Hukum Pembiayaan

26
LATAR BELAKANG Assalamualaikum. Wr. Wb Puji syukur saya ucapkan kepada Allah. SWT, karena berkat rahmat dan hidayah Nya lah, saya selaku penulis makalah ini dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar dan tepat waktu. Semoga makalah mengenai Perkembangan Leasing di Indonesia saya ini, bisa bermanfaat bagi yang membaca, dan juga semoga saya mendapat hasil yang baik guna pencapaian tujuan yang diinginkan, tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas penambahan nilai yang diberikan oleh bapak dosen pembimbing Hukum Pembiayaan, Rahma Fitri, S.H, M,H. Saya penyusun makalah menyadari banyak kekurangan. Maka dari itu, saya mohon maaf atas kesalahan dalam penulisan makalah ini. Dan saya mengaharapkan adanya kritik dan saran yang membangun, sehingga saya dapat lebih baik lagi untuk kedepannya. Terima Kasih. Wassalamualaikum. Wr. Wb Bengkulu, 28 Oktober 2012 Hormat Saya Perkembangan Leasing di Indonesia i

description

Makalah

Transcript of Hukum Pembiayaan

Page 1: Hukum Pembiayaan

LATAR BELAKANG

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah. SWT, karena berkat rahmat dan hidayah Nya

lah, saya selaku penulis makalah ini dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar

dan tepat waktu.

Semoga makalah mengenai Perkembangan Leasing di Indonesia saya ini, bisa

bermanfaat bagi yang membaca, dan juga semoga saya mendapat hasil yang baik guna

pencapaian tujuan yang diinginkan, tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah untuk

memenuhi tugas penambahan nilai yang diberikan oleh bapak dosen pembimbing Hukum

Pembiayaan, Rahma Fitri, S.H, M,H.

Saya penyusun makalah menyadari banyak kekurangan. Maka dari itu, saya mohon

maaf atas kesalahan dalam penulisan makalah ini. Dan saya mengaharapkan adanya kritik

dan saran yang membangun, sehingga saya dapat lebih baik lagi untuk kedepannya. Terima

Kasih.

Wassalamualaikum. Wr. Wb

Bengkulu, 28 Oktober 2012

Hormat Saya

ARDANI MAHENDRA S

Perkembangan Leasing di Indonesia i

Page 2: Hukum Pembiayaan

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ........................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 2

Bab II Pembahasan

2.1 Sejarah Leasing ............................................................................................... 3

2.2 Pengertian Leasing Menurut Norma di Indonesia........................................... 4

2.3 Teknik – teknik pembiayaan Leasing ............................................................. 5

2.4 Ciri - ciri Leasing .............................................................................................6

2.5 Pihak yang Berkepentingan dalam Leasing......................................................7

2.6 Mekanisme Leasing..........................................................................................7

2.7 Manfaat dan Keunggulan Leasing....................................................................9

2.8 Tiga Bentuk Ikatan dalam Hukum Perdata.....................................................10

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 12

3.2 Saran................................................................................................................ 12

Daftar Pustaka

Perkembangan Leasing di Indonesia ii

Page 3: Hukum Pembiayaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, dunia bisnis pun menjadi semakin marak.

Dengan berkembangnya dunia bisnis ini, kebutuhan dana menjadi hal yang tak dapat

dielakkan lagi baik oleh kalangan usahawan perseorangan maupun usahawan yang tergabung

dalam suatu badan hukum di dalam mengembangkan usahanya maupun didalam

meningkatkan mutu produknya, sehingga dapat dicapai suatu keuntungan yang memuaskan

maupun tingkat kebutuhan bagi kalangan lainnya.

Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, saat ini semakin banyak orang yang mendirikan

suatu lembaga pembiayaan yang bergerak di bidang penyediaan dana ataupun barang yang

akan dipergunakan oleh pihak lain di dalam mengembangkan usahanya. Lembaga

pembiayaan tersebut merupakan lembaga keuangan nonbank. Yang membedakan lembaga

pembiayaan dengan bank adalah bank mengambil dana secara lansung dari masyarakat

sedangkan lembaga pembiayaan tidak mengambil dana secara langsung dari masyarakat.

Salah satu lembaga pembiayaan yang berkembang pesat saat ini adalah sewa guna usaha atau

biasa disebut juga dengan Leasing. Saat ini, leasing merupakan salah satu cara perusahaan

memperoleh asset atau kepemilikan tanpa harus melalui proses yang berkepanjangan.

Semuanya telah diatur oleh perusahaan leasing yang disediakan oleh berbagai perusahaan.

Leasing juga merupakan salah satu langkah penghindaran resiko tinggi yang saat ini sudah

disadari oleh para usahawan yang ada.

Bila dilihat dari propspek kebutuhan pembangunan, usaha leasing jelas dapat berkembang

pesat dan memainkan peranan aktif sebagai lembaga keuangan baru,yang khusus bergerak

dalam penyediaan barang modal, sebagai alternative sumber pembiayaan suatu perusahaan

bisnis dan mempunyai harapan untuk memenuhi kebutuhan pasarnya yang luas.

Potensi bisnis leasing di Indonesia sudah lama diamati oleh para penanam modal. Sebelum

tahun 1980, jumlah perusahaan leasing yang beroperasi 5 buah. Kemudian melalui kampanye

penggalangan usaha di bidang leasing oleh pemerintah, animo investor terus meningkat.

Tahun 1988 di Jakarta saja sudah tercatat 83 buah perusahaan leasing yang sudah

menjalankan operasinya, bahkan sudah dibentuk Asosiasi Leasing Indonesia (ALI). Beberapa

Perkembangan Leasing di Indonesia 1

Page 4: Hukum Pembiayaan

perusahaan besar juga bergabung dalam Asosiasi Leasing Indonesia, seperti Adira Finance

dan Adira Kredit.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penulis kemukanan di atas, maka penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimakah sejarah perkembangan leasing di Indonesia?

2. Apakah pengertian leasing tersebut menurut Surat Keputusan Bersama Menteri

Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi?

3. Bagaimankah teknik-teknik dan ciri-ciri pembiayaan dalam leasing?

4. Bagaimana manfaat dan kegunaan leasing di Indonesia?

Perkembangan Leasing di Indonesia 2

Page 5: Hukum Pembiayaan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Leasing

Kehadiran industri pembiayaan (multi finance) di Indonesia sesungguhnya belumlah

terlalu lama, terutama bila dibandingkan dengan di negara-negara maju. Dari beberapa

sumber, diketahui industri ini mulai tumbuh di Indonesia pada 1974. Kelahirannya

didasarkan pada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri, yaitu Menteri Keuangan,

Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan.

Setahun setelah dikeluarkannya SKB tersebut, berdirilah PT Pembangunan Armada

Niaga Nasional pada 1975. Kelak, perusahaan tersebut mengganti namanya menjadi PT

(Persero) PANN Multi Finance. Kemudian, melalui Keputusan Presiden (Keppres)

No.61/1988, yang ditindaklanjuti dengan SK Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988,

pemerintah membuka lebih luas lagi bagi bisnis pembiayaan, dengan cakupan kegiatan

meliputi leasing, factoring, consumer finance, modal ventura dan kartu kredit.

Sebagai sesama industri keuangan, perkembangan industri leasing relatif tertinggal

dibandingkan yang lain, perbankan, misalnya. Terlebih lagi bila dibandingkan dengan

perbankan pasca Pakto 1988. Pada era inilah bank muncul dan menjamur bagai musim hujan.

Deregulasi yang digulirkan pemerintah di bidang perbankan telah membuahkan banyak sekali

bank, walaupun dalam skala gurem. tetapi banyak kalangan menuding, justru Pakto 88 inilah

menjadi biang keladi suramnya industri perbankan di kemudian hari. Puncaknya, terjadi pada

1996 ketika pemerintah melikuidasi 16 bank. Langkah itu ternyata masih diikuti dengan

dimasukkannya beberapa bank lain dalam perawatan Badan Penyehatan Perbankan Nasional

(BPPN).

