Pranata Pendidikan

26
Pembelajaran mutlak diperlukan bagi manusia, karena manusia tidak mempunyai kemampuan refleks biologis. Artinya bahwa manusia saat kelahiranya tidak mempunyai kemampuan genetik untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, yang karenanya memerlukan proses pembelajaran dan pengalaman.

description

Pranata Pendidikan Pembelajaran mutlak diperlukan bagi manusia, karena manusia tidak mempunyai kemampuan refleks biologis. Artinya bahwa manusia saat kelahiranya tidak mempunyai kemampuan genetik untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, yang karenanya memerlukan proses pembelajaran dan pengalaman. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pranata Pendidikan

Pranata Pendidikan

Pembelajaran mutlak diperlukan bagi manusia, karena manusia tidak mempunyai kemampuan refleks biologis. Artinya bahwa manusia saat kelahiranya tidak mempunyai kemampuan genetik untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, yang karenanya memerlukan proses pembelajaran dan pengalaman.

Proses Pembelajaran dalam masyarakat yang masih sederhana dimaksudkan agar kebudayaan yang telah diciptakan oleh para generasi terdahulu dan dianggap bermanfaat, dapat dilestarikan oleh generasi berikutnya.

Oleh karena itu, setiap orang tua diberi tanggungjawab atau kewajiban oleh masyarakat untuk menyosialisasi anak anaknya. Kemudian anak anak serta semua generasi penerusnya mau menggunakan menaati serta melestarikannya.

Berbeda halnya dengan masyarakat yang sudah kompleks atau berkembang, bahwa pranata pendidikan bukan saja dimaksudkan untuk melestarikan kebudayan yang dimiliki oleh masyarakat. Tetapi juga mengembangkannya.

Oleh karena itu, pendidikan dimaksudkan sebagai usaha yang sadar untuk mengembangkan kepribadian, pemikiran dan keterampilan peserta didik.

Macam/Jenis Pranata Pendidikan

1. Pranata Pendidikan Informal2. Pranata Pendidikan Nonformal3. Pranata Pendidikan Formal

ad.1. Pranata Pendidikan Informal

Adalah pranata pendidikan yang diselenggarakan secara tidak terstruktur baik penyosialisasi, yang disosialisasi, waktu, tempat maupun materi yang disosialisasikan. Tujuan utamanya adalah agar peserta didik bersedia untuk menggunakan apa yang disosialisasikan.

Pranata Pendidikan Informal, dilaksanakan dengan sengaja dan dapat pula tanpa sengaja. Seperti diantaranya dilakukan oleh orang tua, anggota keluarga, tetangga, teman di manapun, siaran telivisi, buku teks, majalah, komik, Film, masyarkat luas dan sebagainya.

2. Pranata Pendidikan Nonformal

Adalah pranata pendidikan yang diselenggarakan

secara terstruktur secara lebih longgar, artinya proses pendidikan ini tidak mengatur secara ketat terhadap kualifikasi peserta didik. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan keterampilan(hard skill) tertentu kepada peserta didik.

Pendidikan Nonformal, diselenggarakan dengan sengaja oleh anggota masyarakat tertentu yang mempunyai keterampilan (hard skill) tertentu. Seperti diantaranya, institusi kursus komputer, kursus tata buku, kursus tata rias pengantin, kursus masak memasak, kursus menari, kursus mengemudi mobil dan lain sebagainya.

3. Pranata Pendidikan Formal

Adalah pranata pendidikan yang dilaksanakan secara terstruktur secara ketat, baik kualifikasi penyosialisasi, yang disosialisasi, materinya, tempat, waktu, evaluasi, jenjang pendidikan dan sebagainya.Tujuan utama pranata ini adalah untuk memberikan pengetahuan, keterampilan olah pikir(soft skill) dan atau keterampilan keras/nyata(hard skill) dan moral peserta peserta didik.

Pranata Pendidikan Formal ini diselenggarakan oleh pemerintah(negeri) dan masyarakat(swasta) yang yang berjenjang dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi, dengan berbagai bidang ilmu.

Pranata Pendidikan Formal yang berjenjang dan pada bidang ilmu tertentu ini pada akhirnya dapat memberikan kualifikasi terhadap peserta didiknya.

Fungsi Pranata Pendidikan Formal, dari aspek :

1. Sosial, al :

a. Menumbuhkan atau mengembangkan SDM

yang kritis, obyektif dan demokratis.

b. Meningkatkan atau menumbuhkan mobilitas

sosial maupun mobilitas geografis

c. Meningkatkan atau menumbuhkan sikap yang

inovatif untuk melakukan perubahan

d . Memberikan kualifikasi bagi peserta didik sesuai

dengan disiplin ilmu yang ditekuni

2. Ekonomi, a.l :

a. Pendekatan Residual

Menghitung sumbangan pendidikan adalah sumua pengorbanan untuk pendidikan pada akhirnya terdapat sesuatu yang tertinggal (residu) pada mutu (kualitas) manusianya yang berupa kesanggupan untuk bekerja dan berprestasi.

Solow, memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi, hanya 10% yang disebabkan oleh pertumbuhan fisik (modal misalnya) dan 90 % dianggap berasal dari faktor residu.

b. Pendekatan Korelasi

Dari hasil penelitiannya Harbison dan Mayer tentang pendapatan nasional perkapita pada 75 negara menunjukkan adanya korelasi bahwa semakin tinggi rata rata pendidikan penduduknya di suatu negara maka pendapatan nasional per kapitanya lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang rata rata pendidikan penduduknya rendah.

c. Pendekatan Besar Keuntungan

Pendekatan ini beranggapan bahwa penghasilan orang berpendidikan berasal dari investasi dalam pendidikannya. Artinya bahwa besar kecilnya investasi dalam pendidikan itu ada hubungannya dengan banyak sedikitnya pendapatan.

