Hukum Pranata Arsitektur

10
HUKUM PRANATA ARSITEKTUR kode etik arsitek Kaidah Dasar 2 Kewajiban Terhadap Masyarakat Para arsitek memiliki kewajiban kemasyarakatan untuk mendalami semangat dan inti hukum–hukum serta peraturan terkait, dan bersikap mendahulukan kepentingan masyarakat umum. Standar Etika 2.1 Tata Laku Arsitek wajib menjunjung tinggi tatanan hukum dan peraturan terkait dalam menjalankan kegiatan profesinya. Kaidah Tata Laku 2.101 Dalam menjalankan kegiatan profesinya, arsitek mematuhi hukum serta tunduk pada kode etik dan kaidah tata laku profesi, yang berlaku di Indonesia dan di negara tempat mereka bekerja. Arsitek tidak dibenarkan bertindak ceroboh dan mencemarkan integritas dan kepentingan profesi. Kaidah Tata Laku 2.102 Arsitek tidak akan menyampaikan maupun mempromosikan dirinya atau jasa profesionalnya secara menyesatkan, tidak benar, atau menipu. Arsitek tidak dibenarkan untuk memasang iklan atau sarana promosi yang menyanjung atau memuji diri sendiri, apalagi yang bersifat menyesatkan dan mengambil bagian dari kegiatan publikasi dengan imbal jasa, yang

Transcript of Hukum Pranata Arsitektur

Page 1: Hukum Pranata Arsitektur

HUKUM PRANATA ARSITEKTUR

kode etik arsitek

Kaidah Dasar 2

Kewajiban Terhadap Masyarakat

Para arsitek memiliki kewajiban kemasyarakatan untuk mendalami semangat

dan inti hukum–hukum serta peraturan terkait, dan bersikap mendahulukan

kepentingan masyarakat umum.

Standar Etika 2.1

Tata Laku

Arsitek wajib menjunjung tinggi tatanan hukum dan peraturan terkait dalam

menjalankan kegiatan profesinya.

Kaidah Tata Laku 2.101

Dalam menjalankan kegiatan profesinya, arsitek mematuhi hukum serta

tunduk pada kode etik dan kaidah tata laku profesi, yang berlaku di Indonesia dan di

negara tempat mereka bekerja. Arsitek tidak dibenarkan bertindak ceroboh dan

mencemarkan integritas dan kepentingan profesi.

Kaidah Tata Laku 2.102

Arsitek tidak akan menyampaikan maupun mempromosikan dirinya atau jasa

profesionalnya secara menyesatkan, tidak benar, atau menipu. Arsitek tidak

dibenarkan untuk memasang iklan atau sarana promosi yang menyanjung atau

memuji diri sendiri, apalagi yang bersifat menyesatkan dan mengambil bagian dari

kegiatan publikasi dengan imbal jasa, yang mempromosikan/merekomendasikan

bahan–bahan bangunan atau perlengkapan/peralatan bangunan.

Kaidah Tata Laku 2.103

Arsitek tidak dibenarkan terlibat dalam pekerjaan yang bersifat penipuan atau

yang merugikan kepentingan pihak lain.

Kaidah Tata Laku 2.104

Arsitek tidak dibenarkan menawarkan/menjanjikan dan atau memberikan

uang atau pemberian lain kepada seseorang atau pihak-pihak tertentu yang

bertujuan memperoleh proyek yang diminati.

Page 2: Hukum Pranata Arsitektur

Kaidah Tata Laku 2.105

Apabila dalam proses pengerjaan proyeknya, arsitek mengetahui bahwa

keputusan yang diambil oleh pengguna jasa melanggar atau bertentangan dengan

hukum serta kaidah yang berlaku, dan mengancam keselamatan masyarakat umum,

maka arsitek wajib:

Mengingatkan dan menyarankan pengguna jasa agar mempertimbangkan

kembali keputusannya.

Menolak pelaksanaan keputusan tersebut

Melaporkan perkara ini kepada pihak berwewenang yang berfungsi sebagai

pengawas bangunan atau petugas lain yang terkait untuk meninjau kembali,

terkecuali arsitek penerima tugas dapat memberikan jalan keluar pemecahan

lain.

Standar Etika 2.2

Pelayanan Untuk Kepentingan Masyarakat Umum

Arsitek selayaknya melibatkan diri dalam berbagai kegiatan masyarakat,

sebagai bentuk pengabdian profesinya, terutama dalam membangun pemahaman

masyarakat akan arsitektur, fungsi, dan tanggung jawab arsitek.

Arsitektur adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang keterkaitan

antara manusia dengan lingkungan binaan-nya, dan ruang adalah wujud manifestasi

dari manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ada tiga aspek penting dalam

arsitektur, yaitu :

firmitas (kekuatan atau konstruksi),

utilitas (kegunaan atau fungsi), dan

venusitas (keindahan atau estetika).

