Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesia

17
Hukum Prestasi dan Wanprestasi di Indonesia

Transcript of Hukum prestasi dan wanprestasi di indonesia

Hukum Prestasi dan

Wanprestasi di Indonesia

Kelompok 8

Anggota Kelompok:1. Joko Priyono 131872050062. Miftakul Erfan H 131872050073. Novi Yulia P 131872050284.Titis Apriyanti

13187205036

Hukum Prestasi dan Wanprestasi di Indonesia

1.Pengertian Prestasi

2.Pengertian Wanprestasi

3.Prestasi dan Wanprestasi dalam KUHP

5. Tata Cara Menyatakan Debitur

Wanprestasi

7. Sifat Keadaan

Memaksa

4.Akibat Hukum Bagi Debitur yang

Wanprestasi

6.Pengertian Keadaan Memaksa

KESIMPULAN

Latar Belakang

Indonesia adalah salahsatu Negara yang menganut sistem Demokrasi yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam mewujudkan Negara berkembang Indonesia menjalani sistem-sistem yang ada baik yang tertulis ataupun yang tidak tertulis.Sistem akan berkembang jika ada seorang atau sekolompok untuk aktif atau praktikum hukum yaitu yang melakukan tindakan hukum. Dalam melakukan tugasnya seorang aktivis hukum memiliki dua kriteria yaitu berprestasi dan wanprestasi.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hukum Prestasi?2. Apa pengertian hukum Wanprestasi?3. Arti Prestasi dan Wasprestasi Menurut dasar

Hukum?4. Apa akibat hukum bagi Debitur yang wanprestasi?5. Bagaimana tata cara menyatakan debitur

wanprestasi?6. Apa pengertian keadaan memaksa?7. Bagaimana sifat dalam keadaan memaksa?

Pengertian Prestasi

Prestasi adalah kewajiban yang lahir dari sebuah perikatan baik karena undang-undang maupun karena perjanjian. Pengertian prestasi (performance) dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah mengikatkan diri dengan kontrak yang bersangkutan.

Pengertian WanprestasiPengertian wanprestasi (breach of contract) adalah tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak tertentu seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.

Prestasi dan Wanprestasi dalam KUHP

PrestasiDasar hukumnya yaitu Pasal 1234 BW “Perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu” Artinya, suatu perikatan atau perjanjian isinya bisa berupa :A. Kewajiban untuk memberikan sesuatuB. Untuk melakukan sesuatu danC. Untuk tidak melakukan sesuatu

Selanjutnya……Wanprestasi Dasar Hukum : Pasal 1238 “Debitur dinyatakan Ialai dengan surat perintah,

atau dengan akta sejenis itu, atau berdasarkan kekuatan dari perikatan sendiri, yaitu bila perikatan ini mengakibatkan debitur harus dianggap Ialai dengan lewatnya waktu yang ditentukan”

Pasal 1243 BW “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang melampaui waktu yang telah ditentukan”

Akibat Hukum Bagi Debitur yang Wanprestasi

Akibat hukum dari debitur yang telah melakukan wanprestasi adalah hukuman atau sanksi berupa:

1. Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi);

2. Pembatalan perjanjian;3. Peralihan resiko. Benda yang dijanjikan obyek perjanjian

sejak saat tidak dipenuhinya kewajiban menjadi tanggung jawab dari debitur;

4. Membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim.

Tata Cara Menyatakan Debitur Wanprestasi

SommatieSommitie adalah Peringatan tertulis dari kreditur kepada debitur secara resmi melalui Pengadilan Negeri.Somasi minimal telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh kreditor atau juru sita. Apabila somasi itu tidak diindahkannya, maka kreditor berhak membawa persoalan itu ke pengadilan. Dan pengadilanlah yang akan memutuskan, apakah debitor wanprestasi atau tidak. Somasi adalah teguran dari si berpiutang (kreditor) kepada si berutang (debitor) agar dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati antara keduanya.

Selanjutnya……

Ingebreke StellingIngebreke Stelling adalah Peringatan kreditur kepada debitur tidak melalui Pengadilan Negeri. Adapun Isi peringatan kreditur adalah sebagai berikut :

1. Teguran kreditur supaya debitur segera melaksanakan prestasi;

2. Dasar teguran;3. Tanggal paling lambat untuk memenuhi prestasi

Pembelaan Debitur yang dituntut membayar ganti rugi

1.Mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa.

2. Mengajukan bahwa kreditur sendiri juga telah lalai.

3. Mengajukan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi

Pengertian Keadaan Memaksa

Overmacht artinya keadaan memaksa. Dalam suatu perikatan jika Debitur dikatakan dalam keadaan memaksa sehingga tidak dapat memenuhi prestasinya, Debitur tidak dapat dipersalahkan / di luar kesalahan Debitur. Dengan perkataan lain Debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya karena overmacht bukan karena kesalahannya akan tetapi karena keadaan memaksa, maka Debitur tidak dapat dipertanggung gugatkan kepadanya. Dengan demikian Kreditur tidak dapat menuntut ganti rugi sebagaimana hak yang dimiliki oleh Kreditur dalam wanprestasi.

Sifat Keadaan MemaksaKeadaan memaksa dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:a.   Keadaan memaksa absolut:Adalah suatu keadaan di mana debitor sama sekali tidak dapat memenuhi prestasinya kepada kreditor, oleh karena adanya gempa bumi, banjir bandang, dan adanya lahar.

b.   Keadaan memaksa yang relatif:Adalah suatu keadaan yang menye babkan debitor masih mungkin untuk melaksanakan prestasinya, tetapi pelaksanaan prestasi itu harus dilakukan dengan memberikan korban yang besar, yang tidak seimbang, atau menggunakan kekuatan jiwa yang di luar kemampuan manusia, atau kemungkinan tertimpa bahaya kerugian yang sangat besar.

KesimpulanDalam pelaksanaan hukum di Indonesia sebagian ada yang yang berprestasi sebagian pula ada yang tidak berprestasi atau wanprestasi atau cacat hukum.Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk memberikan ganti rugi sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu pihak pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut.Hak yang dirugikan diperbolehkan menuntuk pikak yang melakukan wanprestasi yaitu dengan membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkat dinamakan ganti-rugi, pembatalan perjanjian atau juga dinamakan pemecahan perjanjian, peralihan resiko, membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim.