Hukum Tata Usaha Negara - Keputusan Tata Usaha Negara

19
KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA (BESCHIKKING) MAKALAH Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Hk. Tata Usaha Negara & Hukum Ac. Tata Usaha Negara” Dosen Pengampu: Arif Wijaya, S.H., M.Hum. Nama Kelompok: 1. Ahmad Khoiruddin C03212005 2. Amiratul Azizah C03212007 3. Abdul Syukur C03212032 4. Dini Siti Kusumawati C03212039 PROGRAM STUDI SIYASAH JINAYAH

description

Hukum Tata Usaha Negara - Keputusan Tata Usaha Negara

Transcript of Hukum Tata Usaha Negara - Keputusan Tata Usaha Negara

KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA (BESCHIKKING)MAKALAHDitujukan untuk memenuhi tugas mata kuliahHk. Tata Usaha Negara & Hukum Ac. Tata Usaha Negara

Dosen Pengampu:Arif Wijaya, S.H., M.Hum.

Nama Kelompok:1. Ahmad KhoiruddinC032120052. Amiratul AzizahC032120073. Abdul SyukurC032120324. Dini Siti Kusumawati C03212039PROGRAM STUDI SIYASAH JINAYAHFAKULTAS SYARIAH DAN HUKUMUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA2015

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah SWT yang telah memudahkan segala urusan kami sehingga selesai jualah makalah kami yang berjudul Keputusan Tata Usaha Negara (Beschikking).Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, beserta sahabat, keluarga, dan pengikut akhir zaman.Makalah ini diajukan sebagai tugas kelompok mata kuliah Hk. Tata Usaha Negara & Hukum Ac. Tata Usaha Negara.Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami menerima kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Arif Wijaya, S.H., M.Hum. selaku pembimbing kami dalam mata kuliah ini, serta teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surabaya, 11 Maret 2015

Penulis

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKetetapan atau keputusan Tata Usaha Negara merupakan keputusan istimewa yang dibuat untuk menyelesaikan hal-hal yang konkrit. Berbeda dengan peraturan yang bersifat perundangan, ketetapan atau KTUN bersifat individual di mana objek yang dikenai adalah tertentu dan disebutkan secara tegas. Ketetapan/KTUN untuk dapat berlaku, ia harus mempunyai kekuatan hukum. Dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditentukan oleh peraturan dasarnya Ketetapan/KTUN akan menjadi Ketetapan yang sah sehingga dengan sendirinya mempunyai kekuatan hukum dan kekuatan berlaku.Ketetapan/KTUN yang tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam pembentukannya akan menjadi Ketetapan/KTUN yang tuna atau cacat sehingga menjadi keputusan yang tidak sah. Meskipun demikian, ketetapan yang tidak sah tidak secara otomatis tidak mempunyai kekuatan berlaku karena tergantung pada berat ringannya cacat yang dimilikinya. Cacat atau kekurangan yang bersifat yuridis dan berat karena menyangkut substansi sudah selayaknya membuat keputusan dianggap tidak sah dan dapat ditarik kembali. Sebaliknya kekurangan yang tidak bersifat esensial hendaknya segera dikoreksi oleh pejabat yang berwenang untuk menghilangkan kekurangannya sehingga menjadi keputusan yang sah dan memiliki kekuatan hukum1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah yang hendak diuraikan dalam makalah ini adalah:1.2.1 Apa yang dimaksud dengan keputusan tata usaha negara?1.2.2 Apa saja yang menjadi ciri- ciri dari keputusan tata usaha negara?1.2.3 Bagaimana macam- macam keputusan tata usaha negara?

1.3 Tujuan dan Kegunaan PenulisanDengan rumusan-rumusan tersebut diatas, tujuan yang ingin dicapai oleh penyusun adalah:1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keputusan tata usaha negara.1.3.2 Untuk mengetahui apa saja yang menjadi ciri- ciri keputusan tata usaha negara.1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana macam- macam keputusan tata usaha negara.

2

BAB IIPEMBAHASAN2 2.1 Pengertian Keputusan Tata Usaha NegaraBeberapa sarjana telah membuat definisi tentang ketetapan, yang agak berlainan satu sama lain, meskipun ada juga persamaannya. Berikut akan dijelaskan definisi menurut Van Der Pot tindakan Hukum yang dilakukan alat-alat pemerintahan, pernyataan kehendak mereka dalam menyelenggarakan hal khusus, dengan maksud mengadakan perubahan dengan lapangan hubungan hukum.[footnoteRef:1] [1: Van der Pot dalam Djenal Hoesen Koesoemahatmadja, Pokok-pokok Hukum Tata Usaha Negara, (Bandung: Citra Aditya Bakti), 1990, Hal. 46.]