Meski demikian, perusahaan pembiayaan juga mampu berkembang cukup

mengesankan. Hingga saat ini leasing di Indonesia telah ikut berkiprah dalam pembiayaan

perusahaan. Jenis barang yang dibiayai pun terus meningkat. Jika sebelumnya hanya terfokus

pada pembiayaan transportasi, kini berkembang pada keperluan kantor, manufaktur,

konstruksi dan pertanian. Hal ini mengindikasikan multi finance kian dikenal pelaku usaha

nasional.

Ada beberapa hal menarik jika kita mencermati konsentrasi dan perkembangan

perusahaan leasing. Pada era 1989, misalnya, industri ini di Indonesia cenderung berupaya

Perkembangan Leasing di Indonesia 3

Page 6: Hukum Pembiayaan

memperbesar asset. perburuan asset tersebut diantaranya disebabkan tantangan perekonomian

menuntut mereka tampil lebih besar, sehat dan kuat. Perusahaan yang tidak beranjak dari

skala semula, tampak terguncang-guncang dana akhirnya tutup sama sekali.

Dengan asset dan skala usaha yang besar, muncul anggapan perusahaan lebih andal

dibandingkan yang lain. Bagi yang kapasitasnya memang terbatas, mereka berupaya agar

tetap tampil megah dan gagah. Maka, dimulailah saling lirik dan penjajakan di antara

sesamanya. Skenario selanjutnya, banyak perusahaan leasing yang melakukan penggabungan

menjadi satu grup. Tampaknya, langkah ini membuahkan hasil positif. Selain modal dan asset

menggelembung, kredibilitas dan penguasaan pasar pun ikut terdongkrak.

Namun gairah menggelembungkan asset tersebut berangsur-angsur mulai pudar. Karena pada

tahun berikutnya (1990), industri leasing mulai kembali pada prinsip dasar ekonomi. mereka

lebih mengutamakan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Sebetulnya, berubahnya orientasi ini dipicu oleh kian sengitnya persaingan di industri

leasing. Akibatnya, kehati-hatian menjadi agak terabaikan. Indikasinya, persyaratan untuk

memperoleh sewa guna usaha menjadi semakin longgar. Bahkan, kabarnya di Bengkulu,

orang bisa mendapatkan sewa guna usaha hanya dengan menyerahkan selembar kartu tanda

penduduk (KTP).

Pada tahun 1991, kembali terjadi perubahan besar-besaran pada perusahaan

pembiayaan. Seiring dengan kebijakan uang ketat (TMP = tight money policy) - yang lebih

dikenal dengan Gebrakan Sumarlin I dan II - suku bunga pun ikut meroket naik. Akibatnya,

banyak kredit yang sudah disetujui terpaksa ditunda pencairannya.

Dari sisi permodalan, TMP membuat perusahaan multi finance seperti kehabisan

darah. Aliran dana menjadi seret. kalaupun ada, harganya tinggi sekali. Itulah sebabnya

banyak di antara mereka yang menggabungkan usahanya. Dengan bergabung, mereka lebih

mudah dalam memperoleh kredit, termasuk dari luar negeri.

2.2 Pengertian Leasing Menurut Norma di Indonesia

Kata leasing berasal dari kata to lease yang berarti menyewakan.1 Menurut Surat

Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan

Koperasi Nomor: Kep-122/MK/IV/1/1974; Nomor: 32/M/SK/2/1974; dan Nomor:

1 Baca sumbernya di http://id.wikipedia.org/wiki/Sewa_guna_usaha

Perkembangan Leasing di Indonesia 4

Page 7: Hukum Pembiayaan

30/KPB/I/1974, tertanggal 7 Februari 1974, yang dimaksud dengan sewa guna usaha atau

leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-

barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk jangka waktu tertentu,

berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi perusahaan

tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka

waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama.2

2.3 Teknik – teknik pembiayaan Leasing

Teknik pembiayaan leasing dapat dilihat dari jenis transaksi leasing yang secara garis

besar dapat dibagi dua kategori pembiayaan yaitu:

2.3.1 Finance Lease

Finance lease merupakan suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara lessor

dengan lessee dengan pemberian hak opsi kepada lessee pada akhir periode lease. Disamping

itu, finance lease dapat dibagi dalam beberapa bentuk transaksi sebagai berikut:

1) Direct Financial Lease.