Hukum Pranata Pembangunan

• Penjelasan

Pranata ialah interaksi antar individu atau kelompok atau kumpulan.

Pengertian individu dalam satu kelompok dan pengertian individu dalam satu

perkumpulan memiliki makna yang berbeda menurut F. Durkheim, yaitu, dasar

Page 3: Hukum Pranata Arsitektur

organisasi individu dalam kelompok adalah adat-istiadat, sedangkan dasar

organisasi individu dalam perkumpulan adalah organisasi buatan. Hubungan yang

terjadi dalam satu kelompok didasarkan perorangan, sedangkan dalam kumpulan

kelompok adalah berazasguna sangat tergantung dengan tujuan akhir yang sering

dinyatakan dalam kontrak. Kontrak adalah sebagai parameter hubungan yang terjadi

dalam proses kegiatan pembangunan. Hubungan antara pemilik dengan perancang,

hubungan antara pemilik dengan pelaksana. Kontrak menunjukan hubungan yang

bersifat independent dan terarah atas tanggungjawab dari tugas dan fungsinya

Pembangunan ialah suatu proses perubahan individu/kelompok dalam

kerangka mewujudkan peningkatan kesejahteraan hidup, yang juga sebagai

pradigma perkembangan yang terjadi dengan berjalannya perubahan peradaban

hidup manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kegiatan pembangunan

memiliki empat unsur pokok, adalah manusia, kekayaan alam, modal, dan teknologi.

Dapat disimpulkan bahwa, pranata pembangunan bidang arsitektur

merupakan interaksi/hubungan antar individu/kelompok dalam kumpulan dalam

kerangka mewujudkan lingkungan binaan. Interaksi ini didasarkan hubungan

kontrak. Analogi dari pemahaman tersebut dalam kegiatan yang lebih detil adalah

interaksi antar pemilik/perancang/pelaksana dalam rangka mewujudkan

ruang/bangunan untuk memenuhi kebutuhan bermukim.

HUKUM DAN PRANATA PEMBANGUNAN UNDANG - UNDANG NO.4 tahun 1992

tentang Perumahan & Pemukiman. Dalam Undang - Undang ini terdapat 10 BAB (42

pasal) antara lain yang mengatur tentang :

1. Ketentuan Umum ( 2 pasal )

2. Asas dan Tujuan (2 pasal )

3. Perumahan ( 13 pasal )

4. Pemukiman ( 11 pasal )

5. Peran Serta Masyarakat ( 1 pasal )

6. Pembinaan (6 pasal )

7. Ketentuan Piadana ( 2 pasal )

8. Ketentuan Lain - lain ( 2 pasal )

9. Ketentuan Peralihan ( 1 pasal )

10.Ketentuan Penutup ( 2 pasal )

Page 4: Hukum Pranata Arsitektur

Pada Bab 1 berisi antara lain :

1. Fungsi dari rumah

2. Fungsi dari Perumahan

3. Apa itu Pemukiman baik juga fungsinya

4. Satuan lingkungan pemukiman

5. Prasarana lingkungan

6. Sarana lingkungan

7. Utilitas umum

8. Kawasan siap bangun

9. Lingkungan siap bangun

10.Kaveling tanah matang

11.Konsolidasi tanah permukiman

Bab 2 Asas dan Tujuan, isi dari bab ini antara lain : Penataan perumahan dan

permukiman berlandaskan pada asas manfaat, adil dan merata, kebersamaan dan

kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri, keterjangkauan, dan kelestarian

lingkungan hidup.

Tujuan penataan perumahaan dan pemukiman :

• Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam

rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat

• Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang

sehat, aman, serasi, dan teratur

• Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional

• menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidangbidang

lain.

Bab 3 Perumahan, isi bab ini antara lain :

Page 5: Hukum Pranata Arsitektur

• hak untuk menempati /memiliki rumah tinggal yang layak

• kewajiban dan tanggung jawab untuk pembangunan perumahan dan pemukiman

• pembangunan dilakukan oleh pemilik hak tanah saja

• pembangunan yang dilakukan oleh bukan pemilik tanah harus dapat persetuan dari

pemilik tanah / perjanjian

• kewajiban yang harus dipenuhi oleh yang ingin membangun rumah / perumahan

• pengalihan status dan hak atas rumah yang dikuasai Negara

• Pemerintah mengendalikan harga sewa rumah

• Sengketa yang berkaitan dengan pemilikan dan pemanfaatan rumah diselesaikan

melalui badan peradilan

• Pemilikan rumah dapat beralih dan dialihkan dengan cara pewarisan

• dll

Bab 4 Permukiman, isi bab ini antara lain :