Berdasarkan pendapat Van der Pot ini, maka dengan ketetapan memngandung unsure-unsur antara lain: (1) tindakan hukum oleh pemerintah, (2) berbentuk kehendak dan, (3)bertujuan mengadakan perubahan dalam hubungan hukum.Donner mengatakan, tindakan pemerintahan, dijalankan oleh suatu jabatan pemerintahan, yang dalam suatu hal tertentu secara bersegi atau satu dengan sengaja, meneguhkan satu hubungan hukum atau suatu keadaan hukum yang telah ada, atau yang menimbulkan suatu hubungan hukum atau suatu keadaan hukum yang baru atau menolaknya.[footnoteRef:2] [2: E Utrecht, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka Ichtiar), 1964. Hal. 48.]

Pendapat Donner ini pada dasarnya sama dengan Van der Pot hanya saja Donnermenambahkan, bahwa bentuk tindakan hukum pemerintah tersebut bersegi satu dan dilakukan dengan sengaja.Berdasarkan beberapa definisi dari para sarjana tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ketetapan pada dasarnya merupakan bentuk tindakan pemerintah dalam lapangan hukum public bersegi satu dengan tujuan mengatur hubungan hukum baik dalam rangka meneguhkan yang sudaha ada, menolak maupun mengadakan pembaharuan.

2.2 Ciri ciri Keputusan Tata Usaha Negara3

Keputusan administrative merupakan suatu pengertian yang sangat umum, dan abstrak, yang dalam praktik tampak dalam bentuk keputusan-keputusan yang sangat berbeda. Namun demikian keputusan-keputusan administrative juga mengandung cirri-ciri yang sama, karena akhirnya dalam teori hanya ada satu pengertian keputusan administrative. Adalah penting untuk mempunyai pengertian yang mendalam tentang pengertian keputusan administratife, karena perlu untuk dapat mengenal dalam praktek keputusan-keputusan/atau tindakan-tindakan tertentu sebagai keputusan administratife.Dalam rangkaian norma hokum, keputusan tata usaha merupakan norma penutup. Sebagai contoh dapat dikemukakan tentang izin mendirikan bangunan. Dengan adanya perda tentang garis sempadan atau perda bangunan, seseorang tidak dibenarkan mendirikan bangunan tanpa adanya izin mendirikan bangunan yang pada hakekatnya adalah suatu keputusan tata usaha Negara.Apabila kita melihat dampak suatu keputusan terhadap orang, yang kepadanya keputusan itu ditujukan, maka kita dapat membuat pembagian berikut:[footnoteRef:3] [3: Dr. Titik Triwulan Tutik, S.H., M.H. Hukum Tata Usaha Negara Dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2011) Hal. 320.]

Keputusan-keputusan dalam rangka ketentuan-ketentuan larangan dan/atau perintah. Keputusan ini merupakan keputusan yang paling biasa. Kategori yang paling penting adalah perizinan. Sistemnya adalah bahwa undang-undang melarang suatu tindakan tertentu atau tindakan-tindakan tertentu yang saling berhubungan. Keputusan-keputusan yang menyediakan sejumlah uang. Juga keputusan-keputusan ini sangat sering terjadi. Subsidi-subsidi diberikan karena penguasa ingin melancarkan kegiatan-kegiatan masyarakat tertentu. Keputusan-keputusan yang membebankan suatu kewajiban keuangan. Contoh yang paling penting adalah penetapan pajak. Keputusan-keputusan yang memberikan suatu kedudukan. Dengan ini diartikan keputusan-keputusan yang menyebabkan dapat diperlakukannya beberapa peraturan yang saling berkaitan bagi seseorang tertentu atau suatu denda tertentu. Keputusan penyitaan. Berbicara tentang kewenangan-kewenangan untuk penyitaan, apabila suatu organ penguasa melalui jalan hokum public dapat mengadakan penyitaan atas barang-barang dari para warga, atau untuk digunakan demi kepentingan umum atau untuk menariknya dari lalu lintas.2.3 Batal Atau Tidak Sahnya Keputusan Tata Usaha Negara[footnoteRef:4] [4: Ibid.,322 - 323]