Transaksi leasing dalam bentuk direct lease atau sering pula disebut true-lease atau

disingkat direct lease saja merupakan suatu bentuk trnasaksi leasing di mana lessor

membeli suatu barang atas permintaan pihak lessee dan sekaligus

menyewagunausahakan barang tersebut kepada lessee yang bersangkutan.

2) Sale and Lease Back.

Transaksi leasing jenis ini pada prinsipnya adalah pihak lessee sengaja menjual

barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha

atas barang tersebut antara lessor dengan lessee yang dalam hal ini sebagai pihak yang

menjual barnag untuk digunakan selama masa lease yang disetujui kedua pihak.

Metode leasing ini dimaksudkan untuk memperoleh tambahan dana untuk modal

kerja. Jadi transaksi leasing disini bersifat refinancing.

2 Ganefi, S.H.,M.Hum, Bahan Kuliah Hukum Pembiayaan (Bengkulu: Fakultas Hukum Universitas Bengkulu, 2008), bab II

Perkembangan Leasing di Indonesia 5

Page 8: Hukum Pembiayaan

3) Leverage Lease.

Pada prinsipnya leveraged lease merupakan salah satu teknik pembiayaan dalam

finance lease yang digunakan lessor.

4) Syndicated Lease.

Adalah pembiayaan leasing yang dilakukan lebih dari satu lessor atas suatu objek

leasing. Syndicated lease terjadi apabila lessor karena alasan-alasan resiko tidak

bersedia atau karena suatu alasan tidak memiliki kemampuan pendanaan untuk

menutup sendiri suatu transaksi leasing yang nilainya cukup besar yang dibutuhkan

oleh lessee.

5) Cross Border Lease.

Adalah transaksi leasing yang dilakukan di luar bataas suatu Negara yaitu Negara

dimana lessor berkedudukan berbeda dengan Negara lessee.

6) Vendor Program.

Vendor program atau disebut juga dengan vendor lease adalah suatu metode penjualan

yang dilakukan oleh produsen atau dealer di mana perusahaan leasing memberikan

atau menyediakan fasilitas leasing kepada pembeli barang.

2.3.2 Operating Lease Leasing

Dalam bentuk ini, lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya dilease-kan

kepada lessee. Berbeda dengan finance lease, dalam operating lease jumlah seluruh

pembayaran berkala tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

barang modal tersebut berikut dengan bunganya.

2.4 Ciri - ciri Sewa Guna Usaha

Perkembangan Leasing di Indonesia 6

Page 9: Hukum Pembiayaan

Dilihat dari segi pandangan hukum, kegiatan sewa guna usaha memiliki 4 (empat) ciri yaitu:3

1) Perjanjian antara lessor dengan pihak lessee.

2) Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha, lessor mengalihkan hak penggunaan barang

kepada pihak lessee.

3) Lessee membayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang (asset).

4) Lessee mengembalikan barang tersebut kepada lessor pada akhir periode yang

ditetapkan lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang

tersebut.

2.5 Pihak yang Berkepentingan dalam Leasing

Dalam usaha leasing, terdapat beberapa pihak yang bersangkutan dalam perjanjian leasing,

yaitu:

1) Pihak yang disebut leasor, yaitu pihak yang menyewakan barang, dapat terdiri dari

bebrapa perusahaan. Pihak penyewa ini disebut juga sebagai investor, equity-holders,

owner-participants atau trustters-owners.

2) Pihak yang disebut lesse, yaitu pihak yang menikmati barang tersebut dengan

membayar sewa guna usaha yang mempunyai hak opsi.

3) Pihak kreditur atau lender atau disebut juga debt-holders atas loan-participants dalam

transaksi leasing. Mereka umumnya terdiri dari bank, insurance company, trust,

yayasan.

4) Pihak supplier, yaitu penjual dan pemilik barang yang disewakan. Supplier ini dapat

terdiri dari perusahaan yang berada di dalam negeri atau yang mempunyai kantor

pusat di luar negeri.