3. Politik

Semua negara pasti menghadapi persoalan regenerasi aparat birokrasi pemerintahan yang cakap dan efektif dalam rangka pembangunan politik.

Pranata Pendidikan formal mempunyai peraanan utama dalam menghasilkan kader kader birokrasi, manajerial, tehnik dan profesional yang diperlukan bagi modernisasi.

Secara lebih rinci, fungsi pranata pendidikan terhadap pranta politik adalah sebagai berikut :

a. Sebagai sarana sosialisasi politik.

Untuk menumbuhkan warga negara yang baik, yaitu mereka yang memiliki unsur afektif, loyalitas, cinta, rasa hormat, bangga terhadap bangsa, negara(termasuk ideologi dan undang2nya), tanah air dan kebudayaannya, sarana yang dipandang paling efektif dan efisien adalah melalui pendidikan formal.

Dengan asumsi bahwa pranata pendidikan formal itu harus dilewati oleh setiap generasi muda. Sehingga para kawula muda ini setelah selesai menjalani proses pendidikan menjadi warga negara yang baik dan profesional.

Menurut Almond dan Verba, Pendidikan formal meningkatkan kesadaran seseorang tentang proses politik dan kesanggupannya untuk berpartisipasi di dalamnya.

b. Sebagai Alat Pengerahan Politik

Dalam kenyataan bahwa di banyak negara, bahwa pemerintahan ada ditangan minoritas yang berpendidikan tinggi.

Pendidikan dipandang sebagai alat untuk melatih, menyaring dan mempersiapkan para calon pemimpin/aparat pemerintahan.

c. Sebagai Alat Integrasi Politik

Dengan asumsi bahwa sebagian besar setiap generasi muda masuk dalam institusi pendidikan yang secara langsung atau tidak langsung di bawah kendali pemerintah yang diselenggarakan tanpa pembedaan vertikal maupun horizantal dengan menggunakan bahasa nasional sebagai pengantar.

Model pendidikan demikian ini dapat dipandang sebagai suatu proses nasionalisasi atau homogenisasi kaum muda yang punya latar belakang sosial budaya berbeda, sehingga terjadilah akulturasi yang sekaligus terjadinya integrasi politik sebagai suatu bangsa.

Berbagai persoalan yang dihadapi oleh pranata pendidikan yang berada di dalam suatu sistem politik, karena harus dalam pengawasan negara.

Setelah PD II, sistem pendidikan disemua negara mengalami perluasan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kehidupan manusia. Proses ini menggambarkan kecenderungan pertumbuhan pendidikan yang tidak dapat dibendung, karena itu secara populer sering disebut “eksplosi pendidikan”, sehingga pengelolaan pendidikan tak ubahnya sebagai “industri” yang besar.

Perkembangan sistem pendidikan yang demikian cepat itu tidak diimbangi dengan perkembangan lingkungannya, kemudian Phillip H. Coombs menyebut terjadinya“krisis pendidikan”yang dialami oleh semua negara.

Krisis pendidikan itu ditandai oleh :

1. Ketimpangan antara permintaan dan penawaran pendidikan.Permintan pendidikan yang lebih banyak dari

penawaran. Kemudian sistem pendidikan merespon dengan menerima murid semakin banyak. Akibatnya kualitas pendidikan menurun, banyak murid yang tinggal kelas bahkan yang kena DO.

2. Ketimpangan antara sumber dengan kebutuhan

Semakin dikuranginya anggaran pendidikan dari pemerintah karena untuk peningkatan pembelanjaan sektor industri, pertahanan/keamanan, pertanian, perumahan, kesehatan, komunikasi dan transportasi. Sementara itu, pembiayaan pendidikan per murid yang justru mengalami peningkatan, oleh karena itu kualitas pendidikan semakin menurun. Hal ini dise babkan juga rendahnya gaji para guru/dosen dan tenaga kependidikan, yang mengakibtkan semangat kerja yang menurun.

3. Ketimpangan antara output pendidikan dengan pekerjan yang tersedia.

Rupanya merupakan suatu fenomena yang universal, dimana pertumbuhan output pendidikan itu lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan tingkat dan jenis pendidikannya.

Akibat yang pasti terjadi adalah semakin banyaknya jumlah pengangguran intelektual. Terle bih lebih pendidikan yang dirancangkan bukan untuk dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

4. Usangnya sistem, metoda dan isi

Kenyataan demikian ini berhubungan erat dengan terbatasnya anggaran untuk penyelenggaraan pendidikan yang dikucurkan oleh pemerintah. Rendahnya anggraran berkaitan erat dengan keterbatasn untuk melakukan inovasi pembelajaran maupun keterbatasan pengadaan referensi yang terbaru dalam jumlah yang cukup.

5. Ketimpangan antara pendidikan formal dengan nonformal.

Civil efek yang dimiliki pendidikan formal sebagai syarat utama untuk menentukan jenis pekerjaan maupun jenjangnya, berpengaruh kuat terhadap permintaan pendidikan formal.

Sementara pendidikan nonformal yang memberikan keterampilan praktis dan diselenggarakan dalam waktu yang pendek, umumnya hanya dipergunakan sebagai kualifikasi pelengkap seseorang.

Dilema Pranata Pendidikan

Apa yang harus dilakukan apabila :

1. Semakin banyak pengangguran intelektual

2. Kapitalisasi penyelenggaraan pendidikan

3. Kurang diminatinya pendidikan vokasional