Bahwa dalam tindakan Hukum Administrasi dianut asas presumtio justae causa yang maksudnya bahwa suatu keputusan TUN harus selalu dianggab benar dan dapat dilaksanakan, sepanjang hakim belum membuktikan sebaliknya. Badan peradilan yang diberi wewenang oleh Undang-undang untuk menyatakan batal atau tidak sahnya keputusan tata uasaha Negara adalah Peradilan Tata Usaha Negara berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004. Bahwa secara umum syarat-syarat untuk sahnya suatu keputusan tata usaha Negara adalah sebagai berikut; 1. Syarat formil, a. Syarat syarat yang ditemukan berhubung dengan persiapan dibuatnya keputusan dan berhubung dengan cara dibuatnya keputusan harus dipenuhi. b. Keputusan harus diberi bentuk yang ditentukan. c. Syarat-syarat yang ditentukan berhubung dengan dilakukannya keputusan harus dipenuhi. d. Jangka waktu yang ditentukan antara timbulnya hal-hal yang menyebabkan keputusan dan diumumkannya keputusan itu tidak boleh dilewati. 2. Syarat materiil, a. Keputusan harus dibuat oleh alat Negara, b. Karena keputusan itu suatu pernyataan kehendak maka pembentukan kehendak itu tidak boleh memuat kekurangan yuridis. c. Keputusan harus diberi bentuk yang ditetapkan dalam peraturan. Didalam praktik Peradilan Tata Usaha Negara pengujian Hakim Tata Usaha Negara tehadap surat keputusan tata usaha Negara sesuai dengan ketentuan Pasal 53.2.4 Macam-macam Keputusan Tata Usaha NegaraMengingat pentingnya keputusan-keputusan administrasi Negara yang biasa disebut keputusan tata usaha Negara yang disingkat KTUN. Dibawah ini dapat diuraikan berbagai macam KTUN yang pengertiannya dikembangkan oleh para sarjana. Ketetapan dapat dibedakan antara lain:[footnoteRef:5] [5: Ibid., 326]

a. Ketetapan Positif dan Keetapan Negatif.b. Ketetapan Deklaratur versus ketetapan konsitutifc. Ketetapan kilat dan ketetapan yang tetapd. Ketetapan yang berisi (i) dispensasi, (ii) izin, (iii) licentie, atau (iv) konsesi.2.5 Keputusan Tata Usaha Negara menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1986Berdasarkan ketentuan pasl 1 angka 4 UU No. 5 Tahun 1986, bahwa sengketa tata usaha Negara adalah sengketa yang timbul dala, bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan Hukum Perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik dipusat maupun didaerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan Tata Usaha Neggara (KTUN), termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.[footnoteRef:6] [6: Ibid., 332.]

Dengan demikian, KTUN merupakan dasar lahirnya sengkete Tata Usaha Negara. Apakah KTUN itu ? pasal 1 angka 3 merumuskan KTUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat Hukum bagi seseorang atau badan Hukum Perdata. Rumusan pasal 1 angka 3 mengandung elemen-elemen utama sebagai berikut. -Penetapan tertulis -Badan atau pejabat Tata Usaha Negara -Tindakan Hukum Tata Usaha Negara-Konkret, individual, -Final-Akibat Hukum bagi seseorang atau badan Hukum Perdata. Pengertian penetapan tertulis maksudnya adalah cukuyp ada hitam diatas putih karena menurut penjelasan atas pasal tersebut dikatakan bahwa form tidak penting dan bahkan nota atau memo saja sudah memenuhi syarat sebagai penetapan tertulis. Pengertian badan atau pejabat Tata Usaha Negara dirumuskan dalam Pasal 1 angka 2. Pada dasarnya Badan atau pejabat Tata Usaha Negara melakukan urusan pemerintahan. Penjelasan atas Pasal 1 angka 1 menatakan yang dimakksud dengan urusan pemerintahan adalah kegiatan yang bersifat eksekutif.

7

BAB IIIKESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan dihubungkan dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan, maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa:3 3.1 Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.3.2 Ciri-ciri Keputusan Tata Usaha Negara:a. Keputusan-keputusan dalam rangka ketentuan-ketentuan larangan dan atau perintah.b. Keputusan-keputusan yang menyediakan sejumlah uang.c. Keputusan-keputusan yang membebankan suatu kewajiban keuangan.d. Keputusan-keputusan yang memberikan suatu kedudukane. Keputusan-keputusan untuk penyitaan3.3 Macam-macam KTUN yang pengertiannya dikembangkan oleh para sarjana. Ketetapan dapat dibedakan antara lain:a. Ketetapan Positif dan Keetapan Negatif.b. Ketetapan Deklaratur versus ketetapan konsitutifc. Ketetapan kilat dan ketetapan yang tetapd. Ketetapan yang berisi (i) dispensasi, (ii) izin, (iii) licentie, atau (iv) konsesi.

DAFTAR PUSTAKA

Djenal Hoesen Koesoemahatmadja. 1990. Pokok-pokok Hukum Tata Usaha Negara, Bandung: Citra Aditya Bakti. Dr. Titik Triwulan Tutik, S.H., M.H. 2011. Hukum Tata Usaha Negara Dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia, Jakarta: Kencana.E Utrecht. 1964. Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Ichtiar.Philipus M. Hadjon. 2008. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.9