2.6 Mekanisme Leasing

Secara garis besar mekanisme leasing dapat diuraikan sebagai berikut :4

3 Baca sumbernya di http://ampundeh.wordpress.com/tag/ ciri -kegiatan- sewa - guna - usaha /

4 Dr. Munir Fuadi, LLM. Hukum tentang Pembiayaan. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006), h. 19-20

Perkembangan Leasing di Indonesia 7

Page 10: Hukum Pembiayaan

1) Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan jasa barang, spesifikasi,

harga, jangka waktu pengiriman, jaminan purnajual atas barang yang akan di-lease.

2) Lesee melakukan negosiasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan barang

modal. Pada tahap awal ini, lessee dapat meminta lease quotation yang tidak mengikat

dari lessor. Dalam lease quotation ini dimuat mengenai syarat-syarat pokok

pembiayaan leasing antara lain: keterangan barang, harga barang, cash security

deposit, residual value, asuransi, biaya administrasi, jaminan uang sewa dan

persyaratan-persyaratan lainnya.

3) Lessor mengirimkan letter of offer atau commitment letter kepada lessee yang berisi

syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang

dibutuhkan lessee tersebut. Apabila lessee menyetujui semua ketentuan dan

persyaratan dalam letter of offer, kemudian lessee menandatangani dan

mengembalikannya kepada lessor.

4) Penandatangan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lessee. Kontrak

leasing tersebut sekurang-kurangnya mencakup hal-hal antara lain: piihak-pihak yang

terlibat, hak milik, jangka waktu, jasa leasing, opsi bagi lessee, penutupan asuransi,

tanggung jawab atas objek leasing, perpajakan, jadwal pembayaran angsuran sewa

dan sebagainya.

5) Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman barang kepada

lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui.

6) Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan. Selanjutnya

lessee menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar dan diserahkan kepada

supplier.

7) Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termaasuk faktur dan bukti-bukti

kepemilikan barang lainnya.

Perkembangan Leasing di Indonesia 8

Page 11: Hukum Pembiayaan

8) Pembayaran oleh lessor kepada supplier.

9) Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada lessor

selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang

dibiayai serta bunganya.

2.7 Manfaat dan Keunggulan Leasing

Manfaat dan kelebihan dari kegiatan atau industri sewa guna usaha/leasing antara lain :5

1) Leasing/sewa guna usaha dapat dijadikan sebagai salah satu sumber dana bagi

pengusaha yang membutuhkan barang modal, selama jangka waktu tertentu dengan

membayar sewa.

2) Usaha leasing/sewa guna usaha dapat memberikan pembiayaan dalam waktu yang

cepat.

3) Dengan perjanjian leasing/sewa guna usaha, suatu perusahaan akan terasa lebih

menghemat dalam hal pengeluaran dana tunai disbanding dengan membeli secara

tunai.

4) Mempunyai keunggulan – keunggulan sebagai alternative baru bagi pembiayaan di

luar system perbankan, misalnya :

Proses pengadaan peralatan modal relative lebih cepat dan tidak memerlukan

jaminan kebendaan, prosedurnya sederhana dan tidak ada keharusan melakukan

studi kelayakan yang memakan waktu lama.

Pengadaan kebutuhan modal alat – alat berat dan mahal dengan teknologi tinggi

amat meringankan terhadap kebutuhan cash flow-nya mengingat system

pembayaran cicilan berjangka panjang.

5 Ibid., h. 24

Perkembangan Leasing di Indonesia 9

Page 12: Hukum Pembiayaan

Posisi cash flow perusahaan akan lebih baik dan biaya – biaya modal menjadi

lebih murah dan menarik.

Perencanaan keuangan perusahaan lebih mudah dan sederhana.

2.8 Tiga Bentuk Ikatan dalam Hukum Perdata

Dalam Hukum Perdata, ada tiga bentuk ikatan yang mirip satu sama lainnya, namun

berlainan dalam hukumnya yaitu antara sewa guna usaha/leasing, sewa beli, dan jual beli

secara angsuran. Baik perjanjian sewa beli maupun jual beli dengan angsuran ketentuannya

belum diatur dalam KUHPerdata. Maka dengan Keputusan Menteri Perdagangan dan

Koperasi Nomor 34/KP/II/80 tanggal 1 Februari 1980 tentang Perizinan Kegiatan Usaha

Sewa Beli (hire purchase), jual beli dengan angsuran (credit sale) dan sewa (renting).