• Pemenuhan kebutuhan permukiman diwujudkan melalui pembangunan kawasan

permukiman skala besar yang terencana

• tujuan pembangunan permukiman

• Pelaksanaan ketentuandilaksanakan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah

• Program pembangunan daerah dan program pembangunan sektor mengenai

prasarana, sarana lingkungan, dan utilitas umum

• Penyelenggaraan pengelolaan kawasan siap bangun dilakukan oleh badan usaha

milik Negara

• kerjasama antara pengelola kawasan siap bangun dengan BUMN

• Di wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan siap bangun Pemerintah memberikan

penyuluhan dan bimbingan, bantuan dan kemudahan

Page 6: Hukum Pranata Arsitektur

• ketentuan yang wajib dipenuhi oleh badan usaha dibidang pembangunan

perumahan

• tahap - tahap yang dilakukan dalam pembangunan lingkungan siap bangun

• kegiatan - kegiatan untuk meningkatkan kualitas permukiman

• dll

Bab 5 Peran serta masyarakat, isi bab ini antara lain :

• hak dan kesempatan yang sama untuk turut serta dalam pembangunan perumahan

/ permukiman

• keikutsertaan dapat dilakukan perorangan / bersama

Bab 6 Pembinaan, isi bab ini antara lain :

• bentuk pembinanaan pemerintah dalam pembangunan

• pembinaan dilakukan pemerintah di bidang perumahan dan pemukiman

• Pembangunan perumahan dan permukiman diselenggarakan berdasarkan rencana

tata ruang wilayah perkotaan dan rencana tata ruang wilayah

• dll.

Bab 7 Ketentuan Pidana, isi bab ini antara lain :

• hukuman yang diberikan pada yang melanggar peraturan dalam pasal 7 baik

disengaja ataupun karena kelalaian.

• dan hukumannya dapat berupa sanksi pidana atau denda.

Bab 8 Ketentuan Lain-lain, isi bab ini antara lain :

Page 7: Hukum Pranata Arsitektur

• Penerapan ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 tidak

menghilangkan kewajibannya untuk tetap memenuhi ketentuan Undang-undang ini.

• Jika kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 tidak dipenuhi oleh suatu

badan usaha di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, maka izin

usaha badan tersebut dicabut.

Bab 9 Ketentuan Peralihan, isi bab ini antara lain :

• Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, semua peraturan pelaksanaan di

bidang perumahan dan permukiman yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan Undang-undang ini atau belum diganti atau diubah

berdasarkan Undang-undang ini.

Bab 10 Ketentuan Penutup, isi bab ini antara lain :

• Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 6 tahun 1962 tentang

Pokok-pokok perumahan (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 40, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 2476) menjadi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun

1964 nomor 3,

• Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan penerapannya

diatur dengan Peraturan Pemerintah selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak

Undang-undang ini diundangkan.

PENGAPLIKASIAN DARI UU TERSEBUT YAITU Pada tahun 1980 penduduk

perkotaan berjumlah sekitar 32,85 juta (22,27% dari jumlah penduduk nasional).

Tahun 1990 jumlah penduduk perkotaan menjadi sekitar 55,43 juta (30,9% dari

jumlah penduduk nasional). Tahun 1995 jumlah penduduk perkotaan menjadi sekitar

71.88 juta (36,91% dari jumlah penduduk nasional). Saat ini jumlah penduduk

Page 8: Hukum Pranata Arsitektur

perkotaan seluruhnya diperkirakan mencapai hampir 110 juta orang, dengan

pertumbuhan tahunan sekitar 3 juta orang. Sensus penduduk tahun 2000 mencatat

total jumlah penduduk adalah 206.264.595 jiwa. 2Tingkat urbanisasi mencapai 40%

(tahun 2000), dan diperkirakan akan menjadi 60% pada tahun 2025 (sekitar 160 juta

orang)3. Laju pertumbuhan penduduk perkotaan pada kurun waktu 1990-2000

tercatat setinggi 4,4%/tahun, sementara pertumbuhan penduduk keseluruhan hanya

1,6%/tahun. Perkembangan kota-kota yang pesat ini disebabkan oleh perpindahan

penduduk dari desa ke kota, perpindahan dari kota lain yang lebih kecil, pemekaran

wilayah atau perubahan status desa menjadi kelurahan. Ruang dilihat sebagai

wadah dimana keseluruhan interaksi sistem sosial (yang meliputi manusia dengan

seluruh kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya) dengan ekosistem (sumberdaya alam

dan sumberdaya buatan) berlangsung. Ruang perlu ditata agar dapat memelihara

keseimbangan lingkungan dan memberikan dukungan yang nyaman terhadap

manusia serta mahluk hidup lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara

kelangsungan hidupnya secara optimal.