapa pertambahan panjang yang dialami oleh pegas. Dalam
hal ini ditetapkan bahwa panjang awal pegas adalah 10,8 cm sebagai l0 sehingga
didapat pertambahan panjang sebagai ∆l.
W (N) ΔF (W-Fo)N L(m) Δl=(l-lo) m
1 0,5 15,5. 10-2 8,4. 10-2
1,5 1 19,6. 10-2 12,9. 10-2
2 1,5 24,3.10-2 17,6. 10-2
2,5 2 28,6. 10-2 21,9. 10-2
3 2,5 33,1. 10-2 26,4. 10-2
Setelah ditambahkan gaya (F0 ) dapat diakatakan bahwa setiap penambahan
beban akan terjadi pengurangan beban 0,5 N dari berat sebelumnya. Dituliskan ∆F
=w – F0. ,misalnya berat beban 1 N maka nilai penambahan gayanya adalah 1,5 N
dan seterusnya.
Analisis dari data yang diperoleg dapat diketahui bahwa hubungan antara
pertambahan gaya dan pertambahan panjang pegas adalah semakin berat beban yang
digantungkan pada pegas maka akan semakin besar pula pertambahan panjang pegas.
Begitupun sebaliknya jika semakin kecil beban yang ditambahkan maka akan semkin
kecil pula pertambahan panjang yang akan dialami oleh pegas. Dari hal tersebut
dapat dikaitkan bahwa pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan
pertambahan gaya pada pegas. Hal ini ditunjukkan pada grafik (lihat lampiran )
antara∆F dan ∆l yang secara matematis hubungan antara pertambahan gaya dan
pertambahan panjang pada pegas dapat dituliskan sebagai berikut.
∆F = k . ∆x
Dimana ∆F adalah pertambahan gaya yang dilakukan pada pegas dengan satuan
Newton sedangkan k adalah konstanta pegas dengan satuan (N/m) dan ∆x adalah
pertambahan panjang pegas dengan satuan m. hubungan antara ∆F dan ∆l dituangkan
ke dalam grafik sehingga memudahkan untuk mencari tetapan pegas atau k yang
dapat dicari dengan menggunakan persamaan k=∆ F∆ x
dengan memasukkan nilai
data yang didapat ke persamaan maka terlihat bahwa angka hasil dari pehitungan k
hampir mendekati sama untuk kelima pengukuran. Adapun sedikit perbedaan yang
terjadi dikarenakan etidak tepatan menempatkan penggaris yang seharusnya sejajar
dengan mata atau posisi saat akan diukur yang kurang seimbang.
Hokum hooke ini sendiri menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan
pegas dan pertambahan panjang pegas x pada daerah elastic pegas pada elstis linier F
sebanding dengan x. menurut hooke regangan sebanding dengan tegangannya.
Percobaan Kedua Berjudul Getaran Pegas yang akan dicari hubungan antara
periode pegas terhadap massa beban. Pada percobaan ini dipasang sebuah beban
dengan massa 50 gr. Beban ini ditarik ke bawah sejauh 2 cm kemudian dilepaskan,
tepat saat akan dilepaskan bersamaan dihidupkan stopwatch dan dihitung
frekuensinya hingga 10 kali getaran, perlu diperhatikan bahwa 1 kali getaran adalah
ketika beban telah kembali ke titik asal setelah menempuh simpangan. Untuk
simpangan 2 cm dilakukan 4 kali pengukuran dengan massa yang berbeda dari 0,05
kg sampai dengan 0,20 kg. kemudian dilakukan dengan simpangan 3 cm juga dengan
4 kali percobaan dimana massa yang ditambahkan secara konstan. Terlihat bahwa
untuk massa beban yang sama yaitu 0,05 kg saat disimpangkan 2 cm didapat T =
0,472 dan saat disimpangkan 3 cm didapat T = 0,456. Penambahan secar konstan
yaitu 0,05 kg tersebut pada simpangan 2 cm dan 3 cm menunjukkan nilai yang
mendekati untuk 10 ayunan. Berdasarkan data hasil percobaan maka periode pegas
dengan satuan hertz (Hz) dapat dicari dengan perhitungan menggunakan rumus T =
n/t dimana n adalah banyaknya getaran yang dilakukan oleh pegas dan t adalah
waktu. Setelah T didapat melalui perhitungan kita juga dapat menentukan nilai
tetapan pegas yaitu menggunakan rumus k=m( 2πT )
2
. Sesuai dengan tinjauan
pustaka rumus tersebut berasal dari penurunan rumus T=2 π √ mk
nilai periode
untuk beban 50 gr, 100 gr, 150 gr dan 200 gr dihitung masing-masing untuk
simpangan 2 cm dan 3 cm.
Perhitungan dan koreksi data telah dilakukan dapat ditunjukkan bahwa apabila beban
yang ditambahkan semakin besar maka periode yang dibutuhkan semakin besa,
sementara itu apabila simpangan yang digunakan semakin besar maka periode yang
digunakan juga semakin besar. Begitu pula sebaliknya. Dari hal tersebut maka dapat
dikatakan bahwa massa beban sebanding dengan periode gataran dan juga simpangan
getaran sebanding dengan periode getaran relevan dengan rumus yang digunakan
k=m( 2πT )
2
X. Kesimpulan Dan Saran1. Kesimpulan
Hukum Hooke
Gaya yang dikerjakan pada pegas berbanding lurus dengan pertambahan
panjang pegas.
Semakin besar pertambhan panjang pegas maka, semakin besar pula gaya
yang dikerjakan pada pegas.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut; F = k x
Getaran Pegas
T=2π √ m
k . Pada persamaan ini, massa berbanding lurus dengan periode T
≈ m . Sehingga data yang kami dapatkan sesuai dengan literature yang ada.
Periode tidak bergantung pada amplitudo (A), melainkan tergantung pada
massa benda tesebut. Makin besar massa benda, makin besar periode dan
makin kaku pegas, makin kecil periode. Konstanta pegas adalah ukuran
elastisitas pegas. Jadi apabila pegas makin kaku maka konstanta pegas
besar.
Untuk mendapatkan nilai k atau tetapan pegas :
k=m( 2 πT )
2
2. Saran
Pratikan harus memahami terlebih dahulu langkh-langkah dalam
melakukan percobaan.
Pratikan harus teliti dan serius dalam melakukan percobaan.
Sebaiknya, percobaan dilakukan dengan pengulangan sehingga
data yang didapatkan bisa lebih akurat.
XI. Daftar Pustaka
(http://www.gurumuda.com/2008/10/hukum-hooke-dan-elastisitas/)
Foster,Bob. 2004. Fisika SMA Terpadu. Jakarta : Erlangga
(http://www.google.co.id/search?
hl=id&q=getaran+pegas&btnG=Telusuri+dengan+Google&meta=&aq=f&oq=)