Sewa Beli (hire purchase)

Sewa beli merupakan jual beli barang di mana penjual melaksanakan penjualan

barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang dilakukan oleh

pembeli yang dengan pelunasan atas harga barang yang telah disepakati bersama dan

yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut baru beralih

dari penjual kepada pembeli setealh jumlah harganya dibayar lunas oleh pembeli

kepada penjual.

Jual beli secara angsuran (credit sale)

Jual beli secara angsuran adalah jual beli di mana penjual melaksanakan penjualan

barang dengan cara menerima pelunasan pembayaran yang dilakukan oleh pembeli

dalam bebrapa kali angsuran atas harga barang yang telah disepakati bersama dan

yang diikat dalam suatu perjanjian, serta hak milik atas barang tersebut beralih dari

penjual kepada pembeli pada saat barangnya diserahkan oleh penjual kepada pembeli.

Persamaan antara perjanjian leasing dengan kedua perjanjian di atas adalah bahwa pada

perjanjian leasing, lesse membayar imbalan jasa kepada lessor dalam waktu tertentu.

Perkembangan Leasing di Indonesia 10

Page 13: Hukum Pembiayaan

Sedangkan pada perjanjian sewa beli dan jual beli dengan angsuran, pembeli membayar

angsuran kepada penjual dalam waktu tertentu sesuai dengan perjanjian.

Sedangkan perbedaannya dapat diuraikan sebagai berikut.

Perjanjian Leasing Perjanjian Sewa Beli dan Jual Beli secara

Angsuran

1. Lessor adalah pihak yang menyediakan

dana dan membiayai seluruh pembelian

barang tersebut.

2. Masa leasing biasanya ditetapkan

sesuai dengan perkiraan umur

kegunaan barang.

3. Pada akhir masa leasing, lesse dapat

menggunakan hak opsinya untuk

membeli barang yang bersangkutan,

sehingga hak milik atas barang beralih

pada lesse.

1. Harga pembelian barang sebagian

kadang – kadang dibayar oleh pembeli.

Jadi penjual tidak membiayai seluruh

harga beli barang yang bersangkutan.

2. Jangka waktu tidak memperhatikan baik

pada perkiraan umur kegunaan barang

maupun kemampuan pembeli

mengangsur harga barang.

3. Pada akhir masa perjanjian, hak milik

atas barang dengan sendirinya beralih

pada pembeli. Hak milik atas barang

beralih dari penjual pada pembeli pada

saat barang diserahkan oleh penjual.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah :

Dengan semakin berkembangya dunia bisnis, maka semakin banyak perusahaan yang

terjun ke dunia bisnis. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang terjun ke dunia

bisnis, maka semakin banyak kebutuhan dana dan modal yang harus dipenuhi oleh

Perkembangan Leasing di Indonesia 11

Page 14: Hukum Pembiayaan

berbagai perusahaan. Hal tersebut mendorong industry bisnis yang bergerak dalam

bidang pembiayaan yang disebut lembaga pembiayaan.

Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan karena yang

dikatakan dengan lembaga pembiayaan adalah suatu badan usaha yang di dalam

melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal

dengan tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat. Sedangkan leasing

adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang –

barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk jangka waktu tertentu,

berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi

perusahaan tersebut untuk membeli barang – barang modal yang bersangkutan atau

memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati

bersama. Oleh karena itu, leasing termasuk salah satu jenis lembaga pembiayaan

karena leasing membiayai perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal.

Perusahaan leasing dan lembaga pembiayaan lainnya akan menjadi sector bisnis yang

dapat membantu masyarakat luas yang masih awam dalam sisi pendanaan yang

nantinya akan banyak menarik para pengusaha untuk masuk ke dalam dunia bisnis.

3.2 Saran

Hendaknya pemerintah dapat mengakomodasi regulasi untuk seluruh transaksi

perusahaan leasing dengan cara membentuk UU khusus dan juga mengamandemen

UU sesuai dengan perkembangan jaman.

Para perusahaan yang bergerak sebagai lessor, hendaknya dapat memberikan

pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen sehingga tidak terjadi perselisihan

antara konsumen dan juga pihak lessor.

Perkembangan Leasing di Indonesia 12

Page 15: Hukum Pembiayaan

DAFTAR PUSTAKA

Fuadi, Munir Dr, LLM. 2006. Hukum tentang Pembiayaan. Bandung : Citra Aditya Bakti

Ganefi, S.H.,M.Hum. 2008. Bahan Kuliah Hukum Pembiayaan. Bengkulu: Fakultas Hukum

Universitas Bengkulu

http://amiruddinzain.wordpress.com/2012/04/18/ leasing -sewa-guna-usaha/ (di akses tanggal

28 oktober 2012, pukul 19.31 wib)

http://ampundeh.wordpress.com/2012/06/19/sewa-guna-usaha-leasing/ (di akses tanggal 28

oktober 2012, pukul 20.15 wib)

http://ampundeh.wordpress.com/tag/ ciri -kegiatan- sewa - guna - usaha / (di akses tanggal 28

oktober 2012, pukul 19.45 wib)

Perkembangan Leasing di Indonesia 13

Page 16: Hukum Pembiayaan

http://afand.abatasa.com/post/detail/2656/leasing-sewa-guna-usaha--pengertian.html (di akses

tanggal 28 oktober 2012, pukul 20.29 wib)

http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/24/leasing-sewa-guna-usaha-pengertian/ (di akses

tanggal 28 oktober 2012, pukul 19.10 wib)

http://hukumperbankan.blogspot.com/2009/04/sejarah-leasing.html (di akses tanggal 28

oktober 2012, pukul 19.58 wib)

http://id.wikipedia.org/wiki/Sewa_guna_usaha (di akses tanggal 28 oktober 2012, pukul

20.38 wib)

http://id.wordpress.com/tag/perkembangan-leasing-di-indonesia-mekanisme-leasing-

penggolongan-perusahaan-leasing/ (di akses tanggal 28 oktober 2012, pukul 22.52 wib)

http://jaenal-abidinbin.blogspot.com/2012/06/leasing_22.html (di akses tanggal 28 oktober

2012, pukul 19.18 wib)

http://kismiaprilia.blogspot.com/2011/03/sewa-guna-usaha-leasing.html (di akses tanggal 28

oktober 2012, pukul 21.28 wib)

http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=28298 (di akses tanggal 28

oktober 2012, pukul 22.25 wib)

http://masalahpajak.blogspot.com/2007/09/leasing.html (di akses tanggal 28 oktober 2012,

pukul 20.50 wib)

http://qyki.blogspot.com/2009/11/manfaat-dan-kerugian-sewa-guna-usaha.html (di akses

tanggal 28 oktober 2012, pukul 19.25 wib)

http://setiawanzenegger10.blogspot.com/2011/06/sewa-guna-usaha-leasing.html (di akses

tanggal 28 oktober 2012, pukul 21.30 wib)

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/sewa-guna-usaha-leasing-tugas-blk/ (di akses

tanggal 28 oktober 2012, pukul 21.08 wib)

http://www.ifsa.or.id/ (di akses tanggal 28 oktober 2012, pukul 21.48 wib)

http://www.imq21.com/news/read/42405/20110927/161528/APPI-Prediksi-5-Perusahaan-

Leasing-IPO-di-2012.html (di akses tanggal 28 oktober 2012, pukul 22.24 wib)

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20110924235913AAbGcvN (di akses

tanggal 28 oktober 2012, pukul 22.05 wib)

Keputusan Menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor 34/KP/II/80 tanggal 1 Februari 1980

tentang Perizinan Kegiatan Usaha Sewa Beli (hire purchase), jual beli dengan angsuran

(credit sale) dan sewa (renting).

Perkembangan Leasing di Indonesia 14

Page 17: Hukum Pembiayaan

Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 61 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Simatupang, Richard Burton. 2003. Aspek Hukum dalam Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.

Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988

TUGAS

HUKUM PEMBIAYAAN

LEASING (SEWA GUNA USAHA) DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

Perkembangan Leasing di Indonesia 15

Page 18: Hukum Pembiayaan

Disusun oleh :

NAMA: ARDANI MAHENDRA S

NPM : B1A110010

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA RI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS BENGKULU

2012

Perkembangan Leasing di Indonesia 16